BAB III PEMBAHASAN III.

I Stasiun 1

Gambar stasiun satu

Stasiun pertama terletak di desa Sangkaropi kecamatan Sadan Kabupaten Tana Toraja. Yang merupakan Kawasan tambang PT. Makale Toraja Mining, yang memproduksi Galena, diresmikan pada 8 Desember 2010. Pada stasiun satu umumnya disusun oleh batuan tufa yang telah mengalami proses alterasi yang menyebabkan terjadinya perubahan komposisi kimia dan fisik batuan yang kemudian membentuk mineral serisit. Batuan ini merupakan Ore Body dari mineral-mineral sulfide yang memperlihatkan kesamaan dengan endapan-endapan jenis kuroko di Jepang yang dinamakan sulfida masif tipe-Kuroko. Yang terdiri dari mineral-mineral Sphalerite (ZnS), Galena (PbS), Pirit (FeS2) dan Kalkopirit (CuFeS2) merupakan mineral sulfida yang umum dengan sejumlah kecil Bornite (Cu5FeS4), Tetrahidrit ((Cu,Fe)12Sb4S13), Arsenopirit), Kalkosit (Cu2S) dan Covelit (CuS).

Endapan dari mineral mineral sulfida ini merupakan endapan mineral hidrotermal dimana sisa-sisa magma yang merupakan sirkulasi fluida panas (50 sampai 500C) masuk ke celah-celah batuan yang terbentuk oleh adanya patahan, membentuk vein-vein yang terisi oleh mineral. Terdapat pula Zeolite (tufa hiaju) yang merupakan hasil alterasi tufa andesitik dan tufa dasitik. Zeolite dapat digunakan dalam proses pengolahan air asam tambang karena dapat menyerap limbah. Pada stasiun satu juga ditemukan patahanGambar vein yang terisi oleh mineral patahan/ sesar yang merupakan jenis sesar normal, dimana pergerakan Hanging-Wallnyablok

(bagian terpatahkan yang berada relatif diatas bidang sesar) relatif turun terhadap Foot-Wall (blok bagian terpatahkan yang relatif berada dibawah bidang sesar). Apabila sesar-sesar ini kita hubungkan akan membentuk jalur sesar yang disebut sesar sangkaropi. Terdapat pula air terjun yang merupakan penciri adanya suatu patahan yang disebut scarp.

III.2 Stasiun 2

Gambar singkapan batu bara pada stasiun satu

Stasiun dua terletak di Desa Banti Kecamatan Baraka Kabupaten Enrekang

o o

pada

koordinat 3 2831s dan 119 52`41,7e. Pada stasiun ini dijumpai singkapan Batubara dengan strike dan dip N1800E/350. Pada lapisan Batubara tedapat lapisan lempung karbonat yang disebut parting. Batubara yang terdapat pada stasiun 2 memiliki nilai kalori yang tinggi dapat dilihat dari warnanya yang berwarna hitam mengkilat, namun tidak prospek untuk dilakukan kegiatan penambangan karena selain ketebalan lapisan batubara yang hanya sekitar 1 meter juga karena memiliki over burden berupa lempung yang tebal. III. 3 Stasiun 3

Gambar patahan pada stasiun 3

Stasiun dua terletak di Desa Banti Kecamatan Baraka Kabupaten Enrekang, sekitar 2 kilometer dari stasiun 2. Pada stasiun ini dijumpai batuan serpih yang telah mengalami tekanan

yang menyebabkan terjadinya sesar (retakan pada batuan yang telah mengalami pergeseran) berupa sesar normal, dimana pergerakan Hanging-Wallnyablok (bagian terpatahkan yang beradarelatif diatas bidang sesar) relatif turun terhadap Foot-Wall (blok bagian terpatahkan yang relatif beradadibawah bidang sesar). Sesar tersebut memiliki slicken side dengan strike dip N10E/2130 dan Throw, yaitu besarnya pergeseran vertikal pada sesar sepanjang 20 cm.

III. 4 Stasiun 4

Gambar stasiun 4

Stasiun empat terletak di Kecamatan Kotu Kabupaten Enrekang dengan ketinggian 511 mdpl dengan attitude 3o291423 selatan yang terletak pada posisi 119o47394. Pada stasiun ini terdapat singkapan batuan piroklastik yang terbentuk oleh proses vulkanik dengan strike dip N2890E/790. Batuan ini memperlihatkan stuktur lapisan yang hampir tegak lurus, hal ini disebabkan oleh ada tekanan pada batuan yang menyebabkan batuan tersebut terlipatan, dan apabila melebihi daya elastisitas batuan akan membentuk patahan. Patahan yang terdapat pada stasiun ini berupa patahan normal dimana pergerakan Hanging-Wallnyablok (bagian terpatahkan yang berada relatif diatas bidang sesar) dengan strik dip N3030E/38020 relatif turun terhadap Foot-Wall (blok bagian

terpatahkan yang relatif berada dibawah bidang sesar). Patahan tersebut memiliki slicken side