Anda di halaman 1dari 377

Pareto dan kisah Dunia yang tak adil

motivasi, inspirasi, cerita bijak, renungan, kata-kata bijak, cerita unik yang menarik, cerita rekan kantor, kisah teladan, kisah sukses, .............. ***************************************************************

Pareto dan kisah Dunia yang tak adil

"Dunia itu tidak adil. Kita sendiri yang harus menciptakan keadilan buat diri kita sendiri, ha ha ha ", Rekan saya, Pak Asep al mukarrom, memang teman sejati saya untuk bersama-sama menertawakan dunia. "Betul itu Pak! Ungkapan Bapak itu filosofis sekali ", ujar saya mengamini kesimpulan dia. Tuhan Maha Adil. Dan dunia ini diciptakan penuh ketidakadilan. Tuhan Maha Adil bukan berarti lalu menciptakan dunia yang adil. Dunia ini memang diciptakan penuh ketidakadilan. Ada anak yang terlahir miskin. Itu realita. Walaupun dia jenius, tetap saja tidak bisa masuk sekolah unggulan yang menarik iuran mahal. Ada yang bekerja keras dengan hasil sedikit, dan ada yang bekerja santai dengan hasil yang banyak. Kata Pareto, dari lima roti yang tersedia, empat roti akan dimakan hanya oleh satu orang, sementara satu roti sisanya akan diperebutkan oleh empat orang. Selalu akan ada yang hidupnya jauh lebih nyaman daripada lainnya. Kata siapa dunia itu adil? Dunia memang tidak adil, kawan. Kalau kita meyakini Allah itu Maha Adil, kemudian Allah menciptakan lingkungan yang adil buat kita, maka kesimpulan itu salah! Allah maha berhak untuk menciptakan dunia yang penuh ketidakadilan. Allah

akan menilai kita dengan adil, yaitu bagaimana ikhtiar kita bereaksi terhadap ketidakadilan itu. Allah adil dalam menilai amal kita, dan Allah memang sengaja menciptakan dunia yang tidak adil. Jadi, dunia ini tidak adil. Sebuah buku tulisan Richard Koch berjudul The 80/20 Principle mengupas banyak tentang dunia yang tidak adil itu. Telah ditemukan bahwa pekerja dengan jabatan yang lebih tinggi justru bekerja jauh lebih mudah dan santai dengan imbalan yang jauh lebih besar. Di strata lebih bawah pekerjaan bisa lebih sulit, anehnya dengan imbalan lebih sedikit. Tentu saja buku itu (juga tulisan ini) tidak bermaksud membuat provokasi untuk unjuk rasa menggugat ketidakadilan. Buku itu mengingatkan persis seperti yang disimpulkan al mukarrom Pak Asep bahwa dunia yang sejati itu memang tidak adil. Jadi kita harus menyadari dan menerima bahwa banyak hal itu tidak adil. Negara misalnya, sering tidak adil. Lingkungan pun demikian, sering tidak adil. Bahkan sistem di kantor Anda pun sangat mungkin tidak adil. Karena memang awalnya tidak adil, lalu ketika orangorangnya berusaha membuat keadilan maka akan terjadi silang pendapat tentang seperti apa bentuk yang adil itu. Akhirnya adil yang sempurna itu memang tidak ada. Apa yang dipandang adil seseorang, bisa dipandang zalim oleh orang yang lain. Apa yang pimpinan pandang adil, bisa dipersepsi tidak adil oleh bawahannya. Mari kita terima saja bahwa dunia ini tidak adil. Jangan terlena oleh buaian penghibur yang mengatakan dunia ini adil. Kita terima saja kenyataan bahwa orang baik sering kalah, orang jahat sering menang. Kita terima saja bahwa kerja keras tidak berkorelasi positif dengan penghasilan. Juga kita terima saja bahwa orang yang baik pun belum tentu mendapat pasangan yang sama baiknya. Dan Pak Asep al mukarrom benar. Kita sendirilah yang harus menciptakan keadilan buat kita sendiri. Tuhan Yang Maha Adil sungguh telah membekali diri kita dengan `potensi keadilan' untuk mengarungi dunia yang tidak adil. Mula-mula berusahalah untuk adil buat diri kita sendiri. Kalau bekerja, ya boleh-boleh saja kerja keras, tapi bila senja telah tiba, ingatlah untuk segera pulang karena keluarga menunggu di rumah. Itu adil buat kita, juga adil buat keluarga kita. Bila tugas kantor

menumpuk, ambil jeda untuk istirahat dan olahraga ringan, karena itulah yang adil buat tubuh kita. Bila sistem kerja di kantor belum bisa mencapai bentuk yang ideal (dimana keadilan terjadi dengan merata), maka kitalah yang harus cerdik memutar otak agar masih bisa berlaku adil minimal buat diri kita sendiri. Yang harus kita andalkan bukan sekedar kecerdasan emosi (tekun bekerja keras) dan kecerdasan spiritual (bersabar dan bersyukur), tapi juga kecerdasan power (menjadi cerdik dengan worksmart). Mula-mulanya kita ciptakan keadilan buat diri kita sendiri. Setelah itu kita ciptakan keadilan buat keluarga kita. Lalu kantor kita. Lalu orang-orang yang lebih jauh dari kita. Lalu seluruh umat manusia dan alam semesta. Tuhan Yang Maha Adil sengaja telah menciptakan dunia ini penuh dengan ketidakadilan. "Dunia itu tidak adil. Kita sendiri yang harus menciptakan keadilan buat diri kita sendiri, ha ha ha ", Pak Asep al-mukarrom dan saya tertawa bersama-sama. Getir dan panjang. (From K.Ummah)

Maafkan salahku, Ibu....

Maafkan salahku, Ibu.... Hukum kekekalan energi dan semua agama menjelaskan bahwa apa pun yang kita lakukan pasti akan dibalas sempurna kepada kita. Apabila kita melakukan energi positif atau kebaikan maka kita akan mendapat balasan berupa kebaikan pula. Begitu pula bila kita melakukan energi negatif atau keburukan maka kitapun akan mendapat balasan berupa keburukan pula. Kali ini izinkan saya menceritakan sebuah pengalaman pribadi yang terjadi pada 2003. Pada September-Oktober 2003 isteri saya terbaring di salah satu rumah sakit di Jakarta . Sudah tiga pekan para dokter belum mampu mendeteksi penyakit yang diidapnya. Dia sedang hamil 8 bulan. Panasnya sangat tinggi. Bahkan sudah satu pekan isteri saya telah terbujur di ruang ICU. Sekujur tubuhnya ditempeli kabel-kabel yang tersambung ke sebuah layar monitor.

Suatu pagi saya dipanggil oleh dokter yang merawat isteri saya. Dokter berkata, "Pak Jamil, kami mohon izin untuk mengganti obat ibu". Saya pun menjawab "Mengapa dokter meminta izin saya? Bukankan setiap pagi saya membeli berbagai macam obat di apotek dokter tidak meminta izin saya" Dokter itu menjawab "Karena obat yang ini mahal Pak Jamil." "Memang harganya berapa dok?" Tanya saya. Dokter itu dengan mantap menjawab "Dua belas juta rupiah sekali suntik." "Haahh 12 juta rupiah Dok, lantas sehari berapa kali suntik, dok?" Dokter itu menjawab, "Sehari tiga kali suntik pak Jamil." Setelah menarik napas panjang saya berkata, "Berarti satu hari tiga puluh enam juta, Dok?" Saat itu butiran air bening mengalir di pipi. Dengan suara bergetar saya berkata, "Dokter tolong usahakan sekali lagi mencari penyakit isteriku, sementara saya akan berdoa kepada Yang Maha Kuasa agar penyakit istri saya segera ditemukan." "Pak Jamil kami sudah berusaha semampu kami bahkan kami telah meminta bantuan berbagai laboratorium dan penyakit istri Bapak tidak bisa kami deteksi secara tepat, kami harus sangat hati-hati memberi obat karena istri Bapak juga sedang hamil 8 bulan, baiklah kami akan coba satu kali lagi tapi kalau tidak ditemukan kami harus mengganti obatnya, Ppak." jawab dokter. Setelah percakapan itu usai, saya pergi menuju mushola kecil dekat ruang ICU. Saya melakukan sembahyang dan saya berdoa, "Ya Allah Ya Tuhanku... aku mengerti bahwa Engkau pasti akan menguji semua hambaMu, akupun mengerti bahwa setiap kebaikan yang aku lakukan pasti akan Engkau balas dan akupun mengerti bahwa setiap keburukan yang pernah aku lakukan juga akan Engkau balas. Ya Tuhanku... gerangan keburukan apa yang pernah aku lakukan sehingga Engkau uji aku dengan sakit isteriku yang berkepanjangan, tabunganku telah terkuras, tenaga dan pikiranku begitu lelah. Berikan aku petunjuk Ya Tuhanku. Engkau Maha Tahu bahkan Engkau mengetahui setiap guratan urat di leher nyamuk. Dan Engkaupun mengetahui hal yang kecil dari itu. Aku pasrah kepada Mu Ya Tuhanku. Sembuhkanlah istriku. Bagimu amat mudah menyembuhkan istriku, semudah Engkau mengatur milyaran planet di jagat raya ini."

Ketika saya sedang berdoa itu tiba-tiba terbersit dalam ingatan akan kejadian puluhan tahun yang lalu. Ketika itu, saya hidup dalam keluarga yang miskin papa. Sudah tiga bulan saya belum membayar biaya sekolah yang hanya Rp. 25 per bulan. Akhirnya saya memberanikan diri mencuri uang ibu saya yang hanya Rp. 125. Saya ambil uang itu, Rp 75 saya gunakan untuk mebayar SPP, sisanya saya gunakan untuk jajan. Ketika ibu saya tahu bahwa uangnya hilang ia menangis sambil terbata berkata, "Pokoknya yang ngambil uangku kualat... yang ngambil uangku kualat..." Uang itu sebenarnya akan digunakan membayar hutang oleh ibuku. Melihat hal itu saya hanya terdiam dan tak berani mengaku bahwa sayalah yang mengambil uang itu. Usai berdoa saya merenung, "Jangan-jangan inilah hukum alam dan ketentuan Yang Maha Kuasa bahwa bila saya berbuat keburukan maka saya akan memperoleh keburukan. Dan keburukan yang saya terima adalah penyakit isteri saya ini karena saya pernah menyakiti ibu saya dengan mengambil uang yang ia miliki itu." Setelah menarik nafas panjang saya tekan nomor telepon rumah dimana ibu saya ada di rumah menemani tiga buah hati saya. Setelah salam dan menanyakan kondisi anak-anak di rumah, maka saya bertanya kepada ibu saya "Bu, apakah ibu ingat ketika ibu kehilangan uang sebayak seratus dua puluh lima rupiah beberapa puluh tahun yang lalu?" "Sampai kapanpun ibu ingat Mil. Kualat yang ngambil duit itu Mil, duit itu sangat ibu perlukan untuk membayar hutang, kok ya tegateganya ada yang ngambil," jawab ibu saya dari balik telepon. Mendengar jawaban itu saya menutup mata perlahan, butiran air mata mengalir di pipi. Sambil terbata saya berkata, "Ibu, maafkan saya... yang ngambil uang itu saya, bu... saya minta maaf sama ibu. Saya minta maaaaf... saat nanti ketemu saya akan sungkem sama ibu, saya jahat telah tega sama ibu." Suasana hening sejenak. Tidak berapa lama kemudian dari balik telepon saya dengar ibu saya berkata: "Ya Tuhan, pernyataanku aku cabut, yang ngambil uangku tidak kualat, aku maafkan dia. Ternyata yang ngambil adalah anak laki-lakiku. Jamil kamu nggak usah pikirin dan doakan saja isterimu agar cepat sembuh." Setelah memastikan bahwa ibu saya telah memaafkan saya, maka saya akhiri percakapan dengan memohon doa darinya. Kurang lebih pukul 12.45 saya dipanggil dokter, setibanya di ruangan sambil mengulurkan tangan kepada saya sang dokter berkata "Selamat

pak, penyakit isteri bapak sudah ditemukan, infeksi pankreas. Ibu telah kami obati dan panasnya telah turun, setelah ini kami akan operasi untuk mengeluarkan bayi dari perut ibu." Bulu kuduk saya merinding mendengarnya, sambil menjabat erat tangan sang dokter saya berkata. "Terima kasih dokter, semoga Tuhan membalas semua kebaikan dokter." Saya meninggalkan ruangan dokter itu.... dengan berbisik pada diri sendiri "Ibu, I miss you so much." Dikutip dari Jamil Azzaini, Senior Trainer dan penulis buku Kubik Leadership: Solusi Esensial Meraih Sukses dan Kemuliaan Hidup. Redaksi mengucapkan terimakasih kepada Sdr Iwan Rachman yang telah mengirimkan inspirasi ini melalui e-mail (suaramerdeka). *************************************************************** Tahukah Anda.

Mungkin bayi asal Inggris ini memiliki nama terpanjang di dunia dan paling sulit diingat. Simak saja nama bayi ini: Autumn Sullivan Corbett Fitzsimmons Jeffries Hart Burns Johnson Willard Dempsey Tunney Schmeling Sharkey Carnera Baer Braddock Louis Charles Walcott Marciano Patterson Johansson Liston Clay Frazier Foreman Brown. Bayi ini memiliki satu nama depan, 25 nama tengah, dan satu nama keluarga. Kedua puluh lima nama tengah semuanya diambil dari namanama petinju top di dunia. "Semua itu muncul karena ayah dan ibu terobsesi pada tinju dan selera humornya sedikit gila," kata ibu bayi tersebut, Maria, kepada Express and Star dan dikutip AFP (kompas)

Berhentilah Jadi Gelas

Berhentilah Jadi Gelas Seorang guru sufi mendatangi seorang muridnya ketika wajahnya

belakangan ini selalu tampak murung. "Kenapa kau selalu murung, nak? Bukankah banyak hal yang indah di dunia ini? Ke mana perginya wajah bersyukurmu?" sang Guru bertanya. "Guru, belakangan ini hidup saya penuh masalah. Sulit bagi saya untuk tersenyum. Masalah datang seperti tak ada habis-habisnya," jawab sang murid muda. Sang Guru terkekeh. "Nak, ambil segelas air dan dua genggam garam. Bawalah kemari. Biar kuperbaiki suasana hatimu itu." Si murid pun beranjak pelan tanpa semangat. Ia laksanakan permintaan gurunya itu, lalu kembali lagi membawa gelas dan garam sebagaimana yang diminta. "Coba ambil segenggam garam, dan masukkan ke segelas air itu," kata Sang Guru. "Setelah itu coba kau minum airnya sedikit." Si murid pun melakukannya. Wajahnya kini meringis karena meminum air asin. "Bagaimana rasanya?" tanya Sang Guru. "Asin, dan perutku jadi mual," jawab si murid dengan wajah yang masih meringis. Sang Guru terkekeh-kekeh melihat wajah muridnya yang meringis keasinan. "Sekarang kau ikut aku." Sang Guru membawa muridnya ke danau di dekat tempat mereka. "Ambil garam yang tersisa, dan tebarkan ke danau." Si murid menebarkan segenggam garam yang tersisa ke danau, tanpa bicara. Rasa asin di mulutnya belum hilang. Ia ingin meludahkan rasa asin dari mulutnya, tapi tak dilakukannya. Rasanya tak sopan meludah di hadapan mursyid, begitu pikirnya. "Sekarang, coba kau minum air danau itu," kata Sang Guru sambil mencari batu yang cukup datar untuk didudukinya, tepat di pinggir danau. Si murid menangkupkan kedua tangannya, mengambil air danau, dan membawanya ke mulutnya lalu meneguknya. Ketika air danau yang dingin dan segar mengalir di tenggorokannya, Sang Guru bertanya kepadanya, "Bagaimana rasanya?" "Segar, segar sekali," kata si murid sambil mengelap bibirnya dengan

punggung tangannya. Tentu saja, danau ini berasal dari aliran sumber air di atas sana. Dan airnya mengalir menjadi sungai kecil di bawah. Dan sudah pasti, air danau ini juga menghilangkan rasa asin yang tersisa di mulutnya. "Terasakah rasa garam yang kau tebarkan tadi?" "Tidak sama sekali," kata si murid sambil mengambil air dan meminumnya lagi. Sang Guru hanya tersenyum memperhatikannya, membiarkan muridnya itu meminum air danau sampai puas. "Nak," kata Sang Guru setelah muridnya selesai minum. "Segala masalah dalam hidup itu seperti segenggam garam. Tidak kurang, tidak lebih. Hanya segenggam garam. Banyaknya masalah dan penderitaan yang harus kau alami sepanjang kehidupanmu itu sudah dikadar oleh Allah, sesuai untuk dirimu. Jumlahnya tetap, segitu-segitu saja, tidak berkurang dan tidak bertambah. Setiap manusia yang lahir ke dunia ini pun demikian. Tidak ada satu pun manusia, walaupun dia seorang Nabi, yang bebas dari penderitaan dan masalah." Si murid terdiam, mendengarkan. "Tapi Nak, rasa `asin' dari penderitaan yang dialami itu sangat tergantung dari besarnya 'qalbu'(hati) yang menampungnya. Jadi Nak, supaya tidak merasa menderita, berhentilah jadi gelas. Jadikan qalbu dalam dadamu itu jadi sebesar danau." (From : Suluk - Blogsome)

Sebuah kisah yg Indah..

motivasi, inspirasi, cerita bijak, renungan, kata-kata bijak, cerita unik yang menarik, cerita rekan kantor, kisah teladan, kisah sukses, .............. *************************************************************** Jerry adalah seorang manager restoran di Amerika. Dia selalu dalam semangat yang baik dan selalu punya hal positif untuk dikatakan. Jika seseorang bertanya kepadanya tentang apa yang sedang dia kerjakan, dia akan selalu menjawab, " Jika aku dapat yang lebih baik, aku lebih suka menjadi orang kembar!" Banyak pelayan di restorannya keluar jika Jerry pindah kerja, sehingga mereka dapat tetap mengikutinya dari satu restoran ke restoran yang lain. Alasan

mengapa para pelayan restoran tersebut keluar mengikuti Jerry adalah karena sikapnya. Jerry adalah seorang motivator alami. jika karyawannya sedang mengalami hari yang buruk, dia selalu ada di sana, memberitahu karyawan tersebut bagaimana melihat sisi positif dari situasi yang tengah dialamai. Melihat gaya tersebut benar-benar membuat aku penasaran, jadi suatu hari aku temui Jerry dan bertanya padanya, "Aku tidak mengerti! Tidak mungkin seseorang menjadi orang yang berpikiran positif sepanjang waktu. Bagaimana kamu dapat melakukannya?" Jerry menjawab, "Tiap pagi aku bangun dan berkata pada diriku, aku punya dua pilihan hari ini. Aku dapat memilih untuk ada di dalam suasana yang baik atau memilih dalam suasana yang jelek. Aku selalu memilih dalam suasana yang baik. Tiap kali sesuatu terjadi, aku dapat memilih untuk menjadi korban atau aku belajar dari kejadian itu. Aku selalu memilih belajar dari hal itu. Setiap ada sesorang menyampaikan keluhan, aku dapat memilih untuk menerima keluhan mereka atau aku dapat mengambil sisi positifnya.. Aku selalu memilih sisi positifnya." "Tetapi tidak selalu semudah itu," protesku. "Ya, memang begitu," kata Jerry, "Hidup adalah sebuah pilihan. Saat kamu membuang seluruh masalah, setiap keadaan adalah sebuah pilihan. Kamu memilih bagaimana bereaksi terhadap semua keadaan. Kamu memilih bagaimana orang-orang disekelilingmu terpengaruh oleh keadaanmu. Kamu memilih untuk ada dalam keadaan yang baik atau buruk. Itu adalah pilihanmu, bagaimana kamu hidup." Beberapa tahun kemudian, aku dengar Jerry mengalami musibah yang tak pernah terpikirkan terjadi dalam bisnis restoran: membiarkan pintu belakang tidak terkunci pada suatu pagi dan dirampok oleh tiga orang bersenjata. Saat mencoba membuka brankas, tangannya gemetaran karena gugup dan salah memutar nomor kombinasi. Para perampok panik dan menembaknya. Untungnya, Jerry cepat ditemukan dan segera dibawa ke rumah sakit. Setelah menjalani operasi selama 18 jam dan seminggu perawatan intensif, Jerry dapat meninggalkan rumah sakit dengan beberapa bagian peluru masih berada di dalam tubuhnya. Aku melihat Jerry enam bulan setelah musibah tersebut. Saat aku tanya Jerry bagaimana keadaannya, dia menjawab, "Jika aku dapat yang lebih baik, aku lebih suka menjadi orang kembar. Mau melihat bekas luka-lukaku?" Aku menunduk untuk melihat luka-lukanya, tetapi aku masih juga bertanya apa yang dia pikirkan saat terjadinya perampokan. "Hal pertama yang terlintas dalam pikiranku adalah bahwa aku harus mengunci pintu belakang," jawab Jerry. "Kemudian setelah mereka menembak dan aku

tergeletak di lantai, aku ingat bahwa aku punya dua pilihan: aku dapat memilih untuk hidup atau mati. Aku memilih untuk hidup." "Apakah kamu tidak takut?" tanyaku. Jerry melanjutkan, " Para ahli medisnya hebat. Mereka terus berkata bahwa aku akan sembuh. Tapi saat mereka mendorongku ke ruang gawat darurat dan melihat ekspresi wajah para dokter dan suster aku jadi takut. Mata mereka berkata 'Orang ini akan mati'. Aku tahu aku harus mengambil tindakan." "Apa yang kamu lakukan?" tanya saya. "Disana ada suster gemuk yang bertanya padaku," kata Jerry. "Dia bertanya apakah aku punya alergi. 'Ya' jawabku.. Para dokter dan suster berhenti bekerja dan mereka menunggu jawabanku. Aku menarik nafas dalam-dalam dan berteriak, 'Peluru!' Ditengah tertawa mereka aku katakan, ' Aku memilih untuk hidup. Tolong aku dioperasi sebagai orang hidup, bukan orang mati'." Jerry dapat hidup karena keahlian para dokter, tetapi juga karena sikapnya hidupnya yang mengagumkan. Aku belajar dari dia bahwa tiap hari kamu dapat memilih apakah kamu akan menikmati hidupmu atau membencinya. Satu hal yang benar-benar milikmu yang tidak bisa dikontrol oleh orang lain adalah sikap hidupmu, sehingga jika kamu bisa mengendalikannya dan segala hal dalam hidup akan jadi lebih mudah. Sekarang kamu punya dua pilihan: 1. Kamu dapat menutup mail ini, atau 2. Kamu meneruskannya ke seseorang yang kamu kasihi. Aku berharap kamu memilih #2, karena aku telah melakukannya.

Orang Brengsek Guru Sejati

Orang Brengsek Guru Sejati (Gde Prama) Entah apa dan di mana menariknya, Bank Indonesia amat senang mengundang saya untuk menyampaikan presentasi dengan judul Dealing With Difficult People. Yang jelas, ada ratusan staf bank sentral ini yang demikian tertarik dan tekunnya mendengar ocehan saya. Motifnya, apa lagi kalau bukan dengan niat untuk sesegera mungkin jauh dan bebas dari manusia-manusia sulit seperti keras kepala,

suka menghina, menang sendiri, tidak mau kerja sama dll. Di awal presentasi, hampir semua orang bernafsu sekali untuk membuat manusia sulit jadi baik. Dalam satu hal jelas, mereka yang datang menemui saya menganggap dirinya bukan manusia sulit, dan orang lain di luar sana sebagian adalah manusia sulit. Namun, begitu mereka saya minta berdiskusi di antara mereka sendiri untuk memecahkan persoalan kontroversial, tidak sedikit yang memamerkan perilaku-perilaku manusia sulit. Bila saya tunjukkan perilaku mereka - seperti keras kepala, menang sendiri, dll ? Dan kemudian saya tanya apakah itu termasuk perilaku manusia sulit, sebagian dari mereka hanya tersenyum kecut. Bertolak dari sinilah, maka sering saya menganjurkan untuk membersihkan kaca mata terlebih dahulu, sebelum melihat orang lain. Dalam banyak kasus, karena kita tidak sadar dengan kotornya kaca mata maka orangpun kelihatan kotor. Dengan kata lain, sebelum menyebut orang lain sulit, yakinlah kalau bukan Anda sendiri yang sulit. Karena Anda amat keras kepala, maka orang berbeda pendapat sedikitpun jadi sulit. Karena Anda amat mudah tersinggung, maka orang yang tersenyum sedikit saja sudah membuat Anda jadi kesal. Nah, pembicaraan mengenai manusia sulit hanya boleh dibicarakan dalam keadaan kaca mata bersih dan bening. Setelah itu, saya ingin mengajak Anda masuk ke dalam sebuah pemahaman tentang manusia sulit. Dengan meyakini bahwa setiap orang yang kita temui dalam hidup adalah guru kehidupan, maka guru terbaik kita sebenarnya adalah manusia-manusia super sulit. Terutama karena beberapa alasan. Pertama, manusia super sulit sedang mengajari kita dengan menunjukkan betapa menjengkelkannya mereka. Bayangkan, ketika orang-orang ramai menyatukan pendapat, ia mau menang sendiri.Tatkala orang belajar melihat dari segi positif, ia malah mencaci dan menghina orang lain. Semakin sering kita bertemu orang-orang seperti ini, sebenarnya kita sedang semakin diingatkan untuk tidak berperilaku sejelek dan sebrengsek itu. Saya berterimakasih sekali ke puteri Ibu kost saya yang amat kasar dan suka menghina dulu. Sebab, dari sana saya pernah berjanji untuk tidak mengizinkan putera-puteri saya sekasar dia kelak. Sekarang, bayangan tentang anak kecil yang kasar dan suka menghina, menjadi inspirasi yang amat membantu pendidikan anak-anak di rumah. Sebab, saya pernah

merasakan sendiri betapa sakit hati dan tidak enaknya dihina anak kecil. Kedua, manusia super sulit adalah sparring partner dalam membuat kita jadi orang sabar. Sebagaimana sering saya ceritakan, badan dan jiwa ini seperti karet. Pertama ditarik melawan,namun begitu sering ditarik maka ia akan longgar juga. Dengan demikian, semakin sering kita dibuat panas kepala, mengurut-urut dada, atau menarik nafas panjang oleh manusia super sulit, itu berarti kita sedang menarik karet ini (baca : tubuh dan jiwa ini) menjadi lebih longgar (sabar). Saya pernah mengajar sekumpulan anak-anak muda yang tidak saja amat pintar, namun juga amat rajin mengkritik. Setiap di depan kelas saya diuji,dimaki bahkan kadang dihujat. Awalnya memang membuat tubuh ini susah tidur. Tetapi lama kelamaan, tubuh ini jadi kebal. Seorang anggota keluarga yang mengenal latar belakang masa kecil saya, pernah heran dengan cara saya menangani hujatan-hujatan orang lain. Dan gurunya ya itu tadi, manusia-manusia pintar tukang hujat di atas. Ketiga, manusia super sulit sering mendidik kita jadi pemimpin jempolan. Semakin sering dan semakin banyak kita memimpin dan dipimpin manusia sulit, ia akan menjadi Universitas Kesulitan yang mengagumkan daya kontribusinya. Saya tidak mengecilkan peran sekolah bisnis, tetapi pengalaman memimpin dan dipimpin oleh manusia sulit, sudah terbukti membuat banyak sekali orang menjadi pemimpin jempolan. Rekan saya menjadi jauh lebih asertif setelah dipimpin lama oleh purnawirawan jendral yang amat keras dan diktator. Keempat, disadari maupun tidak manusia sulit sedang memproduksi kita menjadi orang dewasa. Lihat saja, berhadapan dengan tukang hina tentu saja kita memaksa diri untuk tidak menghina balik. Bertemu dengan orang yang berhobi menjelekkan orang lain tentu membuat kita berefleksi, betapa tidak enaknya dihina orang lain. Kelima, dengan sedikit rasa dendam yang positif, manusia super sulit sebenarnya sedang membuat kita jadi hebat. Dimasa kecil,saya termasuk orang yang dibesarkan oleh penghina-penghina saya. Sebab, hinaan mereka membuat saya lari kencang dalam belajar dan berusaha. Dan kemudian, kalau ada kesempatan saya bantu orang-orang yang menghina tadi. Dan betapa besar dan hebatnya diri ini rasanya, kalau berhasil membantu orang yangtadinya menghina kita. Terakhir dan yang paling penting, manusia super sulit sebenarnya menunjukkan jalan ke surga, serta mendoakan kita masuk surga. Pasalnya, kalau kita berhasil membalas hinaan dengan senyuman, batu dengan bunga, bau busuk dengan bau harum, bukankah kemungkinan masuk surga menjadi lebih tinggi ?.

Taman Tempat Memendam Rindu

Taman Tempat Memendam Rindu

Oleh Gede Prama SETIAP kali ada pergeseran musim, terutama dari musim kemarau ke musim hujan, mendadak sontak ada kegembiraan yang muncul. Setiap mata yang dibekali kejernihan, setiap telinga yang bersahabat dengan kepekaan, setiap rasa yang sering bersahabat dengan getaran-getaran semesta, melihat munculnya kegembiraan ketika musim hujan datang. Kegembiraan ini memang tidak disertai oleh tepuk tangan, tidak diikuti suara musik, apalagi pemberian piala. Sekali lagi, hampir tidak ada hiruk pikuk di sana. Yang ada hanyalah ungkapan-ungkapan kegembiraan sebagai cermin rasa syukur yang mendalam. Perhatikan pohon apa saja. Lengkap dengan akar, batang, daun, bunga sampai dengan buah. Wajahnya berbeda ketika musim hujan datang. Bahkan dibandingkan dengan pohon yang disiram tangan manusia tiga kali sehari pun, berbeda penampakannya. Tidak saja daun dan bunganya yang bertambah banyak, melainkan kualitas ekspresi daun dan bunganya juga berbeda. Tidak saja akar yang memeluk tanah yang tampak gembira, bahkan tanah tempat banyak sekali hal berasal juga seperti menampakkan wajah-wajah gembira. Sehingga dalam totalitas, ketika musim hujan tiba, seperti ada yang bersuara di taman sana. Ada yang menyebutnya suara rindu, ada yang mengiranya sebagai ungkapan rasa syukur, ada yang mengatakan kalau itu sebentuk perayaan. Entahlah, yang jelas alam yang berumur jauh lebih panjang dari manusia sebenarnya menghadirkan makna jauh lebih banyak dari sekadar alasan keberadaan fisik manusia. Memang benar, hampir semua input kehidupan manusia datang dari alam. Makanan, minuman, dan bahkan pemikiran manusia pun sebagian lebih berasal atau terinspirasi dari alam. Disinari cahaya-cahaya pemahaman seperti ini, ada sahabat yang berbisik: alam ada lebih dari sekadar alasan phisical survival. Alam juga menjadi petunjuk jalan yang meyakinan ketika manusia mau pulang. Tersentak oleh bisikan sahabat kejernihan terakhir, ada sepasang mata yang mencermati, bagian mana dari alam yang bisa menjadi petunjuk jalan manusia untuk pulang. Pohonkah, batukah, tanahkah, langitkah, matahari, atau malah binatang. Karena semuanya memiliki bahasa yang berbeda dengan manusia, tentu saja semuanya tidak bisa memberi jawaban dalam bahasa

manusia. Sebagian lebih dari jejaring semesta bahkan hanya mengenal bahasa hening dan diam tanpa penghakiman. Seperti mau berbisik: hening dan diam tanpa penghakiman itulah jalan-jalan menghantar manusia pulang. Ikhlas Sebutlah guru kejernihan yang bernama pohon. Ia tidak pernah berhenti berjalan dengan sebuah bahasa: ikhlas! Hujan datang, musim kering yang panas, tanah yang subur, tanah yang kerontang, bahkan di depan manusia yang mau menghabisi, atau bahkan di depan kematian pun modalnya sama: ikhlas! Bunga juga serupa. Begitu tugasnya menebar bau wangi selesai, ia layu kemudian jatuh ke tanah untuk melakukan tugas berikutnya sebagai pupuk. Air apalagi. Sejauh apa pun jalan yang harus ia tempuh, tugasnya berjalan tetap ia lakukan sepenuh hati. Lebih-lebih tanah yang kerap disebut Ibu Pertiwi. Ia hanya mengenal sebuah bahasa: memberi. Tidak ada protes tentang hasil di sana, wacana, apalagi perlawanan. Yang ada hanyalah ketekunan melakukan semua tugas-tugas kehidupan. Sekali lagi seperti mau berbisik, lakukan tugas-tugas kehidupan dengan tekun. Biarkan hasilnya ditentukan sepenuhnya oleh yang punya hidup. Taman Kehidupan Ini soal taman di pekarangan rumah, sebenarnya ada taman yang lebih besar dan megah: kehidupan. Serupa dengan taman sebenarnya, kehidupan juga mengenal perubahan dan perayaan. Perubahannya tidak perlu diceritakan karena sudah terlalu jelas. Namun perayaannya, inilah bedanya dengan taman. Taman melakukan perayaan hampir setiap hari di setiap perubahan. Taman kehidupan manusia baru ada perayaan kalau perubahan 'sesuai' dengan kriteriakriteria di kepala. Taman tidak mengenal kompetisi, baik untuk alasan pertumbuhan ataupun alasan lain. Tidak ada satu pun batang pohon yang sikut menyikut di taman. Sedangkan taman kehidupan memerlukan kompetisi. Terutama karena alasan pertumbuhan. Seolah-olah tanpa kompetisi pasti tidak ada pertumbuhan. Belajar dari taman kehidupan yang sudah mulai demikian panas dan sumpeknya oleh perang, konflik, permusuhan, dan perceraian. Ada sahabat-sahabat di pojokan tertentu taman kehidupan berfikir lain: in the garden of mystics, there is no I, she or he. There is only we and us. Seeing our selves as islands is the cause of our inability to find the fullest experience of life. Setidaknya itu yang ditulis Wayne W. Dyer dalam Wisdom of The Ages.

Di taman kehidupan, memang tidak ada pulau. Yang ada hanyalah jejaring kebersatuan yang saling kait-mengait. Siapa saja yang mendirikan pulau 'saya' di sana, ia pasti mengalami kesulitan untuk mengalami hidup yang penuh. Persis seperti setetes air. Setetes air memang bisa melakukan hal yang teramat sedikit. Jangankan menghanyutkan sesuatu, mengobati rasa haus pun jauh dari cukup. Cuma, ketika setetes air tadi bersatu dengan samudera, ia memiliki kekuatan yang amat dahsyat. Hal yang sama terjadi dalam setiap kehidupan yang menjadi satu dengan kebersatuan. Ia sedahsyat samudera! Dalam keadaan demikian, bisa dimaklumi kalau ada yang menyebut taman kehidupan dengan sebutan taman tempat memendam rindu. Rindunya setetes air bersatu dengan samudera. Dalam bahasa Wayne W. Dyer: the single quality that defines mysticism is the idea of oneness. Ada sahabat yang pernah datang ke taman tempat memendam rindu?

Pesan untuk Para Suami

Pesan untuk Para Suami

Bila ada surga di dunia itu adalah rumah tangga yang bahagia, rumah tangga yang penuh dengan rasa sakinah, mawaddah dan rahmah. Dan bila ada neraka di dunia itu adalah rumah tangga yang hancur, suami istri saling menyalahkan, curiga, tidak saling mencintai dan jauh dari rasa sakinah mawaddah dan rahmah. Saya awali pesan ini dengan menggambarkan kedua hal di atas. Dengan menikah Anda tidak saja mendapatkan seorang istri, tetapi Anda mendapatkan seluruh dunia. Sebagaimana kita ingat Nabi kita bersabda bahwa sebaik-baiknya perhiasan dunia adalah istri sholihah. Yang akan menjadikan rumah kita bak surga. Sejak pernikahan ini, mulai saat ini sampai akhir hayat Anda insya Allah, istri Anda akan menjadi mitra, patner dan sabahat terbaik.Dengan dialah, Anda berbagi berbagai kejadian, melewatkan hari dan tahun bersama. Dengannya lah Anda berbagi suka, duka, impian, harapan dan juga kecemasan. Ketika Anda sakit, dialah yang akan merawat, ketika Anda memerlukan pertolongan dia akan mengupayakan semua yang dia bisa lakukan bagimu. Ketika Anda berbagi rahasia padanya, dia akan menjaga rahasia itu dengan amanah; ketika Anda perlu nasehat, dia akan memberikan nasehat yang terbaik. Dan dia akan selalu bersamamu.

Ketika terbangun di pagi hari, yang pertama mata Anda lihat adalah dia. Dia akan selalu bersamamu, dan jika pada suatu waktu dia tidak ada di sisimu, maka secara emosi dia ada bersamamu. Dia memikirkan, berdoa untuk kebaikanmu dengan sepenuh hati, dan Anda ada dalam pikiran, doa dan hatinya. Ketika Anda tidur di malam hari, terakhir yang Anda lihat adalah dia; dan ketika Anda bermimpi, anda akan melihatnya dalam mimpimu. Kamulah dunianya dan dialah duniamu. *** Hubungan antara seorang suami istri merupakan hubungan yang sangat penuh dengan hal yang mengagumkan. Tidak mudah digambarkan dengan kata-kata, betapa rasa cinta, kasih sayang, keintiman, kedamaian serta kesejukan yang ada mengisi hati kedua pasangan manusia. Penjelasan rasional adalah bahwa semua inilah anugerah dari Allah, dan semua itulah kehendak Allah. Dengan semua kuasa dan kehendakNya, Dialah yang menciptakan dan membuat perasaan ini hadir di hati pasangan suami istri. Tuhan mengingatkan kepada manusia yang mencari keberadaanNya bahwa salahsatu tanda-tanda kekuasaanNya adalah Dia menjadikan rasa kasih dan sayang. Tetapi hati manusia bukanlah sesuatu yang statis, tetapi sangat dinamis. Perasaan dapat berubah setiap waktu. Dan cinta pun dapat terbang dan hilang.Ikatan pernikahan pun bisa menjadi lemah bila tidak dijaga dengan baik dan kebahagian di dalam rumah tangga pun tidak bisa dijamin akan berlangsung terus. Perlu usaha dari kedua belah pihak suami istri untuk saling menjaga keberlangsungan cinta dan kasih mereka. Ibarat sebuah pohon, tanahnya perludirawat, dijaga dan dipupuk. *** Oleh karenanya, inilah sedikit pesan dari saya bagi Anda para suami; Di dunia kita, kita hidup di kehidupan yang sibuk dan melelahkan di kelilingi oleh berbagai macam schedule dan deadline. Bagi pasangan, ini artinya kemungkinan Anda tidak bisa meluangkan waktu bersama-sama dan berada sendiri di tengah-tengah kesibukan kerja dan komitmen tugas. Anda jangan membiarkan hal ini terjadi terus menerus. Cobalah sesekali Anda luangkan waktu untuk melakukan kegiatan secara periodik dengan istri Anda. Keluar dengan istri sesering mungkin, lakukan aktivitas bersama, mengunjungi teman bersama, piknik bersama atau sekedar berbelanja di mall bersama.

Selalu jaga romantika dalam hubungan Anda. Kehidupan modern hampir mengubah kita menjadi robot atau mesin teknologi tinggi tanpa emosi. Menunjukkan emosi dan perasaan yang Anda rasakan perlu untuk menjaga ikatan pernikahan terhindarkan dari berkarat, peluruhan. Sebagaimana rasul bersabda untuk menunjukkan rasa kasih dan sayang pada saudara yang kita cintai, "Katakanlah kepadanya kalau engkau mencintai saudaramu," sebuah hadist untuk menunjukkan cinta kepada teman karena ikatan ukhuwah. Terlebih lagi bila istri kita yang terikat dengan ikatan suci pernikahan, nyatakanlah. Jangan meremehkan hal-hal penting yang terlihat kecil, seperti membawakan belanjaannya, memijit bahunya atau membukakan pintu mobil dan sebagainya. Merasakan kedekatan dan kedamaain dalam hubungan Anda dengan Allah akan terimplikasikan dalam hubungan Anda dengan istri di rumah. Ingatlah bagaimana rasul memberikan apresiasi yang sangat besar bagi pasangan yang bangun malam hari untuk sholat layl (sholat malam/tahajjud) bersama atau seorang istri/suami yang membangunkan pasangannya untuk sholat layl sekalipun dengan memercikkan air di muka pasangannya. Lakukan usaha terbaikmu untuk menjadi terbaik bagi istri dengan kata-kata dan dengan perbuatan. Bicaralah padanya dengan baik, senyum padanya, minta nasehatnya, mintalah pendapatnya, dan luangkan waktu yang berkualitas dengannya dan selalu ingat bahwa rasul bersabda "Yang terbaik diantara kamu adalah terbaik memperlakukan istrinya". Adalah hal biasa yang terjadi dimana pasangan berjanji untuk mencintai dan menghormati istri/suaminya sampai maut memisahkan mereka. Saya percaya bahwa janji ini adalah baik dan sangat baik. Tetapi hal ini tidak cukup. Anda harus mencintai apa yang dicintai istri Anda. Keluarganya, dan hal-hal yang dia cintai harus menjadi kecintaan Anda pula. Tidak cukup pula mencintainya sampai maut memisahkan. Cinta tidak boleh mati dan kita percaya bahwa ada kehidupan akhirat, kehidupan setelah mati. Dan insya Allah, akan dipertemukan kelak di akhirat. Sebagaimana rasul mencintai Khadijah istrinya yang telah menemani beliau selama 25 tahun, beliau terus menerus mencintai khadijah dan mengingatnya. Setelah kematian khadijah beberapa tahun berselang, rasulullah tidak pernah melupakannya bahkan sanak kerabat dan teman khadijah beliau utamakan yang terkadang membuat Aisyah cemburu.

Cintailah istri Anda, dan apa yang dicintainya. Cintailah ia tidak hanya sampai maut memisahkan tetapi sampai Anda dikumpulkan bersama kelak di akhirat, insya Allah. Semoga nasehat atau ajakan ini dapat menambah kecintaan Anda dan kecintaan istri Anda.

PELAJARAN KETEGARAN

PELAJARAN KETEGARAN Di California Selatan ada sebatang pohon yang terkenal di seluruh Amerika. Sepanjang tahun pohon itu dikunjungi ribuan wisatawan dari dalam dan luar negeri. Bentuk pohon itu sama sekali tidak sedap dipandang mata. Tingginya kurang dari 2 meter dengan batang agak pipih & melintir. Hanya sebagian cabang ditumbuhi daun, sedang bagian lainnya gundul. Pohon itu menjadi terkenal karena tumbuh di atas batu granit yang keras. Tingginya sekitar 100 mtr di atas permukaan laut, menghadang langsung Samudera Pasifik yang anginnya keras mendera. Tidak ada pohon lain yang tumbuh di sekitarnya, kecuali pohon itu. Rupanya beberapa tahun lalu sebutir biji pohon terbawa angin, dan jatuh di celah batu granit yang ada tanahnya. Benih itu kemudian tumbuh, tetapi setiap kali batang muncul keluar, langsung hancur diterpa angin Pacific yang kencang. Terkadang pohon itu tumbuh agak besar, tapi badai kembali memporakporandakannya. Sekalipun demikian, akarnya terus tumbuh menghunjam ke bawah mencapai tanah melewati poros-poros batu granit sambil menghisap mineral-mineral di sekitarnya. Sementara itu batangnya tumbuh terus setelah berkali-kali dihancurkan angin kencang, makin lama makin kokoh dan liat sampai akhirnya cukup kuat menahan terpaan badai, sekalipun bentuknya tidak karuan. Oleh orang Amerika, pohon tersebut dianggap sebagai simbol ketegaran karena seakan-akan memberi pelajaran kepada umat manusia untuk tetap tabah dan gigih dalam menghadapi berbagai cobaan dan gelombang kehidupan. Ada beberapa hal yang perlu dipahami. Pertama, selama hidup, kita tidak bisa bebas dari masalah karena masalah adalah bagian dari kehidupan. Kedua, masalah tidak selalu berdampak negatif, tetapi juga bisa positif. Bila seseorang mampu mengatasi masalahnya dengan baik, maka selain meningkatkan ketegaran juga menjadikan lebih matang dan dewasa. Intinya adalah bagaimana menghadapi masalah dan mengatasinya, serta apakah seseorang dapat belajar dari pengalamannya.

Ada seseorang meninggal, dan ketika sadar ia sudah berada di tempat indah penuh dengan segala fasilitas. Apapun yang ia minta selalu dipenuhi. Dan tentu saja sama sekali tidak ada masalah di sana. Mula-mula almarhum sangat bahagia, tapi lama kelamaan menjadi sangat jemu karena segalanya terpenuhi, tinggal minta. Akhirnya di puncak kejemuannya ia memohon, Ya Tuhan, aku sangat jemu di Sorga ini. Pindahkan aku ke neraka. Dan apa jawaban Tuhan? Ini bukan Sorga, ini neraka!. Jika problem dihadapi dan berhasil diatasi, dibalik segala masalah ada hikmah yang bisa diambil. Pertama, adanya problem memberikan kesempatan kepada kita untuk membuktikan bahwa kita mampu mengatasinya. Keberhasilan mengatasi masalah dan bukan menghindarinya akan membuat diri kita menjadi lebih tegar dalam menghadapi berbagai masalah lain yang pasti suatu saat akan muncul. Kepercayaan diri kita akan meningkat dan kita tidak lagi menjadi pengeluh yang cengeng. Kedua, mengalami getirnya problem memberi peluang untuk menentukan sikap, apakah akan tetap menjalani pola hidup yang sama atau beralih ke arah yang lebih benar dan baik. Sebagian besar penyebab timbulnya masalah adalah karena salah menentukan sikap dan tindakan. Jadi sebenarnya selain memberi petunjuk bahwa kita telah salah langkah. Problem yang timbul juga memberi peluang untuk mengubah arah. Ada sebuah kisah menarik. Seorang pria yang bersahabat dengan orang-orang jahat, difitnah oleh teman2-nya sehingga masuk penjara selama bertahun-tahun. Setelah keluar penjara, keluarganya menganjurkan supaya mencari mereka yang memfitnah dirinya dan mengajukan mereka ke pengadilan. Tetapi pria itu menolak bahkan memaafkannya. Ia mengatakan bahwa musibah itu terjadi karena kesalahannya sendiri memilih teman-teman yang tidak baik. Kejadian tragis itu malah memberi peluang baginya untuk memilih jalan hidup baru yang lebih baik. Kemudian ia membuka lembaga pendidikan pribadi yang mengajarkan makna memaafkan. Keyakinan bahwa setiap masalah pasti ada jalan keluarnya dan keyakinan bahwa setiap masalah pasti ada jalan keluarnya dan keyakinan bahwa di balik masalah ada hikmah yang bisa diambil merupakan sikap positif dan sehat. Akhirnya, kalau kita sadar bahwa problem/masalah merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan dan selalu ada cara untuk mengatasinya serta selalu ada hikmah di balik masalah, maka kita tidak akan lari dari masalah. (dikutip dari Majalah Nirmala)

Berpikir Sederhana

Terpetik sebuah kisah, seorang pemburu berangkat ke hutan dengan membawa busur dan tombak. Dalam hatinya dia berkhayal mau membawa hasil buruan yang paling besar, yaitu seekor rusa. Cara berburunya pun tidak pakai anjing pelacak atau jaring penyerat, tetapi menunggu di balik sebatang pohon yang memang sering dilalui oleh binatangbinatang buruan. Tidak lama ia menunggu, seekor kelelawar besar kesiangan terbang hinggap di atas pohon kecil tepat di depan si pemburu. Dengan ayunan parang atau pukulan gagang tombaknya, kelelawar itu pasti bisa diperolehnya. Tetapi si pemburu berpikir, "untuk apa merepotkan diri dengan seekor kelelawar? Apakah artinya dia dibanding dengan seekor rusa besar yang saya incar?" Tidak lama berselang, seekor kancil lewat. Kancil itu sempat berhenti di depannya bahkan menjilat-jilat ujung tombaknya tetapi ia berpikir, "Ah, hanya seekor kancil, nanti malah tidak ada yang makan, sia-sia." Agak lama pemburu menunggu. Tiba-tiba terdengar langkahlangkah kaki binatang mendekat, pemburupun mulai siaga penuh,tetapi ternyata, ah... kijang. Ia pun membiarkannya berlalu. Lama sudah ia menunggu, tetapi tidak ada rusa yang lewat, sehingga ia tertidur. Baru setelah hari sudah sore, rusa yang ditunggu lewat. Rusa itu sempat berhenti di depan pemburu, tetapi ia sedang tertidur. Ketika rusa itu hampir menginjaknya, ia kaget. Spontan ia berteriak, Rusa!!!" sehingga rusanya pun kaget dan lari terbirit-birit sebelum sang pemburu menombaknya. Alhasil ia pulang tanpa membawa apa-apa. Banyak orang yang mempunyai idealisme terlalu besar untuk memperoleh sesuatu yang diinginkannya. Ia berpikir yang tinggi-tinggi dan bicaranya pun terkadang sulit dipahami. Tawaran dan kesempatankesempatan kecil dilewati begitu saja, tanpa pernah berpikir bahwa mungkin di dalamnya ia memperoleh sesuatu yang berharga. Tidak jarang orang orang seperti itu menelan pil pahit karena akhirnya tidak mendapatkan apa-apa. Demikian juga dengan seseorang yang mengidamkan pasangan hidup, yang mengharapkan seorang gadis cantik atau perjaka tampan yang alim, baik, pintar dan sempurna lahir dan batin, harus puas dengan tidak menemukan siapa-siapa

Mengapa Sikap Tidak Sabar Merugikan?


"Macet lagi. Maceett lagi. Kapan sih bongkar pasang trotoar akan selesai? Hei, Bung! Seenaknya saja menutup jalanku, memangnya ini jalan nenekmu!" Apakah perjalanan Anda ke tempat kerja setiap pagi selalu dilengkapi dengan monolog kelabu seperti ini? Apakah Anda langsung naik pitam setiap kali lampu bernyala kuning ketika tiba di persilangan? Di tempat kerja, apakah Anda mempunyai kebiasaan menyuruh diam teman atau rekan kerja yang sedang berbincang meskipun volume suara mereka telah dikecilkan? Bahkan ketika sedang tidak bertugas, apakah Anda terdorong untuk selalu menjadi yang paling hebat -- apa pun pengorbanan yang harus diberikan? Apabila demikian, Anda mungkin termasuk orang Tipe A. Dan Anda tanpa sadar memperbesar risiko untuk mengalami masalah penuaan yang bisa mematikan. "Tampaknya hampir dapat dipastikan bahwa perilaku Tipe A tidak baik bagi jantung," kata C. David Jenkins, Ph.D., profesor di University of Texas Medical Branch di Galveston. "Ini berdasarkan pengalaman saya sendiri. Kesehatan Anda mungkin prima, fisik bugar, dan sebagainya -- tetapi perilaku Tipe A Anda masih berpeluang mengantar Anda lebih cepat ke masalah- masalah yang terkait dengan sistem kardiovaskular." *** American Heart Association menguraikan enam ciri orang dengan kepribadian Tipe A. Mereka menyukai kompetisi, berani berusaha meraih sasaran yang belum jelas, mempunyai hasrat kuat untuk diakui dan untuk maju, selalu tergesa-gesa, sigap dan memiliki konsentrasi tinggi, tetapi mudah sekali marah. Hampir separuh pria di Amerika tergolong Tipe A, kata Dr. Jenkins. Akan tetapi jika Anda seorang salesman, supir taksi, wartawan televisi atau surat kabar, pengatur lalu lintas udara, atau pekerja yang terus menghadapi tekanan berat, Tipe A paling cocok untuk semua itu. Kepribadian itulah yang mungkin telah menarik Anda ke bidangbidang tersebut.

Sesungguhnya, kalau pun sebelumnya Anda tidak tergolong Tipe A, menurut Dr. Jenkins tuntutan-tuntutan dalam pekerjaan dapat mendorong Anda ke sana. Masalah utama pada perilaku Tipe A adalah stres. Orang berkemauan keras menempatkan diri dalam posisi dengan tekanan terus menerus, maka tubuh mereka bereaksi dengan memproduksi hormon-hormon stres dalam jumlah lebih besar. Hormon-hormon lebihan ini dalam jangka panjang dapat merugikan. Sebuah studi di Harvard Medical School di Boston terhadap sekitar 500 pria dan wanita menunjukkan bahwa orang dengan kepribadian Tipe A mempunyai risiko 50 persen lebih tinggi untuk mengalami serangan jantung daripada orang-orang Tipe B yang lebih penyabar. Menurut Dr. Jenkins, prosesnya mungkin sebagai berikut: Setiap kali Anda memijit klakson di sebuah persimpangan jalan atau bersilang pendapat dengan atasan, tubuh memproduksi suatu hormon stres yang disebut noradrenalin. Bahan kimia ini memompakan energi tambahan pada tubuh Anda, membuat Anda lebih siaga dan selama beberapa waktu meningkatkan tekanan darah. Kata Dr. Jenkins ini juga dapat menyebabkan kerusakan kecil pada dinding pembuluh darah. Sebagai reaksi otomatis, tubuh Anda segera memperbaiki kerusakan tadi. Namun, lama kelamaan, kegiatan reparasi yang berulang-ulang mi dapat menyebabkan penumpukan kolesterol dalam arteri --sama artinya dengan menaikkan peluang untuk mendapatkan serangan jantung. Pria Tipe A juga bisa menghadapi masalah-masalah jantung yang lain. Sebuah studi selama sepuluh tahun terhadap 200 pria muda di pedalaman Kentucky menunjukkan bahwa pria Tipe A cenderung merokok lebih banyak dan semakin banyak selama studi itu. Mereka juga menunjukkan kenaikan tekanan darah. Kita tahu bahwa kedua faktor itu menambah risiko penyakit jantung. Walaupun penyakit jantung paling penting untuk diwaspadai, pria Tipe A juga berisiko mengalami masalah-masalah kesehatan lain. Studi-studi menunjukkan bahwa pria Tipe A lebih sering mengertak kan gigi, yang dapat berakibat nyeri rahang, sakit kepala, dan sakit gigi. Karena stres, orang yang gila kerja juga dapat menderita letih otot kronis dan pegal-pegal pada leher dan bahu -- walaupun kebanyakan tidak pernah melaporkan atau mengakui rasa sakit itu bahkan kepada diri sendiri. Para ilmuwan bahkan tengah menggali kemungkin hubungan antara

perilaku Tipe A dan kanker. Untuk yang terakhir ini belum ada bukti yang konkret. Akan tetapi studi yang berkelanjutan terhadap 3154 pria Amerika menunjukkan bahwa pria Tipe A mungkin lebih berpeluang menderita dan mati karena kanker dibanding rekan-rekan mereka dan kelompok Tipe B. Spekulasi para ahli adalah bahwa stres membuat sistem kekebalan tidak berfungsi dengan baik, akibatnya tubuh kurang berdaya memerangi penyakit.*

Etos
Setiap awal bulan April di seluruh Jepang, diadakan serangkaian seremonial penerimaan pekerja baru dan pelajar. Bulan April adalah masa dimulainya tahun fiskal Jepang. Bersamaan dengan mekarnya bunga-bunga sakura indah yang menari digoyang embusan angin dingin ke seluruh penjuru Negeri Matahari Terbit. April lalu di Kazumigaseki, pusat administrasi Jepang, Perdana Menteri Koizumi berpidato menyambut para pegawai negeri dengan antusiasme tinggi untuk menjalani masa pelatihan. Dalam pidatonya, Koizumi mengobarkan semangat pengabdian tinggi kepada "pendatang baru" itu sebagai anggota pemerintah yang akan bertanggung jawab terhadap masa depan administrasi Jepang. "Kalian menjadi pegawai negeri, (pelayan masyarakat, abdi negara), meninggalkan semua keinginan dan hasratmu. Jangan sekali-kali melupakan itu. Manakala Anda menemui masalah dalam waktu yang sulit, jangan pernah melupakan bagaimana rasanya menjadi pemula. Jangan menunggu yang lain memberimu instruksi, dan sebagai pelayan masyarakat, ambillah inisiatif dengan penuh rasa tanggung jawab...." Dia menceritakan pula pengalaman yang sulit itu ketika memulai kariernya sebagai anggota parlemen. Ia mesti bekerja penuh saban hari dan aktif ikut kegiatan kampanye melelahkan. "Nyaris tiada waktu untuk istirahat," kata Koizumi dalam surat elektronik berbahasa Inggris yang disebar ke seluruh dunia, termasuk ke saya. Diperlukan kesiapan fisik dan mental yang mantap. "Saya mengharapkan

masyarakat bekerja keras dengan sikap positif dan keyakinan dalam nada dan antusiasme...," katanya. Jumat lalu, sebuah penelitian menunjukkan betapa semakin banyak pekerja yang direkrut perusahaan Jepang siap mengorbankan waktu pacaran demi kerja. Itu sangat kontradiktif dengan asumsi selama ini bahwa generasi muda Jepang kurang menyayangi, kurang mencintai, kurang berdedikasi kepada "Japan Inc". Jajak pendapat itu dilaksanakan Pusat Produktivitas Jepang untuk Pembangunan Sosio-Ekonomi. Sekitar 80 persen pekerja yang baru saja dipekerjakan musim semi ini mengatakan, mereka rela membatalkan jadwal pacarannya jika diperintahkan untuk kerja lembur. Survei serupa pada tahun 1991 hanya sekitar 60 persen. Institut riset itu mengatakan, jajak pendapat tersebut menunjukkan meningkatnya kekhawatiran akan keamanan kerja sejak runtuhnya ekonomi pada awal 1990-an, yang menyebabkan perusahaan Jepang mengambil langkah yang tidak terpikirkan sebelumnya, yakni pemutusan hubungan kerja (PHK) secara massal. Sementara orang mengatakan generasi baru berbeda dari generasi yang lebih tua. Cinta dan dedikasi mereka kepada perusahaan tempatnya bekerja tetap sama seperti pada senior mereka. Hasil survei juga menunjukkan, para pekerja muda banyak memikirkan soal keamanan kerja karena sebelumnya mereka melihat restrukturisasi di banyak perusahaan di Jepang parah. Di tengah kesulitan dan kenikmatan hidup, etos harus selalu ada dan menyala. Ya, etos kerja yang baik dalam makna keikhlasan, ketulusan, disiplin, inisiatif, tanggung jawab, dan antusiasme tinggi untuk menggapai kemajuan dan keluar dari kesulitan. Moral cerita Jepang ini baik sebagai pelajaran berharga bagi kita yang hidup di negeri yang dilanda kesulitan hidup dan berbagai bencana. Tahu diri, sikap dasar yang pas direnungkan. (kompas - Andi Suruji)

Tahukah Anda Darimanakah asal mula tradisi lilin yang ditempelkan diatas kue ulang tahun ? Dari bangsa Yunani kuno. Pada masa lalu orang Yunani meletakkan kue yang ada lilinnya di altar Artemis, tapi hingga saekarang belum jelas untuk acara apa.

Menunggu dan Kecewa


Oleh GEDE PRAMA ADA perbedaan mencolok antara kumpulan manusia menunggu di sini dibandingkan di negara-negara seperti Jepang, Inggris dan Prancis. Di sini orang menunggu sebagian besar de-ngan mata agak kosong, tanpa kegiatan apa-apa kecuali duduk atau mondar-mandir. Sedangkan di Inggris sebagai contoh, apa lagi di Jepang, orang menunggu sebagian sambil membaca. Ada semacam ketekunan mengagumkan. Sehingga ketika yang ditunggu datang (entah itu kereta atau pesawat), waktu seperti sangat bersahabat. Ia berlalu lengkap dengan rangkaian makna yang memang dicari. Hanya saja di manapun negaranya, siapapun orangnya, berapapun umurnya, setinggi apapun status sosialnya, sebagian lebih manusiamanusia di abad ini memiliki pekerjaan panjang melelahkan yang tidak mengenal henti dalam hidup: menunggu! Ada yang menunggu jatuhnya sebuah rezim. Ada yang menunggu giliran naik ke tampuk kekuasaan. Ada yang menunggu bersihnya negeri dari korupsi. Ada yang menunggu anak-anak selesai sekolah dan kemudian bekerja. Ada yang menunggu ujian akhir agar cepat dapat ijazah. Ada yang menunggu jam makan agar segera mulut terpuaskan. Ada yang menunggu agar cepat-cepat sampai di rumah. Ada yang menunggu punya rumah besar dan megah. Ada yang menunggu punya mobil mewah. Pokoknya menunggu, menunggu dan hanya menunggu. Sehingga dalam totalitas, dari seratus persen waktu hidup manusia mungkin lebih dari 90 persen isinya menunggu. Bagi orang-orang tertentu, menunggu bahkan dibawa sampai ke alam mimpi. Bayangkan, kerap mereka bermimpi menunggu, atau bermimpi sudah sampai. Berbeda dengan menunggu kereta atau pesawat misalnya, kecewa datang dalam frekuensi yang lebih jarang. Bila yang ditunggu sepuluh jadwal kereta, mungkin kurang dari setengahnya saja yang berujung kecewa. Namun mereka yang hanya mengenal menunggu dalam hidup, hampir selalu berujung kecewa. Lihat saja kumpulan manusia yang disebut rakyat. Ketika sebuah rezim dianggap tidak adil, ia menunggu datang rezim berikutnya. Tatkala rezim berikutnya datang ia membawa bendera kekecewaan. Mereka yang rindu kursi kekuasaan juga serupa. Ada saat giliran itu datang, dan ketika datang yang tersisa hanya rasa serakah yang hambar.

Demikian juga dengan orang tua yang menunggu anak-anaknya. Ketika selesai wisuda dan bekerja, anak-anak sibuk dengan kehidupannya sendiri. Orang tuanya menganggap mereka lupa, dan ujung-ujungnya juga kecewa. Mereka yang menunggu rumah megah dan mobil mewah juga serupa. Empuknya suspensi mobil baru hanya terasa sebulan, segarnya udara rumah megah paling lama terasa tiga bulan. Berikutnya, diganti dengan rangkaian hal yang serba biasa dan hambar. Seorang sahabat di dunia kejernihan pernah bertutur: as soon as the desired objects are obtained, the happiness ends and new desires arise. Begitu sesuatu yang diinginkan diperoleh, kebahagiaannya berakhir dan keinginan baru muncul. Dengan kata lain, setiap garis finish pencaharian menjadi garis start baru untuk pelarian berikutnya yang lebih berat. Bisa dimaklumi kalau kemudian kehidupan berwajah berat, keras, lelah, stress dan sejenisnya. Berefleksi di atas cermin-cermin kehidupan seperti inilah, maka sejumlah pejalan kaki di jalan-jalan kejernihan dengan penuh keberanian menghentikan kegiatan menunggu. Untuk kemudian berkonsentrasi pada masa kini. Mungkin layak diendapkan, kalau salah satu diantara pejalan kaki ini pernah berucap: 'satu-satunya hidup yang rill dan hidup adalah hari ini. Masa lalu sudah mati, masa depan belum datang'. Memang ada benarnya sahabat yang menyebut kalau masa depan disiapkan di hari ini. Cuma, bila begitu sampai kebahagiaannya hilang digantikan oleh keinginan yang baru, kesia-siaan hanya bisa dihindari kalau berkonsentrasi di hari ini. Seorang penulis di jalan-jalan kejernihan bernama Eckhart Tolle dalam The Power of NOW, bahkan berani berspekulasi : "authentic human power is found by surrendering to the Now". Tidak saja kegiatan menunggu yang berhenti, tidak saja kecewa yang berkurang, bahkan kekuatan otentik manusia bisa ditemukan ketika manusia ikhlas total pada masa kini. Di bagian lain Tolle menulis : it is here we find our joy, are able to embrace our true self. It is here we discover that we are already complete and perfect. Di sini di hari ini, kita bisa berpelukan dengan diri kita yang sebenarnya. Di tempat yang sama juga kita bisa merasakan betapa kita sudah lengkap dan sempurna. Siapapun manusianya, ketika sudah berani melangkah yakin ke hari ini, berpelukan dengannya, apa lagi menemukan kesempurnaan di sana, itulah tanda-tanda kalau kita mulai keluar dari lingkaran menunggu dan kecewa. Di sebuah kesempatan, ada seorang pengemis yang duduk tidak pernah berpindah selama puluhan tahun. Ia mengemis di tempat itu terus.

Seorang pejalan kaki memperhatikannya sambil bertanya : 'pa yang dicari di sini terus menerus?'. Dengan tenang pengemisnya menjawab : tidak mencari apa-apa. Heran dengan jawaban seperti itu, orang asing tadi membuka paksa kotak pengemis tadi. Dan ternyata di tengahnya berisi emas dan berlian. Cerita ini memang hanya kiasan. Orang lain memang tidak bisa memberi apa-apa sehingga tidak perlu diminta dan ditagih. Dan di hari ini di dalam sini, sebuah tempat yang sering kita lupakan dan tinggalkan melalui kegiatan menunggu dan kecewa, di sanalah emas dan berliannya berada. Adakah sahabat yang pernah menemukan emas dan berlian di sana?

SEMUT DI DALAM TELINGA


Ada seorang pekerja yang sedang bertugas di sebuah perusahaan. suatu ketika, tanpa disengaja dia menginjak sarang semut hingga lantai dipenuhi kawanan semut, semut-semut yang tak terkira jumlahnya sampai merayap ke seluruh tubuhnya. sebentar kemudian, dia merasakan telinganya amat gatal. disangkanya semut-semut sudah merayap masuk ke telinganya, hingga dia memutuskan untuk berobat ke dokter. hasil pemeriksaan dokter menunjukkan bahwa telinganya tidak dimasuki semut, tapi anehnya dia tetap bersikeras mengatakan telinganya terdapat semut. banyak dokter telah dicari, tapi hasilnya tetap sama. seorang temannya menganggap dia terlalu dilanda prasangka dan perasaan yang berlebihan, hingga menjadi penyakit psikis. kalau betul demikian, tak ada gunanya mencari dolter, melainkan yang dibutuhkan adalah seorang psikiater. psikiater memeriksanya dengan teliti dan mengatakan positif, "Ada, memang ada. tapi sebelum semutnya dikeluarkan, harus terlebih dahulu disuntik." lalu diapun merebahkan diri untuk disuntik dengan obat bius. dia tertidur pulas, saat mulai siuman, psikiater membunyikan beberapa batang perkakas medis di samping telinganya hngga berdesing, lalu menunjukkan dua ekor semut yang ditangkapnya dari sisi meja seraya berkata:" kini anda telah sembuh, semut itu telah saya keluarkan." mendengar ini, si pasien amat bergembira dan mengucapkan terima kasih kepada psikiater. PENJELASAN:

Telah dapat dibuktikan, bahwa dari kecurigaan akan melahirkan sosok mara. kalau sudah dilanda prasangka bagaimana mungkin bisa melahirkan kepercayaan diri? terlebih lebih kalau sudah mencurigai kebenaran hukum Tuhan, bagaimana mungkin dapat membina diri lagi? From : Kisah Dharma

Kisah Penjual Tempe


Ada sebuah kampung di pedalaman Tanah Jawa. Di situ ada seorang perempuan tua yang sangat kuat beribadat. Pekerjaannya ialah membuat tempe dan menjualnya di pasar setiap hari. Ia merupakan satu-satunya sumber pendapatannya untuk menyara hidup. Tempe yang dijualnya merupakan tempe yang dibuatnya sendiri. Pada suatu pagi, seperti biasa, ketika beliau sedang bersiap-siap untuk pergi menjual tempenya, tiba tiba dia tersedar yang tempenya yang diperbuat daripada kacang soya hari itu masih belum menjadi, separuh jadi. Kebiasaannya tempe beliau telah masak sebelum bertolak. Diperiksanya beberapa bungkusan yang lain. Ternyatalah memang kesemuanya belum masak lagi. Perempuan tua itu berasa amat sedih sebab tempe yang masih belum menjadi pastinya tidak akan laku dan tiadalah rezekinya pada hari itu. Dalam suasana hatinya yang sedih, dia yang memang kuat beribadah teringat akan firman Tuhan yang menyatakan bahawa Tuhan dapat melakukan perkara-perkara ajaib, bahawa bagi Tuhan tiada yang mustahil. Lalu diapun mengangkat kedua tangannya sambil berdoa , "Tuhan , aku memohon kepadaMu agar kacang soya ini menjadi tempe. Amin" Begitulah doa ringkas yang dipanjatkan dengan sepenuh hatinya. Dia sangat yakin bahawa Tuhan pasti mengabulkan doanya. Dengan tenang perempuan tua itu menekan-nekan bungkusan bakal tempe dengan hujung jarinya dan dia pun membuka sikit bungkusan itu untuk menyaksikan keajaiban kacang soya itu menjadi tempe. Namun, dia termenung seketika sebab kacang tu masih tetap kacang soya. Namun dia tidak putus asa, sebaliknya berfikir mungkin doanya kurang jelas didengar oleh Tuhan. Maka dia pun mengangkat kedua tangannya semula dan berdoa lagi. "Tuhan, aku tahu bahawa tiada yang mustahil bagiMu. Bantulah aku supaya hari ini aku dapat menjual tempe kerana inilah mata pencarianku. Aku mohon agar jadikanlah kacang soyaku ini kepada tempe, Amin". Dengan penuh harapan dan debaran dia pun sekali lagi membuka sedikit bungkusan tu. Apakah yang terjadi? Dia termangu dan hairan apabila tempenya masih tetap begitu!!

Sementara itu hari pun semakin meninggi sudah tentu pasar sudah mula didatangi ramai orang. Dia tetap tidak kecewa atas doanya yang belum terkabul. Walaubagaimanapun kerana keyakinannya yg sangat tinggi dia bercadang untuk tetap pergi ke pasar membawa barang jualannya itu. Perempuan tua itu pun berserah pada Tuhan dan meneruskan pemergian ke pasar sambil berdoa dengan harapan apabila sampai di pasar kesemua tempenya akan masak. Dia berfikir mungkin keajaiban Tuhan akan terjadi semasa perjalanannya ke pasar. Sebelum keluar dari rumah, dia sempat mengangkat kedua tangannya untuk berdoa. "Tuhan, aku percaya, Engkau akan mengabulkan doaku. Sementara aku berjalan menuju ke pasar, Engkau kurniakanlah keajaiban ini buatku, jadikanlah tempe ini. Amin". Lalu dia pun berangkat. Di sepanjang perjalanan dia tetap tidak lupa membaca doa di dalam hatinya. Sesampai sahaja di pasar, segera dia meletakkan barang-barangnya. Hatinya betul-betul yakin yang tempenya sekarang mesti sudah menjadi. Dengan hati yg berdebar-debar dia pun membuka bakulnya dan menekan-nekan dengan jarinya setiap bungkusan tempe yang ada. Perlahan-lahan dia membuka sedikit daun pembungkusnya dan melihat isinya. Apa yang terjadi? Tempenya masih belum menjadi!! Dia pun kaget seketika lalu menarik nafas dalam-dalam. Dalam hatinya sudah mula merasa sedikit kecewa dan putus asa kepada Tuhan kerana doanya tidak dikabulkan. Dia berasakan Tuhan tidak adil. Tuhan tidak kasihan padanya, inilah satu-satunya punca rezekinya, hasil jualan tempe. Dia akhirnya cuma duduk sahaja tanpa mempamerkan barang jualannya sebab dia berasakan bahawa tiada orang yang akan membeli tempe yang baru separuh menjadi. Sementara itu hari pun semakin petang dan pasar sudah mulai sepi, para pembeli sudah mula kurang. Dia meninjau-ninjau kawan-kawan sesama penjual tempe, tempe mereka sudah hampir habis. Dia tertunduk lesu seperti tidak sanggup menghadapi kenyataan bahawa hari ini tiada hasil jualan yang boleh dibawa pulang. Namun jauh di sudut hatinya masih menaruh harapan terakhir kepada Tuhan, pasti Tuhan akan menolongnya. Walaupun dia tahu bahawa pada hari itu dia tidak akan dapat pendapatan langsung, namun dia tetap berdoa buat kali terakhir, "Tuhan, berikanlah penyelesaian terbaik terhadap tempeku yang belum menjadi ini." Tiba-tiba dia dikejutkan dengan teguran seorang wanita. "Maaf ya, saya ingin bertanya, Makcik ada tak menjual tempe yang belum menjadi? Dari tadi saya sudah pusing keliling pasar ini untuk mencarinya tapi masih belum berjumpa lagi." Dia termenung dan terpinga-pinga seketika. Hatinya terkejut sebab sejak berpuluh tahun menjual tempe, tidak pernah seorang pun pelanggannya mencari tempe yang belum menjadi. Sebelum dia menjawab sapaan wanita di depannya

itu, cepat-cepat dia berdoa di dalam hatinya "Tuhan, saat ini aku tidak mahu tempe ini menjadi lagi. Biarlah tempe ini seperti semula, Amin". Sebelum dia menjawab pertanyaan wanita itu, dia membuka sedikit daun penutup tempenya. Alangkah seronoknya dia, ternyata memang benar tempenya masih belum menjadi! Dia pun rasa gembira dalam hatinya dan bersyukur pada Tuhan. Wanita itu pun memborong habis kesemua tempenya yang belum menjadi itu. Sebelum wanita tu pergi, dia sempat bertanya wanita itu, "Mengapa hendak membeli tempe yang belum jadi?" Wanita itu menerangkan bahawa anaknya yang kini berada di England teringin makan tempe dari desa. Memandangkan tempe itu akan dikirimkan ke England, si ibu tadi kenalah membeli tempe yang belum jadi lagi supaya apabila sampai di England nanti akan menjadi tempe yang sempurna. Kalau dikirimkan tempe yang sudah menjadi, nanti di sana tempe itu sudah tidak elok lagi dan rasanya pun kurang sedap. Perempuan tua itu pun kehairanan dan berfikir rupa-rupanya doanya sudah pun dimakbulkan oleh Tuhan... Moral: Pertama: Kita sering memaksakan kehendak kita kepada Tuhan sewaktu berdoa, padahal sebenarnya Tuhan lebih mengetahui apa yang kita perlukan dan apa yang terbaik untuk diri kita. Kedua:. Sentiasalah berdoa dalam menjalani kehidupan seharian kita sebagai hambaNya yang lemah. Jangan sekali-kali berputus asa terhadap apa yang dipinta. Percayalah bahawa Tuhan akan mengabulkan doa kita sesuai dengan rancanganNya yang mungkin di luar jangkaan kita. Ketiga : Tiada yang mustahil bagi Tuhan

Terbang Bersama Keheningan


Oleh: GEDE PRAMA BERAT, itulah kata yang bisa mewakili tantangan hidup kekinian. Orang miskin dihadang penyakit di sana-sini. Orang kaya alisnya dibikin berkerut oleh berbagai masalah. Sebagian malah sudah dipenjara, sebagian lagi menuggu giliran untuk beristirahat di tempat yang sama. Manusia biasa menggendong berbagai beban ke sana ke mari (dari mencari nafkah, menyekolahkan anak sampai dengan mempersiapkan hari tua), pejabat maupun pengusaha juga serupa: senantiasa ditemani masalah kemanapun ia pergi. Di desa banyak orang mengeluh, luas tanah tetap namun jumlah manusia senantiasa tambah banyak. Sehingga setiap tahun memunculkan tantangan penciptaan lapangan kerja. Bila tidak terselesaikan ia bisa lari kemana-mana. Dari kejahatan sampai dengan kekerasan.

Digabung menjadi satu, jadilah kehidupan berwajah serba berat di sanasini. Tidak saja di negara berkembang, di negara maju sekali pun tantangannya serupa. Kemajuan ekonomi Jepang yang demikian fantastis tidak bisa mengerem angka bunuh diri. Kemajuan peradaban Amerika tidak membuat negara ini berhenti menjadi konsumen obat tidur per kapita paling tinggi di dunia. Jangankan berbicara negeri Afrika seperti Botswana. Rata-rata harapan hidup hanya 30-an tahun. Orang dewasa di sana lebih dari 80 persen positif terjangkit HIV. Sehingga menimbulkan pertanyaan, "Demikian beratkah beban manusia untuk hidup?" Ada sahabat yang menghubungkan beratnya hidup manusia dengan hukum gravitasinya Newton yang berpengaruh itu. Sudah menjadi pengetahuan publik, kalau Newton menemukan hukum ini ketika duduk di bawah pohon apel, dan tiba-tiba buahnya jatuh. Sehingga Newton muda berspekulasi ketika itu, ada serangkaian hukum berat (baca: gravitasi) yang membuat semua benda jatuh ke bawah. Sahabat ini bertanya lebih dalam, "kalau gravitasi yang menarik apel jatuh ke bawah, lantas hukum apa yang membawanya naik ke puncak pohon apel?" Dengan jernih ia menyebut "The law of levitation" (hukum penguapan). Kalau gravitasi menarik apel ke bawah, penguapan menariknya ke arah atas. Dalam bahasa yang lugas sekaligus cerdas, sahabat ini mengaitkan kedua hukum fisika ini ke dalam dua hukum kehidupan: "Hate is under the law of gravity, love is under the law of levitation." Kebencian berkait erat dengan gravitasi karena mudah sekali membuat manusia hidup serba berat dan ditarik ke bawah. Cinta berkaitan dengan gerakan-gerakan ke atas. Karena hanya cinta yang membuat manusia ringan dan terbang ke atas. Sungguh sebuah bahan renungan kehidupan yang cerdas dan bernas. Kembali ke soal hidup manusia yang serba berat, tidak ada manusia yang bebas sepenuhnya dari masalah. Bahkan ada yang menyederhanakan kehidupan dengan sebuah kata: penderitaan! Hanya saja kebencian berlebihan yang membuat semua ini menjadi semakin berat dan semakin berat lagi. Ada yang benci pada diri sendiri, ada yang membenci orang tua, suami, istri, teman, tetangga, atasan kerja, sampai dengan ada yang membenci Tuhan. Perhatikan wajah-wajah manusia kekinian yang miskin senyum, yang mudah tersinggung, yang senantiasa minta diperhatikan, penerimaan bulanan yang serba kurang, dan masih bisa ditambah lagi dengan yang lain. Semuanya berakar pada yang satu: kebencian! Sehingga mudah dimengerti kalau perjalanan hidup seperti buah apel, semakin tua semakin berat dan semakin ditarik ke bawah. Terinspirasi dari sinilah, kemudian sejumlah guru mengurangi sesedikit mungkin berjalan dalam hidup dengan beban-beban kebencian. Dan mencoba menarik kehidupan ke atas menggunakan sayap-sayap cinta.

Semua perjalanan cinta mulai dari sini: mencintai kehidupan. Makanya sahabat-sahabat penekun meditasi Vipasana berkonsentrasi pada keluar masuknya nafas. Tidak saja karena membuat manusia mudah terhubung dengan hidup, tetapi berpelukan penuh cinta dengan kehidupan. Dan segelintir penekun Vipasana yang telah berjalan amat jauh, kemudian mengalami cosmic orgasm. Semacam orgasme kosmik yang ditandai oleh terlihatnya keindahan di mana-mana. Karena semuanya terlihat serba indah, tidak ada lagi dorongan untuk mencari jawaban. Bahkan pertanyaan sekalipun sudah lenyap dari kepala. Ini yang disebut seorang guru dengan terbang bersama keheningan. Ada yang menyebut ini dengan emptiness. Sebuah terminologi timur yang amat susah untuk dijelaskan dengan kata-kata manusia. Namun Dainin Katagiri dalam Returning to Silence, menyebutkan: "The final goal is that we should not be obsessed with the result, whether good, bad or neutral." Keseluruhan upaya untuk tidak terikat dengan hasil. Itulah keheningan. Sehingga yang tersisa persis seperti hukum alam: kerja, kerja dan kerja. Dalam kerja seperti ini, manusia seperti matahari. Ditunggu tidak ditunggu, besok pagi ia terbit. Ada awan tidak ada awan, matahari tetap bersinar. Disukai atau dibenci, sore hari dimana pun ia akan terbenam. Mirip dengan matahari yang tugasnya berbeda dengan awan dan bintang. Kita manusia juga serupa. Pengusaha bekerja di perusahaan. Penguasa bekerja di pemerintahan. Pekerja bekerja di tempat masing-masing. Penulis menulis. Pertapa bertapa. Pencinta yoga beryoga. Pengagum meditasi bermeditasi. Semuanya ada tempatnya masing-masing. Ada satu hal yang sama di antara mereka: "Menjadi semakin sempurna di jalan kerja". Soal hasil, sudah ada kekuatan amat sempurna yang sudah mengaturnya. Keinginan apalagi kebencian, hanya akan membuatnya jadi berat dan terlempar ke bawah.

kisah pohon apel


Di suatu masa dahulu ada sebatang pohon apel yang amat besar. Seorang kanak-kanak lelaki begitu gemar bermain-main di sekitar pohon apel ini setiap hari.Dia memanjat pohon tersebut, memetik serta memakan apel sepuas-puas hatinya, dan adakalanya dia beristirahat lalu terlelap di pohon apel tersebut. Anak lelaki tersebut begitu menyayangi tempat permainannya dan sepertinya pohon apel itu juga menyukai anak tersebut. Waktu berlalu... anak lelaki itu sudah besar dan menjadi seorang remaja. Dia tidak lagi menghabiskan waktu setiap hari bermain di sekitar pohon apel tersebut. Namun demikian, pada suatu hari dia

datang ke pohon apel tersebut dengan wajah yang sedih. "Marilah bermain-mainlah di sekitarku," ajak pohon apel itu." Aku bukan lagi kanak-kanak, aku tidak lagi gemar bermain dengan engkau," jawab remaja itu." Aku mau mainan. Aku perlu uang untuk membeli mainan," tambah remaja itu dengan nada yang sedih. Lalu pohon apel itu berkata, " Kalau begitu, petiklah apel-apel yang ada padaku. Juallah untuk mendapatkan uang. Dengan itu, kau dapat membeli permainan yang kau inginkan." Remaja itu dengan gembiranya memetik semua apel dipohon itu dan pergi dari situ. Dia tidak kembali lagi. Pohon apel itu merasa sedih. Kemudian waktu terus berlalu...Suatu hari, remaja itu kembali. Dia semakin dewasa. Pohon apel itu merasa gembira. "Marilah nak bermainmain di sekitarku," ajak pohon apel itu."Aku tak waktu untuk bermain. Aku terpaksa bekerja untuk mendapatkan uang. Aku ingin membuat rumah sebagai tempat perlindungan untuk keluargaku. Maukah kamu menolongku wahai pohon apel?" Tanya anak itu." Pohon apel menjawab "Maafkan aku. Aku tidak mempunyai rumah. Tetapi kau boleh memotong dahan-dahanku yang besar ini dan kau buatlah rumah dari padanya." Lalu, remaja yang semakin dewasa itu memotong seluruh dahan dan ranting pohon apel itu dan pergi dengan gembiranya. Pohon apel itu pun turut gembira tetapi kemudiannya merasa sedih karena remaja itu tidak kembali lagi. Suatu hari yang panas, seorang lelaki datang menemui pohon apel yang sudah gundul itu . Lelaki itu sebenarnya adalah anak lelaki yang pernah bermain-main dengan pohon apel itu. Dia telah matang dan dewasa."Marilah bermain-mainlah di sekitarku," ajak pohon apel itu." Maafkan aku, tetapi aku bukan lagi anak lelaki yangsuka bermain-main di sekitarmu. Aku sudah dewasa. Aku mempunyai cita-cita untuk belayar. Malangnya, aku tidak mempunyai perahu. Maukah kau menolongku lagi ?" kata lelaki itu." Aku tidak mempunyai perahu untuk diberikan kepadamu. Tetapi kau boleh memotong batang utama pohon ini untuk dijadikan perahu. Kau akan dapat belayar dengan gembira," kata pohon apel itu. Lelaki itu merasa amat sedang dan menebang batang pohon apel itu. Dia kemudiannya pergi dari situ dengan gembiranya dan tidak kembali lagi. Akhirnya pada suatu hari, seorang lelaki yang semakin dimakan usia, datang kembali menuju pohon apel itu. "Maafkan aku. Aku tidak ada apaapa lagi untuk diberikan kepadamu. Aku sudah memberikan buah untuk di jual, dahanku dan ranting untuk kau buat rumah, batang utamaku untuk buat perahu. Aku hanya akar yang hampir mati..." kata pohon apel itu

dengan nada pilu. "Aku tidak mau apelmu karena aku sudah tidak bergigi untuk memakannya, aku tidak mau dahanmu kerana aku sudah terlalu tua untuk memotongnya, aku tidak mau batang pohonmu karena aku tidak belayar lagi, aku merasa lelah dan ingin istirahat," jawab lelaki tua itu. "Jika begitu, istirahatlah di perduku," kata pohon apel itu. Lalu lelaki tua itu duduk beristirahat di perdu pohon apel itu. Mereka berdua menangis.... Sebenarnya, pohon apel yang dimaksudkan di dalam cerita itu adalah kedua ibu bapak kita. Bila kita masih muda, kita suka bermain dengan mereka. Ketika kita meningkat remaja, kita perlukan bantuan mereka untuk meneruskan hidup. Kita tinggalkan mereka dan hanya kembali meminta pertolongan apabila kita didalam kesusahan. Namun begitu, mereka tetap menolong kita dan melakukan apa saja asalkan kita bahagia dan gembira dalam hidup. Anda mungkin berfikir bahwa anak lelaki itu bersikap kejam terhadap pohon apel itu, tetapi fikirkanlah, itu hakikatnya bagaimana kebanyakan anak-anak masa kini terhadap ibu-bapa mereka. Hargailah jasa ibu bapak kita. Jangan hanya kita menghargai mereka karena kita butuh saja, kasih orang tua tidak pernah habis, selamanya.

Menghargai Sebuah Pekerjaan Jika ditanya, lebih baik mana antara menjadi seorang pengemis ataukah seorang pemulung, maka saya yakin bahwa kebanyakan diantara kita akan memilih si pemulung. Dewasa ini barangkali mencari pekerjaan adalah suatu hal yang dirasa cukup sulit. Sampai-sampai pengemis pun adalah sebuah pekerjaan. Dan itulah yang saya lihat di kampus kami di Universitas Brawijaya Malang. Bahkan pernah iseng saya hitung, eh ternyata setidaknya ada 5 pengemis tetap. Dalam artian mereka yang setiap hari hampir bisa dipastikan nge-pos di fakultas saya. Saya hafal betul wajah-wajah mereka karena toh mereka memang itu-itu saja. Saya jadi berpikir, apakah jangan-jangan pengemis itu sebagai sebuah profesi. Mereka belum tentu miskin, karena pernah teman saya memergoki salah satu dari mereka menukarkan uang lima puluh ribuan. Nah loh..!!

Jadi miris pula, apakah karena sulitnya mencari pekerjaan, dan melihat bahwa mengemis adalah cara mudah mendapatkan uang, maka jadilah mereka

menjadi seorang yang menjual rasa malu mereka hanya untuk sekedar mendapat uang. Saya jadi teringat akan sabda Rasulullah yang mengatakan bahwa barang siapa meminta-minta untuk mengumpulkan kekayaan maka hartanya tadi akan menjadi bara api dinerakanya kelak. Naudzubillah. Semoga mereka tidak seperti itu.

Lain lagi ceritanya dengan seorang pengamen, posisi mereka masih sedikit lebih terhormat daripada pengemis. Tapi kalau pengamen otomatis lihat-lihat dulu, bagaimana cara dia mengamen. Pengamen dulu, dibayar karena suaranya.. , ujar temanku di sebuah perempatan lampu merah. Kalau sekarang..?? tanyaku antusias. Kalau sekarang, pengamen dibayar untuk pergi. , jawabnya disambut gelak tawa kami. Ya, barangkali saya yakin tidak semuanya. Sebagaimana memang saya lihat dalam perjalanan bus Ponorogo-Malang. Ada banyak pengamen, dan banyak kok yang bagus. Barangkali hanya beberapa yang memang saya lihat, kalau boleh dibilang, mengemis dengan cara halus . Dengan modal seadanya, ecek-ecek, atau tepuk tangan, dah gitu suaranya nggak merdu lagi. Mereka yang ini cenderung bukan menghibur kita, tapi lebih pada menyentuh sisi kemanusiaan kita.

Barangkali itu pula yang menjadi pertimbangan teman saya di Ilmu Komputer Unibraw, sebut saja si A, untuk tidak memberi pada para pengemis tetap ini. Padahal yang saya tahu dia berasal dari keluarga kaya. Bahkan sehari-hari dia sering membawa laptop ataupun mobil ke kampusnya. Namun ketika kami berkumpul dan ada seorang pengemis, tak pernah sekalipun saya lihat dia memberi. Saya tidak terlalu mempermasalahkan karena memang hal itu tampaknya wajar di kampus kami. Terlebih si A ini adalah salah seorang yang sering mengkompori teman-temannya untuk mulai bikin usaha sendiri. Istilahnya bisnis kecil-kecilan.

Suatu waktu seusai perjalanan kembali ke kampus dari makan siang, Menurutmu orang itu orang yang kerja apa pengemis..?? , tanya salah temanku, si A tadi sambil melambatkan laju motornya.

Kulihat sepintas orang yang dimaksud temanku tadi, seorang wanita tua, berjalan terbungkuk dengan sebuah gendongan karung besar di punggungnya. Melihat karung itu, aku yakin ia bukan seorang pengemis, ia pasti seorang pekerja. Sepertinya ya, lihat saja gendongannya , jawabku singkat. Sempat kupikir temanku ini hanya bertanya. Namun tak urung aku berupah pikiran ketika ia menghentikan laju motornya.

Tak cukup disitu, dia pun mengeluarkan selembar lima ribuan dari dompetnya, ia memutar balik laju motornya dan mengejar nenek tua tadi. Aku yang dibonceng pun mau tak mau juga harus mengikuti.

Dari agak jauh aku hanya tersenyum ketika temanku yang dikenal konyol dikelasnya ini mengejar dan memberikan uang kertas di tangannya. Kulihat nenek tua tadi sempat terlihat kebingungan namun tak urung menerimanya juga. Segera setelah menyerahkan uang itu, setengah berlari temanku tadi pun kembali Saat dia kembali ia berkata, Saya itu lebih menghargai ma orang yang kerja, daripada yang minta-minta. , ujarnya sambil menstarter sepeda motornya. Yup, setuju, jarang loh orangyang seperti itu

Ya, dijaman sulit seperti ini, perjuangan seorang nenek tua untuk mau mencari nafkah adalah sungguh patut diacungi jempol. Tidak menggantungkan pada orang lain, apalagi dengan meminta-minta di pinggir jalan. Kontan aku juga teringat pada seorang kakek tua di gerbang belakang kampus. Terkadang ketika aku lewat disana, kulihat bapak renta itu sedang melayani orang yang membeli gado-gado. Pernah aku membeli dari bapak ini, dan aku sadar bahwa pendengaran bapak ini ternyata jauh berkurang. Tak sampai disitu, jalannya yang tertatih-tatih di usianya yang kutaksir 70-an, sungguh membuatku semakin kasihan. Apakah kakek ini tidak punya anak atau cucu yang merawatnya..??? tanyaku dalam hati.

Sungguh sebenarnya, barangkali para pengemis di kampusku seharusnya malu. Mereka masih banyak yang jauh lebih muda dari nenek tadi, ataupun kakek penjual gado-gado, para pengemis itu bahkan masih

banyak yang jauh lebih kuat. Baik kakek gado-gado ataupun nenek tadi sebenarnya lebih berhak untuk meminta-minta, namun mereka memilih untuk tidak melakukannya.

Bagaimanapun juga, sama seperti halnya dengan temanku tadi, dan mungkin kita semua, bahwa selayaknya kita mau menghargai lebih pada orang yang mau berusaha. Bukannya saya mengajak Anda untuk tidak memberi sesuatu pada pengemis, tidak seperti itu. Setidaknya berilah mereka. Dan berprasangkalah yang baik bahwa mereka memang tidak mampu. Yah, itung-itung sedekah. Atau bahkan jika bisa, marilah coba memberi mereka pekerjaan, setidaknya mereka pun mampu bekerja, dan tentu saja, kita akan menghargai lebih pada mereka.

Anak kecil yang ecek-ecek di jalan itu ya, Aku sungguh lebih senang kalau mereka jualan koran . Ujar Adam, temanku lainnya di ilkomp. Mungkin hasilnya nggak seberapa tapi, itu bener jauh lebih baik daripada mengamen. Ya, menghargai sebuah karya memang bukan ditentukan pada hasilnya, namun lebih pada bagaimana usaha seseorang tadi untuk meraih hasil yang diinginkan. Kita menghargai usaha, dan bukan hanya hasil.....

submited by : Toni Tegar Sahidi, 18 th

Stop Comparing, Start Flowing !


Gede Prama memulai talkshow dengan bercerita tentang tokoh asal Timur Tengah, Nasruddin. Suatu hari, Nasruddin mencari sesuatu di halaman rumahnya yang penuh dengan pasir. Ternyata dia mencari jarum. Tetangganya yang merasa kasihan, ikut membantunya mencari jarum tersebut. Tetapi selama sejam mereka mencari, jarum itu tak ketemu juga. Tetangganya bertanya, "Jarumnya jatuh dimana?" "Jarumnya jatuh di dalam," jawab Nasruddin. "Kalau jarum bisa jatuh di dalam, kenapa mencarinya di luar?" tanya

tetangganya. Dengan ekspresi tanpa dosa, Nasruddin menjawab, "Karena di dalam gelap, di luar terang." Begitulah, kata Gede Prama, perjalanan kita mencari kebahagiaan dan keindahan. Sering kali kita mencarinya di luar dan tidak mendapat apa-apa. Sedangkan daerah tergelap dalam mencari kebahagiaan dan keindahan, sebenarnya adalah daerah-daerah di dalam diri. Justru letak 'sumur' kebahagiaan yang tak pernah kering, berada di dalam. Tak perlu juga mencarinya jauh-jauh, karena 'sumur' itu berada di dalam semua orang. Sayangnya karena faktor peradaban, keserakahan dan faktor lainnya, banyak orang mencari sumur itu di luar. Ada orang yang mencari bentuk kebahagiaannya dalam kehalusan kulit, jabatan, baju mahal, mobil bagus atau rumah indah. Tetapi kenyataannya, setiap pencarian di luar tersebut akan berujung pada bukan apa-apa. Karena semua itu, tidak akan berlangsung lama. Kulit, misalnya, akan keriput karena termakan usia, mobil mewah akan berganti dengan model terbaru, jabatan juga akan hilang karena pensiun.

"Setiap perjalanan mencari kebahagiaan dan keindahan di luar, akan selalu berujung pada bukan apa-apa, leads you nowhere. Setiap kekecewaan hidup yang jauh dari keindahan dan kebahagiaan, berangkat dari mencarinya di luar," tegas Gede Prama. Untuk mencapai tingkatan kehidupan yang penuh keindahan dan kebahagiaan, seseorang harus melalui 5(lima) buah 'pintu' yang menuju ke tempat tersebut.

Pintu pertama adalah stop comparing, start flowing. > "Stop membandingkan dengan yang lain. Seorang ayah atau ibu belajar untuk tidak membandingkan anak dengan yang lain. Karena setiap pembandingan akan membuat anak-anak mencari kebahagiaan di luar," ujar Gede Prama. Setiap penderitaan hidup manusia, setiap bentuk ketidakindahan, menurut Gede Prama, dimulai dari membandingkan. Gede Prama mencontohkan orang kaya berkulit hitam yang tidak dapat menerima kenyataan bahwa dia berkulit hitam. Orang itu sering kali membandingkan dirinya dengan orang kulit putih.

"Uangnya banyak, mampu mengongkosi hobinya untuk operasi plastik. Sehingga orang yang hidup dari satu perbandingan ke perbandingan lain, maka hidupnya kurang lebih sama dengan seorang orang kaya itu. Leads you nowhere," kata Gede Prama dengan logatnya yang khas. Karena itu, Gede Prama mengajak peserta ke sebuah titik, mengalir (flowing) menuju ke kehidupan yang paling indah di dunia, yaitu menjadi diri sendiri. Apa yang disebut flowing ini sesungguhnya sederhana saja. Kita akan menemukan yang terbaik dari diri kita, ketika kita mulai belajar menerimanya. Sehingga kepercayaan diri juga dapat muncul. Kepercayaan diri ini berkaitan dengan keyakinan-keyakinan yang kita bangun dari dalam. "Tidak ada kehidupan yang paling indah dengan menjadi diri sendiri. Itulah keindahan yang sebenar-benarnya!" kata Gede Prama. Pintu kedua menuju keindahan dan kebahagiaan adalah memberi. Sebab utama kita berada di bumi ini, kata Gede Prama, adalah untuk memberi. "Kalau masih ragu dengan kegiatan memberi, artinya kita harus memberi lebih banyak," ujar Gede Prama. "Saya melihat ada 3 tangga emas kehidupan; I intend good, I do good and I am good. Saya berniat baik, saya melakukan hal yang baik, kemudian saya menjadi orang baik. Yang baik-baik itu bisa kita lakukan, bila kita konsentrasi pada hal memberi," lanjut Gede Prama lagi. Memberi tidak harus selalu dalam bentuk materi. Pemberian dapat berbentuk senyum, pelukan, perhatian. Dan setiap manusia yang sudah rajin memberi, dia akan memasuki wilayah beauty and happiness.

"Saya sering bertemu dengan orang-orang kaya. Ada yang suka memberi, ada yang pelit. Saya melihat orang yang tidak suka memberi muka orang itu keringnya minta ampun. Orang yang mukanya kering ini bertanya pada saya, apa rahasia kehidupan yang paling penting yang bisa saya bagi ke saya. Saya bilang sleep well, eat well," ungkap Gede Prama sambil tersenyum. Artinya memang, untuk ongkos untuk menjadi bahagia tidak

mahal. Hanya saja orang sering kali memperumit hal yang sudah rumit. Kalau kita sederhanakan, sleep well, eat well akan jadi mudah jika diikuti dengan kegiatan memberi. Pintu ketiga untuk menuju keindahan dan kebahagiaan adalah berawal dari semakin gelap hidup Anda, semakin terang cahaya Anda di dalam. Perhatikanlah bintang di malam hari tampak bercahaya, jika langitnya gelap. Sedangkan, lilin di sebuah ruangan akan bercahaya bagus, jika ruangannya gelap. Artinya, semakin Anda berhadapan dengan masalah dan cobaan dalam hidup, semakin bercahaya Anda dari dalam. "Jika Anda punya suami yang keras dan marah-marah, jangan lupa bersyukurlah. Karena suami yang keras dan marah-marah, membuat sinar dari dalam diri Anda bercahaya. Anda punya istri cerewetnya minta ampun. Bersyukurlah, karena orang cerewet adalah guru kehidupan terbaik. Paling tidak dari orang cerewet kita belajar tentang kesabaran. Jika Anda punya atasan diktatornya minta ampun. Bersyukurlah, karena Anda dapat belajar tentang kebijaksanaan," ujar Gede Prama membesarkan hati. Orang yang pada akhirnya menemukan keindahan dan kebahagiaan, menurut Gede Prama, biasanya telah lulus dari universitas kesulitan. Semakin banyak kesulitan hidup yang kita hadapi, semakin diri kita bercahaya dari dalam. Mengutip perkataan Jamaluddin Rumi, semuanya dikirim sebagai pembimbing kehidupan dari sebuah tempat yang tidak terbayangkan. "Tidak hanya orang cantik saja yang berguna, orang jelek juga berguna. Gunanya adalah karena orang jelek, orang cantik terlihat jadi tambah cantik," kata Gede Prama disambut tawa peserta. "Jadi semuanya ada gunanya, untuk menghidupkan cahaya-cahaya beauty and happiness," tegasnya. Pintu keempat adalah surga bukanlah sebuah tempat, melainkan adalah rangkaian sikap. "Bila Anda melihat hidup penuh dengan kesusahan dan godaan, maka neraka tidak ketemu setelah mati. Neraka sudah ketemu sekarang," ujar Gede Prama. Sedangkan Anda akan bertemu surga, jika hasil dari rangkaian sikap

Anda benar. Sikap ini dimulai dari berhenti mengkhawatirkan segala sesuatunya, dan coba yakinkan diri bahwa everything will be allright. Setiap kali kita melalukan ritual peribadatan, tetapi setiap kali pula kita merasa takut. Padahal ketakutan adalah sebentuk ketidakyakinan terhadap kebenaran. "Kalau Anda melalukan ritual peribadatan tapi masih takut, mending jangan melalukan ritual peribadatan, karena toh Anda tidak yakin terhadap kebenaran," kata Gede Prama. "Segala sesuatunya menjadi baik-baik saja jika Anda mencintai yang kecil," sambung Gede Prama. Pintu kelima menuju keindahan dan kebahagiaan yakni tahu diri kita dan kita tahu kehidupan. Manusia-manusia yang tidak tahu diri adalah manusia yang tidak pernah ketemu keindahan dan kebahagiaan dalam hidupnya. "Sumur kehidupan yang tidak pernah kering berada di dalam. Sumur ini hanya kita temukan dan kita timba airnya kalau kita bisa mengetahui diri kita sendiri," kata Gede Prama. Seandainya diri sendiri telah ditemukan, maka artinya kita kemudian mengetahui kehidupan. Gde Prama *************************************************************** Tahukah Anda Lirik lagu "Happy Birthday to You" sebetulnya bukan diperuntukkan ulang tahun, karena lirik yang sebenarnya "good morning to all" dinyanyikan oleh guru dan murid ketika masuk kelas di sekitar awal tahun 1900-an. baru sekitar tahun 1924 lagu "good morning to all" pelan-pelan dinyanyikan "Happy Birthday to You", hingga sekarang menjadi lagu paling sering dinyanyikan di dunia dan hingga kini pula tidak tahu siapa pengarang sebenarnya. (Gz Indocenter)

Kealamian Ditemukan Dalam Diam

Kesibukan kerja yang berpindah dari satu tempat ke tempat lain, membuat saya memiliki jadwal terbang yang cukup padat. Hampir setiap minggu saya terbang. Beberapa pramugara dan pramugari Garuda bahkan mengenali saya karena terlalu sering bertemu di pesawat. Bahkan, ada yang bercanda dan mengatakan kalau saya ini laki-laki panggilan. Dan tentu saja mereka benar, karena saya teramat sering dipanggil orang untuk urusan jadi pembicara publik dan konsultan. Namun, terlepas dari godaan dan canda terakhir, ada sebuah kegiatan yang kerap saya lakukan kalau sedang terbang : melihat dan mengamati awan. Kadang ada hamparan awan yang serupa dengan salju yang putih bersih dan terhampar luas. Ada juga awan yang tipis dan terbang ringan ditiup angin. Ada juga awan tebal dan hitam yang kerap membuat pesawat bergoyang-goyang keras. Namun, apapun warna dan jenis awannya, awan memiliki kemewahan luar biasa yang tidak dimiliki kita manusia : kebebasan dan keikhlasan. Ingin rasanya memiliki kualitas kebebasan dan keikhlasan sebagaimana awan. Dan semakin dicermati serta dipelajari, apa lagi diselami dalam samudera-samudera kalbu yang maha luas, rupanya kita manusia juga bisa memiliki kualitas-kualitas terakhir. Ada yang menyebutnya sulit tentunya. Ada juga yang mengatakan tidak mungkin. Apapun halangannya, izinkan saya bertutur ke Anda, halangan-halangan manusia yang menggembok kita untuk memiliki kualitas kebebasan dan keikhlasan seperti awan. Sebagaimana dituturkan dan diyakini banyak penulis, akar dari semua ketidakbebasan dan ketidakikhlasan manusia adalah mind. Oleh karena berbagai sebab dan faktor, mind manusia telah berkembang menjadi kekuatan-kekuatan pengikat yang demikian memasung. Ia yang tadinya lahir secara alami, jernih, teduh dan terang, oleh pengalaman dan pendidikan sudah dirubah menjadi kekuatan-kekuatan yang sebaliknya. Depresi, stress, penderitaan, pandangan yang tidak jernih dan apapun namanya semuanya bermula dari rantai pengikat terakhir. Bedanya dengan rantai sebenarnya yang bisa dimintakan tolong orang lain untuk membukanya, rantai mind diciptakan dan mesti dibuka oleh pemiliknya sendiri. Memang, ada banyak sebab yang tersembunyi di balik hidup yang dirantai mind. Salah satu yang layak untuk diperhatikan adalah pendidikan dan pengalaman. Oleh dua faktor terakhir, banyak manusia yang sudah kehilangan sifat alami mind-nya. Pendidikan yang pada awalnya diniatkan berfungsi sebagai jendela-jendela kejernihan, malah berkembang sebaliknya. Melalui logika-logikanya yang keras (baca : benar-salah), ia telah membawa banyak peserta didik terasing dari

kealamiannya sendiri. Pengalaman juga serupa, ia memang bisa menjadi guru terbaik, namun tidak jarang terjadi, ia juga menghadirkan petapeta dari masa lalu yang kerap membuat orang jadi terasing dari kesehariannya. Sebagaimana diyakini banyak orang dalam tradisi Zen, perjalanan hidup sering diibaratkan dengan perjalanan dari satu tempat, dan berakhir di tempat yang sama. Dan ketika kembali, manusia seperti melihat tempat tadi untuk pertama kalinya. Ini berarti, setinggi apapun pengetahuan, sebanyak apapun pengalaman orang, layak dipertimbangkan untuk kembali ke tempat di mana kita memulainya dulu. Dan siapapun manusianya, semua memulainya di tempat yang alami. Coba perhatikan suara bayi yang baru lahir. Entah itu di Inggris maupun Prancis, di Australia atau di Amerika, semuanya memiliki suara tangisan yang amat serupa. Demikian juga dengan anak-anak yang memulai dunia sekolah, semuanya mulai dengan belajar huruf dan angka. Setiap anak-anak memulai kehidupan intelektualnya dengan serangkaian pertanyaan bukan jawaban. Hal yang tidak jauh berbeda juga terjadi dalam mind manusia, ia mulai dengan sebuah kealamian. Sayangnya, kealamian yang menjadi awal sekaligus akhir ini, oleh upaya sengaja maupun tidak sengaja, sudah mulai terkikis secara meyakinkan dalam kehidupan banyak orang. Di kota-kota besar di mana kepintaran, kecerdikan dan keahlian dipujapuja sebagai mesin uang yang meyakinkan, kealamian bahkan diberi stempel menyedihkan : lugu dan bodoh. Maka bisa dimaklumi, kalau kota besar disamping memproduksi banyak uang, ia juga memproduksi keterikatan-keterikatan yang membuat manusia terasing. Coba lihat anak-anak yang terkena narkoba, angka perceraian yang meningkat tajam, perampokan yang mengerikan, atau penyakit korupsi yang tidak sembuh-sembuh. Bukankah terjadi kebanyakan di kota-kota di mana kealamian diidentikkan dengan keluguan dan kebodohan ? Mungkin saja saya bias, atau mungkin saja Anda menyebut saya lugu dan bodoh, namun kealamian di manapun adalah sahabat kejernihan, kejujuran dan bahkan kebijakan. Dan berbeda dengan pendidikan serta pengalaman, yang mengenal wacana sebagai kendaraan kemajuan. Kealamian malah berjalan sebaliknya, ia sering kali tersembunyi rapi dalam silence. Makanya, saya masih ingat sekali apa yang pernah dituturkan seorang sahabat dengan kehidupan meditatif yang mengagumkan : naturalness is found in silence. Belajar dari sini, ada baiknya kalau kita kembali merenungkan sifatsifat alami mind kita. Tidak untuk dinilai, apa lagi untuk dihakimi.

