Anda di halaman 1dari 2

Media Mapping Taufan E Prast.

Mengirim tulisan ke media bisa menjadi suatu koreksi sendiri terhadap hasil karya kita. Tidak hanya itu, berani mempublikasikan karya berarti siap berkompetisi dengan karya-karya orang lain. Dan mempublikasikan karya menjadi sesuatu yang paling penting, karena jika tidak dipublikasikan, akankah naskah tersebut kita sendiri yang akan selalu membaca? Hmm, sayang sekali

Akan tetapi, mengirimkan naskah ke media tidak selalu semulus yang diharapkan. Ada yang begitu mengirim satu tulisan, langsung diterima. Ada juga yang ditolak beberapa kali namun begitu dikirim ke penerbit lainnya langsung diterima. Untuk kasus satu ini, ada apa gerangan?

Sebuah penerbit selalu memiliki visi dan misi masing-masing. Hal ini terkait dengan spesies naskah apa yang ingin mereka publikasikan. Inilah jawaban kasus di atas. Tulisan kita ditolak penerbit bisa jadi bukan karena tulisan kita tidak berkualitas. Melainkan karena tidak bersesuaian dengan penerbit tersebut. Ini dia pentingnya media mapping

Berikut beberapa langkah awal yang dapat dilakukan

1. Mencari alamat media Ada beberapa media yang lebih suka menerima lewat pos, tetapi ada juga yang bersedia menerima tulisan via email. Jika memang dikirim lewat email, pastikan mendapat alamat email tersebut bukan hanya hasil dari sekadar browsing ataupun blogging internet. Sebab bisa jadi apa yang ditampilkan di internet belum diperbarui dengan alamat e-mail media yang baru. Lebih baik mencari langsung dengan mencari alamat media melalui media cetak, ataupun browsing melalui web dari media tersebut. Masa waktu tunggu untuk pengiriman via e-mail ini tidak hanya tiga bulan. Jika belum ada kabar dari penerbit, jangan meneror penerbit dengan menelpon terus-terusan :) cukup mengirim kembali naskah yang kita buat.

2. Mengenali karakteristik media Poin kedua ini adalah yang paling utama. Kita harus mempelajari media sebelum mengirimkan tulisan ke media tersebut. Jika tidak, akan sangat disayangkan jika kemudian naskah kita tidak

diterima hanya karena tidak sesuai dengan karakteristik media. Padahal sebenarnya tulisan tersebut berkualitas.

3. Melihat blog redaksi Dengan melakukan tahap ini, kita bisa mengenali tulisan-tulisan yang diterima media dan belajar dari tulisan tersebut.

Adapun kesalahan yang seringkali terjadi : 1. Kesalahan ketik Sumber kesalahan ini terjadi ketika kita mengetik naskah. Misalnya, ketika menuliskan kata skenario , komputer mengubah ejaan tersebut menjadi scenario . Atau bisa jadi karena kita yang kurang teliti dalam mengetik. Misalnya, ingin menulis ketika , tetapi yang kita ketik adalah kata ketiak . Oleh karena itu kita harus mengecek kembali setiap kata dalam naskah. 2. Kesalahan penokohan Misalnya ketidakkonsistenan dalam memilih kata ganti. Jadi ada dua kata ganti dalam satu naskah tersebut, aku dan saya. Hal ini harus dihindari. 3. Kesalahan permintaan redaksi Tulisan yang hendak kita kirim ke media, selain menyesuaikan dengan visi misi media tersebut, kita juga harus memperhatikan cakupan tulisan yang diminta redaksi.

Anda mungkin juga menyukai