Anda di halaman 1dari 20

BAB II PEMBAHASAN

1. KONSEP DASAR MEDIS A. PENGERTIAN 1. Angina pectoris adalah nyeri dada yang ditimbulkan karena iskemik miokard dan bersifat sementara atau reversibel. (Dasar-dasar kardiotorasis,1993) 2. Angina pectoris adalah suatu sindroma kronis di mana klien mendapat serangan sakit dada yang khas yaitu seperti ditekan, atau terasa berat di dada yang sering kali menjalar ke lengan sebelah kiri yang timbul pada waktu aktivitas dan segera hilang bila aktivitas berhenti. (prof.dr.H.M.Sjaifoellah Noer,1996) 3. Angina pectoris adalah suatu istilah yang digunakan untuk menggambarkan jenis rasa tidak nyaman yang biasanya terletak dalam daerah retrosternum. (penuntun praktis kardiovaskuler). B. ANATOMI FISIOLOGI 1. Jantung Jantung merupakan sebuah organ yang terdiri dari otot. Otot jantung merupakan jaringan istimewa, karena kalau dilihat dari bentuk dan susunannya sama dengan otot serat lintang tetapi cara bekerjanya menyerupai otot polos.

a. Bentuk Menyerupai jantung pisang, bagian atasnya tumpul dan disebut juga basis kordis. Di sebelah bawah agak runcing disebut apeks kordis. b. Letak Di dalam rongga dada sebelah depan (kavum mediastinum anterior), sebelah kiri bawah dari pertengahan rongga dada. c. Ukuran Lebih kurang sebesar genggaman tangan kanan, beratnya kira-kira 250300 gr. d. Lapisan-lapisannya Lapisannya terdiri dari endokardium, miokardium, perikardium. 2. Peredaran darah jantung Vena kava suferior dan inferior, mengalirkan darah ke atrium dekstra yang datang dari seluruh tubuh. Arteri pulmonalis, membawa darah dari ventrikel dekstra masuk ke paru-paru. Vena pulmonalis, membawa darah dari paruparu masuk ke atrium sinistra. Aorta, membawa darah dari ventrikel sinistra ke seluruh tubuh. Kapiler merupakan pembuluh darah yang sangat halus, dindingnya terdiri dari satu lapisan endotel. 3. Pergerakan jantung Dalam kerjanya jantung mempunyai tiga periode : a. Periode konstriksi (periode sistole). Suatu keadaan dimana jantung bagian ventrikel dalam keadaan menguncup, katup bikus dan
3

trikuspidalis dalam keadaan tertutup, valvula semilunaris aorta dan valvula semilunaris arteri pulmonalis terbuka, sehingga darah dari ventrikel dekstra mengalir ke arteri pulmonalis masuk ke paru-paru kiri dan kanan, sedangkan darah dari ventrikel sinistra mengalir ke aorta kemudian diedarkan ke seluruh tubuh. b. Periode dilatasi (periode diastole). Suatu keadaan dimana jantung mengembang, katup bikus dan trikuspidalis terbuka sehingga darah dari atrium sinistra masuk ke ventrikel sinistra dan darah dari atrium dekstra masuk ke ventrikel dekstra, selanjutnya darah yang ada di paru-paru melalui vena pulmonalis masuk ke atrium sinistra dan darah dari seluruh tubuh melalui vena kava masuk ke atrium dekstra. c. Periode istirahat yaitu waktu antara periode konstriksi dan dilatasi dimana jantung berhenti kira-kira 1/10 detik. C. ETIOLOGI 1. Ateriosklerosis 2. Spasme arteri koroner 3. Anemi berat 4. Artritis 5. Aorta insufiensi

D. EPIDEMOLOGI Di AS kurang lebih 50 % dari penderita jantung koroner ( PJK ) mempunyai manifestasi angina pectoris, jumlah angina pectoris sulit diketahui. Dilaporkan bahwa insiden angina pectoris pertahun pada penderita di atas 3 th sebesar 213 penderita / 100.000 penduduk. E. FAKTOR-FAKTOR RESIKO 1. Dapat diubah (dimodifikasi) a. Diet (hiperlipidemia) b. Rokok c. Hipertensi d. Stress e. Obesitas f. Kurang aktifitas g. Diabetes mellitus h. Pemakaian kontrasepsi oral 2. Tidak dapat diubah a. Usia b. Jenis kelamin c. Ras d. Herediter

