&show_interstitial=1&u=%2Fjournal%2Fitem Jangan heran kalau sekarang ini produk-produk yang mengklaim bentuknya sebagai suatu imunomodulator sudah berkembang pesat sebagaimana kebutuhan banyak orang awam terhadap suplemen-suplemen seperti vitamin. Daya tahan atau imunitas tubuh, memang sesuatu yang sangat penting untuk dijaga, namun apakah tujuan penggunaan imunomodulator ini sama seperti vitamin biasa? Berbagai promosi mungkin mengarahkan konsumennya untuk mengkonsumsi imunomodulator ini secara teratur dengan iming-iming imunitas tubuh tetap terjaga, namun apakah perlu mengkonsumsinya tanpa suatu indikasi, dan seberapa jauh bedanya dengan sekedar suplemen biasa, yang secara tak langsung juga berperan terhadap imunitas tubuh? Sekilas Tentang Imunitas Tubuh Tubuh memiliki suatu sistem imunitas mulai dari sel, jaringan ataupun organ yang berperan terhadap begitu banyaknya mikroorganisme yang berinteraksi dengannya sehari-hari. Ada ratusan juta bahkan lebih mikroorganisme tak terlihat yang setiap hari berada di udara dan lingkungan sekitar kita mulai dari yang ringan seperti virus flu yang menyebar di udara maupun yang lebih berat dan memiliki sistem penularan lebih jauh, tetapi tak semua mikroorganisme itu pula berpotensi untuk menimbulkan penyakit. Mikroorganisme penyebab penyakit termasuk golongan bakteri, jamur, virus maupun parasit yang berpotensi menimbulkan penyakit seringkali disebut dengan mikroorganisme patogen atau mikroorganisme jahat dalam literatur awam. Sistem imunitas yang bekerja di dalam tubuh sebenarnya secara spesifik berfungsi untuk memproteksi tubuh dari invasi mikroorganisme jahat ini, dan sudah berkembang sejak bayi dan balita, namun mencapai puncak perkembangannya pada usia-usia dewasa (17-50 tahun) lantas akan kembali menurun di usia lanjut. Secara medis, imunitas tubuh terbagi atas imunitas spesifik dan non-spesifik, dimana imunitas non-spesifik seperti kulit dan selaput lendir, enzim-enzim, gerakan usus serta
beberapa zat komplemen berperan dalam mencegah masuknya zat-zat asing dari luar tubuh dan memusnahkan kuman tersebut. Ketika imunitas non-spesifik ini tak mampu lagi menangkal invasi kuman misalnya oleh karena terjadinya luka atau gangguan lain pada elemen-elemen tadi, maka tubuh akan mempersiapkan sistem imunitas spesifik, meski terbatas pada kuman-kuman yang sudah melalui terlebih dahulu sistem pengenalan pada invasi awalnya, dalam kata lain imunitas spesifik terbatas perlawanannya pada kuman-kuman yang sudah pernah menyerang sebelumnya. Pada setiap manusia sistem ini seharusnya berjalan optimal kecuali pada beberapa gangguan yang bisa dibawa sejak lahir maupun didapat misalnya akibat gizi buruk, penyakit-penyakit lain maupun serangan kuman-kuman yang lebih spesifik seperti virus HIV. Peranan Imunomodulator Dalam menjalankan fungsi tadi, tubuh sebenarnya memiliki zat yang secara alami seperti berbagai ko-enzim yang bekerja di dalam tubuh, yang dapat menentukan optimalitas sistem imunitas agar selalu berjalan seimbang. Namun adanya beberapa gangguan dalam metabolisme tubuh seringkali membuat sistem imun ini tak bisa seterusnya berjalan normal. Disinilah sebenarnya peranan zat-zat tambahan dari luar sebagai suatu imunomodulator (pengatur sistem imun) diperlukan. Sesuai defenisinya, imunomodulator adalah zat atau senyawa tertentu yang dapat meningkatkan mekanisme pertahanan tubuh baik secara spesifik maupun nonspesifik, jadi seperti agen yang bekerja untuk memodifikasi atau mempengaruhi fungsi sistem tersebut. Seperti sel-sel tubuh yang bekerja secara alami dalam jalur ini, reaksi imunitas secara berlebihan pun merupakan suatu hal yang tidak diharapkan karena sama-sama berpotensi untuk meningkatkan gangguan dalam hal ini terjadinya kerusakan sel secara lebih lanjut serta mutasi (perkembangan abnormal) dari sel tersebut. Dalam situasi ini, imunomodulator akan berfungsi sebagai imunosupresan untuk menekan reaksi-reaksi berlebihan tersebut, dan di sisi lainnya, saat tubuh kehilangan sistem imunitasnya, imunomodulator akan berfungsi sebagai
imunostimulan dalam menguatkan sistem imunitas tubuh. Ada banyak zat yang digunakan sesuai manfaatnya bagi pengaturan ini, bisa berupa zat sintetik yang
menyerupai struktur alami yang dihasilkan tubuh, maupun secara alami dari beberapa tanaman tradisional/herbal yang sekarang banyak dipopulerkan sebagai bahan dasar dalam suatu produk imunomodulator dan dianggap sebagian ahli jauh lebih aman antara lain dari segi efek samping yang dihasilkan zat sintetik. Tumbuhan-tumbuhan alami yang sering digunakan antara lain tanaman meniran atau phyllantus niruri L atau echinaceae, dan sama seperti obat, secara medis imunomodulator sebenarnya lebih tergolong ke dalam jenis obat-obatan dengan dosis dan indikasi jelas dibandingkan vitamin yang dapat dikonsumsi kapan saja. Begitupun, banyaknya bahan aktif yang terkandung dalam suatu ekstrak tanaman tadi masih memerlukan banyak uji klinis untuk benar-benar membuktikan keampuhan dan juga keamanannya.
