Anda di halaman 1dari 17

MANAGEMENT TETANUS

Disusun oleh : Click to edit Master subtitle style Zahra Ayu Lukita Sari, S.ked 04108705023 Pembimbing: Dr. Yusni Puspita , Sp. An KAKV M.kes

2/19/12

PENDAHULUAN

2/19/12

suatu toksemia akut yang disebabkan oleh

neurotoksin yang dihasilkan oleh Clostridium tetani. di seluruh dunia dan tetap endemik di negara berkembang. jumlah kasus di negara-negara maju, dengan 12-15 kasus per tahun yang dilaporkan di Inggris (0,2 per juta populasi).

Tetanus menyebabkan sekitar 1 juta kematian

Imunisasi telah secara dramatis mengurangi

2/19/12

TINJAUAN PUSTAKA

2/19/12

bakteri Gram positif, anaerob obligat, dapat membentuk spora, dan berbentuk drumstick. Spora yang dibentuk oleh C. tetani ini sangat resisten terhadap panas dan antiseptik. Ia dapat tahan walaupun telah diautoklaf Bakteri Clostridium tetani ini banyak ditemukan di (1210C, 10-15 menit) dan juga resisten terhadap fenol tanah, kotoran manusia dan hewan peliharaan dan dan di daerah pertanian. agen kimia lainnya.

2/19/12

Patogenesis
Masuknya keadaan kuman anaerob Clastrodium toksin menyebar ke tetani endplate (tetanospasmi motor Setelah masuk lewat ganglioside dijalarkan secara n) intraaxonal ke dalam sel saraf tepi ke kornu anterior sumsum tulang belakang. menyebar ke SSP Lu ka Gejala klinis yang ditimbulkan dari eksotoksin terhadap susunan saraf tepi dan pusat tersebut adalah dengan memblok pelepasan dari neurotransmiter sehingga terjadi 2/19/12 kontraksi otot yang tidak terkontrol/ eksitasi terus menerus

Manifestasi Klinik
1. Trismus (kesukaran membuka mulut). 2. Kaku kuduk sampai epistotonus. 3. Ketegangan otot dinding perut. 4. Kejang tonik terutama bila dirangsang. 5. Risus sardonikus karena spasme otot muka (alis tertarik ke atas),sudut mulut tertarik ke luar dan ke bawah, bibir tertekan kuat pada gigi. 6. Kesukaran menelan,gelisah, mudah 2/19/12 terangsang, nyeri anggota badan sering

TATALAKSANA
Tiga prinsip berlaku:

1. Mencegah pelepasan toksin lebih lanjut. 2. Neutralise racun hadir dalam tubuh di luar SSP. 3. Meminimalkan efek toksin sudah di SSP.
a. Kontrol kekakuan dan kejang b. Kontrol Disfungsi Otonom

2/19/12

Umum
1. Merawat dan membersihkan luka sebaikbaiknya, berupa: Membersihkan luka, irigasi luka, debridement luka (eksisi jaringan nekrotik), membuangbenda asing dalam luka serta kompres dengan H202 ,dalam hal ini penata laksanaan,terhadap luka tersebut dilakukan 1 -2 jam setelah ATS dan pemberian Antibiotika. Sekitarluka disuntik ATS. 2. Diet cukup kalori dan protein, bentuk makanan tergantung kemampuan membuka mulut danmenelan. Bila ada trismus, makanan 2/19/12 dapat diberikan personde atau parenteral.

Mencegah pelepasan toksin lebih lanjut.

Penicillin telah banyak digunakan secara luas

selama bertahun-tahun tetapi penicilin adalah antagonis GABA sehingga dapat menyebabkan kejang. baik untuk diberikan. Metronidazole 500mg IV 8 jam adalah antibiotik pilihan dan

Metronidazol mungkin adalah antibiotik yang

Eritromisin, tetrasiklin, kloramfenikol dan

klindamisin adalah diterima pilihan.


2/19/12

Neutralise racun hadir dalam tubuh di luar SSP.


Human tetanus imunoglobulin merupakan

pengobatan utama pada tetanus dengan dosis 3000-6000 unit secara IM

2/19/12

Kontrol kekakuan dan kejang

Sedasi dan menghindari stimulasi yang tidak

perlu adalah pengobatan utama untuk mengendalikan kejang dan disfungsi otonom. Hal ini biasanya dicapai dengan menggunakan benzodiazepin (GABA agonis). berbagai rute, murah dan secara luas digunakan, tetapi dengan proses metabolik yang lama dapat menyebabkan penumpukan dan koma yang berkepanjangan.

Diazepam 0.1mg/kg IV dapat diberikan dalam

2/19/12

Morfin khususnya bermanfaat seperti stabilitas kardiovaskular dapat terjadi tanpa kompromi jantung. Dengan dosis bervariasi antara 20 dan 180 mg hari. Mekanisme aksi termasuk penggantian endogen opioid, pengurangan dalam refleks simpatik kegiatan dan pelepasan histamin. phenothiazines, khususnya chlorpromazine yang juga berguna obat penenang. Magnesium sulfat adalah sebuah sisipan efektif dalam relaksasi, sedasi dan 2/19/12 mengendalikan otonom gangguan dalam

KOMPLIKASI
Pada saluran pernapasan Pada kardiovaskular Pada tulang dan otot Komplikasi yang lain :
Laserasi lidah akibat kejang Dekubitus karena penderita berbaring satu

posisi saja
Panas yang tinggi karena infeksi sekunder atau

toksin yang menyebar luas dan mengganggu 2/19/12 pusat oengatur suhu.

Prognosa
Dipengaruhi oleh beberapa factor :
Masa inkubasi Umur Period of onset Panas Pengobatan Ada tidaknya komplikasi Frekusensi kejang

2/19/12

PENCEGAHAN
pemberian imunisasi telah dapat dimulai

sejak anak berusia 2 bulan, dengan cara pemberian imunisasi aktif ( DPT atau DT ).

2/19/12

TERIMa KASIH

2/19/12

Anda mungkin juga menyukai