Anda di halaman 1dari 66

Prospek Demokrasi di Indonesia: Tantangan dan Harapan

Nur Iman Subono

Diskusi Publik dengan tema, Menghubungkan Gerakan Sosial dan Gerakan Politik sebagai sebuah langkah untuk mencari jawaban atas berbagai persoalan politik yang melanda negeri ini, Rabu 11 Maret 2009, Wisma LPP, Yogyakarta. Diadakan atas kerjasama IRE dan Demos.
nur iman subono 1

Paradoks Demokrasi Indonesia setelah 1 Dasawarsa


Meningkatnya kembali fenomena Golput (politis), khususnya dalam Pilkada (mis: Jabar, Sumut, dan Jatim) Berkaitan dengan kehilangan kepercayaan sebagian masyarakat terhadap kinerja dan tingkah laku politisi parpol dan parlemen, baik di tingkat nasional maupun lokal Tapi ada juga antusiasme sebagian masyarakat, terlepas apa motivasi dan kepentingannya, terhadap politik yang ditunjukan dengan keterlibatan mereka dalam 44 parpol yang akan berlaga dalam Pemilu 2009 (22 parpol dan 6 partai lokal baru, dan 16 parpol lama), dan riuh rendahnya Pilkada di nur iman subono 2 berbagai daerah

Peran Civil Society in Action (Gerakan Sosial): Harapan dan Kenyataan


Kekuatan-kekuatan pro-demokrasi, terutama dari civil society in action (gerakan sosial) yang diharapkan mengkonsolidasikan proses demokratisasi ternyata bermasalah dengan dirinya sendiri dan berhadapan dengan situasi politik yang justru semakin jauh dari kehidupan demokrasi yang sejati. Kepentingan masyarakat yang seharusnya terakomodasi dalam proses demokrasi ternyata hanya menguntungkan kepentingan segelintir elite saja (a.l politisi, elit partai politik, kalangan bisnis dan birokrat) baik di tingkat lokal maupun nasional Gambaran ini menimbulkan tanda tanya, juga kesangsian, mengenai masa depan demokrasi Indonesia. , dan peran kekuatan pro-demokrasi dalam civil society ini action (gerakan sosial).
nur iman subono 3

Ada apa dengan Civil Society in Action (Gerakan Sosial) di Indonesia ?


Masih terfragmentasi dan tidak teroganisirnya antar unsur pro-demokrasi dalam gerakan sosial. Masih kuatnya pengaruh primordialisme atau trauma masa lalu dari politik massa mengambang terhadap gerakan sosial Masih belum terbentuknya minimum platform yang disepakati oleh unsur-unsur civil soceity, baik atas dasar isu maupun kepentingan bersama Tidak adanya kepemimpinan yang cukup kuat dalam civil society yang mampu mengimbangi kekuasaan negara, pasar dan komunalisme Orientasi elitis masih sangat kuat dalam gerakan pro-demokrasi (civil society in action)
nur iman subono 4

Segitiga Relasi Kekuasaan yang Rentan Aktivitas politik terorganisir

Organisasi Rakyat

Asosiasi masyarakat sipil (LSM)

nur iman subono

4 Kesimpulan dari Survai Demos (2003-4 dan 2005-6 ) (a) Instrumen demokrasi: kebebasan sipil-politik, pemilu, dan berbagai institusi (crafting of institutions) belum mampu menjadi instrumen operasional mendorong rule of law, akses yang setara untuk mendapatkan keadilan bagi setiap warga, hak sosial dan ekonomi, dan pemerintah akuntabel dan representatif (defisit demokrasi); (b) Masalah tidak hanya pemerintahan yang buruk (bad governance) dan ketidaksetaraan sosial-ekonomi tapi buruknya kontrol masyarakat atas urusan2 publik melalui representasi yang dapat dipercaya (representasi

semu);
(c) Buruknya representasi akibat monopolisasi ekonomi-politik kelompok2 elit yang lebih luas dan berkarakter lokal. Mereka elit2 lama dan baru (demokrasi oligarki); (d) Gerakan-gerakan demokrasi umumnya masih mengambang (floating) secara sosial, dan marginal (marginalized) secara politik

(demokrat mengambang)
(Trnquist, 2007: 27-32) nur iman subono 6

RESURVEI MASALAH DAN PILIHAN DEMOKRASI DI INDONESIA (2007)

Riset nasional untuk mengidentifikasi kembali masalah dan pilihan demokratisasi di Indonesia sekaligus mempengaruhi agenda politik menyambut pemilu 2009 Melibatkan lebih dari 900 informan, 33 key informan, dan hampir 200 asisten peneliti lokal di 33 provinsi di Indonesia

nur iman subono

Apa yang akan kita nilai dari Demokrasi di Indonesia, setelah 1 Dekade Reformasi ?
Sikap masyarakat terhadap politik Identitas kewargaan Kualitas peraturan dan ketentuan (formal dan informal) yang memajukan demokrasi Kapasitas dan kehendak politik para aktor utama (aktor paling berpengaruh dan aktor alternatif)
nur iman subono 8

