Anda di halaman 1dari 15

BAB II PENYUSUNAN KERANGKA TEORETIS DAN PENGAJARAN HIPOTESIS

A. Deskripsi Teoretis 1. Pertumbuhan ekonomi Sejak lahirnya ilmu ekonomi, berbagai ekonom besar mempunyai pandangan atau persepsi yang tidak selalu sama mengenai proses pertumbuhan suatu perekonomian. Sering kali pandangan atau persepsi ini sangat dipengaruhi oleh keadaan atau peristiwa-peristiwa pada waktu ekonom tersebut hidup. Seringkali pula teori pertumbuhan seorang ekonom dipengaruhi oleh idiologi yang dianut oleh ekonom, sehingga aspek-aspek yang ditonjolkan dalam teorinya mencerminkan kecenderungan idiologisnya. Ini semua perlu dipahami oleh setiap orang yang mempelajari teori pertumbuhan (ilmu ekonomi umumnya). Jangan sampai berpendapat bahwa teori yang kebetulan pelajari adalah satu-satunya kebenaran yang tidak bisa dibantah. Semakin banyak teori yang di pelajari, semakin luas pandangan, dan semakin mudah menghindari perangkap fanatisme intelektual tersebut.1

Arsyad memberikan suatu definisi mengenai pertumbuhan ekonomi (economic growth) suatu negara. Pertumbuhan Ekonomi diartikan sebagai kenaikan GDP/GNP tanpa memandang apakah kenaikan itu lebih besar atau lebih kecil dari tingkat pertumbuhan penduduk, atau apakah perubahan struktur ekonomi terjadi atau tidak. 2 Farid Wijaya berpendapat tentang pertumbuhan ekonomi yaitu

Pertumbuhan ekonomi adalah proses terjadi kenaikan produk nasional bruto riel

1 2

Boediono, Teori pertumbuhan Ekonomi (Yogyakarta : BPFE, 1985), p. 2. Lincolin Arsyad, Ekonomi Pembangunan (Yogyakarta: STIE- YKPN, 1997), p. 11.

atau pendapatan nasional riel. Jadi perekonomian dikatakan tumbuh atau berkembang bila terjadi pertumbuhan output riel. 3 Untuk mengukur pertumbuhan ekonomi, nilai PDB yang digunakan adalah PDB berdasarkan harga konstan. Untuk menghitung pertumbuhan ekonomi tiap tahunnya dapat dilakukan dengan cara membandingkan antara perubahan pendapatan nasional tahun yang dimaksud dikurangi pendapatan nasional tahun sebelumnya dibagi dengan pendapatan nasional pada tahun sebelumnya. Atau secara ringkas dapat dituliskan sebagai berikut:
      

Di mana: Gt = pertumbuhan ekonomi periode t (triwulan atau tahunan) PDBRt = Produk Domestik Bruto Riil periode t (berdasarkan harga konstan) PDBRt-1 = PDBR satu periode sebelumnya Jika interval waktunya lebih dari satu periode, penghitungan tingkat pertumbuhan ekonomi dapat menggunakan persamaan eksponensial: PDBRt = PDBR0 (1 + r)t Di mana: PDBRt = PDBR periode t PDBR0 = PDBR periode awal r = tingkat pertumbuhan t = jarak periode 4 Sedangkan menurut Boediono, Pertumbuhan Ekonomi merupakan tingkat pertambahan dari pendapatan nasional. Dengan kata lain, pertumbuhan ekonomi adalah sebagai proses kenaikan output per kapita dalam jangka panjang dan merupakan ukuran keberhasilan pembangunan.5 Pengertian tersebut mencakup tiga aspek, yaitu proses, output perkapita, dan jangka panjang. Jadi pertumbuhan ekonomi merupakan suatu proses, bukan gambaran ekonomi atau hasil pada saat itu. Pertumbuhan ekonomi juga berkaitan dengan kenaikan output perkapita yaitu mengenai pertumbuhan GDP dan

