Anda di halaman 1dari 16

BAB II LANDASAN TEORI

A. Produk A.1. Pengertian produk

Menurut frans dalam http://kopisusu.wordpress.com/2006/02/17/32 Produk adalah segala sesuatu yang bisa ditawarkan kepasar dan dapat memenuhi kebutuhan konsumen. Sedangkan Sutanto(1981.192) dalam bukunya yang berjudul Statifaction, memaparkan bahwa, produk adalah seperangkat atribut baik berwujud maupun tidak berwujud, termasuk didalamnya masalah warna, harga nama baik pabrik serta pelayanan pengecer, yang diterima oleh pembeli guna memuaskan keinginannya.

A.2. Pengembangan Produk

Menurut

situs

http://jurnalskripsi.com/pengaruh-pengembangan-produk-

dalammeningkatkan-hasil-penjualan-telepon-umumpada-pt-inti-persero-pdf.htm menyatakan bahwa pengembangan produk pada dasarnya adalah usaha yang dilakukan secara sadar dan berencana untuk memperbaiki produk yang sedang berjalan atau menambali jenis yang ada, juga harus mampu mengelolanya dalam menghadapi perubahan selera, teknologi dan persaingan yang semakin meningkat sehingga dapat mempertemukan keinginan pasar melalui produk karena konsumen cenderung mencari produk di pasar. Sedangkan dalam

http://progdeny.wordpress.com/2007/10/31/pengembangan-produk/ dijelaskan bahwa pengembangan produk adalah menciptakan produk baru dari produk yang sedang

7 berjaya di pasaran yang diharapkan nantinya dapat menggantikan produk lama yang sedang berjaya tersebut.

B. Penetapan Harga Produk B.1. Pengertian Penetapan Harga Produk

Umar (2003, 21) dalam buku Tugas Akhir Nurul Azizah dkk (2008) mendefiniskan bahwa harga produk adalah sejumlah nilai yang ditukarkan konsumen dengan manfaat yang didapat dari memiliki atau menggunakan produk atau jasa yang nilainya ditetapkan oleh pembeli dan penjual melalui tawar-menawar atau ditetapkan oleh penjual untuk suatu harga yang sama terhadap semua pembeli. Sementara Jakfar dan Kasmir (2003, 56) berpendapat bahwa harga adalah sejumlah uang yang diserahkan dalam pertukaran untuk mendapatkan suatu barang atau jasa.

B.2. Metode Metode Penetapan Harga

Menurut Basu Swasta (1988, 215) ada beberapa metode dalam penetapan harga produk, yaitu: 1. Penetapan Harga Biaya Plus (Cost-Plus Pricing Method) Dalam metode ini harga jual per unit ditentukan dengan menghitung jumlah seluruh biaya per unit ditambah jumlah tertentu untuk menutup laba yang dikehendaki pada unit tersebut atau (disebut marjin). Jadi, harga jual produk dapat dihitung dengan rumus : BIAYA TOTAL + MARJIN = HARGA JUAL

8 2. Penetapan Harga Mark-Up (Mark-Up Pricing Method) Penetapan harga ini hampir sama dengan penetapan harga biaya plus, hanya saja para pedagang atau perusahaan perdagangan lebih banyak menggunakan penetapan harga mark-up. Jadi, harga jual produk dapat dihitung dengan rumus: HARGA BELI + MARK-UP = HARGA JUAL Jadi, mark-up ini merupakan kelebihan harga jual diatas harga belinya. Keuntungan dapat diperoleh dari sebagian mark-up tersebut. Selain itu pedagang juga harus mengeluarkan sejumlah biaya eksploitasi yang juga diambilkan dari sebagian mark-up. 3. Penetapan Harga Break-Even (Break-Even Pricing) Dalam metode ini, perusahaan akan mendapatkan laba, bilamana penjualan yang dicapai diatas titik break even atau titik pas-pasan, jika penjualan berada dibawah titik break-even, maka perusahaan akan menderita rugi. Kita perlu mengetahui beberapa konsep tentang biaya seperti: a. Biaya variable Merupakan biaya yang berubah ubah disebabkan oleh adanya perubahan jumlah hasil. b. Biaya tetap Merupakan biaya biaya yang tidak berubah ubah untuk setiap tingkatan atau sejumlah hasil yang diproduksi. Yang termasuk biaya ini antara lain: gaji pimpinan, sewa gedung dan pajak kekayaan. c. Biaya total Merupakan seluruh biaya yang akan dikeluarkan oleh perusahaan atau dengan kata lain jumlah dari biaya variable dan biaya tetap. BIAYA TOTAL = BIAYA TETAP + BIAYA VARIABLE

