Anda di halaman 1dari 7

Di Sususn Oleh : Novi Fransiska 2111409001 Sastra Indonesia UNNES 2009/ 2010

BAB I
PENDAHULUAN

I.

Latar Belakang Masalah


Hak Asasi Manusia adalah hak yang telah melekat pada diri

setiap manusia. Masalah HAM adalah sesuatu hal yang sering kali dibicarakan juga dibahas terutama dalam era globalisasi ini. Dalam pemenuhan HAM, kita pasti tidak hidup sendirian, makadari itu, kita perlu hidup bersosialisasi dengan masyarakat sekitar. Dan dalam pemenuhan HAM terhadap diri kita sendiri, kita tidak diperbolehkan untuk terhadap orang lain. Karena penulis merasa tertarik untuk membuat makalah tentang HAM, maka dengan ini penulis mengambil judul Hak Asasi Manusia. II. melanggar dan menyalahgunakan HAM

Identifikasi Masalah

Dalam makalah ini penulis mengidentifikasi masalah sebagai berikut: 1. Pengertian HAM 2. Perkembangan HAM 3. Pelanggaran dan pengadilan HAM III.

Batasan Masalah
Agar masalah pembahasan tidak terlalu luas dan lebih

terfokus pada masalah juga tujuan, maka dengan ini penulis membatasi masalah hanya pada ruang lingkup HAM. IV.

Metode Pembahasan
Dalam hal ini penulis menggunakan, penelitian kepustakaan, yaitu penelitian

yang dilakukan melalui kepustakaan, mengumpulkan data-data dan keterangan melalui buku-buku, media cetak, media elektronik dan bahan lainnya yang ada hubungannya dengan masalah-masalah yang akan dibahas.

BAB II
HAK ASASI MANUSIA (HAM) I.

Pengertian Dan Ciri Pokok Hakikat HAM


a) Pengertian Dalam pasal 1 Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999

tentang HAM disebutkan bahwa Hak Asasi Manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakekat dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi, dan dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah dan setiap orang, demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia John Locke menyatakan bahwa HAM adalah hak-hak yang diberikan langsung oleh Tuhan Yang Maha Pencipta sebagai hak yang kodrati.

b) Ciri Pokok Hakikat HAM Berdasarkan keterangan mengenai pengertian tentang HAM diatas, dapat kita simpulkan bahwa ciri-ciri HAM yaitu: HAM berlaku untuk semua orang tanpa memandang jenis pandangan politik atau asal-usul kelamin, ras, agama, etnis, sosial dan bangsa.

HAM tidak bisa dilanggar. Tidak seorangpun mempunyai hak untuk membatasi atau melanggar hak orang lain. Orang tetap mempunyai HAM walaupun sebuah Negara membuat hukum yang tidak melindungi atau melanggar HAM (Mansyur Fakih, 2003). HAM tidak perlu diberikan, dibeli ataupun diwarisi. HAM adalah bagian dari manusia secara otomatis.

II. Perkembangan HAM


Perkembangan pemikiran HAM di Indonesia: Pemikiran HAM periode sebelum kemerdekaan yang paling menonjol pada Indische Partij adalah hak untuk mendapatkan kemerdekaan serta mendapatkan perlakukan yang sama hak kemerdekaan. Sejak kemerdekaan tahun 1945 sampai sekarang di Indonesia telah berlaku 3 UUD dalam 4 periode, yaitu: 1. Periode 18 Agustus 1945 sampai 27 Desember 1949, berlaku UUD 1945 2. Periode 27 Desember 1949 sampai 17 Agustus 1950, berlaku konstitusi Republik Indonesia Serikat 3. Periode 17 Agustus sampai 5 Juli 1959, berlaku UUD 1950 4. Periode 5 Juli 1959 sampai sekarang, berlaku Kembali UUD 1945 HAM Dalam Perundang-Undangan Nasional Pengaturan HAM dalam konstitusi (UUD Negara) memberikan jaminan yang sangat kuat karena perubahan dan atau penghapusan satu pasal dalam konstitusi dapat memberi kenyamanan tersendiri bagi warga Indonesia yang merasa terancam akan HAM mereka.

