Anda di halaman 1dari 8

Kumpulan Artikel Islami

Http://www.artanto.com

Figur Rosulullah Nabi Muhammad SAW Keagungan Rasulullah SAW sungguh membuat kami-tentu juga Anda sekalian sangat kagum. Keagungan beliau tidak akan membuat kagum selain bagi orang yang menjadikan Allah sebagai Tuhannya dan Islam sebagai agamanya. Sebelum datang kerasulan beliau, pakaian kita umat Islam tergeletak di atas tanah berlumur kotoran dan debu. Begitu beliau diangkat menjadi Rasul, pakaian kita diangkat dari tanah lalu di bersihkan, dan setelah duapuluh lima tahun kita sanggup berlayar di atas lautan serta mengarungi samudera sambil menjunjung kalimat laa ilaaha illallaah. Suatu hari Rab'i ibn Amir, salah seorang sahabat, memasuki wilayah Qadisiyah dan bertemu dengan panglima pasukan kerajaan Persia yang bernama Rustam. Ketika melihat Rab'i, Rustarn tertawa. Mengapa ia tertawa? la menertawakan orang-orang Arab yang menurutnya adalah bangsa yang suka berpindah-pindah tempat (nomaden), primitif, tidak tahu peradaban, dan tidak berbudaya. Mereka cuma bisa berburu biayak dan kumbang padang pasir lalu memakannya dan tidur dengan wajah menempel di atas padang pasir. Tak heran jika sang panglima pasukan Persia itu tertawa begitu melihat orang Arab karena ia tahu bagaimana watak dan tabiat mereka. Tapi ia tidak tahu bahwa orang-orang Arab kini telah berubah. Ia tidak tahu bahwa orang yang ia tertawakan kini sudah bukan manusia primitif dan tak beradab lagi. Rustam berkata kepadanya, "Apakah kamu akan menaklukan dunia ini dengan kudamu yang lesu, dengan panahmu yang rapuh dan dengan pakaianmu yang lusuh?" Rab'i berkata, "Ya. Sesungguhnya Allah telah memberikan titah kepada kami untuk membebaskan manusia dari penghambaan terhadap sesama hamba menjadi penghambaan hanya kepada Tuhan hamba, dari sempitnya dunia menuju lapangnya akhirat, dan dari kezaliman agama-agama buatan manusia menuju keadilan Islam." Akhirnya, Islam yang didakwahkan Rab'i memperoleh kemenangan, kalimat laa ilaaha illallaah pun terpancang tinggi. Ketika Qutaibah ibn Muslim memimpin pasukan Islam mengepung kota Kabul, ia menanyakan tentang Muhammad ibn Wasi' kepada pasukannya. Muhammad ibn Wasi' adalah seorang ahli ibadah, zuhud, dan alim. Mereka mengatakan, "la sedang berada di barisan paling belakang dari pasukan kita ini." Qutaibah berkata lagi, "Pergilah kalian, dan lihat apa yang sedang ia lakukan!" Mereka pergi untuk melihat apa yang sedang dilakukannya. Ternyata mereka menemukannya sedang berdzikir dan berdoa kepada Allah sambil menunjukkan jarinya ke langit. Mereka kembali kepada Qutaibah dan melaporkan hal itu kepadanya. Mendengar keterangan itu, Qutaibah menitikkan airmata, lalu berkata, "Demi Dzat Yang jiwaku di TanganNya, sungguh jari Muhammad ibn Wasi' itu lebih baik bagiku daripada seratus ribu pedang yang terhunus dan dari seratus ribu pejuang yang gagah berani." Pada waktu Rasulullah SAW diutus kepada umatnya, mereka sedang membutuhkan apa yang kelak disebut dengan industri, ketersediaan pangan, air minum dan sumber makanan lainnya. Akan tetapi beliau tidak mendahulukan semua itu. Yang pertama-tama beliau lakukan adalah membangun masjid. Masjid yang dibangun oleh Nabi SAW kemudian menjadi sumber ilmu pengetahuan. Dari masjid itu