Temuan-temuan Pokok Resurvei DEMOS (2007): I. Satu Dekade Reformasi: Demokrasi yang Goyah
II. Komunitas Politik Nasional Telah Tumbuh III. Konsolidasi Demokrasi Elitis Menuju Politics of Order IV. Aktor Alternatif Cenderung Menempuh Jalan Pintas Populis

nur iman subono

Satu Dekade Reformasi: Demokrasi yang Goyah


Demokrasi telah menjadi kerangka kerja politik yang meluas. Para aktor telah beradaptasi dengan demokrasi Indeksnya naik dari 36 menjadi 47 (skala 0-100) (2004 : 2007). Tapi indeks masih di bawah 50. Ada sekitar 25 dari 32 perangkat demokrasi yang bermasalah, dan ini merata di semua wilayah

Secara umum ada perbaikan menyangkut perangkat-perangkat demokrasi yang berkaitan dengan aspek manajerial pemerintahan Namun fakta tersebut tidak didukung oleh fundamen demokrasi yang kuat karena (a) terjadi kemerosotan dalam berbagai instrumen: kebebasan dasar (basic freedom) dan representasi politik; (b) sementara itu kondisi hak sosial ekonomi masih jauh dari memadai Aktor berpengaruh melakukan; (a) konsolidasi demokrasi elitis dan perluasan oligarki sampai ke tingkat lokal (b) politics of order (politik keteraturan) nur iman subono 10

NO 1 2 3 4 5 6 7 8

PERANGKAT DEMOKRASI Kesetaraan warga negara Dukungan terhadap hukum internasional menyangkut hak asasi manusia Kepatuhan pejabat pemerintah dan pejabat publik terhadap hukum Kesetaraan di hadapan hukum Kebebasan dari kekerasan fisik dan rasa takut atasnya Kebebasan berbicara, berkumpul dan berorganisasi Kebebasan mendirikan dan menjalankan kegiatanjegiatan serikat pekerja Kebebasan beragama dan berkeyakinan, menggunakan bahasa dan melestarikan kebudayaan
nur iman subono

INDEKS Nasional 42 46 45 44 47 60 51 66
11

NO 9 10 11 12 13 14

PERANGKAT DEMOKRASI Kesetaraan dan emansipasi gender Perlindungan terhadap hak-hak anak Hak untuk mendapatkan pekerjaan, memperoleh jaminan sosial, dan kebutuhan dasar lainnya Hak untuk mendapatkan pendidikan dasar, termasuk tentang hak-hak dan kewajiban warga negara Tatakelola perusahaan yang baik (good corporate governance) Pemilu yang bebas dan adil di tingkat pusat, regional, dan lokal Kebebasan mendirikan partai di tingkal lokal dan nasional (termasuk peluang bagi para calon independent), merekrut anggota, dan berkampanye untuk menduduki jabatan-jabatan pemerintahan Kemampuan partai politik dan atau para kandidat untuk merefleksikan isu-isu vital dan kepentingan publik
nur iman subono

INDEKS Nasional 46 53 45 59 40 64

15

40

16

36
12

NO 17 18

PERANGKAT DEMOKRASI Pencegahan penyalahgunaan sentimen, simbol dan doktrin etnis dan agama oleh partai politik dan atau para kandidat Independensi partai politik dan para kandidat dalam pemilu dari politik uang dan kepentingan yang terselubung Partai berdasarkan kontrol anggota, respon dan tanggungjawab partai dan para kandidatnya kepada konstituen Kemampuan partai dan para kandidat untuk membentuk dan menjalankan pemerintahan Desentralisasi pemerintahan secara demokratis menyangkut segala hal tanpa campur tangan pemerintah pusat Transparansi dan akuntabilitas pemerintah hasil pemilihan dan birokrasi pada semua tingkatan Transparansi dan pertanggungjawaban militer dan polisi terhadap pemerintah hasil pemilihan yang terpilih dan terhadap publik Kapasitas pemerintah untuk memberantas kelompokkelompok paramiliter, preman, kejahatan yang terorganisir
nur iman subono

INDEKS Nasional 44 40

19 20 21 22 23

38 38 43 43 35

24

39
13

NO

PERANGKAT DEMOKRASI Independensi pemerintah dari pihak asing (kecuali berkenaan dengan konvensi PBB dan hukum internasional lainnya) Independensi pemerintah dari kelompok kepentingan yang kuat dan adanya kapasitas untuk menghapuskan korupsi serta penyalahgunaan kekuasaan Kebebasan pers, dunia seni, dan dunia akademis Akses publik terhadap berbagai pandangan dalam media, seni, dan dunia akademis, dan kemampuan media, seni, dan dunia akademis untuk merefleksikannya Partisipasi warga negara di dalam organisasi masyarakat yang independen Transparansi, pertanggungjawaban dan praktek demokratis dalam organisasi-organisasi masyarakat Akses dan partisipasi yang luas dari semua kelompok sosial termasuk perempuan terhadap kehidupan publik Partisipasi langsung (Terbukanya akses masyarakat terhadap layanan publik, para pejabat dan wakilsubono serta dalam nur iman politik pembuatan dan kebijakan publik

INDEKS Nasional

25

36

26 27 28 29 30 31

43 59 47 54 48 38

32

40

14

Komunitas Politik Nasional Telah Muncul, namun


Kerangka politik nasional bagi demokratisasi telah cukup tersedia dan berfungsi Namun beberapa konteks politik lokal, ternyata bayangan kuat komunalisme lokal sangat terlihat. Dalam pilkada dan isu pemekaran pemerintahan daerah, identifikasi sebagai anggota komunitas agama atau etnis masih kuat Lembaga-lembaga yang berfungsi untuk menyalurkan kepentingan-kepentingan masyarakat di tingkat lokal masih sangat terbatas Karenanya penting membuka ruang-ruang politik baru yang demokratis di tingkat lokal
nur iman subono 15

