Tugas Kelompok Bimbingan Konseling
Tugas Kelompok Bimbingan Konseling
Nama kelompok : Candra Tri Bawana p.p. Muhammad Roziq (11) (20)
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) akan segera mengkonversi Institut Seni Indonesia (ISI) menjadi Insitut Seni dan Budaya Indonesia (ISBI). Hal tersebut tak lepas dari berubahnya struktur dari Kementerian Pendidikan Nasional (Kemendiknas) menjadi Kemendikbud. "Tahun 2012 kami akan melakukan konversi ISI menjadi ISBI," ujar Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Mohammad Nuh, di Gedung Kemdikbud, Senin (13/12). Menurutnya, keberadaan ISI selama ini lebih ditekankan kepada seni, baik pertunjukan maupun lainnya. Namun, sejalan dengan masuknya kebudayaan, maka kesenian tidak dapat berdiri sendiri lagi. Nuh percaya pihak institusi nantinya sudah bisa melakukan pengelompokan sendiri terkait dengan budaya dalam ilmu pendidikan. "Biasanya sudah dikelompokkan sendiri-sendiri. Sehingga, tentunya kami akan menerima bentuk dari segala pandangan. Intinya, tidak hanya seni yang kita kembangkan, tetapi juga budaya," terang mantan rektor ITS ini. Selain itu, Kemendikbud juga akan mendirikan sejumlah Institusi Seni Budaya baru di beberapa wilayah di Indonesia. Di antaranya di Kalimantan, Makasar, Aceh, dan Papua. Diharapkan, institusi tersebut dapat melakukan empat fungsi budaya. Fungsi pertama adalah konservasi atas budaya Indonesia. Implementasi fungsi ini, kata Nuh, jangan berhenti pada perawatan, namun juga harus promosi atas warisan budaya leluhur yang tak lain merupakan fungsi kedua. Setelah konsevasi dan promosi, kata Nuh, institusi tersebut harus menjadi kultur diplomasi. "Kemudian, fungsi yang keempat, kita harus mampu melakukan adaptasi terhadap perkembangan budaya yang ada," ujar Nuh.
Redaktur: Djibril Muhammad . Reporter: Fernan Rahadi
Menteri Pedidikan dan Kebudayaan Muhammad Nuh mengatakan peraturan menteri terkait penyaluran dana bantuan operasional sekolah (BOS) diren...canakan akan ditetapkan pada 8 Desember 2011. "Permendagri (Peraturan Menteri Dalam Negeri tentang Pengelolaan BOS, Permenkeu (Peraturan Menteri Keuangan) tentang alokasi BOS per Provinsi dan Permendikbud (Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan) tentang Petunjuk Teknis Pemanfaatan Dana Bos ditetapkan 8 Desember," katanya seusai rapat komite pendidikan di Istana Wapres, Jakarta, Selasa (6/12). Peraturan menteri ini dibutuhkan untuk mendukung perubahan mekanisme dalam penyaluran dana BOS 2012. Muhammad Nuh menambahkan, penandatanganan hibah dana BOS dari provinsi ke sekolah-sekolah (dalam penandatanganan tersebut sekolah-sekolah diwakili oleh dinas pendidikan kabupaten-kota) juga dapat segera dilaksanakan pada 22 Desember 2011. Dengan demikian ,proses penyaluran dana BOS dari pemerintah pusat ke provinsi dapat dilaksanakan mulai 2 Januari hingga 14 Januari 2012. Sehingga pencairan dana BOS triwulan pertama dapat dilakukan mulai 9 Januri hingga 16 Januari 2012. Sementara itu, Mendikbud mengatakan, dalam rapat komite pendidikan tersebut, Wakil Presiden Boediono meminta kepastian terkait penyaluran dana BOS. Untuk itu, ia menjelaskan mekanisme baru telah siap untuk dijalankan dalam penyaluran BOS. Seperti diberitakan, mekanisme penyaluran dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) akan berubah mulai Januari 2012. Keputusan itu diambil setelah mengevaluasi terjadinya keterlambatan dalam penyaluran dana BOS 2011 ini. Sebelumnya, mekanisme penyaluran dana BOS dari pemerintah pusat diberikan kepada pemerintah kabupaten dan kota untuk kemudian disalurkan ke sekolah-sekolah. Namun hal ini dalam pelaksanaannya seringkali mengakibatkan keterlambatan.
