Anda di halaman 1dari 53

PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA

Ruang rawat: Cempaka A. IDENTITAS KLIEN Nama Jenis Kelamin Umur Alamat Pendidikan Status Perkawinan Pekerjaan Tanggal Pngkajian: No. CM Dx Medis

: Nn. I : Perempuan : 31 tahun : Kedawung, Pasuruan : SMA : belum kawin : Swasta : 17 Januari 2012 pukul 10.00 WIB : 080075 : F.20. 10

B. ALASAN MASUK Klien mengatakan sakit sehingga di bawa kesini, klien mengatakan hanya sakit dan dibawa kesini. Keluarga mengatakan klien sudah 2 bulan ngamuk dan marah-marah di rumah setelah mendegar sesuatu. Keluarga mengatakan klien juga sering berbicara sendiri dan menyendiri di kamar tidak mau keluar rumah. C. FAKTOR PREDISPOSISI 1. Gangguan jiwa masa lalu: Klien mengatakan tidak pernah sakit seperti ini sebelumnya Keluarga klien mengatakan kurang lebih sejak 7 tahun yang lalu klien selalu menyendiri di kamar, pada saat klien bekerja di pabrik konveksi di pandaan sering ikut pengajian di pondok dan menjadi lebih khusyuk beribadah sholat dan mengaji serta mendalami islam lewat buku-buku, tetapi setelah mendapat tentangan untuk mempelajari agama islam lebih dalam dari keluarga terutama kakak klien yang pertama dan orang tua klien (bapak) klien menjadi lebih tertutup dan pendiam dan mulai sering berbicara sendiri. Keluarga klien juga mengatakan sebelum sakit seperti ini, klien pernah disukai oleh seseorang tetapi laki-laki tersebut malah menikah dengan sahabat klien sendiri. Klien baru kali ini di rawat di RS Jiwa.

2. Pengobatan Sebelumnya Tidak berhasil, Keluarga klien mengatakan klien pernah dibawa berobat ke dokter Laurent dokter saraf di Pasuruan, tetapi setelah 8bulan klien tidak berobat lagi dan berhenti minum obat. Keluarga klien juga mengatakan telah membawa klien berobat ke paranormal. 3. Aniaya Fisik Dan Kekerasan Dalam Rumah Tangga Klien mengatakan pernah dianiaya orang laki-laki pada saat klien berumur 17 tahun, tangannya disilet-silet sampai ke badannya. Klien mengatakan bapaknya jahat karena klien sering di pukuli oleh bapaknya mulai kecil. Keluarga klien mengatakan bapaknya memang sering menghajar anakanaknya sejak kecil kalau tidak sesuai dengan keinginan bapaknya. Masalah keperawatan: koping keluarga inefektif, resiko tinggi perilaku kekerasan. 4. Anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa: Keluarga klien mengatakan ada salah satu anggota keluarganya yang mengalami sakit seperti klien, yaitu adiknya kakek dengan gejala selalu berdiam diri ditempat yang sepi dan tidak mau bergaul dengan lingkungan sekitar dan keluarga serta tidak pernah mendapat terapi dan pengobatan. Masalah keperawatan: koping kelurg inefektif: penurunan 5. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan Klien mengatakan sering dihajar bapaknya mulai kecil sehingga klien sering bertengkar dengan keluarganya (bapaknya). Keluarga klien mengatakan klien pernah suka kepada seseorang tetapi orang yang disukai klien menikah malah dengan sahabat klien. Resiko tinggi perilaku kekerasan Respon pasca trauma D. PENGKAJIAN FISIK 1. Tanda Vital TD: 110/80 mmHg; N: 80x/i; S: 36,5 c; RR: 18x/i 2. Ukur tubuh TB: 155cm BB: 45 Kg 3. Keluhan Fisik: Klien mengatakan tidak ada keluhan fisik

E. PSIKOSOSIAL 1. Genogram

Keterangan: : perempuan : laki-laki : klien : tinggal 1 rumah

Klien mengatakan klien merupakan anak ke empat dari empat bersaudara, orang tua klien masih hidup dan kakek nenek klien sudah meninggal semua. Kakak pertama klien berjenis kelamin laki-laki, yg kedua berjenis kelamin perempuan, ketiga berjenis kelamin laki-laki, dan terakhir adalah klien yang berjenis kelamin perempuan. Klien mengatakan tidak pernah bercerita dengan anggota keluarga yang lain tentang masalah yang dihadapi. Klien mengatakan bapak merupakan orang yang jahat dan setiap keputusan yang diambil merupakan keputusan bapaknya. Keluarga klien mengatakan pengambilan keputusan utama dirumahnya adalah bapak klien dan semua perintahnya harus dilaksanakan jika tidak klien dan sudara-saudaranya dihajar. Masalah keperawatan: koping keluarga inefektif, kerusakan pengasuhan

2. Konsep diri a. Gambaran diri Klien mengatakan bagian paling bagus ditubuhnya adalah wajahnya karena suaminya suka memandang wajahnya. b. Identitas diri Klien mengatakan bernama Indariyati berusia 23 berjenis kelamin laki-laki dan sudah menikah serta memiliki 11 anak tambah 2. Suamiya merupakan seorang pelaut dan bekerja d angkatan laut. Klien mengatakan sekolah sampai tamat SMA dan meneruskan kuliah di PGSD tetapi belum lulus c. Peran Klien mengatakan dirumah sebagai IRT yang berdandan di rumah menunggu suaminya pulang. d. Ideal diri Klien mengatakan ingin pulang dan bertemu suaminya di rumah. Klien mengatakan ingin menjadi guru. e. Harga diri Klien mengatakan terserah orang lain mau bicara apa tentang dirinya, klien mengatakan malu saat disuruh berinteraksi dengan pasien yang lain. Keluarga klien mengatakan sejak dulu klien memang kurang bergaul dengan lingkungan sekitarnya. Masalah Keperawatan: Harga diri rendah kronis 3. Hubungan Sosial a. Orang yang berarti: klien mengatakan orang yang berarti untuk klien adalah suaminya. b. Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat: Klien mengatakan tidak pernah bergaul dengan orang-orang disekitarnya karena malu dan curiga orang-orang itu mau membobol rumahnya. c. Hambatan dalam berhubungan dengan Orang Lain: Klien mengatakan curiga sama orang lain. Saat di ruang Cempaka klien sering menyendiri dan saat di ajak berinteraksi klien menghindar Masalah Keperawatan: isolasi sosial 4. Spiritual a. Nilai dan keyakinan; klien mengatakan tidak beragama b. Kegiatan ibadah: klien mengatakan tidak beribadah karena sakit Masalah Keperawatan: distress spiritual

F. STATUS MENTAL 1. Penampilan Klien berpakaian tidak rapi, rambut tampak acak-acakan, rambut tampak berketombe dan berkutu, gigi tampak kotor. Masalah Keperawatan: defisit self care 2. Pembicaraan Intonasi bicara lambat, berbicara dengan lambat dan sering menggumam sendiri saat diajak berbicara. Saat perawat mengajukan pertanyaan, klien menjawab pertanyaan dengan tepat dan kadang-kadang jawaban klien melantur. Masalah Keperawatan: kerusakan komunikasi verbal 3. Aktifitas motorik Klien lesu dan kurang bersemangat melakukan aktivitas bila di motivasi. Masalah Keperawatan: difisit aktivitas deversional 4. Alam perasaan Klien mengatakan sedang gembira karena suaminya selalu mengajak klien berbincang-bincang. Masalah Keperawatan: gangguan persepsi sensori 5. Afek Labil: klien berespon saat diberi stimulus yang menyenangkan dan menyedihkan. Klien tertawa saat berbicara tentang hal yang lucu dan tampak sedih saat berbicara tentang bapaknya. Masalah Keperawatan: koping individu inefektif 6. Interaksi selama wawancara Klien kurang kooperatif, selalu ingin mengakhiri wawancara dan mengatakan malas saat di wawancarai, kontak mata kurang fokus. Masalah Keperawatan: Kerusakan interaksi sosial 7. Persepsi Klien mengatakan mendengar suara suaminya yang mengajak berbicara tentang banyak hal. Klien berbicara sendiri, tertawa sendiri, dan lebih senang menyendiri dikamar. Masalah keperawatan: gangguan persepsi sensori: halusinasi dengar