Sebagaimana awan, kita hanya memerlukan satu kegiatan : diam. Apa lagi diam yang dibimbing oleh keikhlasan, bukan tidak mungkin kejernihan menjadi sahabat karibnya sang hidup. Oleh: Gede Prama

Payung PANGGIL saja Pakde. Usia 86 tahun, tapi tubuh seperti 60-an tahun. Perawakan sedang, gigi masih sanggup mengunyah jagung, dan rambut belum putih walau tak mengenal hair tonic. Alamiah. ''Saya masih suka nyangkul, wong petani,'' katanya. Keseharian dia memang di kebun kopi, jagung, dan kebun singkong. Kini, dia menetap di Lampung Utara. Ia hijrah dari Jakarta 40 tahun lalu. Alasannya, ''Jakarta dijejali oleh orang yang penuh rekayasa.'' Semua hal dipolitisir. Mulut sulit dipegang karena hati tidak pernah tulus. Tak sedikit yang senang mengagung-agungkan diri, dan seolah diri sendiri paling benar, serta gila pujian. Padahal, bagusnya hati itu bukan karena harta, bukan pakaian, juga bukan dari rupa. Banyak orang ingin mengangkangi apa saja. Serba berpamrih. Sementara itu, etika bersopan santun makin minim. ''Bahkan, pembantu pun lebih galak ketimbang juragan,'' ujar istri Pakde. Sepertinya, semua orang tercipta untuk mudah sinis. Kesimpulan dia, ''Jakarta menyenangkan tapi tidak membuat diri tenteram.'' Pakde mengamini. Namun, secara umum, Pakde menyimpulkan bahwa manusia di bumi ini bukannya berlomba untuk jadi pinter, melainkan malah minteri, membodohi orang lain. Selain itu, mereka mulai cenderung mengotakngotak, termasuk pengelompokan agama dan suku. Buntutnya, hati dan otak tercemar kebusukan. Segala ihwal sepertinya menjurus pada penyesatan. Dan, yang muncul di otak adalah pemenuhan nafsu duniawi. ''Itu pendapat saya, yang cuma berpendidikan kelas II sekolah rakyat,'' ujar Pakde. Ia dilarang melanjutkan sekolah karena, ''Saya bukan dari keluarga ningrat atau pamong.'' Di mata Pakde, kini banyak orang yang berkesadaran rumongso biso (merasa bisa) dan bukannya biso rumongso (bisa merasakan). Akibatnya, biarpun rakyat lapar dan ratusan balita kurang gizi, hati tidak

tergerak, dan malah sibuk menggendutkan perut sendiri. Maka, tak berlebihan jika Pakde menyebut, ''Jakarta sudah terkontaminasi.'' Dan, karena itu, dia hijrah. Awalnya jadi kuli angkut di Pelabuhan Panjang, lalu bertani. Waktu itu, bumi Lampung masih langka penduduk. Tanah tinggal mematok sesuai kesanggupan mengolah. Belasan hektare lahan dikuasai, diolah, dan ditanami. Pakde merintis kampung baru. Waktu itu, para pendatang yang baru krekel-krekel menyambung hidup dibuatkan rumah oleh dia. Soal makan? ''Asal mau makan seadanya, silakan tinggal bersama saya,'' kata Pakde. Menu tetapnya: singkong atau jagung plus lauk daun singkong. Ternyata, tanah olahan itu tak sepi dari masalah. Lahan seluas 200 hektere lebih yang digarap warga bertahun-tahun diakui sebagai milik yayasan pensiunan pejabat. Maka, kala rakyat memanen hasil kebun mereka, serombongan aparat bersenjata merampasnya. Tembakan dihamburkan ke udara. Warga kalang kabut, ketakutan, dan ngumpet. Timah panas memang suka cari sasaran. Melihat kesewenang-wenangan ini, hati Pakde kemropok. Ini bukan zaman penindasan yang main kuasa dan senjata. ''Kalian ini mau merampok hasil kebun rakyat atau memasalahkan tanah,'' gertak Pakde. Tiada yang menyahut. Maka, lanjut Pakde, ''Jika mau merampas hasil bumi rakyat, tembak dulu saya.'' Ia siap jadi tumbal. Tapi, jika mau menyoal tanah, pengadilan tempatnya. Memang, keabsahan siapa pemilik lahan tersebut tengah digulirkan di pengadilan. Aparat ciut. Mereka meninggalkan hasil kebun yang dirampas. Akhirnya, di pengadilan, rakyat dimenangkan. Wong cilik pun bisa gemuyu. Sebagai ungkapan terima kasih, Pakde akan dibuatkan rumah. Namun dia menolak. Alasannya, perjuangan memenangkan sengketa --tanpa pengacara- itu dilakukan secara ikhlas. Justru setelah kemenangan itu, rumah dan kebun Pakde dibagi-bagikan pada masyarakat yang membutuhkan. Dulu, di Jakarta pun tanah dia ditinggal begitu saja, prung, tanpa penyesalan. ''Saya memang tidak punya harta, tapi memiliki dunia,'' katanya. Itulah Pakde. Ia melangkah lebih berdasar nurani, kendati keluarga merasa disusahkan. Saat hijrah ke Lampung Utara, misalnya, dia hanya berbekal Rp 50.000. Padahal, anak bungsunya yang kini di kelas II SMP masih berusia dua bulan. Sehari-hari, anak-istri hanya diberi makan

singkong. ''Yang mengherankan, kok, bisa sehat,'' ujar istri Pakde. Menjadi sehat itu, kata Pakde, ''Ada di dalam diri sendiri.'' Pikiran dan nalar harus diupayakan lurus, senang, dan jangan neko-neko. Selain itu, ''Kalau tidak punya, ya, mencari. Tidak punya beras, ya, nyari beras. Tidak punya lauk, ya, cari lauk. Manusia dibekali otak dan kemauan untuk digerakkan,'' katanya. Namun prinsip hidup yang tidak terlupakan yang merupakan amanah kakek Pakde, yang mangkat pada usia di atas 150 tahun, adalah, ''Kamu harus bisa jadi 'payung'. Yang butuh pertolongan, tolonglah. Jika ada yang sakit, obatilah. Hidup itu untuk mengasihi. Jangan mementingkan ego sendiri. Ingat, di dunia itu sak dermo mampir ngombe, hanya sementara!'' Untuk memahami hidup itu, kata Pakde, ''Kita harus bisa membaca diri. Kita dihidupkan oleh siapa? Dan, mutlak nanti akan pulang kepada-Nya, entah kapan. Tapi, sudah cukup 'bekal' apa belum? Selain itu, saya mau nanya, 'jalan pulang' itu lewat mana, supaya tidak kesasar. Ibarat rumah, pasti ada pintunya,'' kata Pakde seperti berteka-teki. Saya diam, merenung, tafakur, namun belum juga menemukan jawaban. Mungkin saya perlu menjadi ''payung'' agar bisa ikut mamayu hayuning bawana, memperelok keindahan dunia. Atau, jangan-jangan tidak perlu dijawab, karena Allah lebih dekat dari urat leher kita masing-masing. Wallahualam. (Widi Y - Gatra) *************************************************************** Tahukah Anda

Darimanakah asal frase "ladies first" (wanita dahulu) ? Dari jaman nabi Musa (Moses). Konon saat itu salah satu perintah Tuhan adalah mendahulukan wanita terlebih dahulu untuk memasuki rumah Tuhan. *************************************************************** Kata Bijak Hari Ini. Tidak ada orang yang lebih buta daripada orang yang tak mau melihat. (Jonathan Swift)

Pay It Forward

Saat terlintas keraguan apakah mungkin perbuatan baik yang kecil dan sederhana yang kita lakukan kepada orang lain akan mampu mempengaruhi kehidupan mereka, mungkin Film "PAY IT FORWARD" bisa menjadi pendorong yang memberikan kita semangat untuk selalu tidak jemu-jemu berbuat baik kepada orang lain. Kisahnya bercerita tentang seorang anak umur delapan tahun bernama Trevor yang berpikir jika dia melakukan kebaikan kepada tiga orang disekitarnya, lalu jika ke tiga orang tersebut meneruskan kebaikan yang mereka terima itu dengan melakukan kepada tiga orang lainnya dan begitu seterusnya, maka dia yakin bahwa suatu saat nanti dunia ini akan dipenuhi oleh orang-orang yang saling mengasihi. Dia menamakan ide tersebut: "PAY IT FORWARD" Singkat cerita, Trevor memutuskan bahwa tiga orang yang akan menjadi bahan eksperimen adalah mamanya sendiri (yang menjadi single parent), seorang pemuda gembel yang selalu dilihatnya dipinggir jalan dan seorang teman sekelas yang selalu diganggu oleh sekelompok anak-anak nakal. Percobaanpun dimulai : Trevor melihat bahwa mamanya yang sangat kesepian, tidak punya teman untuk berbagi rasa, telah menjadi pecandu minuman keras. Trevor berusaha menghentikan kecanduan mamanya dengan cara rajin mengosongkan isi botol minuman keras yang ada dirumah mereka, dia juga mengatur rencana supaya mamanya bisa berkencan dengan guru sekolah Trevor. Sang mama yang melihat perhatian si anak yang begitu besar menjadi terharu, saat sang mama mengucapkan terima kasih, Trevor berpesan kepada mamanya "PAY IT FORWARD, MOM" Sang mama yang terkesan dengan yang dilakukan Trevor, terdorong untuk meneruskan kebaikan yang telah diterimanya itu dengan pergi ke rumah ibunya (nenek si Trevor), hubungan mereka telah rusak selama bertahun-tahun dan mereka tidak pernah bertegur sapa, kehadiran sang putri untuk meminta maaf dan memperbaiki hubungan diantara mereka membuat nenek Trevor begitu terharu, saat nenek Trevor mengucapkan terima kasih, si anak berpesan :"PAY IT FORWARD,MOM" Sang nenek yang begitu bahagia karena putrinya mau memaafkan dan menerima dirinya kembali, meneruskan kebaikan tersebut dengan menolong seorang pemuda yang sedang ketakutan karena dikejar segerombolan orang untuk bersembunyi di mobil si nenek, ketika para pengejarnya sudah pergi, si pemuda mengucapkan terima kasih, si nenek berpesan : "PAY IT FORWARD, SON".

Si pemuda yang terkesan dengan kebaikan si nenek, terdorong meneruskan kebaikan tersebut dengan memberikan nomor antriannya di rumah sakit kepada seorang gadis kecil yang sakit parah untuk lebih dulu mendapatkan perawatan, ayah si gadis kecil begitu berterima kasih kepada si pemuda ini, si pemuda berpesan kepada ayah si gadis kecil : "PAY IT FORWARD, SIR" Ayah si gadis kecil yang terkesan dengan kebaikan si pemuda, terdorong meneruskan kebaikan tersebut dengan memberikan mobilnya kepada seorang wartawan TV yang mobilnya terkena kecelakaan pada saat sedang meliput suatu acara, saat si wartawan berterima kasih, ayah si gadis berpesan:"PAY IT FORWARD" Sang wartawan yang begitu terkesan terhadap kebaikan ayah si gadis, bertekad untuk mencari tau dari mana asal muasalnya istilah "PAY IT FORWARD" tersebut, jiwa kewartawanannya mengajak dia untuk menelusuri mundur untuk mencari informasi mulai dari ayah si gadis, pemuda yang memberi antrian nomor rumah sakit, nenek yang memberikan tempat persembunyian, putri si nenek yang mengampuni, sampai kepada si Trevor yang mempunyai ide tersebut. Terkesan dengan apa yang dilakukan oleh Trevor, Si wartawan mengatur agar Trevor bisa tampil di Televisi supaya banyak orang yang tergugah dengan apa yang telah dilakukan oleh anak kecil ini. Saat kesempatan untuk tampil di Televisi terlaksana, Trevor mengajak semua pemirsa yang sedang melihat acara tersebut untuk BERSEDIA MEMULAI DARI DIRI MEREKA SENDIRI UNTUK MELAKUKAN KEBAIKAN KEPADA ORANG-ORANG DISEKITAR MEREKA agar dunia ini menjadi dunia yang penuh kasih. Namun umur Trevor sangat singkat, dia ditusuk pisau saat akan menolong teman sekolahnya yang selalu diganggu oleh para berandalan, selesai penguburan Trevor, betapa terkejutnya sang Mama melihat ribuan orang tidak henti-hentinya datang dan berkumpul di halaman rumahnya sambil meletakkan bunga dan menyalakan lilin tanda ikut berduka cita terhadap kematian Trevor. Trevor sendiripun sampai akhir hayatnya tidak pernah menyadari dampak yang diberikan kepada banyak orang hanya dengan melakukan kebaikan penuh kasih kepada orang lain. Mungkinkah saat kita terkagum-kagum menikmati kebaikan Tuhan didalam hidup kita, dan kita bertanya-tanya kepada Tuhan bagaimana cara untuk mengungkapkan rasa terima kasih kepadaNya, jawaban Tuhan hanya sesederhana ini: "PAY IT FORWARD to OTHERS around YOU (Teruskanlah itu kepada orang lain yang ada disekitarmu)" ***************************************************************

Tahukah Anda Wanita terkaya di dunia versi majalah forbes adalah Alice Walton, anak dari pendiri Wal-Mart dengan kekayaan 18 Miliar Dollar lebih, lalu ibunya Alice, janda Helen Walton yang juga memiliki kekayaan sekitar 18 milyar dollar yang sekarang di masa tuanya lebih senang mengurusi sekolah taman kanak-kanak. Kemudian Liliane Bettencourt anak dari Eugene Schueller pemilik merk L'Oral dengan kekayaan sekitar $17,3 Milyar Dollar. Hanya dua wanita yang kaya oleh hasil kerja kerasnya sendiri yaitu Rosalia Mera dari Spanyol ($2 Milyar Dollar) yang memulai usahanya jadi tukang jahit, disusul oleh Oprah Winfrey sekitar ($1.3 Milyar Dollar)

*************************************************************** Kata Bijak Hari Ini. Keharuman bunga tak dapat tersebar melawan arah hembusan angin, begitu juga harumnya kayu cendana, bunga tagara dan melati. Tetapi harumnya kebajikan dapat melawan arah hembusan angin. Keharuman nama orang yang bajik akan menyebar segenap penjuru. Submit by : shane_sunpei@*****.com

Dua Pilihan

Pada sebuah jamuan makan malam pengadaan dana untuk sekolah anak-anak cacat, ayah dari salah satu anak yang bersekolah disana menghantarkan satu pidato yang tidak mungkin dilupakan oleh mereka yang menghadiri acara itu. Setelah mengucapkan salam pembukaan, ayah tersebut mengangkat satu topik:

'Ketika tidak mengalami gangguan dari sebab-sebab eksternal, segala proses yang terjadi dalam alam ini berjalan secara sempurna/ alami. Namun tidak de mikian halnya dengan anakku, Shay. Dia tidak dapat mempelajari hal-hal sebagaimana layaknya anak-anak yang lain. Nah,

bagaimanakah proses alami ini berlangsung dalam diri anakku? '

Para peserta terdiam menghadapi pertanyaan itu.

Ayah tersebut melanjutkan: "Saya percaya bahwa, untuk seorang anak seperti Shay, yang mana dia mengalami gangguan mental dan fisik sedari lahir satu-satunya kesempatan untuk dia mengenali alam ini berasal dari bagaimana orang-orang sekitarnya memperlakukan dia"

Kemudian ayah tersebut menceritakan kisah berikut: Shay dan aku sedang berjalan-jalan di sebuah taman ketika beberapa orang anak sedang bermain baseball. Shay bertanya padaku,"Apakah kau pikir mereka akan membiarkanku ikut bermain?" Aku tahu bahwa kebanyakan anak-anak itu tidak akan membiarkan orang-orang seperti Shay ikut dalam tim mereka, namun aku juga tahu bahwa bila saja Shay mendapat kesempatan untuk bermain dalam tim itu, hal itu akan memberinya semacam perasaan dibutuhkan dan kepercayaan untuk diterima oleh orang-orang lain, diluar kondisi fisiknya yang cacat.

Aku mendekati salah satu anak laki-laki itu dan bertanya apakah Shay dapat ikut dal am tim mereka, dengan tidak berharap banyak. Anak itu melihat sekelilingnya dan berkata, "kami telah kalah 6 putaran dan sekaran sudah babak kedelapan. Aku rasa dia dapat ikut dalam tim kami dan kami akan mencoba untuk memasukkan dia bertanding pada babak kesembilan nanti'

Shay berjuang untuk mendekat ke dalam tim itu dan mengenakan seragam tim dengan senyum lebar, dan aku menahan air mata di mataku dan kehangatan dalam hatiku. Anak-anak tim tersebut melihat kebahagiaan seorang ayah yang gembira karena anaknya diterima bermain dalam satu tim.

Pada akhir putaran kedelapan, tim Shay mencetak beberapa s kor, namun masih ketinggalan angka. Pada putaran kesembilan, Shay mengenakan sarungnya dan bermain di sayap kanan. Walaupun tidak ada bola yang mengarah padanya, dia sangat antusias hanya karena turut serta dalam permainan tersebut dan berada dalam lapangan itu. Seringai lebar terpampang di wajahnya ketika aku melambai padanya dari kerumunan. Pada akhir putaran kesembilan, tim Shay mencetak beberapa skor lagi. Dan dengan dua angka out, kemungkinan untuk mencetak kemenangan ada di depan mata dan Shay yang terjadwal untuk menjadi pemukul berikutnya.

Pada kondisi yg spt ini, apakah mungkin mereka akan mengabaikan kesempatan untuk menang dengan membiarkan Shay menjadi kunci kemenangan mereka? Yang mengejutkan adalah mereka memberikan kesempatan itu pada Shay.

Semua yang hadir tahu bahwa satu pukulan adalah mustahil karena Shay bahkan tidak tahu bagaimana caranya memegang pemukul dengan benar, apalagi berhubungan dengan bola itu.

Yang terjadi adalah, ketika Shay melangkah maju kedalam arena, sang pitcher, sadar bagaimana tim Shay telah mengesampingkan kemungkinan menang mereka untuk satu momen penting dalam hidup Shay, mengambil beberapa lang kah maju ke depan dan melempar bola itu perlahan sehingga Shay paling tidak bisa mengadakan kontak dengan bola itu. Lemparan pertama meleset; Shay mengayun tongkatnya dengan ceroboh dan luput. Pitcher tsb kembali mengambil beberapa langkah kedepan, dan melempar bola itu perlahan kearah Shay. Ketika bola itu datang, Shay mengayun kearah bola itu dan mengenai bola itu dengan satu pukulan perlahan kembali kearah pitcher. Permainan seharusnya berakhir saat itu juga, pitcher tsb bisa saja

dengan mudah melempar bola ke baseman pertama, Shay akan keluar, dan permainan akan berakhir.

Sebaliknya, pitcher tsb melempar bola melewati baseman pertama, jauh dari jangkauan semua anggota tim. Penonton bersorak dan kedua tim mulai berteriak "Shay, lari ke base satu! Lari ke base satu!". Tidak pernah dalam hidup Shay sebelumnya ia berlari sejauh itu, tapi dia berhasil melaju ke base pertama. Shay tertegun dan membelalakkan matanya.

Semua orang berteriak, "Lari ke base dua, lari ke base dua!"

Sambil menahan napasnya, Shay berlari dengan canggung ke base dua. Ia terlihat bersinar-sinar dan bersemangat dalam perjuangannya menuju base dua. Pada saat Shay menuju base dua, seorang pemain sayap kanan memegang bola itu di tangannya. Pemain itu merupakan anak terkecil dalam timnya, dan dia saat itu mempunyai kesempatan menjadi pahlawan kemenangan tim untuk pertama kali dalam hidupnya. Dia dapat dengan mudah melempar bola itu ke penjaga base dua Namun pemain ini memahami maksud baik dari sang pitcher, sehingga diapun dengan tujuan yang sama melempar bola itu tinggi ke atas jauh melewati jangkauan penjaga base ketiga. Shay berlari menuju base ketiga.

Semua yang hadir berteriak, "Shay, Shay, Shay, teruskan perjuanganmu Shay"

Shay mencapai base ketiga saat seorang pe main lawan berlari ke arahnya dan memberitahu Shay arah selanjutnya yang mesti ditempuh. Pada saat Shay menyelesaikan base ketiga, para pemain dari kedua tim dan para penonton yang berdiri mulai berteriak, "Shay, larilah ke home, lari ke home!". Shay berlari ke home, menginjak balok yg ada, dan dielu-elukan bak seorang hero yang memenangkan grand slam. Dia telah memenangkan game untuk timnya.

Hari itu, kenang ayah tersebut dengan air mata yang berlinangan di

wajahnya, para pemain dari kedua tim telah menghadirkan sebuah cinta yang tulus dan nilai kemanusiaan kedalam dunia.

Shay tidak dapat bertahan hingga musim panas berikut dan meninggal musim dingin itu. Sepanjang sisa hidupnya dia tidak pernah melupakan momen dimana dia telah menjadi seorang hero, bagaimana dia telah membuat ayahnya bahagia, dan bagaimana dia telah membuat ibunya menitikkan air mata bahagia akan sang pahlawan kecilnya.

Seorang bijak pernah berkata, sebuah masyarakat akan dinilai dari cara mereka memperlakukan seorang yang paling tidak beruntung diantara mereka.

Siapakah emaknya
Selesai berlibur dari kampung, saya harus kembali kekota. Mengingat jalan tol yang juga padat, saya menyusuri jalan lama. Terasa mengantuk, saya singgah sebentar di sebuah restoran. Begitu memesan makanan, seorang anak lelaki berusia lebih kurang 12 tahun muncul di depan. "Abang mau beli kue?" Katanya sambil tersenyum. Tangangnya segera menyelak daun pisang yang menjadi penutup bakul kue jajanannya. "Tidak Dik, Abang sudah pesan makanan," jawab saya ringkas. dia berlalu. Begitu pesanan tiba, saya langsung menikmatinya. Lebih kurang 20 menit kemudian saya melihat anak tadi menghampiri pelanggan lain, sepasang suami istrisepertinya. Mereka juga menolak, dia berlalu begitu saja. "Abang sudah makan, tak mau beli kue saya?" tanyanya tenang ketika menghampiri meja saya. "Abang baru selesai makan Dik, masih kenyang nih," kata saya sambil menepuk-nepuk perut. Dia pergi, tapi cuma di sekitar restoran. Sampai di situ dia meletakkan bakulnya yang masih penuh. Setiap yang lalu dia tanya, "Tak mau beli kue saya Bang, Pak... Kakak atau Ibu." Molek budi bahasanya.

Pemilik restoran itupun tak melarang dia keluar masuk restorannya menemui pelanggan. Sambil memperhatikan, terbersit rasa kagum dan kasihan di hati saya melihat betapa gigihnya dia berusaha. Tidak nampak keluh kesah atau tanda-tanda putus asa dalam dirinya, sekalipun orang yang ditemuinya enggan membeli kuenya. Setelah membayar harga makanan dan minuman, saya terus pergi ke mobil. Anak itu saya lihat berada agak jauh di deretan kedai yang sama. Saya buka pintu, membetulkan duduk dan menutup pintu. Belum sempat saya menghidupkan mesin, anak tadi berdiri di tepi mobil. Dia menghadiahkan sebuah senyuman. Saya turunkan kaca jendela. Membalas senyumannya. "Abang sudah kenyang, tapi mungkin Abang perlukan kue saya untuk adikadik, Ibu atau Ayah abang," katanya sopan sekali sambil tersenyum. Sekali lagi dia memamerkan kue dalam bakul dengan menyelak daun pisang penutupnya. Saya tatap wajahnya, bersih dan bersahaja. Terpantul perasaan kasihan di hati. Lantas saya buka dompet, dan mengulurkan selembar uang Rp 20.000,- padanya. "Ambil ini Dik! Abang sedekah... Tak usah Abang beli kue itu." Saya berkata ikhlas karena perasaan kasihan meningkat mendadak. Anak itu menerima uang tersebut, lantas mengucapkan terima kasih terus berjalan kembali ke kaki lima deretan kedai. Saya gembira dapat membantunya. Setelah mesin mobil saya hidupkan. Saya memundurkan. Alangkah terperanjatnya saya melihat anak itu mengulurkan Rp 20.000,pemberian saya itu kepada seorang pengemis yang buta kedua-dua matanya. Saya terkejut, saya hentikan mobil, memanggil anak itu. "Kenapa Bang, mau beli kue kah?" tanyanya. "Kenapa Adik berikan duit Abang tadi pada pengemis itu? Duit itu Abang berikan ke Adik!" kata saya tanpa menjawab pertanyaannya. "Bang, saya tak bisa ambil duit itu. Emak marah kalau dia tahu saya mengemis. Kata emak kita mesti bekerja mencari nafkah karena Allah. Kalau dia tahu saya bawa duit sebanyak itu pulang, sedangkan jualan masih banyak, Mak pasti marah. Kata Mak mengemis kerja orang yang tak berupaya, saya masih kuat Bang!" katanya begitu lancar. Saya heran sekaligus kagum dengan pegangan hidup anak itu. Tanpa banyak soal saya terus bertanya berapa harga semua kue dalam bakul itu. "Abang mau beli semua kah?" dia bertanya dan saya cuma mengangguk.

Lidah saya kelu mau berkata. "Rp 25.000,- saja Bang...." Selepas dia memasukkan satu persatu kuenya ke dalam plastik, saya ulurkan Rp 25.000,-. Dia mengucapkan terima kasih dan terus pergi. Saya perhatikan dia hingga hilang dari pandangan. Dalam perjalanan, baru saya terpikir untuk bertanya statusnya. Anak yatim kah? Siapakah wanita berhati mulia yang melahirkan dan mendidiknya? Terus terang saya katakan, saya beli kuenya bukan lagi atas dasar kasihan, tetapi rasa kagum dengan sikapnya yang dapat menjadikan kerjanya suatu penghormatan. Sesungguhnya saya kagum dengan sikap anak itu. Dia menyadarkan saya, siapa kita sebenarnya. (CN02-suara merdeka)

"Heart Intelligence" HATI memang sebuah teka-teki yang abadi, demikian seorang sahabat seniman pernah bertutur jernih. Sebagaimana sifat teka-teki, ia mengundang keingintahuan. Dalam sebuah perjalanan perenungan ke dalam, pernah terdengar lagu kanak-kanak yang liriknya berbunyi begini: cangkul, cangkul, cangkul yang dalam. Seperti sedang menasihati, mencangkullah yang dalam. Diterangi oleh inspirasi seperti inilah, tidak sedikit sahabat menghabiskan seluruh waktunya mencangkul yang dalam. Oleh karena di dalam ini serupa dengan hutan belantara, yang luasnya belum ada yang bisa menghitungnya secara persis, batas-batasnya masih problematik sampai sekarang, maka praktis kegiatan mencangkul ke dalam bukanlah sebuah persoalan mudah. Namun setidak mudah apapun bentuknya, sejumlah orang sedikit sekali berdebat namun langsung mulai berjalan. Secara lebih khusus karena tidak selamanya perdebatan membawa manusia bergerak ke depan. Dan mulai berjalan, entah lurus atau berputar, senantiasa memberikan tambahan inspirasi di dalam sini. Dibekali keberanian seperti ini, ada yang memulai kegiatan mencangkul dengan mencangkul tubuh, mencangkul pikiran, dan kemudian baru mencangkul di ladang-ladang hati. Mari kita mulai dengan mencangkul tubuh. Tubuh sebagai sekumpulan daging yang berinteraksi cerdas satu sama lain, sudah lama menjadi wilayah pembahasan biologi. Ilmu kedokteran bahkan tidak saja menguasainya, melainkan juga meramu penyembuhan dari sana. Banyak yang sepakat, kalau ada sebuah kecerdasan mengagumkan yang mengatur interaksi daging di dalam tubuh.

Sebagaimana ciri pengetahuan manusia umumnya yang hipotesis dan spekulatif sifatnya, kecerdasan pengatur tubuh ini juga hipotesis dan spekulatif. Masih dalam tanda tanya besar, apa dan siapa manusia ketika siap-siap memasuki kandungan ibu? Biologi berusaha menerangkannya dengan bertemunya sprema positif dan negatif sebagai titik awal pertumbuhan. Dan masih bisa diperdebatkan, betulkah kehidupan manusia dimulai ketika sperma positif bertemu negatif? Kalau benar demikian, apa atau siapa kekuatan yang menentukan pasangan sperma ini ketemu dan menjadi manusia, sedangkan jutaan pasang lain tidak ketemu, atau ketemu tetapi tidak jadi manusia? Sama spekulatif dan hipotesisnya, sejumlah penekun kearifan timur ada yang berani berspekulasi: kehidupan mulai dari ketiadaan (baca: Tao yang bisa dijelaskan bukanlah Tao), dan berakhir dengan ketiadaan yang sama. Agak sulit menerangkan ketiadaan ini dalam bahasa pengetahuan manusia. Satu-satunya bahasa manusia yang agak bisa mendekatinya adalah energi. Energi ini kemudian menyebar menjadi semacam kecerdasan yang berumah di dalam tubuh manusia. Penggalian akan tubuh, sebagai pintu pembuka pada penggalian-penggalian berikutnya, bisa banyak membantu manusia tatkala sudah sampai pada tingkatan energi ini. Ada yang menekuninya dengan fisika, ada juga yang menekuninya dengan meditasi. Penggalian Pikiran Penggalian kedua menuju penggalian hati adalah penggalian pikiran. Serupa dengan tubuh, pikiran bisa jadi teman bisa juga jadi lawan. Bagi manusia yang sudah sampai di tingkatan tubuh sebagai serangkaian energi, tubuh jadi kawan. Dan yang masih didikte oleh dagingnya, tubuh jadi lawan. Pikiran juga serupa, terlalu banyak manusia yang dikuasai dan dikendalikan pikiran. Seolah-olah tidak ada kecerdasan yang lebih tinggi dari pikiran. Makanya ada yang menulis, evolusi manusia selanjutnya adalah menjadi lebih besar dari pikiran. Penggalian akan pikiran lebih mudah dilakukan oleh setiap sahabat yang berani lebih besar dari pikirannya. Awalnya, belajar berjarak terhadap pilihan-pilihan pikiran. Tatkala senang, berbisiklah ke diri sendiri: habis senang sedih. Setelah berjarak dengan pikiran, kemudian belajar menjadi saksi alias pengamat pikiran. Persis seperti menjadi penonton sepak bola, ada jarak dengan permainan (baca: pikiran), bisa netral tanpa memihak, dan semuanya (menang atau kalah sama saja) berlalu membawa makna. Hanya mereka yang tekun jadi saksi, menyelami lapisan-lapisan makna, kemudian berhasil menggali pikiran secara mengagumkan.

Bermodalkan pengetahuan tubuh sebagai energi, pikiran yang hanya pembantu, baru kemudian perjalanan penggalian hati bisa dilaksanakan secara memadai. Demikian beratnya syarat bisa melakukan penggalian hati ini, sampai-sampai ada yang menyebut hati dengan sebutan the beyond. Yang tidak terjangkau, itulah sebutan banyak sahabat terutama yang masih diperkuda tubuh dan pikirannya. Salah seorang yang sudah sampai di sini pernah menulis: giving transforming having into being. Sedikit berpikir banyak memberi, itulah nasihatnya. Terutama karena pemberian adalah bahasa hati. Following your bliss, demikian nasihat sahabat yang lain. Mengikuti suka cita yang mendalam sekaligus menggetarkan. Kemana suka cita ini memberi petunjuk jalan, ke sanalah kaki dilangkahkan. Paula M. Reeves yang menulis Heart Sense pernah menunjuk sebuah tempat di mana hati bermukim: heart lives in a spiritual realm deeply connected to caverns and chambers and labyrinths of which ego knows nothing. Hati, setidaknya menurut Reeves yang menyebutnya dengan indera yang ketujuh, bermukim di wilayah spiritual yang terhubung dengan ruang-ruang, gua-gua yang tersusun membingungkan, di mana ego tidak banyak bisa membantu. Jauh dan melelahkan memang, melakukan penggalian hati. Ada yang tertarik menggali di sana? *** Oleh GEDE PRAMA

*************************************************************** Tahukah Anda Tahun 2005 lalu jumlah kamera digital terjual sebanyak 42 juta buah, sedangkan kamera yang masih menggunakan film hanya 18 juta buah dan diperkirankan semakin menurun, tapi yang lebih hebat lagi handphone berkamera terjual sebanyak 150 buah.

Kedondong TEMAN Tapi Mesra yang dinyanyikan Ratu memang enak. Iramanya renyah, syairnya manis. Itu kata anak muda gaul. Namun ada yang bilang, ''teman tapi mesra'' merupakan kata lain dari selingkuhan. Versinya saja yang lebih halus, manis, dan gaul. Penuh harapan.

Bayangkan, bisa mendampingi ke mana pun, dan jadi tempat ''curhat''. Bahwa kemudian berujung sakit hati atau timbul rasa bersalah yang besar, itu risiko. Walaupun tak dinafikan banyak pria yang berpikir bahwa perempuan itu tidak lebih dari sepetak sawah penyemai bibit. ''Teman tapi mesra'' itu pula yang diceritakan Ustad Indra Kuwadi (Habib Qowi). Pria yang buta ini menuturkan mengenai seorang wanita muda cantik yang sering ke paranormal, tapi hatinya tak pernah puas. Dia justru kecewa karena duitnya diporotin. Dicipoain doang oleh dukun. Maka, begitu bertemu Qowi, sikap sinisnya muncul. Ia ingin menguji sang ustad untuk ''dibacain'' tentang dirinya. Jika tepat, uangnya Rp 2 juta silakan diambil. Merasa ditantang, Qowi pun menyanggupi dan minta petunjuk Allah untuk menyingkap rahasia si wanita tersebut. Tak lupa, sebelum menebak, Qowi minta maaf. ''Ibu memakai BH warna hitam, kan? Dan, maaf, di bawah payudara Ibu ada tahi lalatnya?'' Perempuan itu mengangguk. ''Ibu punya dua anak, yang sulung dua tahun dan satunya lagi bayi,'' ia melanjutkan. Ketepatan tersebut membuat wajahnya memerah. Terlebih saat Qowi bilang, ''Kulit Ibu halus, bersih..., tapi kayak buah kedondong.'' Tahu kedondong? Dari luar tampak halus, tapi dagingnya tumpang tindih dengan bijinya yang semrawut. ''Itulah gambarannya,'' kata Qowi, yang belum lama muncul di Antv pada acara pengobatan alternatif. Wanita karier itu kontan pucat saat ditebak, ''Ibu berselingkuh dengan bos dan pernah melakukannya di kantor.'' Supaya ucapan itu tidak menjadi fitnah, Qowi minta agar sisa-sisa sperma pria itu diperiksakan. Kontan dia menangis: ''Ampun, ampun, Habib. Saya tobat.'' ''Minta ampunlah kepada Allah,'' kata Qowi. Selain itu, Qowi menyuruh wanita itu berterus terang kepada suaminya. Apa pun yang terjadi. Kapan melakukan pengakuan dosa itu? ''Terserah, setelah kamu merasa siap,'' katanya. Apa pun risikonya. Sebab memang itulah buah ''teman tapi mesra''. ''Apakah kamu nanti diterima sebagai istri atau diceraikan, itu sudah takdir Ilahi,'' kata Qowi. Buat apa punya harta setumpuk dari hasil menggadaikan ''sawah'' pada orang yang tak berhak?

Empat wartawan yang menyaksikan testimoni tersebut kontan terbengongbengong. Seolah tak percaya. Dan, agar wanita itu tidak wirang (malu) kasusnya terekspose di koran, mereka diberi imbalan uang tutup mulut masing-masing sebesar Rp 200.000. Sebenarnya Qowi tidak ingin mempermalukan orang lain, apalagi di depan umum. Namun, karena merasa ditantang --bernada mencemoohkan pula-- dan ingin menyadarkan orang lain dari lumpur dosa, ia pun terpaksa mengungkapkan aib orang. Qowi bisa ''membaca'' dan menyembuhkan orang berkat doa-doa, keikhlasan, dan karena Allah. Termasuk ikhlas terhadap musibah pada matanya dua tahun lalu. Ceritanya, waktu itu, dia hanya tergores kuku orang dekatnya. Mata kiri dia merah. Lalu dibawa ke rumah sakit besar di Jakarta. Di rumah sakit itu, Qowi ditelantarkan hingga berjam-jam. Tak hanya itu. Dalam kondisi mata bengkak, di sekitar yang sakit malah dipencetpencet oleh dokter yang tampak kurang ahli. Terbukti biji mata kiri Qowi pecah. Sakitnya minta ampun. Bahkan saraf yang lain ikut terganggu hingga kedua mata dia buta. Qowi tidak menuntut. ''Sudahlah, Allah memang menghendaki seperti ini, ya, saya terima,'' ujar Qowi, yang pernah berguru selama enam tahun pada seorang ulama besar di Madinah, Arab Saudi. Justru karena buta itulah, ia makin pasrah dan lebih peka. Firasatnya jitu. ''Dulu, sebelum buta, ketepatannya 80%, kini 100%, insya Allah,'' kata dia. Kepasrahan itu pula, antara lain, yang membuat seorang ''pasien'' klenger saat menjajal ilmu Qowi. ''Dan, khodam dia langsung hilang,'' katanya. Jujur adalah syarat utama jika berobat. Kalau memiliki khodam, benda pusaka, serta jimat pengasihan dan kekebalan, misalnya, harap diserahkan. Juga bila Anda punya amalan. Siapa tahu amalan itu justru menyesatkan. Setelah melakukan ''ritual'' yang disyaratkan, maka akan tergambar jenis penyakit dan penyembuhannya. Di mata Qowi, tubuh manusia itu terdiri dari ayat-ayat. Jika sakit, maka ''jalinan'' ayat-ayat itu redup. Untuk itu, perlu dibangkitkan melalui doa-doa. ''Tapi, kalau penyakitnya buta seperti saya, ya, tidak bisa. Pasrahkan saja pada Allah. Nikmati, karena sudah digariskan Tuhan,'' tuturnya. Sesunggunya di dalam diri manusia terkandung setumpuk ilmu. Ialah

laboratorium tercanggih. Simak saja saat menghirup oksigen dan mengeluarkan racun karbondioksida. Proses itu terjadi otomatis. Tanpa oksigen, orang akan mati dalam empat menit. Tanpa minum bakal mati dalam empat hari, dan tanpa makan bisa bertahan hingga 40 hari. Tubuh ini sendiri terdiri dari 200 tulang, jalinan 500 otot dengan milyaran serat otot dan serat saraf sepanjang belasan kilometer. Jantung berdetak rata-rata 36 juta kali setahun. Sedangkan di otak kita ada satu trilyun sel otak atau setara dengan 167 kali penduduk bumi. Dan, tiap sel itu punya kemampuan pengelolaan lebih hebat dari personal computer. Tak terbayangkan rumitnya, kan? Namun tak sedikit di antara kita yang hanya mengeluh. Tiada hari tanpa keluhan. Tak punya rasa syukur dan rasa terima kasih atas kemurahan hati-Nya. Apalagi sampai ada yang merelakan ''sawahnya'' jadi tempat penyemaian nafsu sesaat. Amit-amit! Widi Yarmanto (Gatra)

Lilin PREDIKAT miring banyak tertuju pada kita. Disebut, misalnya, bangsa yang sakit, pemalas, penjiplak, pengutang, penipu, pendusta, koruptor, teroris, peracun, tukang gontok-gontokan, dan predikat jelek lain. Stempel tak sedap itu muncul dari berbagai kalangan. Saya hanya bisa mengurut dada. Jelas-jelas, misalnya, lampu di perempatan menyala merah, eh, nyelonong terus. Polisi di depan mata pun tak digubris, dan memang tak bisa berbuat apa-apa. Negeri ini seperti tak berhukum. Saat kendaraan dia kesenggol pengendara lain, mata dipelototkan liar sembari mulut mengumpat: ''Matamu ditaruh di mana?'' Ya, otak siapa sebenarnya yang perlu disekolahkan? Saat begitu, jangan tanya soal kebenaran. Bila tak ingin memanjangkan soal, lebih baik mengalah: ''Maaf.'' Wong ngalah iku luhur pungkasane, orang mengalah itu bijaksana. Pemaafan itu kemuliaan. Memang, sekali waktu mbudek terasa lebih mulia. Predikat ''sakit'' ini sepertinya mendekati tepat. Simak pula; seorang mantan jawara yang telah lanjut usia masih petantangpetenteng membawa golok. Jalannya pun tidak tegak lagi. Tapi galaknya minta ampun. Pohon peneduh jalan ditebang, walau bukan dia yang menanam. Ketika ditanya siapa yang bertangan usil? Jawab dia: ''Mau

dibabat sekalian?'' Elok tenan! Ya, otak siapa sebenarnya yang perlu dididik? Persis saat si pengutang ditagih, dan jawaban dia jauh lebih galak dari yang ngutangin. Menagih hak, kok, harus merengek-rengek kayak pengemis. Ada pula yang pura-pura lupa. Makan hati! Lebih celaka jika si pengutang membalik omongan: ''Mana bukti utang saya.'' Ngutangi yang berbasis kekeluargaan pun tererosi pelan-pelan. Padahal, orang yang melalaikan umurnya --walau cuma satu tarikan napas-- terancam penyesalan yang tiada akhir dan kerugian yang tiada habis. Maka, kata Imam Al-Ghazali, ''Penuhilah seluruh siang dan malam dengan ketaatan.'' Tentunya, terhadap apa saja untuk dunia dan akhirat. Kepusingan otak saya makin kompleks jika mengamati koran. Musibah gempa, tsunami, longsor, banjir, dan lain-lain silih berganti menimpa bangsa ini, dan diperparah oleh kenaikan harga-harga. Bahkan sebentar lagi tarif dasar listrik naik. Industri bakal kolaps. Nelayan pun megap-megap karena harga es (pengawet ikan) ikut melonjak. Gelombang PHK bakal tak terelakkan. Pendapatan makin minim. Penggajian di negeri ini juga tak proporsional, dan perlu penataan ulang. Jaraknya kayak bumi dan langit, hingga memperdalam jurang kemiskinan. Sementara itu, di mal dan supermarket dipertontonkan orang berlomba menghabiskan uang. Juga ada pejabat yang mantu menghabiskan milyaran rupiah. Gerak ''akar rumput'' itulah yang mengkhawatirkan Kiai Syarif Hidayatullah, pengasuh Pondok Pesantren Nurul Huda, Sragen, Jawa Tengah. ''Jika rumput grinting mulai nyerimpet, rumput lawatan mulai nggubet dan kena upas rumput teki, pemerintah bakal repot. Kasihan pemerintah,'' katanya. Rakyat yang tidak punya apa-apa (makanan, pekerjaan, dan harapan) lagi pasti bakal frustrasi. Sebagai ''rumput'', mereka hanya diinjakinjak, tanpa dipedulikan. Orang zalim --yang punya otoritas-- malah menggusur orang-orang baik. Zaman pun terbolak-balik. Untuk itu, Kiai Syarif melakukan ruwatan, melarungkan tiga jenis rumput tadi ke Bengawan Solo, didahului zikir dan mujadahan. Itulah harapan Kiai Syarif dan kita, tentunya. Persis harapan yang ditulis Paulus Winarto dalam Reach Your Maximum Potential. Adalah kisah empat lilin, yang satu per satu mulai meleleh dan padam. Lilin pertama berkata, ''Aku adalah damai, namun manusia tidak mampu

menjaganya. Jadi, lebih baik aku matikan diriku.'' Pet! Lilin kedua mulai berkata, ''Aku adalah iman. Sayang, aku tidak berguna lagi. Manusia tidak mau mengenalku. Tidak ada gunanya kalau aku tetap menyala.'' Tiupan angin pun mematikannya dalam sekejap. Ruangan mulai agak gelap. Lilin ketiga gantian berbicara: ''Aku adalah cinta. Aku tidak lagi mampu untuk tetap menyala. Manusia tidak lagi memandang dan menganggapku berguna. Mereka saling membenci, bahkan membenci pada mereka yang mencintai. Membenci keluarga sendiri.'' Lilin ketiga pun padam. Tiba-tiba, masuk seorang bocah ke ruangan itu. Perasaan takutnya menyergap. Dia pun menangis, takut pada gelap. Tangisan itu tak lama, karena dihentikan oleh lilin keempat. ''Jangan takut dan jangan menangis. Selama aku masih ada dan menyala, kita akan selalu dapat menyalakan ketiga lilin lainnya,'' kata lilin keempat. Itulah lilin ''harapan''. Dan, bocah itu pun menyalakan ketiga lilin yang telah padam. Jadi? Aku, juga Anda mestinya, tidak perlu mbudek menghadapi keterpurukan bangsa ini. Kita masih punya titik terang. Kita tak boleh tergoyahkan oleh hal-hal yang menyesatkan. Orang-orang sukses selalu melawan kakalahan dan kesengsaraan, tanpa pernah mengenal menyerah dan kecewa. Juga kita, tentunya! (Widi Y - Gatra)

1000 Burung Kertas Oleh: Tidak Diketahui Sewaktu boy dan girl baru pacaran, boy melipat 1000 burung kertas buat girl, menggantungkannya di dalam kamar girl. Boy mengatakan, 1000 burung kertas itu menandakan 1000 ketulusan hatinya. Waktu itu, girl dan boy setiap detik selalu merasakan betapa indahnya cinta mereka berdua. Tetapi pada suatu saat, girl mulai menjauhi boy. Girl memutuskan untuk menikah dan pergi ke Perancis, ke Paris tempat yang dia impikan di dalam mimpinya berkali-kali itu!! Sewaktu girl mau mutusin boy, girl bilang sama boy, "Kita harus melihat dunia ini dengan pandangan yang dewasa. Menikah bagi cewek adalah kehidupan kedua

kalinya!! Aku harus bisa memegang kesempatan ini dengan baik. Kamu terlalu miskin, sungguh aku tidak berani membayangkan bagaimana kehidupan kita setelah menikah.!!" Setelah Girl pergi ke Perancis, Boy bekerja keras, dia pernah menjual koran, menjadi karyawan sementara, bisnis kecil, setiap pekerjaan dia kerjakan dengan sangat baik dan tekun. Sudah lewat beberapa tahun... Karena pertolongan teman dan kerja kerasnya , akhirnya dia mempunyai sebuah perusahaan. Dia sudah kaya, tetapi hatinya masih tertuju pada Girl, dia masih tidak dapat melupakannya. Pada suatu hari, waktu itu hujan, Boy dari mobilnya melihat sepasang orang tua berjalan sangat pelan di depan. Dia mengenali mereka, mereka adalah orang tua Girl. Dia ingin mereka lihat kalau sekarang dia tidak hanya mempunyai mobil pribadi, tetapi juga mempunyai Vila dan perusahaan sendiri, ingin mereka tahu kalau dia bukan seorang yang miskin lagi, dia sekarang adalah seorang Bos. Boy mengendarai mobilnya sangat pelan sambil mengikuti sepasang orang tua tersebut. Hujan terus turun, tanpa henti, biarpun kedua org tua itu memakai payung,tetapi badan mereka tetap basah karena hujan. Sewaktu mereka sampai tempat tujuan, Boy tercengang oleh apa yang ada di depan matanya, itu adalah tempat pemakaman. Dia melihat di atas papan nisan Girl tersenyum sangat manis terhadapnya. Di samping makamnya yang kecil, tergantung burung-burung kertas yang dibuatkan Boy, dalam hujan burung-burung kertas itu terlihat begitu hidup. Orang tua Girl memberitahu Boy, Girl tidak pergi ke paris, Girl terserang kanker, Girl pergi ke surga. Girl ingin Boy menjadi orang, mempunyai keluarga yang harmonis, maka dengan terpaksa berbuat demikian terhadap Boy dulu. Girl bilang dia sangat mengerti Boy, dia percaya kalau Boy pasti akan berhasil. Girl mengatakan, kalau pada suatu hari Boy akan datang ke makamnya dan berharap dia membawakan beberapa burung kertas buatnya lagi. Boy langsung berlutut, berlutut di depan makam Girl, menangis dengan begitu sedihnya. Hujan pada hari Ching Ming itu terasa tidak akan berhenti, membasahi

sekujur tubuh Boy. Boy teringat senyum manis Girl yang begitu manis dan polos, mengingat semua itu, hatinya mulai meneteskan darah. Sewaktu Orang tua ini keluar dari pemakaman, mereka melihat kalau Boy sudah membukakan pintu mobil untuk mereka. Lagu sedih terdengar dari dalam mobil tersebut.

Hatiku tidak pernah menyesal, Semuanya hanya untukmu 1000 burung kertas, 1000 ketulusan hatiku, Beterbangan di dalam angin Menginginkan bintang yang lebat besebaran di langit, Melewati sungai perak, Apakah aku bisa bertemu denganmu? Tidak takut berapapun jauhnya, Hanya ingin sekarang langsung berlari ke sampingmu. Masa lalu seperti asap, hilang dan tak kan kembali, Menambah kerinduan di hatiku. Bagaimanapun dicari, Jodoh kehidupan ini pasti tidak akan berubah.

Cara Berbahagia Jiwa yang sejahtera menggambarkan seberapa positif seseorang menghayati dan menjalani fungsi-fungsipsikologisnya. Peneliti psychological well-being, Ryff (1995) menyatakan, seseorang yang jiwanya sejahtera apabila ia tidak sekadar bebas dari tekanan atau masalah mental yang lain. Lebih dari itu, ia juga memiliki penilaian positif terhadap dirinya dan mampu bertindak secara otonomi, serta tidak mudah hanyut oleh pengaruh lingkungan

DAKAH manusia yang tak ingin bahagia? Andaikan pun ada, pasti sangat sulit ditemukan. Bahkan, ketika menyaksikan sepenggal kisah kehidupan manusia dalam film yang notabene sengaja dibuat, penonton berharapharap pada suatu happy ending, yakni akhir cerita bahagia. Sebagian orang menganggap kebahagiaan bersifat relatif, sehingga ukuran bahagia bagi setiap orang berbeda satu sama lain. Kebutuhan uang mendorong orang bertekun mencari dan memperolehnya. Berbagai cara pun ditempuh, termasuk korupsi. Setelah memenuhi seluruh kebutuhannya, dapatkah yang bersangkutan disebut bahagia? Bayangkanlah suatu keadaan saat Anda tidak dipenuhi berbagai tugas, kewajiban, dan tanggung jawab. Tidak ada tagihan-tagihan, tidak ada rencana berlibur atau membeli sesuatu yang cukup mahal, tidak ada tenggat yang mengejar. Juga tidak ada jadwal rapat yang padat atau deretan daftar janji, dan sebagainya. Apabila dibandingkan dengan keadaan ketika semua itu memenuhi keseharian Anda, manakah yang paling membahagiakan? Wajar jika Anda kesulitan menentukan pilihan. Sebab bahagia itu relatif dan tidak terukur.

Bahagia dan Puas Sebelum menemukan cara berbahagia, ada baiknya menyamakan paradigma bahagia terlebih dahulu. Keadaan bahagia sering kali diasosiasikan dengan puas. Kendati kedua hal itu memiliki ukuran yang sangat berbeda. Tak jarang orang menyatakan dirinya berbahagia pada saat ia merasa puas telah memperoleh apa yang diinginkannya. Bahagia yang dimaknai sebagai kepuasan memang bersifat relatif. Puas bagi seseorang belum tentu dapat diukurkan bagi orang lain. Ada yang sudah puas memiliki sepuluh keping, tapi yang lain belum. Sebaliknya, bahagia yang sejati justru dapat diterima oleh semua orang. Indikasi kunci dari perasaan bahagia adalah kesejahteraan psikis (psychological well-being). Jiwa yang sejahtera menggambarkan seberapa positif seseorang menghayati dan menjalani fungsi-fungsi psikologisnya. Peneliti psychological well-being, Ryff (1995) menyatakan, seseorang yang jiwanya sejahtera apabila ia tidak sekadar bebas dari tekanan atau masalah mental yang lain. Lebih dari itu, ia juga memiliki penilaian positif terhadap dirinya dan mampu bertindak secara otonomi, serta tidak mudah hanyut oleh pengaruh lingkungan. Tentu saja orang tersebut memiliki hubungan yang positif dengan orang lain, menyadari bahwa hidupnya bermakna dan bertujuan. Ia merasakan dirinya tetap berkembang dan bertumbuh, serta mampu menguasai lingkungannya.

Kebahagiaan seseorang mempengaruhi sekelilingnya secara positif karena orang yang bahagia memancarkan energi positif. Sedangkan puas tidak mempunyai makna sedalam itu. Sebab perasaan puas lekas surut, kemudian muncul kembali tuntutan pemuasan terhadap rasa tidak puas yang lain. Begitu seterusnya, lingkaran puas-tidak puas itu berputar. Puas berarti terpenuhinya kebutuhan pada level tertentu, padahal kebutuhan manusia terus meningkat, sehingga puas tidak pernah benarbenar tercapai. Puas berorientasi pada hasil, sedangkan bahagia adalah proses mengisi hidup secara bermakna. Bahagia mengandung makna kenikmatan tertinggi, dibandingkan dengan puas yang cenderung berupa kenikmatan temporer dan fluktuatif. Ambil contoh perilaku makan. Hal biasa yang dilakukan orang terkait kebutuhan primer. Ketika merasa lapar, orang segera menyantap makanan yang tersedia dengan lahap, lalu merasa kenyang. Nikmat dan nyaman sesaat terlepas dari lapar merupakan satu bentuk kepuasan. Berbeda ketika pertama-tama orang mensyukuri makanan yang terhidang di hadapannya. Selanjutnya ia mulai mengunyah perlahan-lahan, sembari merasakan sensasi dari setiap rasa yang menyentuh rongga mulut, lidah, tenggorokan, bahkan seolah-olah merasakan perjalanan makanan di ruang lambung. Kenikmatan menyentuh seluruh indra hingga ke perasaan, sehingga setiap kali memperoleh makanan, orang ingin mengulang sensasi tersebut. Cara ini mengubah makna makan lebih dari sekadar mengisi perut dan merasa kenyang. Nikmatnya tidak terletak pada variasi menu makanan, rasa atau banyaknya makanan yang tersedia. Namun lebih pada saat berlangsungnya proses makan itu sendiri. Cara menyantap dan menikmati sensasi di seluruh raga dan rasa, menghadirkan perasaan puncak yang tak tertandingi. Bahkan, oleh harga makanan maupun rasa kenyang. Demikianlah kira-kira keadaan ini beranalogi dengan bahagia. Kebahagiaan dapat mempengaruhi lingkungan. Pernahkah kita yang sedang tidak lapar tiba-tiba tergiur untuk menikmati makanan yang tengah disantap seseorang di dekat kita? Sebabnya bukan karena kita tahu makanan itu enak atau mengenyangkan, tapi orang yang sedang makan itu tampak sangat menikmati. Rasa kenyang seseorang tidak dapat dinikmati orang lain. Namun kenikmatan yang tertangkap pada orang yang bersantap menggugah orang-orang di sekelilingnya.

Meraih Bahagia

Cara berbahagia adalah upaya meraih kebahagiaan. Bahagia berarti mencapai kesejahteraan psikis pada setiap kondisi dan situasi. Hidup tidak hanya hitam dan putih, namun dipenuhi beragam warna. Berbagai situasi dan kondisi hidup, entah itu senang, susah, biasa-biasa, rutin, monoton, semua harus bisa dan berani dihadapi. Berpijak pada uraian-uraian sebelumnya, paradigma, dan pemahaman bahagia, merupakan langkah untuk memiliki bahagia. Pertama, bahagia bukan tujuan, tapi proses. Adalah sia-sia jika seseorang menempatkan bahagia di ujung harapan, lalu berangan menggapainya. Upaya ini rentan mendekatkan manusia pada kondisi depresi. Bahagia ada di dalam proses hidup, apa pun tujuan kepuasan yang ingin dicapai. Dengan menikmati setiap gulir waktu, peristiwa, persoalan, pemecahan masalah, maka bahagia dengan sendirinya telah dimiliki. Pada saat orang mampu memberi makna positif pada setiap detail kehidupannya, maka ia memiliki bahagia. Makna positif itu adalah membiarkan seluruh diri melebur di dalam waktu. Melepaskan kecemasan dan ketakutan, membebaskan pikiran dari upaya-upaya pembelaan diri yang kaku. Merasakan denyut nadi, detak jantung, dan aliran darah, secara alamiah, hingga melonggarkan manusia dari polapola tidak sehat. Menyerahkan jiwa sepenuhnya pada proses kehidupan yang tengah bergulir atau dengan kata lain pasrah. Kedua, bahagia memiliki kekuatan resonansi. Kebahagiaan yang dimiliki seseorang akan dapat menggetarkan sekelilingnya, sehingga orang lain turut merasakannya dan memiliki bahagia. Cara kita menikmati proses demi proses kehidupan adalah inspirasi bagi orang lain. Berbuat sesuatu yang inspiratif seharusnya jauh dari perbuatan buruk, melanggar norma ataupun merugikan orang lain. Menginspirasikan nilai hidup positif bagi orang lain adalah kebahagiaan. Apabila kebahagiaan seseorang menimbulkan prasangka buruk di dalam lingkungannya tentu saja nilai kepuasan akan hilang. Namun proses yang dibiarkan mengalir didasari niat tulus dan jiwa tenang beralaskan prinsip adalah bahagia yang menetap, waktulah yang bertugas menjawabnya. Ketiga, keadaan bahagia bukannya tanpa kesulitan hidup. Keliru besar jika seseorang ingin memiliki bahagia dengan cara menjauhi masalahmasalah kehidupan. Justru kebahagiaan menyusup, ketika dengan berani, pribadi matang, pengendalian diri, dan dengan bijak, orang menghadapi persoalan hidup. Barangkali ada yang bertanya, bagaimana mungkin saya berbahagia pada saat orang yang sangat saya kasihi pergi meninggalkan saya untuk selama-lamanya? Kenapa tidak mungkin? Ketika Anda menangis, bersedih, meratap, pasti Anda tahu bahwa ada kondisi kebalikannya. Menyadari betapa beruntungnya Anda pernah memiliki saatsaat indah bersamanya, merupakan proses bahwa Anda bahagia memiliki

semua, baik di saat senang maupun saat susah. Keempat, materi bukan ukuran kebahagiaan. Jika bahagia semata materi, maka depresi pun mengintai jiwa manusia. Orang akan terjebak pada lingkaran puas-tidak puas. Bahagia adalah perasaan cinta yang dibiasakan dan dipilih setiap orang, sehingga mencari cara untuk berbahagia dengan memiliki seluruh dunia adalah sia-sia. Bahagia bukan hal yang relatif, namun adalah karakter yang dibangun dari kebiasaan orang dalam proses mengisi hidup agar sungguh-sungguh bermakna. Menikmati hidup dengan tidak memusatkannya pada situasi dan kondisi yang baik atau buruk. Setiap orang bebas memilih untuk mau berbahagia atau tidak. Apabila orang sungguh-sungguh ingin berbahagia maka ia tahu bahagia sudah dimilikinya. (Rinny S-SuaraPemb)

Roda Oleh: Tidak Diketahui Suatu ketika, ada sebuah roda yang kehilangan salah satu jari-jarinya. Ia tampak sedih. Tanpa jari-jari yang lengkap, tentu, ia tak bisa lagi berjalan dengan lancar. Hal ini terjadi saat ia melaju terlalu kencang ketika melintasi hutan. Karena terburu-buru, ia melupakan, ada satu jari-jari yang jatuh dan terlepas. Kini sang roda pun bingung. Kemana kah hendak di cari satu bagian tubuhnya itu? Sang roda pun berbalik arah. Ia kembali menyusuri jejak-jejak yang pernah di tinggalkannya. Perlahan, di tapakinya jalan-jalan itu. Satu demi satu di perhatikannya dengan seksama. Setiap benda di amati, dan di cermati, berharap, akan di temukannya jari-jari yang hilang itu. Ditemuinya kembali rerumputan dan ilalang. Dihampirinya kembali bunga-bunga di tengah padang. Dikunjunginya kembali semut dan serangga kecil di jalanan. Dan dilewatinya lagi semua batu-batu dan kerikil-kerikil pualam. Hei....semuanya tampak lain. Ya, sewaktu sang roda melintasi jalan itu dengan laju yang kencang, semua hal tadi cuma berbentuk titik-titik kecil. Semuanya, tampak biasa, dan tak istimewa. Namun kini, semuanya tampak lebih indah. Rerumputan dan ilalang, tampak menyapanya dengan ramah. Mereka kini tak lagi hanya berupa batang-batang yang kaku. Mereka tampak tersenyum, melambai tenang, bergoyang dan menyampaikan salam. Ujung-ujung rumput itu, bergesek dengan lembut di sisi sang roda. Sang roda pun tersenyum dan melanjutkan pencariannya.

Bunga-bunga pun tampak lebih indah. Harum dan semerbaknya, lebih terasa menyegarkan. Kuntum-kuntum yang baru terbuka, menampilkan wajah yang cerah. Kelopak-kelopak yang tumbuh, menari, seakan bersorak pada sang roda. Sang roda tertegun dan berhenti sebentar. Sang bunga pun merunduk, memberikan salam hormat. Dengan perlahan, dilanjutkannya kembali perjalanannya. Kini, semut dan serangga kecil itu, mulai berbaris, dan memberikan salam yang paling semarak. Kaki-kaki mereka bertepuk, membunyikan keriangan yang meriah. Sayap-sayap itu bergetar, seakan ada ribuan genderang yang di tabuh. Mereka saling menyapa. Dan, serangga itu pun memberikan salam, dan doa pada sang Roda. Begitu pula batu dan kerikil pualam. Kilau yang hadir, tampak berbeda jika di lihat dari mata yang tergesa-gesa. Mereka lebih indah, dan setiap sisi batu itu memancarkan kemilau yang teduh. Tak ada lagi sisi dan ujung yang tajam dari batu yang kerap mampir di tubuh sang Roda. Semua batu dan pualam, membuka jalan, memberikan kesempatan untuk melanjutkan perjalanan. Setelah lama berjalan, akhirnya, ditemukannya jari-jari yang hilang. Sang roda pun senang. Dan ia berjanji, tak akan tergesa-gesa dan berjalan terlalu kencang dalam melakukan tugasnya. Teman, begitulah hidup. Kita, seringkali berlaku seperti roda-roda yang berjalan terlalu kencang. Kita sering melupakan, ada saat-saat indah, yang terlewat di setiap kesempatan. Ada banyak hal-hal kecil, yang sebetulnya menyenangkan, namun kita lewatkan karena terburu-buru dan tergesa-gesa. Hati kita, kadang terlalu penuh dengan target-target, yang membuat kita hidup dalam kebimbangan dan ketergesaan. Langkah-langkah kita, kadang selalu dalam keadaan panik, dan lupa, bahwa di sekitar kita banyak sekali hikmah yang perlu di tekuni. Seperti saat roda yang terlupa pada rumput, ilalang, semut dan pualam, kita pun sebenarnya sedang terlupa pada hal-hal itu. Teman, coba, susuri kembali jalan-jalan kita. Cermati, amati, dan perhatikan setiap hal yang pernah kita lewati. Runut kembali perjalanan kita. Adakah kebahagiaan yang terlupakan? Adakah keindahan yang tersembunyi dan alpa kita nikmati? Kenanglah ingatan-ingatan lalu. Susuri dengan perlahan. Temukan keindahan itu!!

Mitos Keuangan

SIAPA di antara Anda yang tidak ingin menjadi kaya? Kaya di sini tentu saja dalam artian memiliki aset yang lebih dari cukup, baik itu aset likuid maupun nonlikuid. Tapi, sebagian dari Anda boleh jadi akan menjawab bahwa kekayaan bukan hal penting. Yang terpenting adalah bagaimana bisa hidup bahagia. Anda benar, tetapi memiliki aset yang memadai juga penting, kendati bukan hal terpenting. Sebab, tidak sedikit kalangan yang hidupnya malah hanya mengejar kekayaan, dan akhirnya terjebak dalam paradigma uang adalah segalanya. Yang benar adalah bagaimana menjadi seimbang, yakni berupaya memiliki kekayaan secara wajar dan halal serta mampu menikmati dan memanfaatkannya. Konkretnya, enggan memiliki kekayaan juga bukan hal benar, namun berupaya meningkatkan kekayaan dengan segala cara lebih tidak benar. Untuk tidak terjebak pada makna kekayaan, baik dalam pandangan yang menganggap kekayaan adalah segalanya dan juga sebaliknya, tidak salah jika kita cermati beberapa mitos yang mengemuka dalam masyarakat berkaitan dengan uang ataupun kekayaan. *** Pertama, uang tidak pernah cukup, maka harus dikejar terus. Mitos ini salah kaprah, karena pada galibnya uang selalu cukup sepanjang kita tahu bagaimana memanfaatkan dan mengelolanya. Untuk mengelola uang hingga bisa bertumbuh dan menjadi cukup, selayaknya setiap orang memiliki perencanaan bagaimana mencari dan menggunakan uang. Salah satu cara yang paling sederhana adalah menentukan lebih dulu berapa uang yang Anda perlukan untuk memenuhi kebutuhan primer, sekunder, dan tersier. Memang, tingkat kebutuhan setiap orang beda, namun yang penting Anda harus menentukan sesuai dengan tingkat kehidupan yang Anda inginkan. Setelah itu, Anda tentu akan mencari penghasilan. Di sini yang perlu Anda pastikan bukan mencari penghasilan sebesar-besarnya, melainkan bagaimana Anda memiliki kemampuan menghasilkan uang secara langgeng dan mampu memenuhi kebutuhan hidup Anda. Jadi, bukan bagaimana mencari uang sebanyak-banyaknya, melainkan mengondisikan keadaan sehingga Anda memiliki uang yang cukup secara

langgeng. Konkretnya, buat apa Anda memiliki uang dalam jumlah besar, kalau beberapa saat kemudian uang tersebut habis. Jauh lebih baik jika Anda memiliki uang cukup, namun terus berkelanjutan. Kedua, jika memiliki uang, orang dapat memenuhi semua keinginannya. Ini juga keliru. Tidak semua hal di dunia ini bisa dibeli dengan uang. Hal-hal yang menyangkut "rasa" di hati, kerap tidak terkait dengan uang. Kalaupun ada yang mencoba membeli, sifatnya artifisial dan hanya sementara. Jadi, kalau pada dasarnya memang tidak bahagia, maka kendati memiliki uang berkarung-karung tetap saja tidak bahagia. Oleh karena itu, jangan pernah berpikir uang merupakan satu-satunya cara mencapai tujuan hidup Anda. Atau di sisi lain, jika Anda masih merasa belum mampu mendapatkan uang dalam jumlah memadai, bukan berarti kiamat. Berapa pun uang Anda, sebenarnya tetap cukup, sepanjang Anda mau melakukan penyesuaian. Ketiga, uang perlu dicari agar bisa pensiun segera dan tidak perlu bekerja lagi. Ini juga tidak terlalu tepat. Bekerja dan mencari uang adalah dua hal berbeda. Artinya, jika mencintai pekerjaan dan mendapatkan makna hidup di situ, kenapa mesti pensiun? Dengan kata lain, bekerja tidak selalu identik demi uang. Akan tetapi, jika pekerjaan Anda hanya memberi beban hidup, kendati menghasilkan banyak uang, untuk apa Anda lanjutkan? Pekerjaan dan uang itu mungkin sudah tak bisa dinikmati lagi. Di sisi lain, jika Anda merasa klop dengan pekerjaan, kendati uang yang dihasilkan tidak terlalu banyak, namun bisa memberi kelanggengan, sebaiknya Anda berpikir dua kali soal uang. Hal yang penting, penghasilan Anda memadai, dalam arti dapat memenuhi kebutuhan Anda dalam jangka panjang, bahkan sampai pensiun. Keempat, untuk menjadi kaya harus berpendidikan tinggi. Mitos ini ada benarnya, tetapi tidak seratus persen. Realitasnya, kita melihat banyak orang tidak berpendidikan tinggi, tetapi memiliki aset sangat besar. Sebaliknya, tidak sedikit kalangan memiliki latar pendidikan tinggi, tetapi hidup serba kekurangan. Yang benar adalah bagaimana memanfaatkan pendidikan tinggi yang dimiliki untuk bekerja atau memilih pekerjaan sesuai dengan minat dan memberikan penghasilan memadai. Kelima, jika berhasil memiliki uang lebih banyak, maka akan lebih besar kesempatan menabung. Ini benar-benar pelecehan, sebab menabung bisa dilakukan pada jumlah berapa pun. Menabung tidak bergantung pada besarnya pendapatan, tetapi lebih pada kemauan. Lebih dari itu,

kebiasaan banyak orang, semakin tinggi pendapatan maka semakin besar pula pengeluaran. SELAIN kelima hal tersebut, masih banyak mitos lain berkaitan dengan uang dan kekayaan yang berkembang di masyarakat. Namun, lepas apakah ada yang percaya dan terpengaruh atau tidak, intinya sebagian mitos tersebut tidak berdasar. Oleh karena itu, ada baiknya Anda mengubah paradigma dan tak menjadikan mitos sebagai referensi mencari kekayaan. Hal yang utama, tentukan kembali tujuan hidup Anda. Kalau Anda tidak punya tujuan dalam hidup, buat apa hidup? Tentu saja tujuan hidup setiap orang berbeda dan setiap orang berhak menentukan tujuan hidup masing-masing. Untuk mencapai tujuan hidup tersebut, siapa pun selayaknya memiliki perencanaan. Lazimnya, salah satu bagian dari tujuan hidup adalah memiliki tujuan keuangan, sekaligus membuat perencanaan. Dalam kaitan perencanaan keuangan inilah Anda mesti mampu menghindarkan diri dari mitos-mitos keuangan. (kompas)* Oleh: Elvyn G Masassya, Praktisi Keuangan *************************************************************** Tahukah Anda Herodotus, Sejarawan Yunani yang hidup sekitar 2500 tahun yang lalu pernah menerangkan tentang kapal yang disambung-sambung sebanyak 674 buah yang digunakan sebagai jalan invasi raja Xerxes beserta bala tentaranya dari persia ke asia timur, peristiwa ini menjadi cikal bakal adanya jembatan ponton baik digunakan pihak militer maupun sipil. (Guz - Indocenter)

Belalang dan Anjing Di suatu hutan, hiduplah seekor belalang muda yang cerdik. Belalang muda ini adalah belalang yang lompatannya paling tinggi diantara sesama belalang yang lainnya. Belalang muda ini sangat membanggakan kemampuan lompatannya ini. Sehari-harinya belalang tersebut melompat dari atas tanah ke dahan-dahan pohon yang tinggi, dan kemudian makan daun-daunan yang ada di atas pohon tersebut. Dari atas pohon tersebut belalang dapat melihat satu desa di kejauhan yang kelihatannya indah dan sejuk. Timbul satu keinginan di dalam hatinya untuk suatu saat dapat pergi kesana. Suatu hari, saat yang dinantikan itu tibalah. Teman setianya, seekor burung merpati, mengajaknya untuk terbang dan

pergi ke desa tersebut. Dengan semangat yang meluap-luap, kedua binatang itu pergi bersama ke desa tersebut. Setelah mendarat mereka mulai berjalan-jalan melihat keindahan desa itu. Akhirnya mereka sampai di suatu taman yang indah berpagar tinggi, yang dijaga oleh seekor anjing besar. Belalang itu bertanya kepada anjing, "Siapakah kamu, dan apa yang kamu lakukan disini?" "Aku adalah anjing penjaga taman ini. Aku dipilih oleh majikanku karena aku adalah anjing terbaik di desa ini" jawab anjing dengan sombongnya. Mendengar perkataan si anjing, panaslah hati belalang muda.Dia lalu berkata lagi "Hmm, tidak semua binatang bisa kau kalahkan. Aku menantangmu untuk membuktikan bahwa aku bisa mengalahkanmu. Aku menantangmu untuk bertanding melompat, siapakah yang paling tinggi diantara kita". "Baik", jawab si anjing. "Di depan sana ada pagar yang tinggi. Mari kita bertanding, siapakah yang bisa melompati pagar tersebut". Keduanya lalu berbarengan menuju ke pagar tersebut. Kesempatan pertama adalah si anjing. Setelah mengambil ancang-ancang, anjing itu lalu berlari dengan kencang, melompat, dan berhasil melompati pagar yang setinggi orang dewasa tersebut tersebut. Kesempatan berikutnya adalah si belalang muda. Dengan sekuat tenaga belalang tersebut melompat. Namun ternyata kekuatan lompatannya hanya mencapai tiga perempat tinggi pagar tersebut, dan kemudian belalang itu jatuh kembali ke tempatnya semula. Dia lalu mencoba melompat lagi dan melompat lagi, namun ternyata gagal pula. Si anjing lalu menghampiri belalang dan sambil tertawa berkata ,"Nah belalang, apa lagi yang mau kamu katakan sekarang ? Kamu sudah kalah". "Belum", jawab si belalang. "Tantangan pertama tadi kamu yang menentukan. Beranikah kamu sekarang jika saya yang menentukan tantangan kedua ?" "Apapun tantangan itu, aku siap" tukas si anjing. Belalang lalu berkata lagi, "Tantangan kedua ini sederhana saja. Kita berlomba melompat di tempat. Pemenangnya akan diukur bukan dari seberapa tinggi dia melompat, dari diukur dari lompatan yang dilakukan tersebut berapa kali tinggi tubuhnya". Anjing kembali yang mencoba pertama kali. Dari hasil lompatannya, ternyata anjing berhasil melompat setinggi empat kali tinggi tubuhnya. Berikutnya adalah giliran si belalang. Lompatan belalang hanya setinggi setengah dari lompatan anjing, namun ketinggian lompatan tersebut ternyata setara dengan empat puluh kali tinggi tubuhnya. Dan belalang pun menjadi pemenang untuk lomba yang kedua ini. Kali ini anjing menghampiri belalang dengan rasa kagum. "Hebat. Kamu menjadi pemenang untuk perlombaan kedua ini. Tapi pemenangnya belum ada. Kita masih harus mengadakan lomba ketiga", kata si anjing.

"Tidak perlu", jawab si belalang. "Karena pada dasarnya pemenang dari setiap perlombaan yang kita adakan adalah mereka yang menentukan standard perlombaannya. Pada saat lomba pertama kamu yang menentukan standard perlombaannya dan kamu yang menang. Demikian pula lomba kedua saya yang menentukan, saya pula yang menang. INTINYA ADALAH, KAMU DAN SAYA MEMPUNYAI POTENSI DAN STANDARD YANG BERBEDA TENTANG KEMENANGAN. ADALAH TIDAK BIJAKSANA MEMBANDINGKAN POTENSI KITA DENGAN YANG LAIN. KEMENANGAN SEJATI ADALAH KETIKA DENGAN POTENSI YANG KAMU MILIKI, KAMU BISA MELAMPAUI STANDARD DIRIMU SENDIRI. REFLECTION : Rekan-rekan yang terkasih, seberapakah tinggikah anda `melompat' ? Dalam kehidupan, seringkali tanpa sadar kita mencoba membandingkan kemajuan dan perkembangan diri kita dengan standard orang lain. Dan seringkali lebih banyak kekecewaan daripada kebahagiaan yang didapat. Mengapa ? Karena kita masing-masing dilahirkan dengan potensi yang berbeda, dengan bakat yang berbeda, dalam lingkungan yang berbeda, dan cara pandang yang berbeda tentang kehidupan. Cara yang tepat untuk mengukur seberapa jauh diri kita telah berkembang dan maju, adalah membandingkan diri kita saat ini dengan diri kita dimasa lalu. Apakah anda hari ini lebih kaya dibanding setahun yang lalu ? Apakah anda hari ini lebih bisa mengontrol emosi dibanding bulan lalu ? Apakah anda hari ini lebih sehat dibanding kemarin ? Apakah anda hari ini lebih bijaksana dibanding setahun yang lalu ? Kemenangan sejati bukanlah kemenangan atas orang lain, namun kemenangan atas diri sendiri. Buat diri anda hari ini selalu lebih baik dari hari kemarin. Selamat Pagi dan selamat bekerja serta sukses untuk anda.

Sumber : Unknow

Nasihat Seorang Ibu tentang Celana Dalam DI sebuah acara televisi, saya melihat seorang yang sedang terjatuh dari ketinggian ratusan meter, tapi bukan soal nyawa yang pertama kali dia ingat, tapi celana dalam yang dipakainya. Orang yang sedang bertaruh dengan maut ini merasa bersyukur bahwa selama ini ia selalu mengamalkan nasihat ibunya tentang celana dalam. ''Pakailah selalu yang baik dan bersih. Ini penting jika suatu hari kau terpaksa harus menghadapi kejadian yang tak diinginkan,'' begitu nasihat sang ibu. Dan ibu ini benar. Ketika para tenaga medis mulai berdatangan

menolongnya, menelanjanginya untuk memeriksa kakinya yang patah dan kemudian mengoperasinya, orang ini bersyukur, bahwa ia masih konsisten mematuhi nasihat sang ibu; memakai celana dalam yang bersih dan bagus. Karena bahkan di dalam keadaan terburuk sekalipun, orang masih perlu memelihara kehormatannya. Apa jadinya jika yang ia kenakan adalah jenis celana yang sudah molor kolornya, sudah meranggas di sana-sini, orang ini pasti akan menanggung derita dua kali. Sudah jatuh, kena aib lagi. Celana dalam memang sering kita remehkan cuma gara-gara letaknya di dalam. Saya pernah punya teman yang begitu ingin belajar yoga. Suatu hari, dalam sebuah perjalanan rombongan, kami bertemu dengan seorang guru yoga yang berjanji akan mengajari kami, langsung jika kami sudah tiba di hotel nanti. Tak cuma sang murid yang bersemangat, guru ini pun jauh lebih bersemangat. Begitu semangatnya, sehingga saat itu juga, begitu baru saja di hotel kami tiba, ia sudah meminta calon murid ini melepas seluruh pakaiannya, kecuali celana dalamnya. Suasana kemudian jadi tegang sekali. Sang murid yang semula amat bersemangat belajar yoga ini jadi terpaku lama mendengar permintaan gurunya. Tapi guru ini sudah terlanjut bersemangat. Ia meminta dan terus meminta agar si murid ini segera menuruti permintaannya sementara si murid masih ngotot berdiam diri saja. Adakah minatnya tentang yoga redup tiba-tiba? Tidak. Kawan saya ini cuma kebingungan karena ia memakai celana dalam yang keliru, sudah kumal dan tua, dengan bentuk yang sudah kondor sempurna. Dan celana ini sebetulnya tak lebih dari setumpuk gombal berlobang. Dan ketika ia dengan terpaksa membuka seluruh pakaiannya, celana ini akan menjadi sejarah penting dalam hidupnya karena sanggup membuat seluruh ruangan tergelak bersama-sama. Pasti pengalaman yang mustahil ia lupa. Bagi Anda kaum perempuan ilustrasi berikut ini penting sekali. Ini terjadi di sebagian masa remaja saya, ketika seluruh dari anggota gerombolan kami sedang jatuh cinta secara massal kepada cewek yang sama. Di dalam komunitas kami, cewek itu begitu cantiknya sehingga menyihir kami semua. Kami bersaing sengit memperebutkan cintanya, tapi agaknya kemalangan harus menghampiri kedua belah pihak hanya karena celana dalam yang dipakainya. Suatu hati, salah seorang di antara kami, karena begitu kerasnya mendekati cewek ini, sampai bisa mendapatkan keberuntungan berikut ini; di sebuah kesempatan ia berdiri tepat di sebelah cewek yang tengah duduk ini. Dari ketinggian, ia melihat dengan jelas celah di

pinggang wanita cantik ini bentuk celana dalamnya yang sudah demikian merana. Sabuk elastiknya telah hancur total. Elastik itu digambarkan oleh si kawan yang kurang ajar ini sudah seperti laju ombak pantai selatan, bergelombang dan begitu buruknya. Apalagi jika bandingannya adalah kecantikan dari seorang wanita yang selama ini membuat kami semua tergila-gila. Semenjak itu pamor wanita cantik ini redup seketika. Jika ia melintas, bukan lagi kecantikannya yang menggoda melainkan celana dalamnya yang molor itu. Gunjingan segera menyebar luas apalagi sudah lama popularitas cewek ini ditanggapi dengan penuh iri dengki oleh lawan-lawan politiknya. Secara pribadi, saya sendiri menyesal, kenapa wanita seelok itu masih memelihara celana dalam seburuk itu. Kadang-kadang, kita memang tidak pernah menghormati celana dalam cuma karena letaknya yang di dalam. Kita adalah para penyuka kesempurnaanluaran sambil diam-diam suka menyimpan keburukan di kedalaman. (Prie GS)

Prestasi dan Ambisi Banyak orang mencari kebahagiaan, namun lupa kesejahteraan! Banyak orang mencari surga, namun lupa dunianya! Banyak orang membaca, tetapi tidak mengerti banyak ! saya mendapat nilai A untuk pengenalan kata-kata, namun mendapat nilai F untuk pemahaman kata-kata tersebut, demikian Robert T Kiyosaki, penulis buku laris Rich Dad, Poor Dad, mengeluh tentang kemampuannya membaca dan memahami tulisan. Memang ternyata kita pun demikian, banyak yang hobi membaca, bahkan tergolong pemborong buku-buku, tetapi dalam memahami apa yang dibaca itu menjadi sesuatu yang perlu dipertanyakan pada diri sendiri. Tidak jarang buku-buku yang dibeli berdasarkan ketertarikan indahnya desain sampul, dan kata-kata sebagai promosi buku tersebut. Akhirnya buku tersebut hanya menjadi penghuni lemari karena setelah dibolak-balik untuk dibaca, pembacanya tidak tertarik lagi atau kesulitan memahami apa makna yang diperoleh dari buku tersebut. Demikian juga kehidupan, sering kali kita hanya tahu apa yang terjadi dalam tahap-tahap kehidupan kita, tetapi kita tidak atau kurang memahami apa yang menjadi atau akibat yang ditimbulkan dari perubahanperubahan dalam kehidupan itu sendiri.

Sekarang kita hidup dalam zaman perubahan yang sangat cepat. Sayang terlalu banyak orang yang menaruh perhatian besar dalam hidupnya hanya pada uang, harta benda yang dikumpulkan. Sangat sedikit dari mereka yang memperhatikan pendidikan diri dan keluarga, terutama anakanak untuk bersikap fleksibel dalam menghadapi perubahan-perubahan yang terjadi, yaitu pikiran yang terbuka, haus akan wawasan baru, terus belajar bagaimana menjadi tumbuh semakin "kaya", serta bahagia dalam perubahan-perubahan yang terjadi. Kita banyak melihat contoh, seorang yang miskin suatu hari memenangi suatu lotere yang bernilai uang sangat besar, tetapi beberapa tahun kemudian kita mendapati dia hidup berkubang utang dan menderita lahir batin tanpa uang sepeser pun di saku. Itu akibat dia tidak bisa memanfaatkan apa yang sudah dipunyai, dia tiada kemampuan beradaptasi dengan perubahan yang terjadi dalam hidupnya. Contoh yang dicatat dunia adalah Charles Schwab, pemimpin perusahaan baja terbesar di Eropa, dan Samuel Insull, presiden perusahaan jasa terbesar di zamannya sekitar tahun seribu sembilan ratus dua puluhan. Beberapa tahun kemudian dunia mendapati kedua orang itu mati dalam keadaan bangkrut parah. Beberapa tahun mereka hidup menderita tanpa uang dan makanan. Lalu mereka ditemukan mati sebagai gembel, setelah dunia Barat diguncang resesi ekonomi berat tahun 1929 dan mengakibatkan korbankorban kebangkrutan dan yang bertahan hidup mengalami depresi berat, sampai bunuh diri seperti yang dijalankan Jesse Livermore, pialang saham terbesar di zamannya. Ambisi Menjadi Racun Kebanyakan kita selalu hidup dipenuhi dengan ambisi, walaupun hal itu tidaklah salah, sebab hidup tanpa ambisi sama sekali menjadikan kita kosong, tanpa tujuan dan monoton. Yang menjadi salah serta menimbulkan masalah adalah kita diperbudak ambisi yang menimbulkan mimpi-mimpi muluk tanpa melihat realitas lagi. Sebagai contoh seseorang yang bercita-cita membangun gedung pencakar langit, tentu saja diperlukan kerja keras untuk membuat dulu fondasinya, agar bangunan kokoh dan aman. Tetapi, seseorang yang hanya dipenuhi ambisi untuk menciptakan/memiliki gedung pencakar langit, dia bisa berbuat di luar nalar, tidak melihat realitas lagi, tanpa memedulikan apakah fondasi untuk cita-citanya tersebut sudah direncanakan dan dibuat sebaik-baiknya.

Demikian juga dengan kehidupan, kita sering kali hanya mengejar apa yang namanya harta benda, kita menimbun sebanyak-banyaknya, tetapi kita lengah untuk belajar bagaimana harta benda itu bisa tetap kita miliki dan bertumbuh dalam segala cuaca kehidupan. Yang terpenting harta itu membuat kita hidup bahagia, bukan membuat susah dan gelisah karena takut dirampok, takut kehilangan dan sebagainya. Banyak orangtua merasa tenang jika sudah bisa mempunyai harta yang dicita-citakan untuk diwariskan kepada anak-anaknya. Menurut orang yang berpikiran seperti itu, semakin banyak harta yang bisa aku berikan kepada anak, akan lebih baik dan tenanglah dirinya menjalankan sisa hari tuanya. Mewariskan harta benda yang berlimpah kepada anak-anak juga bukan hal yang dilarang! Tetapi, alangkah bijaksananya kita sebagai orangtua bila bisa mulai mengajari anak-anak kita untuk memelihara dan menumbuhkan harta yang sudah kita limpahkan kepada mereka. Kita melihat perusahaan keluarga di negara-negara maju, seperti Amerika dan Eropa. Terkesan sampai sekarang hal itu tetap ada dan bertambah maju dengan total aset yang semakin bertambah. Berbeda dengan perusahaan keluarga yang berada di Tanah Air, kita melihat begitu sang orangtua meninggal dan mewariskan kepada penerusnya, yang terjadi adalah perebutan kekuasaan, dan ironisnya warisan tersebut dipecah-pecah untuk dimiliki pribadi-pribadi dan menjadi berkepingkeping, sehingga menjadi perusahaan kecil yang harus kembali bangkit dan merintis secara baru lagi, sehingga tidak jarang kita melihat perusahaan yang tadinya besar sekarang berubah menjadi perusahaan baru yang berumur tidak lama karena tidak tahan dilibas keadaan dan persaingan ketat dunia usaha. Penulis pernah merenung tidak mengerti, kala mendapati kenyataan seorang sahabat dilarang orangtuanya untuk menikah dengan anak orang kaya yang berlimpah harta benda. Malah orangtua sahabat tersebut memberi nasihat kepada anak gadisnya untuk memilih seorang karyawan di perusahaannya, dengan keteria bahwa orang itu pintar, berbakat dalam bidangnya, serta berdedikasi dalam pekerjaan. Dalam pemikiran kebanyakan orang pasti bertanya: "Kenapa harus repotrepot mencari yang baru akan mentas, kalau sudah ada yang berlimpah harta kekayaan." Itu dilakukan setelah melihat kenyataan betapa banyak anak-anak yang mendapat warisan berlimpah menjadi seorang manusia yang hanya bisa menghambur-hamburkan uang dengan segala ambisinya. Seberapa banyak pun jumlahnya harta warisan orangtua bisa habis, bahkan dalam waktu cepat, jika pewarisnya tidak dibekali pendidikan yang baik untuk mengelola aset dan akhlaknya. Sedangkan

seorang yang mempunyai bakat serta kerja keras dan berdedikasi, akan mampu menjadi seseorang yang sukses, dan tentu saja yang berpotensi mempunyai harta berlimpah. Itu dia dapatkan sebagai bukti perjuangan hidupnya, bukan hanya sebagai penerima warisan, tetapi pencipta kelimpahan untuk diri dan keluarganya. Besar Pasak daripada Tiang Nah, pepatah itu sangat popular, dan memang demikianlah keadaan keuangan kita yang masih berada di tingkat menengah ke bawah. Kita bekerja mengejar karier, agar mendapat penghasilan yang lebih besar, tetapi sejalan dengan itu pengeluaran kita pun bertambah besar seiring dengan keadaan, bertambah anak, biaya pendidikan, belum lagi biaya hidup yang lebih maju dari pada upah kita di tempat bekerja. Dengan siklus yang demikian, banyak pasangan muda frustasi dalam menjalani hidup. Sistem pendidikan di negara kita saat ini adalah mendidik anak untuk mengasah otak, agar mendapat nilai bagus untuk tiap mata pelajaran, sehingga jangan heran ketika anak-anak yang tidak melanjutkan ke perguruan tinggi, selepas SMU saja pergi untuk bekerja sebagai tenaga administrasi ringan, mereka kesulitan beradaptasi dengan pekerjaan dan lingkungannya. Banyak anak lulusan perguruan tinggi melamar pekerjaan dengan membawa ijazah yang berisi nilai bagus, tetapi begitu bekerja yang dianggap sesuai dengan bidang pendidikannya, mereka tidak bisa menyesuaikan tuntutan pekerjaan. Mereka tidak siap menjadi profesional, mereka kurang gigih dan kurang berdedikasi. Nah, mengapa hal itu terjadi? Sebab, anak-anak tersebut hanya mendapatkan pendidikan sekitar mata pelajaran, yaitu bagaimana mendapat nilai bagus! Mereka tidak dibekali dengan bagaimana mereka harus mengembangkan diri keluar dari apa yang didapat dari dalam kelas. Mereka harus banyak belajar dan bertanya, membuka wawasan dan mendengarkan saran dan yang terpenting berani menerima kritikan untuk bisa maju. Belum lama ini, penulis terkagum-kagum akan sistem pendidikan yang diterapkan suatu perguruan tinggi, ketika dalam hal mendidik siswan mereka mengembangkan perkembangan pribadi dan daya juang mereka. Sebagai contoh, untuk bisa masuk dalam Club Senior yang diyakini oleh juniornya, bahwa dalam club/kelompok itu mereka bisa mendapatkan banyak wawasan dan pelajaran dari para senior, melebihi yang diberikan dosen di dalam kelas.

Untuk memasuki Club Senior, kapasitas yang diterima hanya 500 orang. Parajunior yang berjumlah 6.000 orang harus mendaftar dengan antrean yang melelahkan, dan disaring melalui tiga gelombang penyaringan selama tiga minggu berturut-turut. Yang membuat kagum, para junior itu rela berangkat dari rumah jam empat Subuh, agar sampai di tempat antrean 1 jam kemudian untuk mendapat nomer antrean di bawah angka seratus! Sehingga, tidaklah heran untuk para yunior yang berhasil masuk dalam kelompok itu menjadi suatu kebanggaan tersendiri. Para Senior yang ada dalam kelompok itu tidak mengecewakan mereka, dalam memberi pengalamanpengalaman dan ilmu-ilmun mereka. Dari contoh di atas, kita melihat Club Senior itu sudah menyaring antara anak-anak yang gigih dengan anak-anak yang malas sebab tidak jarang kita mendengar dari para yunior yang tidak mau ambil bagian dalam kegiatan senior itu berkata dengan sinis: "Buat apa, susahsusah masuk ke situ. Toh pelajaran yang benar kita dapat di dalam kelas, dengan dosen-dosen yang punya kewajiban karena kita sudah keluarkan biaya kuliah." Penting kita melihat dan mengetahui peluang yang disodorkan ke hadapan kita untuk hidup lebih maju dan bahagia. Sekali lagi jangan terobsesi dengan ambisi, tetapi prestasi hiduplah yang harus kita raih, dan perlu diingat prestasi sukses bukan hanya berupa tumpukan harta benda, tetapi termasuk di dalamnya kebahagiaan lahir batin. (by : Lianny Hendranata )

Rekening Benjamin Apakah Anda mencintai kehidupan? Jangan hamburkan waktu, karena dari bahan itulah kehidupan dibuat." Ucapan Benjamin Franklin (1706 - 1790) di atas, sungguh menarik dan menggelitik. Tak percaya? Mari kita kutak-katik mencari pesan apa yang tersembunyi di balik itu. Andaikan setiap pagi rekening bank kita menerima transfer dana sebesar AS $ 86.400. Jumlah tersebut harus dihabiskan hari itu juga, karena malam harinya bank akan menghapus sisa yang tak terpakai. Apa yang akan kita perbuat dengan uang tersebut? Hidup kita sesungguhnya bak sebuah rekening bank waktu. Setiap pagi

kita diberi modal 86.400 detik. Malam harinya, sisa waktu yang tak terpakai akan dihapus. Begitu seterusnya. Tak ada cerita sisa saldo hari ini bisa dikumpulkan sebagai tabungan besok pagi. Setiap hari, kita harus bisa menginvestasikan modal yang diberikan guna memperoleh manfaat sebaik-baiknya dalam hidup, menyangkut kesehatan, kebahagiaan, dan kesuksesan. Kita bisa bertanya kepada seorang pelajar yang tinggal kelas, untuk menyadari betapa berharganya SATU TAHUN. Kita bisa bertanya kepada seorang ibu yang melahirkan bayi prematur, untuk menyadari betapa berharganya waktu SATU BULAN. Kita bisa bertanya kepada editor majalah mingguan, untuk menyadari berharganva waktu SATU MINGGU. Untuk menyadari nilai SATU JAM, kita bisa bertanya pada sepasang kekasih yang sedang menunggu janji berkencan. Untuk menyadari nilai SATU MENIT, bisa bertanya pada seseorang yang ketinggalan kereta api. Untuk menyadari nilai SATU DETIK, bisa bertanya pada orang yang baru terhindar dari tabrakan mobil. Hargailah setiap detik yang kita miliki. Terlebih karena kita menggunakannya bersama-sama dengan orang-orang yang tercinta dalam menjalani hidup ini. Ingat, kemarin merupakan sejarah. Besok masih misteri. Hari ini adalah hadiah. (Intisari)

*************************************************************** Kata Bijak Hari Ini. Selama masih ada cinta selama itu pula seseorang akan memikirkan pasangannya sebagaimana ia memikirkan dirinya sendiri

Minta dipeluk Berdasarkan hasil penelitian, kita butuh empat kali pelukan per hari untuk bertahan hidup, delapan supaya tetap sehat, dan dua belas kali untuk pertumbuhan. Jika ingin terus tumbuh, kita butuh dua belas pelukan per hari. Pelukan berkhasiat menyehatkan tubuh. Pelukan merangsang kekebalan tubuh kita. Pelukan membuat kita merasa istimewa. Pelukan memanjakan sifat kekanak-kanakan yang ada dalam diri kita. Pelukan membuat kita lebih merasa akrab dengan keluarga dan teman-teman. Sayangnya, banyak dari kita dibesarkan dalam rumah yang di dalamnya

pelukan adalah sesuatu yang tidak lazim, dan kita mungkin merasa tidak nyaman minta dipeluk dan memeluk. Kita mungkin pernah digoda sebagai "si anak manja". Dari proyek penelitian selama setahun, kami menemukan bahwa 83 persen peserta jajak pendapat menerima kurang dari satu kali pelukan sehari (rata-rata sekitar empat pelukan sepekan). Sembilan puluh tujuh persen peserta menginginkan lebih banyak lagi pelukan daripada yang telah mereka terima. Jangan pernah merasa malu atas kebutuhan alamiah Anda untuk disentuh dan dipeluk. Kami mendorong Anda untuk mendapatkan dan meminta pelukan yang Anda butuhkan. Ucapan sederhana, "Peluk saya, dong" amat membantu kita agar bisa mendapatkan lebih banyak pelukan. Targetkan meminta dan mendapatkan dua belas kali pelukan dalam sehari. Sumber: The Aladdin Factor, Jack Canfield & Mark Victor Hansen.

Korupsi Bukan Cobaan... Seorang istri yang suaminya ditahan karena korupsi, menjawab pertanyaan wartawan, "Kami sedang dalam cobaan Tuhan, tolong bantu kami dengan doa." Saya tidak begitu yakin, tindak pidana korupsi adalah cobaan dari Tuhan. Kecuali kalau seseorang berbaik jujur, dipidana karena tindak korupsi, padahal sebenarnya tidak melakukan korupsi. Nah, itu bisa digolongkan sebagai cobaan. Artinya, tidak melakukan kesalahan apaapa, tapi terkena bencana. Seperti kalau kita parkir baik-baik di tempat parkir, tahu-tahu sewaktu hujan turun, pohon tumbang menimpa mobil kita. Itu bisa masuk kategori cobaan. Di sini tidak ada hubungan langsung sebab akibat antara parkir yang aman dengan pohon yang tumbang. Dalam kehidupan keseharian, hal semacam itu bisa terjadi. Kita hidup dengan baik dan benar dan menjaga kesehatan, tahu-tahu divonis terkena kanker. Korupsi yang sering disamakan dengan penyakit kanker - perumpamaan ini hanya benar dalam hal keganasan - sebenarnya termasuk godaan. Artinya, si pelaku tergoda memasuki wilayah buruk, padahal sebenarnya bisa menghindar, dan menerima risiko karena terbongkar. Ada hubungan sebab-akibat secara langsung. Godaan yang sama, dalam kaitan sebabakibat langsung adalah berjudi, selingkuh, ngebut. Pelaku sudah tahu akibat dari main judi, main perempuan, bisa juga main lelaki, atau main-main dengan kendaraan berkecepatan tinggi.

Pelaku tetap melakukan, apa pun alasannya, bisa dibikin-bikin, bisa karena yakin. Kalau kemudian berakhir tidak menyenangkan: kalah berjudi, selingkuh ketahuan, atau terjadi tabrakan, itu merupakan konsekuensi logis. Kadang kita tercengang, atau berang, sedikitnya kurang senang, ketika seseorang yang kita kenal dengan baik dan terkesan baik dan benar, ternyata tak bisa menahan godaan. Rasanya, ada yang terluka dengan rasa percaya, sebagaimana menemukan ulat di buah yang sedang dikunyah, atau ada kecoa berjalan di mulut kita. Kesadaran batin kita terguncang, ada suatu gambaran indah yang terbuang, atau bahkan hilang. Melihat kenyataan seperti ini, saya hanya bisa menasihati diri. Untuk tidak melakukan korupsi secara sadar, dan juga membentengi diri tidak membiarkan diri masuk dalam godaan kolektif secara tidak langsung tindakan koruptif. Godaan kolektif sering sangat efektif. Berjudi, selingkuh, atau ngebut menjadi atraktif kalau dilakukan bersama. Makanya, berusahalah menahan diri. Sebisanya. Semampunya. Barangkali menasihati diri harus sering saya ulang, agar selalu ada dalam memori. Soalnya, kadang kita berhubungan dengan rasa keadilan, dan terasa timpang. Misalnya, kehidupan para koruptor yang berada dalam penjara. Pengalaman membuktikan bahkan dalam penjara sekalipun, para koruptor atau penyelundup, pemalsu kartu kredit, bandar judi selalu memperoleh kamar yang lebih mewah dan perlakuan yang wah. Karena banyak harta yang tersisa. Barangkali, kalau saya boleh memberi nasihat untuk koruptor: cobalah sekarang ini seterbuka mungkin. Mengakui, menjelaskan, menelanjangi diri dengan menceritakan secara detail godaan yang meyebabkan terjerembab ke dalam korupsi. Bagaimana caranya, metodenya, siapa saja teman-temannya, berapa yang berhasil diambil. Terutama juga, berapa yang bakal dikembalikan. Dengan begini, ia sedikit banyak menebus dosa dan memberi kemungkinan berkurangnya hal yang sama yang bisa terjadi pada orang lain. Para penyelidik pun lebih cerdik menghadapi siasat serta liku-liku tindak korupsi. Ada saat kita terpeleset karena kebegoan kita, tapi juga selalu ada kesempatan untuk bangkit kembali, juga dijadikan pelajaran bagi orang

lain. * Penulis: Arswendo Atmowiloto, budayawan, di Jakarta *************************************************************** Tahukah Anda Toilet sudah mulai ada sejak 2500 sebelum masehi, Tahun 69, masa Kekaisaran Otto, yang punya Toilet kena pajak Tahun 1668 Polisi mewajibkan setiap rumah di Paris ada toiletnya John Harrington menemukan 'Water Closet' tahun 1596 W.C umum pertama ada di paris tahun 1824 Tahun 1970 kotoran kloset dimanfaatkan menjadi listrik (biogas) Tahun 1990-an kloset dilengkapi dengan sensor (Gz-indocenter.com)

Re: [Motivasi_Net] Korupsi Bukan Cobaan... saya mencoba melihat sisi lain, di mana manusia diciptakan penuh dengan kelemahan. Dengan demikian berbuat khilaf, termasuk korupsi memang bisa dilihat sebagai cobaan, artinya ybs dicoba, diuji, apakah setelah melakukan kesalahan, yaitu korupsi, terus bersedia bertobat, berhenti korupsi. Proses hukum di dunia harus dilihat sebagai kesempatan untuk bertobat. Jadi kita memang perlu berdoa agar para koruptor mengakui segala kesalahannya, termasuk memberi tahu di mana uang hasil korupsi disembunyikan, agar dapat dikembalikan kepada negara. Saya lebih memilih mendoakan agar para dedengkot orde baru segera sadar dan tobat, termasuk mengembalikan hasil korupsinya, di banding mati-matian menyeret pak harto ke pengadilan yang nyatanya nggak berhasil sampai sekarang.

Tri Djoko Wahono

Re: [Motivasi_Net] Korupsi Bukan Cobaan...

Arswendo Atmowiloto Adalah seorang penulis yang saya kagumi Saya sependapat kalau korupsi itu bukan cobaan. Kepada keluarga Koruptor ; benar-benar memiliki kekebalan Jati diri, dengan wajah tidak berdosa, mohon dukungan do'a atas cobaan karena suaminya (sang Koruptor) tertanggkap. padahal sang istri ini biasanya paling besar dukurngannya kepada sang suami untuk berkorupsi. Yang bisa saya lakukan bagi para koruptor dan keluarganya, adalah supaya menyadari bahwa semua itu buah2 dari ketamakan dan keserakahan, tidak ada gunanya do'a sebanyak apapun , kalau yang di do'a kan tidak bertobat dan menyesali, dengan mengatakan cobaan sama saja dengan mengkam bing hitamkan . Salam Nani Rahayu

(INSPIRING ARTICLE) Learn to live

Dunia berputar dengan cepat...... secepat kita mengedipkan mata.......secepat kita membalikkan telapak tangan..... Wanderlei Luxemburgo palatih cerdas, ahli strategi, sangat disanjung pada awal kedatangannya ke Real madrid......tak disangka-sangka enam bulan kemudian dipecat dengan caci maki..... pulang ke Brasil hanya membawa satu tas....baju kotor.... karena tak mampu bayar binatu di Madrid...... Titus...... Pangeran Romawi yang gagah berani, thn. 70 masehi dia hancurkan kebudayaan yahudi.... enam bulan kemudian mati oleh sipilis karena seleranya tak hanya pada wanita??...... John Barxton...... Akhirnya mengemis pada Bill Gates mohon pekerjaan bagi anaknya....... Bill Gates orang yang dia pecat enam tahun lalu dari perusahaannya saat Bill Gates tak sengaja menyenggol dengan tongkat mobil dinasnya (Bill Gates saat itu memakai tongkat untuk berjalan) ..... Marie Goretti kepala biara karmel prancis merasa tak percaya kalau Claudia Suzzane diminta untuk memimpin Ordo Biarawati tersebut di seluruh dunia termasuk Prancis...... Claudia Suzzane enam tahun lalu adalah biarawati muda yang dia rekomendasikan untuk di"buang" ke Mesir dan melewati hidupnya di biara gurun pasir dengan iklim yang keras karena

bertentangan dengan dirinya..... Marie Goretti, tadi pagi dalam Misa Pelantikan Claudia, mencium tangan Claudia sebagai tanda hormat pada pimpinan tertinggi Ordo tersebut.... Claudia masih tetap tersenyum dengan murah hati seperti saat dia meninggalkan Prancis dan meminta Marie Goretti untuk tidak mencium tangannya..... Marie Gorretti hanya bisa menitikkan airmata haru.. Willy sangat berterimakasih pada Sarno, pagi tadi Sarno menyelamatkan nyawa anaknya Caecil dengan membawanya ke Rumah Sakit Mitra Keluarga Bekasi, anaknya ditabrak lari sepeda motor saat akan menyebrang dekat TK tempatnya bersekolah, saat itu Sarno kebetulan melintas dan segera menolongnya, jika terlambat saja, maka Caecil akan lumpuh dan kehilangan daya ingatnya, atau bahkan meninggal...... Sarno, mantan Office Boy di Kantor Willy, saat itu sebagai Kepala Bagian Umum Willy meminta Sarno "keluar dengan Hormat" karena Sarno menjalin kasih dengan Ully resepsionis pada kantor tersebut dan berencana menikah, akhirnya Sarno dan Ully memutuskan untuk keluar dan membangun usaha kecil-kecilan.... "No, apa yang bisa saya bantu untuk membalas jasamu? engkau sudah bekerja? dimana? bagaimana kabar Ully?' demikian Willy mencecar Sarno dengan pertanyaan..... Sarno hanya tersenyum dan menitikkan airmata, ia tidak ingin menyakiti hati Willy...... Saat ini, atas nama almahumah Ully yang meninggal saat melahirkan, Sarno dan kedua anak kembarnya yang masih kecil adalah pemegang 93.5% saham perusahaan tempat Willy bekerja dan beberapa grup perusahaan karena usaha kerasnya..... dan dia tetap tersenyum seperti saat ia berpamitan dengan Willy enam tahun lalu........... Manusia bisa berkehendak dan bertindak, tapi Tuhan punya rencanaNYA Enam tahun? Enam bulan? Enam pekan? Enam hari? Enam Jam? Enam menit? Enam detik? ........... secepat apakah DIA akan membalikkan anda jika anda tak tahu diri? "Semoga kita termasuk orang - orang yang bersyukur atas nikmat yang diberikanNya....."

Cinta Kepala ikan Alkisah pada suatu hari, diadakan sebuah pesta emas peringatan 50 tahun pernikahan sepasang kakek-nenek. Pesta ini pun dihadiri oleh keluarga besar kakek dan nenek tersebut beserta kerabat dekat dan kenalan. Pasangan kakek-nenek ini dikenal sangat rukun, tidak pernah terdengar oleh siapa pun mengenai berita mereka perang mulut.

Singkat kata mereka telah mengarungi bahtera pernikahan yang cukup lama bagi kebanyakan orang. Mereka telah dikaruniai anak-anak yang sudah dewasa dan mandiri baik secara ekonomi maupun pribadi. Pasangan tersebut merupakan gambaran sebuah keluarga yang sangat ideal. Di sesela acara makan malam yang telah tersedia, pasangan yang merayakan peringatan ulang tahun pernikahan mereka ini pun terlihat masih sangat romantis. Di meja makan, telah tersedia hidangan ikan yang sangat menggiurkan yang merupakan kegemaran pasangan tersebut. Sang kakek pun, pertama kali melayani sang nenek dengan mengambil kepala ikan dan memberikannya kepada sang nenek, kemudian mengambil sisa ikan tersebut untuknya sendiri. Tapi aneh, perasaan si nenek justru terharu bercampur kecewa dan heran. Akhirnya sang nenek berkata kepada sang kakek: "Suamiku, kita telah melewati 50 tahun bahtera pernikahan. Ketika engkau memutuskan untuk melamarku, aku memutuskan untuk hidup bersamamu dan menerima dengan segala kekurangan yang ada untuk hidup sengsara denganmu. Aku menerima hal tersebut karena aku sangat mencintaimu. Sejak awal pernikahan, ketika kita mendapatkan keberuntungan untuk dapat menyantap hidangan ikan, engkau selalu hanya memberiku kepala ikan yang sebetulnya sangat tidak aku suka, namun aku tetap menerimanya dengan mengabaikan ketidaksukaanku tersebut karena aku ingin membahagiakanmu. Aku tidak pernah lagi menikmati daging ikan yang sangat aku suka selama masa pernikahan kita. Sekarang pun, setelah kita berkecukupan, engkau tetap memberiku hidangan kepala ikan ini. Aku sangat kecewa, suamiku. Aku tidak tahan lagi untuk tidak mengungkapkan hal ini." Sang kakek pun terkejut dan bersedihlah hatinya mendengarkan penuturan sang nenek. Akhirnya, sang kakek pun menjawab: "Istriku, ketika engkau memutuskan untuk menikah denganku, aku sangat bahagia dan aku pun bertekad untuk selalu membahagiakanmu dengan memberikan yang terbaik untukmu. Sejujurnya, hidangan kepala ikan ini adalah hidangan yang sangat aku suka. Namun, aku selalu menyisihkan hidangan kepala ikan ini untukmu, karena aku ingin memberikan yang terbaik bagimu. Semenjak menikah denganmu, tidak pernah lagi aku menikmati hidangan kepala ikan yang sangat aku suka itu. Aku hanya bisa menikmati daging ikan yang tidak aku suka karena banyak tulangnya itu. Aku minta maaf, istriku." Mendengar hal tersebut, sang nenek pun menangis. Mereka pun akhirnya

berpelukan. Percakapan pasangan ini didengar oleh sebagian undangan yang hadir sehingga akhirnya mereka pun ikut terharu. (SM) *************************************************************** Tahukah Anda. Ludah-meludah terjaun tenyata rekornya dipegang oleh satu keluarga. Pemegang rekor meludah terjauh adalah Brian Krause, dengan ludahan terjauh sekitar 29 Meter, mengalahkan ayahnya Krause senior beberapa inci lebih jauh di tahun 1994. *************************************************************** Kata Bijak Hari Ini. "Jika ada Kemauan, Pasti ada Jalan". "Jika belum Ketemu Jalan, Buatlah Jalan". (Krishnamurti)

Soul's Bread: MEMBERI APA BISA DIBERI (Glenn Van Ekeren, 12 Simple Secret of Happyness)

Pada masa ketika tembok Berlin masih berdiri, ada beberapa orang Berlin Timur yang memutuskan untuk mengirim "bingkisan" kepada tetangga mereka di Berlin Barat. Mereka mengisi sebuah truk pengangkut tanah dengan barang-barang yang tidak diinginkan, seperti, sampah, puing-puing bangunan, dan banyak lagi barang yang menjijikkan yang dapat mereka temukan. Mereka dengan tenang membawa bingkisan itu melintasi perbatasan, mendapat izin untuk lewat, dan mengirimkan bingkisan tersebut dengan membuangnya di kawasan Berlin Barat. Tidak sulit untuk menduga bahwa orang Berlin Barat tersinggung karenanya dan berpikir untuk memberikan balasan yang setimpal. Orang langsung mulai menawarkan gagasan-gagasan mereta tentang cara membalasa perbuatan tak terpuji itu. Tiba-tiba ada seorang bijak datang ketengan mereka yang sedang mengumbar nafsu amarah. Ia menawarkan sesuatu yang benar-benar berbeda. Yang sangat mengherankan, orang menanggapi saran tersebut dengan senang hati dan mulai mengisi sebuah truk sampai penuh dengan barang-barang yang terhitung langka di kawasan Berlin Timur. Pakaian, makanan, obat-obatan, semua dinaikkan ke dalam truk.

