Anda di halaman 1dari 10

Tidak Hanya Manusia, Binatang Pun Mempunyai Hak Asasi

Posted by BlankTrop on 23:42:00

Tidak hanya manusia yang mempunyai Hak Asasi namun makhluk hidup lainpun mempunyai hak yang sama. Hak asasi dimiliki setiap makhluk hidup ciptaanNya maka kita sebagai hambaNya pun harus mengakui adanya hak asasi untuk Binatang juga. Maka dari itu akan kita bahas hak asasi binatang yang setidaknya patut kita hormati. 1.Hak penjagaan dan perlindungan Imam Bukhari rahimahullah meriwayatkan dalam Kitab Shahihnya: : :

. Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu berkata, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:Salah seorang Nabi berteduh di bawah pohon, lalu digigit semut, maka dia mengeluarkan barang bawaannya dari bawah pohon. Kemudian diperintahkan untuk membakar sarang semutnya. Maka Allah mewahyukan kepada Nabi tersebut:Kenapa tidak satu semut saja (yang engkau bunuh) Dalam hadits di atas ada penjagaan dan perlindungan terhadap sarang semut dari kerusakan, seandainya Nabi tersebut membunuh satu semut yang menggigitnya saja, Allah tidak akan mencelanya. Termasuk penjagaan terhadap binatang adalah, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah melarang untuk menjadikan bintang sebagai sasaran dalam melempar (lempar lembing, memanah, menembak dll). Ibnu Umar radhiyallahu'anhuma pernah melewati beberapa pemuda dari kalangan suku Quraisy yang menjadikan seekor burung atau ayam sebagai sasaran tembak dan mereka membayar untuk setiap kali panahan yang meleset dari sasaran kepada pemilik burung tersebut. Maka ketika mereka melihat Ibnu Umar radhiyallahu'anhuma, mereka bercerai-berai meninggalkannya, lalu Ibnu Umar radhiyallahu'anhuma berkata:

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melaknat siapa saja yang menjadikan makluk yang bernyawa sebagai sasaran. (memanah, menembak dan lain-lain) Dan dalam hadits ini dan hadits-hadits yang lainnya ada penjealasan tentang hak binatang dalm penjagaanya. 2.Hak Pemeliharaan

Seorang wanita masuk ke dalam Neraka karena dia mengurung seekor kucing sampai mati, karena dia tidak memberi makan dan juga tidak memberinya meminum. Dan juga dia tidak melepaskannya supaya dia memakan serangga (HR. al-Bukhari) Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pernah melewati seekor onta yang punggungnya menempel dengan perutnya (menunjukkan kurusnya), maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: : , ( , ,

. Bertaqwalah (takutlah) kepada Allah terhadap binatang yang kurus ini, kemudian naikilah secara baik dan makanlah dagingnya secara baik.(HR. Abu Dawud dan Ibnu Khuzaimah dalam Kitab Shahihnya, dia berkata:Punggungnya telah jauh dari perutnya (gemuk)) Aisyah radhiyallahu 'anha meriwayatkan bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dahulu menjulurkan tempat minuman untuk kucing, maka kucing itupun meminumnya. Hadits-hadits seperti ini dan yang semisalnya menunjukkan tentang pemeliharaan Islam terhadap binatang. Berangkat dari perhatian terhadap hak binatang dalam masalah pemeliharaan, sebagian kaum Muslimin telah mewakafkan sebuah tempat yang dinamakan Wakaf Kucing yang mana mereka mempersiapkan makanan untuk kucing-kucing tersebut, setiap pagi dan sore. 3.Hak Kasih Sayang Islam telah menyayangi binatang, di dalam hadits dari Ibnu Abbasradhiyallahu'anhuma, bahwa ada seorang laki-laki membaringkan seekor kambing untuk disembelih, dan dia mengasah/menajamkan pisaunya di dekatnya, maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: . " ": Apakah engkau ingin membunhnya dua kali? Kenapa tidak engkau tajamkan pisaumu menyembelihnya (Riwayat Imam ath-Thabari) ( ) : . Dan dari Ibnu Masud radhiyallahu 'anhu dia berkata:Kami dahulu bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dalam sebuah safar (perjalanan), lalu beliau pergi untuk menunaikan hajatnya. Kemudian kami melihat Hamroh (burung) bersama dengan kedua anaknya yang masih kecil, lalu kami mengambil kedua anaknya. Maka datanglah burung itu dan dia kebingungan mencari anaknya. Lalu datanglah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, dan beliau bersabda:Siapakah yang membuat bingung burung ini terhadap anak-anaknya? Kembalikanlah kedua anaknya kepadanya. :

