Anda di halaman 1dari 112

PENERAPAN METODE MUELLER DALAM PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA ANAK KELAS B DI TK AL HUFFAZH PAYAKUMBUH

SKRIPSI

untuk memenuhi sebagai persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

OLEH :

SRI KEMALA SANDI YUANITA


NIM:2009/51166

JURUSAN PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI FA KUL T AS IL MU PE NDIDI KA N UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2012

HALAMAN PERSETUJUAN SKRIPSI

Judul

Nama NIM Jurusan Fakultas

: Penerapan Metode Mueller dalam Peningkatan Kemampuan Membaca Anak Kelas B di TK Al Huffazh Payakumbuh : Sri Kemala Sandi Yuanita : 2009/51166 : Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini : Ilmu Pendidikan

Padang,

Januari 2012

Disetujui oleh

Pembimbing I

Pembimbing II

Dra. Hj. Sri Hartati, M.Pd NIP.

Nurhafizah, M.Pd NIP.

Ketua Jurusan,

Dra. Hj. Yulsyofriend, M.Pd NIP. 19620730 198803 2 002

ii

PENGESAHAN TIM PENGUJI

Dinyatakan lulus setelah dipertahankan di depan Tim Penguji Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Padang

Penerapan Metode Mueller dalam Peningkatan Kemampuan Membaca Anak Kelas B di TK Al Huffazh Payakumbuh

Nama NIM Jurusan Fakultas

: Sri Kemala Sandi Yuanita : 2009/51166 : Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini : Ilmu Pendidikan

Padang,

Januari 2012

Tim Penguji, Nama 1. Ketua 2. Sekretaris 3. Anggota 4. Anggota 5. Anggota : Dra. Hj. Sri Hartati, M.Pd : Nurhafizah, M.Pd : DR. Dadan Suryana : Drs. Indra Jaya, M.Pd : Dra. Rifda Yetti Tanda Tangan 1. .................... 2. .................... 3. .................... 4. .................... 5. ....................

iii

HALAMAN PERSEMBAHAN

Demi Masa...Sesungguhnya manusia itu berada dalam kerugian, kecuali orangorang yang beriman dan beramal sholeh serta saling menasehati untuk kebenaran dan saling menasehati untuk kesabaran (QS.Al-Asr 1-3). Ketika meninggalnya seorang anak Adam, maka putuslah segala amalan, kecuali tiga perkara yaitu : Anak yang sholeh, sadaqoh jariyah, serta ilmu yang bermanfaat. (Hadits Rasululllah). Untuk detik waktu yang Allah berikan, untuk setiap kesempatan yang Allah bentangkan, dan untuk lautan Ilmu yang tiada bertepi.. Menjadi seorang guru adalah menjadi seseorang yang layak untuk digugu dan ditiru..Ada getaran yang maha hebat yang mampu membuat hati tunduk dalam ketakutan, ketika membayang diri tidak mampu memikul sebuah amanah yang sangat besar..yaitu menjadi seseorang yang di sebut dengan Guru.., karenanya tiada kata berakhir untuk terus mencari kebaikan dan memberikan kebaikan, mengazamkan jauh ke dalam hati bahwa semua yang Allah titipkan itu akan menjadi sumur bagi sebuah pahala yang tidak akan pernah kering, ketika semuanya berbalut sebuah kata indah yaitu keikhlashan.. Untuk orang-orang yang senantiasa setia mendampingi langkah suci ini, untuk sebuah pengorbanan tanpa mengharapkan pamrih...Tidak ada kata yang layak untuk menggambarkan betapa diri ini ingin menuliskannya sebagai ungkapan terima kasih.. Untuk suami ku tercinta Dedi Irwan, untuk Papa dan Mama, untuk anak-anak ku Qalbiy dan Kaysa..Jazaakumullah telah meluangkan waktu kalian untuk mencintai kekurangan yang kumiliki...hanya ada sebait doa..semoga Allah izinkan kita bersama-sama meraih jannah Allah karena Ilmu yang bermanfaat yang dititipkan Nya. Duhai Rabbi...berikan aku kemampuan untuk menunaikan tugas mulia ini..jangan pernah keikhlashan ini ternoda dengan limpahan dunia, hingga aku kelak berjumpa dengan Mu.. Padang, Januari 2012

iv

SURAT PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa Skripsi ini benar-benar karya saya sendiri, sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau yang ditulis orang kecuali sebagai acuan atau kutipan tata penulisan karya ilmiah lazim.

Padang,

Januari 2012

Yang menyatakan,

Sri Kemala Sandi Yuanita

ABSTRAK

Sri Kemala Sandi Yuanita. Penerapan Metode Mueller dalam Peningkatan kemampuan Membaca anak kelas B di TK Al Huffazh Payakumbuh. Skripsi. Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini. Fakultas Ilmu Pendidikan. Universitas Negeri Padang. Kemampuan membaca anak kelas B di TK Al Huffazh masih rendah. Hal ini terlihat pada kondisi awal dimana masih banyak anak kelas B yang belum mampu membaca kata sederhana, bahkan ada yang belum mengenal huruf. Pemilihan metode yang tidak tepat serta tidak efektifnya pemanfaatan media dan alat peraga oleh guru menjadi salah satu penyebab terjadinya kondisi ini. Penelitian yang peneliti lakukan bertujuan untuk meningkatkan kemampuan membaca anak kelas B di TK Al Huffazh dengan menerapkan sebuah metode belajar membaca awal yang dikenal dengan Metode Mueller melalui aktifitas berbahasa belajar dengan Papan Tebakan. Jenis penelitian ini adalah penelitian Tindakan kelas (Classroom Action Research). Yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah santri kelas B di TK Al Huffazh payakumbuh yang berjumlah 14 orang. Data penelitian diperoleh melalui observasi, wawancara dan dokumentasi, kemudian diolah dan dianalisa dengan teknik persentase. Penelitian ini hanya dilakukan dalam satu siklus. Pemanfaatan media dan alat peraga yang optimal oleh guru memberikan hasil yang memuaskan pada setiap aspek yang diamati hingga mampu mencapai standar KKM, sehingga penelitian tidak perlu dilanjutkan pada siklus II seperti yang telah direncanakan sebelumnya. Dengan demikian berdasarkan hasil tindakan yang telah dilakukan dapat dinyatakan bahwa Penerapan Metode Mueller mampu meningkatkan kemampuan membaca anak kelas B di TK Al Huffazh Payakumbuh.

vi

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur hanyalah atas kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan karuniaNya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan Skripsi dengan judul Penerapan Metode Mueller dalam Peningkatan

Kemampuan Membaca Anak Kelas B di TK Al Huffazh Payakumbuh. Tujuan penelitian Skripsi ini adalah dalam rangka menyelesaikan studi di jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak usia Dini Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Padang. Dalam proses penyelesaian Skripsi ini, peneliti menemukan kesulitan karena terbatasnya kemampuan peneliti baik pengalaman maupun pengetahuan. Berkat bantuan berbagai pihak akhirnya peneliti dapat mengatasi segala kesulitan yang ditemukan selama penyusunan Skripsi ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan terimakasih yang tak terhingga kepada: 1. Ibu Dra. Hj. Sri Hartati, M.Pd selaku dosen pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dan arahan dengan sabar sehingga peneliti dapat menyelesaikan Skripsi ini. 2. Ibu Nurhafizah, M.Pd selaku dosen Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan arahan yang sangat berarti dalam proses penyelesaian skripsi ini. 3. Ibu Dra. Hj. Yulsyofriend, M.Pd selaku ketua jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Fakultas Ilmu Pendidikan

vii

4. Bapak Prof. Dr. Firman, MS.Kons selaku dekan Fakultas Ilmu Pendidikan yang telah memberikan kemudahan. 5. Seluruh Dosen-dosen jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Padang. 6. Ibu dan Bapak Staf Tata Usaha Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini yang telah memberikan bantuan pada penyelesaian Skripsi ini 7. Ibu Nurhayani,SEI,S.Ag selaku Kepala Sekolah TK Al Huffazh dan seluruh asadtizah yang telah memberikan dukungan dan motivasi, jazaakumullah. 8. Teman-teman angkatan 2009 buat kebersamaan baik suka maupun duka selama menjalani masa-masa perkuliahan. 9. Suami, orang tua, anak, kakak, beserta sahabat yang telah memberikan dorongan moril maupun materil serta kasih sayang yang tidak ternilai harganya bagi peneliti. Semoga bantuan yang telah diberikan mendapat balasan dari Allah SWT. Peneliti sangat menyadari bahwa Skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu peneliti mohon maaf. Saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan untuk perbaikan selanjutnya. Semoga Skripsi ini bermanfaat bagi pembaca pada umumnya, dan peneliti pada khususnya.

Padang, Januari 2012

Peneliti

viii

DAFTAR ISI Halaman HALAMAN PERSETUJUAN ..................................................................... i HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ ii HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... iii SURAT PERNYATAAN ............................................................................... iv ABSTRAK ...................................................................................................... v KATA PENGANTAR .................................................................................... vi DAFTAR ISI ................................................................................................... viii DAFTAR TABEL .......................................................................................... x DAFTAR GRAFIK ........................................................................................ xi DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xii DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xiii BAB I PENDAHULUAN A. B. C. D. E. F. G. H. BAB II. Latar Belakang Masalah ........................................................... Identifikasi Masalah ................................................................ Pembatasan Masalah ............................................................... Rumusan Masalah ................................................................... Rancangan Pemecahan Masalah.............................................. . Tujuan Penelitian ..................................................................... Manfaat Penelitian ................................................................... Definisi Operasional ................................................................. 1 5 5 5 6 6 6 7 9 11 15 15 18 24 29 30 31

KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori ......................................................................... 1. Hakikat Perkembangan Anak Usia Dini ............................. 2. Perkembangan Bahasa ....................................................... 3. Membaca dini ...................................................................... 4. Pengaruh Pemanfaatan Media ............................................. 5. Metode Mueller ................................................................... B. Kerangka Konseptual .............................................................. C. Penelitian yang Relevan .......................................................... D. Hipotesis Tindakan ..................................................................

BAB III

RANCANGAN PENELITIAN A. Jenis Penelitian ........................................................................ B. Subjek Penelitian ..................................................................... C. Prosedur penelitian .................................................................. D. Instrumentasi Penelitian ........................................................... E. Teknik Pengumpulan Data ...................................................... F. Teknik Analisis Data ............................................................... HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data ......................................................................... 1. Kondisi Awal ......................................................................

32 33 33 42 43 44

BAB IV

46 46

ix

2. Deskripsi Siklus I ................................................................ B. Analisis Data ........................................................................... 1. Analisis data Kondisi Awal ................................................. 2. Analisis data Siklus I........................................................... 3. Refleksi ................................................................................ C. Pembahasan ............................................................................... BAB V PENUTUP A. Simpulan..................................................................................... B. Implikasi..................................................................................... C. Saran...........................................................................................

47 59 60 62 77 78

80 81 82 84

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... LAMPIRAN

DAFTAR TABEL Halaman Rancangan Kegiatan penelitian.......................................... 39 Hasil Observasi penerapan Metode Mueller dalam Peningkatan kemampuan membaca anak kelas B di TK Al Huffazh payakumbuh..................................................... 42 Hasil wawancara Anak....................................................... 43 Hasil Observasi Kondisi Awal kegiatan belajar membaca anak kelas B di TK Al Huffazh Payakumbuh........................................................................ 47 Hasil Observasi Penerapan Metode Mueller dalam Peningkatan Kemampuan membaca anak kelas B di TK Al Huffazh Payakumbuh pertemuan satu Siklus I.............. 51 Hasil Observasi Penerapan Metode Mueller dalam Peningkatan Kemampuan membaca anak kelas B di TK Al Huffazh Payakumbuh pertemuan dua SiklusI............... 55 Hasil Observasi Penerapan Metode Mueller dalam Peningkatan Kemampuan membaca anak kelas B di TK Al Huffazh Payakumbuh pertemuan tiga SiklusI............... 58 Hasil Observasi Kondisi awal kegiatan belajar membaca anak kelas B di TK Al Huffazh Payakumbuh..................... 60 Hasil Observasi Penerapan Metode Mueller dalam Peningkatan Kemampuan membaca anak kelas B di TK Al Huffazh Payakumbuh pertemuan satu Siklus I.............. 62 Hasil Observasi Penerapan Metode Mueller dalam Peningkatan Kemampuan membaca anak kelas B di TK Al Huffazh Payakumbuh pertemuan dua SiklusI............... 64 Hasil Observasi Penerapan Metode Mueller dalam Peningkatan Kemampuan membaca anak kelas B di TK Al Huffazh Payakumbuh pertemuan tiga SiklusI............... 66 Rekapitulasi hasil Observasi Penerapan metode Mueller dalam peningkatan kemampuan membaca anak kelas B di TK Al Huffazh pertemuan satu, dua, dan tiga pada Siklus I 68 Hasil wawancara Siklus I..................................................... 72 Hasil Observasi Penerapan metode Mueller dalam peningkatan kemampuan membaca anak kelas B di TK Al Huffazh kondisi awal dan siklus I (nilai sangat tinggi dan tinggi)................................................................................... 73 Hasil Observasi Penerapan metode Mueller dalam peningkatan kemampuan membaca anak kelas B di TK Al Huffazh kondisi awal dan siklus I (nilai rendah )................ 75

1. 2.

Tabel 1 Tabel 2

3. 4.

Tabel 3 Tabel 4

5.

Tabel 5

6.

Tabel 6

7.

Tabel 7

8. 9.

Tabel 8 Tabel 9

10.

Tabel 10

11.

Tabel 11

12.

Tabel 12

13. 14.

Tabel 13 Tabel 14

15.

Tabel 15

xi

DAFTAR GRAFIK Halaman 1. Grafik 1 Kemampuan membaca anak pada kegiatan belajar membca kelas B di TK Al Huffazh Payakumbuh pada kondisi awal.......................................................................... Hasil Observasi penerapan Metode Mueller dalam Peningkatan kemampuan membaca anak kelas B di TK Al Huffazh payakumbuh pertemuan satu Siklus I.................. Hasil Observasi penerapan Metode Mueller dalam Peningkatan kemampuan membaca anak kelas B di TK Al Huffazh payakumbuh pertemuan dua Siklus I.................. Hasil Observasi penerapan Metode Mueller dalam Peningkatan kemampuan membaca anak kelas B di TK Al Huffazh payakumbuh pertemuan tiga Siklus I.................. Rekapitulasi hasil Observasi Penerapan Metode Mueller dalam peningkatan kemampuan membaca anak kelas B di TK Al Huffazh Payakumbuh ( nilai sangat tinggi dan tinggi)................................................................................... Rekapitulasi hasil Observasi Penerapan Metode Mueller dalam peningkatan kemampuan membaca anak kelas B di TK Al Huffazh Payakumbuh ( nilai rendah)........................ Hasil wawancara Siklus I Hasil Observasi Penerapan Metode Mueller dalam Peningkatkan kemampuan membaca anak kelas B TK Al Huffazh Payakumbuh pada kondisi awal dan Siklus I (Nilai sangat Tinggi dan Tinggi)..........................................

61

2.

Grafik 2

63

3.

Grafik 3

65

4.

Grafik 4

67

5.

Grafik 5

70

6.

Grafik 6

71 72

7. 8.

Grafik 7 Grafik 8

74

9.

Grafik 9

Hasil Observasi Penerapan Metode Mueller dalam Peningkatkan kemampuan membaca anak kelas B TK Al Huffazh Payakumbuh pada kondisi awal dan Siklus I (Nilai rendah)........................................................................ 76

xii

DAFTAR GAMBAR Halaman 30 34

1. 2.

Gambar 1 Gambar 2

Bagan kerangka Konseptual Bagan penelitian Tindakan Kelas

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Satuan Kegiatan Harian Lampiran 2. Gambar Penelitian Lampiran 3. Surat Izin Penelitian

xiv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini merupakan upaya pendidikan yang kita lakukan terhadap anak dimulai dari kelahirannya hingga berusia 6 tahun. Pendidikan ini dilakukan dengan memberikan rangsangan pendidikan yang bertujuan untuk mengoptimalkan semua pertumbuhan dan perkembangan mereka baik secara Jasmani maupun Rohani. Dalam Peraturan Menteri no 58 tahun 2009, tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini dijelaskan bahwa perkembangan anak dapat meningkat baik secara kuantitatif maupun kualitatif untuk semua aspek perkembangan. Dan pada tahap ini salah satu aspek perkembangan yang diharapkan dapat berkembang secara baik dan optimal adalah kemampuan berbahasa anak. Bahasa bagi anak memberikan sumbangan yang sangat pesat dalam perkembangannya untuk menjadi manusia dewasa. Dengan bantuan bahasa, anak tumbuh dari organisme biologis menjadi pribadi dalam kelompok yang memiliki kemampuan berfikir, berperasaan, bersikap, berbuat serta memandang dunia dan kehidupan seperti masyarakat disekitarnya. Penguasaan bahasa juga sangat erat kaitannya dengan kemampuan kognisi anak. Sistematika berbicara anak menggambarkan sistematikanya dalam berpikir. Yang termasuk dalam pengembangan bahasa selain berbicara adalah kemampuan menyimak, membaca dan menulis.
1

Kondisi ideal bagi anak yang berada pada rentang usia 4 6 tahun, tahap perkembangan bahasa yang diharapkan tercapai diantaranya adalah Anak mampu berkomunikasi secara lisan dengan orang lain yang berada disekitarnya, mampu menyebutkan symbol-symbol huruf yang dikenal, memahami hubungan antara bunyi dan bentuk huruf, membaca nama sendiri, dan menuliskan nama sendiri. Taman Kanak-kanak sebagai salah satu lembaga pendidikan anak usia dini yang berada pada jalur pendidikan formal, diharapkan mampu membantu anak didik mengembangkan berbagai potensi baik psikis dan fisik, termasuk kemampuan berbahasa yang di dalamnya meliputi kemampuan membaca dan menulis, sehingga mereka siap untuk memasuki jenjang Pendidikan Sekolah Dasar (SD). Bukan suatu hal yang berlebihan ketika pada akhirnya setiap orang tua mengharapkan anak-anak mereka yang mengikuti pendidikan pada sebuah lembaga pendidikan Anak Usia Dini, terutama di kelas lanjutan (kelas B) Taman Kanak Kanak, memiliki kemampuan dalam membaca dan menulis. Tuntutan serupa juga dilakukan oleh Sekolah Dasar sebagai jenjang pendidikan lanjutan dari TK, dimana mereka menjadikan kemampuan membaca sebagai salah satu persyaratan dalam penerimaan murid baru di sekolah mereka. Hal ini tentu saja membuat orang tua semakin panik, dan sebagai akibatnya mereka menuntut agar TK menjadikan pelajaran membaca sebagai salah satu pembelajaran yang wajib diselenggarakan, akan

tetapi sayangnya terkadang kegiatan ini seringkali tidak memperhatikan batas kemauan dan kemampuan anak serta mengabaikan prinsip-prinsip pembelajaran anak usia dini yaitu Belajar sembari bermain. Maka menjadi hal yang sangat menyedihkan ketika kita melihat anak yang seharusnya berada dalam masa bermain akhirnya dipaksa untuk belajar. Pada usia 6 tahun, umumnya anak sudah berada pada usia siap untuk membaca. Teori kesiapan ini sejalan dengan pendapat klasik dari Havighurst (dalam Adhim 2004:30) bahwa mengajar membaca haruslah pada saat anak berada pada kondisi teachable moment (saat tepat untuk belajar). Karena beberapa akibat negative akan timbul jika pemberian materi pembelajaran dilakukan kepada anak sebelum atau sesudah masa kesiapan. Berpijak kepada teori klasik ini maka sampai sekarang di negara kita masih berlaku peraturan melarang guru TK mengajarkan membaca kepada anak. Walaupun kebijakan formal ini dianggap sebagai kebijakan yang tepat, apalagi ketika banyak guru dan orang tua yang tidak faham, tapi bukan berarti kita menghambat keinginan anak untuk belajar membaca. Karena menurut Burns dan kawan-kawan dalam Adhim (2004:31), kesiapan membaca anak dapat di rangsang dengan memberikan pengalaman pramembaca (Prereading experience). Kita mengenalkan satu atau lebih bagian membaca kepada anak sehingga menimbulkan ketertarikan yang kuat untuk membaca. Untuk itu tentu diperlukan metode dan kiat-kiat yang tepat dan sesuai dengan tahap kebutuhan dan perkembangan anak pada saat itu.