Mereka membawa truk bermuatan penuh itu melintasi perbatasan, kemudian dengan hati-hati membongkar dan menyusun barang-barang berharga itu di tanah, dan meninggalkan sebuah pesan yang berbunyi, "Setiap orang memberi sesuai dengan kemampunyannya untuk memberi." Kita dapat membayangkan bagaimana reaksi mereka yang melihat "bingkisan balasan" itu serta pesan yang tertulis bagi mereka. Perasaan mereka campur aduk. Terkejut. Malu. Kehilangan kepercayaan diri. Bahkan mungkin ada yang menyesal. Yang kita berikan kepada orang lain merupakan sebuah pesan yang jelas sekali mengenai siapa kita. Cara kita menanggapi perbuatan tidak ramah, perbuatan tidak adil, atau sikap tidak tahu terima kasih juga mencerminkan karakter kita yang sesungguhnya. (230701)

*************************************************************** Kata Bijak Hari Ini. Stopper: "Saya tidak bisa" bukanlah alasan untuk menyerah, tetapi alasan untuk berusaha lebih keras. (Unknown) Susah sekali mengalahkan seseorang yang tidak pernah menyerah. (Babe Ruth) Ingat ini baik-baik dalam benak anda: bila impian-impian anda bagus, dan semuanya bagus, jangan pernah menyerah. (Sandi Wright)

Cara Mengubah Nasib Apakah Anda percaya pada nasib dan takdir? Kita sering mendengar keluhan "Ah.. itu kan takdir!" atau "AhK sudah nasib lah". Mungkin saja Anda juga sering mengeluh demikian. Ini bukannya hal tidak baik. Percaya atau tidak pada nasib dan takdir, semuanya tergantung pada setiap individu, tapi yang paling diinginkan oleh setiap orang ketika merasa bernasib tidak baik atau bernasib buruk, adalah mengubahnya menjadi nasib baik. Tapi, apakah sungguh-sungguh ada cara untuk mengubah nasib seseorang? Menurut kepercayaan tradisional bangsa Tionghwa, jawabannya

adalah "ada". Caranya sangat banyak, tapi yang paling efektif adalah melakukan kebajikan. Berikut, kami kisahkan suatu cerita yang dikutip dari sebuah buku kuno berjudul "Hakekat Utama dan satu-satunya cara untuk memperbaiki nasib", yang mengisahkan bagaimana seseorang yang sebenarnya percaya akan takdir dalam kehidupan, akhirnya mampu dan sangat mahir mengubah nasibnya. Ceritanya begini. Pada zaman Dinasti Ming, ada seorang yang "pandai" memperbaiki nasib dirinya. Namanya Yuen Liao Fan. Dengan cara tidak henti-hentinya melakukan kebajikan, ia telah mengubah nasibnya yang "berusia pendek", "tidak berketurunan", dan "tidak berpangkat tinggi", hingga kelak ia menjadi suri teladan bagi orang yang hendak memperbaiki nasib. Yuen Liao Fan adalah orang Tiongkok Selatan. Pada masa muda ia sangatlah miskin, nafkahnya didapat dari ketabiban. Suatu hari ia pergi ke kuil Tse Yin She dimana ia bertemu dengan seorang yang sudah tua, yang bermarga Khong, yang berwajah luar biasa seperti dewa dan ternyata pandai nujum/meramal. Lalu Yuen Liao Fan mengundang bapak tua ini ke rumahnya. Pertama anggota keluarganya diramal. Ternyata sangat tepat. Barulah giliran dirinya sendiri. Bapak Khong ini ternyata sedikitpun tidak ceroboh, ia meramalkan Yuen Liao Fan pada ujian di Kabupaten akan mendapat ranking ke 14, pada ujian di tingkat propinsi menduduki ranking ke 71, pada tingkat nasional menduduki ranking ke 9, namun ia hanya berpangkat kecil selama 3 tahun, sedangkan usianya akan berakhir pada hari ke 14 bulan ke delapan ketika ia mencapai umur 53 tahun dan tidak mempunyai anak. Pada tahun kedua, semua tingkat ujian yang diramalkan ternyata tepat sekali. Telah lewat lagi 20 tahun, semua yang baik maupun buruk yang diramalkan oleh pertapa Khong tidak ada yang meleset. Karenanya Yuen Liao Fan sangat yakin dan percaya bahwa semua keberuntungan dan kenaasan dalam hidup manusia telah ditakdirkan, sedikitpun tidak dapat dipaksakan. Selanjutnya ia tidak lagi berilusi, segalanya ia pasrahkan pada nasibnya. Tapi kemudian, terjadilah suatu peristiwa yang akhirnya mengubah pandangan dan kepercayaan Yuen. Disebabkan suatu urusan penting, Yuen Liao Fan pergi ke gunung Lew Shia dekat Nan Jing, dimana ia bertemu dengan seorang rahib Yin Kun Tan She. Beliau menjelaskan kepada Yuen tentang karma, diterangkan pula tentang prinsip "nasib, kusendiri yang buat; rezeki, kusendiri yang mohon." Dan Beliau menganjurkan serta mendorong Yuen Liao Fan janganlah menjadi si "kerdil" yang

pasrah pada nasib. Setelah mendapatkan penjelasan dari Yin Kun Tan Sse, Yuen Liao Fan sadar akan dirinya. Ia bertekad mengubah nasib buruknya, maka ia berlutut di hadapan Patung Buddha. Dengan sujud ia mengakui semua kesalahannya dan berjanji akan mengubahnya, kemudian ia berjanji akan melakukan 3.000 buah kebajikan dan mohon kenaikan pangkat. Selanjutnya ia mencatat semua kebajikan dan kejahatan yang dia lakukan. Tidak sampai 2 tahun, walaupun 3.000 buah kebajikan belum tercapai, dia sudah mendapat kenaikan pangkat. Sekarang fakta membuktikan bahwa ramalan pertapa Khong tidak lagi tepat. Namun Yuen Liao Fan kurang tekun melakukan amalnya. Setelah lewat 10 tahun, ke 3.000 buah amal kebajikan baru tercapai dan ia telah mendapat kenaikan pangkat lagi. Hal ini telah menyadarkannya akan keuntungan memupuk dan melakukan kebajikan. Karena itu ia bersumpah akan melakukan lagi amal kebajikan sebanyak 3.000 buah, mohon dikaruniai anak. Dan benar, belum lagi setahun isterinya melahirkan seorang putera. Isterinya pun sangat bijaksana, dengan rajin membantu suaminya menolong fakir miskin, atau melepaskan makhluk hidup, tiap hari rajin membaca Keng, meluaskan amal kebajikan, terkadang dalam satu hari bisa mencapai 10 buah amal kebajikan, sehingga 3.000 buah amal kebajikan tidak sampai 3 tahun telah terpenuhi. Selanjutnya mereka meneruskan amal kebajikan hingga mencapai lebih dari sepuluh ribu buah kebajikan. Tanpa memohon perpanjangan usia, ternyata usianya telah mencapai 74 tahun dan puteranya telah lulus sarjana, menjabat pangkat penting dalam propinsi. Demikianlah kisah nyata Yuen Liao Fan yang berani bertobat dan dalam jangka panjang tidak berhenti melakukan amal kebajikan sehingga dapat mengubah "nasib nuruk" yang telah ditakdirkan. Ini merupakan cermin bagi orang-orang masa kini dan selanjutnya untuk mempelajari tentang "nasib", sekaligus membuktikan bahwa dengan rajin melakukan kebajikan dapat menciptakan nasib baru bagi dirinya sendiri. (radio taiwan internasional/indonesia) *************************************************************** Tahukah Anda Meskipun sketsa gambar parasut pertama kali dibuat oleh Leonardo Da Vinci sekitar abad ke-16, tapi tahukah anda bahwa yang pertama kali terjun menggunakan parasut dan selamat sampai di bumi adalah seekor anjing milik Jean Pierre

Blanchard (1753-1809)dari Prancis yang ia terjunkan menggunakan Balon Udara. Blanchard sendiri akhirnya menggunakan parasut tahun 1793 ketika balon udara yang ia tumpangi meledak di udara yang akhirnya memaksa dia mencoba parasut ciptaannya sendiri. (Indocenter.com)

*************************************************************** Kata Bijak Hari Ini. "Tidak ada orang yang gagal selama dia menikmati hidup. (William Feather)

Dokter Lima Ribuan Satu Menit Tiga Detik....!!!

Tanya saja pada orang-orang di kota Ponorogo, sebuah kota kecil di selatan Madiun, dari kaum menengah ke bawah hingga jajaran top Pemerintah Daerah tentang sosok ini. Dokter Sunarno namanya, bisa dibilang mulai dari tukang becak, tukang ojek, pegawai negeri, pedagang sayur, guru bantu, hingga mahasiswa pun akan tahu dengan sosok satu ini. Dokter lima ribuan, begitulah ia lebih sering dikenal. Konon dokter yang lumayan agamis ini dikenal karena tangan dinginnya dalam menangani pasien-pasiennya. Yen mboten mriki, mboten sumerap bu, ten mriki kulo sampun cocok* , (Kalau nggak kesini nggak cocok bu, kalau disini saya sudah cocok)ujar salah seorang ibu tua kepada ibu saya. Bahkan karena rumahnya bersebelahan dengan pemakaman umum, sering ia jadi bahan candaan ibu-ibu, Itu dokter apa dukun ya, kok manjur banget. Namun bukan itu intinya, beliau menerapkan tarif flat alias tetap, semua sama 5000 perak. Dengan uang hanya segitu, apalagi di masa ekonomi masih belum benar-benar pulih, membuat Dr. Narno betul-betul menjadi jujugan orang kecil yang sedang sakit. Kalaupun ada biaya tambahan, itu biasanya hanya bagi mereka yang pengin suntik. sekedar ongkos ganti jarum suntiknya begitu kata mereka. Dengan hanya berbekal lima ribu, mereka sudah mendapat obat satu pak kecil, entah obat apa, karena konon obat-obat tersebut sudah disiapkan sebelum pak

Dokter menerima pasiennya. Begitu pasien datang, mereka ditanya sakitnya apa, lalu tinggal dikasih obatnya, ataupun kalau tambah suntik, ya tinggal tambah ongkos jarum suntuik. Meski terkesan aneh karena seperti tak ubahnya toko obat, namun akhirnya bisa dimaklumi memang karena yang datang umumnya orang-orang kecil dengan penyakit khas orang kecil, pusing, diare, batuk, pilek, demam, dan semacamnya. Namun yang lebih aneh lagi, hanya dengan obat-obatan yang terkesan asal begitu, hampir semua pasiennya sembuh, dan itulah kenapa mereka sering kembali lagi apabila kelak mereka sakit. Pengaruh sugesti , demikian pikir saya. Saya sudah cocok berobat di sini, kalau nggak kesini biasanya nggak sembuh-sembuh bu, kalo kesini, satu dua hari lah kok ya sembuh..!! tutur seorang remaja putri menambahkan. Pada mulanya saya kurang percaya pada cerita ibu saya. Kebetulan ibu saya sudah pernah berobat sekitar 4 tahun sebelumnya. Sebagai mahasiswa apalagi masih mahasiswa baru, apalagi masih dalam kondisi kritis-kritisnya dong, atau lebih tepatnya sok kritis, atau sok mahasiswa lah, harus dbuktikan, pikirku Akhirnya mau tidak mau saya pun harus membuktikan sendiri kebenaran cerita tersebut. Bermula dari diri saya yang jatuh sakit sewaktu pulang kampung. Saat itu masih bulan puasa, sekitar H minus 4, saya pulang. Entah kenapa di rumah saya langsung jatuh sakit, sering buang air besar, dan itu pun dalam bentuk cair, istilahnya diare. Hingga dalam sehari, terkadang saya bisa sekitar 4 hingga 5 kali, padahal sebelum pulang saya sehat wal afiat. Tu karena tahu mau pulang, di Malang nggak ada yang ngurusin kalo sakit, jadi sakitnya ditahan sampai Ponorogo, he..he..he.. seloroh kakak saya. Nggak, itu mungkin gara-gara kamu yang mudik malam-malam, pasti karena masuk angin saat perjalanan. , ibu saya coba membela. Entah apapun alasannya yang jelas akhirnya saya pun dibawa ke dokter Ani, dokter langganan keluarga kami. Namun bukan dokter Narno ini, karena kebetulan saat itu belum terpikir untuk membawa ke sana. Oleh dokter Ani, saya didakwa terkena diare, sehingga oleh dokter dianjurkan untuk tidak melanjutkan puasa hingga dirasa sembuh. Disayangkan memang, padahal sudah hampir lebaran, namun mau dikata apa lagi, saat itu badan sudah benar-benar lemas. Sekitar dua hari kemudian, obat dari dokter Ani sudah habis, namun badan ternyata belum sembuh benar, meskipun sudah agak mendingan. Pagi itu kami kembali lagi ke dokter Ani, sekedar minta obat lagi, Namun apa dikata, di depan pagar, terpampang kertas besar seukuran A3 bertulis, Tutup, libur lebaran, buka

lagi tanggal 11 Nopember . Rencana minta obat lagi akhirnya tidak jadi. Padahal siang itu, kami sekeluarga harus pergi ke Surabaya, mudik ke tempat nenek dan sanak saudara yang lain. Namun untungnya, saat tiba di rumah, ibu segera ingat, Oh iya, ke dokter Narno saja, waah kenapa nggak dari kemarin-kemarin ke dokter narno.., ayo ke sana..!! . Akhirnya, jadilah, pagi itu masih sekitar jam setengah enam, kami berangkat lagi ketempat praktek dokter Narno. Ayo jangan siang-siang, ntar keburu ramai loh, moga-moga aja dokternya nggak mudik . Dan benar saja, jam di HP masih belum menunjukkan pukul 6 namun suasana sudah ramai. Wah, kok sudah ramai begini mi, ntar bisa-bisa lama nih..?? , tanyaku pada ibu saat turun dari kendaraan. Ah tenang saja, dokter ini, kalo menangani cepat kok, nggak sampai lima menit dah selesai. Dah deh, kamu ntar pasti kaget saking cepetnya. , Jawab ibuku yang makin membuat saya semakin penasaran Dari perawakan, dan penampilan mereka yang datang, memang kelihatan kalau pada umumnya mereka bisa dibilang bukan dari golongan orang yang mampu. Barangkali hanya kami berdua dan seorang ibu-ibu yang berpakaian rapi di ruang tunggu. Meskipun sudah ramai, namun dokter masih belum buka juga. Masih nyiapkan obat , begitu kata pak tua berpeci hitam di antrian pertama. Ruang tunggu pasien itu terkesan sederhana, sekitar 4x4 meter. Tidak ada televisi ataupun galon air minum seperti sebelum-sebelumnya saya ke dokter praktek, apalagi suster atau petugas yang mendata pasien. Hanya kursi yang berjajar melingkari ruang tersebut. Di tengah-tengahnya ada sebuah meja dengan beberapa brosur iklan dan info-info dari produk obat tertentu diatasnya. Di dinding dan jendelanya, tertempel stiker Pilkada. Ya, dokter ini juga pernah dicalonkan menjadi wakil Bupati dalam Pilkada terakhir di kota kami, namun akhirnya hanya berhasil memperoleh urutan ke 4. Kalah dengan calon yang sudah berpengalaman sebagai Mantan lurah , begitu kata orang-orang. Kalau dulu waktu mama kesini, waktu kakakmu masih SMA, disini masih lima ribuan, nggak tahu kalau sekarang sudah naik, paling sekitar 10 ribu. , ujar ibu saya di ruang tunggu. Ya mi, apalagi kan BBM juga dah beberapa kali naik, obat-obatan pun juga naik tentu , ujarku. Sambil menunggu, ibu saya ngobrol dengan seorang pasien di sebelahnya. Sementara saya sendiri, namun karena malas bicara, apalagi masih ada sekitar 12 orang yang

antri, Lama.. , pikirku, kubaca buku yang kubawa dari rumah. Tak sampai 15 menit, pintu sudah terbuka. Rambutnya yang sudah mulai kelihatan memutih menunjukan sosok yang sudah berumur. Bapak berpeci hitam yang tadi kemudian masuk, Nah, ini nih, lihat saja, nggak sampai lima menit dia pasti sudah keluar , kata ibu saya. Saya tidak terlalu memperhatikan karena kurang begitu percaya. Ah masak sih secepat itu. Nah tuh kan.. , kata ibu saya. Saya langsung tertegun karena tak sampai semenit, orang tadi sudah keluar dengan sebungkus obat di tangannya. Kontan saya heran, baru pertama kali ini, saya melihat orang berobat ke dokter sedemikian cepatnya. Dasar sok mau tahu, saya pun coba-coba menghitung, berapa lama sih waktu seorang pasien di dalam ruangan. Saat pasien ketiga masuk, Tit, saya jalankan stopwatch di HP saya. Tit, saya hentikan stop watch saat pasien tadi sudah keluar. Saya jadi tercengang melihat angka fantastis di layar HP, Satu Menit Tiga Detik...!!!!. Pasien-pasien selanjutnya semakin membuatku takjub. Hanya dua orang yang agak lama di dalam, karena pasien tersebut minta disuntik. Wah kalau begini nggak sampai lama bisa selesai nih.. , ujarku pada ibu. Dan benar saja, tak sampai lima belas menit kami pun sudah masuk di dalam. Di ruang praktek dokter satu ini, tangan-tangannya cekatan, Beliau memasang tensimeter, namun hanya dipompanya sebentar, saya yakin ia memang tidak mengukur tekanan darah saya. Beliau lalu memijit lenganku, sambil bertanya, Sakitnya apa ini..?? . Sepertinya diare dok, kemarin sudah ke dokter lain, tapi belum sembuh. Kalau disuntik gimana dok..?? , jawab ibu saya. Mendengar kata-kata suntik, membuatku dag..dig..dug juga. Badannya lemes, nggak baik kalau disuntik, ini obat saja. , Jawab dokter kontan membuat saya lega. Meski laki-laki, namun terkadang keder juga sih kalau membahas masalah satu ini. Setelah meneyelesaikan pembayaran dan obat, kami pun keluar. Tak sampai lima menit memang, dan di luar ruang praktek, saya hampir tertawa juga. Ada juga ya, dokter seperti itu. Diagnosanya sangat simpel, bahkan menurut saya itu bukan sebuah diagnosa. Apalagi kejadian tentang tensimeter tersebut, barangkali hanya sekedar psikologis bagi pasien bahwa dia memang benar-benar diperiksa. Apalagi psikologinya orang desa, kalau nggak begitu, belum ke dokter katanya. Ada-ada saja. Dokter sunarno, bagi kota kami, barangkali lebih dari sekedar dokter. Benar dugaan ibu saya, biayanya sekarang naik jadi 10.000, namun tetap saja, biaya

tersebut sudah tergolong murah, disaat banyak dokter umum lain, mematok tarif mahal, Dokter praktek satu ini tetap dengan pendiriannya. Tarif inilah yang membuat dokter ini tetap laris dan disukai rakyat kecil, namun juga ini pula barangkali yang membuatnya terkadang diprotes rekan-rekan seprofesinya. Namun tak hanya itu, ditambah tangan dinginnya, yang konon katanya maksimal 2 hari biasanya sudah sembuh. Entah benar tidaknya, namun obat dari Pak Dokter ini belum sempat saya minum, namun saya memang benar-benar sudah sembuh. Terakhir kali saya minum hanya sekali sekitar keesokan harinya di tempat nenek, di surabaya. Saya jadi heran dan bertanya-tanya, ini apa gara-gara habisdari pak Narno, ataukah dari obat Dokter Ani sebelumnya...?? wallahu alam yang jelas saya sembuh. Tak banyak memang dokter yang seperti beliau. Ketika di satu sisi, dokter seolah menjadi label yang waah , hanya orang-orang berada saja yang mampu ke sana, Dokter Narno telah mengabdikan dirinya sebagai Dokter Spesialis Rakyat Kecil. Membuatnya disukai dan dicintai banyak kalangan, menjadi jujugan rakyat kecil yang sakit. Andaikan saja semua dokter seperti beliau, barangkali Eko Prasetyo tak perlu menulis buku Orang Miskin Dilarang Sakit . Ummat bisa lebih sehat, termasuk juga kita berpikir sehat pula. Bahwa uang bukanlah segalanya, Namun kebahagiaan lah karena bisa berbagi pada sesama. Jika orang berpikir mungkinkah sosok seperti Dokter Sunarno ini bisa kaya dengan lima ribu per pasien, maka jawabnya adalah Ya. Beliau sudah naik haji, beliau punya rumah yang meski sederhana namun bagus, beliau juga punya mobil kijang meski tahun 90-an, terparkir di garasinya. Namun saya rasa bukan itu alasannya, andaikan ia ingin lebih dari itu, saya rasa beliau pun mampu. Namun tentulah seberapa besar uang tersebut, ia tidak akan mampu mengganikan kebahagiaan batin untuk membantu mereka yang terpinggirkan. Kebahagiaan menghadapi rakyat kecil, untuk membuat mereka mampu tersenyum puas dari sakitnya. Barangkali bukan karena besarnya uang tersebut, namun karena berkah dari rizkinya. Wallahu alam, Dalam hati saya berharap, semoga Allah memanjangkan umurnya, meridloi pekerjaannya, memberkahi rezekinya. Dan semoga saja, akan banyak lagi muncul dokter-dokter lain seperti beliau. Dokter Sunarno, tarifnya sudah naik menjadi Rp.10.000, namun entah kenapa kami masih tetap lebih suka menyebutnya sebagai Dokter lima ribuan....

Toni Tegar Sahidi, 08175404373 Ponorogo, Penghujung akhir tahun 2005 -Ketika diare itu muncul lagi-

Tidak perlu alasan untuk kembali Suara adzan Maghrib baru saja berlalu. Suasana masih hiruk pikuk di terminal angkot itu. Dela Sumanti masih duduk termangu di sebuah wartel. Ia ingin menelepon ibunya di rumah, tetapi ragu. Teringat kembali ketika tadi pagi ia bertengkar dengan ibunya. Masalahnya sepele, ia ingin pergi mendaki gunung untuk merayakan tahun baru. Klubnya di perguruan tinggi ingin menikmati matahari terbit 1 Jan. 2006 di puncak gunung. Sebagai anggota baru, ia ingin benar ikut. Hanya saja ibunya tidak mengijinkannya. Ia memang belum berpengalaman dalam mendaki gunung. Ibunya sangat mengkhawatirkan keselamatannya. Ia adalah satu-satunya keluarga di rumah bagi ibunya, karena ia anak tunggal. Ayahnya telah meninggal setahun yang lalu. Ibunya ingin ia merayakan tahun baru di rumah saja, berdua. Dela berkeras dan pertengkaranpun tak terhindarkan. Demikian kesal Dela akan larangan ibunya, sampai akhirnya ia pergi meninggalkan rumah. Dia beranggapan ibunya adalah penghalang keinginannya. Terngiang kata-kata keras ibunya saat ia meninggalkan rumah :"Sudah sana pergi, dan tak usah kembali !" "Ya, sudah, memang aku tak akan kembali lagi !", pikirnya. Celakanya, ia lupa membawa dompetnya sehingga tak sepeserpun uang ada pada dirinya. Dela tidak perduli. Kepada sopir angkot ia katakan bahwa ia numpang ke kota dan tidak punya uang. Sopir baik hati itu mengijinkannya ikut bahkan menasehatinya agar hati-hati. Tanpa uang sepeserpun di kota akan mengundang masalah. Dela berkeras terus berjalan berkeliling kota. Lewat tengah hari menjelang sore, perutnya mengganggu alias minta diisi. Apa daya, tanpa uang ia hanya bisa melihat saja makanan dan orang yang sedang makan. Tanpa sadar, ia berhenti di depan sebuah warung mie ayam dan memperhatikan si penjual melayani pembeli. Ketika warung mulai sepi, si penjual sempat melihat Dela yang dari tadi berdiri di depan warung. Disapanya Dela dengan ramah "Mau membeli mie ayam neng ?" Dela menyahut jujur "Maunya bang, tetapi saya tidak punya uang !" Di luar dugaan si penjual tersenyum ramah, menyilakan Dela masuk warung :"Silakan neng, saya akan menyiapkan semangkok mie ayam, gratis untuk neng. Hari ini saya banyak memperoleh rejeki kok !" Seperti terhipnotis, Dela masuk ke warung. Beberapa saat kemudian semangkok mie ayam siap terhidang di hadapannya. Dela yang sudah amat lapar segera menyantapnya. Selesai makan, Dela memandang si penjual mie ayam, lalu menangis. Si penjual mie ayam heran, lalu bertanya :"Kenapa neng ? Tak usahlah dipikir, saya memang ikhlas kok !" Sambil terisak, Dela bercerita sebab-musabab dia terdampar di situ. Di akhir

cerita dia berkata :"Saya sangat terharu bang. Abang baru sekali melihat dan bertemu saya, kok demikian baik, mau membuatkan mie untuk saya, padahal mie itu kan dijual. Beda benar dengan ibu saya, yang seharusnya mengurus saya kok malah membuat saya pergi dari rumah !" Si penjual mie ayam diam saja mendengarkan dan membiarkan Dela menangis sampai akhirnya, karena merasa malu, berhenti dengan sendirinya. Sesaat kemudian dia bertanya :"NEng, boleh abang menyampaikan sesuatu ?" Dela mengangguk pelan. Si penjual mie ayam melanjutkan :"Saya justru ingin mengatakan yang sebaliknya. Saya yang baru neng kenal, dan sekedar memberikan semangkok mie ayam, sudah neng anggap sebagai orang yang sangat baik. Terus bagaimana neng memandang ibu neng, yang sudah mengandung, melahirkan dan membesarkan neng dengan susah payah ? Tiap hari menyiapkan makanan dan pakaian. Bersusah payah merawat kalau neng sakit. Dan itu sudah berlangsung seumur hidup neng bukan ? Apakah hanya karena beda pendapat dalam hal naik gunung saja, semua kebaikan ibu neng tersebut terhapus dari pikiran neng ? Coba deh, neng pikir sekali lagi !" Dela tersentak. Pikirnya :"Benar juga kata si penjual mie ayam. Betapa durhakanya aku sebagai anak, sampai tega meninggalkan ibu sendiri di rumah !" Sekali lagi Dela menangis, kali ini sampai tersedu-sedu. Si penjual mie ayam membiarkannya. Beberapa saat kemudian, tangis Dela mereda, dan si penjual mie ayam berkata :"Neng, pulanglah. Ibumu pasti sangat susah memikirkan dirimu. Sudahlah, lupakan niat naik gunung. Pulang dan minta maaf pada ibumu. Abang yakin ibumu akan memaafkanmu !" "Tapi, apa alasan yang saya harus saya katakan pada ibu untuk pulang bang ?" tanya Dela. Si abang hanya menjawab :"Tidak perlu alasan bagi seorang anak untuk kembali pada ibunya ! Ini saya beri uang untuk ongkos pulang !" Dela tersadar, dan dia segera menelepon ibunya ...........

*************************************************************** Anda dapat memforward email ini ke teman-teman Anda, dan mengajak mereka untuk turut serta bergabung dengan Anda.

Beda Pendapat Adalah Andi dan Marsudi, dua orang sahabat yang kebetulan bekerja di satu lembaga dan dipercaya menjadi pimpinan di situ. Dalam keseharian mereka adalah sosok yang layak untuk dijadikan panutan anak

buah. Mereka juga bekerja sama untuk memajukan lembaga tempat mereka bekerja. Yang namanya manusia, tak luput dari cobaan atau ujian. Dalam satu kegiatan, mereka berbeda pendapat. Terjadi adu argumen sengit yang ternyata mereka tidak berhasil menyatukan pendapat. Tidak seperti biasanya, Andi kali ini begitu bersikeras mempertahankan pendapatnya dan sangat keras pula menyerang pendapat Marsudi. Hari-hari berikut Andi terlihat menjauhi Marsudi. Beda pendapat sudah mulai meningkat menjadi perasaan "salah dan benar", artinya Andi yang benar dan Marsudi yang salah. Saat berikutnya hampir semua anggota lembaga tersebut menyokong pendapat Marsudi, Andi tetap tidak mau mengubah sikapnya, bahkan menjadi memusuhi Marsudi. Marsudi sendiri tetap bersikap tenang dan tidak menunjukkan sikap yang serupa kepada Andi. Dia menganggap bahwa Andi sedang emosi saja. Nanti kalau semua reda, menurut Marsudi, Andi akan baik seperti sedia kala. Ternyata harapan Marsudi tidak menjadi kenyataan, Andi makin memusuhi Marsudi, tatkala pelaksanaan gagasan Marsudi dirasa makin menjauhkan Andi dari "kenyamanan" yang diperolehnya selama ini. Pendapat-pendapat Andi hampir selalu tidak disepakati oleh para anggota lembaga. Kebencian Andi kepada Marsudi makin memuncak. Waktu berlalu, dan akhirnya Andi harus mengakui bahwa pendapat Marsudi memang benar dan terbukti mampu mengangkat lembaga ke tempat yang lebih baik. Tetapi kebenciannya sudah menutup mata hatinya, sehingga dia tetap enggan untuk mengakui. Akhirnya sungguh tragis, karena dia memutuskan keluar dari lembaga dan bekerja di tempat lain. Sungguh satu gambaran buram tentang pemahaman beda pendapat. Terkadang (sering malah), bahwa kita dengan pengetahuan yang terbatas sudah meng"claim" beda pendapat sebagai kasus benar dan salah, yang artinya kita yang selalu benar dan orang lain yang salah. Ketidakmampuan mengemas beda pendapat ternyata mampu mendorong kita terjerumus dalam perangkap "kebencian yang membuta". Dalam posisi seperti itu, kita menjadi sulit menerima fakta yang mendukung kebenaran orang lain. Pokoknya....., demikian isi kepala kita penuh dengan dogma "membenarkan diri sendiri". Itulah yang saat ini menguasai sebagian besar kita di Indonesia. Hal itu nampak dari riuh rendahnya masalah yang muncul dari hari ke hari semakin banyak dan semakin kisruh. Demokrasi ternyata malah mengangkat perselisihan yang tidak perlu karena kita belum berhasil mengemas beda pendapat secara positif, syarat mendasar berlangsungnya kehidupan berdemokrasi. Semoga wacana ini bisa menjadi bahan pembelajaran bagi kita semua untuk dapat

meningkatkan kemampuan memahami beda pendapat. wass, tdw

Sakinah DONGENG sebelum tidur adalah ''ritual'' Nenek dan kami, dulu. Rasanya, mata sulit terpejam jika Nenek belum bercerita. Sekali waktu, Nenek menyemangati kami: ''Kamu harus bisa jadi orang. Jangan seperti Dampo Awang, si anak durhaka itu. Kamu anak pilihan!'' Memang, Nenek tak menjabarkan kata ''pilihan'' tersebut. Belakangan bisa diartikan bahwa ''pilihan'' karena kita terlahir setelah berhasil ''menyingkirkan'' sekitar 400 juta sperma yang gagal membuahi ovum. Luar biasa! Maka, alangkah sayang jika kita tidak bermanfaat secara positif. Berdasar penelitian Journal of Family Psychology, berbagi dongeng, makan dan berlibur bersama, serta saling menanyakan kabar lewat telepon menjadi lem perekat kekuatan keluarga. Bisa pula menunjukkan identitas kepribadian keluarga. ''Ritual'' seperti itu pula, antara lain, yang dimaui dan digagas dr. H.A. Sofyan Hasdam, SpS, Wali Kota Bontang, Kalimantan Timur. Sejak awal 2002, melalui Gerakan Keluarga Sakinah (GKS), ia mencanangkan nilai-nilai kemanusiaan yang akhlakul karimah agar tercipta tertib agama, kemandirian, dan rasa aman. Program GKS ini didukung pemda setempat. Warga disantuni alat salat dan buku-buku agama. Yang mau menikah diberi penyuluhan, misalnya, adab dan etika suami-istri, psikologi pernikahan, manajemen rumah tangga, dan seks yang sehat. Majelis taklim digalakkan. ''Sekarang ini, hampir tiap RT punya majelis taklim,'' kata Sofyan. Rumah tangga kisruh itu, antara lain, disebabkan ketidakpahaman orang pada tujuan perkawinan. ''Contohlah Nabi Muhammad,'' kata Sofyan. Sekalipun rumahnya berupa pondok kecil beratap jerami setinggi jangkauan remaja, dan kamarnya dipisahkan batang pohon pisang yang direkat lumpur bercampur kapur, ia menyebut, ''Rumahku adalah surgaku.'' Harta dia paling mewah adalah sepasang alas kaki hadiah Negus di Abbysenia. Sekalipun punya pembantu, Nabi memerah susu, mengepel

lantai, dan menjahit sendiri alas kakinya yang putus. Dia penuh pengertian pada istri dan sangat mendahulukan kepentingan keluarga ketimbang dirinya. Dia sangat adil pada istri-istrinya. Keadilan -termasuk yang batin-- adalah kunci keutuhan dan ketenteraman. Rasul pernah menasihati putrinya, Fatimah RA, tentang keluarga sakinah. Dalam buku Merekat Kebahagiaan Keluarga, Sofyan mengisahkan, suatu hari Fatimah menemui ayahnya dengan sedih. ''Ayahanda, semalam aku bercanda dengan suamiku, dan ada ucapanku yang tidak aku sengaja melukai hatinya. Tiba-tiba suamiku marah, dan aku sangat menyesalinya,'' tuturnya. Lalu putri Nabi itu minta maaf. Bahkan ia merayu dengan cara memutari badan suaminya hingga 72 kali. Akhirnya, Ali RA tertawa seraya memaafkan dengan tulus. ''Meski demikian, aku masih takut akan murka Tuhan, wahai ayahandaku,'' kata Fatimah. Jawab Rasul, ''Seandainya engkau mati sebelum suamimu (Ali RA) memaafkanmu, niscaya aku tidak menyalati mayatmu.'' Lalu dia diam sesaat dan melanjutkan, ''Wahai Fatimah putriku sayang, tidakkah engkau tahu bahwa kerelaan/memaafkan suami adalah kerelaan Allah. Murka suami itu juga merupakan murka Allah.'' Tak berarti Nabi bebas dari prahara rumah tangga. Pernah para istrinya menuntut uang belanja lebih dan diberi aneka perhiasan. Cemburu di antara mereka juga jadi masalah tersendiri. Ada pula fitnah. Aisyah RA, misalnya, salah satu ummuhatul-mu'minin, simbol kesucian wanita Islam, dituduh ''berselingkuh'' dengan seorang sahabat. Keretakan rumah tangga bisa pula disebabkan oleh anak. Anak, umumnya, meniru perilaku orangtua dan lingkungan terdekat. Adapun nasihat Nabi buat orangtua: ''Didiklah anakmu sejak dalam kandungan hingga ke liang lahat.'' Anak, berapa pun usianya, adalah manusia yang memiliki jiwa, perasaan, dan kepribadian. Pernah, saat Nabi menggendong bayi, tahu-tahu dipipisi. Pakaian Rasul pun basah. ''Buru-buru aku merenggutnya,'' kisah Ummu Al-Fadhl. Tapi Nabi menegurku: ''Pakaian basah ini dapat dibersihkan dengan air, tetapi apa yang dapat menghilangkan kekeruhan dalam jiwa sang anak akibat renggutanmu yang kasar ini?'' Jadi, rasa percaya diri itu perlu ditanamkan sejak dini. Berdasar penelitian, 90% perasaan rendah diri pada orang dewasa dialami sebelum mereka dewasa. Maka, ''Hormatilah anak-anakmu,'' kata Nabi. Bagaimana caranya? Jawab Nabi: ''Menerima jerih payahnya walau

kecil, memaafkan kekeliruannya, tidak membebani dengan beban yang berat, dan tidak pula memakinya dengan makian yang melukai hati.'' Memang, jika disimak, tiada keluarga yang sunyi dari masalah. Namun tidak ada masalah hidup yang muncul kecuali berawal dari diri kita sendiri. Mungkin kita sering ''menginjak'' kaki orang. Barangkali pula kita masih berkutat di ''pabrik'' dosa. Atau, kita sering bersembunyi di balik kalimat indah dan bersumpah atas nama Allah. Orang yang tiada memiliki iman cenderung menipu diri sendiri. Suami, misalnya, acap menyembunyikan keberadaan diri. HP dimatikan. Sebaliknya, istri lebih syur memakai baju ''kebesaran'' daster dan pasang muka kecut, lantaran merasa ranjangnya telah dingin. Cekcok pun tak terhindarkan. Padahal, sesungguhnya, masalah adalah bagian dari pendewasaan seseorang. (Widi YM)

*************************************************************** Tahukah Anda Di tahun 1930, di masa kekuasaan Lenin dan Stalin, para tawanan percaya bahwa jika mereka memiliki tato Lenin atau Stalin di dadanya, mereka tidak akan ditembak. Mereka percaya tak seorang pun yang berani menembak gambar pimpinan komunis.

Hidup cukup

Bang Uki telah lebih dari 20 tahun berdagang nasi uduk di pinggir Pasar Kebayoran Lama, Jakarta Selatan. Uduk yang sungguh enak. Tiap pagi puluhan orang antre untuk makan di tempat atau dibawa pulang. Paling lama dua jam saja seluruh dagangan Bang Uki ada empal, telur, semur daging, tempe goreng ludes habis. Begitu setiap hari, 20 tahun lebih. Pertengahan 1980-an, ekonomi Orde Baru tengah menanjak ke puncak ketinggiannya. Bang Uki, dengan ritme stabil batang pohon cabai yang terus berproduksi, belanja pukul satu dini hari, masak mulai pukul dua, berangkat pukul empat, dan seusai subuh telah menggelar barang dagangnya. Tepat jam tujuh pagi, semua tuntas. Pukul sepuluh, ia sudah nongkrong di teras rumah, lengkap dengan kretek, gelas kopi, dan perkutut. Tinggal nunggu lohor, tukasnya pendek. Berulang kali pertanyaan bahkan desakan untuk membuka kios terbukanya hingga

lebih siang sedikit ditolak Bang Uki. Buat apa? tukasnya. Gua udah cukup. Anak udah lulus es te em. Berdua bini gua udah naik haji. Apalagi? Pernah sekali penulis jumpai ia sedang memasak di rumahnya. Langit di luar masih gelap. Kedua mata Bang Uki terpejam. Tangan- nya lincah mengiris bawang merah. Saya menegur. Tak ada reaksi. Abah masih tidur, istrinya balas menegur. Kini, 15 tahun kemudian, Bang Uki sudah pensiun. Wajahnya penuh senyum. Hidupnya penuh, tak ada kehilangan. Kami yang kehilangan, masakan sedap khas Betawi. Kami sedikit tak rela. Bang Uki terlihat begitu ikhlasnya. Wajahnya terang saat ia dimandikan untuk kali terakhirnya. Dua jam berdagang, enam jam bekerja, telah mencukupkan hidupnya. Dan Bang Uki tidak sendiri. Nyi Omah juga tukang uduk di Pasar Jumat, Pak Haji Edeng tukang soto Pondok Pinang, pun begitu. Tukang pecel di Solo, gudeg di Yogya, nasi jamblang di Cirebon, atau bubur kacang hijau di Bandung, juga demikian. Mereka yang bekerja dan berdagang untuk mencukupi kebutuhan hidup. Jika telah cukup, untuk apa bekerja lebih. Untuk apa hasil, harta atau uang berlebih? Banyak mudaratnya, kilah Pak Haji Edeng. Mungkin. Apa yang kini jelas adalah perilaku bisnis dan ekonomi tradisional negeri ini ternyata mengajarkan satu moralitas: hidup wajib dicukupi, tetapi haram dilebih-lebihkan. Berkah Tuhan dan kekayaan alam bukan untuk kita keruk seorang. Manusia adalah makhluk sosial. Siapa pun mesti menenggang siapa pun. Ekonomi cukup Prinsip hidup yang cukup Bang Uki adalah landasan bagi sebuah ekonomi cukup , di mana manusia tidak lagi mengeksploitasi diri (nafsu)-nya sendiri, juga lingkungan hidup sekitarnya. Ia mengeksplorasi potensi terbaiknya untuk memenuhi keperluan manusia, sebatas Tuhan yang mereka percaya menganjurkan atau membatasinya. Bagaimana cukup itu didefinisi atau dibatasi, tak ada bahkan tak perlu ukuran dan standar. Seorang pengusaha dan profesional dapat mengukurnya sendiri dengan jujur: batas cukup bagi dirinya. Jika bagi dia dengan keluarga beranak dua, pembantu dua, tukang kebun, satpam atau lainnya, merasa cukup dengan sebuah rumah indah, dua kendaraan kelas menengah, mengapa ia harus meraih lebih? Mengapa ia harus melipatgandakannya? Apalagi jika usaha tersebut harus melanggar prinsip hidup, nilai agama, tradisi dan hal-hal lain yang semula ia junjung tinggi? Andaikan, sesungguhnya ia mampu menghasilkan puluhan miliar tabungan, sekian rumah mewah peristirahatan bahkan jet pribadi, dapat dipastikan hal itu hanya akan menjadi beban. Bukan melulu saat ia berupaya meraih, tetapi juga saat mempertahankannya. Bila pengusaha tersebut berhasil men- cukup -kan dirinya, secara langsung

ia telah mengikhlaskan kekayaan lebih yang tidak diperolehnya (walau ia mampu) untuk menjadi rezeki orang lain. Ini sudah sebuah tindak sosial. Dan tindak tersebut akan bernilai lebih jika kemampuan lebihnya itu ia daya gunakan untuk membantu usaha atau sukses orang lain. Sambil menularkan prinsip ekonomi cukup , ia akan merasakan sukses atau kemenangan hidup yang bernuansa lain jika ia berhasil membantu sukses lain orang dan tak memungut serupiah pun uang jasa. Maka, secara langsung satu proses pemerataan demi kesejahteraan bersama pun telah berlangsung. Palung atau sen- jang kekayaan pun menipis. Kesempatan meraih hidup yang baik dapat dirasakan semua pihak. Pemerintah dapat bekerja lebih efektif tanpa gangguan-gangguan luar biasa dari konflik-konflik yang muncul akibat ketidakadilan ekonomi. Dan seorang pejabat, hingga presiden sekalipun, dapat pula mendefinisikan cukup baginya: jika seluruh kebutuhan hidupku, hingga biaya listrik, gaji pembantu hingga pesiar telah ditanggung negara, buat apalagi gaji besar kuminta? Moralitas seperti ini adalah sebuah revolusi. Dan revolusi membutuhkan keberanian, kekuatan hati serta perjuangan tak henti. Maka, cukuplah cukup . Kita sederhanakan sebagai prinsip hidup/ekonomi yang sederhana . Kian sederhana, maka kian cukup kian sejahteralah kita. Ukurannya? Yang paling sederhana, usul saya: semakin tinggi senjang jumlah konsumsi dibanding jumlah produksi kita sehari-hari, makin sederhana, makin cukup dan sejahteralah kita. Jika Anda mampu membeli Ferrari, mengapa tak mengonsumsi Mercedes seri E saja, atau Camry lebih baik, atau Kijang pun juga bisa. Dan dana lebih, bisa Anda gunakan untuk tindak-tindak sosial, untuk membuat harta Anda bersih, aman, dan hidup pun nyaman penuh senyuman. Beranikah Anda? Berani kita? Tak usah berlebih, kita cukupkan saja.

Sumber : Kompas

Racun SEMUA kejadian pasti bermakna, tak peduli bikin sedih atau sakit hati. Maka, nasihat arif yang acap kita dengar adalah: ''Petik manfaatnya, ambil hikmahnya.'' Ubahlah cara pandang! Istilah kerennya, reframing. Yaitu upaya membingkai ulang sebuah kejadian dengan mengubah sudut pandang secara positif. Maka, jadilah sebuah kebencian bersulih cinta. Ketakutan mewujud

ketenteraman batin. Dan, yang tampak ''tidak adil'' terlihat sebagai anugerah yang perlu disyukuri. Apalagi jika mampu melihat secara polos, alami tanpa ego, maka akan tergambar cinta kasih yang hidup dalam setiap renik penciptaan-Nya. Hidup pun benar-benar tenteram tanpa dibayangi ketakutan. Pelukis, pemusik, dan sastrawan besar India, Rabindranath Tagore (1816-1941), menulis begini: ''Di belakangku ada kekuatan tak terbatas, di depanku ada kemungkinan tak berakhir, di sekelilingku ada kesempatan tak terhitung. Dan, semua itu ada Yang Mengatur. Kenapa mesti takut?'' Ya, kenapa mesti takut? Sunan Bonang alias Makhdum Ibrahim, yang lahir pada pertengahan abad ke-15 dan meninggal pada abad ke-16, menulis sajak begini: Jangan terlalu jauh mencari keindahan Keindahan ada di dalam diri malah seluruh dunia ada di dalam diri Jadikan dirimu cinta Supaya dapat memandang dunia Pusatkan pikiran heningkan cipta Siang malam, berjagalah! Segala yang ada di sekelilingmu Adalah buah amal perbuatanmu Jadikan dirimu cinta supaya dapat memandang dunia! Kalimat yang bermakna dalam. Dr. Deepak Chopra, ahli psikospiritual India, menulis dalam The Way of the Wizard, Rahasia Jurus Sang Empu, cinta adalah ''yang meluluhkan segala ketidakmurnian, sehingga yang masih ada hanya yang sejati dan yang riil.'' Selama kaupunya takut, kaupunya kemarahan, kaupunya ego yang mementingkan diri sendiri, kau tidak bisa benar-benar mencintai. Dan, tidak ada orang yang tanpa cinta. Yang ada hanya orang yang tidak bisa merasakan kekuatan cinta. Cinta itu lebih dari suatu emosi atau suatu perasaan. Cinta lebih dari kegairahan. ''Cinta adalah udara yang kita hirup sebagai napas... dan beredar dalam tiap sel.'' Cinta adalah kekuatan tertinggi karena tiada paksaan. Cinta itu pula yang menggerakkan saya membagi kisah dari e-mail seorang rekan. Ceritanya, di zaman Cina kuno, seorang wanita muda yang baru menikah, Li-Li, tinggal di rumah ''mertua indah''. Setelah berhari-hari berkumpul, dia menyimpulkan tidak cocok dengan si ibu mertua. Tiada hari tanpa debat dan tengkar.

Li-Li tambah kesal karena adat Cina kuno mengatakan: ''Harus selalu menundukkan kepala untuk menghormati mertua dan menaati semua kemauannya.'' Suami Li-Li, seorang yang berjiwa sederhana, sedih menghadapi keributan yang tiada pernah henti itu. Akhirnya, Li-Li tak tahan lagi, dan bertekad melakukan sesuatu. Ia pun pergi ke rumah sahabat ayahnya, Sinshe Wang, yang memiliki toko obat. Ia ceritakan kekeruhan di rumah dan mohon agar dibuatkan racun bagi si ibu mertua. Sinshe Wang berpikir keras sejenak, lalu berkata: ''Li-Li, saya mau membantu menyelesaikan masalahmu, tapi kamu harus mendengarkan saya dan menaati apa yang saya sarankan.'' Jawab Li-Li: ''Baik, Pak Wang. Saya akan mengikuti yang Bapak katakan.'' Wang mengambil ramuan dan berpesan: ''Kamu tidak bisa memakai racun keras yang mematikan seketika untuk menyingkirkan ibu mertuamu, karena itu akan membuat orang jadi curiga. Saya memberimu ramuan beberapa jenis tanaman obat yang secara perlahan-lahan akan jadi racun dalam tubuhnya.'' Untuk itu, ''Setiap hari sediakan makanan yang enak-enak dan masukkan sedikit ramuan obat ini ke dalamnya. Lalu, supaya tidak ada yang curiga saat ia mati nanti, kamu harus hati-hati dan bersikaplah sangat bersahabat dengannya. Jangan berdebat dengannya, taati semua kehendaknya, dan perlakukan dia seperti seorang ratu,'' kata Wang. Li-Li sangat senang dan berterima kasih pada Wang. Buru-buru dia pulang untuk memulai rencana membunuh ibu mertua. Minggu demi minggu, bulan demi bulan berlalu, Li-Li melayani mertuanya secara manusiawi. Disuguhkannya makanan lezat yang sudah ''dibumbui''. Pokoknya, sesuai petunjuk agar tak menimbulkan kecurigaan. Ia mulai belajar mengendalikan amarah, menaati perintah ibu mertua, dan memperlakukannya seperti ibu sendiri. Enam bulan berlalu, dan suasana berubah drastis. Li-Li sudah mampu menguasai diri. Ia tak pernah kesal atau marah lagi. Ia juga tak pernah berdebat dengan ibu mertua. Begitu pula si ibu mertua. Jauh lebih ramah. Li-Li dianggap sebagai putri sendiri. Tak hanya itu, diceritakan pada kawan dan sanak famili bahwa Li-Li menantu paling baik yang ia peroleh. Suatu hari, Li-Li menemui Sinshe Wang. ''Pak Wang, tolong saya untuk mencegah supaya racun yang saya berikan pada ibu mertua tidak sampai

membunuhnya. Ia telah berubah jadi wanita sangat baik sehingga saya mencintainya, seperti ibu sendiri. Saya tidak mau ia mati karena racun yang saya berikan kepadanya,'' kata dia. Wang tersenyum. Ia mengangguk-angguk, lalu berkata: ''Li-Li, tidak ada yang perlu kamu khawatirkan. Saya tidak pernah memberi kamu racun. Ramuan yang saya berikan kepadamu itu hanyalah penguat badan untuk menjaga kesehatan.... Satu-satunya racun yang ada adalah yang terdapat dalam pikiranmu sendiri dan di dalam sikapmu terhadapnya. Tapi semua itu telah disapu bersih dengan cinta yang kamu berikan kepadanya.'' Cinta memang dahsyat. Pepatah Cina kuno mengatakan: ''Orang yang mencintai orang lain akan dicintai juga sebagai balasannya.'' Dan, itu sudah dibuktikan Li-Li, walau pada awalnya karena keterpaksaan. Widi Yarmanto *************************************************************** Tahukah Anda Setiap pesawat terbang yang pernah mengudara di angkasa, sedikitnya sekali dalam setahun pasti akan tersambar oleh kilat. Untung saja para perancang pesawat telah mempersiapkan hal-hal terburuk yang terjadi, karena itu pesawat terbuat dari bahan isolataor yang sangat baik. Asal tahu saja, ketika pesawat terkena kilat, kilat tersebut tidak hilang begitu saja melainkan tersebar ke seluruh badan pesawat hingga pesawat tersebut mendarat.

Berbagi kata-kata Setiap pagi Susan menuliskan kata-kata yang menghibur, memberi semangat, motivasi, atau sekadar lelucon pada secarik kertas yang kemudian dimasukkan ke dalam kotak makan siang Dodi anak lelakinya. Sepulang sekolah, bocah kelas 4 SD itu selalu mengembalikan kotaknya. Setiap kali kotak plastik kembali, kertas tulisan itu pun masih untuh di dalamnya. Terkadang Susan bertanya-tanya, dibaca nggak sih tulisantulisan itu? Meski begitu, ia terus melakukan hal yang sama setiap pagi. Suatu siang, seperti biasa, Dodi mengembalikan kotak. Anehnya, kertas tulisan itu tidak ada. Susan bertanya, "Sayang, kemana kertas tulisan Mama?" Yang ditanya menjawab kalem, "Tadi aku kasih Rosa." Dodi

melanjutkan ucapannya, "Ibu Rosa tidak memberi kertas kayak gitu. Aku pikir ia bisa menggunakan punyaku." "Oh, begitu?" jawab Susan. "Rosa tadi cerita, Mbaknya (pengasuh Rosa, Red.) lagi sakit. Ia sedih." Tanpa ditanya lebih lanjut Dodi menjelaskan, "Kalau gitu besok Mama bikinin tulisan untuk dia, ya! Kalau nggak, akan aku kasih catatan Mama hari Rabu lalu. Isinya cukup bagus kok." Susan terpana mendengar kalimat sang anak. Keraguannya seketika lenyap. Ternyata, Dodi tidak hanya bisa menghargai tulisan-tulisan pada kertas tersebut, tapi justru memperlakukannya sebagai barang berharga yang layak diberikan kepada orang lain. Terkadang orang dewasa pun perlu berkaca dari dunia anak-anak. Sebagai bocah. Dodi sudah berusaha menjadi manusia komplet, ingin menjadi bagian dari hidup orang lain. Di kala temannya sedih ia merasa perlu membagi yang ia punya, meski sekadar kata-kata di atas kertas ... (intisari)

*************************************************************** Tahukah Anda Keperawanan di Amerika sering diistilahkan dengan 'cherry pie' bagaimana ceritanya ? Buah ceri berwarna merah darah, dengan kulit tipis yang agak kuat. Saat kulitnya pecah, bagian dalamnya yang lunak akan keluar beserta biji-bijinya. Ceri yang dibuat jus mirip dengan darah. Bila terkena kertas atau kain putih, nodanya mirip darah yang menempel. Cerita ini adalah salah satu teori kuno yang hendak mengungkapkan kenapa selaput dara dikaitkan dengan buah ceri.

Nasionalisme & Teh Botol Sosro Baru saja kemarin saya membaca Majalah Swa yang judulnya "Konsep Manajemen". Majalah yang lumayan tebal itu membahas tentang trend bisnis, pendapat para pakar tentang konsep manajemen, konsep manajemen apa yang sedang trend dan cocok dengan perusahaan kita, dan lain-lain. Tetapi sebenarnya Blog kali ini bukan membahas Konsep Manajemennya, tetapi ada satu 1 halaman rubrik kecil yang menarik di sela-sela halaman Majalah itu adalah "Kiat Coca Cola menguasai Teh Botol Sosro".

Menarik karena setelah saya membaca isinya bahwa dengan iklan jor2 an(menghabiskan biaya ber miliard-milliard rupiah), upaya menciptakan produk-produk baru yang murah seperti fresh tea, teh kita, dsb belum bisa mengalahkan Teh Botol Sosro yang menguasai pangsa pasar minuman botol sekitar 70-80% di Indonesia. Padahal di situ dituliskan bahwa Coca Cola memiliki jaringan di 160 Negara, modal besar karena Coca Cola merupakan perusahaan Multinasional, belum lagi Ades yang baru-baru ini diakuisisi oleh Coca Cola membuktikan begitu besarnya dan nafsunya Coca Cola untuk menguasai minuman ringan di Indonesia. Beda banget sama Teh Botol Sosro yang jelas notabene merupakan perusahaan lokal, modal yang dimiliki juga masih kalah jauh dibanding Coca Cola, belanja iklan pun kalah besar, dan kekuatan jaringan global dengan Coca Cola jelas kalah jauh. Momennya pas karena ketika saya membaca artikel tersebut adalah pada hari menjelang Kemerdekaan kita. Di kala negara kita sedang berusaha menumbuhkan kembali semangat Nasionalisme rakyatnya melalui peringatan kemerdekaan. Di kala negara kita sedang mengalami kesusahan yang sepertinya tak habis-habisnya seperti dari turunnya prestasi bulu tangkis Indonesia sampai peringkat negara ke empat paling korup di dunia. Kasihan deh Indonesia, nasib Ibu Pertiwi ini mungkin tak sebaik nasib Ibu kandung kita. Makanya tidak heran rasa nasionalisme di masyarakat kita sudah sangat kurang, coba deh ke warung-warung kopi dari yang di pinggir jalan sampai ke Starbucks kalau berbicara tentang Indonesia pasti yang diomongin jelek-jeleknya saja dari soal korupsi, bulu tangkis, sampai masalah BBM. Itu baru di warung kopi belum lagi fakta di koran dan majalah-majalah yang kita baca, menunjukkan hal yang serupa. Bicara soal globalisasi pun jangan ditanya siapapun juga orang-orang di sini (Baca : Indonesia) masih belum siap padahal produk asing sudah banjir di Indonesia. Nah ketika saya membaca artikel tersebut ibarat melihat tumbuhan segar yang tumbuh di gurun pasir. Mengapa demikian ? Karena di tengah tergencetnya produk-produk lokal di negeri sendiri masih ada salah satu (Teh Botol Sosro mungkin bukan satu-satunya) produk lokal yang masih bertahan di tengah gencetan serbuan produk-produk asing. Kok bisa yaa ? Itu baru setengah halamannya. Saya mulai melanjutkan kembali membacanya... Apakah mungkin strategi perang Teh Botol Sosro diambil dari Sun Tzu ? "To Defeat the Enemies you must know your Enemies, know your state, know your people." Apa sih maksudnya ? 1. "Observasi !" Ya karena menurut observasi terhadap konsumen di Indonesia bahwa masyarakat Indonesia lebih menyukai teh dan asumsi bahwa teh merupakan minuman sehat sudah begitu melekat di masyarakat. Coba deh jika kita sedang makan entah di warung

ataupun di restoran (kecuali Fast Food seperti KFC, Mc Donald yang merupakan the empire dari produk asing) pasti mintanya es teh tawar atau manis jika kita orang Jawa. Dan pendapat beberapa di kalangan masyarakat bahwa kebanyakan minum berkarbonat atau soda seperti Coca Cola gak bagus buat kesehatan apalagi kalau lagi sakit mag. Kalo sakit mag minum es teh manis kata kebanyakan orang. Well berdasarkan hasil observasi itulah mengapa Teh Botol Sosro lebih disukai oleh lidah masyarakat Indonesia. Hasil ini diakui pula dari pihak Coca Cola dan oleh karena itulah makanya Coca Cola juga mengeluarkan versi teh nya dengan merek Teh Kita, Fresh Tea, dll. Lah kalau dari hasil observasi Coca Cola juga sudah tahu dan sudah dikeluarkan produk terbaru yang jenisnya sama (mungkin kelihataanya agak pasrah karena Coca Cola sekarang lebih banyak bermain untuk produk minuman bercarbonat di restoran cepat saji dan cafe) masih saja kalah mengapa Teh Botol masih saja berjaya ? 2. "Terbiasa" atau mungkin "Nasionalisme yang tersisa ?" Bagi saya pribadi, semua teh itu rasanya sama begitu pula teh manis (kecuali teh cina yang gak cocok dicampur gula). Tetapi untuk urusan teh manis, saya tidak suka teh dicampur gula. Jangan ditanya kenapa ?Karena memang saya tidak suka saja. Tetapi jika sedang makan saya lebih sering minum es teh tawar ataupun jika memang mau yang manis saya minum Teh Botol Sosro ketimbang Coca Cola karena saya mempunyai sakit maag. Bagaimana dengan fresh tea ? Saya masih suka minum itu walaupun demikian Teh Botol Sosro lebih banyak diminum tetapi bagi saya rasa sama saja. Itu pengalaman pribadi saya, tetapi menurut Swa masyarakat Indonesia lebih menyukai Teh Botol Sosro karena terbiasa dan saya mungkin salah satu contohnya. Bagaimana dengan Nasionalisme ? Jujur dan tidak dibuat-buat meskipun mungkin 'basi banget' saya lebih suka Teh Botol bukan karena saya dibayar oleh Teh Botol Sosro dengan sejumlah imbalan uang, ataupun didatangin preman dari Teh Botol Sosro untuk nulis Blog di friendster. Saya suka karena saya cinta produk Indonesia. 'Basi kan' ? Memang basi kalau bicara Cinta Produk Indonesia dan Nasionalisme karena toh negara Indonesia juga sudah mau basi. Tetapi jika semua rakyat di Negara kita mengatakan Cinta Produk Indonesia (salah satu bagian dari aksi Nasionalisme) itu basi maka percayalah sebenarnya kita sudah memasuki penjajahan gaya baru dan percayalah tidak ada produk Indonesia yang bakal go Internasional dan artinya kita hanyalah korban globalisasi bukan sebagai pelaku globalisasi. Jika itu semua terjadi jangan heran bahwa Indonesia akan tetap miskin dan kita gak bakal basi bicara soal kemiskinan. Cinta Produk Indonesia bukanlah slogan semata akan tetapi melainkan suatu bentuk aksi Nasionalisme yang paling kecil dari kita untuk menumbuhkan semangat wirausaha di tanah air dan tentunya bisa membangkitkan lahirnya produk-produk lokal yang bisa bersaing di luar negeri dan so pasti pendapatan perkapita masyarakat Indonesia akan meningkat. Contohlah Cina dan Jepang atau gak usah jauh-jauh Vietnam(dahulunya belajar dari Indonesia dan sekarang Indonesia harus belajar dari Vietnam) mereka maju bukan hanya karena rumus-rumus aneh tentang ekonomi ataupun minjam uang dari negara lain tetapi karena rakyatnya yang cinta produk dalam negeri ! Gak percaya ? Buktikan

sendiri dan cobalah datang ke sana. Semoga catatan kecil ini bisa membangkitkan semangat nasionalisme kita... Merdeka ! Dirgahayu 60th Republik Indonesia ! (dari milis forum pajak-Johanes Gunawan) Submitted by : SahidRobi *************************************************************** Tahukah Anda. Sebuah penelitian yang diumumkan pada 1999 menemukan bahwa tikus celurut yang terpapar popok sekali pakai menderita radang tenggorokan, hidung, dan mata; beberapa di antaranya seperti terserang asma. Uap yang keluar dari pelarut dan zat kimia lain dalam popok dicurigai sebagai penyebabnya. Bahan berdaya serap tinggi ini ditarik penggunaannya untuk tampon menyusul wabah sindroma shock akibat racun pada 1980. Popok sekali pakai ukuran besar dapat menampung setengah galon air. Sayangnya, ramuan yang memiliki daya serap tinggi ini dirahasiakan.*

Berikan, dan Lupakan! Suatu malam hujan turun dengan lebat diiringi angin kencang dan petir yang menyambar-nyambar. Malam itu telepon berdering di rumah seorang dokter. ''Istri saya sakit,'' terdengar suara minta pertolongan. ''Dia sangat membutuhkan dokter segera. '' Si dokter menjawab, ''Dapatkah bapak menjemput saya sekarang? Mobil saya sedang masuk bengkel.'' Mendengar jawaban itu, lelaki tersebut menjadi berang. ''Apa?!'' katanya dengan marah. ''Saya harus pergi menjemput dokter pada malam yang berhujan lebat seperti ini?'' Coba Anda renungkan cerita inspiratif diatas. Seperti yang sudah saya paparkan dalam rubrik ini bulan lalu, kita senantiasa meminta sesuatu kepada orang lain. Sayangnya, kita seringkali lupa untuk memberi. Kita tak sadar bahwa apapun yang kita berikan sebenarnya adalah untuk diri kita sendiri, bukan untuk siapa-siapa. Di dunia ini tak ada yang gratis. Segala sesuatu ada harganya. Seperti halnya membeli barang, Anda harus memberi terlebih dahulu sebelum meminta barang tersebut. Kalau Anda seorang penjual, Anda pun harus memberikan pelayanan dan menciptakan produk sebelum meminta imbalan jasa Anda. Inilah konsep ''memberi sebelum meminta'' yang

sayangnya sering kita lupakan dalam kehidupan sehari-hari. Padahal ''memberi sebelum meminta'' adalah sebuah hukum alam. Kalau Anda ingin anak Anda mendengarkan apa yang Anda katakan, Andalah yang harus memulai dengan mendengarkan keluh kesah mereka. Kalau Anda ingin karyawan atau bawahan Anda bekerja dengan giat, Andalah yang harus memulai dengan memberikan perhatian, dan lingkungan kerja yang kondusif. Kalau Anda ingin disenangi dalam pergaulan, Anda harus memulainya dengan memberikan bantuan dan keperdulian kepada orang lain. Orang yang tak mau memberi adalah mereka yang senantiasa dihantui perasaan takut miskin. Inilah orang-orang yang ''miskin'' dalam arti yang sesungguhnya. Padahal, di dunia ini berlaku hukum kekekalan energi. Kalau Anda memberikan energi positif kepada dunia, energi itu tak akan hilang. Ia pasti kembali kepada Anda. Persoalannya, banyak orang mengharapkan imbalan perbuatan baiknya langsung dari orang yang ditolongnya. Ini suatu kesalahan. Dengan melakukan hal itu, Anda justru membuat bantuan tersebut menjadi tak bernilai. Anda mempraktikkan manajemen ''Ada Udang Di Balik Batu.'' Anda tak ikhlas dan tak tulus. Ini pasti segera dapat dirasakan oleh orang yang menerima pemberian Anda. Jadi, alih-alih menciptakan kepercayaan pemberian Anda malah akan menghasilkan kecurigaan. Agar dapat efektif, Anda harus berperilaku seperti sang surya yang memberi tanpa mengharapkan imbalannya. Untuk itu tak cukup memberikan harta saja, Anda juga harus memberikan diri Anda, dari hati Anda yang paling dalam. Jangan pernah memikirkan imbalannya. Anda hanya perlu percaya bahwa apapun yang Anda berikan suatu ketika pasti kembali kepada Anda. Ini merupakan suatu keniscayaan, suatu hukum alam yang sejati. Sebetulnya semua orang di dunia ini senantiasa memikirkan kepentingan dirinya sendiri. Namun, kita dapat membedakannya menjadi dua tipe orang. Orang pertama kita sebut sebagai orang yang egois. Merekalah orang yang selalu meminta tetapi tak pernah memberikan apapun untuk orang lain. Orang ini pasti dibenci dimana pun ia berada. Jenis orang kedua adalah orang yang juga mementingkan diri sendiri, tetapi dengan cara mementingkan orang lain. Mereka membuat orang lain bahagia agar mereka sendiri menjadi bahagia. Ini sebenarnya juga konsep mementingkan diri sendiri tetapi sudah diperhalus. Kalau Anda selalu memberikan perhatian dan bantuan kepada orang lain, banyak orang yang akan menghormati dan membantu Anda. Kalau demikian, Anda

sebenarnya sedang berbuat baik pada diri Anda sendiri. Bagaimana kalau Anda membaktikan diri Anda untuk menolong anak-anak terlantar dan orang-orang miskin? Ini pun sebenarnya adalah tindakan ''mementingkan diri sendiri dengan cara mementingkan orang lain.'' Anda mungkin tak setuju dan mengatakan, ''Bukankah saya tidak mendapatkan apa-apa. Saya kan bekerja dengan sukarela. '' Memang benar, Anda tidak mendapatkan apa-apa secara materi, tetapi apakah Anda sama sekali tidak mendapatkan apa-apa? Jangan salah, Anda tetap akan mendapatkan sesuatu yaitu kepuasan batin. Kepuasan batin inilah yang Anda cari. Anda membantu orang lain supaya mendapatkan hal ini. Jadi, apapun yang kita lakukan di dunia ini semuanya adalah untuk kepentingan kita sendiri. Orang-orang yang egois sama sekali tak memahami hal ini. Mereka tak sadar bahwa mereka sedang merusak diri mereka sendiri. Sementara orang-orang yang baik budinya sadar bahwa kesuksesan dan kebahagiaan baru dapat dicapai kalau kita membuat orang lain senang, menang, dan bahagia. Hanya dengan cara itulah kita akan dapat menikmati kemenangan kita dalam jangka panjang. Inilah hukum MenangMenang (win-win) yang berlaku dimana saja, kapan saja dan untuk siapa saja. Oleh: Arvan Pradiansyah *************************************************************** Tahukah Anda Sejarawan Lambert Giebels dalam suatu naskah yang berjudul De Indonesische Injectie dalam De Groene Amsterdammer edisi 5 Januari 2000 mengungkapkan salah satu pokok yang alot di Konferensi Meja Bundar (KMB) adalah beban utang Hindia Belanda sejumlah 6,5 miliar gulden yang dialihkan ke Indonesia. Termasuk uang yang dipakai Belanda untuk memerangi RI (Agresi Militer I, 1947 dan Agresi Militer II, 1948) harus dibayar kembali oleh RI. Jadi Indonesia mencicil hutang untuk biaya perang Belanda ketika hendak menjajah Indonesia untuk kedua kalinya. (Sinarharapan) *************************************************************** Kata Bijak Hari Ini. Sikap toleran hanya muncul jika Anda mempraktekkannya, bukan saat Anda

membicarakannya. (Horace Walpole)

Macet di Pinggir Sawah Pikirkan segala sesuatu dari kebalikannya! Ini nasihat, bukan datang dari orang bijak, tapi dari tetangga saya, sopir bus kota. Artinya, tak butuh menjadi orang bijak untuk boleh memberi nasihat. Artinya lagi, tak perlu menunggu orang bijak untuk menunggu nasihat yang jitu. Nasihat yang karena cuma datang dari tetangga, dan sopir bus kota pula, maka saya lupa menggubrisnya. Sebuah tindakan yang keliru dan segera mendatangkan karma. Pagi itu, kami demikian gembiranya karena hendak berlibur bersama keluarga. Anak-anak demikian gaduh, sibuk berbenah, memasukkan apa saja, selain bekal juga bantal dan boneka mereka. Tindakan yang terpuji jika tidak diikuti oleh ketercelaan sebagai penutupnya: anakanak kami itu juga pamer kepada teman-teman kampungnya. Bahwa ia akan pergi ke desa, ketemu saudara, akan mampir sini-mampir situ, membeli ini membeli itu, nanti melihat ini melihat itu, asyik deh pokoknya. Sebuah pameran yang disambut sorot mata takjub anak-anak tetangga, yang masih terlalu murni untuk bisa menyembunyikan rasa irinya, termasuk anak sopir bus kota yang pernah menasihati saya. Tapi sudahlah, namanya juga anak-anak. Yang sedang iri maupun yang sedang menyulut rasa iri, harus sama-sama disayangi. Singkat cerita, berangkatlah kami dengan gembira di sekujur suasana. Anak-anak bercanda dan bernyanyi, sementara orang tuanya telah membuat desain, betapa senang perjalanan nanti, betapa heboh setelah sampai di rumah saudara, karena lama ia merindukan kami. Sebagai obat rindu, mereka pasti akan memanjakan kami sekeluarga. Memasak apa saja yang kami minta, meluangkan waktu untuk mengantar ke mana saja kami pergi, dan pasti telah menyiapkan semua jenis kebutuhan yang membuat kami bahagia. Jika Anda penyuka sambal, pasti akan sangat memahami kegembiraan kami ini, karena sambal bikinan saudara saya itu enaknya setengah mati. Ia juga pembuat sayur terong yang dahsyat. Sayur dengan santan tebal, dengan taburan cabe sebesar-besar jempol yang dibiarkan utuh bercampur di sekujurnya, ditambah dengan irisan tempe busuk, tempe expired date, tapi jika yang busuk adalah tempe, ternyata malah membawa keajaiban baru. Sebuah kebusukan yang mendatangkan candu! Saking busuk dan pedasnya, tapi karena saking lezatnya sayur ini,

maka kami menyebutnya sebagai sayur iblis! Di seluruh dunia, hanya saudara saya ini yang sanggup membuat sayur iblis sejahat dan selezat itu! Tapi semua imajinasi ini pelan-pelan meleleh ketika kami mulai lepas ke luar kota. Jalan raya ternyata padat sekali. Sudah padat, ada perbaikan jalan lagi. Sudah ada perbaikan yang membuat kami harus antre, ada tabrakan lagi. Macet total! Di menit-menit pertama kami cuma bertanya-tanya ada apa. Menginjak jam pertama kami mulai gundah dan jam-jam berikutnya cuma berisi derita. Anak-anak telah lama kehilangan senda gurau mereka. Make up istri telah menjadi begitu kacaunya dan saya sendiri telah menjadi orang frutrasi. Sedikit saja muncul gara-gara, terbakar rasanya seluruh kepala. Sebuah kemacetan yang luar biasa. Suara klakson tak berarti lagi, dan yang bisa kami lakukan adalah putus asa dan berdiam diri. Padahal panas sedang terik-teriknya. Keringat berleleran di mana-mana tak peduli sedingin apapun AC mereka. Saking putus asanya kami yang sedang dipanggang terik dan kemarahan ini sampai melupakan bahwa kami macet di pinggir sawah, dengan parit kecil berair begitu jernihnya. Dan di samping parit ini, seorang petani tua tengah bersandar di gubuk kecilnya. Sesekali ia, matanya memandang jauh ke hamparan sawahsawah yang hijau merata. Sesekali ia memandangi kami, orang-orang celaka ini dengan sorot mata iba. Begitu dekat jarak kami, tapi betapa jauh bedanya keadaan kami. Di jalan ini, orang-orang sedang berjejal dan terpanggang derita seperti dalam neraka, tapi cuma sejengkal di sisi kami, ada hamparan yang begitu kosongnya, dengan petani kecil ditelan sawah begitu luasnya. Sebuah keluasan yang segera mencibir kami, orang-orang kota, karena kamilah, yang dalam sehari-hari menggusuri petani ini. Menciptakan kesempitan bagi hidup mereka dengan mencaploki sawah-sawahnya untuk kami bikin vila-vila, untuk memakai daerah-daerah resapan menjadi tempat peristirahatan pribadi. Kamilah pihak yang bergaya hidup bak pembawa wabah sampar yang menular, yang membuat generasi baru enggan lagi menjadi petani karena kemiskinan yang melilit mereka, kemiskinan dengan kami sebagai pendukung prosesnya. Sekarang, di tengah kemacaten ini, kami sedang menikmati karma kami sendiri. Kamilah pembuat kepadatan ini, dan kami pula yang harus menjadi penghuni, dengan petani tua itu sebagai saksi. (Prie GS)

*************************************************************** Tahukah Anda

Jembatan Glienicke di Berlin jerman bisa dikatakan sebagai salah satu jembatan terhebat di dunia. Jembatan Glienicke dikenal hebat bukan karena struktur ataupun panjangnya tapi hebat akan nilai historisnya. Melalui jembatan ini selama puluhan tahun (1962 - 1986) agen-agen nomor wahid KGB dan CIA yang tertangkap saling dipertukarkan. Salah satu yang paling dramatis adalah pertukaran pilot pesawat mata-mata Amerika Serikat Francis Gary Powers dan Agen rahasia KGB Vilyam Genrikovich (August) Fisher (aka abel Fisher). Sekembalinya ke AS, Gary Powers, dituduh sebagai pembelot dan agen ganda, ia juga dikecam karena tidak melindungi pesawat rahasia U-2 dengan menghancurkannya atau bunuh diri dengan racun yang dibekali oleh CIA dan akhirnya mati ketika helikopter yang dipilotinya jatuh di los Angeles. Sedangkan Abel Fischer sekembalinya ke Russia dibiarkan menderita infeksi sinus dan mati akibat kanker. Jembatan Glienicke menjadi monumen indah perang dingin karena di jembatan tersebut agen-agen CIA dari Amerika Serikat saling berhadap-hadapan langsung dengan Agen-agen KGB Uni Soviet tanpa penyamaran.

KEMBALIKAN KERANJANG ITU Suatu saat ada sepasang suami istri yang hidup serumah dengan ayah sang suami. Orang tua ini sangat rewel, cepat tersinggung, dan tak pernah berhenti mengeluh. Akhirnya suami istri itu memutuskan untuk mengenyahkannya. Sang suami memasukkan ayahnya ke dalam keranjang yang dipanggul di bahunya. Ketika ia akan meninggalkan rumah, anak lelakinya yang baru berusia sepuluh tahun muncul dan bertanya, "Ayah, kakek hendak dibawa kemana?" Sang ayah menjawab bahwa ia bermaksud membawa kakek ke gunung agar ia bisa belajar hidup sendiri. Anak itu terdiam. Tapi pada waktu ayahnya sudah berlalu, ia berteriak, "Ayah, jangan lupa membawa pulang keranjangnya." Ayahnya merasa aneh, sehingga ia berhenti dan bertanya mengapa. Anak itu menjawab,

"Aku memerlukannya untuk membawa ayah nanti kalau ayah sudah tua." Sang ayah segera membawa kembali sang kakek. Sejak saat itu mereka memperhatikan kakek itu dengan penuh perhatian dan memenuhi semua kebutuhannya. Smiley: "Hukuman" yang kita berikan pada orang lain, mungkin akan berbalik pada diri kita sendiri. (Anthony de Mello)

"From Action to Liberation"

Oleh Gede Prama

MEDITASI, itulah sebuah pertanyaan yang menghadirkan banyak tekateki. Baik orang sehat maupun berpenyakit, sama-sama tertarik dengan teka-teki meditasi. Orang tua maupun muda, keduanya ada yang ditarik magnet meditasi. Bahkan orang tua yang sudah kaya sekalipun tetap masih memendam teka-teki meditasi. Ia memiliki harta dan tahta yang membuat ia bisa membeli banyak sekali hal. Tetapi salah satu hal yang tidak bisa dibelinya bernama keheningan meditasi. Belajar dari sini, seorang sahabat pernah bertanya, kalau harta dan tahta saja tidak bisa membelinya lantas upaya apa yang bisa menjadi kendaraan kejernihan meditasi? Bertanya dan mencoba mencari tahu tentu baik. Terutama karena pengetahuan manusia bisa menjadi pembanding-pembanding yang amat berguna. Namun, bertanya, membaca, berbicara dan berwacana saja dalam dunia meditasi, banyak guru sepakat ia jauh dari cukup. Sebagai pemetaan awal, wacana tentu berguna. Namun semua orang tahu, kalau peta bukan segala-galanya. Sehingga mandalami meditasi hanya dengan mengerti melalui buku dan perdebatan, serupa dengan orang yang mau memahami Kota London hanya dengan melihat petanya saja. Ada yang terbaca lewat peta tentunya, namun terlalu banyak hal yang tidak bisa dibaca di peta. Banyak pejalan kaki di dunia meditasi memahami, tindakan adalah kendaraan meditasi yang amat mengagumkan. Seperti nasihat para guru Zen, makan ketika lapar, minum tatkala haus, tidur manakala

mengantuk. Sejauh semuanya dilakukan dalam kesadaran akan kekinian (nowness) maka semua tindakan menjadi meditasi. Duduk bersila, memejamkan mata, belajar berkonsentrasi tentu saja baik. Namun melakukan semuanya dalam kesadaran kekinian, membuat manusia bisa bermeditasi 24 jam sehari. Ia mirip dengan seorang sahabat yang tidak pernah memegang peta Kota London, namun bertahun-tahun tinggal dan menetap di sana. Pemahamannya akan Kota London tentu lebih dalam dari mereka yang hanya memegang peta semata. Meditasi melalui aksi juga serupa. Ia membuat kita tinggal dan menetap di hari ini. Masa lalu sudah lewat, masa depan belum datang, namun masa kini jadi abadi ketika semua tindakan lebur ke dalam meditasi. Makanya dalam bahasa Inggris masa kini disebut sebagai the present. Hadiah, berkah, pemberian. Namun masa kini hanya bisa menjadi berkah berguna ketika manusia tidak saja mensyukurinya, namun juga menjadi satu dengannya. Ini yang bisa menerangkan kenapa sejumlah guru meditasi yang dikagumi kemudian menghabiskan waktu secara penuh suka cita dalam kerja dan tindakan. Ada yang menyatu rapih dengan melukis kaligrafi, ada yang menyayangi pepohonan dan tetumbuhan, ada yang menghabiskan waktu membantu orang cacat, ada yang menyayangi keluarga, ada yang jatuh cinta dengan kerja, dan tentu masih ada yang lain. Yang jelas, apapun bentuknya, ia memberi sebuah pelajaran berguna: menyatu dengan tindakan. Bahkan berjalan, bernafas, makan sampai tidur sekalipun bisa menjadi sarana penyatuan dalam tindakan. Seorang guru yang sudah lama menyatu rapih seperti ini pernah berbisik: kita manusia sedang merusak kehidupan dengan menyebut kebahagiaan sebagai tujuan kehidupan! Sebab dengan menempatkan kebahagiaan sebagai tujuan, maka dimulailah kehidupan yang berkejaran ke masa depan. Rumitnya, semakin dikejar ia semakin menjauh. Menyatu dengan Hari Ini Entah yang dikejar uang, jabatan, nama baik semuanya memiliki sifat semakin dikejar semakin menjauh. Demikian juga dengan kebahagiaan. Apa yang mau dilukiskan oleh guru kebahagiaan ini sebenarnya sederhana, menyatu rapih dengan hari ini. Inilah meditasi. Entah sedang berdoa, bekerja, makan, minum, tidur, menyayangi keluarga semuanya dilakukan dengan menyatu rapih di hari ini. Salah satu cerita legendaris yang dikagumi di Timur dan juga di Bali adalah cerita Bhagawad Gita. Ia berkisah dua gambar kehidupan Arjuna di waktu yang berbeda. Sebelum peperangan Mahabharata dimulai, Arjuna adalah seorang manusia yang berguncang. Berguncang karena harus berperang melawan saudara, berguncang karena harus membunuh orangorang yang mestinya ia hormati, berguncang karena tidak sepatutnya hidup ini diisi oleh kegiatan membunuh. Ia serupa dengan kehidupan

manusia modern yang juga ditandai oleh banyak guncangan. Namun, ketika peperangan berlangsung, Arjuna adalah salah satu bentuk kebersatuan dengan kekinian yang nyaris sempurna. Ini ditandai oleh panah-panahnya yang nyaris sempurna. Dan apa yang diajarkan Krishna sebagai pembimbing Arjuna, kalau disarikan sebenarnya hanya satu: kebersatuan dengan kekinian. Dalam kebersatuan macam ini, seluruh dualitas (subyek-obyek, kawan-lawan, benar-salah, panah-pemanah) lebur jadi satu ke dalam tindakan kekinian. Ia tidak saja berujung pada keberhasilan, namun juga membebaskan. Kebersatuan ala Arjuna ini bisa mudah bisa susah. Teramat susah kalau manusia diperkuda badan dan pikiran. Ia menjadi mudah kalau manusia terbiasa berjarak dengan keduanya. Dan jarak terhadap badan dan pikiran terjadi kalau manusia bersatu dalam tindakan kekinian. Apapun dan berapapun hasilnya, tetap dilakukan dengan kebersatuan dalam kekinian. Sayangnya ini yang amat susah dilakukan dalam peradaban yang mendewakan hasil sekarang-sekarang ini. Jangankan kerja, bahkan doa sekalipun sarat akan perkosaan-perkosaan akan hasil. Ini yang menyebabkan banyak manusia sekarang dipenjara masa depan. Kebahagiaan ada di masa depan, itulah mantra orang-orang yang dipenjara masa depan. Tentu menjadi hak setiap orang kalau mau masuk ke dalam penjara seperti ini. Cuma, sejumlah guru memilih melukis kaligrafi, mencintai tanaman, mengagumi cakrawala, jatuh cinta di jalan-jalan kerja, menyayangi keluarga sebagai jalan tindakan yang membebaskan. *************************************************************** Tahukah Anda. Darimana asal permainan tangan 'batu, kertas dan gunting'? Banyak yang menebak permainan itu berasal dari Eropa, karena dijadikan permainan di masa kanak-kanak orang-orang eropa, sesungguhnya permainan tersebut berasal dari Cina, masa dinasti Han, tapi sebenarnya hingga saat ini kita tidak tahu apakah saat itu 'batu, kertas dan gunting' itu permainan atau sebuah cara untuk memutuskan perintah untuk berperang. *************************************************************** Kata Bijak Hari Ini. Carilah pekerjaan yang kau cintai, maka seumur hidupmu tak akan pernah merasa bekerja

(Konfusius)

Tempat Ibadah di dalam Diri

MANTAN managing director JP Morgan sekaligus penulis buku Heroic Leadership, dalam perbincangan sebelum seminar dimulai, menjawab jernih sinyalemen dalam bentuk begitu dicintainya Buddha di Amerika. Demikian banyak buku Buddha yang beredar. Demikian banyak pusat meditasi yang menjamur. Tokoh-tokoh Buddha seperti Dalai Lama dicintai demikian banyak orang. Bahkan ada yang menyandingkannya dengan penyanyi rock Michael Jackson dalam hal jumlah penonton. Terhadap sinyalemen ini, mantan eksekutif puncak ini, menyebut kalau Eropa-Amerika sedang memasuki era post religious society. Orang-orang mulai terbuka untuk berdialog. Kotoran-kotoran kecurigaan mulai bersih di sana-sini. Judul-judul yang dulunya jadi kotak yang membelenggu mulai dibuka. Dualitas kami-mereka tidak lagi relevan. Kalau menyangkut ilmu pengetahuan, dari dulu manusia sudah membuka diri dan saling mengisi. Kalau menyangkut agama sebagai pengetahuan, inilah sebuah momentum di mana manusia mulai membuka diri. Tidak sekadar berdialog, dalam kasus diterimanya Buddha di Barat, ia bergerak lebih dalam dari sekadar dialog. Ia memasuki tataran praktik. Judul di paspor maupun KTP memang bukan hal yang substansial. Namun praktik, ia mengalir seperti air di sungai. Pelan, lentur, sekaligus meyakinkan. Sehingga menimbulkan pertanyaan dari sini, kenapa Buddha menempati tempat yang agak diterima di zaman post religious society ini? Semua orang tahu kalau Eropa-Amerika bukan komunitas yang mayoritas beragama Buddha. Semua juga tahu kalau pendidikan dan pendapatan per kapita tempat ini tergolong yang tertinggi di dunia. Pemenang hadiah nobel di setiap tahunnya lebih dari 90 persen berasal dari kawasan ini. Dalam banyak hal, kawasan ini menjadi trend setter bagi kawasan lain di muka bumi ini. Namun sekali lagi, kenapa di kawasan yang menjadi trend setter ini Buddha seperti mengalir rapih sampai di tempat yang jauh? Orang pun boleh berspekulasi dengan argumen masing-masing. Yang jelas, di mana pun di dunia orang sudah amat haus akan perdamaian serta berjarak dengan kebencian apapun alasannya. Dalam bidang pengetahuan, meminjam argumen fisikawan penulis The Mind of God, manusia sudah sampai di ujung rasionalitas.

Kehausan akan kedamaian serta dibukanya batas-batas rasionalitas manusia ini, tentu bisa dipahami kalau kemudian mudah sekali menyatu dengan nilai-bilai ke-Buddhaan yang juga menggarisbawahi kedamaian sekaligus pentingnya melampaui pikiran. Aliran air kecenderungan seperti ini dipermudah lagi oleh karakteristik ajaran-ajaran Buddha yang berbahasa amat sederhana dan amat mudah dimengerti. Sehingga jadilah Barat sebagai trend setter masuk ke wilayah-wilayah post religious society. Dengan tidak bermaksud menggunakan bahasa superior-inferior yang berbahaya itu, lagian agama tidak untuk dibandingkan melainkan diendapkan, Buddha di mana pun muncul dengan perwajahan yang bersahabat, penuh cinta kasih, rendah hati, membuka tangan untuk bekerja sama, serta membukakan diri untuk mau menolong siapa pun. Dalai Lama dan Thich Nhat Hanh adalah dua wajah Buddha yang paling sering disebut saat ini di dunia. Dan keduanya mewakili perwajahan kehidupan tadi. Murid keduanya datang dari berbagai latar belakang. Wilayah-wilayah pengetahuan yang dijelajahi juga serupa, keduanya tidak membangun kepompong keyakinan yang mudah sekali membuat manusia terpisah dan saling memusuhi. Sehingga di tengah kecenderungan seperti ini, mungkin ada baiknya merenung sebentar tentang nilai-nilai ke-Buddhaan yang sudah menggoda jutaan manusia di Barat. Bukan untuk mengajak orang ke sana ke mari, apalagi mengajak orang berganti judul di KTP sekali lagi bukan, melainkan mengajak orang untuk memasuki wilayah-wilayah kesucian di dalam diri. Diri sendiri, itulah titik berangkat, peta perjalanan, kendaraan, supir, penumpang sekaligus tempat tujuannya. Kalau diandaikan sekolah, murid, guru, kurikulum, sekolah semuanya ada di dalam diri. Bahannya demikian berlimpah, gurunya juga demikian banyak. Yang tersisa hanya satu, maukah kita belajar, belajar dan belajar? Menjadi Pengamat Hidup lengkap dengan dinamikanya memang penuh dengan penderitaan. Baru lahir saja sudah membuat Ibu kita menderita. Nanti mati juga membuat banyak orang repot. Sehingga garis panjang yang membentang antara kelahiran dan kematian, ditandai oleh banyak sekali titiktitik penderitaan. Dan di sinilah titik berangkatnya: suffering is a holy truth. Penderitaan adalah sebuah kebenaran yang suci. Kalau penderitaan saja dihargai demikian suci, apalagi kebahagiaan, apalagi kemajuan, apalagi pertumbuhan?

Berbekalkan kesadaran akan penderitaan sebagai kebenaran suci ini, bergeraklah perjalanan menuju wilayah-wilayah di luar dualitas yang diagungkan pikiran. Baik berguna, buruk juga berguna. Sukses bermakna, gagal juga bermakna. Ada yang bertanya, apa tugas manusia kemudian? Setiap sahabat yang belajar teknik meditasi vipasana (meditasi pandangan terang) tahu kalau tugas-tugas meditatif dalam hidup hanya menjadi pengamat akan semua hal yang terjadi. Sati istilah bahasa Palinya, yang oleh sebagian penulis barat diterjemahkan dengan mindfulness. Perjalanan meditatifnya mirip dengan seorang kakek yang penuh rasa sayang menunggui cucu-cucunya bermain di taman. Cucunya berlari ke sana-ke mari. Dan sang kakek hanya tersenyum-senyum melihat dari kejauhan. Pengalaman hidup yang penuh dinamika (naik-turun, suksesgagal, dipuja-dicerca) mirip dengan anak-anak yang berlari ke sana-ke mari. Dan tugas setiap manusia meditatif yang mau bertumbuh adalah berhenti dibuat terguncang oleh putaran kehidupan, mirip dengan kakek tadi hanya tersenyum-senyum melihat dari kejauhan. Atau dalam pengandaian lain, setiap pengalaman hidup (kaya-miskin, hidup-mati, sukses-gagal) hanyalah serangkaian awan yang bergerak dan berputar. Pengalaman baik mirip awan putih. Pengalaman buruk mirip awan gelap. Tapi apapun warnanya, awan senantiasa datang dan pergi. Dan tugas meditatif manusia adalah berhenti jadi awan, kembali ke bentuk awal sebagai langit biru. Sehingga ada tidak ada awan, putih atau hitam warnanya, manusia tetap jadi langit biru yang abadi. Di titik ketika manusia kembali menjadi langit biru (tenang, hening, jernih dalam semua keadaan) semuanya menjadi tersucikan. Ia sudah membangun "tempat ibadah" di dalam dirinya. Siapa saja yang sampai di sini akan mengerti apa yang terjadi dengan Siddarta Gautama di bawah pohon Bodi ketika mengalami pencerahan, apa yang terjadi dengan Yesus Kristus tatkala disalib, apa pengalaman mistis Jalaludin Rumi sehingga karya-karyanya demikian mempesona, pengalaman meditatif Krisna tatkala membimbing Arjuna memasuki wilayah yoga sehingga panahpanahnya demikian sempurna. Oleh: GEDE PRAMA *************************************************************** Tahukah Anda. Bunga Bangkai (Amorphophallus titanum) disebut-sebut sebagai barang/benda paling bau tiada duanya, tidak hanya membuat

manusia menutup hidung tapi menyebabkan anjing melolong karena baunya sangat menyengat, apalagi jika sedang mekarmekarnya. (Yahoo Fact) *************************************************************** Kata Bijak Hari Ini. Jika kita tidak menghapuskan perang di muka bumi ini pasti suatu hari perang akan menghapuskan kita dari bumi ini. (Harry S. Truman)

HIDUP

REZEKI itu datang dari arah tak disangka-sangka. ''Betul,'' kata sopir taksi asal Indramayu, Jawa Barat. Lalu dia menengok untuk meyakinkan suara si penumpang. Dia tersenyum. Mungkin ungkapan itu sebagai penyejuk sangarnya kehidupan. Maklum, menggantungkan harapan pada wakil rakyat seakan sia-sia. Wong, mereka malah getol minta tunjangan dinaikkan, kok. Moratmaritnya ekonomi seolah bukan urusannya. Sebab itu, studi banding ke Amerika Serikat dan Prancis dirasa sangat penting. Walhasil, kehidupan yang layak bagi sopir taksi di Jakarta pun terasa jauh. Penghasilan makin minim. Apalagi setelah harga BBM naik dan penumpang anjlok. Ini pula yang dirasakan sopir asal Indramayu beranak tiga itu. Biaya hidup makin berat. Belum lagi untuk membayar kontrak rumah Rp 200.000 per bulan. Dan, sepertinya, cobaan Allah belum berhenti. Belum lama ini, misalnya, taksi dia ditabrak motor. Padahal, mobilnya sudah dijalankan pelan untuk belok kiri, lampu sein dikedipkan, dan tibatiba: der! Lampu belakang pecah dan bumper penyok. Pengendara motor yang sempat terkapar di jalanan ngotot bahwa dirinya benar. Dalihnya, mobil lebih besar dari motor, dan karena itu harus mengalah. Pengemudi taksi bertahan pada sikap: ''Saya tidak bersalah!''

Akhirnya, mereka sepakat ke kantor polisi. Pengendara motor diminta mengikuti taksi dari belakang. Namun, di tengah jalan, pengendara motor itu kabur sembari sempat mengumpat jorok. Si sopir taksi cuma mengelus dada. Ibu Kota mengerosi etika dan adab kita? Wallahualam. Yang pasti, ''Saya tidak bisa apa-apa. Saya harus membayar Rp 600.000 untuk mengganti lampu belakang,'' katanya. Namun, untuk sementara, bumper penyok dan lampu pecah dibiarkan apa adanya. Ia pasrah dalam ketidakberdayaan. Mungkin sopir ini menyadari bahwa sikap tidak pasrah adalah pintu ke arah keresahan, kesedihan, kekacauan hati, kemurungan, dan bisa memunculkan prasangka buruk pada Allah sebagai tidak adil. Sebaliknya, sikap menyerahkan diri, tunduk, dan menerima diyakini bakal membukakan pintu surga. Begitulah. Esoknya, sopir taksi ini membawa dua penumpang --satu orang seperti sedang sakit-- dari Jatibening ke Jatinegara, Jakarta Timur. ''Berapa?'' tanya si penumpang, kala berhenti di mulut sebuah gang. Argometer taksi menunjukkan angka Rp 21.600. ''Ya, kasih saja 22,'' kata sopir. Ternyata uang di kantong penumpang tidak mencukupi. ''Tidak apa. Kasih saja semampu Bapak,'' kata si sopir. Segepok uang pun diberikan pada sopir, dan langsung dikantongi, karena mempercayai orang lain secara tulus merupakan bagian menanamkan jiwa positif. Begitu selalu yang dilakukan. Di perempatan lampu merah, saat mau membeli rokok, di kantongnya ada beberapa lembar Rp 50.000-an. ''Lho, penumpang tadi membayar berapa?'' kata dia dalam hati. Jangan-jangan 22 itu ditafsirkan Rp 220.000, karena orang itu, mungkin, tak pernah naik taksi. Mengembalikan uang itu? Tak mungkin, karena nama dan alamat penumpang tidak jelas. Hari itu, menjelang asar dia sudah tiba di rumah. Tumben. Istrinya heran. ''Ini untuk membayar kontrakan sebulan,'' kata si sopir pada istrinya sembari menyedorkan uang Rp 200.000. Uang setoran dan plus uang bensin hari itu telah terpenuhi. Wajah istrinya kontan cerah. Namun, tak urung, batin sopir taksi itu tidak tenang. Di otaknya berkecamuk pertanyaan: ''Uang itu halal atau haram?'' Jawaban rekanrekan seprofesi senada: ''Itu rezeki halal.'' Maka, sebagai ungkapan penenteraman batin, dia membeli dua bungkus rokok Dji Sam Soe, lalu

diisap ramai-ramai. ''Saya ikut senang,'' katanya lega. Mendapat rezeki nomplok juga dialami rekan saya, Sony. Suatu siang, kala mukim di Singapura, dia bersama rekannya membawa sedan tanpa kap. Tak jauh dari sebuah bank, muncul pengendara motor yang menyambar kantong milik seorang wanita setengah tua. Aparat dengan sigap mengejar si penjahat. Lalu kantong di tangan perampok itu dilemparkan ke mobil Sony. Bluk! Polisi tak tahu bahwa hasil rampokan sudah berpindah tangan. Begitu Sony tiba rumah, kantong itu dibuka. Masya Allah! Isinya 240.000 dolar Singapura (kurs waktu itu Rp 1.700, kini sekitar Rp 5.800). Rezeki datang tanpa dinyana. Dua hari kemudian, koran memberitakan bahwa korban perampokan adalah wanita tua yang baru saja mengambil uang hasil penjualan rumahnya. Hati Sony kontan tersentuh, dan bermaksud mengembalikan uang itu. Rekannya ngotot agar dibagi saja. ''Toh tidak ada yang tahu uang itu di tangan kita,'' kata rekannya. Setelah debat panjang, akhirnya uang rampokan itu diserahkan ke polisi. Korban pun bersukacita. Sebagai ungkapan terima kasih, Sony dihadiahi 40.000 dolar. Keikhlasan wanita itu membuat hati Sony tenang. Batinnya tambah kaya, lantaran puas bisa meniadakan kesedihan orang lain. Akhirnya, hadiah itu dipakai mentraktir rekan-rekan, dan sebagian disumbangkan pada fakir miskin. Hari itu, pelajaran meningkatkan kualitas hidup baru saja dipaparkan Allah. Selama ini, banyak orang mencari ketenangan hidup, namun hanya sedikit yang didapat. Batin mereka tetap kopong. Kebahagiaan dan ketenangan itu tak hanya ditentukan oleh selembar hadiah berupa cek yang dicairkan, tapi oleh keriangan dan kelapangan dada. Dr. 'Aidh Al-Qarni menulis dalam La Tahzan, Jangan Bersedih!: ''Hidup itu adalah seni bagaimana membuat sesuatu. Dan, seni harus dipelajari serta ditekuni.'' Kita perlu kesungguhan untuk mempelajari bagaimana menghasilkan bunga-bunga, semerbak harum mewangian, dan kecintaan di dalam hidup. ''Jalani hidup ini apa adanya dengan penuh ketulusan dan keriangan. (Widi YM) *************************************************************** Tahukah Anda Lintasan stasiun ruang angkasa international (ISS) bisa dilihat

di Indonesia, wahana yang berisi 9 awak itu - terdiri dari 2 awak ISS dan 7 awak Discovery - sekarang bersama-sama mengitari Bumi dari ketinggian sekitar 350 kilometer. Pada beberapa tempat di belahan bumi selatan termasuk Indonesia, ada kesempatan untuk melihat gabungan keduanya melintasi langit subuh atau langit senja.

*************************************************************** Kata Bijak Hari Ini.

Kita harus puas dengan apa yang kita miliki dan tak puas tentang keadaan diri kita. (Jean Boisson)

Just Do It Agaknya hakikat perkawinan kini makin tak mudah dipahami, menyusul makin banyaknva pasangan gampang menceraikan diri. Padahal, kalau kita buat daftar alasan mengapa orang memutuskan untuk menikah dan daftar alasan mengapa mereka bercerai, pasti akan ditemukan banyak overlaping pada kedua daftar tersebut. Ketika menjemput teman di bandara sore tadi, tak sengaja saya mendapat pelajaran berharga arti sebuah perkawin. Di ruang kedatangan, seorang pria paruh baya menenteng koper dan tas kecil tergopoh menjemput keluarga yang datang menjemputnya. Sambil berjongkok ia memeluk anaknya yang kecil, perempuan usia lima tahun. Dari hangatnya pelukan erat anak-bapak ini tercermin betapa masing-masing amat rindu. "Apa kabar Dik? Papa kangen nih." Sang anak tersipu-sipu, Adik juga kangen Pa." Kemudian ia memandang si sulung. Bocah lelaki usia 10 tahun. "Wah, Dion sudah gede sekarang" ujarnya sambil merangkulnya. Mereka saling mengelus kepala. Adegan selanjutnya, adalah ciuman kasih si pria terhadap ibu kedua anaknya, layaknya pengantin baru. Rasa iri terbersit di hati melihat adegan tersebut.

"Sudah berapa tahun usia perkawinan Anda," tanya saya kepada si pria. "Kami sudah menikah selama 17 tahun," jawabnya tanpa melepaskan gandengan tangan istrinya. "Omong-omong, Anda pergi berapa lama sih?" "Dua hari," jawabnya singkat. Saya terkejut mendengar jawaban itu. Betapa tidak, melihat kerinduan masing-masing dalam penyambutan mesra itu, saya pikir pria tadi sudah meninggalkan keluarganya selama berbulan-bulan. "Mengapa Anda tanyakan hal itu," tanya si pria melihat wajah saya termangu. "Well, semoga saya bisa seperti Anda." "Jangan hanya berharap. Just Do It," ujarnva berlalu. Barangkali memang benar pernyataan Mignon McLaughlin jurnalis Amerika terkenal, sebuah perkawinan yang berhasil menuntut jatuh cinta berkali-kali tapi selalu pada orang yang sama.*

Anak Penyedia Batu Kisah ini bermula ketika saya menyempatkan diri berkunjung ke sebuah daerah terpencil di Jawa Tengah. Dalam perjalanan, saya menjumpai seorang anak berpakaian kumal yang bekerja sebagai penyedia batu. Sehari-hari bocah itu harus bekerja mengangkat bongkahan-bongkahan batu yang besar, dan berjalan kaki mengantarkannya ke suatu tempat yang berjarak tiga kilometer dari lokasi pengambilan batu. Saya terkesan melihat cara bocah itu bekerja. Apalagi setelah mengetahui, bahwa upaj yang diperolehnya sangat minim. Bayangkan, untuk sekali bolak-balik (6 kilometer), bocah itu hanya mendapatkan upah 50 rupiah!

Yang lebih menarik, semua kerja berat itu ia lakukan dengan senang hati, tanpa keluh kesah tergambar di wajahnya. Dengan rajin, anak lelaki itu mengangkat batu-batu besar, berjalan tiga kilo, balik lagi sejauh tiga kilo mengangkat batu selanjutnya, berjalan lagi dan seterusnya. Sesekali terdengar siul riangnya, saat tangan kurusnya memasukkan sekeping uang logam lima puluhan ke kantong (Tiba-tiba saya teringat anak-anak lain di Jakarta, yang sering segan menggenggam keeping uang yang sama). Rasa iba saya menguak. Saya tawari dia tempat tinggal dan kesempatan sekolah di Jakarta. Anak lelaki itu menyambut dengan gembira. Begitulah setelah berpamitan dengan ibunya, anak itu memulai kehidupannya di Jakarta. Tahun demi tahun berlalu bocah lelaki itu menyelesaikan tahap-tahap pendidikannya dengan sangat baik. Ia bahkan selalu mendapatkan rangking tiga besar di kelas. Secara rutin, saya selalu meminta dia untuk tidak lupa mengirim surat, dan memberi berita baik pada ibunya. Anak lelaki itu pun mulai tumbuh remaja, namun ia tak pernah berubah. Selalu saja ada yang dikerjakannya di rumah. Mulai pekerjaan dapur, sampai menyapu. Meski di tempat tinggal kami, hal-hal seperti itu sudah ada yang mengurus. Sampai akhirnya bocah lelaki itu berhasil lulus dengan memuaskan dari perguruan tinggi negeri tempat ia belajar. Saya menyambut keberhasilan itu dengan rasa haru yang dalam, dan memintanya segera mengabarkan ibunya berita baik ini. Sekarang, bocah lelaki itu telah menjadi seorang pengusaha yang sukses dan hidup mapan. Namun kerendahan hati, dan sifat suka bekerjanya tak berubah. Ia masih ringan tangan dan selalu berusaha membantu. Meski sudah menjadi 'orang', setiap kali ke rumah dengan santai ia menggulung lengan bajunya dan mulai mencuci piring, menyapu, atau sekedar ikut membereskan pekerjaan rumah. Hal lain yang sangat menghibur hati saya, adalah baktinya pada Ibu yang melahirkannya. Ia tak pernah lupa menelepon saya, untuk menceritakan tentang ibunya, dan memberi 'kabar baik' dengan nada gembira.

