Anda di halaman 1dari 20

ABDELING V tentang pembibitan Pembibitan(pre nuseri) 1. Persiapan areal 2. Membuat bedengan 3. Membuat naungan 4. Mengisi polibeg 5.

Menyusun di bedengan 6. Seleksi kecambah 7. Menanam kecambah 8. Pemeliharan(penyiraman,pemupukan 9. Konsolidasi bibit 10. Pengendalian hama dan penyakit 11. Seleksi bibit yang akan di pindahkan ke pembibitan

Pembibitan utama (main nusery) 1. Persiapan lahan 2. Mengumpulkan media 3. Mengisi polibeg 4. Menyusun polibeg 5. Menanam bibit 6. Penyiraman 7. Menaburkan cangkang 8. Konsolidasi

9. Pemupukan 10. Pengendalian hama dan penyakit

Pembukaan Lahan dan penataan kebun

Pemeliharaan tanaman belum menghasilkan 1. Gawangan 2. Piringan 3. Pengendalian lalang 4. Membuat jalan pikul 5. Pemeliharaan jalan 6. Paret drainase 7. Penyisipan 8. Konsolidasi 9. Tempat pengumpulan hasil 10. Pemupukan 11. Analisa daun 12. Hama dan penyalit 13. Monitoring pembuangan 14. Kanstransi 15. Tunas pasir

Pemeliharan tanaman menghasilkan

1. Penyiangan aareal y Gawangan y Piringan y Jalan pikul 2. Pemeliharaan jalan 3. Paret drainase 4. Tapak kuda 5. TPH

1.1.1 Kriteria Panen Suatu areal sudah dapat dipanen apabila tanaman sudah berumur 30 bulan di lapangan, 60 persen pohon telah mempunyai buah yang siap panen, berat TBS 3 kg/tandan. Penyebaran panen minimal 1:5 artinya dalam setiap lima pokok tanaman, hanya ada satu pokok yang bisa dipanen sedangkan pokok-pokok yang lain akan dipanen pada pusingan berikutnya secara bergilir sesuai pusingan panen. Angka kerapatan panen dilakukan selama satu hari sebelum panen buah. Perhitungan dilakukan khususnya pada areal-areal yang keesokan harinya akan dipanen. Hasil panen dikatakan baik jika komposisi buah atau TBS normal sering disebut dengan buah masak (buah N) sebesar 98 persen dan jumlah buah mentah (Buah A) serta buah busuk (Buah E) maksimum dua persen. Pemotongan buah mentah merupakan kesalahan yang sering dilakukan oleh pemanen. Kerugian

akibat memotong buah mentah yaitu kehilangan sebagian potensi produksi Minyak Kelapa Sawit (MKS), mengganggu kelestarian produksi, merugikan PKS, dan melukai pokok tanaman kelapa sawit. Penanggulangan yang baik yaitu dengan kontrol yang sesering mungkin di TPH dan ancak panen.

Ciri-ciri tandan matang di lapangan adalah warna buah orange kemerahan, sudah ada buah yang lepas membrondol. Kriteria jumlah brondolan pada areal datar adalah dua brondolan perkilogram berat tandan dan pada areal miring terdapat satu brondolan perkilogram berat tandan. Selain itu ciri-ciri tandan buah matang di lapangan adalah dengan memperhatikan kriteria fraksi panen. Kriteria fraksi panen dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 2. Tingkat kematangan Tandan Kelapa Sawit Fraksi Persen brondolan Tidak ada, buah masih hitam Membrondol 1-12,5% Membrondol 12,5-25% Membrondol 25-50% Membrondol 50-75% Membrondol 75-100% Buah dalam ikut jumlah Derajat kematangan

00 0 1 2 3 4 5 6

Sangat Mentah Mentah Kurang Matang Matang I Matang II Lewat Matang I Lewat Matang II Tandan Kosong

membrondol semua buah membrondol

Tingkat kematangan yang baik adalah pada fraksi dua dan tiga (Brondolan satu dan dua per kilogram berat tandan) Brondolan maksimum 12,5 persen.