4.Hak Makan dan Minum Setiap binatang memiliki hak dalam masalah makan dan minum, dan kita telah mengetahui bahwa ada seorang wanita yang disiksa di Neraka karena seekor kucing yang dikurungnya dan tidak diberi makan. Dan dari Abu Huraiorahradhiyallahu 'anhu berkata, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: : : . : Suatu ketika ada seorang laki-laki berjalan yang merasa sangat kehausan, lalu dia turun ke dalam sumur dan meminum air dari sumur itu. Kemudian dia keluar, tiba-tiba dia melihat anjing yang sedang menjulurkan lidahnya dan menjilati tanah yang basah, karena sangat kehausan. Dia berkata:Anjing ini telah kehausan sebagaimana kehausan yang aku rasakan Maka dia memenuhi khuff nya (sepatu kulit), lalu mengigitnya dengan mulutnya dan dia naik keluar dari sumur, lalu memberi minum anjing tersebut. Maka Allah Subhanahu wa Ta'alamemuji laki-laki itu dan mengampuninya. Mereka (para Sahabatradhiyallahu'anhum) berkata:Wahai Rasulullah, (apakah) kami mendapatkan pahala ktika berbuat baik terhadap binatang? Beliau menjawab:Pada setiap jiwa yang bernyawa ada pahalanya. 5.Hak untuk tidak Dizhalimi Termasuk hak binatang adalah untuk tidak menzhaliminya, Imam Malik berkata:Sesungguhnya Umar bin Khaththab radhiyallahu 'anhu pernah melewati seekor keledai yang membawa batu bata mentah (tanah liat yang belum dibakar) di atas pungungnya punggungnya, maka beliau radhiyallahu 'anhu mengangkat dua batu bata tersebut dari punggung keledai itu. Lalu datanglah kepadanya perempuan pemilik keledai, dan berkata:Wahai Umar apa urusanmu dengan keledaiku? Apakah engkau memiliki wawanang terhadapnya? Umar menjawab:Tidak ada yang menghalangiku untuk ikut campur dalam masalah ini Dan beliau juga berkata:Sungguh, seandainya ada seekor keledai yang terpeleset di Iraq, pasti Umar akan ditanya tentangnya:Kenapa tidak engkau baguskan (ratakan) jalan untuknya wahai Umar? Dan Umar radhiyallahu 'anhu pernah melihat seorang laki-laki membebankan kepada ontanya dengan beban yang tidak mampu untuk dibawanya, maka beliauradhiyallahu 'anhu memukulnya dan berkata:Kenapa engkau membebani ontamu dengan beban yang dia tidak mampu membawanya? 6. Hak Penjagaan dari Sakit )

Islam telah menetapkan bagi binatang hak penjagaan dari terjangkiti penyakitpenyakit yang menular. Yang termasuk petunjuk Islami dalam hal ini adalah sabda Nabi shallallahu 'alaihi wasallam : ( ) Jangan dicampurkan mumridh dengan yang sehat. mumridhadalah onta sakit yang menularkan penyakitnya kepada onta yang lain, maka petunjuk Nabi untuk tidak mencanpurkan onta yang sakit dengan onta-onta yang sehat adalah supaya penyakit tersebut tidak menular ke onta yang sehat dengan Izin Allah-. Dan ini adalah hak binatang untuk dijaga dari penularan penyakit. 7. Hak Menadapatkan Lingkungan Bersih