Kumpulan Artikel Islami

Http://www.artanto.com

Kumpulan Artikel Islami

Http://www.artanto.com

lalu lahir ulama-ulama ternama, para mufassir besar, dan ilmuan-ilmuan ternama. Kebutuhan-kebutuhan duniawi tersebut di atas haruslah menempati urutan kedua setelah terbentuknya kepribadian umat, kecerdasan, dan kekuatan iman mereka. Masjid Rasulullah SAW selalu ranmai dengan segala macam dan aspek kehidupan. la merupakan markas komando tertinggi, pusat ilmu dan pengkajian, tempat pertemuan kaum pencinta ilmu, tempat berkumpul para tokoh dan pejuang Islam, dan tentu saja tempat ibadah. Berbasiskan masjid, Rasulullah SAW berhasil membangun sebuah umat yang akan selalu eksis sepanjang masa, atas karunia Allah. Beliau sukses melakukan itu semua berkat kegigihan, kesabaran, budi pekerti yang baik serta kelapangan dadanya. Tentang beliau Allah SWT berfirman, "Dan yang mempersatukan hati mereka [orang-orang yang beriman]. Walaupun kamu membelanjakan semua [kekayaan] yang berada di bumi, niscaya kamu tidak dapat mempersatukan hati mereka, akan tetapi Allah telah mempersatukan mereka. Sesungguhnya Dia Mahaperkasa lagi Mahabijaksana." (QS. alAnfal [8]: 63) Sungguh merupakan mukjizat terbesar; Rasulullah SAW datang kepada umat yang buta huruf, umat jahiliah, dan beliau sendiri seorang yang tidak pandai baca tulis, kemudian beliau berhasil membangun sebuah peradaban teragung dalam sejarah umat manusia. DR. Aid Abdullah Al-Qarni ria_firdaus: Rasulullah SAW Lah Yang Berhasil Menciptakan Manusia Untuk Selalu Ingat Kepada Allah Setiap Saat Suatu hari, Umar ibn al-Khaththab melewati seorang penggembala kambing. Umar berkata kepadanya, "Wahai penggembala, juallah seekor saja dari kambingmu itu kepadaku!" Penggembala itu berkata, "Kambing-kambing ini bukanlah milikku, melainkan milik majikanku. Dan ia tidak mengizinkanku menjualnya. Umar bermaksud menguji keteguhan iman si penggembala itu dengan mengatakan, "Katakan saja kepada majikanmu itu bahwa seekor kambingnya telah dimakan serigala." Namun, penggembala itu berkata, "Allahu Akbar (Allah Mahabesar), wahai Umar, dimanakah Allah?" Umar menangis melihat keteguhan iman dari penggembala itu. Tiada yang mengajari si penggembala kambing itu tentang pengawasan Allah Yang Mahatunggal lagi Maha Esa selain Rasulullah SAW. Kedatangan Rasulullah SAW menjadi rahmat dan petunjuk bagi manusia, sebagaimana firman-Nya mengatakan, "Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk [menjadi] rahmat bagi semesta alam." (QS. al-Anbiya` [21]: 107) Salah seorang cendekiawan Muslim berkata, "Sungguh mengagumkan, sebuah dakwah telah mengumumkan keuniversalitasan dakwahnya sejak hari pertama." Allah SWT berfirman, "Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk [menjadi] rahmat bagi semesta alam." (QS. al-Anbiya` [21]: 107) Ayat ini mengandung pengertian bahwa Rasulullah SAW adalah rahmat bagi kaum Muslim, kafir, hewan dan manusia. Ketika suatu kali Rasulullah SAW mengimami shalat, beliau mendengar tangisan bayi bersama ibunya. Beliau ingat

Kumpulan Artikel Islami

Http://www.artanto.com

Kumpulan Artikel Islami

Http://www.artanto.com

bahwa ibunya adalah seorang Muslimah. Maka beliau menyegerakan shalatnya. Setelah salam beliau bersabda, "Sesungguhnya aku berniat untuk memanjangkan shalat, tapi kemudian mendengar tangisan bayi. Maka aku menyegerakan shalatku, karena khawatir (kalau shalatnya lama) dapat memberatkan ibunya." (HR. Bukhari) Oleh karena itu beliau pernah bersabda, "Wahai sekalian manusia, barangsiapa di antara kalian menjadi imam ketika shalat, maka ringankanlah (pendekkanlah) shalatnya, sebab di antara para makmum ada orang tua, anak-anak dan orang yang mempunyai keperluan." (HR. Bukhari) Oleh karena itu pula beliau pernah memarahi Mu'adz ketika ia memanjangkan shalatnya saat mengimami para sahabat. Rasulullah SAW bersabda kepada Mu'adz, "Apakah kamu ini pembuat fitnah, wahai Mu'adz? Apakah kamu ini pembuat fitnah, wahai Mu'adz?" (HR. Bukhari) Tentang kasih sayang Rasulullah SAW terhadap binatang, Ibnu Mas'ud meriwayatkan bahwa ketika beliau duduk di bawah pohon, hinggaplah seekor burung hummarah di atas kepala beliau. Beliau SAW berkata kepada para sahabat, "Burung ini mengadu kepadaku tentang anaknya yang kalian ambil. Kembalikanlah anak burung itu kepadanya." (HR. Abu Dawud) Maka salah seorang sahabat mengembalikan anak burung kepada induknya yang bertengger di atas kepala beliau SAW itu. Setelah itu, sang induk terbang kembali bersama anaknya. Kasih sayang Rasulullah SAW bahkan meliputi orang kafir, sebagaimana firman Allah berbunyi, "Dan Allah sekali-kali tidak akan mengadzab mereka, sedang kamu berada di antara mereka. Dan tidaklah [pula] Allah akan mengadzab mereka, sedang mereka meminta ampun." (QS. al-Anfal [8]: 33) Dakwah yang dibawa Rasulullah SAW bercirikan kemudahan, dan jauh dari kesulitan dan kerumitan. Namun kebanyakan kita ketika berbicara dengan orang lain dalam rangka berdakwah dan menyebarkan ilmu lebih suka memilih kata-kata yang sulit, susah dipahami, dan berpanjang-panjang tanpa menghasilkan faedah bagi si pendengar. Sebab, kita lebih suka dengan kesulitan dan kerumitan, ketimbang kemudahan dan keringanan. Rasulullah SAW benar-benar merupakan contoh ideal bagi kemudahan dan kemurahan. Dalam hadits Anas dikatakan, "Dhamam ibn Tsa'labah, saudara Bani Sa'ad ibn Bakar, datang dari satu tempat. Waktu itu Rasulullah SAW sedang berada di dalam masjid. Kemudian Dhamam ibn Tsa'labah mengikatkan untanya di ujung masjid lalu menerobos barisan manusia yang ada di dalam masjid dan berkata, "Mana anak Abdul Muthalib (Rasulullah SAW)?" Setelah bertemu dengan Rasulullah, ia berkata, "Wahai anak Abdul Muthalib!" Rasulullah SAW menjawab, "Ya. Ada yang bisa aku bantu?" Dhamam berkata, "Aku akan bertanya kepadamu tentang beberapa permasalahan:" Dengan tersenyum, Rasulullah SAW menjawab, "Silahkan!" Dhamam berkata, "Siapakah yang meninggikan langit?" Beliau menjawab, "Allah." Dhamam ibn Tsa'labah, "Siapakah yang menghamparkan bumi?" "Allah," jawab Nabi Iagi. "Siapakah yang memancangkan gunung-gunung?" terusnya. Nabi menjawab, "Allah." Kemudian, Dhamam berkata, "Telah aku tanyakan kepadamu tentang siapa yang meninggikan langit, yang menghamparkan bumi, dan yang memancangkan gunung-gunung. Dan engkau pun telah

Kumpulan Artikel Islami

Http://www.artanto.com

Kumpulan Artikel Islami

Http://www.artanto.com

menjawabnya. Sekarang, apakah Allah itu Yang mengutusmu kepada kami sebagai Rasul?" Rasulullah SAW menjawab, "Ya." Selanjutnya Dhamam ibn Tsa'labah menanyakan kepada beliau tentang rukun-rukun Islam. Dan setelah selesai semua pertanyaannya dijawab oleh Rasulullah, ia mempersaksikan keislamannya di hadapan beliau SAW, lalu berkata, "Aku adalah Dhamam ibn Tsa'labah, saudara Bani Saad ibn Bakr. Demi Allah, aku tidak akan menambahi atau mengurangi apa yang telah aku dengar." Kemudian ia berbalik, dan Rasulullah SAW mengikutinya dengan tatapan dan senyuman serta perasaan leganya. Lalu beliau bersabda, "Barangsiapa ingin melihat seseorang dari penghuni surga, maka lihatlah orang itu (Dhamam ibn Tsa'labah). (HR. Buklhari) DR. Aid Abdullah Al-Qarni ria_firdaus: Inilah Cara Mudah Penyampaian Dakwah Yang Ditempuh Oleh Rasulullah SAW Dalam hadits Anas dikatakan, "Dhamam ibn Tsa'labah, saudara Bani Sa'ad ibn Bakar, datang dari satu tempat. Waktu itu Rasulullah SAW sedang berada di dalam masjid. Kemudian Dhamam ibn Tsa'labah mengikatkan untanya di ujung masjid lalu menerobos barisan manusia yang ada di dalam masjid dan berkata, "Mana anak Abdul Muthalib (Rasulullah SAW)?" Setelah bertemu dengan Rasulullah, ia berkata, "Wahai anak Abdul Muthalib!" Rasulullah SAW menjawab, "Ya. Ada yang bisa aku bantu?" Dhamam berkata, "Aku akan bertanya kepadamu tentang beberapa permasalahan:" Dengan tersenyum, Rasulullah SAW menjawab, "Silahkan!" Dhamam berkata, "Siapakah yang meninggikan langit?" Beliau menjawab, "Allah." Dhamam ibn Tsa'labah, "Siapakah yang menghamparkan bumi?" "Allah," jawab Nabi Iagi. "Siapakah yang memancangkan gunung-gunung?" terusnya. Nabi menjawab, "Allah." Kemudian, Dhamam berkata, "Telah aku tanyakan kepadamu tentang siapa yang meninggikan langit, yang menghamparkan bumi, dan yang memancangkan gunung-gunung. Dan engkau pun telah menjawabnya. Sekarang, apakah Allah itu Yang mengutusmu kepada kami sebagai Rasul?" Rasulullah SAW menjawab, "Ya." Selanjutnya Dhamam ibn Tsa'labah menanyakan kepada beliau tentang rukun-rukun Islam. Dan setelah selesai semua pertanyaannya dijawab oleh Rasulullah, ia mempersaksikan keislamannya di hadapan beliau SAW, lalu berkata, "Aku adalah Dhamam ibn Tsa'labah, saudara Bani Saad ibn Bakr. Demi Allah, aku tidak akan menambahi atau mengurangi apa yang telah aku dengar." Kemudian ia berbalik, dan Rasulullah SAW mengikutinya dengan tatapan dan senyuman serta perasaan leganya. Lalu beliau bersabda, "Barangsiapa ingin melihat seseorang dari penghuni surga, maka lihatlah orang itu (Dhamam ibn Tsa'labah). (HR. Buklhari) Dari hadits di atas dapat diambil sedikitnya tiga pelajaran: Pertama, kemudahan harus selalu menyertai para da'i ketika mereka menyampaikan seruan dan

Kumpulan Artikel Islami

Http://www.artanto.com

Kumpulan Artikel Islami


dakwahnya di tengah-tengah manusia.

Http://www.artanto.com

Kedua, mendahulukan urusan-urusan yang terpenting dan masalah-masalah besar, yaitu masalah tauhid dan aqidah keimanan. Ketiga, orang yang mengerjakan segala kewajiban dan menjauhi semua yang diharamkan oleh Allah, Insya Allah akan masuk surga atas izin-Nya. Di antara pola dakwah yang ditempuh oleh Rasulullah SAW adalah pola spesialisasi. Beliau selalu menempatkan orang yang tepat pada tempat yang tepat pula. Beliau juga kerap menunjuk seseorang melakukan sesuatu yang sesuai dengan keadaan dan kepribadian orang itu. Dalam Sunan at-Tirmidzi diriwayatkan bahwa Abdullah ibn Busr datang kepada Rasulullah SAW dan berkata, "Wahai Rasulullah, sesungguhnya ajaran-ajaran syari'at Islam aku anggap banyak (berat) sekali. Maka beritakan kepadaku sesuatu yang dapat selalu aku lakukan." Rasulullah SAW bersabda, "Lidahmu selalu basah menyebut nama Allah."' Rasulullah SAW memerintahkan perbuatan yang terbilang ringan itu kepada Abdullah ibn Busr, kerena ia orang tua yang sudah tidak sanggup lagi berpuasa, tidak mampu lagi memperbanyak shalat, dan tentu saja tidak bisa lagi ikut berjihad. Begitulah, Rasulullah SAW selalu memilihkan amal-amal ibadah untuk semua kalangan sesuai dengan kondisi objektif mereka masing-masing. Ini berbeda dengan para da'i di masa sekarang, di mana mereka menyampaikan dakwah kepada khalayak tanpa memperhatikan kondisi, potensi, dan strata mereka. Di antara pola dakwah lainnya dari beliau SAW adalah pola gradual (tadarruj), fase demi fase, tanpa melupakan kedalaman meteri dan substansi dakwah. Ketika mengutus Mu'adz ke Yaman, beliau bersabda kepada Mu'adz, "Sesungguhnya kamu akan mendatangi satu kaum Ahli Kitab." Maksudnya, ketahuilah siapa yang akan menjadi objek dakwahmu. Ketahuilah bahwa kamu akan berada di tengahtengah masyarakat terdidik. "Hendaklah yang pertama kali kamu dakwahkan adalah kesaksian bahwa tidak ada tuhan selain Allah dan sesungguhnya aku adalah utusan Allah. Jika mereka memenuhi seruanmu, maka beritakan kepada mereka bahwa Allah telah mewajibkan kepada mereka shalat lima waktu dalam sehari semalam. (HR. Bukhari) Rasulullah SAW menyuruh Mu'adz untuk menyampaikan dakwah kepada penduduk Yaman secara bertahap. Itulah sekelumit tentang dakwah Rasulullah SAW dan pola penyampaiannya yang beliau tempuh. Selanjutnya, mari kita lihat bagaimana ibadah beliau. Dengan harapan kita bisa mengambil pelajaran darinya untuk diaplikasikan dalam realitas keseharian kita sekarang yang penuh dengan pembangkangan dan penyimpangan. Allah telah memuji para nabi. Pujian itu diakhiri dengan firmanNya, "... dan hanya kepada Kami mereka menyembah." (QS. al-Anbiya [21]: 73) Dalam surah al-Kahfi Allah menyatakan bahwa la telah memelihara harta benda milik dua orang anak yatim. Frman-Nya, "...sedang ayah keduanya adalah seorang yang shalih." (QS. al-Kahfi [18]: 82) Allah menjaga harta benda mereka karena ayah mereka adalah orang shalih. Allah juga memuji Rasulullah SAW Ketika menyampaikan pujian-Nya, Allah tidak memanggil beliau

Kumpulan Artikel Islami

Http://www.artanto.com

Kumpulan Artikel Islami

Http://www.artanto.com

dengan, misalnya, "Wahai bapak al-Qasim," atau "Wahai keturunan Bani Hasyim," atau "Wahai anak Abdul Muthalib," melainkah dengan "hamba-Nya seperti dalam firman-Nya yang berbunyi, "Mahasuci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari al-Masjid al-Haram ke al-Masjid al-Aqsha." (QS. al-Isra [17]: 1) Firman-Nya lagi, "Dan bahwasanya tatkala (Muharnmad) hamba Allah berdiri menyembahNya, hampir saja jin-jin itu desak-mendesak mengerumuninya." (QS. al-Jin [72]: 19) Firman-Nya pula, "Mahasuci Allah yang telah menurunkan al-Furqan [yaitu Al-Qur'an] kepada hamba-Nya, agar dia menjadi pemberi peringatan kepada seluruh alarn." (QS. al-Furqan [25]: 1) Pada ayat-ayat di atas Allah memuji Rasulullah SAW karena ibadah yang dilakukan beliau, bukan karena yang lainnya. Ibn Qayyim berkata, "Rasulullah SAW, setiap ucapannya, setiap tarikan nafasnya, semua amalnya, duduknya, bahkan tidurnya, merupakan dzikir kepada Tuhannya." Tawadhu' (rendah hati) merupakan bekal wajib bagi setiap da'i, setiap pencari ilmu, dan setiap Muslim. Sebab sesungguhnya Allah telah mengangkat derajat Rasulullah SAW karena ketawadhu'annya. Allah SWT berfirman, "Dan janganlah kamu berjalan di muka bumi ini dengan sombong, karena sesungguhnya kamu sekali-kali tidak dapat menembus bumi dan sekali-kali kamu tidak akan sampai setinggi gunung." (QS. al-Isra [17]: 37) Dalam sebuah hadits Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa yang bertawadhu' kepada Allah, maka Allah akan mengangkat (derajat)nya, dan barangsiapa yang sombong kepada Allah, maka Allah akan merendahkan (derajat)-nya. (HR. Ahmad) Dalam sebuah hadits shahih diriwayatkan bahwa beliau bersabda, "Sesungguhnya Allah telah mewahyukan kepadaku agar kalian bertawadhu' sehingga seseorang tidak menganiaya orang lain dan seseorang tidak sombong terhadap orang lain." (HR. Muslim) DR. Aid Abdullah Al-Qarni ria_firdaus: : Cemburu Karena Cinta RasulullahPenulis : Ahmad Sahidin Wanita memang diciptakan sesuai dengan sifat dan wataknya. Selain cenderung emosional dan dramatisir juga pecemburu. Dalam tarikh, selain Aisyah, Hafshah dikenal sebagai istri Rasulullah SAW yang pencemburu. Terkadang sering membuat ulah untuk menarik perhatian Rasulullah. Suatu hari, ketika Rasulullah menemuinya, Hafshah bertanya, "Ya Rasulullah, mengapa mulutmu berbau busuk?" "Aku baru saja minum madu, bukan maghafir," jawab Nabi penuh tanda tanya. "Kalau begitu, engkau minum madu yang sudah lama," timpal Hafshah. Keheranan Rasulullah makin bertambah ketika Aisyah yang ditemuinya mengatakan hal serupa. Saking kesalnya, Rasulullah mengharamkan madu buat dirinya untuk beberapa waktu. Beliau tak tahu kalau

Kumpulan Artikel Islami

Http://www.artanto.com

Kumpulan Artikel Islami

Http://www.artanto.com

Hafshah telah "berkomplot" dengan Aisyah untuk "ngerjain" Rasulullah. Keduanya cemburu lantaran Nabi tinggal lebih lama dari jatah waktunya di rumah Zainab binti Jahsy. Waktu itu Nabi tertahan karena Zainab menawarkan madu kepada beliau. Membicarakan kehidupan Hafshah binti Umar bin Khattab tak bisa lepas dari sifat pencemburunya. Pada dasarnya, sifatnya itu lahir dari rasa cintanya kepada Rasulullah. Ia merasa takut kalau Rasulullah kurang memperhatikan dirinya. Namun, sifatnya itu melahirkan persoalan yang kurang menyenangkan. Dikisahkan dalam sebuah perjalanan Nabi Muhammad SAW pernah membawa Hafshah dan Aisyah. Kedua istri Nabi itu duduk di atas punggung unta yang berbeda. Selama perjalanan, Rasulullah lebih sering berada bersama Aisyah. Saat istirahat, Hafshah yang terbakar api cemburu meminta Aisyah berpindah tempat. Seusai istirahat, Rasulullah naik ke unta Aisyah yang sudah ditempati Hafshah dan mengajak bicara. Beliau tak tahu kalau yang menjawabnya dengan jawaban-jawaban pendek itu Hafshah. Dan Rasulullah tersadar bahwa dirinya dipermainkan kedua istrinya. Begitu seringnya Hafshah membuat ulah, lantaran cemburu, Rasulullah pernah berniat akan menceraikannya. Namun, Jibril datang mencegah Nabi. Rasulullah malah mendatangi anak Umar bin Khattab itu dan berkata, "Ya Hafshah, hari ini Jibril datang kepadaku dan memerintahkan kepadaku "irji' ilaa Hafshah, fainnaha hiya showwama, qowwama wa hiya azawaajuka fil jannah" (kembalilah kepada Hafshah, sesungguhnya ia wanita yang senAntiasa puasa, mendirikan shalat, dan ia adalah istrimu kelak di surga). Dialah Hafshah binti Umar, wanita yang mendapat pembelaan Jibril tatkala hendak diceraikan Rasulullah lantaran sifat pencemburunya. Meski memiliki kelemahan dan kekurangan karena sifatnya itu, tapi Hafshah adalah wanita yang tekun beribadah. Ia rajin puasa sunnah dan tak pernah meninggalkan shalat tahajjud. Maka Jibril pun membelanya, bahkan menyampaikan jaminan Allah bahwa Hafshah termasuk salah satu istri Nabi di surga. Kecemburuan istri-istrinya sebenarnya dianggap sebagai sesuatu yang wajar dan manusiawi oleh Rasulullah. Apalagi, beliau dikenal orang yang paling sabar dalam menghadapi berbagai persoalan, termasuk ulah istri-istrinya. Namun, yang membuatnya marah adalah jika rasa cemburu itu mendorong istri-istrinya atau dirinya melakukan maksiat kepada Allah. Rasulullah pernah ditegur Allah lantaran mengharamkan madu dan istrinya Maria akibat ulah Hafshah. Rasa cemburu yang seperti inilah yang tidak dibenarkan Rasulullah. Akibat rasa cemburu yang berlebihan, Hafshah ditegur langsung oleh Allah melalui surat At-Tahrim ayat 3 dan 4. Tapi, putri Umar bin Khattab itu pulalah yang dibela Jibril ketika hendak dicerai oleh Rasulullah karena memiliki kelebihan-kelebihan dalam sisi peribadatannya. Allah SWT berfirman, Dan ingatlah ketika Nabi membicarakan secara rahasia kepada salah seorang isterinya suatu peristiwa. Maka tatkala menceritakan peristiwa itu dan Allah memberitahukan hal itu kepada Muhammad lalu Muhammad memberitahukan sebagian dan menyembunyikan sebagian yang lain . Maka tatkala memberitahukan pembicaraan lalu bertanya: "Siapakah yang telah memberitahukan hal ini kepadamu?" Nabi menjawab: "Telah diberitahukan kepadaku oleh Allah yang Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal." Jika kamu berdua bertaubat kepada Allah, maka sesungguhnya hati kamu berdua telah

Kumpulan Artikel Islami

Http://www.artanto.com

Kumpulan Artikel Islami

Http://www.artanto.com

condong ; dan jika kamu berdua bantu-membantu menyusahkan Nabi, maka sesungguhnya Allah adalah Pelindungnya dan Jibril dan orang-orang mu'min yang baik; dan selain dari itu malaikatmalaikat adalah penolongnya pula. (QS At-Tahrim[66]: 3). Ya, kelebihan seseorang dalam beribadah akan menolong seseorang dari kehilangan dan mendapat pembelaan yang tak diduga-duga. surga_firdaus:

Kumpulan Artikel Islami

Http://www.artanto.com

Anda mungkin juga menyukai