Anda di halaman 1dari 5

Man, kepwa jiwa anak & remaja, 2007

Keperawatan Jiwa Anak & Remaja

A. Pendahuluan Prevalensi gangguan kesehatan jiwa di Indonesia menurut hasil studi Bahar dkk (1995) adalah 18.5%, yang berarti dari 1000 penduduk terdapat sedikitnya 185 penduduk dengan gangguan kesehatan jiwa atau tiap rumah tangga terdapat seorang anggota keluarga yang menderita gangguan kesehatan jiwa. Jika hasil studi ini dapat dijadikan dasar, maka tidak dapat dipungkiri bahwa telah terjadi peningkatan angka gangguan kesehatan jiwa/gangguan emosional yang semula berkisar antara 20-60 per 1000 penduduk, seperti yang tercantum pada Sistem Kesehatan Nasional. Khusus untuk anak dan remaja masalah kesehatan jiwa perlu menjadi fokus utama tiap upaya peningkatan sumber daya manusia, mengingat anak dan remaja merupakan generasi yang perlu disiapkan sebagai kekuatan bangsa Indonesia. Jika ditinjau dari proporsi penduduk, 40 % dari total populasi terdiri dari anak & remaja berusia 0-16 tahun, tiga belas persen dari jumlah populasi ini adalah anak berusia di bawah lima tahun (balita). Ternyata 714 % dari populasi anak dan remaja mengalami gangguan kesehatan jiwa, termasuk antara lain anak dengan tunagrahita, gangguan perilaku,, kesulitan belajar, dan hiperaktif. Sebanyak 13,5 % anak balita merupakan kelompok usia berisiko tinggi mengalami gangguan perkembangan, sementara 11,7 % anak prasekolah berisiko tinggi mengalami gangguan perilaku. Berdasarkan data epidemiologik dilaporkan 34,39 % dari pengunjung Puskesmas di kecamatan Tambora berusia 5-15 tahun menunjukkan gangguan mental emosional (Ditjen Keswa, 1990). Prevalensi gangguan kesehatan jiwa pada anak dan remaja cenderung akan meningkat sejalan dengan permasalahan kehidupan dan kemasyarakatan yang semakin kompleks, oleh karena itu memerlukan pelayanan kesehatan jiwa yang memadai sehingga memungkinkan anak dan remaja untuk mendapat kesempatan tumbuh kembang semaksimal mungkin. Keperawatan sebagai bagian integral dari sistem kesehatan di Indonesia turut menentukan dalam menanggulangi masalah kesehatan jiwa anak dan remaja. Perawat merupakan kelompok mayoritas tenaga kesehatan dan mempunyai kesempatan 24 jam dalam

Man, kepwa jiwa anak & remaja, 2007

memberikan pelayanan/asuhan keperawatan langsung maupun tak langsung kepada anak dan remaja dalam tiap tatanan pelayanan pada masyarakat. Kontribusi keperawatan jiwa akan maksimal apabila perawat menggunakan metode penyelesaian masalah yang disebut dengan proses keperawatan dalam asuhan keperawatan yang diberikan kepada anak & remaja serta keluarganya. B. Konsep Dasar Keperawatan Jiwa Anak & Remaja 1. Penegrtian dan Prinsip Perkembangan Menurut Depdiknas (2001) dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, istilah perkembangan berasal dari kata kembang atau kata benda bunga. Sedangkan perkembangan dimana kata ini sudah mendapat awalan per dan akhiran an, adalah perihal berkembang. Selanjutnya, kata berkembang telah berubah menjadi kata sifat yang artinya mekar terbuka atau membentang : menjadi besar, luas, dan banyak, serta menjadi bertambah sempurna dalam hal kepribadian, pikiran, pengetahuan, dan sebagainya. Dengan demikian, kata berkembang tidak saja meliputi aspek yang bersifat abstrak seperti pikiran dan pengetahuan, tetapi juga meliputi aspek yang bersifat konkret. Bahkan kalau dikaji secara mendalam tentang perkembangan arti tersebut, maka perkembangan dapat mencakup perubahan secara komprehensif. Istilah perkembangan jika dicermati sesungguhnya terdiri dari dua kata yaitu tumbuh dan kembang. Bila ingin dijelaskan maka tumbuh kembang merupakan proses yang dinamik sepanjang rentang kehidupan manusia. Perubahan yang terjadi pada suatu fase perkembangan menjadi dasar perkembangan pada fase berikutnya. Artinya fiksasi atau hambatan perkembangan fase sebelumnya akan mendatangkan masalah pada fase-fase perkembangan selanjutnya. Pertumbuhan dan perkembangan yang paling mencolok terjadi pada masa kanakkanak dan remaja. Tumbuh dijelaskan sebagai peningkatan dalam ukuran, seperti tinggi dan berat badan atau tiap bagian tubuh. Pertumbuhan dapat diukur secara kuantitatif dengan menggunakan satuan kilogram atau sentimeter. Pertumbuhan mulai terjadi sejak fase konsepsi yaitu sejak pertemuan antara sel telur dengan sperma. Pertumbuhan individu sangat tergantung pada sifat genetik yang diturunkan. Kendati potensi untuk tumbuh tergantung pada sifat, dan pola tumbuh kembang, namun juga dipengaruhi oleh lingkungan, khususnya pengaruh perhatian