Berdasarkan pengalaman yang peneliti alami di TK Al Huffazh Payakumbuh, peneliti menemukan sebuah kondisi dimana pembelajaran membaca sudah diterapkan, akan tetapi tingkat kemampuan membaca anak di kelas B masih sangat rendah. Hal ini disebabkan karena rendahnya motivasi dan ketertarikan anak terhadap kegiatan pembelajaran membaca yang berjalan dalam kondisi yang tidak menyenangkan, kaku dan membosankan. Pemakaian metode yang kurang tepat serta tidak optimalnya pemanfaatan media dan alat peraga juga menjadi penyebab yang membuat pembelajaran membaca akhirnya menjadi kegiatan yang monoton, minim kreatifitas, dan tidak menarik bagi anak. Permasalahan diatas dapat diselesaikan dengan melakukan sebuah Penelitian Tindakan Kelas (PTK), yaitu dengan menerapkan sebuah metode membaca yang dikenal dengan Metode Mueller, dan penelitian ini peneliti beri judul Penerapan Metode Mueller dalam Peningkatan Kemampuan Membaca Anak Kelas B di TK Al Huffazh Payakumbuh. Metode Mueller merupakan metode untuk belajar membaca awal pada anak usia dini yang di temukan oleh Stephanie Mueller, yang dilaksanakan dalam berbagai aktivitas berbahasa yang dirancang sedemikian rupa, sehingga menjadi sebuah kegiatan belajar yang PAIKEM GEMBROT (Pembelajaran Aktif Inovatif Kreatif Efektif Menyenangkan Gembira dan Berbobot).

B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang diatas dapat diidentifikasi beberapa masalah yang dihadapi dalam meningkatkan kemampuan membaca anak yakni sebagai berikut: 1. Kurang tertariknya anak dengan kegiatan pembelajaran membaca. 2. Rendahnya tingkat kemampuan membaca anak. 3. Metode pembelajaran membaca yang kurang sesuai dengan tingkat kebutuhan dan perkembangan Anak. 4. Guru kurang kreatif dan tidak optimal dalam menggunakan Media serta Alat Peraga pada kegiatan pembelajaran membaca .

C. Pembatasan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang dan identifikasi masalah di atas maka dalam penelitian ini, dikemukakan pembatasan permasalahan sebagai berikut: Rendahnya tingkat kemampuan membaca anak kelas B di TK Al Huffazh, karena anak kurang tertarik dengan kegiatan pembelajaran membaca yang selama ini menggunakan metode yang kurang sesuai dengan tingkat kebutuhan dan perkembangan Anak. D. Rumusan Masalah Berdasarkan batasan masalah yang telah di tetapkan diatas, maka dapat di rumuskan masalah sebagai berikut

Bagaimana penerapan Metode Mueller dapat meningkatkan kemampuan membaca anak kelas B di TK Al Huffazh Payakumbuh.?

E. Rancangan Pemecahan Masalah Berdasarkan identifikasi permasalahan diatas maka penerapan metode Mueller dalam kegiatan pembelajaran membaca dapat meningkatkan kemampuan membaca anak kelas B di TK Al Huffazh Payakumbuh.

F. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin di capai dalam Penelitian ini adalah untuk dapat meningkatkan kemampuan membaca anak secara khusus, dan dapat mengembangkan Bahasa anak secara umum.

G. Manfaat Penelitian Penerapan metode Mueller dalam meningkatkan kemampuan

membaca anak kelas B di TK Al Huffazh, diharapkan dapat memberi manfaat kepada semua pihak diantaranya : 1. Bagi anak: Untuk meningkatkan kemampuan membaca anak. 2. Bagi guru: Untuk meningkatkan kreatifitas guru dalam memilih metode dan menggunakan media serta alat peraga yang menarik bagi anak.

3.

Bagi Lembaga Pendidikan: Meningkatkan kualitas sekolah, sehingga para lulusan TK dapat melanjutkan pendidikan ke SD yang mereka inginkan.

4.

Bagi masyarakat: Bisa menjadi sumber bacaan bagi peneliti lain yang tertarik untuk mengembangkan penelitian yang sama dengan aspek yang berbeda.

H. Definisi Operasional Definisi Operasional dalam penelitian ini mencakup tentang penjelasan sebuah metode membaca awal yang dipopulerkan oleh seorang pakar pendidikan anak yang bernama Stephanie Mueller. Metode ini kemudian lebih dikenal dengan Metode Mueller, yaitu sebuah metode pengajaran membaca permulaan pada anak usia dini dengan cara mengenalkan simbol simbol fonetis ( huruf ) melalui tulisan-tulisan yang konkrit yang sering ditemukan dalam dunia anak. Dan untuk tahap selanjutnya anak akan dapat merangkai huruf-huruf tersebut menjadi sebuah kata yang berarti dan makna. Metode ini dikemas dalam bentuk pembelajaran yang aktif dan menyenangkan, melalui berbagai aktivitas berbahasa sebagai aplikasi dari indikator-indikator kurikulum berbahasa anak usia dini yang hendak dicapai diantaranya adalah anak mampu melakukan 3-5 perintah secara menjadi sebuah kalimat yang memiliki

berurutan, mampu menghubungkan tulisan sederhana dengan simbol yang melambangkannya, dan mampu menyebutkan simbol-simbol huruf vokal dan konsonan yang dikenal dilingkungan sekitar.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori 1. Hakikat Perkembangan Anak Usia Dini a. Pengertian Menurut National Assosiation Education for Young Children (NAEYC) (dalam Aisyah 2010:1.3) Anak Usia Dini adalah sekelompok individu yang berada pada rentang usia antara 0 8 tahun. Anak usia dini adalah a unique person (individu yang unik) di mana ia memiliki pola pertumbuhan dan perkembangan dalam aspek fisik, kognitif, sosio-emosional, kreativitas, bahasa dan komunikasi yang khusus sesuai dengan tahapan yang sedang dilalui oleh anak tersebut. Hildayani (2008:1.3) menyatakan bahwa: Perkembangan secara umum diartikan sebagai pola perubahan yang dimulai pada saat konsepsi (pembuahan) dan berlanjut sampai di sepanjang rentang kehidupan. Santrock (2010:50) mendefinisikan bahwa:Perkembangan

adalah pola perubahan biologis, kognitif dan sosioemosional yang dimulai dari sejak lahir dan terus berlanjut di sepanjang hayat.

Kebanyakan perkembangan adalah pertumbuhan, meskipun pada akhirnya mengalami penurunan (kematian). Berdasarkan pendapat dari beberapa orang ahli diatas dapat kita simpulkan bahwa Perkembangan merupakan sebuah proses yang bersifat terus menerus dan menyangkut banyak aspek baik secara fisik maupun psikologis. Keterlambatan yang dialami oleh seorang anak dalam satu tahap perkembangan akan berpengaruh kepada tahap perkembangannya selanjutnya. Oleh karena itu pendidikan yang diselenggarakan untuk anak usia dini harus sesuai dengan

perkembangan, artinya pengajaran untuk anak harus dilakukan pada tingkat yang tidak terlalu sulit dan terlalu menegangkan, atau sebaliknya terlalu mudah dan menjemukan. b. Prinsip prinsip Perkembangan Anak Usia Dini Perkembangan individu yang berlangsung sepanjang hayat dimulai dari masa konsepsi hingga kematian bersifat dinamis dan tidak selalu sama pada setiap individu. Ada kalanya berjalan cepat, ada kalanya lambat, bahkan berjalan serempak . Namun secara garis besar perkembangan kecendrungan. Syaodih Sukmadinata (2003:112) menyatakan bahwa Beberapa pakar ahli menyimpulkan beberapa kecendrungan-kecendrungan tersebut memiliki beberapa kecendrungan-

dalam perkembangan yang menjadi prinsip perkembangan yaitu:

10

(1)Perkembangan berlangsung seumur hidup meliputi semua aspek, (2)Setiap individu memiliki kecepatan dan kualitas perkembangan yang berbeda, (3)Perkembangan memiliki pola tertentu, (4) Perkembangan berlangsung secara bertahap, (5)berlangsung dari hal yang bersifat umum hingga khusus,(6) pada usia tertentu terjadi perkembangan yang berbeda antara pria dan wanita. Dari pernyataan diatas terlihat bahwa perkembangan seorang berkenaan dengan seluruh kepribadiannya yang membentuk satu kesatuan yang terintegrasi, meliputi banyak aspek yaitu : fisik motorik, intelektual, sosial, bahasa, emosi, moral dan keagamaan. Tahap perkembangan yang dilalui oleh satu individu kadang bersifat sama, lebih cepat bahkan lebih lambat dari individu yang lain. Pada tingkatan tertentu terjadi perbedaan perkembangan antara wanita dan pria terutama dalam aspek sosial emosional.

2. Perkembangan Bahasa a. Pengertian Bahasa Santrock (2010:67) menyatakan bahwa: Bahasa adalah

bentuk komunikasi, entah itu lisan , tertulis atau tanda yang didasarkan pada sistem simbol. Papalia (2008:234) menyebutkan bahwa: Bahasa adalah sistem komunikasi yang didasarkan kepada kata dan tata bahasa.

11

Bromley (dalam Dhieni 2007:1.11) mendefenisikan bahasa sebagai sistem simbol yang teratur untuk mentransfer berbagai ide maupun informasi yang terdiri dari simbol visual maupun verbal. Berdasarkan pendapat diatas Bahasa merupakan alat

komunikasi yang digunakan oleh manusia baik lisan maupun tulisan berupa simbol-simbol yang erat kaitannya dengan tingkat kecerdasan manusia.

b. Tahap Perkembangan Bahasa Anak Lerner (dalam Sudono,1995:59) dasar utama perkembangan bahasa adalah pengalaman-pengalaman yang kaya, pengalaman yang kaya itu akan menunjang faktor bahasa yang lain yaitu mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis. Suwondo (2004:4) Perkembangan bahasa yang terjadi secara alamiah, serta merta (spontan) dan tradisional telah terjadi sejak seorang anak dilahirkan dalam lingkungan tertentu. Sebelum bayi dapat menggunakan kata, mereka

mengungkapkan kebutuhan dan perasaan mereka melalui suara, yang berkembang dari mulai tangisan , segahan, mengoceh, kemudian imitasi tanpa sengaja, dan akhirnya meniru dengan

maksud tertentu. Pada bulan ke-6, bayi telah mempelajari suara dasar dari bahasa mereka dan mulai menyadari aturan fonologis

12

serta mengaitkan suara dengan makna. Bayi biasanya mengucapkan kata pertama nya pada usia 10 sampai 13 bulan. Pada usia 24 bulan, bayi biasanya mula memadukan dua kata. Pada tahap ini, bayi dengan cepat memahami arti penting dari bahasa untuk berkomunikasi. Mereka menciptakan beberapa kalimat pendek seperti itu buku, permen aku, cium papa. Dhieni (2008:3.1) saat bayi menginjak usia kanak-kanak, pemahaman mereka terhadap sistem aturan bahasa mulai meningkat. Anak pada usia 4-5 tahun rata-rata dapat menggunakan 900 sampai 1000 kosa kata yang berbeda. Mereka bisa menggunakan 4-5 kata dalam satu kalimat. Dan dalam usia 5 tahun pembicaraan mereka mulai berkembang dimana kosa kata yang digunakan lebih banyak dan lebih rumit.

c. Pengembangan Kemampuan Berbahasa Anak Papalia (2008:234) menyatakan: Ada dua teori klasik tentang bagaimana seorang anak menguasai bahasa yaitu Teori Pembelajaran dan Nativisme atau dikenal juga dengan teori nuture dan nature. Skinner sebagai salah seorang pelopor teori pembelajaran menyatakan bahwa Pembelajaran bahasa diperoleh anak melalui pengalaman. Dengan merujuk kepada teori pembelajaran klasik anak belajar bahasa melalui pengkodisian peran. Pertama bayi

13

megeluarkan suara acak, kemudian orang dewasa menguatkan suara yang dapat membentuk pembicaraan orang dewasa dengan senyuman, perhatian dan pujian. Bayi kemudian mengulang suara yang dikatakan tersebut. Merujuk kepada teori pembelajaran sosial anak akan mengimitasi suara yang dia dengar dari pembicaraan orang dewasa. Pelajaran bahasa juga tergantung kepada penguatan selektif dimana kata kucing dikuatkan dengan kemunculan keluarga kucing di hadapan anak. Jadi Observasi, imitasi dan penguatan memberikan kontribusi pada penguasaan bahasa pada anak. Berbeda dengan teori Pembelajaran Skinner, para Nativisme menekankan peran aktif pengajar. Bahasa bersifat universal bagi manusia, Chomsky menyatakan bahwa otak manusia memiliki kemampuan bawaan untuk menguasai bahasa, maka proses seorang bayi berbicara sama alamiahnya dengan proses belajar berjalan. Dukungan terhadap teori nativisme datang dari kemampuan bayi baru lahir untuk membedakan suara yang mirip, bayi lahir dengan mekanisme perseptual yang kemudian menjadi alat untuk berbicara. Nativisme memaparkan bahwa otak manusia satu-satunya hewan dengan bahasa yang lebih berkembang dengan sempurna, yang berstruktur lebih besar pada satu sisi menunjukkan bahwa mekanisme bawaan untuk suara dan bahasa dapat ditemukan

14

dalam hemisphere (belahan otak manusia). Akan tetapi teori ini tidak menjelaskan bagaimana sebagian anak dapt menguasai bahasa lebih cepat diabandingkan dengan anak yang lain. Berdasarkan kedua teori tersebut sebagian besar pakar perkembangan saat ini percaya bahwa penguasaan bahasa seperti aspek perkembanan lainnya, bergantung kepada keterjalinan antara yang bersifat bawaan dan yang bersifat pengajaran (Nature dan nuture). Anak-anak terlepas dapat mendengar atau tidak sangat mungkin menguasai bahasa yang dapat diaktifkan dan

dibangkitkan melalui pengalaman.

d. Faktor faktor yang memberi kontribusi terhadap kemajuan berbahasa Ada banyak faktor yang menurut Papalia (2008:244-245) memberi kontribusi terhadap kemajuan berbahasa pada setiap anak diantaranya: (1)Kematangan otak, dimana kemampuan berbahasa anak seiring dengan peningkatan kematangan otak yang

dipengaruhi oleh pengalaman. (2)Interaksi sosial, orang tua dan pengasuh memiliki peran penting. (3)Status Sosial ekonomi keluarga. Pengalaman yang dialami oleh anak serta kesempatan yang dimilikinya untuk berinteraksi dengan orang lain di luar dirinya, akan memberikan kontribusi yang pesat terhadap perkembangan

15

bahasanya. Disamping itu anak-anak yang berasal dari keluarga dengan status ekonomi dan sosial yang tinggi, biasanya juga memiliki perkembangan bahasa yang baik.

3. Membaca Dini a. Pengertian Membaca Farida (2006:2) menyatakan bahwa: Membaca pada hakikatnya adalah suatu aktivitas yang rumit yang melibatkan banyak hal, tidak hanya melafalkan tulisan, tetapi juga melibatkan aktivitas visual (menterjemahkan simbol tulis/huruf kedalam kata-kata lisan), berpikir, psikolinguistik, dan metakognitif. Sebagai suatu proses berpikir, membaca mencakup aktivitas pengenalan kata, pemahaman literal, interprestasi, membaca kritis, dan pemahaman kreatif.

Ram dan Moorman (dalam Dardjowidjojo 2008:303), memberikan definisi tentang membaca yaitu: Membaca dapat juga diartikan sebagai suatu proses untuk menganalisa input yang berupa bahan tertulis dan menganlisakan output yang berupa pemahaman atas bahan tersebut. Dari dua pendapat di atas terlihat bahwa membaca merupakan suatu aktivitas yang kompleks yang tidak hanya melibatkan aspek fisik, akan tetapi juga aspek kejiwaan, dimana ketika kita melakukan aktivitas membaca, kita dilatih untuk mengasah ketajaman berfikir, kemampuan intelektual dan

kecakapan mental. Melalui membaca, kita dapat melejitkan kemampuan otak anak, khususnya anak usia dini.
16

b. Tahapan Membaca Membaca merupakan bagian dari perkembangan bahasa. Dapat diartikan sebagai suatu rangkaian proses menterjemahkan simbol atau gambar ke dalam suara yang dikombinasikan dengan kata-kata, yang kemudian disusun agar orang lain dapat memahaminya.