8. Proses pikir a. Arus pikir: blocking/benturan; di mana pembicaraan klien tiba-tiba terhenti tanpa ada gangguan dari luar dan dilanjutkan kembali pada pembicaraan semula atau selanjutnya. b. Bentuk pikir: non realistik; di mana klien mengatakan mendengar suaminya berbicara kepada klien. c. Isi pikir: terganggu terbukti klien mengatakan sudah bersuami dan memiliki 11 orang anak tambah 2. Klien mengatakan curiga sama orang lain karena takut rumahnya dibobol dari belakang. Masalah Keperawatan: gangguan proses pikir 9. Tingkat kesadaran a. Kesadaran klien berubah, klien tidak mampu untuk mengadakan hubungan dan pembatasan terhadap dunia luar atau alam nyata dan dirinya sudah terganggu pada taraf yang sudah tidak sesuai dengan kenyataan. Terbukti klien sering menghindar, menyendiri, tidak mau berinteraksi dengan orang lain, dan sering berhalusinasi. b. Orientasi 1. Waktu: baik, terbukti klien mampu membedakan antara pagi, siang, dan malam 2. Tempat: baik, terbukti klien tahu bahwa sekarang berada di rumah sakit jiwa tempatnya orang gila 3. Orientasi orang: baik; terbukti klien mampu membedakan antara teman, perawat, atau keluarganya. Masalah Keperawatan: gangguan proses pikir 10. Memori a. Memori jangka panjang klien terganggu terbukti klien tidak mampu mengingat bahwa dirinya belum menikah dan belum memiliki anak. b. Klien mampu mengingat jangka menengah: klien mampu menceritakan bahwa masuk RS pada bulan dsember c. Klien mampu mengingat jangka pendek: klien mampu menceritakan bahwa tadi pagi sudah mandi dan sarapan nasi goreng dengan ayam goreng. Masalah Keperawatan: gangguan proses pikir 11. Tingkat konsentrasi dan berhitung Klien tidak mampu konsentrasi: ada saat diberi pertanyaan,klien tidak langsung menjawab tetapi pertanyaan harus diulangi lagi baru klien menjawab. Klien mengatakan tidak mampu berhitung. 100-10= 98 Masalah Keperawatan: Gangguan proses pikir

12. Kemampuan Penilaian klien mengalami gangguan kemampuan penilaian ringan terbukti dengn klien mampu mengambil keputusan sederhana meskipun harus dimotivasi dahuli oleh perawat. Misalnya klien masih harus dimotivasi oleh perawat untuk minum obat dan mandi. Masalah Keperawatan: Gangguan proses pikir 13. Daya Tilik Diri Klien mengatakan bahwa dirinya sakit sehingga perlu di bawa kesini (RSJ). Masalah Keperawatan: tidak ada G. KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG 1. Kemampuan klien memenuhi atau menyediakan kebutuhan a. Makan Klien makan 3x sehari, dengan porsi makan 1 piring dengan nasi, lauk pauk, dan sayur serta buah. Klien makan sendiri dimeja terpisah dengan klien yang lain Klien belum mampu menyiapkan makanannya sendiri tetapi klien mampu membersihkan alat makan dengan inisiatif sendiri. b. BAB/BAK Klien mampu menggunakan WC untuk BAB dan BAK serta mampu merapikan kembali pakaian dan celana yang digunakan setelah BAB dan BAK. c. Mandi Klien mengatakan mandi 2x sehari tetapi harus dimotivasi dulu oleh perawat Klien mengatakan menyikat gigi sehari 2x pada pagi dan sore hari. Gigi klien tampak kotor Klien mengatakan seminggu keramas 3x, rambut klien tampak kotor dan berkutu. d. Berpakaian Klien mampu menggunakan pakaian sendiri dan ganti pakaian 2x sehari. Klien tidak mengancingkan pakaiannya. e. Istirhat dan tidur Lama tidur: pukul 13.00-18.00 (siang); malam pukul 21.00-04.00 WIB Klien mengatakan tidurnya nyenyak

f. Penggunaan obat Klien minum obat 3x sehari Jenis obat: Trifluoperazine tab 5mg 1-1-1, xyprexa tab 10mg 0-0-1 activan tab 2mg 1/2-1/2-1/2 Klien belum mampu memeinta obatnya sendiri saat waktuya minum obat. g. Pemeliharaan Kesehatan Klien mengatakan kalau pulang tidak mau kembali lagi kesini untuk periksa. Klien mengatakan yang mendukung drinya adalah suaminya. h. Aktivitas di dalam rumah Klien mengatakan jika dirumah biasanya membantu membersihkan rumah dan memasak i. Aktivitas di luar rumah Klien mengatakan bekerja sebagai pegawai di perusahaan kayu. H. MEKANISME KOPING Kegiatan Adaptif Kegiatan Minum alkohol Maladaptif Tidak (Adaptif)

Berbicara dengan Tidak orang lain (Maladaptif) Mampu menyelesaikan masalah Teknik relaksasi Olahraga Beribadah Tidak (Maladaptif) Tidak (Maladaptif) Tidak (Maladaptif) Tidak (maladaptif)

Reaksi lambat Ya atau berlebihan (Maladaptif) Bekerja berlebihan menghindar Mencederai diri Tidak (adaptif) Ya (maladaptif) Tidak (adaptif)

Maladaptif: klien mengatakan tidak punya teman untuk cerita, klien mengatakan hanya bercerita kepada suaminya. Klien mengatakan curiga kepada orang lain takut rumahnya nanti di bobol dari belakang. Masalah Keperawata: mekanisme koping individu maladaptif. I. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN 1. Masalah Dengan Dukungan Kelompok

Klien mendapatkan dukungan dari keluarga, perawat, dan dokter demi kesembuhan klien, terbukti klien dikunjungi oleh keluarganya secara rutin minimal 10 hari sekali. 2. Masalah Hubungan Dengan Lingkungan Di rumah: keluarga klien mengatakan klien tidak pernah keluar rumah, senengannya hanya berdiam diri di dalam kamar dan nonton tv. Di RS: klien tampak menyendiri di kamar, tidak mau berkumpul dengan teman-teman penghuni ruangan cempaka. 3. Masalah dengan pendidikan Klien mengatakan ingin menjadi guru, klien sekolah sampai SMA dan sempat kuliah di PGSD IKIP Malang pada tahun 2002-2003 dan tidak selesai. 4. Masalah Dengan Pekerjaan Keluarga klien mengatakan setelah lulus SMA klien pernah bekerja di perusahaan konveksi di Pandaan, di kooperasi di Pasuruan, dan pabrik kayu di Ngopak, Pasuruan. 5. Masalah Dengan Perumahan Klien mengatakan tidak pernah ngobrol dengan tetangga karena tetangga mencurigakan dan klien takut rumahnya dibobol dari belakang. Keluarga klien mengatakan, klien tidak pernah keluar rumah dan berinterkasi dengan tetangga. 6. Masalahn Dengan Ekonomi Klien mengatakan ingin membahagiakan orang tuanya dengan memiliki banyak uang. 7. Masalah Dengan Pelayanan Kesehatan Klien sakit sejak 7-8tahun yang lalu dan berobat ke dokter saraf dokter Laurent di Pasuruan dan putus obat setelah 8 bulan berobat karena masalah biaya. Klien pertama kali MRS Jiwa dan di rawat di RSJ. Masalah Keperawatan: kerusakan interaksi sosial, harga diri rendah, dan isolasi sosial J. KURANG PENGETAHUAN Klien mengatakan bila ada masalah klien tidak pernah menyelesaikan masalah dengan baik, klien lebih senang menyendiri, tidak mau bercerita kepada orang lain. Keluarga klien mengatakan klien orangnya tertutup, tidak mau bercerita dengan anggota keluarga yang lain bila ada masalah. Masalah Keperawatan: kurang pengetahuan tentang koping K. ASPEK MEDIS 1. Diagnosa Medik: F 20.10 (Skizofrenia Hebefrenik Berkelanjutan)

2. Terapi medik: Trifluoperazine tab 5mg 1-1-1 Xyprexa tab 10mg 0-0-1 Ativan tab 2mg - - L. MASALAH KEPERAWATAN 1. Koping keluarga tidak efektif 2. Resiko tinggi perilaku kekerasan 3. Gangguan konsep diri: harga diri rendah kronis 4. Isolasi sosial 5. Kerusakan komunikasi vrbal 6. Gangguan sensori persepsi: halusinasi dengar 7. Gangguan proses pikir 8. Koping individu tidak efektif 9. Distress spiritual 10. Defisit self care 11. Defisit aktifitas deversionent 12. Kerusakan interaksi sosial 13. Mekanisme koping individu maladaptif 14. Repon pasca trauma 15. Kerusakan pengasuhan 16. Kurang pengetahuan tentang koping