Faried Wijaya, Ekonomika Makro (Yogyakarta: BPFE, 1990),p. 262. Prathama Rahadja dan Mandala Manurung, Teori Ekonomi Makro, Edisi Keempat (Jakarta: LPFE UI, 2008), p. 130. 5 Boediono, Teori Pertumbuhan Ekonomi ( Yogyakarta: BPFE UGM, 1999), p. 12.
4

pertumbuhan penduduk. Pertumbuhan ekonomi dalam perspektif jangka panjang yaitu apabila selama jangka waktu yang cukup panjang tersebut output perkapita menunjukkan kecenderungan yang meningkat. Kuznets memberikan suatu definisi mengenai pertumbuhan ekonomi (economic growth) suatu negara. Menurut Kuznets pertumbuhan ekonomi adalah: Kenaikan kapasitas dalam jangka panjang dari negara yang bersangkutan untuk menyediakan berbagai barang ekonomi kepada penduduknya. Kenaikan kapasitas itu sendiri ditentukan atau dimungkinkan oleh adanya kemajuan atau penyesuaianpenyesuaian teknologi, institusional (kelembagaan) dan ideologis terhadap berbagai tuntutan keadaan yang ada. 6

Pembangunan ekonomi tak dapat lepas dari pertumbuhan ekonomi (economic growth), pembangunan ekonomi mendorong pertumbuhan ekonomi, dan sebaliknya, pertumbuhan ekonomi memperlancar proses pembangunan ekonomi. Bannock menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan pertumbuhan ekonomi adalah proses kenaikan kapasitas produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional. 7 Bangsa-bangsa di dunia sudah lama menganggap pertumbuhan ekonomi sebagai tujuan ekonomi dan politik. Pertumbuhan ekonomi merupakan suatu proses yang berusaha meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Sebagaimana yang dikemukanan oleh Smith yang mengenai pandangan-pandangannya terhadap faktor yang penting dalam pertumbuhan ekonomi: Pertumbuhan ekonomi bergantung pada: 1. Peranan pasar bebas 2. Perluasan pasar 3. Spesialisasi dan kemajuan teknologi 8

Sadono Sukirno, Pengantar Teori Makroekonomi (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1998), p. 413 Graham Bannock, R.E. Baxter dan Evan Davis. A Dictionary of Economics (Inggris: Penguin Books Ltd, 2004) 8 Sadono Sukirno, Makroekonomi Modern (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2005), p. 448.
7

Menurut pandangan Adam Smith, kebijaksanaan Laissez-faire atau sistem mekanisme pasar akan memaksimalkan tingkat pembangunan ekonomi yang

dapat dicapai oleh suatu masyarakat. Penduduk yang bertambah akan memperluas pasar, dan perluasan pasar akan mendorong tingkat spesialisasi. Dengan adanya spesialisasi akan mempertinggi tingkat kegiatan ekonomi atau mempercepat proses pembangunan ekonomi karena spesialisasi akan mendorong produktivitas tenaga kerja dan mendorong tingkat perkembangan teknologi. Mengenai corak dan proses pertumbuhan ekonomi, Adam Smith mengemukakan bahwa apabila pembangunan sudah terjadi maka proses tersebut akan terus-menerus berlangsung secara kumulatif. Teori pertumbuhan Neo Klasik dikembangkan oleh Solow (1956) dan merupakan penyempurnaan teori-teori Klasik sebelumnya. Fokus pembahasan teori pertumbuhan Neo Klasik adalah akumulasi stok barang modal dan keterkaitannya dengan keputusan masyarakat untuk menabung atau melakukan investasi. Faktor-faktor penentu pertumbuhan yaitu stok barang modal dan tenaga kerja. Lebih lanjut lagi, PDB per kapita semata-mata ditentukan oleh stok barang modal per tenaga kerja. 9 Untuk menghasilkan sejumlah produksi dapat digunakan berbagai jumlah modal yang berbeda-beda dengan bantuan tenaga kerja yang jumlahnya juga berbeda-beda. Umumnya, kalau banyak menggunakan modal, sedikit tenaga kerja yang digunakan. Ahli ekonomi Neo-Klasik yang terkenal yaitu Yoseph Schumpeter dalam bukunya The Theory of Economics Development, menekankan tentang peranan pengusaha dalam pembangunan. Menurutnya pertumbuhan ekonomi bukan

Prathama Rahadja dan Mandala Manurung, op. cit., p. 140-141.

