Anda di halaman 1dari 15

Pengenalan Fotografi Sebelum kita belajar untuk menjadi seorang fotografer lebih baik kita mengenal lebih dahulu

apakah itu fotografi ??? Fotografi (dari bahasa Inggris : photography, yang berasal dari kata Yunani yaitu Fos : Cahaya dan Grafo : Melukis/menulis.) adalah proses melukis/menulis dengan menggunakan media cahaya. Sebagai istilah umum, fotografi berarti proses atau metode untuk menghasilkan gambar atau foto dari suatu obyek dengan merekam pantulan cahaya yang mengenai obyek tersebut pada media yang peka cahaya. Sejarah Fotografi Pada abad ke-5 Sebelum Masehi (SM), seorang pria bernama Mo Ti sudah mengamati sebuah gejala. Apabila pada dinding ruangan yang gelap terdapat lubang kecil (pinhole), maka di bagian dalam ruang itu akan terefleksikan pemandangan di luar ruang secara terbalik lewat lubang tadi. Banyak orang mengagumi hal tersebut diantaranya Aristoteles pada abad ke-3 SM dan seorang ilmuwan Arab Ibnu Al Haitam (Al Hazen) pada abad ke-10 SM, dan kemudian berusaha untuk menciptakan serta mengembangkan alat yang sekarang dikenal sebagai kamera. Pada tahun 1558, seorang ilmuwan Italia, Giambattista della Porta menyebut camera obscura pada sebuah kotak yang membantu pelukis menangkap bayangan gambar. Pada awal abad ke-17 seorang ilmuwan berkebangsaan Italia bernama Angelo Sala menemukan, bila serbuk perak nitrat dikenai cahaya, warnanya akan berubah menjadi hitam. Demikian pula Professor anatomi berkebangsaan Jerman, Johan Heinrich Schulse, pada 17127 melakukan percobaan dan membuktikan bahwa menghitamkan pelat chloride perak yang disebabkan oleh cahaya dan bukan oleh panas. Kemudian sekitar tahun 1800, seorang berkebangsaan Inggris bernama Thomas Wedgwood, bereksperimen untuk merekam gambar positif dari citra pada camera obscura berlensa (pada masa itu camera obscura lazimnya pinhole camera yang hanya menggunakan lubang kecil untuk cahaya masuknya), tapi hasilnya sangat mengecewakan. Akhirnya ia berkonsentrasi sebagaimana juga Schulse, membuat gambar-gambar negatif (sekarang dikenal dengan istilah fotogram) dengan cahaya matahari, pada kulit atau kertas putih yang telah disaputi komponen perak. Akhirnya, pada tahun 1824, seorang seniman lithography Perancis, Joseph-Nicephore Niepce (1765-1833), setelah delapan jam meng-exposed pemandangan dari jendela kamrnya, melalui proses yang disebutnya Heliogravure (proses kerjanya mirip lithograph) di atas pelat logam yang dilapisi aspal, berhasil melahirkan sebuah imaji yang agak kabur, berhasil pula mempertahankan gambar secara permanent. Merasa kurang puas, tahun 1827 Niepce mendatangi desainer panggung opera yang juga pelukis, Louis-Jacques Mande Daguerre (1787-1851) untuk mengajaknya berkolaborasi. Tetapi sebelum kamera itu di ciptakan Niepce telah meninggal dunia. Dan pada tanggal 19 Agustus1839 Daguerre di nobatkan sebagai orang yang berhasil menemukan gambar yang sebenarnya.

Januari 1839, penemu fotografi dengan menggunakan proses kimia pada pelat logam, Louis Jacques Mande Daguerre, sebenarnya ingin mematenkan temuannya itu. Akan tetapi, Pemerintah Perancis, dengan dilandasi berbagai pemikiran politik, berpikir bahwa temuan itu sebaiknya dibagikan ke seluruh dunia secara cuma-cuma. Maka, saat itu manual asli Daguerre lalu menyebar ke seluruh dunia walau diterima dengan setengah hati akibat rumitnya kerja yang harus dilakukan. Jenis Kamera Untuk memulai menjadi seorang fotografer kita diharuskan memiliki kamera. Dimana kamera itu sendiri memiliki beberapa jenis seperti berikut ini :

