Anda di halaman 1dari 12

FUNGSI Untuk mengetahui aktifitas potensial listrik pada jantung Prinsip Dasar Electrocardiagraph atau ECG adalah salah

satu alat kesehatan yang berfungsi untuk mendeteksi sinyal potensial listrik pada jantung manusia. Suatu biolistrik yang berasal dari jantung, akan diumpankan ke lead selector yang berfungsi untuk memilih atau menentukan lead yang akan diukur. Setelah memilih lead sinyal akan dikuatkan dan akan di ukur pada pre amplifier berkali-kali sehingga bias menggerakkan galvanometer yang di kopel dengan sebuah stylus. Stylus merupakan hasil outputan akhir.

Gambar pemasangan lead EKG Jumlah Lead ECG disesuaikan dengan merk ECG yang dipakai. Untuk pembacaan dan filter yang digunakan, serta jenis pemeriksaan. Instrumen Electrocardiogram (ECG) mampu merekam aktivitas potensial elektrik yang dihasilkan oleh jantung. Dari awal penemuannya hingga sekarang, masih ada beberapa prinsip utama yang tetap digunakan oleh instrumen ini. Beberapa diantaranya adalah identitas nama sinyal gelombang, standar penempatan tempat rekaman pada lengan dan kaki, serta teori pemodelan yang menyatakan jantung sebagai kutub yang berubah-ubah terhadap waktu.

Untuk merekam sinyal gelombang ECG, dibutuhkan diferensial rekaman dari titik-titik pengukuran pada permukaan tubuh. Dengan bantuan kepingan logam sebagai elektroda yang ditempelkan pada permukaan kulit di titik-titik Einthoven, maka terdapat impedansi permukaan kulit yang bersarnya tergantung pada pilihan frekuensi. Keterangan: RA = tangan kanan (right arm), LA = tangan kiri (left arm), dan LL = kaki kiri (left leg). Lead I bertugas merekam keadaan jantung dari bahu bagian atas dan saling mempengaruhi dengan Lead yang lain dengan hubungan II = I + III.

Prinsip Pengukuran dan Instrumentasi yang digunakan Sinyal pengukuran ECG memiliki rentang potensial sekitar 2 mV dan frekuensi 0.05 150 Hz. Huruf P, Q, R, S, T, dan U yang dipilih Einthoven sebagai identitas nama gelombang dipakai oleh standar Asosiasi Ja ntung Amerika (American Heart Association) dan Asosiasi Instrumen Medis tingkat lanjut (Associatio n for the Advancement of Medical Instrumentation). Instrumen modern ECG merupakan sebuah sistem pengukuran yang mengintegrasikan peralatan komputer, 12-16 bit analogdigital (A/D) converter, micro controller, dan processor input-output (I/O). Sistem ECG menghitung matriksmatriks dari 12 sinyal Lead dan menganalisisnya dengan aturan yang baku sehingga tercipta hasil akhir pengukuran. Jenis gelombang ECG: Gelombang P disebabkan oleh arus listrik yang dibangkitkan sewaktu atrium mengal ami depolarisasi sebelum kontraksi dan menunjukan depolarisasi pada otototot atrial. Gelombang QRS merupakan hasil gabungan repolarisasi otototot atrial dan depolarisasi ventrikular yang terjadi pada waktu yang hampir bersamaan. Selang waktu dari P Q menunjukan waktu tunda didalam fiberfiber didekat node AV. Gelombang T disebabkan oleh arus listrik yang dibangkitkan sewaktu ventrikel kembali dari keadaan depolarisasi.

CARA MEMBACA EKG Ukuran-ukuran pada kertas EKG. Pada perekaman EKG standar telah di tetapkan yaitu : a) Kecepatan rekaman : 25 mm/detik (25 kotak kecil) b) Kekuatan voltage : 10 mm= 1 milivolt (10 kotak kecil) Berarti ukuran dikertas EKG adalah : Garis horizontal Satu kotak kecil = 1 mm = 1/25 detik = 0,04 detik Satu kotak sedang = 5 mm = 5/25 = 0,20 detik Satu kotak besar = 25 mm =2/5/25 = 1,00 detikv

Saya hanya akan memberikan 3 cara yang mudah dalam menghitung denyut jantung, yaitu :

1. Menggunakan kotak sedang/besar Cara ini khusus untuk gambaran EKG dengan irama regular. Anda ambil RR interval dari lead mana saja, yang penting Gel R nya jelas. Dari RR interval itu, anda hitung berapa jumlah kotak sedang/besarnya. Setelah itu, 300 dibagi jumlah kotak sedang yang anda dapatkan dari RR interval tersebut. Jadi rumusnya 300 dibagi jumlah kotak sedang antara RR interval. atau Anda bisa menghitungnya langsung seperti gambar 26 dibawah ini.

