Anda di halaman 1dari 3

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang

Di dunia, dehidrasi yang disebabkan diare merupakan penyebab kematian utama pada bayi dan balita (Huang et al, 2009). Data World Health Organization (WHO) pada tahun 2004 dalam WHO (2009), menunjukkan diare merupakan penyebab kedua kematian anak di dunia dengan 1,5 juta anak meninggal setiap tahunnya karena penyakit ini. Di negara maju, dehidrasi memiliki kemungkinan lebih kecil menyebabkan kematian, tetapi dehidrasi menyebabkan

morbiditas/kesakitan yang signifikan (Freedman et al, 2008). Menurut survei kesehatan Indonesia, tingkat mortalitas diare pada bayi dan anak-anak dengan umur < 5 tahun adalah sebagai berikut : 539.000 bayi dan 61.000 anak usia < 5tahun (1980); 368.000 bayi dan 103.082 anak usia < 5tahun (1986); 268.700 bayi dan 76.400 anak usia < 5 tahun (1992); 301.000 bayi dan 39.000 anak usia< 5tahun (1995); 229.600 bayi dan 28.700 anak usia < 5 tahun (2001) (Depkes RI, 2002 dalam Marudut, dkk., 2006). Profil kesehatan kota Medan tahun 2007 menunjukkan jumlah kasus diare pada balita yang ditangani sebanyak 7.953 kasus (48,46% kasus) (Depkes RI, 2007). Selama episode diare, air dan elektrolit (natrium, klorida, kalium, dan bikarbonat) hilang melalui tinja cair, keringat, urin, dan pernapasan. Dehidrasi terjadi jika kehilangan air dan elektrolit ini tidak diganti. Kematian dapat mengikuti dehidrasi berat jika cairan dan elektrolit tidak diganti baik melalui larutan Oral Rehydration Salts (ORS) atau melalui infus (WHO, 2009). Anak-anak yang lebih kecil (balita) lebih rentan terhadap dehidrasi karena komposisi cairan tubuh yang besar, fungsi ginjal yang belum matang, dan ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan mereka sendiri secara bebas (independen) (Huang et al, 2009). Pada sekitar 70 % penderita kehilangan air dan

Universitas Sumatera Utara

natrium sebanding sehingga terjadi dehidrasi isonatremik. Dehidrasi hiponatremik dijumpai pada sekitar 10-15 % penderita diare. Hilangnya sejumlah lebih besar air dibanding kehilangan elektrolit mengakibatkan dehidrasi hipernatremik. Hal ini dapat dijumpai pada sekitar 15-20 % penderita diare (Behrman et al, 2000). Variasi serum natrium akan mencerminkan komposisi jumlah cairan yang hilang yang memiliki efek patologik berbeda. Hiponatremik yang berat dapat mengakibatkan kejang (Huang et al, 2009). Sedangkan hipernatremik

menyebabkan hipertonsitas, sehingga mengakibatkan pengkerutan sel otak dan kematian (Segeren, dkk., 2005). Pemeriksaan laboratorium bermanfaat untuk mengevaluasi sifat dan beratnya dehidrasi dan untuk mengarahkan terapi. Pemeriksaan elektrolit plasma dan serum sering membantu. Kalium serum biasanya ringan atau meningkat pada dehidrasi diare. Hiperkalemi dan hipokalemia harus dimonitoring ketat dengan pemeriksaan serum serial dan dengan elektrokardiogram atau monitoring jantung terus menerus (Behrman et al. 2000). Mengingat pentingnya keseimbangan cairan dan elektrolit pada anak dengan dehidrasi diare serta perlunya penanganan yang tepat maka peneliti tertarik untuk melakukan penilitian tentang profil elektrolit pada pasien dehidrasi diare. Dengan mengetahui gambaran profil elektrolit pada pasien dehidrasi diare maka diharapkan dapat dilakukan pemberian cairan elektrolit yang tepat pada penderita dehidrasi diare, sehingga menurun. angka kematian balita akibat dehidrasi diare bisa

1.2.

Rumusan Masalah

Bagaimana gambaran profil elektrolit pada anak yang mengalami dehidrasi akibat diare?

1.3. 1.3.1.

Tujuan Penelitian Tujuan Umum

Mengetahui gambaran profil elektrolit pasien-pasien dehidrasi akibat diare di bangsal anak RSUP H. Adam Malik Medan.

Universitas Sumatera Utara

1.3.2.

Tujuan Khusus a. Mengetahui hipernatremia b. Mengetahui jumlah kejadian hipokalemia dan hiperkalemia c. Mengetahui jumlah kejadian hipokloremia dan hiperkloremia jumlah kejadian hiponatremia, isonatremia dan

1.4.

Manfaat penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk : a. Bagi masyarakat penelitian ini bermanfaat dalam pelaksanaan pencegahan awal dehidrasi pada anak. b. Bagi peneliti, penelitian ini bermanfaat dalam memperluas wawasan tentang gambaran elektrolit pada anak yang mengalami dehidrasi akibat diare. c. Sebagai bahan informasi dan pengembangan bagi penelitian sejenis dan berkelanjutan.

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai