Anda di halaman 1dari 7

1. Menurut Hugo de Groot bahwa dalam hub.

Internsional, asas persamaan derajat merupakan dasar yg menjadi kemauan besar dan persetujuan dari beberapa atau semua negara. Berikan penjelasan singkatnya! a.Maksud dari persamaan derajat dalam hubungan internasional menurut Hugo de Groot adalah untuk melakukan suatu hubungan internsional itu, para negara tetangga tidak boleh membandingkan atau pun memilih milih negara yang akan diajak kerja sama antar negara. b. Kemauan bebas yang ada dalam hubungan internasional menurut Hugo de Groot adalah untuk melakukan kerja sama antar negara, kita bebas dalam memnentukan negara mana yang akan kita ajak kerja sama, tidak boleh kita terpengaruhi dengan hasutan negara lain yang melarang kita untuk melakukan kerja sama dengan negara lain 2.Dalam pelaksanaan hub. Internasional, terdapat faktor-faktor berupa: kekuatan nasional,jumlah penduduk, sumber daya dan letak geografis. Beri penjelasan singkat pada kolom dibawah ini kaitanya dengan hub. Internasional! Jumlah Penduduk Kaitan pertukaran budaya antar negara lain bisa menjadi kegiatan yang membuat suatu hubungan internasional menjadi erat, di samping itu dapat menghargai budaya asing selain menghormati budaya sendiri. Letak Geografis Bila ada dua atau beberapa negara yang berdekatan, sangat mungkin kedua negara atau beberapa negara itu melakukan hubungan internasional, selain dekat, hubungan ini juga akan menjadi erat bila hubungan internasional terus dilakukan.

3. Beri tanggapan penjelasan, mengapa dalam mewujudkan hub. Internasional diperlukan adanya asas pacta sunt servanda!

Supaya dalam menjalankan suatu kerja sama dengan negara lain, tidak terjadi penyimpangan-penyimpangan yang dapat merugikan antar negara yang diajak bekerja sama karena asas pacta sunt servada merupakan aturan dasar dalam suatu hub. Internsional. Selain itu, juga agar kerja sama yang dilaksanakan sesuai dengan aturan-aturan yang ada sehingga terciptanya hubungan kerja sama yang baik antar dua negara ,dan juga agar kedua negara dapat melaksanakan tanggung jawabnya masing-masing. 4. Tuliskan persamaan dan perbedaan mendasar antara negara maju dan negara berkembang dalam hub. Internsional perihal faktor-faktor penentu kekuatan nasional dan sumber daya dibawah ini! Persamaan Negara Maju dan Negara Berkembang

-Rata-rata negara maju tidak memiliki SDA yang banyak, seperti jepang, Amerika dll. Namun memiliki sumber daya manusia yang banyak, sedangkan rata SDA di negara berkembang seperti Indonesia, Brazil, sangatlah banyak, namun Sumber daya manusianya rendah, sehingga negara maju dan negara berkembang bekerjasama mengolah SDA dengan diolah dengan SDM denga nsebaik baiknya. -Sama sama mengadakan latihan militer antar negara berkembang dan negara maju seperti latihan militer korea utara dengan Amerika. Perbedaan Negara Maju dan Negara Berkembang

- negara maju adalah negara yg segala aspek kehidupannya sudah melebihi batas kemiskinan dan tekhnologinya sudah canggih negara berkembang adalah negara yg aspek kehidupannya dibawah batas kemiskinan dan tekhnologinya belum berkembang -Negara maju adalah sebutan untuk Negara yang menikmati standard hidup yang relatif rendah

5. Jelaskan kekebalan-kekebalan yang dimiliki sorang diplomatik Pribadi Pejabat Diplomatik.

1). Kekebalan terhadap kekuasaan negara penerima Kekebalan dalam bentuk ini misalnya adalah kekebalan terhadap paksaan, penahanan dan penangkapan. Ketentuan ini memberikan petunjuk bagi alat-alat negara penerima untuk tidak melakukan hal-hal tersebut. Ketentuan-ketentuan tersebut merupakan pengertian yang terdapat dalam penjelasan Pasal 29 Konvensi Wina 1961. 2). Hak mendapatkan perlindungan terhadap gangguan atau serangan atas diri pribadi dan kehormatannya. Hak untuk mendapatkan perlindungan terhadap gangguan, serangan atas kebebasan dan kehormatan diri pejabat diplomatik sebagaimana di Indonesia yang telah menjamin dan mengatur dalam Pasal 143 dan 144 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) Indonesia. 3). Kekebalan terhadap jurisdiksi pengadilan negara penerima diatur dalam Pasal 31 Konvensi Wina 1961, antara lain:

Seorang wakil diplomatik akan menikmati kekebalan dari pengadilan kriminil (pidana) dari negara penerima. Ia juga menikmati kekebalan dari pengadilan sipil dan administratifnya, kecuali dalam hal:

a) Tindakan nyata yang berhubungan dengan barang milik tak bergerak pribadi yang terletak di daerah negara penerima, kecuali apabila ia menguasainya atas nama negara pengirim untuk maksud misi; b) Tindakan nyata yang berhubungan dengan penggantian, dalam mana wakil diplomatik itu terlibat sebagai pelaksana/ administrator, ahli waris atau penerima harta pusaka sebagai perorangan dan tidak atas nama negara pengirim;
Negara Maju Pendapatan rata-rata penduduk tinggi. Pendidikan dan keterampilan penduduk cukup tinggi. Tidak tergantung pada alam. Tingkat pertumbuhan penduduk rendah. Angka harapan hidup tinggi. Intensitas mobilitas tinggi. Angka harapan hidup rendah. Intensitas mobilitas rendah. Negara Berkembang Pendapatan relatif rendah. Pendidikan penduduknya rata-rata rendah. Sangat tergantung pada alam. Tingkat pertumbuhan penduduk tinggi.

c) Tindakan yang berhubungan dengan kegiatan profesional atau komersial, yang dilakukan oleh wakil diplomatik di negara penerima, di luar fungsi resminya.

Wakil diplomatik tidak diharuskan memberi bukti sebagai saksi Tidak boleh diambil tindakan pelaksanaan terhadap wakil diplomatik kecuali dalam halhal yang datang di bawah sub-ayat (a), (b),dan (c) dari ayat (1) pasal ini, dan asalkan tindakan yang bersangkutan dapat diambil dengan tidak melanggar kekebalan pribadinya atau tempat kediamannya. Kekebalan wakil diplomatik dari pengadilan negara penerima tidak membebaskannya dari pengadilan negara pengirim.

4. Kekebalan dari kewajiban menjadi saksi Pasal 31 ayat 2 Konvensi Wina 1961 mengandung ketentuan sebagai berikut: A. diplomatic agent is not obliged to give evidence as a witness. Artinya bahwa seorang wakil diplomatik tidak dapat dipaksa untuk bertindak sebagai seorang saksi dan untuk memberikan kesaksiannya di depan pengadilan, baik peradilan sipil atau perdata, peradilan pidana maupun peradilan administratif. Begitu pula para anggota keluarga dan para pengikutnya tidak dapat dipaksa untuk bertindak sebagai saksi di depan pengadilan sehubungan dengan yang mereka ketahui. Namun apabila dilihat dari segi untuk menjaga hubungan baik kedua negara, sebaiknya tidak dipegang secara mutlak dan pemerintah negara pengirimnya dapat secara khusus menghapus atau menanggalkan kekebalan diplomatik tersebut dengan pernyataan yang tegas dan jelas.
Kantor Perwakilan (Rumah Kediaman), disebut jg daerah ekstrateritorial. Para diplomat tdk memiliki hak asylum, yaitu hak untuk memberi kesempatan kpd suatu negara dalam memberikan perlindungan kepada warga negara asing yang melarikan diri.

-Pasal 22 Konvensi Wina 1961 menyebutkan bahwa: 1. Gedung-gedung perwakilan asing tidak boleh diganggu-gugat. Alat-alat negara dari negara penerima tidak diperbolehkan memasuki gedung tersebut kecuali dengan izin kepala perwakilan; Negara penerima mempunyai kewajiban khusus untuk mengambil langkah-langkah seperlunya guna melindungi perwakilan tersebut dari setiap gangguan atau kerusakan dan mencegah setiap gangguan ketenangan perwakilan-perwakilan atau yang menurunkan harkat dan martabatnya; Gedung-gedung perwakilan, perabotannya dan harta milik lainnya yang berada di dalam gedung tersebut serta kendaraan dari perwakilan akan dibebaskan dari pemeriksaan, penuntutan, pengikatan atau penyitaan.

2.

3.

Korespondensi Diplomatik.