Camera obscura Analog camera Box camera Brownie camera Cinmatographe Digital camera Folding camera Instant image camera Kinetoscopic camera Large format camera Lomo camera Mammoth camera Medium format camera Pocket camera Point&Shoot camera Prosumer camera Rapatronic camera Rotating camera Single lens reflex (SLR) camera Stereo camera Twin lens reflex View camera

Referensi : http://id.wikipedia.org/wiki/fotografi http://annisalestari.multiply.com/journal/item/18 Pengenalan Peralatan dan Teknik Fotografi Sekilas Tentang Fotografi

Kata photography berasal dari kata photo yang berarti cahaya dan graph yang berarti gambar. Jadi photography bisa diartikan menggambar/melukis dengan cahaya. Jenis-jenis kamera Kamera film , sekarang juga disebut dengan kamera analog oleh beberapa orang.

Format film Sebelum kita melangkah ke jenis-jenis kamera film ada baiknya kita mengenal terlebih dahulu berbagai macam format/ukuran film. 1. APS, Advanced Photography System. Format kecil dengan ukuran film 16x24mm, dikemas dalam cartridge. Meski format ini tergolong baru, namun tidak populer. Toko yang menjual film jenis ini susah dicari di Indonesia.

2. Format 135. Dikenal juga dengan film 35mm . Mempunyai ukuran 24x36mm, dikemas dalam bentuk cartridge berisi 20 atau 36 frame. Format ini adalah format yang paling populer, banyak kita temui di sekitar kita.

3. Medium format

4. Large format

Jenis Film 1. Film B/W, film negatif hitam putih.

2. Film negatif warna. Paling populer, sering kita pakai.

3. Film positif, biasa juga disebut slide . Lebih mahal dan rawan overexposure. Meski demikian warna-warna yang dihasilkan lebih bagus karena dapat menangkap rentang kontras yang lebih luas.

Jenis-jenis kamera Foto 1. Pocket/compact. Kamera saku. Populer bagi orang awam, sederhana dan mudah dioperasikan. Menggunakan film format 35mm.

2. Range finder. Kamera pencari jarak. Kecil, sekilas mirip dengan kamera saku. Bedanya, kamera ini mempunyai mekanisme fokusing (karenanya disebut rangefinder). Umumnya menggunakan film format 35mm.

3. SLR, Single Lens Reflex. Kamera refleks lensa tunggal. Populer di kalangan profesional, amatir dan hobiis. Umumnya mempunyai lensa yang dapat diganti. Menggunakan film format 35mm. Disebut juga kamera sistem.

4. TLR, Twin Lens Reflex. Kamera refleks lensa ganda. Biasanya menggunakan format medium.

5. View finder. Biasanya menggunakan format medium.

Kamera manual dan kamera otomatis Kamera-kamera SLR terbaru umumnya sudah dilengkapi sistem autofokus dan autoexposure namun masih dapat dioperasikan secara manual. Kamera digital Kamera Digital Menggunakan sensor digital sebagai pengganti film dengan menggunakan media penyimpanan (Storage) berua memory card, sperti SD, MMS, Dan sebagainya. 6. Consumer. Kamera saku, murah, mudah pemakaiannya. Lensa tak dapat diganti. Sebagian besar hanya punya mode full-otomatis. Just point and shoot . Beberapa, seperti Canon seri A, memiliki mode manual.

7. Prosumer. Kamera SLR-like , harga menengah. Lensa tak dapat diganti. Shooting Mode manual dan auto.

8. DSLR. Digital SLR.

Lensa Kamera Mata dari kamera, secara umum menentukan kualitas foto yang dihasilkan lensa memiliki 2 properties penting yaitu panjang fokal dan aperture maksimum. Field of View (FOV) tiap lensa memiliki FOV yang lebarnya tergantung dari panjang fokalnya dan luas film/sensor yang digunakan. Field of View Crop, sering disebut secara salah kaprah dengan focal length multiplier . Hampir semua kamera digital memiliki ukuran sensor yang lebih kecil daripada film 35mm, maka pada field of view kamera digital lebih kecil dari pada kamera 35mm. Misal lensa 50 mm pada Nikon D70 memiliki FOV yang sama dengan lensa 75mm pada kamera film 35mm ( FOV crop factor 1.5x ) Jenis-jenis Lensa a. Berdasarkan prime-vario

Fixed focal/Prime, memiliki panjang fokal tetap, misal Fujinon 35mm F/3.5 memiliki panjang fokal 35 mm. Lensa prime kurang fleksibel, namun kualitasnya lebih tinggi daripada lensa zoom pada harga yang sama.