9 4. Penetapan Harga dalam Hubungannya dengan Pasar Dalam hal ini penentuan harga tidak berdasarkan pada biaya, tetapi justru harga yang menentukan biaya bagi perusahaan. Perusahaan dapat menentukan harga sama dengan tingkatan harga pasar agar dapat ikut bersaing, atau dapat juga ditentukan lebih tinggi atau lebih rendah dari tingkatan harga dalam persaingan. Sementara Jakfar dan Kasmir (2004, 59) berpendapat bahwa harga adalah sejumlah uang yang diserahkan dalam pertukaran untuk mendapatkan suatu barang atau jasa. Ada tiga strategi dalam penetapan harga diantaranya sebagai brikut : a. Skimming pricing yaitu dengan menetapkan harga yang setinggi-tingginya dengan tujuan bahwa produk atau jasa memiliki kualitas tinggi. b. Penetration pricing yaitu dengan menetapkan harga dengan serendah mungkin yang tujuan untuk menguasai pasar. c. Status quo pricing yaitu penetapan harga status quo adalah harga yang ditetapkan dan disesuaikan dengan harga pesaing.

B.3. Perbandingan Harga

Menurut Syahrul (2000,105), Perbandingan harga adalah suatu saham dengan harga pendapatan atau harga persaham. Sedangkan Menurut Sartono (1997 ,90),

Perbandingan harga adalah ratio harga pasar saham terhadap laba per saham.

10 C. Perusahaan C.1. Pengertian Perusahaan

Menurut Soemarso (1990), dalam buku Tugas Akhir Nurul Azizah dkk (2010) Perusahaan adalah suatu organisasi yang didirikan oleh seseorang / sekelompok / badan lain yang kegiatannya adalah melakukan produk dan distribusi guna memenuhi kebutuhan ekonomis manusia. Sedangkan Shofyanis, dkk. (1994), menjelaskan bahwa Perusahaan adalah suatu kegiatan (Pekerjaan) yang diselenggarakan dengan menggunakan peralatan secara teratur yang bertujuan mencari keuntungan yang dipercayakan oleh pemilik perusahaan maupun sekelompok orang kepada pengelola perusahaan.

C.2. Jenis-jenis Perusahaan

Pengelolaan perusahaan menurut aktivitas utamanya, terbagi menjadi tiga kelompok perusahaan, yaitu: 1. Perusahaan Jasa Menurut Somarso (1990), Perusahaan Jasa adalah perusahaan yang kegiatannya menjual jasa. Sedangkan menurut Shofyanis, dkk. (1994), Perusahaan Jasa adalah perusahaan yang kegiatannya menjual dan membeli jasa. 2. Perusahaan Dagang Menurut Soemarso (1990), Perusahaan dagang adalah perusahaan yang kegiatannya menjual barang. Sedangkan menurut Suharyanto (2003), Perusahaan dagang adalah perusahaan yang kegiatannya membeli dan menjual barang jadi tanpa mengadakan pengolahan lagi.

11 3. Perusahaan Industri Menurut Sudibyo (1994), Perusahaan industri adalah perusahaan yang kegiatannya mengelola bahan baku menjadi barang jadi dan kemudian menjual barang jadi tersebut. Sedangkan menurut Shofyanis, dkk. (1994), Perusahaan industri adalah perusahaan yang kegiatannya mengelola bahan baku menjadi barang jadi, kemudian menjual hasil pengolahan tersebut.