Untuk itu, Pemerintah mengubah alokasi dana BOS pada 2012. Penyaluran dana BOS dari pemerintah pusat akan melalui pemerintah provinsi untuk kemudian disalurkan langsung ke sekolah-sekolah melalui mekanisme hibah. Sementara itu, dana BOS pada 2012 meningkat 40 persen lebih dari 2011 menjadi Rp23 triliun. Dana BOS ini ditujukan kepada siswa sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah pertama (SMP).
Ratusan siswa SMA PGRI Sumenep, Jawa Timur, Selasa (6/12), berdemonstrasi dan mengancam mogok belajar dengan cara... tidak masuk kelas, jika oknum guru yang diduga berselingkuh tidak dikeluarkan dari sekolah. "Kami tidak akan masuk kelas, kalau oknum guru yang (diduga) berselingkuh itu masih masuk sekolah. Kami tidak ingin nama sekolah tercoreng oleh ulah mereka," kata salah seorang siswi SMA PGRI Sumenep, Maimunah. Guru yang dituding berselingkuh oleh para siswa itu adalah berinisial AS (Kepala SMA PGRI) dan DN (salah seorang guru perempuan di SMA PGRI). "Kami tidak akan berhenti melakukan demo, jika mereka yang (diduga) berselingkuh itu masih masuk sekolah," ujarnya. Semula para siswa SMA PGRI berdemonstrasi di depan gerbang sekolah dan menolak masuk ke halaman sekolah. Namun, setelah sejumlah pengurus Yayasan Pembina Lembaga Pendidikan (YPLP) PGRI Sumenep yang menaungi SMA PGRI tersebut berjanji akan menemui mereka, akhirnya para siswa berkenan masuk ke halaman sekolah. Di hadapan siswa yang berdemo, salah seorang pengurus YPLP PGRI Sumenep, Sumarwan menjelaskan, pihaknya telah melakukan investigasi atas dugaan perselingkuhan antara AS dengan DN. "Hasil investigasi kami, tidak ada hubungan perselingkuhan antara AS dengan DN. Kami minta adik-adik siswa SMA PGRI menyikapi persoalan ini secara bijaksana, karena menyangkut harkat dan martabat seseorang," ujarnya melalui alat pengeras suara. Ia juga berharap para siswa SMA PGRI tidak melakukan mogok belajar, karena sekarang sedang ujian akhir semester. Para siswa SMA PGRI Sumenep tampaknya tidak puas dengan penjelasan Sumarwan dan secara serentak meneriakkan 'sumpah siswa', yakni tidak akan
masuk kelas selama pengurus YPLP PGRI membiarkan adanya (dugaan) perselingkuhan. Aksi yang dilakukan para siswa SMA PGRI Sumenep itu dipantau oleh puluhan polisi setempat. Redaktur: Djibril Muhammad Sumber: Antara
memanfaatkan iptek nuklir. "Ada empat pilar yang kami tetapkan yakni kelembagaan di bawah Sestama, litbang nuklir, utilisasi dan pemasyarakatan apa yang sudah dihasilkan Batan," katanya. Redaktur: Siwi Tri Puji B Sumber: Antara
Anggota Komisi X DPR RI Dedi Gumelar alias Miing menilai anggaran untuk ujian nasional (UN) tahun 2012 sebesar Rp 500 miliar sangat ra...wan dikorupsi. Oleh karenanya, perlu pengawasan terhadap dana yang dikucurkan melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) tersebut. Namun kata Miing, tidak hanya anggaran pendidikan, namun semua anggaran rawan dikorupsi. Untuk tahun ini nilai anggaran yang dikuscurkan untuk UN cukup besar. Tidak hanya anggaran UN saja yang rawan dikorupsi, semua mata anggaran APBN juga rawan, kata Miing di Temanggung Sabtu (03/12). Meski banyak menerima kritik dari berbagai kalangan terkait UN, namun sampai saat ini pemeritah masih ngotot untuk menyelenggarakannya. Mantan anggota Bagito Group tersebut mengatakan, ada banyak faktor kenapa pemerintah masih bersikeras menyelenggarakan UN. Antara lain faktor politis yakni meniru model pendidikan barat, serta anggaran. Padahal semestinya UN tidak perlu dilakukan jika sebagai penentu kelulusan. Saya yang termasuk menentang UN, kalau UN tersebut untuk menentukan kelulusan, tegasnya. UN kata Miing, memang masih harus dan boleh diselenggarakan, asal diposisikan untuk alat memetakan standar mutu pendidikan, di Indonesia. Sebab memang harus ada ukuran atau parameter keberhasilan. Namun bukan untuk menentukan kelulusan , Masak anak Gunungkidul atau Papua disamakan dengan anak Jakarta. Ini sangat tidak adil, pendidikan kita harus berkeadilan. Saya tidak habis pikir mengapa pemerintah masih bersikeras menyelanggarakan UN, kata Miing. Menyinggung masalah pengambilalihan pencetakan soal UN 2012 dari provinsi ke pusat, Miing mengatakan tidak masalah, karena hal itu hanya soal teknis.Itu hanya soal teknis
