Anda di halaman 1dari 16

dasar teori http://www.scribd.com/doc/21281442/tegangan-permukaan laporan viskositas . JUDUL PERCOBAAN Viskositas (M4) III. TUJUAN PERCOBAAN 1.

Dapat mememahami Hukum Stokes 2. Dapt Menentukan Viskositas suatu zat cair dengan cara Hukum Stokes IV. ALAT DAN BAHAN SERTA FUNGSI 1. Pipa gelas berisi zat cair. Berfungsi sebagai medium Percoban 2. Peluru bulat berdiameter berbeda. Berfungsi sebagaiobjek percobaan 3. Stopwatch. Sebagai pengukur waktu 4. Mistar. Sebagai pengukur jarak 5. Neraca Analitis. Sebagai penimbang peluru 6. Mikrometer Sekrup. Pengukur diameter peluru 7. Aerometer. Sebagai pengukur SPGR zat cair V. DASAR TEORI Viskositas merupakan gesekan diadlam zat cair. Viskositas juga da[at diartikan sebagai kekentalan yang digunakan Sebagai gesekkan antara satu dengan yang lain diadalam fluida. Oleh karena itulah, harus bekerja suatu bekerja sesuatu gaya agar suatu zat cairdapat meluncur terhadap permukaan lainnya atau dengan kata lainnya apabila diantaranya terdapt zat cir. Zat cair dan gas memiliki kekentalan atau viskositas. Kekentalan zat cair lebih kecil dari gas. Memiliki viskositas karena partikel-partikel didalamnya bertumbukkan. Pengaruh gaya K, menyebabkan lapisan zat cair akan bergerak dengan kecepatan V. Gradien kecepatan timbul karena lapisan-lapisan dasar semakin kecil. Arus yang demikian disebut Laminer (Lamina art inya lembaran tips). Lapisan dari cairan tersebut meluncure diatas lainya. Akibat dari gesekan itu, bagian suatu benda pda suatu ketika B erbentuk ABCD, Beberapab saat kemudian di ubah menjadi ABCD, dan distarsinya semakin lama semakin bertambah akibat arusnya terus meberus berlangsung. Dengan kata lain cairan tersebut dalam keadaan menderita regangan guser yang bertambah besar. Agar gerak ini terus berlangsung, Harus secara terus menerrus dilakukan gaya kekanan terhadap plat sebelah ats yang bergerak,yang seacra tidak langsung juga terjadi pada permukaan cairan sebelah atas. Selain itu, gaya ini juga berusaha menyeret pelat untuk menuju sebelah kanan. Oleh karena itu harus dilakukan gaya yang dsama besar, menuju kekiri pada plat sebelah bawwah agar plat tersebut tidak bergerak. Gaya- gaya tersrbut ditandai dengan F. Apabila A adalh luar cairanyang dipengaruhi gaya-gaya diatas, maka perbandingan F/A adalah tegangan geser yang digerakkan zat cair. Karena tegangan geser berbanding dengan cepat perubahan rata-rata regangan geser, maka : F ~V atau F = V ALAL

Sehingga diperleh hubungan : F = A.V L Diamna : = adakah koefisien Viskositas (kg/m.s) Zat cair yang mudah menagalir, misalnya minyak memiliki koefisien viskositas yang kecil. Satuan atau dimensi dari koefisien viskositas haruslah dyne sec/cm dalm system CGS . Kekentalan seharga 1 dyne sec/cm disebut poise. Dimana : 1 poise= 1 dyne sec/cm 1 cp = 10 poise 1 p = 10 poise Waktu peluru dilepaskan, kecepatan Vo = 0, Karena pengaruh graviatsi peluru dipercepat. Karena gaya itu, maka zat cair mengadakan gaya perlawanan yang disebut gaya gesek. Pada bola dalam fluida (zat cair), bekerja gaya gesek K yang arahnya berlaawanan dengan arah kecepatan dan diberikan hubungan : K = 6.r.v Dimana : = koefisien viskositas (poise) r = jari-jari bola v = kecepatan bola relative Gaya-gaya yang mempengaruhi viskositas 1. Gaya Berat 2. Gaya keatas hokum Archimedes, B = 4/3 . R o.g 3. Gaya Gesekkan, K = 6..rv Ketiga gaya diatas akan memberikan gaya resultan R Apabila zat cair tersebut cukup kental, maka gesekkan dapat memberikan hambatan yang berarti sehingga bola bergerak dengan kecepatan akhir yang tetap. Jika v konstan, , maka percepatannya sama dengan 0, yang berarti resultan gaya adalah sama dengan 0. Pada keadaan itu , viskositas dapat ditentukan : K=0 B + K w= 0 K=wb r v = 4/3 r g 4/3 r g r v = 4/3 r(-o) = 4/3 r(-o) 3.6rv r = 2rg (-o) 9v Dimana : = massa jenis peluru o= massa jenis zat cair Jika bola dilepaskan sari keadaan diam atau v = 0,maka gaya K pada permulaan besarnya juga 0. Tapi nilai percepatan awal adalah : ao = g- B/m = g x (-o)/

