Anda di halaman 1dari 3

ABSTRAK

Kebutuhan akan identifikasi gas pada industri sampai saat ini masih cukup tinggi, terutama yang berhubungan dengan keamanan, lingkungan, dan kesehatan. Alat yang biasa digunakan untuk identifikasi gas adalah spektroskopi. Prinsip kerja dari spektroskopi adalah menguraikan cahaya yang telah dilewatkan pada materi tertentu dengan menggunakansebuah monokromator. Spektrum yang dihasilkan pada spektroskopi direkam dengan menggunakan detektor. Selain harganya yang relatif mahal, untuk dapat mengidentifikasi gas dengan menggunakan spektroskopi dibutuhkan ketelitian dan skill khusus. Pada penelitian ini telah dibuat sebuah alat spektroskopi sederhana untuk identifikasi gas. Sumber cahaya yang digunakan pada alat ini adalah LED putih, dan Monokromator yang digunakan adalah kisi difraksi. Spektrum yang dihasilkan direkam dengan menggunakan webcam untuk kemudian diolah dengan pengolahan citra digital pada komputer. Data hasil pengolahan citra digital kemudian diidentifikasi. Identifikasi dilakukan dengan menggunakan metode jaringan syaraf tiruan dengan alogaritma backpropagation. Topologi yang dibentuk pada Jaringan Syaraf tiruan terdiri dari tiga lapisan, yaitu lapis input, 2 lapis tersembunyi, dan lapis output. Pada lapisan tersembunyi terdapat jumlah node yang berbeda untuk jumlah kisi yang berbeda . Hasil yang didapat, untuk kisi 600 line /mm jumlah node layer pertama 100 dan node layer kedua 200, iterasi yang dilakukan sebanyak 4000 iterasi. Tingkat keberhasilan identifikasinya adalah 100%. Begitu juga untuk kisi 300 line/mm, dengan jumlah node layer pertama 110 dan node layer kedua 200 dengan iterasi sebanyak 10.000 iterasi tingkat keberhasilan identifikasinya adalah 100%. Lain halnya dengan pengujian identifikasi gas dengan karakteristik yang sejenis, didapat keberhasilan 88,88% pada iterasi ke 60.000. Selanjutnya disarankan untuk menambahkan fitur-fitur lain pada alat sehingga didapat hasil yang lebih teliti dan lebih baik. Kata Kunci :Spektroskopi, Jaringan Syaraf Tiruan, Kisi Difraksi.

Hasil diskusi dengan Bu Elsi, Pak Shabri, Rika dan Fitri

ABSTRAK Kebutuhan identifikasi gas pada industri sampai saat ini masih cukup tinggi, terutama yang berhubungan dengan keamanan, lingkungan, dan kesehatan. Alat yang digunakan untuk identifikasi gas adalah spektrometer. Salah satu prinsip kerja dari spektrometer adalah menguraikan cahaya yang telah dilewatkan pada materi tertentu dengan menggunakan sebuah monokromator. Spektrum yang dihasilkan spektrometer direkam dengan menggunakan detektor. Selain harganya yang relatif mahal, identifikasi gas dengan spektrometer membutuhkan ketelitian dan keahlian khusus. Pada penelitian ini telah dibuat prototype spektrometer sederhana. Sumber cahaya yang digunakan pada alat ini adalah LED putih dan monokromator yang digunakan adalah kisi difraksi 600 lines/mm dan 300 lines/mm. Spektrum yang dihasilkan direkam menggunakan webcam, kemudian dilakukan pengolahan citra digital pada komputer. Data hasil pengolahan citra digital kemudian diidentifikasi menggunakan metode Jaringan Syaraf Tiruan (JST) dengan alogaritma backpropagation. Topologi yang terbentuk pada JST terdiri dari tiga layer yaitu input layer, 2 layer tersembunyi, dan output layer. Pada layer tersembunyi terdapat jumlah node yang berbeda untuk kisi yang berbeda. Pada kisi 600 lines/mm jumlah node layer pertama dan kedua masing-masing 100 dan 200, sedangkan untuk kisi 300 lines/mm jumlah node layer pertama dan kedua masing-masing 110 dan 200. Untuk menguji prototype spektrometer yang telah dibuat, digunakan beberapa sampel yaitu bensin, etanol dan air dalam fasa gas. Hasil identifikasi sampel menggunakan kisi 600 lines/mm dengan melakukan 4000 iterasi diperoleh tingkat keberhasilan identifikasi 100%. Hasil yang sama juga ditunjukkan oleh kisi 300 lines/mm dengan melakukan 10.000 iterasi. Namun, pengujian pada sampel dengan karakteristik yang sama (air dan kopi dengan beberapa merek dagang) diperoleh hasil yang berbeda. Tingkat keberhasilan identifikasi berkisar 88,88% pada iterasi ke 60.000. Untuk memperoleh tingkat keberhasilan yang lebih akurat, maka disarankan menambahkan perangkat optik lain seperti kolimator dan kondensor serta alat ukur tekanan pada tabung. Kata Kunci : Spektrometer, Jaringan Syaraf Tiruan, Kisi Difraksi Needs identification on the gas industry is still quite high, especially those related to safety, environmental, and health. The instrument used for identification of gas is the spectrometer. One of the working principle of the spectrometer are diffracted light that has passed throught on certain material by using a monochromator. The resulting spectrum was recorded using a spectrometer detector. Besides the price is relatively expensive, gas identification with the spectrometer requires precision and expertise. In this research prototype spectrometer has been made simple. The light source used in this instrument is the white LED and monochromator used was a diffraction grating 600 lines / mm and 300 lines / mm. The resulting spectrum was recorded using a webcam, then digital image processing is performed on the computer. Data from the digital image processing then identified using the methods of Artificial Neural Network (ANN) with backpropagation algorithm. Topology is formed on the ANN consists of three layers namely input layer, two hidden layer and output layer. In the hidden layer there are number of different nodes for different lattice. On the lattice of 600 lines / mm layer node number of first and second respectively 100 and 200, while for grating 300 lines / mm layer node number of first and second respectively 110 and 200. To test the prototype spectrometer that has been made, used some samples of gasoline, ethanol and water in the gas phase. The results of sample

identification using grating 600 lines / mm is obtained by performing 4000 iterations identified 100% success rate. Similar results were also shown by the grating 300 lines / mm and made 10,000 iterations. However, testing on the samples with the same characteristics (water and coffee with some trademark) obtained different results. Identification success rate ranges from 88.88% at iteration 60,000. To obtain a more accurate success rate, it is advisable to add other optical devices such as collimators and condensers and pressure gauges on the tube

Anda mungkin juga menyukai