M. POHON MASALAH

Resiko mencederai diri, orang lain, dan lingkungan

Gangguan proses pikir: waham

Perubahan persepsi sensori: halusinasi

Kerusakan Komunikasi verbal

Isolasi sosial dan menarik diri

Defisit self care

Gangguan konsep diri: HDR kronik

Koping individu maladaptif

Kerusakan Pengasuhan

Respon pasca trauma

Koping keluarga inefektif

Ket: : Masalah utama keperawatan

N. DIAGNOSA KEPERAWATAN 1. Gangguan persepsi sensori: Halusinasi 2. Isolasi sosial 3. Resiko tinggi perilaku kekerasan

ANALISA DATA Nama Klien Umur : Nn. I : 31 tahun Ruangan/Kamar No. RM : Cempaka : 080075

No. 1. DS:

Data (Symptom) klien

Masalah Keperawatan

mengatakan Gangguan persepsi sensori: halusinasi

mendengar suara suaminya yang mengajak berbicara tentang banyak hal. DO: Klien berbicara sendiri Klien menggumam sendiri Klien tersenyum sendiri. 2. DS: klien mengatakan tidak mau ngobrol dengan teman-temannya yang lain karena klien curiga temantemannya akan membobol rumahnya dari belakang Keluarga klien mengatakan klien orangnya tertutup dan tidak berinteraksi dengan tetangga, klien tidak mau bercerita kepada keluarga apabila memiliki masalah Isolasi sosial

No. DO: -

Data (Symptom)

Masalah Keperawatan

Klien lesu, bersemangat

kurang

Klien jarang keluar kamar Klien mencoba untuk menghidar Nada bicara hampir terdengar klien pelan tidak

3.

DS:

mengatakan Resiko tinggi mencederai diri sendiri, jahat. Klien orang lain, dan lingkungan sedang dengan

bapaknya mengatakan berbicara suaminya. DO: -

Klien bicara sendiri Klien sendiri. tersenyum

INTERVENSI KEPERAWATAN Nama 087005 Dx Medis No. 1. : Nn. I (31tahun) : F. 20.10 Diagnosa Keperawatan No. RM :

Intervensi Tujuan Kriteria hasil Gangguan persepsi TUM: sensori: Halusinasi Klien mampu mengontrol halusinasinya secara bertahap TUK 1: 1. Setelah 1 kali Klien mampu interaksi klien membina menunjukkan hubungan saling tanda-tanda percaya dengan percaya kepada perawat perawat: a. Ekspresi wajah bersahabat b. Menunjukkan rasa senang c. Ada kontak mata d. Mau berjabat tangan e. Mau menyebuntkan

Rasional Intervesi

1. Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan konsep terapeutik: - Sapa klien dengan ramah baik verbal maupu nonverbal - Perkenalkan nama perawat, nama panggilan, dan tujuan berkenalan - Tanyakan nama lengkap dan nama panggilan yang disukai klien - Buat kontrak yang jelas

Membina hubungan saling percaya merupakan dasar interaksi terapeutik antara klien dan perawat. BHSP memudahkan interaksi antara peawat dan klien dan memudahkan pemberian intervensi kepada klien.

No.

Diagnosa Keperawatan Tujuan

Intervensi Kriteria hasil nama f. Mau menjawab salam g. Mau duduk berdampingan dengan perawat h. Bersedia mengungkapkan perasaannya kepada perawat

Rasional Intervesi Tunjukkan sikap jujur dan menempati janji setiap interaksi Tunjukkan sikap empati dan menerima apa adanya Beri perhatian kepada klien dan perhatikan kebutuhan dasar klien Tanyakan masalah klien dan perasaan klien Dengarkan dengan penuh perhatian ekspresi perasaan klien.

TUK 2: Klien mampu mengenali 2. Setelah 2 kali halusinasinya interaksi klien mampu menyebutkan:

1. adakan kontak sering dan singkat

Mengurangi waktu kosong yang dapat menimbulkan halusinasi. Mencegah

No.

Diagnosa Keperawatan Tujuan

Intervensi Kriteria hasil Intervesi - Isi halusinasi - Waktu halusinasi - Frkuensi 2. observasi tingkah laku halusinasi klien terkait dengan - Situasi dan kondisi halusinasinya: yang menimbulkan a. tanyakan pada klien halusinasi apakah klien mendengar, melihat, atau merasakan sesuatu b. jika iya, tanyakan pada klien apa yang sedanga dialaminya c. katakan perawat percaya klien mengalami hal tersebut tetapi perawat tidak merasakannya d. katakan bahwa ada klien yang mengalami hal yang sama dengan klien e. katakan bahwa perawat akan membantu klien

Rasional kebosanan pada klien Memberikan kesempatan pada klien untuk dapat mengungkapkan persepsinya secara terbuka

No.

Diagnosa Keperawatan Tujuan

Intervensi Kriteria hasil

Rasional Intervesi jika klien tidak sedang berhalusinasi, lakukan klarifikasi tentang adanya pengalaman halusinasi, lakukan diskusi dengan klien tentang: a. isi, waktu, dan frekuensi halusinasi yang dialami klien b. situasi atau kondisi yang membuat klien berhalusinasi c. mendiskusikan dengan klien apa yang dirasakan klien jika halusinasi datang dan beri kesempatan untuk mengungkapkan perasaannya. d. Diskusikan pada klien apa yang dapat dilakukan untuk mengatasi perasaan tersebut

Menilai fase/tingkat halusinasi yang dialami klien sehingga perawat dapat menetukan dan melakukan intervensi yang tepat.

No.

Diagnosa Keperawatan Tujuan

Intervensi Kriteria hasil

Rasional Intervesi e. Diskusikan tentang dampak yang akan dialami klien jika klien menikmati halusinasinya.

TUK 3: klien dapat a. Identifikasi bersama mengontrol klien cara yang halusinasinya a. Setelah 1 kali dilakukan saat interaksi klien halusinasinya datang dapat mnyebutkan tindakan yang biasanya dilakukan oleh klien untuk mengendalikan b. Diskusikan cara yang halusinasinya. dilakukan klien, jika b. Setelah 1 kali adaptif beri pujian dan interaksi klien jika maladaptif menyebutkan disukusikan kerugian cara baru untuk dari cara tersebut mengontrol c. Diskusikan cara baru halusinasinya untuk mengontrol c. Setelah 1 kali halusinasi: interaksi klien 1. Katakan pada diri

Mengetahui usaha dan tindakan klien dalam mengatasi halusinasi

Meningkatkan motivasi klien

Apabila halusiasi terkontrol dapat

No.

Diagnosa Keperawatan Tujuan

Intervensi Kriteria hasil dapat memilih dan memperagakan cara mengontrol halusinasi

Rasional Intervesi sendiri bahwa ini tidak nyata dan bohongan katakan saya tidak mau dengar pada saat halusinasi datang. 2. Menemui orang lain untuk berbincang-bincang dan menceritakan halusinasinya 3. Membuat dan melaksanakan jadwal kegiatan sehari-hari 4. Meminta keluarga/perawat/te man untuk menyapa jika klien sedang berhalusinasi atau berbicara sendiri mencegah terjadinya resiko perilaku kekerasan

d. Bantu klien memilih cara yang sudah d. Setelah 1 kali dianjurkan dan latih

Memberi

No.

Diagnosa Keperawatan

Intervensi Kriteria hasil Intervesi interaksi klien untuk mencoba cara melaksanakan yang sudah dipilih cara yang telah e. Beri kesempatan pada dipilih untuk klien untuk melakukan mengendalikan cara yang sudah dipilih halusinasi f. Pantau klien melakukan cara yang sudah dipilih dan beri pujian jika berhasil g. Anjurkan klien mengikuti terapi e. Setelah 3 kali aktifitas kelompok pertemuan klien orientasi realita, mengikuti terapi stimulasi persepsi. aktifitas kelompok TUK 4: a. Buat kontrak dengan Klien mendapat keluarga mengenai dukungan a. Setelah 1 kali waktu, tempat, dan keluarga dalam interaksi tujuan pertemuan mengontrol keluarga halusinasinya mengatakan setuju untuk melakukan b. Diskusikan dengan pertemuan keluarga pada saat dengan perawat pertemuan keluarga Tujuan

Rasional kesempatan pada klien untuk mendemonstrasikan cara yang sudah dipilih dan dilatih untuk mengontrol halusinasi.

Terapi aktifitas kelompok membantu klien kembali ke ralita dan kenyataan.

Dengan adanya keterlibatan keluarga dapat membantu klien dalam proses perawatan di RS maupun di rumah

No.