"Alhamdulillah, Pak, saya sudah belikan Ibu rumah." Atau, "Pak Houtman? Alhamdulillah Ibu baik. Saya sudah belikan Ibu sawah, Pak!" Dan seterusnya. Dan setiap kali dia menelepon, saya tahu lelaki itu tak pernah melupakan ibunya! (Seperti yang diceritakan Bpk Houtman Z. Arifin) Pelangi Nurani (Asma Nadia) Submitted By : Achmad Solichin *************************************************************** Kata Bijak Hari Ini. "Qulil chaqqo walau kanaa murro" Berkatalah yang benar walau terasa pahit

Istidraj MASALAH dan keinginan manusia tiada pernah habis. Apalagi jika hasrat itu tak terkontrol. Biarpun harta segunung, misalnya, tak pernah merasa cukup. Kendati pangkat memberati pundak, umpamanya, masih tak puas. Maka, alih-alih tenteram, yang mencuat justru keserakahan. ''Ada sesuatu yang membuat manusia bermasalah dan sulit menggapai keinginannya,'' kata Ustad Yusuf Mansur, pemilik Pondok Pesantren Tahfidz Qur'an-Daarul Qur'an, Cipondoh, Tangerang. Solusinya? Mudah dan sederhana. ''Mengubah pola pikir dan pola ikhtiar melalui Wisata Hati,'' kata pria kelahiran Jakarta, Desember 1976, itu. Wisata Hati adalah program konseling untuk menata hati agar bisa menikmati ketenangan, keindahan, keselamatan, dan keseimbangan hidup. Hati diajak dialog agar tak membatu. Jujur pada diri sendiri. Sebab menyalahkan orang lain --untuk penderitaan sendiri-- niscaya hanya menambah satu penderitaan lagi. Koreksi batin. Mengapa kesusahan demi kesusahan menghampiri kita? Mengapa penyakit datang? Dalam kekusutan hidup pasti terkandung pesan dan hikmah. Sesungguhnya, ketika merugikan orang lain, kita sendirilah yang merugi kelak. Dan, kala menyusahkan orang, kita

sendiri pula yang menanam kesusahan itu. Jadi, penyebab utamanya bersumber pada diri sendiri. ''Kita sendiri yang mengundang permasalahan,'' katanya. Perbuatan buruk yang kita lakukan justru akan mengantar pada kenestapaan, yang mungkin saja malah berkepanjangan. Tiada manusia yang bisa lolos dari kejaran akibat kebusukannya. Di Wisata Hati, Yusuf menekankan kekuatan doa dan sedekah. ''Itu yang akan memberi kearifan jawaban atas persoalan hidup,'' ujarnya. Sedekah bisa menolak bala, menyembuhkan penyakit, memanjangkan umur, menyelesaikan masalah --termasuk finansial-- dan memenuhi keinginan. Sebuah testimoni dituturkan. Seorang pria eksekutif muda, 38 tahun, merasa kehidupannya tak tenang. Ia berpendidikan luar negeri, dan tentunya lebih demokratis. Ternyata tidak. Soal kecil, karena salah merespons, malah menebar percekcokan. Istri tersinggung, atau sebaliknya. Suatu ketika, usai subuh, dia joging di kompleksnya. Pada putaran pertama, terlihat seorang wanita duduk di pinggir jalan sembari menangis. Tangisan itu tak diacuhkan. Juga pada putaran kedua. Baru di putaran ketiga, pria itu mendekat, lalu duduk di samping wanita itu. Hati dia berusaha menyelami masalah wanita ini. ''Saya baru saja di-PHK,'' tutur perempuan itu. Sepagi itu dipecat dari kerja? Ibu kerja apa? ''Saya buruh cuci pakaian. Empat hari tidak bisa masuk karena suami sakit,'' katanya. Begitu masuk untuk pinjam Rp 25.000 malah dipecat. Pria itu prihatin. Buru-buru diulurkan uang Rp 40.000. Tak hanya itu. Ia juga ingin melongok pondok ibu tersebut. Dan, ketrenyuhannya makin dalam saat melihat pria kurus tergolek di tempat tidur. Rumahnya sangat sederhana, bocor di sana-sini. Jauh dari layak. ''Ya, saya harus lebih mensyukuri hidup dan nikmat Allah,'' pikir pria itu. Pulang ke rumah, eksekutif muda itu tak lagi berwajah mendung. Ia bersiul riang. Istrinya heran. Ada apa? Rupanya, hati dia tersentuh oleh ibu pencuci pakaian. Sentilan itu mampu mengubah cara pandang dan pola pikir. Makna sedekah beberapa lembar puluhan ribu telah melumerkan problem rumah tangganya. Jadi, pandai-pandailah bersyukur! Memang, kita sering mengeluh ketimbang bersyukur. Selalu melirik si kaya, kemudian ngrasani: ''Ngaku-nya Islam tapi tak pernah salat. Lagaknya sok.'' Ataukah orang Indonesia itu hanya mahir mengevaluasi

orang lain, dan jago menuntut: ''Kok, Tuhan tidak adil, sih?'' Nanti dulu! Jangan mengukur ibadah salat dengan kejayaan, kekayaan, dan kesejahteraan. Mungkin Allah tengah menjatuhkan istidraj, penundaan hukuman. Buah kebusukan itu pasti terwujud. Begitu janji Allah. ''Jangan sampai istidraj berlangsung hingga kita masuk liang kubur. Subhanallah, na'udzubillah,'' tulis Yusuf dalam buku Wisata Hati-Temukan Penyebabnya Temukan Jawabannya. Dalam buku itu dikisahkan seorang kaya raya dari rezeki yang tak diridoi Tuhan. Belasan tahun keluarga itu hidup harmonis. Suatu hari, gadisnya yang semata wayang akan bersekolah ke luar negeri. Besok berangkat, dan karenanya malam itu dia pamit pada karibnya. ''Kenapa temanmu tidak kamu ajak ke sini saja,'' kata si ayah. Tidak bisa. Maka, diantarlah putri cantik itu oleh sopir pribadinya, yang telah mengabdi dua tahun sebelum anak gadisnya lahir. ''Jangan pulang terlalu malam, ya,'' pesan orangtuanya. Pukul 22.00 berlalu tanpa kabar. Hati orangtua waswas. Pukul 24.00 belum juga pulang. Ibunya mulai menangis, dan ayahnya terduduk lemas. Tak tahu harus mengontak siapa, kecuali lapor polisi. Esoknya, sekitar pukul 08.00, gadis itu pulang dengan wajah amat sangat kusut, diantar dua petugas kepolisian. Ternyata, malam itu, dia digagahi sopirnya sendiri. Pleng! Suatu musibah yang tak terbayangkan. Bumi yang dipijak seakan runtuh. Kedua orangtuanya pingsan. Rumah itu pun berubah jadi lautan air mata. Setelah itu, anehnya, tiap malam pria kaya tersebut dihantui mimpi buruk. Ia justru bermimpi memerkosa anak gadisnya sendiri, bukan sopirnya. Tak masuk akal. Hancur sudah masa depan si anak. Sedih dan stres menimpa berkepanjangan. Akhirnya, dalam kehidupan nyata, rumah tangga milyuner itu pun amburadul. Itulah contoh istidraj. ''Perbuatan buruk akan menghancurkan kehidupan, termasuk orang-orang yang kita sayangi,'' tulis Yusuf. Anak itu lahir, tumbuh, dan dibesarkan dengan ongkos dari setan -lewat uang haram. Jadi, ''Adalah wajar setelah si anak jadi kembang, yang memetik pun setan.'' Subhanallah! (Oleh Widi Y)

*************************************************************** Kata Bijak Hari Ini

Nafsu membuat kita jadi raksasa atau orang kerdil. (Peter Sirius)

Tiga Kunci Hidup yang Bahagia Apakah rahasia hidup yang bahagia itu? Banyak orang yang mengidentikkan kebahagiaan dengan segala sesuatu yang berada di luar kita, seperti harta benda yang kita miliki. Apakah Anda akan berbahagia jika mempunyai rumah yang indah, mobil mewah, penghasilan yang berlimpah, dan pasangan hidup dan anak-anak yang tampan dan cantik? Mungkin Anda akan mengatakan ''ya.'' Tapi, percayalah itu tidak akan berlangsung lama. Kebahagiaan yang disebabkan hal-hal di luar kita adalah kebahagiaan semu. Kebahagiaan itu akan segera hilang begitu Anda berhasil memiliki barang tersebut. Anda melihat kawan Anda membeli mobil mewah, handphone yang canggih, atau sekadar baju baru. Anda begitu ingin memilikinya. Anehnya, begitu Anda berhasil memilikinya, rasa bahagia itu segera hilang. Anda merasa biasa-biasa saja. Bahkan, Anda mulai melirik orang lain yang memiliki barang yang lebih bagus lagi daripada yang Anda miliki. Anda kembali berangan-angan untuk memilikinya. Demikianlah seterusnya. Dan Anda tidak akan pernah bahagia. Budha Gautama pernah mengatakan, ''Keinginan-keinginan yang ada pada manusia-lah yang seringkali menjauhkan manusia dari kebahagiaan.'' Ia benar. Kebahagiaan adalah sebuah kondisi tanpa syarat. Anda tidak perlu memiliki apapun untuk berbahagia. Ini adalah sesuatu yang sudah Anda putuskan dari awal. Coba katakan pada diri Anda sendiri, ''Saya sudah memilih untuk bahagia apapun yang akan terjadi.'' Anda akan merasa bahagia walaupun tidak memiliki harta yang banyak, walaupun kondisi di luar tidak sesuai dengan keinginan Anda. Semua itu tidak akan mengganggu karena Anda tidak menempatkan kebahagiaan Anda disana. Kebahagiaan yang hakiki terletak di dalam diri Anda sendiri. Inti kebahagiaan ada pada pikiran Anda. Ubahlah cara Anda berpikir dan Anda akan segera mendapatkan kebahagiaan dan ketentraman batin. Ada tiga pikiran yang perlu senantiasa Anda tumbuhkan. Saya mendapatkan gagasan mengenai tiga kunci kebahagiaan ini setelah merenungkan arti tasbih, tahmid dan takbir yang kita ucapkan tiap

hari tapi sering tanpa makna yang mendalam. Saya kira ajaran seperti ini bukan hanya kita temukan dalam Islam saja, tetapi juga dalam ajaran agama yang lain. Kunci pertama kebahagiaan adalah rela memaafkan. Coba renungkan kata subhanallah. Tuhanlah yang Maha Suci, sementara manusia adalah tempat kesalahan dan kealpaan. Kesempurnaan manusia justru terletak pada ketidaksempurnaannya. Dengan memahami konsep ini, hati Anda akan selalu terbuka untuk memaafkan orang lain. Seorang dokter terkenal Gerarld Jampolsky menemukan bahwa sebagian besar masalah yang kita hadapi dalam hidup bersumber dari ketidakmampuan kita untuk memaafkan orang lain. Ia bahkan mendirikan sebuah pusat penyembuhan terkemuka di Amerika yang hanya menggunakan satu metode tunggal yaitu, rela memaafkan! Kunci kedua adalah bersyukur. Coba renungkan kata alhamdulillah. Orang yang bahagia adalah orang yang senantiasa mengucapkan alhamdulillah dalam situasi apapun. Ini seperti cerita seorang petani miskin yang kehilangan kuda satu-satunya. Orang-orang di desanya amat prihatin terhadap kejadian itu, namun ia hanya mengatakan, alhamdulillah. Seminggu kemudian kuda tersebut kembali ke rumahnya sambil membawa serombongan kuda liar. Petani itu mendadak menjadi orang kaya. Orangorang di desanya berduyun-duyun mengucapkan selamat kepadanya, namun ia hanya berkata, alhamdulillah. Tak lama kemudian petani ini kembali mendapat musibah. Anaknya yang berusaha menjinakkan seekor kuda liar terjatuh sehingga patah kakinya. Orang-orang desa merasa amat prihatin, tapi sang petani hanya mengatakan, alhamdulillah. Ternyata seminggu kemudian tentara masuk ke desa itu untuk mencari para pemuda untuk wajib militer. Semua pemuda diboyong keluar desa kecuali anak sang petani karena kakinya patah. Melihat hal itu si petani hanya berkata singkat, alhamdulillah. Cerita itu sangat inspiratif karena dapat menunjukkan kepada kita bahwa apa yang kelihatannya baik, belum tentu baik. Sebaliknya, apa yang kelihatan buruk belum tentu buruk. Orang yang bersyukur tidak terganggu dengan apa yang ada di luar karena ia selalu menerima apa saja yang ia hadapi. Kunci ketiga kebahagiaan adalah tidak membesar-besarkan hal-hal kecil. Coba renungkan kalimat Allahu akbar. Anda akan merasa bahwa hanya Tuhanlah yang Maha Besar dan banyak hal-hal yang kita pusingkan

setiap hari sebenarnya adalah masalah-masalah kecil. Masalah-masalah ini bahkan tidak akan pernah kita ingat lagi satu tahun dari sekarang. Penelitian mengenai stres menunjukkan adanya beberapa hal yang merupakan penyebab terbesar stres, seperti kematian orang yang kita cintai, kecelakaan lalu lintas, dan sebagainya. Hal-hal seperti ini bolehlah Anda anggap sebagai hal yang ''agak besar.'' Tapi, bukankah hal-hal ini hanya kita alami sekali-sekali dan pada waktu-waktu tertentu? Kenyataannya, kebanyakan hal-hal yang kita pusingkan dalam hidup sebenarnya hanyalah masalah-masalah kecil. Oleh: Arvan Pradiansyah *************************************************************** Tahukah Anda Titik teririt dari sebuah kendaraan mesin dalam mengkonsumsi bahan bakar yaitu ketika melaju antara 90 Km/jam ke 120 Km/Jam. Pada batas tersebut komsumsi bahan bakar dapat dihemat hingga 20 % dari pemakaian normal. (eartheasy.com)

Paku Pagar Dengan bukunya If Life is a Game, These are The Rules (Broadway, 1998), motivator andal Cherie Carter-Scott, PhD, memberikan pandangan spiritual dasar untuk menjelaskan apa artinya menjadi manusia lewat 10 kaidah kehidupan. Menurut Cherie, sejak "memperoleh" tubuhnya, manusia mulai memasuki sekolah kehidupan. Yang dihadapi setiap hari tak lain adalah "pelajaran" demi" pelajaran". Setiap pelajaran selalu diulang sampai kemudian dikuasai. Tak ada kata salah-benar, yang ada hanya pelajaran. Proses belajar itu tak ada akhirnya. Orang lain adalah cermin bagi kita. Seperti apakah hidup kita nanti amat tergantung pada diri sendiri. Anto memiliki tabiat yang kurang baik. Gampang marah, memaki, atau ngomel. Suatu hari ayahnya memberi sekantung paku seraya berpesan, setiap kali marah atau ngomel, ia harus menancapkan sebuah paku pada kayu pagar belakang rumah. Hari pertama, Anto menancapkan 27 paku. Hari demi hari berikutnya ia mampu mengurangi jumlah paku yang mesti ditancapkan. Lama-lama ia

sadar, ternyata lebih mudah mengendalikan emosinya daripada harus menancapkan paku. Ia melaporkan hal itu pada sang ayah. Setelah itu ayahnya menyarankan, mulai sekarang Anto diharuskan mencopot kembali satu paku setiap kali ia berhasil mengendalikan emosinya. Pada akhirnya anak muda itu berhasil mencopot semua paku yang tertancap pada kayu tersebut. Sang ayah kemudian menggandeng Anto melihat pagar kayu. "Kau telah melakukan sesuatu yang baik anakku. Namun, lihatlah kayu besar ini sekarang berlubang-lubang, tidak mulus lagi. Inilah cermin hidup. Setiap kemarahan, kegusaran, akan menimbulkan bekas luka di hati orang. Persis seperti bekas-bekas lubang paku pada kayu ini. Betapapun kita berkali-kali minta maaf, luka itu masih ada" Dalam bukunya, Cherie Carter-Scott menulis, "... Setiap kemarahan akan membuatmu menjadi lebih kecil, sementara memaafkan akan mendorongmu untuk berkembang jauh melebihi ukuranmu." *************************************************************** Kata bijak

"Jadilah bambu. Jangan jadi pisang. Daunnya lebar membuat anaknya tidak kebagian sinar matahari. Bambu lain rela telanjang asal anaknya, rebung, pakaiannya lengkap. ** Nurcholish Madjid **

Lihatlah Jarak yang Kita Buat ... Coba pikirkan sejenak gaya hidup kita di abad ke dua puluh ini. Bagaimana kita menjaga diri dari gangguan pribadi yang tidak kita harapkan. Banyak diantara kita tinggal dalam lingkungan rumah dimana hanya sebulan sekali bertemu dengan tetangga. Tinggal di tengah kota, hidup dikelilingi pagar tinggi dan sistem pengamanan. Kita memiliki nomor telepon genggam pribadi dan satpam penjaga di pagar. Kita secara sadar mengurangi kemungkinan munculnya tamu tak diundang, namun sebenarnya kita juga memutus hubungan dengan orang-orang lain. Kita menghabiskan waktu berjam-jam dibalik kemudi dalam kemacetan lalu lintas dan merasa terasing. Kita berbicara dengan komputer. Kita tidak lagi pergi menemui orang lain, namun kita mengirimkan faksimili

atau e-mail. Supermall telah menggantikan toko-toko kecil yang penuh keakraban. Makan malam di depan teve telah menggantikan makan malam bersama keluarga, atau dengan mudah kita makan malam begitu saja di depan kulkas. Bila pergi ke tempat umum, kita cenderung acuh tak acuh. Pandangan semacam ini sebenarnya cara untuk membuat jarak dengan orang lain entah di bis, kereta api, tangga berjalan dan supermarket. Pandangan yang kosong seakan menyiratkan, "Saya tidak mengenal anda, jangan berbicara dengan saya." Kita menonton teve atau VCD mungkin sekitar empat jam sehari sendirian. Tidak peduli apakah ada orang lain di ruangan, kita asyik dengan acara-acara di teve. Kita memiliki VCD atau DVD player yang membantu bila tidak ada acara menarik di TV yang dapat kita tonton. Apakah itu buruk? "Tidak sepenuhnya buruk," kata Andrew Mathews penulis buku laris dunia "Being Happy". Menurutnya, kita sekarang hidup dalam waktuwaktu yang menyenangkan (dan sangat sesuai), tetapi kita perlu memahami ada begitu banyak tekanan yang mendorong kita menjauhi orang lain. Kehidupan akan menyenangkan apabila kita memiliki pengalaman kebersamaan. Kebahagiaan terbesar, saat-saat paling berharga, tantangan yang paling berat, dan saat-saat paling menyenangkan, kebanyakan terjadi di saat kita bersama dengan orang lain. Pengalaman belajar yang terbesar pun datang dari kebersamaan kita dengan orang lain. Agar hidup bisa menjadi suatu kenangan maka kita perlu menghilangkan beberapa penghalang dengan melakukan usaha khusus untuk bertemu dan berdekatan dengan orang-orang lain. Seorang ayah berkata, "Saya tidak punya waktu banyak dengan anak-anak tetapi saya selalu menjaga KUALITAS daripada waktu." Sebelum ada kualitas waktu harus ada kuantitas waktu. Bila anak Anda yang berusia sepuluh tahun ingin Anda membacakan bukunya, diajak berjalan-jalan, atau berguling-guling di rumput, Anda tidak dapat mengatakan, "Ayo, kita berjalan-jalan dua menit saja," atau, "Ayo kita berguling-guling sebanyak lima puluh delapan kali namun yang

berkualitas." Hal ini akan berkualitas hanya bila anda berdua telah menyelesaikannya. "Sebaiknya, kita harus berusaha meluangkan waktu untuk orang lain dan membuatnya sebagai prioritas," tulis Mathews. Namun sayangnya, tekanan pekerjaan, dan gelombang teknologi selalu membawa kita pada arah sebaliknya... (kompas/zrp/Making Friends) *************************************************************** Kata bijak

"Kita semua selalu bersama-sama, tetapi kita semua merasa sangat kesepian" (Dr. Albert Schweitzer) ***************************************************************

Kata-kata bijak hari ini

Saat bertemu teman yang dapat dipercaya, rukunlah bersamanya. Karena seumur hidup manusia, teman sejati (sahabat) tak mudah ditemukan. Saat bertemu penolongmu, Ingat untuk berterima kasih padanya. Karena ialah yang membantu mengubah hidupmu Saat bertemu orang yang pernah kau cintai, Tersenyumlah dengan wajar . Karena ia lah orang yang membuatmu lebih mengerti tentang cinta Saat bertemu orang yang pernah kau benci, Sapalah dengan tersenyum. Karena ia membuatmu semakin teguh / kuat. Saat bertemu orang yang pernah mengkhianatimu, Baik-baiklah berbincanglah dengannya. Karena jika bukan karena dia, hari ini engkau tak memahami dunia ini. Saat bertemu orang yang tergesa-gesa meninggalkanmu, Berterima-kasihlah bahwa ia pernah ada dalam hidupmu. Karena ia adalah bagian dari nostalgiamu

Saat bertemu orang yang pernah salah-paham padamu, Gunakan saat tersebut untuk menjelaskannaya. Karena engkau mungkin hanya punya satu kesempatan itu saja untuk menjelaskan Dan Saat engkau bertemu seseorang yang saat ini menemanimu seumur hidup (suami / istri) kita, Berterima-kasihlah sepenuhnya bahwa ia mencintaimu. Karena saat ini kalian mendapatkan kebahagiaan dan cinta sejati yang kau cari.

Raja dan Laba-laba


Dahulu kala di negeri Skonlandia, ada seorang raja bernama Bruce. Dia sudah enam kali memimpin pasukannya menuju medan perang melawan sang agresor dari England, namun selama enam kali pertempuran itu, pasukannya selalu babak belur dihajar oleh musuh, hingga terpaksa mengalami kekalahan dan melarikan diri ke hutan. Akhirnya, dia sendiri juga bersembunyi di sebuah gubuk kosong di dalam hutan belantara. Suatu hari, hujan turun dengan derasnya, air hujan menerobos dari atap rumah yang bocor mengenai muka Bruce, sehingga dia terbangun dari tidurnya. Sesaat dia merenungi nasibnya yang malang karena tidak dapat mengalahkan musuh, walaupun dia telah mengerahkan segala daya upaya. Semakin dia memikirkan hal ini, hatinya semakin pedih dan hampir putus asa. Pada saat itu, mata Bruce menatap ke atas balok kayu yang melintang diatas kepalanya, disana ada seekor laba-laba sedang merajut sarangnya. Dia dengan seksama memperhatikan gerak gerik laba-laba tersebut, dihitungnya usaha si laba-laba yang telah enam kali berturut-turut berusaha sekuat tenaga mencoba mengaitkan salah satu ujung benang ke balok kayu yang berada di seberangnya, namun akhirnya gagal juga. Sungguh kasihan makhluk kecil ini. kata Bruce, Seharusnya kau menyerah saja! Namun, sungguh diluar dugaan Bruce, walaupun telah enam kali si laba-laba gagal mengaitkan ujung benangnya, dia tidak lantas putus asa dan berhenti berusaha, dia coba lagi untuk yang ke tujuh kalinya, dan kali ini dia berhasil. Melihat ini semua, Bruce sungguh merasa kagum dan lupa pada nasib yang menimpa dirinya. Bruce akhirnya berdiri dan menghela napas panjang, lalu dengan lantang dia berteriak: Aku juga akan bertempur lagi untuk yang ketujuh kalinya!

Bruce akhirnya benar-benar mendapatkan semangatnya kembali, ia segera mengumpulkan dan melatih lagi sisa-sisa pasukannya, lalu mengatur strategi dan menggempur lagi pertahanan musuh, dengan susah payah dan perjuangan yang tak kenal menyerah, akhirnya Bruce berhasil mengusir pasukan musuh dan merebut kembali tanah airnya. Note : Dalam kehidupan, manusia terkadang mudah mengeluh dan meyerah dengan situasi. Tapi dengan dorongan akan orang-orang yang kita cintai di sekitar kita, semangat kita akan bangkit kembali dan meraih kemenangan.

Mari belajar pada beruang SEEKOR beruang yang bertubuh besar sedang menunggu seharian dengan sabar di tepi sungai deras. Waktu itu memang tidak sedang musim ikan. Sejak pagi ia berdiri di sana mencoba meraih ikan yang meloncat keluar air. Namun, tak satu juga ikan yang berhasil ia tangkap. Setelah berkali-kali mencoba, akhirnya... hup... ia dapat menangkap seekor ikan kecil. Ikan yang tertangkap menjerit-jerit ketakutan. Si ikan kecil itu meratap pada sang beruang, "Wahai beruang, tolong lepaskan aku." "Mengapa," tanya sang beruang. "Tidakkah kau lihat, aku ini terlalu kecil, bahkan bisa lolos lewat celah-celah gigimu," rintih sang ikan. "Lalu kenapa?" tanya beruang lagi. "Begini saja, tolong kembalikan aku ke sungai. Setelah beberapa bulan aku akan tumbuh menjadi ikan yang besar. Di saat itu kau bisa menangkapku dan memakanku untuk memenuhi seleramu," kata ikan. "Wahai ikan, kau tahu mengapa aku bisa tumbuh begitu besar?" tanya beruang. "Mengapa?" ikan balas bertanya sambil menggeleng-geleng kepalanya. "Karena aku tak pernah menyerah walau sekecil apa pun keberuntungan yang telah tergenggam di tangan!" jawab beruang sambil tersenyum mantap. "Ops!" teriak sang ikan, nyaris tersedak.

Dalam hidup, kita diberi banyak pilihan dan kesempatan. Namun jika kita tidak mau membuka hati dan mata kita untuk melihat dan menerima kesempatan yang Tuhan berikan maka kesempatan itu akan hilang begitu saja. Dan hal ini hanya akan menciptakan penyesalan yang tiada guna di kemudian hari, saat kita harus berucap : "Ohhh....Andaikan aku tidak menyia2kan kesempatan itu dulu...?" Maka bijaksanalah pada hidup, hargai setiap detil kesempatan dalam hidup kita. Di saat sulit, selalu ada kesempatan untuk memperbaiki keadaan; di saat sedih, selalu ada kesempatan untuk meraih kembali kebahagiaan; di saat jatuh selalu ada kesempatan untuk bangkit kembali; dan dalam kesempatan untuk meraih kembali yang terbaik untuk hidup kita. Bila kita setia pada perkara yang kecil maka kita akan mendapat perkara yang besar. Bila kita menghargai kesempatan yang kecil, maka ia akan menjadi sebuah kesempatan yang besar. (SM)

Cermin Seekor Burung KETIKA musim kemarau baru saja mulai. Seekor burung pipit mulai merasakan tubuhnya kepanasan, lalu mengumpat pada lingkungan yang dituduhnya tidak bersahabat. Dia lalu memutuskan untuk meninggalkan tempat yang sejak dahulu menjadi habitatnya, terbang jauh ke utara, mencari udara yang selalu dingin dan sejuk. Benar, pelan pelan dia merasakan kesejukan udara, makin ke utara makin sejuk, dia semakin bersemangat memacu terbangnya lebih ke utara lagi. Terbawa oleh nafsu, dia tak merasakan sayapnya yang mulai tertempel salju, makin lama makin tebal, dan akhirnya dia jatuh ke tanah karena tubuhnya terbungkus salju. Sampai ke tanah, salju yang menempel di sayapnya justru bertambah tebal. Si burung pipit tak mampu berbuat apa apa, menyangka bahwa riwayatnya telah tamat. Dia merintih menyesali nasibnya. Mendengar suara rintihan, seekor kerbau yang kebetulan lewat menghampirinya. Namun si burung kecewa mengapa yang datang hanya seekor kerbau. Dia menghardik si kerbau agar menjauh dan mengatakan bahwa makhluk yang tolol tak mungkin mampu berbuat sesuatu untuk menolongnya.

Si kerbau tidak banyak bicara, dia hanya berdiri, kemudian kencing tepat di atas burung tersebut. Si burung pipit semakin marah dan memaki maki si kerbau. Lagi-lagi si kerbau tidak bicara, dia maju satu langkah lagi, dan mengeluarkan kotoran ke atas tubuh si burung. Seketika itu si burung tidak dapat bicara karena tertimbun kotoran kerbau. Si Burung mengira lagi bahwa mati tak bisa bernapas. Namun perlahan lahan, dia merasakan kehangatan, salju yang membeku pada bulunya pelan-pelan meleleh oleh hangatnya tahi kerbau, dia dapat bernapas lega dan melihat kembali langit yang cerah. Si burung pipit berteriak kegirangan, bernyanyi keras sepuas puasnya. Mendengar ada suara burung bernyanyi, seekor anak kucing menghampiri sumber suara, mengulurkan tangannya, mengais tubuh si burung dan kemudian menimang nimang, menjilati, mengelus dan membersihkan sisasisa salju yang masih menempel pada bulu si burung. Begitu bulunya bersih, si burung bernyanyi dan menari kegirangan, dia mengira telah mendapatkan teman yang ramah dan baik hati. Namun apa yang terjadi kemudian, seketika itu juga dunia terasa gelap gulita bagi si burung, dan tamatlah riwayat si burung pipit ditelan oleh si kucing. Hmm... tak sulit untuk menarik garis terang dari kisah ini, sesuatu yang acap terjadi dalam kehidupan kita: halaman tetangga tampak selalu lebih hijau; penampilan acap menjadi ukuran; yang buruk acap dianggap bencana dan tak melihat hikmah yang bermain di sebaliknya; dan merasa bangga dengan nikmat yang sekejap. Burung pipit itu adalah cermin yang memantulkan wajah kita...

*************************************************************** Tahukah Anda Merk Volkswagen ternyata hasil kreasi Inggris setelah Jerman kalah perang. Tahun 1946, Militer inggris memerintahkan kembali pabrik Kdf Wagen berproduksi sebanyak 10.000.000 VW untuk militer Inggris. Ide pembuatan VW berasal dari Hitler yang menginginkan kendaraan yang bisa mengangkut 2 orang dewasa dengan 3 orang anak, Hitler lebih senang menyebutnya beetle. ***************************************************************

Kata Bijak Hari Ini. "Bahaya tak akan bisa ditanggulangi, jika kita tidak mau mengambil resiko (Peribahasa Latin)

Penyakit Hati Seorang wali besar yang merasa dirinya begitu dekat dengan Tuhan, Ibrahim Al Khowasi, pada suatu hari sedang melakukan safar, sebuah perjalanan untuk mendalami makrifat dan hakikat. Ia telah menempuh gunung demi gunung, hujan dan panas, sampai akhirnya ia kehausan di tengah-tengah suatu padang yang tandus Matahari amat terik menyengat sekujur tubuhnya sehingga zat cair di dalam jasadnya bagaikan diperas habis. Pada waktu dahaganya kian memuncak dan bibirnya sudah pecah-pecah, dengan mata yang berkunang-kunang Ibrahim Al Khowasi melihat di atas sebuah bukit kecil ada sebatang pohon delima, satu-satunya pohon buah di antara semak-semak gurun yang berduri. Terseret-seret langkahnya tatkala ia bergegas-gegas menuju ke bukit itu. Beruntung dia, di pohon tersebut terdapat sebutir buah delima, kecil tetapi kuning ranum kemerah-merahan. Tanpa berpikir panjang lagi, Ibrahim Al Khowasi dengan gembira memetik buah itu dan segera memecahkannya, lantas memasukkannya ke dalam mulut. Ia sudah membayangkan sebelumnya betapa nikmat dan segar rasanya apabila di tengah panas seterik itu memakan delima yang matang. Ternyata yang dibayangkan tidak seperti yang dialaminya. Buah delima itu rasanya hambar dan pahit sampai ia memuntahkannya buru buru, karena di mulutnya bahkan terasa getir dan gatal. kemudian ia meneruskan perjalanan. Hari telah rembang petang ketika ia tiba di sebuah daerah yang subur dan penuh di tumbuhi bungabungaan yang sedang berkembang serta menyebarkan bau harum. Ketika ia akan beristirahat, tiba-tiba terdengar suara tua mengerang ngerang kesakitan di balik bunga-bungaan yang rimbun. Ibrahim cepatcepat mendatangi tempat itu dengan maksud hendak memberikan pertolongan seandainya diperlukan. Di situ ia melihat seorang kakek yang terbaring tanpa daya dengan tubuh bengkak-bengkak bekas disengat lebah berbisa. Ibrahim berjongkok mau menolong kakek itu, namun si kakek sudah keburu bangkit, lantas duduk seraya berkata, " Apa kabar, Ibrahim Al

Khowasi?" Wali besar ini kaget. Ia bertanya, " Siapakah Tuan? Di mana Tuan mengenal saya, dan kapan kita pernah berjumpa." Kakek tadi menjawab dengan angkuh, "Wahai , Ibrahim, mengapa heran? Aku ini orang yang sangat dekat dengan Tuhan. Aku tidak perlu bertemu dulu untuk mengenal dirimu dan mengetahui apa tujuan kepergianmu." Ibrahim tersinggung. Sombong betul kakek ini. Maka ia menjawab, " Hai, orang tua, alangkah angkuhnya sikapmu. Engkau mengaku dekat dengan Allah, tetapi badanmu penuh dengan luka luka membengkak akibat sengatan lebah berbisa. Kalau memang engkau dekat dengan Allah, bukankah seharusnya, tatkala lebah-lebah itu hendak menyerang tubuhmu, engkau bisa memohon kepada Allah agar melindungimu dari serbuan binatang-binatang kecil itu?" Kakek tersebut tersenyum dan menyahut, "Ternyata engkau masih picik, Ibrahim. Aku tahu engkau pun menganggap dirimu telah dekat dengan Allah. Namun mengapa ketika tanganmu terangkat keatas akan memetik buah delima yang engkau tidak tahu siapa pemiliknya dan engkau belum minta izin kepadanya, engkau tidak memohon agar Allah melindungimu dari perbuatan curang seperti itu? Ibrahim, sakitku ini akibat disengat lebah hanyalah sakit badan kasar yang akan sembuh kembali, di obati ataupun tidak. Tetapi penyakitmu yang masih mudah tergiur oleh hawa nafsu adalah penyakit dalam, penyakit hati, yang akan terus mengeram dan menyebar menjadi benih benih maksiat sepanjang hidupmu apabila engkau tidak segera bertaubat. Karena itu pulanglah engkau kenegerimu, renungkanlah dosamu, obatilah penyakit hatimu sebelum engkau berusaha mengobati orang lain. Banyaklah berpuasa, berdzikir, mengingat Allah, di samping beramal menyebarkan manfaat dan kebaikan kepada masyarakat sekelilingmu, kepada alam sekitarmu tempat engkau dibangkitkan Tuhan untuk menjadi orang suci, pelihara amanat Tuhan ini. (dikutip dari "30 Kisah Teladan") *************************************************************** Tahukah Anda. Permainan bowling pertama kali dimainkan pada tahun 5200 sebelum

masehi di mesir, bukti itu ditemukan oleh Sir Flinders Petrie di makam kuno Mesir. Namun sejarawan Jerman, William Pehle mengklaim permainan bowling adalah permainan asli orang Jerman sejak tahun 300 sebelum masehi. *************************************************************** Kata Bijak Hari Ini. " Kesusilaan tanpa agama : pohon tanpa akar. " (Kardinal Spellman)

Managing The Heart Capital Bisa jadi, benar kata sejumlah sahabat jernih, sejarah adalah cara sang kehidupan berpetuah ke kita. Jika saja, setiap manusia cermat mengamati bentangan sejarah yang demikian panjang, mungkin tidak ada putaran sejarah yang kembali ke tempat semula. Mungkin sejarah akan bergerak seperti spiral misalnya, atau malah ditandai oleh gerakan yang kebanyakan naik. Sebut saja modal kemajuan sebagai contoh. Modal material semata, oleh sejarah sudah diberitahu jauh-jauh hari, kalau jauh dari cukup untuk sebagai pendorong kemajuan. Namun, tetap saja ada penguasa dan pengusaha yang mau lari di atas roda-roda modal material semata. Tidak hanya Indonesia, hampir semua negara berkembang dintandai oleh kekeroposan perekonomian terutama karena bertumpu pada modal material semata. Belakangan, munculnya mega skandal seperti Enron dan Worldcom di AS bahkan membuka tabir, bahkan di negeri maju sekalipun, modal material semata tidak cukup. Lebih dari sekadar keropos, sejumlah negara bahkan tidak maju-maju hanya karena berkonsentrasi pada modal material seperti utang semata. Sebagian negara bahkan dililit lingkaran setan hutang tanpa mengenal batas waktu kapan berakhirnya. Ada juga negara dan perusahaan yang justru runtuh di tengah limpahan modal material semata. Sebab, di tengah limpahan materi kemudian orang hanya berebut uang dan kekuasaan. Lupa tugas-tugas lain yang lebih penting. Di tengah-tengah keterbatasan modal material seperti inilah, kemudian hadir modal intelektual. Di mana intelek, teknologi, rasionalitas berada memimpin di depan. Hadirnya teknologi informasi dan teknikteknik manajemen masuk dalam kategori ini. Untuk alasan inilah hadir organisasi yang berbasiskan intelektualitas di mana-mana. On line

organization, mobile corporation, e-banking, m-insurance belum lagi termasuk flat organization, knowledge based corporation semuanya termasuk bagian dari menyongsong modal intelektual. Fundamental dalam modal intelektual ini, semuanya dihubungkan melalui jejaring yang bernama intelektualitas. Lebih pintar, lebih cerdas, lebih cepat, lebih cermat dan kata lebih lainnya adalah standar dan ukuran-ukuran keberhasilan. Di sini juga muncul kata benchmarking, di mana kemajuan orang lain menjadi ukuran kita dalam berlari. Competition juga muncul dan berkembang pesat dalam hal ini. Apapun dan bagaimanapun caranya, kemenangan dalam persaingan mutlak didapatkan. Untuk alasan itulah maka teknologi, pengetahuan, cara dan teknologi mengelola diburu dan dikejar kemana-mana. Ada yang rela membelinya dengan harga yang amat mahal. Bisnis konsultan berkembang seperti jamur di musim hujan dalam hal ini. Demikian juga dengan usaha mematamatai lawan. Ia tidak lagi dilakukan secara malu-malu. Demikian dahsyatnya peran modal intelektual, banyak pemilik modal material yang mencium bau kemajuan ini. Maka bergabunglah dua modal ini sebagai mesin kemajuan. Hasilnya memang dahsyat. Lompatanlompatan memang terjadi di mana-mana. Tidak hanya lompatan prestasi perusahaan, lompatan prestasi bangsa juga terjadi. Ingat, sebelum krisis, Asia disebut sebagai kawasan dengan lompatan prestasi yang mengagumkan. Di kawasan ini juga muncul pengusaha-pengusaha dadakan yang muncul mengagetkan. Jumlah kekayaan bank, tiba-tiba menggelembung demikian cepatnya tidak bisa diketahui dari mana sumbernya. Pengusaha-pengusaha baru tiba-tiba secara mengagetkan muncul ke permukaan. Dan sebagaimana telah dicatat rapi oleh sejarah, semua yang serba dadakan ini kemudian runtuh tanpa sepenuhnya bisa dijelaskan. Setelah runtuh, bahkan membukakan luka-luka lebar yang berbahaya. Dari sinilah, timbul pemikiran untuk mencari another source of capital. Dan the heart capital, layak dipikirkan dalam hal ini. Agak berbeda dengan pemuja-pemujua modal material dan modal intelektual yang menempatkan the heart capital sebagai rem kemajuan, sebenarnya modal alternatif ini berwajah jauh lebih luas dari sekadar rem. Dalam kerangka sederhana, hati bisa bermuara pada dua hal: kekuatan dan kebijaksanaan. Pada tataran hati sebagai sumber kekuatan, hati menjadi sumber energi bagi hadirnya strong will. Mahatma Gandhi, Bunda Theresa, Konosuke

Matsushita adalah sebagian contoh bagaimana hati menjadi sumber energi yang amat mengagumkan. Mengacu pada pengalamannya Mahatma Gandhi, bahkan penjajah terkuatpun bisa diusir oleh kekuatan yang datang dari dalam hati. Bercermin pada pengalaman Konosuke Matsushita, sebuah toko elektronika bisa ditransformasikan menjadi kekuatan multi nasional yang mengagumkan. Inilah yang kerap saya sebut dengan light of will. Sebab kekuatan hati telah menjadi cahaya penerang bagi banyak upaya penciptaan kemudian. Pada tahap hati sebagai sumber kebijaksanaan, muncul light of sacred. Sinar-sinar sakral yang suci. Pada tahapan tertentu, tidak tertutup kemungkinan melalui sinar-sinar jenis ini manusia bisa bertemu the cocreator of life. Bila itu terjadi, doa tidak lagi berarti rangkaian permintaan. Melainkan hanyalah konfirmasi dari apa yang didoakan. Berbeda dengan tahapan sebelumnya, tahap ini ditandai oleh banyaknya energi-energi keikhlasan di depan sang kehidupan. Bahkan, banyak sahabat jernih mengungkapkan, kalau keikhlasan adalah ujungnya setiap pengetahuan manusia. Sekilas dari penjelasan ini tampak muncul semacam paradoks. Sebab, di satu sisi hati memproduksi strong will, di lain sisi ia menghasilkan enormous capacity of acceptance. Dan memang demikianlah hakekat kehidupan. Orang Cina menggambarkannya dengan Yin-Yang. Dan berbeda dengan banyak pengetahuan yang menempatkannya dalam posisi saling berseberangan (baca: dualitas), bahkan ada yang berani memberinya sebutan paradoks (salah satunya Naisbitt), sebenarnya keduanya hadir sebagai dua hal yang saling berpelukan dan saling melengkapi. Malam ada untuk membuat siang lebih indah. Orang jelek ada untuk membuat orang cantik tampak lebih menawan. Kegagalan ada untuk meningkatkan cita rasa kesuksesan kemudian. Demikian juga dengan keikhlasan, ia bukan lawannya strong will, melainkan memberi energi-energi baru bagi strong will berikutnya. Ada catatan berikutnya: the beauty of balance! Tidak hanya dalam mengelola hati, dalam setiap aspek kehidupan manusia memerlukan keindahan keseimbangan. Dan ini bukanlah ilmu eksak yang bisa direduksi ke dalam teknik dan rumus yang kaku. Setiap keseimbangan bersifat dinamis, berubah sejalan dengan berputarnya sang waktu. Agak berbeda dengan modal material dan modal intelektual, atau kombinasi diantara keduanya, di mana semuanya berjalan di atas mesinmesin akal sehat, pengetahuan, rasionalitas dst. Dalam the heart capital, akal sehat dan pengetahuan bukanlah segala-galanya. Ia bisa dilampaui melalui dua hal sederhana: love and compassion. Seorang sahabat pengusaha terkemuka pernah menyebut beda antara orang bodoh,

orang pintar, orang licik dan orang beruntung. Orang bodoh dikalahkan sama orang pintar. Dan ini bisa dimaklumi. Orang pintar kalah sama orang licik. Ini juga sudah dicatat dalam banyak sejarah. Dan satu-satunya orang yang tidak bisa dikalahkan orang licik, yakni orang yang senantiasa beruntung. Bahasa logikanya memang ?beruntung? - yang mengandung makna kebetulan dan tidak bisa diramalkan serta tidak dipersiapkan sebelumnya - tetapi bagi siapa saja yang sudah mendalami samudera-samudera hati. Lebih-lebih ketika manusia sudah berpelukan dengan cocreator of life, keberuntungan bukanlah sebuah kebetulan. Ia hasil dari rangkaian penciptaan antara manusia bersama cocreator-nya. Hanya karena belum pernah sampai di sanalah, sebagian orang menyebutnya kebetulan. Dalam cahaya-cahaya the heart capital seperti ini, terjadi pergeseran yang cukup besar dalam sumber-sumber kekuasaan. Di mana kekuasaan yang dulunya lebih bersumber dari luar (jabatan, uang, kepemilikan, dll) bergeser ke sumber-sumber dalam diri. Dan hati (baik sebagai light of will maupun sebagai sacred light) adalah sebuah wilayah di mana sumber kekuasaan tadi tersedia secara amat melimpah. Sayangnya, banyak manusia dihalangi oleh awan tebal yang bernama pikiran. Mungkin kedengaran terlalu idealis dan moralis, atau bahkan terlalu mengawang-awang terutama bagi banyak sahabat yang belum pernah mencobanya. Dan sebutan seperti itu boleh-boleh saja! Namun, begitu manusia bertemu co-creator of life, apa lagi bisa bersatu dalam kekuatan yang sama, maka berlakulah puisi indahnya Rumi: Bertahun-tahun aku mengetok pintuMu Lamaa sekali tidak dibuka Dan ketika dibuka Baru aku sadar? Kalau aku mengetuknya dari dalam Oleh: Gede Prama

*************************************************************** Tahukah Anda Price List BBM di beberapa Negara di dunia, harga tersebut adalah setelah kenaikan dan saya perhitungkan dalam IDR/liter : Amsterdam-Belanda : Rp. 17.564

Oslo-Norwegia : Rp. 16.995 Milan-Italia : Rp. 16.155 Kopenhagen-Denmark : Rp. 16.073 Brussels-Belgia : Rp. 16.019 Stockholm-Swedia : Rp. 15.721 London-Inggris : Rp. 15.694 Frankfurt-Jerman : Rp. 15.098 Paris-Perancis : Rp. 15.016 Lisbon-Portugal : Rp. 14.501 Budapes-Hungaria : Rp. 13.390 Dublin-Irlandia : Rp. 12.956 Geneva-Swiss : Rp. 12.848 Madrid -Spanyol : Rp. 12.333 Tokyo-Jepang : Rp. 11.493 Praha-Ceko : Rp. 11.620 Bukares-Romania : Rp. 11.086 Brasilia-Brasil : Rp. 8.457 Havana-Kuba : Rp. 8.213 Taipei-Taiwan : Rp. 7.698 Johannesburg-Afsel : Rp. 7.101 USA : Rp. 7.047 Panama City-Panama : Rp 5.936 Moscow-Rusia : Rp. 5.692 San Juan-Puerto Rico : Rp. 4.716 Riyadh-Arab : Rp. 2.467 Kuwait : Rp. 2.114 Kairo-Mesir : Rp. 1.762 Lagos-Nigeria : Rp. 1.030 Caracas-Venezuela : Rp. 325 Dari daftar tersebut diatas diketahui bahwa kenaikan BBM tidak hanya terjadi di tanah air, seluruh duniapun mengalami hal ini, termasuk beberapa Negara Adidaya seperti Amerika Serikat. Dari data yang dikutip dari CNN, harga BBm di Amsterdam termasuk yang paling mahal di dunia dengan harga setara dengan Rp. 17.564/liter, sementara yang paling murah adalah di Caracas-Venezuela yaitu setara dengan Rp.325/liter. *************************************************************** Kata Bijak Hari Ini Pertanyaan memperkaya pengertian, tapi diam merenung adalah sekolah terbaik untuk mengasah kecerdasan dan salah satu kiat terbesar untuk bercakap-cakap. (Cervantes)

***************************************************************

Berbuat baik. Adalah Arman, seorang lulusan sebuah madrasah kota kecil di Jawa Timur. Dengan penuh semangat dan harapan, pergilah dia ke Jakarta. Bayangan semula, Jakarta adalah segalanya dan dia akan diterima dengan ramah, diberi kedudukan sesuai dengan ketrampilan dan pendidikan yang telah ia miliki. Kenyataan lain. Benarlah bahwa sekejam-kejamnya ibu tiri masih lebih kejam ibu kota. Dia terdampar di Jakarta dan terlibas tanpa ampun. Beruntung seorang rekannya bersedia memberi sekedar tumpangan bila malam tiba untuk melepas lelah setelah sehari berkeliling kota tanpa hasil. Pasrah, itulah satu-satunya kata yang akhirnya ia ucapkan. Arman terdampar di sebuah pasar di Jakarta Utara, menjadi buruh menurunkan sayur dan buah dari mobil truk ke tempat kios-kios pedagang . Sekedar rupiah untuk meneruskan hidup, cukuplah sementara baginya. Mau apa lagi ? Suatu hari, menjelang tengah hari belum sepeserpun uang ia peroleh. Entah mengapa, hari itu pasar sepi. Beruntung kemudian ada seorang ibu dengan belanjaan cukup banyak memintanya untuk membantu membawa belanjaan ke mobilnya. Lumayan, ia akhirnya punya uang untuk membeli sarapan. Sesaat sarapan sudah ditangan, tinggal menyuap, datanglah seorang pengemis renta dan tuna netra. Den, kasihani saya. Sudah dua hari tidak sesuap nasipun saya makan katanya memelas. Sejenak terjadi pertentangan batin antara ego perut lapar dan simpati pada penderitaan orang lain. Entah ada kekuatan dari mana, Arman langsung menyerahkan makanan di tangannya ke pengemis tersebut. Terima kasih den, semoga Allah, Tuhan YMK membalas kebaikan aden demikian kata pengemis tersebut sambil berlalu. Arman menitikkan air mata. Si penjual makanan melihatnya kemudian berkata penuh penyesalan : Gimana sih, kamu ini. Dari pagi nggak dapet uang, begitu dapet buat sarapan malah dikasih ke orang. Pengemis begitu memang pekerjaannya. Buat apa kita kasihan sama mereka . Tanpa peduli kata penjual makanan, Arman menengadahkan tangannya ke atas, berdoa : Ya Allah Yang Maha Kasih. Segala puji bagiMu yang telah memberikan padaku kekuatan untuk berbuat baik . Benar-benar satu fenomena menarik. Di jaman dengan situasi seperti ini, di mana materi sudah serasa menjadi tuhan , diperjuangkan dengan penuh

ketamakan, tanpa peduli keberadaan orang lain, semangat berbuat baik sudah semakin jauh. Dengan demikian, fenomena di atas bisa jadi merupakan barang langka. Kata anak-anak sekarang "Hare gene, masih mau nolong orang ?" Mungkin juga hal tersebut berbeda dengan fenomena kebersegeraan orang untuk mengulurkan tangan di saat terjadi bencana. Di saat bencana, memang sangat mungkin untuk sesaat kita membuat refleksi, nama Allah, Tuhan YMK disebut-sebut dengan sangat intensif, walaupun seiring berjalannya waktu, hal tersebut memudar. Tetapi fenomena Arman berbeda. Keberadaan pengemis bukan sesuatu yang mampu menghentak nuansa hati manusia umumnya. Sehingga yang hatinya terketuk, pastilah bukan manusia biasa. Apalagi dia juga bukan orang yang berkecukupan. Nah, di saat Ramadhan menjelang, fokus bahwa salah satu makna puasa adalah mengajar kita agar mampu merasakan penderitaan orang lain, memang sangat tepat. Berbuat baik yang dipicu oleh rasa syukur kepada Allah, Tuhan YMK, adalah kaidah dasar perilaku manusia yang harus terus dipupuk, kalau kita tidak ingin kehilangan hakikat kita sebagai ciptaanNya yang paling sempurna. tdw ***************************************************************

BEBAN

Jam 2 Pagi Jimy masih terbangun, anak muda usia 24 tahun tidak memikirkan harus isitahat untuk melanjutkan kegiatannya esok. Pandangan kosong terpancar dari wajahnya, tidak tahu apa yang harus dia lakukkan saat ini, nanti, esok atau lusa. Seakan ingin kembali seperti seorang anak kecil yang selalu disayangi, ingin makan tinggal meminta, ingin minum tinggal meminta, ingin susu tinggal meminta, begitu berat beban hidup ini menurutnya. Apakah benar Allah tidak akan menurunkan beban hidup ini jika tidak dapat dipikul oleh hamba-Nya ? begitulah pemikirannya setiap saat.

"Agh, besok si A akan datang menagih hutangnya kepadaku." Darimana aku harus membayar hutangku ini. Yah, memang jimi terlibat hutang disana sini untuk memenuhi kehidupannya. Pendapatannya sebagai pekerja serabutan technical support computer seakan tidak dapat memenuhi hidupnya bersama kedua orang tuanya. Sekolahnya tidak tamat SMA, jadi untuk melamar pekerjaan dia harus melalui orang

dalam. walaupun banyak tetangga, dan kerabat mengatakan Jimi adalah anak yang cerdas. Sang ayah masih sehat dan aktif mencari nafkah, tetapi hanya mampu untuk hidup selama satu minggu, dengan uang yang didapatnya. " Coba papah masih seperti yang dulu, atau aku tidak tergoda untuk pindah perusahaan." Begitulah yang ada dipikirannya. Maklum saja sang ayah adalah mantan seorang direktur disalah satu perusahaan terkemuka di awal era 90-an. Apa - apa yang ia inginkan pasti besok ia dapatkan. Usahanya bangkrut ketika sang ayah menikah lagi dengan wanita lain. " begitulah kehidupan Jimi. Dua tahun yang lalu jimi bekerja disebuah perusahaan swasta di Jakarta, boleh dibilang walaupun gaji tidak seberapa, tetapi dia mendapatkan banyak uang dari perusahaan tersebut, apakah itu uang haram atau uang halal dia seakan tidak perduli, yang ada dipikirannya bagaimana ia mendapatkan uang.

Sekedar refreshing, Esoknya ia pergi kerumah salah seorang temannya yang tinggal tidak jauh dari rumahnya. Namanya Adi, usianya sudah mencapai 35 tahun, dan baru saja dikarunia putri keduanya sehari sebelum idul fitri yang lalu. Ia mengenalnya melaului chating, ketika itu adi masih bekerja sebagai operator warnet, tetapi warnet itu sudah tutup sekarang ini. "Gimana bang, usaha sandalnya ?" Alhamdulillah, sudah dua hari ini belum ada yang terjual." Jimi terpaku mendengar jawaban dari Adi, bagaimana mungkin seorang yang berdagang tapi barang dagangannya tidak laku terjual masih dapat mengucapkan syukur. " Kok, sudah dua hari sandal gak laku malah bersyukur bang ? begitu jimi bertanya. Dengan Tersenyum adi menjawab. "Masih banyak yang harus disyukuri dalam hidup ini jim. Udara yang kita hirup, istri melahirkan dengan selamat, anak - anak sehat dan dapat makan, matahari masih bersinar, pepohonan masih tumbuh, mobil mobil dapat berlalu lalang. Mungkin sandal yang abang jual ga laku sudah dua hari ini, tetapi ingat janji Allah Jim. Allah tidak akan memberikan kesulitan kepada hamba-Nya melebih kesanggupan." Kalau sandal abang gak laku dua hari ini, mungkin nanti sore, atau esok, atau lusa atau minggu depan akan ada yang membeli.

Bagi kita yang selalu menganggap rizki itu adalah uang, atau harta, mungkin malas memikirkan itu semua. Ketika mereka sedang berada dalam kesulitan, Mereka selalu berusaha mengingat kembali ketika mereka sedang berada dalam kekayaan, sedang memegang sebuah jabatan. Pelajaran yang tak ternilai dari Adi kepada jimi mengingatkan kita semua, apakah kita telah bersyukur kepada Tuhan ?. mari kita sama - sama ambil kertas dan pulpen. Coba kita tulis berapa banyak nikmat dan kesulitan yang kita dapat mulai dari lahir hingga saat ini. Mungkin kita akan tercengang, tetapi itulah kenyataan yang terjadi saat ini, bahwa kita semua belum dapat mensyukuri apa yang terjadi dalam hidup kita.

"Ananda Jangalah Pernah Merasa Bosan Untuk Berbuat Baik." (Ust. Sahal) *************************************************************** Tahukah Anda 'Akhir minggu', 'berakhir pekan' atau yang lebih dikenal dengan istilah 'weekend' terdengar pertama kali di Perancis antara tahun 1793 hingga 1805. Pada saat itu setiap 10 hari harus ada 1 hari untuk bersantai. Setelah revolusi industri, kaum buruh Amerika mengakomodasi kemauan pekerja Yahudi yang ingin sabtu dan minggu bagian dari hari 'Sabbath'. Tahun 1926 Henry Ford menutup pabrik setiap sabtu untuk berhemat, kemudian tahun 1940 hari sabtu-minggu resmi menjadi hari libur nasional di Amerika di akhir pekan setelah lima hari lelah bekerja. *************************************************************** Kata Bijak Hari Ini. Apa pun yang layak dikerjakan, kerjakanlah dengan sebaik-baiknya. (Philip Dormer Stanhope Chesterfield)

Hadiah... Dini dan Dono adalah pasangan baru yang hidupnya pas-pasan. Bak dongeng, meski kondisi kesehariannya serba sederhana, mereka mengaku kaya akan cinta. Tak mau kalah dengan gaya hidup orang kota besar, hari Valentine juga mereka rayakan dengan saling tukar kado. Semula Dini ragu hadiah apa yang akan diberikan kepada Dono. Akhirnya diputuskan, rantai arloji tangan untuk menggantikan milik suaminya yang sudah putus. Lantaran tak punya duit, Dini memilih jalan nekad. Ia sengaja memotong rambutnya yang panjangnya sampai lutut dan menjualnya. Dari hasil berjualan rambut ia bisa membeli rantai arloji. Wanita semampai ini pulang ke rumah dengan penuh harap. Dono pasti senang karena arloji satu-satunya hadiah perkawinan yang masih tersisa akan bisa dipakai lagi. Padahal sesungguhnya hatinya gundah. Selama ini Dono amat mengagumi rambutnya yang panjang dan indah itu. Kecewakah Dono lantaran ia memotong rambutnya?

Dini terkejut mendapati sang suami sudah pulang terlebih dulu dan menunggunya di ruang tamu. Tangan Dono menggenggam bungkusan kado yang siap diberikan kepada istri tercinta. Sesaat ia terkesima melihat rambut istrinya terpotong pendek. Meski tak ngomong sepatah pun, wajah pria ini menyiratkan rasa kecewa. Ia lantas menyorongkan kadonya ke hadapan sang istri. Ketika membuka bungkusan itu, mata Dini terbelalak. Sekejab air matanya berlinangan. Di dalam kotak tampak sebuah sisir lipat model baru warna perak yang amat cocok untuk rambut panjangnya. Sebaliknya, begitu Dono membuka dan melihat hadiah dari sang istri, ia terperangah, oh! Sebuah rantai jam cantik berlapis emas, cocok untuk arlojinya. Sesaat kemudian Dini mengetahui bahwa Dono telah menggadaikan arlojinya agar ia mendapat uang untuk membeli sisir. Ralph Waldo Emerson (1803-1882), pengarang dan filsuf kenamaan AS pernah mengatakan, "Cincin dan permata bukan hadiah tapi hanya apologia dari sebuah hadiah. Karena hadiah sejati yang mestinya kau berikan adalah bagian dari dirimu." *

*************************************************************** Kata Bijak Hari Ini. Tak seorang pun merasa cukup puas pada dirinya apabila ia mulai mengenal dirinya sendiri **************************************************** Mengenal Karakter Suatu siang sepasang pasutri turun dari KA di Boston, AS. Yang perempuan mengenakan rok lusuh kedodoran. Suaminya terbalut pantalon tenun yang sudah usang. Mereka bermaksud menemui rektor Harvard University di kota tersebut. "Beliau sedang sibuk," ujar sekretaris rektorat ketus. "Kalau demikian, kami akan menunggu," jawab sang wanita. Terganggu dengan kedatangan orang dusun tak diundang, sang sekretaris sengaja mendiamkan tamunya seraya berharap mereka akan putus asa dan pergi. Ternyata tidak. Pasutri itu sabar dan rela menunggu berjamjam, sampai akhirnya sekretaris terpaksa membujuk rektor agar menemui mereka.

Tamu perempuan memulai pembicaraan. "Kami punya anak laki-laki yang belajar di Harvard. Ia amat mencintai almamaternya. Bulan lalu ia meninggal karena kecelakaan. Kami bermaksud membuat semacam monumen peringatan untuk anak kami tercinta di kampus ini." "Nyonya," sergah rektor dengan nada gusar, "Kami tidak bisa meluluskan permintaan Anda. Kalau setiap almunus Harvard meninggal dan patungnya dipajang, tempat ini akan seperti kuburan masal." "Maaf, kami tak bermaksud begitu. Kami hanya ingin menyumbang gedung untuk universitas ini." Mata sang rekror terbelalak. Sambil menatap pakaian tamunya yang lusub, rektor menjawab. "Sudahkah Anda pikirkan berapa besar biayanya? Untuk membangun sarana fisik kampus ini kami mengeluarkan lebih dari limajuta dollar!" Perempuan tersebut terdiam. Rektor tersenyum penuh kemenangan. Mana mungkin mereka punya uang sebanyak itu. Seraya melirik suaminya, perempuan itu berkata lirih, "Kalau biayanya hanya sebesar itu, kenapa kita tidak membangun universitas sendiri saja?" Suaminya mengangguk. Akhirnya pasutri yang belakangan diketahui bernama Leland & Jane Standford tersebut berpamitan. Sejarah mencatat tanggal 1 Oktober 1891 di Palo Alto, California, berdiri megah sebuah universitas yang menyandang nama mereka. Standford University, monumen peringatan untuk putra mereka yang tidak lagi dipedulikan Harvard. Dongeng di atas memang cuma "lelucon" belaka. Namun oleh Malcolm Forbes, pernah dikutip untuk memberi ilustrasi, "Kita bisa menilai karakter orang dengan melihat cara mereka memperlakukan orang lain." (intisari) *************************************************************** Tahukah Anda George W. Bush, Presiden Amerika yang berkuasa sekarang, ketika mahasiswa (1963) adalah seorang pemandu sorak (cheerleader) at Phillips Academy in Andover, Massachusetts. *************************************************************** Kata Bijak Hari Ini.

"Di dunia ini tak ada yang melebihi kekuatan sebuah ide. Tak ada senjata yang bisa memusnahkannya. Tak ada keuatan fisik yang bisa menjajahnya, kecuali kekuatan ide yang lain. ***************************************************************

Sopir & Penumpang ... Dengan mengendarai mobil, Pak Hendra mengajak anak tunggalnya Didi (5), dan Jakarta ke Bandung. Tujuannya, menengok kakaknya yang baru pindah ke kota tersebut. Bagi si Didi, ini perjalanan jauh yang pertama. "Yah, kita mau pergi ke mana sih?.""Ke rumah Pak De di Bandung." "Ayah pernah ke sana?" "Belum." "Bagaimana Ayah tahu jalan ke sana?" "Kita `kan bisa melihat peta." "Ayah tahu cara membaca peta?" "Jangan khawatir, kita pasti akan sampai ke tujuan." Percakapan sempat terhenti sejenak lantaran Didi sedang menikmati minumannya. "Kalau nanti lapar, kita makan di mana, Yah?" tanya Didi lagi. "Kita bisa mampir di restoran." "Ayah tahu di mana restoran itu?" "Tidak. Tapi kita `kan bisa mencarinya." Satu sampai dua jam berikutnya masih banyak pertanyaan di lontarkan Didi. Namun setelah itu, suasana di dalam mobil senyap. Hendra mengira, anaknya sudah tidur kecapaian. Ternyata tidak. Dari kaca spion di dalam mobil, tampak Didi sedang asyik melihat-lihat pemandangan di luar yang gelap. Mengapa bocah ini tiba-tiba membisu. "Nak, kamu tahu tujuan kita?" ujar Hendra memecah kesunyian. "Bandung, rumah Pak De." "Tahu bagaimana bisa sampai ke sana?" "Tidak tahu." "Mengapa kamu tidak bertanya lagi?" "Karena Ayah sedang mengemudi." Kalimat yang meluncur dan mulut bocah itu di kemudian hari menjadi semacam kekuatan dan harapan bagi Pak Hendra dalam menghadapi perjalanan hidupnya. Ya, benar, Ayah sedang mengemudi. "Bisa jadi kita mengetahui tujuan hidup kita (meski hanya tahu

seperti Didi, "Bandung", tanpa tahu di mana dan bagaimana bisa sampai ke sana). Kita tak tahu jalan, kita tidak bisa membaca peta, kita tak tahu kalau bisa mampir di restoran di pinggir jalan. Namun si bocah kecil tadi tahu persis yang terpenting --Ayah sedang mengemudi-dengan demikian dirinya aman dan selamat. Ayah akan mencukupi apa yang dibutuhkannya. Tahukah bahwa Sang Mahakuasa sedang mengemudi hari ini? Sebagai penumpang, apa yang kita lakukan? Barangkali, kita juga sering mengajukan beragam pertanyaan sebelumnya. Tapi dapatkah kita bersikap seperti Didi, mulai menyadari dan percaya sepenuh hati bahwa Ia sedang mengemudi? *************************************************************** Tahukah Anda Konsep tata ruang perkantoran 'cubicle' muncul sejak tahun 1800-an, saat itu banyak perusahaan yang manajernya harus memantau ribuan pekerja dalam satu ruang besar, maka dibuatlah sekat-sekat antar pekerja setinggi setengah badan. konsep 'cubicle' semakin populer ketika tahun 1960-an kantor-kantor mulai banyak menerapkan konsep ini untuk menghemat biaya daripada harus menyekat seluruh ruang. *************************************************************** Kata Bijak Hari Ini. " Kebenaran adalah tujuan filsafat, tetapi bukan tujuan para filsuf. " (John Churton Collins) ***************************************************************

*************************************************************** Dalam Kesabaran Ada Kesadaran Ada sebuah kebiasaan yang menyenangkan hati dan jiwa saya belakangan ini. Setiap kali selesai melakukan meditasi, kemudian menemukan rangkaian pemahaman yang layak untuk dibagi ke banyak orang hari itu,

maka saya tulislah pesan tadi ke dalam pesan SMS yang dikirim ke puluhan sahabat. Dan tidak sedikit sahabat yang menerusakannya lagi ke puluhan sahabatnya yang lain. Maka jadilah pesan-pesan SMS yang selalu diawali dengan kata `Gede Prama's message of the day' sebagai bahan renungan yang ditunggu banyak sahabat. Begitu ada minggu tanpa SMS terakhir, tidak sedikit sahabat yang mengirimi saya SMS : mana pesan untuk minggu ini ? Kalau ada orang yang melakukan silaturahmi dengan cara mendatangi rumah kawan, saya melakukan silahturahmi melalui SMS. Dan dalam pesanpesan SMS yang umumnya bertemakan cinta, keheningan, kebahagiaan dan kesabaran, ada yang sempat bertanya, adakah mereka menerima pesan dari seorang konsultan ataukah dari seorang pendeta ?. Dengan enteng pertanyaan ini saya jawab, bahwa pesan ini datang dari seorang gelandangan intelektual. Sebuah sebutan yang diberikan oleh salah seorang sahabat, dan kebetulan saya menyukainya. Pasalnya, pengembaraan saya telah melalui banyak sekali halaman-halaman rumah orang lain. Lahir dan besar memang di dunia manajemen, namun karena merasa tandus dan kering di tempat lahir ini, saya melanjutkan pengembaraan ke manamana. Seorang sahabat jurnalis yang merangkum karya saya, sempat menyebut perjalanan saya sejauh ini sebagai campuran antara psikologi, pilosopi dan religi. Dan apapun sebutan dan campurannya, mirip dengan rumah yang saya tinggali ketika tulisan ini dibuat, rumah intelektual saya juga tanpa pagar pemisah dan pagar penyekat. Yang jelas ada satu hal yang amat membantu saya hidup hening dalam rumah intelektual tanpa pagar : kesabaran. Kita masih bisa berdebat tentang hubungan antara kualitas intelektual serta keheningan di satu sisi, dengan kesabaran di lain sisi. Namun saya mendapat pelajaran amat banyak dari kesabaran. Ia tidak saja menjadi mesin kebahagiaan, tetapi juga mesin kejernihan dan keheningan. Bila menoleh pada tangga-tangga pemahaman saya terdahulu, betapa ketertutupan pikiran dan mind mudah sekali muncul dalam kualitas kepribadian yang jauh dari kesabaran. Marah adalah pertanda ekstrim yang muncul ke permukaan sebagai hasil produksi ketidaksabaran. Cuman ketertutupan mind tidak bisa dilihat semudah kita melihat orang marah. Ia sering kali hadir secara amat tersembunyi. Ketika masih melanjutkan studi di Inggris dan sempat sedikit terpesona dengan ide-ide orang seperti Derrida dan Foucault, pernah terpikir untuk ikut mengkonstruksi mind ke dalam weak and strong mind. Di mana kesabaran lebih dekat dengan weak mind, dan

ketidaksabaran menghasilkan strong mind. Namun, semakin sang kesabaran diselami dan didalami, semakin saya dihadapkan pada borderless mind, sebuah pemahaman tanpa sekat-sekat. Apapun isi mind dari tua-muda, suka-duka, desa-kota, terdidik-tidak terdidik, sampai dengan born and unborn mind, tetap saja sekat-sekat itu tidak banyak membantu. Setiap bentuk sekat membuat perjalanan pemahaman tidak tambah dalam, sebaliknya malah tambah dangkal. Sebut saja sekat-sekat benar-salah, atau suka-tidak suka. Ia membuat semua orang hanya mampu melihat sebagian kecil saja dari wajah dunia. Apa lagi sekat-sekat menakutkan seperti ideologi dan agama yang dibela dengan teror bom dan pada akhirnya menghasilkan air mata. Ia disamping mendangkalkan, juga membuat sang kehidupan berwajah mengerikan. Bercermin dari sinilah, saya batalkan niat saya untuk ikut mengkonstruksi weak and strong mind. Kemudian, berjalan terus bersama kesabaran dengan sebuah cita-cita sederhana : melampaui mind. Bedanya, kalau Derrida dan Foucault menggunakan kendaraan pikiran, saya sedang belajar melampaui pikiran dengan jalan-jalan Yoga. Sebuah jalan dengan teramat sedikit bahasa, kata-kata apa lagi sekat. Di tingkat kesadaran, dunia memang tanpa pagar, pemisah dan tanpa sekat. Namun, ia menjadi sulit dijangkau karena manusia biasa melihat dan menjelaskan `hanya' melalui bahasa - dari mana sekat dan pemisah itu berasal. Sungguh tidak mudah berkomunikasi, apa lagi menerangkannya ke Anda bagaimana wajah sang kesadaran melalui media bahasa. Ingin sebenarnya, suatu waktu kolom ini hanya ada foto dan nama saya, dan sisanya hanya kertas kosong. Bila mana perlu tanpa kertas, tanpa penjelasan, tanpa apa-apa. Yang ada hanya kosong melompong. Sayangnya, pengelola majalah ini tidak cukup gila untuk saya ajak masuk dalam kesadaran. Kembali ke cerita awal saya tentang pesan-pesan SMS yang membuat banyak teman bertanya heran apakah saya menekuni psikologi, pilosopi atau malah religi, dari tempat pengembaraan saya kemukakan ke sahabatsahabat, saya hanyalah seorang pertapa yang disuruh jadi raja. Dan dari kursi raja ini kemudian saya menemukan, kesabaranlah kendaraan yang bisa membawa kita dalam kesadaran. Apakah Anda akan ikut saya, tidak ikut atau lari ketakutan, itu urusan Anda masing-masing. Yang jelas, begitu tulisan ini selesai dibuat - asal Anda tahu - saya lari tunggang langgang meninggalkan penjelasan-penjelasan dangkal dan memalukan ini. Oleh: Gede Prama

*************************************************************** Tahukah Anda Tempat paling sedikit hujannya ada di Arica, Chile. Dalam setahun rata-rata hanya mendapat 0,76 mm curah hujan. Setidaknya membutuhkan waktu 100 tahhun untuk memenuhi satu cangkir kopi. *************************************************************** Kata Bijak Hari Ini. " Sanjungan berlebihan kerap kali membuat kita merasa lebih baik daripada yang sebenarnya, padahal itu mestinya dijauhi oleh siapa pun yang ingin hidup bahagia. " (W. carmen) ***************************************************************

Puasa Tingkat Ketiga Cobalah Anda amati perasaan, perilaku, dan kebiasaan Anda seharihari. Tahukah Anda apa yang mengatur semua itu? Kalau Anda merenungkannya dengan cermat, Anda akan menemukan bahwa keseluruhan program mengenai diri kita berada di dalam kepala Anda. Inilah yang disebut pikiran. Pikiranlah yang mengatur perasaan, tindakan, kebiasaan, dan akhirnya nasib kita. Pikiranlah yang menentukan apakah kita senang atau susah, sedih atau bahagia, serta sehat atau sakit. Semua yang kita rasakan sumbernya adalah pikiran. Karena itu untuk melakukan perubahan menyeluruh terhadap kehidupan kita, satu-satunya hal yang harus diubah adalah pikiran. Namun seperti halnya komputer, pikiran kita juga sering terserang virus-virus berbahaya yang merusak. Salah satu sarana untuk membersihkan pikiran kita dari virus-virus tersebut adalah berpuasa. Karena itu makna puasa yang sesungguhnya adalah mengendalikan pikiran Anda. Inilah yang saya sebut ''Puasa Tingkat Ketiga.'' Adapun puasa tingkat pertama adalah puasa secara fisik. Ini hanya menjaga apa yang masuk ke dalam mulut Anda. Puasa tingkat kedua adalah puasa secara sosial/emosional. Ini berkaitan dengan perilaku kita kepada orang lain, terutama menjaga apa yang keluar dari mulut

(ucapan kita). Apa yang masuk ke dalam mulut amat perlu kita jaga, karena inilah sumber penyakit. Kita menjaga agar tak makan makanan yang beracun, yang tak higienis, maupun yang berkolesterol tinggi. Namun sayangnya, kita sering mengabaikan ''makanan-makanan'' yang masuk ke dalam kepala kita. ''Makanan-makanan'' itu sebenarnya tak kalah beracunnya, sangat berbahaya dan mengandung virus yang mematikan. Hakikat puasa tingkat ketiga adalah menjaga pikiran dari virus-virus yang berbahaya. Ini adalah puasa secara mental, yang merupakan prasyarat puasa tingkat empat, yang intinya adalah merasakan kedekatan Tuhan. Inilah tingkatan puasa yang tertinggi yaitu secara spiritual. Untuk mengubah diri kita, paling tidak kita harus mencapai puasa tingkat ketiga ini. Caranya adalah dengan memilih secara sadar ''makanan-makanan'' apa yang boleh dikonsumsi pikiran kita. Kita harus sangat berhati-hati karena banyak sekali hal di sekitar kita yang dapat menjadi virus yang berbahaya. Coba perhatikan, berapa lama Anda menonton televisi setiap hari? Jangan lupa, banyak acara-acara TV sekarang ini berisikan virus-virus yang sangat berbahaya: telenovela, sinetron, film dan acara gosip para selebritis kita yang ada di hampir seluruh stasiun TV. Temanya berkisar pada hal-hal yang itu-itu saja: perkelahian antarartis, perceraian, perselingkuhan, dan seterusnya. Bosan dengan acara gosip, Anda melihat berita dan menyaksikan perkelahian para politisi kita. Selain dari media massa, pikiran Anda juga bisa tercemar melalui lingkungan pergaulan, tindakan orang yang menyakiti kita, maupun peristiwa-peristiwa yang terjadi di masa lalu. Racun pikiran kita inilah yang akan menentukan perasaan kita. Apakah Anda merasa bahagia, senang, dan susah, sebenarnya hanyalah merupakan konsekuensi dari apa yang masuk ke pikiran Anda. Esensi berpuasa adalah menciptakan ''gembok'' untuk mengunci pikiran. Berpuasa berarti kitalah yang memegang kunci gembok tersebut, dan tak menyerahkannya kepada orang lain. Ini sebenarnya merupakan hakikat kepemimpinan. Seperti halnya komputer, otak kita juga mempunyai rumus GIGO (Garbage In Garbage Out). Maksudnya, kalau pikiran kita mengkonsumsi sampah, maka yang akan dihasilkan juga sampah. Ada pepatah yang mengatakan, ''Pikiran yang picik membicarakan orang. Pikiran biasa membicarakan kejadian. Tetapi pikiran yang besar membicarakan gagasan.'' Inilah pikiran-pikiran yang bersih dan belum

teracuni virus dan sampah. Lantas bagaimana dengan hal-hal yang tak dapat kita kontrol, misalnya perilaku dan ucapan orang lain yang menyakiti hati Anda? Kalau itu terjadi pada Anda, berapa jam waktu yang Anda gunakan untuk memikirkan perilaku orang tersebut? Padahal, semakin Anda terserap ke dalam detil tentang apa-apa yang membuat Anda marah, semakin tak enak pikiran Anda. Inilah efek bola salju pikiran. Jangan lupa, walaupun kita tak dapat mengontrol perilaku orang lain, kita senantiasa dapat mengontrol pikiran kita. Saat ini saya sedang mempraktekkan tiga kalimat penting untuk selalu menyehatkan pikiran kita. Pertama, Subhanallah (Maha Suci Allah). Ini berarti hanya Tuhanlah yang Maha Sempurna. Memahami kalimat ini akan membuat kita mudah memaafkan kelalaian orang lain dan diri sendiri. Kedua, Alhamdulillah (Segala Puji Bagi Allah). Memahami kalimat ini akan membuat kita senantiasa bersyukur menghadapi situasi apapun. Kesuksesan tidaklah membuat kita takabur, sebaliknya kegagalan tidaklah membuat kita putus asa. Ketiga, Allahu Akbar (Allah Maha Besar). Memahami kalimat ini secara mendalam akan menyadarkan kita bahwa semua hal yang kita lakukan, bahkan kita pertengkarkan sehari-hari, adalah masalah kecil. Kitalah yang sering merusak pikiran kita dengan membesar-besarkan masalah yang sebenarnya kecil. Oleh: Arvan Pradiansyah, *************************************************************** Tahukah Anda. Laba-laba ternyata tidak pernah menempel pada bidang yang dia lewati, seekor laba-laba yang bisa bergantung pada langit-langit berkat adanya 600.000 setule (rambut yg sangat halus) yang mengasilkan gaya tarik-menarik antara laba laba dan bidang yang dilewati. ***************************************************************

Gusti Allah Ora sare

Malam telah larut saat saya meninggalkan kantor. Telah lewat pukul 11 malam. Pekerjaan yang menumpuk, membuat saya harus pulang selarut ini. Ah, hari yang menjemukan saat itu. Terlebih, setelah beberapa saat berjalan, warna langit tampak memerah. Rintik hujan mulai turun. Lengkap sudah, badan yang lelah ditambah dengan "acara" kehujanan. Setengah berlari saya mencari tempat berlindung. Untunglah, penjual nasi goreng yang mangkal di pojok jalan, mempunyai tenda sederhana. Lumayan, pikir saya. Segera saya berteduh, menjumpai bapak penjual yang sendirian ditemani rokok dan lampu petromak yang masih menyala. Dia menyilahkan saya duduk. "Disini saja dik, daripada kehujanan...," begitu katanya saat saya meminta ijin berteduh. Benar saja, hujan mulai deras, dan kami makin terlihat dalam kesunyian yang pekat. Karena merasa tak nyaman atas kebaikan bapak penjual dan tendanya, saya berkata, "tolong bikin mie goreng pak, di makan disini saja." Sang Bapak tersenyum, dan mulai menyiapkan tungku apinya. Dia tampak sibuk. Bumbu dan penggorengan pun telah siap untuk di racik. Tampaklah pertunjukkan sebuah pengalaman yang tak dapat diraih dalam waktu sebentar. Tangannya cekatan sekali meraih botol kecap dan segenap bumbu. Segera saja, mie goreng yang mengepul telah terhidang. Keadaan yang semula canggung mulai hilang. Basa-basi saya bertanya, "Wah hujannya tambah deras nih, orang-orang makin jarang yang keluar ya Pak?" Bapak itu menoleh kearah saya, dan berkata, "Iya dik, jadi sepi nih dagangan saya.." katanya sambil menghisap rokok dalam-dalam. "Kalau hujan begini, jadi sedikit yang beli ya Pak?" kata saya, "Wah, rezekinya jadi berkurang dong ya?" Duh. Pertanyaan yang bodoh. Tentu saja tak banyak yang membeli kalau hujan begini. Tentu, pertanyaan itu hanya akan membuat Bapak itu tambah sedih. Namun, agaknya saya keliru... "Gusti Allah, ora sare dik, (Allah itu tidak pernah istirahat), begitu katanya. "Rezeki saya ada dimana-mana. Saya malah senang kalau hujan begini. Istri sama anak saya di kampung pasti dapat air buat sawah. Yah, walaupun nggak lebar, tapi lumayan lah tanahnya." Bapak itu melanjutkan, "Anak saya yang disini pasti bisa ngojek payung

kalau besok masih hujan.....". Degh. Dduh, hati saya tergetar. Bapak itu benar, "Gusti Allah ora sare". Allah Memang Maha Kuasa, yang tak pernah istirahat buat hamba-hamba-Nya. Saya rupanya telah keliru memaknai hidup. Filsafat hidup yang saya punya, tampak tak ada artinya di depan perkataan sederhana itu. Maknanya terlampau dalam, membuat saya banyak berpikir dan menyadari kekerdilan saya di hadapan Tuhan. Saya selalu berpikiran, bahwa hujan adalah bencana, adalah petaka bagi banyak hal. Saya selalu berpendapat, bahwa rezeki itu selalu berupa materi, dan hal nyata yang bisa digenggam dan dirasakan. Dan saya juga berpendapat, bahwa saat ada ujian yang menimpa, maka itu artinya saya cuma harus bersabar. Namun saya keliru. Hujan, memang bisa menjadi bencana, namun rintiknya bisa menjadi anugerah bagi setiap petani. Derasnya juga adalah berkah bagi sawah-sawah yang perlu diairi. Derai hujan mungkin bisa menjadi petaka, namun derai itu pula yang menjadi harapan bagi sebagian orang yang mengojek payung, atau mendorong mobil yang mogok. Hmm...saya makin bergegas untuk menyelesaikan mie goreng itu. Beribu pikiran tampak seperti lintasan-lintasan cahaya yang bergerak dibenak saya. "Ya Allah, Engkau Memang Tak Pernah Beristirahat" Untunglah,hujan telah reda, dan sayapun telah selesai makan. Dalam perjalanan pulang, hanya kata itu yang teringat, Gusti Allah Ora Sare..... Gusti Allah Ora Sare..... Begitulah, saya sering takjub pada hal-hal kecil yang ada di depan saya. Allah memang selalu punya banyak rahasia, dan mengingatkan kita dengan cara yang tak terduga. Selalu saja, Dia memberikan Cinta kepada saya lewat hal-hal yang sederhana. Dan hal-hal itu, kerap membuat saya menjadi semakin banyak belajar. Dulu, saya berharap, bisa melewati tahun ini dengan hal-hal besar, dengan sesuatu yang istimewa. Saya sering berharap, saat saya bertambah usia, harus ada hal besar yang saya lampaui. Seperti tahun sebelumnya, saya ingin ada hal yang menakjubkan saya lakukan. Namun, rupanya tahun ini Allah punya rencana lain buat saya. Dalam setiap doa saya, sering terucap agar saya selalu dapat belajar dan memaknai hikmah kehidupan. Dan kali ini Allah pun tetap memberikan saya yang terbaik. Saya tetap belajar, dan terus belajar, walaupun bukan dengan hal-hal besar dan istimewa.

Aku berdoa agar diberikan kekuatan...Namun, Allah memberikanku cobaan agar aku kuat menghadapinya. Aku berdoa agar diberikan kebijaksanaan...Namun, Allah memberikanku masalah agar aku mampu memecahkannya. Aku berdoa agar diberikan kecerdasan...Namun, Allah memberikanku otak dan pikiran agar aku dapat belajar dari-Nya. Aku berdoa agar diberikan keberanian...Namun, Allah memberikanku persoalan agar aku mampu menghadapinya. Aku berdoa agar diberikan cinta dan kasih sayang..... Namun, Allah memberikanku orang-orang yang luka hatinya agar aku dapat berbagi dengannya. Aku berdoa agar diberikan kebahagiaan...Namun, Allah memberikanku pintu kesempatan agar aku dapat memanfaatkannya.

Sahabat, terima kasih telah membaca. Silahkan memforward email ini ke sahabat2mu, yang engkau cintai dan teman-teman lain. Bagi dan berikanlah yang terbaik untuk mereka. *************************************************************** KAN SEKARANG SUDAH BISA Di sebuah kampung nelayan, pada suatu pagi, seorang profesor bisnis yang sedang berlibur bertemu dengan seorang nelayan yang tengah membereskan hasil tangkapannya. Sang profesor tidak tahan untuk tidak menyapanya, "Hai, kenapa kamu selesai bekerja sepagi ini?" "Saya sudah menangkap cukup banyak ikan Pak," jawab nelayan itu, "cukup untuk dimakan sekeluarga dan masih ada sisa untuk dijual." "Lalu, setelah ini kamu mau apa?" tanya profesor itu lagi. Jawab sang nelayan, "Habis ini saya mau makan siang dengan istri dan anak-anak saya, setelah itu tidur siang sebentar, lalu saya akan bermain dengan anak-anak. Setelah makan malam, saya akan ke warung, bersenda gurau sambil bermain gitar bersama teman-teman." "Dengarkan kawan," ujar sang profesor, "jika kamu tetap melaut sampai sore, kamu bisa mendapat dua kali lipat hasil tangkapan. Kamu bisa menjual ikan lebih

banyak, menyimpan uangnya, dan setelah sembilan bulan kamu akan mampu membeli perahu baru yang lebih besar. Lalu, kamu akan bisa menangkap ikan empat kali lebih banyak. Coba pikir, berapa banyak uang yang bakal kamu dapat!" Lanjut profesor, "Dalam satu dua tahun kamu akan bisa membeli satu kapal lagi, dan kamu bisa menggaji banyak orang. Jika kamu mengikuti konsep bisnis ini, dalam lima tahun kamu akan menjadi juragan armada nelayan yang besar. Coba bayangkan!" "Kalau sudah sebesar itu, sebaiknya kamu memindah kantormu ke ibu kota. Beberapa tahun kemudian perusahaanmu bisa 'go public', kamu bisa jadi investor mayoritas. Dijamin, kamu akan jadi jutawan besar! Percayalah! Aku ini guru besar di sekolah bisnis terkenal, aku ini ahlinya hal-hal beginian!" Dengan takjub, nelayan itu mendengarkan penuturan profesor yang penuh semangat itu. Ketika profesor selesai menjelaskan, sang nelayan bertanya, "Tapi Pak Profesor, apa yang bisa saya perbuat dengan uang sebanyak itu?" Ups! Anehnya sang profesor belum memikirkan konsep bisnisnya sejauh itu. Cepat-cepat dia mereka-reka apa yang seseorang bisa lakukan dengan uang sebanyak itu. "Kawan! Kalau kamu jadi jutawan, kamu bisa pensiun. Ya! Pensiun dini seumur hidup! Kamu bisa membeli villa mungil di desa pantai yang indah seperti ini, dan membeli sebuah perahu untuk berwisata laut pada pagi hari. Kamu bisa makan bersama keluargamu setiap hari, bersantai-santai tanpa khawatir apa pun. Kamu punya banyak waktu bersama anak-anakmu, dan setelah makan malam kamu bisa main gitar dengan teman-temanmu di warung. Yeaaa, dengan uang sebanyak itu, kamu bisa pensiun dan hidupmu jadi mudah! "Tapi, Pak Profesor, kan sekarang ini saya sudah bisa begitu.," lirih sang nelayan dengan lugunya. Kenapa kita percaya bahwa kita harus bekerja begitu keras dan menjadi kaya raya terlebih dahulu, baru kita bisa merasa berkecukupan? Apakah ada "tujuan yang lebih mulia" dari apa yang Anda lakoni saat ini? Apakah itu benar tujuan mulia atau sekadar dalih rasa takut untuk menjadi apa adanya? Untuk merasa berkecukupan, apa sekarang ini tidak bisa?

Be happy!

Illuminata ini disumbangkan oleh: HANDAKA VIJJANANDA di BANGKOK.

*************************************************************** Kegagalan dan Kesuksesan Adalah Konsekuensi Pikiran Banyaknya harta yang kita miliki tidak pernah membuat kita merasa cukup menjadi "kaya" dalam arti yang sesungguhnya. Mari kita luruskan pengertian kita mengenai orang "kaya". Orang yang "kaya" bukanlah orang yang memiliki harta benda banyak, tetapi orang yang dapat menikmati apa pun yang dimiliki tanpa merasa terikat pada kepemilikan barang-barang itu! orang itu sadar sepenuhnya bahwa dia datang ke dunia hanya dibekali satu nyawa (jiwa). Nah, dia harus merasa memiliki nyawa itu, dan harus merawat serta bertanggung jawab dalam kehidupannya. Dengan nyawa itu pulalah, seseorang harus hidup bahagia, di mana pun dia berada, dan dalam kondisi apa pun. Kunci kebahagiaan adalah bersyukur! Mensyukuri apa yang kita dapat itu penting. Termasuk hanya punya satu nyawa untuk bisa hidup di alam ini. Kebahagiaan itu bisa dibuat dengan tidak meminta apa pun kepada orang lain, tetapi berikan apa yang bisa diberikan kepada orang lain agar bahagia. Betapa sering kita memfokuskan diri pada apa yang kita inginkan sehingga membuat kita menjalani hidup dengan segala rasa kurang puas. Kita tidak pernah memfokuskan diri pada apa yang kita miliki dan memberdayakan seoptimal mungkin apa yang ada dan apa terjadi pada kita. Jika kita tetap berfokus pada keinginan, hidup pun terasa menjadi sengsara karena selalu merasa kurang puas dengan apa yang sudah dimiliki atau yang terjadi. Kita dapat mengubah perasaan itu dengan berfokus pada apa yang sudah kita miliki. Cobalah lihat keadaan di sekeliling, pikirkan yang dimiliki, dan syukurilah. Karena itu, Anda akan merasakan nikmatnya hidup ini dengan segala yang terjadi pada diri kita. Siap untuk menjalani segala peran yang disediakan alam untuk kita. Peran kocak membuat kita tertawa. Peran sedih membuat kita menangis. Peran bercinta membuat kita mabuk kepayang. Itulah dunia, tempat berperan untuk melakoni lokakarya kehidupan. Dan tugas kita harus bisa berjuang dengan peran yang sedang kita perankan sebaik-baiknya.

Tentunya boleh-boleh saja kita memiliki keinginan, tetapi kita perlu menyadari bahwa itulah akar perasaan tidak tenteram. Sang Buddha selalu mengingatkan hal itu dalam surat demikian: "Kesengsaraan yang sesungguhnya adalah hal yang melekat pada harta duniawi." Katakanlah kita sudah memiliki rumah, kendaraan, pekerjaan tetap, dan pasangan yang baik. Tetapi, Anda masih merasa kurang. Pikiran Anda dipenuhi berbagai target dan keinginan. Anda begitu terobsesi oleh rumah yang besar dan indah, mobil mewah, serta pekerjaan yang mendatangkan lebih banyak uang. Kita ingin ini dan itu. Bila tidak mendapatkannya, kita terus memikirkannya. Anehnya, walaupun sudah mendapatkannya, kita hanya menikmati kesenangan sesaat. Kita tetap tidak puas, dan kita ingin yang lebih lagi dan lagi. Dengan melihat apa yang menjadi problem kita, hendaknya itu cepat diselesaikan, jika dibiarkan terlalu lama, berlarut-larut, membuat kita jadi frustrasi, dan akhirnya depresi. Segera buat keputusan, dan jangan menjadi orang yang terlalu "ideal". Itu memang penyakit kita, apa yang ada di pikiran dan menjadi prinsip di batin harus dijalankan, dan kalau ada penentang atau hambatan kita hajar atau kabur. Itulah masalah yang kita timbulkan sendiri. Nah, sekarang kita harus sedikit pakai stategi "lentur sedikit" pakai ilmu bambu, batang bambu walaupun tinggi, ditiup angin sampai ujungnya mencapai tanah pun bambu itu, tidak patah, bahkan bisa melambai naik kembali. Batang bambu mampu mengikuti terpaan angin badai sekalipun. begitu juga kita, harus mampu mengikuti arus kehidupan tanpa menghakimi, nikmati saja seperti air mengalir, tidak lurus kaku, jika ada yg menghambat bisa membelok atau mencari jalan lain, tetapi tidak berhenti. Karena itu, air yang terhenti akan mengendap jadi kubangan lama-lama dipenuhi cacing dan jadi dangkal. Mengalir ibarat air itu penting. Hal tersebut dijabarkan dengan bekerja sebagaimana porsi dan posisi yang kita dapat dalam hidup ini. Ada pendapat yang mengatakan bahwa manusia sesungguhnya makhluk pemalas. Mereka mengharapkan ada kekuatan suci tertentu yang dapat menghapus dosa-dosanya, sekaligus membawa mereka ke tempat yang suci yang nyaman. Apakah itu benar dan masuk akal? Dalam agama apa pun kita ditegaskan bahwa Tuhan Yang Maha Esa menunjuk para orang terpilih, orang-orang suci, para nabi untuk menunjukkan jalan yang benar kepada umat manusia. Tetapi, manusia itu sendirilah yang harus berusaha. Nabi-nabi hanya memberi jalan dan arah menuju kebenaran, sedangkan keputusan ada di manusia itu sendiri yang memutuskan untuk jadi orang baik atau orang jahat.

Orang bijak sadar bahwa keberhasilan atau kegagalan hidupnya adalah konsekuensi perbuatan dan hasil pikiran-pikiran yang terbentuk. Manusia harus selalu mengintrospeksi diri, apakah pikiran dan perbuatan sesuai dengan hukum alam dan kehendak Yang Mahakuasa? Karena pahala dan dosa tidak bisa diwakilkan, dan harus ditanggung sendiri. Apakah bisa kita mungkiri bahwa hidup di dunia adalah medan perjuangan yang bergelimang penderitaan? Sebagian orang masih menyangkal karena mereka hidup dalam kondisi serbabaik dan menyenangkan. Karena itu kita melihat dengan mata hati, dunia ini sebagai surga atau sebagai neraka penderitaan. Hanya diri sendiri yang bisa menjawab karena mengalaminya. Pertanyaan yang menggoda yang muncul sebagai berikut. "Adakah dari kita yang suatu saat bisa menghindarkan diri dari ketuaan, penyakit, dan kematian?" Tentu saja jawabannya tidak. Karena itu, jalani hidup dengan bersyukur dengan menghargai pemberian Tuhan, yaitu nyawa (jiwa) yang bersemayam di dalam tubuh kita. From : Lianny Hendranata

*************************************************************** Kata Bijak Hari Ini. Ada orang yang mati dengan penuh kesabaran, tetapi ada juga orang-orang taat, yang hidup terus dengan sabar. (Agustinus) *************************************************************** Ketika kami tak cocok lagi Suami saya adalah seorang insinyur, saya mencintai sifatnya yang alami dan saya menyukai perasaan yang hangat yang muncul ketika saya bersender di bahunya yang bidang. Tiga tahun dalam masa kenalan dan bercumbu, sampai sekarang, dua tahun dalam masa pernikahan, harus saya akui, saya mulai merasa lelah dengan semua itu. Alasan saya mencintainya pada waktu dulu, telah berubah menjadi sesuatu yang melelahkan. Saya seorang wanita yang sentimentil dan benar-benar sensitif serta berperasaan halus. Saya

merindukan saat-saat romantis seperti seorang anak kecil yang menginginkan permen. Dan suami saya bertolak belakang dari saya, rasa sensitifnya kurang, dan ketidakmampuannya untuk menciptakan suasana yang romantis di dalam pernikahan kami telah mematahkan harapan saya tentang cinta. Suatu hari, akhirnya saya memutuskan untuk mengatakan keputusan saya kepadanya. Saya menginginkan perceraian. "Mengapa?" dia bertanya dengan terkejut. "Saya lelah. Terlalu banyak alasan yang ada di dunia ini," jawab saya. Dia terdiam dan termenung sepanjang malam dengan rokok yang tidak putus-putusnya. Kekecewaan saya semakin bertambah. Seorang pria yang bahkan tidak dapat mengekspresikan perasaannya, apalagi yang saya bisa harapkan darinya? Dan akhirnya dia bertanya, "Apa yang dapat saya lakukan untuk mengubah pikiranmu?" Seseorang berkata, mengubah kepribadian orang lain sangatlah sulit, dan itu benar. Saya pikir, saya mulai kehilangan kepercayaan bahwa saya bisa mengubah pribadinya. Saya menatap dalam-dalam matanya dan menjawab dengan pelan, "Saya punya pertanyaan untukmu. Jika kamu dapat menemukan jawabannya yang ada di dalam hati saya, mungkin saya akan mengubah pikiran. Seandainya, katakanlah saya menyukai setangkai bunga yang ada di tebing gunung, dan kita berdua tahu, jika kamu memanjat gunung itu, kamu akan mati. Apakah kamu akan melakukannya untuk saya?" Dia berkata, "Saya akan memberikan jawabannya besok." Hati saya langsung gundah mendengar responnya. Keesokan paginya, dia tidak ada di rumah, dan saya melihat selembar kertas dengan coretcoretan tangannya, di bawah sebuah gelas yang berisi susu hangat, yang bertuliskan: "Sayang, Saya tidak akan mengambil bunga itu untukmu. Tetapi izinkan saya untuk menjelaskan alasannya." Kalimat pertama ini menghancurkan hati saya. Saya mencoba untuk kuat melanjutkan membacanya kembali... "Kamu hanya bisa mengetik di komputer dan selalu mengacaukan program di PC-nya dan akhirnya menangis di depan monitor. Lalu saya harus

memberikan jari-jari saya untuk memperbaiki programnya. "Kamu selalu lupa membawa kunci rumah ketika kamu keluar rumah, dan saya harus memberikan kaki saya supaya bisa masuk mendobrak rumah, membukakan pintu untukmu. "Kamu suka jalan-jalan ke luar kota tetapi selalu nyasar di tempattempat baru yang kamu kunjungi: saya harus memberikan mata untuk mengarahkanmu. "Kamu selalu pegal-pegal pada waktu 'tamu' kamu datang setiap bulannya: saya harus memberikan tangan saya untuk memijat kakimu yang pegal. "Kamu senang diam di dalam rumah, dan saya kuatir kamu akan jadi 'aneh'. Lalu saya harus memberikan mulut saya untuk menceritakan lelucon dan cerita-cerita untuk menyembuhkan kebosananmu. "Kamu selalu menatap komputer dan itu tidak baik untuk kesehatan matamu. Saya harus menjaga mata saya sehingga ketika nanti kita tua, saya masih dapat menolong mengguntingkan kukumu dan mencabuti ubanmu. Saya akan memegang tanganmu, menelusuri pantai, menikmati sinar matahari dan pasir yang indah. Menceritakan warna-warna bunga kepadamu yang bersinar seperti wajah cantikmu.... "Juga sayangku, saya begitu yakin ada banyak orang yang mencintaimu lebih dari cara saya mencintaimu. Tapi saya tidak akan mengambil bunga itu lalu mati...." Air mata saya jatuh ke atas tulisannya dan membuat tintanya menjadi kabur dan saya membaca kembali... "Dan sekarang sayangku, kamu telah selesai membaca jawaban saya. Jika kamu puas dengan semua jawaban ini, tolong bukakan pintu rumah kita, saya sekarang sedang berdiri di sana dengan susu segar dan roti kesukaanmu...." Saya segera membuka pintu dan melihat wajahnya yang dulu sangat saya cintai. Dia begitu penasaran sambil tangannya memegang susu dan roti. Saya tidak kuat lagi dan langsung memeluknya dan rebah di bahunya yang bidang sambil menangis.... (SM) ***************************************************************

Suara yang didengar mayat Yang Akan Ikut Mayat Adalah Tiga: Keluarga, Hartanya dan Amalnya. Ada Dua Yang Kembali Dan Satu akan Tinggal Bersamanya; Keluarga Dan Hartanya Akan Kembali Sementara Amalnya Akan Tinggal Bersamanya. Maka ketika Roh Meninggalkan Jasad... Terdengarlah Suara Dari Langit Memekik, "Wahai engkau manusia..." Apakah Kau Yang Telah Meninggalkan Dunia, Atau Dunia Yang Meninggalkanmu Apakah Kau Yang Telah Menumpuk Harta Kekayaan, Atau Kekayaan Yang Telah Menumpukmu Apakah Kau Yang Telah Menumpuk Dunia, Atau Dunia Yang Telah Menumpukmu Apakah Kau Yang Telah Mengubur Dunia, Atau Dunia Yang Telah Menguburmu." Ketika Mayat Tergeletak Akan Dimandikan.... Terdengar Dari Langit Suara Memekik, "Wahai engkau manusia... Mana Badanmu Yang Dahulunya Kuat, Mengapa Kini Terkulai Lemah Mana Lisanmu Yang Dahulunya Fasih, Mengapa Kini Bungkam Tak Bersuara Mana Telingamu Yang Dahulunya Mendengar, Mengapa Kini Tuli Dari Seribu Bahasa Mana Sahabat-Sahabatmu Yang Dahulunya Setia, Mengapa Kini Raib Tak Bersuara" Ketika Mayat Siap Dikafan... Suara Dari Langit Terdengar Memekik, "Wahai engkau manusia... Berbahagialah Apabila Kau Bersahabat Dengan Ridha Celakalah Apabila Kau Bersahabat Dengan Murka Allah "Wahai Fulan Anak Si Fulan... Kini Kau Tengah Berada Dalam Sebuah Perjalanan Nun Jauh Tanpa Bekal Kau Telah Keluar Dari Rumahmu Dan Tidak Akan Kembali Selamanya Kini Kau Tengah Safar Pada Sebuah Tujuan Yang Penuh Pertanyaan."

Ketika Mayat Diusung... Terdengar Dari Langit Suara Memekik "Wahai engkau manusia... Berbahagialah Apabila Amalmu Adalah Kebajikan Berbahagialah Apabila Matimu Diawali Tobat Berbahagialah Apabila Hidupmu Penuh Dengan Taat. " Ketika Mayat Siap Dishalatkan .... Terdengar Dari Langit Suara Memekik, "Wahai engkau manusia... Setiap Pekerjaan Yang Kau Lakukan, Kelak Kau Lihat Hasilnya Di Akhirat, Apabila Baik, Maka Kau Akan Melihatnya Baik, Apabila Buruk, Kau Akan Melihatnya Buruk. " Ketika Mayat Dibaringkan Di Liang Lahat... Terdengar Suara Memekik Dari langit, "Wahai engkau manusia... Apa yang Telah Kau Siapkan Dari Rumahmu Yang Luas Di Dunia, Untuk Kehidupan Yang Penuh Gelap Gulita Di Sini, "Wahai engkau manusia... Dahulu Kau Tertawa, Kini Dalam Perutku Kau Menangis, Dahulu Kau Bergembira, Kini Dalam Perutku kau Berduka, Dahulu Kau Bertutur Kata, Kini Dalam Perutku Kau Bungkan Seribu Bahasa.

Ketika Semua Manusia Meninggalkannya Sendirian.... Allah Berkata Kepadanya, "Wahai Hamba-Ku..... Kini Kau Tinggal Seorang Diri, Tiada Teman Dan Tiada Kerabat, Di Sebuah Tempat Kecil, Sempit Dan Gelap.. Mereka Pergi Meninggalkanmu.. Seorang Diri.. Padahal, Karena Mereka Kau Pernah Langgar Perintahku Hari Ini,.... Akan Kutunjukan Kepadamu Kasih Sayang-Ku, Yang Akan Takjub Seisi Alam Aku Akan Menyayangimu Lebih Dari Kasih Sayang Seorang Ibu Pada Anaknya". Kepada Jiwa-Jiwa Yang Tenang Allah Berfirman, "Wahai Jiwa Yang Tenang, Kembalilah Kepada Tuhanmu,

Dengan Hati Yang Puas Lagi Diridhai-Nya, Maka Masuklah Ke Dalam kumpulan Hamba-Hamba-Ku, Dan Masuklah Ke Dalam Surga-Ku"

*************************************************************** Jika saya memegangnya selama 1 menit Pada saat memberikan kuliah tentang Manajemen Stress, Steven Covey mengangkat segelas air dan bertanya kepada para siswanya: "Seberapa berat menurut anda kira segelas air ini?" Para siswa menjawab mulai dari 200 gr sampai 500 gr. "Ini bukanlah masalah berat absolutnya, tapi tergantung berapa lama anda memegangnya." kata Covey.

"Jika saya memegangnya selama 1 menit, tidak ada masalah. Jika saya memegangnya selama 1 jam, lengan kanan saya akan sakit. Dan jika saya memegangnya selama 1 hari penuh, mungkin anda harus memanggilkan ambulans untuk saya. Beratnya sebenarnya sama, tapi semakin lama saya memegangnya, maka bebannya akan semakin berat." "Jika kita membawa beban kita terus menerus, lambat laun kita tidak akan mampu membawanya lagi. Beban itu akan meningkat beratnya." lanjut Covey. "Apa yang harus kita lakukan adalah meletakkan gelas tersebut, istirahat sejenak sebelum mengangkatnya lagi". Kita harus meninggalkan beban kita secara periodik, agar kita dapat lebih segar dan mampu membawanya lagi. Jadi sebelum pulang ke rumah dari pekerjaan sore ini, tinggalkan beban pekerjaan. Jangan bawa pulang. Beban itu dapat diambil lagi besok. Apapun beban yang ada di pundak anda hari ini, coba tinggalkan sejenak jika bisa. Setelah beristirahat nanti dapat diambil lagi...... Hidup ini singkat, jadi cobalah menikmatinya dan memanfaatkannya. Hal terindah dan terbaik di dunia ini tak dapat dilihat, atau disentuh, tapi dapat dirasakan jauh di relung hati kita. *************************************************************** Tahukah Anda Hembusan angin normal namun cukup kuat yang pernah tercatat

adalah di puncak gunung Washington, New Hampshire, sekitar 372 Km/perjam, Sedangkan ketika badai Tornado bisa mencapai 513 Km/perjam. Tapi itu belum apa-apa, di planet Neptunus, kecepatan angin rata-rata bisa mencapai 1.448 Km/perjam. *************************************************************** Kata Bijak Hari Ini. Dunia adalah komedi bagi mereka yang melakukannya, atau tragedi bagi mereka yang merasakannya. (Horace Walpole) ***************************************************************

Kenapa Kamu Harus Hidup? Aku mempunyai seorang teman, sebut saja namanya Roy. Yah.meskipun dia tidak terlalu tampan & bukan anak orang kaya.., tapi dia adalah seorang teman yang baik, ramah, dan suka menolong. Dia selalu mengutamakan temannya bahkan lebih daripada kepentingan dirinya sendiri. Dia adalah orang yang selalu tersenyum dan tertawa, meski di dalam hatinya aku tahu, ada kesedihan yang dalam, karena di keluarganya dia selalu jadi bahan makian orang tuanya, orang tuanya selalu mengatakan bahwa dia adalah anak yang bodoh, anak yang tidak berguna. Di rumah dia menjadi seorang pemberontak sedang di sekolah dia berubah menjadi orang yang sangat bahagia, selalu tertawa dan 'agak berlebihan' dalam mencari perhatian teman-temannya. Aku mengerti dia melakukannya karena untuk menutupi kesedihannya sewaktu di rumah. Suatu saat, akhirnya dia memiliki seorang pacar, pacar yang cantik, baik, & pintar. Roy sangat mencintainya.. Meski demikian, dia tidak pernah melupakannya teman-temannya seperti kebanyakan orang yang lupa akan temannya pada saat dia menemukan cintanya Kami masih sering berbicara, dia menceritakan berbagai hal ttg pacarnya itu, Dia bercerita bahwa masa pacaran adalah saat yang paling indah yang pernah dia rasakan dalam hidupnya. Namun setelah 2 bulan berlalu, dia putus dengan pacarnya itu, karena pacarnya merasa banyak ketidakcocokan dengannya. Seringkali mereka bertengkar karena hal yang sepele,Roy lebih sering diatur-atur tentang ini itu oleh pacarnya. tetapi karena Roy merasa dirinya adalah seorang pria yang keras juga, Roy

tidak mau diatur siapapun, dia seringkali membantah dan marah... Karena demikian pacarnya memutuskan hubungannya, karena pacarnya sudah tidak bisa lagi memahami Roy. Roy pun menyesali atas kelakuannya pada pacarnya dan meminta pacarnya agar dapat kembali bersamanya. Tetapi keputusan pacarnya sudah bulat. . Roy pun menceritakan semuanya padaku di telepon, dia berkata, dia tidak bisa hidup lagi tanpa pacarnya yang bisa menolongnya, menghiburnya, yang selalu ada di sisinya. Dia mengatakan sudah tidak tahan lagi atas segala masalah yang terjadi, baik itu masalah dengan pacarnya ataupun masalah dengan keluarganya, dia berulang kali mengatakan ingin bunuh diri, dia mengatakan ingin minum racun tikus atau minum pembasmi serangga dan macam-macam. Aku lalu melarangnya dan berteriak "Jangan!! Jangan bicara seperti itu, kau tahu hidupmu sangat berharga," Lalu terdengar tawa kecil yang dipaksakan dan bernada dingin terdengar di ujung sana, "Yaaa.. Ya... kamu benar." Lalu kami mematikan telepon, tapi setelah kami berjanji akan langsung tidur. Namun aku sama sekali tidak merasa mengantuk. Aku begitu khawatir dan merasa akulah satu-satunya harapan Roy. Ia sudah berulang kali mengatakan padaku bahwa sulit baginya membuka diri kepada siapapun selain kepadaku. Bagaimana mungkin ada orang yang tak ingin hidup? Aku bahkan bisa membuat daftar alasan mengapa aku bahagia bisa bangun setiap pagi. Dengan panik aku memutar otak mencari cara meyakinkan Roy tentang hal ini. Lalu seolah-olah bola lampu di kepalaku menyala. Aku mengambil selembar kertas notes dan memberinya judul, "Mengapa Roy harus Hidup", di bawahnya aku memulai mendaftarkan semua alasan yang terpikir olehku tentang mengapa seseorang harus tetap hidup. Awalnya hanya dimulai dengan beberapa berubah menjadi duapuluh, lalu tigapuluh, lalu empat puluh tujuh. Hingga tengah malam, aku telah menuliskan tujuh puluh tujuh alasan mengapa Roy harus hidup. Sepuluh yang terakhir adalah sebagai berikut : 67) Di kuburan tidak ada tempat bermain video game. 68) Tuhan mencintaimu. 69) Tanah sedalam 2 meter sangat tidak nyaman dibanding kasurmu. 70) Di kuburan tidak ada restoran Steak yang enak. 71) Pelajaran Kalkulus akan sangat membosankan karena tidak ada kamu. 72) Kau belum memenuhi janjimu yaitu mentraktir Pizza. 73) Kau takkan suka bergaul dengan setan selamanya. 74) Katamu kau ingin mengajakku jalan-jalan ke Amerika.

75) Kau kan belum pernah mengendarai mobil BMW yang selalu kauidamkan. 76) Kau tidak bisa melihat lagi indahnya matahari saat terbenam di pantai. 77) Kau tidak pernah boleh menyesali siapa dirimu, kau hanya boleh menyesali apa dirimu sekarang. Yakin aku telah berusaha sebaik mungkin, aku naik ke ranjang untuk menunggu pelaksanaan tugas esok hari; menyelamatkan Roy. Aku menunggunya di pintu ruang kelas, lalu aku serahkan daftar itu saat ia berjalan masuk. Aku memperhatikan dari sisi lain kelas saat ia membaca lembaran penuh bekas lipatan di pangkuannya. Aku menunggu, tapi ia tidak mengangkat mukanya selama satu jam pelajaran. Setelah pelajaran selesai, aku mendekatinya, khawatir, tapi sebelum aku sempat berkata-kata, kedua lengannya sudah memelukku erat. Sesaat aku membalas pelukannya, airmata nyaris membutakanku. Ia melepaskanku dan dengan tatapan lembut ke mataku, ia berjalan keluar kelas. Ia tak perlu mengucapkan terimakasih, wajahnya sudah mengatakan semuanya.Seminggu kemudian, Roy pindah ke sekolahan lain supaya bisa tinggal dengan neneknya. Selama berminggu-minggu aku tak mendengar apa-apa, sampai suatu malam, telepon berdering, aku mengangkatnya dan aku mendengar suara yang kukenal sebelumnya. Ia menceritakan bagaimana ia mendapat teman-teman baru di sekolahnya dan ia mendapatkan nilai-nilainya jauh lebih baik, dan ia masuk tim sepakbola di sekolahnya. Lalu dia berkata, "Tapi kau tahu apa yang paling hebat?" aku merasakan kebahagiaan sejati dalam suaranya. "Aku tidak menyesali siapa diriku, juga apa diriku yang sekarang." Aku hanya bisa mengucapkan syukur, akhirnya dia mengerti.. Mengerti siapa dirinya yang sebenarnya.. Untuk apa dia hidup.. Roy sangatlah beruntung, tidak semua orang seberuntung itu pada saat dirinya putus asa, ingin melukai diri sendiri, bahkan ingin bunuh diri karena tidak tahan akan cobaan hidup...Tetapi ingatlah, kamu tidak sendirian dalam hidup ini, masih ada teman-temanmu atau keluargamu yang memperhatikanmu, membutuhkanmu, mencintaimu, dan merasa sangat kehilangan jika kamu mati. Janganlah kau lupakan mereka... :)

Dari : Temanmu yang sangat mencintaimu :) Sumber: Unknown (Tidak Diketahui)

Lv, Puspa

*************************************************************** Tahukah Anda Jika dirata-ratakan, dalam satu detik diseluruh dunia ada 100 kali loncatan petir, dan hanya 1 yang menghantam bumi. Dalam semenit ada 6000 loncatan petir yang pada umumnya bergerak dari satu mendung ke mendung yang lain. ***************************************************************

Belajar dari Socrates Kedukaan bisa datang dari ucapan yang tidak direncanakan, atau telinga yang lupa menutup diri. Aku sering mengalami ini. Berbincang dengan rekan-rekan, saling melempar canda, lalu, dari saling cerita itu, "gosip" bisa diam-diam menyelinap. Dan luka datang tanpa dipanggil. "Eh, tahu nggak , Biru, aku mendengar sesuatu tentang Pipit. dia ternyata tidak sebersih yang kita kira...." atau, "Kayaknya, dia tidak seikhlas itu deh, dulu dia pernah..." Lama-lama aku sadari, selinapan "gosip" ini menjadi beban yang luar biasa. Syak-wasangka, purbaduga, benci, bisa datang dengan begitu indahnya, yang bahkan tanpa membutuhkan --mengikuti prinsip jurnalisme-- verifikasi. "Gosip" diterima menjadi sebuah kebenaran baru, sebagai kejutan yang menggairahkan dalam memandang seseorang. Dan anehnya, entah kenapa, kadang benci bisa jadi begitu mengasyikkan. bermain dalam ketidakjelasan, menduga-kira, memanjangkan khayal dari secuil info, menebak keseluruhan hidup teman dari puzzle sas-sus, lalu "merasa" tahu tentang sesuatu yang dia sembunyikan, hmm... bisa memancing rasa bangga. Betapa aneh, karena

kadang rasa bangga itu bertaut dengan kedukaan ketika menyadari bahwa "diriku" ternyata masih bisa dibohongi. Tapi, darimana muncul "rasa dibohongi" itu? Darimana lahir kedukaan karena menyadari sahabat tidak seideal yang aku bayangkan? Ya, dari cerita-cerita yang seharusnya tidak aku dengar. Cerita-kabar yang memang tidak menjadi milikku. Karena itu, ketika tadi pagi, seorang teman dengan tergopoh-gopoh membuyarkan mimpiku, hanya karena ingin berbagi kabar tentang Non, aku marah. Aku menolak kehadirannya. Aku tidak mau dengar sesuatu yang bukan menjadi hakku. Tapi dia memaksa, "Ini demi masa depan kamu. Kamu harus dengar kabar ini, penting banget..." Sempat sedikit ragu menguasai benakku. Ada apa dengan Non? Adakah sesuatu tentangnya yang tidak aku ketahui? Tapi, lintasan ragu itu segera kuhapus. Aku tepuk bahu sobatku, yang mungkin bermaksud baik. Lalu, sambil duduk, aku sorongkan rokok. "Merokoklah," kataku. "Sebelum kamu ngomongin Non, biarlah aku yang bercerita dulu. Jika sesudah ceritaku ini kamu masih tetap mau ngomongin Non, aku akan mencoba mendengar." Temanku itu setuju. Aku pun bercerita tentang Socrates. ****** Suatu pagi, seorang pria mendatangi Sokrates, dan dia berkata, "Tahukah Anda apa yang baru saja saya dengar mengenai salah seorang teman Anda?" "Tunggu sebentar," jawab socrates. "Sebelum memberitahukan saya sesuatu, saya ingin Anda melewati sebuah ujian kecil. ujian tersebut dinamakan saringan tiga kali." "Saringan tiga kali?" tanya pria tersebut. "Betul," lanjut Socrates. "Sebelum Anda mengatakan kepada saya mengenai teman saya, mungkin merupakan hal yang bagus bagi kita untuk menyediakan waktu sejenak dan menyaring apa yang akan Anda katakan. Itulah kenapa saya sebut sebagai saringan tiga kali. "Saringan yang pertama adalah `kebenaran`. Sudah pastikah bahwa apa yang anda akan katakan kepada saya adalah kepastian kebenaran?" "Tidak," kata pria tersebut, "Sesungguhnya saya baru saja

mendengarnya dan ingin memberitahukannya kepada Anda". "Baiklah," kata Socrates. "Jadi Anda sungguh tidak tahu apakah hal itu benar atau tidak. Hmm... sekarang mari kita coba saringan kedua yaitu `kebaikan`. Apakah yang akan Anda katakan kepada saya mengenai teman saya adalah sesuatu yang baik?" "Tidak, sebaliknya, mengenai hal yang buruk". "Jadi," lanjut Socrates, "Anda ingin mengatakan kepada saya sesuatu yang buruk mengenai dia, tetapi Anda tidak yakin kalau itu benar. hmmm... Baiklah Anda mungkin masih bisa lulus ujian selanjutnya, yaitu `kegunaan`. Apakah yang Anda ingin beritahukan kepada saya tentang teman saya tersebut akan berguna buat saya?" "Tidak, sungguh tidak," jawab pria tersebut. "Kalau begitu," simpul Socrates, "Jika apa yang Anda ingin beritahukan kepada saya... tidak benar, tidak juga baik, bahkan tidak berguna untuk saya, kenapa ingin menceritakan kepada saya?" ****** "Bagaimana?" tanyaku pada si teman, "Ada berita apa tentang Non?" "Ahh, nggak ada apa-apa. thanks ya, rokok kamu enak," katanya, dan pergi setelah menepuk pundakku. by Elang-Bara *************************************************************** Tahukah Anda Jika seorang astronot ditanya umur sekembali dari misi luar angkasa, bisa jadi ia harus berpikir dua kali. Kenapa? Ini karena setiap kali seorang astronot pergi ke luar angkasa, umurnya bertambah lebih lambat jika dibandingkan dengan umur mereka yang tinggal di Bumi. Jadi sekembali astronot ke bumi, bisa dibilang mereka awet muda jika dibanding orang yang sebaya (majalah angkasa) *************************************************************** Kata Bijak Hari Ini. Apa pun yang layak dikerjakan, kerjakanlah dengan sebaik-baiknya.

(Philip Dormer Stanhope Chesterfield)

***************************************************************

Manusia Mencari Bahagia, Keserakahan adalah Penderitaan Setiap orang menginginkan hidup bahagia. Setiap orang tidak menginginkan hidup menderita. Selama hidup di dunia ini manusia ingin bahagia, dan sesudah kematian pun ingin hidup bahagia. Kadang manusia rela hidup menderita, dengan harapan dapat hidup bahagia di surga. Tetapi apakah kebahagiaan itu? Kebahagiaan, seperti halnya kebenaran, keadilan, keindahan, kebaikan, adalah nilai kualitas. Kebahagiaan dan kebaikan itu hanya terasakan adanya. Manusia merasakan kebaikan dan kebahagiaan orang lain. Manusia tidak menyadari kebaikan dan kebahagiaannya sendiri. Manusia selalu merasa kurang baik dan kurang bahagia meskipun orang lain mengatakannya sebagai baik dan bahagia. Sebagaimana kata sifat yang lain, bahagia berada di luar pengalaman manusia. Bahagia itu terlalu besar dan terlalu luas bagi manusia. Bahagia itu berada di luar manusia, tak terbatas. Karena tak terbatas, maka kehadirannya pada manusia juga hanya bagian-bagiannya saja. Keindahan dan kebaikan juga demikian. Selama hidup di dunia ini manusia tidak mungkin mengalami dan memahami kebahagiaan, keindahan, kebaikan, kebenaran, keadilan, yang absolut dan sebenar-benarnya itu. Kebahagiaan adalah kualitas yang begitu akbar. Inilah sebabnya orang tidak pernah sepakat tentang suatu rumusan apa yang disebut bahagia. Rumusan tentang suatu kualitas keberadaan selalu merupakan reduksi atau pemiskinan kualitas itu sendiri. Itu semua karena kebahagiaan itu hanya hadir sepotong-sepotong pada manusia. Manusia itu terbatas oleh kodratnya, dan dengan demikian tak mungkin memasuki kualitas yang tidak terbatas itu. Tidak mengherankan apabila manusia cenderung mempunyai agama. Agama-agama menjanjikan hidup bahagia setelah kematian. Kebahagiaan itu kebahagiaan absolut karena akan bersama Tuhan yang Kebahagiaan, Kebaikan, Keadilan, Keindahan, Kebenaran itu sendiri. Semua tanpa batas. Kita pun tak berani membayangkannya.

Kita hanya dapat percaya. Hanya saja agama-agama tidak menjanjikan hidup di dunia ini selalu bahagia. Pepatah rakyat Yugoslavia mengatakan bahwa Tuhan tidak mencintai manusia yang selalu hidup "bahagia". Atau pepatah China: kalau tidak ada penderitaan, tak mungkin Sang Budha ada. Penderitaan di dunia, ketidakbahagiaan di dunia, menjadi salah satu syarat menemukan Kebahagiaan Abadi. Dunia ini samudra air mata, begitu sabda Sang Budha. Berbahagialah hai kamu yang sekarang ini menangis, karena kamu akan tertawa. Jadi, untuk tidak bahagiakah manusia hidup? Dan mengapa manusia mengejar apa yang disebut bahagia? Bahagia macam manakah yang ada dalam hidup ini? Apakah hidup bahagia itu sama dengan hidup bersenang-senang? Apakah penderitaan itu juga dapat bahagia? Ternyata kebahagiaan tidak ada hubungannya dengan kekayaan dan kemiskinan. Kebahagiaan adalah sejenis sikap, suatu cara berpikir dan cara mengada. Kebahagiaan tidak ditentukan oleh hal-hal di luar diri manusia. Kebahagiaan itu ada dalam diri tiap manusia itu sendiri, tinggal memilih apakah saya akan hidup bahagia atau tidak. Tidak ada bahagia tanpa cinta. Tentu saja berbeda antara cinta dan "cinta". Cinta itu sendiri adalah kualitas, begitu besar dan tanpa batas yang jelas. Tetapi tiap manusia merasakan getaran hadirnya Cinta itu. Celakalah manusia yang hatinya tidak tergetar, nuraninya mati, ketika matanya tidak melihat Cinta, ketika telinganya tidak mendengar lagi Cinta. Hiduplah dalam Cinta seperti engkau lihat Cinta itu hadir di sekitarmu. Tidak ada bahagia tanpa kebenaran dan kebaikan. Kebenaran dan kebaikan juga kualitas yang dapat jadi masalah kalau dirumuskan secara rasional. Yang benar dan yang baik hanya ada di kepala tiap orang. Suatu perbuatan bisa tidak baik dan tidak benar bagi seseorang, tetapi bisa benar dan baik bagi yang lain. Namun sebagaimana kebahagiaan, kebenaran dan kebaikan adalah kehadiran lewat perbuatan. Bahagialah manusia yang matanya mampu melihat kebaikan dan kebenaran, telinganya mampu mendengar kebaikan dan kebenaran, dan hati nuraninya tergetar oleh apa yang dilihat dan didengarnya. Hiduplah dalam kebaikan dan kebenaran, karena dosa adalah sumber kedukaan. Celakalah mereka yang mati hati nuraninya terhadap kebaikan

dan kebenaran, karena kedukaan mereka akan abadi. Tidak ada kebahagiaan tanpa kegembiraan dan suka cita. Suka cita itu juga kualitas. Bobotnya bisa berbeda-beda. Suka cita sejati adalah kebohongan, penuh permainan, tanpa beban, gratis terberi, dan mencukupi diri sendiri. Humor dan ketawa itu mahal harganya. Sebuah suka cita sanggup melenyapkan seribu duka, begitu pepatah China. Manusia harus berlatih diri untuk dapat menguasai sikap suka cita ini. Suka cita adalah sikap penuh harapan, optimistik, tanpa beban meskipun berbeban, santai penuh permainan. Dalam permainan, kalah dan menang, berhasil dan kegagalan, hanyalah masalah waktu. Untuk itu diperlukan kesabaran, menerima apa yang memang tak terelakkan, karena manusia memang memiliki batas. Tidak ada bahagia tanpa merasa puas atas kecukupannya. Manusia yang tidak pernah merasa puas dan tidak merasa cukup adalah penderitaan. Ibaratnya ular yang mau menelan gajah. Di sini kemiskinan menjamin kebahagiaan. Manusia yang tidak pernah merasa cukup, manusia serakah, tidak akan puas kalaupun harta seluruh dunia menjadi miliknya; kalaupun seluruh umat manusia di bawah perintahnya. Orang begini, surga pun dicelanya. Kritiknya tiada habis karena orang begini tidak mengenal kesempurnaan dan kesederhanaan. Tidak ada bahagia tanpa kedamaian dan ketenteraman. Ini juga kualitas, kehadirannya hanya bisa diselami, dirasakan, oleh yang mengalaminya. Hati yang damai menikmati semua yang datang padanya, juga penderitaan. Mereka yang menolak sakit, menolak kematian, menolak kekurangan, menolak kegagalan, adalah penderitaan. Itulah beberapa rumusan rasional tentang hidup bahagia. Jelas ini tidak memadai. Mereka yang bahagia tentu akan merasakan bahwa banyak aspek bahagia tidak disebabkan di sini. Bahagia itu tidak dapat dirumuskan, tidak dapat dikatakan. Ia ada, hadir, tanpa terasa, tetapi memang ada dan terasa bagi orang lain. Mereka yang bahagia tidak akan merasakan berlalunya waktu. Mereka yang bahagia terjebak dalam kekinian, yakni keabadian. Waktu manusia tidak cukup untuk menampung apa yang disebut manusia bahagia. Mereka yang bahagia, cerdas dalam nurani, dalam spiritualitas. Spiritualitas berarti berkaitan dengan keseluruhan yang lebih luas, lebih dalam, dan lebih kaya, sehingga keterbatasan manusia diletakkan dalam cakrawala baru. Bahagia adalah kreatif, bukan konsumtif. Produktif, bukan mandul. Kemandegan adalah ketidakbahagiaan.* Oleh : Jakob Soemardjo, Sastrawan/Budayawan.

*************************************************************** Tahukah Anda Boleh percaya atau tidak sebenarnya antartika yang dipenuhi es sama kering-kerontangnya dengan gurun sahara, tidak ada air, bahkan di antartika memiliki hujan salju yang sangat jarang dalam setahunnya. *************************************************************** Kata Bijak Hari Ini. Kebenaran adalah tujuan filsafat, tetapi bukan tujuan para filsuf. (John Churton Collins) ***************************************************************

Cinta Laki-laki Biasa MENJELANG hari H, Nania masih saja sulit mengungkapkan alasan kenapa dia mau menikah dengan lelaki itu. Baru setelah menengok ke belakang, hari-hari yang dilalui, gadis cantik itu sadar, keheranan yang terjadi bukan semata miliknya, melainkan menjadi milik banyak orang; Papa dan Mama, kakak-kakak, tetangga, dan teman-teman Nania. Mereka ternyata sama herannya. "Kenapa?" tanya mereka di hari Nania mengantarkan surat undangan. Saat itu teman-teman baik Nania sedang duduk di kantin menikmati hari-hari sidang yang baru saja berlalu. Suasana sore di kampus sepi. Berpasang-pasang mata tertuju pada gadis itu. Tiba-tiba saja pipi Nania bersemu merah, lalu matanya berpijar bagaikan lampu neon limabelas watt. Hatinya sibuk merangkai kata-kata yang barangkali beterbangan di otak melebihi kapasitas. Mulut Nania terbuka. Semua menunggu. Tapi tak ada apapun yang keluar dari sana. Ia hanya menarik nafas, mencoba bicara dan? menyadari, dia tak punya kata-kata! Dulu gadis berwajah indo itu mengira punya banyak jawaban, alasan detil dan spesifik, kenapa bersedia menikah dengan laki-laki itu. Tapi kejadian di kampus

adalah kali kedua Nania yang pintar berbicara mendadak gagap. Yang pertama terjadi tiga bulan lalu saat Nania menyampaikan keinginan Rafli untuk melamarnya. Arisan keluarga Nania dianggap momen yang tepat karena semua berkumpul, bahkan hingga generasi ketiga, sebab kakak-kakaknya yang sudah berkeluarga membawa serta buntut mereka. "Kamu pasti bercanda!" Nania kaget. Tapi melihat senyum yang tersungging di wajah kakak tertua, disusul senyum serupa dari kakak nomor dua, tiga, dan terakhir dari Papa dan Mama membuat Nania menyimpulkan: mereka serius ketika mengira Nania bercanda. Suasana sekonyong-konyong hening. Bahkan keponakan-keponakan Nania yang balita melongo dengan gigi-gigi mereka yang ompong. Semua menatap Nania! "Nania serius!" tegasnya sambil menebak-nebak, apa lucunya jika Rafli memang melamarnya. "Tidak ada yang lucu," suara Papa tegas, "Papa hanya tidak mengira Rafli berani melamar anak Papa yang paling cantik!" Nania tersenyum. Sedikit lega karena kalimat Papa barusan adalah pertanda baik. Perkiraan Nania tidak sepenuhnya benar sebab setelah itu berpasang-pasang mata kembali menghujaninya, seperti tatapan mata penuh selidik seisi ruang pengadilan pada tertuduh yang duduk layaknya pesakitan. "Tapi Nania tidak serius dengan Rafli, kan?" Mama mengambil inisiatif bicara, masih seperti biasa dengan nada penuh wibawa, "maksud Mama siapa saja boleh datang melamar siapapun, tapi jawabannya tidak harus iya, toh?" Nania terkesima. "Kenapa?" Sebab kamu gadis Papa yang paling cantik. Sebab kamu paling berprestasi dibandingkan kami. Mulai dari ajang busana, sampai lomba beladiri. Kamu juga juara debat bahasa Inggris, juara baca puisi seprovinsi. Suaramu bagus! Sebab masa depanmu cerah. Sebentar lagi kamu meraih gelar insinyur. Bakatmu yang lain pun luar biasa. Nania sayang, kamu bisa mendapatkan laki-laki manapun yang kamu mau! Nania memandangi mereka, orang-orang yang amat dia kasihi, Papa, kakak-kakak,

dan terakhir Mama. Takjub dengan rentetan panjang uraian mereka atau satu kata 'kenapa' yang barusan Nania lontarkan. "Nania Cuma mau Rafli," sahutnya pendek dengan airmata mengambang di kelopak. Hari itu dia tahu, keluarganya bukan sekadar tidak suka, melainkan sangat tidak menyukai Rafli. Ketidaksukaan yang mencapai stadium empat. Parah. "Tapi kenapa?" Sebab Rafli cuma laki-laki biasa, dari keluarga biasa, dengan pendidikan biasa, berpenampilan biasa, dengan pekerjaan dan gaji yang amat sangat biasa. Bergantian tiga saudara tua Nania mencoba membuka matanya. "Tak ada yang bisa dilihat pada dia, Nania!" Cukup! Nania menjadi marah. Tidak pada tempatnya ukuran-ukuran duniawi menjadi parameter kebaikan seseorang menjadi manusia. Di mana iman, di mana tawakkal hingga begitu mudah menentukan masa depan seseorang dengan melihat pencapaiannya hari ini? Sayangnya Nania lagi-lagi gagal membuka mulut dan membela Rafli. Barangkali karena Nania memang tidak tahu bagaimana harus membelanya. Gadis itu tak punya fakta dan data konkret yang bisa membuat Rafli tampak 'luar biasa'. Nania Cuma punya idealisme berdasarkan perasaan yang telah menuntun Nania menapaki hidup hingga umur duapuluh tiga. Dan nalurinya menerima Rafli. Di sampingnya Nania bahagia. Mereka akhirnya menikah. *** Setahun pernikahan. Orang-orang masih sering menanyakan hal itu, masih sering berbisik-bisik di belakang Nania, apa sebenarnya yang dia lihat dari Rafli. Jeleknya, Nania masih belum mampu juga menjelaskan kelebihan-kelebihan Rafli agar tampak di mata mereka. Nania hanya merasakan cinta begitu besar dari Rafli, begitu besar hingga Nania bisa merasakannya hanya dari sentuhan tangan, tatapan mata, atau cara dia meladeni Nania. Hal-hal sederhana yang membuat perempuan itu sangat bahagia.

"Tidak ada lelaki yang bisa mencintai sebesar cinta Rafli pada Nania." Nada suara Nania tegas, mantap, tanpa keraguan. Ketiga saudara Nania hanya memandang lekat, mata mereka terlihat tak percaya. "Nia, siapapun akan mudah mencintai gadis secantikmu!" "Kamu adik kami yang tak hanya cantik, tapi juga pintar!" "Betul. Kamu adik kami yang cantik, pintar, dan punya kehidupan sukses!" Nania merasa lidahnya kelu. Hatinya siap memprotes. Dan kali ini dilakukannya sungguh-sungguh. Mereka tak boleh meremehkan Rafli. Beberapa lama keempat adik dan kakak itu beradu argumen. Tapi Rafli juga tidak jelek, Kak! Betul. Tapi dia juga tidak ganteng kan? Rafli juga pintar! Tidak sepintarmu, Nania. Rafli juga sukses, pekerjaannya lumayan. Hanya lumayan, Nania. Bukan sukses. Tidak sepertimu. Seolah tak ada apapun yang bisa meyakinkan kakak-kakaknya, bahwa adik mereka beruntung mendapatkan suami seperti Rafli. Lagi-lagi percuma. "Lihat hidupmu, Nania. Lalu lihat Rafli! Kamu sukses, mapan, kamu bahkan tidak perlu lelaki untuk menghidupimu." Teganya kakak-kakak Nania mengatakan itu semua. Padahal adik mereka sudah menikah dan sebentar lagi punya anak. Ketika lima tahun pernikahan berlalu, ocehan itu tak juga berhenti. Padahal Nania dan Rafli sudah memiliki dua orang anak, satu lelaki dan satu perempuan. Keduanya menggemaskan. Rafli bekerja lebih rajin setelah mereka memiliki anak-anak. Padahal itu tidak perlu sebab gaji Nania lebih dari cukup untuk hidup senang.

"Tak apa," kata lelaki itu, ketika Nania memintanya untuk tidak terlalu memforsir diri. "Gaji Nania cukup, maksud Nania jika digabungkan dengan gaji Abang." Nania tak bermaksud menyinggung hati lelaki itu. Tapi dia tak perlu khawatir sebab suaminya yang berjiwa besar selalu bisa menangkap hanya maksud baik. "Sebaiknya Nania tabungkan saja, untuk jaga-jaga. Ya?" Lalu dia mengelus pipi Nania dan mendaratkan kecupan lembut. Saat itu sesuatu seperti kejutan listrik menyentakkan otak dan membuat pikiran Nania cerah. Inilah hidup yang diimpikan banyak orang. Bahagia! Pertanyaan kenapa dia menikahi laki-laki biasa, dari keluarga biasa, dengan pendidikan biasa, berpenampilan biasa, dengan pekerjaan dan gaji yang amat sangat biasa, tak lagi mengusik perasaan Nania. Sebab ketika bahagia, alasan-alasan menjadi tidak penting. Menginjak tahun ketujuh pernikahan, posisi Nania di kantor semakin gemilang, uang mengalir begitu mudah, rumah Nania besar, anak-anak pintar dan lucu, dan Nania memiliki suami terbaik di dunia. Hidup perempuan itu berada di puncak! Bisik-bisik masih terdengar, setiap Nania dan Rafli melintas dan bergandengan mesra. Bisik orang-orang di kantor, bisik tetangga kanan dan kiri, bisik saudara-saudara Nania, bisik Papa dan Mama. Sungguh beruntung suaminya. Istrinya cantik. Cantik ya? dan kaya! Tak imbang! Dulu bisik-bisik itu membuatnya frustrasi. Sekarang pun masih, tapi Nania belajar untuk bersikap cuek tidak peduli. Toh dia hidup dengan perasaan bahagia yang kian membukit dari hari ke hari. Tahun kesepuluh pernikahan, hidup Nania masih belum bergeser dari puncak. Anak-anak semakin besar. Nania mengandung yang ketiga. Selama kurun waktu itu, tak sekalipun Rafli melukai hati Nania, atau membuat Nania menangis. ***

Bayi yang dikandung Nania tidak juga mau keluar. Sudah lewat dua minggu dari waktunya. "Plasenta kamu sudah berbintik-bintik. Sudah tua, Nania. Harus segera dikeluarkan!" Mula-mula dokter kandungan langganan Nania memasukkan sejenis obat ke dalam rahim Nania. Obat itu akan menimbulkan kontraksi hebat hingga perempuan itu merasakan sakit yang teramat sangat. Jika semuanya normal, hanya dalam hitungan jam, mereka akan segera melihat si kecil. Rafli tidak beranjak dari sisi tempat tidur Nania di rumah sakit. Hanya waktu-waktu shalat lelaki itu meninggalkannya sebentar ke kamar mandi, dan menunaikan shalat di sisi tempat tidur. Sementara kakak-kakak serta orangtua Nania belum satu pun yang datang. Anehnya, meski obat kedua sudah dimasukkan, delapan jam setelah obat pertama, Nania tak menunjukkan tanda-tanda akan melahirkan. Rasa sakit dan melilit sudah dirasakan Nania per lima menit, lalu tiga menit. Tapi pembukaan berjalan lambat sekali. "Baru pembukaan satu." "Belum ada perubahan, Bu." "Sudah bertambah sedikit," kata seorang suster empat jam kemudian menyemaikan harapan. "Sekarang pembukaan satu lebih sedikit." Nania dan Rafli berpandangan. Mereka sepakat suster terakhir yang memeriksa memiliki sense of humor yang tinggi. Tigapuluh jam berlalu. Nania baru pembukaan dua. Ketika pembukaan pecah, didahului keluarnya darah, mereka terlonjak bahagia sebab dulu-dulu kelahiran akan mengikuti setelah ketuban pecah. Perkiraan mereka meleset. "Masih pembukaan dua, Pak!" Rafli tercengang. Cemas. Nania tak bisa menghibur karena rasa sakit yang sudah tak sanggup lagi ditanggungnya. Kondisi perempuan itu makin payah. Sejak pagi tak sesuap nasi pun bisa ditelannya. "Bang?"

Rafli termangu. Iba hatinya melihat sang istri memperjuangkan dua kehidupan. "Dokter?" "Kita operasi, Nia. Bayinya mungkin terlilit tali pusar." Mungkin? Rafli dan Nania berpandangan. Kenapa tidak dari tadi kalau begitu? Bagaimana jika terlambat? Mereka berpandangan, Nania berusaha mengusir kekhawatiran. Ia senang karena Rafli tidak melepaskan genggaman tangannya hingga ke pintu kamar operasi. Ia tak suka merasa sendiri lebih awal. Pembiusan dilakukan, Nania digiring ke ruangan serba putih. Sebuah sekat ditaruh di perutnya hingga dia tidak bisa menyaksikan ketrampilan dokter-dokter itu. Sebuah lagu dimainkan. Nania merasa berada dalam perahu yang diguncang ombak. Berayun-ayun. Kesadarannya naik-turun. Terakhir, telinga perempuan itu sempat menangkap teriakan-teriakan di sekitarnya, dan langkah-langkah cepat yang bergerak, sebelum kemudian dia tak sadarkan diri. Kepanikan ada di udara. Bahkan dari luar Rafli bisa menciumnya. Bibir lelaki itu tak berhenti melafalkan zikir. Seorang dokter keluar, Rafli dan keluarga Nania mendekat. "Pendarahan hebat." Rafli membayangkan sebuah sumber air yang meluap, berwarna merah. Ada varises di mulut rahim yang tidak terdeteksi dan entah bagaimana pecah! Bayi mereka selamat, tapi Nania dalam kondisi kritis. Mama Nania yang baru tiba, menangis. Papa termangu lama sekali. Saudara-saudara Nania menyimpan isak, sambil menenangkan orangtua mereka. Rafli seperti berada dalam atmosfer yang berbeda. Lelaki itu tercenung beberapa saat, ada rasa cemas yang mengalir di pembuluh-pembuluh darahnya dan tak bisa dihentikan, menyebar dan meluas cepat seperti kanker. Setelah itu adalah hari-hari penuh doa bagi Nania. ***

Sudah seminggu lebih Nania koma. Selama itu Rafli bolak-balik dari kediamannya ke rumah sakit. Ia harus membagi perhatian bagi Nania dan juga anak-anak. Terutama anggota keluarganya yang baru, si kecil. Bayi itu sungguh menakjubkan, fisiknya sangat kuat, juga daya hisapnya. Tidak sampai empat hari, mereka sudah oleh membawanya pulang. Mama, Papa, dan ketiga saudara Nania terkadang ikut menunggui Nania di rumah sakit, sesekali mereka ke rumah dan melihat perkembangan si kecil. Walau tak banyak, mulai terjadi percakapan antara pihak keluarga Nania dengan Rafli. Lelaki itu sungguh luar biasa. Ia nyaris tak pernah meninggalkan rumah sakit, kecuali untuk melihat anak-anak di rumah. Syukurnya pihak perusahaan tempat Rafli bekerja mengerti dan memberikan izin penuh. Toh, dedikasi Rafli terhadap kantor tidak perlu diragukan. Begitulah Rafli menjaga Nania siang dan malam. Dibawanya sebuah Quran kecil, dibacakannya dekat telinga Nania yang terbaring di ruang ICU. Kadang perawat dan pengunjung lain yang kebetulan menjenguk sanak famili mereka, melihat lelaki dengan penampilan sederhana itu bercakap-cakap dan bercanda mesra. Rafli percaya meskipun tidak mendengar, Nania bisa merasakan kehadirannya. "Nania, bangun, Cinta?" Kata-kata itu dibisikkannya berulang-ulang sambil mencium tangan, pipi dan kening istrinya yang cantik. Ketika sepuluh hari berlalu, dan pihak keluarga mulai pesimis dan berfikir untuk pasrah, Rafli masih berjuang. Datang setiap hari ke rumah sakit, mengaji dekat Nania sambil menggenggam tangan istrinya mesra. Kadang lelaki itu membawakan buku-buku kesukaan Nania ke rumah sakit dan membacanya dengan suara pelan. Memberikan tambahan di bagian ini dan itu. Sambil tak bosan-bosannya berbisik, "Nania, bangun, Cinta?" Malam-malam penantian dilewatkan Rafli dalam sujud dan permohonan. Asalkan Nania sadar, yang lain tak jadi soal. Asalkan dia bisa melihat lagi cahaya di mata kekasihnya, senyum di bibir Nania, semua yang menjadi sumber semangat bagi orang-orang di sekitarnya, bagi Rafli. Rumah mereka tak sama tanpa kehadiran Nania. Anak-anak merindukan ibunya. Di luar itu Rafli tak memedulikan yang lain, tidak wajahnya yang lama tak bercukur, atau badannya yang semakin kurus akibat sering lupa makan.

Ia ingin melihat Nania lagi dan semua antusias perempuan itu di mata, gerak bibir, kernyitan kening, serta gerakan-gerakan kecil lain di wajahnya yang cantik. Nania sudah tidur terlalu lama. Pada hari ketigapuluh tujuh doa Rafli terjawab. Nania sadar dan wajah penat Rafli adalah yang pertama ditangkap matanya. Seakan telah begitu lama. Rafli menangis, menggenggam tangan Nania dan mendekapkannya ke dadanya, mengucapkan syukur berulang-ulang dengan airmata yang meleleh. Asalkan Nania sadar, semua tak penting lagi. Rafli membuktikan kata-kata yang diucapkannya beratus kali dalam doa. Lelaki biasa itu tak pernah lelah merawat Nania selama sebelas tahun terakhir. Memandikan dan menyuapi Nania, lalu mengantar anak-anak ke sekolah satu per satu. Setiap sore setelah pulang kantor, lelaki itu cepat-cepat menuju rumah dan menggendong Nania ke teras, melihat senja datang sambil memangku Nania seperti remaja belasan tahun yang sedang jatuh cinta. Ketika malam Rafli mendandani Nania agar cantik sebelum tidur. Membersihkan wajah pucat perempuan cantik itu, memakaikannya gaun tidur. Ia ingin Nania selalu merasa cantik. Meski seringkali Nania mengatakan itu tak perlu. Bagaimana bisa merasa cantik dalam keadaan lumpuh? Tapi Rafli dengan upayanya yang terus-menerus dan tak kenal lelah selalu meyakinkan Nania, membuatnya pelan-pelan percaya bahwa dialah perempuan paling cantik dan sempurna di dunia. Setidaknya di mata Rafli. Setiap hari Minggu Rafli mengajak mereka sekeluarga jalan-jalan keluar. Selama itu pula dia selalu menyertakan Nania. Belanja, makan di restoran, nonton bioskop, rekreasi ke manapun Nania harus ikut. Anak-anak, seperti juga Rafli, melakukan hal yang sama, selalu melibatkan Nania. Begitu bertahun-tahun. Awalnya tentu Nania sempat merasa risih dengan pandangan orang-orang di sekitarnya. Mereka semua yang menatapnya iba, lebih-lebih pada Rafli yang berkeringat mendorong kursi roda Nania ke sana kemari. Masih dengan senyum hangat di antara wajahnya yang bermanik keringat. Lalu berangsur Nania menyadari, mereka, orang-orang yang ditemuinya di jalan, juga tetangga-tetangga, sahabat, dan teman-teman Nania tak puas hanya memberi pandangan iba, namun juga mengomentari, mengoceh, semua berbisik-bisik. "Baik banget suaminya!"

"Lelaki lain mungkin sudah cari perempuan kedua!" "Nania beruntung!" "Ya, memiliki seseorang yang menerima dia apa adanya." "Tidak, tidak cuma menerima apa adanya, kalian lihat bagaimana suaminya memandang penuh cinta. Sedikit pun tak pernah bermuka masam!" Bisik-bisik serupa juga lahir dari kakaknya yang tiga orang, Papa dan Mama Bisik-bisik yang serupa dengungan dan sempat membuat Nania makin frustrasi, merasa tak berani, merasa? Tapi dia salah. Sangat salah. Nania menyadari itu kemudian. Orang-orang di luar mereka memang tetap berbisik-bisik, barangkali selamanya akan selalu begitu. Hanya saja, bukankah bisik-bisik itu kini berbeda bunyi? Dari teras Nania menyaksikan anak-anaknya bermain basket dengan ayah mereka. Sesekali perempuan itu ikut tergelak melihat kocak permainan. Ya. Duapuluh dua tahun pernikahan. Nania menghitung-hitung semua, anak-anak yang beranjak dewasa, rumah besar yang mereka tempati, kehidupan yang lebih dari yang bisa dia syukuri. Meski tubuhnya tak berfungsi sempurna. Meski kecantikannya tak lagi sama karena usia, meski karir telah direbut takdir dari tangannya. Waktu telah membuktikan segalanya. Cinta luar biasa dari laki-laki biasa yang tak pernah berubah, untuk Nania. - Asma Nadia *************************************************************** Tahukah Anda Seorang Dokter dari Jerman, menggunakan komputer biasa dirumahnya, berhasil menemukan bilangan prima terpanjang. Panjangnya digitnya mencapai 7,8 Meter. Bilangan prima adalah bilangan yanga hanya bisa dibagi oleh bilangan itu sendiri dan 1 *************************************************************** Kata Bijak Hari Ini. Setiap kali seseorang mengutarakan ide, sebenarnya sudah ada sepuluh orang lain yang memikirkannya, tetapi diam saja.

(Felicite de Lamennais) ***************************************************************

Kisah seorang Pemeriksa Pajak Melawan Korupsi Sebagai pegawai Departemen Keuangan, saya tidak gelisah dan tidak kalangkabut akibat prinsip hidup korupsi. Ketika misalnya, tim Inspektorat Jenderal datang, BPKP datang, BPK datang, teman-teman di kantor gelisah dan belingsatan, kami tenang saja. Jadi sebenarnya hidup tanpa korupsi itu menyenangkan sekali. Hidup tidak korupsi itu sebenarnya lebih menyenangkan. Meski orang melihat kita sepertinya sengsara, tapi sebetulnya lebih menyenangkan. Keadaan itu paling tidak yang saya rasakan langsung. Saya Arif Sarjono, lahir di Jawa Timur tahun 1970, sampai dengan SMA di Mojokerto, kemudian kuliah di Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN) dan selesai pada 1992. Pada 17 Oktober 1992 saya menikah dan kemudian saya ditugaskan di Medan. Saya ketika itu mungkin termasuk generasi pertama yang mencoba menghilangkan dan melawan arus korupsi yang sudah sangat lazim. Waktu itu pertentangan memang sangat keras. Saya punya prinsipsatu saja, karena takut pada Allah, jangan sampai ada rezeki haram menjadi daging dalam diri dan keturunan. Itu saja yang selalu ada dalam hati saya. Kalau ingat prinsip itu, saya selalu menegaskan lagi untuk mengambil jarak yang jelas dan tidak menikmati sedikit pun harta yang haram. Syukurlah, prinsip itu bisa didukung keluarga, karena isteri juga aktif dalam pengajian keislaman. Sejak awal ketika menikah, saya sampaikan kepada isteri bahwa saya pegawai negeri di Departemen Keuangan, meski imej banyak orang, pegawai Departemen Keuangan kaya, tapi sebenarnya tidak begitu. Gaji saya hanya sekian, kalau mau diajak hidup sederhana dan tanpa korupsi, ayo. Kalau tidak mau, ya sudah tidak jadi. Dari awal saya sudah berusaha menanamkan komitmen kami seperti itu. Saya juga sering ingatkan kepada isteri, bahwa kalau kita konsisten dengan jalan yang kita pilih ini, pada saat kita membutuhkan maka Allah akan selesaikan

kebutuhan itu. Jadi yg penting usaha dan konsistensi kita. Saya juga suka mengulang beberapa kejadian yg kami alami selama menjalankan prinsip hidup seperti ini kepada istri. Bahwa yg penting bagi kita adalah cukup dan berkahnya, bahwa kita bisa menjalani hidup layak. Bukan berlebih seperti memiliki rumah dan mobil mewah. Menjalani prinsip seperti ini jelas banyak ujiannya. Di mata keluarga besar misalnya, orangtua saya juga sebenarnya mengikuti logika umum bahwa orang pajak pasti kaya. Sehingga mereka biasa meminta kami membantu adikadik dan keluarga. Tapi kami berusaha menjelaskan bahwa kondisi kami berbeda dengan imej dan anggapan orang. Proses memberi pemahaman seperti ini pada keluarga sulit dan membutuhkan waktu bertahun-tahun. Sampai akhirnya pernah mereka berkunjung ke rumah saya di Medan, saat itulah mereka baru mengetahui dan melihat bagaimana kondisi keluarga saya, barulah perlahan-lahan mereka bisa memahami. Jabatan saya sampai sekarang adalah petugas verifikasi lapangan atau pemeriksa pajak. Kalau dibandingkan teman-teman seangkatan sebenarnya karir saya bisa dikatakan terhambat antara empat sampai lima tahun. Seharusnya paling tidak sudah menjabat Kepala Seksi, Eselon IV. Tapi sekarang baru Eselon V. Apalagi dahulu di masa Orde Baru, penentangan untuk tidak menerima uang korupsi sama saja dengan karir terhambat. Karena saya dianggap tidak cocok dengan atasan, maka kondite saya di mata mereka buruk. Terutama poin ketaatannya, dianggap tidak baik dan jatuh. Banyak pelajaran yang bisa saya petik dari semua pengalaman itu. Antara lain, orang-orang yang berbuat jahat akan selalu berusaha mencari kawan apa pun caranya. Cara keras, pelan, lewat bujukan atau apa pun akan mereka

lakukan agar mereka mendapat dukungan. Mereka pada dasarnya tidak ingin ada orang yang bersih. Mereka tidak ingin ada orang yang tidak seperti mereka. Pengalaman di kantor yang paling berkesan ketika mereka menggunakan cara paling halus, pura-pura berteman dan bersahabat. Tapi belakangan, setelah sekian tahun barulah ketahuan, kita sudah dikhianati. Cara seperti in seperti sudah direkayasa. Misalnya, pegawai-pegawai baru didekati. Mereka dikenalkan dengan gaya hidup dan cara bekerja pegawai lama, bahwa seperti inilah gaya hidup pegawai Departemen Keuangan. Bila tidak berhasil, mereka akan pakai cara lain lagi, begitu seterusnya. Pola-pola apa saja dipakai, sampai mereka bisa merangkul orang itu menjadi teman. Saya pernah punya atasan. Dari awal ketika memperkenalkan diri, dia sangat simpatik di mata saya. Dia juga satu-satunya atasan yang mau bermain ke rumah bawahan. Saya dengan atasan itu kemudian menjadi seperti sahabat, bahkan seperti keluarga sendiri. Di akhir pekan, kami biasa memancing sama-sama atau jalan-jalan bersama keluarga. Dan ketika pulang, dia biasa juga menitipkan uang dalam amplop pada anak-anak saya. Saya sendiri menganggap pemberian itu hanya hadiah saja, berapalah hadiah yang diberikan kepada anak-anak. Tidak terlalau saya perhatikan. Apalagi dalam proses pertemanan itu kami sedikit saja berbicara tentang pekerjaan. Dan dia juga sering datang menjemput ke rumah, mangajak mancing atau ke toko buku sambil membawa anak-anak. Hingga satu saat saya mendapat surat perintah pemeriksaan sebuah perusahaan besar. Dari hasil pemeriksaan itu saya menemukan penyimpangan sangat besar dan luar biasa jumlahnya. Pada waktu itu, atasan melakukan pendekatan pada

saya dengan cara paling halus. Dia mengatakan, kalau semua penyimpangan ini kita ungkapkan, maka perusahaan itu bangkrut dan banyak pegawai yang di-PHK. Karena itu, dia menganggap efek pembuktian penyimpangan itu justru menyebabkan masyarakat rugi. Sementara dari sisi pandang saya, betapa tidak adilnyakalau tidak mengungkap temuan itu. Karena sebelumnya ada yang melakukan penyimpangan dan kami ungkapkan. Berarti ada pembedaan. Jadwal penagihannya pun sama seperti perusahaan lain. Karena dirasa sulit mempengaruhi sikap saya, kemudian dia memakai logika lain lagi. Apakah tidak sebaiknya kalau temuan itu diturunkan dan dirundingkan dengan klien, agar bisa membayar pajak dan negara untung, karena ada uang yang masuk negara. Logika seperti ini juga tidak bisa saya terima. Waktu itu, saya satu-satunyaanggota tim yang menolak dan memintaagar temuan itu tetap diungkap apa adanya. Meski saya juga sadar, kalau saya tidak menandatangani hasil laporan itu pun, laporan itu akan tetap sah. Tapi saya merasa teman-teman itu sangat tidak ingin semua sepakat dan sama seperti mereka. Mereka ingin semua sepakat dan sama seperti mereka. Paling tidak menerima. Ketika sudah mentok semuanya, saya dipanggil oleh atasan dan disidang di depan kepala kantor. Dan ini yang amat berkesan sampai sekarang, bahwa upaya mereka untuk menjadikan orang lain tidak bersih memang direncanakan. Di forum itu, secara terang-terangan atasan yang sudah lama bersahabatdan seperti keluarga sendiri dengan saya itu mengatakan, ?Sudahlah, Dik Arif tidak usah munafik.? Saya katakan, ?Tidak munafik bagaimana Pak? Selama ini saya insya Allah konsisten untuk tidak melakukan korupsi.? Kemudian ia sampaikan terus terang bahwa uang yang selama kurang lebih dua tahun ia berikan pada anak sayaadalah uang dari klien. Ketika mendengar itu, saya sangat terpukul, apalagi merasakan sahabat itu ternyata berkhianat.

Karena terus terang saya belum pernah mempunyai teman sangat dekat seperti itu, kacuali yang memang sudah sama-sama punya prinsip untuk menolak uang suap. Bukan karena saya tidak mau bergaul, tapi karena kami tahu persis bahwa mereka perlahan-lahan menggiring ke arah yang mereka mau. Ketika merasa terpukul dan tidak bisa membalas dengan kata-kata apa pun, saya pulang. Saya menangis dan menceritakan masalah itu pada isteri saya di rumah. Ketika mendengar cerita saya itu, isteri langsung sujud syukur. Ia lalu mengatakan, ?Alhamdulillah. Selama ini uang itu tidak pernah saya pakai,? katanya. Ternyata di luar pengatahuan saya, alhamdulillah, amplop-amplo itu tidak digunakan sedikit pun oleh isteri saya untuk keperluan apa pun. Jadi amplop-amplop itu disimpan di sebuah tempat, meski ia sama sekali tidak tahu apa status uang itu. Amplop-amplop itu semuanya masih utuh. Termasuk tulisannya masih utuh, tidak ada yang dibuka. Jumlahnya berapa saya juga tidak tahu. Yang jelas, bukan lagi puluhan juta. Karena sudah masuk hitungan dua tahun dan diberikan hampir setiap pekan. Saya menjadi bersemangat kembali. Saya ambil semua amplop itu dan saya bawa ke kantor. Saya minta bertemu dengan kepala kantor dan kepala seksi. Dalam forum itu, saya lempar semua amplop itu di hadapan atasan saya hingga bertaburan di lantai. Saya katakan, ?Makan uang itu, satu rupiah pun saya tidak pernah gunakan uang itu. Mulai saat ini, saya tidak pernah percaya satu pun perkataan kalian.? Mereka tidak bisa bicara apa pun karena fakta obyektif, saya tidak pernah memakai uang yang mereka tuduhkan. Tapi esok harinya, saya langsung dimutasi antar seksi. Awalnya saya diauditor,

lantas saya diletakkan di arsip, meski tetap menjadi petugas lapangan pemeriksa pajak. Itu berjalan sampai sekarang. Ketika melawan arus yang kuat, tentu saja da saat tarik-menarik dalam hati dan konflik batin. Apalagi keluarga saya hidup dalam kondisi terbatas. Tapi alhamdulillah, sampai sekarang saya tidak tergoda untuk menggunakan uang yang tidak jelas. Ada pengalaman lain yang masih saya ingat sampai sekarang. Ketika saya mengalami kondisi yang begitu mendesak. Misalnya, ketika anak kedua lahir. Saat itu persis ketika saya membayar kontrak rumah dan tabungan saya habis. Sampai detik-detik terakhir harus membayar uang rumah sakit untuk membawa isteri dan bayi kami ke rumah, saya tidak punya uang serupiah pun. Saya mau bcara dengan pihak rumah sakit dan terus terang bahwa insya Allah pekan depan akan saya bayar, tapi saya tidak bisa ngomong juga. Akhirnya saya keluar sebentar ke masjid untuk sholat dhuha. Begitu pulang dari sholat dhuha, tiba-tiba saja saya ketemu teman lama di rumah sakit itu. Sebelumnya kami lama sekali tidak pernah jumpa. Dia dapat cerita dari teman bahwa isteri saya melahirkan, maka dia sempatkan datang ke rumah sakit. Wallahu a?lam apakah dia sudah diceritakan kondisi saya atau bagaimana, tetapi ketika ingin menyampaikan kondisi saya pada pihak rumah sakit, saya malah ditunjukkan kwitansi seluruh biaya perawatan isteri yang sudah lunas. Alhamdulillah. Ada lagi peristiwa hampir sama, ketika anak saya operasi mata karena ada lipoma yang harus diangkat. Awalnya, saya pakai jasa askes. Tapi karena pelayanan pengguna Askes tampaknya apa adanya, dan saya kasihan karena anak saya baru berumur empat tahun, saya tidak pakai Askes lagi. Saya ke Rumah

Sakit yang agak bagus sehingga pelayanannya juga agak bagus. Itu saya lakukan sambil tetap berfikir, nanti uangnya pinjam dari mana? Ketika anak harus pulang, saya belum juga punya uang. Dan saya paling susah sekali menyampaikan ingin pinjam uang. Alhamdulillah, ternyata Allah cukupkan kebutuhan itu pada detik terakhir. Ketika sedang membereskan pakaian di rumah sakit, tiba-tiba Allah pertemukan saya dengan seseorang yang sudah lama tidak bertemu. Ia bertanya bagaimana kabar, dan saya ceritakan anak saya sedang dioperasi. Dia katakan, ?Kenapa tidak bilang-bilang?? Saya sampaikan karena tidak sempat saja. Setelah teman itu pulang, ketika ingin menyampaikan penundaan pembayaran, ternyata kwitansinya juga sudah dilunasi oleh teman itu. Alhamdulillah. Saya berusaha tidak terjatuh ke dalam korupsi, meski masih ada tekanan keluarga besar, di luar keluarga inti saya. Karena ada teman yang tadinya baik tidak memakan korupsi, tapi jatuh karena tekanan keluarga. Keluarganya minta bantuan, karena takut dibilang pelit, mereka terpaksa pinjam sana sini. Ketika harus bayar, akhirnya mereka terjerat korupsi juga. Karena banyak yang seperti itu, dan saya tidak mau terjebak begitu, saya berusaha dari awal tidak demikian. Saya berusaha cari usaha lain, dengan mengajar dan sebagainya. Isteri saya juga bekerja sebagai guru. Di lingkungan kerja, pendekatan yang saya lakukan biasanya lebih banyak dengan bercanda. Sedangkan pendekatan serius, sebenarnya mereka sudah puas dengan pendekatan itu, tapi tidak berubah. Dengan pendekatan bercanda, misalnya ketika datang tim pemeriksa dari BPK, BPKP, atau Irjen. Mereka gelisah sana-sini kumpulkan uang untuk menyuap pemeriksa. Jadi mereka dapat suap lalu menyuap lagi. Seperti rantai makanan. Siapa memakan siapa. Uang yang mereka kumpulkan juga habis untuk dipakai menyuap lagi. Mereka selalu takut ini takut itu. Paling sering saya hanya mengatakan dengan bercanda, ?Uang setan ya dimakan hantu.? Dari percakapan seperti itu ada juga yang mulai berubah, kemudian

berdialog dan akhirnya berhenti sama sekali. Harta mereka jual dan diberikan kepada masyarakat. Tapi yang seperti itu tidak banyak. Sedikit sekali orang yang bisa merubah gaya hidup yang semula mewah lalu tiba-tiba miskin. Itu sulit sekali. Ada juga diantara teman-teman yang beranggapan, dirinya tidak pernah memeras dan tidak memakan uang korupsi secara langsung. Tapi hanya menerima uang dari atasan. Mereka beralasan toh tidak meminta dan atasan itu hanya memberi. Mereka mengatakan tidak perlu bertanya uang itu dari mana. Padahal sebenarnya, dari ukuran gaji kami tahu persis bahwa atasan kami tidak akan pernah bisa memberikan uang sebesar itu. Atasan yang memberikan itu berlapis-lapis. Kalau atasan langsung biasanya memberi uang hari Jum?at atau akhir pekan. Istilahnya kurang lebih uang Jum?atan. Atasan yang berikutnya lagi pada momen berikutnya memberi juga. Kalau atasan yang lebih tinggi lagi biasanya memberi menjelang lebaran dan sebagainya. Kalau dihitung-hitung sebenarnya lebih besar uang dari atasan dibanding gaji bulanan. Orang-orang yang menerima uang seperti ini yang sulit berubah. Mereka termasuk rajin sholat, puasa sunnah dan membaca Al-Qur?an. Tetapi mereka sulit berubah. Ternyata hidup dengan korupsi memang membuat sengsara. Di antara teman-teman yang korupsi, ada juga yang akhirnya dipecat, ada yang melarikan diri karena dikejar-kejar polisi, ada yang isterinya selingkuh dan lain-lain. Meski secara ekonomi mereka sangat mapan, bukan hanya sekadar mapan. Yang sangat dramatis, saya ingat teman sebangku saya saat kuliah di STAN.

Awalnya dia sama-sama ikut kajian keislaman di kampus. Tapi ketika keluarganya mulai sering minta bantuan, adiknya kuliah, pengobatan keluarga dan lainnya, dia tidak bisa berterus terang tidak punya uang. Akhirnya ia mencoba hutang sana-sini. Dia pun terjebak dan merasa sudah terlanjur jatuh, akhirnya dia betul-betul sama dengan teman-teman di kantor. Bahkan sampai sholat ditinggalkan. Terakhir, dia ditangkap polisi ketika sedang mengkonsumsi narkoba. Isterinya pun selingkuh. Teman itu sekarang dipecat dan dipenjara. Saya berharap akan makin banyak orang yang melakukan jihad untuk hidup yang bersih. Kita harus bisa menjadi pelopor dan teladan di mana saja. Kiatnya hanya satu, terus menerus menumbuhkan rasa takutmenggunakan dan memakan uang haram. Jangan sampai daging kita ini tumbuh dari hasil rejeki yang haram. Saya berharap, mudah-mudahan Allah tetap memberikan pada kami keistiqomahan (matanya berkaca-kaca). Sumber: (Majalah Tarbawi Edisi 111 Th. 7/Jumadal Ula 1426 H/23 Juni 2005) ***************************************************************

v Aku Kirimkan Kasih Sayangku lewat Rengkuhan ANAK sulungku, Mutiara Relung Sukma, tahun ini lulus sekolah dasar (SD) dan harus daftar ke sekolah menengah pertama (SMP). Dia pilih daftar ke sekolah negeri. Pilihan pertama SMP 8 (rayon seberang), pilihan kedua SMP 29 (satu rayon). Sebagai bapak, aku manut-manut saja. Sebagai bapak, aku lepas dia berjuang dengan tenaga dan kekuatan sendiri. Sebagai bapak, aku tak berbuat apa-apa (bahkan untuk sekadar bingung atau takut Tia tak diterima di sekolah negeri). Padahal, di kantor dan lingkungan tempat tinggal, para orang tua kelabakan ke sana kemari, "berusaha keras" agar anak mereka diterima di sekolah impian. Lama-lama, terus terang, aku bingung karena kenapa aku kok tidak bingung. Aku antar Tia daftar. Aku antar Tia tes. Aku antar Tia lihat pengumuman tanggal 13 Juli yang tertunda berjam-jam, dari pagi hingga malam, itu. Lalu aku temani dia mencermati daftar nama. Di SMP 8, tak

ada. Di SMP 29 begitu juga. Kukabari istriku dan di ujung telepon sana dia bilang, "Ya sudah, pulang. Besok daftar ke SMP Muhammadiyah." Malam itu, sekitar pukul 21.30, kami pulang dalam bungkam, kecuali Biru yang ngoceh melulu. Dia tak tahu, kakaknya sedang sedih bukan main. Dia tak tahu. Di jalan, aku bertanya, "Rasanya gimana, Nduk?" Tia diam. Tak menjawab. Begitu pula ketika kami sampai di rumah. Saat aku asyik di depan komputer di kamar kerja, dia masuk, duduk di belakangku. Aku bertanya lagi, "Rasanya gimana, Nduk?" Dia diam, lalu... "Aku tidur dulu ya, Pak..." sambil mencium pipiku seperti biasa. Dia masuk dan menutup pintu kamar. Aku yakin, dia akan segera menumpahkan segala yang menyesak di dadanya. Aku yakin. Dan makin yakin ketika aku mengetuk pintu kamarnya. "Ya, tolong bantal dan guling Biru!" Dia menyerahkan bantal dan guling itu setelah mematikan lampu kamar dan berlindung di balik pintu. Sungguh aku yakin, dia sedih sekali. Aku tak bisa menulis malam itu. Aku tak sedih Tia tak diterima di sekolah negeri. Sama sekali tak sedih. Aku sedih, bahkan jauh lebih sedih, karena Tia sedih. Aku tiba-tiba merasa terlalu keras, terlalu kejam, karena membiarkan dia "berjuang sendiri". Kenapa aku tak seperti bapak-bapak yang lain (termasuk teman sekantor) yang "pontangpanting" minta tolong ke sana kemari. Ke orang ini dan itu? Kenapa aku tak minta tolong tetangga dan kenalan yang guru di SMP 8 dan SMP 29? Kenapa aku berikan pelajaran dan pengalaman pahit untuk Tia yang baru saja lulus sekolah dasar? Esok paginya, Kami 24 Juli, begitu bangun aku bersegera mengetuk pintu kamar Tia. Aku bangunkan dia. Setelah shalat subuh, aku ajak dia jalan-jalan. Dan sambil jalan-jalan itu, kami berbincang tentang kegagalan. Kenapa dan bagaimana aku dan dia menyikapinya. "Kamu sedih kan Nduk?" Dia mengangguk. "Kamu kecewa?" Dia mengangguk lagi. "Juga malu?" Lagi-lagi dia mengangguk. "Bapak juga sedih, Nduk. Tapi nggak kecewa, apalagi malu. Jalan masih panjang. Di SMP mana pun, kini kamu punya kesempatan untuk menjadi lebih baik. Belajar secukupnya, main secukupnya, tidur secukupnya. Jangan ada yang kurang, jangan ada yang berlebihan..." Tia diam. Entah paham entah tidak. Aku rengkuh bahunya. Aku kirimkan kasih sayangku yang jauh melebihi batas sekolah negeri dan swasta melalui pelukan yang aku usahakan menenteramkan. Aku cium dia. Aku goda dia biar senyum manisnya (walau belum mandi) mengembang. Pagi itu, di sepanjang jalan seputar perumahan, kami begitu khusuk

menikmati pautan hati. Aku berharap, sangat berharap, "kegagalan" ini berbuah kebaikan bagi kami. Tidak sekarang. Tidak sekarang. Tapi kelak ketika Tia menjadi pribadi kuat dan mandiri. Tak mudah ikut arus. Tak mudah tergoda untuk melakukan sesuatu di luar batas "kewajaran". Amin.

by Budi Maryono (Siluet Bulan Luka) *************************************************************** Kata Bijak Hari Ini. "Seorang konsultan psikologi paling jenius sekalipun tidak lebih mengerti tentang pikiran dan keinginan kita lebih daripada diri kita sendiri." ***************************************************************

KALAU AKU SUDAH TUA Kalau aku sudah tua, bukan lagi aku yang semula. Mengertilah, bersabarlah sedikit terhadap aku. Kalau pakaianku terciprat sup, kalau aku lupa bagaimana mengikat sepatu, ingatlah bagaimana dahulu aku mengajarmu. Kalau aku berulang-ulang berkata-kata tentang sesuatu yang telah bosan kau dengar, bersabarlah mendengarkan, janganlah memutus pembicaraanku. Ketika kau kecil, aku selalu harus mengulang cerita yang telah beribu-ribu kali kuceritakan agar kau tertidur. Kalau aku memerlukanmu untuk memandikanku, janganlah marah padaku. Ingatlah sewaktu kecil aku harus memakai segala cara untuk membujukmu mandi? Kalau aku tak paham sedikitpun tentang tehnologi dan hal-hal baru, jangan mengejekku.

Pikirkan bagaimana dahulu aku begitu sabar menjawab setiap "mengapa" darimu. Kalau aku tak dapat berjalan, ulurkanlah tanganmu yang masih kuat untuk memapahku. Seperti aku memapahmu saat kau belajar berjalan waktu masih kecil. Kalau aku seketika melupakan pembicaraan kita, berilah aku waktu untuk mengingat. Sebenarnya bagiku, apa yang dibicarakan tidaklah penting, asalkan kau disamping mendengarkan, aku sudah sangat puas. Kalau kau memandang aku yang mulai menua, janganlah berduka. Mengertilah aku, dukung aku, seperti aku menghadapimu ketika kamu mulai belajar menjalani kehidupan. Waktu itu aku memberi petunjuk bagaimana menjalani kehidupan ini, Sekarang temani aku menjalankan sisa hidupku. Beri aku cintamu dan kesabaran, aku akan memberikan senyum penuh rasa syukur, dalam senyum ini terdapat cintaku yang tak terhingga untukmu *************************************************************** Tahukah Anda. Kira- kira Ada berapa ton kah jumlah emas yang dipakai oleh umat manusia hingga sekarang ? Lebih dari 212 Juta Ton, dipakai sebagai perhiasan maupun peralatan. *************************************************************** Kata Bijak Hari Ini. Kesusilaan tanpa agama : pohon tanpa akar. (Kardinal Spellman) ***************************************************************

uatu ketika aku bertemu teman lama dan inilah cerita menarik yang aku dengar darinya, semoga bermanfaat. Saat orde baru jatuh dan krisis hebat melanda negeri ini di tahun 1998, aku kehilangan pekerjaanku karena tempatku bekerja, sebuah pabrik, bangkrut. Terus terang aku panik karena istriku sedang sakit dan dalam perawatan di RS, anakku 3 orang, yang tertua baru mau lulus Sekolah Kejuruan Tingkat Atas. Mencari pekerjaan baru saat itu bagaikan ketidakmungkinan karena PHK terjadi di mana-mana. Sebulan penuh aku berkeliling Jakarta untuk mencari pekerjaan pengganti, hasilnya nihil. Suatu saat aku sedang beristirahat di warung bakso setelah lelah berkeliling kota di terik matahari yang menyengat. Pembantu si tukang bakso membuang air bekas cucian mangkok ke pinggir jalan dan entah kenapa kok aku tertarik memperhatikan air buangan tadi mengalir. Sesaat aliran air berhenti, tertahan oleh sebuah batu. Perlahan lahan, air tersebut mengalir ke samping batu dan meneruskan alirannya di balik batu. Tiba-tiba saja aku tergugah oleh fenomena itu. Air tertahan batu, mengubah alirannya ke samping batu lalu meneruskan alirannya ke balik batu. Nah, mengapa aku tidak meniru saja strategi aliran air tadi ? Kini kehidupanku terhenti oleh batu PHK dan krisis, aku harus mengubah aliran hidupku dan kemudian hidupku akan berjalan lagi. Aku segera pulang dan di rumah aku lihat anakku yang besar sedang masak menyiapkan makan siang. Dia sekolah di sekolah kejuruan putri dan tentu saja diajari bermacam ketrampilan termasuk masak. Mendadak saja aku dapat mengubah caraku memandang anakku dari anak yang menjadi beban karena perlu biaya sekolah, menjadi anak yang akan menjadi aset karena kepandaiannya memasak. Akhirnya aku sepakat dengan anakku tadi untuk mencoba membuka usaha katering. Anakku yang masak dan aku yang mencari pelanggan. Masih ada sisa sedikit pesangon dari tempatku dulu bekerja dan ditambah dengan tabungan yang bisa dikumpulkan, jadilah modal awal usahaku. Hari-hari berikutnya aku tetap berkeliling kota Jakarta mengunjungi kantor dan perusahaan bukan untuk melamar dan mencari kerja, tetapi menawarkan jasa katering. Dalam 5 tahun perjalanan usahaku, aku sekarang sudah punya lebih dari 25 pelanggan. Sangat lumayan bagi usaha rumah tangga. Sekarang istriku sudah sehat

dan menjadi manajer produksi. Anakku sudah lulus dan menjadikan usaha ini ajang uji coba berbagai resep baru ciptaan sendiri. Alhamdulillah, puji syukur hanya bagi Allah, yang telah mendobrak caraku berpikir melalui air mengalir yang tertahan batu, yang akhirnya mengubah aliran hidupku. By : Tri Djoko Wahono *************************************************************** Tahukah Anda Burung beo ternyata memiliki kemampuan menamai temannya untuk identifikasi, tentu saja hanya burung-burung tersebut yang bisa memanggil dan mengerti nama-nama tersebut jika dipanggil (discovery)

*************************************************************** Apakah pahlawan harus selalu jadi pemenang agar dikenang sejarah? Hannibal hidup dengan rasa terluka. Bangsanya, Phunisia, adalah bangsa yang kaya, gagah perkasa. Menguasai laut tengah. Sebagai bangsa pedagang, mereka menjelajahi lautan, mengumpulkan kekayaan dan menguasai perdagangan di laut tengah yang makmur. Bangsa ini mungkin baru tumbuh, baru menetaskan telurnya. Baru saja merasakan arti sebuah kejayaan. Tapi diseberang lautan sana, ada sebuah bangsa yang sedang tumbuh. Setelah didirikan Remus dan Romulus, bangsa ini mulai menapakkan jejaknya. Sedang belajar menjadi kuat. Mereka menerapkan demokrasi yang diadopsi dari Yunani, menjadi republik sebelum akhirnya ratusan tahun kemudian Augustus mencengkeram dan meminta dijadikan kaisar. Bangsa yang gagah perkasa ini memulai ekspansinya, menaklukkan wilayah sekitarnya. Roma berhasrat untuk menjadi yang nomor satu, penguasa disemua bidang. Dan itu tak bisa hanya dipenuhi dengan kuat saja tapi juga harus kaya. Dan dimasa itu, satu-satunya jalan tuk menjadi kaya adalah dengan menguasai perdagangan. Tapi disini sudah ada bangsa lain. Yang juga kuat. Phunisia. Dijaman yang hanya mengenal bahasa konfrontasi dan yang terkuatlah yang dihormati itu, maka pilihan satu-satunya adalah bentrok, dan itu berarti perang. Tak perlu diceritakan apa sebabnya, ini hanya tentang power.

Maka Romawi mengerahkan seluruh kekuatannya menyerang Chartago, ibukota Phunisia. Ini seperti pertaruhan terakhir. Siapa yang menang akan menjadi penguasa laut tengah. Dan Phunisia kalah. Chartago hancur lebur. Kekayaannya diambil paksa. Dan walaupun Chartago tak berakhir, seluruh dunia tahu siapa penguasa sesungguhnya. Mungkin seperti kerajaan Pallawa waktu menyerang Sriwijaya. Sriwijaya kalah, kekayaannya diambil tapi Sriwijaya tak musnah saat itu. Dan Hannibal hidup dengan rasa terluka. Ayahnya adalah jenderal Phunisia saat itu. Dan harus mati dalam malu yang amat sangat, tak bisa menjaga keamanan negeri. Dan Hannibal pun bersumpah akan mengalahkan Romawi ditanahnya langsung dan mengembalikan kejayaan negeri Phunisia. Hannibal tahu dia tak akan menang jika berkonfrontasi langsung. Maka dia ingin mencoba menyerang dari dua arah. Dari laut dan dari darat. Dari laut langsung ke kota Roma, dan dari darat dari belakang punggung Romawi di daratan Eropa. Masalahnya Phunisia di benua Afrika dan Romawi di benua Eropa. Bagaimana memulainya? Hannibal membawa pasukannya menyeberangi selat Gilbratar dan mendarat di semenanjung Iberia yang tentu saja saat itu masih kosong tak berpenghuni. Setiba disana, ia mendarat, dan membakar semua kapal, agar tak ada yang berpikir untuk pulang. Kemudian Hannibal berkonsolidasi. Kebetulan di Iberia, kaya dengan pertambangan perak dan bijih besi. Maka perlahan-lahan ia bisa mengumpulkan kekayaan, memperkuat pasukannya dan memperluas kekuasaan Phunisia. Dari semenanjung Iberia, ia bergerak, berhasrat mencapai mimpinya untuk menguasai Romawi. Ternyata disini ketangguhannya teruji. Kekuasaan Phunisia meluas. Ia tak terkalahkan. Namanya pun menjadi harum, ia sangat di puja di negeri asalnya. Di masa ketika kekayaan dan kekuatan dipandang lebih baik dari segalanya, maka sang pemenang pun akan terbang ke langit. Namanya tak cuma populer di Phunisia. Romawi sebagai musuhnya juga merasakan hal yang sama. Bedanya, disini namanya di sebut dengan penuh ketakutan. Sebab musuh yang mengancam tak hanya ada di ujung laut sana tetapi juga ada di belakang daratan. Maka para senator pun berunding mencoba mencari tahu apa yang harus dilakukan. Tak ada jalan lain, Hannibal harus dihentikan. Maka senator Scipio ditunjuk sebagai komandan Romawi. Segera saja Scipio mengatur pasukannya dan menyiapkan taktik. Ketika ia mendengar Hannibal akan sudah tiba di pegunungan Alpen, ia merasa inilah saat yang tepat untuk menghancurkan Hannibal. Ia menghambat jalur komunikasi Hannibal dengan Phunisia, dan bersiap menghancurkan serangan laut kebih dahulu.

Hannibal yang telah melewati pegunungan Alpen, berharap Romawi lengah. Sebab ia tahu pasukan lautnya telah menyerang, dan ketika Romawi sibuk dengan serangan itu, ia siap menyerang dari belakang. Tapi ia tak tahu siapa komandan baru Romawi, dan ia lebih tak tahu lagi apa yang telah terjadi dengan pasukan lautnya. Dengan penuh keyakinan ia maju, dan kaget ketika pasukan Romawi telah menunggunya. Pasukannya yang lelah setelah menyebrangi pegunungan Alpen pun hancur lebur di tangan Scipio. Dan ia kalah. Tapi yang lebih terluka adalah hatinya. Tak pernah bisa memenangkan pertempuran ini. Ia pulang ke Chartago dengan membawa sejumlah laporan. Perjalanan 15 tahunnya hanya membawa kekalahan baru. Tapi disisi lain Scipio mempersiapkan pukulan terakhir bagi Phunisia. Maka Phunisia yang mentalnya sedang lemah karena kekalahan pasukannya dengan mudah dihancurleburkan Romawi. Dan Phunisia pun perlahan lenyap dari muka bumi. Dan Hannibal hanya bisa menangisi kekalahannya. Tapi namanya tak pernah benar-benar lenyap. Keberaniannya, kepeloporannya sebagai yang pertama membawa pasukan besar melintasi pegunungan Alpen selalu dikenang sejarah. Dan kekelahan tak selalu membuat pelakunya tak diingat sejarah. Bukan kemenangan yang akan diingat, tetapi usaha pencapaian ini. Sejarah tak selalu dipenuhi nama pemenang, tetapi mereka yang melakukan sesuatu yang luar biasa bagi peradaban ini. ***************************************************************

Ladang Emas VIRUS apatis mengerosi kita di mana-mana. Keadilan, kejujuran, dan kebenaran yang diputarbalikkan bisa dianggap angin lalu. Yang penting tidak menimpa diri. Maka, ketimbang otak cuma diisi kejengkelan, pilihan diam terasa lebih mulia. Keseleo lidah itu bisa berakibat fatal. Fakta telah berbicara. Pedagang salah omong, misalnya, celurit rekan berbicara. Pejabat salah ucap, umpamanya, tergusur dari kursi. Atau, bisa pula kena tinju pejabat terhormat. Yang sial, ''dimakan'' popor aparat atau dijedor koboi malam. Jadi, pilihan bungkam saat ini masih relevan. Kisah seperti itu, misalnya, menimpa Eddy, bukan nama sebenarnya, beberapa waktu lalu. Padahal, Eddy telah menyikat jutaan rupiah aset negara berupa frame kacamata dari gudang. Ia juga telah menjerumuskan atasannya, Tono, orang yang bertanggung jawab atas isi gudang. Dan, sebelum gudang itu

dibobol, tiap pekan ada 5-6 kacamata di sana yang lenyap. Tono judek. Eddy dicurigai. Indikasinya, staf junior itu baru saja membeli TV warna ukuran besar, kulkas, dan tape baru. Padahal, gajinya kecil. Selain itu, secara tak sengaja, Tono pernah melihat di dalam tas Eddy ada sejumlah kunci. Rupanya, kecurigaan Tono dipelintir oleh karib Eddy. ''Ed, kamu dituduh Pak Tono mengambil frame kacamata,'' katanya. Situasi ini diperparah oleh Eddy yang melaporkan Tono --sebagai tukang fitnah-kepada bapaknya, seorang letnan kolonel yang idealis. Buntutnya, Tono nyaris dihajar. Jika saja aparat piket di kompleks militer itu tidak sigap, pegawai negeri sipil ini babak belur. ''Saya bukan dari keluarga pencuri. Pangkat di pundak ini saya pertaruhkan,'' kata si letkol marah-marah. Setelah itu, beberapa hari kemudian, ratusan frame kacamata lenyap dari gudang. Anehnya, anjing pelacak cuma mengendus di seputar kompleks. Tono pun diperiksa aparat (internal) dari pukul 08.00 hingga 17.00. Ia tak bisa makan, kecuali salat. Ia dibombardir dengan pertanyaan yang itu-itu melulu. Membosankan. Layaknya interogator, petugas mencecar ihwal asal-usul dana renovasi rumah Tono. ''Gaji kamu berapa? Untuk biaya hidup dan uang sekolah anakmu berapa? Pasti pembangunan rumah itu tak wajar,'' katanya. Lho, kehidupan itu tak bisa dieksakkan. Dua tambah dua tidak otomatis empat. ''Ada unsur lain yang tak bisa dimatematiskan, Pak,'' ujar Tono. Terpaksa Tono menjelaskan kiat hidup. Usai jam kantor, ia jualan obat (resmi) pada dokter. Tiap bulan untung Rp 1 juta. Setelah terkumpul Rp 20 juta, dipakai merenovasi. Semua wajar dan bisa dipertanggungjawabkan. Yang tak wajar justru gudang yang dijaga empat orang tapi bisa bobol. Usut punya usut, rupanya, malam itu, empat penjaga pos sedang teler akibat disuguhi minuman keras oleh komplotan maling. Kala melintasi pos jaga, petugas yang setengah teler menegur: ''He, bawa apa kamu?'' ''Minta semen, Pak,'' kata si pencuri yang menenteng kantong semen. Logis, wong lagi ada renovasi gedung. Ternyata, walau fly, seorang petugas masih mampu mengingat wajah Eddy yang menenteng kantong semen. Kontan dia mengambil celurit. Begitu ditemukan, leher pemuda itu dikalungi senjata tajam tersebut. ''Ngaku

atau saya tarik celurit ini,'' kata si petugas. Nyali Eddy mengkeret. Diantar petugas piket, ia dipaksa ke rumah orangtuanya untuk sebuah pengakuan dosa. ''Siap! Lapor! Saya Eddy,'' katanya sembari menyebut NIP miliknya, ''Telah membobol gudang untuk mengambil kacamata.'' Pleng! Seakan geledek di siang bolong, pengakuan si anak merobohkan si bapak. Ia pingsan, dan stroke. Mungkin tak sanggup memikul beban yang mencoret mukanya. Tak hanya itu. Sang idealis itu meninggal seminggu kemudian. Eddy juga dipaksa menunjukkan penadahnya. Berhubung tak ingin masuk bui, pemilik toko sanggup mengembalikan seluruh barang curian tersebut. Dan Eddy, yang disidang secara internal, hanya dikenai sanksi administratif: dipindahkan ke luar Pulau Jawa. Cuma itu. Terasa tak adil, memang. Maling ayam senilai puluhan ribu rupiah digebuki, dijebloskan ke bui, dan terempas masa depannya. Sedangkan penjarah harta negara puluhan juta rupiah hanya dialihtugaskan. Yang satu berlatar sesuap nasi demi perut, yang lain mengarah pada keserakahan nafsu. ''Mengapa orang hidup tak pernah mensyukuri nikmat Allah, ya,'' kata Tono. Mensyukuri nikmat Tuhan memang tak mudah, Kawan! Ini membutuhkan kasadaran untuk menaklukkan kebodohan batin dan mengikis nafsu keserakahan. Juga memerlukan kesadaran untuk menemukan keselarasan dalam perselisihan. Jika kesadaran itu tercapai, maka ''ladang emas'' dalam diri manusia, seperti sering disebut orang bijak, bukan omong kosong. Kita bakal mampu melihat indahnya bintang dalam gelapnya malam. Terus terang, selama ini, kita masih terlelap dalam ketidaktahuan lantaran sering berlindung di balik kata-kata: ''Demi martabat!'' (Widi Yarmanto) *************************************************************** Tahukah Anda Film apakah yang paling sering di buat ulang dan di adaptasi berkali-kali baik menjadi layar lebar, layar kaca atau teater ? Jawabannya adalah Kisah "Cinderella"

*************************************************************** Kata Bijak Hari Ini " Jadilah orang yang lamban menggerakkan lidah, tapi cekatan menggerakkan mata. " (Cervantes) ***************************************************************

"Entah apakah Anda berpikir, Anda bisa atau tidak bisa, Anda benar." Di British Columbia, dibangun sebuah penjara baru untuk menggantikan penjara Fort Alcan lama yang sudah digunakan untuk menampung para narapidana selama ratusan tahun. Setelah para napi dipindahkan ke tempat tinggal mereka yang baru, mereka menjadi bagian dari pasukan pekerja untuk mencopoti kayu, alat-alat listrik, dan pipa yang masih dapat digunakan dari penjara lama. Di bawah pengawasan para penjaga, napi-napi itu mulai melucuti dinding-dinding penjara lama. Saat mereka melakukannya, mereka terperanjat oleh apa yang mereka temukan. Walaupun gembok-gembok besar mengunci pintu-pintu logam, dan batangan-batangan baja dua inci menutupi jendela sel-sel, dindingdinding penjara itu sebenarnya terbuat dari kertas dan tanah liat, dicat sedemikian rupa sehingga menyerupai besi! Jika ada dari para narapidana yang memukul atau menendang dinding itu dengan keras, mereka dengan mudah dapat membuat lubang di situ, dan melarikan diri. Selama bertahun-tahun, bagaimanapun juga, mereka tinggal berjubel dalam sel-sel terkunci mereka, menganggap bahwa melarikan diri adalah sesuatu yang mustahil. Tak seorang pun pernah MENCOBA melarikan diri, karena mereka BERPIKIR itu mustahil. Saat ini, banyak orang merupakan tawanan rasa takut. Mereka tak pernah berusaha mengejar impian-impian mereka karena berpikir bahwa itu merupakan sesuatu yang mustahil. Bagaimana Anda tahu bahwa Anda tak dapat berhasil bila Anda tidak mencoba? *************************************************************** Tahukah Anda

Soekarno ternyata menjadi ikon penting bagi perjuangan rakyat Afrika untuk bebas dari penjajahan. Tidak heran, sejak masih sekolah di tingkat dasar, anak-anak sudah mengenal nama tersebut, tidak hanya sebagai simbol, tetapi juga inspirasi bagi kemerdekaan negara-negara Afrika. Di Ghana, Afrika, penyebutan nama Soekarno akan diikuti kata 'Yang Agung' atau sering disebut 'The Great Soekarno'. ***************************************************************

Kekuatan sebuah doa Louise Redden, seorang ibu kumuh dengan baju kumal, masuk ke dalam sebuah supermarket. Dengan sangat terbata-bata dan dengan bahasa yang sopan ia memohon agar diperbolehkan mengutang.Ia memberitahukan bahwa suaminya sedang sakit dan sudah seminggu tidak bekerja. Ia memiliki tujuh anak yang sangat membutuhkan makan. John Longhouse, si pemilik supermarket, mengusir dia keluar. Sambil terus menggambarkan situasi keluarganya, si ibu terus menceritakan tentang keluarganya. "Tolonglah, Pak, Saya janji akan segera membayar setelah aku punya uang." John Longhouse tetap tidak mengabulkan permohonan tersebut. "Anda tidak mempunyai kartu kredit, Anda tidak mempunyai garansi," alasannya. Di dekat counter pembayaran, ada seorang pelanggan lain, yang dari awal mendengarkan percakapan tadi. Dia mendekati keduanya dan berkata: "Saya akan bayar semua yang diperlukan Ibu ini." Karena malu, si pemilik toko akhirnya mengatakan, "Tidak perlu,Pak.Saya sendiri akan memberikannya dengan gratis." "Baiklah, apakah ibu membawa daftar belanja?" "Ya, Pak. Ini," katanya sambil menunjukkan sesobek kertas kumal. "Letakkanlah daftar belanja Anda di dalam timbangan, dan saya akan memberikan gratis belanjaan Anda sesuai dengan berat timbangan tersebut." Dengan sangat ragu-ragu dan setengah putus asa, Louise menundukkan

kepala sebentar, menuliskan sesuatu pada kertas kumal tersebut, lalu dengan kepala tetap tertunduk, meletakkannya ke dalam timbangan. Mata Si pemilik toko terbelalak melihat jarum timbangan bergerak cepat kebawah. Ia menatap Pelanggan yang tadi menawarkan si ibu tadi sambil berucap kecil, "Aku tidak percaya pada yang aku lihat." Si pelanggan baik hati itu hanya tersenyum. Lalu, si ibu kumal tadi mengambil barang-barang yang diperlukan, dan disaksikan oleh pelanggan baik hati tadi, si Pemilik toko menaruh belanjaan tersebut pada sisi timbangan yang lain. Jarum timbangan tidak kunjung berimbang, sehingga si ibu terus mengambil barang-barang keperluannya dan sipemilik toko terus menumpuknya pada timbangan, hingga tidak muat lagi. Si Pemilik toko merasa sangat jengkel dan tidak dapat berbuat apaapa. Karena tidak tahan, Si pemilik toko diam-diam mengambil sobekan kertas daftar belanja si Ibu kumal tadi. Dan ia-pun terbelalak. Di atas kertas kumal itu tertulis sebuah doa pendek: "Tuhan, Engkau tahu apa yang hamba perlukan. Hamba menyerahkan segalanya ke dalam tanganMu." Si Pemilik Toko terdiam. Si Ibu, Louise, berterimakasih kepadanya, dan meninggalkan toko dengan belanjaan gratisnya. Si pelanggan baik hati bahkan memberikan selembar uang 50 dollar kepadanya. Si Pemilik Toko kemudian mencek dan menemukan bahwa timbangan yang dipakai tersebut ternyata rusak. Ternyata memang hanya Tuhan yang tahu bobot sebuah doa. Kekuatan sebuah doa. (SM) *************************************************************** Kata Bijak Hari Ini.

Setiap ayah harus ingat bahwa suatu hari putranya akan mengikuti contohnya sebagai ganti nasihatnya. (Samuel Johnson) ***************************************************************

Bawang Bombay kehidupan Menjelang istirahat suatu kursus pelatihan, sang pengajar mengajak para peserta untuk melakukan suatu permainan.

"Siapakah orang yang paling penting dalam kehidupan Anda?" Pengajar pun meminta bantuan seorang peserta maju ke depan kelas, dan mulai melakukan permainan itu. "Silakan tulis 20 nama yang paling dekat dengan kehidupan Anda saat ini" Peserta perempuan itu pun menuliskan 20 nama di papan tulis. Ada nama tetangga, teman sekantor, saudara, orang-orang terkasih dan lainnya. Kemudian pengajar itu menyilakan memilih, dengan mencoret satu nama yang dianggap tidak penting. Lalu siswi itu mencoret satu nama, tetangganya. Selanjutnya pengajar itu menyilakan lagi siswinya mencoret satu nama yang tersisa, dan siswi itu pun melakukannya, sekarang ia mencoret nama teman sekantornya. Begitu seterusnya. Sampai pada akhirnya di papan tulis hanya tersisa 3 nama. Nama orang tuanya, nama suami serta nama anaknya. Di dalam kelas tiba-tiba terasa begitu sunyi. Semua peserta pelatihan mengalihkan pandangan ke pengajar. Menebak-nebak apa yang selanjutnya akan dikatakan oleh pengajar itu. Ataukah, selesai sudah tak ada lagi yang harus di pilih. Namun dikeheningan kelas sang pengajar berkata: "Coret satu lagi!" Dengan perlahan dan agak ragu siswi itu mengambil spidol dan mencoret satu nama. Nama orang tuanya. "Silakan coret satu lagi!" Tampak siswi itu larut dalam permainan ini. Ia gelisah. Ia mengangkat spidolnya tinggi-tinggi dan mencoret nama yang teratas dia tulis sebelumnya. Nama anaknya. Seketika itu pun pecah isak tangis di kelas. Setelah suasana sedikit tenang, pengajar itu lalu bertanya: "Orang terkasih Anda bukan orang tua dan anak Anda? Orang tua yang melahirkan dan membesarkan Anda. Anda yang melahirkan anak. Sedang suami bisa dicari lagi. Mengapa Anda memilih sosok suami sebagai orang yang paling penting dan sulit dipisahkan?" Semua mata tertuju pada siswi yang masih berada di depan kelas. Menunggu apa yang hendak dikatakannya. "Waktu akan berlalu, orang tua akan pergi meninggalkan saya. Anak pun demikian. Jika ia telah dewasa dan menikah, ia akan meninggalkan saya juga. Yang benar-benar bisa

menemani saya dalam hidup ini hanyalah suami saya." Kehidupan itu bagaikan bawang bombay. Ketika di kupas selapis demi selapis, akan habis. Dan adakalanya kita dibuat menangis.(SM)

***************************************************************

Kata bijak

Ketahuilah, apapun yang menjadikanmu tergetar, itulah Yang Terbaik untukmu ! Dan karena itulah, Qalbu seorang pecinta-Nya lebih besar daripada Singgasana-Nya. (Jalaludin Rumi) ***************************************************************

Garam...Telaga Suatu ketika, hiduplah seorang tua yang bijak. Pada suatu pagi, datanglah seorang anak muda yang sedang dirundung banyak masalah. Langkahnya gontai dan air muka yang ruwet. Tamu itu, memang tampak seperti orang yang tak bahagia. Tanpa Membuang waktu, orang itu menceritakan semua masalahnya. Pak Tua yang bijak, hanya mendengarkannya dengan seksama. Ia lalu mengambil segenggam garam, dan meminta tamunya untuk mengambil segelas air. Ditaburkannya garam itu kedalam gelas, lalu diaduknya perlahan. "Coba, minum ini, dan katakan bagaimana rasanya..", ujar Pak tua itu. "Pahit. Pahit sekali", jawab sang tamu, sambil meludah kesamping. Pak Tua itu, sedikit tersenyum. Ia, lalu mengajak tamunya ini, untuk berjalan ke tepi telaga di dalam hutan dekat tempat tinggalnya. Kedua orang itu berjalan berdampingan, dan akhirnya sampailah mereka ke tepi telaga yang tenang itu. Pak Tua itu, lalu kembali menaburkan segenggam garam, ke dalam telaga itu. Dengan sepotong kayu, dibuatnya gelombang mengaduk-aduk dan tercipta riak air, mengusik ketenangan telaga itu. "Coba, ambil air dari telaga ini, dan minumlah". Saat tamu itu selesai mereguk air itu, Pak Tua berkata lagi, Bagaimana rasanya?". "Segar.", sahut tamunya. "Apakah kamu merasakan garam di dalam air itu?", tanya Pak Tua lagi. "Tidak", jawab si anak muda. Dengan bijak, Pak Tua itu menepuk-nepuk punggung si anak muda. Ia lalu mengajaknya duduk berhadapan, bersimpuh di

samping telaga itu. "Anak muda, dengarlah. Pahitnya kehidupan, adalah layaknya segenggam garam, tak lebih dan tak kurang. Jumlah dan rasa pahit itu adalah sama, dan memang akan tetap sama". "Tapi, kepahitan yang kita rasakan, akan sangat tergantung dari wadah yang kita miliki. Kepahitan itu, akan didasarkan dari perasaan tempat kita meletakkan segalanya. Itu semua akan tergantung ! pada hati kita. Jadi, saat kamu merasakan kepahitan dan kegagalan dalam hidup, hanya ada satu hal yang bisa kamu lakukan. Lapangkanlah dadamu menerima semuanya. Luaskanlah hatimu untuk menampung setiap kepahitan itu". Pak Tua itu lalu kembali memberikan nasehat. "Hatimu, adalah wadah itu. Perasaanmu adalah tempat itu. Kalbumu, adalah tempat kamu menampung segalanya. Jadi, jangan jadikan hatimu itu seperti gelas, buatlah laksanatelaga yang mampu meredam setiap kepahitan itu dan merubahnya menjadi kesegaran dan kebahagiaan". ***************************************************************

Tahukah Anda Hamburger menjadi makanan terkenal ternyata melalui perjalanan yang sangat panjang. Pada tahun 1200 tentara Jengis Khan meramu semacam makan dari daging kambing yang diselipkan di bawah sadel kuda, ketika Mongol menjajah Rusia makanan ini kemudian dikenal oleh penduduk Rusia sebagai Tartar Steak (orang Rusia menyebut bangsa Mongol sebagai bangsa Tartar). Sekitar tahun 1600-an Rusia melakukan perdagangan dengan orang-orang di pelabuhan Hamburg Jerman dan Tartar steak dibawa sebagai bagian dari muhibah perdagangan tersebut. "Hamburg steak" kemudian terkenal sekitar tahun 1800-an ketika para pelaut Jerman menjelajah tanah harapan, Amerika. Tak lama kemudian "Hamburger steak" muncul di daftar menu dari New York's Delmonico's restaurant tahun 1820-1830. Akhirnya makanan rehat tentara Mongol dengan nama Jerman menjadi menu utama makanan siap saji di restoran-restoran maupun rumah-rumah Amerika, Hamburger. ***************************************************************

Kekayaan Manusia yang Terbesar Oleh : GEDE PRAMA SEORANG sahabat yang mulai kelelahan hidup, pagi bangun, berangkat ke kantor, pulang malam dalam kelelahan, serta amat jarang bisa merasakan sinar matahari di kulit, kemudian bertanya: untuk apa hidup

ini? Ada juga orang tua yang sudah benar-benar lelah mengungsi (kecil mengungsi di rumah orang tua, dewasa mengungsi ke lembaga pernikahan, tua mengungsi di rumah sakit), dan juga bertanya serupa. Objek sekaligus subjek yang dikejar dalam hidup memang bermacammacam. Ada yang mencari kekayaan, ada yang mengejar keterkenalan, ada yang lapar dengan kekaguman orang, ada yang demikian seriusnya di jalan-jalan spiritual sampai mengorbankan hampir segala-galanya. Dan tentu saja sudah menjadi hak masing-masing orang untuk memilih jalur bagi diri sendiri. Namun yang paling banyak mendapat pengikut adalah mereka yang berjalan atau berlari memburu kekayaan (luar maupun dalam). Pedagang, pengusaha, pegawai, pejabat, petani, tentara, supir, penekun spiritual sampai dengan tukang sapu, tidak sedikit kepalanya yang diisi oleh gambar-gambar hidup agar cepat kaya. Sebagian bahkan mengambil jalan-jalan pintas. Yang jelas, pilihan menjadi kaya tentu sebuah pilihan yang bisa dimengerti. Terutama dengan kaya materi manusia bisa melakukan lebih banyak hal. Dengan kekayaan di dalam, manusia bisa berjalan lebih jauh di jalan-jalan kehidupan. Dan soal jalur mana untuk menjadi kaya yang akan ditempuh, pilihan yang tersedia memang amat melimpah. Dari jualan asuransi, ikut MLM, memimpin perusahaan, jadi pengusaha, sampai dengan jadi pejabat tinggi. Namun, salah seorang orang bijak dari timur pernah menganjurkan sebuah jalan: contentment is the greatest wealth. Tentu agak unik kedengarannya. Terutama di zaman yang serba penuh dengan hiruk pikuk pencarian keluar. Menyebut cukup sebagai kekayaan manusia terbesar, tentu bisa dikira dan dituduh miring. Ada yang mengira menganjurkan kemalasan, ada yang menuduh sebagai antikemajuan. Dan tentu saja tidak dilarang untuk berpikir seperti ini. Cuma, bagi setiap pejalan kehidupan yang sudah mencoba serta berjalan jauh di jalur-jalur "cukup", segera akan mengerti, memang merasa cukuplah kekayaan manusia yang terbesar. Bukan merasa cukup kemudian berhenti berusaha dan bekerja. Sekali lagi bukan. Terutama karena hidup serta alam memang berputar melalui hukum-hukum kerja. Sekaligus memberikan pilihan mengagumkan, bekerja dan lakukan tugas masing-masing sebaik-baiknya, namun terimalah hasilnya dengan rasa cukup. Dan ada yang berbeda jauh di dalam sini, ketika tugas dan kerja keras sudah dipeluk dengan perasaan cukup. Tugasnya berjalan, kerja

kerasnya juga berputar. Namun rasa syukurnya mengagumkan. Sekaligus membukakan pintu bagi perjalanan kehidupan yang penuh kemesraan. Tidak saja dengan diri sendiri, keluarga, tetangga serta teman. Dengan semua perwujudan Tuhan manusia mudah terhubung ketika rasa syukurnya mengagumkan. Tidak saja dalam keramaian manusia menemukan banyak kawan, di hutan yang paling sepi sekalipun ia menemukan banyak teman. Dalam terang cahaya pemahaman seperti ini, rupanya merasa cukup jauh dari lebih sekadar memaksa diri agar damai. Awalnya, apapun memang diikuti keterpaksaan. Namun begitu merasa cukup menjadi sebuah kebiasaan, manusia seperti terlempar dengan nyaman ke sarang labalaba kehidupan. Di mana semuanya (manusia, binatang, tetumbuhan, batu, air, awan, langit, matahari, dll) serba terhubung, sekaligus menyediakan rasa aman nyaman di sebuah titik pusat. Orang tua mengajarkan hidup berputar seperti roda. Dan setiap pencarian kekayaan ke luar yang tidak mengenal rasa cukup, mudah sekali membuat manusia terguncang menakutkan di pinggir roda. Namun di titik pusat, tidak ada putaran. Yang ada hanya rasa cukup yang bersahabatkan hening, jernih sekaligus kaya. Bagi yang belum pernah mencoba, apa lagi diselimuti ketakutan, keraguan dan iri hati, hidup di titik pusat berbekalkan rasa cukup memang tidak terbayangkan. Hanya keberanian untuk melatih dirilah yang bisa membukakan pintu dalam hal ini. Hidup yang ideal memang kaya di luar sekaligus di dalam. Dan ini bisa ditemukan orang-orang yang mampu mengkombinasikan antara kerja keras di satu sisi, serta rasa cukup di lain sisi. Bila orang-orang seperti ini berjalan lebih jauh lagi di jalan yang sama, akan datang suatu waktu dimana amat bahagia dengan hidup yang bodoh di luar, namun pintar mengagumkan di dalam. Biasa tampak luarnya, namun luar biasa pengalaman di dalamnya. Ini bisa terjadi, karena rasa cukup membawa manusia pelan-pelan mengurangi ketergantungan akan penilaian orang lain. Jangankan dinilai baik dan pintar, dinilai buruk sekaligus bodoh pun tidak ada masalah. Salah satu manusia yang sudah sampai di sini bernama Susana Tamaro. Dalam novel indahnya berjudul 'pergi ke mana hati membawamu' ia kurang lebih menulis: kata-kata ibarat sapu. Ketika dipakai menyapu, lantai lebih bersih namun debu terbang ke mana-mana. Dan hening ibarat lap pel. Lantai bersih tanpa membuat debu terbang. Dengan kata lain, pujian, makian, kekaguman, kebencian dan kata-kata manusia

sejenis, hanya menjernihkan sebagian, sekaligus memperkotor di bagian lain (seperti sapu). Sedangkan hening di dalam bersama rasa cukup seperti lap pel, bersih, jernih tanpa menimbulkan dampak negatif. Manusia lain yang juga sampai di sini bernama Chogyum Trungpa, di salah satu karyanya yang mengagumkan (Shambala, The sacred path of the warrior), ia menulis: this basic wisdom of Shambala is that in this world, as it is, we can find a good and meaningful human life that will also serve others. That is our richness. Itulah kekayaan yang mengagumkan, bahwa dalam hidup yang sebagaimana adanya (bukan yang seharusnya) kita bisa menemukan kehidupan berguna sekaligus pelayanan bermakna buat pihak lain. *** Gede Prama adalah pencinta keheningan, tinggal di Jakarta (Sinar Harapan) ***************************************************************

Kebahagiaan sebagai pilihan Pada suatu zaman di Tiongkok, hiduplah seorang jenderal besar yang selalu menang dalam setiap pertempuran. Karena itulah, ia dijuluki "Sang Jenderal Penakluk" oleh rakyat. Suatu ketika, dalam sebuah pertempuran, ia dan pasukannya terdesak oleh pasukan lawan yang berkali lipat lebih banyak. Mereka melarikan diri, namun terangsak sampai ke pinggir jurang. Pada saat itu para prajurit Sang Jenderal menjadi putus asa dan ingin menyerah kepada musuh saja. Sang Jenderal segera mengambil inisiatif, "Wahai seluruh pasukan, menang-kalah sudah ditakdirkan oleh dewa-dewa. Kita akan menanyakan kepada para dewa, apakah hari ini kita harus kalah atau akan menang. Saya akan melakukan tos dengan keping keberuntungan ini! Jika sisi gambar yang muncul, kita akan menang. Jika sisi angka yang muncul, kita akan kalah! Biarlah dewa-dewa yang menentukan!" seru Sang Jenderal sambil melemparkan kepingnya untuktos. Ternyata sisi gambar yang muncul! Keadaan itu disambut histeris oleh pasukan Sang Jenderal, "Hahaha dewa-dewa di pihak kita! Kita sudah pasti menang!!!" Dengan semangat membara, bagaikan kesetanan mereka berbalik menggempur balik pasukan lawan. Akhirnya, mereka benar-benar berhasil menunggang-langgangkan lawan yang berlipat-lipat banyaknya. Pada senja pasca-kemenangan, seorang prajurit berkata kepada Sang Jenderal, "Kemenangan kita telah ditentukan dari langit, dewa-dewa begitu baik terhadap kita." Sang Jenderal menukas, "Apa iya sih?" sembari melemparkan keping

keberuntungannya kepada prajurit itu. Si prajurit memeriksa kedua sisi keping itu, dan dia hanya bisa melongo ketika mendapati bahwa ternyata kedua sisinya adalah gambar. Memang dalam hidup ini ada banyak hal eksternal yang tidak bisa kita ubah; banyak hal yang terjadi tidak sesuai dengan kehendak kita. Namun demikian, pada dasarnya dan pada akhirnya, kita tetap bisa mengubah pikiran atau sisi internal kita sendiri: untuk menjadi bahagia atau menjadi tidak berbahagia. Jika bahagia atau tidak bahagia diidentikkan dengan nasib baik atau nasib buruk, jadi sebenarnya nasib kita tidaklah ditentukan oleh siapa-siapa, melainkan oleh diri kita sendiri. Ujung-ujungnya, kebahagiaan adalah sebuah pilihan proaktif. "The most proactive thing we can do is to 'be happy'</I>," begitu kata Stephen R. Covey dalam buku '7 Habits'.(SM) *************************************************************** Tahukah Anda. Seremonial Memukulkan botol/kendi ke badan kapal/kendaraan hingga pecah untuk tanda peluncuran pertama, ternyata sudah ada sejak jaman Babylonia (sekitar 3000 tahun sebelum masehi). Kemudian seremonial tersebut populer kembali sejak abad ke-17 ketika angkatan laut Inggris memukulkan botol pada setiap peluncuran kapal baru. *************************************************************** Kata Bijak Hari Ini. Hidup seekor lebah lebih bernilai daripada binatang lain bukan lantaran ia pekerja giat, tapi karena ia lebih suka bekerja (menghasilkan madu) untuk kenikmatan pihak lain. ***************************************************************

Membangun tempat suci Seorang laki-laki mengunjungi orang suci. "Aku ingin membangun sebuah tempat ibadah ,"kata laki-laki itu. "Perbaikilah niatmu." "Aku telah memperbaiki niatku." "Baiklah, jika niatmu telah benar, aku ingin tanya, bagaimana jika setelah tempat ibadah selesai dibangun lalu masyarakat

menganggap orang lain yang telah membangunnya ? Mereka sama sekali tidak menyebut namamu,"tanya beliau. "Hal itu tentu akan terasa berat bagiku," jawabnya. "Niatmu belum benar," kata orang suci tersebut. Datang seorang lelaki lain. "Aku ingin membangun tempat ibadah ikhlas demi Allah." "Berikanlah kepadaku dana yang telah kamu siapkan untuk membangun tempat ibadah itu . Nanti terserah padaku, akan kugunakan uang itu untuk membangun mesjid, makan atau dibagibagikan. Tetapi, di akhirat nanti, kamu akan memperoleh pahala membangun tempat ibadah." "Akan kupikir-pikir dahulu." Setelah berpikir, akhirnya lelaki itu menolak usulan orang suci tersebut. Seorang laki-laki lain datang menemui orang suci. "aku ini seorang pedagang. Sudah lama aku berniat membangun tempat ibadah semata-mata karena Allah. Untuk mewujudkan cita-citaku ini, aku menabung tiap kali memperoleh keuntungan. Sekarang tabunganku telah cukup untuk membangun tempat ibadah." "Jika kamu benar-benar ingin membangun tempat ibadah, berikanlah tabunganmu itu kepadaku, terserah aku, akan aku gunakan uang itu untuk membangun, menyedekahkannya atau memakannya. Tetapi, di surga nanti, kamu akan memperoleh pahala membangun tempat ibadah tersebut dan pahala dari orang orang-orang yang beribadah di dalamnya." "Ya, jika benar ucapanmu itu, akan kuserahkan semua tabunganku kepadamu, dan aku tidak perlu bersusah-payah memikirkan pembangunan tempat ibadah. Aku akan pulang sekarang untuk mengirimkan uang itu kepadamu. Gunakanlah uang itu sesukamu," kata lelaki itu kegirangan. "Aku ini tidak membutuhkan tabunganmu. aku hanya ingin menguji niatmu. Sekarang, bangunlah sebuah tempat ibadah olehmu dan umumkanlah rencana pembangunan itu kepada masyarakat, karena niatmu telah benar." *************************************************************** Tahukah Anda. Banyak peneliti dalam dan luar negeri yakin Indonesia merupakan surga bagi spesies-spesies manusia unik yang bersembunyi di belantara Nusantara. Belum lama kita mendengar info tentang manusia kerdil di Nusa Tengara (Homo floresiensis ),

sekarang ada lagi info mengenai manusia sedepa. Manusia sedepa sejauh ini cuma menjadi mitos bagi penduduk di barat dan utara Sumatra. Sang manusia kerdil dikabarkan pernah ditangkap oleh raja Aceh lebih dari seratus tahun lalu di daerah Gunung Leuser, Aceh. Belum lama ini dua peneliti asal Rusia yang menemukan sang 'Hobbit', dikabarkan telah meninggalkan Indonesia, diduga spesies unik itu adalah manusia sedepa, sejenis manusia berperawakan kerdil yang sejak lama menjadi mitos di daerah Kerinci Seblat. Ciri-ciri spesies ini, seperti dituturkan peneliti Rusia tadi, antara lain berukuran tubuh kecil (tinggi badan kurang dari 100 cm), kulit wajah halus tanpa kumis, dan tidak memiliki lekukan di bagian bawah mulutnya. Diduga manusia kerdil ini masih berumur sangat muda, langsung mati ketika ditangkap dan Hingga kini belum diperoleh informasi terbaru soal jasad si manusia kerdil. Beberapa tahun lalu, misalnya, sempat terbetik kabar penemuan manusia kerdil di daerah Taman Nasional Meru Betiri (TNMB), Jember, Jawa Timur. Tinggi manusia kerdil itu diperkirakan 80 cm dengan panjang telapak kaki dari tumit hingga ibu jari sekitar 9,7 cm dan lebar tapak kaki 3,2 cm. Penduduk setempat menamainya si Siwil. Makhluk kerdil ini dilaporkan senang mengambil ikan milik nelayan. (republika) *************************************************************** Kata Bijak Hari Ini. Tempat Cinta adalah Hati dan Hati adalah emas murni. Keagungan Ilahiah menggosoknya dengan menatapnya, menjadikannya terang dan murni. Jejak-jejak cahaya keindahan Cinta yang tiada terperi muncul di dalam cermin keshalihan Hati. Cinta manusiawi hidup melalui Cinta Ilahi. (Samani) *************************************************************

Tempayan Retak Seorang tukang air India memiliki dua tempayan besar, masing-masing bergantung pada kedua ujung suatu pikulan, yang dibawa menyilang pada bahunya. Satu dari tempayan itu retak, sedangkan tempayan yang satunya lagi tidak. Jika tempayan yang utuh itu selalu dapat membawa air penuh, setelah perjalanan panjang dari mata air ke rumah majikannya, tempayan retak itu hanya dapat membawa air setengah penuh.

Selama dua tahun hal itu terjadi setiap hari. Si tukang air hanya dapat membawa satu setengah tempayan air ke rumah majikannya. Tentu saja si tempayan yang utuh merasa bangga akan prestasinya karena dapat menunaikan tugasnya dengan sempurna. Namun, si tempayan retak yang malang itu merasa malu sekali akan ketidaksempurnaannya dan merasa sedih sebab ia hanya dapat memberi setengah dari porsi yang seharusnya dapat diberikannnya. Setelah dua tahun tertekan oleh kegagalan pahit ini, tempayan retak itu berkata pada si tukang air, "Saya sungguh malu pada diri saya sendiri, dan saya ingin mohon maaf kepadamu." "Kenapa?" tanya si tukang air, "Kenapa kamu merasa malu?" "Saya hanya mampu, selama dua tahun ini, membawa setengah porsi air dari yang seharusnya dapat saya bawa karena adanya retakan pada sisi saya yang membuat air yang saya bawa bocor sepanjang jalan menuju rumah majikan kita. Karena cacatku itu, saya telah membuatmu rugi," kata tempayan itu. Si tukang air merasa kasihan pada si tempayan retak, dan dalam belas kasihannya, ia berkata, "Jika kita kembali ke rumah majikan besok, aku ingin kamu memperhatikan bunga-bunga indah di sepanjang jalan." Benar, ketika mereka naik ke bukit, si tempayan retak memperhatikan dan baru menyadari bahwa ada bunga-bunga indah di sepanjang sisi jalan, dan itu membuatnya sedikit terhibur. Namun pada akhir perjalanan, ia kembali sedih karena separo air yang dibawanya telah bocor, dan kembali dia minta maaf pada si tukang air atas kegagalannya. Si tukang air berkata kepada tempayan itu, "Apakah kamu memperhatikan adanya bunga-bunga di sepanjang jalan di sisimu tetapi tidak ada bunga di sepanjang jalan di sisi tempayan yang lain yang utuh. Itu karena aku selalu menyadari akan cacatmu dan aku memanfaatkannya. Aku telah menanam benih-benih bunga di sepanjang jalan di sisimu, dan setiap hari jika kita berjalan pulang dari mata air, kamu mengairi benih-benih itu. Selama dua tahun ini aku telah dapat memetik bunga-bunga indah itu untuk menghias meja majikan kita. Tanpa kamu sebagaimana kamu ada, majikan kita tak akan dapat menghias rumahnya seindah sekarang." Setiap dari kita memiliki cacat dan kekurangan kita sendiri. Kita semua adalah tempayan retak. Namun jika kita mau, Tuhan akan menggunakan kekurangan kita untuk menghias-Nya. Di mata Tuhan yang bijaksana, tidak ada yang terbuang percuma. Jangan takut akan kekuranganmu. Kenalilah kelemahanmu dan kamu pun dapat menjadi sarana keindahan Tuhan.

Ketahuilah, di dalam kelemahan kita, kita menemukan kekuatan kita. Seseorang disebut sebagai orang yang sukses jika ia bisa tetap hidup dan menikmati kesuksesannya dengan rasa bersyukur.

from : Lianny H.

*************************************************************** Kata Bijak Hari Ini. Lukman sang filsuf ditanya dari siapa ia belajar kebijaksanaan. Jawabnya : "Dari orang buta, yang tidak melangkah sebelum meraba suatu tempat". (Ulama arif)

***************************************************************

Kedamaian hati adalah kedamaian sejati Seorang Raja mengadakan sayembara dan akan memberi hadiah yang melimpah kepada siapa saja yang bisa melukis tentang kedamaian. Ada banyak seniman dan pelukis berusaha keras untuk memenagkan lomba tersebut. Sang Raja berkeliling melihat-lihat hasil karya mereka. Hanya ada dua buah lukisan yang benar-benar paling disukainya. Tapi, sang Raja harus memilih satu diantara keduanya. Lukisan pertama menggambarkan sebuah telaga yang tenang. Permukaan telaga yang itu bagaikan cermin sempurna yang mematulkan kedamaian gunung-gunung yang tenang menjulang mengitarinya. Di atasnya terpampang langit biru dengan awan putih berarak-arak. Semua yang mandang lukisan ini akan berpendapat, inilah lukisan terbaik mengenai kedamaian. Lukisan kedua menggambarkan pegunungan juga. Namun tampak kasar dan gundul. Di atasnya terlukis langit yang gelap dan merah

menandakan turunnya hujan badai, sedangkan tampak kilat menyambar-nyambar liar. Disisi gunung ada air terjun deras yang berbuih-buih, sama sekali tidak menampakkan ketenangan dan kedamaian. Tapi, sang raja melihat sesuatu yang menarik, Dibalik air terjun itu tumbuh semak-semak kecil diatas sela-sela batu. Didalam semak-semak itu seekor induk burung pipit meletakkan sarangnya. Jadi,ditengah-tengah riuh rendahnya air terjun, seekor induk Pipit sedang mengerami telurnya dengan damai. Benar-benar damai. Lukisan manakah yang memenangkan lomba? Sang Raja memilih lukisan nomor dua. Tahukah Anda mengapa? karena jawab sang Raja, "Kedamaian bukan berarti Anda harus berada di tempat yang tanpa keributan, kesulitan atau pekerjaan yang keras dan sibuk. Kedamaian adalah hati yang tenang dan damai, meski Anda berada di tengah-tengah keributan luar biasa." "Kedamaian hati adalah kedamaian sejati." *************************************************************** Kata Bijak Hari Ini. Sindiran itu seperti kaca. Umumnya para penonton benar-benar dapat menemukan semua wajah orang lain yang terpantul di dalamnya, kecuali wajah mereka sendiri. (Jonathan Swift) ***************************************************************

RENCANA TUHAN PASTI INDAH Ketika aku masih kecil, waktu itu ibuku sedang menyulam sehelai kain. Aku yang sedang bermain di lantai, melihat ke atas dan bertanya, apa yang ia lakukan. Ia menerangkan bahwa ia sedang menyulam sesuatu di atas sehelai kain. Tetapi aku memberitahu kepadanya, bahwa

yang kulihat dari bawah adalah benang ruwet. Ibu dengan tersenyum memandangiku dan berkata dengan lembut: "Anakku, lanjutkanlah permainanmu, sementara ibu menyelesaikan sulaman ini; nanti setelah selesai, kamu akan kupanggil dan kududukkan di atas pangkuan ibu dan kamu dapat melihat sulaman ini dari atas." Aku heran, mengapa ibu menggunakan benang hitam dan putih, begitu semrawut menurut pandanganku. Beberapa saat kemudian, aku mendengar suara ibu memanggil; " anakku, mari kesini, dan duduklah di pangkuan ibu. " Waktu aku lakukan itu, aku heran dan kagum melihat bunga-bunga yang indah, dengan latar belakang pemandangan matahari yang sedang terbit, sungguh indah sekali. Aku hampir tidak percaya melihatnya, karena dari bawah yang aku lihat hanyalah benang-benang yang ruwet. Kemudian ibu berkata:"Anakku, dari bawah memang nampak ruwet dan kacau, tetapi engkau tidak menyadari bahwa di atas kain ini sudah ada gambar yang direncanakan, sebuah pola, ibu hanya mengikutinya. Sekarang, dengan melihatnya dari atas kamu dapat melihat keindahan dari apa yang ibu lakukan. Sering selama bertahun-tahun, aku melihat ke atas dan bertanya kepada Allah; "Allah, apa yang Engkau lakukan? " Ia menjawab: " Aku sedang menyulam kehidupanmu." Dan aku membantah," Tetapi nampaknya hidup ini ruwet, benang-benangnya banyak yang hitam, mengapa tidak semuanya memakai warna yang cerah?" Kemudian Allah menjawab," Hambaku, kamu teruskan pekerjaanmu, dan Aku juga menyelesaikan pekerjaanKu di bumi ini. Satu saat nanti Aku akan memanggilmu ke sorga dan mendudukkan kamu di pangkuanKu, dan kamu akan melihat rencanaKu yang indah dari sisiKu."

