Anda di halaman 1dari 5

PT PLN (PERSERO) PENYALURAN DAN PUSAT PENGATUR BEBAN JAWA BALI Cinere 16514 Jakarta Selatan

No. Dokumen Berlaku Efektif

P3B-REN/REC/03-008 28 April 2006

Notulen Pra Forum Perencanaan Sistem Jawa Bali

NOTULEN PRA FORUM PERENCANAAN SISTEM JAWA-BALI


BANDUNG, Tanggal 27 - 28 April 2006

Rapat Pra Forum Perencanaan tanggal 27 28 April 2006 di RJBR P3B Jawa Bali adalah kelanjutan dari Pra Forum pertama tanggal 6-7 Maret 2006 di APJ Bogor PLN Distribusi JABAR, tujuannya mengevaluasi atau melakukan penajaman Energi sales dari masing-masing distribusi, dengan mempertimbangkan tambahan pembangkit baru yang disesuaikan dengan kondisi mutahir. Materi rapat kali ini difokuskan pada penyelesaian Capacity Balance Gardu Induk masing-masing Distribusi. Adapun hasilnya adalah sebagai berikut : 1. Capacity Balance Gardu Induk disusun berdasarkan pertimbangan statistik pertumbuhan beban selama periode lima tahun terakhir dan daftar tunggu konsumen. 2. Capacity Balance Gardu Induk digunakan sebagai dasar penentuan pengembangan Gardu Induk, Transmisi dan Pembangkit. 3. Asumsi yang dipakai dalam penyusunan Capacity Balance adalah sebagai berikut : a. Pertumbuhan energi, load faktor di masing-masing distribusi selama 10 tahun ke depan. b. Elastisitas ratio rata-rata 1,0 s.d 1,2 sesuai dengan Distribusi terkait. Pertumbuhan Energi Elastisitas Ratio = Pertumbuhan Ekonomi *) c. Daftar tunggu konsumen distribusi. d. Pembebanan GI Existing sama atau lebih besar 70 %, digunakan sebagai dasar pertimbangan untuk menambah kapasitas trafo di GI atau membangun GI baru . e. Kapasitas GI pada sistem Jawa Bali untuk tegangan 70/20 kV maksimum 3x30 MVA, sedang untuk tegangan 150/20 kV di daerah perkotaan maksimum 3x60 MVA sedangkan untuk daerah kerapatan beban rendah 150/20 kV adalah 3 x 30 MVA. 4. Berdasarkan pertumbuhan energi dan Capacity Balance dapat ditentukan rencana

pengembangan kapasitas penyaluran yaitu dengan cara Reconduktoring, Uprating atau pengembangan Transmisi baru. 5. Berdasarkan kebutuhan energi dan Capacity Balance, dapat ditentukan indikasi tambahan pembangkit baru dengan asumsi sebagai berikut : a. Tercapainya kesesuaian pembangkitan dengan permintaan daya secara efisien.
Edisi : 01 Revisi : 00 Halaman : 1 - 6

PT PLN (PERSERO) PENYALURAN DAN PUSAT PENGATUR BEBAN JAWA BALI Cinere 16514 Jakarta Selatan

No. Dokumen Berlaku Efektif

P3B-REN/REC/03-008 28 April 2006

Notulen Pra Forum Perencanaan Sistem Jawa Bali b. Memanfaatkan seoptimal mungkin energi primer batu bara atau energi primer terbarukan, c. dengan memperhatikan aspek keamanan, keseimbangan dan kelestarian hidup. Lokasi pembangkit baru diusahakan agar terjadi Regional Balance, Regional Balance adalah kapasitas pembangkitan disesuaikan dengan kebutuhan beban regional dan kapasitas IBT harus dapat menyalurkan daya pembangkitan ke pusat-pusat beban. d. Lokasi pembangkit baru diusahakan agar investasi associated transmisi akibat penambahan pembangkit baru diusahakan seminimum mungkin. e. Penambahan kapasitas pembangkit baru harus Non BBM, sehingga pada tahun 2006 pembangkit BBM turun dari 27,9 % menjadi 16,7 % pada tahun 2009. f. Apabila jumlah kapasitas pembangkit baru di satu lokasi direncanakan sampai dengan 600 MW, maka koneksinya sistem adalah ke sistem 150 kV. Sedangkan bila jumlah kapasitasnya lebih besar dari 600 MW, maka koneksinya diusahakan ke sistem 500 kV. g. Reserve margin diusahakan sebesar 30 % tiap tahun, dengan mempertimbangkan : Pemeliharaan pembangkit 9,3 % dari kapasitas terpasang pembangkit. Variasi musim 27 % dari kapasitas terpasang pembangkit hidro. Derating 2 % dari kapasitas pembangkit thermal. Force Outage Rate (FOR) 5,3 % dari kapasitas pembangkit thermal. Cadangan putar satu unit pembangkit terbesar (600 MW) selama beban puncak.