Gb: 26

2. Menggunakan kotak kecil Cara ini juga khusus untuk irama EKG yang regular Cara ini sangat akurat atau tepat, tapi membutuhkan waktu yang agak lama Caranya sama dengan cara pertama tadi, cuma anda harus mencari jumlah kotak kecil antara RR interval tadi. Setelah itu, 1500 dibagi jumlah kotak kecil yang anda temukan diantara RR interval tadi. Jadi rumusnya, 1500 dibagi jumlah kotak kecil diantara RR interval. 3. Menggunakan 6 detik Cara ini bisa digunakan untuk gambaran EKG yang regular maupun irregular. Ventrikel ekstra sistole atau komplek QRS yang abnormal adalah tetap kita namakan sebagai komplek QRS yang harus kita hitung pada perhitungan frekfensi jantung menggunakan cara ini. Caranya dengan memilih lead EKG strip yang panjang dan jelas (biasanya di lead II) Hitung komplek QRS dalam 6 detik. Berapa jumlah komplek QRS yang anda temukan, kemudian kalikan dengan 10. Perhatikan contoh EKG strip (gb :27), dalam 6 detik ditemukan normal beat sebanyak 7, jadi heart ratenya 7x10= 70x/menit. Anda juga bisa menggunakan 3 detik atau berapa saja, yang penting anda kalikan hasilnya 60. Kalau 3 detik, berarti jumlah normal beat yang anda temukan dikalikan 20. OK !!

Gb : 27

Membaca Hasil EKG (Elektrokardiografi)


y

8 Komentar

EKG atau Elektrokardiogram adalah suatu representasi dari potensial listrik otot jantung yang didapat melalui serangkaian pemeriksaan menggunakan sebuah alat bernama elektrokardiograf. Melalui EKG (atau ada yang lazim menyebutnya ECG {in English: Electro Cardio Graphy}) kita dapat mendeteksi adanya suatu kelainan pada aktivitas elektrik jantung melalui gelombang irama jantung yang direpresentasikan alat EKG di kertas EKG. Berikut ini sedikit catatan saya tentang bagaimana cara membaca hasil pemeriksaan EKG yang tergambar di kertas EKG. Saya sarankan untuk terlebih dahulu memahami aktivitas elektrik jantung dan cara memasang EKG. Mudah-mudahan bisa jadi bahan diskusi. 1. IRAMA JANTUNG Irama jantung normal adalah irama sinus, yaitu irama yang berasal dari impuls yang dicetuskan oleh Nodus SA yang terletak di dekat muara Vena Cava Superior di atrium kanan jantung. Irama sinus adalah irama dimana terdapat gelombang P yang diikuti oleh kompleks QRS. Irama jantung juga harus teratur/ reguler, artinya jarak antar gelombang yang sama relatif sama dan teratur. Misalkan saya ambil gelombang R, jarak antara gelombang R yang satu dengan gelombang R berikutnya akan selalu sama dan teratur. Jadi, yang kita tentukan dari irama jantung adalah, apakah dia merupakan irama sinus atau bukan sinus, dan apakah dia reguler atau tidak reguler.
y

Irama Sinus, seperti yang saya tulis di atas, yakni adanya gelombang P, dan setiap gelombang P harus diikuti oleh kompleks QRS. Ini normal pada orang yang jantungnya sehat. Irama Bukan Sinus, yakni selain irama sinus, misalkan tidak ada kompleks QRS sesudah gelombang P, atau sama sekali tidak ada gelombang P. Ini menunjukkan adanya blokade impuls elektrik jantung di titik-titik tertentu dari tempat jalannya impuls seharusnya (bisa di Nodus SA-nya sendiri, jalur antara Nodus SA Nodus AV, atau setelah nodus AV), dan ini abnormal.

Reguler, jarak antara gelombang R dengan R berikutnya selalu sama dan teratur. Kita juga bisa menentukan regulernya melalui palpasi denyut nadi di arteri karotis, radialis dan lain-lain. Tidak reguler, jarak antara gelombang R dengan R berikutnya tidak sama dan tidak teratur, kadang cepat, kadang lambat, misalnya pada pasien-pasien aritmia jantung.