Komposisi panen yang dikategorikan baik adalah: Fraksi 2+3+4 Fraksi 1 = 80 % : Fraksi 5 = 5 %

= 15 %

1.1.2 Manajemen Panen Sasaran utama pekerjaan panen adalah mencapai produksi per ton TBS per hektar tinggi, biaya per kilogram yang rendah dan mutu produksi yang baik berupa asam lemak bebas yang rendah. Untuk mencapai sasaran utama tersebut, aspek yang paling dominan di lapangan yaitu pusingan atau rotasi panen. Pusingan panen sangat mempengaruhi transport dan pengolahan di PKS. Pusingan panen sangat erat hubungannya dengan kualitas buah atau saling mempengaruhi dengan mekanisme kerja diantaranya meningkatnya buah mentah yang dipotong akan cenderung mempercepat siap borong dan memperlambat pusingan panen. Buah masak yang seharusnya dipanen pada hari itu menjadi tertinggal di pokok. Buah masak yang tertinggal di pokok akan terus membrondol. Pada pusingan berikutnya buah akan terlampau masak bahkan sebagian telah membusuk sehingga menjadi buah busuk (Buah E). Persentase brondolan yang meningkat mengakibatkan penurunan output panen karena waktu pemanen banyak tersita untuk mengutip brondolan. Situasi seperti ini dapat mengakibatkan tukang panen TBS tidak mencapai siap borong sehingga mendorong mereka untuk memotong buah mentah lagi demi mengejar siap borong karena memotong buah mentah tidak perlu mengutip brondolan terlalu banyak. Akibatnya pusingan panen akan semakin bertambah lambat. Pusingan Panen normal untuk Afdeling air masin adalah empat pusingan dalam satu bulan dan rotasi panen hariannya selama tujuh hari artinya satu areal panen harus dimasuki (diancak) oleh pemetik tiap tujuh hari. Untuk pusingan panen yang terlalu cepat dapat meransang tukang panen untuk memotong buah mentah (demi mengejar siap borong). Hal ini dikarenakan

pada saat itu kerapatan buah matang telah menurun. Hal ini juga berakibat mengakibatkan biaya potong buah karena komponen biaya meningkat dan pada saat itu output panen menurun. Untuk menjaga pusingan panen tetap normal, maka penting sekali untuk terus menerus memantau daftar pusingan panen yang ada di kantor Afdeling. Pengamatan untuk pusingan panen dilakukan sebanyak dua kali dalam setahun (satu kali tiap satu semester atau enam bulan sekali) yaitu pada tanggal 1-15 desember (pusingan untuk semester I) dan pada tanggal 1-15 juni (pusingan untuk semester II). Pusingan panen perkirakan dengan menghitung jumlah tandan yang sudah menjadi buah pada pokok tanaman dan jumlah tandan bunga betina, kemudian dijumlahkan keduanya, maka tandan inilah yang akan dipanen selama periode enam bulan. 1.1.3 Sistem panen 1. Persiapan panen Persiapan panen yang baik akan menjamin tercapainya target produksi dengan biaya panen seminimal mungkin. Hal-hal yang perlu dilakukan dalam mempersiapkan pelaksanaan panen yaitu: - Persiapan kondisi areal. - Penyediaan tenaga kerja panen. - Pembagian seksi panen. - Penyediaan alat-alat kerja. Pekerjaan awal yang sangat mempengaruhi kuantitas dan kualitas hasil panen yaitu penunasan. Penunasan adalah pekerjaan untuk mengurangi jumlah pelepah daun, idealnya jumlah pelepah daun dalam satu pokok berjumlah 48 pelepah. Di samping itu, ada beberapa hal yang harus dilakukan dalam pekerjaan panen. Diantaranya adalah sebagai berikut: - Perbaikan jalan dan jembatan.

