Anda di halaman 1dari 44

A.

JUDUL PENELITIAN PENGARUH PEMBERIAN KREDIT TERHADAP TINGKAT

KESEJAHTERAAN ANGGOTA PADA KOPERASI WANITA KARYA SALSABILA BLITAR. B. LATAR BELAKANG PENELITIAN Dalam pelaksanaan pembangunan nasional, segenap kemampuan modal dan potensi masyarakat harus dimanfaatkan dengan disertai kebijakan serta langkah langkah guna membantu untuk meningkatkan kemampuan yang lebih besar bagi golongan pendapatan rendah untuk berpartisipasi aktif dalam proses

pembangunan ekonomi. Kebijakan pemerintah dalam pembangunan ekonomi lebih diarahkan kepada terwujudnya demokrasi ekonomi, dimana masyarakat harus memegang peranan aktif dalam kegiatan pembagunan ekonomi tersebut. Ciri ciri demokrasi ekonomi itu sendiri antara lain, bahwa perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan atas azaz kekeluargaan. Bangunan perusahaan yang sesuai dengan itu adalah koperasi. Maka pembagunan koperasi juga diarahkan agar koperasi dapat berperan secara positif sebagai salah saru soko guru perekonomian nasional sebagaimana diamanatkan dalam Undang Undang Dasar 1945. Pembangunan koperasi yang berhasil akan membantu usaha meningkatkan pendapatan masyarakat dan dengan membantu usaha pemerataan pembagian hasil hasil pembangunan, sehingga rasa keadilan dan kemakmuran benar benar diwujudkan. Kehidupan koperasi yang merupakan jembatan yang akan mengurangi kesenjangan sosial, dengan mengangkat dan membantu masyarakat

yang tingkat pendapatannya rendah ke dalam keadilan pemerataan dari hasil hasil pembangunan. Salah satu alternatif yang bisa membantu meningkatkan pendapatan

masyarakat secara umum adalah peran koperasi dalam pemberian kredit bagi setiap anggotanya. Dimana kredit yang diberikan oleh koperasi diharapkan tidak memberatkan para anggotanya. Koperasi memberikan kemudahan atas kredit yang diberikan tersebut baik dari segi jangka waktu, nominal pinjaman, bunga pinjaman ataupun syarat-syarat pinjaman bagi para anggota yang akan menerima pinjamana kredit ataupun yang sudah menerima pinjaman kredit. fungsi kredit pada hakikatnya dapat meningkatkan daya guna uang, jika uang hanya disimpan saja maka uang tidak akan memberikan manfaat namun jika disalurkan dalam bentuk kredit maka uang akan berdayaguna untuk menghasilkan barang dan jasa bagi penerima kredit. Para pemilik dana dapat secara langsung meminjamkan uang nya kepada orang-orang yang memerlukan dana untuk meningkatkan usaha atau memenuhi kebutuhan hidupnya melalui lembaga keuangan. Koperasi sebagai salah satu lembaga keuangan yang ada di indonesia mempunyai kewajiban untuk menyalurkan kredit kepada para anggota yang membutuhkan kredit. Kredit yang diterima oleh anggota koperasi digunakan untuk modal usaha atau untuk memenuhi kebutuhan hidup lainnya seperti biaya pendidikan, biaya kesehatan dan lain sebagainya. Kredit yang diberikan ini diharapkan sesuai dengan kemampuan dan kemauan para anggotanya dalam menggunakannya secara selektif guna mencapai tujuan yang diinginkan oleh koperasi itu sendiri.

Keberadaan Koperasi dituntut harus menjadi alternatif solusi atas berbagai kebutuhan anggota terutama yang berkaitan dengan peningkatan kesejahteraan anggota. Berdasarkan latar belakang diatas inilah penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Pemberian Kredit Terhadap Tingkat Kesejahteraan Anggota pada Koperasi Wanita Karya Salsabila Blitar C. Ruang Lingkup Masalah Ruang lingkup dari penulisan skripsi ini hanya mencakup pada pengaruh pemberian kredit terhadap tingkat kesejahteraan anggota pada Koperasi Wanita Karya Salsabila Blitar D. Rumusan Masalah Sesuai dengan judul penulisan skripsi ini, maka rumusan masalah yang dapat dibahas adalah Apakah pemberian kredit berpengaruh terhadap tingkat kesejahteraan anggota pada Koperasi Wanita Karya Salsabila Blitar E. Tujuan penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah Untuk mengetahui pengaruh pemberian kredit terhadap tingkat kesejahteraan anggota pada Koperasi Wanita Karya Salsabila Blitar. F. Manfaat penelitian Adapun kegunaan dari penelitian pada penyusunan skripsi ini adalah sebagai berikut :

1. Sebagai bahan pertimbangan dan masukan dalam menunjang keberhasilan usaha peningkatan kesejahteraan anggota pada unit simpan pinjam yang ada. 2. Dapat digunakan sebagai informasi koperasi sejenis dan dapat dipakai bahan pertimbangan dalam pengembangan usahanya. G. TINJAUAN PUSTAKA G.1 Tinjauan Pustaka KOPERASI 1. Pengertian Koperasi Kata koperasi berasal dari bahasa latin cooperete yang dalam bahasa Inggris Cooperative. Co artinya bersama dan Operation artinya bekerja, sehingga

Cooperation berarti bekerja atau berusaha bersama sama. Namun kata koperasi pada akhirnya mempunyai makna yang khusus yang secara umum kemudian didefinisikan sebagai : Perkumpulan yang memberi kebebasan keluar masuk sebagai anggota dan bertujuan untuk dapat meningkatkan kebutuhan materi anggotanya dengan menjalankan usaha secara bersama. International Cooperative Alliance (ICA) memberikan definisi koperasi sebagai berikut : Koperasi adalah kumpulan orang orang atau badan hukum, yang bertujuan untuk perbaikan sosial ekonomi anggotanya dengan memenuhi kebutuhan anggotanya dengan jalan berusaha bersama saling membantu antara yang satu dengan yang lainnya dengan cara membatasi keuntungan, dan usaha tersebut harus didasarkan atas prinsip prinsip koperasi.

Bung Hatta mendefinisikan koperasi sebagai berikut : Koperasi didirikan sebagai persekutuan kaum lemah untuk membela kepentingan hidupnya. Mencapai keperluan hidupnya dengan ongkos yang semurah murahnya, itulah yang dituju. Pada koperasi didahulukan keperluan bersama, bukan keuntungan. Pengertian koperasi menurut Undang Undang No. 25 tahun 1992 adalah ; Koperasi merupakan badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas asas kekeluargaan . Dari definisi diatas maka diambil kesimpulan beberapa pengertian dari koperasi yaitu : 1. Koperasi adalah organisasi dari orang orang . Orang orang itu

berkumpul karena memiliki kesamaan kebutuhan ekonomi, sehingga mereka melakukan usaha bersama. 2. Koperasi merupakan usaha dimana orang orang berkumpul

bukan untuk menyatukan uang atau modal melainkan mereka menyatukan modal sebagai akibat dari adanya kesamaan kepentingan. Oleh karena itu persyaratan utama bagi masuknya anggota bukan berdasarkan atas kesanggupan membayar simpanan pokok, simpanan wajib dan simpanan sukarela melainkan atas dasar dorongan kepentingan ekonomi masyarakat yang menjadi anggota. 3. Koperasi merupakan usaha yang harus dapat memberikan

pelayanan ekonomi kepada anggotanya dan masyarakat lingkungannya.