Allah Subhanahu wa Ta'ala telah mengharamkan berbuat kerusakan di muka Bumi, Dia Subhanahu wa Ta'ala berfirman: ( Janganlah kalian berbuat memperbaikinya.(al-Araaf:56) kerusakan di muka Bumi setelah ) Allah

Merupakan bentuk perusakan di muka Bumi adalah pencemaran air, tumbuhan, udara dan tanah. Ketika Islam melarang perbuatan tersebut, maka itu adalah untuk menjaga binatang dari pencemaran air, udara dan tumbuhan. Ini adalah hak setiap makhluk. 8.Hak untuk tidak dirubah Fisiknya Islam telah mengharamkan memberi tanda binatang (dengan ditato) di wajahnya, karena Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melaknat orang yang memukul atau mentato wajah binatangnya. Para ahli fikif telah menyebutkan bahwa memotong ekor bianatang (yang masih hidup) adalah salah satu sebab yang membolehkan adanya Tazir (hukuman ). Sebagaimana tidak diperbolehkan memutus urat nadi, memotong atau kay (pengobatan dengan menempelkan besi panas) terhadap binatang tanpa alas an, karena perbuatan tersebut memperburuk fisik binatang, dan barang siapa yang berbuat demikian maka wajib membayar jaminan. Itulah perhatian Islam dalam memberikan hak kepada setiap pemiliknya masingmasing. Jangankan manusia binatang pun Islam memerintahkan kepada pemeluknya untuk memberikan hak kepada binatang. Kalau terhadap binatang saja Isalm memperhatikan hak-hak mereka, maka bagaiman kiranya dengan manusia? Tentunya Islam sangat memperhatikan hak-hak mereka. Adapun sikap dan tingkah laku sebagian kaum Muslimin yang tidak memberikan hak-hak kepada para pemiliknya, bukanlah alas an untuk mnuduh Islam sebagai agama kekerasan dan ketidak adilan, karena kesalahan sebagian kaum Muslimin tidak menunjukkan kesalahan ajarannya,akan tetapi kesalahan terletak pada jauhnya kaum Muslimin dari ajaran

agamnya yang benar. Dan ini sekaligus bukti dan bantahan kepada orang-orang yang menuduh Islam sebagai agama kekerasan dan mengajarkan teorisme. Wallahu Alam.

Hak Binatang Tinjauan Filsafat Moral


27 October 2009 03:10 AM - oleh aprillinsAda 14 tanggapan

Judulnya cukup jelas kan? Postingan kali ini berbicara tentang

hak binatang

ditinjau dari sudut filsafat

moral atau yang biasa disebut etika. Pertama-tama apa itu hak? Mengutip dari buku halaman 178 Etika karya Bertens Apa itu suatu hak? Dapat dikatakan, hak merupakan terhadap yang lain atau terhadap masyarakat Sekarang sudah cukup jelas bahwa hak manusia adalah seperti halnya yang ditulis oleh Bertens, tidak usah berpanjang lebar dengan pertanyaan bagaimana kalau semua orang mengklaim bahwa seluruh benda adalah haknya? karena sejarah peradaban umat manusia telah mengalami jawaban dari pertanyaan itu, apakah itu Peperangan! Manusia memperebutkan haknya dalam berperang, hak hidup, hak memiliki harta, hak memiliki tanah, dan hak mempertahankan kepemilikan. Seperti halnya seorang Machiavelli yang membayangkan kekuatan dan keinginan Cesare Borgia dalam mempertahankan dan mengekspansi kekuasaanya. Bukan hak orang lain yang dipertimbangkan tapi hak diri.

klaim

yang dibuat oleh orang atau kelompok yang satu

Binatang Punya Hak?