Kapan Diperlukan? Seperti penjelasan sebelumnya, imunomodulator menurut sebagian besar ahli memang kurang tepat dianggap sama dengan suplemen karena peranannya yang lebih spesifik tersebut. Dalam keadaan tubuh sehat, sistem imunitas akan berjalan seimbang dan sebagaimana mestinya secara alami sehingga sebenarnya kita tidak memerlukan tambahan imunomodulator dari luar tubuh. Beberapa zat yang kita peroleh dari makanan sehari-hari termasuk zat alami yang mengandung berbagai jenis vitamin juga secara tak langsung akan memicu sistem imunitas ini berjalan dengan lancar. Proses pemicuan berlebihan dari sistem imunitas juga tak sepenuhnya dianjurkan karena lama kelamaan akan dapat merusak sel hingga organnya secara keseluruhan, namun pada saat tubuh diserang penyakit termasuk yang ringan hingga berat termasuk stress ataupun berbagai reaksi alergi terhadap lingkungan sekitar yang kini dipandang erat kaitannya dengan imunitas tubuh, penggunaan
imunomodulator boleh jadi akan mengefektifkan penggunaan obat-obatan lain seperti antibiotik dan sebagainya, seperti yang banyak diyakini para ahli sekarang, bahwa secara mendasar peranan imunomodulator merupakan suatu kombinasi sinergis terhadap terapi-terapi infeksi yang menyerang tubuh, terutama dalam mencegah keparahan dan mempercepat penyembuhannya. (dr. Daniel Irawan)
Sebelum membahas tentang imunomodulator, kita bahas dulu definisi sistem imunitas tubuh. Jadi, sistem imunitas tubuh berarti sel, jaringan atau organ yang memproteksi tubuh dari invasi organisme jahat seperti patogen, bakteri, parasit dan racun.
sistem imunitas tubuh berkembang sesuai umur manusia. Pada bayi dan balita, sistem kekebalan tubuh manusia begitu lemah. Namun pada saat dewasa ( 17 - 50 th ), sistem kekebalan tubuhnya akan optimal. Setelah itu, diusia tua ( diatas 50 th )sistem imun kembali melemah.
Sistem imunitas atau kekebalan tubuh sendiri terbagi dua, yaitu Sistem Imunitas Tidak Spesifik. Sistem kekebalan tidak spesifik berperan dalam menangkal masuknya bermacam-macam zat dari luar yang asing bagi tubuh dan dapat menimbulkan kerusakan tubuh. Sistem kekebalan ini adalah pertahanan ( kulit dan selaput lendir ), kimiawi ( enzim dan keasaman lambung ), mekanik ( gerakan usus dan rambut getar selaput lendir ), serta zat komplemen yang berfungsi memusnahkan kuman dan zat asing.