Seabagai akibat percepatan ini, bola memperoleh kecepatan kebawah. Oleh karena itu, gaya itu mengalami gaya yang bersifat menahan yang diberikan hukum Stokes. Dengan bertambahnya kecepatan itu, bola gayayang menahan pun bertambah secara sebanding dan gaya yang bawah sama dengan gaya yang menahannya. Bola itu tidak mengalami kecepatan lagi, lalu bergerak denagn kecepatan akhir yang konstan. Kecepatan ini dapat dicari dengan menyamakan gaya kebawah (W) dengan gaya keatas (B+K). Sehingga dapat ditulis secara matematis : r = 2rg (-o) v Hubungan diatas berlaku apabila kecepatannya tidak menimbulkan Turbelensi. Apabila timbul turbelensi, maka gaya yang menahan jauh lebih besar dari yang ditentukan oleh hokum Stokes. Arus rbelensi yang dimaksud dalah sepaerti gambar c. Hal ini akan terjadi apabila kecepatan zat cair melebihi suatu harga kritik, sifat arus menjadi rumit. Arus yang simpang siur tidak teratur dan berputar-putar disebut Vortices yang timbul diseluruh zat cair dan alirannya tidak lancer karena makin tertahan. Akan tetapi pada tiap-tiap titk dari suatu penampang, zat cair tersebut memiliki kecepatan kedepan dan akan membentuk Turbelen. Pada gambar b merupaksan arus laminar kecepatan maksimal disumbat pipa, sedangkan pada dinding pipa bernilai nol. Karena itulah, terdapat selaput cairan yang tidak mengalir pada dinding sehingga membentuk seperti yang ada pada gambar. Pada arus semacam ini menunjukkan bahwa zat cair itu kental tidak terlalu besar. VI. PROSEDUR PERCOBAAN 1. Ukur jarak antara 2 garis yang terdapat pada tabung yang berisi zat cair (ukur sampai beberapa kali) 2. Ukur garis tengah peluru dengan mikrometre sekrup pada sisi yang berlainan (ukur beberapa kali) 3. Timbangalah berat peluru 4. Lepaskanlah peluru diatas tadi dan dan catat waktu yang diperlukan untuk menempuh jarak s (sub.1) 5. Dengan aerometer tentukan suhu, tentukan SPGR zat cair dan carilah massa jenis zat cair. VII. DATA HASIL PENGAMATAN No Jarak AB Diameter Bola Waktu pada oli Waktu pada MS Oli MS 1 2 3 T1 T2 T3 T1 T2 T3 1 30 30 12,48 9,42 7,63 4,83 5,52 4,44 1,59 1,64 1,61 2 30 30 12,48 9,42 7,63 4,29 4,22 4,20 1,74 1,77 1,82 3 30 30 12,48 9,42 7,63 5,56 4,44 5,91 1,67 1,63 1,72