F. FAKTOR PENCETUS SERANGAN Faktor pencetus yang dapat menimbulkan serangan antara lain : 1. Emosi 2. Stress 3. Kerja fisik terlalu berat 4. Hawa terlalu panas dan lembab 5. Terlalu kenyang 6. Banyak merokok G. PATOFISIOLOGI Mekanisme timbulnya angina pectoris didasarkan pada ketidakadekuatan suplai oksigen ke sel-sel miokardium yang diakibatkan karena kekakuan arteri dan penyempitan lumen arteri koroner (aterosklerosis koroner). Tidak diketahui secara pasti apa penyebab aterosklerosis, namun jelas bahwa tidak ada faktor tunggal yang bertanggung jawab atas perkembangan aterosklerosis.

Aterosklerosis merupakan penyakit arteri koroner yang paling sering ditemukan. Sewaktu beban kerja suatu jaringan meningkat, maka kebutuhan oksigen juga meningkat. Apabila kebutuhan meningkat pada jantung yang sehat maka arteri koroner berdilatasi dan mengalirkan lebih banyak darah dan oksigen ke otot jantung. Namun apabila arteri koroner mengalami kekauan atau menyempit akibat aterosklerosis dan tidak dapat berdilatasi sebagai respon terhadap peningkatan kebutuhan akan oksigen, maka terjadi iskemik (kekurangan suplay darah) miokardium. Adanya endotel yang cedera
6

mengakibatkan hilangnya No (nitro oksido) yang berbungsi untuk menghambat berbagai zat yang reaktif. Dengan tidak adanya fungsi ini dapat menyebabkan otot polos berkontraksi dan timbul spasmus koroner yang memperberat penyempitan lumen karena suplai oksigen ke miokard berkurang. Penyempitan atau blog ini belum menimbulkan gejala yang begitu nampak bila belum mencapai 75%. Bila penyempitan lebih dari 75% serta dipicu dengan aktifitas berlebihan maka suplai darah ke koroner akan berkurang. Sel-sel miokardium menggunakan glikogen anaerob untuk memenuhi kebutuhan energi mereka. Metabolisme menghasilkan asam laktak yang menurunkan pH miokardium dan menimbulkan nyeri. Apabila kebutuhan energi sel-sel jantung berkurang, maka suplai oksigen menjadi adekuat dan sel-sel otot kembali fosforilasi oksidatif untuk membentuk energi. Proses ini tidak menghasilkan asam laktak. Dengan hilangnya asam laktak nyeri akan reda. H. MANIFESTASI KLINIK Iskemia otot jantung akan menyebabkan nyeri dengan derajat yang bervariasi, mulai dari rasa tertekan pada dada atas sampai nyeri hebat yang disertai dengan rasa taut atau rasa akan menjelang ajal. Nyeri sangat terasa pada dada di daerah belakang sternum atas atau sternum ke tengah (retrosternal). Meskipun rasa nyeri biasanya terlokalisasi, namun nyeri tersebut dapat menyebar ke leher, dagu, bahu dan aspek dalam ekstremitas atas. Pasien biasanya mempelihatkan rasa sesak, tercekik dengan kkualitas yang terus menerus. Rasa lemah di lengan atas, pergelangan tangan dan tangan akan
7

menyertai rasa nyeri. Selama terjadi nyeri fisik, pasien mungkin merasa akan segera meninggal. Karakteristik utama nyeri angina adalah nyeri tersebut akan berkurang apabila faktor prespitasinya dhilangkan. I. TIPE SERANGAN 1. Angina pectoris stabil y Awitan secara klasik berkaitan dengan atau aktifitas yang meningkatkan kebutuhan oksigen miokard. y Nyeri segera hilang dengan istirahat atau penghentian aktifitas. y Durasi nyeri 3-15 menit. 2. Angina pectoris tidak stabil y Sifat, tempat dan penyebaran nyeri dada dapat mirip dengan angina pectoris stabil. y Durasi serangan dapat timbul lebih lama dari angina pectoris stabil. y Pencetus dapat terjadi pada keadaan istirahat atau pada tingkat aktifitas. y Kurang responsif terhadap nitrat. y Lebih sering ditemukan depresi segmen ST. y Dapat disebabkan oleh ruptur plak aterosklerosis, spasmus, trombus atau trombosit yang beragregasi. 3. Angina prinzmental (angina varian) y Sakit dada atau nyeri timbul pada waktu istirahat, sering kali pagi hari. y Nyeri disebabkan karena spasmus pembuluh koroneraterosklerotik.