Zoom/Vario, memiliki panjang fokal yang dapat diubah, misal Canon EF-S 18-55mm F/3.5-5.6 memiliki panjang fokal yang dapat diubah dari 18 mm sampai 55 mm. Fleksibel karena panjang fokalnya yang dapat diatur.

b. berdasarkan panjang focal

Wide, lensa dengan FOV lebar, panjang fokal 35 mm atau kurang. Biasanya digunakan untuk memotret pemandangan dan gedung.

Normal, panjang fokal sekitar 50 mm. Lensa serbaguna, cepat dan harganya murah.

Tele, lensa dengan FOV sempit, panjang fokal 70mm atau lebih. Untuk memotret dari jarak jauh.

c. berdasarkan aperture maksimumnya.

Cepat, memiliki aperture maksimum yang lebar.

Lambat, memiliki aperture maksimum sempit.

d. lensa-lensa khusus

Lensa Makro, digunakan untuk memotret dari jarak dekat

Lensa Tilt and Shift, bisa dibengkokan.

Ketentuan lensa lebar/tele (berdasarkan panjang focal) di atas berlaku untuk kamera film 35mm. Lensa Nikkor 50 mm menjadi lensa normal pada kamera film 35mm, tapi menjadi lensa tele jika digunakan pada kamera digital Nikon D70. Pada Nikon D70 FOV Nikkor 50 mm setara dengan FOV lensa 75 mm pada kamera film 35mm. Peralatan bantu lain untuk Kamera (Fotografi) : Tripod Diperlukan untuk pemotretan dengan kecepatan lambat. Pada kecepatan lambat, menghindari goyangan kamera jika dipegang dengan tangan (handheld). Secara umum kecepatan minimal handhel adalah 1/focal. Membawa tripod saat hunting bisa merepotkan. Untuk keperluan hunting biasanya tripod yang dibawa adalah tripod yang ringan dan kecil. Monopod

Mirip tripod, kaki satu. Lebih mudah dibawa. Hanya dapat menghilangkan goyangan vertikal saja. Flash/blitz/lampu kilat Untuk menerangai obyek dalam kondisi gelap. Filter Untuk menyaring cahaya yang masuk. Ada banyak jenisnya.

UV, menyaring cahaya UV agar tidak terjadi hazy pada foto2 landscape, sering digunakan untuk melindungi lensa dari debu. PL/CPL (Polarizer/Circular Polarizar) untuk mengurangi bayangan pada permukaan non logam. Bisa juga untuk menambah kontras langit.

Exposure Jumlah cahaya yang masuk ke kamera, tergantung dari aperture dan kecepatan.

Aperture/diafragma . Makin besar aperture makin banyak cahaya yang masuk. Aperture dinyatakan dengan angka angka antara lain sebagai berikut: f/1,4 f/2 f/3,5 f/5.6 f/8. semakin besar angkanya ( f number ), aperture makin kecil aperturenya.

Shutter speed/kecepatan rana . Makin cepat, makin sedikit cahaya yang masuk. ISO , menyatakan sensitivitas sensor/film. Makin tinggi ISOnya maka jumlah cahaya yang dibutuhkan makin sedikit. Film ISO 100 memerlukan jumlah cahaya 2 kali film ISO 200.

Contoh : Kombinasi diafragma f/5.6 kec. 1/500 pada ISO 100 setara dengan diafragma f/8 kec 1/500 atau f/5.6 kec. 1/1000 pada ISO 200. Exposure meter (Pengukur cahaya) Hampir tiap kamera modern memiliki pengukur cahaya internal. Selain itu juga tersedia pengukur cahaya eksternal. Exposure metering (sering disingkat dengan metering saja), adalah metode pengukuran cahaya 1. Average metering , mengukur cahaya rata-rata seluruh frame.

2. Center-weighted average metering , mengukur cahaya rata-rata dengan titik berat bagian tengah.

3. Matrix/Evaluative metering , Mengukur cahaya di berbagai bagian dari frame, untuk kemudian dikalkulasi dengan metode-metode otomatis tertentu.