merupakan proses yang harmonis atau gradual, tetapi merupakan perubahan yang spontan dan terputus-putus (discontinuous). Sebagai kunci dari teori Schumpeter adalah bahwa untuk perkembangan ekonomi, faktor yang terpenting adalah entrepreneur, yaitu orang yang memiliki inisiatif untuk perkembangan produk. Menurut aliran Neo Klasik, utang luar negeri merupakan suatu hal yang sangat positif terhadap pertumbuhan ekonomi. Hal ini disebabkan dana pinjaman luar negeri dapat menambah cadangan devisa, mengisi kekurangan tabungan sebagai modal pembangunan yang sangat membantu pertumbuhan ekonomi suatu negara. Namun, utang luar negeri akan menjadi masalah ketika utang tersebut tidak dikelola dengan baik dan benar. 11 Sementara kelompok ekonom lain yang dimotori oleh Cristopher ChaseDunn dan Richard Robinson berpendapat bahwa: Semakin banyak suatu negara bergantung pada penanaman modal asing dan bantuan luar negeri maka semakin berkurang pertumbuhan ekonomi suatu negara serta semakin besar perbedaan penghasilan dan pemerataan ekonomi tidak dapat tercapai. 12 Hal ini juga didukung oleh Todaro dan Smith, Meskipun pinjaman itu memang bermanfaat sebagai sumber dana untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan pembangunan, namun pinjaman tersebut juga menimbulkan biaya. Pada tahun-tahun terakhir ini, bagi negara-negara berkembang, biaya tersebut telah jauh melebihi keuntungan atau manfaatnya. 13 Sekelompok ekonom yang dipelopori oleh Sir Roy Harrod dan Evsey D. Domar berpendapat bahwa: Pinjaman luar negeri mempunyai dampak yang positif terhadap pembangunan ekonomi suatu negara yaitu akan menambah sumber-sumber produktif tanpa menimbulkan dampak negatif terhadap alokasi dan efisiensi sumber daya terutama tingkat efisiensi dalam penggunaan modal. Keadaan ini telah dibuktikan oleh negara-negara yang tergabung dalam kelompok negara industri maju seperti
Prathama Rahadja dan Mandala Manurung, op. cit., p. 143. Nurlia Listiani, Pengaruh Utang Luar Negeri terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia, Widyariset, Vol 9 Tahun 2006, p. 283 12 Kuwat Waluyo, Pengaruh Utang Luar Negeri terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia periode 1999-2004, Tesis (Depok: Program Magister Perencanaan dan Kebijakan Publik FE UI, 2006), p. 7. 13 Michael P. Todaro dan Stephen C. Smith, Economic Development/Ninth Edition, diterjemahkan oleh Haris Munandar dan Puji A.L dengan judul Pembangunan Ekonomi/Edisi Kesembilan ,Jilid 2 ( Jakarta: Erlangga, 2006), p. 217.
11 10

10

Korea Selatan dan Taiwan di mana utang luar negeri telah dengan sukses menjadi mesin pertumbuhan (engine of growth) dalam perekonomian mereka. 14 Menurut Harrod Domar, masalah pembangunan pada dasarnya merupakan masalah menaikkan investasi modal. Dalam mendukung pertumbuhan ekonomi diperlukan investasi-investasi baru sebagai stok modal seperti penanaman modal dalam negeri maupun penanaman modal asing. Selain investasi, pertumbuhan ekonomi juga ditentukan oleh tingginya tabungan. Bila tabungan dan investasi rendah, pertumbuhan ekonomi masyarakat/negara tersebut juga akan rendah. 15 Namun, menurut Maxwell J. Fry yang termuat dalam suntingan Todaro dan Smith mengungkapkan bahwa: Kenaikan investasi asing langsung cenderung diiringi oleh hal-hal yang tidak menguntungkan, yakni penurunan tingkat investasi domestik, penurunan tabungan nasional, peningkatan defisit neraca transaksi berjalan, serta pada akhirnya penurunan laju pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan. Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat diambil kesimpulan bahwa pertumbuhan ekonomi adalah suatu proses keadaan di mana terjadi kenaikan kapasitas produksi perekonomian suatu negara dalam jangka panjang dan dijadikan sebagai pengukur keberhasilan pembangunan. Dengan indikator dan subindikator dari pertumbuhan ekonomi adalah proses kenaikan yang dimungkinkan oleh adanya kemajuan atau penyesuaianpenyesuaian teknologi, institusional (kelembagaan) dan ideologis serta kapasitas produksi perekonomian negara yang diwujudkan dalam pertumbuhan pendapatan nasional (Gross Domestic Product) yang berlangsung dalam jangka panjang atau terus-menerus berlangsung secara kumulatif sehingga dijadikan sebagai pengukur keberhasilan pembangunan .