Diagnosa Keperawatan Tujuan

Intervensi Kriteria hasil

Rasional Intervesi tentang: 1. Pengertian halusinasi 2. Tanda dan gejala halusinasi 3. Proses terjadinya halusinasi 4. Cara yang dapat dilakukan klien dan keluarga untuk memutus/mengontr ol halusinasi 5. Obat-obatan yang dkonsumsi untuk halusinasi 6. Beri informasi tentang waktu kontrol klien ke rumah sakit dan cara mencari bantuan jika halusinasi tidak dapat diatasi di rumah Klien mampu merawat klien saat dirumah dan mendukung kesembuhan klien

No.

Diagnosa Keperawatan Tujuan

Intervensi Kriteria hasil

Rasional Intervesi

TUK 5: Klien dapat memanfaatkan obat dengan baik 1. Setelah 3 kali interaksi klien mampu menyebutkan: a. Manfaat minum obat b. Kerugian tidak minum obat c. Nama, warna, dosis, efek terapi, dan efek samping obat 2. setelah 3 kali interaksi klien mampu mendemonstrasi kan penggunaan obat dengan benar

1. Diskusikan dengan klien manfaat minum obat secara teratur dan akibat tidak mengkonsumsi obat secara teratur. Jenis dan jumlah obat yang diminum, efek terapi dan efek samping penggunaan obat.

Meningkatkan pengetahuan dan motivasi klien untuk minum obat secara teratur

2. Observasi klien saat mengkonsumsi obat dan beri pujian jika klien dapat mengkonsumsi obat dengan benar

3. Diskusikan akibat tidak mengkonsumsi obat secara teratur dan

Sebagai latihan klien sebelum pulang agar dapat minum obat secara teratur dengan bantuan minimal.

No.

Diagnosa Keperawatan Tujuan

Intervensi Kriteria hasil 3. klien mampu menyebutkan akibat tidak mengkonsumsi obat secara teratur

Rasional Intervesi berhenti minum obat tanpa kontrol ke dokter 4. Anjurkan klien berkonsultasi dengan dokter atau perawat jika ada yang ingin ditanyakan dan jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan

CATATAN PERKEMBANGAN KEPERAWATAN

Nama Ruang Tanggal/Jam 17-01-2012 Jam 10.30

: Nn. I : Cempaka Diagnosa Keperawatan Tindakan Gangguan persepsi sensori: SP 1 (pasien): halusinasi dengar 1. BHSP dengan klien 2. Mengidentifikasi dan mengenali halusinasi klien 3. Menanyakan kepada klien mengenai isi halusinasi, frekuensi halusinasi, dan dalam situasi dan kondisi apa halusinasi muncul. 4. Mendiskusikan cara yang biasa dilakukan klien untuk mengatasi halusinasi

Dx Medis No Reg

: F. 20.10 : Evaluasi

S: - Klien mengatakan bernama lengkap IY dengan nama panggilan I umur 23 tahun dan sudah menikah. - Klien mengatakan sedang berbicara dengan suaminya yang seorang pelaut - Klien mengatakan suaranya sering muncul, mulai pagi sampai malam muncul terus, klien mengatakan ngobrol dengan suaminya tentang banyak hal SP 1 (keluarga): seperti bikin anak. 1. BHSP dengan keluarga - Klien mengatakan suaminya 2. Menjelaskan kondisi klien ngajak ngobrol saat klien 3. Menjelaskan pengertian sendirian. halusinasi - Klien mengatakan senang di ajak 4. Menjelaskan tanda dan ngobrol dengan suaminya dan gejala halusinasi kangen pengen ketemu suaminya

5. Menjelaskan cara yang dapat dilakukan keluarga untuk membantu klien mengontrol halusinasi

Klien mengatakan malas dan capek Keluarga klien mengatakan akan melakukan cara yang diajarkan perawat untuk membantu proses penyembuhan klien

O: - Klien menggumam sendiri - Klien tertawa sendiri - Klien tidak bisa menjelaskan suara yang dialaminya - Klien menyebutkan isi halusinasi, frekuensi halusinasi muncul, situasi dan kondisi, serta ekspresi klien saat halusinasi datang - Klien menghindar dan tidak ada kontak mata - Keluarga klien mampu menjelaskan kembali tentang pengertian halusinasi serta tanda dan gejala halusinasi - Keluarga klien mampu menyebutkan kembali cara mengontrol halusinasi klien. A: - Klien mampu mengenal halusinasinya - Klien tidak mau mengontrol

halusinasinya Klien mampu mendukung klien dalam mengontrol halusinasinya

18-01-2012 Jam 09.30

Gangguan persepsi halusinasi dengar

sensori: SP 1 (pasien) 1. Mendisukusikan perasaan klien 2. Mendisukusikan dengan klien tentang halusinasi yang dialami klien. 3. Mengajarkan klien megontrol halusinasi dengan cara menghardik

P.P: Ulangi SP 1 (pasien); lanjutkan SP 2 (keluarga) bila keluarga datang P.S: 1. Menganjurkan klien mengontrol halusinasinya dengan cara menghardik saat halusinasi muncul 2. menganjurkan klien memasukkan kegiatan menghardik halusinasi ke dalam jadwal kegiatan harian S: - Klien mengatakan malas - Klien mengatakan sedang berbicara dengan suaminya dan jangan diganggu O: - Klien berbicara dan tertawa sendiri - Klie melotot kearah perawat dan mengusir perawat A: Klien tidak kooperatif dan tidak mampu mengontrol halusinasinya P.P: Ulangi SP1 P.S:

1. Menganjurkan klien mengontrol halusinasinya saat halusinasi muncul. 2. Menganjurkan klien memasukkan menghardik halusinasi dalam jadwal kegiatan harian klien. 19-01-2012 Jam 17.00 Gangguan persepsi halusinasi dengar sensori: SP 1 (pasien) 1. Mendisukusikan perasaan klien 2. Mengajarkan klien cara mengontrol halusinasi dengan cara menghardik 3. Menganjurkan klien berinteraksi dengan pasien lain di ruangan 4. Menganjurkan klien melakukan aktivitas terjadwal 5. Menjelakan kepada klien pentingnya meminum obat secara rutin dan akibatnya jika obat tidak diminum secara rutin 6. Mengobservasi pemberian obat kepada klien S: - Klien mengatakan ingin pulang - Klien mengatakan tidak mau mengusir suaminya O: - Klien berbicara sendiri - Klien emosi dan berteriak-teriak sendiri - Klien berjalan monda-mandir dari kamarnya ke teras depan - Klien hanya duduk diam di raung tamu tanpa berbincang-bincang dengan pasien yang lain. - Klien meminum obat dengan motivasi dan paksaan dari perawat A: Klien tidak kooperatif dan tidak mampu mengontrol halusinasinya PP: Ulangi SP 1 PS: 1. menganjurkan dan mengontrol halusinasinya.

20-01-2012 Jam 11.00

Gangguan persepsi halusinasi dengar

sensori: SP 1 (Pasien) 1. Mendiskusikan perasaan klien 2. Meganjurkan klien menghardik halusinasi 3. Menganjurkan klien berinteraksi dan berbincangbincang dengan pasien lain 4. Mengobservasi minum obat klien dan memotivasi klien untuk meminum obat secara rutin.

2. Menganjurkan klien memasukkan kegiatan menghardik halusinasi dalam jadwal kegiatan seharihari. 3. Menganjurkan klien berinteraksi dengan teman-teman di ruangan dn perawat rungan. 4. Menganjurkan klien meminum obat secara rutin dan mandiri S: - Klien mengatakan sedang berbicara dengan saudarnya - Klien mengatakan tidak mau menghardik halusinasinya karena sedang berbicara dengan papanya - Klien mengatakan senang berbicara dengan papanya. - Klien mengatakan minum obat supaya cepat pulang O: - Klien berbicara sendiri - Klien tiba-iba berteriak dan meninggalkan perawat menuju kamarnya. - Klien emosi saat diajak berbiacara dengan pasien SH - Klien mengatakan minum obat secara rutin supaya cepat sembuh

1. 2.