- Pembersihan piringan tanaman. - Pasar tikus dan pemasangan titi pasar tikus/rintis. - Pembuatan TPH (Tempat Pengumpulan Hasil). Kebutuhan tenaga kerja panen harus mengacu pada kebutuhan tenaga kerja pada saat panen puncak. Jumlah tenaga panen dapat diperoleh dengan tetap memperhitungkan faktor umur tanaman dan angka kerapatan buah. Alat-alat kerja untuk potong buah yang akan digunakan berbeda berdasarkan tinggi tanaman. Penggolongan alat kerja dibagi menjadi 3 bagian, yaitu alat untuk memotong TBS, alat untuk bongkar muat TBS, dan alat untuk memuat TBS ke TPH. 1.1.4 Organisasi Panen Seksi panen harus disusun sedemikian rupa sehingga blok yang akan dipanen setiap hari menjadi terkonsentrasi (tidak terpencar-pencar). Selain itu juga harus dihindari adanya potongan-potongan ancak panen agar satu seksi selesai dalam satu hari. Hal ini bertujuan untuk mempermudah kontrol pekerjaan, meningkatkan output karyawan panen, meningkatkan efesiensi transportasi panen dan memudahkan pengaturan keamanan produksi. Pemanen harus tiba di ancak paling lambat pukul 06.30 WIB. Peralatan yang harus dibawa oleh pemanen yaitu egrek, kapak yang tajam, goni atau karung untuk tempat brondolan, serta gancu. Sebelum bekerja, pemanen harus diberi pengertian tentang pentingnya peralatan yang terbaik agar dapat mencapai hasil yang maksimal, baik kuantitas maupun kualitas (dapat mencapai borong). Jumlah tenaga kerja panen di Afdeling air masin permandoran terdiri dari 13-14 orang dengan mandor panen berjumlah dua orang dan satu orang mandor I. Hal ini sangat penting untuk memperkecil biaya tidak langsung (mandor panen dan kerani buah). Mandor panen menentukan ancak setiap pemanen. Sistem pengancakan yang dipakai yaitu ancak giring tetap permandoran dan harus dimulai dari rintis tengah.

Satu ancak terdiri dari dua sampai 4 baris yang berdekatan (di kiri kanan pasar tikus), tergantung dari persentase kerapatan buah masak. Perlakuan sistem pengancakan dapat menggunakan sistem yang lain dengan pertimbangan kondisi setempat. Sistem pengancakan panen terdiri dari tiga jenis yaitu: 1. Ancak giring murni Kelebihan dari ancak giring murni adalah: a. Cocok untuk areal yang baru dipanen. b. Dapat diterapkan dalam jumlah panen yang besar. c. Buah cepat keluar. d. Distribusi buah mengumpul. e. Memudahkan transport TBS f. Kemungkinan ancak tertinggal kecil. Kekurangan dari ancak giring murni adalah: a. Tanggungjawab karyawan terhadap kondisi ancak rendah. b. Susah ditelusuri karyawan/mandoran yang melakukan kesalahan. c. Output karyawan biasanya rendah.

2. Ancak Giring tetap Kelebihan dari ancak giring tetap adalah: a. Manajemen pelaksanaan panen berdasarkan sasaran/persentase angka kerapatan panen yang dilaksanakan secara sempurna. b. Jumlah Tenaga kerja dapat diatur (harus ditambah atau dikurangi) sesuai kebutuhan atau kondisi kematangan buah (potensi).

c. Antara mandor yang satu dengan mandor yang lain dapat bersaing secara sehat. d. Distribusi buah masih mengumpul karena panen dimulai dari cara yang sama. e. Mandor aktif melaksanakan pengawasan dan senantiasa terdidik untuk berfikir. f. Cocok untuk areal yang baru dipanen maupun sudah lama. g. Output mandoran dan karyawan bias dipacu dengan pengancakan karyawan yang memperhatikan kekuatan masing-masing karyawan. h. Menghindari kecemburuan antara karyawan karena ancak dapat

ditukar/bergilir dari pusingan yang satu ke selanjutnya. Kekurangan dari ancak giring tetap adalah: a. Tanggungjawab karyawan terhadap ancak masih relatif kecil. b. Adanya pelanggaran masih sulit dideteksi. c. Kontrol harus ketat. Hal ini sebenarnya sudah menjadi sebuah kewajiban yang terkesan berat jika dibandingkan dengan ancak tetap.

3. Ancak tetap Kelebihan dari ancak tetap adalah: a. Tanggungjawab karyawan terhadap ancak tinggi. b. Kondisi areal relatif bagus karena kesalahan dapat dideteksi dengan mudah. c. Pengausaan terhadap areal oleh karyawan tinggi sehingga lebih mudah mencari solusi sendiri jika menemukan kesulitan kerja. Kekurangan dari ancak tetap adalah: a. Pelaksanaan potong buah tidak mengacu pada banyak atau sedikitnya buah karena luas ancaknya telah tertentu.

