Anda di halaman 1dari 14

HAM dan Berbagai Pelanggarannya.

Abstrak HAM (Hak Asasi Manusia) / Human Rights merupakan masalah yang krusial baik di dunia dan di Indonesia sendiri tentunya. Sebagai warga negara yang baik kita mesti menjunjung tinggi nilai hak asasi manusia tanpa membeda-bedakan status, golongan, keturunan, jabatan, dan lain sebagainya. Melanggar HAM seseorang bertentangan dengan hukum yang berlaku di Indonesia. Hak asasi manusia memiliki wadah organisasi yang mengurus permasalahan seputar hak asasi manusia yaitu Komnas HAM. Kasus pelanggaran HAM di Indonesia memang masih banyak yang belum terselesaikan / tuntas sehingga diharapkan perkembangan dunia HAM di Indonesia dapat terwujud ke arah yang lebih baik. Pendahuluan HAM / Hak Asasi Manusia adalah hak yang melekat pada diri setiap manusia pemberian Tuhan sejak awal dilahirkan yang berlaku seumur hidup dan tidak dapat diganggu gugat siapa pun. Sedangkan menurut Undang-Undang No. 39 Tahun 1999 definisi hak asasi manusia adalah : Hak asasi manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugerahnya yang wajib dihoramati, dijunjung tinggi, dan dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah, dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia (UU No. 39 Tahun 1999, pasal 1 angka 1). Menurut definisi tersebut, perlu dipahami bahwa hak asasi manusia tidaklah bersumber dari penguasa, negara, atau hukum, melainkan semata-mata bersumber dari Tuhan. Dengan demikian, hak asasi manusia tidak dapat dikurangi (non derogable right). Tindakan yang diperlukan dari negara dan hukum adalah suatu pengakuan dan jaminan perlindungan terhadap hak asasi manusia tersebut.

Dasar dan Tonggak Sejarah HAM Dasar-dasar HAM tertuang dalam deklarasi kemerdekaan Amerika Serikat (Declaration of Independence of USA) dan tercantum dalam UUD 1945 Republik Indonesia, seperti pada pasal 27 ayat 1, pasal 28, pasal 29 ayat 2, pasal 30 ayat 1, dan pasal 31 ayat 1. Adapun tonggak-tonggak sejarah hak asasi manusia adalah: a. Piagam Magna Charta (1215)

Piagam Magna Charta lahir pada tanggal 15 Juni 1215. Piagam ini dicetuskan oleh para bangsawan Inggris. Piagam ini memuat pernyataan bahwa: a) b) Kekuasaan raja harus dibatasi Hak azasi manusia lebih penting daripada kedaulatan atau kekuasaan Raja.

b. Habeas Corpus Act ( 1679) Habeas Corpus Act adalah suatu dokumen yang memuat pernyataan tentang perlindungan terhadap kebebasan yang dimiliki oleh setiap warga negara. Undang-undang ini menyatakan bahwa: Sebuah undang-undang harus melindungi kebebasan warga negara. Undang-undang yang dibuat di Inggris ini bertujuan untuk mencegah pemenjaraan yang sewenang-wenang. Setiap orang yang ditahan dalam waktu tiga hari, maka harus segera dihadapkan kepada seorang hakim serta diberitahukan kepadanya atas tuduhan apa ia ditahan. c. Bill of Rights ( 1689) Bill of Right adalah suatu piagam yang berisi pernyataan bahwa Raja William di Inggris harus mengakui hak-hak parlemen, serta kebebasan berbicara atau mengeluarkan pendapat. d. Declaration of Independence (1776) Declaration of Independence merupakan Piagam Hak-hak Azasi Manusia karena memuat pernyataan: bahwa sesungguhnya semua bangsa diciptakan sama sederajat oleh Maha Penciptannya. Bahwa semua manusia dianugerahi oleh Penciptanya hak hidup, kemerdekaan dan kebebasan untuk menikmati kebahagiaan. e. Declaration des droit de lhommes et du citoyen (1789) Majelis Konstituante di Perancis mengeluarkan Pernyataan Hak-hak Manusia dan Warga Negara. Di dalamnya disebutkan bahwamanusia lahir bebas dengan hak-hak yang sama, dan sesungguhnya tujuan dari segala persekutuan politik ialah memelihara hak-hak bawaan kodrat manusia yang tidak dapat dialihkan.