y EKG menunjukkan elevasi segmen ST. y Cenderung berkembang menjadi infark miokard akut. y Dapat terjadi aritmia. J. TEST DIAGNOSTIK 1. Riwayat pasien : dilakukan dengan dua tahap : a. Riwayat penyakit sekarang. b. Riwayat penyakit terdahulu serta riwayat kesehatan keluarga, khususnya yang berhubungan dengan penyakit jantung dalam keluarga. 2. Elektrokardiogram (EKG) : digunakan untuk evaluasi lebih jauh mengenai fungsi jantung, khususnya fungsi ventrikel. Pada angina pectoris dapat terjadi elevasi gelombang ST, jika terjadi iskemik miokardium maka dapat terjadi T inverted/terbalik dan ST depresi. Pada kasus infark miokardium dapat terjadi elevasi segmen ST atau justru depresi dalam, terjadi IMA dengan gelombang Q dan tanpa gelombang Q. 3. Enzim dan Isoenzim Serum: a. Kreatin kinase (CK dengan isoenzimnya CK-MB) kadarnya selalu meningkat dalam darah pada fase akut Infark miokard. b. Lactat Dehidrogenase Isoenzim (LDH): kurang bisa dipercaya sebagai indicator kerusakan otot jantung karena reaksinya lebih lambat dan menigkat lebih lama, oleh karena itu pasien biasanya terlambat dibawa ke rumah sakit. Ada dua macam LDH yang penting untuk penegakan

diagnosa MI yaitu LDH1 dan LDH2. Apabila presentase LDH1 melebihi LDH2, maka keadaan ini disebut terbalik, menunjukan adanya MI akut. 4. Pemeriksaan Ekokardiografi : a. Secara dua dimensi jauh lebih bermanfaat dari pada M-made. b. Dapat menilai faal jantung. K. PENATALAKSANAAN MEDIK Tujuannya adalah untuk memperkecil kerusakan jantung sehingga mengurangi kemungkinan terjadinya komplikasi. Hilangnya nyeri merupakan indicator utama bahwa kebutuhan dan suplai telah mencapai keseimbangan. 1. Mengembalikan kesimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen jantung. 2. Terapi obat-obatan: a. Vasodelator : nitrogliserin(NTG) intravena, adalah pilihan utama. Dosisnya bervariasi antara satu pasien dengan pasien yang lain. b. Antikoagulan : Heparin adalah antikoagulan adalah pilihan untuk mempertahankan integritas jantung. c. Trombolitik : ada tiga macam trombolitik yaitu : (1) streptokinase, (2) aktifator plasminogen jaringan (t-PA=tissue Plasminogen Activator) dan (3) anistreplase. d. Pemberian Oksigen : dimulai saat awitan nyeri.

10

e. Analgetik : pemberiannya dibatasi hanya pada pasien yang tidak efektif diobati dengan nitrat dan antikoagulan. Analgetik pilihan masih tetap morfin sulfat per intravena dengan dosis meningkat 1 sampai 2 mg.

L. PENYIMPANGAN KDM

ANGINA PEKTORIS

Spasme Pemb.Darah Art.Coroner Aliran Darah Coroner me Suplai O2 ke Jtg Tdk Adekuat C.O me
Transportasi darah&O2

Menurun ke sel Jar.tubuh Iskemik

Sirkulasi ke perifer me

Produksi ATP sel menurun

Nyeri

Ggn.Perfusi Jaringan

11

2. KONSEP DASAR KEPERAWATAN A. PENGKAJIAN y Aktivitas/ istirahat Gejala : Kelelahan, perasaan tidak berdaya setelah latihan Terbangun bila nyeri dada Tanda : Dispnea saat kerja y Sirkulasi Gejala : Riwayat penyakit jantung, hipertensi, kegemukan Tanda : Takikardia, disritmia Kulit/ membran mukosa lembab, dingin, adanya vasokonstriksi y Makanan/ cairan Gejala : Mual, nyeri ulu hati/ epigastrium saat makan Diet tinggi kolesterol/lemak, kafein, minuman keras Tanda : Distensi gaster y Integritas ego Gejala : Stresor kerja, keluarga Tanda : Ketakutan, mudah marah y Nyeri/Kenyamanan Gejala : Nyeri dada substernal, anterior yang menyebar ke rahang, leher, bahu dan ekstremitas atas kiri. Kualitas ringan sampai sedang, tekanan berat, tertekan, terjepit, terbakar. Durasi : Biasanya kurang dari 15 menit, kadang-kadang lebih dari 30 menit (rata-rata 3 menit) Tanda : Wajah berkerut, gelisah. Respons otomatis, contoh takikardi, perubahan tekanan darah.