3. 21-01-2012 Gangguan persepsi Jam 10.00 halusinasi dengar WIB sensori: SP 1 (Pasien) 1. Mendiskusikan perasaan klien 2. Menganjurkan klien menghardik halusinasi 3. Menganjurkan klien berinteraksi dan berbincang-bincang dengan teman seruangan 4. Menganjurkan klien melakukan kegiatan terjadwal 5. Mengobservasi pemberian obat

dan pulang ke rumah. A: Klien tidak mampu mengontrol halusinasinya PP: Ulangi SP 1 PS: 1. menganjurkan dan mengontrol halusinasinya. 2. Menganjurkan klien memasukkan kegiatan menghardik halusinasi dalam jadwal kegiatan sehari-hari 3. Menganjurkan klien meminum obat secara rutin dan mandiri. S: - klien mengatakan menunggu jemputannya datang karena pasien ingin pulang - Klien mengatakan suaminya tidak ada disini tetapi suaminya mengajak ngobrol terus - Klien mengatakan tidak mau menghardik suaminya karena klien senang di ajak ngobrol suaminya meskipun suaminya tidak ada (tidak tampak). - Klien mengatakan malas mengobrol dengan teman-teman ruangan

O: - Klien berbicara sendiri - Klien tertawa sendiri - Klien mondar-mandir dari kamarnya ke teras depan - Klien duduk di ruang tamu tetapi hanya diam tidak berbincangbincang dengan teman yang lain. - Klien meminum obat dengan motivasi dari perawat. - Klien mencuci piring bekas makan siangnya sendiri secara mandiri tanpa di otivasi oleh perawat A: Klien belum mampu mengontrol halusinasinya PP: Ulangi SP1 PS: 1. menganjurkan dan mengontrol halusinasinya. 2. Menganjurkan klien memasukkan kegiatan menghardik halusinasi dalam jadwal kegiatan sehari-hari 3. Menganjurkan klien minum obat secara mandiri

23-01-2012 Jam 09.00

Gangguan halusinasi

persepsi

sensori: SP 1: 1. Mendiskusikan perasaan klien 2. Menganjurkan klien menghardik halusinasi 3. Menganjurkan klien berinteraksi dan berbincang-bincang dengan teman seruangan 4. Menganjurkan klien melakukan kegiatan terjadwal 5. Mengobservasi pemberian obat

S: - Klien mengatakan sedang senang - Klien mengatakan masih mendengar suami dan saudaranya mengajak ngobrol. - Klien mengatakan tidak mau menghardik halusinasi karena klien senang berbicara dengan saudara dan suaminya - Klien mengatakan suami dan saudaranya tidak ada di sini. - Klien mengatakan tidak mau ngobrol dengan teman-teman di ruangan karena malas O: - Klien berbicara dan tertawa sendiri - Klien bernyanyi dan menari-nari sendiri di kamarnya - Klien menyendiri di kamarnya - Klien minum obat menunggu diingatkan oleh perawat - Klien melakuka aktivitas terjadwal dengan bimbingan A: Klien belum mampu mengontrol halusinasinya PP: Ulangi SP 1

PS: - menganjurkan klien megontrol halusinasinya dengan menghardik, berinteraksi dengan teman-teman di ruangan, melakukan aktivitas terjadwal secara mandiri - menganjurkan klien minum obat secara rutin sesuai jadwal.

STRATEGI PELAKSANAAN I (PASIEN) TINDAKAN KEPERAWATAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI: HALUSINASI

Tanggal: 17 Januari 2012 Pertemuan: pertama A. PROSES KEPERAWATAN 1. Kondisi klien: a. Klien tampak berbicara sendiri b. Klien tampak menggumam sendiri c. Klien tampak menyendiri di kamarnya d. Klien mengatakan mendengar suara suaminya dan suamiya mengajak berbicara dengan klien 2. Diagnosa keperawatan Gangguan persepsi sensori: halusinasi dengar 3. Tujuan umum: Klien dapat mengenali halusinasinya Klien dapat mengontrol halusinasinya 4. Tujuan khusus a. Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat b. Klien klien dapat mengenali halusinasinya c. Klien dapat mengontrol halusinasinya dengan cara pertama yaitu menghardik halusinasinya

B. STRAREGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SP) a. Orientasi 1. Salam terapeutik Selamat pagi mbak, perkenalkan nama saya perawat Zahratul, saya senangnya dipanggil Uul, saya perawat yang akan merawat mbak selama 2 mingggu ini mulai hari ini. Nama mbak siapa dan senangnya dipanggil siapa? 2. Evaluasi/validasi: bagaimana kabarnya mbak I hari ini? Tadi malam tidurnya nyenyak? Apa yang mbak rasakan pagi ini?

3. Kontrak bagaimana jika pagi ini kita bercakap-cakap tetang suara-suara yang mbak dengar tetapi tidak ada bentuknya, mbaknya mau kita bercakapcakap di ruang tamu atau teras depan? Mbaknya mau kita bercakap-cakap berapa lama? Bagaimana jika 30 menit? b. Kerja apakah mbak I mendengar suara tanpa ada wujudnya? Apa yang dikatakan suara itu apakah terus menerus terdengar atau hanya sebentar saja? Kapan mbaknya paling sering mendengar suara itu? Pada pagi hari, siang hari atau malam hari? Biasanya suara tersebut terdengar pada saat mbaknya sedang melakukan apa?apakah saat sendiri atau saat melamun? Apa yang mbak rasakan dan lakukan saat mendengar suara tersebut? Bagaimana jika kita belajar cara mencegah suara-suara terebut muncul? Ada 4 cara mbak cara mencegah suara-suara tersebut muncul, yang pertama adalah dengan menghardik suara itu, kedua dengan berinteraksi atau bercakap-cakap dengan orang lain, ketiga dengan melakukan kegiata yang sudah terjadwal, dan cara yang terakhir adalah dengan mengkonsumsi obat secara teratur. Sebelumnya ada yang mau di tanyakan mbak? bagaimana jika kita belajar cara yang pertama dulu yaitu menghardik suara tersebut? Caranya seperti ini mbak, saat suara tersebut muncul langsung mbak katakan pergi,,, saya tidak mau dengar,,, saya tidak mau dengar. Kamu suara palsu dan tidak nyata. Begitu terus dilakukan berulangulang sampai suara tersebut hilang. Coba mbak peragakan! bagus,,, bisa diulangi sekali lagi mbak? Bagus,,, Mbak I sudah bisa dan pintar menghardik suara tersebut. c. Terminasi: a) Evaluasi subjektif: bagaimana perasaan mbak I setelah menceritakan suara-suara yang didengar? Bagaimana prasaan mas setelah peragaan latihan tadi? b) Evaluasi objektif jadi suara yang mbak dengar itu adalah,,, isinya,,, frekuensinya,, waktu,,, situasi/pada keadaan,,, respon yang dirasakan,,, yang mbak I biasa lakukan pada saat mendengar suara tersebut,, d. Rencana Tindak Lanjut jika suara tersebut muncul lagi, coba mbak I melakukan cara yang tadi sudah di ajarkan, apa kita buat jadwal latihan saja? Mbak I mau jam berapa latihannya?

e. Kontrak yang Akan Datang 1. Topik: bagaimana kalau kita bertemu lagi untuk belajar dan latihan mengendalikan suara-suara dengan cara yang kedua? 2. Waktu: bagaimana kalau besok jam 10?lamanya skitar 15-20menit 3. Tempat: Mbak I mau kita bercakap-cakap dimana untuk besok? Baiklah mbak I terimakasih atas waktunya, sampai jumpa besok,, selamat pagi

STRATEGI PELAKSANAAN I (PASIEN) TINDAKAN KEPERAWATAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI: HALUSINASI

Tanggal: 18 Januari 2012 Pertemuan: kedua C. PROSES KEPERAWATAN 1. Kondisi klien: a. Klien tampak berbicara sendiri b. Klien tampak menggumam sendiri c. Klien tampak menyendiri di kamarnya d. Klien mengatakan mendengar suara suaminya dan suamiya mengajak berbicara dengan klien 2. Diagnosa keperawatan Gangguan persepsi sensori: halusinasi dengar 3. Tujuan umum: Klien dapat mengenali halusinasinya Klien dapat mengontrol halusinasinya 4. Tujuan khusus a. Klien klien dapat mengenali halusinasinya b. Klien dapat mengontrol halusinasinya dengan cara pertama yaitu menghardik halusinasinya

D. STRAREGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SP) a. Orientasi 1. Salam terapeutik Selamat pagi mbak I, bagaimana kabarnya hari ini? Masih ingat dengan saya khan? Benar sekali saya yang kemarin berbincang-bincang dengan mbak I 2. Evaluasi/validasi: bagaimana kabarnya mbak I hari ini? Tadi malam tidurnya nyenyak? Apa yang mbak rasakan pagi ini?

