Anda di halaman 1dari 1

Obat Generik Tak Dilirik Karena Ulah Para Dokter

Penggunan obat generik yang berharga murah agar terjangkau masyarakat bawah ter-nyata tidak mencapai sasaran seperti yang diharapkan. Masalahnya, pengguna obat murah hingga kini masih tergantung dari dokter yang memberikan resep obat.Karena itu, niat Siti Fadilah Supari ketika menjabat sebagai menteri kesehatan tidak didukung penuh oleh para dokter yang memiliki kewenangan atau otoritas dalam menemukan jenis obat kepada pasiennya. Alasan dokter jika pasien diberi obat generik yang serba murah meriah lama penyembuhannya.Tapi jika dikonsumsi obat mahal produk asing penyembuhan penyakit pasien lebih cepat. Presiden Direktur PT Kimia Farma Sjamsul Arifin merangkap ketua majelis pembina kode etik gabungan pengusaha farmasi Indonesia mengatakan selain penggunaan obat generik masih diperlukan pula sistem kesehatan yang mengikat semua pemangku kepentingan.Ada dua jenis obat yakni obat iriginator yaitu setelah masa paten habis boleh diproduksi antara lain dan obat generik. Obat generik itu ada yang dijual dengan merek dagang atau dikenal obat generik bermerek tertentu supaya laku.Tapi, ironinya pengguna obat generik tanpa merek masih terbatas.Hal ini disebabkan penggunaan obat murah terkait dengan pengobatan rasional yakni dokter meresepkan sesuai kebutuhan, dosis tepat, waktu minum tepat dan pemilihan obat yang harganya menguntungkan masyarakat.Prinsip yang terakhir itu yang belum sepenuhnya diikuti sehingga obat generik kurang laku di pasaran. Ketua umum Ikatan dokter Indonesia (IDI) Prijo Suripratono mengatakan, dokter pada prinsipnya tidak ingin memberatkan pasien. Sebab, dalam undang undang nomor 29 tahun 2004 tentang praktik kedokteran juga telah diatur kendali mutu dan biaya. Namun, tidak cukup mengandalkan niat baik dokter.Yang dibutuhkan sistem menyeluruh sehingga semua dokter tergiring atau terpanggil ke arah yang diinginkan. IDI terus melakukan pembinaan terhadap anggota. Ke depan dibutuhkan audit medik yang dapat diwujudkan.Kini, tergantung kepada Menkes Endang Rahayu Sedyaningsih sejauh mana kepedulian beliau dalam menyambut masukan dari IDI.

Nama: Sri Amalia NIM : I21110023

Anda mungkin juga menyukai