f. The four Freedoms The Four Freedoms adalah empat macam kebebasan yang diajukan Presiden AS Franklin D. Rosevelt pada tahun 1941. Empat Kebebasan tersebut yaitu: 1) Kebebasan berbicara dan menyatakan pendapat (freedom of speech and expression) 2) Kebebasan beragama (freedom of religion) 3) Kebebasan dari rasa takut (freedom from fear) 4) Kebebasan dari kekurangan dan kelaparan (freedom from want) g. Universal Declaration Of Human Rights / UDHR ( PBB 1948) Pernyataan (deklarasi) Sejagad tentang Hak Azsasi Manusia terjadi pada tanggal 10 Desember 1948. Alinea pertama Mukadimah Pernyataan Sedunia tentang Hak-hak Azasi Manusia tersebut menyatakan: Bahwa sesungguhnya hak-hak kodrati yang diperoleh setiap manusia berkat pemberian Tuhan Seru Sekalian Alam, tidak dapat dipisahkan dari hakikatnya, dan karena itu setiap manusia berhak akan kehidupan yang layak, kebebasan, keselamatan, dan kebahagiaan pribadinya. Pembagian Bidang, Jenis dan Macam Hak Asasi Manusia Dunia : 1. Hak asasi pribadi / personal Right - Hak kebebasan untuk bergerak, bepergian dan berpindah-pndah tempat - Hak kebebasan mengeluarkan atau menyatakan pendapat - Hak kebebasan memilih dan aktif di organisasi atau perkumpulan - Hak kebebasan untuk memilih, memeluk, dan menjalankan agama dan kepercayaan yang diyakini masing-masing 2. Hak asasi politik / Political Right - Hak untuk memilih dan dipilih dalam suatu pemilihan - hak ikut serta dalam kegiatan pemerintahan - Hak membuat dan mendirikan parpol / partai politik dan organisasi politik lainnya - Hak untuk membuat dan mengajukan suatu usulan petisi

3. Hak azasi hukum / Legal Equality Right - Hak mendapatkan perlakuan yang sama dalam hukum dan pemerintahan - Hak untuk menjadi pegawai negeri sipil / pns - Hak mendapat layanan dan perlindungan hukum 4. Hak azasi Ekonomi / Property Rigths - Hak kebebasan melakukan kegiatan jual beli - Hak kebebasan mengadakan perjanjian kontrak - Hak kebebasan menyelenggarakan sewa-menyewa, hutang-piutang, dll - Hak kebebasan untuk memiliki susuatu - Hak memiliki dan mendapatkan pekerjaan yang layak 5. Hak Asasi Peradilan / Procedural Rights - Hak mendapat pembelaan hukum di pengadilan - Hak persamaan atas perlakuan penggeledahan, penangkapan, penahanan dan penyelidikan di mata hukum. 6. Hak asasi sosial budaya / Social Culture Right - Hak menentukan, memilih dan mendapatkan pendidikan - Hak mendapatkan pengajaran - Hak untuk mengembangkan budaya yang sesuai dengan bakat dan minat Beberapa Contoh Kasus Pelanggaran HAM di Indonesia 1. Harian KOMPAS. December 17, 2003. Indonesia: Pengungsi Ungkap Meluasnya Pelanggaran HAM di Aceh
Setiap orang Aceh yang diwawancarai mempunyai cerita tentang pelanggaran yang terjadi. Kami khawatir bahwa pelanggaran terhadap masyarakat sipil yang telah kami ungkap mungkin hanya puncak gunung es nya saja. Brad Adams, eksekutif direktur divisi Asia Human Rights Watch