C.3. Bentuk-bentuk Perusahaan

Pembentukan perusahaan dilihat dari jumlah modal dan pendirinya, terbagi menjadi lima, yaitu: 1. Perusahaan Perseorangan Menurut Soemarso (1990), Perusahaan perseorangan adalah perusahaan yang dimiliki seluruhnya oleh perseorangan merupakan perusahaan yang dimiliki oleh seorang saja yang mempunyai tanggung jawab penuh terhadap seluruh kekayaan dan seluruh hutang-hutang perusahaan. 2. Persekutuan (CV atau Firma) Menurut Soemarso (1990), Perusahaan persekutuaan adalah perusahaan yang dimiliki oleh dua orang atau lebih menurut suatu perjanjian tertentu diantara mereka. Sementara itu Kusruyadi (1994), menjelaskan bahwa Perusahaan yang modalnya dimiliki oleh dua orang atau lebih yang bersama-sama menjelaskan perusahaan itu dibawah satu nama perusahaan.

12 3. Perseroan Terbatas (PT) Menurut Suharyanto (2003), Perseroan terbatas adalah badan hukum terpisah yang dibentuk berdasarkan hukum, dimana kepemilikannya dibagi dalam sahamsaham. Sedangkan menurut Shofyan, dkk. (1994), Perseroan terbatas adalah suatu persekutuan untuk menjalankan perusahaan yang modalnya terbagi atas saham-saham. 4. Koperasi Soemarso (1990), mengemukakan Koperasi adalah kumpulan dari orang orang atau badan hukum koperasi untuk melakukan usaha bersama berdasarkan azas kekeluargaan. Sementara itu Shofyanis, dkk. (1994), menjelaskan bahwa Koperasi merupakan suatu badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan azas kekeluargaan. 5. Yayasan Menurut Soemarso (1990), Yayasan adalah suatu kegiatan produksi yang tidak bertujuan mencari laba. Sedangkan Suharyanto (2003), berpendapat Yayasan adalah salah satu badan usaha yang bukan profit yang tidak mengandalkan laba sebagai tujuan.

D. Pemasaran D.1. Pengertian Pemasaran

Menurut Philip Philip Kotler (1987), Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial di mana individu dan kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan

13 mereka dengan menciptakan, menawarkan dan bertukar sesuatu yang bernilai satu sama lain. Sementara Gery Gery Amstrong (1991), mendefinisikan bahwa Pemasaran adalah mengenal dan memahami pelanggan sedemikian rupa sehingga produk cocok dengannya.

D.2 Bauran Pemasaran

Menurut Muhammad Fuad (2003), Bauran pemasaran adalah kegiatan pemasaran yang terpadu dan saling menunjang satu dan lainnya. Keberhasilan suatu perusahaan dalam bidang pemasaran didukung oleh keberhasilan dalam memilih produk yang tepat, harga yang layak, saluran distribusi yang baik dan promosi yang efektif. Dalam situs (http:/www.idtesis.blogspot.com/2007/II/tesis-magister-manajemen-Y1Y100,HTML), Empat kebijakan pemasaran yang bisa disebut empat P Atau bauran pemasaran (Marketing mix) tersebut adalah produk (product), harga (price), saluran distribusi (place), dan promosi (promotion). Untuk mencapai tujuan pemasaran, keempat unsur tersebut harus saling mendukung, sehingga keberhasilan dibidang pemasaran diharapkan diikuti oleh kepuasan konsumen. 1. Produk (Product) Produk adalah barang atau jasa yang bisa ditawarkan di pasar untuk mendapatkan perhatian, permintaan, pemakaian, atau konsumsi yang dapat memenuhi kebutuhan atau keinginan. Pembeli akan membeli produk jika merasa cocok. Karena itu, produk harus disesuaikan dengan keinginan ataupun kebutuhan pembeli, agar pemasaran berhasil. Dengan kata lain, pembuatan produk lebih baik diorientasikan