From: Dida Nurhaida *************************************************************** Tahukah Anda.

Apakah Ada Kehidupan di Laut Mati? Laut Mati adalah salah satu perairan paling aneh didunia. Jutaan tahun yang lalu, Laut Mati sekitar 420 meter lebih tinggi daripada sekarang, dan jauh lebih tinggi daripada Laut Mediterrania. Pada waktu itu, ada kehidupan disana. Tapi kemudian masa kekeringan panjang terjadi, dan sangat banyak air menguap, sehingga perlahan-lahan laut itu menyusut menjadi seperti keadannya sekarang. Salah satu hal yang paling mengagumkan tentang Laut Mati adalah jumlah garam yang dikandungnya. Air laut biasa mengandung sekitar 4 sampai 6 persen garam. Laut Mati mengandung 23 sampai 25 persen garam! Kalau kau mencicipi airnya, bukan saja asin, tapi dapat membuatmu mual karena ada klorida magnesium didalamnya. Airnya juga licin dan terasa berminyak karena ada klorida kalsium didalamnya. Tidak ada kehidupan hewan di dalam Laut Mati. Sungai Yordan yang mengalir ke dalamnya, membawa ikan bersamanya. Tapi ikan itu akan mati, dan menjadi makanan burung laut. submitted by Wandy.Trisna@... *************************************************************** Kata Bijak Hari Ini. Semua penemuan besar selalu berasal dari orang-orang yang perasaannya berlari mendahului pemikirannya (C.H. Oarkhurst) ***************************************************************

3 Pendekar Saya lahir tahun 78 dan dua tahun kemudian ibu saya meninggal karena suatu penyakit. Apalah yang dimiliki seorang anak umur 2 tahun ketika ditinggal ibunya kecuali tangis ketidaktahuan. Ketidaktahuan karena belum bisa berpikir tetapi telah diberi Tuhan perasaan sepi dan kehilangan. Di sebelah utara rumah saya, tinggal seorang pemuda idiot. Dia kira-kira berumur 12 tahun ketika ibu saya meninggal. Selain itu, di sebelahnya tinggal pula seorang pemuda lain berumur 20-an tahun yang belum pernah bersekolah, tidak bisa membaca dan bekerja sebagai kusir

andong (kereta/bendi). Sementara di sebelah barat rumah saya, tinggal pemuda yang juga berumur 20-an tahun, terbelakang, bodoh dan harus keluar dari kelas I SD karena tak bisa mengikuti pelajaran sedikitpun. Sebagai anak berumur 2 tahun, tentu saja saya belum begitu mengenal mereka. Tetapi seiring waktu, saya mulai tahu bahwa merekalah sahabat terbaik dalam hidup saya. Akal saya yang semakin terasah ketika berumur 5 tahun dan ingatan yang semakin kuat mematri kenangan saya dengan 3 orang hebat dalam hidup saya tersebut. Merekalah yang saya sebut sebagai 3 pendekar dalam hidup saya. Tiga orang yang sama-sama terbelakang, tidak bisa membaca dan sering dianggap "agak kurang" (bahasa halus untuk sedikit gila) oleh tetangga-tetangga, tenyata merupakan penyelamat hidup saya. Pemuda pertama, anak belasan tahun yang saya tahu dipanggil Adek, idiot dan selalu mengeluarkan air liur dari mulutnya. Karena tak pernah memiliki teman bermain, saya lah yang selalu dipandangnya dari jendela rumah. Ketika semua orang mengusir dan anak-anak lain takut untuk mendekat, dia mencoba mengenal saya. Dialah yang kemudian merawat saya, karena ketiadaan ibu dan ayah yang terlalu jarang di rumah. Anak idiot itulah yang mengajari saya bermain, membuatkan wayang suket (rumprut/jerami), mencari kodok di sawah, berendam di kali atau menonton karnaval 17 Agustus yang tiap tahun diadakan di kota kecamatan. Pemuda dua puluhan tahun yang menjadi kusir andong tadi bernama Gandul. Keterbelakangannya justru menjadi sumber kebaikan hati. Setiap hari, begitu pulang dari bekerja, dia selalu menyisihkan uang Rp 50-100 di bawah jok andongnya. Uang itu khusus disediakan untuk saya, anak SD yang tak pernah lagi menerima uang saku dari ayahnya. Selama bertahun-tahun, Gandul melakukan itu karena tahu bahwa saya tak pernah bisa jajan jika dia lupa menyisihkan. Dia juga yang mengajak saya jalan-jalan, menjadi kernet andong atau bersuka dengan kudanya. Pemuda ketiga bernama Darsio, karena tak juga bisa melakukan apa yang dilakukan kawan-kawannya, dia dikeluarkan dari sekolah. Mulai itulah dia mendekati saya, mengajak saya bermain di kebunnya yang luas. Mencarikan buah apapun yang saya inginkan. Jika saya lagi kepingin pisang, dia akan mencarinya. Begitu pula ketika saya minta kelapa muda di satu siang yang panas, dia akan mengajak saya ke kebun dan memetikkan beberapa. Darsio mengajari saya berenang, kadang berpetualang seharian ke tempat-tempat yang jauh, berjalan kaki dan melatih keberanian saya. Karena sebelumnya saya memang terlalu penakut dan mudah menangis. Agar tubuh saya kuat, dia juga memberi segelas susu kedelai

dari pabrik tahu milik orang tuanya hampir setiap hari.

Ketiga orang itu, 3 pendekar yang mengisi hidup masa kecil saya. Menemani dengan tulus sehingga kini saya bisa berpikir bahwa Tuhan memang mengambil ibu saya, tetapi Dia mengirimkan 3 orang hebat dalam hidup saya. Ketiganya terbelakang, tidak sekolah, tak bisa membaca, bahkan dua diantaranya sampai kini tak punya istri. Tetapi merekalah yang mengajari saya banyak hal, menemani tahun-tahun sepi, membantu saya siap untuk mandiri. Kini saya 24 tahun dan akan segera menyelesaikan kuliah. Karena pengalaman hidup itulah saya bisa bertahan hingga sekarang, merantau, mandiri, dan memiliki pandangan positif terhadap makluk ciptaan Tuhan seperti apapun adanya. Untunglah saya dibesarkan oleh 3 orang idiot dan bukannya 3 orang profesor, 3 orang kaya, atau 3 bisnisman. Sehingga saya bisa memaknai hubungan antar manusia, bukan karena kapasitas intelektual, uang atau kesuksesan. Bagi saya, ketulusan untuk memberi dan sikap menjadi manusia seutuhnya itu lebih penting. Berkah dari 3 pendekar hebat, dan karena itulah saya selalu beranggapan, seperti apapun kondisinya, hidup kita diciptakan Tuhan sangat indah. Kalau mata kita memandangnya dengan indah pula. *************************************************************** Tahukah Anda. Di Amerika kasus orang bunuh diri lebih banyak dari kasus pembunuhan. Aksi bunuh diri di Amerika Serikat terjadi setiap 2 jam 2,5 menit, ada 734.000 kasus percobaan bunuh setiap tahunnya di Amerika, dan yang paling banyak melakukan aksi bunuh diri berusia antara 10 hingga 14 tahun. *************************************************************** Kata Bijak Hari Ini. Semua penemuan besar selalu berasal dari orang-orang yang perasaannya berlari mendahului pemikirannya (C.H. Oarkhurst) ***************************************************************

Kursi Khalifah Bahloul Khalifah Harun sangat suka pada Bahloul, pemuda pandir, sedikit sinting, tapi sering mengungkapkan kearifan yang memaksa sang khalifah tercenung. Bahloul juga menjalankan fungsi lazim bagi para raja di mana-mana: menjadi penghibur. Ia menyimpan banyak cara untuk membuat Khalifah gembira. Kadang ia sengaja tersandung kaki kursi dan terjungkal, sehingga Khalifah terbahak menyaksikan kemalangannya. Lain kali ia pura-pura kalah dalam main catur atau main tebak-tebakan dengan Khalifah atau para gundiknya; Bahloul akan bersungut-sungut -- seisi istana pun tergelak menertawai kebodohan yang dikutuknya. Suatu hari Bahloul menyelonong seperti biasa ke balairung istana. Di ruang mewah yang sedang lengang itu tampak kursi kosong Khalifah. "Di mana gerangan Baginda Raja?" pikirnya. Iseng, ia duduk di tahta sakral itu. Tiba-tiba dua pengawal memergoki, yang segera menyeret Bahloul turun dari kursi emas itu. "Dasar anak dungu!" hardik mereka sambil menghajar dengan pentungan. "Kamu memang kesayangan Khalifah, tapi tingkahmu ini sudah keterlaluan!" Bahloul melengking, tak sanggup menanggung hujan pukulan di sekujur tubuhnya yang kecil. Lolongannya sedemikian keras sampai membangunkan Khalifah yang sedang istirahat di kamarnya. "Apa-apaan ini? Ada apa ini?" tanya Khalifah Harun dengan kaget. Kedua pengawal berhenti memukul dan menceritakan kejadiannya. "Betul begitu, Bahloul?" tanya Khalifah. "Betul, Baginda, hoaaaaaa .," jawab Bahloul sambil terus menjeritjerit. "Sudah, sudah. Tak apa. Berhentilah memekik-mekik! Pusing kepalaku mendengarnya! Kenapa pula kau terus menangis, padahal pengawal sudah tak lagi memukulimu?" "Hamba justru menangisi nasib Baginda, hoaaaa " "Lho, mengapa pula kau menangisi nasibku? Apa yang salah denganku?" "Baginda, hamba duduk di kursi Baginda hanya tiga menit, tapi siksaan

yang hamba terima begini pedihnya hoaaaa. Baginda sudah duduk di tahta itu selama tiga puluh tahun hoaaa Hamba tak sanggup membayangkan betapa pedihnya pukulan yang akan Baginda terima kelak hoaaaa " Kini giliran Khalifah yang menangis terisak-isak. "Lalu apa yang harus kulakukan?" tanya Khalifah, sambil terus tersedu. Bahloul bangkit dari lantai, dan berlari-lari kecil mengitari balairung istana yang megah itu sambil mengacung-acungkan tinjunya: "Keadilan, Baginda! Keadilan! Beri keadilan pada seluruh rakyat! Keadilan! Keadilan! Keadilan!" Khalifah lalu bersumpah untuk memenuhi permohonan Bahloul itu. Ia mengaku selama ini memang telah ratusan kali, telah ribuan kali, menjanjikan hal itu kepada rakyat, dengan berbagai bahasa yang indah, dengan ungkapan-ungkapan yang terkesan serius tapi tak pernah sungguh-sungguh berusaha mewujudkannya. "Sejak detik ini aku akan benar-benar memberi keadilan kepada segenap rakyatku". Bahloul pun pulang, sambil mengatakan bahwa ia tak akan percaya begitu saja pada janji Khalifah. "Hamba tetap akan sering-sering mengingatkan Baginda tentang janji itu.." Khalifah Harun ada di mana-mana, di setiap jaman. Mereka memerlukan para bahloul, yang wajib untuk tak henti mengingatkan betapa panasnya kursi yang mereka duduki. (Hamid Basyaib)

*************************************************************** Tahukah Anda Manusia kira-kira memiliki 100 Miliar sel otak (neurons) hingga usia 30 tahunan, akan kehilangan 7000 sel otak perhari Ketika manusia mulai menginjak usia 35 tahun dan sel-sel tersebut tidak akan tergantikan, bahkan bagi peminum alkohol dan mereka yang hidup berdekatan dengan polusi, otak akan kehilangan 300.000 sel otak per hari. *************************************************************** Kata Bijak Hari Ini.

Tidak apa kalau Anda kehilangan semua harta Anda, asal jangan kehilangan semangat Anda. (A. E. Housman) *************************************************************** SELEMBAR KERTAS PUTIH

Seorang anak yang suka mencari-cari kesalahan. Dengan cekatan, ia akan mampu menunjukkan kesalahan teman-teman dan orangtuanya. Bahkan jika sesuatu terjadi pada dirinya, maka ia menyalahkan teman dan orangtuanya. "Aku jatuh karena Ayah meletakkan ember di sembarang tempat," kata anak tsb. kepada ayahnya saat ia terjatuh di kamar mandi. "Kamu mengalami musibah ini karena kamu tidak berhati-hati. Oleh karena itu, kalau berjalan harus hati-hati," kata anak tsb. kepada seorang anak lain yang terkilir kakinya. Pada suatu hari, anak itu berjalan-jalan di pinggir hutan. Matanya tertuju pada sekelompok lebah yang mengerumuni sarangnya. "Wah, madu lebah itu pasti sangat manis. Aku akan mengambilnya. Aku akan mengusir lebah-lebah itu !" Ia pun mengambil sebuah galah dan menyodok sarang lebah itu dengan keras. Ribuan lebah merasa terusik dan menyerang anak itu. Melihat binatangkecil yang begitu banyak, anak itu lari terbirit-birit. Lebah-lebah itu tidak membiarkan musuhnya pergi begitu saja. Satu ...dua ...tiga, lebah-lebah menghajar dengan sengatan. "Aduh .....tolong ..... !" Byur !! Anak itu menceburkan dirinya ke sungai. Tak lama kemudian, lebah-lebah itu pergi meninggalkan anak itu yang kesakitan. "Mengapa Ayah tidak menolongku ? Jika Ayah sayang padaku, pasti sudah berusaha menyelamatkanku. Semua ini salah Ayah !" Ayahnya diam sejenak, lalu mengambil selembar kertas putih. "Anakku, apa yang kamu lihat dari kertas ini? Itu hanya kertas putih, tidak ada gambarnya," jawab anak itu. Kemudian, ayahnya mentoreh di kertas putih dengan sebuah titik berwarna hitam. "Apa yang kamu lihat dari kertas putih ini? Ada gambar titik hitam di kertas putih itu ! Anakku, mengapa kamu hanya rmelihat satu titik hitam pada kertas putih ini? Padahal sebagian besar kertas ini berwarna putih. Betapa mudahnya kamu melihat kesalahan Ayah ! Padahal masih banyak hal baik yang telah Ayah lakukan padamu."

Ayahnya berjalan pergi meninggalkan anaknya yang duduk termenung. Pembaca, mari kita belajar mengoreksi diri sendiri sebelum kita menyalahkan orang lain. Jangan hanya melihat sisi buruk suatu masalah, tetapi kita perlu juga melihat sisi baiknya. Mengapakah engkau melihat selumbar di mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu tidak engkau ketahui ?

*************************************************************** Kata Bijak Hari Ini.

Tak ada orang yang terlalu miskin sehingga tidak bisa memberikan pujian. ***************************************************************

SARINGAN TIGA KALI Di zaman Yunani kuno, Dr. Socrates adalah seorang terpelajar dan intelektual yang terkenal reputasinya karena pengetahuan dan kebijaksanannya yang tinggi. Suatu hari seorang laki-laki berjumpa dengan Socrates dan berkata, " Tahukah Anda apa yang baru saja saya dengar mengenai salah seorang teman Anda ?" "Tunggu sebentar," jawab Dr. Socrates. "Sebelum memberitahukan saya sesuatu, saya ingin Anda melewati sebuah ujian kecil. Ujian tersebut dinamakan Ujian Saringan Tiga Kali. "Saringan tiga kali ?"tanya laki-laki tersebut. "Betul,"lanjut Dr. Socrates. "Sebelum Anda mengatakan kepada saya mengenai teman saya, mungkin merupakan ide yang bagus untuk menyediakan waktu sejenak dan menyaring apa yang akan Anda katakan. Itulah kenapa saya sebut sebagai Ujian Saringan Tiga Kali. Saringan yang pertama adalah KEBENARAN. Sudah pastikah Anda bahwa apa yang Anda akan katakan kepada saya adalah benar ? "Tidak, belum tentu benar,"kata laki-laki tersebut, "Sesungguhnya saya baru saja mendengarnya dan ingin memberitahukannya kepada Anda." "Baiklah," kata Socrates, "Jadi Anda sungguh tidak tahu apakah hal itu benar atau tidak. "Sekarang mari kita coba saringan kedua yaitu : KEBAIKAN.

Apakah yang akan Anda katakan kepada saya mengenai teman saya adalah sesuatu yang baik ? "Tidak, sebaliknya, mengenai hal yang buruk,"jawab laki-laki itu. "Jadi, "lanjut Socrates, "Ada ingin mengatakan kepada saya sesuatu yang buruk mengenai dia, tetapi Anda tidak yakin kalau itu benar. "Anda mungkin masih bisa lulus ujian selanjutnya, yaitu : KEGUNAAN. Apakah apa yang Anda ingin beritahukan kepada saya tentang teman saya tersebut akan berguna buat saya ?" "Tidak, sungguh tidak," jawab laki-laki tersebut. "Kalau begitu," simpul Dr. Socrates, "Jika apa yang Anda ingin beritahukan kepada saya tentang teman saya tersebut tidak benar, tidak juga baik, bahkan tidak berguna untuk saya, kenapa ingin menceritakan kepada saya ?" Sebuah panah yang telah melesat dari busurnya dan membunuh seseorang yang tak bersalah, dan kata-kata yang telah diucapkan yang menyakiti hati seseorang, keduanya tidak pernah bisa ditarik kembali. Jadi sebelum berbicara tentang seseorang, gunakanlah Saringan Tiga Kali.

*************************************************************** Kata Bijak Hari Ini. Kesehatan selalu tampak lebih berharga setelah kita kehilangannya. (Jonathan Swift) ***************************************************************

CINTA YANG TAK RUMIT DARI FAIZ Apa yang menyebabkan kita menyapa atau tidak menyapa, saat bertemu seseorang? Kebanyakan kita menyapa karena kita mengenal atau minimal mengetahui seseorang itu. Bisa juga karena kita menyukai atau menghormati orang tersebut, karena memang kebiasaan, atau punya keperluan. Mungkin juga sekadar basa basi. Apa pun itu, saya belajar banyak soal ini dari seorang anak kecil yang berbeda umur 26 tahun dari saya. Setiap hari saat berjalan kaki menuju sekolahnya yang tak begitu jauh dari rumah, Faiz akan melewati deretan panjang rumah yang ada di sekitar kami. Empat tahun yang lalu, ketika Faiz masih TK, saya takjub menyaksikan bagaimana cara ia menyapa! Semua tetangga yang kebetulan dilewati atau ditemuinya di jalan, tak

akan luput dari teguran ramah disertai senyum lebar Faiz. "Selamat pagi, Pak, selamat pagi, Bu...." "Assalaamu'alaikum...." "Mari Oma, mari Opa..." "Dari mana, Tante?" "Wah hari ini Kakak berseri sekali!" "Mau kuliah, Bang?" "Eh, ketemu adik cakep. Mau kemana pagi-pagi sudah rapi?" Dan seterusnya.... Saat ia duduk di kelas II SD, saya pernah bertanya pada Faiz," Mas Faiz,apa kamu tak lelah menyapa begitu banyak orang setiap pagi?" Faiz tertawa. "Tidaklah, Bunda. Aku senang karena senyum dan sapaku mungkin bukan mengawali pagiku saja. Tapi mengawali pagi orang lain. Lagipula senyum itu kan sedekah, Bunda." Saya nyengir. Pernyataan yang unik dari anak yang waktu itu belum berumur delapan tahun. "Subhanallah. Kalau dihitung dengan uang, sedekahmu mungkin sudah milyaran," ujar saya sambil mencium pipi Faiz yang memerah. Setiap kali hadir pada arisan yang diadakan ibu-ibu sekitar rumah, mereka kerap membicarakan Faiz. "Waduh, Faiz itu ramah sekali ya, Bu. Kalau bertemu saya selalu menegur lebih dulu, senyumnya manis sekali." "Kok bisa seperti itu sih, Bu? Bagaimana mendidiknya?" Saya tersenyum. Bagaimana mengatakannya? Sesungguhnya saya tak pernah mendidik Faiz secara khusus untuk menyapa dan tersenyum. Sayalah yang banyak belajar dari Faiz! Terbayang lagi berbagai peristiwa yang terjadi sejak Faiz mulai duduk di bangku SD. Ketika ia ada di teras rumah, semua pengemis yang lewat selalu dipanggilnya,

diajak makan dan minum. "Hari ini di rumah masak sop dan perkedel." Atau "Bapak mau bawa kopi untuk di jalan biar tidak mengantuk? Mau teh manis dingin?" Ia akan berlari ke kamar, mengambil celengan dan mengeluarkan lembaran kertas dari sana untuk diberikan pada mereka. Belum lagi, semua tukang jualan, tukang sol sepatu, yang lewat pun disuruh mampir. Ada saja yang ditawarkannya. "Istirahat dulu di sini, Pak. Kan capek. Hari panas sekali. Sini, makan kue dan minum dulu. Atau mau makan nasi?" Selain itu ia pun akan bisik-bisik pada anggota keluarga lainnya untuk membeli sesuatu dari tukang jualan itu, meski kami tak terlalu membutuhkannya. "Apa salahnya sih menolong orang?" ujarnya. Maka di rumah mungil yang kami tempati, tak pernah ada hari di mana kami memasak sekadar pas untuk keluarga. Selalu ada tamu-tamu istimewa yang entah siapa. Faiz mengundang mereka secara tak terduga. "Ikhlas yaaa, Bunda...," katanya sambil tersenyum manis. Lalu apakah ada lagi yang bisa saya ucapkan, meski dengan terbata Saya hanya mampu memeluk Faiz kuat-kuat. (Helvy Tiana Rosa) *************************************************************** Kata Bijak Hari Ini. Seorang konsultan psikologi paling jenius sekalipun tidak lebih mengerti tentang pikiran dan keinginan kita lebih daripada diri kita sendiri. ***************************************************************

Bahagia, ada pada Jiwa yang Bisa Bersyukur Pernah membayangkan, bagaimana seseorang menulis buku, bukan dengan tangan atau anggota tubuh lainnya, tetapi dengan kedipan kelopak mata kirinya? Jika Anda mengatakan itu hal yang mustahil untuk dilakukan, tentu saja Anda belum mengenal orang yang bernama Jean-Dominique Bauby. Dia pemimpin redaksi majalah Elle, majalah kebanggaan Prancis yang digandrungi wanita seluruh dunia. Betapa mengagumkan tekad dan semangat hidup maupun kemauannya untuk tetap menulis dan membagikan kisah hidupnya yang begitu luar biasa. Ia meninggal tiga hari setelah bukunya diterbitkan. Setelah tahu apa

yang dialami si Jean dalam menempuh hidup ini, pasti Anda akan berpikir, "Berapa pun problem dan stres dan beban hidup kita semua, hampir tidak ada artinya dibandingkan dengan si Jean!" Tahun 1995, ia terkena stroke yang menyebabkan seluruh tubuhnya lumpuh. Ia mengalami apa yang disebut locked-in syndrome, kelumpuhan total yang disebutnya "Seperti pikiran di dalam botol". Memang ia masih dapat berpikir jernih tetapi sama sekali tidak bisa berbicara maupun bergerak. Satu-satunya otot yang masih dapat diperintahnya adalah kelopak mata kirinya. Jadi itulah cara dia berkomunikasi dengan para perawat, dokter rumah sakit, keluarga dan temannya. Begini cara Jean menulis buku. Mereka (keluarga, perawat, temantemannya) menunjukkan huruf demi huruf dan si Jean akan berkedip apabila huruf yang ditunjukkan adalah yang dipilihnya. "Bukan main," kata Anda. Ya, itu juga reaksi semua yang membaca kisahnya. Buat kita, kegiatan menulis mungkin sepele dan menjadi hal yang biasa. Namun, kalau kita disuruh "menulis" dengan cara si Jean, barang kali kita harus menangis dulu berhari-hari dan bukan buku yang jadi, tapi mungkin meminta ampun untuk tidak disuruh melakukan apa yang dilakukan Jean dalam pembuatan bukunya. Tahun 1996 ia meninggal dalam usia 45 tahun setelah menyelesaikan memoarnya yang ditulisnya secara sangat istimewa. Judulnya, "Le Scaphandre" et le Papillon (The Bubble and the Butterfly). Jean adalah contoh orang yang tidak menyerah pada nasib yang digariskan untuknya. Dia tetap hidup dalam kelumpuhan dan tetap berpikir jernih untuk bisa menjadi seseorang yang berguna, walaupun untuk menelan ludah pun, dia tidak mampu, karena seluruh otot dan saraf di tubuhnya lumpuh. Tetapi yang patut kita teladani adalah bagaimana dia menyikapi situasi hidup yang dialaminya dengan baik dan tetap menjadi seorang manusia (bahasa Sansekerta yang berarti pikiran yang terkendali), bahkan bersedia berperan langsung dalam film yang mengisahkan dirinya. Jean, tetap hidup dengan bahagia dan optimistis, dengan kondisinya yang seperti sosok mayat bernapas. Sedangkan kita yang hidup tanpa punya problem seberat Jean, sering menjadi manusia yang selalu mengeluh..! Coba ingat-ingat apa yang kita lakukan. Ketika mendapat cuaca hujan, biasanya menggerutu. Sebaliknya, mendapat cuaca panas juga menggerutu. Punya anak banyak mengeluh, tidak punya anak juga mengeluh. Carl Jung, pernah menulis demikian: "Bagian yang paling

menakutkan dan sekaligus menyulitkan adalah menerima diri sendiri secara utuh, dan hal yang paling sulit dibuka adalah pikiran yang tertutup!" Maka, betapapun kacaunya keadaan kita saat ini, bagi yang sedang stres berat, yang sedang berkelahi baik dengan diri sendiri maupun melawan orang lain, atau anggota keluarga yang sedang tidak bahagia karena kebutuhan hidupnya tidak terpenuhi, yang baru mendapat musibah kecelakaan atau bencana, bagi yang sedang di-PHK, ingatlah kita masih bisa menelan ludah, masih bisa makan dan menggerakkan anggota tubuh lainnya. Maka bersyukurlah, dan berbahagialah...! Jangan menjadi pengeluh, penggerutu, penuntut abadi, tapi bijaksanalah untuk bisa selalu think and thank (berpikir, kemudian berterima kasih/ bersyukurl). Dalam artikel yang berjudul Kegagalan & Kesuksesan Hasil Konsekuensi Pikiran dituliskan, seseorang yang sadar sepenuhnya, dia datang ke dunia ini hanya dibekali sebuah nyawa (jiwa). Nah, nyawa itu harus dirawat dengan menjalani kehidupan secara bertanggung jawab. Dengan nyawa ini pulalah, seseorang harus hidup bahagia, di manapun dia berada, dan dalam kondisi apapun, diaharus bisa bahagia. Kunci kebahagiaan adalah bersyukur! Mensyukuri apa yang kita dapat itu penting, termasuk sebuah nyawa agar kita bisa hidup di alam ini. Dan kebahagiaan bisa dibuat, dengan tidak meminta (menuntut) apapun pada orang lain, tetapi memberikan apa yang bisa diberikan kepada orang lain agar mereka bahagia. Jadilah seseorang yang merasa ada gunanya untuk kehidupan ini. Untuk itu, Anda bisa mendengarkan intuisi sendiri sehingga bertindak sesuai nurani dan menghasilkan apa yang Anda inginkan dalam hidup. Hadapi hidup dengan tabah karena orang-orang beruntung bukan tidak pernah gagal. Bukan tidak pernah ditolak, juga bukan tidak pernah kecewa. Justru banyak orang yang sukses itu sebetulnya orang yang telah banyak mengalami kegagalan. Berpikirlah positif, Anda akan menjadi orang yang beruntung. Banyak cerita tentang keberuntungan berasal dari kejadian-kejadian yang tidak menguntungkan. Misalnya, kehilangan pekerjaan memunculkan ide besar untuk mulai bisnis sendiri dan menjadi majikan. Ditolak pun bisa mendatangkan kesuksesan. Tetapi, untuk mendapatkan keberuntungan diperlukan usaha. Dan mulailah sekarang juga untuk berusaha! (SP)

LIANNY HENDRANATA ***************************************************************

Tahukah Anda. Mengapa serial-serial tv yang digemari oleh banyak orang khususnya wanita disebut dengan 'opera sabun' ("soap operas"). Ceritanya di tahun 1920 ketika stasiun radio sedang booming di Amerika, para pemilik radio berusaha mencari format acara yang diminati oleh pendengar agar laku dijual. Saat itu produk rumah tangga merupakan barang yang sedang laku-lakunya, maka para pemilik radio kemudian menjadikan drama serial (diputar harian) menjadi acara wajib yang disiarkan setiap hari, acara drama tersebut umumnya disponsori oleh perusahaan alat rumah tangga. Tahun 1933 Proctor & Gamble's yang sedang getol menjual sabun, mensponsori drama serial, maka seak saat itu drama-drama yang diputar di radio disebut 'opera sabun'. Julukan ini juga berlanjut ketika TV muncul. Hingga saat ini meskipun genre-genre serial tv komedi, horor, psikopat, sakit jiwa, hi-tech, luar angkasa, dll bermunculan, tapi genre 'opera sabun' merupakan serial drama yang paling disukai di seluruh penjuru dunia karena semua bumbu drama ada disana, percintaan, penghianatan, miskin-kaya, dan mimpi-mimpi.

*************************************************************** Kata Bijak Hari Ini.

Salah satu fungsi diplomasi adalah untuk menutupi kenyataan dalam bentuk moralitas. (Will dan Ariel Dunant) ***************************************************************

Berbicaralah Kepadaku, Kakek. Beberapa minggu setelah ayahku terkena stroke, kami mencegah anak kami --yang merupakan cucunya satu-satunya, Desiree -- untuk menengoknya. Desiree baru berumur tiga tahun saat itu. Namun ternyata ini sulit dilakukan, karena Desiree dan kakeknya mempunyai hubungan yang sangat istimewa. Desiree rindu untuk berjumpa dengan kakeknya, dia rindu tertawa dan menari-nari bersama kakeknya, dia rindu untuk saling berbicara dengan gaya bicara yang hanya dikuasai oleh kakek dan cucunya.

Ayah melalui minggu-minggunya dengan rehabilitasi yang intensif. Kemajuannya sangat lambat ketika beliau harus belajar lagi kemampuannya sehari-hari. Beliau sangat ingin bisa berbicara kembali. Para ahli terapi bekerja bersamanya setiap hari, dan setelah beberapa minggu beliau akhirnya dapat mengucapkan kata pertamanya, "Hai... !". Kami sangat senang melihat tanda penuh harapan ini, dan memutuskan untuk membawa Desiree menengoknya sekarang. Ibunya telah menyiapkannya untuk pertemuan itu. "Kakek tak bisa berjalan," dia menjelaskannya , "Kakek harus menggunakan kursi roda." Namun yang lebih sulit lagi ternyata adalah menjelaskan bahwa kakeknya tak bisa berbicara lagi. Hari itupun tiba. Kami mendorong kursi roda ayah agar kami dapat berkumpul di tempat yang nyaman. Desiree pun mendekatinya seperti seseorang yang sedang berusaha menangkap kupu-kupu yang hinggap di semak-semak. Dengan suka cita, hati-hati dia melangkah mendekati Kakek dan memeluknya dengan lembut, sambil mengitari bagian-bagian kursi roda tersebut. Ayah berusaha keras membungkuk mendekati Desiree, dan dengan lemah mengucapkan satu-satunya perkataan yang dimilikinya, "Hai... !" . Kami semua menghela nafas lega melihat semuanya berjalan dengan lancar. Keingintahuan Desiree yang sungguh alami, polos, menuntunnya memperhatikan sikap kakeknya dan kami. Kami semua berusaha bersikap "normal" demi mereka berdua, walaupun secara menyakitkan kami menyadari bahwa hidup tak akan pernah kembali "normal". Kemudian terjadilah sesuatu hal : sebuah pertanyaan manis dan lugu harus ditanyakan. Desiree kecil berjinjit kepada kakeknya dan bertanya dengan lembut, "Maukah kakek berbicara kepadaku ?" . Dia hanya menginginkan kebersamaan yang mereka miliki dahulu. Kami juga menginginkan kebersamaan itu yang pernah kami miliki. Namun, ternyata hanya si kecil Desiree saja yang mempunyai keberanian untuk menanyakan hal itu. Kami pun cepat-cepat mengubah topik pembicaraan, khawatir merisaukan perasaan kakek dan tak akan tahu bagaimana caranya menerangkan situasi ini kepada Desiree. Setelah berbulan-bulan direhabilitasi, akhirnya ayahpun bisa pulang. Walaupun dia hanya bisa menggerakkan bagian kanan tubuhnya sedikit, dan hanya berbicara sedikit. Ayah terlihat berusaha mencari katakata, dan sekali lagi... sang kakek dan cucunya yang saat ini telah berusia lima tahun dapat saling berbicara dan melakukan percakapan yang sangat unik dan istimewa.

Jika diingat, keluguan, kepolosan Desiree kecil mengajarkan kepada kita : Betapa pentingnya mencari jawaban secara JUJUR untuk segala tragedi kehidupan. Mengapa kita tak menanyakan pertanyaan yang "membara" itu ? Hanya karena alasan untuk menyembunyikan rasa takut kita dalam bersikap "yang pantas", mengapakah kita tak mencoba membicarakan kesedihan yang akan dimunculkan akibat pertanyaan kita ? Jika orang dewasa mencoba menghadapi dan mengatasi kesulitan ini dengan cara seperti anak-anak yang 'rapuh', tentulah kita akan dapat mengatasi kesedihan itu jauh lebih cepat. Semoga keluguan, kepolosan anak-anak dapat tetap menjadi Guru kita.

(dikutip dari : " Belajar dari 'Kearifan' Anak-anak " : Kaifa) *************************************************************** Tahukah Anda Dalam kebudayaan jawa, plasenta atau lebih sering disebut ari-ari/tembuni disebut sebagai saudara kembar. Ketika seorang bayi lahir ke bumi, biasanya dalam adat masyarakat jawa, ari-ari bayi tersebut dimasukkan ke dalam kendi dan ditanam di halaman rumah setelah sebelumnya dilakukan semacam jampi-jampi atau ruwatan terlebih dahulu yang tujuannya agar 'sang saudara kembar' dan si jabang bayi sehat dan selamat mengarungi kehidupan dunia. Maka tidak heran jika Si Bayi sakit-sakitan atau sakit tak kunjung sembuh, akan ditanyakan pula mengenai keberadaan 'sang saudara kembarnya' jika perlu di ruwat ulang agar sang bayi yang sakit sembuh. Entah kebetulan atau tidak, berabad-abad kemudian muncullah teknologi yang sekarang disebut "Cord blood bank", mirip dengan bank sperma, dalam "Cord blood bank", ari-ari/darah bayi disimpan disuatu tempat tertentu. Pada suatu waktu, ketika bayi tersebut telah menjadi dewasa dan terkena penyakit tertentu seperti kanker, leukimia dll. Inti sel yang ada di ari-ari/darah bayi itu dikembang biakkan dengan metode tertentu kemudian disuntikkan ke tubuh yang sakit untuk melawan penyakit ganas tersebut.

*************************************************************** Kata Bijak Hari Ini. * Ternyata anak-anak itu lebih banyak memberi daripada menerima apa

yang diberikan oleh kedua orangtuanya. (Dr. Abdul Ghani Abud) ***************************************************************

Kekayaan, kesuksesan, dan cinta Suatu ketika, ada seorang wanita yang kembali pulang ke rumah,dan ia melihat ada 3 orang pria berjanggut yang duduk di halaman depan. Wanita itu tidak mengenal mereka semua. Wanita itu berkata: "Aku tidak mengenal Anda, tapi aku yakin Anda semua pasti sedang lapar. Mari masuk ke dalam, aku pasti punya sesuatu untuk menganjal perut." Pria berjanggut itu lalu balik bertanya, "Apakah suamimu sudah pulang?" Wanita itu menjawab, "Belum, dia sedang keluar." "Oh kalau begitu, kami tak ingin masuk. Kami akan menunggu sampai suami mu kembali," kata pria itu. Di waktu senja, saat keluarga itu berkumpul, sang isteri menceritakan semua kejadian tadi. Sang suami, awalnya bingung dengan kejadian ini, lalu ia berkata pada istrinya, "Sampaikan pada mereka, aku telah kembali, dan mereka semua boleh masuk untuk menikmati makan malam ini." Wanita itu kemudian keluar dan mengundang mereka untuk masuk ke dalam. "Maaf, kami semua tak bisa masuk bersama-sama," kata pria itu hampir bersamaan. "Lho, kenapa? tanya wanita itu karena merasa heran. Salah seorang pria itu berkata, "Nama dia Kekayaan," katanya sambil menunjuk seorang pria berjanggut di sebelahnya, dan "sedangkan yang ini bernama Kesuksesan", sambil memegang bahu pria berjanggut lainnya. "Sedangkan aku sendiri bernama Cinta. Sekarang, coba tanya kepada suamimu, siapa di antara kami yang boleh masuk ke rumahmu." Wanita itu kembali masuk kedalam, dan memberitahu pesan pria di luar. Suaminya pun merasa heran. "Ohho... menyenangkan sekali. Baiklah, kalau begitu, coba kamu ajak si Kekayaan masuk ke dalam. Aku ingin rumah ini penuh dengan Kekayaan." Istrinya tak setuju dengan pilihan itu. Ia bertanya, "Sayangku, kenapa kita tak mengundang si Kesuksesan saja? Sebab sepertinya kita

perlu dia untuk membantu keberhasilan panen gandum kita." Ternyata, anak mereka mendengarkan percakapan itu. Ia pun ikut mengusulkan siapa yang akan masuk ke dalam rumah. "Bukankah lebih baik jika kita mengajak si Cinta yang masuk ke dalam? Rumah kita ini akan nyaman dan penuh dengan kehangatan Cinta." Suami-istri itu setuju dengan pilihan buah hati mereka. "Baiklah, ajak masuk si Cinta ini ke dalam. Dan malam ini, Si Cinta menjadi teman santap malam kita." Wanita itu kembali ke luar, dan bertanya kepada 3 pria itu. "Siapa di antara Anda yang bernama Cinta? Ayo, silahkan masuk, Anda menjadi tamu kita malam ini." Si Cinta bangkit, dan berjalan menuju beranda rumah. Ohho.. ternyata, kedua pria berjanggut lainnya pun ikut serta. Karena merasa ganjil, wanita itu bertanya kepada si Kekayaan dan si Kesuksesan. "Aku hanya mengundang si Cinta yang masuk ke dalam, tapi kenapa kamu ikut juga?" Kedua pria yang ditanya itu menjawab bersamaan. "Kalau Anda mengundang si kekayaan, atau si Kesuksesan, maka yang lainnya akan tinggal di luar. Namun, karena Anda mengundang si Cinta, maka, kemana pun Cinta pergi, kami akan ikut selalu bersamanya. Di ana ada Cinta, maka Kekayaan dan Kesuksesan juga akan ikut serta. Sebab, ketahuilah, sebenarnya kami buta. Dan hanya si Cinta yang bisa melihat. Hanya dia yang bisa menunjukkan kita pada jalan kebaikan, kepada jalan yang lurus. Maka, kami butuh bimbingannya saat berjalan. Saat kami menjalani hidup ini." (SM) *************************************************************** Tahukah Anda TEKNOLOGI di dunia kesehatan terus berkembang. Para peneliti dari Institut Forsyth di Boston, Amerika Serikat sedang melakukan penelitian supaya suatu saat nanti dimasa depan kita menyikat gigi dengan cahaya. Hasil temuan mereka yang diberinama 'Light sabre mini' dapat menggantikan fungsi sikat gigi untuk memerangi penyakit gusi dan kebusukan pada gigi. (PR)

***************************************************************

What we See is What we Want to See Seorang psikolog amerika yang terkenal melakukan sebuah eksperimen luar biasa. Dia dan timnya memberikan sebuah tes IQ kepada seluruh murid di suatu sekolah sebelum akhir masa sekolah. Kemudian mereka memilih sepuluh siswa dan mengatakan pada setiap guru dari siswa itu, Kesepuluh siswa ini akan berada di kelas Anda. Kami tahu dari tes mereka bahwa secara teknis mereka memang siswa yang cerdas. Anda akan melihat bahwa mereka semua akan menjadi yang teratas di dalam kelas mereka pada tahun ajaran berikutnya. Anda harus berjanji untuk tidak mengatakan hal ini kepada setiap murid, karena akibatnya akan merugikan mereka. Para guru itu pun berjanji untuk tidak mengatakan apa pun. Kenyataannya adalah bahwa tak satu pun siswa dari daftar tersebut benar-benar cerdas. Kesepuluh anak itu pun hanya dipilih secara acak dan kemudian diserahkan pada guru. Setahun kemudian para psikolog itu kembali ke sekolah tersebut. Mereka menguji seluruh siswa. Beberapa dari mereka yang dikatakan cerdas tersbut nilainya naik tiga puluh enam poin. Para psikolog itu mengadakan wawancara dan bertanya kepada para guru, Menurut Anda bagaimana murid-murid ini? Para guru itu segera menyahut dengan menggunakan kata-kata sifat seperti pintar , dinamis , menyenangkan , menarik , dan sebagainya. Apa yang telah terjadi pada siswa-siswa tersebut seandainya para guru tidak berpikir bahwa mereka memang cerdas di kelas? Justru guru itulah yang telah mengembangkan seluruh potensi siswa-siswa tersebut.

--------------------------------------------------------

Seseorang yang biasa sekalipun, jika ia dilatih, dimotivasi, dan dimaksimalkan, hasilnya akan seperti 10 siswa beruntung tadi. Meskipun ia dipenuhi keterbatasan. Kita lihat bagaimana seorang Thomas Alfa Edison, yang dianggap siswa lamban di kelasnya, akhirnya menjadi salah seorang penemu terbanyak di sejarah modern. Entah bagaimana jadinya jika ia diperlakukan seperti kesepuluh anak tadi, wah.. bisa bisa bom atom muncul lebih dulu sebelum jamannya einstein. Kita lihat juga seorang Hellen Keller yang sudah tuli, bisu, buta lagi sejak dia berumur kurang dari 2 tahun. Sebagai seorang biasa, kita mungkin akan bingung bagaimana mengatasinya, bagaimana mengajarinya. Barangkali kita akan berpikir sebaiknya ia dibiarkan hidup, dimanja, dilayani, meski ia tidak akan tahu apa-apa sampai ajalnya. Namun tidak dengan orang-orang dekatnya. Mereka menemuan suatu cara mengkomunikasikan dengan anaknya lewat indra perabanya. Ia pun tidak

dimaja, justru dididik dengan keras, hingga akhirnya kita tahu bahwa hellen keller, dengan segala keterbatasannya bisa menjadi seorang pengacara tenar dan penulis ternama di masanya. IQ kita memang boleh biasa-biasa saja, namun jangan salahkan kita apabila suatu saat kita bisa melampaui seseorang yang dianggap paling jenius di negeri ini. Jangan pernah menganggap anda adalah seorang rakyat kecil, hanya karena anda tidak punya kekuasaan atas orang disekitar anda. Jangan pernah menganggap anda miskin hanya karena anda tidak bisa membiayai sekolah anda. Dan Jangan pernah menganggap Anda bodoh, hanya karena anda kalah pintar dengan pesaing Anda. Ingat kata2 seorang Thomas Alfa Edison yang dahulu pernah dicap bodoh oleh guru-gurunya "Keberhasilan itu hanya 1% kejeniusan. 99% -nya adalah kerja keras" Anggaplah bahwa anda adalah orang yang besar (tidak harus dalam arti fisik tentu) yang mampu membawa orang disekitar kita menjadi lebih baik, orang yang sangat kaya sehingga mampu bersedekah, dan orang yang sangat pintar sehingga mampu mengamalkan ilmu yang dimiliki. Namun tentu saja, janganlah Anda sombong dan Takabur hanya karena anda menganggap semua itu secara berlebihan. However, Allah is The Greatest. Insya Allah, itu jualah yang akan dirasakan Anda dan orang-orang disekitar Anda. Kondisikanlah orang-orang disekitar Anda untuk menganggap anda sebagai orang yang lebih, dan kelebihan itu kelaman akan muncul dalam diri anda dengan lebih cepat dari sebelumnya. Jika anda tidak bisa mengkondisikan orang-orang disekitar Anda untuk menganggap anda seperti para guru diatas menganggap sepuluh siswa beruntung, alihkan guru itu dan siswa itu menyatu dalam diri Anda. Anda adalah seorang guru yang menganggap diri anda juga sebagai murid yang pandai. Insya Allah, kepandaian itu juga akan datang asalkan anda juga belajar tentu. Wallahu alam

(Story from Berjalan di Atas Air )

.. Best regards, .. Toni Tegar Sahidi

.. Ponorogo, East Java, Indonesia

*************************************************************** Tahukah Anda Seekor ulat sutra mampu membuat benang (tipis) sepanjang 1 kilometer dalam waktu seminggu

*************************************************************** Kata Bijak Hari Ini. Do all the goods you can, All the best you can, In all times you can, In all places you can, For all the creatures you can. ***************************************************************

hikmah dalam setiap kejadian Suatu ketika usai makan siang bersama rekan-rekan karyawan di kantin, saya dan beberapa teman asyik mengobrol, ngalorgidul tak jelas arahnya. Banyak sekali bahan perbincangan yang terlontar dari mulut kami, mulai dari ekonomi, politik, hobi, kendaraan, hingga pengalaman hidup yang telah dijalani. Semua cerita sambung-menyambung tanpa henti. Meski obrolan semacam ini hampir setiap hari kami lakukan, entah kenapa siang itu saya dengan serius menyimak hampir semua obrolan, apalagi ketika seorang teman bercerita tentang pengalaman dirinya yang pernah mengalami pemerasan oleh komplotan pedagang kaki lima di blok M, wah seru sekali. Ia menceritakan kejadian ketika saat itu dirinya membeli segelas cendol pada pedagang kaki lima tanpa bertanya harganya terlebih dahulu. Setelah habis meminum segelas es cendol, ketika akan membayar, betapa kagetnya ia karena harga segelas cendol yang telah diminumnya dihargai 2 kali lipat dari harga pedagang es cendol lainnya. Kontan saja ia protes, tetapi protesnya itu justru menarik perhatian teman-teman pedagang es cendol yg sedang berada di situ yang segera saja mengerumuninya. Khawatir akan membuat keributan akhirnya iapun kemudian terpaksa membayarnya. ***

Setiap orang saya rasa pasti pernah merasakan kejadian buruk dalam hidupnya. Terlepas dari besar-kecilnya kejadian, menurut saya sudah sepantasnya kita melupakan kejadian-kejadian buruk yang dapat menghambat aktivitas kehidupan kita. Hal inilah sebenarnya yang menjadi alasan mengapa saya selalu enggan ketika diminta bercerita hal-hal buruk yang pernah saya alami, selain takut menimbulkan traumatis juga takut ditertawakan nantinya. Namun suatu kali ketika saya memaparkan teori saya tersebut pada seorang teman, ia hanya tersenyum lalu menimpali, "Setiap kejadian buruk yang menimpa kita sebenarnya bukanlah hal buruk, tergantung dari sisi mana kita memandangnya. Karena setiap kejadian itu sudah ada ketetapannya dari Yang Maha Kuasa, sebenarnya yang terpenting adalah bagaimana kita mampu mengambil hikmah dari kejadian tersebut". Mendengar nasihat itu saya hanya tersenyum, mengangguk menyetujui. Seorang teman lain pernah bercerita pengalaman buruknya karena membohongi orangtua. Diawal-awal perkuliahannya dulu, setiap kali membeli buku-buku ataupun peralatan kuliah ia selalu meminta uang lebih pada orang tuanya. Kelebihan uang itu kemudian ia pergunakan untuk bersenang-senang. Bahkan sempat beberapa kali ia berbohong ketika jatah uang bulanannya habis terpakai, ia meminta uang dengan alasan untuk membeli peralatan kuliah. Lalu diakhir semester yang sama kejadian buruk menimpanya, HP kesayangannya hilang dicuri orang. Dengan diliputi rasa sedih dan cemas akan dimarahi, akhirnya ia terpaksa mengadukan kejadian itu pada orangtuanya. Namun ternyata ketakutannya itu tidak terbukti, teman saya itu tidak dimarahi sedikitpun bahkan sebaliknya ia diberikan uang untuk segera membeli HP pengganti. Malam usai membeli HP baru, saat masuk ke dalam kamar, sehelai kertas bon pembelian buku jatuh tepat dikakinya. Seketika itu juga ia teringat akan kelakuan buruknya yang sering berbohong. Lalu sekedar iseng diambilnya kalkulator, kemudian ia hitung berapa kira-kira jumlah uang yang telah dikorupsinya dari pembelian buku dan peralatan kuliah selama itu. Dan ketika melihat hasil perhitungan, betapa kagetnya ketika dilihatnya jumlah nominal uang itu ternyata jumlahnya sama dengan harga HPnya yang hilang... Ah! memang hidup ini hanya sebuah runtutan peristiwa yang menyambung silih berganti. Kejadian buruk ataupun kejadian baik sekalipun pasti ada hikmah yang dapat diambil tergantung seberapa besar kesediaan kita melihat sisi lain dibalik setiap kejadian. Pagi tadi saya melihat sebuah TVcommercial di sela-sela acara, sebuah iklan produk susu yang menganjurkan para perempuan meminum produk susunya untuk mencegah pengeroposan tulang di saat tua. Wajah wanita tua yang bungkuk karena pengeroposan tulang itu mirip sekali dengan wajah nenek saya, hanya bedanya beliau meski telah memasuki usia 90 tahun namun tetap gagah dan mampu berjalan tanpa bantuan tongkat. Saya jadi ingat pula perkataan seorang teman yang berkata, bahwa hari tua kita nanti itu adalah gambaran kehidupan kita di saat muda. Teori ini tidak saya sanggah ataupun membenarkan, namun saya rasa Tuhan itu adil, Ia tahu harus bagaimana memperlakukan hambanya.

Berkaca pada kehidupan nenek saya, seorang vegetarian yang begitu dekat dengan kaum dhuafa, saya tidak tahu harus berkata apa. Mungkin yang say perlukan hanya sebuah do'a, agar keikhlasan selalu hadir menyertai setiap langkah kehidupan yang saya tempuh. Semoga baik ataupun buruk kejadian yang menimpa diri ini, saya tetap mampu melihat sisi-sisi lain yang tersembunyi. Salam, Hary Lasmana *************************************************************** Kata Bijak Hari Ini I love you without knowing how, or when, or from where. I love you straightforwardly, without complexities or pride; so I love you because I know no other way (Pablo Neruda) ***************************************************************

Penderitaan, Kematian, dan Pembebasan Oleh GEDE PRAMA ADA seorang sahabat yang menjadi pengamat kelahiran yang cermat. Setelah pergi ke banyak negara, menyaksikan demikian banyak kelahiran manusia ternyata ada yang sama di antara semua kelahiran: bayinya menangis, dan tangisannya hampir sama. Entah itu di Eropa, Amerika, Australia sampai dengan Asia semuanya bermuara pada hal serupa ini. Sehingga menimbulkan pertanyaan, "Apa tanda-tanda kehidupan yang bersembunyi di balik semua ini?" Tentu sangat terbuka peluang untuk lahirnya berbagai penafsiran dari sini. Dan seorang sahabat ada berbisik, "Kalau bayi lahir menangis adalah tanda-tanda awal dari penderitaan. Mau lahir di keluarga kaya raya, berlimpah cinta sampai dengan yang disebut sempurna, tetap saja manusia tidak bebas dari penderitaan." Paling tidak pasti kena sakit, umur tua dan ditakut-takuti kematian. Dan tangisan yang serupa menunjukkan bahwa ia terjadi di semua tempat dan waktu. Lebih-lebih di zaman ini. Pada zaman sejumlah hal menyentuh hati terjadi tidak henti-hentinya: bunuh diri, gantung diri, perang, petaka alam dan masih bisa ditambah dengan yang lain. Sehingga mudah

sekali membukakan pintu keingintahuan, "Kalau memang isi hidup ini adalah penderitaan, apakah kematian adalah jalan pembebasan?" Kalau kematian adalah jalan pembebasan, bukankah bunuh diri sekaligus gantung diri adalah langkah-langkah pembebasan? Sungguh tidak mudah menjawab pertanyaan-pertanyaan berat ini. Sejumlah guru pernah bertutur serius, bahwa penderitaan manusia berakar pada identifikasi berlebihan pada badan dan pikiran. Badan dengan lobang-lobangnya di satu sisi memang menjadi sarana bertumbuh (mulut untuk makan, hidung untuk bernapas, dst), namun di lain sisi ia adalah pembuka jalan bagi penderitaan. Mulut yang nafsunya berlebihan adalah awal berbagai penyakit. Lobang seks di bawah kalau diikuti, semuanya bisa hancur dalam semalam. Pikiran juga serupa, ia pembantu yang baik, namun penguasa yang amat berbahaya. Sebagai pembantu, pikiran membantu berhitung, mengenali hitam-putih, baik-buruk dst. Namun sebagai penguasa yang sifatnya dualistik (kiri-kanan, sukses-gagal), pikiran juga yang membuat manusia senantiasa berguncang. Tidak puas dengan titik kehidupan, kemudian melompat ke titik ekstrem lain yang bernama kematian. Tidak puas dengan keramaian, melompat ke titik ekstrem lain yang bernama sunyi-sepi. Ada satu hal yang tersisa dari sini: kehidupan yang berguncang! Sehingga bisa dimaklumi, kalau ada seorang guru yang mengandaikan kehidupan manusia dengan a circle without center. Sebuah lingkaran berputar tanpa titik pusat. Di luar titik pusat, tidak ada hal lain terkecuali guncangan. Habis di atas, di bawah. Habis di kiri, di kanan. Habis kaya, miskin. Setelah bahagia, menderita. Setelah senang, sedih. Guncangan, guncangan dan hanya guncangan. Tentu tidak terlalu mengejutkan menyaksikan kemudian, kalau di negara kaya seperti AS kemudian konsumsi pil tidur tergolong yang paling tinggi. Di keluarga kaya mudah sekali dipicu untuk tergelincir ke dalam pertengkaran dan perceraian. Semakin jauh kaki melangkah dari titik pusat (sebutlah amat kaya), semakin mungkin ia tergelincir ke titik ekstrem lain yang sama jauhnya dari titik pusat. Dari sini, ada yang bertanya, "Apa dan di mana titik pusat kehidupan?" Sebuah keinginan intelektual sederhana, namun memerlukan sejumlah langkah berat untuk merealisasikannya. Sederhana, karena bisa dijelaskan dengan bahasa sederhana. Berat karena hanya latihan yang tekun yang bisa menghantar manusia ke sana. Ada banyak penjelasan tentang titik tengah. Sekumpulan orang timur (seperti Buddha, Confucius sampai Lao Tze) menyebut titik pusat ada di jalan tengah (the middle way). Seperti menyetel senar gitar,

terlalu kencang putus, terlalu kendor tidak berbunyi. Pengagum cinta, menyebutkan kalau titik tengah ada dalam cinta. Do everything lovingly, demikian saran sederhana namun mendasar. Sebab, apa saja yang dilakukan penuh cinta (dari menyapu, mengepel, menjadi ibu rumah tangga, sampai dengan bekerja) akan otomatis menggiring manusia ke titik pusat. Ada lagi yang datang dengan penjelasan yang agak rumit. Titik pusat tidak di kepala, tidak juga di hati. Ia ada di pusar. Kepala hanya sumber guncangan. Hati hanya jembatan menuju pusar. Makanya, manusiamanusia yang hidup dengan hati lebih mudah hidup tenang seimbang, karena sedang melalui jembatan menuju pusar. Dan pusar ini juga yang menjadi titik paling menentukan ketika manusia berada dalam kandungan Ibu. Dengan damai, tenang sekaligus seimbang setiap bayi berada di kandungan Ibu. Dan kedamaian terakhir, dibimbing melalui titik pusat yang bernama pusar. Ada juga penjelasan yang lebih rumit lagi, titik pusat ada di atas dualitas baik-buruk, benar-salah, sukses-gagal, hidup-mati, dst. Seorang guru pernah berbisik: "When you are not concerned with neither life nor death, then you are centered." Tatkala manusia tidak lagi ditarik terlalu kuat baik oleh kehidupan maupun kematian, ia mulai terpusat. Dan Anda pun dipersilakan menambahkan pendekatan lain, atau memilih salah satu pendekatan yang ditawarkan di atas. Yang jelas kata-kata dan logika saja tidak banyak membantu. Hanya ketekunan berlatih dalam keseharian yang banyak membantu. Dan seorang sahabat yang latihannya mengagumkan, serta telah hidup bertahun-tahun di titik pusat pernah menulis buku berjudul No Fear No Death. Bahkan kematian pun berhenti menakut-nakuti ketika manusia terbebas di titik pusat. (SH) *************************************************************** Tahukah Anda Kita menggunakan kalkulator dengan panel bertenaga surya, membidik pemandangan indah sana-sini dengan kamera digital, berterima kasihlah pada konsep efek fotolistrik Einstein. Memang bukan berarti Einstein yang langsung menciptakan semua teknologi tersebut. Tapi dengan bertumpu pada fondasi-fondasi teori fisikanya ini, sederetan generasi fisikawan dan insinyur bekerja keras sehingga akhirnya menghasilkan teknologi modern seperti yang kita nikmati tersebut di atas. Banyak yang salah kaprah, Einstein mendapat hadiah Nobel fisika bukan

karena teori relativitasnya yang revolusioner itu, melainkan karena temuan penjelasan efek fotolistriknya. Maklum saja, teori relativitas Einstein ini tergolong sangat kontroversial saat itu. *************************************************************** Kata Bijak Hari Ini. Pastikanlah bahwa kepala Anda tidak lebih tinggi dari topi Anda (Vergill) ***************************************************************

MERENDAH ITU INDAH Di satu kesempatan, ada turis asing yang meninggal di Indonesia. Demikian baiknya turis ini ketika masih hidup, sampai-sampai Tuhan memberikan kesempatan untuk memilih : surga atau neraka. Tahu bahwa dirinya meninggal di Indonesia, dan sudah teramat sering ditipu orang, maka iapun meminta untuk melihat dulu baik surga maupun neraka. Ketika memasuki surga, ia bertemu dengan pendeta, kiai dan orang-orang baik lainnya yang semuanya duduk sepi sambil membaca kitab suci. Di neraka lain lagi, ada banyak sekali hiburan di sana. Ada penyanyi cantik dan seksi lagi bernyanyi. Ada lapangan golf yang teramat indah. Singkat cerita, neraka jauh lebih dipenuhi hiburan dibandingkan surga. Yakin dengan penglihatan matanya, maka turis tadi memohon ke Tuhan untuk tinggal di neraka saja. Esok harinya, betapa terkejutnya dia ketika sampai di neraka. Ada orang dibakar, digantung, disiksa dan kegiatan-kegiatan mengerikan lainnya. Maka proteslah dia pada petugas neraka yang asli Indonesia ini. Dengan tenang petugas terakhir menjawab : 'kemaren kan hari terakhir pekan kampanye pemilu". Dengan jengkel turis tadi bergumam : 'dasar Indonesia, jangankan pemimpinnya, Tuhannya saja tidak bisa dipercaya!'. Anda memang tidak dilarang tersenyum asal jangan tersinggung karena ini hanya lelucon. Namun cerita ini menunjukkan, betapa kepercayaan(trust) telah menjadi komoditi yang demikian langka dan mahalnya di negeri tercinta ini. Dan sebagaimana kita tahu bersama, di masyarakat manapun di mana kepercayaan itu mahal dan langka, maka usaha-usaha mencari jalan keluar amat dan teramat sulit. Jangankan dalam komunitas besar seperti bangsa dan perusahaan dengan ribuan tenaga kerja, dalam komunitas kecil berupa keluarga saja, kalau kepercayaan

tidak ada, maka semuanya jadi runyam. Pulang malam sedikit, berujung dengan adu mulut. Berpakaian agak dandy sedikit mengundang cemburu. Di perusahaan malah lebih parah lagi. Ketidakpercayaan sudah menjadi kanker yang demikian berbahaya. Krisis ekonomi dan konglomerasi bermula dari sini. Buruh yang mogok dan mengambil jarak di mana-mana, juga diawali dari sini. Apa lagi krisis perbankan yang memang secara institusional bertumpu pada satu-satunya modal : trust capital. Bila Anda rajin membaca berita-berita politik, kita dihadapkan pada siklus ketidakpercayaan yang lebih hebat lagi. Polan tidak percaya pada Bambang. Bambang membenci Ani. Ani kemudian berkelahi dengan Polan. Inilah lingkaranketidakpercayaan yang sedang memperpanjang dan memperparah krisis. Dalam lingkungan seperti itu, kalau kemudian muncul kasus-kasus perburuhan seperti kasus hotel Shangrila di Jakarta yang tidak berujung pangkal, ini tidaklah diproduksi oleh manajemen dan tenaga kerja Shangrila saja. Kita semua sedang memproduksi diri seperti itu. Andaikan di suatu pagi Anda bangun di pagi hari, membuka pintu depan rumah, eh ternyata di depan pintu ada sekantong tahi sapi. Lengkap dengan pengirimnya : tetangga depan rumah. Pertanyaan saya sederhana saja : bagaimanakah reaksi Anda ? Saya sudah menanyakan pertanyaan ini ke ribuan orang. Dan jawabannyapun amat beragam. Yang jelas, mereka yang pikirannya negatif, 'seperti sentimen, benci, dan sejenisnya ', menempatkan tahi sapi tadi sebagai awal dari permusuhan (bahkan mungkin peperangan) dengan tetangga depan rumah. Sebaliknya, mereka yang melengkapi diri dengan pikiran-pikiran positif 'sabar, tenang dan melihat segala sesuatunya dari segi baiknya' menempatkannya sebagai awal persahabatan dengan tetangga depan rumah. Bedanya amatlah sederhana, yang negatif melihat tahi sapi sebagai kotoran yang menjengkelkan. Pemikir positif meletakkannya sebagai hadiah pupuk untuk tanaman halaman rumah yang memerlukannya. Kehidupan serupa dengan tahi sapi. Ia tidak hadir lengkap dengan dimensi positif dan negatifnya. Tapi pikiranlah yang memproduksinya jadi demikian. Penyelesaian persoalan manapun 'termasuk persoalan perburuhan ala Shangrila' bisa cepat bisa lambat. Amat tergantung pada seberapa banyak energi-energi positif hadir dan berkuasa dalam pikiran kita. Cerita tentang tahi sapi ini terdengar mudah dan indah, namun perkara menjadi lain, setelah berhadapan dengan kenyataan lapangan yang teramat berbeda. Bahkan pikiran sayapun tidak seratus persen dijamin positif, kekuatan negatif kadang muncul di luar kesadaran.

Ini mengingatkan saya akan pengandaian manusia yang mirip dengan sepeda motor yang stang-nya hanya berbelok ke kiri. Wanita yang terlalu sering disakiti laki-laki, stang-nya hanya akan melihat laki-laki dari perspektif kebencian. Mereka yang lama bekerja di perusahaan yang sering membohongi pekerjanya, selamanya melihat wajah pengusaha sebagai penipu. Ini yang oleh banyak rekan psikolog disebut sebagai pengkondisian yang mematikan. Peperangan melawan keterkondisian, mungkin itulah jenis peperangan yang paling menentukan dalam memproduksi masa depan. Entah bagaimana pengalaman Anda, namun pengalaman saya hidup bertahun-tahun di pinggir sungai mengajak saya untuk merenung. Air laut jumlahnya jauh lebih banyak dibandingkan dengan air sungai. Dan satu-satunya sebab yang membuatnya demikian, karena laut berani merendah. Demikian juga kehidupan saya bertutur. Dengan penuh rasa syukur ke Tuhan, saya telah mencapai banyak sekali hal dalam kehidupan. Kalau uang dan jabatan ukurannya, saya memang bukan orang hebat. Namun, kalau rasa syukur ukurannya, Tuhan tahu dalam klasifikasi manusia mana saya ini hidup. Dan semua ini saya peroleh, lebih banyak karena keberanian untuk merendah. Ada yang menyebut kehidupan demikian seperti kaos kaki yang diinjakinjak orang. Orang yang menyebut demikian hidupnya maju, dan sayapun melaju dengan kehidupan saya. Entah kebetulan entah tidak. Entah paham entah tidak tentang pilosopi hidup saya seperti ini. Seorang pengunjung web site saya mengutip Rabin Dranath Tagore : 'kita bertemu yang maha tinggi, ketika kita rendah hati'. ***

by Gede Prama *************************************************************** Tahukah Anda Sejak era perang dingin antara Uni Soviet dan Amerika ternyata sudah beberapa kali akan terjadi perang nuklir antara negara adi kuasa tersebut, parahnya kejadian yang akan memicu perang nuklir tersebut ada yang disebabkan oleh kejadian-kejadian sepele. Salah satunya ketika krisis Cuba tahun 1962, saat itu salah satu pangkalan rahasia milik angkatan udara Amerika Serikat yang memiliki otorisasi menyerang Cuba cukup dengan sirene tanda bahaya berbunyi. Suatu malam ketika krisis Cuba berlangsung dalam tensi tinggi

sirene tanda bahaya di pangkalan tersebut berbunyi, seluruh pesawat tempur, termasuk yang berkemampuan nuklir disiapkan untuk segera menggempur Cuba, beberapa diantaranya sudah menuju landasan, untung saja berhasil dicegah oleh salah satu personel keamanan dengan menghadang jeep di tengah landasan. Setelah diselidiki ternyata sirene tanda bahaya berbunyi akibat dari ulah usil beruang hutan. (national geographic) *************************************************************** Kata Bijak Hari Ini. "Orang yang berpikir untuk menipu Tuhan, telah menipu dirinya sendiri" (Vergill) *************************************************************** Bersabarlah, Tapi Jangan Mengurut Dada! Bayangkan diri Anda sedang berada di dalam ruangan konser. Anda sedang asyik menikmati indahnya alunan musik ketika tiba-tiba ingat bahwa pintu mobil Anda belum dikunci. Anda khawatir terjadi sesuatu terhadap mobil Anda. Celakanya, Anda tak dapat keluar begitu saja dari ruangan itu. Anda menjadi gelisah dan tak dapat lagi menikmati musik konser. Anda begitu tak sabar menunggu konser tersebut berlalu. Coba renungkan sebentar skenario di atas. Ilustrasi tersebut menggambarkan definisi baru mengenai kesabaran. Kesabaran adalah kemampuan menyatukan badan dan pikiran kita (body and mind) di satu tempat. Nah, begitu badan dan pikiran Anda berada di lain tempat, Anda akan sangat gelisah dan kehilangan kesabaran. Lihatlah contoh di atas. Ketika badan dan pikiran Anda ada di ruangan konser, Anda begitu menikmati segala sesuatunya. Tapi begitu Anda sadar bahwa mobil belum terkunci, seketika itu juga pikiran Anda beralih ke tempat parkir. Pada saat itu kenikmatan Anda menonton berubah menjadi penderitaan, ketegangan, dan kegelisahan. Kalau semula Anda begitu sabar menikmati indahnya alunan musik detik demi detik, kini kesabaran itu benar-benar habis. Badan Anda masih di tempat konser, sementara pikiran ada di tempat lain. Dengan contoh sederhana ini saya ingin mengajak Anda semua merevisi total pemahaman kita mengenai kesabaran. Selama ini, sabar seringkali diartikan dengan bersedia menderita, bersikap tabah, mengalah, dan seterusnya. Sabar sering

diekspresikan dengan mengurut dada. Anda mengalami musibah, kemudian orang datang dan mengatakan,''Bersabarlah menghadapi cobaan ini.'' Anda diperlakukan sewenang-wenang, kawan-kawan Anda mengatakan, ''Bersabarlah, biar nanti Tuhan yang akan membalas orang itu.'' Tak ada yang salah dengan kata-kata tersebut. Yang salah adalah maknanya. Seolah-olah bersabar hanyalah dikaitkan dengan penderitaan hidup. Karena itu ekspresinya adalah mengurut dada. Ekspresi seperti ini mereduksi begitu banyak makna mengenai kesabaran. Padahal kesabaran adalah rahasia terpenting untuk menikmati hidup. Kalau Anda bersabar Anda akan benar-benar menikmati saat-saat terindah dalam hidup Anda. Definisi baru mengenai kesabaran adalah menyatukan badan dan pikiran di satu tempat. Apa yang terjadi kalau badan Anda di kantor tapi pikiran di rumah, atau sebaliknya Anda di rumah tapi pikiran di kantor? Saya yakin, Anda tak akan menikmati hidup. Dalam menjalankan pekerjaan, seringkali saya harus bepergian jauh ke luar kota selama beberapa hari. Saat itu saya sering merindukan keluarga di rumah. Dan begitu itu terjadi saya merasa stres dan kehilangan kesabaran. Saya ingin buru-buru pulang, dan kenikmatan melakukan pekerjaan pun hilang. Coba amati apa yang Anda rasakan saat terjebak kemacetan di jalan. Anda sering menjadi stres. Badan Anda masih di mobil tapi pikiran sudah di kantor, di tempat klien atau di rumah. Anda menderita. Sekarang coba lakukan penyatuan badan dan pikiran Anda kembali. Kuncinya adalah kesadaran. Sadarilah sepenuhnya apa yang sedang Anda alami. Rasakan tubuh Anda yang sedang duduk di mobil, rasakan sentuhan tangan Anda pada kemudi, dan kaki Anda yang sedang menginjak pedal. Hidupkan musik kesukaan Anda, dan amatilah gedung-gedung yang menjulang tinggi. Anda akan merasakan keajaiban. Perlahan-lahan kesabaran Anda tumbuh kembali. Bukan itu saja Anda juga akan merasakan rileks. Jangan salah, untuk relaksasi Anda tidak membutuhkan waktu dan tempat yang khusus. Yang Anda perlukan cuma bersabar. Sabar berarti hidup di masa sekarang dan menikmati keberadaan Anda. Anda sering tak sabaran kalau menunggu sesuatu? Coba satukan badan dan pikiran. Anda akan merasakan bedanya. Dalam suatu perjalanan ke Honolulu, perubahan jadwal penerbangan menyebabkan saya ''terdampar'' di lapangan terbang Osaka selama 12 jam. Awalnya saya stres memikirkan cara mengisi waktu yang panjang itu. Tapi begitu ingat rumus ini, kesabaran sayapun tumbuh kembali, dan saya begitu menikmati berjalannya waktu. Definisi lain dari kesabaran adalah kesediaan Anda untuk menjalani prosesnya satu demi satu. Dunia ini diciptakan berproses. Kesabaran berarti menikmati proses tersebut. Anda tak bisa mendadak menjadi kaya, pandai, dan kompeten. Anda

harus mau bersabar menjalani prosesnya dari ke hari. Dalam hal ini berlaku hukum pertumbuhan, Anda hanya menuai apa yang Anda tanam. Tak ada hal yang instant! Kalau Anda melewati prosesnya karena ingin cepat kaya, atau ingin cepat terlihat pandai. Anda melawan hukum alam, karena itu bersiap-siaplah menerima konsekuensinya pada suatu saat nanti. Jadi, marilah kita bersabar. Dan hidup akan terasa lebih nikmat. Jangan mengurut dada, karena kesabaran adalah kenikmatan bukannya penderitaan. Apapun karir dan profesi Anda, yang menyebabkan Anda berhasil bukanlah kepandaian tetapi kesabaran Anda. Inilah rahasianya mengapa agama selalu mengatakan, ''Sesungguhnya Tuhan bersama orang-orang yang sabar!'' Oleh: Arvan Pradiansyah *************************************************************** Kata Bijak Hari Ini.

Salah satu kunci hidup bahagia : setiap kali seseorang membuat kesalahan segera hapuskan dari ingatan. *************************************************************** Kelinci dan Kura-kura

Disuatu masa disuatu dimensi,kura-kura berdebat dengan kelinci mengenai siapa yang lebih cepat. Akhirnya mereka memutuskan untuk adu lari dan sepakat jalurnya. Kelinci melesat ninggalin kura-kura. Setelah tahu kura-kura tertinggal jauh di belakang, kelinci mutusin untuk beristirahat sejenak sebelum lanjut lagi, "Ah,gue istirahat dulu, ntar klo si kura-kura dah deket baru gue lari lagi.". Kelinci duduk di bawah pohon (ga di atas pohon karena kelinci ga bisa manjat) dan akhirnya tertidur pules. Kura-kura akhirnya melalui kelinci yang sedang tertidur dan memenangkan adu lari. Akhirnya kelinci pun terbangun dan menyadari dirinya telah kalah.

Moral : alon-alon asal kelakon yg akan berjaya

Karena malu dan kecewa yang mendalam, kelinci melakukan Antisipasi

Kegagalan (Root Cause Analysis). Ia yakin bahwa kekalahannya hanya karena ia terlalu percaya diri, ceroboh dan lalai. "Klo kemaren gue ga macem2, ga mungkin gue kalah" pikir kelinci. Ditantangnya lg si kura-kura, "Hei kura-kura, sini loe... Gue ga trima loe menang kemaren, ayo kita lomba lagi, sekali ini pasti gue yang menang" . Si kura-kura nyante aja ngejawab, "hayyuukk, siapa takut?" Akhirnya dimulai lomba, dan dari awal lomba kelinci melesat meninggalkan kura-kura dan terus berlari hingga ke garis finish. beneran juga, kelinci yang menang.

Moral : Yang cepet dan konsisten selalu mengalahkan yg alon-alon asal kelakon .

Kura-kura panas, dan setelah dipikir-pikir baru nyadar klo dia ga bakalan bisa ngalahin kelinci dengan kondisi seperti itu. Ditantangnyalah kelinci adu lari lg ke suatu tempat. "Hei kelinci, ayo kita lomba lagi. Sekarang kita lewat jalan ini ke sana. Brani ga loe?" Ditantang seperti itu, kelinci langsung mau aja karna dah yakin dia yang bakalan menang, wong kemaren aja dia bisa menang. Lomba dimulai dan dengen kencangnya kelinci berlari meninggalkan kura-kura. "Yang penting gue jangan setop-setop, pasti gue menang." pikir kelinci. Ndilalah, ternyata jalan di depan kelinci terhalang sungai. "Duh, gimana nih gue nyebrangin ni sungai? Gue ga bisa brenang lagi" termenung si kelinci mencari jalan menyebrangi sungai. Lama termenung, akhirnya kelinci melihat kura-kura dateng dan nyebur berenang di sungai, keluar lagi berjalan pelan menuju garis finish. Terpaku kelinci melihat kemenangan si kura-kura.

Moral : ketahuilah...jikalau punya kemampuan dan ubah keadaan sesuai kemampuan yang kita punya

Ngeliat si kelinci terpaku sedih, kura-kura pun menghampirinya dan bilang,"dah, jangan sedih, besok kita ulangin lagi, tapi kita bareng-bareng." Esoknya, lomba dimulai lagi, tapi sekarang kelinci nggendong kura-kura sampe tepi sungai. Kemudian gantian kura-kura menggendong kelinci menyebrangi sungai dilanjutkan kembali kelinci nggendong kura-kura sampe garis finish. Hasilnya mereka berdua lebih cepat sampai di garis finish.

Moral : pinter dan berkemampuan tapi ga bisa kerjasama bakalan percuma karena dengan kerjasama maka kekurangan akan dipenuhi oleh yg lainnya .

Hikmah : 1. yang cepat dan konsisten selalu mengalahkan yg alon-alon asal kelakon. 2. bekerjalah sesuai kemampuanmu . 3. kumpulkan sumber daya dan kerja sebagai tim selalu mengalahkan kelebihan pribadi 4. jangan menyerah bila gagal . 5. berlombalah dengan situasi, jangan dengan saingan . Semoga sukses selalu ***************************************************************

Tahukah Anda Kapal tanker terbesar di dunia, Jahre Viking dengan lebar 69 meter dan panjang 458 meter, 77 meter lebih panjang dari Empire State Building New York. Bisa membawa minyak bumi sekitar 14 juta barel yang bisa menghidupi seluruh kendaraan bermesin di muka bumi ini selama 2 minggu *************************************************************** Kata Bijak Hari Ini.

Salah satu fungsi diplomasi adalah untuk menutupi kenyataan dalam bentuk moralitas. (Will dan Ariel Dunant) *************************************************************** Jagung Seorang wartawan mewawancarai seorang petani untuk mengetahui rahasia di balik buah jagungnya yang selama bertahun-tahun selalu berhasil memenangkan kontes perlombaan hasil pertanian. Petani itu mengaku ia sama sekali tidak mempunyai rahasia khusus karena ia selalu membagi-bagikan bibit jagung terbaiknya pada tetangga-tetangga di sekitar perkebunannya. "Mengapa anda membagi-bagikan bibit jagung terbaik itu pada tetangga-tetangga

anda? Bukankah mereka mengikuti kontes ini juga setiap tahunnya?" tanya sang wartawan. "Tak tahukah anda?," jawab petani itu. "Bahwa angin menerbangkan serbuk sari dari bunga-bunga yang masak dan menebarkannya dari satu ladang ke ladang yang lain. Bila tanaman jagung tetangga saya buruk, maka serbuk sari yang ditebarkan ke ladang saya juga buruk. Ini tentu menurunkan kualitas jagung saya. Bila saya ingin mendapatkan hasil jagung yang baik, saya harus menolong tetangga saya mendapatkan jagung yang baik pula." Begitu pula dengan hidup kita. Mereka yang ingin meraih keberhasilan harus menolong tetangganya menjadi berhasil pula. Mereka yang menginginkan hidup dengan baik harus menolong tetangganya hidup dengan baik pula. Nilai dari hidup kita diukur dari kehidupan-kehidupan yang disentuhnya. ***************************************************************

Tahukah Anda Dengan 11 juta rumah (70% dari penduduk Korsel) lebih yang terpasang koneksi internet, maka Korea Selatan layak mendapat gelar "the most wired country". Korea Selatan memiliki 26.000 lebih internet cafe, dengan koneksi internet berkecepatan tinggi (broadband), sampaisampai ketika pemilihan presiden Korsel yang lalu, masyarakatnya melakukan aksi dukung-mendukung calon kandidatnya melalui chating room.

*************************************************************** Kata Bijak Hari Ini. Ketika kita menjadi tua, waktu akan membuat kita dikelilingi oleh orang-orang yang mencintai kita, sebagai ganti dari orangorang yang kita cintai. (J. Petit Senn) ***************************************************************

Sebagai pemilik The Better Half, toko yang khusus menjual pakaian untuk orang bertubuh besar, yang sudah berdiri selama tiga belas tahun, aku telah mengenal para pelangganku, yang sebagian besar merupakan pelanggan "ulangan". Hampir semuanya datang kembali, meski sering kali mereka bersumpah bahwa kali ini adalah kali terakhir berbelanja. Ya, alasannya, mereka sudah mendaftar di pusat kebugaran. Memulai diet baru? Memulai terapi? atau berkonsultasi dengan ahli hipnotis. Aku mengatakan ini tidak untuk menghina, melainkan dengan lembut dan penuh sayang. Aku sendiri adalah wanita bertubuh besar, dan aku tahu perjuangan yang mesti dihadapi. Susan Bailey adalah seorang pelanggan setia. Ia seorang eksekutif di sebuah perusahaan real estate besar di Manhattan. Ia datang ke tokoku dua kali setahun (selalu tergesa-gesa), memilih pakaian dengan cepat (ia tidak pernah mencobakan pakaian yang dibelinya, sebab katanya ukuran 20 pasti pas untuknya, dan ia sudah tahu model-model dan pakaian keluaran perusahaan mana yang sesuai untuknya), bergegas ke kasir untuk membayar, lalu lari ke mobil yang sudah menunggu. Ia selalu membeli yang terbaik: Jones New York dan Harve Benard adalah merek favoritnya, dan jumlah pembeliannya selalu melebihi seribu dolar. Tak perlu dikatakan lagi, aku selalu ikut berdebar kalau ia menyerbu masuk ke dalam toko dengan tergesa-gesa (pelanggan yang berbelanja hingga ribuan dolar tidak mudah didapat akhir-akhir ini). Kuberikan ia perhatian sepenuhnya. Meski sulit bagiku untuk mengikuti langkahnya yang gesit saat ia bergerak di dalam toko, dengan setia aku membututinya dan melayani semua kebutuhannya, dan aku selalu masih terengah-engah setelah ia keluar toko dengan terburu-buru. Meski ia selalu menimbulkan ketergesaan setiap kali datang, aku selalu senang menyambutnya. Aku bersyukur bahwa seorang eksekutif penting dari Manhattan mau mendatangi tokoku yang sederhana, meski aku tahu bahwa diskon besar yang kuberikan untuk pakaian-pakaian desainerlah yang menarik minat mereka, bukan kepribadianku yang memikat. Pokoknya aku merasa tersanjung. Suatu hari aku sedang memikirkan para pelanggan yang sudah beberapa lama tidak kulihat. Sekonyong-konyong aku menyadari bahwa Susan Bailey sudah lama tidak datang. Sudah sangat lama, pikirku dengan tersentak. Mungkin sekitar dua tahun. Aku bertanya-tanya, apa yang terjadi padanya. Apakah ia salah satu dari sedikit orang yang berhasil dalam dietnya dan bisa mempertahankan berat badannya yang baru Apakah ia sudah pindah? Adakah seseorang di tokoku yang tanpa sadar telah membuatnya tersinggung? Atau ia sekarang berbelanja di

tempat lain? Aku berniat meneleponnya, tapi aku tak mau dianggap lancang. Maka kukirimkan kartupos padanya, memberitahukan akan ada obral istimewa. Kartu pos itu dikembalikan dengan tanda, "Alamat tidak dikenal". Aku merasa kehilangan ketika kartu pos itu kembali. Ke mana Susan menghilang? Dan apa sebabnya? Sesekali aku suka meninggalkan toko untuk memeriksa saingansainganku. Aku berkeliling ke semua toko penjual pakaian ukuran besar di Manhattan, mencoba melihat tren apa yang sedang digemari, designer mana yang sedang top, dan juga mencari merek-merek baru. Aku melakukan ini dua-tiga kali setahun. Suatu hari, ketika sedang melihat lihat etalase Jeanne Rafal, sebuah toko pakaian besar yang terletak di seberang Lord & Taylor di Fifth Avenue aku mendengar sebuah suara menyedihkan dibelakangku. "Pemisi, Ma'am, boleh minta uang kecil?" Aku menoleh untuk melihat si pemilik suara. Aku ternganga karena kaget dan tidak percaya. Orang itu adalah Susan Bailey. Tak ada lagi setelan Jones New York, potongan rambut yang gaya, dan rias wajah yang tak bercela. Sebagai ganti sosok wanita yang dulu kukenal, berdiri seorang asing yang kumal dan kotor, juga kelihatan agak bingung. "Susan!" seruku. "Apa yang terjadi padamu?" Tampaknya ia tidak mengenaliku. "Tolong, Ma'am," pintanya lagi dengan memelas, "bisa beri uang kecil?" Kukeluarkan semua uang yang ada didompetku dan kuberikan padanya. Empat puluh dolar. Sementara ia memandangi harta ditangannya dengan gembira, aku memandanginya dengan trenyuh. "Susan!" kataku perlahan, "Ayo kita cari tempat untuk makan dan bicara." Ia menggeleng menolak. "Susan," kataku lagi, "kau tidak ingat aku lagi? The Better Half di Brooklyn?" Sesaat kabut di matanya yang suram menyibak. "Oh, yeah," katanya. "Susan? Apa yang terjadi?" aku bertanya dengan lembut, berusaha kelihatan tenang, untuk menutupi rasa syok dan kepedihanku karena melihat keadaannya ini. "Oh?" ia bergumam tidak jelas, "Pasaran real estate ambruk, aku kehilangan pekerjaan, ibuku meninggal, saudara laki-lakiku mencuri

warisanku, dan menendang aku keluar dari rumah, pokoknya banyak hal menyedihkan." "Sekarang kau tinggal di mana?" "Di tempat penampungan," gumamnya dengan malu Kemudian seperti saat awalnya tadi sorot kecerdasan yang sempat muncul di matanya memudar, dan ia kembali tampak kebingungan. "Susan, maukah kau tinggal di rumahku untuk sementara? Aku punya ruang bawah tanah yang sudah rapi. Kau bisa tinggal di sana dengan nyaman," aku menawarkan. "Tidak, tidak, tidak", katanya sambil menjauh dan memandangiku dengan tatapan curiga. "Aku mesti pergi sekarang. Aku ada janji. Aku mesti pergi." "Susan" aku berlari dan membujuknya. " Aku ingin menolongmu. Ini nomer teleponku? Teleponlah aku." Dengan apatis ia menerima kartu namaku. "Susan," aku mendesaknya, "Kau mau meneleponku kan?" "Tentu, tentu," gumamnya sambil mundur dengan cepat. Tapi ia tak pernah menghubungiku. Bisakah kehidupan berubah begitu cepat? Pemilik The Better Half dihantui dan merasa terpukul dengan peristiwa tersebut, dan ia masih terus teringat, bertahun-tahun sesudahnya. Ia jadi belajar untuk tak pernah menerima kelimpahan dalam hidupnya sebagai sesuatu yang sudah semestinya. Bahkan, meski ia mensyukuri berkat-berkat yang diterimanya dan berterima kasih pada Tuhan atas segala sesuatunya, ia juga menjadi sadar betapa mudahnya semua itu bisa diambil darinya. (gunawan nugroho, disadur dari 'Small Miracles' - SM)

*************************************************************** Kata Bijak Hari Ini.

Salah satu fungsi diplomasi adalah untuk menutupi kenyataan dalam bentuk moralitas.

(Will dan Ariel Dunant) ***************************************************************

Sudahlah, Maafkan Saja! Bayangkan Anda sedang menghadiri pesta yang amat meriah. Semua orang tampil dengan pakaian terbaik. Makanan yang dihidangkanpun tampak lezat dan mengundang selera. Saat Anda antre untuk mengambil makanan, tiba-tiba seseorang yang sangat Anda percaya berbisik di telinga Anda, ''Hati-hati, banyak makanan tak halal disini, bahkan ada beberapa yang beracun!'' Saya berani menjamin Anda akan mengurungkan niat mengambil makanan. Boleh jadi Anda pun langsung pulang ke rumah. Anda benar, hanya orang bodohlah yang mau menyantap makanan tersebut. Kita tak mau makan sembarangan. Kita sangat peduli pada kesehatan kita. Anehnya, kita sering -- bahkan dengan sengaja -- memasukkan ''makanan-makanan beracun'' ke dalam pikiran kita. Kita tak sadar bahwa inilah sumber penderitaan kita. Salah satu makanan yang paling berbahaya tersebut bernama: ketidakmauan kita untuk memaafkan orang lain! Ketidakmauan memaafkan adalah penyakit berbahaya yang menggerogoti kebahagiaan kita. Kita sering menyimpan amarah. Kita marah karena dunia berjalan tak sesuai dengan kemauan kita. Kita marah karena pasangan, anak, orang tua, atasan, bawahan, dan rekan kerja, tak melakukan apa yang kita inginkan. Lebih parah lagi, kita memendam kemarahan ini berhari-hari, bahkan bertahun-tahun. Memang banyak sekali kejadian yang memancing emosi kita. Pengendara motor yang memaki kita, mobil yang menyalib dan hampir membuat kita celaka, orang yang membobol ATM kita, politisi yang hanya memperjuangkan perutnya sendiri, adik yang sering minta bantuan tapi tak pernah mengucapkan terima kasih, pembantu yang membohongi kita, maupun bos yang pelitnya luar biasa. Kita mungkin berpikir bahwa orang-orang tak tahu diri ini sudah sepantasnya kita benci. Tapi kita lupa bahwa kebencian yang kita simpan hanyalah merugikan kita sendiri. Sudah menjadi tabiat manusia, tatkala hatinya disakiti, dia akan merasa sakit hati dan boleh jadi berujung dengan kedendaman. Walaupun demikian, bukan berarti kita harus dendam setiap kali ada yang menyakiti. Malah sebaliknya, jika kita dizalimi, maka doakanlah orang-orang yang menzalimi itu agar bertaubat dan menjadi orang saleh. Mampukah kita melakukannya? Para nabi-nabi adalah sosok yang hatinya bersih dari sifat dendam. Walau ia dihina, dicacimaki, difitnah, bahkan hendak dibunuh, tak sedikit pun ia

mendendam. Bahkan, ia mati-matian berbuat baik kepada orang-orang tersebut dan begitu ringannya ia memaafkan. Penelitian menunjukkan ketidakrelaan memaafkan orang lain memiliki dampak hebat terhadap tubuh kita: menciptakan ketegangan, mempengaruhi sirkulasi darah dan sistem kekebalan, meningkatkan tekanan jantung, otak dan setiap organ dalam tubuh kita. Kemarahan yang terpendam mengakibatkan berbagai penyakit seperti pusing, sakit punggung, leher, dan perut, depresi, kurang energi, cemas, tak bisa tidur, ketakutan, dan tak bahagia. Baru-baru ini saya sempat berinteraksi dengan sekelompok mahasiswa yang mengeluhkan perasaan tertekan dan tak bahagia. Ternyata, kebanyakan dari mereka memendam berbagai kemarahan, baik kepada orang tua maupun orang-orang di sekitar mereka. Salah seorang mengaku telah 10 tahun memendam kebencian kepada wanita yang menjadi istri kedua ayahnya. Si ayah yang dijuluki orang paling sholeh di kantornya tanpa diduga mempunyai ''simpanan.'' Wanita ini kemudian dinikahinya, dan akhirnya meninggal karena stroke lima tahun lalu. Tapi, kemarahan dan kebencian si anak hingga kini belum juga mereda. Musuh kita sebenarnya bukanlah orang yang membenci kita tetapi orang yang kita benci. Ada cerita mengenai seorang lelaki bekas tapol di zaman Orde Baru yang mengunjungi kawannya sesama eks tapol. Sambil mengobrol si kawan bertanya, ''Apakah kamu sudah melupakan rezim Orde Baru?'' Jawabnya, ''Ya, sudah.'' Si kawan kemudian berkata, ''Saya belum. Saya masih sangat membenci mereka.'' Lelaki itu tertawa kecil dan berkata, ''Kalau begitu, mereka masih memenjara dirimu.'' kita harus terus berlatih untuk mengikis sifat dendam tersebut. Sebagai ilustrasi, kita bisa belajar dari para karateka yang berhasil menghancurkan batubata dengan tangannya. Pertama kali memukulnya, bata tersebut tidak langsung hancur. Tapi, dia tak patah semangat. Diulanginya terus usaha untuk menghancurkan bata tersebut. Akhirnya, pada pukulan kesekian, pada hari kesekian, bata tersebut berhasil dihancurkan. Memang, tangannya bengkak-bengkak, tetapi dia mendapatkan hasil yang diinginkan. Begitu pula dengan hati. Jika hati dibiarkan sensitif, maka hati ini akan mudah sekali terluka. Akan tetapi, jika hati sering dilatih, maka hati kita akan semakin siap menghadapi pukulan dari berbagai arah. Jika kita telah disakiti seseorang, kita jangan melihat orang tersebut, tetapi lihatlah dia sebagai sarana ujian dan ladang amal kita terhadap Yang Maha Kuasa. Kita akan semakin sakit, tatkala melihat dan mengingat orangnya. Untuk mencapai kebahagiaan, kita perlu mengubah cara pandang kita. Sumber kebahagiaan ada dalam diri kita sendiri, bukan di luar. Karena itu jangan terlalu memusingkan perilaku orang lain. Sebaliknya, belajarlah memaafkan. Kunci

memaafkan adalah memahami ketidaktahuan. Banyak orang yang melakukan kesalahan karena ketidaktahuan. Kalaupun mereka sengaja melakukannya, itupun karena mereka sebenarnya tak tahu. Mereka tak tahu bahwa kejahatan bukanlah untuk orang lain tetapi untuk mereka sendiri. Orang yang suka memaki dan bersikap kasar sebenarnya tak menyadari bahwa mereka sedang menzalimi dirinya sendiri. Suatu ketika ia akan kena batunya. Inilah konsekuensi logis dari hukum alam. Mempraktikkan konsep memaafkan akan membuat hidup lebih ringan. Saya ingat, saat sedang duduk menunggu anak saya sekolah pada minggu lalu, seorang ibu yang lewat menubrukkan tasnya yang cukup berat ke kepala saya, tanpa permisi apalagi minta maaf. Orang-orang yang melihat kejadian itu menggeleng-gelengkan kepala sambil mencela kecerobohannya. Saya mencoba mempraktikkan konsep ini, dan langsung memaafkannya. Ibu itu kelihatannya sedang kalut. Tak mungkin ia sengaja menabrak saya begitu saja.

Jika kita menjadi lebih baik, Tuhan tentu akan memuliakan kita. Jika Tuhan sudah memuliakan, maka kita tidak akan menjadi hina karena hinaan orang lain. Untuk mencapai kebahagiaan, berikanlah maaf kepada orang lain. Hentikan kebiasaan menyalahkan orang lain. Ingatlah, kesempurnaan manusia justru terletak pada ketidaksempurnaannya. Hanya Allah-lah yang Maha Suci dan Maha Sempurna. Saya menyukai apa yang dikemukakan Gerarld G Jampolsky dalam bukunya Forgiveness, The Greatest Healer of All. ''Rela memaafkan adalah jalan terpendek menuju Tuhan.'' Itulah kunci kemuliaan diri. (Avan P - AA Gym) *************************************************************** Tahukah Anda Mengapa sesuatu yang baru selalu disebut versi beta ? Ceritanya tahun 1960 IBM mencoba sebuah mesin yang disebut Alpha (abjad pertama dari alfabet) dab Beta (abjad kedua dari alfabet) sebagai sistem operasinya. Lama kelamaan maknanya berubah, produk apapun yang diluncurkan sering disebut Alpha jika itu diluncurkan pertama kali dan biasanya untuk kalangan internal, sedangkan setelah diperbaiki versi selanjutnya disebut Beta yang biasanya diluncurkan untuk umum namun terbatas Sekarang banyak orang yang memburu produk-produk versi beta, selain biasanya gratis, jika versi beta produk tanpa cacat berarti para pemburu versi beta termasuk pengguna pertama dan

ada kebanggaan tersendiri sebagai pengguna pertama. *************************************************************** Kata Bijak Hari Ini. Jika kita sungguh-sungguh menginginkan cinta, maka cintalah pada akhirnya yang justru menunggu kita. (Oscar Wilde) ***************************************************************

Andai saja engkau percaya padaku Sulit benar membangun kepercayaan, walau untuk hal-hal yang sederhana sekalipun. Ini kisahku dalam perjalanan tempo hari. Soal lampu rem misalnya. Jika ia menyala, pasti ada ada hambatan di depan. Maka sudah sepantasnya, si belakang mengikuti si depan karena depanlah yang tengah menjadi imam, melihat dengan mata kepala sendiri apa yang terjadi di depannya. Tapi karena tidak dipercayai, maka otoritas ini sering dianggap sepi. Saat itu, akulah yang mestinya paling berhak untuk mengerti bahwa di depan ada becak yang sarat muatan hendak menyeberang. Biarlah ia lewat. Kalau ia harus berhenti dan menggejot dari awal lagi, tentu merepotkan. Tapi keputusanku ini ternyata membuat mobil di belakang itu tidak senang. Baru saja aku menginjak rem, klaksonnya sudah menyalak galak bertubi-tubi. Tapi keputusan telah ditetapkan, dan abang becak telah mengambil jalan. Si mobil belakang ini juga telah membulatkan hati, dia memilih menyalipku daripada ikut berhenti. Maka yang terjadi terjadilah. Ia begitu terkejut, hampir mati ketika becak itu muncul begitu saja di moncong mobilnya. Ia menginjak rem hingga berdecit. Tabrakan keras memang tidak terjadi tapi sekedar ciuman bumper pun telah membuat sang becak terguling. Muatan sayuran yang menggunung berhamburan memenuhi jalan. Kecelakaan itu tidak mengerikan,tetapi sayuran yang bertebaran benar-benar telah menjadi provokasi tersendiri. Jalanan macet seketika. Si penyalip mobilku pucat pasi. Ia seorang pria, tampak terpelajar; tapi saat itu ia berubah menjadi orang yang kelihatan bodoh. Posisi mobilnya secara mencolok memperlihatkan bahwa dialah biang keladi kemacetan ini. Semua pihak kini menudingnya. Dan abang becak yang terkapar itu, entah belajar teori drama dari mana, mulai membangun sensasi. Ia membiarkan saja becaknya terjungkal. Ia sendiri dengan ketenangan seorang jagoan, memilih bangkit dan

berjalan menghampiri si pria pengemudi dan langsung meninjunya. Cerita selanjutnya bukan urusanku lagi. Tapi tak sulit merekonstruksi akhir insiden ini. Betapa tidak enak membayangkan perasaan pengemudi mobil tadi. Seorang yang tampak terpelajar, bertampang bersih, tapi cuma jadi bahan olok-olok lingkungan dan dipukuli seperti kriminal. Padahal, jika saja ia mau sedikit bersabar, dan terpenting, mau mempercayaiku untuk ikut berhenti, musibah ini mungkin tidak akan terjadi. Seperti itulah keadaan di negeriku, orang lain tak pernah dibiarkan menjadi imam, walau ia memang tengah memegang otoritas yang sesungguhnya. Selalu saja ada intervensi. Inilah mengapa kita selalu cenderung membunyikan klakson di saat kita dalam kemacetan. Mengapa dalam hal antri, leher kita cenderung terjulur demikian panjang untuk selalu gatal melihat keadaan di depan. Kita selalu ingin tergesa-gesa, tidak punya kesabaran sedikitpun. Padahal di depan itu sering tidak terjadi apa-apa. Kemacetan itu masih baik-baik saja. Sekeras apapun klakson yang kita bunyikan, tidak akan mengubah situasi jika saatnya belum tiba. Pada gilirannya, antrian pun pasti akan bergerak maju dengan caranya sendiri. Jika semuanya masih terhenti, pasti karena masih ada persoalan. Biarlah itu persoalan yang di depan. Kita di belakang, tinggal mempercayainya. Berat memang, tapi inilah ongkos hidup bersama. Harus ada semacam tebusan sebagai ongkos kepercayaan. Ketidaksabaran membayar ongkos inilah yang membuat hidup bermasyarakat sering dilanda kekacauan. Para imam, pemimpin, dan pihak yang di depan itu, memang bisa saja menyelewengkan kepercayaan. Kita boleh kecewa tapi tak perlu mendendam. Karena untuk hidup bersama, manusia memang perlu saling mempercayai. Soal bahwa sesekali kita tertipu, tidak usah diherankan pula. Siapa yang sama sekali bisa membebaskan diri dari nasib sial Rasanya tak ada. Maka andai saja saat itu engkau percaya padaku, engkau pasti tidak dipermalukan sedemikian rupa. [dari kiriman kisah seorang teman, RS-terimakasih!] submitted by : Eko Akhmad *************************************************************** Kata Bijak Hari Ini. Keberanian bukanlah ketidakhadiran rasa takut, tetapi melakukannya

(Montaigne) ***************************************************************

KELINGKING

Alkisah tentang seorang raja perkasa yang hobi berburu. Selagi berburu, kudanya meringkik sembari mengangkat kaki ke atas. Raja kaget, lalu terpelanting. Kelingkingnya putus. Raja marah. ''Sudahlah Paduka. Kalau kena musibah, mbok bersyukur saja,'' ujar seorang penasihatnya. Raja bukannya luluh malah tambah murka. Dengan lantang berteriak : 'Penjarakan penasihat goblok ini!' Para pengawal yang selalu sendiko dawuh, tabu untuk membantah, melaksanakan perintah itu. Sang penasihat pun dijebloskan ke bui. Lima tahun kemudian, kala berburu, raja ini ditangkap suku primitif. Pria gagah berkulit putih mulus ini akan dipersembahkan pada dewa. Hanya saja, setelah diteliti, lho, kelingkingnya terpotong. Cacat. Terpaksa diafkir. Sebagai pengganti, pengawalnya yang tidak cacat dijadikan korban. Pengawal itu dieksekusi, dan rajanya dipulangkan. Setelah itu raja menyadari kekhilafannya. Penasihat yang dulu dibui itu pun dilepaskan. ''Ananda memang harus bersyukur tidak memiliki kelingking,'' kata Raja, mengakui kesalahannya. Ternyata, sang penasihat pun bersyukur, ''Kalau saja saya tidak dipenjarakan oleh Paduka, mungkin, hamba sudah menggantikan Paduka sebagai tumbal.'' (WY)

*************************************************************** Tahukah Anda

Siapa yang mendahului Columbus menemukan benua Amerika ? Admiral Zheng He(Cheng Ho), 70 tahun lebih awal tiba di Amerika dibandingkan Colombus. Penjelajahannya hingga mencapai benua Amerika mengambil waktu

antara tahun 1421 dan 1423. Membawa armada 100 kapal dan sekitar 28,000 anak buah kapal. Armada kapal Zheng He berlayar menyusuri jalur selatan melewati Afrika dan sampai ke Amerika. Hal ini dibuktikan dalam seminar yang diselenggarakan oleh Royal Geographical Society di London beberapa waktu lalu. Adalah seorang ahli kapal selam dan sejarawan bernama Gavin Menzies dengan paparannya mengenai pelayaran terkenal dari pelaut mahsyur asal Cina, Laksamana Zheng He Cheng Ho pernah singgah di kepulauan Nusantara, dia menghadiahi lonceng raksasa Cakradonya pada Sultan Aceh,menumpas gerombolan bajak laut Chen Zhuji di perairan Sumatera, menyinggahi Tanjung priok dan muara jati Cirebon dan Sebuah piring bertuliskan Ayat suci Al-qur'an saat ini masih tersimpan baik di Kraton Kasepuhan Cirebon. *************************************************************** " Jangan berkata "tidak" sebelum Anda pernah mencobanya ".

Seorang pembuat jam tangan berkata kepada jam yang sedang dibuatnya. "Hai jam, apakah kamu sanggup untuk berdetak paling tidak 31,104,000 kali selama setahun?" "Ha?," kata jam terperanjat, "Mana sanggup saya?" "Bagaimana kalau 86,400 kali dalam sehari?" "Delapan puluh ribu empat ratus kali? Dengan jarum yang ramping-ramping seperti ini?" jawab jam penuh keraguan. "Bagaimana kalau 3,600 kali dalam satu jam?" "Dalam satu jam harus berdetak 3,600 kali? Banyak sekali itu" tetap saja jam ragu-ragu dengan kemampuan dirinya. Tukang jam itu dengan penuh kesabaran kemudian bicara kepada si jam. "Kalau begitu, sanggupkah kamu berdetak satu kali setiap detik?" "Naaaa, kalau begitu, aku sanggup!" kata jam dengan penuh antusias. Maka, setelah selesai dibuat, jam itu berdetak satu kali setiap detik. Tanpa terasa, detik demi detik terus berlalu dan jam itu sungguh luar biasa karena

ternyata selama satu tahun penuh dia telah berdetak tanpa henti. Dan itu berarti ia telah berdetak sebanyak 31,104,000 kali. Ada kalanya kita ragu-ragu dengan segala tugas pekerjaan yang begitu terasa berat. Namun sebenarnya kalau kita sudah menjalankannya, kita ternyata mampu. Bahkan yang semula kita anggap impossible untuk dilakukan sekalipun. Jangan berkata "tidak" sebelum Anda pernah mencobanya. (Anonim)

*************************************************************** Kata Bijak Hari Ini. Kegagalan biasanya merupakan langkah awal menuju sukses, tapi sukses itu sendiri sesungguhnya baru merupakan jalan tak berketentuan menuju puncak sukses. (Lambert Jeffries) ***************************************************************

Kesalahpahaman tentang sukses

Kesalahpahaman 1 Beberapa orang tidak bisa sukses karena latar belakang, pendidikan, dan lain-lain. Padahal, setiap orang dapat meraih keberhasilan. Ini hanya bagaimana mereka menginginkannya, kemudian melakukan sesuatu untuk mencapainya.

Kesalahpahaman 2 Orang-orang yang sukses tidak melakukan kesalahan. Padahal, orang-orang sukses itu justru melakukan kesalahan sebagaimana kita semua pernah lakukan Namun, mereka tidak melakukan kesalahan itu untuk kedua kalinya.

Kesalahpahaman 3 Agar sukses, kita harus bekerja lebih dari 60 jam (70, 80, 90...) seminggu. Padahal, persoalannya bukan terletak pada lamanya anda bekerja. Tetapi bagaimana anda dapat melakukan sesuatu yang benar.

Kesalahpahaman 4 Anda hanya bisa sukses bila bermain sesuatu dengan aturan. Padahal, siapakah yang membuat aturan itu? Setiap situasi membutuhkan cara yang berbeda. Kadang-kadang kita memang harus mengikuti aturan, tetapi disaat lain andalah yang membuat aturan itu.

Kesalahpahaman 5 Jika anda selalu meminta bantuan, anda tidak sukses. Padahal, sukses jarang sekali terjadi di saat-saat vakum. Justru, dengan mengakui dan menghargai bantuan orang lain dapat membantukeberhasilan anda. Dan, sesungguhnya ada banyak sekali orang semacam itu.

Kesalahpahaman 6 Diperlukan banyak keberuntungan untuk sukses. Padahal, hanya dibutuhkan sedikit keberuntungan. Namun, diperlukan banyak kerja keras, kecerdasan, pengetahuan, dan penerapan.

Kesalahpahaman 7 Sukses adalah bila anda mendapatkan banyak uang. Padahal, uang hanya satu saja dari begitu banyak keuntungan yang diberikan oleh kesuksesan. Uang pun bukan jaminan kesuksesan anda.

Kesalahpahaman 8 Sukses adalah bila semua orang mengakuinya. Padahal, anda mungkin dapat meraih lebih banyak orang dan pengakuan dari orang lain atas apa yang anda lakukan. Tetapi, meskipun hanya anda sendiri yang mengetahuinya, anda tetaplah sukses.

Kesalahpahaman 9 Sukses adalah tujuan. Padahal, sukses lebih dari sekedar anda bisa meraih tujuan dan goal anda. Katakan bahwa anda menginginkan keberhasilan, maka ajukan pertanyaan "atas hal apa?"

