Anda di halaman 1dari 8

Kelompok Ketua Kelompok Anggota Kelompok

= = =

1 Alvin Dhuhawan Bagja Faris Islam Fuji Ratna Mustika Irhammaula Ario Kartika Fauziyah Winarto

Bab 6 (Perkembangan Islam di Dunia)

A. Islam di Benua Asia Pertumbuhan jumlah umat Islam di dunia, akhir-akhir ini begitu cepat. Islam tersebar ke seluruh pelosok dunia dan berkembang di berbagai benua. Agama Islam lahir pada abad ke-7 M di wilayah Asia Barat, tepatnya di kota suci Mekah, Arab Saudi. Dari kota suci Mekah ini, Islam menyebar ke berbagai wilayah di benua Asia, yakni di wilayah-wilayah Asia Barat, Asia Tengah, Kaukasus, Asia Selatan, Asia Timur, dan Asia Tenggara. Umat Islam di benua Asia sekarang ini sedang berusaha meningkatkan kualitasnya, baik di bidang keislaman maupun di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Dewasa ini agama Islam telah memasuki seluruh negara yang ada di benua Asia. Negaranegara di benua Asia ada yang penduduknya mayoritas umat Islam, dan ada pula yang minoritas. Berdasarkan data pada tahun 1990, negara-negara di Asia yang penduduknya mayoritas Islam adalah: Brunei Darussalam, Indonesia, Irak, Iran, Kuwait, Pakistan, Qatar, Suriah, Turki, Yaman, Oman, Palestina, Turkmenistan, Azerbaijan, Kirghistan, Malaysia, Tadzhikistan, dan Uzbekistan. Berikut ini dikemukakan keadaan Islam dan umat Islam di salah satu negara di Asia Selatan, yaitu: Pakistan. Pakistan Umat Islam di Pakistan berjumlah 97% dari seluruh jumlah penduduk. Pakistan merupakan salah satu negara yang mempunyai peranan penting dalam sejarah dan perkembangan Islam. Hal ini disebabkan antara lain karena Pakistan telah berjasa dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan filsafat, serta berhasil melahirkan sejumlah lembaga pengkajian Islam dan intelektual Muslim bertaraf internasional. Budaya keilmuan di Republik Islam Pakistan, telah melahirkan sejumlah ilmuwan Muslim yang bertaraf Internasional, antara lain:  Muhammad Iqbal (1873-1938).

 Abu A la al Maududi (1903-1979), tokoh pemikir yang cenderung ortodoks dan tradisional.  M.M. Syarif (1893-1965), pendiri Pakistan Philosophical Congress, juga editor History of Muslim Philosophy, salah satu buku terbaik untuk sejarah filsafat saat ini.  C.A Qadir (lahit 1909), salah satu pendiri Pakistan Philosophical Congress dan penulis buku Philosophy and Science in the Islamic World.  Dr. Abdus Salim (lahir 1926), penerima hadiah nobel di bidang Fisika tahun 1979.  Fazlur Rahman, guru besar ilmu agama Islam di Universitas Chicago, Amerika Serikat. B. Islam di Benua Eropa Walaupun umat Islam di benua Eropa itu merupakan minoritas, tetapi mereka itu giat dalam beribadah, berdakwah, dan mensosialisasikan pendidikan Islam. Hal itu ditandai dengan banyaknya masjid yang dibangun dan organisasi-organisasi Islam yang didirikan dengan giat dalam melaksanakan dakwah dan usaha-usaha pendidikan Islam. Umat Islam di benua Eropa makin meningkat, baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Berdasarkan kenyataan sejarah, Islam memasuki benua Eropa melalui 4 periode, yaitu: Periode kekhalifahan Islam di Spanyol (Andalusia) selama 8 abad dan pemerintahan umat Islam di beberapa pulau, diantaranya: Perancis Selatan, Sicilia, dan Italia Selatan. Kekhalifahan Islam di Spanyol berakhir pada tahun 1942, setelah penguasa Kristen memaksa khalifah terakhir dari dinasti Bani Umayyah II, Abu Abdillah untuk menyerah. Setelah itu, umat Islam Spanyol dihadapkan pada 3 pilihan, yaitu: masuk Kristen, keluar dari Spanyol, atau dibunuh. Mereka banyak yang meninggalkan Spanyol dan pindah ke benua Afrika, bahkan ada juga yang ke benua Amerika. Demikian pula pada abad XI, bangsa Norman di Sicilia dan Italia Selatan telah menaklukan pemerintahan Islam di Mediterania, wilayahwilayah Prancis Selatan, Sicilia, dan Italia Selatan. Adanya penyebaran tentara Mongol pada abad ke-13. Di antara penguasa Mongol, yakni Dinasti Khan beragama Islam, kekuasaannya berpusat di Sungai Volga sebelah utara Laut Kaspia dan Laut Tengah, ia meninggalkan penduduk Muslim di sekitar Sungai Volga hingga Kaukasus dan Krimea, yang terdiri dari orang-orang Tartar. Kemudian mereka menyebar ke berbagai wilayah kekaisaran Rusia, dan membangun koloni di berbagai tempat. Mereka menjadi penduduk Finlandia, wilayah Polandia, dan Ukraina. Periode ekspansi kekhalifahan Turki Usmani sekitar abad ke-14 dan ke-15 ke wilayah Balkan dan Eropa Tengah. Akibat dari ekspansi itu sampai sekarang terdapat kaum Muslim keturunan Turki di Yugoslavia, Rumania, Yunani, Bosnia Herzegovina, dan di Albania. Bahkan di Albania umat Islam merupakan penduduk mayoritas. Periode kaum imigran Muslim memasuki benua Eropa setelah pedang dunia ke-2, terutama ke negara-negara industri, seperti: Prancis, Jerman, Inggris, Belanda, dan Belgia. Di bawah ini akan dikemukakan keberadaan kaum Muslim di beberapa negara dari benua Eropa.