Dalam kegiatannya koperasi selalu akan mementingkan pelayanan kepada anggota dan lingkungan sekitar. Oleh karena itu orientasi pelayanan adalah kepada anggota maka koperasi tidak bisa (tidak boleh) melakukan hubungan (pelayanan) kepada non anggota hanya karena cara itu dianggap lebih mudah dan menguntungkan ketimbang melayani anggota. Untuk menghidarkan kecenderungan memilih yang lebih menguntungkan (tetapi meninggalkan anggota) maka

pengambilan keputusan tidak berdasarkan modal. Pengambilan keputusan atas dasar modal jelas akan mengakibatkan kecenderungan mengutamakan keuntungan daripada kepentingan anggota. 4. Koperasi adalah perkumpulan dibidang ekonomi yang didukung

oleh orang orang sebagai anggotanya dan menghimpun kekuatan secara bersama untuk mencapai tujuan. 5. Koperasi merupakan usaha yang demokratis, dimana terdapat

kebebasan orang untuk masuk dan keluar dalam koperasi dan sekaligus ada jaminan kedudukan yang sama antar anggota dalam koperasi 6. Bagi Indonesia koperasi mempunyai tujuan ganda. Disamping

untuk memenuhi kebutuhan anggotanya ia juga diharapkan bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat lewat watak sosialnya. 2. Tujuan Koperasi Koperasi didirikan dan dikembangkan secara umum bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi anggotanya. Namun demikian tujuan pengembangan koperasi di Indonesia nampak lebih spesifik sebagaimana

tercantum di dalam pasal 3 UU No. 25/1992 adalah sebagai berikut : Koperasi bertujuan memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur berlandaskan Pancasila dan UUD 1945. Berdasarkan bunyi pasal 3 UU No. 25/1992 itu maka dapat disaksikan bahwa tujuan Koperasi Indonesia dalam garis besarnya meliputi tiga hal yaitu : a. Untuk memajukan kesejahteraan anggotanya b. Untuk memajukan kesejahteraan masyarakat c. Turut serta membangun tatanan perekonomian Indonesia. Dengan demikian bagi Indonesia koperasi mempunyai tujuan yang spesifik. Bukan saja bagi kepentingan pemenuhan kebutuhan material anggotanya namun lebih jauh dari itu adalah mempunyai ambisi untuk ikut membangun tatanan perekonomian Indonesia. Hal ini bisa dimengerti mengingat dalam Pasal 33 UUD 1945 dengan jelas dikemukakan landasan ekonomi Indonesia yang akan dibangun adalah kekeluargaan yang merupakan asas koperasi. 3. JENIS KOPERASI Jenis koperasi didasarkan pada kesamaan usaha atau kepentingan ekonomi anggotanya. Dasar untuk menentukan jenis koperasi adalah kesamaan aktivitas, kepentingan dan kebutuhan ekonomi anggotanya. Jenisnya adalah : a. Koperasi Produsen. Koperasi produsen beranggotakan orang orang yang melakukan kegiatan produksi (produsen). Tujuannya adalah memberikan keuntungan

yang sebesar besarnya bagi anggotanya dengan cara menekan biaya produksi serendah rendahnya dan menjual produk dengan harga setinggi tingginya. Untuk itu, pelayanan koperasi yang dapat digunakan oleh anggota adalah pengadaan bahan baku dan pemasaran produk anggotanya. b. Koperasi Konsumen Koperasi konsumen beranggotakan orang orang yang melakukan kegiatan konsumsi. Tujuannya adalah memberikan keuntungan yang sebesar besarnya bagi anggotanya dengan cara mengadakan barang atau jasa yang murah, berkualitas, dan mudah didapat. Contoh : - koperasi simpan pinjam - koperasi serba usaha ( konsumen) 4. PRINSIP KOPERASI Prinsip sering diartikan sebagai suatu aturan yang berlaku untuk mengarahkan perilaku yang pada umumnya merupakan aturan fundamental. Prinsip koperasi diperlukan pada dasarnya bermanfaat untuk dua hal sebagai berikut : 1. Sebagai pedoman bagi pengurus dan manajer koperasi dalam menjalankan aktivitasnya. Karena prinsip merupakan aturan perilaku dan kebenaran dasar maka prinsip itu akan menjadi amat bermanfaat bagi pengambilan keputusan agar tujuan koperasi bisa tercapai. 2. Untuk membandingkan dan mengelompokkan koperasi. Dengan merujuk pada prinsip tertentu akan memudahkan mengidentifikasi.

Prinsip koperasi Indonesia bisa dilihat dalam pasal 33 UU No.25 tahun 1992 tentang perkoperasian sebagai berikut : 1. Keanggotaan bersifat terbuka dan sukarela 2. Pengelolaan dilakukan secara demokratis 3. Pembagian sisa hasil usaha 4. Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal 5. Kemandirian Keterangan : 1) Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka Sifat sukarela bermakna Bahwa menjadi anggota koperasi tidak boleh dipaksakan oleh siapapun selain itu bahwa seorang yang menjadi anggota koperasi dapat mengundurkan diri dari koperasi sesuai dengan syarat yang ditentukan dalam anggaran dasar. Sedangkan sifat terbuka memiliki arti bahwa dalam keanggotaan tidak dilakukan pembatasan dan diskriminasi dalam bentuk apapun. 2) Pengelolaan Dilakukan secara demokratis Prinsip ini menunjukkan bahwa pengelolaan koperasi dilakukan atas kehendak dan keputusan para anggota. Para anggota itulah yang memegang dan melakukan kekuasaan tertinggi 3) Pembagian sisa hasil usaha Pembagian sisa hasil usaha kepada anggota dilakukan tidak semata mata berdasarkan modal yang disetor dalam koperasi tetapi juga berdasarkan

perkembangan jasa usaha anggota terhadap koperasi. Hal ini merupakan wujud dari nilai kekeluargaan dan keadilan. 4) Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal Modal dalam koperasi pada dasarnya dipergunakan untuk kemanfaatan anggota dan bukan hanya sekedar mencari keuntungan. Oleh karena itu balas jasa terhadap modal yang diberikan kepada anggota juga terbatas dan tidak didasarkan semata - mata berdasarkan besarnya modal yang diberikan. Terbatas dimaksudkan sebagai wajar, tidak melebihi suku bunga yang berlaku dpasar. 5) Kemandirian 5. KEWAJIBAN DAN HAK ANGGOTA Anggota koperasi memiliki peran ganda, sebagai pemilik sekaligus pengguna pelayanan koperasi. Sebagai pemilik, anggota berpartisipasi dalam memodali, mengambil keputusan, mengawasi, dan menanggung resiko. Sebagai pengguna, anggota berpartisipasi dalam memanfaatkan pelayanan koperasi. Kewajiban adalah sesuatu yang harus dilaksanakan dan bila dilanggar, maka akan dikenakan sanksi. Sedangkan hak adalah sesuatu yang seharusnya diperoleh. Bila hak ini tidak terpenuhi, maka yang bersangkutan dapat menuntut. Tetapi bila hak tersebut tidak digunakan, maka tidak ada sanksi untuk itu. Anggota koperasi berkewajiban : 1. Mematuhi AD dan ART serta keputusan yang telah ditetapkan dalam Rapat Anggota.