saja, tidak ada masalah. Tapi sekali lagi, saya berharap UN tidak untuk menentukan kelulusan siswa, ini akan sangat membebani anak-anak, katanya menegaskan. Redaktur: taufik rachman Reporter: m asadi
Sekretaris Umum Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Jawa Tengah Muhdi mengakui, banyak guru yang sekarang in...i khawatir memberikan pendidikan disiplin pada siswa akan disalahartikan tindak kekerasan. "Sampai saat ini memang belum ada titik temu terkait pengaduan penganiayaan terhadap siswa. Itulah yang kadang membuat guru khawatir dan cemas memberikan pendidikan disiplin pada siswa," katanya di Semarang, Jumat (2/12). Ia mengungkapkan hal itu usai penandatanganan kesepakatan bersama Kepolisian Daerah Jateng dengan Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) PGRI Semarang tentang pembentukan forum kemitraan polisi, masyarakat, dan mahasiswa. Karena itu, kata Muhdi yang juga Rektor IKIP PGRI Semarang itu, pihaknya mengupayakan tindakan preventif melalui pengembangan model pendidikan karakter yang diharapkan bisa membina karakter siswa secara lebih baik. "Sesuai dengan misi kami menjadikan calon guru yang profesional dan berjati diri, kami kembangkan model pendidikan karakter. Guru yang berkarakter mampu mendidik siswanya memiliki karakter baik," kata Muhdi. Sementara itu, Kepala Kepolisian Daerah Jateng Irjen Pol Didiek Sutomo Triwidodo mengatakan, pihaknya tetap akan mencermati setiap laporan yang masuk terkait tindak penganiayaan guru terhadap siswa. Ia mengakui, sesuai kapasitas dan tugas guru sebagai pendidik memang tidak bisa semua tindakan guru mendisiplinkan siswa dikategorikan sebagai tindak kekerasan, sebab pendisiplinan boleh asal dalam batas wajar. Kapolda mengharapkan jajaran PGRI merumuskan kode etik tertentu terkait tindakan guru
yang dapat dikategorikan dalam unsur kekerasan, seraya berharap guru lebih tenang bekerja dalam mendidik dan mencerdaskan anak bangsa. Berkaitan dengan kesepakatan bersama pembentukan forum kemitraan polisi, masyarakat, dan mahasiswa bersama IKIP PGRI Semarang, ia mengatakan, pihaknya berharap program itu bisa membantu menekan angka kriminalitas. Menurut dia, peran guru dalam memberikan pengetahuan yang benar mengenai tugas dan kerja polisi dalam mengatasi kriminalitas sangat besar, bukan dengan cara menakut-nakuti siswa terhadap polisi. Tugas polisi, kata Kapolda, sebenarnya tidak hanya menangkap pelaku kejahatan, namun lebih dari itu harus merumuskan langkah preemptive dan preventif dalam menanggulangi tindak kejahatan. Redaktur: Djibril Muhammad Sumber: Antara
Empat mahasiswa Universitas Indonesia terpilih mewakili Indonesia dalam ajang 'The 1st Asia Pasific Youth Caravan Cross The Borde...r, Dive into Diversity' di Republik Korea Selatan. Keempat mahasiswa tersebut adalah David Immanuel Sihombing (Teknik Sipil), Ladia Fitrah (Hubungan Internasional), Hindun Harahap (Hubungan Internasional) dan Mia Amelinda (Kriminologi), kata Plh Kepala Kantor Komunikasi UI I Ketut Surajaya di Depok, Jumat (2/12). "Dalam kegiatan APYC tersebut, para mahasiswa UI mempromosikan kebudayaan dan pariwisata Indonesia," katanya. Selain itu juga mengangkat isu pembalakan hutan secara liar di bumi Kalimantan dan memaparkan mengenai cara-cara yang dilakukan Indonesia dalam menjaga toleransi keberagaman di Indonesia.