Spanyol Kaum Muslim yang mendiami Spanyol dewasa ini terdiri dari keturunan umat Islam yang terusir pada peristiwa Reqonquista (1492 M), kaum imigran pencari kerja yang bertempat tinggal di Spanyol hanya untuk sementara, dan kaum imigran yang menetap di Spanyol. Jumlah mereka menurut catatan Jongen S. Nielson pada tahun 1990 adalah sebesar 250.000 orang. Mereka berasal dari Maroko, Afrika, Timur Tengah, Asia Selatan, dan Asia Tenggara. Pada tahun 1992, terdapat kesepakatan antara pemerintah Spanyol dan Komisi Islam Spanyol, yang isinya:  Kaum Muslimin diizinkan untuk memberikan pengajaran agama di sekolah negeri ataupun swasta.  Kaum Muslimin diberi izin membangun sekolah yang dikelola sendiri.  Izin melaksanakan ibadah di angkatan bersenjata, rumah sakit, dan penjara.  Memperoleh keringanan pajak.  Izin merayakan hari raya keagamaan dan difasilitasi untuk memperoleh makanan halal. Prancis Jumlah penduduk Muslim di Prancis cukup banyak ( 7% dari total penduduk). Pada tahun 1992, di Prancis terdapat sekitar 1300 organisasi Muslim. Organisasi-organisasi yang kebanyakan anggotanya berusia muda tersebut sering menyampaikan protes ketidaksetujuan mereka dijadikan warga kelas dua di Prancis. Selama beberapa tahun terakhir ini, ada upaya untuk mengkoordinasi organisasiorganisasi kaum Muslim di Prancis yang cukup banyak itu. Hal ini ditandai dengan didirikannya CORIF (Dewan keagamaan Islam di Prancis). CORIF didirikan pada 6 November 1989 di bawah Departemen Dalam Negeri. Dewan ini beranggotakan 15 orang pemuka Muslim Prancis, yang tugasnya melakukan pengkajian mengenai masalah-masalah kaum Muslim Prancis. Selain banyaknya organisasi-organisasi Islam, keberadaan kaum Muslimin di Prancis itu ditandai dengan:  Didirikannya masjid-masjid, pemukiman-pemukiman warga Muslim, dan sekolahsekolah-sekolah untuk warga Muslim.  Makin banyaknya wanita yang berjilbab di jalan-jalan.  Mengadakan pameran buku-buku Islam di Prancis.  Banyaknya toko-toko yang menyediakan makanan-makanan halal.  Berkembangnya beberapa kelompok tarekat (kelompok sufi), seperti Tarekat Qadiriah, Tarekat Tijaniah, Tarekat Naqsyabandiah, dan Tarekat Bektasyi. C. Islam di Benua Afrika Dakwah Islam telah memasuki benua Afrika semenjak Rasulullah Saw masih hidup. Pada tahun ke-5 dari kenabian, Rasulullah Saw memerintahkan beberapa orang sahabatnya (berjumlah 15 orang, 11 orang laki-laki dan 4 orang wanita) untuk berhijrah ke Habasyah (Ethiopia). Selain itu, pada ke-6 Hijriah, Nabi Saw mengutus sahabatnya Hatib bin Abi Balta ah

