Anda di halaman 1dari 12

PERAN, HAMBATAN DAN BENTUK-BENTUK MEDIA MASSA

Oleh: Yoga Liberiawan Ganis Yazid 11/399441/SP/24471 Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN
Apapun profesi atau pekerjaan seseorang, setidaknya ia pernah menonton televisi, mendengarkan radio, dan membaca koran atau majalah pada saat mereka menonton televisi, mendengarkan radio, dan membaca koran atau majalah mereka sebenarnya sedang berhadapan dengan yang namanya media massa. Gambaran ini mencerminkan bahwa media massa, dengan berbagai bentuknya, senantiasa mempengaruhi manusia dan manusia senantiasa menerpakan dirinya dengan media massa. Aneka pesan melalui sejumlah media massa, seperti koran, majalah, radio siaran, televisi, film, dan media online/ internet. Dengan sajian berita dari yang ringan samapi yang berat, mencerminkan proses komunikasi massa yang selalu menerpa kehidupan manusia. Bagi yang tidak membaca koran, setidaknya dia mendengarkan radio. Artinya tidak ada orang yang tidak terhubung dengan media massa. Sejak kita bayi/ balita kita sudah berhubungan dengan yang namanya media massa, contohnya sejak balita kita sudah disuguhkan yang namanya siaran televisi dan film, menuju remaja dan dewasa kita mulai berhubungan dengan media lain seperti mendengarkan radio, lalu membaca koran dan majalah remaja. Definisi media massa, media massa yaitu istilah yang digunakan untuk mengistilahkan jenis media yang secara khusus didesain untuk mencapai masyarakat yang sangat luas. Dalam pembicaraan sehari-hari, istilah ini sering disingkat menjadi media. Masyarakat dengan tingkat ekonomi rendah memiliki ketergantungan dan kebutuhan terhadap media massa yang lebih tinggi daripada masyarakat dengan tingkat ekonomi tinggi karena pilihan mereka yang terbatas. Masyarakat dengan tingkat ekonomi lebih tinggi memiliki lebih banyak pilihan dan akses banyak media massa, termasuk bertanya langsung pada sumber atau ahli dibandingkan mengandalkan informasi yang mereka dapat dari media massa tertentu.

BAB II ISI

A. Peran Media Massa Ditengah sengitnya persaingan memperebutkan uang pengiklan dan perhatian publik, media telah mengembangkan dan berbagi sejumlah peran. Sebagai media informasi, radio dan televisi unggul dalam menyampaikan berita secara dini yang dilengkapi dengan ulasan penjelas. Kalau media siaran memberi perhatian pada suatu peristiwa, biasanya waktu dan perhatian untuk peristiwa lain berkurang. Celah inilah yang diisi oleh koran. Sering kali koran memberitakan banyak hal, sehingga kedalamannya pun terbatas. Celah ini diisi oleh majalah. Majalah acapkali sengaja meliput sesuatu yang diberitakan oleh media siaran secara lebih panjang lebar. Media tidak selamanya berbagi peran secara jelas, dan adakalanya mereka tidak Cuma melakukan sesuatu yang menjadi bidang keunggulan. Media siaran mampu menyampaikan suatu informasi dengan cepat, namun ia tidak dapat menguraikan segala aspeknya secara lengkap dan mendalam. Koran cukup mendalmi dalam mengulas suatu berita, namun adakalanya ia mengabaikan berita atau aspek tertentu yang bagi sebagian orang lebih penting. Majalah, buku, dan film dokumenter dapat mengisi kekurangan ini. Namun faktanya, tiap media acapkali mencoba melakukan sesuatu yang sebenarnya tidak ia kuasai, bahkan terkadang dengan mengorbankan kelebihannya. Padahal tiap jenis media punya kelebihan sendiri dalam menyampaikan dan menafsirkan informasi.1)

____________________________________________________________________________
1)

William L. Rivers, Jay W. Jensen, dan Theodore Peterson diterjemahan oleh Haris Munandar & Dudy Priatma, Media Massa & Masyarakat Modern Edisi Kedua hal.228-229, 2004. Jakarta. Prenada Media