10

2. Menanda tangani perjanjian kontrak kebutuhan. Sehingga, anggota benar benar sebagi pasar tetap dan potensial bagi koperasi. 3. Menjadi pelangan tetap 4. Memodali koperasi 5. Mengembangkan dan memelihara kebersamaan atas dasar kekeluargaan 6. Menjaga rahasia perusahaan dan organisasi koperasi kepada pihak luar 7. Menanggung kerugian yang diderita koperasi, proporsional dengan modal yang disetor. Anggota koperasi berhak : 1. Menghadiri, menyatakan pendapat dan memberikan suara dalam rapat anggota. 2. Memilih pengurus dan pengawas 3. Dipilih sebagai pengurus atau pengawas 4. Meminta diadakan rapat anggota 5. Mengemukakan pendapat kepada pengurus di luar rapat anggota, baik diminta atau tidak 6. Memanfaatkan pelayanan koerasi dan mendapat pelayanan yang

samadengan anggota lain, 7. Mendapat keterangan mengenai perkembangan koperasi 8. Menyetujui atau mengubah AD / ART sera ketetapan lainya. 6. PERMODALAN KOPERASI Modal koperasi di Indonesia pada umum nya terdiri dari : A. Modal Sendiri

11

Modal Sendiri adalah Modal yang berasal dari pemiliknya secara langsung dan akan menanggung resiko atau kerugian apabila terjadi kondisi pailit. Karena modal sendiri merupakan modal yang akan menanggung resiko kerugian maka usaha dengan basis modal sendiri yang kuat merupakan salah satu nilai lebih yang akan dilihat pihak lain. Modal sendiri secara umum terdiri dari : 1. Simpanan Pokok Simpanan pokok yaitu sejumlah uang yang dibayarkan oleh setiap anggota koperasi pada saat masuk menjadi anggota dan merupakan simpanan yang tidak bisa diambil selama yang bersangkutan menjadi anggota selain itu besarnya simpanan pokok masing masing anggota adalah sama besar. 2. Simpanan Wajib Simpanan wajib adalah Sejumlah uang yang diserahkan oleh anggota dalam jumlah tertentu yang mungkin tidak sama antar anggota. Simpanan ini tidak bisa diambil oleh anggota selama yang bersangkutan masih menjadi anggota koperasi. Simpanan wajib pada dasarnya merupakan kesepakatan daari anggota koperasi untuk secara rutin menyetorkan iuran (setiap bulan) dengan jumlah yang disesuaikan dengan kemampuan anggota. 3. Dana Cadangan Dana Cadangan merupakan bagian dari sisa hasil usaha (keuntungan) yang tidak dibagikan kepada anggota dengan tujuan untuk menambah modal koperasi. Cara cara koperasi mengatur pemupukan

12

dan penggunaan cadangan modal ditetapkan dalam Anggaran Dasar. Cadangan modal di dalam koperasi dimaksudkan untuk memupuk modal koperasi dan apabila diperlukan untuk menutup kerugian koperasi. Oleh karenanya dana cadangan tidak boleh dibagikan kepada anggota walaupun waktu pembubaran. 4. Sisa Hasil Usaha (SHU) SHU koperasi adalah pendapatan koperasi yang diperoleh satu tahun buku setelah dikurangi dengan penyusutan dan biaya biaya dari tahun buku yang bersangkutan. Sumber SHU diperoleh dari jasa pelayanan kepada anggota maupun bukan anggota koperasi. SHU yang tidak dibagi ini digunakan untuk pemupukan modal 5. Simpanan Sukarela Simpanan sukarela anggota koperasi dapat berupa deposito anggota dimana identik dengan deposito di bank pada umum nya. Hal ini dapat terjadi dalam koperasi sebagai Simpanan Deposito Anggota yaitu simpanan anggota kepada koperasi yang penarikannya hanya dilakukan dalam jangka waktu tertentu menurut perjanjian antara pihak anggota yang bersangkutan dengan koperasi. Selain giro dapat juga dalam bentuk Giro, simpanan dalam bentuk giro ini adalah simpanan yang dapat digunakan sebagai alat pembayaran dan penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek atau dengan pemindah bukuan. 6. Hibah

13

Hibah merupakan pemberian dana dari pihak yang lain secara gratis yaitu tidak ada kewajiban bagi koperasi untuk membayar kembali baik berupa pokok pemberian maupun jasa. 7. Simpanan Khusus Simpanan khusus ini berarti simpanan dari anggota kepada koperasi yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat syarat yang telah disepakati dan telah ditentukan sebelumnya. B. Modal Pinjaman Modal yang berasal dari pinjaman ini pada prinsipnya dapat berasal dari siapapun, baik dalam bentuk uang ataupun barang, sepanjang pinjaman itu memang diambil oleh koperasi untuk digunakan mengembangkan usahanya dengan tetap memperhatikan kelayakan dan kelangsungan usahanya dimasa mendatang. Modal Pinjaman terdiri dari : 1. Pinjaman dari Anggota Pinjaman yang diperoleh dari anggota ini bukan merupakan modal sendiri dan wajib dikembalikan kepada anggota bersangkutan sebagaimana layaknya pinjaman atau utang. 2. Pinjaman dari Koperasi Lain Pinjaman dari koperasi lain atau dari pihak ketiga pada dasarnya diawali dengan adanya kerjasama yang dibuat oleh sesama badan usaha koperasi untuk saling membantu dalam bidang kebutuhan modal. 3. Pinjaman dari Lembaga Keuangan

14

Pinjaman dari lembaga keuangan dapat menjadi modal untuk menjalankan usaha koperasi. Pinjaman komersil dari lembaga keuangan untuk badan usaha koperasi mendapatkan prioritas dalam persyaratan, yang merupakan fasilitas khusus dari pemerintah yang diberikan kepada setiap usaha koperasi. Prioritas tersebut dapat berupa fasilitas dan intensif yang diberikan oleh pemerintah melalui lembaga keuangan yang memberikan pinjaman modal usaha kepada koperasi dalam bentuk bantuan bantuan dan pinjaman pinjaman lunak, baik dari segi pinjaman maupun jangka waktu pengembaliannya disamping cara memperolehnya pun yang mudah. 7. SISA HASIL USAHA (SHU) Menurut pasal 45 ayat (1) UU No. 25/1992 Sisa Hasil Usaha atau SHU adalah Sisa Hasil Usaha koperasi merupakan pendapatan koperasi yang diperoleh dalam satu tahun buku dikurangi biaya, penyusutan dan kewajiban lainnya termasuk pajak dalam tahun buku yang bersangkutan. SHU setelah dikurangi dana cadangan dibagikan kepada anggota sebanding jasa usaha yang dilakukan oleh masing masing anggota dengan koperasi serta digunakan untuk keperluan pendidikan perkoperasian dan keperluan koperasi, sesuai dengan keputusan Rapat Anggota. Penetapan besarnya pembagian kepada para anggota dan jenis serta jumlahnya ditetapkan oleh Rapat Anggota sesuai dengan AD/ART Koperasi. Besarnya SHU yang diterima oleh setiap anggota akan berbeda, tergantung besarmya partisipasi modal dan transaksi anggota terhadap pembentukan

15

pendapatan koperasi. Semakin besar transaksi (usaha dan modal) anggota dengan koperasinya, maka semakin besar SHU yang akan diterima. Menurut UU No. 25/1992 pasal 5 ayat 1 mengatakan bahwa pembagian SHU kepada anggota dilakukan tidak semata mata berdasarkan modal yang dimiliki seseorang dalam koperasi, tetapi jug berdasarkan perimbangan jasa usaha anggota terhadap koperasi. Ketentuan ini merupakan perwujudan kekeluargaan dan keadilan. Di dalam AD/ART koperasi telah ditentukan pembagian besarnya SHU sebagai berikut : a. b. c. d. e. f. g. Cadangan koperasi besarnya 35% Jasa anggota besarnya 40% Dana pengurus besarnya 5% Dana karyawan besarnya 5% Dana pendidikan besarnya 5% Dana sosial besarnya 5% Dana pembangunan lingkungan besarnya 5%

