Anda di halaman 1dari 8

ANALISA DATA No 1 DS: Klien mengatakan: y Batuk tapi dahak tidak bisa keluar y Sesak sejak pukul 2.

15 dan memburuk pada pagi hari y Riwayat asma (+) y Riwayat alergi dingin dan debu (+) kontraksi otot polos (bronkhus) DO: y RR 32 x/menit y Sianosis pada mukosa bibir y Wheezing (+) y Ronkhi (+) y Dyspnea y Spasme bronkus 2 DS: Klien mengatakan: y Sesak sejak pukul 2.15 dan memburuk pada pagi hari Hipersensitivitas N. Vagus Pengikatan IgE DO: y Napas dalam dan cepat y RR 32x/menit y Ekspirasi memanjang y Penggunaan otot bantu pernapasan kontraksi otot polos (bronkhus) Pelepasan histamin o/ sel mast pelepasan IgE Stress Alergi dingin Ketidakefektivan pola napas Ketidakefektivan bersihan jalan napas Sekresi meningkat Edema mukosa bronkus pelepasan histamin Hipersensitivitas N. Vagus Pengikatan IgE o/ sel mast pelepasan IgE Stress Alergi dingin Tanda Etiologi Problem Ketidakefektivan bersihan jalan napas

y Retraksi dinding dada (+) y Pernapasan cuping hidung

kontraksi otot polos (bronkhus)

Edema mukosa bronkus

Sekresi meningkat

Sesak napas 3 DS: y Klien mengatakan sesak pukul 2.15, memburuk pada pagi hari Hipersensitivitas N. Vagus Pengikatan IgE DO: y Sianosis mukosa bibir y Diaphoresis y Dyspnea y RR 32 x/menit y Pa CO2 : 52 mmHg y Pa O2 : 78 mmHg y Sa O2 : 79% y pH : 7,25 y HCO3- : 20 mEq/L alveoli semakin menggembung retensi CO2 pada alveoli udara tertahan kontraksi otot polos (bronkhus) pelepasan histamin o/ sel mast pelepasan IgE Stress Alergi dingin Kerusakan pertukaran gas

gangguan pertukaran gas

No 1

Diagnosa Ketidakefektivan bersihan jalan napas

Tujuan & Kriteria hasil Tujuan : Setelah dilakukan intervensi selama 1x24 jam pasien menunjukkan keefektifan jalan napas Kriteria hasil : y Klien dapat mendemonstrasikan batuk efektif y wheezing (-) y ronkhi (-) y RR normal : 1620x/menit y Dyspnea (-) y Sianosis (-)

Intervensi 1. Kaji warna, kekentalan, dan jumlah sputum

Rasional 1. Karakteristik sputum dapat menunjukkan berat ringannya obstruksi

2. 3.

Atur posisi high flowler Ajarkan cara batuk efektif

2. 3.

Meningkatkan ekspansi dada Batuk yang terkontrol dan efektif dapat memudahkan pengeluaran sekret yang melekat di jalan nafas

4.

Bantu klien latihan nafas dalam

4.

Ventilasi maksimal membuka lumen jalan nafas dan meningkatkan gerakan sekret ke dalam jalan nafas besar untuk dikeluarkan

5.

Pertahankan intake cairan sedikitnya 2500 ml/hari kecuali tidak diindikasikan

5.

Hidrasi yang adekuat membantu mengencerkan sekret dan mengefektifkan pembersihan jalan nafas

6.

Lakukan fisioterapi dada dengan tehnik postural drainase, perkusi, & fibrasi dada

6.

Fisioterapi dada merupakan strategi untuk mengeluarkan sekret

Kolaborasi 7. Pemberian bronkodilator y Aminofilin 250 mg IV dalam 10 menit 7. Membebaskan jalan napas y Pemberian secara intravena merupakan usaha pemeliharaan agar dilatasi jalan nafas dapat optimal 8. Nebulizer (via inhalasi) : Ventolin, Bisolvon, NaCl 0,9% 1:1:2 8. Ventolin memiliki efek terapi mendilatasi bronkus, sedangkan bisolvon untuk mengencerkan sekret. Efek terapi dari kedua obat tersebut adalah melonggarkan jalan napas, mengencerkan dahak, dan merangsang batuk. 9. Pemberian kortikosteroid y Metilprednisolon 250 mg IV 9. Kortikosteroid berguna pada keterlibatan luas dengan hipoksemia & menurunkan reaksi inflamasi akibat edema mukosa & dinding bronkus 2 3 Kerusakan pertukaran gas Tujuan: Setelah dilakukan 1. Posisikan klien high fowler 1. Memfasilitasi fungsi paru dengan memanfaatkan gaya

intervensi keperawatan selama 1x24 jam gangguan pertukaran gas klien teratasi Kriteria hasil: y TD 120/80 mmHg y RR 16-20 x/menit y Nadi 80-100 x/menit y Suhu 36,7-37,60C y Pa CO2 35-45 mmHg y Pa O2 80-105 mmHg y Sa O2 94%-100% y pH 7,35-7,45 y HCO3- 22-26 mEq/L 5. Monitor AGD, pulse oximetri, elektrolit, dan status mental 5. 4. Monitor TTV 4. 2. 3. Pasang alat bantu napas Monitor frekuensi dan kedalaman napas 2. 3.

gravitasi Meningkatkan difusi oksigen Peningkatan frekuensi dan kedalaman napas dapat meningkatkan ventilasi alveolus Peningkatan suhu meningkatkan konsumsi O2, takikardi dan disritmia mungkin dapat terjadi sbg respon adanya iskemia jantung Mengetahui fungsi paru, dan/atau status asam basa, serta monitor respon terapi. Perubahan status mental menunjukkan berkurangnya suplai oksigen ke otak 6. Evaluasi warna kulit dan membran mukosa 6. Adanya sianosis sentral menunjukkan terjadinya hipoksemia berat 7. Monitor adanya carbon dioxide narcosis (seperti perubahan 7. Carbon dioxide narcosis dapat terjadi pada klien yang

status kesadaran, perubahan kadar O2 dan CO2 dalam darah, penurunan RR, dan sakit kepala)

menerima terapi oksigen dalam waktu lama

Tanggal 9 jan 2011

Diagnosa Keperawatan

Jam 1.

Implementasi Mengkaji warna, kekentalan, dan jumlah sputum 2. 3. 4. Mengatur posisi semi flowler Mengajarkan cara batuk efektif Membantu klien latihan nafas dalam 5. Mempertahankan intake cairan sedikitnya 2500 ml/hari kecuali tidak diindikasikan 6. Melakukan fisioterapi dada

Ketidakefektivan bersihan 08.00 jalan napas

dengan tehnik postural drainase, perkusi, & fibrasi dada 7. Kolaborasi dalam memberikan memberikan: y Bronkodilator:

- Nebulizer (via inhalasi) : Ventolin, Bisolvon, NaCl 0,9% 1:1:2


- Aminofilin 250 mg IV

dalam 10 menit y Kortikosteroid - Metilprednisolon 250 mg IV


9 Jan 2011 Kerusakan pertukaran gas 08.00 1. 2. 3. Memposisikan klien high fowler Memasang alat bantu napas Memonitor frekuensi dan kedalaman napas 4. 5. Memonitor TTV Memonitor AGD, pulse oximetri, elektrolit, dan status mental 6. Mengevaluasi warna kulit dan membran mukosa 7. Memonitor adanya carbon

dioxide narcosis (seperti perubahan status kesadaran, perubahan kadar O2 dan CO2 dalam darah, penurunan RR, dan sakit kepala)

Anda mungkin juga menyukai