1. Dalam pemilu legislatif 2004, bagaimana orang-orang pertama-tama mengidentifikasi diri mereka?
No 1 2 3 4 5 6 7 Identitas Sebagai penduduk Indonesia Sebagai penduduk kabupaten/kota/provinsi Sebagai penduduk desa/dusun/asal-usul Sebagai anggota komunitas suku/etnis Sebagai anggota komunitas keagamaan Sebagai anggota/pendukung partai politik tertentu Sebagai anggota kelas sosial tertentu, misalnya kelas buruh, petani, kelas menengah, kelas pengusaha, dsb. Tidak menjawab
nur iman subono

Nasional (%) 34 12 7 8 5 24 8

1
16

2. Dalam pilkada, bagaimana orang-orang pertama-tama mengidentifikasi diri mereka?


No 1 2 3 4 5 6 7 8 Identitas Sebagai penduduk Indonesia Sebagai penduduk kabupaten/kota/provinsi Sebagai penduduk desa/dusun/asal-usul Sebagai anggota komunitas suku/etnis Sebagai anggota komunitas keagamaan Sebagai anggota/pendukung partai politik tertentu Sebagai anggota kelas sosial tertentu, misalnya kelas buruh, petani, kelas menengah, kelas pengusaha, dsb. Tidak menjawab Nasional (%) 2 40 11 23 4 13 7 1

nur iman subono

17

3. Bagaimana orang-orang pertama-tama mengidentifikasi diri mereka ketika menghadapi situasi konflik karena ketegangan sosial, ekonomi, dan politik?
No 1 2 3 4 5 6 7 Identitas Sebagai penduduk Indonesia Sebagai penduduk kabupaten/kota/provinsi Sebagai penduduk desa/dusun/asal-usul Sebagai anggota komunitas suku/etnis Sebagai anggota komunitas keagamaan Sebagai anggota/pendukung partai politik tertentu Sebagai anggota kelas sosial tertentu, misalnya kelas buruh, petani, kelas menengah, kelas pengusaha, dsb. Lain-lain Tidak menjawab
nur iman subono

Nasional (%) 1 12 12 36 12 7 23

8 9

3 4
18

4. Dalam menghadapi masalah pemekaran wilayah administratif, bagaimana orang-orang pertama-tama mengidentifikasi diri mereka?
No 1 2 3 4 5 6 7 Identitas Sebagai penduduk Indonesia Sebagai penduduk kabupaten/kota/provinsi Sebagai penduduk desa/dusun/asal-usul Sebagai anggota komunitas suku/etnis Sebagai anggota komunitas keagamaan Sebagai anggota/pendukung partai politik tertentu Sebagai anggota kelas sosial tertentu, misalnya kelas buruh, petani, kelas menengah, kelas pengusaha, dsb. Lain-lain Tidak menjawab
nur iman subono

Nasional (%) 8 37 30 26 1 0 0

8 9

3 3
19

Konsolidasi demokrasi elitis, menuju Politics of Order ?


Elit berpengaruh yang didominasi oleh kalangan pemerintahan dan parlemen di segala tingkatan melakukan penyesuaian terhadap seluruh perangkat demokrasi. Mereka melakukan konsolidasi terhadap demokrasi tapi enggan memajukan perangkat-perangkat demokrasi yang berkaitan dengan representasi popular yang lebih luas. Mereka mengusai berbagai wilayah kekuasaan politik, sumbersumber kekuasan yang tersebar (terutama ekonomi dan politik), memoles cara-cara legitimasi yang tidak lagi koersif namun lebih karismatik, Isu-isu yang populer dan demokratis, sering tampil di publik. Peran militer dan polisi tampaknya bukan aktor yang berpengaruh seperti sebelumnya, minimal tidak secara terbuka, dan ini merata terjadi di semua wilayah
nur iman subono 20

NO 1 2 3 4 5 6

LATAR BELAKANG Pemerintah/Birokrasi Parpol dan Parlemen (Pusat dan Daerah) Kelompok etnis dan keagamaan, dan dewan adat Polisi dan Militer, milisi dan para-militer Bisnis Profesional (akademisi, pengacara, wartawan, dll)
nur iman subono

AKTOR BERPENGARUH Nasional 46 23 9 7 6 5

21

No. 1 2 3 4

SUMBER KEKUASAAN AKTOR BERPENGARUH Sumber-sumber ekonomi Kekuatan massa/politik/militer Kekuatan sosial dan koneksi Pengetahuan, informasi

Nasional

25 33 28 14

nur iman subono

22

Lanjutan
Segala kelebihan aktor berpengaruh tersebut dipergunakan para aktor tersebut untuk memonopoli politik. Mereka mengalihkan upaya-upaya membangun organisasi yang lebih integratif dan memilih beraliansi dengan kelompok sesama mereka sendiri termasuk kalangan bisnis, etnis, dan agama. Elit yang menguasai sistem politik dan di luar sistem memiliki kepentingan untuk mengkampanyekan politics of order. Politics of order dijalankan dengan serangkaian langkah-langkah sistematis, termasuk dengan membuat sistem representasi menjadi tertutup dari partisipasi popular. Dalam pandangan mereka, demokrasi tidak lebih penting daripada stabilitas politik.