12

Pernapasan Gejala : Dispnea saat kerja, riwayat merokok Tanda : Meningkat pada frekuensi / irama dan gangguan kedalaman.

Penyuluhan/ pembelajaran Gejala : Riwayat keluarga sakit jantung, hipertensi, stroke Penggunaan/ kesalahan penggunaan obat jantung, hipertensi atau obat yang dijual bebas

B. DIAGNOSA 1. Nyeri akut berhubungan dengan iskemik miokardium. 2. Penurunan curah jantung berhubungan dgn perubahan inotropik (iskemia miokard transien/memanjang) 3. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan serangan iskemia otot jantung, berkurangnya curah jantung. 4. Ansietas berhubungan dengan respon patofisiologis dan ancaman terhadap status kesehatan. 5. Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) mengenai kodisi, kebutuhan pengobatan berhubungan dengan kurangnya informasi. C. INTERVENSI
1. NYERI AKUT BERHUBUNGAN DENGAN ISKEMIK MIOKARDIUM

Tujuan : Setelah diberikan tindakan keperawatan diharapkan nyeri pasien berkurang/ teratasi Kriteria hasil : Pasien menyatakan/menunjukan nyeri hilang, pasien melaporkan episode angina menurun dalam frekuensi durasi dan beratnya.
INTERVENSI RASIONAL

Anjurkan pasien untuk memberitahu Nyeri dan penurunan curah jantung perawat dengan cepat bila terjadi dapat merangsang sistem saraf simpatis nyeri dada. untuk mengeluarkan

13

sejumlah besar nor epineprin, yang meningkatkan agregasi trombosit dan mengeluarkan trombokinase Nyeri tidak bisa ditahan menyebabkan respon vasovagal, menurunkan TD dan frekuensi jantung. Identifikasi terjadinya faktor Membantu membedakan nyeri dada dini dan alat evaluasi kemungkinan

pencetus, bila ada: frekuensi, durasi, intensitas dan lokasi nyeri.

kemajuan menjadi angina tidak stabil (angina stabil biasanya berakhir 3 sampai 5 menit sementara angina tidak stabil lebih lama dan dapat berakhir lebih dari 45 menit.

Evaluasi laporan nyeri pada rahang, Nyeri jantung dapat menyebar contoh leher, bahu, tangan atau lengan nyeri (khusunya pada sisi kiri). sering lebih ke permukaan

dipersarafi oleh tingkat saraf spinal yang sama.

Letakkan pasien pada istirahat total Menurunkan selama episode angina.

kebutuhan

oksigen

miokard untuk meminimalkan resiko cidera jaringan atau nekrosis.

Tinggikan kepala tempat tidur bila Memudahkan pertukaran gas untuk pasien napas pendek menurunkan hipoksia dan napas pendek berulang Pantau kecepatan atau irama jantung Pasien angina tidak stabil mengalami peningkatan disritmia yang mengancam hidup secara akut, yang terjadi pada respon terhadap iskemia dan atau stress Pantau tanda vital tiap 5 menit TD dapat meningkat secara dini

14

selama serangan angina

sehubungan

dengan

rangsangan

simpatis, kemudian turun bila curah jantung dipengaruhi. Pertahankan tenang , lingkungan Stres mental atau emosi meningkatkan nyaman, batasi pengunjung bila perlu kerja miokard Berikan makanan lembut. Biarkan Menurunkan kerja miokard sehubungan pasien istirahat selama 1 jam setelah dengan kerja pencernaan, manurunkan makan Kolaborasi: risiko serangan angina Nitrigliserin mempunyai standar untuk

Berikan antiangina sesuai indikasi: pengobatan dan mencegah nyeri angina nitrogliserin: sublingual selam lebih dari 100 tahun

2. PENURUNAN CURAH JANTUNG BERHUBUNGAN DGN PERUBAHAN


INOTROPIK (ISKEMIA MIOKARD TRANSIEN/MEMANJANG)

Tujuan:

Setelah

diberikan

tindakan

keperawatan

diharapkan

terjadi

peningkatan curah jantung. Kriteria hasil: Pasien melaporkan penurunan episode dipsnea, angina dan disritmia menunjukkan peningkatan toleransi aktivitas, klien berpartisipasi pada perilaku atau aktivitas yang menurunkan kerja jantung.
INTERVENSI RASIONAL

Pantau tanda vital, contoh frekuensi Takikardi dapat terjadi karena nyeri, jantung, tekanan darah. cemas, hipoksemia, dan menurunnya curah jantung. Perubahan juga terjadi pada TD (hipertensi atau hipotensi) karena respon jantung Evaluasi status mental, catat Menurunkan perfusi otak dapat

terjadinya bingung, disorientasi.

menghasilkan perubahan sensorium.