3. Kontrak Sesuai dengan kontrak kita kemarin, kita akan berbincang lagi di teras depan khan?bagaimana jika sekarang kita ke teras depan untuk berbincang-bincang? b. Kerja apakah mbak I masih mendengar suara suami mbak yang mengajak bicara? Bagaimana perasaan mbak saat mendengar suara suami mbak mengajak ngobrol? Mbak merasa senang? Apa mbak melihat di sini ada suami mbak? Saya tidak meihat dan mendengar suara suami mbak yang mengajak mbak berbicara. Apa mbak sudah melakukan cara menghardik halusinasi yang sudah saya ajarkan kemarin. Bagaimana jika kita mencoba kembali cara menghardik halusinasi yang sudah saya ajarkan kemarin? Caranya seperti ini mbak, saat suara tersebut muncul langsung mbak katakan pergi,,, saya tidak mau dengar,,, saya tidak mau dengar. Kamu suara palsu dan tidak nyata, kamu bukan suara suamiku, saya belum menikah dan bersuami. Begitu terus dilakukan berulang-ulang sampai suara tersebut hilang. Coba mbak peragakan! bagus,,, bisa diulangi sekali lagi mbak? Bagus,,, Mbak I sudah bisa dan pintar menghardik suara tersebut. c. Terminasi: c) Evaluasi subjektif: bagaimana perasaan mbak I setelah menceritakan suara-suara yang didengar? Bagaimana prasaan mbak I setelah latihan tadi? d) Evaluasi objektif jadi suara yang mbak dengar itu adalah,,, isinya,,, respon yang dirasakan,,, yang mbak I biasa lakukan pada saat mendengar suara tersebut,, d. Rencana Tindak Lanjut jika suara tersebut muncul lagi, coba mbak I melakukan cara yang tadi sudah di ajarkan, apa kita buat jadwal latihan saja? Mbak I mau jam berapa latihannya? e. Kontrak yang Akan Datang 1. Topik: bagaimana kalau kita bertemu lagi untuk belajar dan latihan mengendalikan suara-suara dengan cara yang kedua? 2. Waktu: bagaimana kalau besok jam 10?lamanya skitar 15-20menit 3. Tempat: Mbak I mau kita bercakap-cakap dimana untuk besok? Baiklah mbak I terimakasih atas waktunya, sampai jumpa besok,, selamat pagi

STRATEGI PELAKSANAAN I (PASIEN) TINDAKAN KEPERAWATAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI: HALUSINASI

Tanggal: 19 Januari 2012 Pertemuan: ketiga E. PROSES KEPERAWATAN 1. Kondisi klien: a. Klien tampak berbicara sendiri b. Klien tampak menggumam sendiri c. Klien tampak menyendiri di kamarnya d. Klien mengatakan mendengar suara suaminya dan suamiya mengajak berbicara dengan klien 2. Diagnosa keperawatan Gangguan persepsi sensori: halusinasi dengar 3. Tujuan umum: Klien dapat mengenali halusinasinya Klien dapat mengontrol halusinasinya 4. Tujuan khusus a. Klien klien dapat mengenali halusinasinya b. Klien dapat mengontrol halusinasinya dengan cara pertama yaitu menghardik halusinasinya

F. STRAREGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SP) a. Orientasi 1. Salam terapeutik Selamat pagi mbak I, bagaimana kabarnya hari ini? Masih ingat dengan saya khan? Benar sekali saya yang kemarin berbincang-bincang dengan mbak I 2. Evaluasi/validasi: bagaimana kabarnya mbak I hari ini? Tadi malam bisa tidur dengan nyenyak? Apa yang mbak rasakan pagi ini?

3. Kontrak Sesuai dengan kontrak kita kemarin, kita akan berbincang lagi di teras depan khan?bagaimana jika sekarang kita ke teras depan untuk berbincang-bincang? b. Kerja apakah mbak I masih mendengar suara suami mbak yang mengajak bicara? Bagaimana perasaan mbak saat mendengar suara suami mbak mengajak ngobrol? Mbak merasa senang? Apa mbak melihat di sini ada suami mbak? Saya tidak meihat dan mendengar suara suami mbak yang mengajak mbak berbicara. Apa mbak sudah melakukan cara menghardik halusinasi yang sudah saya ajarkan kemarin. Bagaimana jika kita mencoba kembali cara menghardik halusinasi yang sudah saya ajarkan kemarin? Caranya seperti ini mbak, saat suara tersebut muncul langsung mbak katakan pergi,,, saya tidak mau dengar,,, saya tidak mau dengar. Kamu suara palsu dan tidak nyata, kamu bukan suara suamiku, saya belum menikah dan bersuami. Begitu terus dilakukan berulang-ulang sampai suara tersebut hilang. Coba mbak peragakan! bagus,,, bisa diulangi sekali lagi mbak? Bagus,,, Mbak I sudah bisa dan pintar menghardik suara tersebut. selain menghardik ada cara kdua yang mbak bisa lakukan untuk mengontrol halusinasi, yaitu berbincang-bincang dengan teman-teman mbak I di ruangan ini, bagaimana jika mbak mencoba untuk berbincang-bincang dengan teman-teman di ruangan ini? Mbak, sudah kenal dengan dengan teman-teman di ruangan ini? Jika belum bagaimana jika kita berkenalan dulu dengan teman-teman di sini? baik, cara yang ke tiga adalah dengan melakukan aktivitas terjadwal, aktivitas terjadwal merupakan aktivitas yang dilakukan mbak I seharisehari, dan kita masukkan cara pertama mengontrol halusinasi dengan cara menghardik dalam kegiatan terjadwal mbak I sehari-hari sehingga mbak I bisa melakukan kegiatan menghardik setiap hari sesuai jadwal dan setiap suara suami atau saudara mbak muncul, bagaimana? Ini sudah saya jadwalkan aktivitas kegiatan mbak sehari-hari. Ada yang mau ditanyakan sebelumnya mbak? cara terakhir yang bisa digunakan untuk mengontrol halusinasi adalah dengan minum obat secara rutin sesuai jadwal dan dosis dari dokter. Saya lihat mbak I belum mampu untuk minum obat secara mandiri atau inisiatif sendiri, mbak I menunggu perawat untuk mengigatkan minum obat. Minum obat penting untuk mempercepat proses penyembuhan Mbak I, mbak I ingin cepat pulang khan? Makanya Mbak I harus minum obat secara rutin dan mandiri sesuai jadwal yaitu setelah makan pagi, siang, dan malam.

c. Terminasi: a) Evaluasi subjektif: bagaimana perasaan mbak I setelah menceritakan suara-suara yang didengar? Bagaimana prasaan mbak I setelah latihan tadi? Apa mbak I ingin mendiskusikan hal-hal yang kita bahas tadi? b) Evaluasi objektif jadi yang harus mbak lakukan saat suara-suara itu muncul adalah menghardik suara tersebut, berinteraksi dengan teman-teman di ruangan, dan melakukan aktivitas terjadwal, serta meminum obat secara mandiri dan rutin. Apa kita lakukan laitihan lagi saja? d. Rencana Tindak Lanjut jika suara tersebut muncul, coba mbak I melakukan cara yang tadi sudah di ajarkan dan sudah dijadwalkan di jadwal kegiatan mbak sehari-hari? Mbak I juga harus berinteraksi dan bersosialisasi dengan teman-teman di ruangan cempaka ini serta minum obat secara rutin dan mandiri e. Kontrak yang Akan Datang 1. Topik: bagaimana kalau kita bertemu lagi untuk belajar dan latihan mengendalikan suara-suara dengan cara yang sudah kita diskusikan tadi? 2. Waktu: bagaimana kalau besok jam 4 sore?lamanya skitar 1520menit 3. Tempat: Mbak I mau kita bercakap-cakap dimana untuk besok? Baiklah mbak I terimakasih atas waktunya, sampai jumpa besok,, selamat pagi

STRATEGI PELAKSANAAN I (PASIEN) TINDAKAN KEPERAWATAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI: HALUSINASI

Tanggal: 20 Januari 2012 Pertemuan: keempat G. PROSES KEPERAWATAN 5. Kondisi klien: e. Klien tampak berbicara sendiri f. Klien tampak menggumam sendiri g. Klien tampak menyendiri di kamarnya h. Klien mengatakan mendengar suara suaminya dan suamiya mengajak berbicara dengan klien 6. Diagnosa keperawatan Gangguan persepsi sensori: halusinasi dengar 7. Tujuan umum: Klien dapat mengontrol halusinasinya 8. Tujuan khusus a. Klien klien dapat mengenali halusinasinya b. Klien dapat mengontrol halusinasinya dengan cara pertama yaitu menghardik halusinasinya

H. STRAREGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SP) a. Orientasi 1. Salam terapeutik Selamat sore mbak I. 2. Evaluasi/validasi: bagaimana kabarnya mbak I hari ini? Tadi malam tidurnya nyenyak? Apa yang mbak rasakan sore ini? 3. Kontrak Sesuai dengan kontrak kita kemarin, kita akan berbincang lagi di ruang tamu khan? b. Kerja

apakah mbak I masih mendengar suara suami mbak yang mengajak bicara? Bagaimana perasaan mbak saat mendengar suara suami mbak mengajak ngobrol? Mbak merasa senang? Apa mbak sudah melakukan cara mengontrol halusinasi yang sudah kita diskusikan kemarin? Bagaimana jika kita mencoba kembali cara menghardik halusinasi yang sudah saya ajarkan kemarin? Caranya seperti ini mbak, saat suara tersebut muncul langsung mbak katakan pergi,,, saya tidak mau dengar,,, saya tidak mau dengar. Kamu suara palsu dan tidak nyata, kamu bukan suara suamiku, saya belum menikah dan belum bersuami. Begitu terus dilakukan berulang-ulang sampai suara tersebut hilang. Coba mbak peragakan! bagus,,, bisa diulangi sekali lagi mbak? Bagus,,, Mbak I sudah bisa dan pintar menghardik suara tersebut. Lakukan seperti itu setiap hari, setiap waktu, dan sesuai jadwal kegiatan harian saat suara-suara tersebut muncul. apa mbak I sudan minum obat secara teratur pada pagi dan siang tadi? Mbak, meminta sendiri obatnya atau perawat yang membimbing mbak untuk minum obat? Bagus, setiap hari lakukan seperti itu meminum obat secara mandiri dan meminta sendiri obatnya kepada perawat tanpa menunggu perawat membimbing mbak untuk minum obat. Nanti saat minum obat sore coba mbak I langsung berinisiatif meminta obat kepada perawat dan langsung meminum obat tersebut sendiri. mbak I, sudah berinteraksi dan bersosialisasi dan berbincang-bincang dengan teman-teman mbak di ruangan cempaka ini? Membicarakan hal apa saja mbak? Bagus sekali, mbak I sudah mau berinteraksi dan bersosialisasi dengan teman-teman yang lain, menyenangkan bukan jika ada teman nyata untuk mengobrol? c. Terminasi: e) Evaluasi subjektif: bagaimana perasaan mbak I setelah menghardik suara-suara suami dan saudara mbak yang tidak nyata tersebut? Setelah berbicara dengan teman-teman di ruangan cempaka ini, bagaimana perasaan mbak? f) Evaluasi objektif jadi mbak sudah bisa minum obat dengan.. Sudah mau berinteraksi dengan teman-teman lain di ruangan cempaka ini, dan bisa menghardik suara-suara tidak nyata di sekitar mbak I. d. Rencana Tindak Lanjut jika suara tersebut muncul lagi, coba mbak I melakukan cara yang tadi sudah di ajarkan, tetap berinteraksi dan bersosialisasi dengan teman-teman lain di ruangan cempaka ini, minum obat secara teratur dan mandiri, dan melakukan aktivitas terjadwal sesuai jadwal yang sudah dibuat.

e. Kontrak yang Akan Datang 4. Topik: bagaimana kalau kita bertemu lagi untuk belajar menghardik dan praktek menghardik saat suara-suara tersebut datang? 5. Waktu: bagaimana kalau besok jam 10?lamanya skitar 15-20menit 6. Tempat: Mbak I mau kita bercakap-cakap dimana untuk besok? Baiklah mbak I terimakasih atas waktunya, sampai jumpa besok,, selamat sore.

STRATEGI PELAKSANAAN I (PASIEN) TINDAKAN KEPERAWATAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI: HALUSINASI

Tanggal: 21 Januari 2012 Pertemuan: kelima I. PROSES KEPERAWATAN 1. Kondisi klien: a. Klien tampak berbicara sendiri b. Klien tampak menggumam sendiri c. Klien tampak menyendiri di kamarnya d. Klien mengatakan mendengar suara suaminya dan suamiya mengajak berbicara dengan klien 2. Diagnosa keperawatan Gangguan persepsi sensori: halusinasi dengar 3. Tujuan umum: Klien dapat mengontrol halusinasinya 4. Tujuan khusus a. Klien klien dapat mengenali halusinasinya b. Klien dapat mengontrol halusinasinya dengan cara pertama yaitu menghardik halusinasinya

A. STRAREGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SP) a. Orientasi 1. Salam terapeutik Selamat pagi mbak I. 2. Evaluasi/validasi: bagaimana kabarnya mbak I hari ini? Tadi malam tidurnya nyenyak? Apa yang mbak rasakan pagi ini? 3. Kontrak Sesuai dengan kontrak kita kemarin, kita akan berbincang lagi di ruang tamu khan?

b.

Kerja apakah mbak I masih mendengar suara suami mbak yang mengajak bicara? Apa mbak sudah melakukan cara mengontrol halusinasi yang sudah kita diskusikan dan praktekkan kemarin? Bagaimana jika kita mencoba kembali cara menghardik halusinasi yang sudah saya ajarkan kemarin? Caranya seperti ini mbak, saat suara tersebut muncul langsung mbak katakan pergi,,, saya tidak mau dengar,,, saya tidak mau dengar. Kamu suara palsu dan tidak nyata, kamu bukan suara suamiku, saya belum menikah dan belum bersuami. Begitu terus dilakukan berulang-ulang sampai suara tersebut hilang. Coba mbak peragakan! bagus,,, bisa diulangi sekali lagi mbak? Bagus,,, Mbak I sudah bisa dan pintar menghardik suara tersebut. Lakukan seperti itu setiap hari, setiap waktu saat suara-suara tersebut muncul, dan sesuai jadwal kegiatan harian. apa mbak I sudah minuum obat pagi tadi? Mbak, meminta sendiri obatnya atau perawat yang membimbing mbak untuk minum obat? Bagus, setiap hari lakukan seperti itu meminum obat secara mandiri dan meminta sendiri obatnya kepada perawat tanpa menunggu perawat membimbing mbak untuk minum obat. Nanti saat minum obat siang coba mbak I langsung berinisiatif meminta obat kepada perawat dan langsung meminum obat tersebut sendiri, bagaimana mbak I setuju?bagus.. mbak I, sudah berinteraksi dan bersosialisasi dan berbincang-bincang dengan teman-teman mbak di ruangan cempaka ini? Membicarakan hal apa saja mbak? Bagus sekali, mbak I sudah mau berinteraksi dan bersosialisasi dengan teman-teman yang lain, menyenangkan bukan jika ada teman nyata untuk mengobrol? c. Terminasi: g) Evaluasi subjektif: bagaimana perasaan mbak I setelah menghardik suara-suara suami dan saudara mbak yang tidak nyata tersebut? Setelah berbicara dengan teman-teman di ruangan cempaka ini, bagaimana perasaan mbak? h) Evaluasi objektif jadi mbak sudah bisa minum obat mandiri. Sudah mau berinteraksi dengan teman-teman lain di ruangan cempaka ini, dan bisa menghardik suara-suara tidak nyata di sekitar mbak I. d. Rencana Tindak Lanjut sama seperti kemarin, saat suara tersebut muncul, coba mbak I melakukan cara yang tadi sudah di ajarkan, tetap berinteraksi dan bersosialisasi dengan teman-teman lain di ruangan cempaka ini, minum obat secara teratur dan mandiri, dan melakukan aktivitas terjadwal sesuai jadwal yang sudah dibuat.

e. Kontrak yang Akan Datang 1. Topik: bagaimana kalau kita bertemu lagi untuk belajar menghardik dan praktek menghardik saat suara-suara tersebut datang? 2. Waktu: bagaimana kalau hari senin tanggal 23 Januari 2012 jam 10?lamanya skitar 15-20menit 3. Tempat: Mbak I mau kita bercakap-cakap dimana untuk besok? Baiklah mbak I terimakasih atas waktunya, sampai jumpa besok,, selamat pagi.

STRATEGI PELAKSANAAN I (PASIEN) TINDAKAN KEPERAWATAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI: HALUSINASI

Tanggal: 23 Januari 2012 Pertemuan: keenam A. PROSES KEPERAWATAN 1. Kondisi klien: a. Klien tampak berbicara sendiri b. Klien tampak menggumam sendiri c. Klien tampak menyendiri di kamarnya d. Klien mengatakan mendengar suara suaminya dan suamiya mengajak berbicara dengan klien 2. Diagnosa keperawatan Gangguan persepsi sensori: halusinasi dengar 3. Tujuan umum: Klien dapat mengontrol halusinasinya 4. Tujuan khusus a. Klien klien dapat mengenali halusinasinya b. Klien dapat mengontrol halusinasinya dengan cara pertama yaitu menghardik halusinasinya

B. STRAREGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SP) a. Orientasi 1. Salam terapeutik Selamat pagi mbak I. 2. Evaluasi/validasi: bagaimana kabarnya mbak I hari ini? Tadi malam tidurnya nyenyak? Apa yang mbak rasakan pagi ini? 3. Kontrak Sesuai dengan kontrak kita kemarin, kita akan berbincang lagi di ruang tamu khan?

b.