Kesalahpahaman 10 Saya sukses bila kesulitan saya berakhir. Padahal, anda mungkin sukses, tapi anda bukan Tuhan. Anda tetap harus melalui jalan yang naik turun sebagaimana anda alami dimasa-masa lalu. Nikmati saja apa yang telah anda raih dan hidup setiap hari sebagaimana adanya. (diadaptasi dari "The Top 10 Misconceptions About Success", Jim M. Allen. CoachJim.com)

Ruby Dj *************************************************************** Tahukah Anda Setiap tahun Negara Komunis Kuba menghasilkan lebih 10 ribu dokter umum padahal penduduknya hanya 11.2 juta. Sehingga perbandingan jumlah dokter dengan penduduk Kuba 1 berbanding 200 (di Indonesia perbandingan ini satu berbanding lima ribu)

*************************************************************** Kata Bijak Hari Ini. Berbicara tanpa dipikir sama seperti menembak tanpa sasaran. (T. Fuller) *************************************************************** Bunga Mawar dan Pohon Cemara Konon di tengah hutan, bunga mawar menertawakan pohon cemara seraya berkata; "Meskipun anda tumbuh begitu tegap, tetapi anda tidak memiliki keharuman sehingga tidak dapat menarik kumbang dan lebah untuk mendekat." Pohon cemara diam saja. Demikianlah bunga mawar di mana-mana menyiarkan dan menceritakan tampak buruk pohon cemara, sehingga membuat pohon cemara tersingkir dan menyendiri di tengah hutan. Ketika musim dingin datang dan turun salju yang lebat, bunga mawar yang sombong sangat sulit mempertahankan kehidupannya. Demikian pula dengan pohon dan bunga-bunga lainnya. Hanya pohon cemara yang masih tegak berdiri di tengah badai dingin yang menerpa bumi. Di tengah malam yang sunyi, salju berbincang-bincang dengan pohon cemara. Salju berkata; " Setiap tahun saya datang ke bumi ini, selalu melihat kemakmuran dan keramaian di bumi berubah wajah. Hanya gersang dan sunyi senyap yang menyelimuti bumi. Namun, kamulah satu-satunya yang dapat melewati ujian saya dan berdiri tegak hingga dapat menahan segala macam tekanan alam. Begitu pula alam kehidupan dan manusia selalu mengalami perubahan." Demikianlah pembicaraan menarik antara pohon cemara dan salju yang terjadi di tengah malam pada musim dingin. Sedih dan gembira selalu datang silih berganti; hanya dengan keteguhan jiwa dan pikiran, kebahagiaan itu dapat diraihnya. Caci maki dan fitnah tidak dapat menjatuhkan orang yang kuat. Di dalam ungkapan Timur sering terdapat kata-kata : " Menengadah ke langit dan membuang ludah." dan "Menabur debu dengan angin yang berlawanan." Ini semua mengisahkan kebodohan-kebodohan yang dilakukan seseorang dan pada akhirnya mencelakakan dirinya sendiri. Menghadapi fitnahan dan celaan, hendaknya seseorang berlapang dada bagaikan langit besar yang tak bertepi.

Cuaca terang dan berawan selalu silih berganti. Belajar bagaikan cermin yang jernih dapat melihat keadaan sebenarnya. Bunga mawar hanya merasakan kepuasan dan kecongkakan sejenak, tetapi pohon cemara dapat menghadapi, menerima dan menahan diri dengan tenang dan sabar.

Kita harus belajar dari sifat pohon cemara yang tegar menahan serangan, baik serangan yang bersifat tindakan, ucapan maupun pikiran ; dan menjadikannya sesuatu yang sejuk, hangat dan damai.

*************************************************************** Kata Bijak Hari Ini.

Salah satu fungsi diplomasi adalah untuk menutupi kenyataan dalam bentuk moralitas. (Will dan Ariel Dunant) ***************************************************************

Kita memang harus lebih sering belajar tentang arti sebuah keikhlasan dalam memberi.........

A Glass of Milk Suatu hari, seorang anak lelaki miskin yang hidup dari menjual asongan dari pintu ke pintu, menemukan bahwa dikantongnya hanya tersisa beberapa sen uangnya, dan dia sangat lapar. Anak lelaki tersebut memutuskan untuk meminta makanan dari rumah berikutnya. Akan tetapi anak itu kehilangan keberanian saat seorang wanita muda membuka pintu rumah. Anak itu tidak jadi meminta makanan, ia hanya berani meminta segelas air. Wanita muda tersebut melihat, dan berpikir bahwa anak lelaki tersebut pastilah lapar, oleh karena itu ia membawakan segelas besar susu. Anak lelaki itu meminumnya dengan lambat, dan kemudian bertanya, "berapa

saya harus membayar untuk segelas besar susu ini ?" Wanita itu menjawab: "Kamu tidak perlu membayar apapun". "Ibu kami mengajarkan untuk tidak menerima bayaran untuk kebaikan" kata wanita itu menambahkan. Anak lelaki itu kemudian menghabiskan susunya dan berkata :" Dari dalam hatiku aku berterima kasih pada anda." Bertahun-tahun kemudian, wanita muda tersebut mengalami sakit yang sangat kritis. Para dokter dikota itu sudah tidak sanggup menganganinya. Mereka akhirnya mengirimnya ke kota besar, dimana terdapat dokter spesialis yang mampu menangani penyakit langka tersebut. Dr. Howard dipanggil untuk melakukan pemeriksaan. Pada saat ia mendengar nama kota asal si wanita tersebut, terbersit seberkas pancaran aneh pada mata Dr. Howard. Segera ia bangkit dan bergegas turun melalui hall rumahsakit, menuju kamar si wanita tersebut. Dengan berpakaian jubah kedokteran ia menemui si wanita itu. Ia langsung mengenali wanita itu pada sekali pandang. Ia kemudian kembali ke ruang konsultasi dan memutuskan untuk melakukan upaya terbaik untuk menyelamatkan nyawa wanita itu. Mulai hari itu, Ia selalu memberikan perhatian khusus pada kasus wanita itu. Setelah melalui perjuangan yang panjang, akhirnya diperoleh kemenangan... Wanita itu sembuh !!. Dr. Howard meminta bagian keuangan rumah sakit untuk mengirimkan seluruh tagihan biaya pengobatan kepadanya untuk persetujuan. Dr. Howard melihatnya, dan menuliskan sesuatu pada pojok atas lembar tagihan, dan kemudian mengirimkannya ke kamar pasien. Wanita itu takut untuk membuka tagihan tersebut, ia sangat yakin bahwa ia tak akan mampu membayar tagihan tersebut walaupun harus diangsur seumur hidupnya. Akhirnya Ia memberanikan diri untuk membaca tagihan tersebut, dan ada sesuatu yang menarik perhatiannya pada pojok atas lembar tagihan tersebut. Ia membaca tulisan yang berbunyi.."Telah dibayar lunas dengan segelas besar susu !!" tertanda, Dr. Howard Kelly. Air mata kebahagiaan membanjiri matanya. Ia berdoa: "Tuhan, terima kasih, bahwa cintamu telah memenuhi seluruh bumi melalui hati dan tangan manusia." Sumber: unknown Dikirim oleh: darknessking Untuk artikel seperti ini dapat diperoleh di http://www.kafe-kantor.com

*************************************************************** Tahukah Anda Tidak ada waktu terbaik untuk menghitung berat badan, yang benar adalah lakukan penghitungan berat badan dengan waktu yang sama ketika pertama kali mulai melakukan penghitungan berat badan. *************************************************************** Kata Bijak Hari Ini. Tujuan satu-satunya yang dicapai orang pembohong ialah bahwa ia tak akan dipercayai lagi bila ia jujur. (Aristoteles) ***************************************************************

Jabatan Tinggi, EQ Rendah?

TIDAK semua mereka yang memiliki jabatan dan titel kesarjanaan tinggi memiliki kecerdasan emosional yang tinggi. Istilah kecerdasan emosional adakalanya disebut EI (emotional intelligence), EQ (emotional quotient), dan kecerdasan sosial. Kecerdasan emosional adalah kemampuan seseorang mengendalikan emosinya saat menghadapi situasi yang menyenangkan maupun menyakitkan. Mantan Presiden Soeharto dan Akbar Tandjung adalah contoh orang yang memiliki kecerdasan emosional tinggi, mampu mengendalikan emosinya dalam berkomunikasi. Ketika membaca berita mengenai kekisruhan dalam rapat antara DPR dan Kejaksaan Agung belum lama ini, pikiran saya terdorong mengingat kembali teori Daniel Goleman seputar EQ untuk menganalisa perilaku pejabat tinggi dan politisi di pentas publik. Berdasar riset panjang, Goleman menyimpulkan, kecerdasan intelektual bukan faktor dominan dalam keberhasilan seseorang, terutama dalam dunia bisnis maupun sosial. Menurut Goleman, banyak sarjana yang cerdas dan saat kuliah selalu menjadi bintang kelas, namun ketika masuk dunia kerja menjadi anak buah teman sekelasnya yang prestasi akademiknya pas-pasan. Lalu, apa kunci keberhasilan hidup?

Menurut dia, lebih banyak ditentukan oleh kecerdasan emosional, yaitu aspek-aspek yang berkait dengan kepribadian, yang di dalamnya setidaknya ada empat unsur pokok. Pertama, kemampuan seseorang memahami dan memotivasi potensi dirinya. Kedua, memiliki rasa empati yang tinggi terhadap orang lain. Ketiga, senang bahkan mendorong melihat anak buah sukses, tanpa dirinya merasa terancam. Keempat, asertif, yaitu terampil menyampaikan pikiran dan perasaan dengan baik, lugas, dan jelas tanpa harus membuat orang lain tersinggung. Untuk mengukur apakah seorang pimpinan memiliki kecerdasan emosional tinggi, jangan diukur dengan titel kesarjanaan dan kepangkatannya, tetapi tanyakan pada mereka yang selalu berhubungan dengannya, entah itu sopir, satpam, pembantu rumah tangga, anak buah, keluarga, maupun teman. Dari merekalah akan terpantul citra kepribadian seorang pemimpin, terutama di saat-saat seseorang terkondisikan untuk marah. Seberapa tinggi EQ seseorang mudah terlihat saat kritis, ketika suasananya tidak menguntungkan, bahkan dalam posisi terancam. Dengan tolok ukur ini kita mendapat kesan banyak pejabat tinggi yang EQ-nya rendah meski titel akademisnya tinggi, termasuk dalam penguasaan ilmu agama. Cirinya, pertama, jika bicara cenderung menyakiti dan menyalahkan pihak lain sehingga persoalan pokok tergeser oleh pertengkaran ego pribadi. Yang terjadi kemudian persoalan tidak selesai, bahkan bertambah. Kedua, rendahnya motivasi kinerja anak buah untuk meraih prestasi karena tidak mendapat dorongan dan apresiasi dari atasan. Pimpinan dengan EQ tinggi akan mampu memotivasi diri, lalu beresonansi pada orang-orang di sekelilingnya, terutama anak buahnya. Berdasarkan pengalaman memberi pelatihan di lingkungan birokrasi pemerintahan maupun BUMN, ditemukan indikator kuat, hanya sedikit pemimpin yang mampu memberi motivasi kerja pada anak buahnya. Banyak pemimpin menjadi sasaran caci maki anak buah sehingga potensi dan dedikasi anak buah tidak optimal untuk memajukan perusahaan. BEGITU rendahnya EQ sebagian pejabat tinggi kita, tidak mengherankan jika produktivitas rendah, bahkan banyak terjadi kebocoran anggaran. Menjelang akhir tahun, yang menjadi agenda utama adalah bagaimana menghabiskan anggaran dan membuat laporan keuangan agar tampak mulus meski hasil kinerjanya minus. Situasi ini dipertegas hasil penelitian TII yang menyatakan perilaku korupsi birokrasi dan bisnis di Jakarta sudah amat parah. Orang bukannya dipacu untuk meraih prestasi kerja, tetapi dibuat pusing dan sibuk mengenal serta memberi servis pada orang-orang yang dekat dengan pengambil keputusan. Banyak mahasiswa dan sarjana terkesan idealis saat di kampus, tetapi terhanyut begitu menjadi birokrat. Rasanya perlu dipikirkan adanya pekan orientasi sarjana sebelum wisuda. Isinya, memberi peringatan disertai data akurat bahwa setelah wisuda mereka akan memasuki dunia baru yang penuh ranjau dan lingkungan kerja

serta sosial yang telah terkontaminasi virus korupsi dan manipulasi. Ini merupakan tugas akhir almamater, memberi peringatan dan tanggung jawab moral pada putra-putrinya agar memiliki komitmen untuk hidup terhormat, mengejar karier dengan panduan skill dan suara hati. PARA psikolog mengatakan, rasa sukses dan bahagia akan diraih jika seseorang bisa menggabungkan setidaknya tiga kecerdasan, yaitu intelektual, emosional, dan spiritual. Kecerdasan intelektual (IQ) berkait dengan keterampilan seseorang menghadapi persoalan teknikal dan intelektual. Jika pendidikan kita mengabaikan aspek keunggulan IQ, sulit bagi Indonesia untuk bersaing dalam bidang sains dan teknologi pada persaingan global. Kini kita sudah merasakan betapa tertinggalnya kita dalam pendidikan sains. Pemerintah pun kurang melakukan penjaringan siswa berbakat untuk difasilitasi agar nanti menjadi ilmuwan tangguh. EQ yang tinggi akan membantu seseorang dalam membangun relasi sosial dalam lingkungan keluarga, kantor, bisnis, maupun sosial. Bagi seorang manajer, kecerdasan emosional merupakan syarat mutlak. Lagi-lagi amat disayangkan, pendidikan kita miskin konsep dalam membantu mengembangkan EQ, bagi siswa maupun mahasiswa. Pelatihan EQ ini amat penting guna menumbuhkan iklim dialogis, demokratis, dan partisipatif karena semua menuntut adanya kedewasaan emosional dalam memahami dan menerima perbedaan. Pluralitas etnis, agama, dan budaya akan menjadi sumber konflik laten jika tidak disertai tumbuhnya budaya dialogis dan sikap empati. Tidak kalah penting, kecerdasan spiritual (SQ) yang berkait dengan masalah makna, motivasi, dan tujuan hidup sendiri. Jika IQ berperan memberi solusi intelektual-teknikal, EQ meratakan jalan membangun relasi sosial, SQ mempertanyakan apakah makna, tujuan, dan filsafat hidup seseorang. Menurut Danah Zohar dan Ian Marshall, penulis buku SQ, The Ultimate Intelligence, tanpa disertai kedalaman spiritual, kepandaian (IQ) dan popularitas (EQ) seseorang tidak akan memberi ketenangan dan kebahagiaan hidup. Dalam kurun waktu sepuluh tahun terakhir, berbagai pakar psikologi dan manajemen di Barat mulai menyadari betapa vitalnya aspek spiritualitas dalam karier seseorang, meski dalam menyampaikannya terkesan hati-hati. Yang fenomenal, tak kurang dari Stephen R Covey meluncurkan buku The 8th Habit (2004), padahal selama ini dia sudah menjadi ikon dari teori manajemen kelas dunia The Seven Habits. Rupanya Covey sampai pada kesimpulan, kecerdasan intelektualitas dan emosionalitas tanpa bersumber spiritualitas akan kehabisan energi dan berbelok arah.

Di Indonesia, krisis kepercayaan terhadap intelektualitas kian menguat saat bangsa yang secara ekonomi amat kaya ini dikenal sebagai sarang koruptor dan miskin, padahal hampir semua yang menjadi menteri maupun birokrat memiliki latar belakang pendidikan tinggi. Asumsi bahwa kesarjanaan dan intelektualitas akan mengantar masyarakat yang damai dan bermoral digugat Donald B Caine dalam buku: Batas Nalar, Rasionalitas dan Perilaku Manusia yang sedang dibicarakan banyak orang. Mengapa bangsa Jerman yang dikenal paling maju pendidikannya dan melahirkan banyak pemikir kelas dunia pernah dan bisa berbuat amat kejam? Pertanyaan serupa bisa dialamatkan kepada Inggris, Amerika Serikat, dan Israel KEMBALI pada soal EQ. Teori ini valid untuk melihat perilaku dan gaya kepemimpinan seseorang dalam kelompok terbatas. Dalam wilayah sosial dan politik, terlalu banyak variabel yang tidak cukup dianalisis dengan teori EQ. Namun satu hal pasti, kita mengharapkan negeri ini diurus oleh mereka yang cerdas secara intelektual, emosional, dan spiritual. Yaitu mereka yang kualitas akademisnya baik, mampu berkomunikasi sosial secara simpatik, inspiring dan motivating, serta memiliki komitmen kuat terhadap nilai-nilai spiritual sebagai panduan hidup. Jika ketiga kualitas ini tidak terpenuhi, sebaiknya minggir saja atau bangsa ini akan kian hancur oleh perilaku pemimpinnya sendiri.*

Oleh Komaruddin Hidayat Direktur Program Pascasarjana UIN Jakarta/Pembina Sekolah Madania

*************************************************************** Tahukah Anda Ada berapakah jumlah tulang-belulang didalam tubuh manusia dewasa ? 206 potong, dimana lebih dari setengahnya terletak di bagian kaki dan tangan *************************************************************** Kata Bijak Hari Ini. Kita menghitung berkat yang kita terima dengan jari, sementara kesengsaraan kita hitung dengan mesin hitung.

***************************************************************

Salah satu aspek dari Emotional Intelligence adalah mampu menghadapai masalah secara matang dan stabil emosinya. Dibawah ini salah satu contohnya.

KESABARAN KARYAWAN HOTEL Beberapa bulan yg lalu di meja pemesanan kamar hotel Memphis, saya melihat suatu kejadian yg menarik sekali, bagaimana seseorang menghadapi orang yg penuh emosi. Saat itu pukul 17:00 lebih sedikit, dan hotel sibuk mendaftar tamu-tamu baru Orang di depan saya memberikan namanya kepada pegawai di belakang meja dengan nada memerintah. Pegawai tsb berkata, "Ya, Tuan, > kami sediakan satu kamar 'single' untuk Anda." "Single?" bentak orang itu, "Saya memesan double." Pegawai tsb berkata dg sopan, "Coba saya periksa sebentar." Ia menarik permintaan pesanan tamu dari arsip dan berkata, "Maaf, Tuan. Telegram Anda menyebutkan single. Saya akan senang sekali menempatkan Anda di kamar double, kalau memang ada. Tetapi semua kamar double sudah penuh." Tamu yg berang itu berkata, "Saya tidak peduli apa bunyi kertas itu, saya mau kamar double." Kemudian ia mulai bersikap "anda-tau-siapa-saya," diikuti dengan "Saya akan usahakan agar Anda dipecat. Anda lihat nanti. Saya akan buat Anda dipecat." Di bawah serangan gencar, pegawai muda tsb menyela, "Tuan, kami menyesal sekali, tetapi kami bertindak berdasarkan instruksi Anda." Akhirnya, sang tamu yg benar2 marah itu berkata, "Saya tidak akan mau tinggal di kamar yg terbagus di hotel ini sekarang --- manajemennya benar2 buruk," dan ia pun keluar. Saya menghampiri meja penerimaan sambil berpikir si pegawai pasti marah setelah baru saja dimarahi habis2an. Sebaliknya, ia menyambut semua dengan salam yg ramah sekali "Selamat malam, Tuan." Ketika ia mengerjakan rutin yg biasa dalam mengatur kamar untuk saya, saya berkata kepadanya, "Saya mengagumi cara Anda mengendalikan diri tadi. Anda benar2 sabar." "Ya, Tuan," katanya, "Saya tidak dapat marah kepada orang seperti itu. Anda

lihat, ia sebenarnya bukan marah kepada saya. Saya cuma korban pelampiasan kemarahannya. Orang yg malang tadi mungkin baru saja ribut dg istrinya, atau bisnisnya mungkin sedang lesu, atau barangkali ia merasa rendah diri, dan ini adalah peluang emasnya untuk melampiaskan kekesalannya." Pegawai tadi menambahkan, "Pada dasarnya ia mungkin orang yg sangat baik. Kebanyakan orang begitu." Sambil melangkah menuju lift, saya mengulang-ulang perkataannya, "Pada dasarnya ia mungkin orang yg sangat baik. Kebanyakan orang begitu." Ingat dua kalimat itu kalau ada orang yg menyatakan perang pada Anda. Jangan membalas. Cara untuk menang dalam situasi seperti ini adalah membiarkan orang tsb melepaskan amarahnya, dan kemudian lupakanlah. (by David J.S.)

*************************************************************** Kata Bijak Hari Ini. Kebebasan itu berasal dari manusia, tidak dari undang-undang atau institusi. (Clarence Darrow) ***************************************************************

Tatapan Penuh Cinta... Pernahkah anda menatap orang-orang terdekat anda saat ia sedang tidur? Kalau belum, cobalah sekali saja menatap mereka saat sedang tidur. Saat itu yang tampak adalah ekspresi paling wajar dan paling jujur dari seseorang. Seorang artis yang ketika di panggung begitu cantik dan gemerlap pun bisa jadi akan tampak polos dan jauh

berbeda jika ia sedang tidur. Orang paling kejam di dunia pun jika ia sudah tidur tak akan tampak wajah bengisnya. Perhatikanlah ayah anda saat beliau sedang tidur. Sadarilah, betapa badan yang dulu kekar dan gagah itu kini semakin tua dan ringkih, betapa rambut-rambut putih mulai menghiasi kepalanya, betapa kerut merut mulai terpahat di wajahnya. Orang inilah yang tiap hari bekerja keras untuk kesejahteraan kita, anak-anaknya. Orang inilah, rela melakukan apa saja asal perut kita kenyang dan pendidikan kita lancar. Sekarang, beralihlah. Lihatlah ibu anda. Hmm...kulitnya mulai keriput dan tangan yang dulu halus membelai- belai tubuh bayi kita itu kini kasar karena tempaan hidup yang keras. Orang inilah yang tiap hari mengurus kebutuhan kita. Orang inilah yang paling rajin mengingatkan dan mengomeli kita semata- mata karena rasa kasih dan sayang, dan sayangnya, itu sering kita salah artikan. Cobalah menatap wajah orang-orang tercinta itu... Ayah, Ibu, Suami, Istri, Kakak, Adik, Anak, Sahabat, Semuanya... Rasakanlah sensasi yang timbul sesudahnya. Rasakanlah energi cinta yang mengalir pelan-pelan saat menatap wajah lugu yang terlelap itu. Rasakanlah getaran cinta yang mengalir deras ketika mengingat betapa banyaknya pengorbanan yang telah dilakukan orang-orang itu untuk

kebahagiaan anda. Pengorbanan yang kadang tertutupi oleh kesalah pahaman kecil yang entah kenapa selau saja nampak besar. Secara ajaib Tuhan mengatur agar pengorbanan itu bisa tampak lagi melalui wajah-wajah jujur mereka saat sedang tidur. Pengorbanan yang kadang melelahkan namun enggan mereka ungkapkan. Dan ekspresi wajah ketika tidur pun mengungkap segalanya. Tanpa kata, tanpa suara dia berkata... "betapa lelahnya aku hari ini". Dan penyebab lelah itu? Untuk siapa dia berlelahlelah? Tak lain adalah kita. Suami yang bekerja keras mencari nafkah, istri yang bekerja keras mengurus dan mendidik anak, juga rumah. Kakak, adik, anak, dan sahabat yang telah melewatkan hari-hari suka dan duka bersama kita. Resapilah kenangan-kenangan manis dan pahit yang pernah terjadi dengan menatap wajah-wajah mereka. Rasakanlah betapa kebahagiaan dan keharuan seketika membuncah jika mengingat itu semua. Bayangkanlah apa yang akan terjadi jika esok hari mereka "orang-orang terkasih itu" tak lagi membuka matanya, selamanya ...

*************************************************************** Kata Bijak Hari Ini. Jika ingin tahu siapa yang seharusnya bertanggung jawab terhadap hampir semua kesulitan Anda, bercerminlah. ***************************************************************

Nyanyi seorang kakak Seorang ibu muda, Karen namanya, sedang mengandung bayinya yang kedua. Sebagaimana layaknya para ibu, Karen membantu Michael, anaknya yang pertama yang baru berusia 3 tahun, untuk menerima kehadiran adiknya. Michael senang sekali. Kerap kali ia menempelkan telinganya di perut ibunya. Dan karena Michael suka bernyanyi, ia pun sering menyanyi bagi adiknya yang masih di perut ibunya itu. Tiba saatnya bagi Karen untuk melahirkan. Tapi sungguh di luar dugaan, terjadi komplikasi serius. Baru setelah perjuangan berjam-jam adik Michael dilahirkan. Seorang bayi putri yang cantik, sayang kondisinya begitu buruk sehingga dokter yang merawat dengan sedih berterus terang kepada Karen, "Bersiaplah jika sesuatu yang tidak kita inginkan terjadi." Karen dan suaminya berusaha menerima keadaan dengan sabar dan hanya bisa pasrah kepada yang Kuasa. Mereka bahkan sudah menyiapkan acara penguburan buat putrinya bila sewaktu-waktu dipanggil Tuhan. Lain halnya dengan Michael. Sejak adiknya dirawat di ICU ia merengek terus! "Mami... aku mau nyanyi buat adik kecil!" Ibunya kurang tanggap. "Mami... aku pengen nyanyi!!" Karen terlalu larut dalam kesedihan dan kekuatirannya. "Mami.... aku kepengen nyanyi!!!" Itu berulang kali diminta Michael bahkan sambil meraung menangis. Karen tetap menganggap rengekan Michael sebagai rengekan anak kecil. Lagi pula ICU adalah daerah terlarang bagi anak-anak. Baru ketika harapan menipis, sang ibu mau mendengarkan Michael. "Baik, setidaknya biar Michael melihat adiknya untuk yang terakhir kalinya. Mumpung adiknya masih hidup!" batinnya. Ia dicegat oleh suster di depan pintu kamar ICU. "Anak kecil dilarang masuk!" Karen ragu-ragu. "Tapi, suster...." suster tak mau tahu. "Ini peraturan! Anak kecil dilarang dibawa masuk!"

Karen menatap tajam suster itu, lalu berkata, "Suster, sebelum diizinkan bernyanyi buat adiknya, Michael tidak akan kubawa pergi! Mungkin ini yang terakhir kalinya bagi Michael melihat adiknya!" Suster terdiam menatap Michael dan berkata, "Tapi tidak boleh lebih dari lima menit!" Demikianlah, kemudian Michael dibungkus dengan pakaian khusus lalu dibawa masuk ke ruang ICU. Ia didekatkan pada adiknya yang sedang tergolek dalam sakratul maut. Michael menatap lekat adiknya... Lalu dari mulutnya yang kecil mungil keluarlah suara nyanyian yang nyaring "You are my sunshine, my only sunshine, you make me happy when skies are grey...." Ajaib! Si Adik langsung memberi respon. Seolah ia sadar akan sapaan sayang dari kakaknya. "You never know, dear, How much I love you. Please don't take my sunshine away." Denyut nadinya menjadi lebih teratur. Karen dengan haru melihat dan menatapnya dengan tajam dan, "Terus.... terus Michael! Teruskan sayang...," bisik ibunya sambil menangis. "The other night, dear, as I laid sleeping, I dreamt, I held you in my..." Dan, Sang adikpun meregang, seolah menghela napas panjang. Pernapasannya lalu menjadi teratur..." I'll always love you and make you happy, if you will only stay the same..." Sang adik kelihatan begitu tenang, sangat tenang. "Lagi sayang..." bujuk ibunya sambil mencucurkan air matanya. Michael terus bernyanyi dan.... adiknya kelihatan semakin tenang, rileks dan damai... lalu tertidur lelap. Suster yang tadinya melarang untuk masuk, kini ikut terisak-isak menyaksikan apa yang telah terjadi atas diri adik Michael dan kejadian yang baru saja ia saksikan sendiri. Hari berikutnya, satu hari kemudian, si adik bayi sudah diperbolehkan pulang. Para tenaga medis tak habis pikir atas kejadian yang menimpa pasien yang satu ini. Mereka hanya bisa menyebutnya sebagai sebuah terapi ajaib, dan Karen juga suaminya melihatnya sebagai mujizat Kasih Ilahi yang luar biasa, sungguh amat luar biasa! Bagi sang adik, kehadiran Michael berarti soal hidup dan mati. Benar bahwa memang Kasih Ilahi yang menolongnya. Dan ingat Kasih Ilahi pun membutuhkan mulut kecil si Michael untuk mengatakan "How much I love you". Dan ternyata Kasih Ilahi membutuhkan pula hati polos seorang anak kecil "Michael" untuk memberi kehidupan. Itulah kehendak Tuhan, tidak ada yang mustahil bagi-NYA bila IA menghendaki terjadi. (SM)

*************************************************************** Tahukah Anda. Dari mana asal frase 'OK' hingga saat ini masih misterius. Yang pasti frase 'OK' terkenal ke seluruh penjuru dunia atas sumbangsih globalisasi Amerika sejak permulaan abad 20. Tahun 1830-an di Amerika memang populer frase 'OK' yang diartikan secara slank "Oll Korrect", tapi orang-orang Yunani juga mempergunakan frase 'Ola Kala' atau mungkin saja asal 'OK' dari suku Indian Choctaw 'Oke'. *************************************************************** Kata Bijak Hari Ini. Orang tua memimpikan mimpi-mimpinya, orang muda memikirkan pikiran-pikirannya. (Joel) *************************************************************** Ada pepatah Cina kuno mengatakan: dengan MELIHAT, aku TAHU dengan MENDENGAR, aku MENGERTI dengan MENJALANI, aku PAHAM Selalu bersyukur akan membuat kita bahagia. Beberapa cerita berikut ini menggambarkannya... Begitu memasuki mobil mewahnya, seorang direktur bertanya pada sopir pribadinya, "Bagaimana kira-kira cuaca hari ini?" Si sopir menjawab, "Cuaca hari ini adalah cuaca yang saya sukai." Merasa penasaran dengan jawaban tersebut, direktur ini bertanya lagi, "Bagaimana kamu bisa begitu yakin?".Supirnya menjawab, "Begini, pak, saya sudah belajar bahwa saya tak selalu mendapatkan apa yang saya sukai, karena itu saya selalu menyukai apapun yang saya dapatkan".

Jawaban singkat tadi merupakan wujud perasaan syukur. Syukur merupakan kualitas hati yang terpenting. Dengan bersyukur kita akan senantiasa diliputi rasa damai, tenteram, dan bahagia. Sebaliknya, perasaan tak bersyukur akan senantiasa membebani kita. Kita akan selalu merasa kurang dan tak bahagia. Ada dua hal yang sering membuat kita tak bersyukur. Pertama, kita sering memfokuskan diri pada apa yang kita inginkan, bukan pada apa yang kita miliki. Katakanlah Anda sudah memiliki sebuah rumah, kendaraan, pekerjaan tetap, dan pasangan yang baik. Tapi Anda masih merasa kurang. Pikiran Anda dipenuhi berbagai target dan keinginan. Anda begitu terobsesi oleh rumah yang besar dan indah, mobil mewah, serta pekerjaan yang mendatangkan lebih banyak uang. Kita ingin ini dan itu. Bila tak mendapatkannya kita terus memikirkannya. Tapi anehnya, walaupun sudah mendapatkannya, kita hanya menikmati kesenangan sesaat. Kita tetap tak puas, kita ingin yang lebih lagi. Jadi, betapapun banyaknya harta yang kita miliki kita tak pernah menjadi "kaya" dalam arti yang sesungguhnya.

Mari kita luruskan pengertian kita mengenai orang "kaya". Orang yang "kaya" bukanlah orang yang memiliki banyak hal, tetapi orang yang dapat menikmati apapun yang mereka miliki. Tentunya boleh-boleh saja kita memiliki keinginan, tapi kita perlu menyadari bahwa inilah akar perasaan tak tenteram. Kita dapat mengubah perasaan ini dengan berfokus pada apa yang sudah kita miliki. Cobalah lihat keadaan di sekeliling Anda, pikirkan yang Anda miliki, dan syukurilah. Anda akan merasakan nikmatnya hidup.

Pusatkanlah perhatian Anda pada sifat-sifat baik atasan, pasangan, dan orang-orang di sekitar Anda. Mereka akan menjadi lebih menyenangkan.

Seorang pengarang pernah mengatakan, "Menikahlah dengan orang yang Anda cintai, setelah itu cintailah orang yang

Anda nikahi." Ini perwujudan rasa syukur. Ada cerita menarik mengenai seorang kakek yang mengeluh karena tak dapat membeli sepatu, padahal sepatunya sudah lama rusak. Suatu sore ia melihat seseorang yang tak mempunyai kaki, tapi tetap ceria karena masih bisa mempergunakan tangannya. Saat itu juga si kakek berhenti mengeluh dan mulai mengucap syukur. Hal kedua yang sering membuat kita tak bersyukur adalah adanya kecenderungan membanding-bandingkan diri kita dengan orang lain. Kita merasa orang lain lebih beruntung. Kemanapun kita pergi, selalu ada orang yang lebih pandai, lebih tampan, lebih cantik, lebih percaya diri, dan lebih kaya dari kita. Rumput tetangga memang sering kelihatan lebih hijau dari rumput di pekarangan sendiri. Ada cerita menarik mengenai dua pasien rumah sakit jiwa. Pasien pertama sedang duduk termenung sambil menggumam, "Lulu, Lulu." Seorang pengunjung yang keheranan menanyakan masalah yang dihadapi orang ini. Si dokter menjawab, "Orang ini jadi gila setelah cintanya ditolak oleh Lulu." Si pengunjung manggut-manggut, tapi begitu lewat sel lain ia terkejut melihat penghuninya terus menerus memukulkan kepalanya di tembok dan berteriak, "Lulu, Lulu". "Orang ini juga punya masalah dengan Lulu?" tanyanya keheranan. Dokter kemudian menjawab, "Ya, dialah yang akhirnya menikah dengan Lulu."... Hidup akan lebih bahagia kalau kita dapat menikmati apa yang kita miliki.Karena itu bersyukur merupakan kualitas hati yang tertinggi. Cerita terakhir adalah mengenai seorang ibu yang sedang terapung dilaut karena kapalnya karam, namun tetap berbahagia. Ketika ditanya kenapa demikian, ia menjawab, "Saya mempunyai dua anak laki-laki. Yang pertama sudah meninggal, yang kedua hidup di tanah seberang. Kalau berhasil selamat, saya sangat bahagia karena dapat

berjumpa dengan anak kedua saya. Tetapi kalaupun mati tenggelam, saya juga akan berbahagia karena saya akan berjumpa dengan anak pertama saya di surga."

Sungguh temanku, rasa syukur itu memang sangat luuaar biasa dan teramat sangat membahagiakan hati ! *************************************************************** Tahukah Anda. Bicara soal terkenalnya Tenabang (Tanah Abang) di masa lalu, satu catatan penting yang terjadi di sana, adalah pemutaran film, atau dulu dinamakan 'gambar idoep', yang pertama kalinya pada 5 Desember 1900. Pemutaran film dokumenter yang menceritakan perjalanan Raja Hertog Hendrik dan Ratu Olanda di Den Haag itu tidak sukses, karena mahalnya harga tiket. Catatan sejarah itu sebenarnya satu kelebihan tersendiri, terlebih untuk dunia perfilman Indonesia. Mengingat pemutaran film itu hanya lima tahun, setelah dilakukan pertama kalinya di Paris pada 28 Desember 1895. Bahkan lebih dulu dibanding Korea pada 1903, serta Italia pada 1905. *************************************************************** Kata Bijak Hari Ini. Kita tidak bisa menjadi bijaksana dengan kebijaksanaan orang lain, tapi kita bisa berpengetahuan dengan pengetahuan orang lain. (Michel de Montaigne)

***************************************************************

Kesombongan pendoa Sebuah kapal karam diterjang badai hebat. Hanya dua lelaki yang bisa menyelamatkan diri dan berenang ke pulau kecil yang gersang. Dua orang yang selamat itu tak tahu apa yang harus dilakukan kecuali berdoa. Untuk mengetahui doa siapakah yang paling dikabulkan, mereka sepakat membagi pulau kecil itu

menjadi dua dan mereka tinggal berseberangan. Doa pertama, mereka memohon diturunkan makanan. Esok harinya, lelaki ke satu melihat sebuah pohon penuh buah-buahan tumbuh di sisi tempat tinggalnya. Sedangkan di daerah tempat tinggal lelaki yang lainnya tetap kosong. Seminggu kemudian. Lelaki ke satu merasa kesepian dan memutuskan berdoa agar diberikan istri, keesokan harinya, ada kapal karam dan satu-satunya penumpang yang selamat adalah seorang wanita yang terdampar di sisi pulau tepat lelaki ke satu tinggal. Sedangkan di sisi tempat tinggal lelaki ke dua tetap saja tidak ada apa-apanya. Segera saja, lelaki ke satu ini berdoa memohon rumah, pakaian dan makanan. Keesokan harinya, seperti keajaiban, semua yang diminta hadir untuknya. Sedangkan lelaki yang kedua tetap saja tidak mendapatkan apa-apa. Akhirnya, lelaki ke satu ini berdoa meminta kapal agar ia dan istrinya dapat meninggalkan pulau itu. Pagi hari mereka menemukan kapal tertambat di sisi pantainya. Segera saja lelaki ke satu dan istrinya naik ke atas kapal dan siap-siap berlayar meninggalkan pulau itu. Ia pun memutuskan meninggalkan lelaki kedua yang tinggal di sisi lain pulau. Menurutnya lelaki kedua itu tidak pantas menerima berkat tersebut karena doa-doanya tak pernah terkabulkan. Begitu kapal siap berangkat, lelaki kesatu mendengar suara dari langit, "Hai. Mengapa engkau meninggalkan rekanmu yang ada di sisi lain pulau ini?" "Berkatku hanyalah milikku sendiri, hanya karena doakulah yang dikabulkan," jawab lelaki kesatu. "Doa temanku itu tak satupun dikabulkan. Maka ia tak pantas mendapatkan apa-apa," "Kau salah!" suara itu membahana. "Tahukah kau bahwa rekanmu itu hanya memiliki satu doa. Dan semua doanya terkabulkan. Bila tidak, maka kau takkan mendapatkan apa-apa." Lelaki ke satu itu bertanya, "Doa macam apa yang ia panjatkan sehingga aku harus berhutang atas semua ini padanya?" "Ia berdoa agar semua doamu dikabulkan" Kesombongan macam apakah yang membuat kita merasa lebih baik dari yang lain? Banyak orang yang telah mengorbankan segala sesutau demi keberhasilan kita. Tak selayaknya kita mengabaikan peran orang lain, dan janganlah menilai sesuatu hanya dari "yang terlihat" saja. (SM) *************************************************************** Tahukah Anda

Pada sekitar abad 17 di Perancis, hukuman mati untuk orang miskin, pencoleng dan perampok dilakukan dengan mengikat terdakwa pada 4 kuda/kerbau/lembu, kemudian ditarik secara bersamaan ke 4 penjuru arah. Kemudian Dr. Joseph Ignace Guillotin, seorang politikus yang juga dokter merancang alat eksekusi yang membuat terdakwa tidak merasakan sakit yang luar biasa ketika di eksekusi. Ironisnya alat yang juga dipakai masa Raja Louis XVI berkuasa akhirnya dipakai juga untuk memenggal kepalanya sendiri setelah adanya revolusi Perancis yang pada saat itu rakyatnya menginginkan adanya persamaan hukum bagi orang kaya maupun miskin. Eksekusi pemenggalan terakhir menggunakan guillotin dilakukan pada September 1977 di Marseilles, Perancis. *************************************************************** Kata Bijak Hari Ini. Ketidakadilan bukan apa-apa, bila orang bisa melakukannya. (Conficius) ***************************************************************

Mengubah Cacian Jadi Kekaguman

MENJADI besar tanpa penderitaan sekaligus cacian orang, itulah kemauan banyak sekali anak muda. Dan kalau memang kehidupan seperti itu ada, tentu ada terlalu banyak manusia yang juga menginginkannya. Sayangnya wajah kehidupan seperti ini tidak pernah ada. Sehingga jadilah cita-cita menjadi besar tanpa penderitaan hanya sebagai khayalan manusia malas yang tidak pernah mencoba. Ini serupa dengan khayalan seorang sahabat Amerika yang bertanya: kenapa Yesus tidak lahir di Amerika di abad ke-21 ini? Rekan lainnya sesama Amerika menimpali sambil bercanda: memangnya ada wanita Amerika yang masih perawan? Namanya juga canda, tentu tidak disarankan untuk memikirkannya terlalu serius. Apalagi tersinggung. Namun bercanda atau tidak, serius atau sangat serius, kisah-kisah

manusia kuat dan terhormat hampir semuanya berisi kisah-kisah penuh cacian sekaligus penderitaan. Sebutlah deretan nama-nama mengagumkan seperti Nelson Mandela, Mahatma Gandhi sampai dengan Dalai Lama. Semuanya dibikin kuat sekaligus terhormat oleh penderitaan. Mandela menjadi kuat dan terhormat karena puluhan tahun dipenjara, disakiti serta diasingkan. Sekarang, ia tidak saja dihormati dan disegani namun juga menjadi modal demokrasi yang mengagumkan bagi Afrika Selatan. Gandhi besar dan menjulang karena terketuk amat dalam hatinya oleh kesedihan akibat diskriminasi dan penjajahan. Dan yang lebih mengagumkan, tatkala perjuangannya berhasil, ia menolak memetik buah kekuasaan dari hasil perjuangannya yang panjang, lama sekaligus mengancam nyawa. Dalai Lama apa lagi. Di umur belasan tahun kehilangan kebebasan. Menginjak umur dua puluhan tahun kehilangan negara. Dan sampai sekarang sudah hidup di pengungsian selama tidak kurang dari empat puluh lima tahun. Setiap hari menerima surat sekaligus berita menyedihkan tentang Tibet. Lebih dari itu, negaranya Tibet sampai sekarang kehilangan banyak sekali hal akibat masuknya pemerintah Cina. Namun sebagaimana sudah dicatat rapi oleh sejarah, daftar-daftar kesedihan Dalai Lama ini sudah berbuah teramat banyak. Menerima hadiah nobel perdamaian di tahun 1989. Setiap kali berkunjung ke negara-negara maju disambut lebih meriah dari penyanyi rock yang terkenal. Karya-karyanya mengubah kehidupan demikian banyak orang. Sampai dengan julukan banyak sekali pengagumnya yang menyimpulkan kalau Dalai Lama hanyalah seorang living Buddha. Hal serupa juga terjadi dengan tokoh wanita mengagumkan bernama Evita Peron. Belum berumur sepuluh tahun keluarganya berantakan karena ayahnya meninggal. Kemudian menyambung kehidupan dengan cara menjadi pembantu rumah tangga. Bosan jadi pembantu kemudian menjadi penyanyi bar. Dan bahkan sempat diisukan miring dalam dunia serba gemerlap ini. Pernikahannya dengan Juan Peron tidak mengakhiri penderitaan, malah menambah panjangnya aliran sungai air mata. Namun kehidupan Evita Peron demikian bercahaya. Tidak saja di Argentina ia bercahaya, di dunia ia juga bercahaya. Salah satu guru meditasi mengagumkan di Amerika bernama Pema Chodron. Tidak saja bahasanya sederhana, pengungkapan idenya juga mendalam. Namun kekaguman seperti ini juga berawal dari kesedihan mendalam. Sebagaimana yang ia tuturkan dalam When Things Fall Apart, perjalanan kejernihan Pema Chodron mulai dengan sebuah kesedihan yang tidak terduga:

suaminya mengaku jatuh cinta pada wanita lain dan minta segera cerai. Bagi seorang wanita setia, tentu saja ini seperti petir di siang bolong. Namun betapa menyakitkan pun beritanya, hidup harus tetap berjalan. Dari sinilah ia belajar meditasi dari Chogyam Trungpa. Dan ini juga yang membukakan pintu kehidupan yang mengagumkan belakangan. Sehingga di salah satu bagian buku tadi, Chodron secara jujur mengungkapkan kalau mantan suaminya yang di awal seperti mencampakkan hidupnya, ternyata seorang pembuka pintu kehidupan yang mengagumkan. Cerita Thich Nhat Hanh lain lagi. Tokoh perdamaian asli Vietnam ini mengalami banyak sekali pengalaman getir ketika perang Vietnam. Kalau soal hampir mati, atau hampir diterjang peluru panas sudah biasa. Namun tatkala membawa misi perdamaian ke Amerika, ternyata pemerintah Vietnam melarangnya kembali ke Vietnam. Dan sejak puluhan tahun yang lalu Thich Nhat Hanh bermukim di Prancis. Dan penderitaan serta kesedihan-kesedihan yang mendalam ini juga yang membuat nama Hanh demikian dikenal dan menjulang. Pernah dinominasikan sebagai pemenang hadiah Nobel perdamaian, dihormati di banyak sekali negara, dan karyakaryanya lebih dari sekadar mengagumkan. Daftar panjang tokoh-tokoh kuat sekaligus terhormat, yang dibuat besar oleh penderitaan dan cacian orang masih bisa diperpanjang. Namun semua ini sedang membukakan pintu kehidupan yang amat berguna: penderitaan dan cacian orang ternyata sejenis vitamin jiwa yang membuatnya jadi menyala. Ini mirip sekali dengan judul sebuah buku indah yang berbunyi: Pain, the Gift that Nobody Want. Rasa sakit, penderitaan, cacian orang hampir semua manusia tidak menghendakinya. Tidak saja lari jauh-jauh, bahkan sebagian lebih doa manusia memohon agar dijauhkan dari penderitaan, cacian sekaligus rasa sakit. Namun daftar panjang kisah manusia seperti Dalai Lama, Pema Chodron sampai dengan Thich Nhat Hanh ternyata bertutur berbeda. Hanya manusia-manusia yang penuh kesabaran dan ketabahan untuk tersenyum di tengah cacian dan penderitaan, kemudian jiwanya menyala menerangi kehidupan banyak sekali orang. Ternyata, penderitaan dan cacian orang di tangan manusia-manusia sabar dan tabah bisa menjadi bahan-bahan yang memproduksi kekaguman orang kemudian. Persoalannya kemudian, di tengah-tengah sebagian lebih wajah kehidupan yang serba instant, punyakah kita cukup banyak kesabaran dan ketabahan? Oleh: GEDE PRAMA

*************************************************************** Tahukah Anda Darimana istilah/satuan tenaga kuda (horse power) berasal ? Dari James Watt sang penemu mesin uap, yang pada saat itu dia gunakan istilah tersebut untuk meyakinkan orang-orang untuk membeli mesin uap ciptaannya. James Watt membandingan mesin ciptaanya dengan kuda poni yang menarik pedati berisi batubara yang selalu lewat di bengkel tempat dia bekerja. Meskipun banyak yang menolak model perhitungan James Watt, namun hingga kini istilah tenaga kuda tetap dipakai sebagai perbandingan keperkasaan sebuah mesin. *************************************************************** Kata Bijak Hari Ini. Kalau kita tidak bisa mencari kedamaian dalam diri sendiri, percuma saja mencarinya di tempat lain. (Pepatah Prancis)

*************************************************************** Merenung sampai mati Aku sering memandangi rumahku berlama-lama. Kadang dari dekat, kadang dari kejauhan. Bukan untuk menganggumi keindahannya, karena rumahku kecil saja, berantakan pula. Tapi semua tentang rumahku, aku menyukainya. Karena memandang rumahku, aku jadi memandang diriku sendiri dan kekayaanku. Sebagai diriku, ia menggambarkan betul watakku, kebaikanku dan keburukanku. Rumah itu serba gelap, tak pernah kucat, tak pernah kurampungkan secara semestinya, dan banyak ketidaksempurnaan di sana-sini. Ada lantai yang tidak rata, ada lantai dari marmer perca, ada tembok yang tidak simetris, ada tanaman-tanaman yang tidak rapi, dan penuh kesalahan tata ruang di sana-sini. Rumah ini benar-benar bukan hasil karya seni, tapi hasil spekulasi. Spekulasi dari realitas hidup yang cuma bisa kujalankan dengan cara merambat. Setindak demi setindak. Dan rumahku adalah dari tindak demi tindak itu. Bukan sebuah kesatuan. Makanya di banyak sudut cuma berisi kesalahan.

Tapi begitulah hidupku, lengkap dengan keslahan yang kuperbuat, adalah kenyataan yang menggembirakan hatiku. Hidup, lengkap dengan kesalahan, sungguh merupakan kesempurnaan. Maka memandangi keslahan itu setiap kali, sungguh sebuah kegembiraan. Padahal di dalam rumahku, tidak cuma ada kesalahan-kesalahan hidupku, tapi juga ada anak istriku. Di dalam rumah itulah aku dan keluarga tumbuh, menyejarah dan menjalani hidup ini dengan segenap cobaan dan berkah-berkahnya. Memandang anak-anak tertidur, sering melelehkan air mataku. Mulia sekali rasanya kualitasku saat itu, saat terharu seperti itu. Tapi begitu anak-anak itu terbangun, mengobrak-abrik apa saja, membuat kegaduhan, menjadi anak-anak yang menjengkelkan, betapa terlihat kualitas kelakuanku. Aku ternyata tak lebih bapak-bapak kebanyakan, yang gampang didikte oleh kemarahan jika kenyamanan dirinya terganggu. Aku jelas bukan orang kaya. Tapi semua simbol-simbol orang kaya telah kulengkapi hampir secara keseluruhan. Butuh apa saja, di rumahku ada, sepanjang kebutuhan itu seperti kebutuhanku. Mau makan apa saja yang menjadi kesukaanku tersedia: pisang goreng, kacang rebus hingga jadah bakar. Istriku telah pintar membuatnya. Mau jajan apa saja terlaksana karena di depan rumah mangkir tanpa henti jajanan kelilingan. Ada yang generik model mi ayam, mi kopyok, siomay, ada pula yang baru dan aneh-aneh seperti telur grandong dan upil macan, jenis makanan yang tak hendak aku jelaskan di sini karena anehnya. Ada pula jajanan kuno yang masih sesekali bisa ditemui seperti arum manis dan gulali. Di rumahku juga tersedia kolam renang meskipun bukan untuk manusia, melainkan untuk renang ikan-ikan. Ikan pun bukan louhan dan arwana tapi cukup jenis spat dan mujahir yang tak perlu dirawat pun lama hidupnya. Mau mendengar semua aksi kicau burung piaraan juga ada sepanjang ia adalah jenis tekukur, kutilang dan puter. Aku juga memelihara burung gereja di sela-sela atap rumahku. Mau bersantai dan menghibur diri juga tak perlu bingung. Televisiku, meskipun kecil dan kuno, masih kuat menyala sehari-semalaman. Mau nonton konser apa saja, film apa saja, dialog apa saja, semua ada. Mau sekadar mendengar musik, malah cukup mendengarkan tetangga yang biasa menyetel tape dengan kerasnya. Aku kaget sendiri ketika di rumahku semuanya ada. Ternyata kaya sekali aku karena kekayaan itu ada di kepalaku sendiri. Jika kamu memiliki tingkat kebutuhan sepertiku, dan memiliki aset sepertiku, marilah kita merasa menjadi orang kaya bersama-sama.- Prie GS *************************************************************** Tahukah Anda.

Anda tentu sering mendengar istilah 'Kotak Pandora' yang banyak dipakai dalam artikel atau tulisan. Siapakah 'Pandora' itu ? Pandora ada dalam mitologi Yunani, seorang wanita cantik dan merupakan wanita pertama di bumi. Pandora ditakdirkan sebagai makhluk yang curang, dewa memberikan dia sebuah kotak untuk dijaga jangan sampai dibuka, namun sayangnya Pandora membukanya sehingga seluruh setan dan keburukan/kesengsaraan dunia terlepas. Namun ada sifat positif yang ikut terlepas yaitu : Harapan. Maka tidaklah heran frasa 'Kotak Pandora' biasanya dianalogikan dengan sesuatu yang disembunyikan namun ketika terbuka atau meledak menimbulkan chaos, kesengsaraan, kepedihan, kebusukan etc.

*************************************************************** Kata Bijak Hari Ini.

Selalu sediakan waktu yang cukup untuk mengambil suatu keputusan yang mudah. ***************************************************************

Kado Kotak Kosong

*************************************************************** Menjelang hari raya, seorang ayah membeli beberapa gulung kertas kado. Putrinya yang masih kecil, masih balita, meminta satu gulung. "Untuk apa?" tanya sang ayah. "Untuk kado, mau kasih hadiah." jawab si kecil. "Jangan dibuang-buang ya." pesan si ayah, sambil memberikan

satu gulungan kecil. Persis pada hari raya, pagi-pagi si kecil sudah bangun dan membangunkan ayahnya, "Pa, Pa ada hadiah untuk Papa." Sang ayah yang masih malas-malasan, matanya pun belum melek, menjawab, "Sudahlah nanti saja." Tetapi si kecil pantang menyerah, "Pa, Pa, bangun Pa, sudah siang." "Ah, kamu gimana sih, pagi-pagi sudah bangunin Papa." Ia mengenali kertas kado yang pernah ia berikan kepada anaknya. "Hadiah apa nih?" "Hadiah hari raya untuk Papa. Buka dong Pa, buka sekarang." Dan sang ayah pun membuka bingkisan itu. Ternyata di dalamnya hanya sebuah kotak kosong. Tidak berisi apa pun juga. "Ah, kamu bisa saja. Bingkisannya koq kosong.Buang-buang kertas kado Papa. Kan mahal?" Si kecil menjawab,"Nggak Pa, nggak kosong. Tadi, Putri masukin begitu buaanyaak ciuman untuk Papa." Sang ayah terharu, ia mengangkat anaknya. Dipeluknya, diciumnya. "Putri, Papa belum pernah menerima hadiah seindah ini. Papa akan selalu menyimpan boks ini. Papa akan bawa ke kantor dan sekali-sekali kalau perlu ciuman Putri, Papa akan mengambil satu. Nanti kalau kosong diisi lagi ya !" Kotak kosong yang sesaat sebelumnya dianggap tidak berisi, tidak memiliki nilai apa pun, tiba-tiba terisi, tibatiba memiliki nilai yang begitu tinggi. Apa yang terjadi ? Lalu, kendati kotak itu memiliki nilai yang sangat tinggi di mata sang ayah, di mata orang lain tetap juga tidak memiliki nilai apa pun. Orang lain akan tetap menganggapnya kotak kosong. Kosong bagi seseorang bisa dianggap penuh oleh orang lain. Sebaliknya, penuh bagi seseorang bisa dianggap kosong oleh

orang lain. Kosong dan penuh - dua-duanya merupakan produk dari "pikiran" anda sendiri. Sebagaimana anda memandangi hidup demikianlah kehidupan anda. Hidup menjadi berarti, bermakna, karena anda memberikan arti kepadanya, memberikan makna kepadanya. Bagi mereka yang tidak memberikan makna, tidak memberikan arti, hidup ini ibarat lembaran kertas yang kosong........... (Author Unknown) BONUS : Orang yang benar-benar cerdas adalah orang yang tahu dan mengerti bahwa tak semua pertanyaan dapat ia jawab."

Submitted by irfanto *************************************************************** Tahukah Anda Ada lebih dari 25.000 satelit buatan manusia yang melayanglayang di angkasa sana. 8.681 berada dalam posisi orbit dan lebih dari 16.000 melayang-layang tanpa kejelasan. Rusia memiliki lebih dari 10.000, Amerika 3.897. *************************************************************** Kata Bijak Hari Ini. Seseorang tidak mungkin mampu mengendalikan pikiran orang lain, tetapi paling tidak ia dapat meyatakan tekad, "Aku harus mampu mengendalikan pikiranku sendiri." Dengan cara inilah engkau seharusnya melatih dirimu sendiri, dan dengan cara inilah pengendalian pikiran dilakukan. - buddha ***************************************************************

Bunga-bunga di Depan Rumah Saya sering bertanya-tanya, kenapa di tangan pedagangnya, bunga-bunga murah pun

menjadi terlihat indah. Saya kembali bertanya, kenapa bunga murah itu, jika sudah saya bawa ke rumah, benar-benar terlihat murahnya. Rasanya dia tak indah lagi. Jawabanya ternyata saya temukan pada suatu hari, ketika saya melihat bagaimana pedagang itu merawat bunga-bunganya. Ia merawat tanamannya, seperti orang tua merawat bayinya. Oo, itulah yang saya tidak miliki. Ketika sampai di rumah, bunga-bunga itu lebih saya perlakukan sebagai benda belaka. Ia cukup saya sirami, sekadar agar tidak mati. Soal bagaimana ia harus hidup, terserah pertumbuhannya sendiri. Yang penting makanan sudah disiapkan, dan saya tidak lalai pada kewajiban. Kewajiban pun saya ambil cuma garis besarnya. Garis-garis yang lembut dan kecil, tak saya urus lagi. Saya tidak pernah misalnya menyantuni pupuk di dalam pot-pot mereka. Liar rantingnya juga saya biarkan menjalar ke mana dia suka. Tanaman ini bisa jadi cukup makan, tapi pasti sangat kekurangan kasih sayang. Maka beginilah agaknya mahlkuk yang hanya dicukupi makanan tapi kekurangan kasih sayang itu. Ia menjadi semaunya sendiri. Asal hidup, tapi tak peduli pada arah hidup. Ia tak bisa setiap kali mencari teman berdiskusi, tak punya tempat mengadu dan mengeluh. Akhirnya tanaman pun bisa bersikap apatis, asal hidup, asal tidak mati. Dan kepada majikan, ia tak lagi merasa harus setor keindahan. Hubungan bunga dan majikannya ini akhirnya penuh tali-temali konflik. Karena mereka tak diurus, bunga-bunga itu tak merasa perlu mempercantik diri. Karena merasa bunganya tidak cantik, sang majikann merasa tak perlu mengurusnya lagi. Karena merasa tak dipedulikan, bunga-bunga itu pun bisa memilih marah dengan cara menghancurkan diri sendiri: mati. Dan di rumah saya, soal ini bukan cuma sekali terjadi. Begini serius ternyata peran perhatian dan kasing sayang, bahkan bunga-bunga pun membutuhkannya. Makan, bagi makhluk hidup ternyata tak lebih dari keharusan, tapi kasih sayang adalah kubutuhan. Keharusan dan kebutuhan itu ternyata adalah soal yang harus dibedakan. Terpenuhinya keharusan memang sudah cukup membuat seseorang hidup, tapi pasti hidup yang kehilangan berbagai kemungkinan. Jika ia berupa bunga-bunga, ia akan sulit mengolah kemungkinannya tumbuh dan berkembang. Untuk mengurus diri sendiri pun telah begini repot, apalagi berpikir berderma keindahan untuk sang majikan. Jika ia berupa manusia, ia pasti manusia yang menjalani hidup tanpa kegembiraan. Hidup baginya pastilah cuma sarana menghabiskan umur untuk menjemput mati secepatnya. Kepada hidup sendiri saja, manusia seperti ini begitu memusuhi, apalagi terhadap hidup dan kepentingan orang lain. Jika ia berupa anak-anak, pastilah ia anak yang cuma sibuk berpikir tentang deritanya, berpikir tentang kesepiannya, maka apa pedulinya dia dengan masa depan, lebih-lebih keharusan berbakti pada orang tua. Terpenuhinya keharusan akan membuat seseorang hidup, tapi terpenuhinya kebutuhan akan membuat hidup seseorang menjadi berharga.

Tapi membiarkan seseorang hidup tanpa harga itu itulah kadang kebiasaan kita. Kita menginginkan keindahan bunga-bunga tapi enggan merawatnya. Kita mengharapkan kepatuhan anak-anak tapi tak pernah memberi keteladanan kepada mereka. Dan kita ingin hidup enak tapi tak tak pernah benar-benar mau membayar harganya. Ini semua tentu kekonyolan. oleh Prie GS *************************************************************** Tahukah Anda Universitas Al-Azhar, Kairo, Mesir adalalah universitas paling tua di dunia, seumur dengan kota Kairo itu sendiri yang didirikan tahun 969 Masehi. Al-azhar di tahun 975 Masehi merupakan pioner dari sistem pelajaran yang maju dimana kurikulumnya pada saat itu sudah mengajarkan hirarki yang jelas antara pengajar tetap maupun profesor tamu, selain itu sudah adanya pelajaran/gelar Teknik dan Pengobatan. Eropa sendiri baru memiliki universitas tahun 1088 di Bologna, Italia dan Amerika baru memiliki universitas tahun 1636 yaitu Harvard yang didirikan di Cambridge, Massachusetts, tidak lama setelah penjajahan Inggris tiba di Massachusetts Amerika. *************************************************************** Kata Bijak Hari Ini.

Saya telah mempelajari bahwa sukses tidak akan terlalu banyak diukur dengan kedudukan yang dicapai seseorang dalam kehidupannya, melainkan dengan rintangan yang telah diatasinya ketika berusaha meraih sukses (Booker T. Washington, 1856-1915, pendidik Amerika) Submitted by : Wawan K ***************************************************************

Darwish dan Penjudi Alkisah, jaman dahlulu kala hidup serang darwish yang berkeyakinan bahwa ia bertugas untuk mendekati orang orang yang melakukan perbutan tercela, menyadarkan dan mengarahkan mereka kepada pemikiran spiritual sehingga mereka bisa menempuh jalan kebenaran. Namun ada hal yang tidak dapahami sang darwish, bahwasanya seorang guru sejati tidak mengajarkan asas-asas yang tetap kepada setiap orang, karena seorang guru dapat saja memperoleh hasil yang bertolak belakang dari apa yang diinginkan jika ia tidak mengetahui apa yang ada di hati sang murid. Beginilah ceriitanya, suatu hari sang darwish menemukan sesorang yang kecanduan berjudi dan tidak bisa menghentikan kebiasaannya ini. Darwish ini kemudian memutuskan untuk turun tangan dan mengawasi sang penjudi. Setiap penjudi kita ini pergi ke rumah judi, sang darwish meletakkan sebuah batu di depan rumah si penjudi untuk menandai dosa, dengan harapan nantinya batu-batu yang terus bertambah akan menjadi peringatan akan kejahatan. Demikianlah, setiap meninggalkan rumahnya untuk pergi berjudi, penjudi ini merasa bersalah, dan sepulangnya ke rumah, ia merasa lebih berdosa lagi melihat batu-batu itu semakin menggunung. Akan halnya sang Darwish, setiap menaruh batu dalam tumpukan, selain merasa geram juga merasakan semacam kepuasan pribadi -- sesuatu yang dianggapnya illahi--- ; mencatat dosa. Tak terasa proses ini berlangsung dua puluh tahun. Dan setiap penjudi ini bertemu sang darwish, ia merasa malu, dan membathin," Akankah aku mengerti kebajikan. Betapa orang saleh itu telah bersusah payah untuk keinsyafanku. Kapan aku bisa bertobat, menjadi seperti dia. Aku yakin pastilah ia seorang ahli sorga." Kemudian, ketika suatu hari ada bencana alam, kedua tokoh cerita kita ini tewas bersamaan harinya. Datanglah seorang malaikat menjemput si penjudi, dan berkata," Mari pergi ke sorga bersamaku." Penjudi ini kaget dan memprotes, "Ah, tak mungkin. Aku seorang pendosa dan harus pegi ke neraka. Pastilah kamu salah orang, harusnya kamu jemput darwish yang telah berusaha menginsyafkanku selam dua puluh tahun terakhir ini." Akan tetapi, malaikat menjawab,"Sebaliknya, ia sekarang tengah diantar malaikat yang lain ke tempat yang lebih rendah. Neraka!"

Sang penjudi malah beteriak marah, "Tidak adil. Bagaimana mungkin. Pastilah kalian telah memutarbalikkan perintah! "Tentu tidak," jawab sang malaikat," Begini ceritanya, darwish itu selama duluh puluh tahun diliputi oleh rasa superioritas dan rasa berjasa. Selama itu pula ia tidak menumpuk batu untukmu, tapi sesungguhnya untuk dirinya sendiri. Dan sekarang ia harus menerima buahnya. "Lalu bagaimana aku bisa mendapatkan pahala?" tanya sang penjudi. ""Engkau mendapatkan pahala karena setiap bersua darwish itu, engkau memikirkan kebajikan, dan berbaik sangka kepada darwish itu. Kebajikanlah yang sekarang memberikan pahalanya kepadamu." Diterjemahkan dari adaptasi Elwood Sturtevant atas Idries Shah, Wisdom of the Idiots (1969,70), halaman.91-92 -putu*************************************************************** Tahukah Anda darimanakah asal mula garis strip merah penanda tempat tukang cukur? Dari abad pertengahan di eropa, dahulu kala tukang cukur merangkap menjadi tukang operasi pasien. Tidak hanya mencukur, jika seseorang ingin cabut gigi dan operasi datang daja ke tukang cukur. Perban warna merah dan putih yang dijemur diluar melambailambai tertiup angin, maka sejak itulah simbol strip merahputih menjadi simbol tukang cukur/operasi. Namun di sekitar abad 19-an, tukang cukur mulai menfokuskan pekerjaannya pada mencukur rambut/mode rambut dan menyerahkan pekerjaan operasi pada dokter. *************************************************************** Kata Bijak Hari Ini.

Sebelum seseorang memberikan komitmen, akan selalu ada keraguan, kemungkinan kemunduran, keadaan tidak efektif. Apa pun yang Anda lakukan atau Anda impikan, Anda bisa memulainya. Keberanian mempunyi kejeniusan, kekuatan, dan

keajaiban di dalamnya. Mulailah sekarang !! (JW.Goethe, 1749-1832, penyair dan dramawan Jerman)

Submitted by : Wawan K **************************************************************

Ular dan lemparan dadu

Ketika saya pulang di sebuah senja, saya masih melihatnya duduk di sana. Seorang wanita empat puluhan duduk dalam kiosnya di tepi seruas jalan di kotaku yang telah ribuan kali kulewati. Puluhan tahun yang lalu ketika usia saya masih belum genap sembilan tahun, kios itu sudah ada disana. Menjajakan majalah, koran, dan sejumlah barang kelontong. Ketika itu mobil kami berhenti di depan kiosnya dan wanita itu datang menghampiri membawa apa yang biasanya kami inginkan, majalah Ananda dan Bobo buat saya serta majalah Tempo dan Intisari untuk ayah. Demikian terjadi sepekan sekali sepulang sekolah selama bertahuntahun hingga tiba saatnya saya beranjak remaja dan berganti selera baca, saya tak lagi menemui wanita itu. Sekonyong-konyong di senja itu, tatapan mata saya ke luar angkot yang tengah membawa saya pulang ke rumah, menyapu kios itu dan wanita yang sama di dalamnya. Bedanya, kali ini ia tak lagi menjajakan koran dan majalah. Hanya rokok, minuman cola, air mineral, dan sejumlah barang lain. Apakah itu semacam kemunduran perniagaan, saya tak tahu persis. Yang tampak jelas bagi sel-sel kelabu saya adalah kenyataan bahwa ia, untuk menafkahi hidupnya, masih saja duduk di tempat yang sama, setelah lewat bertahun-tahun. Suatu sore lain dalam sebuah gerbong kereta yang saya tumpangi, saya menatap puluhan gubuk dan rumah petak di sepanjang lintasan rel yang menuju stasiun Senen. Benak saya digelayuti iba dan juga pertanyaan. Sejumlah gerobak mie ayam melintas di jendela dengan cepat. Apa yang begitu menarik dari kota ini, begitu pertanyaan saya, sehingga mereka sanggup bertahan dalam kepapaannya di tengah gemuruh Jakarta yang keras. Apakah itu nasib? Adakah nasib yang membuat Ibu penjaja koran yang tinggal di Semarang dan mereka yang tinggal di kompleks kumuh

Jakarta tetap bertahan di sana? Bagaimana bisa kita memahami nasib? Saya tak bisa. Tetapi keponakan saya yang berumur lima tahun punya petunjuknya. Saat itu saya sedang bermain berdua dengannya: Ular-Tangga. Setelah beberapa lama bermain dan bosan mulai merambati benak, saya meraih surat kabar dan mulai membaca-baca. Nanda, keponakan saya itu, kemudian berkata, "Ayo jalan! Gililan Om. Kalo nggak jalan juga, Om bakal nggak naik-naik, di situ telus, dan mainnya nggak selesaiselesai." Saya tersadar. Ular-Tangga, permainan semasa kita kanak-kanak, adalah contoh yang bagus tentang permainan nasib manusia. Ada petak-petak yang harus dilewati. Ada Tangga yang akan membawa kita naik ke petak yang lebih tinggi. Ada Ular yang akan membuat kita turun ke petak di bawahnya. Kita hidup. Dan sedang bermain dengan banyak papan Ular-Tangga. Ada papan yang bernama kuliah. Ada papan yang bernama karir. Suka atau tidak dengan permainan yang sedang dijalaninya, setiap orang harus melangkah. Atau ia terus saja ada di petak itu. Suka tak suka, setiap orang harus mengocok dan melempar dadunya. Dan sebatas itulah ikhtiar manusia: melempar dadu (dan memprediksi hasilnya dengan teori peluang). Hasil akhirnya, berapa jumlahan yang keluar, adalah mutlak kuasa Tuhan. Apakah Ular yang akan kita temui, ataukah Tangga, Allahlah yang mengatur. Dan disitulah nasib. Kuasa kita hanyalah sebatas melempar dadu. Malangnya, ada juga manusia yang enggan melempar dadu dan menyangka bahwa itulah nasibnya. Bahwa di situlah nasibnya, di petak itu. Mereka yang malang itu, terus saja ada di sana. Menerima keadaan sebagai Nasib, tanpa pernah melempar dadu. Mereka yang takut melempar dadu, takkan pernah beranjak ke mana-mana. Mereka yang enggan melempar dadu, takkan pernah menyelesaikan permainannya. Setiap kali menemui Ular, lemparkan dadumu kembali. Optimislah bahwa di antara sekian lemparan, kau akan menemukan Tangga. Beda antara orang yang optimis dan pesimis bila keduanya sama-sama gagal, Si Pesimis menemukan kekecewaan dan Sang Optimis mendapatkan harapan. ("Sang Dadu" oleh Edy Pratolo - Suaramerdeka)

*************************************************************** Tahukah Anda Leluhur bangsa Spanyol adalah pembuat bir pertama di Eropa pada 5000 tahun silam. Mereka menenggak bir untuk merayakan kejayaan militer atau untuk menghormati tamu sebelum anggur milinia menjadi terkenal. Dibuat dari tanaman "mugwort" bukan dari "hop" dan mengandung alkohol antara 8- 10 persen, hampir dua kali lipat dibanding kandungan alkohol bir pada masa kini. Anggur belum terkenal sebagai minuman di semenanjung Iberia sampai abad ke8.

*************************************************************** Kata Bijak Hari Ini. " Seekor ikan lebih mudah meloloskan diri dari jala daripada seorang penjudi dari sarang perjudian "

***************************************************************

Kemiskinan yang Menghibur Kemiskinan ternyata juga sesuatu yang menghibur. Kalau tidak percaya tontonlah televisi di hari-hari ini. Ada jenis acara yang hobinya mencari orang miskin, untuk tiba-tiba memberinya duit, tak tanggung-tanggung: puluhan juta rupiah Duit yang butuh dikumpulkan selama bertahun-tahun bahkan oleh pekerja menengah paling keras sekalipun ini, bisa diperoleh dalam sekejap oleh orang yang dilabeli sebagai miskin itu. Kita tentu gembira, melihat bahwa ketika pemberantasan terhadap kemiskinan masih terus digalakkan, ada acara televisi yang langsung ikut menjadi relawannya. Relawan ini tak butuh imbalan banyak, kecuali satu: ingin kita sama-sama menonton, betapa gugupnya si miskin itu saat menerima segebung duit yang datang secara tiba-tiba dan harus dihabiskan secara tiba-tiba pula. Maka kita akan segera melihat potret kemiskinan yang gaduh. Seseorang yang kemudian akan membeli apa saja, barang-barang yang selama ini cuma berkelebat di televisi, barang yang tak pernah mereka bayangkan akan mereka miliki, dan barang yang boleh jadi kegunaannya tak mereka mengerti. Pendek kata, mereka akan

membeli apa saja, karena duit ini harus dibelanjakan, dan belanja ini dibatasi jam pula. Pendek kata, mereka tidak sedang bebelanja melainkan tengah kesurupan. Dan efek kesurupan inilah yang akan kita tonton bersama, ee syukur-syukur menghibur kita. Kita akan merekam detail kegaduhannya. Kita close up agar kita bisa melihat wajah kemiskinan itu dari dekat, untuk kita nikmati gurat-guratnya, keributannya ketika melihat setumpuk uang, bibirnya yang gemetar dan matanya yang nanar. Ia akan membeli hand phone meskipun ia tak cara memencetnya dan apakah ada pihak yang akan diteleponnya. Ia akan membeli kulkas besar dan televisi besar tak peduli apakah telah ada listrik di rumahnya. Kebingungannya adalah kegembiraan kita. Ia akan membeli apa saja karena sejatinya ia tidak sedang berbelanja. Ia tak lebih adalah orang yang tengah berada di dalam kapal Titanic yang hendak karam lalu kalap melakukan apa saja. Dan si miskin yang kalap, yang kesurupan itulah yang sedang kita tonton bersama. Sementara di ujung yang lain, sebuah lomba juga tengah digelar. Orang-orang tengah disodori sebuah tawaran yang sederhana; boleh memiliki mobil tanpa harus membeli tapi cukup hanya dengan menyentuhnya. Ya cukup hanya dengan menyentuh! Tapi malangnya ia tak sendiri. Si penyentuh itu banyak sekali. Dan kalau orang lain itu bisa menyentuh lebih lama sementara ia menyerah terlalu dini, gugurlah harapannya. Maka untuk bisa memiliki mobil ini ia harus menjadi penyentuh terakhir. Soal kapan masa itu harus berakhir, tergantung pada kekuatan kaki dan tangannya. Maka di lomba ini, kita sesunguhnya sedang menonton sebuah happening art akbar. Sebuah pameran instalasi yang menakjubkan. Ada pameran kekuatan, ada demonstrasi kesabaran, ada ketangguhan mental dan yang paling menarik dari itu semua adalah adanya penderitaan. Karena apapun kegemparan yang kita lihat di dalamnya, semua bisa dibahasakan dengan kalimat yang ringkas dan sederhana: demi sebuah mobil! Akhirnya, sejauh-jauh kita gempar dan takjub, kembalinya ke kemasgulan pula. Sekeras-keras kita tertawa, kembalinya ke kepedihan juga. Karena sejauh-jauh mata memandang, yang tampak adalah wajah kemiskinan kita. Kemiskinan itu begitu dekat, begitu menjerat. Jeratan itu telah melilit kita bersama sehingga kita kebingungan harus berbuat apa: menolongnya atau menertawakannya. (Prie GS) *************************************************************** Tahukah Anda Berapakah jumlah total uang yang seharusnya menjadi milik para pemenang lotere di Amerika Serikat namun tidak di klaim

atau tidak diambil ? Sekitar 44 Milyar US dollar, uang yang tidak di klaim tersebut oleh pemerintah AS disalurkan ke untuk kepentingan masyarakat seperti pembangunan sarana transportasi, pendidikan dan kesehatan. *************************************************************** Kata Bijak Hari Ini. Titipan Seringkali aku berkata, ketika orang memuji milikku, bahwa sesungguhnya ini hanya titipan Bahwa mobilku, hanya titipanNya Bahwa rumahku, hanya titipanNya Bahwa hartaku, hanya titipanNya Bahwa putraku, hanya titipanNya Tetapi mengapa aku tak pernah bertanya, mengapa Dia menitipkan aku ? Untuk apa Dia menitipkan ini kepadaku ? Dan kalau bukan milikku, apa yang harus kulakukan untuk milikNya ini ? Adakah aku miliki hak atas sesuatu yang bukan milikku? Mengapa hatiku justru terasa berat, ketika titipan itu diminta kembali olehNya ? Ketika diminta kembali, kusebut itu sebagai musibah Kusebut itu sebagai ujian Kusebut itu sebagai petaka Kusebut dengan panggilan apa saja untuk melukiskan bahwa itu adalah derita Ketika aku berdoa, kuminta titipan yang cocok dengan hawa nafsuku Aku ingin lebih banyak harta Ingin lebih banyak mobil Lebih banyak rumah Lebih banyak popularitas ...dan... kutolak sakit Kutolak kemiskinan Seolah semua derita adalah hukuman bagiku Seolah keadilan dan kasihNya harus berjalan seperti matematika Aku rajin beribadah, maka selayaknya derita menjauh dariku dan kenikmatan dunia kerap menghampiriku Kuperlakukan Dia seorang mitra dagang dan bukan kekasih Kuminta Dia membalas perlakuan baikku dan menolak

keputusanNya yang tidak seusai dengan keinginanku. Gusti... Padahal setiap hari kuucapkan Hidup dan matiku hanyalah untuk beribadah Ketika langit dan bumi bersatu Bencana dan keberuntungan, sama saja (Terima kasih buat yang menulis puisi ini) Submitted by : emiemandagie@*****.com ***************************************************************

Hidup yang selalu diperiksa Ada seorang anak dari teman saya, sudah setengah tahun lulus wisuda, tapi tidak pergi mencari kerja, dan waktu dia habiskan pagi tidur sampai siang, malam pergi main internet sampai tengah malam. Belakangan ini meminta uang kepada orang tuanya, mau pergi ke Amerika menuntut ilmu lebih dalam lagi. Teman ini bertanya kepada saya, mesti tidaknya dia membiarkan dia pergi. Saya menatap rambut yang banyak putihnya teman saya dalam dalam dan berkata: "Jika kamu berniat agar anak kamu baik nantinya, biarkan dia pergi, tapi jangan kasih dia uang". Saya terpikir cerita keponakan saya. Dia adalah warga Amerika, dari kecil selalu berpikir mau jadi pengembara, ingin berkelana melihat lihat dunia luar, jadi ingin pergi berkeliling dunia, nanti setelah kembali mau melanjutkan sekolah di universitas. Biarpun ayahnya seorang dokter, ekonomi keluarga memungkinkan, tetapi ayah ibunya tidak memberinya uang dan dia juga tidak memintanya dari mereka. Sesudah tamat SMA, maka dia segera pergi ke hutan Alaska untuk memotong kayu untuk menabung. Karena di Alaska saat musim panas siang hari sangat panjang, matahari baru terbenam kira-kira tengah malam dan sebentar kemudian jam 3 subuh sudah terbit lagi. Jika dalam sehari dia bisa bekerja 16 jam, memotong kayu selama 1 musim, maka dia bisa menabung untuk keliling dunia selama 3 musim. Maka setelah keliling dunia 2 tahun akhirnya kembali ke sekolah untuk meneruskan pelajaran di Universitas. Dan karena hal ini adalah dirinya sendiri yang memikirkan matang-matang dan secara mendalam, maka jurusan pilihannya yang semestinya perlu 4 tahun untuk lulus, diselesaikannya dalam waktu 3 tahun. Setelah itu mulai mencari pekerjaan. Karirnya cukup baik, bisa dibilang searah dengan arah angin, lancar naik terus sampai ke posisi kepala insinyur/manajer teknik.

Ada suatu saat dia bercerita kepada saya dan mengatakan hal di bawah ini yang mempengaruhinya seumur hidup. Ketika dia bekerja paruh waktu di Alaska, pernah sekali dia dan temannya mendengar teriakan erangan serigala di atas gunung. Mereka sangat cemas dan mulai mencari cari, akhirnya menemukan seekor serigala betina terjerat jebakan dan sedang merintih kesakitan. Terus dia memperhatikan alat jebakan besi yang unik dan tahu bahwa itu adalah milik seorang Pak Tua. Pak Tua ini adalah amatiran, menggunakan waktu luangnya untuk menangkap binatang, kemudian menjual kulitnya untuk menambah kebutuhan dapurnya. Tetapi setahu mereka, si Bapak Tua tadi beberapa hari lalu karena serangan jantung telah diangkut pakai helicopter ke rumah sakit Ancrukhy untuk mendapatkan pertolongan dan dirawat sekarang. Dan serigala betina ini bakal mati kelaparan karena tidak diurus. Timbul keinginan dia melepaskan serigala betina itu tetapi serigala itu sangat ganas dan garang sehingga dia tidak dapat mendekat. Dia juga mengamati ada tetesan susu dari serigala betina ini dan ini menandakan bahwa di sarangnya pasti ada anak-anak srigala. Dia dan temannya menghabiskan banyak sekali tenaga dan energi untuk mencari sarang srigala, sampai menemukan 4 ekor anak serigala dan membawa mereka ke tempat serigala betina tadi untuk diberikan susu. Dengan demikian bisa menghindarkan mereka dari bahaya mati kelaparan. Dia mengeluarkan bekal makanan sendiri untuk diberikan ke serigala betina sebagai makanan dan mempertahankan hidupnya. Malam hari masih harus berkemah di sana dekat serigala betina untuk menjaga serigala dan keluarganya dari serangan binatang lain karena ibu serigalanya terjerat tidak bisa membela keamanan diri sendiri maupun anak anaknya. Hal ini terus berlangsung sampai hari kelima, saat dia mau memberi makan serigala betina, tiba-tiba dia memperhatikan serigala tadi mulai menggoyang goyangkan ekornya. Kemudian dia tahu kalau dia sudah mulai mendapatkan kepercayaan dari serigala betina ini. Akhirnya setelah berlalu 3 hari lagi, baru serigala betina mengizinkan dirinya didekati, membuka jeratan jebakan yang menjepitnya dan melepaskannya bebas kembali. Setelah bebas, serigala betina ini kemudian menjilat tangannya dan membiarkan dia memberikan obat luka di kakinya. Terakhir serigala betina ini membawa anak-anaknya pergi, dengan sesekali memutarbalikkan kepalanya melihat ke belakang ke arah dia. Dia terduduk di atas batu dan berpikir, jika seorang manusia bisa membuat seekor binatang buas seperti serigala menjilat tangannya dan menjadi temannya, apakah bisa tidak mungkin seorang manusia membuat manusia lain meletakkan senjatanya dan berkawan? Dia bertekad di kemudian hari untuk berbuat baik dan menunjukkan ketulusan hati kepada orang lain, karena dari kasus ini dia mempelajari bahwa dia terlebih dahulu menunjukkan ketulusan hati, maka lawan pasti akan

membalasnya dengan ketulusan juga. (Sambil bergurau dia berkata, jika demikian saja tidak bisa, maka kalah sama binatang.) Karenanya setelah masuk bekerja, di perusahaan dia berbaik hati kepada orang lain. Pertama tama selalu menganggap orang lain berniat baik, kemudian sendiri bersikap tulus, sering kali suka menolong orang lain, tidak berhati sempit dan mengingat kesalahan kesalahan kecil orang lain. Oleh karena ini setiap tahun dia selalu naik jabatan, promosinya cepat sekali. Yang paling penting adalah dia setiap hari melewati kehidupannya dengan sangat gembira, katanya orang yang membantu orang lain adalah lebih gembira dibandingkan dengan orang yang menerima bantuan. Biarpun dia tidak pernah tahu peribahasa tionghua bahwa [memberi lebih berkurnia kebajikan daripada menerima], tetapi dia telah menjalankan kehidupan yang demikian. Dia berkata kepada saya bahwa dia selalu berterima kasih atas pengalaman dia di Alaska dulu, karena ini membuat dia menerima rejeki kebajikan yang tak habis habisnya seumur hidup ini. Dan ini benar sekali, hanya sesuatu hal yang kita mau, yang bisa kita hargai, strawberry yang sudah mendapatkan embun baru akan manis, manusia yang sudah diasah kesulitan baru menjadi dewasa dan matang. Jika ada seseorang yang tamat Universitas dan tidak tahu mau bekerja apa, maka harus membiarkan dia pergi keluar untuk diasah oleh sang kehidupan, tidak perlu memberikan dia uang, biarkan dia mencari makan dengan tenaganya, berikan dia 1 kesempatan untuk membuktikan kekuatan dirinya dan mencicipi kehidupan, niscaya dan percaya dia pasti bisa mendapatkan sebuah pengalaman yang berguna seumur hidup. ("Pengalaman yang Berguna Seumur Hidup" oleh Hung Lan, Head of Neurology Research Center, National Central University Taiwan" - SuaraMerdeka ) *************************************************************** Tahukah Anda Lampu lalu lintas pertama kali ada di persimpangan London tahun 1868, berisi gas yang diselubungi kurungan warna merah dan hijau. Kemudian pada tahun 1920 ada yang lebih modern diciptakan oleh Garrett Augustus Morgan di Detroit Amerika Serikat untuk signal kereta api yang selanjutnya ia patenkan dan kita gunakan hingga kini. *************************************************************** Kata Bijak Hari Ini.

AKU TULIS PAMPLET INI Oleh : W.S. Rendra

Aku tulis pamplet ini karena lembaga pendapat umum ditutupi jaring labah-labah Orang-orang bicara dalam kasak-kusuk, dan ungkapan diri ditekan menjadi peng - iya - an Apa yang terpegang hari ini bisa luput besok pagi Ketidakpastian merajalela. Di luar kekuasaan kehidupan menjadi teka-teki menjadi marabahaya menjadi isi kebon binatang Apabila kritik hanya boleh lewat saluran resmi, maka hidup akan menjadi sayur tanpa garam Lembaga pendapat umum tidak mengandung pertanyaan. Tidak mengandung perdebatan Dan akhirnya menjadi monopoli kekuasaan Aku tulis pamplet ini karena pamplet bukan tabu bagi penyair Aku inginkan merpati pos. Aku ingin memainkan bendera-bendera semaphore di tanganku Aku ingin membuat isyarat asap kaum Indian. Aku tidak melihat alasan kenapa harus diam tertekan dan termangu. Aku ingin secara wajar kita bertukar kabar. Duduk berdebat menyatakan setuju dan tidak setuju. Kenapa ketakutan menjadi tabir pikiran ? Kekhawatiran telah mencemarkan kehidupan. Ketegangan telah mengganti pergaulan pikiran yang merdeka. Matahari menyinari airmata yang berderai menjadi api. Rembulan memberi mimpi pada dendam. Gelombang angin menyingkapkan keluh kesah yang teronggok bagai sampah

Kegamangan. Kecurigaan. Ketakutan. Kelesuan.

Aku tulis pamplet ini karena kawan dan lawan adalah saudara Di dalam alam masih ada cahaya. Matahari yang tenggelam diganti rembulan. Lalu besok pagi pasti terbit kembali. Dan di dalam air lumpur kehidupan, aku melihat bagai terkaca : ternyata kita, toh, manusia ! Pejambon Jakarta 27 April 1978 Submitted By : Wawan K

***************************************************************

ENGKAU TAK LAGI MEMBERI BUNGA PADAKU Mawar merah adalah kecintaannya, ... namanya sendiri juga Rose (artinya mawar). Dan setiap tahun suaminya selalu mengirimkan mawarmawar merah yang diikat dengan pita indah. Pada tahun suaminya meninggal, dia mendapat kiriman mawar lagi. Kartunya tertulis "Be My Valentine like all the years before". Sebelumnya, setiap tahun suaminya mengirimkan mawar, dan kartunya selalu tertulis, "Aku mencintaimu lebih lagi tahun ini, Kasihku selalu bertumbuh untukmu seturut waktu yang berlalu...." Dia tahu ini adalah terakhir kali suaminya mengirimkan mawar-mawar itu. Dia tahu suaminya memesan semua itu dengan bayar di muka sebelum hari pengiriman. Suaminya tentu tidak tahu kalau dia akan meninggal. Dia selalu suka melakukan segala sesuatu sebelum waktunya. Sehingga ketika suaminya sangat sibuk sekalipun, segala sesuatunya dapat berjalan dengan baik. Lalu Rose memotong batang mawar-mawar itu dan menempatkan semuanya dalam satu vas bunga yang sangat indah. Dan meletakkan vas cantik itu

di sebelah potret suaminya tercinta. Kemudian dia akan betah duduk berjam-jam di kursi kesayangan suaminya sambil memandangi potret suaminya dan bunga-bunga mawar itu. Setahun telah lewat, dan itu adalah saat yang sangat sulit baginya. Dengan kesendiriannya dijalaninya semua. Sampai hari ini, hari Valentine .. Beberapa saat kemudian, bel pintu rumahnya berbunyi, ... seperti hari-hari Valentine sebelumnya ... Ketika dibukanya, dilihatnya buket mawar di depan pintunya. Dibawanya masuk, dan tiba- tiba seakan terkejut melihatnya. Kemudian dia langsung menelepon toko bunga itu ... Ditanyakannya kenapa ada seseorang yang begitu kejam melakukan semua itu padanya, ... membuat dia teringat kepada suaminya ...dan itu sangat menyakitkan ... Lalu pemilik toko itu menjawabnya, ... "Saya tahu kalau suami Nyonya telah meninggal lebih dari setahun yang lalu ... Saya tahu Anda akan menelepon dan ingin tahu mengapa semua ini terjadi ... Begini Nyonya, ...bunga yang Anda terima hari ini sudah di bayar di muka oleh suami Anda, ... Suami Anda selalu merencanakannya dulu dan rencana itu tidak akan berubah. Ada standing order di file saya, dan dia telah membayar semua ... maka Anda akan menerima bunga-bunga itu setiap tahun. Ada lagi yang harus Anda ketahui, ... Dia menulis surat special untuk Anda ... ditulisnya bertahun-tahun yang lalu ... dimana harus saya kirimkan kepada Anda satu tahun kemudian jika dia tidak muncul lagi di sini memesan bunga mawar untuk Anda ... Lalu, tahun kemarin, saya tidak temukan dia di sini, ... maka surat itu harus saya kirimkan tahun berikutnya ... yaitu tahun ini, ... surat yang ada bersama dengan bunga itu sekarang ... di hadapan Nyonya saat ini." Rose mengucapkan terima kasih dan menutup telepon, ... dia langsung menuju ke buket bunga mawar itu, ... Sedangkan air matanya terus menetes. Dengan tangan gemetar diambilnya surat itu ... Di dalam surat itu dilihatnya tulisan tangan suaminya, "Dear kekasihku, ... Aku tahu ini sudah setahun semenjak aku pergi. Aku harap tidak sulit bagimu untuk menghadapi semua ini. Kau tahu, semua cinta yang pernah kita jalani membuat segalanya indah bagiku, Kau adalah istri yang sempurna bagiku. Kau juga adalah seorang teman dan kekasihku yang memberikan semua kebutuhanku.

Aku tahu ini baru setahun, ... Tapi tolong jangan bersedih ... Aku ingin kau selalu bahagia, ... walaupun saat ini kau sedang hapus air matamu ... Itulah mengapa mawar-mawar itu akan selalu dikirimkan kepadamu. Ketika kau terima mawar itu, ingatlah semua kebahagiaan kita, dan betapa kita begitu diberkati... Aku selalu mengasihimu... dan aku tahu akan selalu mengasihimu ... Tapi, ... istriku, kau harus tetap berjalan ... kau punya kehidupan ... Cobalah untuk mencari kebahagiaan untuk dirimu. Aku tahu tidak akan mudah ... tapi pasti ada jalan ... Bunga mawar itu akan selalu datang setiap tahun, ... dan hanya akan berhenti ketika pintu rumahmu tidak ada yang menjawab dan pengantar bunga berhenti mengetuk pintu rumahmu ... Tapi kemudian dia akan datang 5 kali hari itu, ... Takut kalau engkau sedang pergi... Tapi jika pada kedatangannya yang terakhir dia tetap tidak menemukanmu ... Dia akan meletakkan bunga itu ke tempat yang ku suruh ... meletakkan bunga-bunga mawar itu ditempat dimana kita berdua dibaringkan .. untuk selamanya ... I LOVE YOU MORE THAN LAST YEAR, ... HONEY ...."

***************************************************************

BILA IBU BOLEH MEMILIH Anakku, Bila ibu boleh memilih Apakah ibu berbadan langsing atau berbadan besar karena mengandungmu Maka ibu akan memilih mengandungmu... Karena dalam mengandungmu ibu merasakan keajaiban dan kebesaran Allah Sembilan bulan nak,,,, engkau hidup di perut ibu Engkau ikut kemanapun ibu pergi Engkau ikut merasakan ketika jantung ibu berdetak karena kebahagiaan Engkau menendang rahim ibu ketika engkau merasa tidak nyaman, karena ibu kecewa dan berurai air mata... Anakku,... Bila ibu boleh memilih apakah ibu harus operasi caesar, atau ibu

harus berjuang melahirkanmu Maka ibu memilih berjuang melahirkanmu Karena menunggu dari jam ke jam, menit ke menit kelahiranmu Adalah seperti menunggu antrian memasuki salah satu pintu surga Karena kedahsyatan perjuanganmu untuk mencari jalan ke luar ke dunia sangat ibu rasakan Dan saat itulah kebesaran Allah menyelimuti kita berdua Malaikat tersenyum diantara peluh dan erangan rasa sakit , Yang tak pernah bisa ibu ceritakan kepada siapapun Dan ketika engkau hadir, tangismu memecah dunia Saat itulah... saat paling membahagiakan Segala sakit & derita sirna melihat dirimu yang merah, Mendengarkan ayahmu mengumandangkan adzan, Kalimat syahadat kebesaran Allah dan penetapan hati tentang junjungan kita Rasulullah di telinga mungilmu Anakku,... Bila ibu boleh memilih apakah ibu berdada indah, atau harus bangun tengah malam untuk menyusuimu,maka ibu memilih menyusuimu, Karena dengan menyusuimu ibu telah membekali hidupmu dengan tetesan-tetesan dan tegukan tegukan yang sangat berharga Merasakan kehangatan bibir dan badanmu didada ibu dalam kantuk ibu, Adalah sebuah rasa luar biasa yang orang lain tidak bisa rasakan Anakku, Bila ibu boleh memilih duduk berlama-lama di ruang rapat Atau duduk di lantai menemanimu menempelkan puzzle Maka ibu memilih bermain puzzle denganmu Tetapi anakku... Hidup memang pilihan .... Jika dengan pilihan ibu , engkau merasa sepi dan merana Maka maafkanlah nak ... Maafkan ibu.... Maafkan ibu ... Percayalah nak, ibu sedang menyempurnakan puzzle kehidupan kita , agar tidak ada satu kepingpun bagian puzzle kehidupan kita yang hilang Percayalah nak .... Sepi dan ranamu adalah sebagian duka ibu Percayalah nak ... Engkau adalah selalu menjadu belahan nyawa ibu,,,, Dikutip dari Puisi Hati Ratih Sanggarwati

Untuk anakku tercinta, dan 5 bulan lagi penantianku untuk melihatmu di dunia Submited by Niken *************************************************************** Kata Bijak Hari Ini. Hanya ikan yang bodoh yang bisa dua kali kena pancing dengan umpan yang sama ***************************************************************

Sebuah Jendela Untuk Melihat Dunia

Coba bayangkan suatu Minggu pagi yang cerah. Matahari bersinar lembut. Udara terasa sejuk. Di kejauhan terdengar burung-burung berkicau riang. Anda tengah merasakan indahnya hari ini. Sambil bersiul-siul kecil Anda membuka pintu rumah Anda. Tampak sebuah kotak berwarna coklat di depan pagar. Ternyata pagi itu Anda mendapat bingkisan. Pengirimnya pun tertera jelas di situ: tetangga sebelah rumah. Ada apa? Dengan tergesa-gesa Anda membuka kotak itu. Ternyata isinya sangat mengejutkan Anda: setumpuk kotoran sapi! Bagaimana perasaan Anda? Anda mungkin bingung, kesal, atau marah. ''Ini sudah keterlaluan!'' pikir Anda. ''Tetangga sebelah itu memang harus diberi pelajaran!'' Lantas apa yang akan Anda lakukan? Anda mungkin langsung melabraknya. Atau paling tidak mempersiapkan ''serangan'' balasan. Nah, kalau Anda jadi melaksanakan niat tersebut, bagaimana respon tetangga Anda? Bisa dibayangkan ''perang'' yang terjadi pada hari berikutnya dapat lebih seru dari perang AS melawan Taliban tempo hari. Namun Beno, seorang kawan yang mengalami hal ini ternyata memberikan respon yang berbeda. Ia memang terkejut melihat kotoran sapi itu. Tapi kemudian ia berpikir, ''Betapa baiknya tetanggaku ini. Ia benar-benar memperhatikan pekaranganku. Ia tahu persis bahwa rumput dan tanamanku tidak terlalu subur. Karena itu ia menyediakan pupuk untukku. Luar biasa, aku harus ke rumahnya sekedar menyampaikan rasa terima kasihku!'' Pelajaran menarik apa yang dapat diambil dari cerita sederhana tadi? Ternyata kita tidak melihat dunia ini sebagaimana adanya, tetapi sesuai dengan keadaan kita sendiri. We see the world as we are, not as it is. Dengan demikian sebuah peristiwa yang sama dapat dipersepsikan secara berbeda tergantung darimana Anda

melihatnya. Bagi kita kotoran sapi dipersepsikan sebagai penghinaan dan ajakan ''berperang.'' Karena itu kita marah dan mempersiapkan serangan balasan. Sementara Beno menganggap kotoran sapi sebagai hadiah dan bukti perhatian tetangganya. Ia justru berterima kasih. Jadi dimana letak masalahnya? Pada kotoran sapi atau pada cara kita memandang kotoran sapi tersebut? Jelaslah bahwa ''cara kita memandang suatu masalah adalah masalah itu sendiri.'' Dalam bahasa sehari-hari cara kita memandang ini sering disebut dengan berbagai istilah seperti persepsi, asumsi, wawasan, keyakinan, pemikiran, prasangka, prejudis, dan sebagainya. Semua istilah ini terangkum dalam kata paradigma. Paradigma adalah jendela untuk melihat dunia. Saya berani mengatakan bahwa paradigma ini merupakan milik Anda yang terpenting. Mengapa? Karena semua tindakan Anda, apapun tanpa terkecuali, pasti didasari oleh suatu paradigma! Sekali lagi, coba Anda renungkan baik-baik. Semua tindakan Anda dalam hidup dasarnya adalah paradigma. Bagaimana kita melihat suatu masalah akan menentukan apa yang akan kita lakukan. Apa yang kita lakukan akan menentukan apa yang kita dapatkan. Jadi kalau Anda tidak puas dengan apa yang Anda dapatkan sekarang, Anda harus mengubah perilaku Anda. Namun Anda tak akan dapat mengubah perilaku Anda sebelum membongkar paradigma Anda. Oleh : Arvan Pradiansyah *************************************************************** Tahukah Anda. Penduduk Negara manakah yang paling banyak mengkonsumsi minum bir per kapita pertahun ? Dengan rekor 160 liter bir yang diminum tiap orang per tahun, maka negara czech adalah negara yang memiliki penduduk paling banyak menghabiskan bir perkapita per tahun. Rekor ini hanya bisa disaingi oleh penduduk Jerman yang hanya menghabiskan bir 127 liter pertahunnya. *************************************************************** Kata Bijak Hari Ini.

Kita akan menjadi hidup dengan apa yang kita peroleh, namun kita justru dapat menciptakan kehidupan dengan apa yang kita berikan.

***************************************************************

Karena kau tulang rusukku... Sebuah senja yang sempurna, sepotong donat, dan lagu cinta yang lembut. Adakah yang lebih indah dari itu, bagi sepasang manusia yang memadu kasih? Raka dan Dara duduk di punggung senja itu, berpotong percakapan lewat, beratus tawa timpas, lalu Dara pun memulai meminta kepastian. ya, tentang cinta. Dara : Siapa yang paling kamu cintai di dunia ini? Raka : Kamu dong? Dara : Menurut kamu, aku ini siapa? Raka : (Berpikir sejenak, lalu menatap Dara dengan pasti) Kamu tulang rusukku! Ada tertulis, Tuhan melihat bahwa Adam kesepian. Saat Adam tidur, Tuhan mengambil rusuk dari Adam dan menciptakan Hawa. Semua pria mencari tulang rusuknya yang hilang dan saat menemukan wanita untuknya, tidak lagi merasakan sakit di hati." Setelah menikah, Dara dan Raka mengalami masa yang indah dan manis untuk sesaat. Setelah itu, pasangan muda ini mulai tenggelam dalam kesibukan masing-masing dan kepenatan hidup yang kain mendera. Hidup mereka menjadi membosankan. Kenyataan hidup yang kejam membuat mereka mulai menyisihkan impian dan cinta satu sama lain. Mereka mulai bertengkar dan pertengkaran itu mulai menjadi semakin panas. Pada suatu hari, pada akhir sebuah pertengkaran, Dara lari keluar rumah. Saat tiba di seberang jalan, dia berteriak, "Kamu nggak cinta lagi sama aku!" Raka sangat membenci ketidakdewasaan Dara dan secara spontan balik berteriak, "Aku menyesal kita menikah! Kamu ternyata bukan tulang rusukku!" Tiba-tiba Dara menjadi terdiam , berdiri terpaku untuk beberapa saat. Matanya basah. Ia menatap Raka, seakan tak percaya pada apa yang telah dia dengar. Raka menyesal akan apa yang sudah dia ucapkan. Tetapi seperti air yang telah tertumpah, ucapan itu tidak mungkin untuk diambil kembali. Dengan berlinang air mata, Dara kembali ke rumah dan mengambil barang-barangnya, bertekad untuk berpisah. "Kalau aku bukan tulang rusukmu, biarkan aku pergi. Biarkan kita berpisah dan mencari pasangan sejati masing-masing."

Lima tahun berlalu. Raka tidak menikah lagi, tetapi berusaha mencari tahu akan kehidupan Dara. Dara pernah ke luar negeri, menikah dengan orang asing, bercerai, dan kini kembali ke kota semula. Dan Raka yang tahu semua informasi tentang Dara, merasa kecewa, karena dia tak pernah diberi kesempatan untuk kembali, Dara tak menunggunya. Dan di tengah malam yang sunyi, saat Raka meminum kopinya, ia merasakan ada yang sakit di dadanya. Tapi dia tidak sanggup mengakui bahwa dia merindukan Dara. Suatu hari, mereka akhirnya kembali bertemu. Di airport, di tempat ketika banyak terjadi pertemuan dan perpisahan, mereka dipisahkan hanya oleh sebuah dinding pembatas, mata mereka tak saling mau lepas. Raka : Apa kabar? Dara : Baik... ngg.., apakah kamu sudah menemukan rusukmu yang hilang? Raka : Belum. Dara : Aku terbang ke New York dengan penerbangan berikut. Raka : Aku akan kembali 2 minggu lagi. Telpon aku kalau kamu sempat. Kamu tahu nomor telepon kita, belum ada yang berubah. Tidak akan ada yang berubah. Dara tersenyum manis, lalu berlalu. "Good bye...." Seminggu kemudian, Raka mendengar bahwa Dara mengalami kecelakaan, mati. Malam itu, sekali lagi, Raka mereguk kopinya dan kembali merasakan sakit di dadanya. Akhirnya dia sadar bahwa sakit itu adalah karena Dara, tulang rusuknya sendiri, yang telah dengan bodohnya dia patahkan. "Kita melampiaskan 99% kemarahan justru kepada orang yang paling kita cintai. Dan akibatnya seringkali adalah fatal"

*************************************************************** Tahukah Anda

Hotel dengan kamar terbanyak saat ini dipegang oleh MGM Grand,

Sin City Las Vegas, Amerika, dengan jumlah kamar 5034 lengkap dengan arena hiburan perjudian, olah raga, bar dan restoran, meskipun begitu ada yang menyatakan bahwa rekor tersebut sudah dipatahkan oleh sebuah hotel di Thailand dengan rekor 5100 kamar. Tapi sebentar lagi rekor tersebut bakal dipatahkan oleh Hotel yang didirikan di Payang Malaysia yang saat ini baru 3228 kamar, rencana nanti akan ada 6300 kamar. *************************************************************** Kata Bijak Hari Ini. Tak ada seorangpun yang lebih baik daripada prinsip hidup yang diyakininya. ***************************************************************

Pygmalion

SEORANG rekan tersentak kaget atas jawaban saya, ''Saya minta izin istri dulu.'' Hah! Minta izin pada istri hanya untuk mancing? Di matanya, itu tidak masuk akal. Jadi, kalau tidak diizinkan, berarti batal? Benar. Wah, itu pemasungan. Ingat, mancing itu menghilangkan stres. Apalagi mancing di laut. Udaranya segar, jauh dari racun-racun knalpot. Paru-paru makin sehat. Juga jantung. Makanya, seorang ahli jantung menganjurkan: ''Mancing saja di laut, biar jantung Bapak sehat.'' Tingkat emosi pun terkontrol. Kesabaran seseorang diuji saat mancing, walau ada yang mengatakan, ''kesabaran tanpa pertimbangan nalar''. Bayangkan, diam berjam-jam menunggu kail dimakan ikan, sembari pikiran dan mata terkonsentrasi di nilon atau joran, bagi sebagian orang itu absurd. Jangan heran jika seorang preman di Jakarta berubah perilaku jadi orang ''rumahan'' gara-gara punya hobi baru: mancing! Dari pagi hingga sore dia nyopir, dan selesai bertugas langsung mancing di danau tak jauh dari rumahnya. Hidupnya pun tenteram. Itu sebabnya, rekan saya tidak bisa menerima alasan ada yang melarang suami pergi mancing. Apalagi dengan alasan mancing membuat kulit jadi gelap. Lho, kan ada krim tabir surya? Belum lagi yang berdalih, ''Cuma bikin capek pembantu.

Wong, puasa-puasa, kok, mbeteti ikan.'' Pokoknya, seribu alasan itu tak masuk akal. Dalih pembenaran selalu ada karena manusia tidak lepas dari ego. Persis pentas ketoprak Marwoto Dadi Ratu di Yogya, akhir September lalu, yang mengupas mo-limo (mabuk, main, madat, madhon --main perempuan-- dan maling) dari sisi positifnya. Misalnya, main jangan dilihat judinya, tapi sisi kejelian dan ketelitiannya. Juga tentang madhon, jangan cuma dilihat gemar berpetualang seksnya. Orang yang madhon itu perlu rapi dan wangi. Begitu halnya mabuk, jangan dilihat ketidaksadarannya, tapi simaklah ''kejujuran''-nya saat berbicara blak-blakan, tanpa menyembunyikan rahasia. Tentu, semua itu cuma pelesetan. Sikap positif sesungguhnya bisa Anda simak dari kisah Pygmalion, seorang pemuda pemahat seni patung dari Yunani. Dia disukai teman-temannya karena selalu berpikir positif. Dia memandang segala sesuatu dari sudut yang baik. Melihat lapangan becek, misalnya, ia berpikir, ''Untunglah, lapangan yang lain tidak sebecek ini.'' Juga, kala ada seseorang menawar patungnya yang bersikukuh tidak menaikkan tawaran, kawan-kawan Pygmalion berbisik, ''Kikir betul orang ini.'' Tapi Pygmalion menenteramkan, ''Mungkin orang itu perlu mengeluarkan uang untuk urusan lain yang lebih penting.'' Begitu pula kala ia melihat anak-anak mencuri apel di kebunnya, Pygmalion tidak marah, mengumpat, atau mencaci. Ia justru merasa iba. ''Kasihan, anak-anak itu kurang mendapat pendidikan dan makanan yang cukup di rumahnya,'' katanya. Begitulah. Pygmalion tidak pernah melihat suatu keadaan atau orang lain dari sisi buruk. Ia selalu mencoba membayangkan hal-hal yang baik. Ia tak punya niat melihat orang lain menjadi sedih, dan sebaliknya justru membuat orang lain bahagia. Suatu hari, Pygmalion mengukir sebuah patung kayu wanita, seukuran manusia. Pahatannya tampak halus. Wajah patung itu elok menarik, dengan tubuh yang menawan. Senyumnya pun manis. Benar-benar pahatan piawai. Seolah patung itu hidup, memiliki jiwa dengan kecantikan tersembunyi. Namun, lagi-lagi, teman-teman Pygmalion berkata, ''Ah, sebagus-bagusnya patung, itu cuma patung. Bukan istrimu.'' Tapi Pygmalion tetap memperlakukan karyanya itu sebagai manusia. Berkali-kali patung kayu itu dielus-elus dan ditatapnya, tanpa bosan. Rupanya, para dewa di Gunung Olympus memperhatikan dan menghargai sikap Pygmalion. Untuk itu, mereka memutuskan menganugerahi Pygmalion dengan mengubah

patung itu menjadi manusia. Akhirnya, Pygmalion hidup bahagia dengan istrinya, yang konon menjadi wanita tercantik di Yunani. Ya, kalau saja semua orang berpikir seperti Pygmalion, barangkali pentas badut di negeri ini tiada lagi. Sebab, masing-masing orang telah memahami peran dan posisinya. Kritik dan teguran akan diterima dengan lapang dada. Sebab, mana bos mana staf, mana atasan mana bawahan, serta siapa pemimpin dan yang dipimpin, sudah jelas. Presiden SBY pun tak perlu pusing-pusing. Yang penting, ia harus bisa membuktikan bahwa politik bukan wilayah buat ajang dusta dan kebohongan. Pepatah mengatakan, ''anjing yang suka menggonggong biasanya jarang menggigit''. Jika menggigit juga? Itu nasib, bo! (Widi Y) *************************************************************** Tahukah Anda baru-baru ini menurut laporan National Geographic Para ilmuwan telah menemukan fosil-fosil tengkorak dari suatu spesies manusia yang tumbuh tidak lebih besar dari kanak-kanak berusia lima tahun. Manusia kerdil yang memiliki tengkorak seukuran buah jeruk ini diduga hidup 13.000 tahun lalu, bersama gajah-gajah pigmi dan kadal-kadal raksasa seperti Komodo. Yang unik dari temuan ini adalah bahwa sisa-sisa manusia kerdil seukuran bangsa Hobbit dalam film "Lord of the Rings" itu dijumpai di sebuah goa di Flores, Indonesia. Penemunya adalah ilmuwan-ilmuwan Indonesia dan Australia. Tahukah anda bahwa penemuan ini sebenarnya sudah sejak tahun 1974 hanya saja waktu itu peneliti Indonesia tidak mempunyai dana yang cukup untuk mempublikasikannya dan melanjutkan penelitiannya. *************************************************************** Kata Bijak Hari Ini. Masa depan harus dipikirkan baik-baik, direncanakan serta dipersiapkan sebaik mungkin. Tetapi tidak boleh disertai dengan kekhawatiran. Jangan khawatir akan hari esok. (Dale Carnigie)

***************************************************************

Dalam hidup ini hanya ada 3 hari, yaitu Yang pertama; Hari kemarin. (PAST)

Anda tak bisa mengubah apa pun yang telah terjadi. Anda tak bisa menarik perkataan yang telah terucapkan. Anda tak mungkin lagi menghapus kesalahan; dan mengulangi kegembiraan yang anda rasakan kemarin. Biarkan hari kemarin lewat; lepaskan saja... Yang kedua: Hari esok. (FUTURE) Hingga mentari esok hari terbit, Anda tak tahu apa yang akan terjadi. Anda tak bisa melakukan apa-apa esok hari. Anda tak mungkin sedih atau ceria di esok hari. Esok hari belum tiba; biarkan saja...