14 15

Kuwat Waluyo, op. cit., p. 6. Nurlia Listiani, op. cit., p. 286.

2. Utang Luar Negeri Utang luar negeri merupakan pinjaman luar negeri (loan) yang diberikan oleh pemerintah negara-negara maju atau badan-badan internasional yang khusus dibentuk untuk memberikan pinjaman semacam itu dengan kewajiban untuk membayar kembali dan membayar bunga pinjaman tersebut. 16 Biaya terbesar dari semakin menumpuknya utang luar negeri itu adalah meningkatnya beban pembayaran angsuran utang (debt service). Angsuran utang tersebut terdiri dari amortisasi (pembayaran utang pokok) dan pembayaran bunga yang jika tidak segera dilunasi akan menumpuk. 17 Aliran modal yang berasal dari luar negeri dapat disebut sebagai utang luar negeri apabila memiliki ciri ciri pokok, yaitu: 1. Aliran modal yang bukan didorong oleh tujuan untuk mencari keuntungan 2. Dana tersebut diberikan kepada negara penerima atau dipinjamkan dengan syarat yang lebih ringan daripada yang berlaku di pasaran internasional. 18 Ditinjau dari sudut manfaatnya, ada dua peran utama bantuan luar negeri (utang luar negeri), yaitu: 1. Untuk mengatasi kekurangan mata uang asing. 2. Untuk mengatasi masalah kekurangan tabungan Kedua masalah tersebut biasa disebut dengan masalah jurang ganda (the two gaps problems), yaitu jurang tabungan (saving gap) yang berarti bahwa tabungan dalam negeri tidak cukup untuk membiayai penanaman modal yanb dapat ditanamkan

Zulkarnain Djamin, Masalah Utang Luar Negeri Bagi Negara-negara Berkembang dan Bagaimana Indonesia Mengatasinya (Jakarta: Lembaga Penerbit FE UI, 1996),p. 19 17 Michael P. Todaro dan Stephen C. Smith, loc. cit. 18 Zulkarnain Djamin, loc.cit.

16

dan jurang mata uang asing (foreign exchange gap) yang berarti bahwa mata uang asing yang tersedia tidak cukup untuk membiayai impor yang diperlukan. 19 Pinjaman luar negeri bisa dalam bentuk pinjaman bersyarat lunak (soft loan) atau pinjaman komersial (commercial loan). Apabila tenggang waktu atau jangka waktu pembayaran kembali pinjaman tersebut lama dan tingkat bunganya rendah maka dinamakan sebagai pinjaman bersyarat lunak (soft loan). Dan sebaliknya, apabila tenggang waktu atau jangka waktu pembayaran kembali relatif singkat dan tingkat bunganya relatif tinggi maka dinamakan sebagai pinjaman komersial (commercial loan). 20 Ditinjau dari kajian teoritis, masalah utang luar negeri dapat diterangkan melalui pendekatan pendapatan nasional. Sebagai salah satu sumber pembiayaan pembangunan, utang luar negeri dibutuhkan untuk menutupi 3 (tiga) defisit, yaitu kesenjangan tabungan investasi, defisit anggaran dan defisit transaksi berjalan. Hubungan ketiga defisit ini dijelaskan Basri (2004) dalam Nurliani Listiani yaitu dengan menggunakan kerangka teori three gap model yang diperoleh dari persamaan identitas pendapatan nasional, yaitu: a. Sisi Pengeluaran Y = C + I + G + (X M) . (1) Dimana: Y = Produk Domestik Bruto C= Total Konsumsi Masyarakat I= Investasi Swasta G = Pengeluaran Pemerintah X= Ekspor Barang dan Jasa M = Impor Barang dan Jasa b. Sisi Pendapatan Y = C + S + T .(2) Dimana: C= Total Konsumsi S= Tabungan Pemerintah T= Penerimaan Pajak Pemerintah Jika kedua sisi identitas pendapatan nasional digabung, maka akan diperoleh: (M-X) = (I-S) + (G T) (3) Dimana: (M-X) = Defisit Transaksi Berjalan
19 20

