Kelompok 1 Pemicu 1 Etika
Kelompok 1 Pemicu 1 Etika
KELOMPOK 1
Ketua Sekretaris Penulis Anggota : : : : Nathania KW Marwin Tjandra Evaline Pasak Dewi Gotama Marlene Sutanto Johan Winata Melissa Santoso Liliana Kencana Ledy Diana Muliyaman Linda Kartanegara (405070005) (405070006) (405070157) (405070008) (405070035) (405070036) (405070077) (405070084) (405070091) (405070103) (405070124)
LEARNING OBJECTIVES
1. Memahami dan menjelaskan tntang syarat dan ketentuan seorang dokter yang praktek (SIP, STR, dll) 2. Memahami dan menjelaskan UU praktek dokter 3. Memahami dan menjelaskan kompetensi dokter 4. Memahami dan menjelaskan hak dan kewajiban dokter dan pasien 5. Memahami dan menjelaskan Sumpah Dokter 6. Memahami dan menjelaskan KODEKI 7. Memahami dan menjelaskan pelanggaran KODEKI
Re-registrasi : 5 tahun,
Pertimbangan: div registrasi & div pembinaan
KOLEGIUM (Uji kompetensi &sertifikat kompetensi) kompetensi) Tembusan: Tembusan: IDI/PGDI, Dinkes Kirim ke pihak yang bersangkutan melalui pos KKI (proses registrasi) registrasi)
POLISI
STR
KOLEGIUM SPESIALIS Tembusan: IDI/PGDI, Dinkes Kirim ke pihak yang bersangkutan melalui pos
STR
Ket : 1a,b alur surat masuk 2 alur surat keluar 3a,b,c,d tembusan
Alur Permohonan
Pemohon mengajukan permohonan ke KKI melalui FK/FKG/Kolegium/Langsung dengan melengkapi persyaratanyang diperlukan; FK/FKG/Kolegium mengirimkan berkas pemohon ke KKI dengan melampirkan semua persyaratan KKI meneliti seluruh berkas persyaratan dan apabila disetujui diterbitkan STR selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan setelah permohonan diterima oleh KKI; STR asli dan 3 (tiga) lembar fotokopi STR yang dilegalisir oleh KKI dikirimkan ke pemohon, dengan tembusan ke Biro Kepegawaian Depkes RI, Dinkes Propinsi dan PB IDI atau PB PDGI; Permohonan STR yang tidak disetujui, akan dikembalikan kepada pemohon selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan sejak berkas diterima KKI;
Persyaratan
Mengisi surat permohonan untuk memperoleh STR sebagaimana terlampir pada formulir 1a; Melampirkan persyaratan sebagai berikut :
Fotokopi Ijazah dokter/dokter gigi yang dilegalisir oleh Dekan/Wadek I Institusi Pendidikan yang bersangkutan; Fotokopi sertifikat kompetensi yang dilegalisir oleh Kolegium terkait; Surat keterangan sehat fisik dan mental (asli) dari dokter yang memiliki SIP (dengan mencantumkan nomor SIPnya); Fotokopi bukti sumpah/janji dokter/dokter gigi; Surat pernyataan akan mematuhi dan melaksanakan ketentuan etika profesi (bermaterai), formulir 1b; Pas foto terbaru berwarna ukuran 4 x 6 cm sebanyak 4 (empat) lembar dan ukuran 2 x 3 cm sebanyak 2 (dua) lembar; Bukti bayar registrasi dari Bank
ALUR
SERTIFIKASI KOMPETENSI (dikeluarkan o/ Kolegium setempat)
STR
REKOMENDASI IDI
SIP
SERTIFIKASI KOMPETENSI
Setiap dokter dan dokter gigi yang melakukan praktik kedokteran di Indonesia wajib memiliki SIP
Pasal 36
SIP dikeluarkan oleh pejabat kesehatan yang berwenang di Kabupaten/Kota tempat praktik kedokteran atau kedokteran gigi dilaksanakan
Pasal 37 ayat 1
PRAKTEK DOKTER
Mengatur tentang
Azas dan Tujuan Konsil Kedokteran Indonesia Standar Pendidikan Profesi Registrasi Penyelenggaraan Praktik Disiplin (MKDKI) Pembinaan dan Pengawasan Ketentuan Pidana Ketentuan Peralihan
DASAR PEMIKIRAN
