Ragam Bahasa
Ragam Bahasa
Iswandi Rangkuti
Setiap pembicara menggunakan suatu ragam bahasa. Ragam demikian disebut dialek. Ragam menurut pemakai ini bukan saja bertalian dengan dengan tempat, tetapi juga ada yang bertalian dengan masyarkat. Ragam bahasa seperti ini disebut dialek sosial.
Ragam tulisan
Bahasanya perlu lebih terang dan jelas, karena bahasa tidak dapat disertai dengan gerak isyarat, pandangan, atau anggukan sebagai tanda penegasan di pihak pembicara, atau pemahaman di pihak pendengar.
Hal yang penting adalah tinggi rendah dan panjang pendeknya suara serta irama kalimat yang dilambangkan dengan ejaan dan tata tulis yang kita miliki.
Ragam tidak baku adalah ragam yang tidak dilembagakan dan ditandai oleh ciri-ciri yang menyimpang dari norma baku.
Menurut Chaer dan Leonie Agustina (2004) untuk menjadikan sebuah kosa kata menjadi sebuah bentuk bahasa ragam baku, ada dasar dan kriteria yang dapat digunakan.