Ibid., p. 21 Ibid., p. 20

(I-S) = Kesenjangan Tabungan Investasi (G T) = Defisit Anggaran Pemerintah Hubungan antara kebutuhan utang luar negeri dan ketiga defisit tersebut diperlihatkan dengan menggunakan persamaan identitas neraca pembayaran yaitu: Dt = (M-X) t + Dst NFLt + Rt NOLT . (4) Dimana: Dt = Utang pada tahun 1 (M-X) t = Defisit transaksi berjalan pada tahun 1 Dst = Pembayaran beban utang (bunga + amortisasi) pada tahun 1 NFLt = Arus masuk bersih modal swasta pada tahun 1. Rt = Cadangan otoritas moneter tahun 1. NOLT = Arus masuk modal bersih jangka pendek seperti capital flight dan lain-lain pada tahun 1. Persamaan ini menunjukkan bahwa Utang Luar Negeri (sisi kiri) digunakan untuk membiayai defisit transaksi berjalan, pembayaran utang, cadangan otoritas moneter dan kebutuhan modal serta pergerakan arus modal serta pergerakan arus modal jangka pendek seperti capital flight. Bila (3) disubstitusikan pada (4), maka akan diperoleh persamaan: Dt = (I-s) t + (G-T) t + DSt + NFLt + Rt NOLT .(5) Identitas (5) ini menunjukkan, disamping untuk membiayai defisit transaksi berjalan, Utang Luar Negeri juga dibutuhkan untuk membiayai defisit anggaran pemerintah, serta kesenjangan tabungan-investasi dengan utang luar negeri. 21

Berdasarkan pemaparan teori di atas dapat disimpulkan bahwa utang luar negeri adalah bantuan pinjaman yang didatangkan dari luar negeri dengan kewajiban untuk membayarnya kembali. angsuran utang pokok tersebut beserta bunga pinjaman yang telah disepakati bersama. Dengan indikator dan subindikator dari utang luar negeri adalah bantuan pinjaman yang bisa berbentuk soft loan atau commercial loan yang didatangkan dari luar negeri serta kewajiban membayarnya kembali dengan cara mengangsur pembayaran utang pokok (amortisasi) beserta bunga pinjaman yang telah disepakati bersama.

21

Nurlia Listiani, op. cit., p. 285-286.

3. Penanaman Modal Asing Penanaman modal atau terkadang disebut juga investasi adalah suatu istilah dengan beberapa pengertian yang berpengaruh dengan keuangan dan ekonomi. Istilah tersebut berkaitan dengan akumulasi suatu bentuk aktivitas dengan suatu harapan mendapatkan keuntungan di masa depan. Keputusan untuk melakukan investasi dilaksanakan dengan alasan yang berbeda-beda. Bagi perusahaan atau individu, aktivitas investasi merupakan unsur penting dari operasi usahanya. Investasi pada hakikatnya merupakan penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa datang. Kegiatan perusahaan pada umumnya ditujukan pada tujuan utama yaitu menghasilkan laba yang maksimal pada setiap periode demi periode demi kelangsungan hidup usaha serta pertumbuhan usaha yang terus menerus. Dalam mewujudkan tujuan tersebut, banyak yang memengaruhi, diantaranya adalah pengambilan keputusan yang dilakukan oleh pihak manajemen perusahaan untuk investasi. Samuelson dan Nordhaus mengungkapkan bahwa Investasi atau pembelian barang modal meliputi penambahan stok modal atau barang modal di suatu negara seperti bangunan, peralatan produksi, dan barangbarang inventaris dalam kurun waktu satu tahun. 22 Menurut Boediono dalam (Adrian Sutawijaya), Investasi sebagai pengeluaran oleh sektor produsen (swasta) untuk pembelian barang atau jasa untuk penambahan stok yang digunakan atau untuk perluasan pabrik. 23

Paul A. Samuelson dan William D. Nordhaus. Makro Ekonomi edisi keempatbelas (Jakarta: Erlangga, 1992), p.108. 23 Adrian Sutawijaya, Analisis yang Memengaruhi Investasi Swasta, Jurnal Ekonomi (Kajian Ekonomi, Manajemen, dan Akuntansi), No.1 / Th. XIV / 28 / Januari-Maret 2005, p.75.

