Anda di halaman 1dari 2

Pagi itu Senin tanggal 7 Pebruari 2012 atau 13 Rabiul Awal 1433 H, seluruh siswa-siswi Madrasah Ibtidaiyah Sunan

Kalijogo tampak lebih bersemangat dari hari-hari sebelumnya. Semua mengenakan busana muslim rapi dan mempesona, sehingga nampak di wajah mereka rasa keceriaan dan kebahagiaan yang amat luar biasa. Ya, pada hari itu bertepatan dengan hari kelahiran atau maulid seorang tokoh nomor satu di dunia, yang mana seluruh ajarannya tersebar ke seluruh penjuru dunia dan sangat berpengaruh pada nilai-nilai kehidupan manusia di alam semesta ini, dan juga risalah-risalahnya yang selalu diamalkan oleh pengikutnya, orang tersebut adalah Baginda Nabi Muhammad SAW. Seperti pada tahun-tahun sebelumnya, di hari itu Lembaga Pendidikan Maarif NU MI. Sunan Kalijogo mengadakan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW. Namun yang membedakannya, di hari itu seluruh rangkaian acara diserahkan sepenuhnya kepada siswa-siswi. Ada yang bertugas sebagai pembawa acara, pembaca ayat-ayat suci al-Quran, pemimpin bacaan shalawat diba, dan lain sebagainya. Dan juga, acara tersebut sekaligus merupakan acara perpisahan antara keluarga besar MI. Sunan Kalijogo dengan teman-teman KKN dari Universitas Surabaya, yang mana mereka telah berbagi ilmu dan pengalaman kepada siswa-siswi MI. Sunan Kalijogo selama hampir sebulan penuh. Dalam acara tersebut, susunan acara dibawakan oleh Zaza Nur Fadillah (kelas VI) dan Moh. Iman Nurdin (kelas V), kekompakan mereka dalam memandu acara, membuat suasana peringatan maulid nabi tersebut semakin hidup. Adapun pembacaan ayat-ayat suci al-Quran dibawakan oleh Wiwid Mazidatul Ilmia (kelas VI) bersama M. Rizki Ansori (kelas V) selaku pembaca sari tilawah, tak kalah dengan yang lainnya mereka membawakannya dengan penuh penghayatan sehingga membuat semua hadirin yang berada di situ terhanyut dalam memahami isi bacaan ayat-ayat suci al-Quran. Di dalam acara tersebut juga, Bapak Achmad Syamsuddin, S.Pd selaku kepala madrasah memberikan sambutan bahwasannya, sejarah perayaan Maulid Nabi diperkirakan pertama kali diperkenalkan oleh Abu Said al-Qakburi, seorang gubernur Irbil, di Irak pada masa pemerintahan Sultan Salahuddin Al-Ayyubi (1138-1193). Adapula yang berpendapat bahwa idenya justru berasal dari Sultan Salahuddin sendiri. Tujuannya adalah untuk membangkitkan kecintaan kepada Nabi Muhammad SAW, serta meningkatkan semangat juang kaum muslimin saat itu, yang sedang terlibat dalam Perang Salib melawan pasukan Kristen Eropa dalam upaya memperebutkan kota Yerusalem dan sekitarnya. Nabi Muhammad SAW, lahir di tahun Gajah. Nabi Muhammad SAW lahir di kota Mekkah, di bagian Selatan Jazirah Arab, suatu tempat yang ketika itu merupakan daerah paling terbelakang di dunia, jauh dari pusat perdagangan, seni, maupun ilmu pengetahuan. Ayahnya, Abdullah, meninggal dalam perjalanan dagang di Yatsrib, ketika Muhammad masih dalam kandungan. Pada saat Muhammad berusia enam tahun, ibunya Aminah mengajaknya ke Yatsrib (Madinah) untuk mengunjungi keluarganya serta mengunjungi makam ayahnya. Namun dalam perjalanan pulang, ibunya jatuh sakit. Setelah beberapa hari, Aminah meninggal dunia di Abwa' yang terletak tidak jauh dari Yatsrib, dan dikuburkan di sana. Setelah ibunya meninggal, Muhammad dijaga oleh kakeknya, Abdul Muththalib. Setelah kakeknya meninggal, beliau dijaga oleh pamannya, Abu Thalib. Ketika inilah beliau diminta menggembala kambing-kambingnya disekitar Mekkah dan kerap menemani pamannya dalam urusan dagangnya ke negeri Syam (Suriah, Libanon dan Palestina). Walapun dalam ke hidupannya yang sangat berat, namun hal itulah yang membuat beliau lebih bertanggungjawab dalam mengarungi hidup, dan juga ada pada diri Nabi Muhammad itu uswatun hasanah (suri tauladan yang baik), baik dalam tutur kata maupun perilaku Nabi Muhammad SAW. Untuk itu beliau berpesan kepada seluruh siswa agar berperilaku sesuai dengan tuntunan Rasulullah SAW. Apabila semuanya dapat

melakukannya, insya Allah akan tercipta kehidupan yang aman, tentram, rukun, dan damai di lingkungan kita semua. Puncak acara yakni pembacaan shalawat, yang merupakan acara yang paling dinanti-nantikan oleh semua hadirin. Semua yang hadir di situ sangat antusias dalam melantunkan shalawat kepada junjungan mereka Nabi Muhammad SAW. Perpaduan antara lantunan shalawat dan irama musik, membuat acara semakin syahdu. Ditambah lagi, setelah doa, di penghujung acara diumumkannya pemenang try out Kelas VI MI. Sunan Kalijogo edisi UNAIR TRY OUT, yang diselenggarakan oleh teman-teman KKN dari Universitas Airlangga Surabaya. Juara I diraih oleh Muhammad Andhika Firmansyah, Juara II diraih oleh Muhammad Muhaimin dan juara III diraih oleh Fitri Anasari. Masing-masing mendapatkan hadiah menarik dari temanteman KKN. Maulid nabi kali ini bukanlah sekedar maulid biasa, celetuk salah satu guru MI. Sunan Kalijogo seusai acara. (red)

Anda mungkin juga menyukai