Sekarang kita lihat apa persamaan antara manusia dan binatang: memiliki tubuh, memiliki ekspresi dari rasa sakit mau pun senang, tahu kalau dirinya terancam mau pun wilayahnya direbut, tahu bahwa ada makhluk selain dirinya, memiliki perasaan,memiliki nyawa dan bisa mati. Perbedaan manusia dan binatang terletak dari kemampuan berpikirnya, berakal. Dari mana saya tahu bahwa binatang tidak berakal? Fakta kehidupan mengatakan begini:

y y

Binatang tidak pernah mengembangkan senjata pemusnah massal Binatang tidak mengetahui bahwa benda yang sedang diinjaknya adalah gergaji mesin

y y y

Binatang tidak pernah berorganisasi untuk menguasai dunia Binatang tidak pernah sendiri mengembangkan pengetahuannya Binatang tidak pernah jatuh cinta atau mengagumi benda-benda

Tidak usah dipertanyakan lebih jauh lagi tentang buktikan bahwa mereka seperti itu!buktikan sendiri saja bahwa binatang memang begitu, jangan dibantah-bantah bahwa pengetahuan kita tentang binatang lebih dari oh binatang bisa mengembangkan senjata pemusnah massal tahu! Kalau tidak ingin dianggap gila. Persamaan dan perbedaan inilah yang bisa menentukan apakah binatang punya hak atau tidak. Dalam science (kenapa tidak saya sebut ilmu pengetahuan? Karena ilmu dan pengetahuan itu berbeda, kalau saya sebut ilmu nanti disangka ilmu nujum, ilmu dukun dan ilmu lainnya lagi..) terutama ilmu kedokteran, penelitian yang menggunakan binatang tidak memiliki rasa tidak tega dalam membunuh binatang. Kalau pun mereka resah dalam membunuh binatang yang dipikirkan bukan masalah hak binatang, tetapi memikirkan biaya yang dikeluarkan, dan merasa kasihan (bacalah: kritik terhadap moral oleh Immanuel Kant). Dalam sudut ini binatang kita anggap tidak memiliki hak, kehidupannya boleh direnggut kapan saja oleh hak manusia.

Sudut Lain
Kita juga bisa berpikir bahwa binatang itu memiliki hak dengan menerapkan teori Golden Rule yang menempatkan posisi kita dalam posisi subjek yang lain. Bukan etika egoisme, teori utilitarianisme, mau pun teori kontrak sosial, tetapi Golden Rule. Oleh karenanya sekarang pikirkan jika kita menjadi binatang yang biasa disebut kucing. Mengapa hak kucing? Apakah ada perbedaan antara hak kucing dengan hak anjing? Sama saja, mereka itu samasama binatang. Tempatkan posisi Anda, menjadi binatang yang disiksa! Sakitkah siksaan itu? Ooh tentu sakit sekali.. Bisakah Anda bilang kepada manusia yang menyiksa Anda, AAaaaaahh sakitttt!! Sakittt begoo!!! kalau semua binatang bisa begitu mungkin tidur umat manusia takkan tenang karena para binatang akan protes ke DPRB (Dewan Perwakilan Rakyat Binatang) setempat. Rasa sakit! Ada rasa sakit itulah yang merupakan akarnya hak, ada rasa sakit itu membuat subjek tidak ingin disakiti. Binatang mau pun manusia lebih bahagia hidup kenyang daripada disakiti. Persamaan yang lain dorongan lahiriah untuk makan, sebuah kutukan bagi makhluk hidup yaitu rasa lapar dan perlu makan, jika tidak makan maka mati. Binatang mau pun manusia dalam masa chaos misalnya perang, bencana alam berlebihan, kerusuhan negara, dan kejadian lain yang menyebabkan terjadinya kelangkaan