22

Rahadja dan Manurung mengungkapkan bahwa investasi adalah segala sesuatu yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan menciptakan/menambah nilai kegunaan hidup.24 Penanaman modal asing adalah salah satu bentuk investasi selain penanaman modal dalam negeri. Penanaman modal asing merupakan usaha yang dilakukan pihak asing dalam rangka menanamkan modalnya di suatu negara dengan tujuan untuk mendapatkan laba melalui penciptaan suatu produksi ataupun jasa (Panglaykim, 1984 :3) 25 Penanaman modal asing (PMA) merupakan aliran arus modal yang berasal dari luar negeri yang mengalir ke sektor swasta baik yang melalui investasi langsung (Direct Investment) maupun investasi tidak langsung (Portofolio). (Suyatno, 2003;72) 26 Menurut Todaro dan Smith, Investasi sebagai salah satu bentuk arus internasional sumber-sumber daya keuangan terdiri dari penanaman modal langsung yang dilakukan pihak swasta (private foreign direct investmentFDI) dan investasi asing portofolio (foreign portfolio investmentFPI). FDI biasanya dilakukan oleh perusahaan-perusahaan raksasa multinasional Bentuknya dapat berupa cabang perusahaan multinasional, lisensi, joint venture, dan lain-lain. Sedangkan FPI yang dana investasinya tidak diwujudkan langsung sebagai alat-alat produksi, melainkan ditanamkan pada pasar-pasar modal dan kredit milik lembaga swasta atau individu di negara-negara berkembang dalam aneka bentuk instrumen keuangan seperti saham, obligasi, sertifikat deposito, surat promes investasi (commercial paper) dan sebagainya. 27 Untuk membangun suatu perekonomian harus memiliki Social Overhead Capital yaitu proyek-proyek raksasa yang diperlukan untuk memperlancar bisnis dan perdagangan seperti jalan raya, rel kereta api, proyek irigasi dan bendungan,
Pratama Rahardja dan Mandala Manurung, Pengantar Ilmu Ekonomi: Mikro Ekonomi dan Makro Ekonomi (Jakarta: FE UI, 2004), p. 237-238. 25 Fahmi Hasbullah, Analisis Pengaruh Ekspor Sektor Industri Dan Penanaman Modal Asing Sektor Industri Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia, Skripsi ( Medan: Departemen Ekonomi Pembangunan USU, 2009), p. 32. 26 Musleh Jawas, Pengaruh Penanaman Modal Asing Dan Ekspor Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di Negara Negara Muslim : 2004-2005, Skripsi ( Yogyakarta: FE UII, 2008), p. 40. 27 Michael P. Todaro dan Stephen C. Smith, op. cit., p. 259-260
24

serta sarana kesehatan umum. Semua ini memerlukan investasi yang sangat besar yang cenderung bersifat sekaligus. Tidak ada seorang pun atau perusahaan kecil yang mampu membangun suatu sistem jalan raya. Tidak ada perusahaan yang bisa berharap mendapatkan laba jika dana yang diperlukan tidak mampu disediakan oleh pemerintah. Disinilah manfaat proyek investasi skala besar yang ke semuanya itu berasal dari luar negeri yang dapat menyebar ke seluruh perekonomian Berdasarkan pemaparan teori di atas dapat disimpulkan bahwa investasi asing (PMA) adalah kegiatan penambahan stok modal atau barang modal yang berasal dari luar negeri baik yang melalui investasi langsung (Direct Investment) maupun investasi tidak langsung (Portofolio) dengan tujuan untuk mendapatkan laba

B. Kerangka Berfikir Konsep dunia ketiga menjadi terkenal selama perang dingin antara Amerika Serikat dan Uni Soviet sebagai kepala dari dua blok kekuasaan yang saling menentang dalam suatu pergulatan ideologi di awal 1950. Sisa negara-negara yang tidak bersekutu dengan salah satu blok, diberi label Dunia Ketiga. Namun, pada akhir perang dingin, konsep Dunia Ketiga tidak lagi memiliki muatan ideologis dan akhirnya menjadi ungkapan sinonim dengan negara berkembang yang berjuang untuk melawan keterbelakangan ekonomi kemiskinan. Sekarang ini dengan semakin mengglobalnya perekonomian dunia, termasuk dalam bidang finansial, menyebabkan arus modal asing semakin leluasa keluar masuk suatu negara. Pada banyak negara yang sedang berkembang, modal asing seolah-olah dan

