Anda di halaman 1dari 30

Diki Dwi Saputra XII IPA 5

y Evolusi berasal dari kata to evolve (Inggris) yang

berarti berkembang atau berubah secara perlahanlahan. Asal katanya adalah evolut (Latin) yang berarti menggulir. Dalam Biologi, alam kehidupan di permukaan bumi ini bukan sesuatu yang selesai dan sekali jadi, melainkan bertahap, berevolusi dari waktu ke waktu.

y Sejak abad ke-6 sebelum Masehi, banyak ahli yang

telah berusaha mengemukakan pendapatnya tentang asal-usul berbagai jenis makhluk hidup yang ada di dunia dan banyak pendapat mereka menjadi fondasi teori, diantaranya: 1. Anaximander (500 SM) Filsuf Yunani ini sering disebut sebagai evolusionis pertama. Anaximander mempercayai bahwa manusia berevolusi dari makhluk akuatik mirip ikan yang pindah ke darat.

2.

3.

Empedocles (495 435 SM) Empedocles adalah filsuf Yunani yang menyatakan bahwa kehidupan muncul dari lumpur dan tumbuhan kemudian berubah menjadi hewan. Menurut Empodocles, makhluk-makhluk pertama memiliki bentuk seperti monster. Bentuk makhluk-makhluk yang memiliki bentuk paling baik yang mampu bertahan hidup. Pemikiran Empedocles ini adalah bentuk dari seleksi alam yang merupakan mekanisme penting dalam evolusi. Erasmus Darwin (1731 1802) Ia menulis prosa berjudul Zoonomia yang intinya menyatakan kehidupan itu berawal dari asal mula yang sama dan bahwa respons fungsional akan diwariskan pada keturunannya.

4.

Sir Charles Lyell (1797 1875) Lyell adalah seorang ahli geologi Skotlandia yang berpendapat bahwa permukaan bumi terbentuk melalui proses bertahap dalam jangka waktu yang lama. Pendapatnya ini bertentangan dengan pendapat kebanyakan pada waktu itu yang menganggap bumi masih berusia muda. Lyell menerbitkan teorinya dalam buku Principles of Geology. Hasil karyanya ini mempengaruhi pemikiran Charles Darwin, dan Lyell menjadi salah satu pendukung Darwin di kemudian hari.

Thomas Robert Malthus (1766 1834) Malthus adalah ahli ekonomi Inggris dengan bukunya Essay on the Principle of Population, yang intinya menyatakan tidak adanya keseimbangan antara penduduk dan bahan makanan. Selanjutnya, muncullah kata-kata yang digunakan oleh Darwin, yaitu perjuangan untuk hidup (strunggle for life). 6. George Cuvier (1769 1832) Menyatakan bahwa pada setiap masa diciptakan makhluk hidup yang berbeda. Teori ini disebut katastropisme.
5.

y Para ahli biologi menyatakan bahwa makhluk hidup

senantiasa mengalami perubahan secara berangsurangsur dalam waktu yang sangat lama. Perubahan itu mengakibatkan munculnya sifat baru. Awalnya hanya menunjukan penyimpangan sedikit dari moyangnya, hingga akhirnya muncul spesies baru. Beberapa tokoh yang mengemukakan teori evolusi adalah Lamarck, Charles Darwin, dan August Weismann.

1. Lamarck

Jean Baptiste de Lamark (1744 1829) ialah seorang ahli biologi Prancis yang menjelaskan evolusi berdasarkan suatu gagasan bahwa perubahan pada suatu individu disebabkan oleh lingkungan dan bersifat diturunkan, disebut Teori Lamarckisme. 2. Charles Darwin Sebelum masa Darwin, terdapat banyak teori, diantaranya: y Teori Kreasionisme, ialah teori tentang penciptaan yang terjadi dalam sekali waktu kehidupan sekaligus secara lengkap, dan selesai tak ada lagi evolusi atau perubahan. Paham ini dianut berdasarkan keyakinan agama, juga berdasarkan keterangan Aristoteles (300SM).

y Teori Katastropisme, yaitu paham tentang keanekaragaman

makhluk hidup dihasilkan oleh nenek moyang yang umum, dan muncul atau punahnya makhluk hidup disebabkan oleh bencana alam. Dikemukakan oleh George Cuvier (1769 1832). y Teori Gradualisme, paham ini dikemukakan oleh James Hutton (1795), menyatakan bahwa perubahan geologis berlangsung pelan tapi pasti, namun teori ini tidak dapat dijelaskan dengan mekanisme yang meyakinkan. y Teori Uniformitarianisme, teori ini dikemukakan oleh Charles Lyell (1797 1875), menyatakan bahwa proses geologis ternyata menuruti pola yang seragam, sehingga kecepatan dan pengaruh perubahan selalu seimbang dalam kurun waktu.