b. Ada kesan bahwa mandor malas karena karyawan langsung mengetahui ancak masing-masing. Dalam hal ini peran mandor mengecil, yakni bukan sebagai pembimbing (kontrol saat kerja), melainkan lebih banyak pendenda (kontrol setelah selesai kerja). c. Distribusi buah menyebar karena kekuatan karyawan berbeda. d. Transpor kurang efektif Karena buah lambat keluar/menyebar. e. Kurang sesuai pada ancak yang masih heterogen dan turn over karyawan yang tinggi. Saat pemanenan, nomor ancak (pancang panen) harus selalu terpasang di pasar tikus yang akan diancaknya. Hal ini perlu untuk memudahkan pengontrolan oleh asisten, mandor I , maupun mandor panen. Urutan pemotongan buah yang dilakukan adalah sebagai berikut: 1. Pada tanaman tua, potong semua pelepah songgo menggunakan egrek. Pemotongan buah harus dilakukan tanpa harus memotong pelepah (curi buah) usahakan agar jangan ada pelepeh yang sengkleh. 2. Potong janjang masak tersebut biarkan tetap dipiringan, jangan dipindahkan ke pasar tikus, gagang buah dipotong rapat, tapi jangan sampai terkena tandan. 3. Korek dan sogrok semua brondolan yang tersangkut/terselip diketiak pelepah. 4. Susun pelepah di gawangan mati/rumpukan. 5. Kutip atau kumpulkan brondolan, tetapi masih tetap dipiringan serta bebas dari sampah-sampah dan batu. 6. Pindahkan atau majukan brondolan ke pokok berikutnya. Selesai memotong satu ancak, pemanen harus langsung mengeluarkan buah ke TPH, disusun rapi, kemudian diberi nomor pemanen. Basis borong panen minimal (sesuai dengan upah rata-rata SKU) yaitu 60 tandan per Hari Kerja (HK). Sementara kelebihan borong akan dibayar sesuai dengan harga yang ditentukan berdasarkan perhitungan BJR (Berat janjang Rata-rata).

3.2.5 Kualitas Panen Kualitas panen menyangkut tiga hal utama yaitu kualitas pekerjaan panen, kualitas pengawasan, dan kualitas pemeriksaan hasil potong buah. 1. Kualitas pekerjaan panen Kualitas pekerjaan panen sangat erat hubungannya dengan tugas karyawan panen. Tugas karyawan panen yaitu memanen semua TBS masak dan mengutip bersih seluruh brondolan untuk diatrikan ke TPH serta menyusun pelepah yang dipotong pada gawangan mati. Pekerjaan panen dibedakan menjadi tiga yaitu pemotongan tandan buah segar, pengutipan brondolan dan pemotongan pelepah. - Tandan Buah Segar (TBS) a. Panen semua TBS masak, tanpa terkecuali. b. Letakkan TBS yang sudah dipanen di piringan sambil menunggu diangkut ke TPH. Tidak dibenarkan untuk menumpuk TBS sementara disepanjang pasar rintis (ada tendensi brondolannya tertinggal di piringan atau tercecer di pasar rintis). c. Potong gagang TBS di piringan, tetapi jangan sampai terkena tandan, kemudian buang ke gawangan. d. Antrikan TBS secara teratur di TPH, misalnya lima atau 10 TBS perbaris (untuk memudahkan perhitungan). Jika semua buah telah keluar dari ancak, beri nomor sipemotong buah pada TBS. Pisahkan tumpukan dari pemotong buah yang berlainan misalnya buah busuk atau buah banci, namun tetap pada TPH yang sama. - Brondolan a. Kutip semua brondolan dengan bersih (tidak boleh digaruk). b. Kumpulkan brondolan dalam tumpukan tersendiri, di samping antrian TBS di TPH.

c. Bersihkan brondolan dari sampah dan batu.