Tidak semua komponen diatas harus diadopsi dalam membagi SHU-nya. Hal ini tergantung dari keputusan anggota yang ditetapkan dalam rapat anggota. Prinsip prinsip pembagian SHU koperasi adalah sebagai berikut : 1. SHU yang dibagi adalah bersumber dari anggota 2. SHU anggota adalah jasa dari modal dan transaksi usahan yang dilakukan anggota sendiri 3. Pembagian SHU anggota dilakukan secara transparan

16

4. SHU anggota dibayar secara tunai. 8. RAPAT ANGGOTA Rapat anggota merupakan pemegang kekuasaan tertinggi dalam koperasi. Rapat anggota diadakan paling sedikit satu tahu sekali. Dalam rapat anggota itulah segala aspirasi dari anggota ditampung dan dibicarakan untuk dilakukan perumusan sehingga pada akhirnyamenjadi pedoman bagi pengurus untuk mengendalikan koperasi. Jenis jenis rapat anggota koperasi yaitu sebagai berikut : 1. Rapat Anggota Biasa Rapat anggota biasa ini diselenggarakan oleh koperasi yang bersifat rutin atau bilamana keadaan memerlukan tetapi tidak menentukan hal hal yang sifatnya sangat mendasar seperti perubahan Anggaran Dasar dan Pembubaran Rapat Anggota Biasa, dibedakan menjadi : a. Rapat Anggota Tahunan Rapat anggota tahunan koperasi bersifat wajib dilaksanakan secara periodik sesudah tutup tahun buku. Rapat anggota tahunan merupakan forum kekuasaan tertinggi koperasi, yang antara lain : Menilai pertanggungjawaban pengurus, pengawas dan

partisipasi anggota dalam tahun buku yang lalu. Menetapkan kebijakan pengurus dalam tahun buku yang akan datang. Menetapkan rencana kerja dan rencana anggaran belanja tahun buku yang akan datang

17

b. Rapat Anggota Penyusunan Rencana Kerja dan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Rapat anggota ini sebagai pencerminan pokok manajemen koperasi yang baik adalah dengan program kerja dari koperasi yang disusun oleh pengurus dan disyahkan oleh rapat anggota. Program kerja yang dimaksud berupa rencana kerja dan rencana Anggaran pendapatan dan belanja merupakan landasan operasional. c. Rapat Anggota Pemilihan Pengurus dan Pengawas Rapat anggota ini dapat dilaksanakan secara tersendiri dalam halnya kasus pada koperasi, sehingga untuk menyelematka koperasi perlu segera dilaksanakan rapat anggota untuk memilih pengurus dan pengawas. Namun apabila koperasi berjalan baik dan masa jabatan pengurus dan pengawas sudah habis, pemilihan dilaksanakan dalam rapat anggota tahunan yang merupakan acara tersendiri. 2. Rapat Anggota Khusus Rapat anggota khusus adalah rapat yang diselenggarakan oleh koperasi untuk membahas masalah yang sifatnya sangat mendasar yang menyangkut badan hukum koperasi termasuk Anggaran Dasarnya, oleh karena itu dalam pelaksanaanya dibedakan 3 jenis yaitu : Rapat anggota khusus perubahan Anggaran Dasar Rapat Anggota Khusus Pembubaran Koperasi. Rapat Anggota Khusus Penyatuan koperasi

3. Rapat Anggota dalam Keadaan Luar Biasa

18

Sesuai dengan UU No.25 Tahun 1992 pasal 27 ayat 1,2,3 dan pasal 28, yang dimaksud dengan keadaan luar biasa antara lain ; Keadaan dimana pengurus tidak mampu atau tidak bersedia mengadakan rapat anggota. Pengurus tidak ada lagi Keadaan darurat

Cara pelaksanaan dari berbagai macam rapat tersebut sama, yang berbeda hanya dalam beberapa hal antara lain : a. b. c. d. Quorum Rapat Waktu penyelenggaraan Materi yang dibahas Tujuan dan keputusan

Rapat anggota syah apabila jumlah anggota yang hadir telah mencapai jumlah minimal menurut Anggaran Dasar untuk melaksanakan rapat anggota. Secara umum quorum rapat adalah lebih dari separo ( >50%) dari jumlah anggota koperasi. Untuk koperasi yang jumlah anggotanya besar dapat dilaksanakan melalui pembentukan kelompok dan pengaturan quorum sebagai berikut : a. Koperasi yang jumlah anggotanya 501 1000 orang quorum syahnya rapat 20% dari jumlah anggota b. Koperasi yang jumlah anggota nya lebih dari 1000 orang, quorum syahnya rapat 10% dari jumlah anggota.

19

KREDIT 1. Pengertian Kredit Istilah kredit berasal dari bahasa Yunani (credare) yang berarti kepercayaan, oleh karena itu dasar dari kredit adalah kepercayaan. Seseorang atau badan yang memberikan kredit (kreditur) percaya bahwa penerima kredir (debitur) di masa mendatang akan sanggup memenuhi segala sesuatu yang telah dijanjikan. Menurut Raymond P. Kent dalam buku karangannya yang berjudul Money and Banking mengatakan bahwa kredit adalah : hak untuk menerima pembayaran atau kewajiban untuk melakukan pembayaran pada waktu diminta, atau pada waktu yang akan datang, karena penyerahan barang barang sekarang. Menurut UU No 14 Tahun 1967 Tentang pokok pokok Perbankan, yang dimaksud dengan kredit adalah Penyisihan uang atau tagihan tagihan yang dapat disamakan dengan itu berdasarkan persetujuan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain dalam hal mana pihak peminjam berkewajiban melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga yang telah ditetapkan. 2. UNSUR UNSUR KREDIT Kredit yang diberikan oleh suatu lembaga kredit didasarkan atas kepercayaan, sehingga demikian pemberian kredit merupakan pemberian kepercayaan. Ini berarti bahwa suatu lembaga kredit baru akan memberikan kredit kalau ia betul betul yakin bahwa si penerima kredit akan mengembalikan pinjaman yang diterimanya sesuai dengan jangka waktu dan syarat syarat yang

20

telah disetujui oleh kedua pihak, tanpa keyakinan tersebut suatu lembaga kredit tidak akan meneruskan simpanan masyarakat yang diterimanya. Dengan demikian bahwa unsur unsur yang terdapat dalam kredit adalah sebagai berikut : a. Kepercayaan Yaitu keyakinan dari si pemberi kredit bahwa prestasi yang diberikannya baik dalam bentuk uang, barang atau jasa akan benar benar diterimanya kembali dalam jangka waktu tertentu dimasa yang akan datang. b. Waktu Yaitu suatu masa yang memisahkan antara pemberian prestasi dengan kontraprestasi yang akan diterima pada masa yang akan datang. c. Degree Of Risk Yaitu Suatu tingkat resiko yang akan dihadapi sebagai akibat dari adanya jangka waktu yang memisahkan antara pemberian prestasi dengan kontraprestasi yang akan diterima kemudian hari. Karena sejauh kemampuan manusia untuk menerobos hari depan itu, maka masih selalu terdapat ketidaktentuan yang tidak dapat diperhitungkan. Inilah yang menyebabkan timbulnya unsur resiko. Dengan adanya unsur resiko inilah maka timbul jaminan dalam pemberian kredit. d. Prestasi Objek kedit tidak saja dalam bentuk uang tetapi juga dalam bentuk barang dan jasa. Namun karena kehidupan modern sekarang ini didasarkan