Para pejabat diplomatik dalam menjalankan tugasnya mempunyai kebebasan penuh, dan dapat menjalankan komunikasi secara rahasia dengan pemerintahnya. Diakui secara umum bahwa kebebasan berkomunikasi juga berlaku bagi semua korespondensi resmi antara perwakilan dengan pemerintahnya, dan kebebasan ini harus dilindungi oleh negara penerima. Surat menyurat pejabat diplomatik tidak boleh digeledah, ditahan, atau disensor oleh negara penerima. Perwakilan diplomatik dapat menggunakan kode dan sandi rahasia dalam komunikasinya dengan negara pengirim, sedangkan instalasi radio dan operasi pemancar radio hanya dapat dilakukan atas dasar izin negara setempat. Kurir diplomatik yang berpergian dengan paspor diplomatik tidak boleh ditahan atau dihalang-halangi. Pasal 27 Konvensi Wina 1961 menjamin komunikasi secara bebas dari misi perwakilan asing dengan maksud yang layak. Artinya hak untuk berhubungan dengan bebas ini adalah hak seorang pejabat diplomatik, di dalam surat-menyurat, mengirim telegram dan berbagai macam perhubungan komunikasi. Dan perhubungan bebas ini dapat berlangsung antara pejabat diplomatik dengan pemerintahannya sendiri atau pemerintah negara penerima maupun perwakilan diplomatik asing lainnya. 6.Berikan penjelsan mengapa didalam hubungan antar negara perjanjian internasional dianggap sangat penting! Karena dengan adanya perjanjian internasional, negara tersebut baru dapat memulai suatu hubungan kerja sama dengan negara lain,serta dengan adanya perjanjian tersebut, menandakan bahwa kita harus menaati segala aturan yang ada sehingga terhindar dari penyelewengan atau pelanggaran. Dan nantinya pandangan negara lain terhadap negara kita positif adanya. 7.Berikan penjelasan mengapa sebelum suatu perjanjian internasional dibuat, ada yang harus diratifikasi dan ada yang tidak perlu diratifikasi! Karena dengan adanya ratifikasi, perjanjian tersebut dianggap legal, dan dapat diterima oleh negara lain secara terbuka. 8.Jelaskan mengapa sebelum suatu perjanjian internasional dibuat, perlu dilakukan perundingan(negosiasi)! Karena dengan adanya perundingan, suatu perjanjian dapat mencapai kesepkatan, sehingga tidak ada pihak yang dirugikan dalam kesepakatan tersebut, serta kita dapat sama-sama membuka pikiran untuk saling terbuka dan menyatakan pendapat kita, mana yang kita anggap setuju, mana yang tidak.

9.Berilah penjelasan bagaimana kedudukan negara peserta dan bukan peserta pada saat suatu perjanjian internasional ditandatangani oleh negara-negara yang berkepentingan! Kedudukan negara peserta dan bukan peserta itu sebenarnya sama. Saat penandatanganan perjanjian internasional, baik negara yang ada dalam perjanjian internasional maupun tidak ikut erikat dalam perjanjian itu.

10. Carilah sebuah kasus tentang persoalan kasus HI (Hubungan Internasional) yang tidak bisa diselesaikan dengan cara diplomatik. Pemerintah Indonesia tak harus kalah gertak dari Pemerintah Papua Nugini yang akan mendepak Duta Besar RI di sana. Pasalnya, intersep yang dilakukan dua pesawat TNI AU terhadap pesawat jet yang ditumpangi petinggi Papua Nugini pada 29 November 2011 sesuai prosedur. Demikian disampaikan Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Tjahjo Kumolo kepada Tribunnews.com, Minggu (8/1/2012). Menurut Tjahjo, identifikasi pesawat TNI AU terkait keberadaan pesawat tersebut sudah sesuai prosedur tetap Internasional yang ada."Papua Nugini tidak bisa seenaknya menggertak Republik Indonesia yang mana TNI AU berhak menjaga kedaulatan wilayah NKRI-nya. Apapun harga diri kehormatan Indonesia harus tetap dijaga bahwa apapun yang dilakukan TNI AU sudah benar sesuai prosedur," ujar Tjahjo.Bahkan, jika Pemerintah Papua Nugini bisa menebarkan ancaman, maka Pemerintah Indonesia harus melakukan hal sama. "Kita bisa usir juga Dubes Papua Nugini di Indonesia. Ini menyangkut kedaulatan politik NKRI yang harus kita jaga martabatnya sebagai negara besar," tandasnya.Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa belum lama ini sudah memberi penjelasan soal intersep dua pesawat TNI AU tempo hari kepada Duta Besar Papua Nugini di Jakarta, Peter Ilau. Menurutnya, aksi dua pesawat TNI AU sudah benar karena melakukan di wilayah Indonesia.Sementara langkah-langkah yang dilakukan pesawat TNI AU terhadap pesawat dimaksud sesuai prosedur yang berlaku di Indonesia dan di negara-negara lain pada umumnya. Apalagi,

intersep yang dilakukan oleh pesawat TNI AU tidak pernah membahayakan pesawat dimaksud.

Agandri XI IPS 2/1

Anda mungkin juga menyukai