BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Dengan semakin pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, pendidikan tidak boleh ketinggalan. Pendidikan adalah investasi jangka panjang yang memerlukan usaha dan dana yang cukup besar, hal ini diakui oleh semua orang demi kelangsungan masa depan suatu bangsa. Demikian halnya dengan Indonesia menaruh harapan besar terhadap pendidik dalam perkembangan masa depan bangsa ini, karena dari sinilah tunas muda harapan bangsa sebagai generasi penerus dibentuk. Sehubungan dengan hal tersebut di atas pemerintah telah mengucurkan dana yang cukup besar, agar kualitas pendidikan di Indonesia bisa meningkat dan merata sampai ke pelosok tanah air. Dengan demikian diharapkan bangsa Indonesia tidak tertinggal dari bangsa lain. Terkait dengan mutu pendidikan khususnya pada jenjang Sekolah Dasar (SD) yang sampai saat ini masih jauh dari yang kita harapkan . Begitu juga kondisi siswa kelas V SDN 2 Menunggal Kecamatan Kedaman pada materi pelajaran matematika khususnya pokok bahasan pecahan. Sebagai contoh penjumlahan dan pengurangan pecahan hanya 41% dari 19 siswa kelas V yang mampu memahami materi tersebut. Melihat kondisi rendahnya prestasi atau hasil belajar siswa tersebut berbagai upaya dilakukan salah satunya adalah dengan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw . Berkaitan dengan hal di atas maka guru merasa perlu mengadakan penelitian tindakan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam penjumlahan
dan pengurangan pecahan. Dengan menciptakan iklim pembelajaran yang kondusif melalui model kooperatif tipe jigsaw diharapkan siswa dapat meningkatkan aktifitas belajarnya, sehingga mampu meningkatkan hasil belajar atau prestasi siswa.
B. Rumusan Masalah Berdasarkar latar belakang permasalahan sebagaimana tersebut di atas, maka rumusan masalah adalah: Bagaimana cara meningkatkan kemampuan menjumlah dan mengurangi bilangan pecah berpenyebut tidak sama melalui model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas V semester II tahun pelajaran 2009/2010 di SD Negeri 2 Menunggal Kecamatan Kedamean Kabupaten Gresik?
C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Meningkatkan kemampuan menjumlah dan mengurangi bilangan pecah berpenyebut tidak sama melalui model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw pada siswa kelas V semester II tahun pelajaran 2009/2010 di SD Negeri 2 Menunggal Kecamatan Kedamean Kabupaten Gresik. 2. Tujuan Khusus a. Meningkatkan kemampuan menjumlah dan mengurangi bilangan pecahan berpenyebut tidak sama pada mata pelajaran matematika siswa kelas V Semester II tahun pelajaran 2009/2010 di SD Negeri 2 Menunggal Kecamatan Kedamean Kabupaten Gresik.
Akhmad Sodikin
b. Meningkatkan kemampuan/profesionalisme guru dalam menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw untuk mengajarkan penjumlahan dan pengurangan bilangan pecahan berpenyebut tidak sama pada siswa kelas V semester II tahun pelajaran 2009/2010 di SD Negeri 2 Menunggal Kecamatan Kedamean Kabupaten Gresik. D. Manfaat Penelitian Manfaat yang diperoleh dengan pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas ini adalah : 1. Manfaat Bagi Siswa : Meningkatnya prestasi belajar penjumlahan dan pengurangan bilangan pecahan berpenyebut tidak sama pada mata pelajaran matematika siswa kelas V Semester II tahun pelajaran 2009/2010 di SD Negeri 2 Menunggal Kecamatan Kedamean Kabupaten Gresik. 2. Manfaat Bagi Guru : Meningkatkan kemampuan/profesionalisme guru dalam menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw untuk mengajarkan penjumlahan dan pengurangan bilangan pecahan berpenyebut tidak sama pada mata pelajaran matematika siswa kelas V Semester II tahun pelajaran 2009/2010 di SD Negeri 2 Menunggal Kecamatan Kedamean Kabupaten Gresik 3. Manfaat Bagi Sekolah: Bertambahnya jumlah siswa yang menyukai palajaran matematika sehingga siswa di SD Negeri 2 Menungal mampu meraih juara lomba mata pelajaran matematika baik di tingkat kecamatan maupun kabupaten.
Akhmad Sodikin
A. Penelitian Terdahulu yang Relevan Dari beberapa penelitian yang telah dilakukan oleh para Guru/Peneliti menyatakan bahwa model pebelajaran tipe jigsaw dapat mengaktifkan siswa seperti penelitian tindakan kelas yang dilakukan oleh Suripto dengan judul Penggunaan Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika Kelas V SDN Genekan Kecamatan Sooko Kabupaten Mojokerto hasilnya : 1) Prestasi hasil belajar siswa mengalami peningkatan yang signifikan dan peningkatan tersebut relevan dengan respon siswa yang positif terhadap penerapan model pembelajaran koooperatif jigsaw. 2) Aktivitas siswa juga cenderung meningkat dalam pembelajaran ini terutama pada kegiatan kemahiran menyelesaikan tugas dan soal, mengemukakan pendapat dalam diskusi dan bekerjasama, sehingga siswa menjadi aktif dan suasana kelas menjadi lebih efektif dan menyenangkan. 3) Penggunaan alat bantu belajar Kotak Mencari KPK sangat efektif membantu kemahiran siswa dalam menentukan KPK, sehingga mempermudah siswa dalam menyelesaikan soal.
B. Pokok-Pokok Pembelajaran Matematika di Kelas V Bilangan Bulat , Pengukuran Waktu, Sudut, Jarak, dan Kecepatan , Luas Trapesium dan Layang-layang , Volume Kubus dan Balok , Pecahan , Sifat-sifat
Akhmad Sodikin
Bangun Datar dan Bangun Ruang. Dalam penelitian ini peneliti memfokuskan pada peningkatan kemampuan menjumlahkan dan mengurangkan bilangan pecahan dengan berpenyebut tidak sama siswa kelas V SDN 2 Menunggal melalui pendekatan kooperatif tipe jigsaw.
C. Hakikat Belajar dan Pembelajaran Istilah belajar sudah dikenal luas di berbagai kalangan walaupun sering disalahartikan atau diartikan secara common sense atau pendapat umum saja. Pengertian belajar yang cukup komprehensif diberikan oleh Bell-Gredler (1986:1) yang menyatakan bahwa belajar adalah proses yang dilakukan oleh manusia untuk mendapatkan aneka ragam competesies, skill, and attitudes. Kemampuan (competesies), ketrampilan (skill), sikap (attitudes) tersebut diperoleh secara bertahap dan berkelanjutan mulai dari bayi sampai masa tua melalui rangkaian proses belajar sepanjang hayat. Belajar mengacu pada perubahan perilaku individu sebagai akibat dari proses pengalaman baik yang dialami ataupun yang sengaja dirancang.(Winataputra, 2007) Istilah pembelajaran merupakan istilah baru yang digunakan untuk menunjukkan kegiatan guru dan siswa. Sebelumnya, kita menggunakan istilah proses belajar-mengajar dan pengajaran. Istilah pembelajaran merupakan terjemahan dari kata instruction. Menurut Gagne, Briggs dan Wager (1992), pembelajaran adalah serangkaian kegiatan yang dirancang untuk memungkinkan terjadinya proses belajar pada siswa. Kegiatan pembelajaran mengacu pada penggunaan pendekatan, strategi, metode, dan teknik dan media dalam rangka membangun proses belajar, antara lain membahas materi dan melakukan
Akhmad Sodikin
pengalaman belajar sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai secara optimal. (Winataputra, 2007)
D. Landasan Pembelajaran Matematika Berdasarkan KBK Dalam pembelajaran matematika SD Gatot Muhsetyo,dkk mengatakan: guru matematika yang professional dan kompeten mempunyai wawasan landasan yang dapat dipakai dalam perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran matematika. Teori-teori yang berpengaruh untuk mengembangkan dan perbaikan pembelajaran matematika : 1. Teori Thorndike Teori Thorndike disebut teori penyerapan, yaitu teori yang memandang peserta didik selembar kertas putih, penerima pengetahuan yang siap menerima pengetahuan secara pasif. 2. Teori Ausubel Teori makna (meaning theory) dari ausubel (Brownell dan Chazall) mengemukakan pentingnya kebermaknaan pembelajaran akan membuat pembelajaran lebih bermanfaat dan akan lebih mudah dipahami dan diingat oleh peserta. 3. Teori Jean Piaget Teori ini merekomendasikan perlunya pengamatan terhadap tingkat perkembangan intelektual anak sebelum suatu bahan pelajaran matematika diberikan. 4. Teori Vygotsky
Akhmad Sodikin
Teori ini berusaha mengembangkan model konstruktivistik belajar mandiri Piaget menjadi belajar kelompok melalui teori ini peserta didik dapat memperoleh pengetahuan melalui kegiatan yang beranekaragaman dengan guru sebagai fasilitator. 5. Teori Jerome Bruner Teori Jerome bruner berkaitan dengan perkembangan mental, yaitu kemampuan mental anak berkembang secara bertahap mulai dari sederhana ke yang rumit, mulai dari yang mudah ke yang sulit, dan mulai yang nyata atau konkret ke yang abstrak. 6. Pemecahan Masalah (George Polya) Pemecahan masalah merupakan realisasi dari keinginan meningkatkan pembelajaran matematika sehingga peserta didik mempunyai pandangan atau wawasan yang luas dan mendalam ketika menghadapi suatu masalah. 7. Teori Van Hiele Teori ini menyatakan bahwa eksitensi dari lima tingkatan yang berbeda tentang pemikiran geometric, 8. RME (Realistic Mathematics Education) Teori ini dimaksudkan untuk memulai pembelajaran matematika dengan cara mengaitkannya dengan situasi dunia nyata di sekitar siswa 9. Peta Konsep Peta konsep merupakan kebermaknaan yang ditunjukkan dengan bagan atau peta sehingga hubungan antarkonsep menjadi jelas dan keseluruhan konsep teridentifikasi
Akhmad Sodikin
mengutamakan kerjasama di antara siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Model pembelajaran kooperatif memiliki ciri-ciri : a. Untuk menuntaskan materi belajarnya, siswa belajar dalam kelompok secara kooperatif. b. Kelompok dibentuk dari siswa-siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang, dan rendah. c. Diupayakan agar dalam tiap kelompok terdiri dari ras, suku, budaya, jenis kelamin yang berbeda. d. Penghargaan lebih diutamakan pada kerja kelompok dari pada perorangan. Pembelajaran kooperatif dengan mengandalkan siswa untuk berinteraksi mempunyai tiga tujuan penting, yaitu 1) Hasil belajar akademik Pembelajaran ini bertujuan untuk meningkatkan kinerja siswa dalam tugastugas akademik. Banyak ahli berpendapat bahwa model kooperatif unggul dalam membawa siswa untuk memahami konsep-konsep yang sulit. 2) Penerimaan terhadap keanekaragaman Model kooperatif bertujuan agar siswa dapat menerima teman-temannya yang mempunyai berbagai macam perbedaan latar belakang. Perbedaan tersebut antara lain perbedaan suku, agama, kemampuan akademik dan tingkat sosial. 3) Pengembangan keterampilan sosial Model kooperatif bertujuan untuk mengembangkan keterampilan sosial siswa. Keterampilan sosial yang dimaksud antara lain berbagi tugas, aktif
Akhmad Sodikin
bertanya, menghargai pendapat orang lain, memancing teman untuk bertanya, mau menjelaskan ide atau pendapat, bekerja dalam kelompok dan sebagainya. Pada pembelajaran kooperatif terdapat enam langkah utama, yaitu : 1) Menyampaikan tujuan dan motivasi siswa 2) Menyajikan informasi 3) Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar 4) Membimbing kelompok bekerja dan belajar 5) Evaluasi 6) Memberikan penghargaan Pelaksanaan pembelajaran kooperatif di kelas diperlukan perencanaan, menentukan pendekatan yang tepat, memilih topic yang sesuai dengan model ini, pembentukan kelompok siswa, menyiapkan LKS atau panduan belajar siswa, mengenalkan siswa pada tugas dan perannya dalam kelompok, merencanakan waktu dan tempat duduk yang akan digunakan. Pendekatan- pendekatan yang bisa dipilih pada model pembelajaran kooperatif yaitu : tipe STAD ( student team achievement division), tipe jigsaw, tipe investigasi kelompok dan tipe pendekatan structural
F. Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw adalah pembelajaran dengan membagi kelas menjadi beberapa tim yang anggotanya terdiri dari 5 atau 6 siswa dengan karateristik yang heterogen. Bahan akademik disajikan kepada siswa dan setiap siswa bertanggungjawab untuk mempelajari suatu bagian dari bahan akademik tersebut. Para anggota dari berbagai tim yang berbeda memiliki tanggung jawab
Akhmad Sodikin
10
untuk mempelajari suatu bagian akademik yang sama dan selanjutnya berkumpul untuk saling mengkaji bagian bahan tersebut. Kumpulan siswa semacam ini disebut kelompok pakar (expert group). Selanjutnya para siswa yang berada dalam kelompok pakar kembali ke kelompok siswa (home teams) untuk mengajar anggota lain mengenai materi yang telah dipelajari dalam kelompok pakar. Setelah diadakan penemuan dan diskusi dalam home teams para siswa dievaluasi secara individual mengenai bahan yang telah dipelajari.
LANGKAH 2
Siswa dengan masalah sama bergabung membentuk kelompok baru (kelompok ahli)
MASALAH 1 1 2 3 4 MASALAH 3 1 2 3 4 MASALAH 2 1 2 3 4 MASALAH 4 1 2 3 4
Akhmad Sodikin
11
LANGKAH 3
Siswa kembali ke kelompok asal dengan membawa informasi dari kelompok ahli
KELOMPOK 1 1 2 3 4 KELOMPOK 3 1 2 3 4 5 KELOMPOK 2 1 2 3 4 5 KELOMPOK 4 1 2 3 4 5
LANGKAH 4
Akhmad Sodikin
12
A. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini adalah penelitian diagnostik yang dirancang dengan menuntun peneliti ke arah suatu tindakan. Dalam hal ini melakukan pembelajaran aktif (Active Learning) melalui pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.
2. Sasaran Penelitian Sasaran penelitian ini meliputi peneliti sebagai pengajar atau guru dan siswa kelas V dengan jumlah 19 siswa, terdiri dari 10 siswa laki-laki dan 10 siswa perempuan yang memiliki kemampuan akademik heterogen di SD Negeri 2 Menunggal Semester II Tahun Pelajaran 2009 / 2010 yang akan dilaksanakan pada bulan Pebruari sampai dengan Maret 2010 sesuai dengan kurikulum KTSP mata pelajaran Matematika. Materi pokok yang akan dipelajari siswa pada bulan tersebut adalah Pecahan. Adapun tempat penelitian adalah SDN 2 Menunggal, yang beralamat di Desa Menunggal Kecamatan Kedamean Kabupaten Gresik.
3.
Prosedur Penelitian Prosedur penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam dua tahap siklus
kegiatan, yakni siklus 1 dan siklus 2. Jika dalam siklus pertama belum mencapai hasil yang diinginkan atau diharapkan atau dengan kata lain belum menunjukkan
Akhmad Sodikin
12
13
peningkatan hasil belajar dan partisipati aktif siswa maka akan dilakukan siklus ke dua sehingga tercapai peningkatan seperti apa yang diharapkan. Masing-masing siklus yang dimaksud tersebut akan dilaksanakan dengan beberapa prosedur yang meliputi: (1) perencanaan; (2) tindakan; (3) observasi; (4) evaluasi dan refleksi. Adapun penjelasan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut: a. Perencanaan Kegiatan yang akan dlakukan pada tahap perencanaan ini antara lain. Pembuatan skenario (rencana) pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran aktif melalui pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Merumuskan kriteria yang akan dilakukan dalam penelitian. Membuat lembar kerja dan instrumen observasi belajar mengaja.
b. Tahap Tindakan Pelaksanaan pembelajaran aktif melalui pembelajran kooperatif tipe jigsaw sesuai dengan silabus dan skenario inovatif pembelajaran yang telah disusun dan direncanakan. c. Tahap Observasi Pada tahap observasi ini penulis meminta bantuan guru lain (kolaborator) untuk mengadakan penilaian berdasarkan lembar observasi yang sudah dipersiapkan disamping penilaian yang dilakukan sendiri melalui tes. d. Tahap Refleksi dan Evaluasi Pada penelitian ini guru akan merefleksi dan mengevaluasi hasil yang didapat pada saat tindakan pertama maupun tindakan kedua. Hal ini dilakukan setelah mengumpulkan semua data yang diperoleh dalam tahap observasi. Dari segi guru akan dapat melihat hasil kegiatan yang
Akhmad Sodikin
14
dilakukan, yakni hasil pembelajaran melalui pembelajaran kooperatif ipe jigsaw. Dengan data ini dimungkinkan guru juga dapat memperbaiki tindakan dalam pembelajaran pada siklus berikutnya. Adapun alur penelitian tindakan kelas ini dapat digambarkan sebagai berikut:
Usulan/Proposal Penelitian
Perencanaan Siklus I
Tindakan Siklus I
Perencanaan Siklus II
Refleksi/Evaluasi Siklus I
Observasi Siklus I
Tindakan Siklus II
Observasi Siklus II
Refleksi/Evaluasi Siklus II
Penyusunan Laporan
Akhmad Sodikin
15
NO.
MINGGU KE
KEGIATAN
KETERANGAN
1. II Pebruari 2010
Penyusunan instrumen penelitian: RPP, LKS, Lembar Observasi, Lembar Tugas, dan Lembar tes siklus I
3. IV Pebruari 2010
Pelaksanaan Tindakan Kelas siklus I - Melakukan pembelajaran penjumlahan bilangan pecahan berpenyebut tidak sama
Refleksi
4. I Maret 2010
Penyusunan instrumen penelitian: RPP, LKS, Lembar Observasi, Lembar Tugas, dan Lembar tes siklus II
5. II Maret 2010
Akhmad Sodikin
16
Refleksi hasil perbaikan - Menganalia hasil tes dan kinerja siawa. - Menentukan hasil akhir tindakan perbaikan pembelajaran matematika untuk merumuskan Rekomendasi
Penjilidan PTK
Guru/Peneliti
Akhmad Sodikin
17
5. Personalia Penelitian Personaliaa Penelitian ini adalah: 1. Ketua a. Nama b. Jenis Kelamis : Akhmad Sodikin, S.Pd. : Laki-laki
c. Pangkat/Gol.Ruang : Pembina, IV/a d. Kelas yang diampu : Kelas V (lima) e. Instansi : SDN 2 Menunggal
2. Anggota
c. Pangkat/Gol.Ruang : Pembina, IV/a d. Kelas yang diampu : Kelas VI (enam) e. Instansi : SDN 2 Menunggal
Akhmad Sodikin
18
B. Pelaksanaan Penelitian 1. Lokasi dan Subjek Penelitian Tempat pelaksanaan : SDN 1 Menunggal Kecamatan Kedamean
Kabupaten Gresik Mata Pelajaran Kelas Waktu Persiklus Jumlah Siswa : Matematika : V : 2 x 35 menit : 19 L = 10 P = 9 Karakteristik Siswa : Siswa rata-rata berasal dari tingkat sosial ekonomi lemah
2. Waktu dan Tempat Penelitian Pelaksanaan tindakan dalam penelitian tindakan kelas (PTK) ini dilakukan semester II (bulan Pebruari dan awal Maret), pada tahun pelajaran 2009/2010 sesuai dengan kurikulum KTSP mata pelajaran Matematika. Materi pokok yang akan dipelajari siswa pada bulan tersebut adalah Pecahan. Adapun tempat penelitian adalah SDN 1 Menunggal, yang beralamat di Desa Menunggal,
3. Langkah-langkah Tindakan Secara umum, penelitian ini menggunakan langkah-langkah model PTK oleh Kemmis dan Mc Taggart (1998), yang terdiri dari empat tahap, yaitu :
Akhmad Sodikin
19
Perencanaan (plan), Tindakan (do), Pengumpulan data (check), dan Refleksi (reflection), yang bersifat siklis (perputaran). Lebih rinci diuraikan sebagai berikut:
Siklus I a. Tahap Perencanaan Tindakan Tahap ini pada dasarnya adalah membuat rencana tindakan, yaitu membuat rencana (persiapan-persiapan) dalam penerapan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw . Adapun jenis kegiatan yang dilakukan oleh peneliti pada tahap ini adalah sebagai berikut : 1) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran . 2) Menyusun lembar observasi. 3) Menyiapkan perangkat pembelajaran (kotak mencari KPK, chart tertulis cara menyelesaikan operasi penjumlahan dan pengurangan pecahan berpenyebut tidak sama, tugas untuk siswa/LKS) 4) Menyusun jadwal kolaborasi dengan teman sejawat. Setiap jenis kegiatan tersebut diatas dilakukan bersama-sama, dan secara simultan peneliti melakukannya bersama guru lain dengan cara memberi masukan demi perbaikan implementasi penelitian ini. Kegiatan persiapan ini dilakukan di luar jam mengajar, dan untuk alokasi waktu instrument penelitian yang belum terselesaikan, maka kegiatan dapat dilanjutkan pada waktu lain
Akhmad Sodikin
20
b. Tahap Pelaksanaaan Tindakan Penulis sebagai guru kelas V dalam melaksanakan pembelajaran sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah dibuat. Proses pembelajaran berlangsung langkah-langkah sebagai berikut : 1) Kegaiatan awal Guru mengadakan apersepsi dengan memberikan soal penjumlahan dan pengurangan pecahan berpenyebut yang sama Jawaban siswa dipakai sebagai dasar pengait materi baru yaitu menyelesaikan operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan pecahan berpenyebut tidak sama. Selanjutnya guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan
menginformasikan tugas untuk siswa 2) Kegiatan inti Selanjutnya guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan
menginformasikan tugas untuk siswa. Tugas siswa adalah menyelesaikan 4 soal matematika dengan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Setiap siswa diberi alat bantu belajar berupa kotak mencari KPK. Guru membagikan 4 tugas kepada tiap kelompok (kelompok asal). Kemudian siswa membagi sendiri tugas itu (satu siswa satu tugas) dan menyelesaikannya secara individual. Selanjutnya siswa dengan nomor tugas sama membentuk kelompok baru (kelompok ahli) untuk berdiskusi mencari penyelesaian paling tepat dari tugas yang ada.
Akhmad Sodikin
21
Siswa dibimbing guru untuk menyelesaikan tugas dan memanfaatkan kotak mencari KPK sebaik-baiknya.
Bila diskusi kelompok ahli telah selesai, siswa kembali ke kelompok asal untuk menginformasikan hasil kesepakatan diskusi kelompok ahli.
Selain bertukar informasi, siswa juga melakukan pengecekan dan perbaikan bila diperlukan dengan bimbingan guru.
Kegiatan selanjutnya adalah melaksanakan diskusi kelas dan apabila ada kesalahan yang bersifat umum dibahas secara klasikal.
3) Kegiatan akhir Tes akhir diberikan untuk mengukur penguasaan siswa terhadap materi pembelajaran. Selama siswa menyelesaikan tugasnya, pengamat / kolaborator berkeliling mengamati dan memberikan bimbingan bila siswa menemui kesulitan.
c. Tahap Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan dengan pengamatan pada proses
pembelajaran yang meliputi aktifitas siswa dalam pembelajaran yang sedang berlangsung dan mencatat data-data yang muncul.
d. Tahap Refleksi (Analisis dan Interpretasi) Analisis data dan refleksi dilakukan penulis dalam kegiatan tersendiri dengan teman sejawat. Hasil refleksi dicatat dan menghasilkan rancangan pada siklus II. Peneliti melakukan analisis sintesis, pemaknaan, penyimpangan data
Akhmad Sodikin
22
yang telah dikumpulkan. Hasil temuan digunakan sebagai dasar untuk merancang ulang pada siklus kedua.