APYC adalah salah satu program Asia-Pasific Centre of Education for International Understanding (APCEIU) di bawah naungan UNESCO. Program ini bertujuan menciptakan diskusi positif terhadap isu-isu keanekaragaman hayati dan budaya di Asia.
Hal tersebut, katanya, tentunya mampu meningkatkan signifikansi warisan budaya dan alam UNESCO, memperkuat hubungan antar pemuda se-Asia Pasifik, menciptakan semangat kolektif terhadap para pemuda Asia terhadap isu-isu transnasional, serta membentuk jaringan pemuda di kawasan Asia Pasifik.
Acara berskala global ini diikuti lebih dari 30 delegasi dari berbagai negara seperti Australia, Selandia Baru, Bangladesh, Bhutan, Brunei Darussalam, Pakistan, Fiji, Papua Nugini, Filipina, Korea Selatan, Kazakhstan, Laos, Thailand, Malaysia, Timor Leste,
Uzbekistan, Vietnam serta Indonesia. "Partispasi mahasiswa UI di berbagai kompetisi internasional merupakan salah satu wujud peran UI mengharumkan nama Indonesia di forum internasional melalui beragam pencapaian anak bangsa," katanya.
RSBI
Kebijakan rintisan sekolah bertaraf internasional (RSBI) gagal meningkatkan mutu pendidikan nasional. Program tersebut justru memperburuk kondisi pendidikan nasional. Demikian penilaian anggota Komisi X DPR, Rohmaini, yang disampaikan melalui surat elektronik, Selasa (17/1/2012) siang. Sejak kebijakan RSBI diberlakukan, berbagai persoalan muncul, mulai dari pembiayaan yang harus ditanggung oleh siswa sampai mahalnya biaya pendidikan hanya karena ada label RSBI. Padahal, dalam konstitusi jelas disebutkan mencerdaskan rakyat adalah kewajiban negara, katanya. Persoalan lainnya adalah RSBI telah memunculkan kasta dalam pendidikan nasional. Kita tahu, pendidikan untuk menyejajarkan seluruh anak negeri. Semua berhak mendapatkan pendidikan yang layak tanpa memandang status kemampuan ekonominya. Faktanya RSBI milik kelas ekonomi tertentu, kata Rohmani.Setelah 6 tahun berjalan, program RSBI belum menunjukkan kemajuan pembangunan pendidikan nasional. Bahkan, tujuan dari RSBI belum juga terwujud, yaitu mencetak sekolah bertaraf internasional (SBI). Hal ini, menurut Rohmani, patut dipertanyakan karena sejak tahun 2005 hingga saat ini belum satu pun sekolah yang berstatus SBI. Anggaran yang dikeluarkan pemerintah miliaran rupiah untuk menjadikan SBI. Belum lagi dana yang dipungut dari orangtua murid. Namun, hingga hari ini hasilnya belum ada, tuturnya. Berdasarkan evaluasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), seluruh sekolah yang dikelola sebagai RSBI tidak satu pun layak menjadi SBI. Jumlah sekolah RSBI mencapai 1.305 sekolah yang terdiri atas SD, SMP, SMA, dan SMK. Ini ironi di tengah ekspektasi masyarakat memiliki pendidikan terjangkau dan berkualitas, katanya. Untuk itu, Rohmani kembali meminta pemerintah mengoreksi kebijakan RSBI. Menurut dia, semua sekolah berhak mendapat perlakuan yang sama layaknya fasilitas yang diterima sekolah RSBI, bukan sekolah yang berlabel RSBI saja.Sumber : edukasi.kompas.com; 17/01/2012
Sciences dan dikutip BBC, Senin (26/12), menunjukkan, penambahan tahun belajar bisa
meningkatkan IQ hampir empat poin. Peneliti dari Badan Statistik Norwegia dan Universitas Oslo meneliti sistem pendidikan Norwegia dan dampaknya terhadap 107.223 siswa. Pada 1955-1972, pemerintah menambah tahun wajib belajar dari 7 tahun menjadi 9 tahun, Dampak penambahan tahun belajar diukur ketika siswa berusia 19 tahun, saat mereka terkena wajib militer dan dites IQ. Para peneliti melaporkan, terjadi peningkatan secara nyata IQ pada mereka yang terkena kebijakan pemerintah. Setiap penambahan satu tahun bersekolah meningkatkan IQ 3,7 poin.