4. Spot metering , mengukur cahaya hanya pada bagian kecil di tengah frame saja.

Exposure compensation, 18% grey. Exposure meter selalu mengukur cahaya dan menhasilkan pengukuran sehingga terang foto yang dihasilkan berkisar pada 18% grey. Jadi kalau kita membidik sebidang kain putih dan menggunakan seting exposure sebagaimana yang ditunjukan oleh meter, maka kain putih tersebut akan menjadi abu-abu dalam foto. Untuk mengatasi hal tersebut kita harus melakukan exposure compensation. Exposure kita tambah sehingga kain menjadi putih. Under exposured, foto terlalu gelap karena kurang exposure. Over exposured, foto terlalu terang karena kelebihan exposure Istilah stop Naik 1 stop, artinya exposure dinaikkan menjadi 2 kali. Naik 2 stop, artinya exposure dinaikkan menjadi 4 kali. Turun 1 stop exposure diturunkan menjadi 1/2 kali. Turun 2 stop exposure diturunkan menjadi 1/4 kali. Kenaikan 1 stop pada aperture sebagai berikut: f/22; f/16; f/11; f/8; f/5,6; f/4; f/2,8; f/2. Beda f number tiap stop adalah 0,7 kali (1/ 2). Kenaikan 1 stop pada kec. Rana sebagai berikut: 1/2000; 1/1000; 1/500; 1/250; 1/125; 1/60; 1/30; 1/15; 1/8; 1/4; 1/2; 1. Beda speed tiap stop adalah 2 kali. DOF , Depth of Field , Kedalaman Medan. DOF adalah daerah tajam di sekitar fokus. Kedalaman medan dipengaruhi oleh besar aperture, panjang fokal, dan jarak ke obyek.
o o o

Aperture, semakin besar aperture (f number makin kecil) maka DOF akan makin dangkal/sempit. Panjang fokal (riil), semakin panjang fokal, DOF makin dangkal/sempit. Jarak ke obyek, semakin dekat jarak ke obyek maka DOF makin dangkal/sempit.

Pemilihan DOF
o

Jika DOF sempit, FG dan BG akan blur. DOF sempit digunakan jika kita ingin mengisolasi/menonjolkan obyek dari lingkungan sekitarnya misalnya pada fotofoto portrait atau foto bunga.

Jika DOF lebar, FG dan BG tampak lebih tajam. DOF lebar digunakan jika kita menginginkan hampir seluruh bagian pada foto nampak tajam, seperti pada foto landscape atau foto jurnalistik.

Shooting mode Mode auto , mode point and shoot, tinggal bidik dan jepret. Full auto, kamera yang menentukan semua parameter. Portrait, kamera menggunakan aperture terbesar untuk menyempitkan DOF. Landscape, kamera menggunakan aperture terkecil. Nightscene, menggunakan kecepatan lambat dan flash untuk menangkap obyek dan BG sekaligus. 5. Fast shuter speed 6. Slow shutter speed
1. 2. 3. 4.

Creative zone P, program AE. Mirip dengan mode auto dengan kontrol lebih. Dengan mode ini kita bisa mengontrol exposure compensation, ISO, metering mode, Auto/manual fokus, white balance, flash on/off, dan continues shooting. 8. Tv, shutter speed priority AE. Kita menetukan speed, kamera akan menghitung aperture yang tepat. 9. Av, aperture priority AE. Kita menentukan aperture, kamera mengatur speed. 10. M, manual exposure. Kita yang menentukan aperture dan speed secara manual.
7.

Komposisi dan Angle. Komposisi adalah penempatan obyek dalam frame foto Angle adalah sudut pemotretan,

dari bawah, atas, atau sejajar. Komposisi dan angle lebih menyangkut ke seni dari fotografi. Faktor selera fotografer sangat besar pengaruhnya.