2. FREKUENSI JANTUNG Frekuensi jantung atau Heart Rate adalah jumlah denyut jantung selama 1 menit. Cara menentukannya dari hasil EKG ada bermacam-macam. Bisa kita pakai salah satu atau bisa semuanya untuk membuat hasil yang lebih cocok. Rumusnya berikut ini: 1) Cara 1

HR = 1500 / x Keterangan: x = jumlah kotak kecil antara gelombang R yang satu dengan gelombang R setelahnya. 2) Cara 2

HR = 300 / y Keterangan: y = jumlah kotak sedang (55 kotak kecil) antara gelombang R yang satu dengan gelombang R setelahnya. (jika tidak pas boleh dibulatkan ke angka yang mendekati, berkoma juga ga masalah) 3) Cara 3

Adalah cara yang paling mudah, bisa ditentukan pada Lead II panjang (durasi 6 detik, patokannya ada di titik-titik kecil di bawah kertas EKG, jarak antara titik 1 dengan titik setelahnya = 1 detik, jadi kalau mau 6 detik, bikin aja lead II manual dengan 7 titik). Caranya adalah: HR = Jumlah QRS dalam 6 detik tadi itu x 10. Nanti yang kita tentukan dari Frekuensi jantung adalah:
y y y

Normal: HR berkisar antara 60 100 x / menit. Bradikardi= HR < 60x /menit Takikardi= HR > 100x/ menit

3. AKSIS

Aksis jantung menurut definisi saya adalah, proyeksi jantung jika dihadapkan dalam vektor 2 dimensi. Vektor 2 dimensi disini maksudnya adalah garis-garis yang dibentuk oleh sadapansadapan pada pemeriksaan EKG. Sadapan (Lead) EKG biasanya ada 12 buah yang dapat dikelompokkan menjadi 2: 1. Lead bipolar, yang merekam perbedaan potensial dari 2 elektroda/ lead standar, yaitu lead I, II dan III. 2. Lead unipolar, yang merekam perbedaan potensial listrik pada satu elektroda yang lain sebagai elektroda indiferen (nol). Ada 2: (a) unipolar ekstrimitas (aVL, aVF, dan aVR); (b) unipolar prekordial (V1, V2, V3, V4, V5 dan V6) Setiap lead memproyeksikan suatu garis/ vektor tertentu. Urutannya bisa dilihat dari gambaran berikut ini: Aksis jantung normal (positif) adalah antara -30 sampai dengan 120 (ada yang mendefinisikan sampai 100 saja). Sebenarnya ini adalah proyeksi dari arah jantung sebenarnya (jika normal dong ). Pada kertas EKG, kita bisa melihat gelombang potensial listrik pada masing-masing lead. Gelombang disebut positif jika arah resultan QRS itu ke atas, dan negatif jika ia kebawah. Berikut ini arti dari masing-masing Lead:
y y y y

y y

Lead I = merekam beda potensial antara tangan kanan (RA) dengan tangan kiri (LA), dimana tangan kanan bermuatan (-) dan tangan kiri bermuatan positif (+). Lead II = merekam beda potensial antara tangan kanan (RA) dengan kaki kiri (LF), dimana tangan kanan bermuatan negatif (-), dan kaki kiri bermuatan positif (+) Lead III = merekam beda potensial antara tangan kiri (LA) dengan kaki kiri (LF), dimana tangan kanan bermuatan negatif (-) dan tangan kiri bermuatan positif (+) Lead aVL = merekam potensial listrik pada tangan kiri (LA), dimana tangan kiri bermuatan positif (+), tangan kanan dan kaki kiri membentuk elektroda indiferen (potensial nol) Lead aVF = merekam potensial listrik pada kaki kiri (LF), dimana kaki kiri bermuatan positif (+), tangan kiri dan tangan kanan nol. Lead aVR = merekam potensial listrik pada tangan kanan (RA), dimana tangan kanan positif (+), tangan kiri dan kaki kiri nol.

Nah, secara elektrofisiologi, arus potensial listrik jantung berasal dari SA node lalu meluncur ke AV node, bundle His, cabang septal dan sampai ke serabut purkinje. Arus itu bermuatan negatif (-). Jika arus itu menuju lead yang bermuatan positif (+), maka di kertas EKG akan muncul gelombang ke atas, (kan tarik-menarik gitu..), kalau arus itu menjauhi lead yang bermuatan (+) tersebut, maka di kertas EKG dia akan muncul sebagai gelombang ke bawah. (Arus menuju dan menjauhi lead itu layaknya bisa di imajinasikan sendiri kali ya, bayangkan saja lokasi leadnya dan arah arus elektrofisiologi jantungnya. Sama halnya jika diibaratkan, lead itu kayak orang yang lagi berdiri memandangi sebuah mobil yang lagi jalan dalam suatu arena balap. Ada orang yang melihat mobil itu dari sudut segini, ada yang dari segitu, jadi ntar penafsiran mereka bedabeda. Jika digabungkan, maka dapatlah mereka menyimpulkan apa yang terjadi dari mobil balap itu.)