Mengembangkan aspek kemampuan membaca sejak dini (usia TK) sangatlah penting untuk persiapan mereka secara akademis memasuki pendidikan dasar selanjutnya. Melalui gemar membaca diharapkan anak-anak dapat membaca dengan baik sehingga mempunyai rasa kebahasaan yang tinggi, berwawasan yang lebih luas keberagamannya dan mampu mengembangkan pola berpikir kreatif dalam dirinya. Secara khusus perkembangan kemampuan membaca anak dapat berlangsung dalam beberapa tahapan. Tahapan-tahapan tersebut yang menurut Depdiknas (2003:6) terdiri atas : 1.Tahap Fantasi (Magical Stage), 2. Tahap Pembentukan Konsep diri (Self Concept Stage), 3. Tahap Membaca Gambar (Bridging Reading Stage), 4. Tahap Pengenalan Bacaan (Take-off Reading Stage), 5.Tahap Membaca lancer (Independent Reader Stage). Tahap Fantasi adalah tahapan dimana anak belajar menggunakan buku, berfikir bahwa buku itu penting, dan anak suka membawa buku yang menjadi kesukaannya. Pada tahap Pembentukan konsep diri, anak mulai memposisikan dirinya sebagai pembaca dan mulai melibatkan diri dalam kegiatan membaca, memberi makna pada gambar. Pada
17

tahapan yang lebih lanjut yaitu tahap membaca gambar, anak sudah mulai bisa mengulangi kembali cerita yang didengarnya dengan memperhatikan gambar yang dilihatnya. Tahap pengenalan bacaan adalah tahap dimana anak mulai menggunakan tiga system isyarat yaitu graphonic, semantic dan sintatic. Anak mulai mengenali tulisan-tulisan yang ada disekitarnya seperti papan iklan, tulisan di kotak susu, dan sebagainya. Dan tahapan terakhir dari perkembangan kemampuan membaca anak adalah tahapan membaca lancar, diamana pada tahap ini anak sudah dapat membaca berbagai jenis buku secara bebas. 4. Pengaruh Pemanfaatan Media dalam meningkatkan kemampuan membaca Anak a. Pengertian Media Kata media berasal dari bahasa harfiah latin medius yang secara

berarti tengah, perantara, atau pengantar. Secara lebih

khusus, pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis, atau elektronik untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal. AECT (Association of Education and Communication Technology, 1977) memberi batasan tentang media sebagai segala

bentuk dan saluran yang digunakan utnuk menyampaikan pesan atau informasi. Disamping sebagai sistem penyampai atau pengantar,

18

media yang sering diganti dengan kata mediator adalah penyebab atau alat yang turut campur tangan dalam dua pihak dan mendamaikannya. Dengan istilah mediator, media menunjukkan fungsi atau perannya, yaitu mengatur hubungan yang efektif antara yaitu alat siswa dan isi

dua pihak utama dalam proses belajar, pelajaran. Ringkasnya, media adalah

yang menyampaikan

atau mengantarkan pesan-pesan pengajaran. Sadiman (2002:6) menyatakan bahwa: Media adalah segala

sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan,

perhatian, dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi. Media juga merupakan suatu ekstensi manusia yang

memungkinkannya mempengaruhi orang lain yang tidak mengadakan kontak langsung dengan dia. Dalam arti sempit, media pengajaran hanya meliputi media yang dapat digunakan secara efektif dalam proses pengajaran yang terencana. Sedangkan dalam arti luas, media tidak hanya meliputi media komunikasi elektronik yang kompleks akan tetapi juga mencakup alatalat sederhana seperti: tv radio, slide, fotografi, diagram, dan bagan buatan guru, atau objek-objek nyata lainnya.

19

Berdasarkan definisi tersebut, media pembelajaran memiliki manfaat yang besar dalam memudahkan siswa mempelajari materi pelajaran. Media pembelajaran yang digunakan harus dapat menarik perhatian siswa pada kegiatan belajar mengajar dan lebih merangsang kegiatan belajar siswa. b. Kegunaan Media Media pembelajaran mempunyai kegunaan-kegunaan sebagai berikut: a. Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis b. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan daya indera. c. Penggunaan media yang bervariasi dan tepat dapat mengurangi kepasifan anak. d. Memudahkan guru dalam menyampaikan materi ajar..

Khusus dalam pembelajaran membaca untuk Anak Usia Dini penggunaan media sebagai sumber belajar sangat berpengaruh, mengingat anak usia yang berada pada rentang usia 2 7 tahun berada dalam tahap perkembangan kognitif Pra Operasional. Pada tahapan ini Anak mulai merepresentasikan dunia dengan kata dan gambar. Kata dan Gambar ini merefleksikan peningkatan pemikiran simbolis melampaui koneksi informasi indrawi dan tindakan fisik. Dimana piaget menyebutkan bahwa pertumbuhan kognitif bergerak dari konkrit ke abstrak. Begitu pula perkembangan kemampuan membaca dan menulis .
20

Kemampuan baca tulis anak berawal dari tulisan-tulisan dan gambar yang konkrit dan sering ditrmukan dalam dunia anak, seperti pada mainan kesukaannya, simbol- simbol pada makanan, serta buku bergambar. Kemampuan ini kemudian berkembang kearah dunia baca yang lebih luas. Perkembangan kemampuan tulis baca terutama pada masa kanakkanak diperkuat melalui aneka pengalaman seperti berbincang bincang, saat di bacakan cerita, menggambar, menulis, menyanyikan lagu, membacakan sajak, mengajukan pertanyaan, atau bergaul dengan orang lain. Dalam hal ini terlihat jelas bahwa media memegang peranan penting dalam meningkatkan kemampuan baca tulis untuk anak usia dini sesuai dengan tahap perkembangannya. Dalam pembelajaran membaca yang diselenggarakan untuk anak usia dini, ada banyak metode yang biasa dipakai oleh sekolah-sekolah resmi ataupun lembaga-lembaga kursus, diantaranya adalah: a. Metode Glen doman Penemu metode ini adalah Glen Doman seorang ahli bedah otak. Beliau menjadi pelopor dalam pengembangan metode belajar membaca dan berhitung untuk anak usia dini. Dalam penerapannya metode Glen Doman menggunakan kartu kata (Flash card) yang terbuat dari karton tebal. Pada karton tersebut ditulis kata-kata dengan huruf tebal dan berwarna merah. Kartu-kartu ini diperlihatkan kepada anak-anak dalam hitungan detik dan meminta mereka menghafalkannya, meskipun

21

metode Flash card ini sering mendapatkan kritikan dari ahli psikologi karena menurut mereka kemampuan membaca seseorang harus didapat melalui tahapan-tahapan fonemik dan fonetik, dimana anak-anak terlebih dahulu harus bisa mengenal huruf dan membedakan bunyi untuk kemudian mengabung huruf-huruf tersebut menjadi kata-kata. Akan tetapi Glen doman dapat membuktikan bahwa metode ini cukup efektif karena disajikan dalam jangka waktu yang singkat yaitu hanya 45 detik perhari serta dalam bentuk aktivitas bermain yang menyenangkan sehingga anak-anak tidak merasa terpaksa. Intinya tidak tegantung kepada pembelajarannya akan tetapi kepada penyajiannya. Kesulitan dalam penerapan metode ini adalah dimana pengajar harus menyiapkan banyak kartu kata yang mewakili semua hal, hal ini terkadang menyulitkan jika harus diterapkan di Taman Kanak-kanak mengingat keterbatasan alat dan waktu yang dimiliki. Disamping itu anak-anak pada usia TK lebih tertarik kepada gambar dibandingkan kartu kata.

b. Metode KUBACA Metode ini dianggap efektif karena metode Kubaca tidak terstruktur seperti membaca dengan mengeja, tetapi cukup dengan anak diajak untuk memahami dan menghafalkan huruf dan kata dengan bantuan kartu kata. Pendekatan metode Kubaca berpijak pada konsep emergent literacy bukan reading readiness yang lebih holistik dan

22

sadar akan kemajemukan kecerdasan manusia, terutama pada masa pertumbuhan dan perkembangan. Metode membaca cepat Kubaca ini anak akan mudah memahami kata yang digunakan karena kata-kata yang dikenalkan adalah kata-kata sehari-hari sehingga anak sudah mengenalnya. Selain itu metode ini juga menggunakan media gambar sehingga anak dapat melihat secara kongkrit, hanya saja dalam pelakasaannya ditekankan pada pengenalan kata dahulu baru kemudian gambarnya. Apabila anak di kenalkan pada gambar duhulu anak akan lebih fokus pada gambarnya bukan kata yang kita kenalkan. Kendala yang di hadapi, untuk memakai metode ini dalam suatu pembelajaran membaca yang dilaksanakan oleh sebuah sekolah TK atau Lembaga kursus, terlebih dahulu harus mengajukan permohonan resmi kepada lembaga yang memegang hak lisensi dan perizinannya. Hal ini terkadang menyulitkan karena tidak semua sekolah memiliki kemampuan secara financial untuk mendapatkan hak dan lisensi pemakaian metode ini. Selain metode-metode diatas masih banyak metode-metode belajar membaca lain yang ditujukan untuk anak usia dini diantaranya Metode SAS, metode ABATA dan metode Mueller. Pada intinya semua metode yang berkembang menggunakan prinsip Belajar sembari bermain dan Bermain sembari Belajar.

23

5. Metode Mueller Metode Mueller adalah salah satu metode untuk mengajarkan tulis baca kepada anak usia dini. Ditemukan dan dipopulerkan oleh Stephanie Mueller. Mueller (2006:7) menyatakan bahwa Metode ini dapat digunakan dalam pembelajaran membaca permulaan karena dapat meningkatkan kemampuan motorik, intelegensi, dan kemandirian anak. Pengajaran membaca permulaan sebaiknya diajarkan sejak dini dengan cara mengenalkan tulisan-tulisan yang konkrit yang sering ditemukan dalam dunia anak. Metode ini dikemas dalam sebuah pembelajaran melalui berbagai aktivitas berbahasa yang

menyenangkan sehingga dapat meningkatkan motivasi anak untuk belajar membaca. Dalam penerapannya metode Mueller ini juga sesuai dengan

pembelajaran kontekstual, yaitu suatu proses pendidikan yang holistik dan bertujuan memotivasi anak untuk memahami makna materi pelajaran yang dipelajarinya dengan mengkaitkan materi tersebut dengan konteks kehidupan mereka sehari-hari (konteks pribadi, sosial, dan kultural) sehingga anak memiliki pengetahuan/ keterampilan yang secara fleksibel dapat diterapkan (ditransfer) dari satu permasalahan/konteks ke permasalahan/konteks lainnya. Tujuh komponen Pembelajaran kontekstual yang sering juga disebut dengan Contextual Teaching and Learning (CTL), juga terdapat dan dipakai dalam metode mueller.

24

Metode Mueller memberikan ide aktivitas dengan menggunakan tulisan yang terdapat disekitar kita yang dapat digunakan dalam kurikulum belajar anak usia dini baik di sekolah, dirumah, atau lingkungan tempat tinggal anak. Sebagian besar aktivitas tersebut dirancang sedemikian rupa agar bahan tulisan yang digunakan dapat disesuaikan dengan masyarakat disekitar anak dan mampu menjadi sarana yang dibutuhkan dalam pengembangan kecakapan baca tulis secara terus menerus. Dan dalam hal ini penyediaan buku, puisi, dan lagu dalam jumlah banyak untuk didengarkan, dibaca, dipelajari, dan diperagakan amatlah penting. Alat pembelajaran membaca dan menulis ini akan sangat berguna dan dapat menunjukkan manfaat tulisan kepada anak. Anak-anak usia dini melihat dan bereaksi terhadap simbol yang bermakna bagi mereka. Lama kelamaan mereka menggunakan petunjuk kontekstual tentang hal-hal yang mereka kenal, seperti restoran kesukaan, makanan kesukaan untuk menggali makna. Pada tahap berikutnya mereka bertindak sebagai pembaca yang dapat memahami makna kata. Pembelajaran membaca yang di laksanakan melalui berbagai aktivitas berbahasa yang dimaksud oleh Mueller memiliki beberapa sasaran diantaranya: a. Pengenalan aturan bahasa tulis, pemahaman fonologis dan kosa kata. b. Anak dapat menggunakan bahasa verbal untuk mengungkapkan apa yang dia rasakan. c. Proses menulis awal

25

d. Proses membaca awal

Semua aktifitas berbahasa yang dipakai dalam penerapan metode Mueller ini dilakukan secara berkelanjutan dan terkait satu sama lain. Mueller (2006:24) untuk memudahkan penelitian yang

dilakukan,maka peneliti memilih salah satu aktifitas berbahasa yang dimaksud yaitu Belajar dengan Papan Tebakan dimana anak-anak memasangkan gambar dan kata pada kartu dengan kotak yang sesuai dengan papan permainan. Melalui kegiatan ini sasaran yang ingin dicapai adalah : 1. Pengenalan Tulisan : Anak-anak menggunakan kata-kata dalam tulisan di sekitar kita untuk menemukan tulisan yang sama dalam permainan memasangkan ini 2. Bunyi : Anak-anak menggunakan pengetahuan yang mereka miliki tentang huruf dan bunyi huruf untuk menemukan kata dalam tulisan di sekitar kita yang berpasangan. 3. Pemahaman Fonologis/Fonemis : Anak-anak akan mengenal kata-kata berima atau gambar yang sesuai dengan tulisan di sekitar kita yang ada pada papan tebakan. Dalam kegiatan belajar dengan papan tebakan, guru mempersiapkan sebuah papan tebakan yang berisi 6 sampai dengan 12 kotak kosong, tergantung kepada perkembangan anak. Selanjutnya guru mempersiapkan kartu tebakan dan beberapa buah gambar yang sama sebanyak dua set. Setiap gambar dipastikan memiliki tulisan pengenal yang diletakan di bagian bawah gambar. Satu set gambar di rekatkan di papan tebakan dan satu set lagi pada kartu

26

kosong. Permainan ini diperkenalkan kepada anak dengan menunjukkan katakata di bawah gambar pada tiap kartu. Anak-anak di minta untuk menemukan kata yang sama yang ada pada gambar, dan meletakkan kartu yang bergambar dan memiliki tulisan yang sama pada papan tebakan. Untuk meningkatkan kesulitan, kata pengenal di tulis pada kartu kosong yang tidak memiliki gambar, anak di dorong untuk mencocokan kartu dengan gambar yang ada pada papan tebakan berdasarkan huruf dan bunyinya. Kemudian guru juga bisa membuat pasangan kartu yang hanya mengandung huruf pertama, huruf terakhir, atau salah satu huruf yang sama. Lafalkan bunyi huruf tersebut, dan mintalah anak-anak untuk meletakkan kartu pada kotak yang sesuai pada papan tebakan. Kegiatan belajar dengan Papan Tebakan ini akan dirangkai dengan kegiatan berbahasa berikutnya secara berkelanjutan dan berkesinambungan, sehingga anak secara bertahap dapat mengenali bentuk dan bunyi huruf, serta mengenal kata-kata yang ada disekitar mereka, dan kemudian dengan sendirinya bisa membaca tanpa harus mengeja seperti cara lama yang biasa di pakai dalam pelajaran membaca. Berikut gambar Papan tebakan beserta kartu gambar yang akan di gunakan dalam kegiatan belajar dengan Papan Tebakan.

27

e
28

B. Kerangka Konseptual Kemampuan baca tulis anak usia dini berawal dari tulisan-tulisan yang konkrit yang sering ditemukan dalam dunia anak, seperti pada mainan kesukaan, simbol-simbol pada makanan,serta buku bergambar. Kemampuan ini diperkuat melalui aneka pengalaman seperti bercerita, saat menggambar dan menulis, lalu kemudian berkembang kearah dunia baca yang lebih luas. Tulisan yang berada disekitar kita merupakan alat pengembangan kemampuan membaca dan menulis. Tulisan tulisan tersebut berpotensi menjadi penggerak semangat membaca dan penggunaan bahasa pada anak usia dini. Interaksi dengan orang dewasa atau guru juga sangat diperlukan sehingga dapat memaksimalkan manfaat tulisan disekitar kita sebagai alat

pengembangan kemampuan baca tulis. Interaksi ini dapat dimulai dengan menggunakan petunjuk-petunjuk kontekstual secara bertahap (gambar, tokoh kartun, warna, bentuk bidang, foto dan seterusnya) hingga ke huruf dan kata tertulis itu sendiri. Walaupun masing masing anak memiliki kemampuan pengembangan bahasa yang tidak sama, akan tetapi dari beberapa hasil penelitian

menunjukkan pada usia yang tertentu memiliki perkembangan kemampuan tertentu pula. Berdasarkan hal tersebut penerapan metode Mueller dalam kegiatan pelajaran membaca untuk anak kelas B di TK Al Huffazh, yang salah satunya dilaksanakan dalam kegiatan Belajar dengan Papan Tebakan akan dapat meningkatkan ketertarikan dan kemampuan membaca mereka

29

Rendahnya kemampuan membaca awal anak kelas B TK Al Huffazh Payakumbuh

Mempersiapkan Media dan Alat Peraga berupa tulisan yang ada disekitar anak : papan tebakan, kartu gambar, kartu huruf.

Melakukan aktivitas Berbahasa Belajar dengan Papan Tebakan

Meningkatnya Kemampuan membaca anak kelas B di Tk AL Huffazh

Gambar 1 Bagan Kerangka Konseptual

C. Penelitian yang Relevan Berdasarkan penelitian sebelumnya, peneliti merasa penelitian ini relevan dengan penelitian yang pernah dilakukan oleh Asni Rasyid (88559) dengan judul Menumbuh Kembangkan Kesiapan Membaca Anak melalui

Permainan Kartu Kata Bergambar di TK Lillah Pasir Putih Tabing, dan penelitian yang juga di lakukan oleh Ria Sentosa dengan judul Meningkatkan minat baca anak melalui permainan Teka-Teki Silang dengan gambar binatang di TK Indah Jelita Payakumbuh.

