Anda di halaman 1dari 4

TUGAS UJIAN TENGAH SEMESTER MATA KULIAH TOKSIKOLOGI TENTANG PETA PERSEBARAN PENYAKIT MENULAR DAN FASILITAS PELAYANAN

KESEHATAN DI KOTA PADANG

OLEH : Fadilla Rahmi 0810332046

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS PADANG, 2011

Peta Persebaran Penyakit Menular dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan di Kota Padang

Kota Padang adalah kota terbesar di pesisir barat pulau Sumatera dan merupakan ibu kota provinsi Sumatera Barat, Indonesia yang terletak di pantai barat pulau Sumatera, dengan luas keseluruhan kota Padang adalah 694,96 km. Dari luas tersebut, lebih dari 60%, yaitu 434,63 km, merupakan daerah perbukitan yang ditutupi hutan lindung, sementara selebihnya merupakan daerah efektif perkotaan. Kota Padang memiliki banyak sungai, yaitu 5 sungai besar dan 16 sungai kecil, dengan sungai terpanjang yaitu Batang Kandis sepanjang 20 km. Tingkat curah hujan kota Padang mencapai rata-rata 405,58 mm per bulan dengan rata-rata hari hujan 17 hari per bulan. Tingginya curah hujan membuat kota ini cukup rawan terhadap banjir, pada tahun 1980 2/3 kawasan kota ini pernah terendam banjir karena saluran drainase kota yang bermuara terutama ke Batang Arau tidak mampu lagi menampung limpahan air tersebut. Sebagai ibukota provinsi, kota Padang telah memiliki beberapa pusat fasilitas kesehatan yang cukup lengkap di provinsi Sumatera Barat. Selain memiliki beberapa rumah sakit yang bertaraf nasional, juga telah didukung oleh beberapa perguruan tinggi yang berkaitan dengan kesehatan, salah satunya adalah Rumah Sakit Umum Dr. M. Djamil yang berafiliasi dengan Fakultas Kedokteran Universitas Andalas dan Politeknik Kesehatan Padang. pemerintahan kota Padang juga telah mendirikan sebanyak 20 buah puskesmas dan 58 buah puskesmas pembantu pada wilayah kecamatan di kota ini. Untuk tahun 2007, satu puskesmas di kota Padang rata-rata melayani 41.000 orang. Angka ini lebih tinggi dari konsep ideal wilayah puskesmas yang hanya untuk melayani 30.000 orang saja, sehingga jika ditinjau dari penyebaran, sarana kesehatan sudah memadai, namun jika ditinjau dari aspek mutu pelayanan kesehatan masih jauh dari yang diharapkan. Sejak dahulu kota Padang sangat rawan terhadap banjir, pemerintah kolonial HindiaBelanda telah mencoba menanggulangi diantaranya dengan menata tata ruang dan tata kota terutama memperbaiki beberapa bantaran sungai yang membelah kota ini, namun belakangan hal ini terabaikan sehingga baru-baru ini banjir sampai merendam beberapa kawasan di kota Padang. Sebelumnya beberapa kawasan terutama di kecamatan Koto Tangah merupakan kawasan yang berfungsi sebagai daerah resapan air namun pemerintah kota menetapkan kawasan tersebut sebagai daerah perkembangan perumahan sehingga menjadi daerah pemukiman padat penduduk. Perubahan fungsi ini berdampak jika curah hujan cukup tinggi (>223,03 mm/jam) maka menimbulkan banjir pada kawasan tersebut seluas 44.09 Ha dengan tinggi genangan air mencapai 60 cm selama lebih dari 6 jam. Sementara sistem jaringan

drainase kota Padang terdiri dari 19 areal dengan luas cakupan 3.986 Ha, yang kesemuanya mengalir ke arah sungai utama yaitu Batang Arau, Batang Kuranji dan Batang Air Dingin. Topografi kota padang yang banyak terdapat aliran sungai serta didukung dengan curah hujan yang tinggi maka kejadian penyakit menular mengalami peningkatan terutama penyakit Diare, DBD, dan Cacar. Hal ini disebabkan karena hampir sebagian masyarakat kota Padang masih suka hidup di sepanjang aliran sungai tersebut. Hal ini tentu semakin menambah tingkat persebaran penyakit tersebut. Kejadian tersebut juga disebabkan oleh tidak meratanya sarana pelayanan kesehatan yang ada di kota padang. Sehingga masyarakat yang berada jauh dari fasilitas tersebut tidak mau pergi berobat karena hal tersebut dirasakan terlalu banyak menghabiskan biaya. Terutama bagi masyarakat yang mempunyai penghasilan yang kurang mencukupi untuk melakukan pengobatan ke tempat tempat yang jauh dari lingkungan mereka. Untuk itu, diharapkan kepada pemerintah untuk lebih memperhatikan persebaran sarana pelayanan kesehatan di kota Padang. Sehingga pelayanan kesehatan tersebut dapat terlaksana dengan baik dan merata keseluruh pelosok kota Padang. Dengan diwujudkannya hal tersebut, maka penyebaran penyakit menular pun dapat diminimalisir serta dapat dilakukan pencegahan dan pendeteksian sejak dini agar penyakit tersebut tidak menjadi wabah di kota Padang.

Anda mungkin juga menyukai