21

kepada uang, maka transaksi transaksi kredit menyangkut uanglah yang sering kita jumpai dalam praktek perkreditan. 3. FUNGSI KREDIT Fungsi kredit perbankan dalam kehidupan perekonomian dan perdagangan antara lain sebagai berikut : 1. Kredit pada hakikatnya dapat meningkatkan daya guna uang a) Para pemilik uang atau modal dapat secara langsung meminjamkan

uangnya kepada para pengusaha yang memerlukan untuk meningkatkan produksi atau untuk meningkatkan usahanya. b) Para pemilik uang atau modal dapat menyimpan uangnya pada

lembaga lembaga keuangan. Uang tersebut diberikan sebagai pinjaman kepada perusahaan perusahaan untuk meningkatkan usahanya. 2. Kredit dapat meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang Kredit uang yang disalurkan melalui rekening giro dapat menciptakan pembayaran baru seperti cek, giro bilyet dan wesel sehingga apabila pembayaran pembayaran dilakukan dengan cek, giro bilyet dan wesel maka akan dapat meningkatkan peredaran uang giral. Disamping itu, kredit perbankan yang ditarik secara tunai dapat pula meningkatkan peredaran uang kartal, sehingga arus lalu - lintas uang akan berkembang. 3. Kredit dapat pula meningkatkan daya guna dan peredaran uang Dengan mendapat kredit, para pengusaha dapat memproses bahan baku menjadi barang jadi, sehingga daya guna barang tersebut menjadi meningkat. Disamping itu, kredit dapat pula meningkatkan peredaran barang, baik

22

melalui penjualan secara kredit maupun dengan membeli barang barang dari satu tempat dan menjualnya ke tempat lain. Pembelian tersebut uangnya berasal dari kredit. Hal ini juga berarti bahwa kredit tersebut dapat pula meningkatkan manfaat suatu barang. 4. Kredit sebagai salah satu alat stabilitas ekonomi Dalam keadaan ekonomi yang kurang sehat, kebijakan diarahkan kepada usaha usaha antara lain : a.Pengendalian inflasi, b. Peningkatan ekspor, dan

c.Pemenuhan kebutuhan pokok rakyat. 5. Kredit dapat meningkatkan kegairahan berusaha Setiap orang yang berusaha selalu ingin meningkatkan usaha tersebut, namun ada kalanya dibatasi oleh kemampuan di bidang permodalan. Bantuan kredit yang diberikan oleh bank akan dapat mengatasi ketidakmampuan para pengusaha dibidang permodalan tersebut, sehingga para pengusaha akan dapat meningkatkan usahanya. 6. Kredit dapat meningkatkan pemerataan pendapatan Dengan bantuan kredit dari perbankan, para pengusaha dapat memperluas usahanya dan mendirikan proyek proyek baru. Peningkatakan usaha dan pendirian proyek baru akan membutuhkan tenaga kerja untuk melaksanakan proyek proyek tersebut. Apabila perluasan usaha serta pendrian proyek proyek baru selesai maka untuk mengelolanya pun

23

diperlukan pula tenaga kerja. Dengan tertampungnya tenaga tenaga kerja tersebut maka pemerataan pendapatan akan meningkat pula. 4. JENIS JENIS KREDIT A. Kredit yang Diberikan oleh Bank Indonesia 1. Kredit Langsung Kredit Langsung adalah kredit yang diberikan secara langsung kepada pihak ketiga bukan bank seperti Pertamina, lembaga keuangan bukan bank, Pegadaian, PERUM PERURI dan usaha usaha lainnya seperti Pupuk Kaltim. 2. Kredit Likuiditas Kredit Likuiditas adalah kredit yang diberikan oleh bank sentral kepada bank- bank, baik dalam rangka pemberian kredit oleh bank yang bersangkutan kepada nasabah maupun untuk mengatasi kesulitan likuiditas dalam keadaan darurat. Kredit Likuiditas terdiri dari ; a. Kredit Likuiditas Gadai Ulang Yaitu Kredit yang diberikan kepada bank bank oleh bank sentral agar dapat memperluas pemberian kreditnya. Sebagai jaminan oleh bank bank tersebut, diberikan jaminan barang barang para debitur dengan persetujuan yang bersangkutan. b. Kredit Likuiditas Darurat Kredit Likuiditas darurat dibedakan menjadi dua yaitu sebagai berikut : 1) Kredit Likuiditas Darurat Umum

24

Adalah kredit yang disediakan oleh Bank Indonesia kepada bank bank yang mengalami kesulitas likuiditas sebagai akibat dari perubahan yang mendadak diluar kekuasaan bank. Misalnya : Akibat dalam suatu tindakan dalam bidang monoter yang mengubah kurs dollar dari US$ 1 = Rp. 415,- menjadi Rp. 625,menyebabkan beberapa bank kekurangan likuiditas. Untuk itu bank indonesia membantu dengan memberikan kredit likuiditas darurat umum. B. Jenis Jenis Kredit Perbankan Untuk Masyarakat Jenis jenis kredit yang diberikan oleh perbankan kepada masyarakat dapat dilihat dari berbagai sudut yaitu sebagai berikut : 1. Kredit dilihat dari sudut tujuannya Kredit ini terdiri dari : a. Kredit konsumtif Yaitu kredit yang diberikan dengan tujuan untuk memperlancar jalannya proses konsumtif b. Kredit Produktif Yaitu kredit yang diberikan dengan tujuan untuk memperlancar jalannya proses produksi c. Kredit Perdagangan Yaitu kredit yang diberikan dengan tujuan untuk membeli barang barang untuk dijual lagi. Kredit perdagangan tersebut terdiri atas : 1) Kredit perdagangan dalam negeri 2) Kredit Perdagangan Luar negeri

25

2. Kredit dilihat dari sudut jangka waktunya Berdasarkan Undang Undang Nomor 14/1967 tentang Pokok pokok Perbankan, jenis jenis kredit dilihat dari sudut jangka waktunya terdiri atas : a. Kredit Jangka Pendek Kredit jangka pendek yaitu kredit yang berjangka waktu maksimum 1 tahun. Dilihat dari segi perusahaan kredit jangka pendek tersebut dapat berbentuk : 1. Kredit Rekening Koran Kredit rekening koran yaitu kredit yang diberikan oleh bank kepada nasabahnya dengab batas plafond tertentu, perusahaan mengambilnya tidak sekaligus melainkan sebagian demi sebagian sesuai dengan kebutuhannya. Bunga yang dibayar hanya untuk jumlah yang betul betul dipergunakan (dipakai), walaupun perusahaan mendapat kredit lebih dari jumlah yang dipakainya. 2. Kredit Penjualan Kredit penjualan yaitu kredit yang diberikan oleh penjual kepada pembeli, penjual menyerahkan barang barangnya lebih dahulu, baru kemudian menerima pembayarannya dari pembeli. 3. Kredit Pembeli Kredit pembeli adalah kredit yang diberikan pembeli kepada penjual, pembeli menyerahkan uang terlebih dahulu sebagai pembayaran terhadap barang barang yang dibelinya, baru kemudian (setelah beberapa waktu tertentu) menerima barang barang yang dibelinya.