Sistem Kekebalan Spesifik. Nah, bila kuman atau zat asing tidak mampu ditangkal oleh sistem kekebalan tubuh tidak spesifik karena terjadi luka pada kulit atau gangguan asam lambung, maka beraksilah sistem kekebalan tubuh yang tingkatnya lebih tinggi atau spesifik. Namun, kekebalan spesifik ini hanya mampu berperan melawan kuman atau zat asing yang sudah dikenalnya. Maksudnya kuman tersebut sudah lebih dari satu kali masuk kedalam tubuh manusia tersebut. Walau setiap manusia sudah memiliki sistem imunitas, namun sistem tersebut tak selalu dalam keadaan seimbang. terlebih pada anak-anak dan balita. Gangguan pada sistem kekebalan tubuh sebenarnya bisa diketahui sejak lahir ( primer ), namun ada
juga gangguan yang bersifat sekunder, yaitu muncul setelah kelahiran. Misalnya akibat infeksi campak atau AIDS, gizi buruk,kanker,dll.
Imunomodulator vs Imunitas Tubuh DR.Dr.Zakiudin Munasir, SpA(K) dari Devisi Alergi Imunologi Departemen Ilmu kesehatan Anak FKUI/RSCM menekankan, sebenarnya tubuh manusia memang memiliki zat yang secara otomatis akan menormalkan sistem imun. jadi kalau imunitasnya sedang turun, maka akan ditingkatkan, dan kalau sistem kekebalan tubuhnya lagi tinggi maka akan diturunkan. Hanya saja terkadang tubuh tidak berhasil menormalkan sistem imunnya sendiri. Maka dicarilah cara menormalkan sistem imun tersebut dengan menggunakan imunomodulator. Jadi, imunomodilator bisa diartikan sebagai agen yang mampu memodifikasi atau mempengaruhi fungsi sistem imunitas tubuh. Peran imunomodulator sendiri ada dua, yaitu sebagai immunosupressan atau penekan sistem imun yang berlebihan. dan, sebagai immunostemulan, yaitu menguatkan sistem daya tahan tubuh.
Produk imunomodulator ini bisa dibuat dari bahan sintetik dan alami, yaitu ,dari tanaman. Nah, tanaman meniran atau phyllanthusniruri L ternyata memiliki efek meningkatkan kekebalan tubuh. Begitu pula dengan tanaman echinaceae yang dikenal oleh bangsa Indian. Di Amerika dan Eropa sendiri sudah lama beredar makanan kesehatan herbal dari tanaman ini yang digunakan sebagai penguat sistem imun kala sesorang sedang terkena flu.
Obat atau Suplemen ? Sementara itu, akhir-akhir ini penggunaan obat-obatan imunomodulator untuk meningkatkan mekanisme pertahanan tubuh justru semakin marak saja. Padahal ," imunomodulator adalah obat, bukan suplemen yang bisa diminum setiap hari saat tubuh sehat dan bugar ! Sebab, dalam keadaan sehat, tubuh bisa
menyeimbanngkan sistem imun secara alami, " tutur DR.Zaki. Kenyataan diatas tentu menyadarkan kita betapa masih banyak kemungkinan yang boleh jadi merugikan kesehatan anak, jika kita memberinya imunomodulator meski ia sedang sehat. Sebab, imunomodulator bekerja mamacu kerja organ tubuh sehingga menguatkan sistem imunnya. Jika organ tersebut dipacu terus menerus, terutama saat tubuh anak tidak sedang sakit, tentu organ tersebut akan lebih aus. Sehungga tubuh sianak malah gampang terkena penyakit. Jadi imunomodulator sebaiknya diberikan pada anak yang menderita sakit infeksi, dan diberikan bersamaan dengan pemberian antibiotik. Ini amat efektif karena belum tentu dengan obat antibiotik, tubuh si anak akan segera sembuh lantaran sistem imunnya sedang turun.