Itulah mengapa arah gelombang di lead aVR bernilai negatif (gelombangnya terbalik), karena arah arus jantung berlawanan dengan arah lead/ menjauhi lead, sedangkan di lead-lead lainnya bernilai positif (gelombangnya ke atas). Cara menentukan aksis dari kertas EKG itu adalah: 1. Lihat hasil di Lead I, perhatikan resultan gelombang di kompleks QRS. (ingat lagi pelajaran vektor di fisika, hehe). Jika resultan gaya Q, R dan S nya positif, (maksudnya jika gelombang R-nya lebih tinggi daripada jumlah Q dan S {bisa dihitung jumlah kotaknya}), maka lead I = positif (+). Jika R-nya lebih rendah daripada jumlah Q dan S, maka lead I = negatif (-). Ini semacam resultan gaya. Bagusnya digambar di buku petak matematika itu agar lebih paham.. He. 2. Lihat hasil di Lead aVF, perhatikan hal yang sama, apakah lead aVF nya positif atau negatif. 3. Jika masih ragu lihat lagi di Lead II (lead II hasilnya lebih bagus karena letak lead II searah dengan arah jantung normal). tentukan apakah lead II nya positif atau negatif. Nah, cara menginterpretasikannya bisa dibuatkan tabel berikut ini: Aksis / Lead Normal LAD I + + aVF + II + y y

RAD + +

Aksis Normal = ketiga lead tersebut bernilai positif, artinya jantung berada di antara aksis -30 sampai dengan 120 (ada yang menyebutkan sampai 100 saja). LAD (Left Axis Deviation), artinya aksis / arah proyeksi jantungnya bergeser ke kiri, atau di atas 3o. Kalau demikian tentu gak mungkin aVF atau lead II nya positif, pasti negatif kan.. Ini biasa terjadi jika adanya pembesaran ventrikel kiri/ LVH (Left Ventricular Hypertrophy), sehingga arah jantungnya jadi ga normal lagi, agak naik gitu. Misalnya pada pasien-pasien hipertensi kronis dsb. RAD (Right Axis Deviation), artinya aksisnya bergeser ke kanan, atau di atas 120. Kalau ke kanan tentu lead I-nya akan negatif, sedangkan aVF dan II positif. Biasanya ini terjadi jika adanya pembesaran jantung kanan/ RVH (Right Ventricular Hypertrophy).

4. Gelombang P Gelombang P adalah representasi dari depolarisasi atrium. Gelombang P yang normal:
y y y y

lebar < 0,12 detik (3 kotak kecil ke kanan) tinggi < 0,3 mV (3 kotak kecil ke atas) selalu positif di lead II selalu negatif di aVR

Yang ditentukan adalah normal atau tidak:

y y y y y

Normal Tidak normal: P-pulmonal : tinggi > 0,3 mV, bisa karena hipertrofi atrium kanan. P-mitral: lebar > 0,12 detik dan muncul seperti 2 gelombang berdempet, bisa karena hipertrofi atrium kiri. P-bifasik: muncul gelombang P ke atas dan diikuti gelombang ke bawah, bisa terlihat di lead V1, biasanya berkaitan juga dengan hipertrofi atrium kiri.

5. PR Interval PR interval adalah jarak dari awal gelombang P sampai awal komplek QRS. Normalnya 0,12 0,20 detik (3 5 kotak kecil). Jika memanjang, berarti ada blokade impuls. Misalkan pada pasien aritmia blok AV, dll. Yang ditentukan: normal atau memanjang. 6. Kompleks QRS Adalah representasi dari depolarisasi ventrikel. Terdiri dari gelombang Q, R dan S. Normalnya:
y y

Lebar = 0.06 0,12 detik (1,5 3 kotak kecil) tinggi tergantung lead.

Yang dinilai: - Gelombang Q: adalah defleksi pertama setelah interval PR / gelombang P. Tentukan apakah dia normal atau patologis. Q Patologis antara lain:
y y

durasinya > 0,04 (1 kotak kecil) dalamnya > 1/3 tinggi gelombang R.

- Variasi Kompleks QRS


y

QS, QR, RS, R saja, rsR, dll. Variasi tertentu biasanya terkait dengan kelainan tertentu.