Man, kepwa jiwa anak & remaja, 2007

dan kasih sayang yang membantu meningkatkan kesehatan. Malnutrisi (kekurangan gizi) atau penganiayaan fisik atau emosional, sangat mempengaruhi pertumbuhan seseorang Berger & Williams, 1992 (cit. Hamid, 1999). Kembang adalah peningkatan fungsi dan keterampilan yang bersifat kompleks. Perubahan yang terjadi bersifat kualitatif yaitu berupa perubahan psikososial, kognitif atau fungsi moral. Sebagai contoh, perubahan minat sosial anak dari keluarga ke dunia di luar lingkungan keluarga, pada dasarnya mencerminkan suatu perkembangan. Perkembangan lebih sulit diukur daripada mengukur pertumbuhan karena lebih kompleks dan abstrak. Maturasi (kematangan) juga sering digunakan untuk menguraikan perubahan kualitatif, walaupun maturasi dan pertumbuhan tidak sama, karena maturasi menggambarkan perbedaan atau peningkatan kopleksitas kemampuan yang bertambah sesuai dengan usia, sedangkan perkembangan menunjukkan perubahan bertahap dari kemampuan seseorang Berger & Williams, 1992 (cit. Hamid, 1999). Menurut Mott, James, dan Sperhac, 1990 (cit. Hamid, 1999), ada beberapa prinsip tumbuh kembang yang berguna sebagai landasan dalam menafsirkan perubahan yang terjadi sejak lahir hingga lanjut usia (lansia). Prinsip tumbuh kembang yang perlu dipahami agar dapat menjalankan perannya atau tugas-tugas perkembangannya dengan baik adalah sebagai berikut: a. Tumbuh kembang terjadi secara teratur dan berurutan Proses maturasi dapat diramalkan dan mengikuti urutan perubahan yang universal. Pertumbuhan yang sangat pesat terjadi selama satu tahun pertama, kemudian menjadi lebih lambat selama pertengahan dan akhir masa kanak-kanak, gigi menjadi ompong pada pertengahan masa kanak-kanak, karakteristik seks sekunder berkembang lebih pesat pada awal masa remaja. Walaupun mulai, lama dan pengaruh setiap fase berbeda bagi setiap anak, tetapi urutan perkembangan pada dasarnya sama pada semua anak. b. Tumbuh kembang dipengaruhi oleh lingkungan sosioekonomi Keluarga, teman sebaya, dan masyarakat menciptakan suasana sosial dan emosional bagi anak. Struktur keluarga dan masyarakat berbeda pada satu tempat dan tempat lain, begitu

Man, kepwa jiwa anak & remaja, 2007

pula adat istiadat, peraturan, institusi, ekonomi, nilai, harapan dan sumber. Perilaku yang dipelajari oleh anak berbeda karena perbedaan norma sosial dari satu tempat ke tempat lain. c. Kecepatan tumbuh kembang spesifik Walaupun tumbuh kembang berlangsung secara berkesinambungan, tetapi tidak terjadi secara bersamaan. Tiap sistem tubuh mempunyai ketentuan waktu untuk penambahan ukuran, berat, dan fungsi maturitas. Sebagai contoh sistem saraf dan kardiovaskuler berkembang lebih awal dari pada sistem reproduksi atau kekebalan tubuh. Begitu pula perubahan pada penampilan, perilaku, dan keterampilan tidak sama pada setiap individu. Oleh karena kecepatan tumbuh kembang tiap individu bersifat unik, maka kita perlu memperhatikan perilakunya secara menyeluruh dan tidak hanya terpusat pada satu aspek perkembangan atau pada keterampilan spesifik saja. d. Tumbuh kembang terjadi dengan arah sefalokaudal dan proksimodistal Daerah kepala berkembang lebih dulu dari pada bagian torso, kemudian diikuti perkembangan pada tungkai dan kaki. Sejak lahir kepala bayi tampak besar yaitu satu perempat dari panjang tubuh bayi. Gerakan terkendali dimulai dari daerah pusat tubuh hingga gerakan terkendali yang jauh dari sumbuh tubuh. Bayi dapat berguling lebih dulu dari pada keterampilan memegang sesuatu dengan jarinya. e. Tumbuh kembang makin dapat dibedakan Dalam semua aspek perkembangan, kemajuan bergerak dari respons yang bersifat umum mengarah pada respons yang lebih spesifik. Respons dini bayi terhadap stimulus melibatkan kegiatan seluruh tubuh. Bayi yang baru lahir menangis dengan menggerakkan seluruh bagian tubuhnya. Anak yang lebih tua menangis hanya dengan mata dan wajahnya. f. Tumbuh kembang makin terintegrasi dan berkesinambungan Perilaku berkembang dari yang sederhana ke perilaku yang lebih kompleks sesuai dengan keterampilan baru dan terpadu dengan keterampilan yang dipelajari sebelumnya untuk mencapai tugas yang lebih sulit. Prinsip ini menekankan pada gambaran perkembangan

Man, kepwa jiwa anak & remaja, 2007

menyeluruh sebagai suatu proses yang kompleks, multidimensional, dan berlangsung secara berkesinambungan.

Anda mungkin juga menyukai