Anda di halaman 1dari 34

Diare merupakan salah satu penyakit saluran cerna yang masih sering menimbulkan keresahan masyarakat Kebanyakan diare

e muncul pada dua tahun pertama usia anak Angka kesakitan diare pada semua balita - tahun1996 adalah 1.078/1.000 balita - tahun 2000 meningkat menjadi 1.278/1.000 balita Angka kematian diare pada balita (AKDB) tahun 1980 - 7,7/1.000 balita menjadi 2,5/1.000 balita pada tahun 1995 (SKRT)

Salah satu masalah utama penanganan diare akut yang sering dijumpai adalah kecenderungan untuk selalu memberikan antibiotik Penelitian Dwiprahasto menemukan bahwa lebih dari 85% pasien balita yang berkunjung ke Puskesmas dengan keluhan diare mendapat antibiotik

Beberapa uji klinis yang membandingkan pemberian antibiotik dengan plasebo memperlihatkan kelompok yang mendapat antibiotik tidak lebih baik secara bermakna dibandingkan dengan kelompok yang mendapat plasebo, justru risiko terjadi efek samping lebih besar

Klasifikasi diare dari Food and Drug Administration (FDA) menyatakan bahwa golongan diare akut nonspesifik adalah pasien dengan defekasi 3 kali atau lebih dalam sehari, tinja cair (watery stool) yang penyebabnya tidak dapat diidentifikasi Penelitian Robins-Browne dkk (1983) menemukan bahwa penyebab diare akut nonspesifik yang terbanyak adalah rotavirus (29%)

Dalam tata laksana, diare akut nonspesifik tidak memerlukan terapi medikamentosa Salah satu alasan pemberian obat untuk diare karena keluarga/orangtua pasien panik dan meminta dokter/petugas kesehatan untuk memberikan obat Dehidrasi dan intoleransi laktosa yang diakibatkan oleh diare akut nonspesifik juga dapat memperpanjang dan memperberat diare

Saat ini dikembangkan suatu paradigma baru dengan memanipulasi keberadaan mikrobiota probiotik dalam usus dan memelihara mikroekosistem

Sehingga dapat mencegah terjadinya kolonisasi patogen penyebab diare atau penyakit lain, Serta memicu respon imun mukosa yang akan memproduksi sIgA yang sangat berperan dalam imunitas humoral lokal mukosa usus (local humoral mucosal immunity) dan mucosal cell mediated immunity (CMI)

Bakteri probiotik yang sering digunakan untuk mempercepat penyembuhan diare adalah - Lactobacillus GG (LGG), - Lactobacillus acidophilus, - Bifidobacterium bifidum - Streptococcus faecium

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka perlu dilakukan penelitian tentang khasiat klinik pemberian probiotik dalam mempercepat penyembuhan diare dehidrasi akut nonspesifik Sehingga angka kematian akibat diare dapat diturunkan dan tidak lagi memberikan antibiotik

Penelitian uji klinis acak terkontrol, buta ganda, dengan desain parallel Pada penderita diare akut nonspesifik dengan dehidrasi berat Berusia 6 bulan sampai 2 tahun Dirawat di ruang perawatan Bagian Ilmu Kesehatan Anak RS. Dr.Wahidin Sudirohusodo dan RS Labuang Baji, Makassar Mulai 1 Januari 2005 sampai 31 Agustus 2005

Subyek penelitian diperoleh berdasarkan urutan masuk rumah sakit (consecutive random sampling) Dilakukan randomisasi dengan menggunakan table of random sampling numbers menjadi 2 kelompok yaitu kelompok probiotik dan plasebo

Pasien diare akut nonspesifik (pemeriksaan mikroskopik tinja tidak ditemukan leukosit, eritrosit, amoeba atau telur cacing) Dehidrasi berat (skor dehidrasi > 13, menurut kriteria WHO modifikasi UNHAS), Demam derajat ringan (suhu rektal > 37,8oC-38,3oC) Disertai pernyataan bersedia ikut dalam penelitian dari orang tua pasien

Penderita diare akut nonspesifik yang disertai penyakit lain dapat mempengaruhi hasil penelitian Gizi buruk Minum ASI/susu formula yang mengandung probiotik, prebiotik dan sinbiotik Asidosis Telah mendapat terapi antibiotik dalam periode diare sekarang

Subyek sebanyak 160 balita (inklusi) 80 = Probiotik (P) ; 80 = Placebo (O) Resusitasi cairan diberikan segera setelah pasien didiagnosa diare dengan dehidrasi Pemberian makanan tetap dilanjutkan selama diare Awal : buat larutan oralit mencampurkan 1 sachet oralit dengan 200 ml air Oralit berwarna kuning dan beraroma jeruk.