Variasi Kompleks QRS - Interval QRS, adalah jarak antara awal gelombang Q dengan akhir gelombang S. Normalnya 0,06 0,12 detik (1,5 3 kotak kecil). Tentukan apakah dia normal atau memanjang. 7. Tentukan RVH/LVH Rumusnya,

y y

RVH jika tinggi R / tinggi S di V1 > 1 LVH jika tinggi RV5 + tinggi SV1 > 35

8. ST Segmen ST segmen adalah garis antara akhir kompleks QRS dengan awal gelombang T. Bagian ini merepresentasikan akhir dari depolarisasi hingga awal repolarisasi ventrikel. Yang dinilai:
y y y

Normal: berada di garis isoelektrik Elevasi (berada di atas garis isoelektrik, menandakan adanya infark miokard) Depresi (berada di bawah garis isoelektrik, menandakan iskemik)

9. Gelombang T Gelombang T adalah representasi dari repolarisasi ventrikel. Yang dinilai adalah:
y y

Normal: positif di semua lead kecuali aVR Inverted: negatif di lead selain aVR (T inverted menandakan adanya iskemik)

Berikut ini adalah beberapa prinsip kerja EKG yang penting untuk diketahui oleh para dokter yang biasa menggunakan EKG atau oleh para teknisi elektromedika. Prinsip kerja EKG 1. Aktivitas elektrik ditimbulkan oleh sel jantung sebagai ion yang bertukar melewati membrane sel 2. Elektroda yang dapat menghantarkan aktivitas listrik dari jantung ke mesin EKG ditempatkan pada posisi yang strategis di ekstremitas dan precordium dada. 3. Energi elektrik yang sangat sensitive kemudian diubah menjadi grafik yang ditampilkan oleh mesin EKG. Tampilan ini disebut elektrokardiogram. 4. Kontraksi jantung direpresentasikan dalam bentuk gelombang pada kertas EKG, dan dinamakan gelombang P, Q, R, S, dan T. 5. Bentuk gelombang ini ditunjukkan pada defleksi terhadap garis isoelektrik (garis yang menunjukkan tidak adanya energi). Garis isoelektrik dapat ditentukan dengan melihat interval dari T hingga P.
y y y y y

Gelombang P adalah defleksi positif yang pertama dan merepresentasikan depolarisasi atrium. Gelombang Q merupakan defleksi negative pertama setelah gelombang P. Gelombang R merupakan defleksi positif pertama setelah gelombang P. Gelombang S merupakan defleksi negative setelah gelombang R. Bentuk gelombang QRS biasanya dilihat sebagai satu unit dan merepresentasikan depolarisasi ventrikel. Gelombang T mengikuti gelombang S dan bergabung dengan kompleks QRS sebagai segmen ST. Gelombang T merepresentasikan kembalinya ion ke dalam

sisi (appropriate) dalam membrane sel. Ini sama dengan relaksasi dari serabut otot dan menggambarkan repolarisasi ventrikel. Interfal QT merupakan waktu antara gelombang Q dan gelombang T.

Penempatan electrode
1. Elektrode ekstremitas atas dipasang dipergelangan tangan kanan dan kiri searah telapak tangan 2. Elektrode ekstremitas bawah dapasang dipergelangan kaki kanan dan kiri sebelah dalam 3. Posisi pada pergelangan tangan bukanlah mutlak, bila diperlukan dapat dipasang sampai di bahu kanan dan kiri dan di pangkal paha kanan dan kiri. Kemudian kabel-kabel ekstremitas dihubungkan : - Merah Lengan kanan - Kuning - Hijau Lengan kiri Kaki kiri

- Hitam Kaki kanan 4. Elektode dada harus terpasang seperti yang telah disebut diatas. 5. Hidupkan mesin EKG dan tunggu sebentar untuk pemanasan 6. Periksa kembali standardisasi dari EKG. 7. Pindahkan Lead Selector, dibuat pencatatan EKG berturut-turut sbb: Sadapan I, II, III, aVR, aVL, aVF, V1, V2, V3, V4, V5, dan V6. 8. Selesai pencatatan pindahkan kembali Lead Selector.

9. Matikan mesin EKG 10. Rapikan penderita dan alat-alat. 11. Catat dipinggir kiri atas kertas EKG: - Nama - Umur/Jenis kelamin - Tanggal - Jam 12. Catat nama yang merekam di kiri bawah kertas 13. Setiap sadapan diberi tanda yang sesuai.

Anda mungkin juga menyukai