Agar upaya kesehatan dilakukan oleh dokter dan dokter gigi yang memiliki etik dan moral yang tinggi, keahlian dan kewenangan yg ditingkatkan melalui pendidikan, sertifikasi, registrasi, lisensi, pembinaan, pengawasan, pemantauan Perlindungan & kepastian hukum buat pemberi & penerima layanan
TUJUAN UU PRADOK
Memberikan perlindungan kepada pasien Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan Kepastian hukum bagi pemberi layanan dan kepada penerima layanan
SISTEMATIKA UU PRADOK
Konsil kedokteran Penyelenggaraan praktik Disiplin profesi Persyaratan praktik
+ Pendidikan + Registrasi
PERSYARATAN PRAKTIK
Konsil kolegium org.Profesi Pendidikan Registrasi
PERSYARATAN PRAKTIK
Bertujuan: menjaga dan meningkatkan akuntabilitas profesi Bahwa setiap dokter memiliki kompetensi & memiliki kewenangan (papan praktik: nama + STR + SIP) Bahwa orang yg bukan dokter tidak akan memiliki STR + SIP
PERSYARATAN DOKTER
Standar pendidikan
Disusun oleh aipki, irspi, kolegium Ditetapkan oleh konsil
Standar kompetensi
Kurikulum standar Ujian kompetensi Sertifikat kompetensi Kompetensi berjenjang & dik-lat berkelanjutan
PELAKSANAAN PRAKTIK
Praktik kedokteran diselenggarakan berdasarkaan pada kesepakatan antara dokter atau dokter gigi dengan pasien dalam upaya untuk pemeliharaan kesehatan, pencegahan penyakit, peningkatan kesehatan, pengobatan penyakit dan pemulihan kesehatan
Pasal 39
Dokter atau dokter gigi yang berhalangan menyelenggarakan praktik kedokteran harus membuat pemberitahuan atau menunjuk dokter atau dokter gigi pengganti
Pasal 40 ayat 1
PELAKSANAAN PRAKTIK
Pimpinan sarana pelayanan kesehatan dilarang mengizinkan dokter atau dokter gigi yang tidak memiliki SIP untuk melakukan praktik kedokteran di sarana tersebut
Pasal 42
Dokter atau dokter gigi yang telah mempunyai SIP dan menyelenggarakan praktik kedokteran sesuai dengan ketentuan yang berlaku wajib memasang papan nama praktik kedokteran
Pasal 41 ayat 1
Pimpinan sarana pelayanan wajib membuat daftar dokter atau dokter gigi yang melakukan praktik kedokteran
Pasal 41 ayat 2
PENYELENGGARAAN PRAKTIK
Pasal 36-38 Pasal 39-43 Pasal 44 Pasal 45 Pasal 46-47 Pasal 48 Pasal 49 Pasal 50-53 : ijin praktik : pelaksanaan praktik : standar pelayanan : persetujuan tindakan : rekam medis : rahasia kedokteran : kendali mutu & biaya : hak & kewajiban pasien dan dokter
KETENTUAN PIDANA
NO 1 PELANGGARAN Dr/drg praktik tanpa surat tanda registrasi Dr/drg praktik tanpa SIP PIDANA Penjara maks 3 th Denda maks 100 jt rupiah Penjara maks 3 th Denda maks 100 jt rupiah Penjara maks 3 th Denda maks 100 jt rupiah Penjara maks 1 th Denda maks 50 jt rupiah s.d.a s.d.a UU 29/2004 Pasal 75 ayat 1
Pasal 76
Dr/drg WNA praktik tanpa STR sementara atau bersyarat Dr/drg yang tidak memasang: Papan praktik
Pasal 79
Tidak membuat rekam medis yang baik Tidak memenuhi kewajiban (pasal 51)
s.d.a s.d.a
KETENTUAN PIDANA
NO 5 PELANGGARAN Identitas dan gelar palsu, tanpa STR dan SIP Mempekerjakan dr/drg tanpa SIP PIDANA UU 29/2004 Penjara maks 5 th Pasal 77 Denda maks 150 jt rupiah Penjara maks 10 Pasal 80 th Denda maks 300 jt rupiah
KOMPETENSI DOKTER
KEPUTUSAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 21A/KKI/KEP/IX/2006 TENTANG PENGESAHAN STANDAR KOMPETENSI DOKTER
Elemen-elemen kompetensi
Landasan kepribadian Penguasaan ilmu dan keterampilan Kemampuan berkarya Sikap dan perilaku dalam berkarya menurut tingkat keahlian berdasarkan ilmu dan keterampilan yang dikuasai Pemahaman kaidah berkehidupan masyarakat sesuai dengan keahlian dalam berkarya.
