Anda di halaman 1dari 2

TRIBUNNEWS.

COM, JAKARTA - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan banjir bandang di Wasior, Papua Barat, disebabkan tekstur tanah yang terlalu gembur dan curah hujan yang tinggi. Hasil penelusuran tim BNPB menegaskan bahwa banjir bukan disebabkan pembalakan liar. Menurut Ketua BNPB Syamsul Maarif, tim investigasi BNPB datang ke Wasior tanggal 3 Oktober 2010 dengan menyewa helikopter. Ia mendapatkan informasi bahwa ada polemik ilegal logging terkait bencana tersebut. "Saya ingin tahu, saya menyusuri sungai. Saya memang tidak melihat ada penebangan," ungkapnya dalam RDP dengan Komisi VIII DPR RI, di Gedung Nusantara II DPR RI, Jakarta, Kamis (21/10/2010). Namun penelusuran tersebut, kata Syamsul, terkendala cuaca. Menurutnya saat itu awan mulai turun sehingga penelusuran pun dihentikan. "Tetapi saat Menhut melakukan penelusuran, cuaca saat itu cerah, dan tidak menemukan illegal logging di sekitar hulu sungai," jelasnya. Ia mengakui kalau illegal logging itu ada, tetapi tidak di wilayah Morowali. "Tidak penebangan, memang pohon yang tumbang. Kalau hujan turun terus memang tanah jadi lembek, maka pohon pun tumbang. Itu seperti yang disampaikan ahli geologi, ahli perpohonan, dan ahli PU," jelasnya. Ia menjelaskan, bencana tersebut mengakibatkan ratusan korban mengalami luka berat dan 91 orang bisa diselamatkan. "Saya ucapkan salut kepada Pemda setempat yang menyewa pesawat untuk menyelamatkan korban. Kalau sudah ada peta rawan bencana, kita tinggal bantu dari pusat," ungkapnya.(*)I

KUNINGAN, (PRLM).- Sedikitnya 24 rumah pemukiman penduduk yang dihuni 127 jiwa di Desa Hantara dan Cikondang Kab.Kuningan, hancur dan rusak akibat diterjang tanah longsor dari bukit, setelah diguyur hujan disertai angin kencang, Selasa (8/3). Seorang korban Agus Muntado (50) warga Dusun Puhun Desa Hantara yang rumahnya jebol diterjang longsor ditempat kejadian menyebutkan, pada Senin sore (7/3) sekitar pk 17.00 WIB itu daerahnya diguyur hujan lebat disertai angin kencang, tiba-tiba terdengar suara gemuruh. Agus curiga adanya suara tersebut, kemudian mencoba keluar rumah dan ternyata di belakang rumahnya berupa bukit terlihat tanahnya bergerak dan beberapa pohon seperti mau tumbang. Menurut Camat Hantara Agus Suryo, tidak ada korban jiwa dalam bencana tersebut. Namun, selain bencana tanah longsor di Desa Hantara juga menimpa rumah penduduk di Desa Cikondang bahkan delapan desa yang ada di wilayah Kec.Hantara itu saat termasuk dalam kondisi terancam. Kami selalu khawatir kalau terjadi hujan deras disertai angin kencang, akan mengancam rumah penduduk, katanya. Kepala Dinas Sosial dan Tenaga Kerja (Dinsosnaker) Kab.Kuningan, Drs.Dian Rahmat Yanuar, M.Si didampingi Kepala Bidang Penanggulangan Bencana, Iis Santosa, saat melakukan kunjungan ke lokasi bencana langsung memberikan bantuan sementara berupa beras, lauk pauk, selimut dan obat-obatan. Kami turut prihatin adanya bencana ini dan semoga para korban tetap tabah, tutur Dian, seraya minta Camat untuk menginventarisasi kebutuhan yang diperlukan para korban. Disebutkan Dian, Kec.Hantara merupakan salah satu dari 32 kecamatan yang dinilai rawan bencana bahkan disebut daerah langganan bencana terutama tanah longsor dan angin puting beliung. Selama tahun 2010, tercatat 66 kali terjadi bencana alam berupa tanah longsor, angin puting beliung, banjir dan sambaran petir dengan mengakibatkan 380 rumah penduduk yang tersebar di 14 kecamatan, hancur dan rusak berat serta terancam sehingga sebanyak 1.635 jiwa harus mengungsi. Penanganan pasca bencana alam di Kab.Kuningan masih banyak meninggalkan persoalan terutama melakukan relokasi akibat masih kesulitan mencari lahan yang layak dan aman serta dana yang dimiliki Pemkab Kuningan sangat terbatas. Langkah tanggap darurat yang dilakukan, diantaranya mengevakuasi korban, mengungsikan korban bencana alam ke tempat yang lebih aman, pendirian tenda pengungsian, memberikan bantuan tanggap darurat berupa makanan, pakaian dan alat dapur. Memberikan motivasi kepada korban yang mengalami musibah serta pemantauan secara terus menerus ke tiap lokasi bencana untuk mengantisipasi bencana susulan. Diharapkan dalam waktu dekat, mereka memperoleh bantuan yang memadai, ujarnya. (A164/das)***

Anda mungkin juga menyukai