nur iman subono

23

Lanjutan ... Secara teoritis, sebagian kalangan status-quo mulai memperkenalkan apa yang disebut demokrasi sekuensi (sequence democracy). Demokrasi pada umumnya baru bisa tumbuh dan berkembang melalui sejumlah kondisi dan pengalaman. Ini artinya, beberapa kondisi yang ada seperti tegaknya rule of law, tingkat pembangunan ekonomi, kesetaraan dan kesejahteraan masyarakat, stabilitas sosial-politik, dan manajemen pemerintahan yang baik harus terbangun dan mapan terlebih dahulu sebelum kemudian demokrasi dipromosikan (Berman, 2007).

nur iman subono

24

Demokrasi hanyalah cara, alat, atau proses dan bukan tujuan sehingga bisa dinomorduakan Pilkada dihapuskan sehingga Gubernur, Walikota, dan Bupati hanya dipilih oleh DPRD I dan II saja.

Pilkada diwarnai aksi kekerasan. ini mengganggu kestabilan pemda. Ini tanda kurang siapnya masyarakat berdemokrasi

Demokrasi tak ada gunanya jika tidak ada kesejahteraan

nur iman subono

25

Aktor Alternatif: Menempuh jalan-pintas populis


Ada gejala bahwa aktor-aktor alternatif yang berasal dari para aktivis NGO/CSO, mulai menganggap penting mengerjakan agenda-agenda politik. Mereka mulai masuk ke domain negara, dan mencoba mentransformasikan kegiatan mereka menjadi tindakan yang bermakna secara politik. Namun, kebanyakan di antara mereka cenderung menempuh cara-cara populisme, yakni politik-atasnama untuk mempengaruhi atau masuk ke lembagalembaga pengambilan keputusan dengan mengabaikan saluran-saluran representasi politik.
nur iman subono 26

NO 1 2 3 4 5 6 7

LATAR BELAKANG Pemerintah/Birokrasi Parpol dan Parlemen (Pusat dan Daerah) Kelompok etnis dan keagamaan, dan dewan adat LSM (NGO) Polisi dan Militer, milisi dan para-militer Bisnis Profesional (akademisi, pengacara, wartawan, dll)
nur iman subono

AKTOR ALTERNATIF

Nasional 16 17 13 31 2 4 17
27

No. 1 2

SUMBER KEKUASAAN AKTOR ALTERNATIF Sumber-sumber ekonomi Kekuatan massa/politik/militer Kekuatan sosial dan koneksi Pengetahuan, informasi

Nasional

10 21

3 4

32 37

nur iman subono

28

Lanjutan .. Dengan bertumpu pada kekuatan sosial, keterbatasan modal ekonomi, pilihan isu yang kurang strategis, dan metode pengorganisasian yang lemah, jalan populis ini dilakukan dengan cara memanfaatkan dukungan tokohtokoh popular atau para perantara lobbyist. Para aktor alternatif juga lebih memilih jalur langsung dalam politik (jalur pintas populis) ketimbang membangun kapasitas organisasional di kalangan mereka untuk memperkuat posisi tawar. Tampaknya mereka menghindar dari usaha untuk menanggulangi krisis. Apa yang mereka lakukan justru malah hanya memanfaatkan partisipasi langsung yang tidak didasarkan pada pembangunan representasi berbasis organisasi kepentingan yang kuat.
nur iman subono 29

Demokrasi Era Reformasi: Banyak Perubahan, tapi Representasi masih buruk


Sistem politik kita saat ini ternyata tidak membuat aspirasi sebagian besar rakyat Indonesia terwakili dalam politik. Partai politik masih aktor kunci dalam kehidupan politik, tapi didominasi oleh kelompok elit yang mementingkan diri sendiri dan abai terhadap kepentingan masyarakat Sementara itu, gerakan masyarakat sipil masih memiliki karakter mengambang (sosiologis) dan marjinal (politis), serta terpecah-belah (fragmented). Harus ada terobosan untuk mengatasi krisis representasi politik. Salah satu rekomendasi Demos untuk menanggulangi terhambatnya demokrasi adalah melalui pembentukan Blok Politik Demokratik (BPD).
nur iman subono 30

Apa yang kita maksud Representasi Politik ? to represent adalah aktivitas yang membuat perspektif, opini, dan suara warganegara hadir (present) dalam proses pembuatan kebijakan publik. Representasi politik bisa terjadi apabila aktor-aktor politik bicara, mengadvokasi, menandakan, dan bertindak atas nama yang lain (others).

(Hanna Pitkin, 1967) nur iman subono 31

Komponen dalam Representasi Politik

(a) beberapa pihak yang mewakili (anggota DPR, organisasi, gerakan, atau badan negara dll); (b) beberapa pihak yang diwakilinya (konstituen, klien dll); (c) sesuatu yang direpresentasikan (opini, perspektif, kepentingan dll), dan (d) setting di mana aktivitas representasi terjadi (konteks politik).
nur iman subono 32

Suzanne Dovi (2006)

Evaluasi atas berbagai rekayasa penguatan representasi


Setidaknya ada tiga model upaya perbaikan representasi: 1. Rekayasa elitis, khususnya yang terkonsentrasi pada upaya-upaya untuk memperbaiki partai politik dan sistem kepartaian, parlemen dan instrumen demokrasi lainya 2. Reformasi kepartaian dengan cara bergabung dengan partai yang ada maupun membangun partai alternatif. 3. Membentuk lembaga representasi yang memungkinkan terjadinya partisipasi langsung yang bersifat spesifik. Kelemahan: Rendahnya dukungan organisasi popular, adanya fragmentasi di kalangan gerakan organisasi sipil dan pro-demokrasi, serta terabaikannya agenda untuk mengubah relasi kekuasaan.
nur iman subono 33

Rekomendasi Riset Demos


Blok Politik Demokratik menjadi salah satu rekomendasi dari kajian bersama atas rangkaian hasil survai nasional yang dilakukan Demos selama tahun 2004-2007. Memunculkan inisiatif dari berbagai kelompok organisasi sipil, lembagalembaga swadaya masyarakat, dan gerakan buruh dan sosial di berbagai wilayah Indonesia untuk menggalang pembentukan blokblok politik demokratik di tingkat desa/kelurahan, kecamatan, kabupaten, dan provinsi.

nur iman subono

34

Apa itu BPD?


BPD wadah gerakan sosial, asosiasi sipil, organisasi kemasyarakatan, individu bahkan para politisi (tetapi bukan sebagai wakil partai) untuk menggalang pengorganisasian dan pemberdayaan masyarakat, menjalankan agenda dan program sosial-politik, mengawasi pemerintahan, dan/atau mendukung pencalonan seseorang untuk suatu jabatan publik. BPD adalah wadah untuk mempersatukan kembali kekuatan rakyat yang selama ini terpecah-pecah dalam berbagai kepentingan sektoral ke dalam organisasi kerakyatan yang solid, terencana, dan terkoordinasi. BPD wadah untuk membangun jaringan yang kuat di antara gerakan di berbagai tempat. nur iman subono

35

Aktivitas politik terorganisir (parpol, Parlemen, dan lain2)

BLOK POLITIK DEMOKRATIS

Organisasi Rakyat

Asosiasi masyarakat sipil (LSM)


36

nur iman subono

Kenapa Blok Politik Perlu? (1)


1. Usaha-usaha menjembatani berbagai gerakan dan LSM dari bawah berdasarkan prioritas dan kegiatan mereka masingmasing > belum berhasil Usaha-usaha untuk mendirikan organisasi-organisasi politik berdasarkan kepentingan sektoral (petani dan buruh) > belum berhasil mencapai posisi tawar yang berarti. Usaha-usaha mendorong solidaritas komunal berdasarkan agama, etnisitas, klen dan hukum adat > belum efektif menciptakan persatuan sipil, karena menyingkirkan prinsip kesetaraan sebagai prinsip pokok demokrasi. Menyusun platform dan menegosiasikan dengan kandidat/partai politik secara adhoc hanya menguntungkan kandidat/partai politik dan tak dapat dijamin pelaksanaannya.
nur iman subono 37

2.

3.

4.

Kenapa Blok Politik Perlu? (2)


5. Usaha-usaha dari atas dengan dasar program dan perspektif yang secara teoritis dan ideologis konsisten, ditanggapi sebagai usaha untuk menguasai gerakangerakan di akar rumput. 6. Ada kebutuhan mencari cara politis melibatkan banyak individu (termasuk pegawai negeri) dan organisasi LSM yang tak bisa atau tidak mau terlibat dalam partai politik (non partisan). 7. Ada keperluan akan adanya gerakan politik alternatif yang mengikutsertakan perempuan, yang kepentingankepentingan mereka selama ini diabaikan partai politik
nur iman subono 38

Prinsip dan Bentuk BPD (1)

Aliansi non-partai politik Lembaga intermediari antara (1) jaringan, gerakan dan organisasi yang fokus pada isu dan kepentingan sepihak, dan (2) partai politik dan kandidat politik Anggota BPD: Ornop/LSM, OR, Ormas, individu BPD berada di tingkat desa, kecamatan, provinsi dan pusat
nur iman subono 39

Prinsip dan Bentuk BPD (2)

BPD dibentuk atas platform minimal yang disepakati Platform tersebut mengakomodasi dan mengagregasi kepentingan gerakan demokrasi yang paling utama menyangkut kepentingan banyak orang. BPD dapat berkembang menjadi partai politik.

nur iman subono

40

Agenda BPD (1)


Pertama, melakukan pendidikan politik untuk melindungi demokratisasi berbasis HAM dari skenario politik keteraturan yang didikte elit. Kedua, memajukan pemerintahan lokal yang partisipatoris, termasuk dalam penyusunan anggaran dan perencanaan pembangunan yang berkelanjutan. Ketiga, memajukan partisipasi perempuan, perspektif dan isu perempuan dalam masalah politik.
nur iman subono 41

Agenda BPD (2) Keempat, memajukan berbagai bentuk pakta sosial, khususnya dalam rangka:
melawan hubungan simbiosis penuhkepentingan antara negara, bisnis, dan komunalisme dalam rangka memerangi korupsi, kolusi dan nepotisme; memperjuangkan peluang yang setara untuk memajukan pembangunan ekonomi yang dinamis dan adil, dengan wawasan pertanggungjawaban sosial dan keberlanjutan lingkungan.
nur iman subono 42