30

Penelitian yang peneliti lakukan juga sangat relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh Seva Andini Kusnawanto pada tahun 2008 2009 dengan judul Peningkatan kemampuan membaca permulaan siswa kelas 1 SD dengan Metode Mueller dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia SDN 1 Leminggir, Kecamatan Mojosari, Kabupaten Mojokerto, walaupun penelitian ini di lakukan dalam tingkatan jenjang pendidikan yang berbeda, akan tetapi anak anak yang berada pada kelas awal di Sekolah Dasar masih termasuk bagian dari Anak Usia Dini yaitu 0 8 tahun. Dengan mempedomani penelitian yang telah dilakukan oleh Seva,dimana hasilnya menunjukkan adanya peningkatan kemampuan membaca awal pada siswa kelas 1 SD Leminngir tersebut, peneliti merasa bahwa metode ini juga layak dan cocok jika diterapkan pada anak kelas B di TK Al Huffazh, mengingat rentang usia yang menjadi subjek penelitian tidak terkait jauh. Untuk itu peneliti juga melakukan penelitian yang sama dengan judul Penerapan Metode Mueller dalam Peningkatan kemampuan membaca Anak kelas B di TK Al Huffazh Payakumbuh.

D. Hipotesis Tindakan Hipotesis tindakan adalah dengan penerapan metode Mueller akan dapat meningkatkan kemampuan membaca anak kelas B di TK AL Huffazh Payakumbuh.

31

BAB III RANCANGAN PENELITIAN

A. Jenis Penelitian Penelitian ini adalah penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif, dengan jenis penelitian yang di gunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (Class room Action Reasearch). Darmansyah (2009:10) mendefinisikan Penelitian Tindakan Kelas sebagai berikut : Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah kegiatan penelitian yang berupaya meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar melalui suatu tindakan berbentuk siklus bedasarkan pencermatan guru yang mendalam terhadap permasalahan yang terjadi dan berkeyakinan akan mendapatkan solusi terbaik bagi siswa di lingkungan kelasnya sendiri. Penelitian tindakan kelas dilakukan seorang guru untuk

mengintropeksi, bercermin, merefleksi atau mengevalusi dirinya sendiri sehingga kemampuannya sebagai seorang guru diharapkan cukup profesional untuk selanjutnya, diharapkan dari peningkatan kemampuan diri tersebut dapat berpengaruh terhadap peningkatan kualitas anak didiknya, baik dalam aspek penalaran; keterampilan, pengetahuan hubungan sosial maupun aspek-aspek lain yang bermanfaat bagi anak didik untuk menjadi dewasa.

32

B. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini dilakukan pada kelas B3 yang berjumlah 14 orang, laki-laki 10 orang sedangkan perempuan 4 orang. Murid-murid TK Al Huffazh berasal dari latar belakang keluarga yang berbeda, mulai dari tingkat ekonomi bawah hingga menengah ke atas. Hal ini memiliki pengaruh kepada perkembangan bahasa mereka. Dengan penerapan metode mueller dalam kegiatan belajar membaca yang dilaksanakan melalui berbagai aktifitas berbahasa yang dirancang sedemikian rupa, peneliti ingin melihat apakah kegiatan ini mampu mengatasi perbedaan status sosial dan ekonomi, sehingga kemampuan berbahasa mereka dapat berjalan dengan semestinya, sesuai dengan tingkat kebutuhan dan perkembangan.

C. Prosedur Penelitian

Arikunto (2006:16) menyatakan bahwa secara garis besar penelitian tindakan kelas dilaksanakan dalam 4 tahapan yaitu: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan, (4) refleksi.

Hubungan ke empat komponen ini menunjukkan sebuah kegiatan yang berulang yang kita sebut dengan siklus. Siklus ini menjadi ciri khas dari sebuah Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

33

Dengan demikian dapat dipahami bahwa pelaksanaan PTK ini dapat dilakukan secara berulangkali hingga mencapai tingkat ketuntasan yang diharapkan. Prosedur pelaksanaan penelitian ini akan dilakukan dalam dua yaitu siklus I dan siklus II. Setelah selesai siklus I, dilanjutkan dengan siklus II. Siklus II sangat ditentukan oleh indikator keberhasilan pada siklus I. Tiap-tiap siklus terdiri dari 3 kali pertemuan. Secara ringkas ke empat tahapan dalam masing-masing siklus dapat digambarkan dalam bagan sebagai berikut :

perencanaan perenungan SIKLUS I

pelaksanaan

pengamatan

perencanaan

perenungan

SIKLUS. II

pelaksanaan

pengamatan

Laporan Hasil Penelitian Tindakan Kelas Gambar 2 Bagan Penelitian Tindakan Kelas.

34

1. Kondisi Awal

Sebelum penelitian dilakukan, kondisi awal yang peneliti temui terlihat bahwa kemampuan membaca anak kelas B di TK Al Huffazh amatlah rendah, padahal mereka adalah anak kelas lanjutan dari Kelas A pada tahun sebelumnya. Banyak diantara mereka yang belum bisa membaca kata sederhana bahkan belum mengenali huruf sama sekali. Hal ini disebabkan karena metode pembelajaran membaca yang dipakai sebelumnya tidak menarik ditambah penyajiannya yang minim memakai alat peraga dan terasa membosankan bagi anak. 2. Siklus I a. Perencanaan Pada perencanaan, peneliti melakukan hal-hal sebagai berikut: 1). Menyusun rencana pembelajaran berupa rencana kegiatan harian yang berisikan tentang Belajar dengan Papan Tebakan. 2). Mempersiapkan media pembelajaran yang akan diberikan kepada anak berupa papan tebakan, 9 kartu gambar replika kartu telepon seluler, kartu tulisan dan kartu huruf. 3). Mempersiapkan lembaran instrument penelitian yaitu, lembaran observasi dan lembaran wawancara. b. Pelaksanaan Pelaksanaan tindakan dilaksanakan dengan langkah-langkah kegiatan yaitu: kegiatan awal, kegiatan inti dan kegitan akhir.

1). Kegiatan Awal

35

a. Anak-anak setelah memasuki kelas terlebih dahulu diajak bernyanyi dan bertepuk tangan sehingga mereka merasa nyaman. b. Membaca Hadits menuntut Ilmu, doa mau belajar serta Doa penerang hati yang dipimpin oleh seorang anak yang didampingi oleh guru. c. Mengulang dan menambah hafalan hadits, doa dan surat pendek. d. Penyajian materi pagi e. Praktek sholat dhuha f. Membaca Kibar g. Makan dan Istirahat. 2). Kegiatan Inti. a. Kegiatan inti dilaksanakan di Sentra Bahasa. Kegiatan yang akan dilaksanakan adalah belajar dengan Papan Tebakan. b. Guru terlebih dahulu memperkenalkan dan memperlihatkan Papan Tebakan, kartu gambar yang merupakan replika kartu telepon seluler yang dilengkapi tulisan pengenal pada bagian bawah gambar, berikut beberapa set kartu dengan gambar yang sama akan tetapi berukuran lebih kecil, serta kartu yang tidak bergambar akan tetapi memiliki tulisan pengenal yang sama dengan tulisan yang ada pada papan tebakan, dan kartu huruf vokal dan konsonan. c. Guru membagikan kepada anak masing-masing 1 set kartu gambar replika kartu telepon yang berukuran lebih kecil dari
36

yang ada di papan tebakan, dan kartu-kartu huruf vokal dan konsonan. d. Setelah anak siap kegiatan belajar dengan Papan Tebakan dimulai, guru akan menunjuk salah satu gambar pada papan tebakan dan meminta anak menemukan kartu dengan gambar yang sama. e. Kemudian anak juga diminta untuk mencari kartu gambar yang memiliki tulisan yang sama dengan tulisan yang terdapat pada bagian bawah gambar pada papan tebakan. f. Guru kemudian meminta anak untuk meletakkan kartu gambar yang mereka temukan di papan tebakan. g. kegiatan diakhiri dengan perlombaan diantara anak untuk menemukan pasangan gambar dan pasangan tulisan sebanyakbanyaknya. Bagi anak yang berhasil dengan menemukan pasangan terbanyak akan di berikan pujian dan nilai berupa bintang, dan bagi yang belum berhasil diberikan petunjuk dan motivasi sehingga memudahkan mereka 3). Kegiatan akhir a. Setelah kegiatan pembelajaran inti berakhir, anak diajak berdiskusi tentang kegiatan yang mereka laksanakan tadi. b. Anak diminta menyebutkan kata-kata yang telah mereka temukan dan baca pada kegiatan inti tadi. c. Penyampaian informasi untuk kegiatan pembelajaran esok hari.

37

c. Pengamatan. Selama kegiatan berlangsung peneliti memantau proses

pembelajaran seperti interaksi belajar anak, keaktifan anak. Serta membuat cacatan yang diperlukan tentang kejadian penting selama proses pembelajaran berlangsung. Dalam hal ini peneliti bisa meminta bantuan teman sejawat (kolaborator) untuk memudahkan pemantauan dan pencatatan sehingga tidak ada aktivitas dan kegiatan anak yang luput dari pemantauan dan pencatatan. Kegiatan ini juga di foto sehingga memudahkan untuk melakukan evaluasi. d. Perenungan Dari catatan, foto kegiatan yang dilaksanakan tersebut, peneliti akan berdiskusi dengan kolaborator untuk melihat kelemahan dan kekurangan pada siklus 1,untuk kemudian diperbaiki disempurnakan pada siklus berikutnya. 3. Siklus II Dalam siklus II ini, peneliti akan melakukan perbaikan kegiatan pembelajaran bedasarkan hal-hal yang ditentukan atau hal-hal yang belum tercapai pada siklus I. Siklus I dan siklus II akan dilakukan masing-masing 3 kali pertemuan. Dimana siklus II sama dengan siklus I ( Perencanaan Tindakan dan Observasi). Pada siklus I media yang digunakan adalah sebuah papan yang berukuran 80 cm x 90 cm dan memiliki gambar yang kecil. Jika hasil yang dicapai belum maksimal maka pada siklus II media dan lebih

38

Papan tebakan di ganti dengan membuat kotak-kotak di lantai dengan menggunakan selotip atau pita berwarna. Rekatkan tulisan besar, seperti potongan dari bagian depan kotak, papan nama, logo produk tertentu, dan lain-lain dalam kotak tersebut. Kartu yang dibuat adalah kartu dengan ukuran besar untuk dipasangkan dengan beberapa hal, seperti: huruf pertama,huruf terakhir, kata pengenal, atau gambar yang cocok untuk memainkan tebakan ini. Tabel 1 Rancangan Kegiatan Penelitian
Siklus Pertemuan Hari/ Tanggal Senin 5 Desember 2011 Kegiatan Media/Alat Ket

Menemukan 1(satu) kartu yang memiliki gambar yang sama dengan gambar yang ditunjuk guru di papan tebakan, dan meletakannya pada papan tebakan Menemukan 1(satu) kartu yang memiliki tulisan yang sama dengan tulisan yang ditunjuk pada gamabar di papan tebakan. Menemukan 1(satu) gambar yang memiliki 1(satu) huruf yang sama dengan huruf pada tulisan di gambar yang ditunjuk guru di papan tebakan. Meletakkan kartu yang ditemukan di papan tebakan. Menemukan 3 (tiga) kartu yang memiliki gambar yang sama dengan gambar yang ditunjuk guru di papan tebakan, dan meletakannya pada papan tebakan Menemukan 3 (tiga) kartu

Papan tebakan,Kartu bergambar, kartu tulisan dan kartu huruf

II

Sabtu 10 Desember 2011

Papan tebakan,Kartu bergambar, kartu tulisan dan kartu huruf

39

yang memiliki tulisan yang sama dengan tulisan yang ditunjuk pada gamabar di papan tebakan. Menemukan 3 (tiga)gambar yang memiliki 1(satu) huruf yang sama dengan huruf pada tulisan di gambar yang ditunjuk guru di papan tebakan. Meletakkan kartu yang ditemukan di papan tebakan. Menemukan 5 (lima) kartu yang memiliki gambar yang sama dengan gambar yang ditunjuk guru di papan tebakan, dan meletakannya pada papan tebakan Menemukan 5 (lima) kartu yang memiliki tulisan yang sama dengan tulisan yang ditunjuk pada gamabar di papan tebakan. Menemukan5 (lima)gambar yang memiliki 1(satu) huruf yang sama dengan huruf pada tulisan di gambar yang ditunjuk guru di papan tebakan. Meletakkan kartu yang ditemukan di papan tebakan. Menemukan 2(dua) kartu bergambar yang sama dengan kartu yang terdapat pada papan tebakan dan menginjak gambar yang sama pada lantai tebakan. Menemukan 2(dua) kartu bergambar yang memiliki tulisan yang sama dengan kartu yang terdapat pada papan tebakan dan menginjak gambar yang sama pada lantai tebakan Menemukan 2 (dua) gambar yang memiliki 2 huruf yang sama dengan huruf yang ditunjukkan guru di

III

Rabu 14 Desember 2011

Papan tebakan,Kartu bergambar, kartu tulisan dan kartu huruf

II

Sabtu 17 Desember 2011

Lantai tebakan, kartu bergambar, kartu tulisan dan kartu huruf

40

papan tebakan dan menginjak gambar yang sama di lantai tebakan. Meletakkan kartu yang ditemukan di lantai tebakan. Menemukan 4(empat) kartu bergambar yang sama dengan kartu yang terdapat pada papan tebakan dan menginjak gambar yang sama pada lantai tebakan. Menemukan 4 (empat) kartu bergambar yang memiliki tulisan yang sama dengan tulisan di kartu yang terdapat pada papan tebakan dan menginjak gambar yang sama pada lantai tebakan Menemukan 4 (empat) gambar yang memiliki 2 huruf yang ditunjukkan guru di papan tebakan dan menginjak gambar yang sama di lantai tebakan. Meletakkan kartu yang ditemukan di lantai tebakan. Menemukan 6 (enam) kartu bergambar yang sama dengan kartu yang terdapat pada papan tebakan dan menginjak gambar yang sama pada lantai tebakan. Menemukan 6 (enam) kartu bergambar yang memiliki tulisan yang sama dengan tulisan di kartu yang terdapat pada papan tebakan dan menginjak gambar yang sama pada lantai tebakan Menemukan 6 (enam) kartu gambar yang memiliki 2 huruf yang sama dengan huruf yang ditunjukkan guru di papan tebakan dan menginjak gambar yang sama di lantai tebakan. Meletakkan kartu yang ditemukan di lantai tebakan.

II

Selasa 20 Desembert 2011

Lantai tebakan dan kartu bergambar, kartu tulisan dan kartu huruf

III

Kamis 22 Desember 2011

Lantai tebakan dan kartu bergambar, kartu tulisan dan kartu huruf

41

D. Instrumentasi Penelitian Alat yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah berupa: 1. Lembar Observasi. Tabel 2 Hasil Observasi Penerapan Metode Mueller dalam Peningkatan Kemampuan membaca anak kelas B di TK Al Huffazh Payakumbuh
No. Aspek yang dinilai ST Jumlh Anak 1. Anak mampu menemukan kartu yang memiliki gambar yang sama dengan yang ada pada papan tebakan Anak mampu menemukan kartu yang memiliki tulisan yang sama dengan tulisan yang ada pada papan tebakan, dan meletakkannya dipapan tebakan Anak mampu menemukan kartu gambar yang memiliki salah satu atau lebih huruf vokal dan konsonanyang merupakan salah satu huruf dari tulisan yang ada pada tulisan di papan tebakan dan meletakkan kartu tersebut pada papan tebakan. Kemampuan anak untuk meletakkan kartukartu yang diminta pada tempat yang telah ditentukan. Nilai Rata- Rata Nilai T Jmlh Anak R Jmlh Anak

2.

3.

4.

42

2. Lembar Wawancara. Tabel 3 Hasil Wawancara Anak


No. 1. 2. Pertanyaan Apakah kamu menyukai kegiatan ini? Apakah kamu menemukan kartu yang memiliki gambar yang sama dengan yang ada di papan tebakan? Apakah kamu bisa meletakkan kartu yang kamu temukan pada kotak yang diminta oleh guru? Apakah kamu bisa menemukan kartu yang memiliki tulisan yang sama dengan tulisan yang ditunjukkan oleh guru.? Apakah kamu bisa meletakkannya di tempat yang diminta oleh guru.? Apakah kamu bisa menemukan kartu yang memiliki huruf yang sama dengan huruf yang ada pada tulisan di papan tebakan.? Apakah kamu bisa meletakkan kartu tersebut pada papan tebakan.? Jawaban Alasan

3.

4.

5. 6.

7.

3. Dokumentasi Dokumentasi dalam bentuk foto aktivitas yang dilakukan anak selama proses kegiatan belajar berlangsung.

E. Alat dan Teknik Pengumpulan Data 1. Alat pengumpulan data Alat pengumpulan data dalam penelitian ini terdiri dari beberapa macam: a. Format Observasi

43

b. Format Wawancara c. Dokumentasi 2. Teknik pengumpulan data a. Format Observasi Peneliti melakukan pengamatan pada proses belajar membaca yang dilakukan sebelum pemberian tindakan dan pada saat pemberian tindakan. b. Format Wawancara Peneliti melakukan percakapan dengan maksud tertentu dengan anak dan juga guru sebelum dan setelah proses kegiatan belajar membaca dilakukan. c. Dokumentasi Peneliti mendokumentasikan kegiatan berupa RKH, Lembar Observasi, lembar wawancara, dan rekaman kegiatan waktu pembelajaran sedang berlangsung.

F. Teknik Analisis Data Data yang diperoleh dari hasil observasi belajar mengajar akan dianalisis, setiap kegiatan pembelajaran yang dilakukan merupakan sebagai bahan untuk menentukan tindakan berikutnya. Disamping itu juga seluruh data digunakan untuk mengambil kesimpulan dan tindakan yang

dilakukan.menggunakan teknik analisis deskriptif, dengan menggunakan rumus Haryadi (2009:24) seperti di bawah ini:

44

P=

F x100% N

Keterangan: P = Persentasi F = Jumlah anak yang terlibat dalam setiap aspek N = Jumlah anak yang hadir Untuk menentukan bahwa minat baca anak bisa meningkat maka interprestasi aktifitas belajar anak berdasarkan kriteria penilaian yang dikemukakan Arikunto (2006:241) seperti di bawah ini: 1. 81% - 100% 2. 61% - 80% 3. 21% - 60% : Sangat Tinggi : Tinggi : Rendah

45

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Data 1. Kondisi Awal Setelah peneliti melakukan penelitian di TK Al Huffazh Payakumbuh, pada kondisi awal sebelum dilakukan tindakan ditemukan kondisi bahwa kemampuan membaca anak kelas B sangat rendah karena masih sedikit anak yang mampu membaca kata sederhana, bahkan masih ada yang belum mengenal huruf. Kenyataan ini terlihat ketika peneliti melakukan sebuah kegiatan belajar membaca dengan menggunakan buku cara cepat belajar membaca. Terlihat bahwa kegiatan yang dilakukan dirasakan sebagai hal yang membosankan dan tidak menarik bagi anak,hal ini disebabkan karena kegiatan belajar membaca dengan memakai buku cara cepat belajar membaca sangat minim sekali menggunakan alat peraga dan kegiatan bermain. Untuk lebih jelasnya hasil dari obsevasi terhadap kondisi awal dapat dilihat pada tabel 1.1 dibawah ini:

46

Tabel 4 Hasil Observasi Kondisi awal kegiatan belajar membaca anak kelas B di TK Al Huffazh Payakumbuh
No. Aspek yang diamati Jumlah anak yang diamati 14 orang ST T R 3 3 1 2 4 5 3 4 7 6 10 8

1. 2. 3. 4.