Pengenalan Fotografi Digital

Banyak sekali perbedaan antara fotografi digital dan fotografi film (analog). Pertama-tama terdapat perbedaan yang sangat besar pada teknik perekaman gambarnya (image recording). Film menggunakan teknologi kimia, sedangkan digital menggunakan teknologi elektronika. Dengan demikian terjadi perpindahan teknologi kerja secara menyeluruh. Hal ini juga membawa dampak besar pada aspek kreatifnya, misalnya komposisi perannya berkurang, peranan yang lebih besar saat ini adalah bagaimana kita mengembangkan desain dan ide (gagasan) untuk sebuah tampilan gambar. Apa yang harus diperhatikan untuk mendapatkan gambar yang kita inginkan ? Gambar digital adalah gambar langsung jadi (instan), kita bisa mengevaluasi dan menyempurnakannya saat itu juga. Hal ini membawa perubahan yang sangat besar pada prosedure kerja kreatif. Selain kamera dan teknik pemotretannya, kita juga bisa mengolah gambar dengan komputer, kita bisa menyempurnakan tampilan gambar, atau merobah total bentuk, warna maupun membuat gabungan beberapa gambar. Akibatnya kreatifitas dengan sistem elektronik menjadi tak terbatas.

Jenis Dan Fungsi Peralatan Fotografi 1. Kamera Kamera adalah sebuah alat yang mengarahkan bayangan yang difokuskan oleh lensa/sistem optik lain keatas permukaan foto sensitif yang berada dalam tempat tetutup/film. Dilihat dari jenisnya, kamera ada 2 macam yaitu: a. Compact Camera,yaitu kamera yang pemakaiannya langsung melihat obyek yang difoto tanpa melalui lensa pengatur. b. Single Lens Reflex(SLR),yaitu kamera yang cara kerjanya dengan bayangan benda yang dilihat lalu di pantulkan oleh cermin yang terdapat didalam kamera, sehingga dengan jenis ini obyek tidak dapat dilihat jika lensa dalam keadaan tetutup. Kelebihan Dan Kelemahan Kamera Compact Camera Kelebihan: 1.Gambar yang dihasilkan cukup terang meskipun cahayanya minim.

2.Bentuk kecil, ringan dan kompatibel 3.Otomatis penuh sehingga sesuai untuk pengambilan dimana saja. 4.Kamera tidak memakai cermin didalam dan suaranya tidak berisik. 5.Bisa dioperasikan dengan menggunakan flash (blith). Kelemahan: 1.Flash yang built in pada body kamera bisa menyebabkan foto yang dihasilkan menjadi red eyes reduction. 2.Karena obyek yang difoto di lihat melalui view vinder yang terpisah dari lensa sehingga ada kemungkinan pengambilan gambar pada saat lensa tertutup. 3.Pengaruh pemakaian filter tidak tampak jika di lihat dari view vinder. 4.Karena lensa menjadi satu dengan body kamera maka lensa tidak dapat di ganti dengan jenis yang lain. 5.Paralax Error, yaitu ketidaksesuaian gambar yang dihasilkan dengan yang dilihat melalui view vinder. 6.Tidak bisa untuk pengambilan gambar Close up.

Kelebihan Dan Kelemahan Kamera SLR Kelebihan Kamera SLR 1.Komposisi dapat lebih tepat. 2.Pengaturan fokus dan jarak dapat lebih teliti karena cahaya diukur melalui lensa. 3.Karena banyaknya kepingan lensa yang dipakai, maka lebih mudah pengaturan fokus dengan menggerkkan focussing ring kedepan dan kebelakang. 4.Lensa dapat dengan mudah di lepas dan di ganti dengan lensa yang lain sesuai dengan kebutuhan. Kelemahan Kamera SLR 1.Suara yang dikeluarkan pada saat di operasikan lebih berisik. 2.Karena komponennya kompleks maka sering mengakibatkan kegagalan dalam pengambilan gambar. 3.Harga jauh lebih mahal. 4.Sinkronisasi flash di batasi hanya pada skala shutter speed.

Bagian Body Kamera dan Fungsinya Seperti yang telah disebutkan diatas bahwa bagian kamera yang penting adalah body kamera dan lensa. Pada body kamera jenis SLR dan TLR tedapat beberapa komponen dan fungsinya sebagai berikut: 1.View Vinder (jendela pengintai) fungsinya untuk melihat obyek yang akan difoto. 2.Shutter speed (skala kecepatan), untuk mengatur kecepatan membuka dan menutupnya rana.