y Pada masa Darwin, beliau menyatakan bahwa evolusi

disebabkan oleh proses seleksi alam (Teori Seleksi Alam). Teori ini didasarkan atas pokok-pokok pikirannya, yaitu: a. makhluk hidup bervariasi dan beberapa variasi sifatnya dapat diturunkan. Tidak ada dua individu yang sama persis dalam suatu spesies (kecuali kembar identik). b. setiap populasi cenderung bertambah banyak, karena setiap makhluk hidup mampu berkembang biak. Untuk berkembang biak perlu adanya makanan yang cukup. Dan jumlah individu yang dilahirkan lebih banyak daripada yang dapat bertahan hidup.

c. kenyataan menunjukkan bahwa pertambahan

populasi tidak berjalan terus-menerus. d. individu-individu berkompetisi untuk memperoleh sumber daya agar mampu bertahan hidup. e. sifat-sifat yang diwariskan milik beberapa individu membuat mereka dapat bertahan hidup dan bereproduksi pada keadaan lingkungan tertentu. f. akibat dari seleksi lingkungan tersebut, hanya individu yang adaptif terhadap lingkungan yang dapat hidup dan menurunkan sifat adaptif tersebut. Seleksi alam akirnya mengubah sifat dalam populasi, bahkan menghasilkan spesies baru.

y Teori abiogenesis klasik disebut juga teori generatio

spontanea. Teori tersebut menerangkan bahwa asal mula makhluk hidup adalah dari benda mati. Contohnya ikan dan katak berasal dari lumpur, cacing berasal dari tanah, lalat berasal dari belatung dan belatung berasal dari daging yang busuk, serta kuman berasal dari makanan basi.

y Teori ini dianut sejak lama, tanpa memerlukan

pengetahuan yang rumit, sesuai dengan tingkat pengetahuan manusia saat itu. Teori generatio spontanea dianut oleh ilmuan terdahulu (klasik), yaitu antara lain Aristoteles (384 - 322 SM). Teori ini diteguhkan pula oleh seorang Belanda bernama Antony van Leuwenhoek pada tahun 1677. Leuwenhoek didukung oleh alat mikroskop temuannya yang dapat memperlihatkan kuman, sel sperma, sel darah, dan lain-lain. Ia memperhatikan makhluk renik yang tumbuh berasal dari jerami yang direndam, kuman berasal dari udara dan makanan basi.

y Teori abiogenesis klasik disanggah sejak abad ke-19.

Sanggahan utama dikemukakan oleh Louis Pasteur, Lazzaro Spallanzani, dan Fransisco Redi. Pengamatan mereka yang lebih terencana, teliti, dan sabar dalam eksperimen membuktikan bahwa kuman yang tumbuh pada daging adalah karena induk kuman sudah ada di daging busuk dan kalau belatung lalat tumbuh dari daging busuk itu disebabkan oleh induk lalat bertelur di daging tersebut. Jadi teori generatio spontanea dibantah dan digantikan dengan teori biogenesis dengan bukti-bukti eksperimen Redi, Spallanzani, dan Pasteur. Perhatikan tabel di slide berikutnya.

Percobaan Redi (1626 1697) Tujuan: Untuk membuktikan bahwa belatung yang tumbuh tumbuh dari daging adalah karena induk lalat yang bertelur menghasilkan belatung did aging tersebut. Prosedur percobaan: Digunakan tiga kelompok toples A, B, dan C. Toples A steril dari kuman, diisi sepotong daging dan ditutup kain rapat. Toples B diisi sepotong daging lalu ditutup kain kasa. Toples C diisi sepotong daging dan dibiarkan terbuka. Ketiga kelompok toples itu dibiarkan beberapa hari. Hasil: Pada toples A tidak tumbuh belatung sama sekali. Pada toples B lalat hinggap di atas kasa serta ada sedikit yang tumbuh di daging. Pada toples C lalat hinggap di atas daging dan banyak belatung tumbuh di daging.

Percobaan Lazzaro Spallanzani (1729 1799) Tujuan: Untuk membuktikan bahwa kuman tidak tumbuh dari kaldu daging yang steril.

Prosedur percobaan: Digunakan dua kelompok labu. Kelompok satu berisi cairan kaldu daging yang dipanaskan dan setelah dingin dibiarkan terbuka beberapa hari. Kelompok dua berisi cairan kaldu daging yang dipanaskan, kemudian ditutup rapat-rapat dan didinginkan serta dibiarkan beberapa hari. Hasil: Setelah beberapa hari, pada labu yang dibiarkan terbuka, kaldunya berubah keruh yang berarti mengandung kuman yang berkembang pesat. Pada labu yang steril dan dibiarkan tertutup rapat, tidak ditumbuhi kuman dan kaldu tetap tampak jernih.