Siklus II a. Tahap Perencanaan Tindakan Berdasarkan hasil analisis siklus pertama, maka disusunlah rencana perbaikan pembelajaran, menyiapkan perangkat pembelajaran dan instrument observasi, serta menyusun jadwal kolaborasi dengan teman sejawat/kolaborator untuk melaksanakan pembelajaran siklus kedua.
b. Tahap Pelaksanaaan Tindakan Proses pembelajaran berlangsung dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Kegiatan awal Kegiatan ini diawali dengan membahas secara umum hasil tes siswa pada siklus pertama serta kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa baik dalam kegiatan kelompok maupun individu. Guru memberi pemantapan ulang tentang cara menyelesaikan operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan pecahan berpenyebut tidak sama, untuk memperbaiki kesalahan yang terjadi pada siklus pertama. Penyampaian tujuan kegiatan pembelajaran.
2. Kegiatan inti Guru menerapkan model pembelajaran kooperatif jigsaw dengan memberikan tugas untuk setiap kelompok (kelompok asal) berupa 4 soal matematika.
Akhmad Sodikin
23
Siswa membagi sendiri tugas itu (satu siswa satu tugas) dan menyelesaikannya secara individual dengan memanfaatkan alat bantu belajar kotak mencari KPK.
Selanjutnya, siswa dengan nomer tugas sama membentuk kelompok baru (kelompok ahli) untuk berdiskusi mencari penyelesaian paling tepat dari tugas yang ada.
Siswa dibimbing guru untuk menyelesaikan tugas dan memanfaatkan kotak mencari KPK sebaik-baiknya.
Bila diskusi kelompok ahli telah selesai, siswa kembali ke kelompok asal untuk menginformasikan hasil kesepakatan diskusi kelompok ahli.
Selain bertukar informasi, siswa juga melakukan pengecekan dan perbaikan bila diperlukan dengan bimbingan guru.
Kegiatan berikutnya adalah melaksanakan diskusi kelas dan bila terjadi kesalahan yang bersifat umum dibahas secara klasikal.
3. Kegiatan akhir Tes akhir diberikan untuk mengukur penguasaan siswa terhadap materi pembelajaran. Selama siswa menyelesaikan tugas individual dan kelompok, berkeliling mengamati dan memberikan
pengamat/kolaborator
c. Tahap Pengumpulan Data Pengumpulan data dilaksanakan pada saat pembelajaran berlangsung yang meliputi aktivitas siswa dan analisis dokumen tetap dilakukan pada siklus ini.
Akhmad Sodikin
24
Peneliti dengan teman sejawat mengamati proses pembelajaran yang sedang berlangsung dan mencatat data-data yang muncul sebagai dasar analisa.
d. Tahap Refleksi (Analisis dan Interpretasi) Kegiatan ini diisi dengan menganalisa hasil yang diperoleh selama observasi baik dari pengamat/kolaborator maupun temuan guru sendiri pada siklus pertama dan kedua. Semua data yang diperoleh digunakan sebagai bahan penyusunan laporan
Akhmad Sodikin
25
A. Hasil Penelitian Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di SDN 1 Menunggal Kecamatan Kedamean Kabupaten Gresik dengan tahapan sebagai berikut. 1. Perencanaan, meliputi penetapan materi pembelajaran Matematika dan penetapan alokasi waktu pelaksanaannya ( pada akhir Pebruari dan awal Maret 2010 ). 2. Pelaksanaan, meliputi seluruh proses kegiatan belajar mengajar melalui model pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw. 3. Pengamatan, dilaksanakan bersamaan dengan proses pembelajaran, meliputi aktivitas siswa, pengembangan materi, dan hasil belajar siswa. 4. Refleksi, meliputi kegiatan analisis hasil pembelajaran dan sekaligus menyusun rencana perbaikan pada siklus berikutnya. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan secara kolaborasi dengan guru teman sejawat, yang membantu dalam pelaksanaan pengamatan dan refleksi selama penelitian berlangsung, sehingga secara tidak langsung kegiatan penelitian bisa terkontrol sekaligus menjaga kevalidan hasil penelitian.
SIKLUS I Pada siklus pertama ini proses pembelajaran diawali dengan kegiatan apersepsi berupa pertanyaan tentang bilangan pecahan. Siswa tampak senang menjawab pertanyaan guru, terbukti dengan adanya beberapa siswa yang mampu menjawab pertanyaan guru dengan benar.
Akhmad Sodikin
25
26
Setelah melakukan apersepsi guru menunjukan alat bantu belajar yaitu kotak mencari KPK, untuk membantu siswa menentukan KPK dari penyebutpenyebut pecahan yang berbeda. Siswa merasa terbantu dengan adanya alat ini, meskipun ada beberapa siswa yang melakukan kesalahan. Kesalahan umum terjadi karena siswa kurang paham tentang aturan penggunaannya dan kemungkinan dipicu oleh penjelasan guru yang kurang jelas dan tergesa-gesa. Meskipun guru sudah memberi pengarahan dan penjelasan sejelas-jelasnya (menurut perkiraan guru) ternyata siswa masih kesulitan melakukan diskusi kelompok model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Diskusi dalam kelompok ahli tidak bisa berjalan maksimal, karena siswa masih terkesan egois untuk menyatukan pendapatnya, akibatnya pada saat diskusi kelas siswa hanya mampu menyelesaikan dua tugas dengan benar dari lima tugas yang harus diselesaikan secara kelompok. Dari hasil pengamatan kolaborator/teman sejawat pengelolaan proses pembelajaran siklus pertama ini kurang efisien dalam pengaturan waktu karena waktu yang digunakan melampui waktu yang ditentukan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran tertulis. Suasana kelas terkesan tegang dan kurang hangat, karena siswa masih merasa asing dengan model pembelajaran yang diterapkan. Bahasa pengantar yang digunakan guru kurang komunikatif dan terlalu tinggi untuk siswa sekolah dasar. Meskipun belum memenuhi standart ketuntasan nilai prestasi belajar siswa yang diperoleh dari tes akhir menunjukkan adanya perbaikan. Dari data terdahulu menyelesaikan operasi penjumlahan dan pengurangan pecahan berpenyebut tidak sama, nilai rata-rata 58. Sedangkan pada siklus pertama (sudah menggunakan alat
Akhmad Sodikin
27
bantu kotak mencari KPK) ini diperoleh nilai rata-rata 61,7. Hal ini terlihat pada tabel 1.
Nilai Prestasi Belajar No 1 2 3 4 5 Nilai Interval 88 100 76 87 68 75 40 67 0 39 Jumlah Klasifikasi Sangat tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat rendah Frekuensi 2 1 5 9 2 19 Prosentase (%) 10,5 % 5,3 % 26,3 % 47,4 % 10,5 % 100 %
Dari hasil evaluasi formatif pada siklus satu nilai rata-rata 61,7 dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika. Namun demikian masih perlu perbaikan terhadap beberapa siswa.
SIKLUS II Proses perbaikan pembelajaran pada siklus kedua menunjukkan adanya semangat belajar yang lebih meningkat dibandingkan dengan siklus pertama. Penerapan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw tidak mengalami hambatan dan pengaturan waktu pun sesuai rencana. Penggunaan bahasa pengantar yang komunikatif menggugah suasana kelas menjadi aktif, kreatif dan menyenangkan. Tugas yang harus diselesaikan secara kelompok dapat diselesaikan dengan tepat waktu.
Akhmad Sodikin
28
Nilai prestasi belajar siswa yang diperoleh dari tes akhir pada siklus kedua ini semakin menunjukkan adanya peningkatan, dengan nilai rata-rata 73,5. Hal ini sangat signifikan dengan peningkatan aktifitas siswa terhadap proses
pembelajaran . Data dapat dilihat dari tabel berikut ini : Nilai Prestasi Belajar No 1 2 3 4 5 Nilai Interval 88 100 76 87 68 75 40 67 0 39 Jumlah Klasifikasi Sangat tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat rendah Frekuensi 5 2 8 3 1 19 Prosentase (%) 26,3 % 10,5 % 42,1 % 15,8 % 5,3 % 100 %
Dari hasil pada tabel diatas terlihat adanya peningkatan yang signifikan pada ulangan formatif siklus II. Pada siklus kedua ini nilai rata-rata formatif mencapai 73,5.
B. Pembahasan Pada analisa hasil belajar siswa terlihat dengan jelas bahwa penggunaan model pembelajaran kooperatif jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Aktifitas dan antusiasme siswa dalam proses pembelajaran ternyata menunjukkan peningkatan yang sangat signifikan terhadap nilai prestasi belajar siswa. Data nilai prestasi belajar siswa disajikan dalam tabel 4.3 berikut ini :
Akhmad Sodikin
29
Nilai Prestasi Belajar Prosentase (%) No 1 2 3 4 5 Nilai Interval 88 100 76 87 68 75 40 67 0 39 Jumlah Siklus I 10,5 % 5,3 % 26,3 % 47,4 % 10,5 % 100% Siklus II 26,3 % 10,5 % 42,1 % 15,8 % 5,3 % 100%
Tabel 4.3: Data Prestasi Belajar Dari data di atas telah secara jelas tergambar bahwa terdapat 57,9% (11 siswa) yang belum tuntas pada siklus I, sedangkan pada siklus II yang belum tuntas hanya 21,1% (4 siswa) dari seluruh siswa.
Ketuntasan belajar siswa dari siklus pertama sampai siklus kedua dapat terlihat dalam tabel 4.4 Tabel Ketuntasan Belajar Siswa No 1 2 3 Aspek Jumlah ketuntasan siswa Prosentase ketuntasan siswa Nilai rata-rata Siklus I 8 42,1 % 61,7 Siklus II 15 78,9 % 73,5
Yang dimaksud tuntas pada penelitian ini adalah apabila seorang siswa secara individual telah mendapat nilai minimal di SD 1 Menunggal ). Pada siklus pertama 8 siswa memperoleh nilai 68 atau lebih dengan prosentase 42,1 % dari jumlah siswa. sedangkan pada siklus kedua dari 15 siswa 68 ( sesuai dengan kriteria ketuntasan
Akhmad Sodikin
30
memperoleh nilai 68 atau lebih dengan prosentase 73,5 %. Jadi pada siklus kedua nilai ketuntasan meningkat. Meskipun semua siswa belum tuntas dalam perbaikan pembelajaran ini, adanya peningkatan prosentase ketuntasan dan peningkatan nilai rata-rata siswa telah menunjukkan indikator keberhasilan penelitian ini.
Akhmad Sodikin
31
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Dengan memperhatikan hasil penelitian dan pembahasan tentang permasalahan yang diteliti dapat disimpulkan bahwa : 1. Penggunaan model pembelajaran kooperatif jigsaw dapat meningkatkan kemampuan memahami penjumlahan dan pengurangan pecahan di kelas V SDN 1 Menunggal. 2. Aktifitas siswa cenderung meningkat dalam pembelajaran ini terutama pada kegiatan kemahiran menyelesaikan tugas/soal, mengemukakan pendapat dalam diskusi dan kerja sama, sehingga siswa menjadi aktif dan suasana kelas menjadi lebih efektif dan menyenangkan 3. Penggunaan alat bantu belajar kotak mencari KPK sangat efektif membantu kemahiran siswa dalam menentukan KPK, sehingga mempermudah siswa dalam menyelesaikan soal.
B. Saran Berdasarkan hasil dan kesimpulan dalam penelitian ini dianjurkan bagi guru kelas V : 1. Agar siswa mampu meningkatkan pemahaman terhadap penjumlahan dan pengurangan pecahan berpenyebut tidak sama, guru hendaknya menggunakan model pembelajaran kooperatif jigsaw dalam pembelajaran.
Akhmad Sodikin
31
32
2. Guru hendaknya senantiasa mengembangkan potensi diri dengan selalu mencoba model-model pembelajaran yang inovatif dan mengembangkan perangkat pembelajaran (alat bantu belajar) yang relevan.
Akhmad Sodikin
33
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, 1991, Strategi Pembelajaran, Bandung, Rosda Karya. Arikunto, Suharsimi, 1998, Prosedur Penelitian Suatu Penekatan Praktek, Jakarta, Rineka Cipta. Aqib, Zainal, 2006, Penelitian Tindakan Kelas, Bandung, CV. Yrama Widya. ________, 2003, Undang-undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Semarang, Aneka Ilmu. Silberman, Melvin L. (2007). Active learning : 101 Strategi Pembelajaran Aktif. (terjemahan oleh : Sarjuki , et.al). Yogyakarta : Pustaka Insan Madani Sugiyono dan Gunarto, Dedi, 2009, Matematika SD/MI Kelas V, Jakarta, Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional. Sudwiyanto, dkk (2007). Terampil Berhitung Matematika untuk SD Kelas V. Jakarta : Erlangga Wardani, I.G.A.K , dkk . (2007). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Universitas Terbuka Wardani, I.G.A.K, dkk . (2007).Teknik Menulis Karya Ilmiah . Jakarta : Universitas Terbuka Winataputra,Udin S, dkk. (2007). Teori Belajar dan Pembelajaran. MKDK4004 /2SKS. Jakarta : Universitas Terbuka
Akhmad Sodikin
33
Lampiran 34 1
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Siklus I) Mata Pelajaran Kelas/Semester Alokasi Waktu Hari / Tanggal : Matematika : V/2 : 2 x 35 menit : Senin, 1 Maret 2010 Menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah.
Indikator
: 1. 2.
Menjumlahkan pecahan biasa dengan pecahan biasa Menjumlahkan campuran pecahan biasa dengan pecahan
3. 4.
Mengurangkan pecahan berpenyebut tidak sama Mengurangkan pecahan dari bilangan asli
I.
Tujuan Perbaikan Pembelajaran Siswa mampu menyelesaikan operasi penjumlahan dan pengurangan pecahan berpenyebut tidak sama denga cara menentukan KPK (Kelipatan Persekutuan Terkecil) penyebut pecahan.
II.
III.
IV.
Akhmad Sodikin
35
Guru mengadakan apersepsi dengan memberikan soal penjumlahan dan pengurangan pecahan berpenyebut yang sama
Jawaban siswa dipakai sebagai dasar pengait materi baru yaitu menyelesaikan operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan pecahan berpenyebut tidak sama.
Selanjutnya
guru
menyampaikan
tujuan
pembelajaran
dan
menginformasikan tugas untuk siswa 2. Kegiatan inti ( Selanjutnya guru ) menyampaikan tujuan pembelajaran dan
menginformasikan tugas untuk siswa. Tugas siswa adalah menyelesaikan 5 soal matematika dengan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Setiap siswa diberi alat bantu belajar berupa kotak mencari KPK. Guru membagikan 5 tugas kepada tiap kelompok (kelompok asal). Kemudian siswa membagi sendiri tugas itu (satu siswa satu tugas) dan menyelesaikannya secara individual. Selanjutnya siswa dengan nomor tugas sama membentuk kelompok baru (kelompok ahli) untuk berdiskusi mencari penyelesaian paling tepat dari tugas yang ada. Siswa dibimbing guru untuk menyelesaikan tugas dan
memanfaatkan kotak mencari KPK sebaik-baiknya. Bila diskusi kelompok ahli telah selesai, siswa kembali ke kelompok asal untuk menginformasikan hasil kesepakatan diskusi kelompok ahli. Selain bertukar informasi, siswa juga melakukan pengecekan dan perbaikan bila diperlukan dengan bimbingan guru. Kegiatan selanjutnya adalah melaksanakan diskusi kelas dan apabila ada kesalahan yang bersifat umum dibahas secara klasikal. 3. Kegiatan akhir ( )
Tes akhir diberikan untuk mengukur penguasaan siswa terhadap materi pembelajaran.
Akhmad Sodikin
36
Selama siswa menyelesaikan tugasnya, pengamat / kolaborator berkeliling mengamati dan memberikan bimbingan bila siswa menemui kesulitan
V.
Alat/Bahan/Sumber Belajar 1. 2. Gambar yang sesuai Buku Matematika SD Kelas V Sugiyono dan Dedi Gunarto Hal. 117122. 3. Buku Matematika 5 RJ.Soenarjo Halaman 147 152.
VI.
Penilaian a. Tertulis Contoh soal 1. Hitunglah penjumlahan berikut ini! a. b. 2. Hitunglah hasil penjumlahan berikut! a. b. 3. Hitunglah pengurangan berikut ini! a. b. 4. Carilah hasil pengurangannya! a. b. c. d. . c. d. c. d. 4 c. d.
b. Kinerja/Perbuatan
Akhmad Sodikin
37
Sikap, tingkah laku dan perbuatan siswa, minat belajar, keaktifan dalam bertanya dan menjawab pertanyaan, serta keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar.
c. Penugasan/Proyek Guru memeriksa dan mengecek apakah tugas yang diberikan kepada siswa dapat terselesaikan dengan baik atau tidak.
R o k a n a n, S.Pd.
NIP. 19621010 198504 1 001
Akhmad Sodikin
Lampiran 38 2
Tempat pelaksanaan
LEMBAR OBSERVASI UNTUK MURID No Kegiatan Keberadaan Ada 1 Apakah siswa telah siap mendapatkan pelajaran 2 Apakah siswa aktif dalam menyelesaikan soal 3 Apakah siswa dapat mengemukakan pendapat dalam diskusi 4 Apakah siswa bertanya kepada guru 5 Apakah siswa bisa bekerja sama dalam diskusi Tidak Ada Baik Komentar Cukup Kurang
Akhmad Sodikin
Lampiran 39 3
Keberadaan No Kegiatan Ada 1 Kesesuaian pelaksanaan pembelajaran dengan tujuan pembelajaran 2 3 Penanaman konsep Mengajukan pertanyaan kepada siswa 4 5 6 Penguasaan kelas Membimbing siswa Membuat kesimpulan Tidak Ada Baik
Kepala Sekolah
Kolaborator
R o k a n a n, S.Pd.
NIP. 19621010 198504 1 001
Lampiran40 4
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
Nama siswa
Edi Mustopo Jemi Anggasari Ah. Nalul Hamam Arga Ardiansyah Anita Khoiriyah Candra Pradiyan Doni Setiawan Evi Masruroh Hidayat Aldiansyah Indah Datin N. Jeniver Rahmadani Lika Nurul Yuliana Muh. Rizal Mashudi Niko Afandi Nilam Putri Andriani Riko Aji Pangestu Sholati Anah Nadia Fatmawati Athalia Giovani Chandra
Jumlah Betul 10 2 10 5 9 9 11 12 10 14 13 7 12 10 14 7 11 12 9
Keberhasilan (%) 63 % 13 % 63 % 31 % 56 % 56 % 69 % 75 % 63 % 88 % 81 % 44 % 75 % 63 % 88 % 44 % 69 % 75 % 56 %
Jumlah Rata-rata
Akhmad Sodikin
Lampiran 41 5
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Siklus II) Mata Pelajaran Kelas/Semester Alokasi Waktu Hari / Tanggal : Matematika : V/2 : 2 x 35 menit : Senin, 13 Maret 2010 Menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah.
Indikator
: 1. 2.
Menjumlahkan pecahan biasa dengan pecahan biasa Menjumlahkan campuran pecahan biasa dengan pecahan
5. 6.
Mengurangkan pecahan berpenyebut tidak sama Mengurangkan pecahan dari bilangan asli
I.
Tujuan Perbaikan Pembelajaran Siswa mampu menyelesaikan operasi penjumlahan dan pengurangan pecahan berpenyebut tidak sama denga cara menentukan KPK (Kelipatan Persekutuan Terkecil) penyebut pecahan.
II.
III.
IV.
Kegiatan ini diawali dengan membahas secara umum hasil tes siswa pada siklus pertama serta kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa baik dalam kegiatan kelompok maupun individu.
Akhmad Sodikin
42
Guru memberi pemantapan ulang tentang cara menyelesaikan operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan pecahan
berpenyebut tidak sama, untuk memperbaiki kesalahan yang terjadi pada siklus pertama. Penyampaian tujuan kegiatan pembelajaran. )
2. Kegiatan inti ( -
Guru menerapkan model pembelajaran kooperatif jigsaw dengan memberikan tugas untuk setiap kelompok (kelompok asal) berupa 5 soal matematika.
Siswa membagi sendiri tugas itu (satu siswa satu tugas) dan menyelesaikannya secara individual dengan memanfaatkan alat bantu belajar kotak mencari KPK.
Selanjutnya, siswa dengan nomer tugas sama membentuk kelompok baru (kelompok ahli) untuk berdiskusi mencari penyelesaian paling tepat dari tugas yang ada.
Siswa
dibimbing
guru
untuk
menyelesaikan
tugas
dan
memanfaatkan kotak mencari KPK sebaik-baiknya. Bila diskusi kelompok ahli telah selesai, siswa kembali ke kelompok asal untuk menginformasikan hasil kesepakatan diskusi kelompok ahli. Selain bertukar informasi, siswa juga melakukan pengecekan dan perbaikan bila diperlukan dengan bimbingan guru. Kegiatan berikutnya adalah melaksanakan diskusi kelas dan bila terjadi kesalahan yang bersifat umum dibahas secara klasikal. 3. Kegiatan akhir ( )
Tes akhir diberikan untuk mengukur penguasaan siswa terhadap materi pembelajaran.
Selama siswa menyelesaikan tugas individual dan kelompok, pengamat/kolaborator berkeliling mengamati dan memberikan bimbingan bila siswa menemui kesulitan.
V.
Alat/Bahan/Sumber Belajar 1. Gambar yang sesuai 2. Buku Matematika Terampil Berhitung Jilid 5 halaman 109 dan 114
Akhmad Sodikin
43
VI.
Penilaian a. Tertulis Contoh soal 1. Hitunglah penjumlahan berikut ini ! a. b. + = ... . ... . c. d. + + = ... . = ... .
d. 10 - 6 =
d. 11 6 =
b. Kinerja/Perbuatan Sikap, tingkah laku dan perbuatan siswa, minat belajar, keaktifan dalam bertanya dan menjawab pertanyaan, serta keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar.
c. Penugasan/Proyek Guru memeriksa dan mengecek apakah tugas yang diberikan kepada siswa dapat terselesaikan dengan baik atau tidak.
R o k a n a n, S.Pd.
NIP. 19621010 198504 1 001
Lampiran44 6
Tempat pelaksanaan
No
Kegiatan
Akhmad Sodikin
Lampiran 45 7
Keberadaan No Kegiatan Ada 1 Kesesuaian pelaksanaan pembelajaran dengan tujuan pembelajaran 2 3 Penanaman konsep Mengajukan pertanyaan kepada siswa 4 5 6 Penguasaan kelas Membimbing siswa Membuat kesimpulan Tidak Ada Baik
Kepala Sekolah
Kolaborator
R o k a n a n, S.Pd.
NIP. 19621010 198504 1 001
Akhmad Sodikin
Lampiran46 8
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
Nama siswa
Edi Mustopo Jemi Anggasari Ahmad Nalul Hamam Arga Ardiansyah Anita Khoiriyah Candra Pradiyan Doni Setiawan Evi Masruroh Hidayat Aldiansyah Indah Datin Nadliroh Jeniver Rahmadani Lika Nurul Yuliana Muh. Rizal Mashudi Niko Afandi Nilam Putri Andriani Riko Aji Pangestu Sholati Anah Nadia Fatmawati Athalia Giovani Chandra
Jumlah Betul 12 4 11 8 10 11 13 14 12 15 15 11 15 12 16 7 13 14 12
Keberhasilan (%)
Jumlah Rata-rata
Akhmad Sodikin
Lampiran47 9
Akhmad Sodikin
48 Lampiran 10
Akhmad Sodikin