Kelompok 5
Pengertian Kemiskinan
Kemiskinan adalah ketidakmampuan individu dalam memenuhi kebutuhan dasar minimal untuk hidup layak.
Kemiskinan merupakan sebuah kondisi yang berada di bawah garis nilai standar kebutuhan minimum, baik untuk makanan dan non makanan, yang disebut garis kemiskinan (poverty line) atau batas kemiskinan (poverty threshold).
Kemiskinan pada umumnya didefinisikan dari segi pendapatan dalam bentuk uang ditambah dengan keuntungankeuntunan non-material yang diterima oleh seseorang. Secara luas kemiskinan meliputi kekurangan atau tidak memiliki pendidikan, keadaan kesehatan yang buruk, kekurangan transportasi yang dibutuhkan oleh masyarakat
Kemiskinan adalah ketidaksamaan kesempatan untuk mengakumulasikan basis kekuasaan sosial. Basis kekuasaan sosial meliputi: a) modal produktif atau asset (tanah, perumahan, alat produksi, kesehatan) b) sumber keuangan (pekerjaan, kredit), c) organisasi sosial dan politik yang dapat digunakan untuk mencapai kepentingan bersama (koperasi, partai politik, organisasi sosial), d) jaringan sosial untuk memperoleh pekerjaan, barang, dan jasa, e) pengetahuan dan keterampilan, dan f) informasi yang berguna untuk kemajuan hidup
Menurut John Friedman Kemiskinan adalah ketidaksamaan kesempatan untuk mengakumulasikan basis kekuasaan sosial, meliputi modal yang produktif, sumber keuangan, organisasi sosial dan politik (Kemiskinan tidak hanya berkaitan dengan aspek sosial saja, tapi juga aspek natural material).
Menurut Wolf Scott Kemiskinan pada umumnya didefinisikan dari segi pendapatan (Dalam jumlah uang) ditambah dengan keuntungan non-material yang diterima seseorang, cukup tidaknya memiliki aset seperti tanah, rumah, uang,emas dan lain-lain dimana kemiskinan nonmaterial yang meliputi kekebebasan hak untuk memperoleh pekerjaan yang layak.
Menurut Bank Dunia Bahwa aspek kemiskinan yaitu pendapatan yang rendah, kekurangan gizi atau keadaan kesehatan yang buruk serta pendidikan yang rendah.
Jenis-jenis Kemiskinan
Kemiskinan Absolut. Seseorang dikategorikan termasuk ke dalam golongan miskin absolut apabila hasil pendapatannya berada di bawah garis kemiskinan, tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup minimum, yaitu: pangan, sandang, kesehatan, papan, dan pendidikan.
Kemiskinan Relatif. Seseorang yang tergolong miskin relatif sebenarnya telah hidup di atas garis kemiskinan tetapi masih berada di bawah kemampuan masyarakat sekitarnya. Kemiskinan Kultural. Kemiskinan ini berkaitan erat dengan sikap seseorang atau sekelompok masyarakat yang tidak mau berusaha memperbaiki tingkat kehidupannya sekalipun ada usaha dari pihak lain yang membantunya.
kemiskinan yang timbul akibat sumber daya yang jumlahnya terbatas atau karena tingkat perkembangan teknologi yang rendah.
kelembagaan yang ada membuat masyarakat tidak menguasai sarana ekonomi dan fasilitas-fasilitas secara merata.
Indikator Kemiskinan
Badan Pusat Statistik
Sangat miskin: kemampuan minimal untuk memenuhi konsumsi setara atau kurang dari 1900 kalori per orang perhari danpengeluaran Non Makanan atau senilai Rp120 000 per bulan. Miskin: kemampuan minimal untuk memenuhi konsumsi antara 1900-2100 kalori perorang dan pengeluaran non makanan atau senilai Rp 150 000 perorang bulan. Mendekati Miskin: kemampuan minimal untuk memenuhi konsumsi antara 2100-2300 kalori perorang perhari dan pengeluaran Non makanan atau senilai Rp 175 000 perorang bulan.