Anak mampu menemukan kartu gambar yang sama. Anak mampu menemukan kartu kata yang sama. Anak mampu menemukan kata yang memiliki huruf yang sama Anak mampu meletakkan kata pada tempatnya.. Nilai Rata- rata

2. Deskripsi Siklus I Deskripsi hasil penelitian diuraikan dalam tahapan yang berupa siklussiklus yang dilakukan. Pada penelitian kali ini pembelajaran dilakukan dalam 2 siklus sebagai berikut: Siklus I dilakukan sebanyak 3 kali pertemuan. Pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 5 Desember 2011, pertemuan kedua tanggal 10 Desember 2011, dan pertemuan ketiga tanggal 14 Desember 2011, yang terdiri dari rencana tindakan dan pelaksanaan tindakan. a. Rencana Tindakan Guru melakukan analisis kurikulum untuk menentukan Tingkat pencapaian perkembangan dan capaian perkembangan serta indikator menurut Permen 58 dalam Depdiknas (2010: 36-37), yang akan disampaikan kepada anak dalam kegitan belajar dengan Papan Tebakan yaitu sebagai berikut:
47

1. Tingkat Pencapaian Perkembangan Mengerti perintah yang diberikan bersamaan dengan capaian Perkembangan mengerti dua perintah yang di berikan bersama dalam indikator Melakukan 3-5 perintah secara bersama. 2. Tingkat Pencapaian Perkembangan Mengenal simbol-simbol dengan capaian Perkembangan mengenal simbol-simbol dan indikator

Menghubungkan dan menyebutkan tulisan sederhana dengan simbolsimbol yang melambangkannya, menyebutkan simbol-simbol huruf vokal dan konsonan yang dikenal di lingkungan sekitar. Perencanaan yang dilakukan adalah dengan membuat persiapan mengajar seperti menyiapkan Rancangan Kegiatan Harian (RKH), dan mempersiapkan bahan-bahan yang akan digunakan didalam pelaksanaan pembelajarn yaitu alat peraga berupa Papan Tebakan, Kartu gambar, dan kartu huruf. b. Pelaksanaan Tindakan 1. Pertemuan satu Pada pelaksanaan tindakan pertemuan satu pada tanggal 5 desember 2011, guru melaksanakan proses pembelajaran melalui kegiatan belajar dengan papan tebakan yang disesuaikan dengan Rangkaian Kegiatan Harian (RKH) yang telah disusun sebelumnya, yaitu sebagai berikut: a. Kegiatan Awal 1. Anak-anak setelah memasuki kelas terlebih dahulu diajak bernyanyi dan bertepuk tangan sehingga mereka merasa nyaman.

48

2. Membaca Hadits menuntut Ilmu, doa mau belajar serta Doa penerang hati yang dipimpin oleh seorang anak yang didampingi oleh guru. 3. Mengulang dan menambah hafalan hadits, doa dan surat pendek. 4. Penyajian materi pagi tentang pengertian Alat Komunikasi. 5. Praktek sholat dhuha 6. Membaca Kibar 7. Makan dan Istirahat. b). Kegiatan Inti. Kegiatan inti dilaksanakan di Sentra Bahasa. Kegiatan yang akan dilaksanakan adalah sebagai berikut: 1. Guru sebelumnya mengatur posisi duduk anak. 2. Guru melakukan apersepsi. 3. Guru memperlihatkan kepada anak alat peraga berupa Papan Tebakan dan kartu gambar besar yang memiliki tulisan, dan kartu lain yang memiliki gambar yang sama dengan kartu besar akan tetapi berukuran lebih kecil yang nantinya akan dimainkan oleh anak. 4. Guru menerangkan bagaimana cara belajar dengan Papan tebakan dengan menggunakan kartu-kartu yang ada. 5. Guru membagikan kepada anak masing-masing 1(satu) set kartu bergambar yang berukuran kecil yang jumlahnya sama dengan jumlah kartu yang ada pada papan tebakan, dan kartu huruf.

49

6. Untuk pertemuan pertama ini, target yang hendak dicapai adalah anak mampu menemukan 1 (satu) kartu gambar yang sama dengan kartu gambar yang ditempel guru di papan tebakan, lalu menempelkannya di papan tebakan. 7. Anak diminta menemukan 1 (satu) kartu gambar yang memiliki tulisan yang sama dengan tulisan pada gambar yang ditunjuk guru di papan tebakan dan meletakkannya di papan tebakan. 8. Anak mampu menemukan 1 kartu yang memiliki 1 ( satu ) huruf vokal atau konsonan yang di tunjukkan oleh guru yaitu huruf a dan s, kemudian meletakkannya pada papan tebakan. 9. Setelah anak faham dan mengerti, kegiatan belajar dengan papan tebakan dimulai dengan membaca basmallah dan tepuk semangat. 10. Kegiatan ini di lakukan sampai semua gambar berhasil ditemukan dan ditempel di Papan Tebakan 11. Kegiatan diakhiri dengan perlombaan diantara anak untuk menemukan pasangan gambar dan pasangan tulisan sebanyakbanyaknya. Bagi anak yang berhasil dengan menemukan pasangan terbanyak akan di berikan pujian dan nilai berupa bintang, dan bagi yang belum berhasil diberikan petunjuk dan motivasi sehingga memudahkan mereka

50

c). Kegiatan akhir 1. Setelah kegiatan pembelajaran inti berakhir, anak diajak berdiskusi tentang kegiatan yang mereka laksanakan tadi. 2. Anak diminta menyebutkan kata-kata yang telah mereka temukan dan baca pada kegiatan inti tadi. 3. Penyampaian informasi untuk kegiatan pembelajaran esok hari. Hasil dari kegiatan pada pertemuan satu pada siklus 1 dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 5 Hasil Observasi Penerapan Metode Mueller meningkatkan kemampuan membaca anak kelas B TK Al Huffazh Payakumbuh pada pertemuan satu Siklus I
Jumlah anak yang diamati 14 orang

No.
1.

Aspek yang diamati


Anak mampu menemukan 1 (satu) kartu yang memiliki gambar yang sama dengan gambar yang ditunjuk oleh guru pada Papan Tebakan.

ST
4

T
6

R
4

2.

Anak mampu menemukan 1(satu) kartu yang memiliki tulisan yang sama dengan tulisan yang ditunjuk pada gambar di papan tebakan.
Anak mampu menemukan 1 (satu) kartu bergambar yang memiliki huruf vokal atau konsonan yang ditunjuk oleh guru pada gambar di papan tebakan. Anak mampu meletakkan kartu yang ditemukan di Papan Tebakan pada kotak yang telah di sediakan. Nilai Rata-rata

3.

4.

51

2. Pertemuan ke dua Siklus I Pertemuan ke 2 pada hari Sabtu 10 Desember 2011, kegiatan yang dilakukan masih belajar dengan Papan Tebakan. Jika pada pertemuan pertama guru meminta anak untuk menemukan 1 (satu) kartu yang bergambar sama, memiliki tulisan yang sama dan memiliki huruf vokal atau konsonan yang sama dengan kartu yang di tunjuk guru lalu meletakkannya dalam kotak pada Papan Tebakan, maka pada pertemuan kedua guru akan meminta anak untuk menemukan 3 (tiga) kartu gambar yang memiliki gambar yang sama, tulisan yang sama dengan tulisan yang diperlihatkan oleh guru pada Papan Tebakan, dan memiliki huruf vokal atau konsonan yang sama dengan yang ditunjuk oleh guru pada papan tebakan, kemudian meletakkannya pada kotak yang telah disediakan pada Papan Tebakan. Rangkaian kegiatan pada pertemuan ke dua siklus I, adalah sebagai berikut: a. Kegiatan Awal 1. Anak-anak setelah memasuki kelas terlebih dahulu diajak bernyanyi Nama-nama Malaikat dan tepuk Telefonku. 2. Membaca Hadits menuntut Ilmu, doa mau belajar serta Doa penerang hati yang dipimpin oleh seorang anak yang didampingi oleh guru. 3. Mengulang dan menambah hafalan hadits mengharagai waktu, doa sesudah bersin dan surat pendek yaitu surat Al Humazah ayat 4-6.
52

4. Penyajian materi pagi tentang Alat Komunikasi Mengenal Jenisjenis Alat Komunikasi. 5. Praktek sholat dhuha 6. Membaca Kibar 7. Makan dan Istirahat. b). Kegiatan Inti. Kegiatan inti masih dilaksanakan di Sentra Bahasa. Kegiatan yang akan dilaksanakan adalah sebagai berikut: 1. Guru sebelumnya mengatur posisi duduk anak. 2. Guru melakukan apersepsi dan menjemput kembali ingatan anak tentang kegiatan belajar dengan Papan Tebakan yang telah dilakukan pada pertemuan pertama. 3. Guru kemudian menjelaskan kepada anak tentang aturan belajar dengan Papan Tebakan pada pertemuan ke dua siklus I ini. 4. Guru membagikan kepada anak masing-masing 1(satu) set kartu bergambar yang berukuran kecil yang jumlahnya sama dengan jumlah kartu yang ada pada papan tebakan, dan kartu huruf. 5. Untuk pertemuan kedua ini, target yang hendak dicapai adalah anak mampu menemukan 3 (tiga) kartu yang memiliki gambar yang sama dengan kartu gambar yang ditempel guru di papan tebakan, lalu menempelkannya di papan tebakan. 6. Anak diminta menemukan 3 (tiga) kartu gambar yang memiliki tulisan yang sama dengan tulisan pada gambar yang ditunjuk guru di papan tebakan dan meletakkannya di papan tebakan.
53

7. Anak mampu menemukan 3 (tiga) kartu yang memiliki huruf vokal atau konsonan yang di tunjukkan oleh guru yaitu huruf a,i dan s, kemudian meletakkannya pada papan tebakan. 8. Setelah anak faham dan mengerti, kegiatan belajar dengan papan tebakan dimulai dengan membaca basmallah dan tepuk semangat. 9. Kegiatan ini di lakukan sampai semua gambar berhasil ditemukan dan ditempel di Papan Tebakan c). Kegiatan akhir 1. Setelah kegiatan pembelajaran inti berakhir, anak diajak berdiskusi tentang kegiatan yang mereka laksanakan tadi. 2. Anak diajak mengulang kata-kata yang ada pada gambar yang telah mereka temukan dalam kegiatan sebelumnya. 3. Kegiatan ditutup dengan membaca Hamdalah dan doa Kafaratul Majelis. Hasil Observasi terhadap kegiatan yang dilakukan oleh anak pada pertemuan ke dua siklus I ini, dapat dilihat pada tabel berikut :

54

Tabel 6 Hasil Observasi Penerapan Metode Mueller dalam Peningkatan kemampuan membaca anak kelas B di TK Al Huffazh Payakumbuh pada pertemuan ke dua Siklus I
Jumlah Anak yang diamati 14 0rang

No
1.

Aspek yang diamati


Anak mampu menemukan 3 (tiga) kartu yang memiliki gambar yang sama dengan gambar yang ditunjuk oleh guru pada Papan Tebakan.

ST
7

T
5

R
2

2.

Anak mampu menemukan 3 (tiga) kartu yang memiliki tulisan yang sama dengan tulisan yang ditunjuk pada gambar di papan tebakan.
Anak mampu menemukan 3 (tiga) kartu bergambar yang memiliki huruf vokal atau konsonan yang ditunjuk oleh guru pada gambar di papan tebakan. Anak mampu meletakkan kartu yang ditemukan di Papan Tebakan pada kotak yang telah di sediakan. Nilai Rata-rata

3.

4.

3. Pertemuan ke tiga Siklus I Pertemuan ke tiga dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 14 Desember 2011. Pada pertemuan ke tiga pada dasarnya kegiatan yang dilakukan masih merupakan bagian dari kegiatan yang dilaksanakan pada pertemuan 1 dan 2, akan tetapi jika pada pertemuan 1 dan 2 anak hanya diminta untuk menemukan 1 dan 3 kartu gambar, maka pada pertemuan ketiga anak diminta untuk menemukan 5 (lima) kartu yang memiliki gambar yang sama, tulisan yang sama, dan memiliki huruf vokal atau konsonan yang sama dengan gambar yang ditunjuk oleh guru pada papan tebakan dan meletakannya pada papan tebakan.

55

Rangkaian kegiatan yang dilaksanakan pada pertemuan ke tiga pada siklus I ini adalah sebagai berikut: a. Kegiatan Awal 1. Setelah anak memasuki kelas terlebih dahulu diajak bernyanyi Nama-nama Malaikat dan tepuk Telefonku. 2. Membaca Hadits menuntut Ilmu, doa mau belajar serta Doa penerang hati yang dipimpin oleh seorang anak yang didampingi oleh guru. 3. Mengulang dan menambah hafalan hadits mengharagai waktu, doa sesudah bersin dan surat pendek yaitu surat Al Humazah ayat 4-6. 4. Penyajian materi pagi tentang Alat Komunikasi Mengenal Alat Komunikasi Visual 5. Praktek sholat dhuha 6. Membaca Kibar 7. Makan dan Istirahat. b). Kegiatan Inti. Kegiatan inti dilaksanakan di Sentra Bahasa. Kegiatan yang akan dilaksanakan adalah sebagai berikut: 1. Guru mengatur posisi duduk anak. 2. Guru melakukan apersepsi dan menjemput kembali ingatan anak tentang kegiatan belajar dengan Papan Tebakan yang telah dilakukan pada pertemuan pertama dan pertemuan ke dua. 3. Guru kemudian menjelaskan kepada anak tentang aturan belajar dengan Papan Tebakan pada pertemuan ke tiga siklus I ini.

56

4.

Guru membagikan kepada anak masing-masing 1(satu) set kartu bergambar yang berukuran kecil yang jumlahnya sama dengan jumlah kartu yang ada pada papan tebakan, dan kartu huruf.

5. Untuk pertemuan ke tiga ini, target yang hendak dicapai adalah anak mampu menemukan 5 (lima) kartu yang memiliki gambar yang sama dengan kartu gambar yang ditempel guru di papan tebakan, lalu menempelkannya di papan tebakan. 6. Anak diminta menemukan 5 (lima) kartu gambar yang memiliki tulisan yang sama dengan tulisan pada gambar yang ditunjuk guru di papan tebakan dan meletakkannya di papan tebakan. 7. Anak mampu menemukan 5 (lima) kartu yang memiliki huruf vokal atau konsonan yang di tunjukkan oleh guru yaitu huruf a,i,u,s dan t, kemudian meletakkannya pada papan tebakan. 8. Setelah anak faham dan mengerti, kegiatan belajar dengan papan tebakan dimulai dengan membaca basmallah dan tepuk semangat. 9. Kegiatan ini di lakukan sampai semua gambar berhasil ditemukan dan ditempel di Papan Tebakan c). Kegiatan akhir 1. Setelah kegiatan pembelajaran inti berakhir, anak diajak berdiskusi tentang kegiatan yang mereka laksanakan tadi. 2. Guru memberikan beberapa pertanyaan sederhana untuk melihat sejauh mana anak mampu menyerap inti dari pembelajaran ytang telah dilaksanakan.

57

3. Kegiatan hari itu ditutup dengan membaca hamdalah dan doa kafaratul majelis.

Hasil Observasi terhadap kegiatan yang dilakukan oleh anak pada pertemuan ke tiga siklus I ini, dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 7 Hasil Observasi Penerapan Metode Mueller dalam Peningkatan kemampuan membaca anak kelas B TK Al Huffazh Payakumbuh pada pertemuan ke tiga Siklus I
Jumlah Anak yang diamati 14 orang

No.
1.

Aspek yang diamati


Anak mampu menemukan 5 (lima) kartu yang memiliki gambar yang sama dengan gambar yang ditunjuk oleh guru pada Papan Tebakan.

ST
7

T
5

R
2

2.

Anak mampu menemukan 5 (lima) kartu yang memiliki tulisan yang sama dengan tulisan yang ditunjuk pada gambar di papan tebakan.
Anak mampu menemukan 5 (lima) kartu bergambar yang memiliki 1 (satu ) huruf vokal atau konsonan yang ditunjuk oleh guru pada gambar di papan tebakan. Anak mampu meletakkan kartu yang ditemukan di Papan Tebakan pada kotak yang telah di sediakan. Nilai Rata-rata

3.

4.

c. Observasi Hasil Penelitian pada siklus 1 yang dilaksanakan pada tiga kali pertemuan yaitu pertemuan satu,dua dan tiga, peneliti menemukan kondisi bahwa telah terjadi peningkatan kemampuan anak dalam kegiatan belajar

58

membaca dengan menggunakan Papan Tebakan. Hal ini terlihat dari jumlah anak yang mampu melakukan kegiatan dengan nilai sangat tinggi dan tinggi terus mengalami peningkatan pada setiap pertemuannya. Untuk lebih jelasnya hasil observasi pada pertemuan satu, dua dan tiga akan dianalisis untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat.

B. Analisis Data Persentase keberhasilan dari hasil yang diperoleh pada kegiatan observasi pertemuan satu, dua dan tiga pada Siklus I dapat kita analisis dengan menggunakan rumus dari Haryadi (2009:24) yaitu: P = F x100% Keterangan: P = Persentasi, F = Jumlah anak yang terlibat dalam
N

setiap aspek, N = Jumlah anak yang hadir. Dengan kriteria penilaian yang dikemukakan oleh Arikunto (2006:241) seperti di bawah ini: a. 81% - 100% b. 61% - 80% c. 21% - 60% : Sangat Tinggi : Tinggi : Rendah

Berdasarkan rumus persentase dan kriteria penilaian diatas, maka peneliti dapat melakukan analisis data untuk mendapatkan hasil yang akurat berkenaan dengan keberhasilan pada setiap pertemuan yang dilaksanakan.