14 pada keinginan pasar ataupun selera konsumen, misalnya dalam hal mutu, kemasan, dan lain-lain. 2. Harga (Price) Harga adalah sejumlah kompersasi yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi barang atau jasa. Pada saat ini, bagi sebagian besar anggotanya masyarakat, harga masih menduduki tempat teratas sebagai penentu dalam keputusan untuk membeli suatu barang atau jasa. Karena itu penentu bagi manajemen perusahaan. Harga yang ditetapkan harus dapat menutup semua biaya yang telah dikeluarkan untuk produksi ditambah besarnya persentase laba yang diinginkan. 3. Saluran Distribusi (Place) Saluran distribusi adalah saluran yang digunakan oleh produsen untuk menyalurkan produk sampai ke konsumen atau berbagai aktivitas perusahaan yang

mengupayakan agar produk bisa sampai ke konsumen. 4. Promosi (Promotion) Promosi adalah bagian dari bauran pemasaran yang besar peranannya. Promosi merupakan kegiatan-kegiatan yang secara aktif dilakukan perusahaan untuk mendorong konsumen membeli produk yang ditawarkan. Oleh kerena itu, promosi sangat diperlukan dalam sebuah pemasaran suatu produk di sebuah perusahaan.

15 E. Penjualan E.1. Pengertian Penjualan

Penjualan adalah pembelian suatu barang atau jasa oleh seorang pembeli dari seorang penjual dengan harga yang telah ditetapkan atau dalam beberapa kasus melalui pertukaran barang (Barter) atau imbal beli. (Ass & Lowes, 1999,518). Penjualan merupakan suatu kegiatannya yang ditunjukan untuk mencari pembeli, mempengaruhi, dan memberi petunjuk agar pembeli dapat menyesuaikan kebutuhannya dengan produk yang ditawarkan serta mengadakan perjanjian mengenai harga yang menguntungkan bagi kedua belah pihak (Moekijat 2000,488).

E.2. Promosi Penjualan

Pada dasarnya promosi merupakan suatu proses dimana individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan dan pertukaran produk dan nilai dengan yang lain (Gery Amstrong, 2001:6). Promosi adalah semua kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk

mengomunikasikan produknya kepada pasar yang mereka jadikan sasaran usaha (Philip Kotler:2000,626). Menurut Philip Kotler (1987), lima alat komunikasi utama, yaitu 1. Periklanan adalah segala bentuk penyajian dan promosi ide, barang atau jasa secara non personal oleh suatu sponsor tertentu yang memerlukan pembayaran. Berdasarkan tujuannya periklanan bisa digolongkan menjadi tiga, yaitu :

16 a. Periklanan imperative, dilakukan secara besar-besaran pada saat produk diluncurkan, tujuannya untuk menginformasikan kepada pasar, dan membentuk permintaan selektif atas suatu merek tertentu. b. Periklanan persuasive, biasanya dilakukan pada tahap persaingan, tujuannya untuk membentuk permintaan selektif atas suatu merek tertentu. c. Periklanan pengingat, biasanya dilakukan untuk produk yang sudah mapan tujuannya untuk menginformasikan atau membujuk, tapi untuk mengingatkan konsumen pada produk atau merek tertentu. Yang dimaksudkan dalam jenis iklan penguat, yang bertujuan, meyakinkan pembeli yang sudah ada bahwa mereka telah melakukan pilihan yang benar. 2. Promosi penjualan, terdiri dari kumpulan alat-alat insentif yang beragam yang dirancang untuk mendorong pembelian suatu produk atau jasa tertentu secara lebih cepat dan lebih besar oleh konsumen atau pedagang. Promosi konsumen (sample, kupon, potongan harga, hadiah udian, hadiah langsung, dan hadiah langganan), promosi perdagangan berupa (potongan harga, pajangan, dan barang gratis). 3. Hubungan masyarakat / publisitas, berbagai program yang dirancang untuk mempromosikan dan menjaga citra perusahaan atau tiap produknya. Bentuk-bentuk publisitas antara lain : a. Hubungan pers, menyajikan berita dan informasi tentang perusahaan secara positif. b. Publisitasi produk, mensponsori berbagai usaha untuk mempublikasikan produk tertentu.