Kesimpulan: Belatung hanya tumbuh dari daging yang disinggahi lalat (untuk bertelur).

Kesimpulan: Kaldu keruh karena tidak steril, yang menyebabkannya adalah pertumbuhan kuman yang terbawa oleh udara.

y Pada dasarnya, percobaan Pasteur

menyempurnakan percobaan Spallanzani. Ia menggunakan labu yang berhubungan dengan pipa bentuk leher angsa, yaitu melengkung dua kali sehingga kalau ditegakkan akan menyebabkan mikroorganisme dari udara tidak dapat mencapai kaldu meskipun udara dapat tetap masuk, karena terperangkap di lengkungan pipa. Labu itu diisi kaldu daging dan dipanaskan hingga steril kemudian dibiarkan beberapa hari. Ternyata kaldu teta jernih steril. Bila labu yang diberi leher angsa itu dimiringkan sampai kaldu keluar dari ujung pipa, lalu dibiarkan tegak, ternyata kaldu menjadi keruh yang berarti ada mikroorganisme dari udara sewaktu labu miring.

y Bukti-bukti eksperimental ketiga ilmuwan tersebut

cukup kuat untuk menyanggah teori abiogenesi yang sudah dianut sejak Aristoteles hidup. Sebaliknya, bukti tersebut sekaligus membangun teori baru yang dinamakan teori biogenesis. Teori biogenesis menyatakan bahwa makhluk hidup berasal dari makhluk hidup. Teori ini memiliki tiga semboyan, yaitu: y omne vivum ex ovo yang berarti semua makhluk hidup berasal dari telur; y omne ovum ex vivo yang berarti semua telur berasal dari makhluk hidup; y omne vivum ex vivo yang berarti semua makhluk hidup beasal dari makhluk hidup.

y Proses pembentukan kehidupan di permukaan bumi

terjadi secara perlahan, menghasilkan adanya kehidupan yang diterangkan menurut teori abiogenesis modern oleh Oparin dan Haldane. y Pada tahun 1920-an mereka membuat postulat bahwa atmosfer bumi pada zaman purba memiliki kecenderungan mensintesis senyawa organik dari molekul anorganik purba, yaitu metana, ammonia, hidrogen, dan air. Namun, mereka hanya mengumumkan postulat (hipotesis yang tidak dapat didukung dengan bukti-bukti). Alasannya karena sulit meniru kondisi atmosfer purba. Pembentukan senyawa organik dari senyawa anorganik ini bersifat irreversible, karena bumi sekarang udah banyak mengandung oksigen dari fotosintesis. Oksigen menghalangi reaksi spontan pembentukan molekul organik karena oksigen menyerang ikatan kimia dan mengekstrak elektron.

y Evolusi kimia berlangsung sebelum evolusi Biologi.

Berikut adalah tahapannya: 1. Pembentukan senyawa kimia organik sederhana dari zat anorganik dengan bantuan energi kosmis diatmosfer purba: H2O + H2 + NH3+ + HCN urea, formaldehid, asetat, dan sebagainya. 2. Pembentukan senyawa kimia yang lebih kompleks: urea, formaldehid, asetat, dan sebagainya asam amino, glukosa, asam lemak, nukleotida. 3. Pembentukan senyawa kompleks dengan cara polimerisasi senyawa monomer organik: y Asam amino polimer protein

polimer amilum, selulosa y Asam lemak + gliserol lemak y Nukleotida RNA 4. Beberapa molekul sederhana dan molekul polimer berinteraksi menjadi agregat seluler. Beberapa molekul berfungsi secara struktural dan menjadi substrat reaksi untuk menghasilkan energi bagi reaksi-reaksi sintesis. 5. Beberapa molekul (nukleotida) mengalami polimerisasi mejadi RNA yang mampu bertindak sebagai enzim untuk sintesis, sekaligus mengarahkan jalannya reaksi-reaksi dalam kompartemen (koaservat atau protobion).

y Glukosa

RNA menjadi cukup stabil untuk bertindak sebagai molekul pembawa informasi genetis. 7. Reaksi-reaksi kimia agregat cikal bakal seluler tersebut tersekat atau terjebak dalam sekat hidrofobik (lemak) dan ini menjadi cikal bakal sel.
6.