59

1. Analisis data kondisi awal.


Tabel 8

Hasil Observasi Kondisi awal kegiatan belajar membaca anak kelas B di TK Al Huffazh Payakumbuh
Jumlah Anak 14 orang No. 1. 2. 3. 4. Aspek yang diamati Anak mampu menemukan kartu gambar yang sama. Anak mampu menemukan kartu kata yang sama. Anak mampu menemukan kata yang memiliki huruf yang sama Anak mampu meletakkan kata pada tempatnya.. Nilai Rata- rata ST 3 3 1 2 % 21% 21% 7% 16% T 4 5 3 4 % 29% 36% 21% 29% R 7 6 10 8 % 50% 43% 72% 55%

Berdasarkan tabel diatas hasil observasi kemampuan membaca anak kelas B di TK AL Huffazh Payakumbuh pada kondisi awal (sebelum tindakan) dapat kita jabarkan. Aspek 1 tidak dapat kita peroleh nilainya, karena dalam metode yang lama tidak menggunakan media maupun alat peraga, dan hanya memakai sebuah buku cara cepat belajar membaca yang berisi huruf-huruf dan kata sederhana. Aspek ke 2 anak mampu menemukan kartu yang memiliki kata yang sama,anak dengan hasil Sangat Tinggi adalah 3 orang dengan presentase 21% , dan anak yang memperoleh nilai Tinggi 4 orang dengan jumlah presentase 29%, sedangkan anak yang memperoleh nilai Rendah adalah 7 orang dengan presentase 50%. Aspek ke 3 anak mampu menemukan kata yang memiliki huruf yang sama, anak yang memperoleh nilai sangat tinggi ada 3 orang dengan persentase 21%, anak yang mendapat nilai tinggi 5 orang dengan persentase 36%, dan anak yang mendapatkan nilai rendah adalah 6 orang dengan persentase 43% .

60

Aspek ke 4 anak mampu meletakkan kartu kata pada tempat yang ditentukan, yang memperoleh nilai sangat tinggi ada 1 orang dengan persentase 7%, anak yang dapat nilai tinggi 3 orang dengan persentase 21%, dan anak yang mendapatkan nilai rendah 10 orang dengan persentase 72%. Hasil observasi tersebut dapat kita gambarkan dalam grafik dibawah ini:

Grafik 1 Kemampuan membaca anak pada kegiatan belajar membaca di kelas B TK Al Huffazh Payakumbuh pada kondisi awal

Berdasarkan tabel dan grafik diatas dapat dilihat bahwa pada umumnya kemampuan membaca awal anak kelas B TK Al Huffazh Payakumbuh masih rendah. Sikap anak juga terlihat ketika pelaksanaan kegiatan belajar membaca sebelumnya (kondisi awal) dimana anak kurang tertarik dengan kegiatan yang dilaksanakan oleh guru, anak tidak berani menjawab dan kurang aktif dalam melakukan kegiatan.

2. Analisis data Siklus I a. Analisis data pertemuan satu pada Siklus I

61

Tabel 9 Hasil Observasi Penerapan Metode Mueller dalam Peningkatan kemampuan membaca anak kelas B di TK Al Huffazh Payakumbuh pada pertemuan satu Siklus I Pertemuan 1 Jumlah 14 anak % T % R
29% 6 43% 4

No.
1.

Aspek yang diamati ST


Anak mampu menemukan 1 (satu) kartu yang memiliki gambar yang sama dengan gambar yang ditunjuk oleh guru pada Papan Tebakan. 4

%
29%

2.

Anak mampu menemukan 1(satu) kartu yang memiliki tulisan yang sama dengan tulisan yang ditunjuk pada gambar di papan tebakan.
Anak mampu menemukan 1 (satu) kartu bergambar yang memiliki huruf vokal atau konsonan yang ditunjuk oleh guru pada gambar di papan tebakan. Anak mampu meletakkan kartu yang ditemukan di Papan Tebakan pada kotak yang telah di sediakan. Nilai Rata-rata

21%

43%

36%

3.

21%

43%

36%

4.

43%

36%

21%

29%

43%

29%

Berdasarkan tabel hasil observasi pelaksanaan tindakan pada pertemuan satu Siklus 1 diatas, dapat disimpulkan Aspek 1 anak mampu menemukan 1 (satu) kartu yang memiliki gambar yang sama dengan gambar yang ditunjuk guru pada papan tebakan dengan nilai Sangat Tinggi adalah 4 orang dengan persentase 29%, yang memperoleh nilai Tinggi adalah 6 orang dengan persentase 42%, sedangkan yang memperoleh nilai Rendah adalah 4 orang dengan persentase 29%. Aspek 2 yaitu anak mampu menemukan 1 (satu) kartu gambar yang memiliki tulisan yang sama dengan tulisan pada gambar yang di tunjuk oleh guru di papan tebakan, yang memperoleh nilai Sangat Tinggi adalah 3 orang dengan
62

persentase 21%, yang memperoleh nilai Tinggi adalah 6 orang dengan persentase 43%, sedangkan yang memperoleh nilai Rendah adalah 5 orang dengan persentase 36%. Aspek 3 anak mampu menemukan 1 (satu) kartu gambar yang memiliki huruf vokal atau konsonan yang diperlihatkan oleh guru yang memperoleh nilai sangat tinggi 3 orang dengan persentase 21%, dan yang memperoleh nilai tinggi adalah 6 orang dengan persentase 43%, sedangkan yang memperoleh nilai Rendah 5 orang dengan persentase 36%. Aspek 4 anak yang mampu meletakkan kartu-kartu pada tempat yang ditentukan oleh guru yang memperoleh nilai sangat tinggi adalah 6 orang dengan persentase 43%, yang memperoleh nilai Tinggi 5 orang dengan persentase 36%, sedangkan yang memperoleh nilai rendah adalah 3 orang dengan persentase 21%. Untuk lebih jelasnya dapat kita lihat pada grafik di bawah ini:

Grafik 2. Hasil Observasi Penerapan Metode Mueller dalam Peningkatan kemampuan membaca anak kelas B di TK Al Huffazh Payakumbuh setelah tindakan pada pertemuan satu Siklus I

63

Berdasarkan tabel dan grafik diatas dapat dilihat bahwa pada pertemuan satu Siklus I jumlah anak yang mampu melakukan kegiatan menunjukkan jumlah yang cukup baik dan ini memberikan gambaran bahwa mereka tertarik untuk belajar membaca dengan menggunakan Papan Tebakan.

b. Analisis Data pertemuan ke dua pada Siklus I. Tabel 10 Hasil Observasi Penerapan Metode Mueller dalam Peningkatan kemampuan membaca anak kelas B di TK Al Huffazh Payakumbuh pada pertemuan dua Siklus I
No. 1. Aspek yang diamati ST Anak mampu menemukan 3 (tiga) kartu yang memiliki gambar yang sama dengan gambar yang ditunjuk oleh guru pada Papan Tebakan. Anak mampu menemukan 3 (tiga) kartu yang memiliki tulisan yang sama dengan tulisan yang ditunjuk pada gambar di papan tebakan. Anak mampu menemukan 3 (tiga) kartu bergambar yang memiliki huruf vokal atau konsonan yang ditunjuk oleh guru pada gambar di papan tebakan. Anak mampu meletakkan kartu yang ditemukan di Papan Tebakan pada kotak yang telah di sediakan. Nilai Rata-rata 7 % 50% Pertemuan 2 Jumlah 14 anak T % R 5 36% 2 % 14%

2.

29%

43%

29%

3.

36%

36%

29%

4.

43%

36%

21%

43%

36%

21%

Berdasarkan tabel observasi diatas terlihat bahwa anak yang memperoleh nilai sangat tinggi untuk aspek 1 adalah 7 orang dengan persentase 50%, yang mendapat nilai tinggi adalah 5 orang dengan persentase 36%, sedangkan yang memperoleh nilai rendah adalah 2 orang dengan persentase 14%.

64

Aspek 2 jumlah anak yang memperoleh nilai sangat tinggi adalah 4 orang dengan persentase 29%, yang memperoleh nilai tinggi 6 orang dengan persentase 43%, sedangkan yang memperoleh nilai rendah adalah 4 orang dengan persentase 29%. Aspek 3 jumlah anak yang memperoleh nilai sangat tinggi adalah 5 orang dengan persentase 36%, yang memperoleh nilai tinggi adalah 5 orang dengan persentase 36%, sedangkan yang memperoleh nilai rendah adalah 4 orang dengan persentase 29%. Aspek 4 jumlah anak yang memperoleh nilai sangat tinggi 6 orang dengan persentase 43%, anak yang memperoleh nilai tinggi adalah 5 orang dengan persentase 36%, sedangkan yang memperoleh nilai rendah adalah 3 orang dengan persentase 21% . Untuk lebih jelas dapat kita lihat pada grafik dibawah ini:

Grafik 3. Hasil Observasi Penerapan Metode Mueller dalam Peningkatan kemampuan membaca anak kelas B TK Al Huffazh Payakumbuh pada pertemuan dua Siklus I Dari tabel dan grafik hasil observasi diatas, dapat disimpulkan bahwa pada pertemuan ke dua Siklus I ini, jumlah anak yang mampu melakukan

65

kegiatan mengalami peningkatan yang cukup tinggi walaupun tingkat kesulitan juga ditingkatkan oleh guru.

c. Analisis Data Pertemuan ke tiga pada Siklus I Tabel 11. Hasil Observasi Penerapan Metode Mueller dalam Peningkatan kemampuan membaca anak kelas B di TK Al Huffazh Payakumbuh pada pertemuan tiga Siklus I
No. 1. Aspek yang diamati ST Anak mampu menemukan 5 (lima) kartu yang memiliki gambar yang sama dengan gambar yang ditunjuk oleh guru pada Papan Tebakan. Anak mampu menemukan 5 (lima) kartu yang memiliki tulisan yang sama dengan tulisan yang ditunjuk pada gambar di papan tebakan. Anak mampu menemukan 5 (lima) kartu bergambar yang memiliki huruf vokal atau konsonan yang ditunjuk oleh guru pada gambar di papan tebakan. Anak mampu meletakkan kartu yang ditemukan di Papan Tebakan pada kotak yang telah di sediakan. Nilai Rata-rata 7 % 50% Pertemuan 3 Jumlah 14 anak T % R 5 36% 2

% 14%

2.

36%

50%

14%

3.

43%

43%

14%

4.

50%

36%

14%

43%

43%

14%

Aspek 1, anak yang memperoleh nilai sangat tinggi berjumlah 7 orang dengan persentase 50%, yang memperoleh nilai tinggi 5 orang dengan persentase 36%, dan anak yang memperoleh nilai rendah adalah 2 orang dengan persentase 14%. Aspek 2 anak yang memperoleh nilai sangat tinggi dalam menemukan 5 kartu gambar yang memiliki tulisan sesuai dengan tulisan yang ditunjuk guru pada gambar di papan tebakan adalah 5 orang dengan persentase
66

36%, yang memperoleh nilai tinggi adalah 7 orang dengan persentase 50%, dan yang memperoleh nilai yang rendah adalah 2 orang dengan persentase 14%. Aspek 3 yaitu anak mampu menemukan 5 kartu gambar yang memiliki huruf vokal dan konsonan sesuai dengan huruf yang ditunjukkan oleh guru, yang memperoleh nilai sangat tinggi adalah 6 orang dengan persentase 43%, yang memperoleh nilai tinggi adalah 6 orang degan persentase 43%, sedangkan yang nilai rendah adalah 2 orang dengan persentase 14%. Aspek 4 anak yang memperoleh nilai sangat tinggi adalah 7 orang dengan persentase 50%, yang memperoleh nilai tinggi adalah 5 orang dengan persentase 36% dan yang memperoleh nilai rendah adalah 2 orang dengan persentase 14%. Untuk lebih jelasnya dapat kita lihat pada grafik berikut:

Grafik 4. Hasil Observasi Penerapan Metode Mueller dalam Peningkatan kemampuan membaca anak kelas B di TK Al Huffazh Payakumbuh pada pertemuan tiga Siklus I Berikut adalah tabel rekapitulasi dari pertemuan satu, dua dan tiga pada Siklus I.

67

Tabel 12. Rekapitulasi Hasil observasi Penerapan metode Mueller dalam Peningkatan kemampuan membaca anak kelas B di TK Al Huffazh Payakumbuh pada pertemuan 1,2,dan 3 Siklus I
No. Aspek yang diamati Pertemuan 1 Jumlah anak 14 org ST T R 4 6 4 Pertemuan 2 Jumlah Anak 14 org ST T R 7 5 2 Pertemuan 3 Jumlah anak 14 org ST T R 7 5 2

1.

2.

Anak mampu menemukan kartu yang memiliki gambar yang sama dengan gambar yang ditunjuk oleh guru pada Papan Tebakan % Anak mampu menemukan gambar berdasarkan tulisan yang diperlihatkan oleh guru % Anak mampu menemukan kartu gambar yang memiliki 1 huruf vokal atau konsonan sesuai dengan huruf yang ditunjuk oleh pada papan tebakan. % Anak mampu meletakkan kartu yang ditemukan di Papan Tebakan pada kotak yang telah disediakan %

29% 3 21%

43% 6 43%

29% 5 36%

50% 4 29%

36% 6 43%

14% 4 29%

50% 5 36%

36% 7 50%

14% 2 14%

3.

21% 6

43% 5

36% 3

36% 6

36% 5

29% 3

43% 7

43% 5

14% 2

4.

43%

36%

21%

43%

36%

21%

50%

36%

14%

Tabel rekapitulasi diatas menunjukkan bahwa telah terjadi peningkatan yang cukup tinggi untuk setiap aspek dalam tiga kali pertemuan yang dilaksanakan, hal ini terlihat pada : 1. Untuk Aspek 1, anak yang memperoleh nilai sangat tinggi dan tinggi pada pertemuan satu berjumlah 10 orang dengan persentase 71% , pada petemuan ke-dua dan ke-tiga naik menjadi 12 orang dengan persentase 86%, dan yang memperoleh nilai rendah menurun dari 4 orang dengan persentase 29% pada pertemuan satu, menjadi 2 orang pada pertemuan kedua dan ke-tiga dengan perentase 14%.

68

2. Untuk Aspek 2, jumlah anak yang memperoleh nilai sangat tinggi dan tinggi pada pertemuan satu adalah 9 orang dengan persentase 64%, pada pertemuan ke-dua naik menjadi 10 orang dengan persentase 71%, dan pada pertemuan tiga naik lagi menjadi 12 orang dengan persentase 86%. Sedangkan jumlah anak yang menadapat nilai rendah mengalami penurunan, jika pada pertemuan satu jumlah anak yang mendapat nilai rendah berjumlah 5 orang dengan persentase 36%, maka pada pertemuan ke-dua turun menjadi 4 orang dengan persentase 29%, dan pada pertemuan ke-tiga turun lagi menjadi 2 orang dengan persentase 14%. 3. Untuk Aspek 3, dimana jumlah anak yang memperoleh nilai sangat tinggi dan tinggi pada pertemuan satu berjumlah 9 orang dengan persentase 64%, pada pertemuan ke-dua naik menjadi 10 orang dengan persentase 71%, dan pada pertemuan ke-tiga naik lagi menjadi 12 orang dengan persentase 86%. Sebaliknya terjadi penurunan jumlah anak yang memperoleh nilai rendah, jika pada pertemuan satu jumlah anak yang memperoleh nilai rendah berjumlah 5 orang, maka pada pertemuan ke-dua turun menjadi 4 orang dengan persentase 29%, dan pada pertemuan ke-tiga turun lagi menjadi 2 orang dengan persentase 14%. 4. Untuk Aspek 4 pada pertemuan satu dan pertemuan ke-dua, jumlah anak yang memperoleh nilai sangat tinggi dan tinggi adalah 11 orang dengan persentase 79%, pada pertemuan ke-tiga naik menjadi 12 orang dengan persentase 86%. Dan anak yang memperoleh nilai rendah pada pertemuan satu dan pertemuan ke-dua berjumlah 3 orang dengan persentase 21%,

69

maka pada pertemuan ke-tiga turun menjadi 2 orang dengan persentase 14%. Untuk lebih jelasnya jumlah anak yang memperoleh nilai sangat tinggi dan tinggi pada tiap pertemuan dapat kita lihat pada grafik berikut ini:

90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 Aspek 1 Aspek 2 Aspek 3 Aspek 4

Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan 3

Grafik 5. Rekapitulasi Hasil observasi Penerapan metode Mueller dalam Peningkatan kemampuan membaca anak kelas B di TK Al Huffazh Payakumbuh pada pertemuan 1,2,dan 3 Siklus I untuk nilai sangat tinggi dan tinggi

Penurunan yang terjadi untuk jumlah anak yang memperoleh nilai rendah pada tiap pertemuannya juga dapat kita lihat pada grafik berikut ini:

70

Grafik 6. Rekapitulasi Hasil observasi Penerapan metode Mueller dalam Peningkatan kemampuan membaca anak kelas B di TK Al Huffazh Payakumbuh pada pertemuan 1,2,dan 3 Siklus I untuk nilai rendah

Peneliti juga mengajukan beberapa pertanyaan kepada anak sehubungan dengan kegiatan belajar dengan Papan Tebakan yang telah dilakukan dalam tiga kali pertemuan. Dari hasil wawancara tersebut didapatkanlah hasil sebagai berikut:

71

Tabel 12. Hasil Wawancara Anak siklus I


No. Pertanyaan ST 1. 2. Apakah kamu menyukai kegiatan ini? Apakah kamu menemukan kartu yang memiliki gambar yang sama dengan yang ada di papan tebakan? Apakah kamu bisa meletakkan kartu yang kamu temukan pada kotak yang diminta oleh guru? Apakah kamu bisa menemukan kartu yang memiliki huruf yang sama dengan huruf yang ada pada tulisan di papan tebakan.? Apakah kamu bisa meletakkan kartu tersebut pada papan tebakan.? Apakah kamu bisa menemukan kartu sesuai dengan kata pengenal yang di berikan oleh guru.? Apakah kamu bisa meletakkan kartu tersbut pada papan tebakan.? 10 Jawaban dari 14 anak setelah tindakan % 71% T 3 % 21% R 1 % 7%

43%

36%

21%

3.