III. Pelanggaran HAM dan pengadilan HAM Setiap perbuatan seseorang atau kelompok orang termasuk aparat negara baik disengaja ataupun tidak disengaja atau kelalaian yang secara hukum mengurangi, menghalangi, membatasi dan atau mencabut HAM seseorang atau kelompok orang, perbuatan tersebut termasuk dalam pelanggaran HAM. Contoh-contoh pelanggaran HAM : Kejahatan Genosida Kejahatan yang dilakukan untuk memusnahkan kelompok suatu ras, kelompok bangsa atau kelompok etnis, atau kelompok orang. Kejahatan genosida dilakukan dengan cara membunuh anggota kelompok seluruh atau sebagiannya, memaksakan tindakan-tindakan yang bertujuan mencegah kelahiran di dalam kelompok, dan memindahkan secara paksa anak-anak dari kelompok tertentu ke kelompok lain. Kejahatan Kemanusiaan Serangan yang meluas atau sistematik yang diketahuinya bahwa serangan tersebut ditujukan secara langsung terhadap penduduk sipil berupa pembunuhan, pemusnahan, perbudakan, pengusiran atau pemindahan penduduk secara paksa, perampasan kemerdekaan atau perampasan kebebasan fisik lain secara sewenang-wenang yang melanggar (asas-asas) ketentuan pokok hukum internasional. Seperti penyiksaan, perkosaan, perbudakan seksual, pelacuran secara paksa atau bentuk-bentuk kekerasan seksual lain yang setara. Penganiayaan terhadap suatu kelompok tertentu atau perkumpulan yang didasari persamaan paham politik, ras, kebangsaan, etnis, budaya, agama, jenis kelamin atau alasan lain yang telah diakui secara universal sebagai hal yang dilarang menurut hukum internasional.. Penganiayaan Terjadinya penganiayaan pada praja STPDN oleh seniornya dengan dalih pembinaan yang menyebabkan meninggalnya Klip Muntu pada tahun 2003. Tempat

Para

pedagang HAM

yang

berjualan para

di

trotoar kaki,

merupakan sehingga

pelanggaran

terhadap

pejalan

menyebabkan para pejalan kaki berjalan di pinggir jalan sehingga sangat rentan terjadi kecelakaan. Para pedagang tradisioanal yang berdagang di pinggir jalan merupakan pelanggaran HAM ringan terhadap pengguna jalan sehingga para pengguna jalan tidak bisa menikmati arus kendaraan yang tertib dan lancar. Pemaksaan Kehendak Orang tua yang memaksakan kehendaknya agar anaknya masuk pada suatu jurusan tertentu dalam kuliahnya merupakan pelanggaran HAM terhadap anak, sehingga seorang anak tidak bisa memilih jurusan yang sesuai dengan minat dan bakatnya.

BAB III
PENUTUP

I.

Kesimpulan
Setiap individu atau manusia pasti memiliki keinginan untuk berhasil dalam

pemenuhan HAM masing-masing. Namun satu hal yang harus diingat adalah kita tidak boleh melanggar, menindas dan menylahgunakan HAM orang lain. Segala bentuk pelanggaran HAM yang dilakukan oleh siapa saja dalam berkehidupan bernegara HAM diatur dan dilindungi oleh perundang-undangan RI. Pelanggar HAM akan diadili dalam

pelaksanaan peradilan HAM.

II.

Saran
Manusia adalah makhluk sosial yang tak bisa lepas dari

orang lain. Sebagai makhluk sosial juga, kita harus bisa menjaga dan mempertahankan HAM diri kita sendiri. Namun dalam hal ini, kita juga harus bisa menghormati dan menghargai HAM orang lain. Jadi dalam menjaga HAM kita harus mampu menyelaraskan dan mengimbangi antara HAM kita dengan HAM orang lain.

DAFTAR PUSTAKA

http://makalahkumakalahmu.wordpress.com UUD 1945

Anda mungkin juga menyukai