Yang tersisa kini hanyalah : Hari ini. (PRESENT) Pintu masa lalu telah tertutup; Pintu masa depan pun belum tiba. Pusatkan saja diri anda untuk hari ini. Anda dapat mengerjakan lebih banyak hal hari ini bila anda mampu memaafkan hari kemarin dan melepaskan ketakutan akan esok hari. Hiduplah hari ini. Karena, masa lalu dan masa depan hanyalah permainan pikiran yang rumit. Hiduplah apa adanya. Karena yang ada hanyalah hari ini; hari ini yang abadi.

Perlakukan setiap orang dengan kebaikan hati dan

rasa hormat, meski mereka berlaku buruk pada anda. Cintailah seseorang sepenuh hati hari ini, karena mungkin besok cerita sudah berganti. Ingatlah bahwa anda menunjukkan penghargaan pada orang lain bukan karena siapa mereka, tetapi karena siapakah diri anda sendiri Jadi teman, jangan biarkan masa lalu mengekangmu atau masa depan membuatmu bingung, lakukan yang terbaik HARI INI dan lakukan SEKARANG juga!!!!!! The day will come when you will review your life and be thankful for every minute of it. Every hurt, every sorrow, every joy, every celebration, every moment of your life will be a treasure. This is why today is called a PRESENT Submitted by Herri *************************************************************** Kata Bijak Hari Ini. Welas asih adalah yang membuat pikiran orang baik tergerak atas penderitaan makhluk lain. Hal itu melenyapkan dan menghancurkan penderitaan makhluk lain; dengan demikian,hal itu disebut welas asih. Hal itu disebut welas asih karena melindungi & merangkul mereka yang menderita. - Buddha ***************************************************************

Lepaskan ikatanmu Di suatu hutan hiduplah sekelompok monyet. Pada suatu hari, tatkala mereka tengah bermain, tampak oleh mereka sebuah toples kaca berleher panjang dan sempit yang bagian bawahnya tertanam di tanah. Di dasar toples itu ada kacang yang sudah dibubuhi dengan aroma yang disukai monyet. Rupanya toples itu adalah perangkap yang ditaruh di sana oleh seorang pemburu. Salah seekor monyet muda mendekat dan memasukkan tangannya ke dalam

toples untuk mengambil kacang-kacang tersebut. Akan tetapi tangannya yang terkepal menggenggam kacang tidak dapat dikeluarkan dari sana karena kepalan tangannya lebih besar daripada ukuran leher toples itu. Monyet ini meronta-ronta untuk mengeluarkan tangannya itu, namun tetap saja gagal. Seekor monyet tua menasihati monyet muda itu, "Lepaskanlah kepalanmu atas kacang-kacang itu! Engkau akan bebas dengan mudah!" Namun monyet muda itu tidak mengindahkan anjuran tersebut, tetap saja ia bersikeras menggenggam kacang itu. Beberapa saat kemudian, sang pemburu datang dari kejauhan. Sang monyet tua kembali meneriakkan nasihatnya, "Lepaskanlah kepalanmu sekarang juga agar engkau bebas!" Monyet muda itu ketakutan, namun tetap saja ia bersikeras untuk mengambil kacang itu. Akhirnya, ia tertangkap oleh sang pemburu. Demikianlah, kadang kita juga sering mencengkeram dan tidak rela melepaskan hal-hal yang sepatutnya kita lepaskan: kemarahan, kebencian, iri hati, ketamakan, dan sebagainya. Apabila kita tetap tak bersedia melepas, tatkala kematian datang "menangkap" kita, semuanya akan terlambat sudah. Bukankah lebih mudah jika kita melepaskan setiap masalah yang lampau, dan menatap hari esok dengan lebih cerah? Bukankah dunia akan menjadi lebih indah jika kita bisa melepaskan "kepalan" kita dan membagi kebahagiaan dengan orang lain ? (Swaramer)

*************************************************************** Kata Bijak Hari Ini. Waktu luang berarti kesempatan untuk melakukan sesuatu, namun seringkali berubah arti menjadi kesempatan untuk tidak melakukan apa-apa

***************************************************************

*************************************************************** ANAK adalah segalanya. Sedang bermasalah atau kena kasus, misalnya, pasti dirasakan seorang ibu. Seorang ayah bisa enteng mengatakan, ''Ilang-ilangan

endok siji, hilang satu anak tak apa. Tapi, bagi seorang ibu, anak bermakna lain. Maka, jangan heran jika seorang ibu yang siangnya marah dan menjewer kuping anaknya, malam hari bisa berurai air mata. Ia sedih, trenyuh, kasihan, dan berdoa sembari memandangi wajah anaknya yang tertidur lelap dalam kepolosan bocah: ''Ya, Allah, jadikan dia anak yang saleh.'' Memang, memperhatikan anak selagi tidur sering bikin nggregel. Menyentak hati. Tapi, sebenarnya, bocah nakal itu wajar. Menjewernya pun lumrah. Mendidik anak itu seperti main layang-layang, kadang diulur kadang ditarik, sesuai terpaan angin. Adapun sikap keras itu harus dilakukan biar dia tahu bertata krama dan memahami hidup. Artinya, kemarahan itu tidak nandes. Ikatan emosi ibu-anak begitu kuat. Sekalipun buah hati itu sulit diatur, bahkan terlibat mengonsumsi narkoba atau kasus kriminal lain, misalnya, akan dilindungi mati-matian. Malunya si anak juga dirasakan ibu. Bahkan, ada yang mengeluarkan milyaran rupiah demi menutup aib. Berbeda dengan sikap seorang bapak. Menghadapi fakta bahwa anak laki-lakinya tertangkap polisi dengan tuduhan penyalahgunaan narkoba, misalnya, ia bisa lebih tegar. ''Biarlah hukum menyelesaikan. Jika memang bersalah, ya, harus ditanggungnya,'' kata si ayah. Alasannya logis. Anaknya sudah mahasiswa yang bisa membedakan baik-buruk. Tuhan pun telah mengatur rezeki, jodoh, dan takdirnya. Pasrah. Tapi, bukan berarti dia tidak menyayangi si anak. ''Saya justru stres menghadapi istri, karena dia menangis terus,'' kata pria ini. Maklum, wanita lebih diribetkan oleh berbagai pertimbangan, termasuk misalnya: ''Mau ditaruh di mana muka kita.'' Omongan negatif pasti bikin kuping merah. Aib yang mencoreng kehormatan keluarga itu tak mudah dihapuskan. Adalah seorang ibu yang tak bisa mengerem lidah dan emosinya. Ia memiliki anak gadis. Cantik, mulus, dan prospektif. Modal tampang itulah yang memicu hasrat si ibu untuk berangan-angan selangit. Hatinya bakal puas oleh kehormatan orang lain, karena kebutuhan duniawinya bakal tercukupi dan hidup terpandang. Pendeknya, dia bercita-cita gadisnya jadi orang. Maka, kala anak perempuan itu pacaran dengan teman sebaya yang masa depannya tidak jelas, dia nyap-nyap. Segala omongan jelek terlontarkan. Ia lupa pada asal-usul. Sebuah doa dilantunkan: ''Ya, Tuhan, jauhkanlah anak gadisku dengan pacarnya, seperti bumi dan langit.'' Namun, cinta keduanya tak terpisahkan. Mereka menikah. Toh, si ibu tetap tidak

rela. Doanya tidak pernah surut: ''Jauhkan keduanya, seperti langit dan bumi.'' Allah mengabulkan doa tersebut. Anak perempuannya meninggal dalam persalinan anak pertama. Nasi telah jadi bubur. Padahal, sebenarnya, bukan kematian yang dikehendaki. Hidup, tampaknya, bukan berarti memperoleh hak untuk mengatakan apa saja yang kita inginkan. Juga mengangankan sesuai idaman. Kehidupan itu sudah ada Yang Mengatur. ''Ada dua cara menghayati kehidupan. Yang satu adalah seolah-olah mukjizat itu tak pernah ada. Yang lain adalah seolah-olah segala sesuatunya merupakan mukjizat,'' kata Albert Einstein. Anda sependapat? Yang pasti, pemahaman Anda sendiri yang bakal mengubah arti kehidupan itu sendiri. Seperti menyantap makanan, segenap kenikmatan hidangan hanya ada dalam suapan pertama. Begitu pula menghadapi kerumitan hidup; hanya bikin shock pada awalnya. Biarkan seperti air mengalir, karena alam mengatur dengan sendirinya. Dalam The Way of the Wizard, Rahasia Jurus Sang Empu, Deepak Chopra menulis pemahaman hidup tentang perlunya mengubah unsur sifat manusia yang rendah seperti ketakutan, ketidaktahuan, kebencian, dan rasa malu menjadi unsur yang paling berharga: cinta kasih dan rasa terpenuhi atau ketenteraman batin. Penggalan sajak Sunan Bonang ini pun bisa dijadikan sebagai cermin hidup: Perkara remeh dan pelik di sekelilingmu Tak lain adalah buah pikiran Dan perbuatanmu juga. (Widi YM) *************************************************************** Kata Bijak Hari Ini. Masa depan harus dipikirkan, direncanakan dan dipersiapkan sebaik-baiknya, tetapi jangan sekali-kali Anda khawatir akan hari esok. (Dale Carnegie)

**************************************************************

Belajar dengan Kura-kura Ada satu keluarga kura-kura memutuskan untuk pergi bertamasya. Dasar kura-kura,

dari sananya memang sudah serba lambat, untuk mempersiapkan piknik ini saja mereka butuhkan waktu 7 tahun. Akhirnya keluarga kura-kura ini meninggalkan hunian mereka, pergi mencari tempat yang cocok untuk kegiatan piknik mereka. Baru ditahun kedua mereka temukan lokasi yang sesuai dan cocok! Selama enam bulan mereka membersihkan tempat itu, membongkari semua keranjang-kura perbekalan piknik, dan membenah-susuni tempat itu. Lalu mereka baru sadar dan lihat bahwa mereka lupa membawa garam. Waduh, sebuah piknik tanpa garam? Mereka serempak setuju dan berteriak itu bisa menjadi bencana luar biasa. Setelah panjang lebar berdiskusi, kura termuda yang diputuskan terpilih untuk mengambil garam di rumah mereka. Meskipun ia termasuk kura tercepat dari semua kura-kura yang lambat, si kura kecil ini merengek, menangis dan me-ronta-kura dalam batoknya. Ia setuju pergi tapi dengan berdasarkan satu syarat: bahwa tidak satu pun boleh makan sampai ia kembali. Keluarga kura itu setuju dan si kura kecil ini berangkatlah. Tiga tahun lewat dan kura kecil itu masih juga belum kembali. Lima tahun, enam tahun, lalu memasuki tahun ketujuh kepergiannya, kura-kura tertua sudah tak tahan menahan laparnya. Ia pun mengumumkan bahwa ia begitu lapar dan akan mulai makan dan mulai membuka rotinya. Pada saat itu, tiba-kura muncul si kura-kura kecil dari balik sebatang pohon dan berteriak: "Lihat tuhhh!! Benar, kan!? Aku tahu kalian memang tak akan menunggu. Achhh, kalau begini caranya aku nggak jadi pergi mengambil garam." Sebagian dari kita memboroskan waktu sekedar cuma menunggui sampai orang lain memenuhi harapan kita. Sebaliknya, kita begitu kuatir, prihatin, sering malah terlalu memerdulikan apa yang dikerjakan orang lain sampai-sampai dan malahan kita cuma berpangku tangan tanpa berbuat apa pun. Kita acap menjadi kura-kura, tanpa menyadarinya. (Swaramer)

*************************************************************** Tahukah Anda Sidik jari manusia merupakan bukti materi yang amat penting. Tak ada sidik jari yang identik di dunia ini sekalipun diantara dua saudara kembar. Dalam dunia sains pernah dikemukakan, jika ada 5 juta orang di bumi, kemungkinan munculnya dua sidik jari manusia yang sama baru akan terjadi lagi 300 tahun kemudian.

*************************************************************** Kata Bijak Hari Ini. - Diskusi dengan Hati Pastikan untuk bertanya pada hati sebelum melakukan tindakan hari ini karena hanya ia yang mampu bicara jujur meski menghadapi ribuan pengyangkalan lisan kita By : Niken ***************************************************************

Wanita Bagi Pahlawan Oleh : M. Anis Matta, Lc* Dibalik setiap pahlawan besar selalu ada seorang wanita agung. Begitu kata pepatah Arab. Wanita agung itu biasanya satu dari dua, atau dua-duanya sekaligus; sang ibu atau sang istri. Pepatah itu merupakan hikmah psiko-sejarah yang menjelaskan sebagian dari latar belakang kebesaran seorang pahlawan. Bahwa karya-karya besar seorang pahlawan lahir ketika seluruh energi didalam dirinya bersinergi dengan momentum diluar dirinya; tumpah ruah bagai banjir besar yang tidak terbendung. Dan tiba-tiba sebuah sosok telah hadir dalam ruang sejarah dengan tenang dan ajek. Apa yang telah dijelaskan oleh hikmah psiko-sejarah itu adalah sumber energi bagi para pahlawan; wanita adalah salah satunya. Wanita bagi banyak pahlawan adalah penyangga spiritual, sandaran emosional; dari sana mereka mendapat ketenangan dan kegairahan, kenyamanan dan keberanian, keamanan dan kekuatan. Laki-laki menumpahkan energi di luar rumah, dan mengumpulkannya lagi didalam rumahnya. Kekuatan besar yang dimiliki para wanita yang mendampingi para pahlawan adalah kelembutan, kesetiaan, cinta dan kasih sayang. Kekuatan itu sering dilukiskan seperti dermaga tempat kita menambatkan kapal, atau pohon rindang tempat sang musafir berteduh. Tapi kekuatan emosi itu sesungguhnya merupakan padang jiwa yang luas dan nyaman, tempat kita menumpahkan sisi kepolosan dan kekanakan kita, tempat kita bermain dengan lugu dan riang, saat kita melepaskan kelemahan-kelemahan kita dengan aman, saat kita merasa bukan siapa-siapa, saat kita menjadi bocah besar. Karena di tempat dan saat seperti itulah para pahlawan kita menyedot energi jiwa mereka.

Itu sebabnya Ulama Umar bin Khattab mengatakan, "Jadilah engkau bocah di depan istrimu, tapi berubahlah menjadi lelaki perkasa ketika keadaan memanggilmu'. Kekanakan dan keperkasaan, kepolosan dan kematangan, saat lemah dan saat berani, saat bermain dan saat berkarya, adalah ambivalensi-ambivalensi kejiwaan yang justru berguna menciptakan keseimbangan emosional dalam diri para pahlawan. "Saya selamanya ingin menjadi bocah besar yang polos." kata Sayyid Quthub. Para pahlawan selalu mengenang saat-saat indah ketika ia berada dalam pangkuan ibunya, dan selamanya ingin begitu ketika terbaring dalam pangkuan istrinya. Siapakah yang pertama kali ditemui Nabi Muhammad SAW setelah menerima wahyu pertama dan merasakan ketakutan luar biasa? Khadijah! Maka ketika Rasulullah ditawari untuk menikah setelah Khadijah wafat, beliau mengatakan; "Dan siapakah wanita yang sanggup menggantikan peran Khadijah?" Itulah keajaiban dari kesederhanaan. Kesederhanaan yang sebenarnya adalah keagungan; kelembutan, kesetiaan, cinta an kasih sayang. Itulah keajaiban wanita. * Direktur Al-Manar Jakarta; (Diambil dari buku "Mencari Pahlawan Indonesia") *************************************************************** Tahukah Anda.

Menurut ilmuwan Copenhagen, apabila anda mengkonsumsi anggur sebanyak 21 gelas anggur perminggu akan mengurangi resiko dementia, sebuah sindrom awal penyebab alzheimer alias pikun yang biasanya diderita oleh orang manula

*************************************************************** Kata Bijak Hari Ini.

Berbuatlah baik selalu. Beberapa orang akan senang karenanya, sedang semua lainnya akan keheran-heranan. (Mark Twain)

***************************************************************\

Kekayaan terbesar Keirian biasanya datang dari kehilangan rasa bahagia. Seorang pemecah batu yang melihat seorang kaya, iri dengan kekayaan orang itu, dan aneh, tiba-tiba ia berubah menjadi orang kaya. Ketika ia sedang bepergian dengan keretanya, ia harus memberi jalan kepada seorang pejabat. Iri dengan status pejabat itu, tiba-tiba ia berubah menjadi seorang pejabat. Ketika ia meneruskan perjalanannya, ia merasakan panas terik matahari. Iri dengan kehebatan matahari, tiba-tiba ia berubah menjadi matahari. Ketika ia sedang bersinar terang, sebuah awan hitam menyelimutinya. Iri dengan selubung awan, tiba-tiba ia berubah menjadi awan. Ketika ia sedang berarak di langit, angin menyapunya. Iri dengan kekuatan angin, tiba-tiba ia berubah menjadi angin. Ketika ia sedang berhembus, ia tak kuasa menembus gunung. Iri dengan kegagahan gunung, tiba-tiba ia berubah menjadi gunung. Ketika ia sedang bertengger, ia melihat ada orang yang memecahnya. Iri dengan orang itu, tiba-tiba ia terbangun sebagai pemecah batu. Ternyata itu semua hanya mimpi si pemecah batu. Karena kita semua saling terkait dan saling tergantung, tidak ada yang betul-betul lebih tinggi atau lebih rendah. Kehidupan ini baik-baik saja kok, sampai Anda mulai membanding-bandingkan. Kata Sang Guru: "Rasa berkecukupan adalah kekayaaan terbesar." Pengejaran keuntungan, ketenaran, pujian, dan kesenangan bersifat tiada akhir karena roda kehidupan terus berputar, silih berganti dengan kerugian, ketidaktenaran, celaan, dan penderitaan. Inilah delapan kondisi duniawi yang senantiasa mengombang-ambingkan kita sepanjang hidup. Kebahagiaan terletak pada kemampuan untuk mengembangkan pikiran dengan seimbang, tidak melekat terhadap delapan kondisi duniawi. Boleh-boleh saja kita menjadi kaya dan terkenal, namun orang bijaksana akan hidup tanpa kemelekatan terhadap delapan kondisi duniawi. Kebahagiaan sejati tidaklah terkondisi oleh apa pun. (SuaraMedeka) *************************************************************** Kata Bijak Hari Ini. Orang yang menginginkan impiannya menjadi kenyataan, harus menjaga diri agar tidak tertidur.

(Richard Wheeler) ***************************************************************

Rahasia Sukses Bos-bos Jepang!

Pernah orang Jepang dijuluki les marchands des transistors (pedagang transistor) oleh de Gaulle. Namun sekarang mereka bukan hanya juara dunia dalam hi-fi, tetapi juga dalam microprocessor, mobil, bioindustri dan lain-lain. Dalam sepuluh tahun terakhir produksi Jepang meningkat dua kali lebih cepat daripada Amerika Serikat. Apa rahasianya? Berikut ini kita akan menjenguk orang-orang yang mempunyai andil besar dalam kemajuan tehnik Jepang. Mula-mula kita jumpai Akio Morita si pencipta perusahaan Sony. Dia menyukai olahraga golf, sekaligus menjadi pengagum musikus Beethoven. Saking gandrungnya pada musik sampai-sampai di lapangan pun dia ingin bermain golf sambil mendengarkan Symphony kesembilan. "Saya membutuhkan sebuah alat kecil dengan pengeras suara," kata Akio Morita pada anak didiknya. Tak lama kemudian tcrciptalah walkman. Dia berusia sekitar enampuluhan, kurus, rambutnya putih dan matanya hampir kuning. Tapi ia nampak seperti umur duapuluh karena semangatnya yang tak kenal lelah. Rumahnya di daerah kedutaan, di Tokyo. Bertingkat, dengan kebun dan sebuah kolam renang. Boleh dikata dia seorang boss Jepang yang sudah berorientasi ke Barat. Dia tak berkeberatan istrinya turut menjamu tamu dalam pakaian Barat. Tetapi, ia tetap menjalani hidup sederhana dan kekeluargaan menurut tradisi. Setiap pagi pukul delapan tepat Akio Morita tiba di kantor. Ia selalu mengenakan seragam yang sama dengan yang dipakai anak buahnya, meskipun jas luarnya buatan Inggris. Ini untuk menunjukkan semangat demokratis yang menjiwai setiap perusahaan Jepang. Pada tahun 1947 Akio Morita mendirikan perusahaan Sony; memasarkan transistor yang pertama, televisi berwarna pertama, dan walkman pertama. Saat ini perusahaan sedang maju-majunya, ia mengekspor 70% dari produknya. "Pasaran kami adalah seluruh dunia," katanya.

Kemajuan teknologi Jepang didorong oleh semangat untuk menyegerakan, dengan penuh kesadaran dan rasa kebanggaan. Tidak sampai dua generasi untuk mewujudkan mukjizat ini. Sebelumnya, orang Barat mengejek, Jepang hanya bisa membuat sepeda yang rodanya tidak bisa berputar dan jam-jam yang tidak bisa dipercaya. Karikatur tahun tigapuluhan pernah menunjukkan gambar seorang pemburu menyandang sepucuk senapan, yang ketika picunya ditarik maka larasnya menggembung. Capnya: made in Japan (bikinan Jepang). Tetapi tiba-tiba orang Jepang tergila-gila pada perlombaan matematika dan fisika. Ujian-ujian di berbagai universitas menjadi sangat berat dan terjadi persaingan mati-matian. Ini menghasilkan orang-orang yang pandai. Di Pusat Penelitian Sony, jejak kaki para direktur yang sukses dicetakkan di atas tanah, seperti halnya jejak kaki para bintang Hollywood di studio MGM.

Saingan istrinya sebuah komputer -------------------------------Sama dengan majikannya, Makoto Kikuchi direktur baru pada Pusat Penelitian Sony ini bisa berbahasa Inggris, dengan tujuan dapat berbicara dengan robotnya; sebuah "Apple" Amerika. "Masih yang terbaik untuk saat ini," ucapnya jujur. Laki-laki berusia 45 tahun ini sebelumnya sudah sangat terkenal di Jepang sebagai ilmuwan yang paling mengagumkan dari Pusat Penelitian Negara. Ia mengkhususkan diri dalam microprocessor. Ia pindah ke Sony enam tahun yang lalu. Dalam sebuah rumah yang amat kecil berbentuk bujur sangkar dan terbuat dari kertas minyak itulah ia tinggal bersama istrinya dan hidup dengan sederhana. Dengan kimononya dan berlutut di atas tikar Jepang, istrinya dengan setia menemani suaminya bermain dengan komputer. Mottonya: Research Makes The Difference, menggambarkan keambisiusan Makoto Kikuchi. Motto ini ditulis pada truk-truk perusahaan dalam bahasa Inggris supaya menimbulkan kesan eksotis. Ia punya rencana untuk beberapa tahun mendatang: membuat komputer yang bisa menguraikan bahasa percakapan orang Jepang supaya setiap orang Jepang dapat berbicara dengan komputer. Dengan senang hati, dia mengundang 190 penyelidik datang ke pusat penelitiannya. Kata Makoto: "Sony memberikan 3,5 sampai 5% penghasilannya untuk penelitian." Tambahnya: "Sebelum ini saya bekerja di sebuah laboratorium di Amerika Serikat. Di Sony, cukup hanya satu jam bagi saya untuk memperoleh sebuah alat yang harganya setengah juta dolar. Saya lalu bisa menghargai perbedaan ini." Ia tetap

seorang Jepang Tulen meskipun lama tinggal di Amerika Serikat. Para peneliti Sony mempelajari sinar energi matahari, teknologi silikon dan lainnya. Tetapi bidang yang paling disukainya adalah semiconductor. Dia memulai segalanya dari nol pada tahun 1976. Di perusahaan Sony, kaitan penelitian produksi dengan pemasaran merupakan satu keharusan yang permanen. Contohnya, setiap Minggu pagi Makoto sarapan bersama Akio Morita dan Direktur Marketingnya. Hubungan yang begitu wajar dan akrab antara peneliti dan pemimpin ini jarang sekali terjadi di Amerika maupun di Eropa. Morita yang sudah begitu kebarat-baratan, yang kalau bermain golf memakai kemeja dan topi Amerika, tetap membungkukkan badan sampai ke tanah bila berjumpa dengan kawan. Dalam mobil ia memiliki telepon, televisi dan magnetoskop; tetapi ia tetap mengenakan seragam yang sama seperti 35.000 anggota Sony.

Honda tidak memberi warisan kepada anak --------------------------------------Soichiro, 78 tahun, adalah pendiri Honda Motor. Ia juga mengenakan seragam karyawan biasa di perusahaan, kemeja dan topi putih. Dia lebih suka bekerja di bengkel, meskipun tersedia ruangan di setiap perusahaannya. Sebelum pecah perang, ia pernah menjadi montir biasa. Sedikit demi sedikit ia turut meletakkan dasar perusahaan. Sekarang ia mengepalai 23.000 buruh dan membawahi 43 perusahaan di 28 negara (enam ada di Jepang). Anak buahnya diberi kepercayaan total dan tanggung jawab pribadi atas apa yang dihasilkannya. Soichiro tidak memiliki harta pribadi. Dia tinggal dalam sebuah rumah sederhana. Kegemarannya melukis di atas kain sutra dan bermain golf. Barangnya yang berharga cuma sebuah helikopter dan mobil biasa. Penghasilannya dipakai untuk penelitian dan bea siswa kaum muda. Dia bahkan tak memberi warisan kepada anak-anaknya. "Warisan paling berharga yang dapat saya berikan adalah membiarkan mereka sanggup berusaha sendiri," katanya. Hadiah untuk gagasan yang paling baik Kyoto Ceramics adalah salah satu pabrik pembuat microchips (elemen-elemen kecil

komputer) yang paling kuat di dunia. Omset Kyoto Ceramics 400 juta dolar dan menghasilkan keuntungan luar biasa, 12% setelah dipotong pajak. Ada tujuh buah perusahaan di Amerika Serikat dan tiga di Jepang. Inamori sang pemimpin, seperti juga Soichiro Honda dan Kaku pemimpin Canon, menganggap dirinya sebagai karyawan biasa. Selisih gaji direktur dan buruh baru di Jepang lebih kecil bila dibandingkan dengan di Eropa dan Amerika Serikat. Cara hidup pemimpin Jepang sangat sederhana dibanding dengan rekan-rekan di Barat. Rasanya mereka memandang rendah kemewahan. Suatu barang harus ada fungsinya.

Bagaimana mereka bisa memegang prinsip sebaik itu? -------------------------------------------------Mari kita menengok ke Gamo, salah satu pabrik keramik di Kyoto. Kurang lebih 50 kilometer dari Kyoto. Di sini pada pukul delapan pagi seluruh karyawan Gamo berkumpul dalam ruang-ruang besar. Dari tiap ruang, di atas sebuah panggung seorang laki-laki meneriakkan: berdiri, bersiap, luruskan kaki dan istirahat. Ratusan laki-laki dan perempuan dalam seragam biru berdiri siap. Laki-laki lalu melaporkan hasil pekerjaan bulan lalu dan menambahkan delapan pesan produksi, tentang mutu, penurunan ongkos dan sebagainya. Selesai laporan, dia memanggil lima orang maju ke depan. Mereka diberi hadiah, karena telah menyumbangkan gagasan yang paling baik, pada bulan sebelumnya. Di semua perusahaan Jepang, para insinyur dan buruh diundang menyumbangkan gagasan untuk lebih memajukan produktivitas, keamanan dan semua bidang yang berkaitan dengan kehidupan perusahaan. Di Canon, setahun yang lalu, masuk sekitar 146.242 gagasan yang ternyata dapat menghemat lebih dari tujuh juta yen! Sebulan sekali mereka berkumpul, memberi laporan pekerjaan selama ini, bertukar pengalaman dan mutu pekerjaan mereka. Hadiah bagi gagasan mereka yang terpilih antara lain medali, jam tangan, tiket kereta atau pesawat terbang. Yang kurang berinisiatif tak akan mendapat apa-apa. Tak pernah terjadi seseorang mendapat sanksi negatif. Setiap pekerja memiliki saham dan dividen dari perusahaan. Benar-benar merupakan perwujudan demokrasi yang didasarkan pada penghargaan hasil kerja dan atas hierarkinya. Di Jepang, persaingan ditumbuhkan sejak kanak-kanak. Keluaran

sekolah bereputasi tinggi lebih mudah mendapatkan pekerjaan yang baik. Di tiap perusahaan ada serikat buruh, yang setiap tahunnya mengorganisir pemogokan untuk memperoleh kenaikan gaji yang disebut Shunto. Tetapi Shunto ini cuma suatu upacara tradisi, bukan pemogokan seperti layaknya di Barat.

Robot membuat robot ------------------Di kaki Gunung Fuji ada robot membuat robot. Robot-robot itu bekerja dengan diam-diam. Beberapa manusia membaca lembaran kertas besar yang keluar dari terminal robot. Di Honda Motor Cie, di sebuah dusun dekat Tokyo, kita bisa melihat mobil yang di-assembling oleh robot, yang mematri 160 kali setiap detiknya. Grup-grup yang terdiri dari lima atau enam buruh memeriksa hasil kerja robot. Setiap buruh diizinkan menghentikan pekerjaan dengan cara menekan tombol merah, bila ada yang kurang beres. Hasilnya: pada produksi akhir hanya ada 0,1% yang apkir, dibanding dengan 20% di Eropa. Di Sony, semua karyawannya teliti. Para majikan di Eropa memimpikan pabrik mereka bisa menyamai Jepang, dan mendambakan buruh-buruh yang serupa pula. Di perusahaan Canon, Tuan Kaku yang adalah presiden direkturnya itu dan para buruhnya, saling menundukkan kepala mereka sama dalamnya. Percakapan antara mereka bisa membuat heran telinga-telinga Perancis. Tuan Kaku menjelaskan secara mendetil target keuangan dan tehnik yang ingin dicapai perusahaan. Kepala serikat buruh Canon meyakinkan majikannya, keberhasilan Canon merupakan satu kepuasan bagi seluruh karyawan dan mereka ingin bekerja sama sepenuhnya bersama direksi. Majikan-majikan Eropa sangat kagum melihat modernisasi Jepang. Kagum bukan hanya karena melihat sindikat-sindikat buruh dapat bekerja sama begitu baik dangan majikannya, tetapi juga melihat para majikan yang tak pernah memecat buruhnya itu. Mereka melihat suatu industri di mana otomatisasi tidak menciptakan pengangguran, dan setiap buruh mau dan dapat memahami apa pun yang mereka lakukan. Mereka juga mendapat penjelasan mengenai jalannya perusahaan. Yang nampak di depan mereka adalah sebuah dunia, di mana disiplin yang mirip disiplin militer itu dapat berjalan berdampingan dengan rasa hormat pada setiap individu. Inilah rahasia kemajuan Jepang. (Paris Match/Intisari)

*************************************************************** Tahukah Anda. Sungguh besar kerugian yang harus dibayar bangsa ini akibat menjamurnya praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN). Ketua Badan Pemeriksa Keuangan (BPK),Satrio Budihardjo Joedono, melaporkan praktik KKN yg berlangsung dalam periode 1999-2004, menelan kerugian sekitar Rp 167.000.000.000.000 (Rp 167 triliun) *************************************************************** Kata Bijak Hari Ini.

SAJAK ANAK MUDA Oleh : W.S. Rendra

Kita adalah angkatan gagap yang diperanakkan oleh angkatan takabur. Kita kurang pendidikan resmi di dalam hal keadilan, karena tidak diajarkan berpolitik, dan tidak diajar dasar ilmu hukum Kita melihat kabur pribadi orang, karena tidak diajarkan kebatinan atau ilmu jiwa. Kita tidak mengerti uraian pikiran lurus, karena tidak diajar filsafat atau logika. Apakah kita tidak dimaksud untuk mengerti itu semua ? Apakah kita hanya dipersiapkan untuk menjadi alat saja ? inilah gambaran rata-rata pemuda tamatan SLA, pemuda menjelang dewasa. Dasar pendidikan kita adalah kepatuhan. Bukan pertukaran pikiran.

Ilmu sekolah adalah ilmu hafalan, dan bukan ilmu latihan menguraikan. Dasar keadilan di dalam pergaulan, serta pengetahuan akan kelakuan manusia, sebagai kelompok atau sebagai pribadi, tidak dianggap sebagai ilmu yang perlu dikaji dan diuji. Kenyataan di dunia menjadi remang-remang. Gejala-gejala yang muncul lalu lalang, tidak bisa kita hubung-hubungkan. Kita marah pada diri sendiri Kita sebal terhadap masa depan. Lalu akhirnya, menikmati masa bodoh dan santai. Di dalam kegagapan, kita hanya bisa membeli dan memakai tanpa bisa mencipta. Kita tidak bisa memimpin, tetapi hanya bisa berkuasa, persis seperti bapak-bapak kita. Pendidikan negeri ini berkiblat ke Barat. Di sana anak-anak memang disiapkan Untuk menjadi alat dari industri. Dan industri mereka berjalan tanpa berhenti. Tetapi kita dipersiapkan menjadi alat apa ? Kita hanya menjadi alat birokrasi ! Dan birokrasi menjadi berlebihan tanpa kegunaan menjadi benalu di dahan. Gelap. Pandanganku gelap. Pendidikan tidak memberi pencerahan. Latihan-latihan tidak memberi pekerjaan Gelap. Keluh kesahku gelap. Orang yang hidup di dalam pengangguran. Apakah yang terjadi di sekitarku ini ? Karena tidak bisa kita tafsirkan, lebih enak kita lari ke dalam puisi ganja. Apakah artinya tanda-tanda yang rumit ini ? Apakah ini ? Apakah ini ?

Ah, di dalam kemabukan, wajah berdarah akan terlihat sebagai bulan. Mengapa harus kita terima hidup begini ? Seseorang berhak diberi ijazah dokter, dianggap sebagai orang terpelajar, tanpa diuji pengetahuannya akan keadilan. Dan bila ada ada tirani merajalela, ia diam tidak bicara, kerjanya cuma menyuntik saja. Bagaimana ? Apakah kita akan terus diam saja. Mahasiswa-mahasiswa ilmu hukum dianggap sebagi bendera-bendera upacara, sementara hukum dikhianati berulang kali. Mahasiswa-mahasiswa ilmu ekonomi dianggap bunga plastik, sementara ada kebangkrutan dan banyak korupsi. Kita berada di dalam pusaran tatawarna yang ajaib dan tidak terbaca. Kita berada di dalam penjara kabut yang memabukkan. Tangan kita menggapai untuk mencari pegangan. Dan bila luput, kita memukul dan mencakar ke arah udara Kita adalah angkatan gagap. Yang diperanakan oleh angkatan kurangajar. Daya hidup telah diganti oleh nafsu. Pencerahan telah diganti oleh pembatasan. Kita adalah angkatan yang berbahaya. Pejambon, Jakarta, 23 Juni 1977

Submitedd by : Wawan K

************************************************************

Paha

OBSESI itu berawal dari ucapan Nenek. ''Siapa mau kepala ayam?'' katanya. Kami, para cucu, tidak tertarik. Ngapain milih kepala ayam, mending mengambil paha, dada, atau sayap. Apalagi, kepala ayam suka matok sembarangan. Kecoak disikat, bahkan yang lebih menjijikkan pun dilahap. Dagingnya sedikit. Kulitnya pun tak seenak kulit dada. Jenggernya juga tidak membuat ketagihan. Lebih sedap daging di dekat ekor. Lemaknya gurih dan sering ada gotro-nya. ''Hus, itu bagian bapakmu,'' kata Nenek. Bapak itu, sebagai pencari uang, harus diberi yang terbaik. Lantaran tak ada yang berminat, Nenek menyugesti: ''Ayam itu otaknya lezat, lho. Dan, yang suka kepala akan jadi pemimpin.'' Hah, pemimpin? Tanpa pikir panjang, saya mengambil kepala. Dan, akhirnya, jatah kepala selalu untuk saya. Di mata saya, pemimpin itu enak. Bisa main perintah, dilayani, dan berduit. Nenek memang meyakinkan. Kendati otak ayam itu sak emit, karena Nenek mengatakan lezat, ya, otomatis jadi enak. Saat melahap otak, misalnya, bibir saya berkecap panjang sembari mata merem-melek. Obsesi sudah terbentuk. Persis obsesi perwira polisi dalam pendidikan. Kalian mau jadi apa? Mereka serempak menjawab: ''Kapolri!'' Padahal, Kapolri itu cuma satu. Walhasil, para perwira itu punya semacam gentlemen agreement, kalau ada yang jadi Kapolri, harus tahu diri. Ingat rekan seiring. Oke! Toast! Komitmen itu pun mentradisi. Team work itu mutlak. Jangan bersolo karier kayak sang jagoan di film. Tidak ada gunanya. Jadi, contohlah kekompakan anggota DPRD di banyak tempat. Satu masuk tahanan, semua terseret korupsi. Jelas? Begitulah. Penyimpangan ada di mana-mana. Jika ada yang usil nanya: ''Kok, asetnya meningkat puluhan milyar rupiah secara singkat dan tak masuk akal?'' Oh, dulu itu salah hitung. Khilaf. Apa tidak boleh khilaf? Manusia itu kan gudangnya kekhilafan. Lupa itu manusiawi, tahu! Masuk akal nggak, sih, perwira polisi bisa beli rumah senilai Rp 5,8 milyar? Kemudian, ''Masak ada perwira polisi ke kantornya membawa 'celeng-benz','' ujar seorang pemerhati polisi. Maaf, yang benar Baby-Benz. Pengucapannya sengaja dipelesetkan ''babi'' alias celeng hutan biar seru. Itu baru panggung sandiwara kecil. Yang membangun hotel atau menciptakan kerajaan bagi keluarga juga ada. Bahkan, ada yang ogah meninggalkan kantor, karena erek-erek tanda tangannya bernilai ratusan juta rupiah. Sayang, kan, kalau sehari saja tak kerja? Satu hal lagi, jika sudah masuk jajaran pucuk pimpinan, mulutnya terdengar

manis, walau nyatanya berbisa. Janjinya mampu membangkitkan harapan, menumbuhkan motivasi, faktanya gombal. ''Gombalnya amoh pula. Tahu, kan, gombal amoh? Yang warnanya sudah pudar dan gampang robek,'' katanya sengit. Namun, sepandai-pandai tupai meloncat, pasti bakal jatuh. ''Saya yakin begitu,'' kata sumber ini. Indikasi sudah tampak. Para "putor" alias pengumpul dan penyetor --yang ditugasi mengoleksi setoran dari berbagai sumber pemasukan-sudah mulai "bernyanyi". ''Rezeki'' itu mulai ketempelan setan. Bayangkan, Rp 100 milyar lebih masuk rekening bos tiap bulan, sementara yang ke kantong sendiri hanya menetes. Ketidakadilan --lantaran dikucuri rezeki sedikit, jika banyak pasti bungkam-- harus dihentikan. Permainan sumbang juga terkuak secara berturut-turut di beberapa DPRD. Begitulah hukum alam berjalan. Padahal, seharusnya elite itu membawa rakyat sejahtera. Bukan malah menyempitkan makna sebatas kepentingan pribadi dan kelompok. Dalam kitab Nitisastra disebutkan, pemimpin itu harus punya delapan sifat alam (hasta-brata). Petuah pewayangan ini disampaikan Rama kepada Raden Wibisana kala diangkat jadi Raja Alengka menggantikan Rahwana. Delapan watak utama, yaitu bersifat matahari, bulan, bintang, mendung, bumi, lautan (air), api, dan angin. Bersifat matahari, artinya bisa menyinari siapa saja, mencerahkan tanpa pandang bulu. Adapun sifat bulan adalah di waktu malam mampu memberi suasana tenteram dan teduh. Ia rendah hati dan berbudi luhur. Tentang sifat bintang penghias langit adalah menjadi kiblat dan sumber ilmu perbintangan. Pemimpin itu mesti jadi kiblat kesusilaan, berbudaya dan bertingkah laku baik, serta mempunyai konsep berpikir jelas. Ia teguh, tak mudah terombang-ambing, bertanggung jawab dan dapat dipercaya. Sifat mendung? Mendung itu seakan-akan menakutkan, tapi jika berubah jadi hujan, membawa berkah kehidupan. Artinya, pemimpin itu harus berwibawa dan menakutkan siapa saja yang salah dan melanggar aturan. Adapun sifat bumi: sentosa, suci, dan pemurah, karena mampu memberi segala kebutuhan makhluk hidup. Sedangkan sifat lautan nan luas adalah tak pernah menolak siapa pun yang memasukinya. Ia jadi wadah apa saja. Artinya, ia berhati luas. Ia siap dikritik, tak mudah tersinggung, pemaaf, dan tidak terlena oleh sanjungan. Tentang sifat api yang panas menyiratkan seorang bos harus berani menindak yang salah, dengan berpijak pada kebenaran dan keadilan. Adapun sifat angin adalah tidak tampak, tapi embusannya dirasakan dan merata ke seluruh penjuru. Begitulah pemimpin. Ia harus bisa mengamati ke segala pelosok, menyerap aspirasi yang berkait dengan tugas dan kewajibannya. Dengan demikian, ia tidak ragu mengambil kebijakan.

Walhasil, jadi pemimpin itu memang berat. Obsesi saya kala bocah pun terkubur. Bahkan, saya telah lama beralih menu: paha atas! Ditambah lagi oleh ucapan Lao Tzu yang hebat ini: ''Ketika aku biarkan diriku apa adanya, aku bisa menjadi apa saja.'' (Widi Y) *************************************************************** Tahukah Anda. Dengan adanya terusan Panama, kapal-kapal yang memiliki tujuan New York - San Francisco menghemat jarak sekitar 7.800 mil daripada harus memutar pesisir Amerika Selatan.

*************************************************************** Kata Bijak Hari Ini.

Diskusi adalah pertukaran pengetahuan, sedangkan perdebatan adalah saling menukar kedunguan. (Robert Quillen)

***************************************************************

Mencoba Sesuatu Yang Positif.

Setiap orang pernah merasakan suatu kekecewaan, kegagalan, dan frustrasi. Kadang semuanya datang sekaligus, dan kita merasa dunia runtuh. Segera sesudah itu kita melihat segala sesuatunya dari sisi negatif. Segala sesuatunya terlihat berantakan. Sekarang coba anda melihat dari sisi lain untuk bangkit kembali. Bertindaklah. Lakukan sesuatu yang positif. Walau itu mungkin hanya menyapu halaman, atau membersihkan tumpukan file-file tua dari komputer anda. Lakukan tindakan, di mana anda adalah penguasa hidup anda, dan anda akan merasa terfokus secara positif. Tindakan kecil

dapat mengubah sikap anda secara ajaib. Cobalah menolong seseorang. Lakukanlah sesuatu untuk orang lain. Cobalah melayani orang lain. Semakin kecil orang itu, semakin baik. Lalu cobalah anda keluar ruangan sejenak, dan perhatikan apa yang dapat anda kerjakan bagi orang lain. Orang lain tercipta untuk memperbaiki hidup anda. Sekarang giliran andalah memperbaiki hidup anda, lewat orang lain. Hitunglah keberuntungan anda. Banyak hal baik dalam hidup anda, dan sering anda lupa bersyukur. Hargai dan bersyukurlah atas tempat tinggal anda, atas kesehatan anda, atas keluarga anda, atas pengalaman hidup anda, atas teman-teman anda, atas ketrampilan anda, pengetahuan anda, dan hidup yang anda miliki. Temukan tantangan baru. Arahkan kembali energi negatif dan rasa frustrasi anda pada sesuatu yang dapat menantang anda untuk berbuat lebih baik. Positif atau negatif, semuanya cuma ada dalam pikiran. Ubah sikap anda, dan melajulah. (submitted by Raymond Erwin, raymonde@i...)

*************************************************************** Tahukah Anda.

James E.Casey, seorang penggagas UPS (United Parcel Service), terpaksa berhenti dari sekolah ketika berusia 11 tahun, guna membantu keluarganya karena ayahnya tidak sehat. Pekerjaan pertama yang diperoleh oleh Casey adalah mengantar pembungkus ke sebuah gudang serba ada dengan gaji sebulannya sebesar US$2,50. Selain itu, Casey juga bekerja sebagai pengantar telegraf di sebuah perusahaan telegraf. Ketika berusia 15 tahun, James E.Casey dan 2 orang rekannya yang bekerja sebagai pengantar telegraf, memulai usaha sendiri yang kemudian ternyata menjadi berhasil. Dari pengantar yang berjalan kaki, naik sepeda, dan sepeda motor, akhirnya mereka berkembang dengan menggunakan truk.

Saat ini, United Parcel Service mempunyai lebih dari 340.000 karyawan di seluruh dunia dengan omset per tahun lebih dari US$22 milyar.

*************************************************************** Kata Bijak Hari Ini.

Pandanglah hari ini. Kemarin sudah menjadi mimpi. Dan esok hari hanyalah sebuah visi. Tetapi, hari ini yang sungguh nyata, menjadikan kemarin sebagai mimpi kebahagiaan, dan setiap hari esok sebagai visi harapan. (Alexander Pope) ***************************************************************

Ketika saya meminta Saya minta kekuatan, Tuhan memberi saya rintangan untuk membuat saya kuat. Saya minta kebijaksanaan, Tuhan memberi saya masalah untuk saya pecahkan. Saya minta kekayaan, Tuhan memberi saya akal untuk bekerja. Saya minta keberanian, Tuhan memberi saya bahaya-bahaya untuk saya atasi. Saya minta Cinta, Tuhan memberi saya seorang pasangan yang selalu mengasihiku Saya minta kasih, Tuhan memberi saya anak-anak terlantar untuk saya bantu. Saya minta karunia, Tuhan memberi saya kesempatan. Dalam semua hal itu, saya tidak menerima apa yang saya inginkan, Tetapi saya menerima apa yang saya butuhkan. Ternyata doa saya dikabulkan.

Amin.....

*************************************************************** Tahukah Anda. Berang-berang adalah salah satu binatang yang memiliki pengetahuan teknik yang cukup cerdas. Berang-berang mampu membangun bendungan yang tingginya lebih dari 2 Meter, anti bocor, mampu menahan banjir, tahan rusak oleh pembekuan jika musim dingin tiba. Selain itu bendungan yang dibuat mampu menjadi lumbung makananan yang cukup bagi komunitas berang-berang. *************************************************************** Kata Bijak Hari Ini. Lebih mudah bagi seseorang untuk memuji daripada mendoakan (Peribahasa Jerman) ***************************************************************

Find Your Love ... Bila Anda tak mencintai pekerjaan Anda, maka cintailah orang-orang yang bekerja di sana. Rasakan kegembiraan dari pertemanan itu. Dan, pekerjaan pun jadi menggembirakan. Bila Anda tak bisa mencintai rekan-rekan kerja Anda, maka cintailah suasana dan gedung kantor Anda. Ini mendorong Anda untuk bergairah berangkat kerja dan melakukan tugas-tugas dengan lebih baik lagi. Bila toh Anda juga tidak bisa melakukannya, cintai setiap pengalaman pulang pergi dari dan ke tempat kerja Anda. Perjalanan yang menyenangkan menjadikan tujuan tampak menyenangkan juga. Namun, bila Anda tak menemukan kesenangan di sana, maka cintai apa pun

yang bisa Anda cintai dari kerja Anda: tanaman penghias meja, cicak di atas dinding, atau gumpalan awan dari balik jendela. Apa saja. Bila Anda tak menemukan yang bisa Anda cintai dari pekerjaan Anda, maka mengapa Anda ada di situ? Tak ada alasan bagi Anda untuk tetap bertahan. Cepat pergi dan carilah apa yang Anda cintai, lalu bekerjalah di sana. Hidup hanya sekali. Tak ada yang lebih indah selain melakukan dengan rasa cinta yang tulus. *************************************************************** Tahukah Anda.

Johannes Brahms (1833-1897), komposer besar Jerman, adalah salah seorang yang sangat membenci binatang kucing. Di kala senggang atau sedang mencari inspirasi, komposer ini sering pergi ke loteng rumahnya dan mempersiapkan busur dan anak panah. Disana hampir tiap waktu ia memanah kucing-kucing milik tetangganya. Kebiasaan yang terus dilakukan Johannes Brahms sepanjang hidupnya.

*************************************************************** Kata Bijak Hari Ini.

Jadikan deritaku ini sebagai kesaksian, bahwa kekuasaan seorang presiden sekalipun ada batasnya. Karena kekuasaan yang langgeng hanyalah kekuasaan rakyat. Dan diatas segalanya adalah kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa. (Soekarno) ***************************************************************

Saya Tidak Tahu.

Menjadi cerdas, tidak berarti mengetahui segala jawaban.

Terkadang, jawaban paling cerdas yang anda dapat katakan adalah "Saya tidak tahu". Diperlukan rasa percaya diri dan kecerdasan extra untuk mengakui ketidaktahuan anda. Dan saat anda melakukannya, anda sedang dalam proses mempelajari jawaban sesungguhnya. Seringkali, karena alasan kebanggaan dan mencegah rasa tidak aman, kita mengatakan tahu, padahal kita tidak tahu. Lewat cara ini, kita telah menyia-nyiakan kesempatan untuk belajar lebih lanjut. Percayalah, tidak ada salahnya anda tidak mengetahui suatu hal. Bagian penting dari kebijaksanaan adalah mengetahui batas pengetahuan anda. Mengetahui apa yang anda tahu dan apa yang anda tidak tahu. Orang yang benar-benar cerdas adalah orang yang tahu dan mengerti, bahwa tak semua pertanyaan dapat ia jawab. Orang yang benar-benar cerdas, adalah orang yang mau bertanya, mau belajar, mau bertumbuh. Gunakan pengetahuan yang anda miliki, dan miliki pengetahuan yang anda perlukan. Itu adalah jalan terbaik yang dapat anda tempuh.

*************************************************************** Tahukah Anda.

Sam Turner, seorang narapidana tertuduh kasus pembantaian dan pembongkaran, melarikan diri dari kamp kerja tahanan pada tahun 1951. Dalam pelariannya, ia menggunakan nama aslinya untuk mendapatkan kartu Jaminan Sosial berikut dengan SIM Negara Bagian Georgia. Selama bertahun-tahun tidak ada seorangpun menghubungkan dirinya dengan Sam Turner yang melarikan diri dari penjara. Hingga suatu ketika, saat melakukan penyaringan daftar nama dari database pelaku kejahatan, polisi menemukan nama Sam Turner, dan memerintahkan penangkapan dirinya. Sam Turner, yang saat itu telah berusia 75 tahun, ditangkap saat menonton TV di rumahnya di kota Lincolnton, Georgia pada 8 Desember 1997, tepat 46 tahun setelah dia melarikan diri dari kamp kerja tahanannya.

*************************************************************** Kata Bijak Hari Ini.

Bila ada cahaya dalam jiwa, maka akan hadir kecantikan dalam diri seseorang. Bila ada kecantikan dalam diri seseorang, akan hadir keharmonisan dalam rumah tangga. Bila ada keharmonisan dalam rumah tangga, akan hadir ketertiban dalam negara. Dan bila ada ketertiban dalam negara, akan hadir kedamaian di dunia. (Pepatah Cina) ***************************************************************

CINTA SEORANG IBU Alkisah di suatu desa ada seorang ibu yang sudah tua hidup berdua dengan anak satu-satunya.Suaminya sudah lama meninggal karena sakit. Sang Ibu sering sekali merasa sedih memikirkan anak satu-satunya . Adapun anaknya mempunyai tabiat yang sangat buruk, yaitu suka mencuri, berjudi,mengadu ayam, dan banyak lagi yang membuat si ibu sering menangis meratapi nasibnya yang malang. Namun begitupun ibu tua itu selalu berdoa kepada Tuhan, "Tuhan tolong Kau sadarkan anakku yang kusayangi, supaya ia tidak berbuat dosa lebih banyak lagi. Aku sudah tua dan aku ingin menyaksikan dia bertobat,sebelum Aku mati". Namun semakin lama si Anak semakin larut dengan perbuatan jahatnya. Sudah sangat sering ia keluar masuk bui karena kejahatan yang dilakukannya. Suatu hari ia kembali mencuri di sebuah rumah penduduk desa. Namun malang nasibnya akhirnya ia tertangkap oleh penduduk yang kebetulan lewat. Kemudian dia dibawa ke hadapan Raja untuk diadili sesuai dengan kebiasaan di Kerajaan tersebut. Setelah ditimbang berdasarkan sudah seringnya ia mencuri, maka tanpa ampun lagi si Anak tersebut dijatuhi hukuman Pancung. Pengumuman hukuman itu disebarkan ke seluruh desa. Hukuman pancung akan dilakukan keesokan harinya didepan rakyat desa dan kerajaan tepat pada saat lonceng Gereja berdentang menandakan pukul enam pagi. Berita hukuman itu sampai juga ke telinga si Ibu. Dia menangis ,meratapi Anak yang sangat dikasihinya. Sembari berlutut dia berdoa kepada Tuhan.

"Tuhan, Ampunilah Anak Hamba.Biarlah HambaMu yang sudah tua renta ini yang menanggung dosa dan kesalahannya. Dengan tertatih-tatih dia mendatangi Raja dan memohon supaya anaknya dibebaskan, tapi keputusan sudah bulat, si Anak tetap harus menjalani hukuman. Dengan hati hancur si Ibu kembali ke rumah . Tidak berhenti dia berdoa supaya anaknya diampuni.Karena kelelahan dia tertidur dan bermimpi bertemu dengan Tuhan. Keesokan harinya, ditempat yang sudah ditentukan ,rakyat berbondong-bondong untuk menyaksikan hukuman pancung tersebut. Sang Algojo sudah siap dengan Pancungnya, dan si Anak tadi sudah pasrah menantikan saat ajal menjemputnya. Terbayang di matanya wajah ibunya yang sudah tua, tanpa terasa dia menangis menyesali perbuatannya. Detik-detik yang dinantikan akhirnya tiba. Sampai waktu yang ditentukan , lonceng Gereja belum juga berdentang. Suasana mulai berisik. Sudah lima menit lewat dari waktunya. Akhirnya didatangi petugas yang membunyikan lonceng di Gereja. Dia Juga mengaku heran, karena sudah sedari tadi dia menarik lonceng tapi, suara dentangnya tidak ada. Ketika mereka sedang terheran-heran, tiba-tiba dari tali yang di pegangnya mengalir darah. , darah tersebut datangnya dari atas,berasal dari tempat di mana Lonceng diikat. Dengan jantung berdebar-debar seluruh rakyat menantikan saat beberapa orang naik ke atas menyelidiki sumber darah itu. Tahukah Anda apa yang terjadi? Ternyata di dalam lonceng besar itu ditemui tubuh si Ibu tua dengan kepala hancur berlumuran darah. Dia memeluk Bandul di dalam lonceng yang mengakibatkan lonceng tidak berbunyi, sebagai gantinya kepalanya yang terbentur ke dinding lonceng . Seluruh orang yang menyaksikan kejadian itu tertunduk dan meneteskan air mata . Sementara si Anak meraung-raung memeluk tubuh ibunya yang sudah diturunkan.Dia menyesali dirinya yang selalu menyusahkan ibunya. Ternyata malam sebelumnya si ibu dengan susah payah memanjat ke Atas dan mengikat dirinya di lonceng tersebut serta memeluk besi di dalam lonceng,untuk menghindari hukuman pancung anaknya. Demikianlah, sangat jelas kasih seorang ibu untuk anaknya, betapapun jahatnya si Anak. Marilah kita mengasihi orang tua kita masing-masing ,selagi kita masih mampu karena mereka adalah sumber kasih Tuhan bagi kita di Dunia ini. Amin. Sesuatu untuk dijadikan renungan untuk kita agar selalu mencintai sesuatu yang berharga yang tidak bisa dinilai dengan apapun. ______________________________________________________________________________ There is a story living in us that speaks of our place in the world.

It is a story that invites us to love what we love and simply be ourselves. *************************************************************** Tahukah Anda. Jika saja Mary Anderson tidak terciprat air hujan dalam perjalannnya ke kota New York pada tahun 1903 mungkin wiper kaca mobil tidak akan pernah ada. Mary Anderson membuat wiper yang digerakkan tangan dari dalam mobil, tujuannya agar sang pengemudi masih bisa melihat jelas jalanan ketika hujan maupun turun salju. Berkat temuannya, seluruh mobil di tahun 1916 sudah memiliki wiper dan terbebas dari kesulitan jarak pandang ketika hujan dan turun salju. *************************************************************** Kata Bijak Hari Ini. Seekor burung hantu yang bijaksana duduk di sebatang dahan. Semakin banyak ia melihat, semakin sedikit ia berbicara. Semakin sedikit ia berbicara, semakin banyak ia mendengar. Mangapa kita tidak seperti burung hantu yang bijaksana itu? (Edward Hersey Richards) ***************************************************************

*************************************************************** Kendi di depan Rumah Di kota saya, ada sebuah rumah, yang kepada rumah itulah saya selalu dipaksa menoleh jika kebetulan melintas di depannya. Rumah itu sederhana saja. Jadi kalau ia menarik perhatian saya, pasti bukan karena bentuknya, melainkan karena dua kendi yang selalu dipajang di depan, berdekatan dengan jalan raya. Tempat kendi itu berupa tiang dengan rumah-rumahan kecil di pucuknya, dengan atap bertuliskan ''air matang''. Tak sulit menebaknya, kendi itu memang berisi air minum, yang bebas diakses oleh siapa saja. Bahkan oleh para pejalan kaki bernama entah, yang bahkan air putih pun kesulitan membelinya. Adakah orang sesusah itu ada? Ada. Pameran kemiskinan adalah sesuatu yang amat nyata di sekitar kita. Jika kita lupa mengingatnya, barangkali karena kemiskinan itu kita tatap dari jendela mobil, dari tembok-tembok rumah kita yang tinggi, dan dari hotel-hotel berbintang tempat kemiskinan sering diseminarkan.

Maka, kemiskinan itu ada, cuma tidak terasa. Kita mengerti tidak enaknya, tapi telah lupa rasanya. Maka kepada kemiskinan di sekitar, kita cenderung lupa, bahkan sekadar menaruh kendi di depan rumah sebagai derma. Di masa kecil saya, pemandangan itu bukanlah derma yang istimewa. Ada sebuah desa yang malah memakainya sebagai semacam tradisi saja. Tapi kini, desa yang mengajarkan tradisi itupun telah kehilangan penerusnya. Desa itu telah berganti generasi yang memilih menjadi orang kota yang pasti mulai sibuk dengan utusan karier dan nasibnya sendiri. Berpikir tentang nasib sendiri pun gelap, apalah artinya berpikir tentang kehausan sesama. Di kota tempat saya tinggal itu, dari sekitar hampir dua juta penduduk, sepanjang saya tahu, juga cuma ada dua rumah yang melakuan hal yang sama. Dua rumah itulah, jika kebetulan lewat, saya reflek menengoknya. Mengucapkan rasa hormat kepada yang empunya sambil malu pada kealpaan diri sendiri. Di tengah hiruk pikuk kota, dua rumah itu, selalu berhasil mengingatkan diri mereka sendiri atas penderitaan sesama. Derma itu bisa jadi kecil saja, cuma air putih di dalam sebuah kendi yang isinya tak seberapa. Tapi betapa yang kecil pun saya tak sanggup melakukannya. Di dalam diri saya pasti segera muncul pembelaan, ah jalan derma itu, toh bukan cuma dengan cara menaruh kendi-kendi itu saja. Masih banyak cara, yang menurut kita jauh lebih besar, lebih berguna dan menantang pula. Lalu bayangan saya pun telah terpaku kepada banyak cara yang lebih berguna dan lebih menantang itu. Sementara ingatan saya telah berlari ke cara derma yang banyak itu, saya lupa meneliti, adakah derma saya sudah sebanyak yang saya bayangkan itu. Jika yang kecil pun terlupa, adakah lagi yang bisa diharap dari yang besar dan banyak. Jangan-jangan yang banyak itu cuma imajinasi, cuma sikap kikir dan tak peduli, yang dikemas dalam cita-cita mulia, yang kemuliaan itu cuma terus akan menjadi cita-cita bahkan hingga saya mati. Sementara saya mati dengan cita-cita mulia, pemilik kendi-kendi itu, memilih terus menjerang air, menaruhnya di kendi-kendinya, mengisinya jika kosong, dan menaruhnya kembali di jalan untuk ia isi kembali jika kosong. Ia menjerang air, mengisi, mencucinya, dan menaruhnya kembali di tempatnya. Terus, terus dan terus. Barangkali sampai ia sendiri mati. Sementara ia terus menerus mengisi kendi-kendinya, melayani kehausaan saudaranya yang bahkan air putih pun tak kuat membelinya, saya tetap masih di sini, membayangkan sebuah kemuliaan yang tak pernah benar-benar saya

kerjakan. (Prie GS - swaramer) ***************************************************************

Menemukan Apa Yang Paling Penting Setelah mengikuti pelatihan kepemimpinan mengenai Apa Yang Paling Penting, seorang eksekutif mengirimkan surat ke kantor Franklin Covey di Amerika Serikat. Isinya cukup menggugah, karena itu saya ingin menuliskan kutipannya untuk Anda semua. ''Saya mengikuti pelatihan Anda setahun lalu. Sebelumnya saya tak sadar bahwa apa yang saya lakukan tiap hari haruslah didasarkan pada nilai-nilai saya. Selesai pelatihan saya mulai menyelami nilai-nilai saya dan mencari apa yang terpenting bagi saya. Dalam proses kontemplasi tersebut saya menemukan bahwa yang terpenting adalah anak lelaki saya yang berusia 8 tahun. Saya sadar belum melakukan apa-apa untuknya. Karena itu, sejak tahun lalu saya putuskan untuk mencurahkan perhatian untuknya.'' Eksekutif ini kemudian menceritakan beberapa kejadian menyenangkan yang ia alami bersama anaknya. Di halaman ketiga suratnya ia mengatakan, ''Minggu lalu, anak saya itu meninggal dunia karena kecelakaan lalulintas. Saya sangat sedih karena kehilangan anak yang tercinta. Tapi saya sama sekali tak merasa bersalah. Untuk pertama kalinya saya merasakan suatu ketenangan batin yang dalam. Terima kasih. Anda telah merubah hidup saya.'' Langkah terpenting dalam hidup adalah menemukan apa yang paling penting. Banyak orang yang terlalu sibuk, sampai lupa merenungkan apa yang sebenarnya mereka cari. Mereka melakukan sesuatu yang tak jelas tujuannya. Mereka melakukan begitu banyak hal yang tak penting dan mengorbankan hal-hal yang penting. Hidup memang penuh kesenangan yang menipu. Karena itu, sebelum berhasil menemukan yang terpenting, Anda akan menganggap semua hal penting. Akibatnya, tak pernah cukup waktu untuk melakukan semuanya. Orang yang melakukan hal terpenting dalam hidupnya senantiasa merumuskan tujuan dari apapun yang dilakukannya. Lebih dari itu, Anda perlu menuliskan tujuan tersebut dengan jelas. Ini penting, karena

banyak hal dapat mengganggu dan membelokkan Anda dari tujuan semula. Ini salah satu contohnya. Sebagai orangtua Anda mengatakan bahwa semua tindakan Anda adalah demi kebahagiaan sang anak. Karena, tujuan tersebut tak pernah dituliskan secara jelas, akhirnya yang Anda lakukan bukan untuk kebahagiaan mereka, tapi untuk kebahagiaan Anda sendiri. Ada anak yang berbakat melukis dan ingin menjadi pelukis kenamaan, tapi ayahnya menginginkannya jadi insinyur. ''Menjadi pelukis tak bergengsi dan tak menjamin hidupmu kelak,'' kata ayahnya. Anak ini berhasil lulus, tapi tak berminat belajar dan bekerja di bidang itu. Tanpa disadari sang ayah sudah bergeser dari tujuan semula. Bahkan untuk berlibur pun kita perlu menuliskan tujuan kita. Mungkin Anda berkomentar, ''Kok repot-repot amat sih, bukankah kita ingin santai.'' Anda salah! Merumuskan tujuan yang jelas justru akan memudahkan Anda menciptakan liburan yang menyenangkan. Seorang kawan suatu ketika berlibur ke Yogyakarta. Kebetulan ia pernah kuliah disana. Sampai di Yogya ia kemudian menghubungi temanteman lamanya sehingga ia disibukkan oleh acara ''reunian,'' sementara istri dan anak-anaknya dibiarkan tinggal di hotel. Akhirnya liburan justru menciptakan kesenjangan komunikasi dalam keluarga. Seorang kawan lain pernah pula mengalami liburan yang tak menyenangkan, karena tergoda oleh ''efisiensi.'' Dengan alasan penghematan, ia tak tinggal di hotel berbintang, walaupun sebenarnya anggarannya cukup memadai. Kepada keluarganya ia bilang, ''Buat apa membayar hotel mahal-mahal, paling-paling hanya buat tidur.'' Suasana liburan menjadi kurang menyenangkan. Tujuan liburan untuk relaksasi dan menciptakan hubungan yang harmonis dalam keluarga semakin jauh dari kenyataan. Godaan-godaan semacam itu akan senantiasa Anda alami dalam hidup. Karena itu tanpa tujuan yang dirumuskan secara jelas sangat mudah kita berbelok dan malah menjauhi tujuan semula. Untuk dapat sukses dalam hidup Anda harus menemukan apa yang paling penting. Saya ingin mengajak Anda membayangkan suatu hari yang pasti akan Anda lalui. Di hari itu Anda melihat diri Anda sendiri sedang terbaring di ruangan yang dipenuhi kerabat dan handai tolan. Ini adalah hari pemakaman Anda. Mereka semua memenuhi rumah Anda untuk mengekspresikan penghargaannya kepada Anda.

Masing-masing orang membawa kenangan tersendiri mengenai Anda. Itu tergambar dari wajah mereka masing-masing. Sebelun jenazah Anda dikuburkan beberapa dari mereka diminta menyampaikan ''pidato singkat'' mengenai Anda. Cobalah Anda renungkan dalam-dalam. Apa yang Anda ingin agar masing-masing pembicara itu berbicara mengenai Anda? Orang tua macam apakah Anda? Suami/Istri macam apakah Anda? Anak seperti apa? Saudara macam apa? Rekan kerja seperti apa? Tetangga macam apakah Anda? Coba renungkan skenario di atas dalam-dalam. Setelah itu rumuskan dan tuliskan apa yang dapat Anda lakukan agar mereka semua memiliki kesan yang mendalam terhadap hidup Anda. Itulah tujuan Anda. Dengan demikian Anda akan paham apa yang penting dan apa yang tidak penting dalam hidup ini. (Avan .P) *************************************************************** Tahukah Anda.

Dimanakah fast food paling ketat keamanannya dan paling besar meraup keuntungannya ? Di Subway Pentagon, Washington DC, Amerika. Setiap tahun meraup lebih dari 5 Milyar U$D, lebih dari 21.000 orang makan di Pentagon tiap bulannya terdiri dari sipil, tamtama, bintara, perwira dan agen-agen rahasia, bahkan menteri, makanan yang paling laris adalah Sandwich ala pentagon. Jangan berharap bisa ikut makan siang disana kecuali bisa menembus pemeriksaan sekuriti yang sangat ketat sekali. *************************************************************** Kata Bijak Hari Ini. " Mengajarkan berhitung pada anak tidaklah sepenting mengajarkan apa yang mestinya mereka hitung " (Anonim) ***************************************************************

PARADOKS Paradoksnya waktu kita didalam sejarah ialah, Kita memiliki gedung2 makin tinggi tapi makin pendek kesabaran kita, jalan raya yang makin lebar, namun pandangan kita makin sempit. Kita membelanjakan lebih, tapi terima lebih sedikit. Kita lebih banyak membeli, tapi menikmati lebih dikit. Kita punya rumah2 makin besar dan keluarga makin kecil, jauh lebih banyak kemudahan2, tapi makin sedikit waktu tersisa. Kita punya makin banyak gelar tapi lebih sedikit akal, lebih banyak ilmu dan pengetahuan, tapi lebih sedikit keadilan, lebih banyak pakar, namun lebih banyak pula masalah, lebih banyak obat2an, tapi malahan tingkat kesehatan berkurang. Kita minum [alkohol] terlalu banyak, merokok terlalu banyak, mengeluarkan uang tanpa perhitungan, tertawa terlalu sedikit, nyopir terlalu kencang, menjadi terlalu gusar, bergadang sampai malam sekali, bangun pagi sudah terlalu capai, kurang membaca, nonton TV kelewat banyak, dan terlalu jarang sekali berdoa. Benar kita telah melipatgandakan harta milik, tapi sekaligus mengurangi nilai martabat kita. Kita terlalu banyak bicara, jarang mencintai, dan terlalu sering membenci. Kita betul telah belajar bagaimana cara mencari nafkah, tapi bukan membuat suatu kehidupan. Kita menambah tahun2 keusia hidup itu, bukan sebaliknya, kehidupan ke-tahun2 itu. Kita sudah mampu pergi bolak balik kebulan, tapi mengalami kesulitan menyeberangi jalan untuk menemui dan menyalami tetangga baru. Ruang angkasa raya telah kita kuasai namun ruang hati kita

belum. Perkara2 besar telah kita kerjakan, tapi bukan hal2 yang lebih baik. Kita telah membersihkan udara, tapi sebaliknya mencemari jiwa. Kita telah bisa menguasai atom, tapi tidak dan belum mampu mengekang praduga kita. Kita menulis lebih banyak, tapi belajar lebih sedikit. Lebih banyak yang kita rencanakan, tapi lebih sedikit yang dicapai. Kita telah belajar serba ter-buru2, bukannya sabar menunggu. Kita menciptakan lebih banyak komputer untuk menyimpan lebih banyak informasi, untuk menghasilkan lebih banyak lagi tindasan, tapi sebaliknya kita makin lama makin sedikit berkomunikasi dengan sesama kita. Masa kini zamannya segala makanan siap saji, fast foods, dan waktu cerna lambat, orang2 besar dan watak kerdil, laba yang luar biasa dan hubungan relasi yang dangkal. Hari ini harinya rumah2 yang serba "wahhh dan wuuihhh dan astaghaa", tapi keluarganya pecah, morat-marit. Hari2 ini lumrah orang2 membuat perjalanan singkat cepat, zamannya popok pakai-langsung-buang, moralitas yang ikut2an langsung-boleh-buang, pelayanan seks 'tuk semalam, berat badan yang berlebihan, dan obat2an, pil penyebab tawa sinting ria gembira, sampai diam bisu membatu, dan yang mampu mengganas meliar membunuh. Inipun zamannya dimana lebih banyak yang dipamerkan sedangkan digudang malah kosong ........ Ini saatnya dimana teknologi mampu menghadirkan surat ini padamu, dan saatnya pula dimana kau bisa memilih untuk mengikuti dan membagikan renungan ini, atau langsung menghapusnya.

Ingatlah, pakailah sedikit waktu untuk kaunikmati bersama mereka yang anda kasihi, sebab mereka tidaklah akan selamanya ada. Ingatlah, ucapkan kata yang ramah pada seseorang yang menengadah memandangimu penuh takjub, sebab sikecil itupun sebentar jua akan tumbuh dan meninggalkan sisimu. Ingatlah, berilah sebuah pelukan hangat pada yang ada disampingmu, karena itulah satu2nya harta yang bisa kau berikan dengan sepenuh hatimu dan itupun tanpa kau harus bayar sepeserpun. Ingat, ucapkan, "Aku cinta padamu" pada pasanganmu dan semua yang kau kasihi, tapi jangan hanya dibibir saja! Sebuah kecupan dan pelukan akan mengobati luka hati apabila itu benar2 tulus dari kedalaman nuranimu. Jangan lupa untuk berpegang tangan dan menikmati kebersamaan itu, karena suatu hari orang itu tidak akan ada lagi disampingmu. Berilah waktu untuk mencintai, beri waktu untuk berbicara dan bagilah waktu juga untuk saling membagi pikiran2 yang ada. Pada semua sahabat2ku dalam hidupku ini, terima kasih atas kehadiran kalian. *************************************************************** Tahukah Anda. Dimanakah Restoran cepat saji paling dingin sedunia ? Jawabanadalah MC Donald di kota kecil Pitea Sweden, 465 mil utara Stockholm. Suhu kota tersebut sekitar 60 derajat Farenheit, dengan hanya 4 jam sehari matahari bersinar. Anda tak bisa menggunakan mobil untuk membeli burger,tapi anda harus memakai snowmobile. Di pitea anda harus segera melahap makanan cepat saji anda karena burger dan kentang goreng akan membeku sangat cepat. ***************************************************************

Kata Bijak Hari Ini.

Orang sering kali lupa akan kebaikan yang engkau lakukan bagi mereka, tapi akan tetap ingat pada kejahatan yang kau perbuat" (Somerset Maugham) ***************************************************************

Delapan Kado Indah. Delapan macam kado ini adalah hadiah terindah dan tak ternilai bagi orang-orang yang Anda sayangi. KEHADIRAN Kehadiran orang yang dikasihi rasanya adalah kado yang tak ternilai harganya. Memang kita bisa juga hadir dihadapannya lewat surat, telepon, foto atau faks. Namun dengan berada di sampingnya, Anda dan dia dapat berbagi perasaan, perhatian dan kasih sayang secara lebih utuh dan intensif. Jadikan kehadiran Anda sebagai pembawa kebahagiaan. MENDENGAR Sedikit orang yang mampu memberikan kado ini. Sebab, kebanyakan orang lebih suka didengarkan, ketimbang mendengarkan. Dengan mencurahkan perhatian pada segala ucapannya, secara tak langsung kita juga telah menumbuhkan kesabaran dan kerendahan hati. Untuk bisa mendengar dengan baik, pastikan Anda dalam keadaan betul-betul relaks dan bisa menangkap utuh apa yang disampaikan. Tatap wajahnya. Tidak perlu menyela, mengkritik, apalagi menghakimi. Biarkan ia menuntaskannya, ini memudahkan Anda memberikan tanggapan yang tepat setelah itu. Tidak harus berupa diskusi atau penilaian. Sekedar ucapan terima kasihpun akan terdengar manis baginya. DIAM Seperti kata-kata, di dalam diam juga ada kekuatan. Diam bisa dipakai untuk menghukum, mengusir, atau membingungkan orang. Tapi lebih dari segalanya, Diam juga bisa menunjukkan kecintaan kita pada seseorang karena memberinya "ruang". Terlebih jika sehari-hari kita sudah terbiasa gemar menasihati, mengatur, mengkritik bahkan mengomel. KEBEBASAN Mencintai seseorang bukan berarti memberi kita hak penuh untuk memiliki atau mengatur kehidupan orang bersangkutan. Bisakah kita mengaku mencintai seseorang jika kita selalu mengekangnya? Memberi kebebasan adalah salah satu perwujudan

cinta. Makna kebebasan bukanlah "Kau bebas berbuat semaumu". Lebih dalam dari itu, memberi kebebasan adalah memberinya kepercayaan penuh untuk bertanggung jawab atas segala hal yang ia putuskan atau lakukan. KEINDAHAN Siapa yang tak bahagia, jika orang yang disayangi tiba-tiba tampil lebih ganteng atau cantik? Tampil indah dan rupawan juga merupakan sebuah kado yang indah. Selain keindahan penampilan pribadi, Anda pun bisa menghadiahkan keindahan suasana di rumah. Vas dan bunga segar cantik di ruang keluarga atau meja makan yang tertata indah, misalnya. TANGGAPAN POSITIF Tanpa sadar, sering kita memberikan penilaian negatif terhadap pikiran, sikap atau tindakan orang yang kita sayangi. Seolah-olah tidak ada yang benar dari dirinya dan kebenaran mutlak hanya pada kita. Kali ini, coba hadiahkan tanggapan positif. Nyatakan dengan jelas dan tulus. Cobalah ingat, berapa kali dalam seminggu terakhir anda mengucapkan terima kasih atas segala hal yang dilakukannya demi Anda. Ingat-ingat pula, pernahkah Anda memujinya. Kedua hal itu, ucapan terima kasih dan pujian (dan juga permintaan maaf) adalah kado indah yang sering terlupakan. KESEDIAAN MENGALAH Tidak semua masalah layak menjadi bahan pertengkaran. Apalagi sampai menjadi pertengkaran yang hebat. Bila Anda memikirkan hal ini, berarti Anda siap memberikan kado "kesediaan mengalah". Kesediaan untuk mengalah juga dapatmelunturkan sakit hati dan mengajak kita menyadari bahwa tidak ada manusia yang sempurna di dunia ini. SENYUMAN Percaya atau tidak, kekuatan senyuman amat luar biasa. Senyuman, terlebih yang diberikan dengan tulus, bisa menjadi pencair hubungan yang beku, pemberi semangat dalam keputusasaan, pencerah suasana muram, bahkan obat penenang jiwa yang resah. Senyuman juga merupakan isyarat untuk membuka diri dengan dunia sekeliiling kita. Kapan terakhir kali anda menghadiahkan senyuman manis pada orang yang dikasihi?

(submitted by Shanty Pramita @bdg.centrin.net.id) *********************************************************** Kata Bijak Hari Ini.

Hidup adalah sebuah tantangan, maka hadapilah. Hidup adalah sebuah lagu, maka

nyanyikanlah. Hidup adalah sebuah mimpi, maka sadarilah. Hidup adalah sebuah permainan, maka mainkanlah. Hidup adalah cinta, maka nikmatilah .(Bhagawan Sri Sthya Sai Baba) *********************************************************** Apa Pengetahuan Diri yang menjadi topik utama dalam milis kami? sederhananya diungkapkan dalam tulisan berikut:

Kapan seseorang butuh air? Ketika dia haus. Kapan seseorang butuh tidur? Ketika dia capek. Kapan seseorang butuh Self-Knowledge? Ketika mereka merasakan sebuah kerinduan untuk menjelajahi Karunia yang telah diberikan kepada mereka: Karunia yang mewujud sendiri Setiap hari Karunia yang mewujud sendiri Setiap minggu Karunia yang mewujud sendiri Setiap bulan Karunia yang mewujud sendiri Setiap tahun Dan seumur hidup? Kita telah belajar merencanakan untuk satu hari Kita telah belajar merencanakan untuk satu minggu, Satu bulan, satu tahun. Tapi kita telah gagal untuk merencanakan untuk satu umur kehidupan. Sebuah pengakuan akan rasa haus telah senantiasa ada, Tetapi tetap saja masih samar-samar. Ada sesuatu yang kita inginkan Tapi kita tidak tahu apa. Kemudian ada Self Knowledge Self Knowledge menjadi sebuah cermin, Sebuah sungai, Segelas air bagi yang haus, Peraduan bagi yang capek, Pemenuhan dari sebuah pencarian bagi mereka yang mencari.

terima kasih atas perhatiannya. salam, moderator milis Pengetahuan Diri

Cita-Cita Terbesar.

Dalam sebuah perjalanan hidup, cita-cita terbesar adalah menuju kesempurnaan. Ada kalanya kita mesti berjuang, serta belajar menyikapi segala rahasia dalam kehidupan. Perjalanan menuju kesempurnaan adalah proses yang menentukan setiap tapak langkah kita. Setiap hembusan nafas, detak jantung, dari siang menuju malam. Semua menuju titik yang sama, kesempurnaan. Setiap insan mempunyai hak yang sama atas waktu. Tidak ada seorangpun melebihi dari yang lain. Namun tak jarang setiap kita berbeda dalam mensikapinya. Ada yang berjuang untuk melewatinya dengan membunuh waktu. Tidak pula sedikit yang merasakan sempitnya kesempatan yang ia punya. Apa rahasia terbesar dalam hidup ini? Melewati hari ini dengan penuh makna. Makna tentang cinta, ilmu, dan iman. Dengan cinta hidup menjadi indah. Dengan ilmu hidup menjadi mudah. Dan dengan iman hidup menjadi terarah.

*************************************************************** Tahukah Anda.

Jean-Francois Champollion dicatat dalam sejarah dunia sebagai orang pertama yang berhasil membaca huruf Mesir kuno yang telah terlupakan ribuan tahun. Ternyata kemampuannya ini didukung oleh pengetahuan bahasa yang telah dikembangkannya sejak dini. Saat berusia 11 tahun, Champollion telah menguasai bahasa Latin, Yunani, dan Ibrani. Dua tahun kemudian ia juga mempelajari bahasa Arab, Syria,

Chaldea, dan Koptik. Di tahun 1822, saat berusia 32 tahun, Champollion selesai menterjemahkan batu Rosetta yang menjadi kunci pembacaan naskah Hieroglif Mesir kuno.

*************************************************************** Kata Bijak Hari Ini.

Kata yang paling indah dibibir umat manusia adalah kata "Ibu", dan panggilan paling indah adalah "Ibuku". Ini adalah kata yang penuh harapan dan cinta, kata manis dan baik yang keluar dari kedalaman hati. (Kahlil Gibran) ***************************************************************

Nyantol

KALA bocah, saya suka berdebat bab kiamat. Saya ngotot lolos dari maut, ngumpet tak bisa ditemukan siapa pun, termasuk Tuhan. Kendati teman sebaya mengatakan, jika langit runtuh dan bumi dijungkirbalikkan, kita tak bisa lolos dari maut, saya tak peduli. Pokoknya, aku tak mau mati! Titik! Engkel-engkelan itu pun tak habis. Maklum, bocah di bawah 10 tahun. Pemahaman soal kiamat baru jelas setelah akil balig. Bahwa kematian itu kiamat, barang siapa mati berarti kiamatnya telah tiba. Amal baik dan buruk ditimbang untuk dicemplungkan ke neraka atau surga. Toh, perilaku saya untuk berdusta atau bohong --kecil-kecilan, sih-tetap terpelihara. Perut masih menelan barang haram. Otak pun masih suka ngeres. Ibadah nomor sekian, cari kenikmatan nomor satu. ''Kematian itu masih jauh,'' itu pikiran

saya. Orang dewasa pun bila diingatkan kematiannya ada yang melengos atau melupakannya. Saat ke kubur, umpamanya, mereka mengira selamanya hanya akan menyaksikan penguburan orang lain, dan tak pernah terpikir bahwa suatu ketika mereka sendiri diusung dalam keranda. Sikap lalai itu mungkin akibat kurangnya perenungan pada maut. Tampaknya, tandatanda keuzuran berupa rambut putih, mata rabun, dan kulit keriput belum menyentuh. Juga iklan-iklan kematian di koran cuma sebagai obat ''puas'': ''Ah, umur saya sudah dilebihkan ketimbang mereka.'' Sebenarnya, menguak misteri kematian bukan cermin selera rendah, melainkan merupakan prestasi keagamaan. Sejak 2.000 tahun sebelum Masehi, melewati masa Dante, Donne hingga Milton, perenungan yang terus-menerus atas kefanaan manusia dan kemungkinan bertahan hidup telah menghadirkan tema kesusastraan yang tak kunjung habis, dan indah. Mengingat kematian itulah yang, Kamis malam pekan lalu, jadi tema pengajian di Bintaro, Tangerang, Banten. Waktu itu, tuan rumah yang kiai mengisahkan sebuah pemakaman yang diikutinya di Tanah Kusir, Jakarta Selatan, April silam. Deretan mobil pelayat menandakan bahwa almarhum bukan rakyat kecil. Saat jenazah diturunkan ke liang lahat, kakinya nyantol tak bisa masuk. Mata orang pun terpana. Terpaksa, tanah kubur digali lebih panjang. ''Kocrok! Kocrok!'' Mayat kembali diturunkan. Lho, kok, masih nyantol. Digali lagi. Hasilnya sama saja. Para pelayat mulai bisik-bisik tentang almarhum. Penggali kubur judek. ''Pak, ukuran jenazah 165 sentimeter. Kubur yang kami

gali panjangnya 260 sentimeter, kok tidak masuk. Liang lahat tak mungkin digali lagi, karena sudah mentok dengan nisan sebelah,'' ujar penggali kubur. Masya Allah! Pihak keluarga lantas meminta kiai itu mendoakan almarhum. Dia purapura mbudek, karena hati kecilnya menolak. Ia ingat firman Allah bahwa bumi-Nya tak akan menerima jenazah orang-orang yang tak diridhai. ''Bapak diminta untuk ke depan,'' kata seseorang mencolek sang kiai. Apa boleh buat, dia pun berdoa. Di tangannya tergenggam segelas air putih. Benar saja. Begitu air usai didoai, lalu disiramkan, dan jenazah diturunkan, kaki almarhum tetap mengganjal pada ujung tanah kubur. Tidak bisa masuk! Tak ada jalan lain kecuali dipatahkan. ''Mohon jangan dilakukan dulu, saya mau menjauh,'' ujar kiai itu. Ternyata, walau sudah menjauh, kala kaki itu dipatahkan, suaranya cukup menyentakkan. Prak! Semua orang terdiam, larut dalam pikiran masingmasing. Begitu prosesi dilanjutkan --antara lain diazani dan diqamati-deretan mobil pengiring sudah lenyap. Pelayat telah sepi. ''Yang tersisa hanya lima mobil dan pihak keluarga,'' kata kiai itu. Perjalanan hidup manusia hingga ke liang kubur tersebut tak urung membuatnya berkaca-kaca. ''Sesungguhnya kuburan adalah tahap pertama akhirat. Jika penghuninya selamat darinya, maka yang datang sesudahnya akan lebih mudah, tapi jika dia tidak selamat darinya, maka yang datang sesudahnya akan lebih sukar,'' begitu Rasulullah SAW pernah bersabda. Artinya, memahami kematian bisa jadi cermin hidup dan mempertebal iman. Pernah, setahun lalu, seseorang yang menghadiri pemakaman keluarga di Wonogiri, Jawa Tengah, juga

mengisahkan ketrenyuhan serupa. Makam itu berada di atas bukit. Saat liang kubur baru digali semeter lebih sedikit, air mengucur deras dari sebuah sumber. Ini mengherankan, tak masuk akal! Penggali kubur geleng-geleng kepala. Air dikuras, tapi tak juga habis. Lalu diuruk pasir. Hasilnya nihil. Apa boleh buat, terpaksa jenazah dimasukkan ke liang lahat dalam kondisi berair. Mayatnya mengapung kayak gedebok pisang. Para pelayat menundukkan kepala, kasihan. Adakah ini bagian dari ketidakridhaan-Mu, ya, Allah? Engkau tidak mengendaki bumi-Mu dimasuki orang-orang yang zalim, yang suka menyakiti orang, yang suka menilap bukan haknya? Wallahualam. Yang pasti, fenomena kubur tak sudi menerima jenazah seringkali hanya menyadarkan kita sesaat. ''Ingatlah kematian. Demi Zat yang nyawaku berada dalam kekuasaanNya, kalau kamu mengetahui apa yang aku ketahui, niscaya kamu akan tertawa sedikit dan banyak menangis,'' sabda Nabi SAW. Memang, kita tak menutup mata bahwa kematian --bagi sebagian orang-adalah kebahagiaan, dan hidup adalah upaya memperoleh tambahan nilai kebaikan. Namun, acap pula kematian itu membisukan jawaban. *************************************************************** Tahukah Anda.

Penulis terkenal, John Grisham - "The Firm", "The Client", "Pelican Brief" - mulai menulis buku pertamanya pada sebuah buku notes kecil yang selalu dibawanya kemana saja. Buku itu dikerjakannya satu atau dua halaman sehari. Namun akhirnya, demi menyelesaikan bukunya, John Grisham rela melepaskan pekerjaannya di bidang hukum. "Saya meneruskan menulis buku itu sekalipun saat menderita flu, saat bertamasya, dan kerap kehilangan waktu tidur.." Walau begitu, kerja keras John Grisham tidak cuma pada saat

menulis. Saat buku pertamanya selesai, buku itu dikirimkannya kepada beberapa penerbit untuk dipublikasikan. Anda tahu berapa kali buku pertamanya itu ditolak? Dua puluh lima kali.

*************************************************************** Kata Bijak Hari Ini.

Orang-orang yang gagal dibagi menjadi dua; yaitu mereka yang berpikir gagal padahal tidak pernah melakukannya, dan mereka yang melakukan kegagalan dan tak pernah memikirkannya. (John Charles Salak) ***************************************************************

Di sebuah kamar Di sebuah rumah sakit, di salah satu sudut kamar rawat-inap ada dua orang lelaki yang menderita sakit cukup parah, kedua orang tersebut hanya dipisahkan oleh pembatas tipis, sehingga mereka berdua bisa bercakap-cakap walau tidak bisa melihat satu dengan yang lain Salah seorang lelaki setiap 1 jam dalam sehari diizinkan duduk di dekat jendela, untuk membantu melonggarkan pernafasannya, sedangnya lelaki yang satu lagi tidak bisa bangun karena beberapa bagian tulang patah dan luka dalam yang cukup parah mengharuskan ia terus terbaring. Pada permulaannya mereka bercakap-cakap, tentang pekerjaan, keluarga, kegemaran dan membicarakan apapun agar mereka tidak bosan. Kemudian setiap siang, lelaki yang diizinkan duduk, menghadap jendela dan selalu bercerita apa saja yang bisa ia lihat di luar melalui satu-satunya jendela yang ada di ruang rawat-inap mereka tersebut. Nampak dari jendela taman dengan kolam yang bersih dan luas dengan beberapa bebek di sekitarnya, ada beberapa anak-anak bermain kapal-kapalan, beberapa remaja bergandengan tangan, ada

juga orang-orang tua yang nampak bercakap-cakap dan membaca buku di kursi-kursi sekitar taman. Lelaki yang terbaring hanya mendengar dengan seksama dan sesedikit berkomentar untuk meramaikan suasana, kadang gelak tawa muncul dari dua orang yang sudah bosan dirawat terus menerus tersebut. Suatu siang, terdengar parade band yang begitu jelas, riuh rendah, lelaki yang diizinkan duduk segera menghadap jendela dan bercerita begitu detilnya kepada temannya yang terbaring, sementara lelaki yang terbaring dengan gembira menyimak apa yang diceritakan temannya tersebut. Hari berlalu, di suatu pagi, beberapa petugas rumah sakit masuk ke ruangan tersebut masuk lebih banyak daripada hari biasa, suara-suara roda ranjang yang didorong nampak jelas, beberapa saat kemudian keadaan sepi lagi, hanya ada seorang perawat yang seperti biasa membantu mengganti perban lelaki yang terbaring. Perawat itu mengatakan sudah saatnya perban disekitar muka lelaki yang terbaring bisa dibuka dan bisa bertukar tempat karena ranjang yang satu lagi telah kosong, lelaki selalu terbaring begitu gembira, karena dengan begitu ia bisa melihat lagi, tidak perlu mendengar cerita dari temannya. Begitu ia bisa melihat dekat jendela, ia terkejut, karena hanya cahaya siang dan tembok saja yang nampak dihadapan jendela, ia lalu berkeluh kesah bahwa selama ini ia dibohongi oleh teman sekamarnya. Perawat itu hanya tersenyum dan mengatakan, " mungkin dia hanya ingin membuat anda gembira dan bersemangat, teman kamar anda itu buta sejak ia dirawat di kamar ini dan sudah meninggal pagi tadi".

Moral yang bisa diambil dari kisah ini: Adalah harta dan kebahagiaan yang tak ternilai harganya jika kita bisa membuat orang bahagia meskipun kita juga sedang dilanda kesedihan.

***************************************************************

Tahukah Anda.

Jam Alarm pertama di dunia hanya bisa bunyi pada pukul 4 pagi.

*************************************************************** Kata Bijak Hari Ini.

Seseorang yang melakukan kesalahan dan tidak membetulkannya telah melakukan satu kesalahan lagi - Confucius -

***************************************************************

Kontempelasi 43

Mengapa engkau murung wahai tubuh? Bukankah engkau semestinya ria di hari jadimu. Bahkan, seperti beberapa selebritis yang menjadi milyarder berkat booming pertelevisian sehingga merayakan ulang tahunnya dengan pesta seharga semiliar, bukankah engkau layak meneguk air kebahagiaan? Maka berdandanlah, wahai wajah, agar berseri-seri di hari jadi. Bukankah adat dunia menempatkan hari jadi sebagai momen sejarah yang penting. Ini karena ulang tahun, seperti lazimnya kutur Barat, menjadi momentum menghitung marka kejayaan. Mutu kehidupan diperingkatkan berdasarkan pencapaian kebendaan: pangkat dan harta kekayaan. Adakah engkau tubuh yang berulangtahun murung karena tak memiliki marka kejayaan? Bukan itu penyebabnya, sahut tubuh yang lesu. Ini karena di usia 40-an sebagai fase kejayaan pada kultur Barat aku telah mengumpulkan sejumlah kemapanan: rumah dan perangkat mebelnya, kendaraan pribadi, serta pekerjaan yang mapan. Semua itu sesungguhnya belenggu duniawi yang (dapat) membuat seseorang semakin terikat pada kehidupan dunia. Maka, seperti Sidharta Gautama, aku tersadar dari sihir dunia. Bukankah Sidharta meninggalkan kemewahan istana, untuk menjalani penderitaan demi penderitaan, dalam pencaharian makna hakiki kehidupan? Seperti

Sidharta, aku pun meninggalkan marka kejayaan, lalu berkemas-kemas memulai hidup baru. Di saat berpisah dengan kebendaan yang kumiliki, aku belajar merasakan ikhlas (bukan memahami seperti kebanyakan orang yang hanya pandai mengucapkannya). Bukankah maqam ikhlas hanya tercapai ketika tumbuh rasa sedia tak memiliki ketika benda dimiliki diserahkan pada orang lain untuk digunakan? Benda-benda menjadi sesuatu yang semu sehingga tak usah mengikatkan diri padanya. Bukankah sejatinya kita adalah pejalan mencari kehakikian. Tapi, mengapa engkau murung ketika ketuaan memagutmu? Di usia ke-43, sahut tubuh yang lesu, aku justeru kian menyadari begitu lama terpedaya pada hitungan waktu berdasarkan pengetahuan Barat: menghitung marka kejayaan berdasarkan pencapaian bendawi. kita seringkali terpedaya kultur Barat, berkait dengan hakikat waktu. Akibatnya, kita berpikir dan berperilaku sesuai kultur Barat, menghimpun banyak kata memiliki dalam simbol kebendaan sembari merasa selamanya di bumi Maka, wahai tubuh yang berhari jadi, engkau pun murung di hari ulangtahunmu. Kemurunganmu karena Allah telah menetapkan hanya sebentar saja di bumi sementara engkau belum banyak memenuhi janji pada-Nya. Ulang tahun mengingatkanmu terhadap pesan Tuhan bahwa hanya sebentar di bumi. Bukankah tahun yang berulang sejatinya proses waktu yang menggiringmu kembali kepada-Nya? (R.harahap - republika) *************************************************************** Tahukah Anda.

Binatang Kutu mampu meloncat sebanyak 350 kali panjang tubuhnya, sama dengan manusia yang melompat-lompat sepanjang lintasan lapangan olahraga

*************************************************************** Kata Bijak Hari Ini.

Bukti paling nyata dari CINTA adalah KEPERCAYAAN (Joyce Brothers) ***************************************************************

Anda Dan Sang Pencipta. Orang sering sulit dimengerti, tidak pikir panjang dan selalu memikirkandiri sendiri,namun demikian ... ampunilah mereka. Bila anda baik hati, orang mungkin menuduh anda egois, atau punya mau, namun demikian ... tetaplah berbuat baik. Bila anda sukses, anda akan menemui teman-teman yang tidak bersahabat, dan musuh-musuh sejati anda, namun demikian ... teruskan kesuksesan anda. Bila anda jujur dan tulus hati, orang mungkin akan menipu anda; namun demikian ... tetaplah jujur dan tulus hati. Hasil karya anda selama bertahun-tahun dapat dihancurkan orang dalamsemalam; namun demikian ... tetaplah berkarya. Bila anda menemukan ketenangan dan kebahagiaan, mungkin ada yang iri; namun demikian ... syukurilah kebahagiaan anda. Kebaikan anda hari ini gampang sering dilupakan orang; namun demikian ... teruslah berbuat kebaikan. Berikanlah yang terbaik dari anda dan itu pun tidak akan pernah memuaskanorang, namun demikian... tetaplah memberi yang terbaik. Pada akhirnya .... Perkaranya adalah antara anda dan Sang Pencipta.... dan bukan antara anda dan mereka. *************************************************************** Tahukah Anda. Struktur molekul benzen, satu bagian penting dalam kimia organik, telah ditemukan oleh Friedrich August Kekule ahli kimia Jerman pada abad ke-19 setelah dia bermimpi seekor ular yang menggigit ekornya sendiri. Padahal Pada tahun-tahun sebelumnya, struktur tersebut adalah suatu misteri yang sulit dipecahkan.

***************************************************************

Kata Bijak Hari Ini.

Kadang-kadang kematian itu merupakan suatu hukuman, kadang-kadang merupakan anugerah; bagi kebanyakan orang kematian merupakan suatu kebaikan. (Alban Goodier) ***************************************************************

*************************************************************** Tujuh Keajaiban Dunia. Sekelompok siswa kelas geografi sedang mempelajari "Tujuh Keajaiban Dunia." Pada awal dari pelajaran, mereka diminta untuk membuat daftar apa yang mereka pikir merupakan "Tujuh Keajaiban Dunia" saat ini. Walaupun ada beberapa ketidaksesuaian, sebagian besar daftar berisi; 1) Piramida 2) Taj Mahal 3) Tembok Besar Cina 4) Menara Pisa 5)Kuil Angkor 6) Menara Eiffel 7) Kuil Parthenon Ketika mengumpulkan daftar pilihan, sang guru memperhatikan seorang pelajar, seorang gadis yang pendiam, yang belum mengumpulkan kertas kerjanya. Jadi, sang guru bertanya kepadanya apakah dia mempunyai kesulitan dengan daftarnya. Gadis pendiam itu menjawab, "Ya, sedikit. Saya tidak bisa memilih karena sangat banyaknya." Sang guru berkata, "Baik, katakan pada kami apa yang kamu miliki, dan mungkin kami bisa membantu memilihnya." Gadis itu ragu sejenak, kemudian membaca, "Saya pikir, "Tujuh Keajaiban Dunia" adalah, 1) Bisa melihat, 2) Bisa mendengar, 3) Bisa menyentuh, 4) Bisa menyayangi, Dia ragu lagi sebentar, dan kemudian melanjutkan, 5) Bisa merasakan, 6)Bisa tertawa, 7) Dan, bisa mencintai Ruang kelas tersebut sunyi seketika. Alangkah mudahnya bagi kita untuk melihat pada eksploitasi manusia dan menyebutnya "keajaiban". Sementara kita lihat lagi semua yang telah Tuhan karuniakan untuk kita, kita menyebutnya sebagai "biasa". Semoga anda hari ini diingatkan tentang segala hal yang betul betul ajaib dalam kehidupan anda.

*************************************************************** Tahukah Anda.

Kon/cup es krim pertama kali dibuat tahun 1896 oleh Italo Marchiony. Lucunya kon/cup es krip yang renyah seperti krupuk itu justru menjadi terkenal oleh seorang pedagang kue. Marchiony yang pindah ke Amerika dari Itali di membuka warung es krim bersebelahan dengan warung kue milik imigran Syria bernama Ernest A. Hamwi yang menjual wafer yang dihidangkan bersama gula dan kacang di St. Louis. Apabila warung Marchiony kehabisan piring untuk wadah es krimnya, maka ia menjadikan wafer milik Hanwi sebagi pengganti wadah mangkuk eskrim. *************************************************************** Kata Bijak Hari Ini. Tak ada orang yang tidak dapat melakukan sesuatu dan tidak ada orang yang dapat melakukan segala hal (Peribahasa Jerman) ***************************************************************

SIKAP ADALAH SEGALANYA oleh Jim Rohn Proses perubahan umat manusia bermula dalam diri kita. Kita semua memiliki potensi raksasa. Kita semua ingin medapatkan hasil yg baik dari usaha kita. Kebanyakan mau bekerja keras dan membayar harganya untuk hal-hal yg dipersyaratkan oleh sebuah sukses dan kebahagiaan. Masing-masing kita mampu meletakkan potensi manusiawi kita yg unik menjadi tindakan yg diperlukan untuk memperoleh hasil yg diinginkan. Nanum satu hal yg menentukan tingkat potensi kita, yang menghasilkan intensitas kegiatan kita, dan menetapkan mutu dari hasil yg kita terima adalah sikap kita. Sikap menentukan seberapa banyak masa depan kita dapat kita lihat. Sikap itu menentukan besarnya cita-cita kita dan mempengaruhi ketetapan hati kita ketika kita menghadapi tantangan- tantangan. Tak ada orang lain di muka bumi ini yg dapat menjajah sikap kita. Orang dapat mempengaruhi sikap kita dengan mengajarkan kita ttg kebiasaan-kebiasaan berpikiran rendah atau

secara tidak sengaja memberikan informasi yg salah atau memberikan sumber-sumber pengaruh yg negatif, namun tak seorangpun yg dapat mengendalikan sikap kita kecuali jika kita dengan rela menyerah pada kendali tersebut. Tak ada orang lain yg "membuat kita marah." Kita membuat diri sendiri marah ketika kita menyerahkan kendali sikap kita. Apa yg telah dilakukan orang lain tidaklah relevan. Kitlah yg memilih, bukan mereka. Mereka hanya menguji sikap kita. Jika kita memilih sikap meledak-ledak dengan menjadi bermusuhan, marah, cemburu atau curiga, maka kita gagal dalam ujian itu. Jika kita menyalahkan diri sendiri dengan mempercayai bahwa diri kita tak ada harganya, lagi-lagi, kita gagal dalam ujian. Apabila kita peduli terhadap segala hal mengenai diri kita sendiri, maka kita harus menerima tanggung jawab sepenuhnya terhadap perasaan kita sendiri. Kita mesti belajar menjaga terhadap perasaan-perasaan yg akan menjerumuskan sikap kita ke jalan yang salah dan harus memperkuat perasaan-perasaan yg akan mengarahkan dengan pasti ke masa depan kita yg lebih baik. Jika kita ingin menerima imbalan masa depan dengan pasti bagi diri kita, maka kita harus melaksanakan pilihan terpenting yg diberikan pada kita sebagai bagian dari umat manusia dengan menjaga semua wilayah sikap kita. Sikap kita adalah sebuah asset, harta karun yg tak ternilai harganya, yg harus dilindungi benar-benar dengan semestinya. Hati-hatilah pada perusak dan pencuri yg ada di antara kita yg akan merusak sikap positif kita atau berusaha mencurinya. Memiliki sikap yg benar adalah salah satu dari hal dasar yg dipersayaratkan tercapainya keberhasilan atau sukses. Kombinasi dari filosofi pribadi dan sikap yg positif mengenai diri sendiri serta terhadap dunia di sekitar kita akan memberikan tenaga dalam serta ketetapan kuat yg akan mempengaruhi hal-hal lain dalam hidup eksistensi kita.

ATTITUDE IS EVERYTHING by Jim Rohn The process of human change begins within us. We all have tremendous potential. We all desire good results from our efforts. Most of us are willing to work hard and to pay the price that success and happiness demand. Each of us has the ability to put our unique human potential into action and to acquire a desired result. But the one thing that determines the level of our potential, that produces the intensity of our activity, and

that predicts the quality of the result we receive is our attitude. Attitude determines how much of the future we are allowed to see. It decides the size of our dreams and influences our determination when we are faced with new challenges. No other person on earth has dominion over our attitude. People can affect our attitude by teaching us poor thinking habits or unintentionally misinforming us or providing us with negative sources of influence, but no one can control our attitude unless we voluntarily surrender that control. No one else "makes us angry." We make ourselves angry when we surrender control of our attitude. What someone else may have done is irrelevant. We choose, not they. They merely put our attitude to a test. If we select a volatile attitude by becoming hostile, angry, jealous or suspicious, then we have failed the test. If we condemn ourselves by believing that we are unworthy, then again, we have failed the test. If we care at all about ourselves, then we must accept full responsibility for our own feelings. We must learn to guard against those feelings that have the capacity to lead our attitude down the wrong path and to strengthen those feelings that can lead us confidently into a better future. If we want to receive the rewards the future holds in trust for us, then we must exercise the most important choice given to us as members of the human race by maintaining total dominion over our attitude. Our attitude is an asset, a treasure of great value, which must be protected accordingly. Beware of the vandals and thieves among us who would injure our positive attitude or seek to steal it away. Having the right attitude is one of the basics that success requires. The combination of a sound personal philosophy and a positive attitude about ourselves and the world around us gives us an inner strength and a firm resolve that influences all the other areas of our existence.

******************************************************** "I used to say, "I sure hope things will change." Then I learned that the only way things are going to change for me is when I change." Jim Rohn ********************************************************

Salam,

Setya A. Sis ()""() ( 'o' ) ==(,,)=(,,)== (.) (,,,)-(,,,) +622157xxxxxx +628161xxxxxx *************************************************************** Tahukah Anda. Stetoskop yang dipakai dokter-dokter saat ini diciptakan tahun 1816 oleh Rene Laennec dari Perancis hanya berupa gulungan kertas yang digunakan untuk memeriksa pasiennya. *************************************************************** Kata Bijak Hari Ini.

Satu cara terpenting dalam membantu anak-anak tumbuh dewasa adalah : kita harus tumbuh dewasa terlebih dahulu. ***************************************************************

Sakit Membawa Nikmat

Adalah sesuatu yang lazim bila sebagian kita jatuh mengeluh tatkala sakit. Tubuh lunglai, wajah kuyu, dan pudar cahayanya. Padahal, semakin banyak kita mengeluh, maka akan semakin terasa pula sakitnya. Yang paling membahayakan adalah bila pikiran kita tidak terkuasai dengan baik. Biasanya menerawang jauh, realitas yang ada didramatisasi, segalanya dipersulit dan dikembangkan, hingga makin parah dan menegangkan. Orang yang terkena gejala tumor misalnya, akan menjadi sengsara jika yang menjadi buah pikirannya adalah sesuatu yang lebih mengerikan dari kondisi sebenarnya. Ah, jangan-jangan tumor ganas. Bagaimana kalau merambat ke

seluruh tubuh, sehingga harus dioperasi? Lalu, bagaimana kalau operasinya gagal? Belum lagi biayanya yang pasti akan sangat mahal. Bila hal ini terjadi, maka orang tersebut akan jauh lebih menderita daripada kenyataan sebenarnya. Hal ini terjadi karena kesalahan cara berpikir. Ia belum paham terhadap hikmah dari penyakit yang menimpanya, sehingga salah dalam menyikapinya. Hasilnya jelas: rugi dunia akhirat. Sikap mental semacam ini tentu harus segera kita atasi. Memang benar badan kita harus sehat, karena hanya dengan badan sehatlah gerak hidup kita menjadi lancar. Kalau pun tubuh kita harus sakit, suatu saat nanti, maka hati kita harus tetap berfungsi dengan baik. Bagaimana cara menyiasatinya? Pertama, kita harus yakin bahwa hidup kita akan selalu dipergilirkan. Boleh jadi sekarang kita sehat, tapi esok hari kita sakit. Ini adalah sebuah keniscayaan. Kita harus yakin bahwa segala yang ada dan yang terjadi di dunia ini ada dalam genggaman Tuhan. Begitu pula kalau Tuhan menghendaki kita sakit. Itu adalah hal yang wajar, karena tubuh kita adalah milikNYA. Kenapa kita harus kecewa dan protes? Ibarat seseorang menitipkan baju miliknya kepada kita. Kalau suatu saat diambil kembali, maka sangat tidak layak bila kita menahannya. Alangkah baiknya bila kita memilih ridha saja dalam menerima semua yang terjadi. Segala kekecewaan, penyesalan, dan keluh-kesah, sama sekali tidak akan menyelesaikan masalah. Tugas kita adalah ridha akan ketentuan-Nya dan berikhtiar seoptimal mungkin untuk berobat. Ketiga, kita harus yakin bahwa Tuhan itu sangat adil dan bijaksana dalam menentukan sesuatu hal bagi makhluk-Nya. Tuhan itu Maha tahu akan keadaan tubuh kita. Semua yang ditimpakan kepada kita sudah diukur dengan sangat sempurna dan mustahil "over dosis". Dengan sakit, kita dapat terhindar dari kemaksiatan yang mungkin akan kita lakukan dalam keadaan sehat. Kita menjadi insyaf akan betapa penting dan mahalnya harga kesehatan yang seringkali kita sia-siakan ketika sehat. (AA Gym) *************************************************************** Tahukah Anda.

Lebah dapat digunakan untuk mendeteksi keberadaan ladang tambang bahkan mendeteksi ladang ranjau.

***************************************************************

Anda mungkin juga menyukai