Anda di halaman 1dari 9

Analisis SWOT Analisis ini digunakan untuk mengetahui inventarisasi faktor potensi (Strenght), Kelemahan/Masalah (Weakness), Peluang

(Opportunities), dan Ancaman (Threats) dalam penanggulangan bencana di Kabupaten Sidoarjo. Analisis SWOT adalah metode analisis yang digunakan dalam mengidentifikasi potensi dan kelemahan/masalah serta digunakan juga sebagai dasar kebijakan dari strategi

penanggulangan bencana. Analisis SWOT merupakan salah satu teknik analisis yang digunakan dalam menginterpretasikan suatu bidang, khususnya pada kondisi yang sangat kompleks dimana faktor eksternal dan faktor internal memegang peranan yang sama pentingnya. Analisis SWOT yang digunakan ini bertujuan untuk menentukan arahan-arahan penanganan yang akan dilakukan dalam penanggulangan bencana di Kabupaten Sidoarjo. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi penanggulangan

bencana tersebut adalah sebagai berikut: Faktor Internal a. Potensi (Strenght) y y y Potensi Industri Sidoarjo yang semakin berkembang Kondisi sosial masyarakat yang kondusif. Jumlah penduduk Sidoarjo yang cukup besar

Ditunjang oleh infrastruktur yang sudah cukup memadai seperti jaringan jalan.

Letak Sidoarjo yang strategis sebagai pendamping Ibu Kota Propinsi.

Adanya Satuan Taruna Siaga Bencana (TAGANA)

b. Masalah (Weakness) y y Kurangnya Fasilitas Evakuasi Kit terhadap korban bencana Terbatasnya sumber daya manusia terlatih di bidang

penanggulangan bencana. y y y y y y Terbatasnya ketersediaan alokasi anggaran di bidang bencana Lemahnya koordinasi antar instansi terkait Belum optimalnya manajemen penanganan bencana Masih rendahnya kesiapsiagaan Terbatasnya sarana dan prasarana penanggulangan bencana Masih rendahnya kesadaran dan pemahaman terhadap

kesiapsiagaan serta upaya pengurangan risiko dalam menghadapi bencana. y y y y Lemahnya koordinasi antar lembaga dan instansi terkait; Masih adanya ego sektoral dalam penanggulangan bencana; Belum tersusunnya Standar Operasional Prosedur (SOP); Mobilisasi dan alokasi sumber daya belum memadai;

Terbatasnya ketersediaan sarana dan prasarana penanggulangan bencana;

Belum

optimalnya

peranserta

masyarakat

dalam

upaya

penanggulangan bencana. y Belum tersusunya Standar Operasional Prosedure (SOP)

Penanggulangan Bencana y y Masih adanya ego sektoral dalam penanggulangan bencana Belum tersedianya Sistem Peringatan Dini terhadap terjadinya bencana.

Faktor Eksternal c. Peluang (Opportunities) y Lembaga Sosial Masyarakat yang semakin berkembang di Sidoarjo; y y y y y Keberadaan Palang Merah Indonesia di Sidoarjo; Koordinasi Badan Sar Nasional (Basarnas) di Juanda Sidoarjo Adanya Satuan-satuan TNI-POLRI di Kabupaten Sidoarjo Kerjasama dukungan fasilitas evakuasi Kit dari TNI-POLRI Kerjasama dengan Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta di Sidoarjo dan Surabaya y y Kerjasama Penanggulangan Bencana di daerah perbatasan Kerjasama dengan Perusahaan/Industri dalam rangka partisipasi penanganan bencana.

Kerjasama bencana

Lembaga

Internasional

dalam

penanggulangan

d. Ancaman (Threats) y Rendahnya bencana; y Rendahnya kesadaran dan pemahaman masyarakat terhadap kesiapsiagaan serta upaya pengurangan resiko dalam menghadapi bencana; y y Persaingan dengan kawasan penghasil kedelai lainnya. Terbatasnya keterampilan dan pengetahuan masyarakat tentang bahaya bencana; y Terbatasnya masyarakat yang terlatih di bidang penanggulangan bencana. partisipasi masyarakat dalam penanggulangan

Dari hasil analisa SWOT tersebut diatas, da Upaya-upaya penanggulangan bencana berdasarkan hasil analisa SWOT

1. Meletakkan pengurangan resiko bencana sebagai prioritas daerah dan implementasinya harus dilaksanakan oleh suatu institusi yang kuat, 2. Mengidentifikasi, mengkaji dan memantau resiko bencana serta menerapkan sistem peringatan dini,