Peran media selain sebagai penyampai dan penafsir informasi, peran media yang lain adalah pembujuk. Dewasa ini, disetiap sudut kehidupan selalu ada bujkan membeli, yang halus maupun terang-terangan. Bahkan kolom tajuk rencana di koran-koran pun kadang disisipi dengan promosi atau iklan terselubung. Penonton sudah tidak kaget kalau di tengah-tengah acara nyanyian yang indah muncul iklan sampo. Sekitar 50 persen halaman majalah juga bertabur iklan muncul dari iklan mobil, kulkas, sikat gigi, deterjen, dan sebagainya. Bujukan-bujukan itu bersumber dari para pengiklan, spesialis humas, dan berbagai profesi lain yang semuanya menggunakan media massa untuk mencetak penjualan. Bujukan juga datang dari media sendiri, baik itu mengenai mutu medianya sendiri atau produk sampingannya. Setiap perusahaan, apalagi yang besar, kini merasa perlu menjaga citranya, dan untuk itu mereka merekrut para profesional yang mampu melakukan hal itu dengan baik. Di AS terdapat ratusan ribu profesional iklan, memperoleh tugas besar untuk menjaga citra positif berbagai lembaga. William, dkk (2007) mengatakan, Setiap profesional humas dan iklan dalam memoarnya mengaku bahwa yang penting bagi mereka adalah uang, dan mereka tidak peduli kalau ada orang-orang yang tidak menyukai diri atau pekerjaan mereka. Bagi mereka, aneka definisi humas dan perusahaan besar yang hendak mengontrak mereka, definisi indah humas yang disodorkan adalah humas adalah keterampilan mengomunikasikan suatu gagasan kepada khalayak dengan tujuan mencapai sesuatu yang ingin diwujudkan oleh gagasan itu. 2) Jadi, bisa disimpulkan bahwa peran media sebagai pembujuk memiliki tanggung jawab dan fungsi manajemen untuk menganalisis kepentingan publik dan memahami sikapa publik, agar publik terbujuk dengan bujukannya

2)

William L. Rivers, Jay W. Jensen, dan Theodore Peterson diterjemahan oleh Haris Munandar & Dudy Priatma, Media Massa & Masyarakat Modern Edisi Kedua hal. 257, 2004. Jakarta. Prenada Media

B. Hambatan Pengembangan Media Massa 1. Hambatan Psikologis Hambatan psikologis yakni hambatan-hambatan yang merupakan unsur-unsur dari kegiatan psikis manusia, contohnya ada 4 yaitu
a. Perbedaan kepentingan (interest), kepentingan akan membuat orang selektif dalam

menanggapi atau menghayati pesan. Orang hanya akan (stimulus) yang ada hubungannya dengan kepentingannya.3)

memperhatikan perangsang

b. Prasangka (prejudice), Menurut Sears, prasangka berkaitan dengan persepsi orang tentang

seseorang atau kelompok lain, dan sikap serta perilakunya terhadap mereka (Sears, 1985:143). Agar lebih jelas kita harus tahu apa itu persepsi, Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan ( Rakhmat, 2003:51).4)
c. Stereotip, merupakan gambaran atau tanggapan tertentu mengenai sifat-sifat dan watak

pribadi orang atau golongan lain yang bercorak negatif ( Gerungan, 1983:169).5)
d. Motivasi (motivation), semua tingkah laku manusia pada hakikatnya mempunyai motif

tertentu. Motif merupakan suatu pengertian yang melingkupi semua penggerak, alasanalasan atau dorongan-dorongan dalam diri manusia yang menyebabkan manusia berbuat sesuatu. Seperti kita ketahui keinginan dan kebutuhan masing-masing individu berbeda dari waktu ke waktu dan dari tempat ke tempat, sehingga motif juga berbeda-beda. Motif seseorang bisa bersifat tunggal, bisa juga bersifat gabungan.6) _____________________________________________________________________________
3)

Drs. elvinaro Ardianto, M.Si, Dra. Lukiati Komala, M.Si, dan Dra Siti Karlinah, M.Si, Komunikassi Massa Suatu pengantar Edisi Revisi, hal. 89-93, 2007. Bandung, Simbiosa Rekatama Media

4) 5) 6)

Ibid 3) Ibid 4) Ibid 5)