Kelompok probiotik 1 sachet probiotik dilarutkan dalam 5 ml larutan oralit Kelompok plasebo hanya mendapatkan 5 ml larutan oralit saja Masing masing diberikan 2 kali sehari selama 5 hari Penyediaan dan pemberian oralit/probiotik kepada subyek dokter yang bertugas di Subdivisi Gastroenterologi atau dokter jaga

Parameter klinik yang dinilai untuk membandingkan khasiat dari kedua kelompok: - lama diare - frekuensi diare perhari - penambahan berat badan selama perawatan Pemantauan skor dehidrasi dan efek samping perlakuan tetap dilakukan

Data diolah dengan analisis univariat dan bivariat dengan - Uji student t - Mann-Whitney - Chi-square - Friedman Dengan mempergunakan perangkat SPSS 13 Tingkat kemaknaan p < 0,05

Lama diare pada kelompok P lebih singkat (rerata 2,9 hari) dibanding kelompok O dengan (rerata 3,9 hari); Secara statistik perbedaan ini bermakna (p< 0,01)

Adanya penambahan BB yang bermakna pada kedua kelompok (p<0,01), bila dibandingkan antara BB awal dan BB akhir Perlu dianalisis lebih lanjut nilai rata2 penambahan BB

Ada perbedaan rata-rata penambahan berat badan (p<0,01) pada kelompok P (0,2 kg) dibandingkan kelompok O (0,09 kg) Pada penelitian ini tidak ditemukan efek samping probiotik

Telah dilakukan pemeriksaan terhadap 160 pasien diare akut nonspesifik Subyek kedua kelompok dinilai (tidak ada perbedaan)
umur jenis kelamin berat badan (BB) awal status gizi suhu interval masuk rumah sakit sampai mendapat perlakuan frekuensi diare per hari

Walaupun demikian bila ditinjau secara klinis perbedaan nilai rata-rata lama diare sebelum masuk rumah sakit pada kelompok P = 2,5 hari dan pada kelompok O =1,9 hari Selain itu lama diare di rumah lebih lama pada kelompok probiotik (P) sehingga kemungkinan efek yang ditimbulkan penyakit terhadap kelompok P lebih berat dibandingkan kelompok O

Van Niel dkk dalam penelitian meta-analisis terapi Lactobacillus terhadap infeksi diare akut pada anak mendapatkan lama diare berkurang 0,7 hari pada kelompok yang menerima Lactobacillus dibanding kelompok yang menerima plasebo Hasil penelitian Isolauri dkk (1991) dan Huang dkk (2002) pada tata laksana diare dengan menggunakan probiotik dan terapi rehidrasi standar dapat menurunkan lama perawatan + 1 hari

Hal

ini sesuai pada penelitian lama diare lebih singkat pada kelompok probiotik

menunjukkan khasiat klinik probiotik dalam mempercepat penyembuhan diare nonspesifik

Lama diare yang lebih singkat ini dapat :


- memperpendek lama perawatan

- menurunkan risiko terjadinya infeksi nosokomial - minimalkan komplikasi menurunkan angka kematian - Ekonomis (biaya yang dikeluarkan untuk terapi tambahan (probiotik) dengan biaya Perawatan dan akomodasi) - Efisiensi waktu dan tenaga ahli

Selama diare terjadi beberapa perubahan (berhubungan dengan nutrisi )yaitu: - maldigesti - penurunan aktifitas absorpsi - kehilangan nutrien langsung ke dalam usus - kompetisi terhadap nutrien - katabolisme meningkat - penggunaan energi meningkat - masukan makanan peroral menurun Sehingga penambahan berat badan (BB) setelah perawatan tidak dapat diharapkan mencapai berat badan (BB) sebelum diare Bahkan bila diare cukup berat, akan terjadi penurunan berat badan (BB) selama perawatan.

Berbagai mekanisme kerja probiotik antara lain - mencegah adesi patogen - kompetisi nutrien dan faktor pertumbuhan dengan patogen, - efek trofik yang baik bagi fungsi fisiologik dan integritas mukosa usus dan aktifitas laktase Diketahui dapat memperbaiki absorpsi dan membantu mengatasi kelainan yang terjadi selama diare Sehingga mampu meminimalkan gangguan nutrisi yang terjadi

Pemberian probiotik pada pasien diare akut nonspesifik , dapat - mempersingkat lama diare - menurunkan frekuensi diare per hari (mulai hari kedua setelah terapi) - memperbesar penambahan berat badan (BB) secara bermakna dibandingkan pemberian plasebo

Sari Pediatri, Vol. 8, No. 3 (Suplemen), Januari 2007: 36-41

Tampak pada masing masing kelompok terdapat penurunan bermakna pada frekuensi diare dari hari ke hari, baik kelompok P maupun kelompok O (p < 0,01). Pada kelompok P nilai rata-rata frekuensi diare per hari beturutturut dari hari pertama sampai hari ke-5 adalah 7,9; 4,2; 1,7; 0,1 dan 0 kali per hari, sedangkan kelompok O adalah 7,7; 5,0; 3,1; 1,5 dan 0,5 kali per hari. Antara kedua kelompok pada hari pertama tidak terdapat perbedaan bermakna frekuensi diare per hari antara kelompok P (rata-rata 7,9 kali/hari) dibandingkan dengan kelompok O (rata-rata 7,7 kali/hari). Namun mulai hari ke-2 perawatan frekuensi diare per hari antara kedua kelompok tampak berbeda (p < 0,05), demikian pula pada hari ke-3, 4 dan 5 (p < 0,01)

Anda mungkin juga menyukai