telah menjadi salah satu modal pembangunan yang diandalkan. Bahkan, beberapa negara saling berlomba untuk dapat menarik modal asing sebanyak-banyaknya dengan cara menyediakan berbagai fasilitas yang menguntungkan bagi para investor dan kreditur. Sumber daya modal yang didatangkan dari luar negeri, yang umumnya dari negara-negara industri maju, ini wujudnya bisa beragam, seperti penanaman modal asing (direct invesment), berbagai bentuk investasi portofolio (portfolio invesment) dan pinjaman luar negeri. Dan tidak semuanya diberikan sebagai bantuan yang sifatnya cuma-cuma (gratis), tetapi dengan berbagai konsekuensi baik yang bersifat komersial maupun politis. Pada satu sisi, datangnya modal dari luar negeri tersebut dapat digunakan untuk mendukung program pembangunan nasional pemerintah, sehingga target pertumbuhan ekonomi nasional dan peningkatan pendapatan per kapita masyarakat meningkat. Tetapi pada sisi lain, diterimanya modal asing tersebut dapat menimbulkan berbagai masalah dalam jangka panjang, baik ekonomi maupun politik, bahkan pada beberapa negara-negara yang sedang berkembang menjadi beban yang seolah-olah tak terlepaskan, yang justru menyebabkan berkurangnya tingkat kesejahteraan rakyatnya. Peranan pinjaman luar negeri dan modal asing terhadap pertumbuhan ekonomi di negara berkembang telah lama menjadi perdebatan di antara ekonom dunia. Biaya terbesar dari semakin menumpuknya utang-utang luar negeri itu adalah meningkatnya beban pembayaran angsuran utang (debt service). Angsuran utang tersebut terdiri dari amortisasi (pembayaran utang pokok) dan pembayaran bunga yang menumpuk, yang berdasarkan perjanjian diambil dari pendapatan dan tabungan riil dalam negeri.

Apabila utang terus meningkat atau suku bunganya meningkat, maka pembayaran cicilan utang juga akan meningkat. Hampir sekitar 60 persen dari total dana investasi asing tersebut mengalir ke negara-negara Asia. Jumlah yang diterima Afrika kurang dari 3 persen dari total dana yang mengalir sedangkan bagian yang diperoleh sejumlah negara-negara berkembang paling miskin bahkan di bawah 2 persen. . Namun, hal ini sama sekali tidak mengejutkan, mengingat fakta bahwa modal swasta akan selalu tertuju ke negara-negara atau kawasan yang menjanjikan tingkat pengembalian investasi dan kadar kepastian paling tinggi. Untuk investasi portofolio, negara-negara berkembang berpendapatan

menengah merupakan tujuan yang paling disukai. Sedangakan di Afrika sub-Sahara dan Asia Selatan sepertinya terabaikan Kita harus menyadari bahwa perusahaan-perusahaan multinasional tidak tertarik untuk menunjang usaha pembangunan suatu negara. Perhatian mereka hanya tertuju pada upaya meksimalisasi keuntungan. Itulah sebabnya mengapa lebih dari 90 persen dana investasi asing swasta selama ini mengalir ke negara-negara industri maju dan sebagian negara-negara berkembang yang perekonomiannya paling dinamis dan pertumbuhannya relatif pesat. Perusahaan-perusahaan multinasional itu senantiasa mencari peluang ekonomi yang paling menguntungkan dan mereka tidak bisa diharapkan untuk memberi perhatian kepada soal-soal kemiskinan, ketimpangan pendpatan, dan lonjakan pengangguran (Todaro, 2006: 261). C. Perumusan Hipotesis Berdasarkan deskripsi teori dan kerangka berfikir maka dapat diajukan hipotesis sebagai berikut:

1. Terdapat pengaruh yang negatif antara utang luar negeri terhadap pertumbuhan ekonomi Negara Dunia Ketiga tahun 1980-2011. Artinya, semakin tinggi utang luar negeri maka semakin rendah pertumbuhan ekonominya. 2. Terdapat pengaruh yang positif antara penanaman modal asing terhadap pertumbuhan ekonomi Negara Dunia Ketiga tahun 1980-2011. Artinya, semakin tinggi penanaman modal asing maka semakin tinggi pula pertumbuhan ekonominya.

Anda mungkin juga menyukai