untuk menyampaikan surat dakwah (seruan masuk Islam) kepada Muqauqis (penguasa Mesir, gubernur Romawi Timur). Media dakwah Islam ke benua Afrika, selain dengan cara-cara tersebut di atas, juga melalui ekspansi wilayah kekuasaan umat Islam, yang dimulai tatkala Umar bin Khattab menjadi khalifah (634-644 M). Setelah itu, Islam menyebar ke negara-negara di Afrika Utara serta terjadi islamisasi dan arabisasi. Hal ini terjadi pada abad 7-8 M. Di Afrika Timur, faktor arabisasi dan islamisasi tampak jelas pada kedatangan dan ekspansi Islam sejak masa-masa awal hingga abad ke-20, sehingga sekarang ini banyak negara di benua Afrika yang penduduknya mayoritas Islam, sedangkan penyebaran Islam di Afrika Selatan antara lain dilakukan oleh pada budak Melayu yang dibawa oleh orang-orang Eropa ke wilayah itu. Secara umum, penyebaran Islam di benua Afrika tidak lepas dari persaingan antara Islam dan Kristen, serta antara Islam dan westernisasi sekuler. Walaupun begitu, Islam di benua Afrika tetap berkembang ke arah yang lebih maju, baik kuantitas maupun kualitas. Di bawah ini akan dijelaskan keberadaan umat Islam di beberapa negara di benua Afrika, yaitu di Mesir, Aljazair, dan Tunisia. Mesir Umat Islam di negeri ini merupakan mayoritas. Berdasarkan sensus 1986, jumlah umat Islam mencapai 90% dari seluruh penduduk. Dari tahun 623 M-1914 M, Mesir diperintah oleh kekhalifahan dan raja-raja Islam. Mesir merdeka dari Inggris pada tahun 1922 M. Setelah merdeka, Mesir merupakan negara yang bentuk pemerintahannya ialah monarki konstitusional. Mesir menjadi negara Republik pada tanggal 18 Juni 1953, dengan presiden pertamanya Mayor Jenderal Muhammad Naguib. Mesir adalah negara yang besar jasanya bagi kemajuan umat Islam di bidang ilmu pengetahuan, pendidikan, dan kebudayaan. Hal ini ditandai dengan didirikannya berbagai perguruan tinggi, dan yang tertua adalah Universitas Al-Azhar di Kairo, yang didirikan oleh Jauhar Al-Khatib As-Saqili pada tanggal 7 Ramadan 361 H (22 Juni 972 M). Selama berabadabad, Universitas Al-Azhar ini menjadi pusat pendidikan Islam dan tempat pertemuan puluhan ribu mahasiswa Muslim yang datang dari seluruh dunia. Aljazair Penduduknya yang beragama Islam berjumlah 99,1% dari seluruh penduduk. Semenjak tahun 1980, Aljazair memasuki masa kebangkitan Islam. Hal itu ditandai antara lain:  Semangat kehidupan beragamanya meningkat. Hal ini terbukti dengan adanya kegiatan generasi muda untuk mengadakan pengkajian terhadap Islam, dan dengan adanya umat Islam yang berupaya memakmurkan masjid.  Perencanaan ekonomi yang lebih sistematis, bahkan menjadikan penduduk menganut mitos industrialisasi sebagai satu-satunya kekuatan, yang secara sosial bersifat