Epstein and Hundert (2002) memberikan definisi : Professional competence is the habitual and judicious use of communication, knowledge, technical skills, clinical reasoning, emotions, values, and reflection in daily practice to improve the health of the individual patient and community .
Carraccio, et.al. (2002) : Competency is a complex set of behaviorsbehaviours built on the components of knowledge, skills, attitude and competence as personal ability .
Pengguna
kerangka acuan utama bagi Departemen Kesehatan maupun Dinas Kesehatan Propinsi ataupun Kabupaten dalam pengembangan sumber daya manusia kesehatan, dalam hal ini dokter dapat memberikan pelayanan kesehatan yang baik.
Mahasiswa
mengarahkan proses belajarnya
Hak-hak Pasien
Hak untuk menerima pengobatan dan perawatan Hak untuk menolak pengobatan dan perawatan Hak untuk memilih pengobatan dan perawatan Hak untuk memilih dokter dan sarana pelayanan kesehatan Hak untuk mendapatkan informasi yang jelas perihal penyakit yang diderita
Hak atas rahasia kedokteran yang meliputi: Segala rahasia yang oleh pasien secara sadar atau tidak disampaikan kepada dokter Segala sesuatu yang diketahui oleh dokter yang ada hubungannya dengan pelaksanaan pekerjaannya dalam bidang kedokteran dan dalam hubungannya sebagai dokter yang mengobati pasiennya Hak untuk mendapat bantuan medis Hak untuk mendapatkan perawatan yang baik dan berkesinambungan Hak untuk mendapatkan perhatian dan pelayanan yang layak (= Hak atas itikad baik dari dokter)
Hak pasien
HAK PASIEN UU No. 23 Th 1992 ttg Kesehatan psl 53 (2) 1. Hak atas informasi 2. Hak memberikan persetujuan 3. Hak atas rahasia kedokteran 4. Hak atas pendapat ke 2 ( second opinion)
UU Pradoks psl 52 1. Mendapat penjelasan secara lengkap ttg tindakan medis 2. Meminta pendapat dr/drg lain 3. Mendapat pelayanan sesuai dng kebutuhan medis 4. Mendapat isi rekam medis
Kewajiban pasien
UU No.29 Th 2004 (PRADOKS) Pasal 53 1. Memberi informasi yg lengkap dan jujur ttg masalah kesehatannya 2. Mematuhi nasihat dan petunjuk dokter/dokter gigi 3. Mematuhi ketentuan yg berlaku di sarana pelayanan kesehatan 4. Memberi imbalan jasa atas pelayanan yg diterima
Hak Dokter
Hak untuk bekerja sesuai standar profesi medis Hak untuk menolak melaksanakan tindakan medis yang bertentangan dengan suara hatinya Hak untuk mengakhiri hubungan dengan pasien jika ia menilai kerjasamanya dengan pasien tidak ada gunanya lagi Hak atas privacy Hak atas itikad baik pasien Hak atas imbalan jasa yang layak
Hak dokter
Menurut psl 50 UU No.29 Th 2004 memperoleh perlindungan hukum sepanjang melaksanakan tugas sesuai dengan standar profesi medis dan standar prosedur operasional; memberikan pelayanan medis menurut standar profesi dan standar prosedur operasional; memperoleh informasi yang lengkap dan jujur dari pasien atau keluarganya ; menerima imbalan jasa
Diluar Undang undang 1. Hak melakukan praktik dokter setelah memperoleh Surat Tanda Registrasi(STR)dan Surat Ijin Praktik (SIP) 2. Hak menolak melakukan tindakan medisyang bertentangan dengan etika hukum,agama dan hati nuraninya . 3. Hak untuk mengakhiri hubungan dengan seorang pasien,jika menurut penilaiannya kerjasama pasien dengannya tidak ada gunanya lagi, kecuali dalam keadaan gawat darurat. 4. Hak menolak pasien yang bukan bidangmspesialisnya,kecuali dalam keadaan darurat atau tidak ada dokter lain yang mampu menanganinya