2. Hambatan Sosiokultural a. Aneka etnik, ini disebabkan karena Indonesia merupakan negara dengan suku terbanyak dan memiliki etnik yang berbeda-beda, tiap bagian memiliki budaya tersendiri khas dan unik. Akan tetapi kekayaan Indonesia yang sering menjadi kebanggaan bangsa Indonesia kadang-ladang dapat menjadi faktor penghambat dalam kegiatan komunikasi massa
b. Perbedaan Norma Sosial, beragam norma sosial yang berlaku di Indonesia, tidak menutup

kemungkinan terdapat pertentangan nilai, dalam arti kebiasaan dan adat istiadat yang dianggap baik bagi suatu masyarakat , dianggap tidak baik bagi masyarakat lainnya an sebaliknya, kondisi demikian harus menjadi perhatian untuk dimasa mendatang. c. Kurang Mampu Berbahasa Indonesia, keragaman etnik menyebabkan kergaman bahasa yang digunakan dalam pergaulan sehari-hari. Dapat dikatakan jumlah bahasa yang ada di Indonesia sebanyak etnik yang ada. Jadi, sekalipun bahasa Indonesia merupakan bahasa nasional yang selau diucapkan pada saat memperingati sumpah pemuda, kita tidak memungkiri bahwa masih ada masyarakat Indonesia yang belum bisa berbahasa Indonesia. Hal ini dapat menyulitkan penyebarluasan kebijakan dan program program pemerintah. d. Semantik, adalah hambatan mengenai bahasa yang digunakan komunikator ini disebabkan karena cara bicara yang terlalu cepat, perbedaan makna kata dan pengertian yang konotatif.
e. Pendidikan belum merata, dikarenakan adanya kesenjangan antara pendidikan di kota dan

di desa apalagi desa-desa terpencil, telah menjadi hambatan dalam proses komunikasi massa.
f. Hambatan Mekanis, yaitu konsekuensi penggunaan media massa dalam hal ini bisa

disebut hambatan teknis, contohnya hambatan mekanis pada media televisi terjadi pada saat stasiun atau pemancar penerima mendapat gangguan baik secara teknis maupun akibat cuaca buruk, sehingga gambar menjadi buram, tidak jelas atau bahkan mati

3. Hambatan Interaksi Verbal a. Polarisasi, kecenderungan untuk melihat dunia dalam bentuk lawan kata dan menguraikannya dalam bentuk ekstrem, seperti baik atau buruk, positif atau negatif, sehat atau sakit, pandai atau bodoh, dan lain-lain. Kita mempunyai kecenderungan kuat untuk melihat titik titik ekstrem dan mengelompokkan manusia, objek, dan kejadian dalam bentuk lawan kata yang ekstrem. Diantara dua kutub yang berlawanan itu, sebagian besar manusia berada di tengah-tengah. Diantara yang sangat miskin dan yang sangat kaya, kenyataannya lebih banyak yang sedang-sedang saja. Kedua belah pihak tidak baik mempunyai sikap, ini kawan itu lawan . Seandainya komunikator mauun komunikan melihat seperti itu, maka dapat dipastikan keduanya bersikap apriori.
b. Orientasi intensional, mengacu pada kecenderungan kita untuk melihat manusia, objek

dan kejadian sesuai dengan ciri yang melekat pada mereka. Orientasi intensional terjadi bila kita bertindak seakan-akan label adalah lebih penting daripada orangnya sendiri.7) c. Evaluasi Statis, penilaian kita terhahap media massa yang kita baca, dengar, atau tonton itu berisi informasi yang tidak baik.
d. Indiskriminasi, Indiscrimination terjadi bila kita memusatkan perhatian pada kelompok

orang, benda atau kejadian dan tidak mampu melihat bahwa masing-masing bersifat unik atau khas dan perlu diamati secara individual. Indiskriminasi juga merupakan int dari stereotip. Stereotip adalah gambaran mental yang menetap tentang kelompok tertentu yang kita anggap berlaku untuk setiap orang (anggota) dalam kelompok tersebut tanpa memperhatikan adanya kekhasan orang yang bersangkutan. Salah satu cara untuk menghindari indiskriminasi adalah memberikan indeks, yaitu mengidentifikasi setia orang sebagai individual. Indeks ini membantu kita membedakan orang tanpa perlu menyisihkan dari kelompok dimana ia menjadi anggota. _____________________________________________________________________________
7)

Drs. elvinaro Ardianto, M.Si, Dra. Lukiati Komala, M.Si, dan Dra Siti Karlinah, M.Si, Komunikassi Massa Suatu pengantar Edisi Revisi, hal. 99, 2007. Bandung, Simbiosa Rekatama Media

