Anda di halaman 1dari 3

Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep

dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposisi proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang disebut menalar. Dalam penalaran, proposisi yang dijadikan dasar penyimpulan disebut dengan premis (antesedens) dan hasil kesimpulannya disebut dengan konklusi (consequence). Hubungan antara premis dan konklusi disebut konsekuensi.

Metode induktif
Metode berpikir induktif adalah metode yang digunakan dalam berpikir dengan bertolak dari hal-hal khusus ke umum. Hukum yang disimpulkan difenomena yang diselidiki berlaku bagi fenomena sejenis yang belum diteliti. Generalisasi adalah bentuk dari metode berpikir induktif. Contoh: Jika dipanaskan, besi memuai. Jika dipanaskan, tembaga memuai. Jika dipanaskan, emas memuai. Jika dipanaskan, platina memuai. Jika dipanaskan, logam memuai. Jika ada udara, manusia akan hidup. Jika ada udara, hewan akan hidup. Jika ada udara, tumbuhan akan hidup. Jika ada udara mahkluk hidup akan hidup.

[sunting] Metode deduktif


Metode berpikir deduktif adalah metode berpikir yang menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagiannya yang khusus. Contoh: Masyarakat Indonesia konsumtif (umum) dikarenakan adanya perubahan arti sebuah kesuksesan (khusus) dan kegiatan imitasi (khusus) dari media-media hiburan yang menampilkan gaya hidup konsumtif sebagai prestasi sosial dan penanda status

Penalaran adalah suatu proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (observasi empiric) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Beberapa definisi Penalaran menurut para ahli: Keraf (1985: 5) berpendapat bahwa Penalaran adalah suatu proses berpikir dengan menghubunghubungkan bukti, fakta, petunjuk atau eviden, menuju kepada suatu kesimpulan. Bakry (1986: 1) menyatakan bahwa Penalaran atau Reasoning merupakan suatu konsep yang paling umum menunjuk pada salah satu proses pemikiran untuk sampai pada suatu kesimpulan sebagai pernyataan baru dari beberapa pernyataan lain yang telah diketahui. Suriasumantri (2001: 42) mengemukakan secara singkat bahwa penalaran adalah suatu aktivitas berpikir dalam pengambilan suatu simpulan yang berupa pengetahuan.

Penalaran terdiri dari dua macam, yaitu: Penalaran Induktif Penalaran Deduktif.

Penalaran Induktif Penalaran Induktif adalah Penalaran yang bertolak dari penyataan-pernyataan yang khusus dan menghasilkan simpulan yang umum. Secara formal, induktif dapat dibatasi sebagai proses bernalar untuk mengambil suatu keputusan, prinsip, atau sikap yang bersifat umum maupun khusus berdasarkan pengamatan atau hal-hal khusus. Penalaran Induktif dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu : 1. Generalisasi Proses penalaran yang bertolak dari sejumlah fenomena individual untuk menurunkan suatu inferensi yang bersifat umum yang mencakup semua fenomena tersebut. Generalisasi terdiri dari 2 jenis, yaitu: 1. Loncatan induktif: fakta yang digunakan belum mencerminkan seluruh fenomena yang ada. 2. Tanpa loncatan induktif: fakta yang diberikan cukup banyak dan meyakinkan. Contoh Generalisasi: Jika dipanaskan, besi memuai. Jika dipanaskan, tembaga memuai. Jika dipanaskan, emas memuai.

Jika dipanaskan, platina memuai Jadi, jika dipanaskan, logam memuai. 2. Analogi Proses penalaran yang bertolak dari dua peristiwa khusus yang mirip satu sama lain, kemudian menyimpulkan bahwa apa yang berlaku untuk satu hal berlaku juga untuk hal lain. Tujuan dari Analogi adalah: Meramalkan kesamaan Menyingkapkan kekeliruan Menyusun sebuah klasifikasi.

Contoh analogi: Nina adalah lulusan Akademi Amanah. Nina dapat menjalankan tugasnya dengan baik. Ali adalah lulusan Akademi Amanah. Oleh Sebab itu, Ali dapat menjalankan tugasnya dengan baik. 3. Hubungan Kausal Penalaran yang diperoleh dari gejala-gejala yang saling berhubungan. Hubungan kausal dapat terjadi dalam tiga pola: Sebab ke akibat : mula-mula bertolak dari suatu peristiwa yang dianggap sebagai sebab yang sudah diketahui, kemudian bergerak maju menuju pada kesimpulan sebagai akibat yang terdekat. Akibat ke sebab : suatu proses berpikir yang bertolak dari suatu peristiwa yang dianggap sebagai akibat yang diketahui, kemudian bergerak menuju ke sebab-sebab yang mungkin telah menimbulkan akibat tersebut. Akibat ke akibat : suatu proses penalaran yang bertolak dari suatu akibat menuju akibat yang lain, tanpa menyebut atau mencari sebab umum yang menimbulkan kedua akibat itu.

Anda mungkin juga menyukai