Tentara Indonesia di Aceh melakukan pembunuhan, penghilangan orang secara paksa, dan pemukulan terhadap masyarakat sipil, demikian Human Rights Watch dalam laporan yang

dikeluarkan hari ini. Pengungsi Aceh yang diwawancarai di Malaysia mengungkapkan adanya tindak kekerasan secara meluas di Aceh, propinsi yang telah tertutup bagi pengamat sejak berlakunya darurat militer pada bulan Mei. Pemerintah Indonesia harus mengambil langkah cepat untuk menghentikan pelanggaran HAM yang terjadi di Aceh. Propinsi Aceh harus segera dibuka bagi pengamat independen baik nasional maupun internasional, wartawan, dan pekerja kemanusiaan, baik sebagai penghalang atas berlanjutnya pelanggaran dan juga sebagai penyedia bantuan kemanusiaan yang diperlukan bagi masyarakat sipil yang terkena dampak perang. Dalam laporan setebal 50 halaman berjudul Aceh Under Martial Law: Inside the Secret War (Aceh dibawah Darurat Militer: Dalam Perang Rahasia), didokumentasikan pelanggaran hukum HAM dan kemanusiaan sejak pemerintah Indonesia memberlakukan darurat militer di Aceh pada 19 Mei dan kembalikan ke operasi militer melawan separatis bersenjata Gerakan Aceh Merdeka (GAM). Berdasarkan kesaksian dari para pengsungsi Aceh di Malaysia, laporan ini mendokumentasikan peran pasukan keamanan Indonesia dalam eksekusi extra judicial, penghilangan orang secara paksa, pemukulan, penahanan dan penangkapan, dan pembatasan atas kebebasan bergerak di Aceh. Setiap orang Aceh yang diwawancarai mempunyai cerita tentang pelanggaran yang terjadi, kata Brad Adams, eksekutif direktur divisi Asia Human Rights Watch. Kami khawatir bahwa pelanggaran terhadap masyarakat sipil yang telah kami ungkap mungkin hanya puncak gunung es nya saja. Saksi-saksi mengatakan kepada Human Rights Watch mengenai sweepings di desa-desa dimana masyarakat sipil dibunuh, sebagian ditanyai kemudian ditahan, sebagian lagi melarikan diri dari desanya karena takut dianiaya. Para korban dan saksi menceritakan dengan detil bagaimana tentara pasukan kemanana Indonesia tampaknya menjadikan pemuda Aceh sebagai target. Saya melihat seorang tentara memborgol kaki seorang laki-laki, sementara seorang tentara lain menarik kakinya, kemudian mengayunkan dan menghantamkan laki-laki tersebut kesebuah pohon, kata seorang pemuda Aceh. Tentara itu, melakukannya berkali-kali hingga kepala laki-

laki tersebut membentur pohon. Kepalanya pecah, dan otaknya terburai. Laki-laki itu pun meninggal. Mayatnya diletakkan dijalan, dan kemudian seorang tentara lainnya menembak tubuh yang sudah tak bernyawa itu berkali-kali. Human Rights Watch merasa prihatin akan banyaknya personil tentara Indonesia yang tampaknya menganggap semua pemuda di Aceh adalah pasukan GAM, sekaligus mentargetkan masyarakat sipil secara tidak pandang bulu. Kasus demi kasus menunjukkan, tentara masuk ke desa-desa di Aceh dan terang-terangan mengeksekusi atau memukul orang secara acak, kata Adams. Mungkin itu dimaksudkan untuk menanamkan rasa takut, sayangnya hal itu berhasil. Human Rights Watch mendesak tentara Indonesia untuk mengakhiri berlangsungnya pelanggaran HAM dan memberikan prioritas tertinggi agar pelaku pelanggaran HAM di kalangan pasukan bersenjata dapat diidentifikasi dan diajukan ke pengadilan. Meskipun sejumlah usaha sudah dilakukan sejak diberlakukannya darurat militer di Aceh agar tentara dapat mempertanggungjawabkan pelanggaran HAM, pemerintah Indonesia tetap mempunyai catatan minim dalam hal menindaklanjuti pelanggaran pasca operasi militer di Aceh, Timor Timur dan di daerah daerah lain di Indonesia. Sudah saatnya mililter di Indonesia mempertanggungjawabkan secara serius untuk mengikuti hukum internasional dalam situasi perang, kata Adams. Akuntabilitas atas pelanggaran HAM di Aceh dan meyakinkan bahwa pelaku pelanggaran HAM dibawa ke pengadilan adalah sangat esensial jika pemerintah ingin menyelesaikan konflik yang telah berlangsung selama beberapa dekade. Hal itu juga sangat penting jika Indonesia ingin mendapatkan kembali kredibilitasnya di mata internasional. Walaupun dalam wawancara dengan pengungsi Aceh di Malaysia tidak dapat