Catat warna kulit dan adanya kualitas Sirkulasi perifer menurun bila curah nadi jantung turun, membuat kulit pucat dan

15

warna

abu-abu

(tergantung

tingkat

hipoksia) dan menurunya kekuatan nadi perifer Mempertahankan tirah baring pada Menurunkan konsumsi oksigen atau posisi nyaman selama episode akut kebutuhan menurunkan kerja miokard dan risiko dekompensasi Berikan periode istirahat adekuat. Penghematan energy, menurunkan kerja Bantu aktivitas indikasi Pantau dan catat efek atau kerugian Efek yang diinginkan kebutuhan untuk oksigen dalam atau melakukan jantung. diri, sesuai

perawatan

respon obat, catat TD, frekuaensi menurunkan

jantung dan irama (khususnya bila miokard dengan menurunkan stress memberikan kombinasi antagonis ventricular. Obat dengan kandungan inotropik negative dapat menurunkan perfusi terhadap iskemik miokardium. Kombinasi nitras dan penyekat beta dapat memberi efek terkumpul pada curah jantung. Kaji tanda-tanda dan gejala-gejala Angina hanya gejalab patologis yang GJK disebabkan oleh iskemia

kalsium, betabloker, dan nitras)

miokard.penyaki yang emepengaruhi fungsi jantung emnjadi dekompensasi.

Kolaborasi : Berikan obat sesuai indikasi

Meskipun

berbeda

pada

bentuk

: kerjanya, penyekat

saluran kalsium

penyekat saluran kalsium, contoh berperan penting dalam mencegah dan ditiazem (cardizem); nifedipin menghilangkan iskemia pencetus

16

(procardia); verapamil(calan).

spasme arteri koroner dan menurunkan tahanan vaskuler, sehingga menurunkan TD dan kerja jantung.

Penyakit (tenormin); propanolol

beta,

contoh

atenolol Obat ini menurunkan kerja jantung (corgard); dengan menurunkan frekuensi jantung esmolal dan TD sistolik.

nadolol (inderal);

(brebivbloc).
3. INTOLERANSI AKTIFITAS BERHUBUNGAN DENGAN SERANGAN ISKEMIA OTOT JANTUNG, BERKURANGNYA CURAH JANTUNG.

Tujuan : Setelah diberikan tindakan keperawatan diharapkan pasien dapat berpartisipasi dalam aktivitas yang diinginkan/diperlukan. Kriteria hasil : Pasien melaporkan peningkatan dalam toleransi aktivitas yang dapat diukur, pasien menunjukan penurunan dalam tanda-tanda intoleransi fisiologis.
INTERVENSI RASIONAL

Kaji respons klien terhadap aktivitas, Menyebutkan perhatikan frekuensi nadi lebih dari dalam

parameter respons

membantu fisiologi

mengkaji

20 kali per menit di atas frekuensi terhadap stress aktivitas dan, bila ada istirahat; peningkatan TD yang nyata merupakan indikator dari kelebihan selama/sesudah atau aktivitas; dispnea kerja yang berkaitan dengan tingkat dan aktivitas.

nyeri dada; yang

keletihan

kelemahan

berlebihan;

diaphoresis; pusing atau pingsan. Instruksikan pasien tentang teknik Teknik menghemat energi mengurangi penghematan energi. penggunaan energy, juga membantu keseimbangan antara suplai dan

kebutuhan oksigen.

17

Berikan dorongan untuk melakukan Kemajuan aktivitas bertahap mencegah aktivitas/perawatan diri bertahap jika peningkatan kerja jantung tiba-tiba. dapat ditoleransi. Berikan bantuan Memberikan bantuan hanya sebatas sesuai kebutuhan. kebutuhan akan mendorong

kemandirian dalam melakukan aktivitas.