C. BENTUK-BENTUK MEDIA MASSA Media massa pada dasarnya dibagi dua kategori, yakni media massa cetak dan media massa elektronik. Media cetak yang dapat memenuhi kriteria sebagai media massa adalah surat kabar dan majalah. Sedangkan media massa elektronik adalah radio siaran, televisi, film, media on line (internet). A. Surat Kabar (koran) Surat kabar merupakan media massa yang paling tua dibandingkan dengan jenis media massa lainnnya. Sejarah telah mencatat keberadaan surat kabar dimulai sejak ditemukannya mesin cetak oleh Johann Gutenberg di Jerman. Koran adalah media massa pertama di dunia yang memiliki 2 fungsi, fungsi utama dan fungsi sekunder. Fungsi utama media (1) to inform (menginformasikan kepada pembaca secara objektif tentang apa yang terjadi dalam suatu komunitas, negara dan dunia); (2) to comment (mengomentari berita yang disampaikan dan mengembangkannya ke dalam fokus berita); (3) to provide (menyediakan keperluan informasi bagi pembaca yang membutuhkan barang dan jasa melalui pemasangan iklan di media). Sedangkan fungsi sekunder media adalah : (1) untuk kampanye proyek-proyek yang bersifat kemasyarakatan, yang sangat diperlukan untuk membantukondisi-kondisi tertentu; (2) memberikan hiburan kepada pembaca dengan sajian cerita komik, kartun, dan cerita-cerita khusus; (3) melayani pembaca sebagai konselor yang ramah, menjadi agen informasi memperjuangkan hak. Fungsi yang paling menonjol pada surat kabar adalah pemberi informasi. Hal ini sesuai dengan tujuan utama khalayak membaca surat kabar, yaitu rasa keingintahuan akan setiap peristiwa yang terjadi di sekitarnya. Karena sebagian besar rubrik surat kabar terdiri dari berbagai jenis berita. Untuk dapat memanfaatkan media massa kita harus tahu karakteristik yang terdapat di surat kabar, diantara lain : (a) publisitas, adalah penyebaran pada masyarakat; (b) periodesitas, menunjukkan keteraturan terbitnya, bisa harian, mingguan, atau dwi mingguan; (c) universalitas, beriasi beraneka ragam informasi dari seluruh dunia; (d) aktualitas, berita harus

cepat menjelaskan tentang fakta-fakta; (e) terdokumentasi, disajikan dalam bentuk artikel atau berita B. Majalah Keberadaan majalah sebagai media massa terjadi tidak lama setelah surat kabar. Sebagaimana surat kabar, majalah awal diterbitkan di negar-negara Eropa dan Amerika. Edisi perdana majalah diluncurkan di Amerika pada pertengahan 1930-an memperoleh kesuksesan besar. Menurut Dominick, klasifikasi majalah dibagi ke dalam lima kategori utama, yakni (1) general consumer magazine ( konsumen majalah adalah siapa saja); (2) business publication ( majalah yang secara khusus melayani para pembisnis); (3) literacy reviews and academic journal (majalah yang diterbitkan oleh organisasi nonprofit, univerisitas, yayasan atau organisasi profesional); (4) newsletter (majalah yang dipublikasikan dengang bentuk khusus, 48 halaman dengan perwajahan khusus pula); (5) public relations magazines (majalah PR yang diterbitkan oleh perusahaan, dan dirancang untuk sirkulasi pada karyawan perusahaan, agen, pelanggan, dan pemegang saham).8) Fungsi majalah berbeda satu sama lainnya, contohnya majalah berita Gatra mungkin lebih berfungi sebagai media informasi tentang peristiwa dalam dan luar negeri, fungsi berikutnya adalah hiburan. Majalah adalah media tersimple dalam pengorganisasiannya, relatif lebih mudah mengelolanya, serta tidak perlu modal banyak. Majalah mempunyai beberapa karakteristik majalah, yaitu: (1) penyajian kebih mendalam; (2) nilai aktualitas lebih lama; (3) gambar/foto lebih banyak; (4) kover sebagai daya tarik.

____________________________________________________________________________
8)

Drs. elvinaro Ardianto, M.Si, Dra. Lukiati Komala, M.Si, dan Dra Siti Karlinah, M.Si, Komunikassi Massa Suatu pengantar Edisi Revisi, hal. 115, 2007. Bandung, Simbiosa Rekatama Media

C. Radio Siaran Radio adalah media massa elektronik tertua dan sangat luwes. Selama hampir satu abad lebih keberadaannya, radio telah berhasil mengatasi persaingan keras diantara media massa elektronik lainnya. Keunggulan radio siaran adalah berada dimana saja: di tempat tidur, di dapur, di dalam mobil, di kantor, di jalanan, di pantai, dan berbagai tempat lainnya. Radio memiliki kemampuan menjual bagi pengiklanan yang produknya dirancang khusus untuk khalayak tertentu.9) D. Televisi Televisi adalah media massa elektronik paling populer atau yang paling berpengaruh di kehidupan manusia. Tayangan televisi tidak hanya berisi informasi tapi juga diisi oleh tayangan hiburan. Secara bertahap, televisi mengalami perubahan yang sangat cepat dimulai dari bentuknya yang dulu kotak besar sekarang ukurannnya sangat tipis. Penerimaan program mengalami peningkatan dari wwaktu ke waktu. Kini sedikitnya terdapat lima metode penyampaian program televisi, yaitu: (1) over-the-air reception of network and local station program. Kualitas gambar yang kuno ditingkatkan menjadi high density television; (2) cable (sistem tv kabel); (3) digital cable (sitem tv kabel lokal); (4) wireless cable (sistem tv penerima gelombang pendek); (5) direct broadcast satellite (sistem tv penangkap sinyal dengann parabola). E. Film Gambar bergerak (film) adalah bentuk dominan dari media massa visual. Film lebih dahulu menjadi hiburan dibanding televisi dan radio siaran. Industri filmm adalah industri bisnis. Predikat ini telah menggeser anggapan orang-prang bahwa film adalah karya seni. Karakteristik yang dipunyai film, yaitu: (1) layar luas/lebar; (2) pengambilan gambar menggunakan pengambilan pemandangan menyeluruh; (3) konsentrasi penuh pada saat menonton film; (4) mempengaruhi jiwa manusia. F. Komputer dan Internet Lebih dari lima orang Amerika dewas menggunakan internet di rumah, di kantor atau sekolah, dan di atas 10% menggunakannya setiap hari. Internet adalah hal yang sudah tidak asing lagi di masyarakat, internet memiliki jaringan informasi yang melebihi media massa cetak dan elektronik. Internet tidak hanya diakses melalui komputer atau lapto, sekarang internet bisa digunakan menggunak telepon genggam. Ini membuktikan perkembangan internet yang sangat cepat dan bisa dibilang perubahannya setiap detik. ____________________________________________________________________________
9)

Drs. elvinaro Ardianto, M.Si, Dra. Lukiati Komala, M.Si, dan Dra Siti Karlinah, M.Si, Komunikassi Massa Suatu pengantar Edisi Revisi, hal. 123, 2007. Bandung, Simbiosa Rekatama Media

BAB III PENUTUP

Media massa sudah bukan hal yang asing lagi bagi kita, di sekitar kita sekarang ini sangat mudah mencari contoh media massa. Begitu banyak bentuk media massa tapi fungsi kesemua bentuk itu sama yaitu menyajikan informasi dengan cepat dan sesuai dengan fakta yang ada di masyarakat mulai dari peristiwa dalam dan luar negeri, kriminal, hiburan, olahraga, dan lain-lain, media massa selalu hadir memberikan informasi kepada publik. Media adalah usaha kita untuk tetap mempertahankan demokrasi

DAFTAR PUSTAKA

Siregar, Ashadi. 2006. Pemberitaan Media Pers Indonesia: Paradigma, Epistimologi, Ruang Publik dan Pendekatan Multikultural, dalam Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu PolitikvUGM, Vol. 9, No. 3, hlm. 255-270. Nyarwi. 2008. Paradoks Media Sebagai Pilar Keempat Demokrasi, dalam Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UGM, Vol. 12, No. 12, hlm. 151-173. Ardianto, Elvinaro, Komala, Lukiati, dan Karlinah, Siti, 2007, Komunikasi Massa: Suatu Pengantar Edisi Revisi. Bandung: Simbiosa Rekatama Media. William, Jay dan Theodore, 2004, Media Massa dan Masyarakat Modern Edisi Kedua. Jakarta: Prenada Media.

Anda mungkin juga menyukai