- Pelepah a. Jangan memotong pelepah pada tanaman yang masih rendah (potong buah dengan dodos). Hal ini mendasari tidak menggunakannya kapak untuk potong buah. b. Pada tanaman tinggi, potong buah menggunakan egrek. Usahakan seminimal mungkin memotong pelepah. c. Jika terpaksa, potong rapat pelepah ke batang untuk mencegah tersangkutnya brondolan dan menghindarkan kesulitan pemanenan atau tunas berikutnya. d. Tumpukan memanjang pelepah di tengah gawangan yang tidak ada pasar rintisnya atau parit tanpa dipotong-potong. Jika di tengah-tengah ada parit atau jalan, potong pelepah menjadi tiga bagian dan tumpuk di antara pokok di dalam barisan. e. Tidak dibenarkan adanya pelepah sengkleh akibat panen. Sebelum karyawan panen meninggalkan pokok yang telah dipanen, harus terlebih dahulu menyogrok brondolan yang ada di ketiak pelepah, baik yang terlihat maupun yang tidak terlihat. Hal ini sangat perlu ditekankan, terutama areal-areal yang sudah menggunakan egrek. Ada sepuluh lokasi yang harus diperhatikan dalam rangka mengurangi losses brondolan tertinggal, yaitu: - Brondolan di ketiak pelepah. - Brondolan di batang. - Brondolan di piringan.

- Brondolan di gawangan/rumpukan. - Brondolan di pasar rintis/pasar tikus. - Brondolan di parit. - Brondolan di TPH. - Brondolan di jalan. - Brondolan di rumah-rumah. - Brondolan di trailer atau bak truk. 2. Kualitas pengawasan Pengawasan pekerjaan panen dilakukan oleh Mandor I produksi, mandor panen, dan kerani buah. Tugas pengawas panen secara aktif mengawasi potong buah. Dengan demikian akan diperoleh hasil sebagai berikut: a. Semua buah batang normal tidak ada yang tertinggal di pokok (panen semua) b. Gagang buah harus dipotong rapat (minimum dua centimeter) tanpa terikut bagian tandan yang berisi buah. c. Semua buah yang sudah dipanen harus diangkut ke TPH, jangan ada yang tertinggal di piringan atau di pasar rintis. d. Buah mentah yang terlanjur dipanen tidak dibenarkan untuk ditinggal di dalam blok, apalagi diperam. e. Semua brondolan harus dikumpulkan dan dibawa ke TPH.

3. Kualitas pemeriksaan hasil potong buah Asisten, mandor panen, mantri buah dan kerani buah secara rutin setiap hari kerja melakukan pengawasan dan pemeriksaan panen. Tugas pengawasan masing-masing personil sebagai berikut: 1. Pengawasan oleh Asisten

- Pada setiap hari kerja wajib memeriksa hasil kerja karyawan panen yang meliputi pemeriksaan mutu buah di TPH dan kualitas ancak panennya minimum masing-masing satu TPH. - Pemeriksaan mutu buah dan ancak yang dilakukan oleh asisten mencakup hal sebagai berikut: a. Kematangan buah menurut kriteria yang berlaku (A, N, dan E) b. Susunan TBS. c. Tumpukan brondolan di TPH. d. Kebersihan brondolan. e. Rumpukan Pelepah. f. Pelepah sengkleh. g. Buah masak tidak dipanen. h. Brondolan tidak dikutip. i. Buah mentah yang diperam. - Di perkebunan sawit, yang paling berperan, bertanggung jawab, dan berpengaruh terhadap besar kecilnya losses produksi adalah Asisten afdeling. Oleh karena itu penghayatan yang mendalam akan losses produksi oleh seorang asisten sangat dibutuhkan. Pemeriksaan kualitas panen buah harus dilakukan karena kesadaran sendiri, bukan karena perintah atasan atau sekedar mengikuti prosedur. 2. Pengawasan oleh kerani buah - Setiap janjang di TPH harus dihitung dan diperiksa kualitasnya. - Semua TBS yang telah diperiksa dan diterima, dicap pada gagangnya (diberi tanda). Setiap buah mentah ditulis A dan nomor pemanen pada gagangnya dengan pensil merah. Brondolan buah yang kadaluarsa harus dikeluarkan dan di ketek serta janjangan kosong harus dibuang ke gawangan. Buah mentah harus didenda, tetapi tidak dihitung sebagai pendapatan.