Indikator Kemiskinan
Variabel yang digunakan sebagai indikator kemiskinan (BPS, 2001)
1. 2. 3. 4. 5. 6. Luas lantai bangunan tempat tinggal kurang dari 8m2 per orang Jenis lantai bangunan tempat tinggal terbuat dari tanah/ bambu/ kayu murahan Jenis dinding tempat tinggal terbuat dari bambu/ rumbia/ kayu berkualitas rendah/ tembok tanpa plester Tidak memiliki fasilitas buang air besar/ bersama-sama dengan rumah tangga lain Sumber Penerangan Rumah Tangga tidak menggunakan listrik Sumber air minum berasal dari sumur/ mata air tidak terlindungi/ sungai /air hujan.
Indikator Kemiskinan
Variabel yang digunakan sebagai indikator kemiskinan (BPS, 2001)
7. Bahan bakar untuk memasak sehari-hari adalah kayu bakar/ arang/ minyak tanah 8. Hanya mengkomsumsi daging/ susu/ ayam satu kali dalam seminggu 9. Hanya membeli satu stel pakaian baru dalam setahun 10. Hanya sanggup makan sebanyak satu/ dua kali dalam sehari 11. Tidak sanggup membayar biaya pengobatan di Puskesmas/ poliklinik
Indikator Kemiskinan
Variabel yang digunakan sebagai indikator kemiskinan (BPS, 2001)
12. Sumber penghasilan kepala rumah tangga adalah: petani dengan luas lahan 0.5 ha, buruh tani, nelayan, buruh perkebunan atau pekerjaan lainnya dengan pendapatan dibawah Rp.600.000 (enam ratus ribu rupiah) per bulan 13. Pendidikan tertinggi kepala rumah tangga: tidak sekolah/ tidak tamat SD/ hanya SD 14. Tidak memiliki tabungan/ barang yang mudah dijual dengan nilai Rp.500.000.-(lima ratus ribu rupiah), seperti: Sepeda motor (kredit/ non kredit), emas, ternak, kapal motor atau barang modal lainnya
Indikator Kemiskinan
DBLT/SLT (2007) Kriteria rumah tangga miskin menurut Tim Koordinasi Pusat Program Pemberian Subsidi Langsung Tunai, Departemen Komonikasi dan Informatika, dikaitkan dengan kemiskinan makro (garis kemiskinan) , yaitu:
Indikator Kemiskinan
Penghitungan kemiskinan dilakukan dengan pendekatan moneter atau pendekatan pengeluaran konsumsi untuk kebutuhan dasar Konsep kemiskinan adalah kebutuhan hidup minimal untuk seseorang atau rumah tangga. Kemiskinan dipandang sebagai ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan minimal: pangan dan non pangan.
Indikator Kemiskinan
UNDP, Human Poverty Index (HPI) 1997 1. Persentase penduduk yang diperkirakan meninggal sebelum umur 40 tahun 2. Persentase penduduk dewasa yang dapat membeca dan menulis 3. Nilai komposit dari tiga variabel: pesentase penduduk yang memiliki akses terhadap fasilitas kesehatan, air bersih dan persentase balita gizi kurang
Ukuran Kemiskinan
Kemiskinan Relatif
Kemiskinan Absolut a. Kemiskinan untuk memenuhi bebutuhan dasar. b. Kemiskinan untuk memenuhi kebutuhan yang lebih tinggi.
a. Jika 40 % jumlah penduduk berpendapat rendah menerima kurang dari 12% pendapatan nasionalnya maka pembagian pembangunan sangat timpang. b. Apabila 40 % lapisan penduduk berpendapatan rendah menikmati antara 12 17% pendapatan nasional dianggap sedang. c. Jika 40 % dari penduduk berpendapatan menengah menikmati lebih dari 17% pendapatan nasional maka dianggap rendah.