3. Memanfaatkan pengetahuan, inovasi dan pendidikan untuk membangun budaya keselamatan dan ketahanan pada seluruh tingkatan, 4. Mengurangi cakupan resiko bencana, 5. Meningkatkan kesiapan menghadapi bencana pada semua tingkatan masyarakat, agar tanggapan yang dilakukan lebih efektif. Strategi Penanggulangan Bencana Berbasis Masyarakat 1. Mengurangi kerawanan masyarakat dengan meningkatkan kemampuan masyarakat. 2. Masyarakat perlu dibekali dengan berbagai cara peningkatan kemampuan seperti; memperkuat organisasi yang ada,

mengadakan kegiatan-kegiatan pemberdayaan sosial ekonomi, kesadaran lingkungan, pendidikan, kesehatan dan kemampuan lainnya. 3. Memadukan pengetahuan lokal dan asli untuk menanggapi bencana. 4. Cara-cara yang dimiliki masyarakat untuk memahami,

meramalkan, pemberian peringatan dan menghadapi bencana perlu diinventarisasi, dimanfaatkan dan ditingkatkan atau dikembangkan. 5. Merumuskan sistem, prosedur dan kegiatan-kegiatan

Penanggulangan Bencana Berbasis Masyarakat.

6.

Penanggulangan Bencana Berbasis Masyarakat merupakan penyaluran aspek-aspek fisik, mental dan emosional dari anggota-anggota masyarakat yang terlibat. Proses merumuskan berarti menjamin pengelolaan sumber-sumber (dana, waktu, peralatan, informasi dan teknologi) secara baik dan efisien. Untuk itu perlu ada program dan pelayanan kepada

pendamping sosial yang membantu masyarakat. Advokasi dan Mobilisasi sumber-sumber untuk menanggulangi bencana. a. Masyarakat perlu diperhatikan dan didengar suaranya untuk mampu melaksanakan memerlukan rencananya. kemudahan Oleh dan karena itu

masyarakat

diperkuat

kedudukannya untuk memperoleh dukungan dan sumbersumber yang dibutuhkan. b. Memperkuat keterhubungan dan keterikatan yang saling melengkapi antar disiplin ilmu. c. Upaya menghadapi bencana memerlukan upaya kerjasama dari berbagai bidang disiplin/profesi seperti ahli psikologi, sosiologi, antropologi, ekonomi, administrasi, geologi, teknik, dan lainnya. Saling melengkapi ini wajib diperlukan untuk menjamin tanggapan, program dan pembaharuan yang tepat secara teknis dan sosial.

d. Menetapkan komitmen nasional untuk menyusun rencana aksi yang dapat memperlancar kegiatan Penanggulangan Bencana Berbasis Masyarakat pada berbagai tingkatan. e. Karena bencana menyergap masyarakat setempat, maka lembaga-lembaga dan organisasi-organisasi lokal pada tingkat provinsi, kabupaten/kota, kecamatan, dusun/desa, sampai RW/RT, yang dapat melaksanakan kegiatan-kegiatan yang terkait dengan bencana secara berkelanjutan. (Bappenas) Badan perlu

Perencanaan

Pembangunan

Nasional

didorong untuk lebih memperhatikan persoalan-persoalan masyarakat setempat/lokal agar dapat memperoleh perhatian dan sumber-sumber yang lebih besar untuk keperluan masyarakat yang terkena bencana. f. Meningkatkan kemampuan masyarakat agar dapat

mempengaruhi keputusan, kebijakan dan program-program yang berkaitan dengan bencana. g. Masyarakat menjadi rawan apabila mereka terasing dari pembangunan yang berlangsung disekitar mereka. Apabila masyarakat tidak dapat mengendalikan situasi, karena

keputusan yang dipaksakan dari luar mereka, maka mereka dapat menjadi korban keadaan.

h. Reorientasi bencana

perspektif yang

pemberian bersifat

tanggapan

terhadap (mengatasi

dari

penyembuhan

masalah) dan reaktif, menjadi pencegahan dan agresif. i. Perlu menciptakan budaya sadar bencana pada masyarakat, pemerintah, LSM/Organisasi Sosial dan lembaga lainnya yang dapat menggerakkan berbagai sektor untuk lebih

mengutamakan pencegahan dan strategi penanggulangan bencana yang berkelanjutan. j. Mengumpulkan dan meramu pengalaman dan pelajaran yang diperoleh untuk memperbaiki Penanggulangan Bencana

Berbasis Masyarakat. k. Tugas yang perlu dilakukan adalah membuat dokumentasi, mempelajari, menganalisis dan sintesa pengalaman untuk membangkitkan proses belajar terus menerus.

Penanggulangan Bencana Berbasis Masyarakat 1. Pencegahan : Tindakan-tindakan untuk menghentikan terjadinya bencana 2. Mitigasi : Tindakan-tindakan untuk mengurangi dampak bencana

3. Kesiapsiagaan :Tindakan-tindakan yang dilakukan agar mampu menghadapi ancaman apabila terjadi bencana. 4. Peringatan : Pemberian informasi kepada masyarakat apabila ancaman telah diketahui dan dinilai akan mempengaruhi wilayah bencana tertentu. 5. Tanggap Darurat : 6. Rekonstruksi 7. Rehabilitasi 8. Pengembangan/Pembangunan

Anda mungkin juga menyukai