3.Rana fungsinya membuka dan menutup untuk mengambil cahaya yang dibutuhkan dai kamera ke obyek pada saat shutter release ditekan. 4.Diafragma fungsinya untuk mengontrol atau mengatur ruang tajam pencahayaan. 5.Skala penunjuk ASA film, fungsinya untuk menunjukkan ASA film yang dipakai. 6.Shutter Release (tombol penembak), fungsinya untuk menembak secara manual. 7.Self Timer (penunda waktu), fungsinya untuk menangguhkan waktu pengambilan obyek yang akan difoto. 8.Pengokang (tuas untuk memajukan film), fungsinya untuk menggeser film yang telah dicahayai. 9.Tuas untuk menggulung film. 10.Lubang untuk memasukkan kabel sinkronisasi, untuk menggabungkan kamera dengan flash. 11.Tombol pelepas rana. 12.Hot Shoes (sepatu panas), fungsinya untuk menempatkan flash. 13.Film Counter (penunjuk film yang telah dipakai). 14.Tempat baterai untuk kamera. 15.Tombol atau pengait penggulung film, fungsinya untuk menggulung film. 16.Tombol pelepas film. 17.Cermin, fungsinya untuk membuka dan menutup pada saat shutter release ditekan. 18.Pengait film. Pada jenis kamera kompak bagian-bagiannya tidak selengkap dan sekomplek komponen-komponen pada kamera SLR dan RLT.

2. Lensa Kamera Kamera yang dipakai untuk keperluan lebih serius akan lebih baik menggunakan jenis kamera SLR. Dengan sistem ini akan lebih mudah untuk dapat mengganti lensa sesuai dengan yang diinginkan. dan muncullah berbagai jenis lensa yang dikelompokkan menurut luas sudut pengambilan gambar. 1. Lensa Sudut Lebar (Wide) a. Ultra Wide (15,18,20mm) Daya jangkau cukup dan ruang tajamnya cukup besar. Banyak digunakan untuk foto pemandangan, jurnalistik, arsitektur. Kekurangannya bila belum menguasai prospektif dan komposisi obyek akan tampak kecil sekali dalam gambar. b. Medium Wide (24,28,35mm) Dipakai untuk interior juga arsitektur. 2. Lensa Datar Lensa (50mm) kekuatan lensanya cukup tingi. Rancangan lensanya normal memang dibuat seperti layaknya pandangan mata kita, maka banyak digunakan untuk foto dokumentasi. 3. Lensa Tele

lensa dengan jangkauan jauh, agar benda di kejauhan tampak dekat. -Medium Tele : 85,105,135,200mm -Super Tele : 300,400,600,800,900,2000mm. 4. Lensa Vario (zoom) Lensa yang mempunyai variasi panjang yang dapat diatur sesuai dengan keinginan dan kebutuhan kita. -Wide-Wide : 17-18,20-35mm. -Wide-Normal : 35-70,28-70,24-70mm. -Wide-Medium tele : 28-85,28-200mm. -Medium-Super tele : 80-200,600-1200mm. -Wide-Super tele : 35-350mm. 5. Lensa Konventer Sebuah lensa yang dapat meningkatkan kekuatan dan panjang lensa menurut angka pelipatnya. Sebagai contoh, lensa konventer 2x 200mm dapat menambah kekuatan lensa 200mm menjadi 400mm.

3. Flash (Lampu Kilat) Yang dimaksud dengan lampu kilat adalah cahaya buatan yang dihasilkan oleh suatu alat yang bertujuan untuk memberikan penyinaran saat cahaya alami tidak mampu melakukannya atau sebagai pelengkap/pendukung cahaya alami. a. Flash bulb Flash bulb terdiri dari lim kawat magnesium kawat besi dalam ruangan berisi oksigen pekat. Lampu kilat jenis ini dinyalakan oleh suatu aliran atau getaran singkat pada waktu bersamaan atau sesaat atau pengatur cahaya dibuka. Pada sebuah flash bulb terdapat 4 bola lampu hanya dapat digunakan dalam satu kali pemakaian. b. Elektronik Flash Yaitu lampu kilat dimana terdapat baterai sebagai kapasitor/kondensator yang menyimpan tenaga listrik, kemudian mengeluarkannya untuk memicu cahaya kilat. Dan pada lampu kilat elektronik terdapat sebuah sensor yang mengukur cahaya dari lampu kilat sesuai dengan kadar pencahayaan yang di butuhkan. Lampu jenis ini lebih efisien, karena dapat dipakai berulang-ulang. c. Multiple Flash Yaitu suatu lampu kilat yang dapat menyala ratusan kali pada tiap detiknya. Lampu kilat ini dapat digunakan untuk merekam pergerakan yang terjaddi pada obyek bergerak dan menganalisa fenomena dengan kecepatan tinggi. d. Stroboscope Adalah sebuah alat yang menghasilkan atau menggunakan pulsa-pulsa cahaya yang cemerlang untuk obyek yang bergetar, berputar dan untuk membuat obyek tersebut seperti tidak bergarak/bergerak sangat lambat. 4. Accessories Pada pemotretan yang baik ada kalanya di butuhkan beberapa perangkat

