Anda di halaman 1dari 2

Saat dia beranjak senja Ku pandangi raut wajahmu Penuh dengan kasih Pucat, pasi tak seperti dulu

Rambut mu yang hitam Seakan sirna dimakan usia Tapi.. Itu tak menyurutkan sifatmu yang rahim Tak menyurutkan cinta pada anakmu ini Anak yang sering mendurhakaimu Kini.. Seharian kau terbaring dikamar Menahan sakit yang tlah lama kau derita Dengan tubuhmu yang lemah Kau datang menghampiriku Kau datang membelai rambutku Dengan penuh kasih Dan mengatakan Nak, maafkan ibu selama ini Maafkan ibu jika tidak dapat memenuhi kebutuhanmu Maafkan ibu jika sering memerahimu Maafkan ibu jika sering menyuruhmu Itu semua ibu lakukan Karena, ibu sayang kamu Anakku, Jadilah kamu permata hidup Jadilah kamu seorang pembela kebenaran Kelak jikalau kau besar nanti Anakku, Ingatlah akan maut Yang siap menjemput Kapanpun tanpa menunggu waktu Seberapa Siapkah kita kehilangan ?? Ketika waktu memakan Usia, diri ini semakin dewasa, Orang tua yang tercinta semakin Renta atau mungkin salah satunya telah pergi selamanya.. Disaat Dunia memenuhi Urusan kita, orang tua yang renta sedikit terlupa.. Kebaktian kita pada mereka terabaikan, urusan dunia lebih utama. Pernahkah kita bertanya pada mereka , seberapa bahagia mereka sekarang.. Pernahkan kita berbisik pada mereka, betapa kita mencintainya

Pernahkah kita berterima kasih atas Asuhannya sampai sedewasa kini Pernahkah kita menatap wajah mereka dengan penuh cinta.. Tersadarkah kita jika hari ini melupakan mereka.. Sedang apa Mereka ?? Seberapa Siapkah kita kehilangan ?? Saat kita tiba di rumah, Mereka Telah Tiada Meninggalkan Kita Selamanya Saat kita tiba di rumah, Mereka Terbujur kaku tak menghiraukan kita Seberapa Sadarkah kita hal ini PASTI terjadi dengan kita Sebelum terjadi, Sebelum Sesal, BERBAKTILAH PADA MEREKA

Tak terasa... Air mata berlinang dipipiku Aku tak sanggup berkata apapun Hanya hati yang bicara Aku akan menjadi seperti yang kau minta Menjadi manusia sejati dambaan umat

Anda mungkin juga menyukai