5. Hak atas privasi dokter 6. Hak atas ketentraman bekerja 7.Hak menjadi anggota himpunan profesi 8. Hak mengeluarkan surat surat keterangan dokter 9. Hak menjadi anggota himpunan profesi 10. Hak membela diri Hak untuk menolak memberi kesaksian mengenai pasiennya dipengadilan KUHP psl 170
Kewajiban Dokter
Kewajiban yang berhubungan dengan fungsi sosial pemulihan kesehatan Kewajiban yang berhubungan dengan standar profesi medis Kewajiban yang berhubungan dengan tujuan ilmu kedokteran, yaitu:
Penyembuhan dan pencegahan penyakit Meringankan penderitaan orang sakit
KEWAJIBAN DOKTER
AEGROTI SALUS LOX SUPREME keselamatan pasien adalah hukum yang tertinggi ( utama ) . Menurut Leenen : 1. Kewajiban yang timbul dari sifat perawatan medis dimana dokter harus bertindak sesuai dengan standar profesi medis atau menjalankan praktek kedokterannya secara lege artis 2. Kewajiban untuk menghormati hak hak pasien yang bersumber dari hak - hak asasi dalam bidang kesehatan 3. Kewajiban yang berhubungan dengan fungsi sosial pemeliharaan kesehatan
MENURUT Uu No.29 Th 2004 pasal 51 1. memberikan pelayanan medis sesuai dengan dengan standar profesi profesi standar prosedur operasional serta kebutuhan medis pasien; 2. merujuk pasien ke dokter atau dokter gigi lain yang mempunyai keahlian atau kemampuan lebih baik, apabila tidak mampu melakukan suatu pemeriksaan atau pengobatan ; 3. merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang pasien, bahkan juga setelah pasien meninggal dunia; 4. melakukan pertolongan darurat atas dasar perikemanusiaan,kecuali bila ia yakin ada orang lain yang bertugas dan mampu melakukannya; dan ; 5. menambah ilmu pengetahuan dan mengikuti perkembangan ilmu kedokteran atau kedokteran gigi.
Kewajiban dokter untuk memiliki pengetahuan dan ketrampilan profesinya. Harus mempergunakan ilmu pengetahuan dan ketrampilannya dengan hati hati, proporsional dan teliti . Dokter harus mempunyai pertimbangan yang terbaik (to exercise the best judgment), walapun sebagai manusia biasa tak pernah lepas dari kesalahan , asalkan tidak tergolong kesalahan yang kasar (gross negligence ) .
UU KESEHATAN No.23 Th 2003 Pasal 50 dan 51 Tenaga kesehatan menyelenggarakan atau melakukan kegiatan kesehatan sesuai dengan keahlian dan kewenangannya Mematuhi standar profesi medis dan menghormati hak pasien
SUMPAH DOKTER
Sumpah Dokter
Pernyataan yang di ucapkan secara resmi oleh seorang dokter baru dengan bersaksi kepada Tuhan atau sesuatu yang dianggap suci, bahwa ia bertekad teguh akan menjalankan profesi dokter sebaik-baiknya sesuai dengan hakikat, martabat, dan tujuan luhur profesi itu
Sumpah Hippokrates
Naskah sumpah Hippokrates :
Bagian pertama
Sumpah demi dewa-dewa dan dewi dewi dari mitologi yunani kuno tentang kewajiban seorang(mantan) murid terhadap guru (yang dianggap orang tua sendiri) dan keluarga gurunya. Seta kewajiban seorang (mantan) murid tentang pengalihan ilmu pengobatan tanpa bayaran atau janji apapun jika mereka kehendaki kepada pitera-putera gurunya dan putera-puteranya sendiri, serta kepada muridmurid laki laki yang sudah menandatangani perjanjian dan telah mengucapkan sumpah, dan tidak kepada siapapun juga diluar itu
Bagian kedua
Tentang etika medisnya sendiri
NASKAH SUMPAH HIPPOKRATES Saya akan menetapkan peraturan diet untuk orang yang sakit sesuai dengan dan penilaian saya; saya akan menjaga mereka terhadap cidera dan ketidakadilan
ASAS ETIKA MEDIS Asas berbuat baik (beneficence) - Asas tidak menimbulkan mudharat (non maleficence)