makanan, tetap saja mencari makanan untuk tetap hidup. Intinya sama-sama mencari makan berusaha hidup. Di sinilah hak binatang bisa dipertimbangkan meski pun mereka tidak pernah bilang dan berisik seperti manusia ini hak saya, itu hak saya, itu hak kamu! mereka stay cool and confident siap berkembang biak dan mati. Beberapa poin pertimbangan dalam berpikir tentang hak binatang atau hak hewan:

y y y y y

Bayangkan jika Anda disiksa layaknya binatang Anda dan binatang sama-sama mencari makanan untuk memenuhi kebutuhan jasmaniah Berkembangbiak, Anda bisa punya anak? Binatang pun bisa Anak Anda sedang dipukuli orang? Lalu Anda mengamuk membela anak anda? Binatang pun seperti itu Terakhir, apakah dengan berpikir bahwa binatang tidak memiliki hak akan membuat Anda orang yang lebih baik? Pikir lagi..

Apakah kamu mau membunuhnya dua kali?! Kenapa tidak kamu asah dulu pisaumu sebelum merebahkannya?! Demikian Nabi menegur salah seorang shahabatnya yang sedang mengasah pisau di hadapan kambing yang akan disembelihnya. (HR. Al-Hakim dalam Al-Mustadrak no. 7570) Mengasah pisau di hadapan hewan yang akan disembelih tentu saja memberikan efek yang buruk bagi hewan tersebut. Sebab, ia akan merasa sangat stress, menderita dan takut. Maut sungguh-sungguh menghantuinya dan merasuk ke dalam tubuhnya sebelum benar-benar menjemputnya. Itu sama saja kematian sebelum kematian yang sesungguhnya. Karena itu Rasulullah melarang sahabatnya berbuat demikian sebagai bentuk rahmat terhadap hewan tersebut. Dan itulah yang beliau tuntunkan dalam kesempatan lain tatkala berkata, Sesungguhnya Allah telah menetapkan perbuatan baik atas segala sesuatu. Jika kalian membunuh, berlaku baiklah dalam hal tersebut. Jika kalian menyembelih, berlaku baiklah dalam hal tersebut. Hendaknya salah seorang dari kalian mengasah pisaunya dan menyenangkan hewan sembelihannya. (HR. Muslim no. 1955) Sebagian kita mungkin mengira bahwa anjuran untuk berbuat baik itu hanya berlaku kepada seorang mukmin dan makhluk yang berakal saja. Padahal, dua hadits di atas dan masih banyak lagi hadits lain yang senada, menunjukkan bahwa kita pun dituntut untuk berbuat baik kepada hewan. Sekalipun ia makhluk yang tidak berakal. Sebagaimana manusia memiliki hak yang harus kita tunaikan, demikian pula hewan, mempunyai hak yang mesti kita tunaikan. Lantas apa saja hak-hak hewan yang wajib kita tunaikan? Berikut ini penjelasannya: 1.Hak untuk dilindungi

Syariat Islam telah memberikan perlindungan kepada hewan dari sesuatu yang akan menyakiti dan menzaliminya. Karena itu, siapa yang melanggar perlindungan yang telah ditetapkan tersebut, ia berhak mendapatkan laknat dan kemurkaan Allah .