43%

36%

21%

4.

43%

43%

14%

5.

43%

43%

14%

6.

50%

36%

14%

7.

50%

36%

14%

Untuk lebih jelasnya hasil wawancara dapat kita gambarkan dalam grafik sebagai berikut:

Grafik 7. Hasil Wawancara dengan anak setelah siklus 1

72

Berdasarkan tabel wawancara diatas dapat dilihat bahwa belajar membaca dengan menggunakan Papan Tebakan disukai hampir seluruh anak, dimana yang sangat menyukai berjumlah 10 orang anak dengan persentase 71%, yang suka berjumlah 3 orang anak dengan persentase 21%, sedangkan yang tidak memberikan jawaban hanyalah 1 orang anak dengan persentase yang kecil yaitu 7%. Hal ini juga terlihat kepada kemampuan mereka untuk melaksanakan apa yang di instruksikan oleh guru, dimana terjadi kestabilan dan peningkatan dalam setiap aspek meskipun tingkat kesulitan terus ditingkatkan oleh guru pada setiap pertemuannya. Untuk lebih jelasnya peningkatan yang terjadi dari kondisi awal hingga siklus I, dapat kita lihat pada tabel berikut ini: Tabel 14. Hasil Observasi Penerapan Metode Mueller dalam Peningkatan kemampuan membaca anak kelas B TK Al Huffazh Payakumbuh Kondisi Awal dan Siklus I (Nilai sangat Tinggi dan Tinggi) No. Aspek yang diamati Kondisi Awal
-

Siklus I

Keterangan

1.

2.

3.

Anak mampu menemukan kartu yang memiliki gambar yang sama dengan gambar yang ditunjuk oleh guru pada Papan Tebakan % Anak mampu menemukan gambar berdasarkan tulisan yang diperlihatkan oleh guru % Anak mampu menemukan kartu gambar yang memiliki huruf vokal atau konsonan sesuai dengan huruf yang ditunjuk oleh pada papan tebakan. Anak mampu meletakkan kartu yang ditemukan di Lantai Tebakan pada kotak yang telah di sediakan.

12

Meningkat

86% 7 50% 12 86% Meningkat

8 55%

12 86%

Meningkat

4.

4 29%

12 86%

Meningkat

73

Untuk lebih jelasnya dapat kita lihat dalam grafik sebagai berikut:

Grafik 8. Hasil Observasi Penerapan Metode Mueller dalam Peningkatan kemampuan membaca anak kelas B TK Al Huffazh Payakumbuh Pada kondisi awal dan Siklus I (Nilai sangat Tinggi dan Tinggi)

Berdasarkan tabel dan grafik hasil observasi mulai dari kondisi awal dan Siklus I, dapat kita lihat peningkatan kemampuan anak dalam beberapa aspek membaca dengan penerapan metode Mueller dalam kegiatan belajar dengan Papan Tebakan. Aspek 1 anak mampu menemukan kartu gambar yang sama dengan kartu yang ditempel guru pada papan tebakan, pada kondisi awal adalah 0%, pada siklus I menjadi 86%. Aspek 2, anak mampu menemukan kartu gambar berdasarkan tulisan yang ditunjukkan oleh guru pada Papan Tebakan, pada kondisi awal adalah 50%, pada siklus I naik menjadi 86%. Aspek 3, anak mampu menemukan kartu gambar yang memiliki huruf vokal dan konsonan yang ditunjukkan oleh guru, terjadi peningkatan dari kondisi awal yaitu 55% menjadi 86% pada siklus I.

74

Aspek 4, yaitu kemampuan anak dalam meletakkan kartu-kartu yang mereka temukan, pada kondisi awal jumlah anak yang memperoleh nilai sangat tinggi dan tuinggi adalah 29%, dan pada siklus I terjadi peningkatan hingga menjadi 86%.

Hasil observasi pada kondisi awal dan Siklus I untuk nilai rendah dapat kita lihat pada tabel berikut ini : Tabel 15. Hasil Observasi Penerapan Metode Mueller dalam Peningkatan kemampuan membaca anak kelas B TK Al Huffazh Payakumbuh kondisi awal dan Siklus I (Nilai Rendah ) No. Aspek yang diamati Kondisi Awal
-

Siklus I

Keterangan

1.

2.

3.

Anak mampu menemukan kartu yang memiliki gambar yang sama dengan gambar yang ditunjuk oleh guru pada Papan Tebakan % Anak mampu menemukan gambar berdasarkan tulisan yang diperlihatkan oleh guru % Anak mampu menemukan kartu gambar yang memiliki 1 huruf vokal atau konsonan sesuai dengan huruf yang ditunjuk oleh pada papan tebakan. Anak mampu meletakkan kartu yang ditemukan di Lantai Tebakan pada kotak yang telah di sediakan.

Berkurang

14% 7 50% 2 14% Berkurang

Berkurang

43% 4.

14%

10 71%

2 14%

Berkurang

75

Untuk lebih jelasnya dapat kita lihat dalam grafik sebagai berikut:

Grafik 9. Hasil Observasi Penerapan Metode Mueller dalam Peningkatan kemampuan membaca anak kelas B TK Al Huffazh Payakumbuh (Nilai Rendah ) Dari Tabel dan grafik diatas secara umum terlihat bahwa terjadi pengurangan jumlah anak yang memperoleh nilai rendah. Jika pada kondisi awal untuk aspek 1 jumlah anak yang memperoleh nilai rendah tidak terlihat karena tidak dilaksanakan kegiatannya. Aspek 2 pada kondisi awal jumlah anak yang memperoleh nilai rendah adalah 7 orang dengan persentase 50%, pada Siklus I berkurang menjadi 2 orang dengan persentase 14%. Aspek 3, pada kondisi awal jumlah anak yang memperoleh nilai rendah adalah 6 orang dengan persentase 43%, pada Siklus I berkurang menjadi 2 orang dengan persentase 14%. Aspek 4, pada kondisi awal jumlah anak yang memperoleh nilai rendah adalah 10 orang, maka pada Siklus I berkurang menjadi 2 orang dengan persentase 14%.

76

3. Refleksi Pada tanggal 15 Desember 2011 dilakukan refleksi siklus I untuk dapat melihat peningkatan kepada kemampuan membaca anak melalui kegiatan belajar dengan Papan Tebakan. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan pada siklus I terlihat bahwa pelaksanaan pembelajaran pada siklus I sudah sesuai dengan rencana, hal ini terlihat dari: a) Sikap positif dan keaktifan anak mengikuti pembelajaran mengalami peningkatan pada tiap pertemuannya meskipun tingkat kesulitan di tingkatkan oleh guru. b) Kemampuan anak untuk melaksanakan apa yang di instruksikan oleh guru pada setiap pertemuan mengalami peningkatan hingga melampaui batas minimum KKM 75%, yang meliputi : Untuk Aspek 1, anak yang memperoleh nilai sangat tinggi dan tinggi pada pertemuan satu berjumlah 10 orang dengan persentase 71% , pada petemuan ke-dua dan ke-tiga naik menjadi 12 orang dengan persentase 86%. Untuk Aspek 2, jumlah anak yang memperoleh nilai sangat tinggi dan tinggi pada pertemuan satu adalah 9 orang dengan persentase 64%, pada pertemuan ke-dua naik menjadi 10 orang dengan persentase 71%, dan pada pertemuan tiga naik lagi menjadi 12 orang dengan persentase 86%. Untuk Aspek 3, dimana jumlah anak yang memperoleh nilai sangat tinggi dan tinggi pada pertemuan satu berjumlah 9 orang dengan

77

persentase 64%, pada pertemuan ke-dua naik menjadi 10 orang dengan persentase 71%, dan pada pertemuan ke-tiga naik lagi menjadi 12 orang dengan persentase 86%. Untuk Aspek 4 pada pertemuan satu dan pertemuan ke-dua, jumlah anak yang memperoleh nilai sangat tinggi dan tinggi adalah 11 orang dengan persentase 79%, pada pertemuan ke-tiga naik menjadi 12 orang dengan persentase 86%. c) Ditinjau dari aktifitas guru, pembelajaran pada siklus I sudah berjalan dengan baik, hal ini dilihat dari persentase kemampuan anak yang semakin meningkat. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang telah dilakukan pada siklus I untuk 3 kali pertemuan terlihat bahwa hasil yang dicapai untuk setiap aspek telah mencapai batas KKM yaitu 75%, sehingga

dengan demikian penelitian ini tidak perlu dilanjutkan lagi ke siklus II seperti yang telah di rencanakan sebelumnya.

C. Pembahasan Hasil penelitian penerapan Metode Mueller dalam meningkatkan kemampuan membaca anak kelas B TK Al Huffazh Payakumbuh dalam kegiatan belajar dengan Papan Tebakan membutuhkan pembahasan untuk menjelaskan dan memperdalam kajian pada penelitian ini. Pada kondisi awal tergambar kemampuan anak dalam membaca masih rendah. Sebagian besar anak kelas B di TK Al Huffazh Payakumbuh

78

masih belum bisa membaca kata sederhana, bahkan masih ada yang belum mengenal huruf. Jika diamati lebih lanjut hal ini disebabkan karena penerapan metode yang kurang tepat dan minimnya pemanfaatan media, alat peraga, dan kegiatan bermain. Berdasarkan kondisi awal ini, peneliti melakukan tindakan dengan menerapkan sebuah metode belajar membaca yang dikenal dengan Metode Mueller dalam kegiatan belajar dengan Papan Tebakan. Pada tindakan penelitian siklus I kegiatan pembelajaran telah

menggunakan media berupa Papan Tebakan yang dilengkapi dengan kartu gambar, kartu tulisan dan kartu huruf. Dari tindakan yang dilakukan pada siklus I tersebut terlihat bahwa terjadi peningkatan kemampuan untuk semua aspek yang diamati, dimana untuk Aspek 1, aspek 2, aspek 3 dan aspek 4 yang jumlah persentase keberhasilannya bisa melampaui batas minimum KKM yaitu75%, sehingga penelitian ini tidak perlu dilanjutkan hingga Siklus II seperti yang telah direncanakan sebelumnya. Hal ini menunjukkan bahwa penelitian ini berhasil meningkatkan kemampuan membaca anak kelas B di TK Al Huffazh Payakumbuh.

79

BAB V PENUTUP

A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah di uraikan diatas dapat diambil simpulan sebagai berikut : 1. Tingginya tingkat persaingan untuk bisa memasuki lembaga pendidikan SD yang dianggap favorit, seringkali menjadikan kemampuan membaca sebagai salah satu persyaratan mutlak yang harus di penuhi oleh calon siswa. Kondisi ini membuat Taman Kanak-Kanak sebagai lembaga pendidikan sebelum SD dan orang tua berlomba-lomba untuk mengajarkan membaca kepada anak TK. 2. Walaupun kebijakan untuk melarang guru TK mengajarkan membaca kepada anak masih dianggap sebagai kebijakan yang tepat, bukan berarti kita menghambat keinginan anak untuk belajar membaca. Akan tetapi yang menjadi masalah adalah ketika banyak orang tua dan guru yang tidak memahami hakikat pertumbuhan dan perkembangan anak, sehingga seringkali pembelajaran membaca ini menjadi saat yang menegangkan dan membosankan bagi anak. 3. Pemilihan dan penerapan sebuah metode, dan penggunaan media serta alat peraga yang tepat amatlah penting dalam kegiatan belajar membaca. Untuk itu peneliti melakukan sebuah Penelitian Tindakan Kelas dengan

80

menerapakan sebuah metode membaca yang di kenal dengan Metode Mueller. 4. Metode Mueller adalah sebuah metode belajar membaca awal anak usia dini yang melandaskan metodenya kepada pendapat jean Piaget yang menyatakan bahwa kemampuan kognitif anak usia dini bergerak dari konkrit menuju abstrak, begitu juga dengan kemampuan baca tulis anak berawal dari tulisan-tulisan dan gambar yang konkrit yang sering ditemukan oleh anak di sekitarnya seperti pada mainan kesukaan, simbolsimbol pada kantong makanan, iklan, dan lain sebagainya sebagai media pembelajaran membaca anak. Kemampuan ini kemudian berkembang kearah dunia baca yang lebih luas. 5. Melalui penelitian yang peneliti lakukan di TK Al Huffazh ditemukan bahwa penerapan Metode Mueller dalam kegiatan belajar membaca awal anak usia dini di TK Al Huffazh melalui salah satu aktifitas berbahasa yaitu belajar dengan Papan tebakan, ternyata dapat meningkatkan kemampuan membaca anak kelas B di TK AL Huffazh Payakumbuh dengan hasil yang mencapai batas minimum KKM.

B. Implikasi Penerapan Metode Mueller dalam meningkatkan kemampuan membaca anak kelas B di TK Al Huffazh Payakumbuh dalam kegiatan belajar dengan Papan Tebakan,dengan memanfaatkan tulisan-tulisan dan simbol gambar yang ada disekitar anak ternyata mampu meningkatkan kemampuan membaca anak

81

kelas B di TK Al Huffazh. Dalam metode ini ada berbagai macam aktifitas berbahasa yang dapat dilakukan oleh guru dan juga anak, tanpa harus menyediakan media dan alat peraga yang mahal, karena dengan metode ini kita dapat memanfaatkan tulisan-tulisan, simbol dan gambar yang ada disekitar anak sebagai media dan alat peraga.

C. Saran Berdasarkan simpulan yang telah diperoleh dalam penelitian ini diajukan saran-saran yang membangun demi kesempurnaan penelitian tindakan kelas pada masa yang akan datang: 1. Pihak sekolah sebaiknya menyediakan media-media dan alat peraga yang dapat meningkatkan kemampuan membaca awal anak walaupun dengan hanya memanfaatkan tulisan, maupun benda-benda konkrit yang ada disekitar anak.. 2. Guru harus lebih kreatif dalam merancang kegiatan pembelajaran membaca yang disajikan dalam bentuk kegiatan belajar yang aktif dan menyenangkan, sehingga proses belajar membaca tidak menjadi proses yang membosankan bagi anak. 3. Pemilihan dan penerapan sebuah metode yang tepat dan sesuai dengan tahap perkembangan serta kebutuhan anak, sangat mempengaruhi keberhasilan sebuah proses pembelajaran hingga mencapai hasil yang optimal. Oleh karena itu guru harus mampu dan bijak dalam memilih dan

82

menerapkan sebuah metode belajar dalam suatu proses pembelajaran agar hasil yang dicapainyapun menjadi maksimal. 4. Bagi peneliti lanjutan diharapkan dapat melanjutkan penelitian tentang penerapan Metode Mueller dalam meningkatkan kemampuan membaca anak, melalui aktifitas berbahasa yang lain sehingga bisa membuktikan dengan lebih akurat bahwa penerapan Metode Mueller dalam kegiatan belajar membaca anak usia dini menunjukkan hasil yang optimal. 5. Bagi pembaca diharapkan dapat menggunakan skripsi ini sebagai sumber ilmu pengetahuan guna menambah wawasan.

83

DAFTAR PUSTAKA . Arikunto, Suharsimi. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. Aisyah, Siti. 2010. Perkembangan dan Konsep dasar Pengembangan Anak Usia Dini. Jakarta : Universitas Terbuka. Azhim,Fauzil. 2004.Membuat Anak Gila Membaca.Bandung. Mizania. Darmansyah. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Malang.BPSG. Dardjowidjojo, Soenjono.2008.Psiko Linguistik.Jakarta. Yayasan Obor Indonesia. Dhieni Nurbiana, dkk. 2008. Metode pengembangan Bahasa : Universitas Terbuka. Depdiknas. 2003.Undang-Undang Republik Indonesia No.20 Tahun 2003 tentang Sistim Pendidikan Nasional. Jakarta: Depdiknas. Hildayani, Rini dkk.2008. Psikologi Perkembangan Anak. Jakarta. Universitas Terbuka Haryadi, Moh. 2009. Statistik Pendidikan. Jakarta. Prestasi Pustaka Raya. Mueller, Stepahnie.2006. Pedoman Belajar Membaca Jilid 1 dengan Bendabenda di sekitar kita Untuk Anak Usia 3-8 tahun. Jakarta. Erlangga for Kids Mueller, Stepahnie. 2006. Pedoman Belajar Membaca Jilid 2 dengan Bendabenda di sekitar kita Untuk Anak Usia 3-8 tahun. Jakarta. Erlangga for Kids. Nurhadi,dkk. 2004. Pembelajaran Kontekstual ( Contextual Teaching and Learning/CTL) danPenerapan dalam KBK.Malang. Universitas Negeri Malang. Peraturan Menteri No.58 tahun 2009 tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini.Jakarta . Departemen Pendidikan Nasional RI. Papalia, Diana E. 2008. Psikologi Perkembangan. Jakarta. Prenada Media Grup. Purwanto, M Ngalim.2004.Psikologi Rosdakarya. Kurikulum Kemendiknas 2010. Rahim, Farida. 2006. Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar.Jakarta. Bumi Aksara. Santrock, Jhon W. 2010. Psikologi Pendidikan. Jakarta. Prenada Media Grup. Pendidikan.Bandung. PT.Remaja

84

Syaodih Sukmadinata, Nana. 2003. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung. PT. Remaja Rosdakarya. Soejanto, Agoes. 2005.Psikologi Perkembangan.Jakarta. PT.Rineka Cipta Sadiman.dkk. 2002. Media Pembelajaran. Jakarta.Gravindo Persada

Suwondo. 2004. Metode Pengembangan Kemampuan Berbahasa. Bandung. Departemen Pendidikan Nasional. Sudono, Anggani. 1995. Alat-alat Permaianan dan Sumber Belajar di Taman Kanak-kanak. Jakarta.Depdikbud. Dirjen Dikti. Proyek Pendidikan Tenaga Akademik. Sugiyono. 2006.Metode Penelitian Pendidikan.Bandung. Alfabeta Bandung.

Wiriaatmadja,Rochiati.2005. Metode Bandung.PT.Remaja Rosdakarya.

Penelitian

Tindakan

Kelas.

