Anda di halaman 1dari 3

Manusia dan Lingkungan; sebuah anti thesa dominasi Sebuah kesepatan umum atau common sense bahwa manusia

dan alam tidak akan bisa berpisah, relasi kedua sudah menjadi hal yang mutlak dalam mekanisme berkehidupan di dunia ini. Satu sisi manusia membutuhkan alam untuk pemenuhan kebutuhannya yang semakin hari semakin kompleks saja, di sisi lain alam membutuhkan tangan-tangan manusia agar kelestariannya tetap terjada guna melanjutkan reproduksi generasinya. Hal ini kemudian memunculkan dua kondisi yang paradoksial. Di wilayah manusianya kompleksifitas yang semakin bertambah, jumlah manusia yang semakin meningkat, serta hasrat eksploitatif oleh sebagian manusia yang tak terbendung oleh modal-modal yang melimpah harus berhadapan dengan sumber daya alam yang terbatas. Konsep Malthusian bahwa peningkatan manusia mengikuti rentetan ukur sedangkan sumber daya alam berproduksi kuantatif dengan mengikuti nominal angka. Hal ini yang kemudian memaksa kaum intelektual mengeluarkan inovasi-

inovasi baru dalam merespon kondisi tersebut. Masuknya kolonialisasi dari negara overdog ke negara yang di identifikasi sebagai wilayah primitif yang kita kenal sebagai negara ketiga, membuat eksploitasi semakin berkembangan mulai dari penjajahan fisik klasik sampai pada penjajahan ideologi berupa kapitalisasi tingkat lanjut. Hal ini terjadi di semua dimensi kehidupan, tak terkecuali sumber daya alam yang notabenenya sangat melimpah di wilayah objek eksploitasinya. Konteks Indonesia menjadi salah satu contoh riil bagaimana alam ini di eksploitasi segala legal formal yang berimplikasi melahirkan budak di negeri sendiri. Dahulu kita kenal harmonisasi manusia dengan alam berjalan begitu ekuilibrium laksana konsep filosofis Yin dan Yan pada kebudayaan China. Alam menyiapkan bahan pemenuhan

kebutuhan manusia,dan manusia menjaga alam dengan begitu arif sehingga menghasilkan harmonisasi dialektikan yang begitu indah. Tapi modernisasi nalar yang bertumpuh pada ideologi positivistik kemudian mengubah tatanan Foucault menyebutnya order1 dimana relasi kuasa bekerja menetukan segala hal, termasuk pengetahuan. Hal ini kemudian melahirkan karakter-karakter manusia dengan nalar instrumental sebuah mekanisme akal yang bertumpuh pada pengendalian sesuatu yang cenderung menciptakan kondisi dominasi dan resesif. Kekuatan modal di tambah mentalitas rakus dari para penguasa kemudian (me)maksa(kan) alam di dudukan hanya sebagai objek pemuas kebutuhan sebagian manusia saja. Hal ini yang akan menciptakan kehidupan yang distorsi antara manusia dengan alam karena adanya superioritas manusia dan pengabaian alam. Banjir, gempa bumi, kekeringan, dan segala kondisi yang seolah alam murka pada manusia menjadi hal yang sering kita saksikan. Pengetahuan kemudian di produksi sebagai instrumen pembenaran untuk melanggenkan kondisi ini Chomsky menyebutnya sebagai intelektual agent atau Commissars. Alam yang dulunya coba di jaga oleh masyarakat pribumi melalui penciptaan mitos seperti hantu penunggu hutan dan makhluk penjaga laut di dekonstruksi oleh pengetahuan positivistik. Alhasil eksploitasi kemudian terjadi lewat intervensi asing dengan modal melimpah melalui masyarakat pribumi berwatak koloniaslis. Kasus Mesuji menjadi bukti bahwa dominasi asing yang coba membenturkan

masyarakat pribumi dengan sesamanya masyarakat pribumi untuk kepentingan pemodal. Hal ini yang kemudian harus di sadari oleh para elite yang tidak hanya mementingkan orgasme politiknya saja, lebih dari mereka yang memiliki kekuatan secara kelembagaan negara harus

Michel Foucault berkeyakinan bahwa kekuasaan sebagai sesuatu yang produktif dan bukannya represif. Justru karena produktifitas dari kekuasaan itu, orang mudah ditundukkan. Misalnya bagaimana kekuasaan menciptakan satu mekanisme berfikir, lalu dari sini berubah menjadi pengetahuan dan pengetahuan itu pada akhirnya menjadi satu kebenaran . Study kekuasaan Foucault ini sebenarnya melanjutkan pemahaman tentang kekuasaan ala Nietzsche.

lebih peka terhadap dominasi asing yang cenderung menciptakan disparitas kondisi. Manusia dan alam harus di dudukan sebagai subjek kehidupan sehingga keseimbagan tercipta tanpa ada yang mendominasi. SEMOGA !!!

Anda mungkin juga menyukai