VIII. PENGOLAHAN DATA A. Jarak AB (S) 1. Pada Oli S = 30 cm S = x skala terkecil = x 0,1 = 0,05 cm 2. Pada Minyak Sayur S = 30 cm S = x skala terkecil = x 0,1 = 0,05 cm B. Massa Peluru (M) 1. Massa peluru 1 (besar) M = 1,1035 gr m = x skala terkecil = x 0,001 gr = 0,0005 gr 2. massa peluru 2 (sedang) m = 0,6057 gr m = x skala terkecil = x 0,001 gr = 0,0005 gr 3. Massa Peluru 3 (kecil) M = 0,4009 gr m = x skala terkecil = x 0,001 gr = 0,0005 gr C. Diameter Peluru (d) 1. Peluru 1 (besar) D = 12,48 m d= x skala terkecil = x 0,001 = 0,0005 2. Peluru 2 (sedang) D= 9,42 d= x skala terkecil = x 0,001 = 0,0005 3. Peluru 3 (kecil) D= 7,63 d= x skala terkecil = x 0,001

= 0,0005 IX. PERTANYAAN DAN TUGAS 1. Hitunglah kecepatan peluru (V) dan massa Jenisnya ! Dengan menganggap kecepatan gravitasi 9,8 cm/detik . Maka hitunglah larutan Viskositas yang digunakan? Jawab : A. Kecepatan (V) a. Peluru 1 (besar) S = 30 0,05 T= 4,93 0,39 V= 6,08 cm/detik b. Peluru 2 (sedang) S = 30 0,05 T= 5,33 0,59 V= 9,38 cm/detik c. Peluru 3 (kecil) S = 30 0,05 T= 4,23 0,06 V=7,09 cm/detik B. Massa Jebis Peluru () 1. Peluru 1 (besar) = 3,4 104 g/cm 2. Peluru 2 (sedang) = 1,092 104 g/cm 3. Peluru 3 (kecil) = 3,4 104 g/cm 2. Larutan yang digunakan dalam percoban ini kental, untuk mencari kecepatan peluru, apakah bias digunakan rumus jatuh bebas? Jelaskan!! Jawab : Tidak, karena pada peluru tersebut mengalami hukum arcimedes dan gaya gesekkan dengan larutan. X. ANALISIS PERCOBAAN Sebelum kegiatan dilakukan, terlebih dahulau harus dipesiapkan peralatan dan segala sesuatu yang menunjang segala kegiatan. Hal ini mempermudah kta dalam melakukan percoban. Setelah semua siap, barulah melakukan percobaan mengenai Viskositas ini. Dalam percobaan ini digunakan rumus-rumus yang digunakan tuk mencari kecepatan peluru, volume, dan perhitungan lainnya. Semuannya dapat ditentukan engan rumus yang telah ada. Dalam melakukan semua percobaan viskositas ini amat diperlukan kerja sama yang baik dari ssetiap anggota kelompok. Swlain itu kehati-hstisn juga sangat diperlukan sehingga didaptkan hasil yang diharapkan. IX. KESIMPULAN

1. Viskoisitas atau dsebut juga kekentalan zat cair didalam sebuah fluida tabung 2. peluru yang dilepasakan kedalam zat cair. Dipengaruhi oleh Hukum Archimedes dan Gaya Berat 3. Zat cair yang mudah mengalir memiliki koefisien viskositas zat yangf sulit meangalir 4. Pada percobaan ini data memperoleh kecepatan kebawah, memeiliki gaya yang bersifat menahanyang diberikan pda hokum Stokes http://arto-maryanto.blogspot.com/2009/11/laporan-tetap-praktikum-fisika-dasar-i.html

XIII. Daftar Pustaka Petunjuk praktikum Fisika Dasar 2007. Laboratorium fisika dasar Universitas Sriwijaya.Indralaya. Riyadi, Slamet. 1999. PR Fisika untuk SMU kelas 2. Jakarta : PT Intan Pariwara. Kanginin , Martin. 2001. Fisika untuk SMU kelas 2. Jakarta : Erlangga. Volk, Wheeler, 1988, mikrobiologidasar, Jakarta. Erlangga

Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Suatu zat cair memiliki kemampuan tertentu sehingga suatu padatan yang dimasukan kedalammya mendapat gaya tahanan yang diakibatkan peristiwa gesekan antara permukaan padatan tersebut dengan zat cair. Sebagai contoh, apabila kita memasukkan sebuah bola kecil kedalam zat cair, terlihatlah batu tersebut mula-mula turun dengan cepat kemudian melambat hingga akhirnya sampai didasar zat cair. Bola kecil tersebut pada saat tertentu akan mengalami sejumlah perlambatan hingga mencapai gerak lurus beraturan. Gerakan bola kecil menjelaskan bahwa adanya suatu kemampuan yang dimiliki zat cair sehingga kecepatan bola berubah. Hambatan-hambatan itulah yang kita namakan sebagai kekentalan (viskositas). Akibat viskositas zat cair itulah yang menyebabkan terjadinya perubahan yang cukup drastis terhadap kecepatan batu. Seperti apa viskositas atau kekentalan itu ? apa saja yang mempengaruhi viskositas ? dan

mengapa terjadi pengurangan laju atau kecepatan bola pada saat dimasukkan dalam zat cair ? Hal inilah yang akan dibahas pada praktikum kali ini. 1.2 Tujuan Adapun tujuan diadakannya praktikum kali ini antara lain : Agar praktikan dapat memahami bahwa gaya gesek yang dialami benda bergerak didalam fluida berkaitan dengan kekentalan fluida tersebut. Agar praktikan dapat menentukan faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi nilai kekentalan fluida. Agar praktikan dapat memahami dan menjelaskan tentang adanya penurunan kecepatan pada bola yang dimasukan dalam fluida. Agar praktikan dapat menjelaskan tentang konsep Hukum Stokes. Agar praktikan dapat menentukan koefisien kekentalan zat cair dengan menggunakan Hukum Stokes. Bab II Tinjauan Pustaka Fluida yang riil memiliki gesekan internal yang besarnya tertentu yang disebut dengan viskositas. Viskositas ada pada zat cair maupun gas dan pada intinya merupakan gaya gesekan antara lapisan-lapisan yang bersisian pada fluida pada waktu lapisan-lapisan tersebut bergerak satu melewati lainnya. Dengan adanya viskositas, kecepatan lapisanlapisan fluida tidak seluruhnya sama. Lapisan fluida yang terdekat dengan dinding pipa bahkan sama sekali tidak bergerak (v = 0), sedangkan lapisan fluida pada pusat aliran memiliki kecepatan terbesar. Pada zat cair, viskositas disebabkan akibat adanya gayagaya kohesi antar molekul. Dalam fluida ternyata gaya yang dibutuhkan (F), sebanding dengan luas fluida yang bersentuhan dengan setiap lempeng (A), dan dengan laju (v) dan berbanding terbalik dengan jarak antar lempeng (l). Besar gaya F yang diperlukan untuk menggerakan suatu lapisan fluid dengan kelajuan tetap v untuk luas penampang keping A adalah F=Av l Dengan viskositas didefinisikan sebagai perbandingan regangan geser (F/A) dengan laju perubahan regangan geser (v/l). Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa : Makin besar luas keping (penampang) yang bersentuhan dengan fluida, makin besar gaya F yang diperlukan sehingga gaya sebanding dengan luas sentuh (F A). Untuk luas sentuh A tertentu, kelajuan v lebih besar memerlukan gaya F yang lebih besar, sehingga gaya sebanding dengan kelajuan (F v).

Hukum Stokes Viskositas dalam aliran fluida kental sam saja dengan gesekan pada gerak benda padat. Untuk fluida ideal, viskositas = 0 sehingga kita selalu menganggap bahwa benda yang bergerak dalam fluida ideal tidak mengalami gesekan yang disebabkan fluida. Akan tetapi, bila benda tersebut bergerak dengan kelajuan tertentu dalam fluida kental, maka benda tersebut akan dihambat geraknya oleh gaya gesekan fluida benda tersebut. Besar gaya gesekan fluida telah dirumuskan F=Av=Av=kv ll Koefisien k tergantung pada bentuk geometris benda. Untuk benda yang bentuk geometrisnya berupa bola dengan jari-jari (r), maka dari perhitungan laboraturium ditunjukan bahwa k=6r maka F=6rv

Persamaan itulah yang hingga kini dikenal dengan Hukum Stokes.