17 c. Komunikasi perusahaan, mempromosikan pemahaman tentang perusahaan bersangkutan baik melalui komuniksi internal maupun eksternal. d. Lobi, berhubungan dengan badan pembuat undang-undang dan pejabat pemerintah. 4. Penjualan pribadi / Personal selling interaksi langsung waraniaga dengan satu calon pembeli atau lebih guna melakukan presentasi, menjawab pertanyaan, memberikan solusi menerima pesanan. Bagi kebanyakan perusahaan bisnis merupakan kegiatan terpenting dalam proses komunikasi pemasaran, karena dengan personal selling perusahaan dapat secara langsung berinteraksi dengan calon konsumen melalui para wiraniaganya. 5. Pemasaran langsung adalah sistem pemasaran interaktif yang menggunakan satu atau lebih media iklan untuk menghasilkan tanggapan dan transaksi yang dapat diukur pada suatu lokasi. Pemasaran langsung ini bisa menggunakan media surat, telepon, faksimili, e-mail atau alat nonpersonal lain untuk berkomunikasi secara langsung dengan calon pelanggan.

E.3. Personal Selling (Penjualan pribadi)

Menurut Igram dan Laforge (2004,4), dalam buku Tugas Akhir Muhammad Erik (2008) personal selling merupakan interaksi langsung wiraniaga dengan satu calon pembeli atau lebih guna melakukan presentasi, menjawab pertanyaan, memberikan solusi dan menerima pesanan. Dalam situs (http://www.idtensis.blogspot.com/2007/II/tesis-magister-manajemenYI-Y100,HTML). Personal selling adalah komunikasi personal antara wiraniaga atau

18 pihak dari perusahaan dengan individu atau kelompok lain sebagai calon konsumen, guna mengomunikasikan pesan dan informasi yang penting. Personal selling dapat diklafikasikan menjadi lima tipe pendekatan antara lain: 1. Stimulus Response Selling Pendekatan ini adalah pendekatan yang paling penting sederhana dari ke lima pendekatan penjualan. Wiraniaga memberikan stimulus pada pembeli prospektif melalui berbagai pertanyaan-pertanyaan, dan kalimat-kalimat yang digunakan untuk menghasilkan respon yang diinginkan dari pembeli. 2. Mental State Selling Pada pendekatan ini kebanyakan pembeli memiliki proses pembelian yang sama dan calon pembeli dapat diarahkan melalui mental state tertentu atau melalui tahap-tahap dalam AIDA yaitu attention, interest, desire, dan action. 3. Need Satisfaction Selling Metode pendekatan ini lebih fokus pada konsumen dibanding pada wiraniaga. Wiraniaga harus dapat mengidentifikasikan kebutuhan-kebutuhan calon pembeli dengan melakukan pertanyaan-pertanyaan, setelah mengetahui kebutuhan-kebutuhan calon pembeli, wiraniaga berusaha menanyakan apakah yang ditawarkan dapat memuaskan kebutuhan calon pembeli atau tidak. 4. Problem Solving Selling Problem solving selling adalah kelanjutan dari need satisfaction selling. Tujuan akhir dari pendekatan ini adalah bagaimana memberikan alternatif solusi atas kebutuhankebutuhan calon pembeli. Wiraniaga berusaha mengidentifikasikan masalah-masalah

19 yang dihadapi calon pembeli, dan kemudian menawarkan beberapa alternatif solusi pada calon pembeli. 5. Consultative Selling Consultive selling adalah proses membantu calon pembeli untuk mencapai tujuan strategisnya dengan menggunakan produk, pelayanan, dan tenaga ahli penjualan perusahaan. Metode fokus pada bagaimana mencapai tujuan strategis dari konsumen

F. Laporan Keuangan

Menurut Munawir (2004,05), Laporan keuangan merupakan seni dari pada pencatatan, penggolongan dan peringkasan daripada peristiwa-peristiwa dan kejadian-kejadian yang setidak-tidaknya sebagian bersifat keuangan dengan cara yang setepat-tepatnya dan dengan petunjuk atau dinyatakan dalam uang, serta penafsiran terhadap hal-hal yang timbul daripadanya. Pendapat lain berdasarkan situs standar akuntansi bahwa laporan keuangan, keuangan

http://id.wikipedia.org/wiki/laporan_Keuangan

menjelaskan

merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca laporan posisi keuangan, catatan juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut.

