Anda di halaman 1dari 2

Keris sebagai warisan budaya bagsa Keris adalah benda seni dan benda budaya Indonesia yang bermutu

artistic tinggi. Keris memiliki bentuk yang khas dan unik, berlekuk dan lurus. Sebagai senjata, bilah keris berujung tajam keris dilengkapi sarung. Berbagai asesoris keris sering digunakan untuk menambah estetika dan kewibawaan. Busana keris dalam hulu, warangka, selut pendhok biasanya juga membedakan dari mana asal keris. Keris memiliki beberapa kriteria, antara lain: 1. Keris harus bermata dua dan berujung tajam berbeda dengan badik yang hanya memiliki satu mata (sisi tajam). 2. Keris harus terdiri dari dua bagia utama, yakni: bagian bilah keris termasuk paksi dan bagian ganja. 3. Bilah keris harus membuat sudut tertentu terhadap ganja, tidak tegak lurus. 4. Ukuran panjang bilah keris biasanya diantara 33 cm sampai 38 cm. 5. Keris yang baik harus dibuat dan ditempa dari tiga macam logam, minimal dua yaitu besi, baja dan bahan pamor. (Harsinukso, 2004). 6. Keris memiliki bentuk tidak simetris/asimetris mengikuti bentuk ganjanya yang asimetris. 7. Daerah persebaran keris di nusantara dipengaruhi oleh kekuasaan Majapahit pada saat itu, seperti Jawa, Madura, Nusa Tenggara, Sumatera, pesisir Kalimantan, sebagian Sulawesi, semenanjung Malaya, Thailand selatan, dan Filipina selatan. Dalam keris terdapat bagian luk. Luk adalah sebuah lekukan pada keris yang bukan lurus. Terdapat keris luk 3, 4, bahkan ada yang mempunyai luk 13. Pada jenisnya, keris yang memiliki panjang tidak wajar adalah keris yang penyebarannya berada di daerah pulau Jawa seperti Riau, Bali dan daerah lain di luar pulau Jawa.

Keris bukanlah objek yang mati, tetapi subjek yang ikut berperan dalam perubahan-perubahan budaya. Wajah dunia membentuk keris, keris merupakan wajah dunia. Karena itulah keris bukanlah artefak yang mati yang hanya menjadi objek interpretasi restospektif. Keris hidup dari zaman ke zaman, mengalami metamorfosa dan penyempurnaan. Keris menjadi medium yang dinamis mewakili harapan-harapan pencapaian hidup yang lebih baik. Pelestarian keris sebagai pusaka manusia Indonesia perlu diteruskan. Usaha ini membutuhkan pembaruan, terobosan, imajinasi yang menyesuaikan dengan zaman. Maka dari itu seiring dengan perkembangannya, manusia terus melakukan berbagai inovasi. Dengan itu maka muncullah keris dengan nama yang berbeda yakni jangker. Nama jangker sendiri gabungan kata dari kujang dan keris. Kujang sendiri adalah senjata khas dari Jawa Barat (Sunda) yang memiliki nilai sakral serta memiliki kekuata magis. Hal itu jelas merupaka bukti konkret dalam menjaga eksistensi keris di masyarakan bahkan di dunia. Sebagai warisan budaya dunia yang sudah mendapatkan pengakuan dari lembaga UNESCO, keris perlu di jaga eksistensinya sebagai warisan budaya. Melalui pengenalan dan melakukan riset serta diadakannya pameran, seminar, dan diskusi publik itulah merupakan sebagian dari wujud tanggung jawab kita. Sehingga tidak akan ada pencabutan dari pihak UNESCO apabila dalam pelaksanaannya kita sebagai warga Indonesia, bahkan sebagai orang berpendidikan hanya bersikap acuh. Maka lakukanlah apa yang di bisa sebagai salah satu menjaga warisan budaya, yakni Keris.

Anda mungkin juga menyukai