4 ANSIETAS BERHUBUNGAN DENGAN RESPON PATOFISIOLOGIS DAN ANCAMAN TERHADAP STATUS KESEHATAN.

Tujuan : Setelah diberikan tindakan keperawatan diharapkan ansietas pasien turun sampai tingkat yang dapat diatasi. Kriteria hasil : Pasien menyatakan kesadaran perasaan ansietas dan cara sehat sesuai, pasien menunjukkan strategi koping efektif/keterampilan pemecahan masalah, pasien melaporkan ansietas menurun sampai tingkat yang dapat diatasi.
INTERVENSI RASIONAL

Jelaskan tujuan tes dan prosedur, Menurunkan cemas dan takut terhadap contoh tes stress. diagnose dan prognosis. tidak ekspresikan dapat

Tingkatkan ekspresi perasaan dan Perasaan

takut,contoh menolak, depresi, dan menimbulkan kekacauan internal dan marah. efek gambaran diri.

Dorong keluarga dan teman untuk Meyakinkan pasien bahwa peran dalam menganggap pasien sebelumnya. Kolaborasi : berikan keluarga dan kerja tidak berubah.

sedative, Mungkin diperlukan untuk membantu pasien rileks sampai secara fisik mampu untuk membuat strategi koping adekuat.

tranquilizer sesuai indikasi

18

KURANG KODISI,

PENGETAHUAN KEBUTUHAN

(KEBUTUHAN

BELAJAR)

MENGENAI DENGAN

PENGOBATAN

BERHUBUNGAN

KURANGNYA INFORMASI.

Tujuan : Setelah diberikan tindakan keperawatan diharapkan pengetahuan pasien bertambah. Kriteria hasil : Pasien menyatakan pemahaman kondisi/proses penyakit dan pengobatan, berpartisipasi dalam program pengobatan serta melakukan perubahan pola hidup.
INTERVENSI RASIONAL

Kaji ulang patofisiologi kondisi. Pasien dengan angina membutuhkan Tekankan perlyunya mencegah belajar mengapa hal itu terjadi dan apakah dapat dikontrol. Ini adalah focus manajemen terapeutik supaya

serangan angina.

menurunkan infark miokard. Dorong untuk menghindari Dapat menurunkan insiden /beratnya

faktor/situasi yang sebagai pencetus episode iskemik. episode angina, contoh: stress

emosional, kerja fisik, makan terlalu banyak/berat, terpajan pada suhu lingkungan yang ekstrem Kaji pentingnya control berat badan, Pengetahuan faktor resiko penting

menghentikan merokok, perubahan memberikan pasien kesempatan untuk diet dan olahraga. Tunjukan/dorong memantau nadi pasien sendiri membuat perubahan kebutuhan. untuk Membiarkan pasien untuk

selama mengidentifikasi aktivitas yang dapat

aktivitas, jadwal/aktivitas sederhana, dimodifikasi untuk menghindari stress hindari regangan. jantung dan tetap dibawah ambang angina.

19

Diskusikan langkah yang diambil Menyiapkan pasien pada kejadian untuk bila terjadi serangan angina, contoh menghilangkan takut yang mungkin menghentikan aktivitas, pemberian tidak tahu apa yang harus dilakukan bila obat bila perlu, penggunaan teknik terjadi serangan. relaksasi. Kaji ulang obat yang diresepkan Angina adalah kondisi rumit yang untuk mengontrol/mencegah sering memerlukan penggunaan banyak obat untuk menurunkan kerja jantung, memperbaiki sirkulasi koroner, dan mengontrol terjadinya serangan. Tekankan pentingnya mengecek Obat yang dijual bebas mempunyai

serangan angina.

dengan dokter kapan menggunakan potensi penyimpangan. obat-obat yang dijual bebas.

D. EVALUASI 1) Pasien bebas dari nyeri. 2) Peningkatan curah jantung a) EKG dan kadar enzim jantung normal b) Bebas dari tanda dan gejala infark miokardium akut 3) Pasien dapat mengontrol aktivitas yang dapat memicu serangan angina 4) Menunjukan penurunan kecemasan a) Memahami penyakit dan tujuan perawatannya b) Mematuhi semua aturan medis c) Mengetahui kapan harus meminta bantuan medis bila nyeri menetap atau sifatnya berubah d) Menghindari tinggal sendiri saat terjadi episode nyeri

20

5) Memahami cara mencegah komplikasi dan menunjukan tanda-tanda bebas dari komplikasi a) Menjelaskan proses terjadinya angina b) Menjelaskan alasan tindakan pencegahan komplikasi

21

Anda mungkin juga menyukai