Anda di halaman 1dari 2

6.

Neorealisme dan Masa Depan Eropa Tiga sesi terakhir telah fokus pada beberapa seri anomaly yang dihasilkan Uni Eropa. Neorealist lebih fokus pada diskusi mengenai produk dari integrasi Uni Eropa dan masa depan Eropa dibandingkan pertanyaan mengenai proses integrasi itu sendiri. Untuk bahasan ini, ada dua poin utama yang harus dipegang, - prevalensi dari negara dan keberlanjutan dari logika balance of power.

Negara dan Blok Prediksi pertama yang disampaikan neorealist seperti Mearsheimer adalah bahwa ketika Perang Dingin berakhir dan payung keamanan Amerika dihilangkan, maka negara-negara dalam kawasan Eropa akan melihat satu sama lain dengan rasa takut dan kecurigaan. Keuntungan relative sekali lagi menjadi perhatian utama bagi negara-negara ini. Ketika yang menjadi perhatian hanyalah masalah balance of power sementara sector lainnya tidak diperhatikan dengan baik, maka akan berdampak pada negara itu sendiri. Sektor ekonomi akan berjalan dengan lambat, ujungnya pada gangguan terhadap sistem itu sendiri. Dalam sistem yang multipolar, negara akan cenderung untuk salah persepsi terhadap sesamanya, salah kalkulasi, berujung pada tensi yang tidak sengaja dan eskalasi. Gangguan keamanan, budaya politik yang tidak selaras, bangkitnya nasionalisme, dan serangan balasan terhadap perambahan Uni Eropa pada kedaulatan negara akan menyebabkan proses integrasi pada akhirnya hancur (Mearsheimer, 1990a). Prediksi alternative kedua dari neoralist adalah bahwa Uni Eropa akan menyatu dan menjadi great power selanjutnya di panggung dunia. Sperti yang diprediksi Waltz pada tahun 1979, Eropa yang menyatu yang mengembangkan kompetensi politik dan kekuatan militer selama beberapa tahun suatu saat nanti bisa saja tampil menjadi superpower ketiga. Uni Eropa memiliki empat kriteria oleh neorealist yang dibutuhkan untuk menjadi great power populasi dan wilayah, SDA, kapabilitas ekonomi dan kekuatan militer. Namun pad poin kelima, Uni Eropa kurang, yaitu kompetensi politis.

Secara ekonomis, penyatuan akan membawa beberapa keuntungan. Untuk industri besar, dengan biaya besar, penelitian yang mahal dan kebutuhan akan pengembangan, kompetisi global, sebuah blok ekonomi akan menyediakan skala, bantuan, dan pasar domestic tetap dapat bersaing secara internasional. Balance of Power Neorealist percaya bahwa blok unifikasi Eropa akan bertindak tidak berbeda dengan negara lainnya. Meskipun Kantian di dalamnya, yaitu dengan menciptakan sebuah subsistem regional yang mengurangi bentuk anarki dan adanya integrasi mendalam, namun perilakunya sebagai super-state akan tetap sebagai Hobbesian. Banyak kalangan neorealist berekspektasi bahwa Uni Eropa dapat berkembang dan seimbang untuk berhadapan dengan AS. Mereka melihat dominasi AS sebagai sebuah hal yang tidak alamiah, membuka peluang untuk lahirnya pesaing. Unipolaritas dan anarki mendorong negara yang memenuhi syarat untuk menjadi kekuatan besar dan kemudian untuk menyeimbangkan terhadap negara hegemon. Terlepas apakah hegemon itu jinak atau ganas, namun pikiran bisa berubah, pemimpin baru akan dating, bahaya dan kepentingan dapat berkembang. Paradoksnya, semakin sepihak Amerika berperilaku untuk mempertahankan dominasi dan kepentingannya, semakin besar kemungkinan untuk mendapatkan dendam, perlawanan, dan persaingan dari Eropa Integrasi Kisaran perhitungan neorealist mengenai sebuah Eropa yang menyatu masih mengalami degeratif secara teori. Jika Eropa tidak berkembang untuk menyeimbangkan terhadap Unipolar AS, maka hal ini akan bertentangan dengan teori balance of power. Sedangkan, jika memang Eropa akan menyeimbangkan dengan AS, maka neorealisme harus menjelaskan bentuk penyeimbang supranasional yang dipilih Eropa. Bahkan jika Eropa menyatu karena tekanan fungsional dari kompetisi internasional, neorealisme masih membutuhkan teori integrasi. Neorealisme cenderung memperkirakan integrasi negara berdasarkan penaklukan dan kepunahan. Waltz mengakui pada waktu itu bahwa negara dengan gigih mencapai tujuan yang mereka lebih bernilai lebih dari sekedar untuk survival; mereka bisa saja, contohnya lebih menyukai peleburan dengan negara lain sebagai bentuk survivalnya. Dilemma yang tersisa bagi neorealisme adalah bagaimana menyesuaikan prinsip integrasi dan preservasi negara itu sendiri.

Anda mungkin juga menyukai