G. Program Pendukung

Menurut Cahyadi dan Kamal (2009, 41) Microsoft Excel adalah program spreadsheet, yakni program untuk mengolah data yang filenya terdiri dari beberapa sheet (lembaran). File

20 dalam excel disebut pula workbook. Jika digambarkan file-file adalah sebagai berikut : File (Workbook), Sheet (Worksheet), kolom dan baris (Colom & Row). Sedangkan Budianto dan Mauliana (2010, 83) mendefinisikan , Microsoft Exel adalah program aplikasi spreadsheet yang dikembangkan oleh Microsoft.

H. Gambaran Umum Tiga Sekawan Celluler

Nama Tiga Sekawan Celluler didirikan oleh tiga orang mahasiswa perguruan tinggi El Rahma Education Centre Bogor jurusan Komputer & Administrasi Bisnis , yang mana tiga orang mahasiswa tersebut memiliki persamaan prinsip, prinsipnya adalah walau kita dalam keadaan susah, sedih, atau pun senang sekalipun, kita tetap Tiga Sekawan yang selalu bersama. Akhirnya mereka pun sepakat untuk mendirikan suatu usaha pulsa elektrik yang mana usahanya diambil dari kata Tiga Sekawan dan digabungkan dengan kata Cellular yang berarti jaringan telekomunikasi yang terdiri atas beberapa operator. Akhirnya terbentuklah nama Tiga Sekawan Celluler. Tiga Sekawan Celluler didirikan pada tanggal 12 November 2010 yang dibentuk sebagai penerapan dalam studi Aplikasi Bisnis bagi mahasiswa jurusan Komputer & Administrasi Bisnis El Rahma Education Centre Bogor. Tiga Sekawan Celluler merupakan depot penjualan Pulsa Elektrik Dan Aksesoris Handphone. Pemilik dari Tiga Sekawan Celluler terdiri dari tiga anggota yaitu Dede Lukman Hakim, Muhamad Syaiful Bachri dan Nurudin, mereka merupakan teman satu jurusan di kampus.

21 Awal pelaksanaan penjualan pulsa elektrik dan aksesoris pada Tiga Sekawan Cellular yaitu bertempat di Kebun jae (Bogor Tengah), RT 01/03 No 15 kemudian meluaskan jaringan, penjualan dan pemasaran tidak hanya dilakukan di tempat mereka tinggal, akan tetapi ke berbagai tempat diantaranya Gunung putri, Rumpin, Depok, Rangkasbitung dan tempat lainnya. Ponsel merupakan alat komuniksi yang begitu diminati saat ini selain mudah dan praktis dalam penggunaannya, kini ponsel sudah bisa dimiliki dengan harga cukup murah, dan hampir disetiap lapisan masyarakat baik kalangan atas, menengah, maupun bawah, telah banyak memanfaatkan teknologi tersebut sebagai alat komunikasi sehari-hari. Berdasarkan fenomena di atas secara langsung permintaan konsumen terhadap pulsa semakin meningkat pula. Dewasa ini produk maupun usaha sejenis, sangat banyak sekali hampir disetiap tempat sudah ada, namun dalam konteks harganya sangat bervariasi dan cenderung lebih mahal. Dari masalah tersebut, timbulah keinginan dari mereka untuk memperkenalkan dan menjual pulsa elektrik dengan harga lebih terjangkau dapat diminati oleh semua kalangan. Dengan modal awal bersama, dan seiiring berjalannya waktu, dari hasil penjualan pulsa elektrik yang didapat, mereka gunakan untuk menambah modal penjualan dan memperluas tempat pemasaran. Kemudahan , kepuasan, dan harga yang terjangkau bagi masyarakat luas, merupakan komitmen dari usaha Tiga Sekawan Cellular.

Anda mungkin juga menyukai