Anda di halaman 1dari 2

Bob Marley Bernyayi Tuk Pembebasan if you are big tree, we are the small axe sharpened to cut

you down -bob marley dalam small axeKeris yang semakin di panaskan akan memiliki kekuatan yang semakin besar, ungkap yang bisa di cerminkan pada sosok yang sampai detik ini selalu hidup di jiwa Rastafari. Bernama lengkap Robert Nesta Marley, lahir dari dua identitas yang paradoks. Ayahnya seorang kapten bernama Narval Sinclair Marley yang kala itu bekerja sebagai pengawas tanah miliki pemerintahan Inggris yang sejak 1660-an menjajah Jamaika, sedang Ibunya seorang budak kulit hitam dari suku Gromantee. Hubungan dua insan yang berbeda kelas ini kelak melahirkan tokoh yang sampai detik ini kebesaran namanya masih sangat terasa. Kelahiran Bob Marley kecil kemudian melahirkan masalah, pengunjingan masyarakat pun terjadi pada pihak keluarga ayahnya. Perkawinan pun di selenggarakan secara mendadakan dan sederhana. Tapi mungkin menjadi tanda kebesaran Bob Marley, ayahnya pergi meninggalkan dia dan ibunya. Kesengsaran menjadi realitas awal yang dia temui bersama ibunya, Sehingga wajar dalam setiap lagunya, seolah dia ingin berucapan bahwa kemerdekaan substantif sebenarnya harus di berikan pada tiap individu, warna kulit bukan menjadi alasan setiap harus di benarkan untuk menindas. Song of freedom menjadi entri point dalam tiap lirik lagunya. Beliau mencoba membawa kita tempat di mana perbedaan bukan menjadi alasan untuk terpecah, dimana si kulit putih berpegangan tangan dengan si kulit hitam tanpa ada aspek kebencian apapun. Lagu Bob Marley adalah lagu cinta, mengkampanyekan emansipasi dan keadilan. Lewat lagu dia bisa berbicara pada semua aspek masyarakat mana pun. Jika anda pohon besar maka kami adalah gergaji kecil, ungkapan Bob Marley dalam salah satu liriknya. Segala bentuk penindasan menjadi penyakit akut yang harus segera di basmi, salah satu caranya lewat musik. Lirik lagu Bob Marley yang berbicara ketimpangan social sangat berakar pada realitas, Jamaika masa colonial menjadi sumber inspirasinya menciptakan lagu pembebasan, Bob Marley bukan sekedar merasa bisa tapi beliau bisa merasa marjinalisasi itu. Tahun 1978 Bob Marley meraihi medali Third World Peace sebagai bentuk apresiasi perjuangannya menegakkan kesetaraan dan keadilan. Bahkan

konser Bob Marley yang di adakan di Jamaika yang kala itu terlibat perang saudara guna mendamaikan masyarakatnya harus di bayar mahal dengan kerusuhan yang mengakibatkan Bob Marley terkena tembakan walaupun tidak samapi kehilangan nyawa. Refleksi karier Bob Marley beserta lagu-lagunya seolah menjadi autokritik buat elite pemegang kekuasaan yang mengaku manusia yang justru cenderung tidak berkemanusiaan. Berharap lagu Bob Marley menjadi inspirasi akan indahnya perdamaian buat Ibu Pertiwi, walaupun laku para pejabat sebagian yang begitu menjengkelkan untuk kita bahas. Lewat lagu mari kita berpegang tangan tanpa ada sekat-sekat yang bisa mnjadi konflik laten. One Love! One Heart!Let's get together and feel all right.Hear the children cryin' (One Love!); Hear the children cryin' (One Heart!)

Anda mungkin juga menyukai