mendokumentasikan pelanggaran HAM yang dilakukan GAM, Human Rights Watch tetap merasakan keprihatinan atas pelanggaran yang dilakukan oleh kelompok separatis bersenjata tersebut. Human Rights Watch menyerukan agar GAM dalam aksi-aksinya memperhatikan ketentuan-ketentuan hukum kemanusiaan internasional, sekaligus untuk tidak melakukan aksi

yang dapat menempatkan masyarakat sipil dalam bahaya, seperti penculikan, atau perampasan kartu identitas untuk dipakai oleh tentara GAM. Human Rights Watch menyambut baik keputusan pemerintah Indonesia bulan ini yang mengizinkan dibukanya akses bagi International Committee of the Red Cross (ICRC) dan agen kemanusian PBB. Human Rights Watch menyerukan agar pemerintah membuka akses bagi organisasi pengawas independen, termasuk organisasi internasional dan mengizinkan Komnas HAM dan organisasi HAM nasional lainnya untuk melaksanakan investigasi. Human Rights Watch menyerukan masyarakat internasional, khususnya Quartet (Amerika Serikat, Uni Eropa, Jepang dan World Bank) untuk menyatakan keprihatinan dan kepeduliannya terhadap perang yang telah berlangsung secara rahasia ini. Sudah saatnya bagi masyarakat internasional , yang dipimpin oleh quartet ini untuk menyerukan dibukanya akses bagi diplomat, wartawan, pengamat HAM, dan agen dana kemanusiaan, kata Adams. Aceh perlu menjadi prioritas pertama bagi komunitas internasional yang berurusan dengan Indonesia dan harus dinyatakan dalam setiap pertemuan. Human Right Watch menyerukan negara-negara yang menyediakan bantuan militer atau pelatihan militer bagi Indonesia untuk mempertimbangkan moratorium atas transfer senjata ke Indonesia. Bantuan militer juga harus mensyaratkan dibawanya tentara militer dan polisi yang melakukan pelanggaran HAM ke pengadilan. Operasi militer di Aceh dimulai pada 19 Mei setelah sebelumnya diadakannya gencatan senjata selama enam bulan namun gagal menyelesaikan konflik tersebut. Darurat militer di Aceh adalah operasi militer terbesar di Indonesia sejak invasi militer di Timor Timur tahun 1975. Operasi militer di Aceh melibatkan sekitar 30.000 tentara, melawan sekitar 5000 pasukan bersenjata GAM.

2. http : www.sekitarkita.com.
Senin 28 Mei 2007

Pelanggaran Hak Asasi Manusia di Indonesia Selama Masa Orde Baru

Photo : Kerusuhan Mei 1998 di Medan

1965 1. Penculikan dan pembunuhan terhadap tujuh jendral Angkatan Darat. 2. Penangkapan, penahanan dan pembantaian massa pendukung dan mereka yang diduga sebagai pendukung Partai Komunis Indonesia. Aparat keamanan terlibat aktif maupun pasif dalam kejadian ini. 1966 1. Penahanan dan pembunuhan tanpa pengadilan terhadap PKI terus berlangsung, banyak yang tidak terurus secara layak di penjara, termasuk mengalami siksaan dan intimidasi di penjara. 2. Dr Soumokil, mantan pemimpin Republik Maluku Selatan dieksekusi pada bulan Desember. 3. Sekolah- sekolah Cina di Indonesia ditutup pada bulan Desember. 1967 1. Koran- koran berbahasa Cina ditutup oleh pemerintah. 2. April, gereja- gereja diserang di Aceh, berbarengan dengan demonstrasi anti Cina di

Jakarta. 3. Kerusuhan anti Kristen di Ujung Pandang. 1969 1. Tempat Pemanfaatan Pulau Buru dibuka, ribuan tahanan yang tidak diadili dikirim ke sana. 2. Operasi Trisula dilancarkan di Blitar Selatan. 3. Tidak menyeluruhnya proses referendum yang diadakan di Irian Barat, sehingga hasil akhir jajak pendapat yang mengatakan ingin bergabung dengan Indonesia belum mewakili suara seluruh rakyat Papua. 4. Dikembangkannya peraturan- peraturan yang membatasi dan mengawasi aktivitas politik, partai politik dan organisasi kemasyarakatan. Di sisi lain, Golkar disebut- sebut bukan termasuk partai politik. 1970 1. Pelarangan demo mahasiswa. 2. Peraturan bahwa Korpri harus loyal kepada Golkar. 3. Sukarno meninggal dalam tahanan Orde Baru. 4. Larangan penyebaran ajaran Bung Karno. 1971: 1. Usaha peleburan partai- partai. 2. Intimidasi calon pemilih di Pemilu 71 serta kampanye berat sebelah dari Golkar. 3. Pembangunan Taman Mini yang disertai penggusuran tanah tanpa ganti rugi yang layak. 4. Pemerkosaan Sum Kuning, penjual jamu di Yogyakarta oleh pemuda- pemuda yang di duga masih ada hubungan darah dengan Sultan Paku Alam, dimana yang kemudian diadili adalah Sum Kuning sendiri. Akhirnya Sum Kuning dibebaskan. 1972 1. Kasus sengketa tanah di Gunung Balak dan Lampung.

1973 1. Kerusuhan anti Cina meletus di Bandung. 1974 1. Penahanan sejumlah mahasiswa dan masyarakat akibat demo anti Jepang yang meluas di Jakarta yang disertai oleh pembakaran- pembakaran pada peristiwa Malari. Sebelas pendemo terbunuh. 2. Pembredelan beberapa koran dan majalah, antara lain Indonesia Raya pimpinan Muchtar Lubis. 1975 1. Invansi tentara Indonesia ke Timor- Timur. 2. Kasus Balibo, terbunuhnya lima wartawan asing secara misterius. 1977 1. Tuduhan subversi terhadap Suwito. 2. Kasus tanah Siria- ria. 3. Kasus Wasdri, seorang pengangkat barang di pasar, membawakan barang milik seorang hakim perempuan. Namun ia ditahan polisi karena meminta tambahan atas bayaran yang kurang dari si hakim. 4. Kasus subversi komando Jihad. 1978 1. Pelarangan penggunaan karakter- karakter huruf Cina di setiap barang/ media cetak di Indonesia. 2. Pembungkaman gerakan mahasiswa yang menuntut koreksi atas berjalannya pemerintahan, beberapa mahasiswa ditahan, antara lain Heri Ahmadi. 3. Pembredelan tujuh suratkabar, antara lain Kompas, yang memberitakan peritiwa di atas. 1980 1. Kerusuhan anti Cina di Solo selama tiga hari. Kekerasan menyebar ke Semarang,

Pekalongan dan Kudus. 2. Penekanan terhadap para penandatangan Petisi 50. Bisnis dan kehidupan mereka dipersulit, dilarang ke luar negri. 1981 1. Kasus Woyla, pembajakan pesawat garuda Indonesia oleh muslim radikal di Bangkok. Tujuh orang terbunuh dalam peristiwa ini. 1982 1. Kasus Tanah Rawa Bilal. 2. Kasus Tanah Borobudur. Pengembangan obyek wisata Borobudur di Jawa Tengah memerlukan pembebasan tanah di sekitarnya. Namun penduduk tidak mendapat ganti rugi yang memadai. 3. Majalah Tempo dibredel selama dua bulan karena memberitakan insiden terbunuhnya tujuh orang pada peristiwa kampanye pemilu di Jakarta. Kampanye massa Golkar diserang oleh massa PPP, dimana militer turun tangan sehingga jatuh korban jiwa tadi. 1983 1. Orang- orang sipil bertato yang diduga penjahat kambuhan ditemukan tertembak secara misterius di muka umum. 2. Pelanggaran gencatan senjata di Tim- tim oleh ABRI. 1984 1. Berlanjutnya Pembunuhan Misterius di Indonesia. 2. Peristiwa pembantaian di Tanjung Priuk terjadi. 3. Tuduhan subversi terhadap Dharsono. 4. Pengeboman beberapa gereja di Jawa Timur. 1985 1. Pengadilan terhadap aktivis- aktivis islam terjadi di berbagai tempat di pulau Jawa.