FUEL

100%

80%

60%

40%

6. Energi mix sistem tahun 2006 s/d 2010 adalah seperti gambar 1.
20%

Edisi : 01

0% 2006 AIR GEOTH 2007 BATUBARA

Revisi : 00
2008 GAS 2009 MINYAK 2010

Halaman : 2 - 6
TAHUN

PT PLN (PERSERO) PENYALURAN DAN PUSAT PENGATUR BEBAN JAWA BALI Cinere 16514 Jakarta Selatan

No. Dokumen Berlaku Efektif

P3B-REN/REC/03-008 28 April 2006

Notulen Pra Forum Perencanaan Sistem Jawa Bali

Gambar-1 Komposisi Bahan Bakar Di Sistem Jawa-Bali 2006-2010

7. Fuel Mix berdasarkan kapasitas terpasang sistem Jawa-Bali 2007 2021, ditunjukkan pada gambar 2. Dapat dilihat dari gambar proporsi pembangkit berbahan bakar batubara lebih dominan, untuk lebih jelasnya ditunjukkan pada tabel-1 prosentase masing-masing pembangkit.

Kapasitas Terpasang

100%

80%

60%

40%

20%

0% 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021

Tahun
AIR GEOTH GAS BATUBARA MINYAK NUKLIR

Gambar-2. Fuel Mix Bedasarkan Kapasitas Terpasang Sistem Jawa-Bali 2006-2021

satuan dalam % No. Bahan Bakar 1 AIR 2 MINYAK 3 GAS 2006 11 29 17 39 3 2007 11 29 17 39 4 2008 10 26 15 46 3 2009 9 20 13 55 4 2010 8 12 12 64 4 2011 8 12 13 64 4 2012 9 11 12 65 2013 10 11 14 62 2014 9 10 17 61 3 2015 9 10 19 59 3 2016 8 9 2017 8 9 2018 7 8 2019 7 8 17 58 2020 6 7 16 57 2021 6 7 16 59 2 10

Tabel-1. Fuel Mix Bedasarkan Kapasitas Terpasang Sistem Jawa-Bali 2006-2021


19 61 3 18 61 3 2 18 60 3 4

4 BATUBARA 5 GEOTH 6 NUKLIR

Edisi : 01

Revisi : 00
3 3 -

Halaman : 3 - 6
2 8 2 11

PT PLN (PERSERO) PENYALURAN DAN PUSAT PENGATUR BEBAN JAWA BALI Cinere 16514 Jakarta Selatan

No. Dokumen Berlaku Efektif

P3B-REN/REC/03-008 28 April 2006

Notulen Pra Forum Perencanaan Sistem Jawa Bali

8. RUPTL Jawa Bali 2007-2016 disusun dengan 3 (tiga) skenario Terbatas, LOW dan Medium sesuai dengan distribusi terkait. 1. 2. 3. Skenario Terbatas hanya untuk tahun 2007 dan 2008 sesuai SCI (Statement Corporate Intent). Skenario LOW 5 % s.d 6 %. Skenario Medium 6 s.d 7 %.

Capacity balance yang disusun dalam hal ini adalah skenario LOW. Neraca daya dapat dilihat pada lampiran-1. 9. Kebutuhan Gardu Induk dan Trafo tahun 2007 2016 sistem Jawa Bali dapat dilihat pada Tabel-2 dibawah ini. Tabel 2 Kebutuhan Fisik Trafo Distribusi Tahun 2006 - 2016
Distribusi Jaya & Tangerang Teg. kV 150/20 150/20 Jawa Barat 70/20 Jawa Tengah 150/20 150/20 Jawa Timur 70/20 Bali TOTAL 150/20 150/20 70/20
Unit MVA Unit MVA Unit MVA Unit MVA Unit MVA Unit MVA Unit MVA Unit MVA

2006 *) 11 630

2007 19 1.180

2008 7 420

2009 7 420

2010 5 300

2011 3 180

2012 7 420

2013 3 180

2014 8 480

2015 2 120

2016 1 60

14
810

13
780

23
1.320

19
1.110

9
510

9
420

12
660

8
390

13
600

8
390

7
330

15
310 12 646 5 240 1 10 58 2.646

6
180 24 1.320 27 1.710 3 90 7 420 99 5.680

5
130 15 870 20 1.200 6 210 2 120 78 4.270

3
90 6 330 7 450 3 150 45 2.550

1
30 13 750 12 720 2 50 5 270 47 2.630

3
80 12 720 5 360 2 50 2 90 36 1.900

4
120 11 660 10 600 2 50 2 120 48 2.630

5
120 8 450 9 540 5 270 38 1.950

2
40 12 660 5 240 1 30 2 90 43 2.140

3
90 12 690 3 150 2 120 30 1.560

2 90 1 60 1 60 12 600

10. Pengembangan pembangkit baru tahun 2007 2010 sistem Jawa Bali dapat dilihat pada lampiran-2
Edisi : 01 Revisi : 00 Halaman : 4 - 6

PT PLN (PERSERO) PENYALURAN DAN PUSAT PENGATUR BEBAN JAWA BALI Cinere 16514 Jakarta Selatan

No. Dokumen Berlaku Efektif

P3B-REN/REC/03-008 28 April 2006

Notulen Pra Forum Perencanaan Sistem Jawa Bali 11. Seluruh PLN Distribusi di Jawa-Bali akan membuat RUPTL 2007-2016 dan mengirimkannya ke PLN Pusat dan P3B Jawa Bali paling lambat tanggal 15 Mei 2006 dengan format mengikuti buku RUPTL 2006-2015. 12. PLN P3B JB akan mengirimkan RUPTL 2007-2016 Sistem Jawa Bali ke PLN Pusat selambatlambatnya tanggal 22 Mei 2006.

Bandung, 28 April 2006 PT PLN (Persero) P3B Jawa Bali Singal Sihombing Manajer Bidang Perencanaan

Edisi : 01

Revisi : 00

Halaman : 5 - 6

Anda mungkin juga menyukai