Suatu hari Ibnu Umar melewati sekelompok pemuda yang memasang seekor burung sebagai sasaran perlombaan melempar. Tatkala mereka melihat Ibnu Umar, berhamburanlah mereka. Ibnu Umar berkata, Siapa yang melakukan ini? Allah melaknat orang yang melakukan ini. Sungguh, Rasulullah telah melaknat orang yang menjadikan sesuatu yang ada padanya ruh (makhluk hidup) sebagai sasaran lemparan. (HR. Muslim no. 5173) Jabir bercerita bahwa Nabi yang telah dicap wajahnya, beliau orang yang telah memberinya cap. (HR. Muslim no. 5672) 2. Hak untuk dirawat Islam telah menetapkan hak perawatan bagi hewan yang dipiara. Karena itu, siapa yang sengaja menelantarkan hewan yang dimilikinya, entah dengan tidak memberinya makan atau tidak memenuhi kebutuhan yang ia perlukan, berarti ia berhak mendapat hukuman keras dari Allah . Nabi bersabda, Ada seorang wanita yang disiksa disebabkan kucing yang ia kurung sampai mati. Dia masuk neraka karena itu. Ia tidak memberinya makan dan minum tatkala mengurungnya dan tidak pula membebaskannya agar bisa memakan serangga bumi. (HR. Bukhari no. 2365) Sahl bin Amr Al-Anshari berkata, Rasulullah melewati seekor unta yang menyatu punggungnya dengan perutnya (sangat kurus) beliau pun berkata, Bertakwalah kepada Allah dalam memperlakukan hewan-hewan yang tidak bisa bicara ini. Tunggangilah mereka dengan cara yang baik dan makanlah mereka dalam kondisi yang baik. (HR. Abu Daud: 2548) Rasulullah pernah memasuki kebun milik seorang shahabat anshar dan ternyata di situ ada seekor unta. Tatkala unta itu melihat beliau melenguhlah ia dan berlinanglah air matanya. Beliau pun mendatanginya lalu mengusap kepala dan punuknya. Unta itu pun jadi tenang. Beliau berkata, Siapa pemilik unta ini? Milik siapa unta ini? Datanglah seorang pemuda Anshar, ia berkata, Itu milikku, wahai Rasulullah. Beliau bersabda, Tidakkah kamu bertakwa kepada Allah dalam urusan binatang yang Allah telah menguasakannya kepadamu?! Dia mengeluh kepadaku bahwa kamu telah membiarkannya lapar dan membebaninya dengan pekerjaan yang berat. (HR. Abu Daud no. 2549) Berkata Imam Ibnu Qudamah dalam Al-Mughni, Siapa yang memiliki hewan ternak, wajib baginya untuk mengurusnya dan membelanjakan untuknya apa-apa yang ia butuhkan baik itu makanannya atau menyediakan orang yang merawatnya. (9/318) 3. Hak untuk disayangi Nabi bersabda, Para penyayang itu disayangi oleh (Allah)Yang Maha Penyayang. Sayangilah yang ada di bumi, niscaya (Allah)Yang ada di atas langit akan menyayangi kalian. (HR. Abu Daud dan Tirmidzi dan hakim dalam Al-Mustadrak no. 7274) melewati keledai pun bersabda, Allah melaknat