Agenda BPD (3) Kelima, demonopolisasi sistem representasi dan sistem kepartaian yang semakin lama semakin tertutup untuk:
membuka peluang terciptanya sistem representasi popular sebagai alternatif terhadap sistem representasi elitis yang berlaku sekarang; memperluas peluang membangun partai politik dari bawah, dari konteks lokal.
nur iman subono 43

BPD dan Kontrak Politik


BPD menegosiasikan kontrak politik dengan berbagai kandidat perseorangan atau partai politik BPD memonitor kerja para kandidat dan partai politik agar tetap akuntabel. BPD tidak mencalonkan dirinya sendiri sebagai kandidat. BPD mendukung pihak yang menyepakati kontrak politik dan bekerja sama dengan eksekutif dan administrasi politik. (misal dalam penyusunan anggaran, duduk di berbagai komisi pengawas)
nur iman subono 44

Terima Kasih
Binny Buchori ? Mengapa tidak, ia lebih tahu soal rakyat kok dibandingkan lainnya

nur iman subono

45

Demokrasi Kita Disimpang Jalan !


Meski ada banyak definisi, tapi umumnya demokrasi diartikan sebagai kontrol masyarakat atas masalah-masalah publik dengan basis kesetaraan politik (Betham, 1999) Bagaimana dengan Indonesia? Ada dua pandangan utama dalam meresponnya : 1. Pelembagaan instrumen demokrasi sudah berjalan seperti hak sipil dan politik, pemilu, good governance, dan karenanya demokrasi kita sudah on the right tracks (UNDP, Bank Dunia) 2. Kondisi struktural tidak memadai untuk pendalaman demokrasi di Indonesia. Kalangan Oligarki tetap berkuasa, dan masyarakat tetap lemah. Kebebasan dan pemilu malah semakin memperkuat politik identitas, konflik, politik uang, dan korupsi, tanpa perbaikan ekonomi yang berarti bagi masyarakat banyak
nur iman subono 46

Jawaban atas kondisi struktural yang bermasalah tersebut ditanggapi oleh dua pandangan yakni : (a) sebagian kalangan progresif menganggap bahwa neoliberalisme global sebagai biang masalahnya (penghambat demokrasi yang sejati), dan karenanya ini yang harus dilawan terlebih dahulu (b) sebagian kalangan status-quo mulai memperkenalkan, secara teoritis, disebut demokrasi sekuensi (sequence democracy). Demokrasi pada umumnya baru bisa tumbuh dan berkembang melalui sejumlah kondisi dan pengalaman. Ini artinya, beberapa kondisi yang ada seperti tegaknya rule of law, tingkat pembangunan ekonomi, kesetaraan dan kesejahteraan masyarakat, stabilitas sosial-politik, dan manajemen pemerintahan yang baik harus terbangun dan mapan terlebih dahulu sebelum kemudian demokrasi dipromosikan (Berman, 2007). Misal Pernyataan Wapres Jusuf Kalla, Ketua Penasehat Golkar Surya Paloh, Panglima TNI, Djoko Santoso, Ketua PBNU KH. Hasyim Muzadi
nur iman subono 47

Prospek Demokrasi Indonesia: 2 Skenario Ke Depan


Ke Arah Tertib Politik !?
Demokrasi semakin memiliki akar yang kuat, khususnya buat mereka yang mempunyai kekuasaan dengan menyesuaikan dan mengikuti instrumen demokrasi yang ada. Wilayah mereka bergerak secara politik (political terrain) berada pada pemerintahan dan birokrasi, partai politik, bisnis dan industri Mereka sedang terus melakukan konsolidasi elit, tapi saat bersamaan mereka membatasi arena politik hanya buat mereka sendiri. Mereka masih memonopoli arena dan permainan politik, dan emoh mengembangkan representasi yang lebih luas dengan membuka koridor-koridor politik untuk lebih banyak melibatkan masyarakat, atau minimal ikut memberikan kesempatan pada banyak orang di luar kalangan elit sendiri. nur iman subono 48

Ke Arah Repolitisi Penguatan Representasi Popular


3 sebab kemunculannya : 1. Kekecewaan pada parpol yang ada dan munculnya kesadaran baru untuk go politics, khususnya melalui jalur parlementer 2. Peluang desentralisasi dan pembentukan agenda2 otonomi pemerintahan daerah 3. Munculnya ruang2 baru untuk partisipasi langsung masyarakat spt BPD dan DPD
nur iman subono 49

Perangkat-perangkat Dasar Demokrasi


Ada 32 perangkat dasar yang berasal dari empat kelompok: 1. Perangkat legal dan hakhak dasar 2. Perangkat representasi politik 3. Perangkat pemerintahan yang demokratis dan akuntabel 4. Perangkat keterlibatan dan partisipasi warga negara

nur iman subono

50

Kapasitas dan Kehendak Politik Aktor


Relasi dan posisi dengan demokrasi Wilayah aktivitas politik Sumber-sumber kekuasaan Cara melegitimasi kekuasaan Isu, kepentingan, dan kebijakan yang diperjuangkan Metode komunikasi Kemampuan memobilisasi & mengorganisir orang-orang Metode pengorganisasian Aliansi Partai dan organisasi politik Pembiayaan partai dan organisasi politik Strategi dalam sistem politik
nur iman subono 51

Tahapan Riset
Identifikasi informan berbasis isu gerakan (frontline) Wawancara informan berbasis kuesioner Analisa data Executive report Diseminasi hasil riset (Regional Assessment Council)

13 Isu Gerakan (frontline):


1. Perjuangan petani dan nelayan 2. Gerakan buruh 3. Perjuangan bagi kelompok miskin kota 4. Gerakan penegakan & perlindungan hak asasi manusia 5. Anti Korupsi dan Good Governance 6. Demokratisasi Sistem Kepartaian 7. Pluralisme dan Rekonsiliasi Konflik 8. Demokratisasi Pendidikan 9. Pengembangan Profesionalisme 10. Pers dan Jurnalisme 11. Perjuangan Kesetaraan Gender 12. Representasi Alternatif di Tingkat Lokal nur iman subono 52 13. Pembangunan Berkelanjutan

nur iman subono

53

Bagan 1: Relasi Pusat Kekuasan dan Masyarakat pada Era Orde Baru
NEGARA YANG KUAT
(Strong State)

KEKUATAN KOMUNALISME

Politik Massa Mengambang Pembentukan Organisasi Korporatis (mis: PWI, KNPI, HKTI, SPSI, PGRI) Penyerdehanaan partai Politik Pemberlakuan Azas Tunggal Pancasila untuk partai politik dan ormas

KEKUATAN BISNIS

MASYARAKAT
nur iman subono 54

Bagan 2 : Relasi Pusat Kekuasan dan Masyarakat pada saat ini


NEGARA YANG LEMAH
(Decapitated State)

KEKUATAN KOMU NALISMEYANG MENGUAT

MEMBURUKNYA RELASI TOP-DOWN NEGARA DAN MASYARAKAT DAN ALTERNATIF DARI BELOW YANG LEMAH

KEKUATAN BISNIS DAN PASAR YANG MENGUAT

MASYARAKAT (Tornquist, 2007)


nur iman subono 55

Bagan 3 : Kemungkinan Transformasi Relasi Pusat Kekuasan dan Masyarakat


NEGARA YANG KUAT (Strong State)

REGULASI DEMOKRATIK KOMUNITAS DAN PROGRAM KESEJAHTERAAN WARGA + USAHA-USAHA PUBLIK

ORGANISASI KEPENTINGAN DAN POLITIK INDEPENDEN YANG LEBIH KUAT

PAKTA DEMOKRATIK BISNIS DAN BURUH BERORIEN TASI KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN PERTUMBUHAN

MASYARAKAT (Tornquist, 2007)

nur iman subono

56

7 Strategi

TUJUAN INSTRUMENTAL

H/L: hukum, peradilan, kewarganegaraan, HAM

6c

6a 7a 4

?
1

H/L: pemerintah, birokrasi, keterwakilan, akuntabilitas

6b 5 7b

Jalanpintas

H/L: civil society


2 3

AKTOR
nur iman subono 57

Wilayah Gerakan
A. WILAYAH NEGARA B. WILAYAH BISNIS C. WILAYAH UNIT MASYARAKAT SWADAYA D. WILAYAH PUBLIK

nur iman subono

58

(a) representasi formalistik (formalistic representation) : penataan institusional yang mendahului dan memprakarsai representasi.
otorisasi (authorization): cara-cara di mana wakil (representative) mendapatkan posisi, status atau jabatan, akuntabilitas (accountability): kemampuan konstituen untuk menghukum (punish) wakilnya yang gagal atau tidak memenuhi janjinya, atau sebaliknya, memberikan tanggapan (responsiveness) wakil terhadap konstituennya;

(b) representasi simbolik (simbolic representation) merujuk kepada respon emosional mereka yang diwakili terhadap wakilnya. Cara-cara di mana wakil stand for mereka yang diwakilinya; (c) representasi deskriptif (descriptive representation) merujuk kepada sejauh mana wakil menyerupai (resemble) mereka yang diwakilinya; (d) representatif substantif (substantive representation) yang merujuk kepada aktivitas dari para wakil yang bertindak atas nama kepentingan atau sebagai agen dari mereka yang diwakilinya.
nur iman subono 59

DEMOKRATISASI GELOMBANG KETIGA


(3 rd wave of democratization)

1975 Otoritarian Eropa Barat, Amerika Utara, Australia Amerika Latin Afrika Sub-Sahara Eropa Timur, bekas USSR Asia TimurTengah, Afrika Utara Total/Persentase Kristian Stokke, 2004 2 Demokrasi Parsial 0 Demokrasi Liberal 22 Otoritarian 0

1995 Demokrasi Parsial 0 Demokrasi LIberal 24

15 43 9 18 14 101 (68,7%)

2 2 9 4 3 11 (7,5%) 31 %

5 3 0 3 2 35 (23,8%)

2 12 5 11 13 43 (26,2)

5 16 14 4 3 42 (25,6%) 74 %

15 20 8 10 2 79 (48,2%)

nur iman subono

60

JALAN MENUJU KE DEMOKRASI


(PATHWAY TOWARDS DEMOCRACY)
Supreme Authoritarian Regime Challenged Authoritarian Regime Weakened Authoritarian Regime

Regime Change

Democratic Negotiation
nur iman subono 61

NEGOISASI DEMOKRATIK
(DEMOCRATIC NEGOTIATION)
REGIME CHANGE

Intense Negotiation Path

Compromise Path

Extreme Conflict Path

Solid Democratic Installation

Fragile Democratic Installation

Return to Authoritarian

Democratic Consolidation
nur iman subono 62

PENYELESAIAN ELITE
(ELITE SETTLEMENT )

Jika

Kelompok2 baru dilibatkan

Demokrasi terkonsolidasi

Penyelesaian Elite

Demokrasi terbatas yang stabil Kelompok2 baru dikeluarkan

Demokrasi tidak terkonsolidasi

Tidak

Demokrasi semu
Higley and Gunther,1992`

nur iman subono

63

Larry Diamond, 1999

INDIKATOR-INDIKATOR DEMOKRASI
Norma dan Kepercayaan Perilaku Pimpinan pemerintahan, lembaga2 negara, partai2 politik, dan kelompok2 kepentingan, saling menghargai hak untuk berkompetisi memperebutkan kekuasaan secara damai, menjauhkan diri dari kekerasan, mematuhi hukum, undang-undang, dan norma-norma perilaku politik yang disepakati bersama. Para elit menghindari retorika yang dapat menghasut pengikut mereka pada kekerasan, intoleransi, atau cara2 ilegal. Pemimpin politik tidak memakai militer untuk keuntungan pribadi Tak ada partai, kelompok kepentingan, gerakan atau lembaga yang secara politik berupaya menggulingkan demokrasi atau memakai kekerasan, kecurangan, atau cara2 inkonstitusional atau anti-demokrasi lainnya sebagai taktik mengejar kekuasaan dan sasaran2 politik lainnya

Tingkat

Elite

Pemimpin dari organisasi2 opini, budaya, bisnis, dan sosial mempercayai legitimasi demokrasi. Semua pimpinan dan pemerintahan dan partai2 politik secara politik, meyakini bahwa demokrasi adalah bentuk pemerintahan terbaik dan aturan2 dan institusiinstitusi dari sistem konstitusional pantas mendapat dukungan. Keyakinan2 ini terwujudkan dalam retorika politik, ideologi, tulisan2 dan gerak-gerik simbolis mereka Partai, kelompok kepentingan, dan gerakan sosial secara politik mendukung legitimasi demokrasi, aturan2 dan institusi2 negara, dalam anggaran dasar, tulisan2 dan deklarasi2 mereka

Organisasi

Massa

Tak ada gerakan, partai, atau organisasi antiLebih dari 70% publik percaya bahwa demokrasi yang mendapat dukungan massa, demokrasi lebih baik dari bentuk dan warga negara tidak biasa memakai pemerintahan lainnya, dan demokrasi kekerasan, kecurangan, atau cara2 ilegal dan yang ada di negeri tersebut adalah inkonstitusional lainnya untuk mewujudkan bentuk pemerintahan yang paling pas. nur iman subono 64 pilihan2 atau kepentingan2 politik mereka Hanya 15% publik yang mendukung pemerintahan otoriter

ELIT POLITIK dan TRANSISI DEMOKRASI


Di dalam Koalisi Otoritarian
Garis Keras (Hardliners) Dengan tegas dan teguh tetap menjalankan dan memelihara kekuasaan otoritarian Garis Lunak (Softliners) Memiliki keinginan untuk melakukan negoisasi dengan kalangan oposisi mengenai proses liberalisasi politik atau demokratisasi

Di dalam Kalangan Oposisi


Kalangan Oportunis Pendukung rejim sebelumnya tanpa komitmen yang serius terhadap proses demokratisasi, tapi berharap mendapatkan keuntungan darinya Kalangan Moderat Mendukung demokratisasi sementara tetap menghormati posisi kalangan elit tradisional (termasuk militer) Kalangan Radikal Menuntut transformasi demokrasi dan tidak berkeinginan untuk melakukan kompromi dengan koalisi otoritarian
65

Kristian Stokke, 2004 Stokke,

nur iman subono

Demokrasi Formal dan Substantif


Demokrasi Formal (formal democratization):
Demokratisasi sebagai kegiatan yang teratur dari pemilihan umum yang jujur dan adil, serta pengenalan norma-norma dasar (misalnya, tidak adanya intimidasi, adanya persaingan minimal dari dua partai politik, dan adanya hak pilih yang inklusif) yang membuat pemilihan umum yang bebas menjadi mungkin. Definisi ini merujuk kepada tuntutan akan pengenalan hak-hak individual liberal (mis: kebebasan beragama, kebebasan untuk berkumpul, kebebasan pers, dan lainnya) atau penciptaan polyarchic order (Grugel, 2002, hal. 5).

Demokrasi Substantif (rights-based or substantive democratization):


Demokratisasi adalah pengenalan dan perluasan hak-hak wargangera dan pendirian sebuah negara demokratik.

Perbandingan: Demokrasi bukan hanya sekedar apakah hak-hak individu ada pada
peraturan atau undang-undang (on paper) sebagaimana demokrasi formal, tapi apakah hak-hak tersebut memiliki makna yang nyata bagi masyarakat (real meaning for people), dan ini yang disebut demokrasi substantif. Dengan kata lain, ini menyatakan mengenai masalah redistribusi kekuasaan (redistribution of power) (Grugel, 2002, hal. 5)

nur iman subono

66

Anda mungkin juga menyukai