Berita Pendidikan
Sekadar bahasa Inggris Menurut Zainuddin, RSBI juga dipahami penyelenggara pendidikan dengan menyampaikan materi pelajaran berbahasa Inggris untuk mata pelajaran tertentu. Karena guru kurang fasih berbahasa Inggris, akhirnya sekolah merekrut tenaga yang bisa berbahasa Inggris baik walaupun bukan guru. "Akibatnya, materi pelajaran tidak bisa diterima dengan baik oleh siswa," kata Zainuddin. Di tempat terpisah, anggota Komisi E DPRD Jatim, Kuswiyanto, mengatakan, selama ini RSBI di Jatim menjadi semacam .gengsi daerah. "Dampak sosialnya tak pernah dipertimbangkan," kata Kuswiyanto. Memang, 20 persen kursi RSBI dialokasikan untuk siswa miskin. Namun, sejumlah RSBI kenyataannya kesulitan mencari siswa miskin. Di sisi lain, harus dipertimbangkan sisi sosial siswa miskin di tengah mayoritas siswa kaya. Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Sulistiyo mengatakan, RSBI menimbulkan ketidak-adilan di masyarakat karena bantuan pemerintah yang cukup besar diberikan untuk sekolah-sekolah RSBI. Padahal, sekolah itu pun diperbolehkan memungut dana dari masyarakat. Karena itu, PGRI akan mengusulkan amandemen Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional, terutama yang menyangkut RSBI. Pekan lalu, Koalisi Anti Komersialisasi Pendidikan (KAKP) mengajukan gugatan ke Mahkamah Konstitusi untuk memohonkan uji materi atas Pasal 50 Ayat (3) Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas). Sumber : Rubrik Pendidikan dan Kebudayaan Kompas, 6 Januari 2012
Ilustrasi (blogspot)
Jakarta, Psikologi Zone Pendaftaran Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) Tahun 2012 akan dibuka pada tanggal 10 Mei 2012. Pedaftaran dibuka untuk jalur tertulis dan keterampilan. Hal ini disampaikan pada siaran pers oleh panitia pelaksana SNMPTN di Jakarta, kemarin Kamis (19/1/12).
Ujian tertulis akan dilaksanakan pada Selasa, 12 Juni 2012 yang terdiri dari tes potensi akademik dan tes bidang studi dasar. Keesokan harinya, akan dilaksanakan tes bidang studi Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Ujian keterampilan akan dilakasanakan pada tanggal 14 dan 15 Juni 2012. Lokasi ujian akan diberitahukan pada saat pendaftaran dilakukan. Pihak panitia akan mengumumkan hasil ujian SNMPTN pada 7 Juli 2012. Sedangkan peserta yang melalui jalur undangan dapat mendaftar pada 1 Februari sampai 8 Maret 2012. Bagi peserta jalur undangan akan mendapatkan pengumuman hasil seleksi pada 25 Mei 2012 dan registrasi mahasiswa baru pada 12-13 Juni 2012. Pendaftaran SNMPTN jalur undangan akan dikenakan biaya Rp175 ribu setiap orang dan biaya pendaftaran SNMPTN jalur ujian tertulis dan keterampilan sebesar Rp150 ribu untuk kelompok IPA atau IPS dan Rp175 ribu untuk IPC, kemudian Rp150 ribu mengikuti ujian keterampilan yang akan dibayarkan ketika peserta mengikuti ujian keterampilan.
Pendaftaran jalur undangan dapat dilakukan secara online dengan mengakses halaman //undangan.snmptn.ac.id mulai 20 Januari 2012. Sedangkan pendaftaran jalur tertulis dan keterampulan juga dapat dilakukan secara online dengan mengakses //ujian.snmptn.ac.id mulai tanggal 11 Maret 2012. Informasi lebih lanjut mengenai SNMPTN dapat diakses melalui situs resmi di //www.snmptn.ac.id (mba/ant)