Sumber: http://id.shvoong.com/medicine-and-health/investigative-medicine/2254570imunomodulator-bukan-suplemen/#ixzz1mPlrPwsy
http://moko31.wordpress.com/2009/01/26/18-imunomodulator-pilih-yang-mana-stimuno-fitunoatau-imboost/ Immunomodulator adalah substansi yang digunakan yang mempengaruhi sistem imun,. Secara umum ada dua kategori imunomodulator berdasarkan efeknya yaitu immunosuppressan and immunostimulator. Mereka mempunyai kemampuan untuk meningkatkan respon imun atau perlindungan terhadap patogen atau tumor (Alamgir dan Udin, 2010). Imunostimulator adalah bahan yang dapat meningkatkan kerja komponen sistem imun. Sistem imun terdiri atas imunitas nonspesifik dan spesifik. Kedua sistem imun bekerja sama dalam mempertahankan keseimbangan badan. Penyembuhan infeksi akan lebih cepat bila fungsi sistem imun tubuh ditingkatkan. Berbagai bahan asal tanaman dapat memacu fungsi berbagai komponen sistem imun nonspesifik (fagosit, sel NK) dan sistem imun spesifik (proliferasi sel T, sel B yang memproduksi antibodi) serta produksi sitokin sehingga dapat digunakan dalam klinik sebagai ajuvan untuk meningkatkan penyembuhan berbagai penyakit infeksi (Baratawidjaya, 2006 ; Anderson, 1999). Pertama artikel ini ditulis, terdapat 18 merek yang beredar di pasar. Namun hingga sekarang, produk terus bertambah dan pendatang baru semakin banyak bermunculan. Ada beberapa merek terkenal misal Stimuno, Fituno, dan Imboost. Bagus yang mana, bingung masalah komposisi, sediaan, dan harga, pilih yang mana? Pengalaman pribadi, dulu saat sakit flu badan terasa tidak enak. Kemudian, mau mencoba produk imunomodulator dengan tujuan supaya sistem imun meningkat. Mecoba mencari info-info produk peningkat sistem imun di MIMS. Pada halaman 319 (Edisi Konsultasi 2007/2008), produk imunostimulan masuk ke bagian Suplemen dan Terapi penunjang. Banyak produk pada segmen ini, sempat bingung mana yang saya pilih? Sebagai sampel saya ambil 3 penjelasan produk yaitu Stimuno, Fituno, atau Imboost yang cukup populer ditelinga. Produk imunomodulator rata-rata mengandung: Echinacea, meniran (Phyllanthus nurii L), zink, vitamin C, dan beberapa produsen yang menambahkan vit B, selenium, black
elderberry, dan jamur. Sebenarnya sudah diketahui komponen-komponen di atas memiliki khasiat yang bisa meningkatkan sistem imun. Echinacea Merupakan primadona dalam meningkatkan sistem imun. Echinacea sendiri berperan untuk memodulasi sistem imun tubuh, menghambat enzim hyaluronidase yang berfungsi untuk mencegah penyebaran infeksi, menghambat enzim siklooksigenase dan lipooksigenase sebagai antiinflamasi, dan mengaktivasi fibroblast yang salah satu fungsinya adalah untuk mempercepat penyembuhan luka. Meniran Tanaman ini khas Indonesia. Kandungan utamanya adalah flavonoid, antara lain, quercetin, qeurcetrin, isoquercetrin, astragalin dan rutin. Dexa Medica adalah produsen yang mengangkat tanaman ini hingga menjadi fitofarmaka. Berikut sampel deskripsi produk. Stimuno Komposisi: ekstrak kering Phyllanthus nurii L. Indikasi: imunomodulator, terapi penunjang pada infeksi bakteri dan virus. Dosis dewasa 3 kali sehari, dapat diberikan sampai dengan 30 hari atau lebih. Ada 2 bentuk sediaan yaitu kapsul dan sirup. Fituno Ini adalah produk dari Kimia Farma, mengkombinasikan meniran, Echinace, dan morinda (pace). Lebih komplit lagi dengan penambahan vitamin B kompleks. Tersedia dalam bentuk kaplet berwarna hijau yang dimasukkan dalam botol isi 30 kaplet. Setiap kaplet mengandung: Conc. Echinaceae Herba Extract 150 mg Conc. Morindae Fructus Juice . 50 mg Conc. Phyllanthi Herba Extract . 100 mg Vitamin B1 10 mg Vitamin .. 5 mg Vitamin E . 5 mg