26

4. Kredit Wesel Kredit wesel terjadi apabila suatu perusahaan mengeluarkan Surat Pengakuan Utang yang berisikan kesanggupan untuk membayar sejumlah uang tertentu kepada pihak tertentu dan pada saat tertentu, dan setelah ditandatangani, surat wesel dapat dijual atau diuangkan kepada bank. 5. Kredit Eksploitasi Kredit eksploitasi yaitu kredit yang diberikan oleh bank untuk membiayai current operation suatu perusahaan. b. Kredit Jangka Menengah Kredit jangka menengah yaitu kredit yang berjangka waktu antara 1 sampai 3 tahun. Kredit yang berjangka waktu menengah ini diantaranya adalah Kredit Modal Kerja Permanen (KMKP) yang diberikn oleh bank kepada pengusaha golongan lemah yang berjangka waktu maksimum 3 tahun. c. Kredit Jangka Panjang Kredit jangka panjang yaitu kredit yang berjangka waktu lebih dari 3 tahun. Kredit jangka panjang ini pada umumnya adalah kredit investasi yang bertujuan menambah modal perusahaan dalam rangka untuk melakukan rehabilitasi, ekspansi (perluasan) dan pendirian proyek baru. 3. Kredit Dilihat dari Sudut Jaminannya a. Kredit Tanpa Jaminan b. Kredit dengan Jaminan

27

Jaminan yang diberikan untuk suatu kredit sebagaimana diatur dalam SK Direksi Bi No.23/69/KEP/DIR tentang Jaminan Pemberian Kredit pasal 1c dan Pasal 3, yang scara rinci antara lain adalah sebagai berikut : i. Agunan barang, baik barang tetap maupun barang tidak tetap (bergerak) ii. Agunan pribadi yaitu suatu perjanjian dimana satu pihak menyanggupi pihak lainnya (kreditur) bahwa ia menjamin pembayarannya suatu utang apabila si terutang ( kreditur) tidak menepati kewajibannya. iii. Agunan efek efek saham, obligasi dan sertifikat yang didaftar di bursa efek. 4. Kredit Dilihat Dari sudut Penggunaannya Penggolongan kredit menurut penggunaannya dapat dibagi sebagai berikut : a. Kredit Eksploitasi Kredit eksploitasi adalah kredit berjangka waktu pendek yang diberikan oleh suatu bank kepada perusahaan untuk membiayai kebutuhan modal kerja perusahaan sehingga dapat berjalan dengan lancar. Kredit eksploitasi ini lazim disebut kredit modal kerja. Tujuan kredit ini untuk meningkatkan produksi, baik peningkatan kuantitatif maupun kualitatif. b. Kredit Investasi Kredit Investasi adalah kredit jangka menengah atau jangka panjang yang diberikan oleh suatu bank kepada perusahaan untuk

28

melakukan investasi atau penanaman modal. Yang dimaksud disini adalah untuk pembelian barang barang modal serta jasa yang diperlukan untuk rehabilitasi/modernisasi maupun ekspansi proyek yang sudah ada atau pendirian proyek baru, pembangunan pabrik, pembelian mesin mesin yang semuanya itu ditujukan untuk meningkatkan produktivitas. KESEJAHTERAAN 1. PENGERTIAN KESEJAHTERAAN Kesejahteraan atau sejahtera mempunya 4 (empat) arti yaitu sebagai berikut : 1. Dalam istilah umum, sejahtera menunjuk ke keadaan yang baik,

kondisi manusia dimana orang orangnya dalam keadaan makmur, dalam keadaan sehat dan damai. 2. Dalam ekonomi, sejahtera dihubungkan dengan keuntungan benda.

Sejahtera memiliki arti khusus resmi atau teknikal. 3. Dalam kebijan sosial, kesejahteraan sosial menunjuj ke jangkauan

pelayanan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Ini adalah istilah yang digunakan dalam ide negara sejahtera. 4. Di Amerika Serikat, sejahtera menunjukan ke uang yang

dibayarkan oleh pemerintah kepada orang yang membutuhkan bantuan finansial, tetapi tidak dapat bekerja atau yang keadaannya pendapatan yang diterima untuk memenuhi kebutuhan dasar tidak berkecukupan. Jumlah yang dibayarkan biasanya jauh dibawah garis kemiskinan, dan

29

juga memiliki kondisi khusus, seperti bukti sedang mencari pekerjaan atau kondisi lain, seperti ketidakmampuan atau kewajiban menjaga anah, yang mencegahnya untuk dapat bekerja. Di beberapa kasus penerima dana bahkan diharuskan bekerja. Menurut Poerwodarminto (1984;492), Kesejahteraan adalah suatu kondisi aman sentosa dan makmur terhindar dari berbagai ancaman dan kesulitan yang dirasakan seseorang yang telah melakukan suatu pekerjaan di suatu tempat atau perusahaan. Kesejahteraan itu selalu menjadi keinginan setiap orang karena dengan hidup sejahtera orang akan dapat menikmati hidupnya. Demikian juga dengan anggota disuatu instansi, jika kesejahteraan anggota itu terjamin maka akan dapat meningkatakan prestasi anggota tersebut. Namun secara umum kesejahteraan dapat diartikan sebagai tingkat kemampuan seseorang dalam memenuhi kebutuhan primernya (basic needs) berupa sandang, pangan, papan, pendidikan, dan kesehatan. Indeks Pembagunan Manusia Indeks pembagunan manusia atau lebih sering dikenal dengan Human Development Index (HDI) adalah pengukuran perbandingan dari harapan hidup,melek huruf, pendidikan dan standar hidup untuk semua negara seluruh dunia. IPM digunakan untuk mengklasifikasikan apakah sebuah negara

adalah negara maju, negara berkembang atau negara terbelakang dan juga untuk mengukur pengaruh dari kebijaksanaan ekonomi terhadap kualitas hidup. The

30

United Nations Development Program (UNDP) mendefinisikan pembagunan manusia sebagai proses memperluas pilihan masyarakat. HDI meringkas tiga variabel kesejahteraan dan meringkasnya dalam sebuah indeks komposit tunggal. Variabel variabel tersebut adalah : a. Umur panjang (Longevity) Sebagai pengukur kesehatan nutrisi. Umur panjang diukur dengan merata rata harapan hidup (dalam tahun) dari tingkat kelahiran, dihitung dengan mengasumsikan bahwa seorang bayi lahir dalam satu tahun tertentu akan mengalami tingkat kematian seketika dari tiap kelompok umur ( tahun pertama, tahun kedua, tahun ketiga dan seterusnya sampai tahun ke-n) b. Pendidikan Terdiri dari rata rata terbobot antara 1. Tingkat melek huruf dari kaum dewasa dalam persentase (bobot 2/3) 2. Tahun tahun utama dari masa sekolah seseorang sepanjang 25 tahun dari umurnya (bobot 1/3) c. Standar Hidup Indikator standar kehidupan adalah diukur dengan pendapatan riil per kapita, disesuaikan dengan paritas daya beli ( purchasing power parity atau PPP) dari mata uang setiap negara untuk mencerminkan biaya hidup dan untuk memenuhi asumsi utulitas marjinal yang semakin menurun dari pendapatan.