Kerja apakah mbak I masih mendengar suara suami mbak yang mengajak bicara? Apa mbak sudah melakukan cara mengontrol halusinasi yang sudah kita diskusikan dan praktekkan kemarin? Bagaimana jika kita mencoba kembali cara menghardik halusinasi yang sudah saya ajarkan kemarin? Caranya seperti ini mbak, saat suara tersebut muncul langsung mbak katakan pergi,,, saya tidak mau dengar,,, saya tidak mau dengar. Kamu suara palsu dan tidak nyata, kamu bukan suara suamiku, saya belum menikah dan belum bersuami. Begitu terus dilakukan berulang-ulang sampai suara tersebut hilang. Coba mbak peragakan! bagus,,, bisa diulangi sekali lagi mbak? Bagus,,, Mbak I sudah bisa dan pintar menghardik suara tersebut. Lakukan seperti itu setiap hari, setiap waktu saat suara-suara tersebut muncul, dan sesuai jadwal kegiatan harian. apa mbak I sudah minuum obat pagi tadi? Mbak, meminta sendiri obatnya atau perawat yang membimbing mbak untuk minum obat? Bagus, setiap hari lakukan seperti itu meminum obat secara mandiri dan meminta sendiri obatnya kepada perawat tanpa menunggu perawat membimbing mbak untuk minum obat. Nanti saat minum obat siang coba mbak I langsung berinisiatif meminta obat kepada perawat dan langsung meminum obat tersebut sendiri, bagaimana mbak I setuju?bagus.. mbak I, sudah berinteraksi dan bersosialisasi dan berbincang-bincang dengan teman-teman mbak di ruangan cempaka ini? Membicarakan hal apa saja mbak? Bagus sekali, mbak I sudah mau berinteraksi dan bersosialisasi dengan teman-teman yang lain, menyenangkan bukan jika ada teman nyata untuk mengobrol? c. Terminasi: i) Evaluasi subjektif: bagaimana perasaan mbak I setelah menghardik suara-suara suami dan saudara mbak yang tidak nyata tersebut? Setelah berbicara dengan teman-teman di ruangan cempaka ini, bagaimana perasaan mbak? j) Evaluasi objektif jadi mbak sudah bisa minum obat mandiri. Sudah mau berinteraksi dengan teman-teman lain di ruangan cempaka ini, dan bisa menghardik suara-suara tidak nyata di sekitar mbak I. d. Rencana Tindak Lanjut sama seperti kemarin, saat suara tersebut muncul, coba mbak I melakukan cara yang tadi sudah di ajarkan, tetap berinteraksi dan bersosialisasi dengan teman-teman lain di ruangan cempaka ini, minum obat secara teratur dan mandiri, dan melakukan aktivitas terjadwal sesuai jadwal yang sudah dibuat.

e. Kontrak yang Akan Datang 4. Topik: bagaimana kalau kita bertemu lagi untuk belajar menghardik dan praktek menghardik saat suara-suara tersebut datang? 5. Waktu: bagaimana kalau hari rabu anggal 24 Januari 2012 jam 4 sore?lamanya skitar 15-20menit 6. Tempat: Mbak I mau kita bercakap-cakap dimana untuk besok? Baiklah mbak I terimakasih atas waktunya, sampai jumpa besok,, selamat pagi.

STRATEGI PELAKSANAAN I (KELUARGA) TINDAKAN KEPERAWATAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI: HALUSINASI

Tanggal: 17 Januari 2011 A. PROSES KEPERAWATAN 1. Kondisi klien: a. Klien tampak berbicara sendiri b. Klien tampak menggumam sendiri c. Klien tampak menyendiri di kamarnya d. Klien mengatakan mendengar suara suaminya dan suamiya mengajak berbicara dengan klien 2. Diagnosa keperawatan Gangguan persepsi sensori: halusinasi dengar 3. Tujuan umum: Setelah dilakukan tindakan keperawatan keluarga mampu merawat klien dengan gangguan persepsi sensori: halusinasi 4. Tujuan khusus a. Keluarga mampu merawat pasien baik di rumah sakit maupun di rumah b. Keluarga mampu menjadi sistem pendukung yang efektif untuk klien 5. Tindakan keperawatan a. Diskusikanlah masalah yang dihadapi keluarga dalam merawat pasien b. Berikan pendidikan kesehatan tentang pengertian halusinasi, jenis halusinasi yang dialami pasien, tanda dan gejala halusinasi, proses terjadinya halusinasi, dan cara merawat halusinasi. B. STRAREGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SP) a. Orientasi 1. Salam terapeutik Selamat pagi mbak, perkenalkan nama saya perawat Zahratul, saya senangnya dipanggil Uul, saya perawat yang akan merawat mbak I selama 2 mingggu ini mulai kemarin. Bagaimana pendapat mbak tentang adik mbak?

hari ini kita akan berdiskusi tentang apa yang adik mbak alami dan bantuan apa yang dapa mbak berikan kepada adik mbak. kita mau diskusi dimana?bagaimana kalau di teras depan?bagaimana jika waktu yang kita gunakan untuk diskusi sekitar 30menit? b. Kerja masalah apa yang mbak dan keluarga alami dalam merawat mbak I? Apa yang telah bapak dan ibu lakukan? benar, gejala yang di alami oleh adik mbak disebut halusinasi, yaitu mendengar atau melihat sesuatu yang tidak ada wujudnya atau tidak ada bendanya. Tanda-tandanya adalah berbicara sendiri dan tertawa sendiri, atau marah-marah tanpa sebab. Jadi, jika adik mbak mengatakan mendengar suara-suara sebenarnya suara tersebut tidak ada. Jika adik mbak mengatakan melihat bayangan-bayangan sebenarnya bayangan tersebut tidak ada. Karena itu, kita dapat membantu mbak I mengendalikan halusinasinya dengan beberapa cara. Pertama, di hadapan mbak I, mbak jangan membantah atau mendukung halusinasi, mbak cukup percaya bahwa mbak I memang mendengar suara atau melihat bayangan, tetapi mbak dan keluarga tidak melihatnya. Kedua, jangan biarkan mbak I melamun atau sendirian karena jika mbak I melamun dan sendirian halusinasi akan muncul lagi. Usahakan ada orang yang mau bercakap-cakap dengan mbak I dan buat kegiatan dengan keluarga seperti sholat berjamaah. Untuk kegiatan tolong keluarga selalu memantau dan mendampingi klien, berikan pujian jika klien mampu melakukan tindakan yang telah di jadwal tersebut. Ketiga, bantu klien untuk minum obat secara teratur dan jangan menghentikan obat tanpa konsultasi. Terkait dengan minum obat, saya sudah melatih mbak I untuk teratur minum obat, bapak dan ibu dapat mengingatkanmbak I kembali untuk minum obat. Obat harus selalu diminum untuk mencegah kekambuhan. Terakhir atau cara yang ke empat, apabila ada tanda-tanda halusinasi muncul segera tepuk punggung mbak I dan perintahkan mbak I untuk menghardik suara tersebut. Mbak I sudah saya ajarkan untuk menghardik apablia suara halusinasi tersebut muncul. Sekarang mari kita latihan memutus halusinasi mbak I. Sambil menepuk punggung mbak I, katakan: I, sedang apa kamu?kamu masih ingatkan apa yang diajarkan perawat jika suara-suara itu datang? Ya, usir suara itu, I tutup telinga dan katakan pada suara itu, saya tidak mau dengar! Ucapkan berulang-ulang sampai suara tersebut pergi. Sekarang coba mbak praktekkan cara yang baru saja saya ajarkan. Bagus mbak! c. Terminasi: k) Evaluasi subjektif:

bagaimana perasaan mbak setelah peragaan latihan tadi? l) Evaluasi objektif coba mbak ulangi apa yang dimaksud dengan halusinasi dan tandatanda orang yang mengalami halusinasi dengar selanjutnya, bisa mbak sebutkan kembali cara-cara yang dapat dilakukan untuk mengendalikan halusinasi. Bagus sekali mbak. d. Rencana Tindak Lanjut Nanti jika ketemu mbak I, coba mbak praktekkan dan tolong ceritakan pada anggota keluarga yang lain untuk melakukan hal yang sama. e. Kontrak yang Akan Datang 1. Topik: bagaimana kalau kita bertemu 1minggu lagi untuk belajar dan latihan langsung kepada mbak I? 2. Waktu: bagaimana kalau hari selasa sekitar jam 10? 3. Tempat: bagaiman kalau kita bertemu lagi di sini di ruang cempaka.

Anda mungkin juga menyukai