Imboost/imboost force Imboost adalah produk dari SOHO, tersedia dalam dua bentuk sediaan, yaitu tablet dan sirup. Tiap tablet mengandung Echinacea purpurea 250 mg, zinc picolinate 10 mg. Sedangkan yang sirup tiap ml mengandung Echinacea 250 mg dan zink 5 mg. Varian lain yaitu Imboost force komposisi sama dengan imboost, tapi ada tambahan satu lagi yaitu black elderberry 400 mg dalam bentuk sediaannya kapsul dan sirup. Indikasi: terapi suportif untuk menstimulasi sistem imun terhadap infeksi akut, kronis, atau kambuhan terutama infeksi saluran nafas dan genitalia seperti kandidiasis dan vaginitis. Manalah yang lebih bagus, Echinacea atau meniran? Bagus dua-duanya, tapi perlu dinggat bahwa sediaan/suplemen Echinace tidak boleh untuk ibu hamil (pustaka ekinase tidak boleh untuk ibu hamil). Pada bagian kesimpulan tertulis: In conclusion it should be stressed that pharmaceuticals containing Echinacea purpurea may influence fetal angiogenesis in murine experimental model and without further studies should not be recommended for pregnant women. Bagaimana dengan harganya? Memang bisa dikatakan obat yang mahal. Stimuno membandrol dirinya dengan harga 22.000 per 10 kapsul. Sedangkan imbost 35.000 per 10 tablet. Sedangkan Fituno 60.000 per 30 kaplet. Bila dikalkulasi harga sekitar Rp 2000-3000/tab. Sebenarnya ada pro-kontra terkait imunostimulan ini. dr. Iwan dalam websitenya mengatakan Imboost dan sejenisnya sebenarnya adalah bukan obat dan tidak berefek. Bahkan dari paper di jurnal memang ada kontroversi terkait kefektifan Echinacea terhadap sistem imun. Tapi mungkin penjelasannya Imboost dan sejenisnya bisa bekerja meningkatkan imunoglobulin (antibodi) dalam kondisi tubuh yang tidak begitu parah. Pada saat kondisi sedang drop, bisa dipicu pembentukan imunoglobulin. Namun jika sudah sakit, misal sakit DB, obat ini memang tidak berefek. Semoga bisa menjawab kebingungan dari pembaca. Beberapa produk dari produsen lain, sepeti berikut:
1. Biofos (Meprofarm) : Echinaceae ekstrak 250 mg, kurkuminoid 2 mg, fructo oligosakarida 300 mg, taurin 100 mg, dan ekstrak meniran 25 mg. Yang ini juga bisa untuk meningkatkan nafsu makan. Bentuk sirup suspensi, Rp 30.000/60 ml. 2. Divens (Dexa Medica), komposisi sama seperti Stimuno tapi dalam bentuk sirup 100 ml dengan harga Rp 19.500. 3. Eftian (Pharos), berisi Echinacea 500 mg, zink 5 mg, dan selenium 15 mcg (microgram). Bentuk sirup dengan harga 33.000/60 ml. 4. Elanos (Kalbe), isinya black elderberry ekstrak 400 mg, vitamin C 100 mg, echinaceae 250 mg, dan zink 5 mg. ada juga Elanos kids dalam bentuk sirup rasa anggur. 5. Hemaviton echinaceae plus (Tempo Scan Pacific): ekstrak Echinacea 150 mg, vitamin C 500 mg, ekstrak ginseng 20 mg, royal jelly 2 mg, zink 10 mg, beta-karoten 2500 iu, vitamin B 10 mg. 6. Hepimun (Landson): meniran 300 mg dan curcuma ekstrak 100 mg. 7. Imudator (Pyridam): polinacea ekstrak 200 mg, zink 10 mg, meniran extr 50 mg, jamur reishi extr 250 mg. 8. Imulan (Soho): meniran extr 50 mg, curcuma extr 300 mg, selenium 20 mcg. Tersedia juga dalam bentuk sirup. 9. Norflam (Solas): Echinacea extr dan vitamin B kompleks. 10. Primunox (Solas): Echinacea herba 300 mg, dan meniran herba 50 mg. 11. Proimbus (Meprofarm): Echinacea extr 170 mg, jamur reishi extr 85mg, ca-pantotenat 15 mg. 12. Proza (Landson): Echinacea 250 mg, vit C 250 mg, zink 10 mg. 13. Stamino (Tropica Mas Pharma): Echinaceae 250 mg, vit C 60 mg, L-glutamin 500 mg. 14. Starmuno (Kalbe): Polinacea (Echinaceae)200 mg, black elderberry 400 mg, vit C 100 mg, zink 5 mg.
15. Tribost (Ethica): Echinaceae500 mg, black elderberry 50 mg, meniran 100 mg. Beberapa produk baru yang muncul yaitu Starmuno (Kalbe). Ada juga Sanbe yang makin gila dengan menggabungkan semua bahan dari produsen yang ada. Ada juga Imunos dari Lapi yang harganya juga mahal. Hmm Daftar Pustaka Alamgir, M., and Uddin, SJ., 2010, Recent advances on the ethnomedicinal plants as immunomodulatory agents, in Ethnomedicine: A Source of Complementary Therapeutics: 227-244 ISBN: 978-81-308-0390-6 Editor: Debprasad Chattopadhyay Anderson WL. 1999. Introduction to the Immune System: Innate and Acquired Immunity. Dalam: Immunology. Fence Creek Publishing. Madison.: 7-22. Baratawidjaja K. 2006. Sistem Imun. Dalam: Imunologi Dasar, Balai Penerbit FKUI, Jakarta, Edisi 7.