31

HDI atau IPM mencoba untuk memeringkatkan semua negara menjadi tiga kelompok yaitu sebagai berikut : 1. Tingkat pembangunan manusia rendah (0,0 hingga 0,499) 2. Tingkat pembangunan manusia menengah ( 0,50 hingga 0,799) 3. Tingkat pembangunan manusia yang tinggi ( 0,80 hingga 1,0) Pengaruh Pemberian Kredit Terhadap Kesejahteraan Anggota. Pemberian kredit yang dilakukan oleh pihak koperasi kepada para anggota nya mempunyai tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan anggota koperasi tersebut sebagaimana sesuai dengan tujuan koperasi yaitu mensejahterakan anggotanya. Diharapkan dengan pemberian kredit ini para anggota bisa memanfaatkannya dengan sebaik baiknya. Kredit yang diterima oleh anggota bisa dipakai sebagai modal usaha, biaya pendidikan, biaya kesehatan ataupun pemenuhan kebutuhan lainnya. G.II Kajian Hasil Penelitian Terdahulu Irma Novia (2009) pernah melakukan penelitian dengan judul: Analisis Pengaruh Kesejahteran Karyawan Terhadap Kinerja Karyawan (Studi empiris di PT. AIR MANCUR Palur). Menyimpulkan bahwa bahwa tunjangan

kesejahteraan mempunyai pengaruh positif terhadap kinerja karyawan. Artinya tunjangan kesejahteraan yang diberikan perusahaan semakin baik, akan meningkatkan kinerja karyawan. Siska Malisa Nasution (2009) pernah melakukan penelitian denga judul : Pengaruh Kesejahteraan Karyawan terhadap Semangat Kerja Karyawan pada PT. Pangansari Utama Medan . Menyimpulkan bahwa secara parsial, variabel

32

program kesejahteraan karyawan yaitu kesejahteraan langsung dan tidak langsung memberikan pengaruh signifikan terhadap semangat kerja karyawan. Berdasarkan nilai koefisien regresi bahwa semua variabel program kesejahteraan karyawan berpengaruh positif, yang berarti semua variabel program kesejahteraan karyawan berpengaruh dalam meningkatkan semangat kerja karyawan PT. Pangansari Utama Medan dan yang paling dominan dalam mempengaruhi semangat kerja karyawan PT Pangansari Utama Medan adalah program fasilitas kesejahteraan tidak langsung. Dharmawan C (2001) pernah melakukan penelitian dengan judul Peranan Koperasi dalam Rangka Meningkatkan Kesejahteraan Anggota melalui Unit Simpan Pinjam pada KUD Sri Lestari Udanawu Blitar. Menyimpulkan bahwa dari perhitungan korelasi terlihat bahwa r = 0,9, ini berarti bahwa korelasi sangat kuat dan mempunyai hubungan yang erat antara pemberian pinjaman dan penerimaan pendapatan. Selain itu dari analisis metode trend linier yang telah dibahas untuk lima tahun yang akan datang menunjukkan kenaikan, hal ini berarti semakin besar pinjaman yang diberikan maka semakin besar pula pendapatan yang diterima oleh anggota. G.III KERANGKA PENELITIAN Untuk dapat memahami permasalahan yang akan dibahas, maka perlu suatu skema yang menunjukkan hubungan masing-masing variable yang diteliti, yaitu sebagai berikut : Pemberian Kredit ( X) Kesejahteraan Anggota (Y)

33

G.IV HIPOTESIS Berdasarkan perumusan masalah dan tujuan penelitian maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah terdapat pengaruh pemberian kredit terhadap kesejahteraan anggota pada Koperasi Wanita Karya Salsabila Blitar. H. METODE PENELITIAN H.1 Jenis Penelitian Berdasarkan metode yang dipakai penelitian ini berjenis penelitian survei yaitu penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan datan yang pokok. Oleh sebab itu penelitian ini menggunakan rancangan penelitian penjelasan (explanatory research) yaitu menjelaskan suatu hubungan antara variabel variabel melalui pengujian hipotesis. H.2 Populasi dan Sampel Menurut Djarwanto (1994;107) populasi adalah keseluruhan objek yang karakteristiknya hendak diduga. Sebagai populasi dalam penelitian ini adalah seluruh anggota Koperasi Wanita Karya Salsabila Blitar sebanyak 100 anggota. Sampel adalah sebagian dari populasi yang karakteristiknya hendak diduga dianggap mewakili populasinya (Djarwanto, 1994;109). Apabila jumlah populasi kurang dari 100, lebih baik diambil semua. Selanjutnya jika jumlah populasinya besar dapat diambil antara 10-15% atau 20-25%. Sedangkan dalam penelitian ini populasi yang digunakan adalah sejumlah 100 anggota. Sehingga untuk jumlah

34

sampel yang dipakai adalah sama yaitu 100 anggota. Dengan demikian dalam penelitian meggunakan metode sensus. OBYEK PENELITIAN Sebagai obyek dalam penelitian ini adalah seluruh anggota dari Koperasi Wanita Karya Salsabila. H.3 SUBYEK PENELITIAN Subyek dalam penelitian ini adalah anggota Koperasi Wanita Karya Salsabila Blitar H.4 LOKASI PENELITIAN Lokasi penelitian dilakukan di Koperasi Wanita Karya Salsabila yang beralamat di Jalan Jati No.168 Kelurahan Sukorejo Blitar. H.5 JENIS DAN SUMBER DATA Jenis data pada penelitian ini dikelompokkan menjadi: 1. Data primer: adalah data yang diperoleh langsung dari obyek penelitian. Dalam hal ini beberapa jawaban angket atau kuesioner dari anggota yang disebarkan oleh penulis tentang pengaruh pemberian kredit terhadap tingkat kesejahteraan anggota pada Koperasi Wanita Karya Salsabila Blitar 2. Data sekunder: yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung. Data ini meliputi gambaran umum perusahaan, data jumlah karyawan dan literatur yang berhubungan dengan penelitian. Sumber data dalam penelitian ini adalah data internal yang diperoleh dari :

35

1. Responden, yaitu orang yang merespon atau menjawab pertanyaan pertanyaan peneliti, baik pertanyaan tertulis maupun lisan melalui wawancara dan daftar pertanyaan atau angket. 2. Dokumentasi, yaitu data yang diperoleh dari dokumentasi pada tempat penelitian dan tempat yang terkait dengan penelitian ini. H.6 Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data penelitian ini menggunakan metode angket , dimana alat pengumpulan data yang pokok dari sumber primer adalah kuisioner. Metode kuisioner adalah metode yang digunakan untuk mengumpulkan data dengan cara memakai daftar pertanyaan yang disebarkan kepada responden. Peneliti menyusun dan membagikan daftar pertanyaan untuk memperoleh data primer mengenai permasalahan yang diteliti dan responden diminta mengisi sesuai pendapatnya. H.7 Identifikasi Variabel, Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel A. Identifikasi Variabel Variabel yang dipakai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Pemberian kredit (X) sebagai variabel independent atau variabel pengaruh. 2. Kesejahteraan anggota (Y) sebagai variabel dependent atau variabel terpengaruh. B. Definisi Operasional 1. Pemberian Kredit (X) Kredit adalah pinjaman sampai batas jumlah tertentu yang diizinkan oleh bank atau badan lainnya. Dalam hal ini Koperasi Wanita Karya Salsabila hanya

36

memberikan kredit kepada anggotanya saja sesuai dengan aturan aturan yang telah ditetapkan. Indikator pemberian kredit adalah : a. Prosedur (X1.1)

Prosedur adalah tahapan tahapan awal yang harus dipenuhui dari anggota koperasi untuk mengajukan kredit.Tahapan tahapan tersebut antara lain seperti kelengkapan berkas pengajuan seperti fotocopy KTP suami istri, fotocopy surat nikah, fotocopy Kartu keluarga dan slip gaji terakhir. b. Kepercayaan (X1.2)

Kepercayaan adalah keyakinan pihak koperasi bahwa kredit yang diberikan kepada anggota akan digunakan sesuai dengan kebutuhan anggota dan akan benar benar dikembalikan sesuai dengan aturan dan jangka waktu yang telah ditentukan. c. jangka waktu (X1.3)

Jangka waktu kredit di koperasi disesuaikan dengan jumlah kredit yang diterima oleh anggota serta disesuaikan dengan kemampuan angsuran dari anggota koperasi. d. jumlah kredit. (X1.4)