- Kerani buah hanya boleh menerima yang diantrikan di TPH yang resmi. - Tugas kerani buah pada buku penerimaan TBS kelapa sawit yaitu mencatat setiap tumpukan TBS dari masing-masing tukang potong buah dalam kolom yang terpisah, antara buah N, buah A, dan buah E. - Buku catatan lain tidak diperkenankan. - Bila terjadi kesalahan mencatat halaman tersebut tidak boleh dirobek atau di hapus, cukup mencoret saja bagian yang salah. Jika sering terjadi kesalahan, buku dibiarkan saja dan menggunakan halaman berikutnya. - Hasil pemeriksaan kerani buah harus dicocokkan setiap sore harinya dengan hasil pemeriksaan asisten untuk mencegah kemungkinan penyelewengan 3. Pengawasan oleh mandor panen - Menentukan ancak untuk setiap pemanen pada pagi hari. - Aktif mengawasi pekerjaan panen. - Memastikan semua buah yang dipanen diangkut ke TPH, tidak ada yang tertinggal di piringan atau di pasar rintis. - Sewaktu memotong gagang buah harus rapat, tetapi tidak terkena tandan. - Buah mentah yang terlanjur dipanen tidak dibiarkan tinggal di dalam blok atau diperam. - Memastikan semua brondolan dikutip. - Memeriksa buku kerani buah untuk melihat pemanen yang outputnya rendah terutama yang tidak siap borong. - Menghitung kerapatan buah di seksi yang akan dipanen pada keesokan harinya bersama recolte. - Mengisi administrasi taksasi panen dikantor afdeling setelah pulang dari ancak. 4. Pengawasan oleh mantri buah

- Mantri buah langsung bertanggung jawab kepada estate manager. Satu kebun cukup ditangani oleh satu mantri buah. - Memeriksa kualitas buah (A, N, dan E), persentase brondolan dan kebersihan ancak panen. - Memeriksa kualitas panen secara bergiliran permandoran dengan didampingi oleh mandor I dan mandor panennya (seperti cara pemeriksaan asisten). - Melaporkan hasil pemeriksaannya kepada estate manager setiap sore harinya. - Setiap akhir bulan, rekapitulasi pemeriksaan mantra buah terhadap kualitas dan pusingan panen merupakan bahan manager report. 3.2.6 Sistem Premi Panen Penetapan sistem premi panen harus didasarkan pada biaya panen per kilogram TBS sesuai anggaran tahun berjalan dan sistem premi sebelumnya. Besar premi panen diusahakan tetap sesuai dengan anggaran, tetapi tetap menarik bagi pemanen. Penetapan jumlah basis borong untuk setiap pemanen umumnya didasarkan pada pertimbangan kondisi berikut ini. - Rata-rata kemampuan seorang karyawan memanen TBS selama tujuh jam per hari biasa dan lima jam pada hari jumat. - Keadaan tanaman pada blok-blok yang bersangkutan. - Kondisi spesifik setempat. Setelah siap borong, karyawan diberikan kesempatan dan harus dimotivasi untuk meneruskan potong buah sebagai lebih borong dengan tarif yang sangat menarik untuk karyawan sendiri maupun untuk perusahaan. Sistem premi harus disertai sanksi-sanksi atau denda yang cukup adil baik untuk karyawan sendiri maupun untuk perusahaan. Pembayaran premi potong buah berdasarkan janjang yang didapat. Adapun sistem dan standar premi panen adalah sebagai berikut: 1. Borong janjang

Janjang harus diatur sedemikian rupa sehingga jumlah yang ditetapkan bagi seorang pemanen dalam waktu tujuh jam untuk setiap tahun tanam dapat diselesaikannya dengan mencapai jumlah kilogram tertentu. Oleh karena itu, borong janjang harus langsung berhubungan dengan BJR kebun. 2. Tarif premi panen (premi siap borong) Premi siap borong harus berpedoman kepada anggaran (Rp/ton TBS) yang sedang berjalan dan tarif yang berlaku sebelumnya. Premi siap borong harus sama untuk semua umur tanaman, sedangkan yang berbeda adalah umurnya. 3. Tarif premi lebih borong (lebih borong) Kelas-kelas BJR harus ditentukan terlebih dahulu, kemudian harga per janjang ditetapkan over borong menurut kelas-kelas tersebut. Harga janjang lebih borong dari kelas yang berbeda dapat saja sama, tergantung dari kondisi setempat. 4. Premi mandor I, mandor panen dan kerani buah Premi mandor I yaitu 1,25 x premi rata-rata dari mandor panen yang dibawah pengawasannya pada bulan yang bersangkutan. Premi mandor panen yaitu 10 persen x premi rata-rata dari karyawan panen yang dibawah pengawasannya pada bulan bersangkutan. Jika karyawan potong buah kurang dari 10 orang maka preminya 1x premi rata-rata karyawan. Premi kerani buah yaitu 1,25 x premi rata-rata dari karyawan panen yang dibawah pengawasannya pada bulan bersangkutan. Jika BJR sesua hasil penimbangan di lapangan pada semester bersangkutan. Premi rata-rata karyawan yang digunakan untuk menghitung premi kerani buah yaitu premi kotor sebelum dikurangi denda panen. 5. Tarif sanksi/denda