Allah tidak akan menyayangi orang yang tak menyayangi manusia. (HR. Bukhari no. 6941) Ibnu Bathal berkata, Dalam hadits ini terdapat anjuran untuk bersikap rahmat terhadap seluruh makhluk, tercakup di dalamnya orang mukmin, kafir dan hewan, baik itu ternak maupun liar. Di antara bentuk rahmat di sini yaitu dengan memperhatikan makanan dan minumannya dan juga meringankan beban yang ia pikul serta tidak menganiayanya dengan pukulan. (Fathulbari: 17/152) Siapa yang bersikap rahmat walaupun kepada sembelihannya, niscaya Allah akan merahmatinya di hari kiamat. (Dikeluarkan Imam Bukhari dalam adabul mufrad) Jika kalian berjalan jauh dan melewati daerah yang subur, berilah unta haknya di daerah tersebut. Dan jika kalian melewati daerah yang gersang, percepatlah perjalanan dan bersegeralah sebelum kekuatannya melemah. (HR. Muslim no. 1926) Ibnu Masud bercerita, Kami pernah bersama Rasulullah dalam suatu perjalanan. Beliau pun pergi sebentar untuk suatu keperluan. Kami melihat ada seekor burung merah bersama kedua anaknya. Kami pun ambil kedua anaknya. Lalu datanglah induk keduanya. Ia mengepak-ngepakkan sayapnya (kebingungan). Nabi pun datang lalu berkata, Siapa yang membuat cemas burung ini dengan mengambil anaknya? Kembalikan anaknya kepadanya. Di waktu lain Rasulullah melihat sekumpulan semut yang kami bakar sarangnya. Beliau pun bersabda, Siapa yang membakar ini? Kami menjawab, Kami. Beliau bersabda, Sungguh, tidak boleh menyiksa dengan api kecuali Tuhan Penguasa api. (HR. Abu Daud no. 2675) Selain memperoleh rahmat Allah, dengan menyayangi binatang, kita pun dapat menggapai berkah berupa ampunan dari-Nya atas dosa-dosa kita. Bahkan, bukan cuma itu, kita pun bisa meraih berkah yang tak ternilai, berkah yang selalu kita idam-idamkan. Apa itu? Surga! Nabi bersabda, Tatkala seseorang sedang melakukan perjalanan, ia merasa sangat haus. Kemudian ia menemukan sebuah sumur, maka ia pun menuruninya dan minum, lalu keluar. Tiba-tiba ada anjing yang sedang menjilat-jilat tanah karena kehausan. Orang ini berkata, Anjing ini benar-benar kehausan seperti yang kurasakan tadi, Maka ia pun menuruni sumur itu kembali dan mengisi sepatunya dengan air, lalu menggigit sepatunya dengan mulutnya hingga ia naik dan memberi minum anjing tersebut. Maka Allah pun memuji perbuatannya tersebut dan memberikan ampunan kepadanya. Para shahabat bertanya, Wahai Rasulullah, apakah dengan memberi minum binatang kami mendapatkan pahala? Beliau menjawab, Memberi minum setiap makhluk yang mempunyai limpa (makhluk yang hidup) itu berpahala. (HR.Bukhari no. 2334 dan Muslim no. 2244) Dalam riwayat lain: Maka Allah memuji perbuatannya itu dan memberikan ampunan kepadanya, lalu memasukkannya ke surga. 4. Hak untuk tidak dicela dan juga dilaknat Melaknat dan memaki bukanlah sifat seorang mukmin. Karena itu, tidak sepantasnya kita menjadi orang yang terbiasa melaknat dan memaki. Sama saja, apakah yang kita laknat itu seorang mukmin atau kafir, atau makhluk hidup lainnya yang berakal, begitu pula makhluk yang tidak berakal yaitu binatang.

Imran bin Al-Hushain bercerita, Tatkala Rasulullah dalam salah satu perjalanannya dan di situ ada seorang wanita Anshar yang sedang menaiki unta, jemulah wanita itu dengan untanya, ia pun melaknatinya. Rasulullah mendengar ucapannya itu, maka beliau pun berkata, Ambillah apa-apa yang ada di atas unta itu dan biarkanlah ia berjalan (tanpa beban apa pun), sebab ia sudah mendapat laknat. Imran berkata, Rasanya saya masih melihat unta itu berjalan di tengah-tengah manusia saat ini dan tak ada seorang pun yang mengusiknya. (HR. Muslim no. 6769) Maksud ucapan Rasulullah : Ambillah apa-apa yang ada di atas unta itu dan biarkanlah ia berjalan (tanpa beban apa pun), sebab ia sudah mendapat laknat. adalah sebagai sanksi bagi si wanita itu karena ia telah melaknat hewannya. Maka, segala puji bagi Allah yang telah berfirman: Dan rahmat-Ku meliputi segala sesuatu. ( QS. AlAraaf: 156) Segala puji bagi-Nya yang telah berfirman: Dan Kami turunkan kepadamu Kitab ini (Al Quran) untuk menjelaskan segala sesuatu, sebagai petunjuk dan rahmat serta kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri. (QS. An-Nahl: 89) Dan segala puji bagi-Nya yang telah berfirman: Dan tidaklah kami mengutusmu (wahai Rasul), melainkan sebagai rahmat bagi semesta alam. (QS. Al-Anbiya: 107)

Anda mungkin juga menyukai