Saya tidak akan memberikan obat yang mematikan kepada siapapun jika diminta, saya juga tidak akan mengajukan saran tentang itu. Demikian juga sya tidak akan memberikan kepada perempuan obat untuk terjadinya keguguran. Dalam kemurnian dan kesucian saya akan menjaga hidup dan seni saya Saya tidak akan menggunakan pisau, juga tidak pada penderita batu, tapi saya menarik diri dan menyerahkan pekerjaan kepada orang orang yang memang biasa melakukannya Dirumah manapun saya berkunjung, saya datang untuk kebaikan yang sakit, menjauhkan diri dari semua ketidakadilan yang disengaja, dari semua perbuatan jahat dan khusus hubungan kelamin dengan perempuan maupun laki laki, apakah mereka orang orang bebas atau budak belian Apapun yang saya lihat atau dengar selama menjalankan pengobatan malahan di itu berhubungan dengan hidup orang yang dengan alasan apapun tidak boleh diumumkan, akan saya simpan untuk saya sendiri karena hal-hal seperti itum memalukan untuk dibicarakan
7.
Saya akan senantiasa mengutamakan kesehatan pasien, dengan memperhatikan kepentingan masyarakat. 8. Saya akan berikhtiar dengan sungguh sungguh supaya saya tidak terpengaruh oleh pertimbangan keagamaan, kebangsaan, kesukuan, gender, politik, kedudukan sosial dan jenis penyakit dalam menunaikan kewajiban terhadap pasien. 9. Saya akan memberi kepada guru guru saya penghormatan dan pernyataan terima kasih yang selayaknya. 10. Saya akan perlakukan teman sejawat saya seperti saudara sekandung. 11. Saya akan mentaati dan mengamalkan Kode Etik Kedokteran Indonesia. 12. Saya ikrarkan sumpah ini dengan sungguh sungguh dan dengan mempertaruhkan kehormatan diri saya..
Etik Kedokteran
Tata perilaku kelompok profesional dibidang medis ( para dokter ) , yang mengandung studi nilai nilai , moral para dokter , serta sesuai dengan prinsip dan pokok prilaku profesi seorang dokter .
Tujuan
Mengutamakan keselamatan dan kepentingan penderita Melindungi profesi dokter itu sendiri
KODEKI Kewajiban Umum ( Pasal 1 9) Kewajiban Dokter terhadap teman pasien( pasal 10 13 ) Kewajiban Dokter terhadap teman sejawat (Pasal 14 15 ) Kewajiban Dokter terhadap diri sendiri( Pasal 16 17 )
KEWAJIBAN UMUM
Pasal 1 Setiap dokter harus menjunjung tinggi, menghayati dan mengamalkan sumpah dokter. Pasal 2 Seorang dokter harus senantiasa berupaya melaksanakan profesinya sesuai dengan standar profesi yang tertinggi. Pasal 3 Dalam melakukan pekerjaan kedokterannya, seorang dokter tidak boleh dipengaruhi oleh sesuatu yang mengakibatkan hilangnya kebebasan dan kemandirian profesi. Pasal 4 Setiap dokter harus menghindarkan diri dari perbuatan yang bersifat memuji diri.
Pasal 5 Tiap perbuatan atau nasehat yang mungkin melemahkan daya tahan psikis maupun fisik hanya diberikan untuk kepentingan dan kebaikan pasien, setelah memperoleh persetujuan pasien. Pasal 6 Setiap dokter harus senantiasa berhati-hati dalam mengumumkan dan menerapkan setiap penemuan teknik atau pengobatan baru yang belum diuji kebenarannya dan hal-hal yang dapat menimbulkan keresahan masyarakat. Pasal 7 Seorang dokter hanya memberi surat keterangan dan pendapat yang telah diperiksa sendiri kebenarannya. Pasal 7a Seorang dokter harus, dalam setiap praktik medisnya, memberikan pelayanan medis yang kompeten dengan kebebasan teknis dan moral sepenuhnya, disertai rasa kasih sayang (compassion) dan penghormatan atas martabat manusia.