integratif, dan secara ekonomi bersifat konstruktif serta menimbulkan kemerdekaan secara internasional.  Berdasarkan kongres partai tunggal di Aljazair, yakni Front Pembebasan Nasional pada tanggal 27-31 Januari 1979, maka diadakan kegiatan-kegiatan:  Mendirikan Pusat Latihan Imam di Meftah, sebelah utara Al-Jir.  Membangun Universitas Teknik Ultra Modern di Oran, mendirikan pusat perdagangan ultra modern di Oran, dan membangun pusat perdagangan serta kebudayaan Riyad Al-Feth yang bergaya barat dan kontroversial di Al-Jir.  Pembangunan masjid-masjid. Selain itu, di Aljazair terdapat Kementrian Agama, yang tugas utamanya mengembangkan studi Islam dan mengenalkan tradisi Islam serta ideologi Islam. Salah satu kegiatannya adalah menyelenggarakan seminar tentang pemikiran Islam yang pertama di Batna (1969), kedua di Aures (1978), dan ketiga di Al-Jir (1980). Untuk pengembangan dan peningkatan kualitas keislaman di Aljazair semenjak tahun 1981-1986 telah dibangun 160 sekolah Al-Qur an, yang terletak di berbagai wilayah di Aljazair. Tunisia Penduduknya mayoritas beragama Islam, yakni sebanyak 99,4%. Islam masuk ke Tunisia pada tahun 670 M. Semenjak itu, Tunisia diperintah oleh penguasa-penguasa Islam. Kemudian pada tahun 1881 M, Muhammad Sadiq, raja dari kerajaan Husainiyah, menyerah pada Prancis. Sejak itu, Tunisia menjadi jajahan Prancis samapi dengan memperoleh kemerdekaannya pada tahun 1956 M. Tunisia mempunyai peranan besar dalam sejarah perkembangan Islam. Melalui lembaga pendidikan Jam iyah Zaitunah, yang kemudian berubah menjadi Institut Ilmu-Ilmu Islam, kader-kader ulama dididik dan dilatih agar kemudian menjadi ulama besar. Lembaga pendidikan tersebut berada dalam pengarahan dan pengawasan pemerintah Tunisia. D. Islam di Benua Australia dan Pasifik Australia dan Pasifik termasuk wilayah baru bagi agama Islam. Islam masuk ke wilayah ini, dibawa oleh kaum Muslimin imigran setelah perang dunia I dan II. Mereka berasal dari Turki, Mesir, negara-negara Timur Tengah, dan daerah Balkan. Bahkan di antara umat Islam imigran itu, ada pula yang berasal dari Pakistan, India, dan Indonesia. Walaupun umat Islam di Australia merupakan minoritas, tetapi tersebar di berbagai negara bagian benua Australia. Mereka melakukan berbagai kegiatan yang islami, seperti beribadah, berdakwah, dan usaha-usaha pendidikan Islam. Sebagaimana di negara-negara lain yang umat Islamnya sebagai pendatang, di benua Australia pun terdapat organisasi-organisasi Islam dan masjid-masjid yang didirikan oleh kelompok umat Islam berdasarkan asal negaranya. Misalnya, umat Islam Turki lebih banyak berkelompok sesama Muslim Turki dan kemudian membangun masjid yang dikelola berdasarkan kebiasaan Turki.

Pada tahun 1976, dibentuklah organisasi Islam yang bertaraf nasional, yaitu AFIC (Australian Federation of Islamic Council), yang tugasnya melaksanakan koordinasi, khususnya dalam dakwah Islam di seluruh wilayah benua Australia. AFIC ini berkantor pusat di Sydney dan telah melaksanakan kegiatan-kegiatan seperti berikut: Membentuk Islamic Council yang berkedudukan di setiap negara bagian atau teritori yang bertugas mengurus berbagai kegiatan Islam di wilayahnya. Menyelenggarakan perkawinan secara Islam, dengan mengambil tempat di masjid atau Islamic Center. Mengadakan kerjasama dengan pemerintah dalam penyembelihan hewan-hewan yang dagingnya akan diekspor ke negara-negara Islam. Mengangkat imam-imam masjid yang ada di Australia. Imam-imam masjid yang diangkat AFIC ini digaji oleh pemerintah Saudi Arabia. Mengusahakan dana dari negara-negara Arab, terutama dari Saudi Arabia untuk pembangunan masjid-masjid dan Islamic Center. Mengusahakan agar hukum-hukum Islam yang menyangkut keluarga, seperti perkawinan, perceraian, kuburan Islam, hari libur, dan hari-hari besar Islam diakui oleh pemerintah. Hal lain yang menggembirakan bahwa di negara federal Australia kebebasan beragama dijamin oleh undang-undang, dan juga toleransi antarumat beragama yang cukup tinggi. Selain AFIC di Australia, terdapat organisasi mahasiswa Islam yang disebut Australian Students Organization, yang giat melakukan dakwah di berbagai perguruan tinggi. E. Islam di Benua Amerika Mengenai kapan masuknya Islam di benua Amerika tidak ada yang tahu secara pasti. Namun ada yang menduga, Islam telah memasuki Benua Amerika sebelum pelaut Portugis, yang bernama Christoper Colombus menemukan benua itu pada tahun 1942 M. Yang jelas, sejumlah kaum Muslimin dari Spanyol (Andalusia) ikut dalam pelayaran para pelaut Spanyol dan Portugal dalam pengembaraannya menemukan benua Amerika itu. Tugas utama kaum Muslimin Spanyol itu adalah sebagai pemberi arah kapal. Namun sayangnya, sebagian besar kaum Muslim generasi awal di benua Amerika tersebut musnah, karena adanya pemaksaan agama atau asimilasi di benua baru itu. Selanjutnya, pada pertengahan abad ke-15 dan ke-19 diperkirakan bahwa hampir 1/5 budak-budak dari Afrika, yang dibawa ke benua Amerika adalah beragama Islam. Namun, karena mereka mengalami kesulitan dalam mempertahankan keislamannya akhirnya banyak di antara mereka yang pindah agama. Walaupun generasi awal dari umat Islam yang mendiami benua Amerika itu banyak yang murtad, tetapi pada generasi berikutnya, kaum imigran Muslim secara bergelombang memasuki benua Amerika. Kaum imigran Muslim memasuki benua Amerika sejak tahun 1875 M sampai sekarang. Mereka berasal dari berbagai negara, antara lain: Suriah, Libanon, Yordania, Palestina, dan

Mesir. Adapun kegiatan-kegiatan kaum Muslim imigran di benua Amerika ini sebagai berikut:  Membangun masjid-masjid dan pusat-pusat kegiatan Islam. Menurut laporan Steven Borbuza, seorang wartawan Muslim Amerika Serikat, di seluruh Amerika Serikat terdapat 1200 masjid.  Membentuk organisasi-organisasi Islam. Pada tahun 1952, mendirikan IMS (Masyarakat Muslim Internasional). Organisasi ini didirikan atas prakarsa Abdullah Igram seorang Muslim kelahiran Amerika, dengan tujuan mempertahankan kebudayaan Islam dan meningkatkan kegiatan dakwah di Amerika Serikat. Kemudian pada tahun 1954, organisasi ini pada konferensinya yang ketiga di Chicago diubah namanya menjadi FIA (Federasi Asosiasi Islam). Pada tahun 1963 M, para mahasiswa Muslim berkumpul di Universitas Illinois, Champaga, Urbana untuk mendirikan himpunan mahasiswa Muslim yang bernama MSA (Muslim Student Association). Usaha-usaha organisasi ini antara lain:  Memberi kesempatan pada para mahasiswa untuk mempelajari Islam dalam konteks modern.  Pada tahun 1966 mendirikan organisasi IIFSO (Federasi Organisasi-Organisasi Mahasiswa Islam Internasional) di Universitas Ibadan, Nigeria.  Pada tahun 1967, MSA mendirikan Himpunan Kedokteran Islam.  Pada tahun 1972, MSA mendirikan organisasi AMSS (Himpunan Ilmuwan Sosial Muslim). Kegiatan AMSS ini antara lain: bekerja sama dengan IIIT (Institut Internasional untuk Pemikiran Islam), dan menerbitkan AJISS (Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial Islam di Amerika). Pada tahun 1982, MSA mendirikan ISNA (Perhimpunan Islam Amerika Utara). ISNA merupakan organisasi Islam terbesar di Amerika Serikat yang berkantor pusat di Plainfield, Indiana. Kegiatan ISNA ini antara lain:  Mengadakan pertemuan tahunan organisasi yang mampu menghadirkan 5000 peserta.  Mengadakan ceramah dan diskusi tentang Islam dan umat Islam di Amerika.  Mengadakan pameran buku, kaset-kaset, busana-busana islami, makanan halal, dan berbagai pelayanan perbankan Islam. Selain itu, warga kulit hitam di Amerika pun banyak yang telah memeluk agama Islam. Mereka banyak membangun masjid dan organisasi-organisasi Islam. Organisasi-organisasi ini bergerak di bidang dakwah, pendidikan, dan sosial. Umat Islam yang berada di Kanada pun cukup banyak. Hal ini ditandai dengan berdirinya masjid-masjid di setiap kota besar, dan adanya organisasi-organisasi Islam.

Anda mungkin juga menyukai