Anda di halaman 1dari 3

tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati.

Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan. Semua penggunaan kata basyar dalam al-qur an menunjuk pada gejala umum yang nampak pada fisiknya, atau lahiriahnya, yang secara umum antara satu dengan yang lainnya mempunyai persamaan-persamaan. Pengertian basyar adalah manusia dalam kehidupannya sehari-hari, yang berkaitan dengan aktivitas lahiriahnya, yang dipengaruhi oleh dorongan kodrat alamiahnya, seperti makan, minum, bersetubuh, dan akhirnya mati mengakhiri kegiatannya. Melalui aktivitas basyariahnya yaitu aktivitas tubuhnya, maka gagasan dan pemikiran manusia dapat diwujudkan dalam bentuk konkret, yaitu bentuk-bentuk sebagai hasil karya dan cipta manusia, yang menempati ruang tertentu, dapat diraba dan difoto, seperti lukisan, tari-tarian dan kegiatan mengolah besi pada industri logam. Dalam al-qur an disebutkan arti insan dan basyar berbeda. Manusia dalam konteks insan adalah manusia berakal yang memerankan diri sebagai subjek kebudayaan dalam pengerian ideal, sedangkan basyar mempunyai arti menunjuk pada manusia sebagai subjek kebudayaan dalam pengertian material seperti yang terlihat pada aktifitas fisiknya. Insan-basyar pada hakikatnya adalah manusia sebagai kesatuan yang membentuk kebudayaan. Kata insan dan basyar yang dipakai untuk sebutan manusia, tidaklah berarti menunjuk adanya dua jenis manusia, yaitu manusia yang disebut insan dan manusia yang disebut basyar.

PENGERTIAN KHALIFAH DAN ABD Khalifah artinya orang yang menggantikan orang sebelum-nya, berasal dari kata khalafa yang artinya menggantikan. Kata al-khalafah artinya al-iwad atau al-badal artinya ganti. Seorang khaliah adalah ia yang menggantikan orang lain, menggantikan kedudukannya, kepemimpinannya atau kekuasaannya. Sesungguhnya proses pergantian itu bersifat alamiah, karena tidak adanya keabadaian dalam kehidupan di dunia ini. Tugas seorang khalifah, sebagai pengganti yang memegang kepemimpinan dan kekuasaan, pada dasarnya mengandung implikasi moral karena kepemimpinan dan kekuasaan yang dimiliki seorang khalifah dapat disalahgunakan, untuk kepentingan mengejar kepuasan hawa nafsunya, atau sebaliknya juga dapat dipakai untuk kepentingan menciptakan kesejahteraan hidup bersama. Maka kepemimpinan dan kekuasaan manusia harus tetap diletakkan dalam kerangka eksistensi manusia yang bersifat sementara, sehingga dapat dihindari kecenderungan pemutlakan kepemimpinan atau kekuasaan, yang akibatnya dapat merusak tratanan dan harmoni kehidupan. Kekuasaan seorang khalifah pada dasarnya tidak bersifat mutlak, karena kekuasaannya dibatasi oleh pemberi mandat kekhalifahan. Dalam pengertian politik, seperti yang terlihat dalam sistem pemerintahan khalifah, disamping ia harus tunduk pada hukum-hukum Tuhan, maka ia pun harus menjadi hati nurani rakyatnya, mampu menangkap penderitaan, keprihatinan dan tuntutan rakyatnya, meskipun suaranya tak terdengar.

Adapun kata abd dipakai untuk menyebut manusia pada umumnya, karena manusia pada dasarnya adalah ciptaan dan menjadi abd atau hamba bagi penciptanya. Esensi abd adalah ketaatan, ketundukan dan kepatuhan. Dalam kaitan ini, kata abd mempunyai arti yang positif, yaitu seorang yang tunduk, taat dan patuh kepada Tuhannya. Sedangkan abd dalam kehidupan masyarakat yang mengenal perbudakan, mempunyai arti yang negatif, karena hilangnya kemerdekaan bagi seseorang dan adanya penindasan terhadap manusia sesamanya. Jadi khalifah adalah pengganti yang memegang kepemimpinan dan kekuasaan dari yang digantikan, ia menjadi pemegang kepemimpinan dan kekuasaan yang ada. Sedangkan abd adalah seseorang yang telah kehilangan wewenang untuk menentukan pilihan dan kehilangan kebebasan untuk berbuat. Esensi seorang khalifah adalah kebebasan dan kreativitas, sedangkan esensi seorang abd adalah ketaatan dan kepatuhan.

HUBUNGAN INSAN-BASYAR dan KHALIFAH-ABD Kesatuan fungsional insan dan basyar adalah kesatuan khalifah dan abd. Sebagai insan, manusia adalah khalifah dan sebagainbasyar, manusia adalah abd. hubungan antara dimensi insan dan dimensi basyar adalah merupakan hubungan yang terjalin erat, yang antara satu dengan yang lainnya tidak dapat dipisahkan, dan tidak dapat saling meniadakan, sehingga pemisahan antara kedua dimensi itu akan mengakibatkan manusia hilang kemanusiaannya. hubungan antara khalifah dan abd, keduanya pada dasarnya merupakan kesatuan yang membentuk kebudayaan. Seorang khalifah adalah sekaligus juga seorang abd dihadapan Tuhan, dan sebagai abd manusia mempunyai tuntutan kodrat alamiahnya yang harus patuh dan tunduk pada hukum-hukum Tuhan. Dengan demikian, maka kebebasan kreatif yang dimiliki manusia sebagai khalifah yang diwujudkan dalam tindakan, membawanya berhadapan dengan tuntutan kodratnya sebagai abd yang menempatkan posisinya sebagai yang terbatas. Oleh karena itu, pembentukan kebudayaan sebagai realisasi diri kesatuan insan-basyar dan khalifah-abd haruslah tunduk pada hukum-hukum Tuhan.

HUBUNGAN INSAN DENGAN KHALIFAH DAN BASYAR DENGAN ABD Dari konteks penggunaan kata insan dalam al-qur an, kiranya dapat ditarik suatu pengertian bahwa kata insan mempunyai hubungan yang sangat logis fungsional dengan khalifah. Kata insan mempunyai pengertian manusia yang berakal dan dengan akalnya manusia menyusun konsepkonsep keilmuan. Dengan konsep-konsep keilmuan, manusia dapat bertindak sebagai khalifah, untuk mewujudkan kemakmuran bersama di atas bumi. Dengan melihat konteks penggunaan kata basyar dalam al-qur an, maka dapatlah ditarik pengeertian, bahwa kata basyar menunjuk pengertian manusia dalam kaitan dengan perbuatan ang melibatkan tubuhnya, yang tampak pada luarnya, yang bergerak dan berjalan-jalan. Pemakaian kata basyar, mempunyai hubungan yang logis fungsional dengan kata abd. basyar di sini dipahami dalam pengertian manusia dalam bangun struktur tubuhnya, dan secara fisik manusia tunduk dan patuh pada dorongan kekuatan alamiahnya. Manusia sebagai insan-khalifah yang menyusun konsepkonsep, maka perwujudan konsep-konsep itu dalam kehidupan adalah merupakan realisasi dari realitasnya sebagai basyar-abd.

Pandangan saya terhadap kedua hal tersebut,

Anda mungkin juga menyukai