Pasal 7b Seorang dokter harus bersikap jujur dalam berhubungan dengan pasien dan sejawatnya, dan berupaya untuk mengingatkan sejawatnya yang dia ketahui memiliki kekurangan dalam karakter atau kompetensi, atau yang melakukan penipuan atau penggelapan, dalam menangani pasien Pasal 7c Seorang dokter harus menghormati hak-hak pasien, hak-hak sejawatnya, dan hak tenaga kesehatan lainnya, dan harus menjaga kepercayaan pasien Pasal 7d Setiap dokten harus senantiasa mengingat akan kewajiban melindungi hidup makhluk insani. Pasal 8 Dalam melakukan pekerjaannya seorang dokter harus memperhatikan kepentingan masyarakat dan memperhatikan semua aspek pelayanan kesehatan yang menyeluruh (promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif), baik fisik maupun psiko-sosial, serta berusaha menjadi pendidik dan pengabdi masyarakat yang sebenar-benarnya. Pasal 9 Setiap dokter dalam bekerja sama dengan para pejabat di bidang kesehatan dan bidang lainnya serta masyarakat, harus saling menghormati.
Pasal 15
Setiap dokter tidak boleh mengambil alih pasien dan teman sejawat, kecuali dengan persetujuan atau berdasarkan prosedur yang etis.
Pasal 17
Setiap dokter harus senantiasa mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran/kesehatan.
Beberapa perbuatan yang sering dilakukan oleh dokter dan termasuk pelanggaran etik:
Menentukan tarif yang tidak wajar dan tidak melihat kemampuan pasien, termasuk di sini ialah menarik imbalan jasa dari sejawat dokter. Memberi resep kepada pasien berdasar sponsor atau semacamnya dari perusahaan farmasi, baik langsung maupun representatifnya. Melakukan tindakan medik yang tidak sesuai dengan kebutuhan pasien ataupun tidak perlu, termasuk untuk diagnostik maupun terapeutik. Menganjurkan atau meminta pasien untuk datang berulang-ulang tanpa indikasi yang jelas.
Merujuk pasien ke Dokter Ahli tertentu atau klinik / RS tertentu karena mendapat imbalan jasa dari tempat merujuk. Langsung mengambil alih pasien tanpa permintaan atau persetujuan sejawatnya. Memuji diri sendiri di hadapan pasien. Menjelekkan atau mencela sejawat yang lain di depan pasien, termasuk memberikan second opinion tanpa memperhatikan sejawatnya. Menceritakan dan membuka rahasia keadaan penyakit pasien, walaupun sudah meninggal sekalipun, kepada orang lain yang tidak berhak, termasuk kepada sejawat yang tidak menangani pasien tersebut, tanpa persetujuan pasien.
Berusaha menyingkirkan sejawat dengan berbagai cara maupun intimidasi karena khawatir akan mengurangi jumlah pasien yang berobat kepadanya. Mengabaikan kesehatan sendiri, misalnya dengan sehari menerima pasien di luar batas kewajaran dan melakukan sejumlah operasi yang menyita seluruh waktu dan tenaga sepanjang hari.
KESIMPULAN
Jika, ia sudah menjadi dokter, maka apa yang dia lakukan bertentangan dengan ketentuan sbb:
Praktek tanpa ijin Diskriminasi pasien Tindakan tidak perlu dan Menakut2i pasien Memuji diri sendiri Menjelek2an teman sejawat
dikenai pidana yang di atur dalam Pasal 75, 76, 77, 78, 79, dan 80 dalam UU Nomor 29 tahun 2004 tentang praktik kedokteran.
Pasal 4 KODEKI
Kewajiban dokter terhadap teman sejawat (KODEKI pasal 14-15) Pasal 7c, 9 KODEKI
SARAN
1. Beri peringatan awal 2. Bila masih melanggar, berikan sanksi sesuai UU yang berlaku.
DAFTAR PUSTAKA
1. Jacobalis Samsi. Pengantar Tentang Perkembangan Ilmu Kedokteran, Etika Medis, dan Bioetika. Jakarta : Sagung Seto, 2005 2. Budianto Heru, editor. Panduan Praktis Etika Profesi Dokter. Jakarta : Sagung Seto, 2009