Jumlah kredit yang diberikan oleh koperasi kepada para anggota selain disesuaikan dengan jumlah kebutuhan juga disesuaikan dengan besarnya pendapatan yang diterima anggota. 2. Kesejahteraan Anggota

37

Kesejahteraan mempunyai arti aman sentosa dan makmur, selamat, terlepas dari segala macam gangguan, kesukaran dan sebagainya

(Poerwodarminto,1984;492). Sedangkan anggota adalah orang yang menjadi bagian atau masuk dalam suatu golongan (perserikatan, dewan, panitia, dsb). Jadi Kesejahteraan anggota adalah suatu kondisi aman sentosa dan makmur terhindar dari berbagai ancaman dan kesulitan yang dirasakan seseorang yang telah atau masuk dalam suatu golongan (perserikatan, dewan, panitia, dsb). Adapun manfaat yang diperoleh bila diselenggarakan kesejahteraan anggota antara lain dapat memperbaiki semangat dan kesejahteraan anggota serta dapat menarik anggota baru . Indikator kesejahteraan diukur dari,kesenangan, dan kemakmuran. C. Pengukuran Variabel Adapun dalam penilaian kuisioner penelitian ini digunakan standar penilaian 1, 2, 3, 4 (Suharsini Arikunto) yang peneliti uraikan sebagai berikut : 1. Nilai 4, apabila responden menjawab alternatif a. 2. Nilai 3, apabila responden menjawab alternatif b.

3. Nilai 2, apabila responden menjawab alternatif c. 4. Nilai 1, apabila responden menjawab alternatif d. H.8 INDIKATOR KESEJAHTERAAN Indikator adalah Petunjuk yang memberikan indikasi tentang sesuatu

keadaan dan merupakan refleksi dari keadaan tersebut. Selain pengertian tersebut indikator juga mempunyai arti sebagai sebuah Variabel yang digunakan dalam mengukur perubahan Indikator kesejahteraan yaitu terdiri dari :

38

1. Pendidikan Angka partisipasi sekolah Pendidikan yang ditamatkan Angka putus sekolah

2. Kesehatan atau pendapatan 3. Ekonomi Pendapatan usaha Pengeluaran per kapita Koefisien gini (dengan data pengeluaran)

4. Perumahan H.9 Analisis Data Uji Instrumen Uji instrumen dimaksudkan untuk mengetahui baik tidaknya angket penelitian yang digunakan. Hal ini mengingat bahwa dalam penelitian, data dapat mempunyai kedudukan yang paling tinggi, karena data merupakan penggambaran variabel yang diteliti dan berfungsi sebagai alat pembuktian hipotesis. Untuk menguji data yang diperoleh digunakan dua teknik yaitu : 1. Uji Validitas Uji validitas adalah uji yang digunakan untuk mengukur seberapa jauh alat pengukur dapat mengungkap dengan jitu gejala yang hendak diukur sehingga alat pengukur benar-benar mengukur apa yang diukur. Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang validitas yang

39

dimaksud. Untuk memperoleh instrumen yang valid peneliti harus bertindak hati hati sejak awal penyusunannya. Apabila instrumen tersebut berbentuk pertanyaan atau kuesioner maka dengan mengikuti langkah langkah penyusunan instrumen yakni memecah variabel menjadi elemen dan indikator, kemudian baru merumuskan butir butir pertanyaan. Menurut Sutrisno Hadi (1999;19) cara mengukur variable adalah dengan mengkorelasikan antar skor items & skor total. Untuk uji validitas ini menggunakan teknik korelasi product moment yang rumusnya : Rxy = NXY (X)(Y) Dimana ; r = koefisien korelasi antara item (x) dengan skor total x = skor jawaban setiap item y = skor total n = jumlah subjek uji coba Nilai rxy menunjukkan indeks korelasi antara dua variabel yang dikorelasikan, setiap nilai korelasi mengandung tiga makna, yaitu sebagai berikut : 1. Ada tidaknya korelasi, dapat dilihat dari besarnya angka dibelakang koma. 2. Arah korelasi, dapat dilihat dari tanda di depan angka yaitu positif (+) atau negatif (-) 3. Besarnya korelasi dapat dilihat dari besarnya angka. 2. Uji Reliabilitas

40

Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui sejauh mana suatu pengukuran dapat dipercaya untuk mencari reliabilitas instrument yang skornya berupa skala bertingkat (ranting scale) dapat diuji dengan menggunakan teknik cronbach alpha. Metode ini dipilih karena dapat digunakan untuk mengetahui tingkat keterkaitan antara butir pernyataan dalam suatu instrument penelitian. Penjabaran rumusnya adalah : r = 221K-1Ktb Dimana : R11 k 0b2 012 = Reliabilitas instrument = Banyaknya butir pertanyaan /banyaknya soal = Jumlah varians butir = Varians total

Untuk membuktikan hubungan antara variabel dalam penelitian ini penulis menggunakan alat analisis : 1) Metode Analisis Deskriptif Metode analisis deskriptif merupakan cara merumuskan dan menafsirkan data yang ada sehingga memberikan gambaran yang jelas mengenai pengaruh pemberian kredit terhadap tingkat kesejahteraan anggota pada Koperasi Wanita Karya Salsabila Blitar berdasarkan jawaban responden. 2) Analisis regresi sederhana Analisis regresi sederhana adalah suatu teknik yang digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Rumus yang digunakan sebagai berikut (Djarwanto Ps, 1994;230)

41

Y = a + bX + e Dimana : Y = Kesejahteraan Anggota b = koefisien regresi a = bilangan konstan e = variabel pengganggu Sebelum melakukan analisis regresi sederhana maka perlu adanya persyaratan yang harus terpenuhi terlebih dahulu. Uji asumsi klasik dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan dalam model regresi. Pegujian ini meliputi : 1) Uji Normalitas Kenormalan data diperlukan untuk menguji keselarasan akan kepastian data yang diperoleh. Pengujian normalitas dapat dilakukan dengan program SPSS. Uji normalitas menggunakan kolmogarov smirnov (k1). Hasil dari uji normalitas adalah : a) Nilai signifikan 0,05 maka Ho ditolak, hal ini berarti bahwa data tidak berdistribusi normal. b) Nilai signifikan 0,05 maka Ho diterima, hal ini berarti bahwa data berdistribusi normal. 3) Uji Hipotesis Untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini adalah membuktikan adanya pengaruh variabel bebas (kesejahteraan) terhadap variabel terikat (pemberian kredit) digunakan perhitungan uji t. a. Uji t (t-test) X = Pemberian kredit

42

Uji t digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara individual. langkahnya (Djarwanto Ps, 19947:246) 1) Menentukan hipotesis nihil dan hipetesis alternaif Ho : 1 = 0, tidak berpengaruh yang signifikan dari masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen. H1 : 1 0, ada pengaruh yang signifikan dari masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen. 2) Menentukan level of signifikan ( = 5%), dan tingkat kebebasan (dF = n 1) 3) Menentukan kriteria pengujian Ho diterima apabila Ftabel Fhitung Ho ditolak apabila Fhitung Ftabel 4) Menentukan nilai thitung dengan rumus: thitung = Sbb Dimana: b = koefisien regresi variabel Sb = standar error koefisien regresi variabel 5) Setelah diperoleh nilai thitung kemudian dibandingkan dengan ttabel. Apabila thitung ttabel maka Ho ditolak, berarti ada pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen. Apabila thitung ttabel maka Ho diterima berarti tidak ada pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen. -t(/2;n-1) Ho ditolak Diterima Ho ditolak t(/2;n-1) Adapun langkah -

43

44

Anda mungkin juga menyukai