Dengan menggunakan hukum stokes, maka kecepatan bola pun dapat diketahui melalui persamaan (rumus) : v = 2 r2 g ( 0) 9

Bab III Metode Praktikum 3.1 Alat dan Bahan Adapun alat dan bahan yang digunakakan pada praktikum kali ini antara lain : Tabung gelas tempat zat cair yang dilengkapi dua karet gelang. bola kecil dari plastik dengan ukuran dan berat jenis yang berbeda-beda. Mistar dan micrometer sekrup. Saringan bertangkai untuk mengambil bola. Larutan gliserin. Stopwatch. Tabung reaksi. Pinset. 3.2 Prosedur Praktikum Adapun hal-hal yang dilakukan saat melakukan praktikum pipa U antara lain : Gunakan 2 bola dengan ukuran yang berbeda. Timbang dan ukur diameter masing-masing bola sebanyak 3 kali. Siapkan tabung gelas berisi fluida yang telah dilengkapi dengan karet dengan jarak tertentu. (5 cm dari atas dan 5 cm dari dasar tabung reaksi). Lepaskan bola dengan menggunakan pinset agar bola tidak mendapat kecepatan awal. (pastikan bola dilepaskan ketika bola berada pada posisi yang cukup dekat dengan fluida). Ukur waktu yang diperlukan bola saat bola tepat melewati karet hingga bola mencapai batas karet yang berada dibagian bawah. Ubah jarak kedua karet tersebut. Lakukan hal yang sam terhadap bola dengan ukuran lainnya. Lakukan percobaan sebanyak 3 kali.

Bab IV Hasil dan Pembahasan 4.1 Hasil Bola kecil = 0.3 gr =) 0.3 . 10-3 kg. Bola sedang= 0.5 gr =) 0.5 . 10-3 kg.

Bola (m) < > Massa (m) (kg) m 1. 8.85 x 10-3 1. 0.5 x 10-3 2. 8.90 x 10-3 2. 0.5 x 10-3 3. 8.87 x 10-3 3. 0.5 x 10-3 1. 7.695 x 10-3 1. 0.3 x 10-3 2. 7.66 x 10-3 2. 0.3 x 10-3 3. 7.62 x 10-3 3. 0.3 x 10-3 Ket : B1 =) bola sedang B2 =) bola kecil B1 (bola sedang) Volume rata-rata = 1 r3 6 = 1 (8.87 x 10-3) = 3.65 x 10-7 m3 6 v = |dv |2 | |2 | d | 2| | |2 = |1/2 = |1/2x3.14x7.87x10-5| (1.33x10-3)2 = 1.64 x 10-7 Massa jenis () =) = m v = 0.5 x 10-3 = 0.14 x 104 kg/m3 3.65 x10-7 = |d|2 |v|2 + |d|2 |m|2 ; m = 0

|dv| |dm| = (0.5x 10-3)2 (1.64 x 10-7)2 + 0 1.33 x 10-13 = 7.49 x 10-2 Jari-jari (r1) = = 4.435 x 10-3 m 2 (r1)2 = 19.36 x 10-6 m B2 (bola kecil) Volume rata-rata = 1 r3 6 = 1 (7.66 x 10-3)3 = 2.35 x 10-7 m3 6 v = |dv |2 | |2 | d | 2| | |2 = |1/2 = |1/2x3.14x5.87x10-5| (1.5x10-3)2 = 1.38 x 10-7 Massa jenis () =) = m v = 0.3 x 10-3 = 0.13 x 10-4 kg/m3 2.35 x 10-7 = |d|2 |v|2 + |d|2 |m|2 ; m = 0 |dv| |dm| = (0.3x 10-3)2 (1.38 x 10-7)2 + 0 5.52 x 10-13 = 7.49 x 10-2 Jari-jari (r2) = = 3.83 x 10-3 m 2 (r2)2 = 14.67 x 10-6 m Massa jenis fluida = 1.2563 x 103 kg/m3 d1 = 29.6 cm Bola sedang Bola kecil t1 1.10 1.37

t2 1.34 1.32 t3 1.06 1.22 trata-rata SD 1.17 0.081 1.303 0.046 B1 (bola sedang) 1 = 1 = 0.85 t 1.17

B2 (bola kecil) 1 = 1 = 0.77 t 1.303

Cara I v = 2 r2 g ( 0) 9

grafik

a = 0.52 b = 17.483.1 c=1

Berdasarkan grafik tersebut, maka didapatkan nilai viskositas :