tambahan untuk lebih menyempurnakan hasil gambar yang diperoleh. A.Filter Filter merupakan lensa tambahan yang berfungsi sesuai dengan jenisnya masingmasing diantaranya : a. Filter Monocrome, berfungsi untuk menguatkan suatu nada warna pada obyek yang sesuai dengan filternya. Contoh, filter Monocrome warna merah. b. Filter Ultraviolet, berfungsi untuk menghilangkan efek dari sinar ultra violet. c. Filter Skylight, yaitu berfungsi merubah warna ultra violet menjadi warna magenta. d. Filter Konversi, berfungsi untuk menghilangkan warna dari obyek atau efek suatu pencahayaan menjadi warna asaknya. e. Filter Polarizing, berfungsi untuk menjernihkan pandangan (menghilangkan pantulan cahaya, membirukan warna langit dan menjernihkan air). f. Filter Gradual, berfungsi untuk membuat efek gradasi warna pada obyek. g. Filter Diffuser, berfungsi untuk melembutkan pandangan. h. Filter Close Up, berfungsi untuk memotret obyek yang kecil. B.Penyangga a. Tripod, penyangga kamera yang memiliki tiga kaki. b. Monopot, penyangga kamera yang memiliki satu kaki. c. Ligt Stand, penyangga lampu-lampu yang umumnya dipakai di studio. d. Handkett, penyangga tubuh yang menempel pada kamera. C.Kabel Release Kabel bertombol yang berfungsi sebagai perpanjangan dari tombol shutter. D.Back Ground Latar belakang yang digunakan dalam pengambilan gambar/obyek. 1. Slave Unit Sensor pemicu lampu-lampu kilat yang pulsa-pulsanya bekerja atas rangsangan cahaya lampu kilat lain. 5. Light Meter Alat pengukur kekuatan cahaya didalam kamera secara elektronik 6. Reflektor Alat yang befungsi sebagai pemantul cahaya.

7.Flash meter Fungsinya alat ini untuk mengukur kekuatan cahaya flash secara eklektronik. 8. Soft box

Fungsinya untuk melembutkan cahaya. 9. Slide Proyektor Fungsinya untuk menampilkan film positif pada layar. 10. Hand cad Fungsinya sebagai pemegang kamera dan menempatkan flash. 11.Film Adalah suatu plastik yang dilapisi emulsi, emulksi tersebut tersusun atas pelatin dan partikel garam yang peka cahaya a. Menurut ukurannya Film Mikro :28x24 mm, 26x24 mm Film Standart :35x24 mm Film Format Sedang :4,5x6,7, 6x9 mm Film Format Besar :24x18, 12x9 mm b. menurut kepekaan (ISO) mempunyai satuan ASA (America Standart Association) dan DIN (Deutsch Industrie Norm) ISO Rendah :3-5(ASA)-15-18(DIN) ISO Sedang :64-200(ASA)-21-24(DIN) ISO Tinggi :400-800(ASA)-27-30(DIN) dst c. menurut warna dasarnya tiap jenis dan kategori film mengacu pada warna dasar yang menyusun setiap warna pada film itu sendiri Film hitam putih (B/W), memiliki warna dasar hitam Film warna (colour, memiliki tiga warna dasar yaitu film negatif warna kuning, magenta, cyan Film slide (film positif), warna dasarnya biru, merah, hijau d. film khusus Film instan, yang bisa disebut polaroid Film infra merah, dipakai untuk pemotretan dalam ruang gelap Film X-Ray, dipakai untuk keperluan kedokteran ex. Rongen atau pemeriksaan logam

Anda mungkin juga menyukai