y Pada tahun 1953, Stanley Miller dan Harold Urey

membuktikan hipotesis Oparin dan Haldane. Gas-gas anorganik purba, yaitu molekul air, metana, amoniak, dan hidrogen, serta sianida diletakan dalam tabung steril yang diberi loncatan listrik. Produknya ditampung dan dianalisis kandungan senyawa yang terbentuk. Ternyata hampir semua senyawa organik sedehana seperti yang disebut oleh Oparin dan Haldane terbentuk dari tabung tersebut.

y Para ahli mengembangkan teri abiotik lain yaitu teori

Panspermia. Teori ini menerangkan bahwa terbentuknya senyawa organik berasal dari meteorit dan komet yang masuk ke atmosfer bumi sambil membawa zat-zat organik yang diperlukan oleh evolusi makhluk hidup. Molekul organik itu telah terbentuk dari proses-proses abiotik di luar angkasa. Beberapa material organik (termasuk asam amino) memang telah ditemukan pada meteorit yang masuk ke bumi. Teori Panspermia dan teori evolusi kimia telah menerangka bagaimana alam bumi pada awalya menediakan material organik.

y Teori evolusi biologi menyatakan bahwa makhluk

hidup pertama merupakan hasil dari evolusi molekul anorganik (Evolusi Kimia) yang kemudian berkembang menjadi struktur kehidupan (sel). Berdasarkan hasil percobaan Oparin, Haldane, dan Urey, asal-usul kehidupan berasal dari sintesis dan akumulasi monomer organik pada kondisi abiotik. Molekul yang dihasilkan secara abiotik disebut protobion. Sel-sel hidup dapat berasal dari protobion. Ada beberapa tipe protobion, yaitu koasevat, mikrosfir, dan liposom.

y Protobion dianggap sebagai bahan dasar embentuk sel

purba atau disebut progenot. Progenot merupakan cikal bakal universal semua jenis sel yang ada sekarang. Progenot berkembang menjadi kelompok sel prokariotik purba seperti Archaebacteria. Kelompok sel lain, yaitu Eubacteria, merupakan bakteri yang hidup pada kondisi yang tidak seekstrim Archaebacteria. y Sel prokariotik merupakan sel yang memiliki struktur lebih sederhana dibandngkan dengan sel eukariotik. Oleh karena itu, pada ahli menduga bahwa makhluk hidup yang pertama kali muncul merupakan prokariot.

y Antara sel Prokariotik dan Eukariotik memiliki kesamaan

sifat seperti kesamaan kode informasi, enzim, dan jalur metabolisme. y Sampai sekitar tahun 1970, diyakini bahwa sel eukariotik berevolusi dari sel prokariotik melalui suatu proses evolusi perlahan-lahan, yaitu organel pada sel prokariotik perlahan berkembang menjadi kompleks. Konsep ini berbubah setelah menemuan Lynn Margulis dari Universitas Boston. Ia membuktikan teori itu diabaikan yaitu organel tertentu pada sel eukariotik, terutama mitokondria dan kloroplas berasal dari sel prokariotik yang berukuran kecil.

y Nenek moyang sel eukariotik yang pertama diduga

merupakan bakteri heterotrof aaerob. Disebut anaerob karena energi bakteri ini berasal dari perombakan makanan tanpa menggunakan oksigen. Disebut bakteri heterotrof karena bakteri ini tidak dapat menyintesis makanannya (senyawa kompleks) dari prekursor oranik (seperti CO2 dan H2O), dan memerlukan senyawa kompleks dari lingkungannya.

y Sesuai dengan teori endosimbiotik, ada organsme

prokariot yang relatif besar, bersifat anaerob dan heterotrof, yang meelan organsme prokariot yang berukuran lebih kecil dan bersifat aerob. y Bagaimana sel eukariotik sederhana berevolusi menjadi tumbuhan dan hewan? y Berdasarkan dugaan bergabungnya endosmbion, terutama Cyanobacteria, diperkirakan nenek moyang tumbuhan merupakan konversi organisme eukariot heterotrof. y Hewan berevolusi dari Protista (kelompok gnggang) berflagel menjadi organsme kelompok Protozoa, seperti Trypanosoma dan Protozoa bersilia.

y Pada evolusi hewan, yang terjadi selanjutnya adalah

perubahan hean bersel satu menjadi hewan bersel banyak (multiselular). Hewan bersel banyak ini diperkirakan pada mulanya berbentuk bola berongga yang terdiri dari sat lapis sel (blastea). y Beberapa hewan invertebrata laut melakukan adaptasi untuk dapat hidup di darat. Adaptasi yang dilakukan berupa penyesuaian alat pernapasan untuk menghirup oksigen dari udara, dan alat gerak agar dapat bergarak di darat.

Anda mungkin juga menyukai