1986 1. Pembunuhan terhadap peragawati Dietje di Kalibata. Pembunuhan diduga dilakukan oleh mereka yang memiliki akses senjata api dan berbau konspirasi kalangan elit. 2. Pengusiran, perampasan dan pemusnahan Becak dari Jakarta. 3. Kasus subversi terhadap Sanusi. 4. Ekskusi beberapa tahanan G30S/ PKI. 1989 1. Kasus tanah Kedung Ombo. 2. Kasus tanah Cimacan, pembuatan lapangan golf. 3. Kasus tanah Kemayoran. 4. Kasus tanah Lampung, 100 orang tewas oleh ABRI. Peritiwa ini dikenal dengan dengan peristiwa Talang sari 5. Bentrokan antara aktivis islam dan aparat di Bima. 6. Badan Sensor Nasional dibentuk terhadap publikasi dan penerbitan buku. Anggotanya terdiri beberapa dari unsur intelijen dan ABRI. 1991 1. Pembantaian di pemakaman Santa Cruz, Dili terjadi oleh ABRI terhadap pemuda- pemuda Timor yang mengikuti prosesi pemakaman rekannya. 200 orang meninggal. 1992 1. Keluar Keppres tentang Monopoli perdagangan cengkeh oleh perusahaannya Tommy Suharto. 2. Penangkapan Xanana Gusmao. 1993 1. Pembunuhan terhadap seorang aktifis buruh perempuan, Marsinah. Tanggal 8 Mei 1993 1994 1. Tempo, Editor dan Detik dibredel, diduga sehubungan dengan pemberitaan kapal perang

bekas oleh Habibie. 1995 1. Kasus Tanah Koja. 2. Kerusuhan di Flores. 1996 1. Kerusuhan anti Kristen diTasikmalaya. Peristiwa ini dikenal dengan Kerusuhan Tasikmalaya. Peristiwa ini terjadi pada 26 Desember 1996 2. Kasus tanah Balongan. 3. Sengketa antara penduduk setempat dengan pabrik kertas Muara Enim mengenai pencemaran lingkungan. 4. Sengketa tanah Manis Mata. 5. Kasus waduk Nipah di madura, dimana korban jatuh karena ditembak aparat ketika mereka memprotes penggusuran tanah mereka. 6. Kasus penahanan dengan tuduhan subversi terhadap Sri Bintang Pamungkas berkaitan dengan demo di Dresden terhadap pak Harto yang berkunjung di sana. 7. Kerusuhan Situbondo, puluhan Gereja dibakar. 8. Penyerangan dan pembunuhan terhadap pendukung PDI pro Megawati pada tanggal 27 Juli. 9. Kerusuhan Sambas Sangualedo. Peristiwa ini terjadi pada tanggal 30 Desember 1996. 1997 1. Kasus tanah Kemayoran. 2. Kasus pembantaian mereka yang diduga pelaku Dukun Santet di Jawa Timur. 1998 1. Kerusuhan Mei di beberapa kota meletus, aparat keamanan bersikap pasif dan membiarkan. Ribuan jiwa meninggal, puluhan perempuan diperkosa dan harta benda hilang. Tanggal 13 15 Mei 1998 2. Pembunuhan terhadap beberapa mahasiswa Trisakti di jakarta, dua hari sebelum kerusuhan

Mei. 3. Pembunuhan terhadap beberapa mahasiswa dalam demonstrasi menentang Sidang Istimewa 1998. Peristiwa ini terjadi pada 13 14 November 1998 dan dikenal sebagai tragedi Semanggi I. 1999 1. Pembantaian terhadap Tengku Bantaqiyah dan muridnya di Aceh. Peritiwa ini terjadi 24 Juli 1999 2. Pembumi hangusan kota Dili, Timor Timur oleh Militer indonesia dan Milisi pro integrasi. Peristiwa ini terjadi pada 24 Agustus 1999. 3. Pembunuhan terhadap seorang mahasiswa dan beberapa warga sipil dalam demonstrasi penolakan Rancangan Undang-Undang Penanggulangan Keadaan Bahaya (RUU PKB). Peristiwa Ini terjadi pada 23 24 November 1999 dan dikenal sebagai peristiwa Semanggi II. 4. Penyerangan terhadap Rumah Sakit Jakarta oleh pihak keamanan. Peristiwa ini terjadi pada tanggal 21 Oktober 1999.

Kesimpulan

Anda mungkin juga menyukai