Tindakan-tindakan yang tidak memenuhi peraturan atau melanggar salah satu peraturan panen harus didenda dan mengurangi premi yang sudah diperoleh pemanen, kerani buah, mandor panen dan mandor I. ketentuanketentuan tarif sanksi biasanya ditentukan menurut situasi dan kebijakan kebun. Perlu diberikan sanksi lain yang merupakan denda langsung kepada karyawan panen. Kecuali denda yang sudah terkait persentase dari premi dari karyawan yang diawasi. Tabel 3. Denda Pemanen. Kesalahan Tidak 1 siap borong tidak Sanksi Jumlah menjalankan tugas sesuai 7 jam kerja (5 jam kerja pada hari jum'at) panen/60 tandan siap

tandanxRp

1 42.625,- atau jumlah jam siap kerja/7

jamxRp 42.625.2 Denda /tandan Rp 5.000,-

2 Potong buah mentah Buah masak tidak dipanen, brondolan tidak dikutip bersih, brondolan 3 dibuang ke

Karyawan diperintahkan 4 (dijemput) mengulang pekerjaannya selesai semua. untuk kembali hingga

gawangan, TBS tidak disusun rapi di TPH, dan Pelepah sengkleh, dipotong pelepah dan tidak

berserakan

dimana-mana.

6. Pembayaran Premi

Pembayaran premi dilaksanakan pada saat karyawan menerima gaji yang diberikan oleh kerani afdeling. Gaji karyawan dihitung perhari namun diberikan satu kali dalam sebulan yaitu pada awal bulan namun tanggalnya tidak ditentukan dengan tujuan untuk mencegah terjadinya perampokan pada saat pemberian gaji berlangsung.

1.2 Isu-Isu Penting (key issue) Isu-isu penting yang terdapat di Afdeling Air Masin PT. Mopoli Raya adalah : - Kurangnya tenaga kerja dibagian produksi sehingga terjadinya pusingan yang tinggi yang menyebabkan banyak buah E. - Kurangnya pengawasan terhadap produksi TBS yang menyebabkan

merajalelanya pencuri kelapa sawit yang sering disebut dengan NINJA (Ninting Janjangan) dan PKB (Pasukan Kutip Brodolan). - Kurangnya arus listrik di kantor Afdeling yang mengharuskan menggunakan mesin tik. - Kurangnya pengawasan di bagian pemupukan sehingga dosis dan caranya tidak sesuai serta merajalelanya masyarakat perkampungan mengutip butiran pupuk yang ada di lahan sehingga menurunkan produktivitas tanaman kelapa sawit. - Kurangnya pengawasan terhadap hama dan penyakit sehingga pekerja sering bermalas-malasan di lahan. - Kurangnya disiplin panen (tidak sesuai dengan cara dan aturan yang telah ditetapkan oleh kebun) bagi pekerja sehingga banyak brondolan yang ketinggalan di piringan dan pelepah yang tidak disengkleh.

1.3 Solusi Solusi untuk isu-isu di atas adalah :

- Menambahkan tenaga kerja SKU untuk bagian produksi sehingga bisa mengurangi pusingan panen yang tinggi dan dapat meminimalkan banyaknya buah E. - Bagi para mandor produksi harus meningkatkan pengawasan yang ketat terhadap NINJA dan PKB, serta perlu adanya kerja sama antara asisten dengan masyarakat sekitarnya. - Perlunya penambahan arus listrik ke setiap Afdeling, ini merupakan tugasnya General Manager. - Untuk pengawasan pemupukan diperlukan mandor yang disiplin, teliti, rajin dan tegas. - Perlu diberi pemahaman yang jelas tentang bahayanya penyerangan hama dan penyakit terhadap produksi tanaman kelapa sawit. - Untuk kedisiplinan panen, perlu adanya sanksi bagi pekerja yang membuat kesalahan terhadap pemanenan.

Panen

Anda mungkin juga menyukai