85

SATUAN KEGIATAN HARIAN [ S K H ] Tema Sub Tema : Telekomunikasi : Pengertian Alat Komunikasi Indikator
Mentaati peraturan yang ada ( P.6.6.2 ) Menyanyikan 10 lagu anak (S 1.5.1) Melompat di tempat (FM 2.1.1 ) Berdoa sebelum dan sesudah Melakukan kegiatan dengan lebih tertib (P.1.1.1 ) Berani memimpin teman-temannya (P.1.5.1) Berdoa sebelum / sesudah melakukan kegiatan dengan tertib ( P.1.1.1 )

Kelompok : B2 Sentra Bahasa Hari/Tanggal : Senin / 5 Desember 2011 KBM PPAI Alat / Sumber Penilaian

KEGIATAN DI HALAMAN Berbaris di halaman 15 menit Ayo suaranya yang semangat ya bunayya! Nyanyi Ayo Berkumpul Nyanyi telefon ku Game Telefon Dzikir di pagi hari Astagfirullahhati-hati ya sayang.. Rasulullah telah membiasakan Dzikir di pagi hari Buku Panduan Doa, Guru, Anak Praktek langsung Guru, Anak, Tape Demonstrasi Observasi

Iqrar Santri Ya Allah dengarkanlah persaksian kami.. KEGIATAN AWAL 15 MENIT Doa mau belajar Doa penerang hati Menambah hafalan Al Humazah 1-3 Menambah hafalan Doa : Doa sesudah bersin Menambah hafalan Hadits : Menghargai Waktu Materi hari ini Alat Komunikasi Pengertian alat Komunikasi Sholat Dhuha Membaca Kibar Alhamdulillah Allah memberikan kita lidah dan kemampuan berbicara. Siapa yang istiqomah melaksanakan sholat dhuha akan dibangunkan rumah di syorga Guru, anak Observasi tanya jawab Observasi Guru, Anak, panduan Materi Pagi Observasi Ya Allah berilah aku hati yang khusyu dalam berdoa kepada Mu Semoga Allah memberikan kita kecerdasan. Guru, Anak Juz Amma Bulu Panduan Observasi untuk kerja Observasi dan unjuk kerja

86

ISTIRAHAT 15 Menit Sarapan bersama yuk! Membersihkan diri sendiri tanpa bantuan ( P12.12.1 ) Berdoa sebelum / sesudah melakukan kegiatan dengan tertib( P.1.1. ) Mencuci tangan sebelum dan sesudah makan Doa mau / sesudah makan Adab Makan INTI 60 menit Ayo belajar dengan Papan Tebakan Melakukan 3-5 perintah secara bersama(Bhs1.1) Menyebutkan tulisan sederhana dengan simbol yang melambangkannyal (Bhs 32 ) Menyebutkan simbol-simbol huruf vokal dan konsonan dilingkungan sekitar (bhs 25) Menemukan 1 kartu yang bergambar sama dengan gambar pada papan tebakan berdasarkan ciri-ciri yang diberikan guru. Menemukan 1 kartu yang memiliki tulisan yang sama dengan tulisan yang di tunjuk guru pada Papan tebakan. Menemukan 1 kartu yang memiliki huruf vokal atau konsonan yang di tunjukkan oleh guru pada Papan Tebakan. Meletakkan kartu yang ditemukan pada tempat yang disdiakan di Papan Tebakan Ayoo..ya bunayya kalian pasti bisa..jangan lupa baca Basmallah.. Alhamdulillah aku bisa menemukan kartu yang sama. Guru dan anak Papan Tebakan Kartu Gambar, kartu tulisan, kartu huruf Observasi dan Unjuk kerja Ayo cuci tangan sayang Kalau kamu tidak baca doa Syetan ikut makan Makan dan minum dengan tangan kanan seperti yang dicontohkan Rasulullah. Menu, Air, Anak Observasi

PENUTUP 15 menit Mau mengemukakan pendapat secara sederhana ( P10.10.2 ) Berdoa sebelum dan sesudah melakukan kegiatan dengan lebih tertib.( P.1.1.1 ) Diskusi tentang kegiatan hari ini dan info untuk besok Membaca Doa Setelah Belajar, membaca Surat AlAshr, Doa Keluar Kelas, Doa Naik Kendaraan. Alhamdulillah hari ini menyenangkan . Alhamdulillah atas kemudahan yang Engkau berikan Duhai ALLAH Hati-hati di jalan ya bunayya. Semoga esok kita berjumpa lagi. Ustadzah, Anak Observasi Observasi

Diketahui Oleh,

Kepala Sekolah PG / T K. H U F F A Z H
87

Payakumbuh,5 Desember 2011 Ustadzah Kelas,

[ NURHAYANI, SEI ]

[ SRI KEMALA S.Y ]

SATUAN KEGIATAN HARIAN [ S K H ] Tema Sub Tema : Telekomunikasi : Jenis-jenis Alat Komunikasi Indikator
Mentaati peraturan yang ada ( P.6.6.2 ) Menyanyikan 10 lagu anak (S 1.5.1) Bertepuk dengan 2 pola(FM ) Berdoa sebelum dan sesudah Melakukan kegiatan dengan lebih tertib (P.1.1.1 ) Berani memimpin teman-temannya (P.1.5.1) Berdoa sebelum / sesudah melakukan kegiatan dengan tertib ( P.1.1.1 )

Kelompok : B2 Sentra Bahasa Hari/Tanggal : Sabtu/10 Desember 2011 KBM PPAI Alat / Sumber Penilaian

KEGIATAN DI HALAMAN Berbaris di halaman 15 menit Ayo suaranya yang semangat ya bunayya! Nyanyi Ayo Berkumpul Nyanyi Nama-nama Malaikat Tepuk telefonku Dzikir di pagi hari Ayo bertepuk yang keras.. Rasulullah telah membiasakan Dzikir di pagi hari Buku Panduan Doa, Guru, Anak Praktek langsung Guru, Anak, Tape Demonstrasi Observasi

Iqrar Santri Ya Allah dengarkanlah persaksian kami.. KEGIATAN AWAL 15 MENIT Doa mau belajar Doa penerang hati Menambah hafalan Al Humazah 4-6 Menambah hafalan Doa : Doa sesudah bersin Guru, Anak, panduan Materi Pagi Observasi Ya Allah berilah aku hati yang khusyu dalam berdoa kepada Mu Semoga Allah memberikan kita kecerdasan. Guru, Anak Juz Amma Bulu Panduan Observasi untuk kerja Observasi dan unjuk kerja

88

Menambah hafalan Hadits : Menghargai Waktu Materi hari ini Alat Komunikasi Jenis-jenis alat Komunikasi Sholat Dhuha Membaca Kibar ISTIRAHAT 15 Menit Sarapan bersama yuk! Membersihkan diri sendiri tanpa bantuan ( P12.12.1 ) Berdoa sebelum / sesudah melakukan kegiatan dengan tertib( P.1.1. ) Mencuci tangan sebelum dan sesudah makan Doa mau / sesudah makan Adab Makan INTI 60 menit Ayo belajar dengan Papan Tebakan Melakukan 3-5 perintah secara bersama(Bhs1.1) Menyebutkan tulisan sederhana dengan simbol yang melambangkannyal (Bhs 32 ) Menyebutkan simbol-simbol huruf vokal dan konsonan dilingkungan sekitar (bhs 25) Menemukan 3 kartu yang bergambar sama dengan gambar pada papan tebakan berdasarkan ciri-ciri yang diberikan guru. Menemukan 3 kartu yang memiliki tulisan yang sama dengan tulisan yang di tunjuk guru pada Papan tebakan. Menemukan 3 kartu yang memiliki huruf vokal atau konsonan yang di tunjukkan oleh guru pada Papan Tebakan. Meletakkan kartu yang ditemukan pada tempat yang disdiakan di Papan Tebakan Ayoo..ya bunayya kalian pasti bisa..jangan lupa baca Basmallah.. Alhamdulillah aku bisa menemukan kartu yang sama. Guru dan anak Papan Tebakan Kartu Gambar, kartu tulisan, kartu huruf Observasi dan Unjuk kerja Ayo cuci tangan sayang Kalau kamu tidak baca doa Syetan ikut makan Makan dan minum dengan tangan kanan seperti yang dicontohkan Rasulullah. Menu, Air, Anak Observasi Wah..ternyata kita bisa berkomunikasi dengan banyak cara. Siapa yang istiqomah melaksanakan sholat dhuha akan dibangunkan rumah di syorga Guru, anak Observasi tanya jawab Observasi

PENUTUP Mau mengemukakan pendapat secara sederhana ( P10.10.2 ) Diskusi tentang kegiatan hari ini dan info untuk besok Alhamdulillah hari ini menyenangkan . Ustadzah, Anak Observasi

89

Berdoa sebelum dan sesudah melakukan kegiatan dengan lebih tertib.( P.1.1.1 )

Membaca Doa Setelah Belajar, membaca Surat AlAshr, Doa Keluar Kelas, Doa Naik Kendaraan.

Alhamdulillah atas kemudahan yang Engkau berikan Duhai ALLAH Hati-hati di jalan ya bunayya. Semoga esok kita berjumpa lagi.

Observasi

Diketahui Oleh,

Kepala Sekolah PG / T K. H U F F A Z H
[ NURHAYANI, SEI ]

Payakumbuh,10 Desember 2011 Ustadzah Kelas, [ SRI KEMALA S.Y ]

SATUAN KEGIATAN HARIAN [ S K H ] Tema Sub Tema : Telekomunikasi : Alat Komunikasi Visual Indikator
Mentaati peraturan yang ada ( P.6.6.2 ) Menyanyikan 10 lagu anak (S 1.5.1) Melompat di tempat (FM 2.1.1 ) Berdoa sebelum dan sesudah Melakukan kegiatan dengan lebih tertib (P.1.1.1 ) Berani memimpin teman-temannya (P.1.5.1)

Kelompok : B2 Sentra Bahasa Hari/Tanggal : Rabu / 14 Desember 2011 KBM PPAI Alat / Sumber Penilaian

KEGIATAN DI HALAMAN Berbaris di halaman 15 menit Ayo suaranya yang semangat ya bunayya! Nyanyi Ayo Berkumpul Nyanyi telefon ku Game di halaman Dzikir di pagi hari Astagfirullahhati-hati ya sayang.. Rasulullah telah membiasakan Dzikir di pagi hari Buku Panduan Doa, Guru, Anak Praktek langsung Guru, Anak, Tape Demonstrasi Observasi

Iqrar Santri Ya Allah dengarkanlah persaksian kami..

90

KEGIATAN AWAL 15 MENIT Berdoa sebelum / sesudah melakukan kegiatan dengan tertib ( P.1.1.1 ) Doa mau belajar Doa penerang hati Menambah hafalan Al Humazah 7-9 Menambah hafalan Doa : Doa Istiqomah Mengulang hafalan Hadits : Menghargai Waktu Materi hari ini Alat Komunikasi Alat Komunikasi Visual Sholat Dhuha Membaca Kibar ISTIRAHAT 15 Menit Sarapan bersama yuk! Membersihkan diri sendiri tanpa bantuan ( P12.12.1 ) Berdoa sebelum / sesudah melakukan kegiatan dengan tertib( P.1.1. ) Mencuci tangan sebelum dan sesudah makan Doa mau / sesudah makan Adab Makan INTI 60 menit Ayo belajar dengan Papan Tebakan Melakukan 3-5 perintah secara bersama(Bhs1.1) Menyebutkan tulisan sederhana dengan simbol yang melambangkannyal (Bhs 32 ) Menyebutkan simbol-simbol huruf vokal dan konsonan dilingkungan sekitar (bhs 25) Menemukan 5 kartu yang bergambar sama dengan gambar pada papan tebakan berdasarkan ciri-ciri yang diberikan guru. Menemukan 5 kartu yang memiliki tulisan yang sama dengan tulisan yang di tunjuk guru pada Papan tebakan. Menemukan 5 kartu yang memiliki huruf vokal atau konsonan yang di tunjukkan oleh guru pada Papan Tebakan. Ayoo..ya bunayya kalian pasti bisa..jangan lupa baca Basmallah.. Alhamdulillah kamu berhasil sayang.. Guru dan anak Papan Tebakan Kartu Gambar, kartu tulisan, kartu huruf Observasi dan Unjuk kerja Ayo cuci tangan sayang Kalau kamu tidak baca doa Syetan ikut makan Makan dan minum dengan tangan kanan seperti yang dicontohkan Rasulullah. Menu, Air, Anak Observasi Majalah, buku termasuk alat komunikasi Visual lho... Siapa yang istiqomah melaksanakan sholat dhuha akan dibangunkan rumah di syorga Guru, anak, Materi Pagi Observasi tanya jawab Observasi Guru, Anak, panduan Materi Pagi Observasi Ya Allah berilah aku hati yang khusyu dalam berdoa kepada Mu Semoga Allah memberikan kita kecerdasan. Guru, Anak Juz Amma Bulu Panduan Observasi untuk kerja Observasi dan unjuk kerja

91

Meletakkan kartu yang ditemukan pada tempat yang disdiakan di Papan Tebakan

PENUTUP Mau mengemukakan pendapat secara sederhana ( P10.10.2 ) Berdoa sebelum dan sesudah melakukan kegiatan dengan lebih tertib.( P.1.1.1 ) Diskusi tentang kegiatan hari ini dan info untuk besok Membaca Doa Setelah Belajar, membaca Surat AlAshr, Doa Keluar Kelas, Doa Naik Kendaraan. Alhamdulillah hari ini menyenangkan . Alhamdulillah atas kemudahan yang Engkau berikan Duhai ALLAH Hati-hati di jalan ya bunayya. Semoga esok kita berjumpa lagi. Ustadzah, Anak Observasi Observasi

Diketahui Oleh,

Kepala Sekolah PG / T K. H U F F A Z H
[ NURHAYANI, SEI ]

Payakumbuh,14 Desember 2011 Ustadzah Kelas, [ SRI KEMALA S.Y ]

SATUAN KEGIATAN HARIAN [ S K H ] Kondisi Awal Tema Sub Tema : Pekerjaan : Macam-macam pekerjaan Indikator
Mentaati peraturan yang ada ( P.6.6.2 )

Kelompok : B2 Sentra Bahasa Hari/Tanggal : Rabu/ 30 November 2011 KBM PPAI Alat / Sumber Penilaian

KEGIATAN DI HALAMAN Berbaris di halaman 15 menit

92

Ayo suaranya yang semangat ya bunayya! Menyanyikan 10 lagu anak (S 1.5.1) Melompat di tempat (FM 2.1.1 ) Berdoa sebelum dan sesudah Melakukan kegiatan dengan lebih tertib (P.1.1.1 ) Berani memimpin teman-temannya (P.1.5.1) Berdoa sebelum / sesudah melakukan kegiatan dengan tertib ( P.1.1.1 ) Nyanyi Ayo Berkumpul Nyanyi Pak Polisi Game lapangan Dzikir di pagi hari Astagfirullahhati-hati ya sayang.. Rasulullah telah membiasakan Dzikir di pagi hari

Guru, Anak, Tape

Demonstrasi Observasi

Buku Panduan Doa, Guru, Anak

Praktek langsung

Iqrar Santri KEGIATAN AWAL 15 MENIT Doa mau belajar Doa penerang hati Pengulangan hafalan surat Al Fiil

Ya Allah dengarkanlah persaksian kami.. Ya Allah berilah aku hati yang khusyu dalam berdoa kepada Mu Semoga Allah memberikan kita kecerdasan. Alhamdulillah kamu bisa.. Guru, Anak Juz Amma Bulu Panduan Guru, Anak, panduan Materi Pagi Observasi untuk kerja Observasi dan unjuk kerja Observasi

Evaluasi hafalan Doa : Doa selesai wudhu Menambah hafalan Hadits : Keutamaan membaca Al Quran Materi hari ini Pekerjaan Macam-macam Pekerjaan Sholat Dhuha Membaca Kibar ISTIRAHAT 15 Menit Sarapan bersama yuk! Membersihkan diri sendiri tanpa bantuan ( P12.12.1 ) Berdoa sebelum / sesudah melakukan kegiatan dengan tertib( P.1.1. ) Mencuci tangan sebelum dan sesudah makan Doa mau / sesudah makan Adab Makan Ayo cuci tangan sayang Kalau kamu tidak baca doa Syetan ikut makan Makan dan minum dengan tangan kanan seperti yang dicontohkan Rasulullah. Alhamdulillah Allah memberikan kita kemampuan untuk bekerja. Siapa yang istiqomah melaksanakan sholat dhuha akan dibangunkan rumah di syorga

Guru, anak, materi pagi

Observasi tanya jawab Observasi

Menu, Air, Anak

Observasi

93

INTI 60 menit Ayo belajar dengan Papan Tebakan Melakukan 3-5 perintah secara bersama(Bhs1.1) Menyebutkan tulisan sederhana dengan simbol yang melambangkannyal (Bhs 32 ) Menyebutkan simbol-simbol huruf vokal dan konsonan dilingkungan sekitar (bhs 25) Menemukan kata-kata yang memiliki huruf yang sama.. Menemukan kartu yang memiliki huruf vokal atau konsonan yang di tunjukkan oleh guru pada Papan Tebakan. Ayoo..ya bunayya kalian pasti bisa..jangan lupa baca Basmallah.. Alhamdulillah aku bisa menemukan kartu yang sama. Guru dan anak Kartu kata. Observasi dan Unjuk kerja

PENUTUP Mau mengemukakan pendapat secara sederhana ( P10.10.2 ) Berdoa sebelum dan sesudah melakukan kegiatan dengan lebih tertib.( P.1.1.1 ) Diskusi tentang kegiatan hari ini dan info untuk besok Membaca Doa Setelah Belajar, membaca Surat AlAshr, Doa Keluar Kelas, Doa Naik Kendaraan. Alhamdulillah hari ini menyenangkan . Alhamdulillah atas kemudahan yang Engkau berikan Duhai ALLAH Hati-hati di jalan ya bunayya. Semoga esok kita berjumpa lagi. guru, Anak Observasi Observasi

Diketahui Oleh,

Kepala Sekolah PG / T K. H U F F A Z H
[ NURHAYANI, SEI ]

Payakumbuh, 30 November 2011 Ustadzah Kelas, [ SRI KEMALA S.Y ]

94

DOKUMENTASI FOTO

Gambar pada Kondisi Awal

Gambar Alat Peraga yang digunakan

95

Gambar Kegiatan pada Siklus I

96

97

Gambar Alat Peraga yang digunakan

98

Anda mungkin juga menyukai