= 2 g ( 0) = 2x9.78(1.2563-1)10-3 b.d.9 9x17.483.1x296x10-3 = 1.07 x 10-4 Ps Cara II Bola kecil (B2) t1 t1 t1 t SD d2 (27.6 cm) 1.25 1.22 1.31 1.23 0.0514 d3 (24.6 cm) 1.16 1.19 1.04 1.13 0.0393 d4 (19.6 cm) 1.00 0.90 0.81 0.90 0.0605 grafik

a = 0.12 b = 4.022 c = 0.997

Berdasarkan grafik tersebut, maka didapatkan nilai viskositas : = 2 g ( 0)b = 2x9.78(1.2563-1)10-3 x 4.022 99 = 3.286 x 10-2 Ps 4.2 Pembahasan Untuk mendapatkan nilai viskositas dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu : Cara I

v = 2 r2 g ( 0) 9 d = 2 r2 g ( 0) t9 1 = 2 r2 g ( 0) r2 td9

y=bx

b = 2 g ( 0) d9 Sehingga dari persamaan tersebut didapat nilai viskositas sebesar : = 2 g ( 0) = 1.07 x 10-4 Ps b.d.9 Cara II d = 2 r2 g ( 0) t9 t=9 d 2 r2 g ( 0) t=9d 2 r2 g ( 0)

Y=bx b=9 2 r2 g ( 0)

Sehingga dari persamaan tersebut didapat nilai viskositas sebesar : = 2 r2 g ( 0) b = 3.286 x 10-2 Ps 9 Untuk nilai deviasi diameter () dapat digunakan rumus : = 1/n n x2 (x)2 n-1 Untuk nilai deviasi waktu (t) dapat digunakan rumus : t = 1/n n x2 (x)2 n-1 Untuk nilai deviasi massa (m) dapat digunakan rumus : m = 1/n n x2 (x)2 n-1 Untuk nilai deviasi volume (v) dapat digunakan rumus : v = |dv |2 | |2 | d | Untuk nilai deviasi volume (v) dapat digunakan rumus : = |d|2 |v|2 + |d|2 |m|2 |dv| |dm| Nilai koefisien viskositas yang kurang dari 1 mengambarka bahwa zat cair yang digunakantidak terlalu pekat, sehingga kecepatan bola pun tidak turun terlalu jauh. Pada perhitungan dengan menggunakan cara I dan cara II terdapat perbedaan yang cukup jauh. Hal ini mungkin terjadi akibat adanya kesalahan pada saat pencatatan waktu, sehingga hasil yang didapatkan pun berbeda cukup jauh. Dalam praktikum ini dihitung nilai standar deviasi, hal ini dikarenakan pada praktikum ini dilakukan pengukuran dan perhitungan secara langsung dengan masing-masing pengukuran dilakukan sebanyak 3 kali. Untuk nilai deviasi massa ( m ) adalah nol (0) akibat pengukuran massa pada timbangan yang menunjukan angka atau nilai yang sama pada 3 x pengukuran (penimbangan). Bab V Penutup

5.1 Kesimpulan Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari percobaan kali ini adalah Kekentalan zat cair (viskositas) mengakibatkan terjadinya perubahan laju atau kecepatan bola. Semakin besar nilai koefisien kekentalan zat cair semakin lambat kecepatan benda yang dimasukan kedalamnya. Luas penampang mempengaruhi besar koefisien zat cair. Waktu yang diperlukan benda untuk mencapai titik tertentu tergantung dari berat massa zat tersebut. 5.2 Saran Dalam melakukan praktikum ini diharapkan praktikan dapat lebih akurat dalam melakukan pengukuran karena keakuratan pengukuran akan sangat menentukan nilai perhitungan nilai koefisien kekentalan zat cair maupun nilai-nilai lainnya. Untuk praktikum selanjutnya diharapkan tidak terjadi lagi keterbatasan alat atau pun rusaknya alat sehingga praktikum pun dapat dilaksanakan dengan baik dan sempurna.

http://www.geofacts.co.cc/2008/10/laporan-viskositas.html Daftar Pustaka

Foster, Bob.2004. Fisika Untuk SMA kelas I semester 2. Jakarta : Giancoli.1998.Fisika Jilid I Edisi Kelima. Jakarta : Erlangga. Kanginan, Marthen. 2004. Fisika Untuk SMA kelas XI semester 1. Jakarta: Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai