Anda di halaman 1dari 7

ISSUES AND INNOVATIONS IN NURSING PRACTICE

PEMANFAATAN HERBA SELEDRI (Apium graveolens L.) untuk MENURUNKAN KOLESTEROL DAN LIPID DALAM DARAH TIKUS PUTIH YANG DIBERI DIIT TINGGI KOLESTEROL DAN LEMAK

Laporan Jurnal ini diajukan sebagai bagian menyelesaikan dari persyaratan pendidikan profesi Ners Keperawatan Keluarga di Progam Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Oleh: Irma Tazkiyya, S.Kep

PROGRAM PROFESI KEPERAWATAN PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2012

1. Evaluasi Jurnal Tabel Ringkasan Jurnal Citation : Kolesterol merupakan salah satu jenis lemak yang diproduksi oleh hati dan sangat diperlukan oleh tubuh.Tetapi kolesterol berlebih akan mengakibatkan pembuluh darah menyempit dan tidak elastis yang dikenal sebagai aterosklorosis. Adanya suatu dugaan bahwa seledri dapat menurunkan kadar kolesterol oleh karena adanya kandungan asam lemak tidak jenuh di dalam tanaman seledri. Background : Kolesterol merupakan salah satu jenis lemak yang diproduksi oleh hati dan sangat diperlukan oleh tubuh.Tetapi kolesterol berlebih akan mengakibatkan pembuluh darah menyempit dan tidak elastis yang dikenal sebagai aterosklorosis. Penelitian ini menunjukkan bahwa sari air herba seledri dapat menurunkan kadar kolesterol, karena mempunyai kandungan asam lemak tidak jenuh didalam tanaman seledri. Study design : Penelitian ini menggunakan controlled trial, dengan design penelitian experimental dan control group. Time and Setting : Pada percobaan ini digunakan 30 ekor tikus yang telah diaklimatisasi, dibagi secara acak menjadi 5 kelompok, yang masing-masing terdiri dari enam ekor tikus. Bahan uji diberikan secara peroral (dengan sonde lambung) selama 6 minggu. Setelah 6 minggu perlakuan darahnya diambil melalui jantung, lalu diukur kadar kolesterol total dan lemak totalnya.

Research question :

Sample : Sample penelitian adalah 30 ekor tikus yang telah diaklimatisasi.

Instrument : Pada penelitian ini mengunakan: 1. Bahan uji Herba seledri yang diperoleh dari pasar induk kramat jati dan telah dideterminasi oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Biologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Bogor. 2. Hewan percobaan Tikur putih galur wistar, berumur 4 bulan dengan berat badan 150-200 gram yang diperoleh dari Departemen Kesehatan. 3. Bahan kimia Reagen Kit Kolesterol dari Boehringer Mannheimm Gmb H Diagnostica: Reagen Kit Lipid Total dari Merck; makanan diit tinggi kolesterol; makanan diit standar; sukrosa; kuning telur; alcohol 70 % dan eter.

Procedure :

1. Apakah sari air


herba seledri memiliki efek menurunkan kadar kolesterol dan lipid dalam darah yang diberi diit tinggi kolesterol dan lemak.

1.

Penyiapan hewan coba Tikus diaklimatisasi selama 2 minggu untuk membiasakan tikus pada linkungan dan perlakuan yang baru. 2.Penyiapan bahan uji Irisan herba seledri ditimbang dan di blender dengan 50 ml, lalu diperas menggunakan kain flannel. Pada filtrate tersebut ditambahkan kembali air suling menjadi 100 ml. 3.Pelaksanaan percobaan Bahan uji diberikan secara peroral (dengan sonde lambung) selama 6 minggu. Setelah 6 minggu perlakuan darahnya diambil melalui jantung, lalu diukur kadar kolesterol total dan lemak totalnya. 4. Motede percobaan Pada hari ke-43, tikus dibedah kemudian darah diambil dari jantung untuk ditentukan kadar kolesterol total dan lemak totalnya.

Data analysis : Data yang diperoleh dari percobaan, diolah dengan menggunakan metoda statistic analisis varian dan dilanjutkan dengan uji beda nyata terkecil (BNT) untuk menelidiki perbedaan antara rata-rata perlakuan. Sebelumnya dilakukan uji kenormalan menurut Lilliefors dan uji homogenitas varians menurut Leven. Limited Of Study :

Result : Sari air seledri merupakan makanan yang dapat menurunkan kadar kolesterol dalam darah.

Discussion : Sari air herba seledri dosis 0,14 g/200 g bb/hari; 0,72g/200 g bb/hari; dan 3,6 g/200g bb/hari, menunjukan efek menurunkan kadar kolesterol dan lipid, namun secara statistic penurunan kadar kolesterol total dan lemak belum bermakna.

Comments : Hasil penelitian ini memiliki implikasi yang signifikan bagi praktek klinis. Sebagai perawat terus mengembangkan dan meningkatkan body of knowledge. Terapi non farmakologis yang perawat lakukan dan dimonitor akan meningkatkan kemampuan perawat untuk mengelola pasien.

Keterbatasan penelitian ini, walaupun dari hasil menunjukan penurunan kadar kolesterol total dan lemak total, namun secara statistic belum bermakna. Hal ini mungkin disebabkan oleh penggunaan dosis yang terlalu kecil, sehingga lemak tak jenuh yang terkandung dalam herba seledri tidak dapat mengikat semua kolesterol dan lemak dalam usus. Akibatnya kolesterol dan lemak dapat diserap oleh alat pencernaan. Penyelidikan lebih lanjut untuk memperoleh kadar kolesterol total dan lemak total yang bermakna perlu lakukan penelitian lebih lanjut mengenai efek dari herba serebri terhadap kadar kolesterol total dan lemak dengan peningkatan dosis.

Pendahuluan :

Dalam pendahuluan peneliti mengutarakan permasalahan tentang dampak dari kolesterol yang tinggi dalam darah akan menyebabkan aterosklorosis. Telah diketahui bahwa tanaman seledri (Apium graveolens L) mengandung asam lemak tidak jenuh, sehingga memungkinkan penggunaan tanaman tersebut sebagai obat penurun kadar kolesterol. Untuk membuktikan hal tersebut secara ilmiah maka pada penelitian ini dilakukan pemberian sari air herba seledri secara oral, dengan dosis yang bervariasi untuk mengetahui dan memperoleh dosis yang efektif dalam menurunkan kadar kolesterol dan lemak. Penelitian ini sangat signiikan terhadao profesi perawat karena sebagai seorang perawat harus meningkatkan dan mengembangkan body of knowledge yang berkesinambungan dengan praktek keperawatan. Pada penelitian ini, pengobatan nonfarmakologi merupakan salah satu intervensi keperawatan yang efektif pada komunitas.

Tinjauan Pustaka
Pada penelitian ini penulis menggunakan sumber-sumber yang relevan dan sesuai dengan tujuan penelitan,diantaranya menggunakan buku-buku mengenai teori medis terkait kolesterol, biokimia, farmakologi dan herbal material medica . Penulis juga mengambil kutipan-kutipan yang relevan terhadap penelitian ini.

Kerangka Teori dan Hipotesa


Dalam penelitian ini jelas mengutarakan sumber teori ilmiah yang digunakan. Berdasarkan literature, herba serebri mengandung asam lemak tak jenuh yaitu asam lemak oleat dan asam linoleat, sehingga penurunan kadar kolesterol total dan lemak total mungkin disebabkan oleh asam lemak tak jenuh. Asam lemak tidak jenuh berfungsi menurunkan kadar Low Density Lipoproterin (LDL) dan meningkatkan HDL yang pada akhirnya akan menyebabkan peningkatan metabolism kolesterol dalam empudu untuk dapat dikeluarkan dari tubuh. Dari teori tersebut tepat menjelaskan masalah penelitian, penelitian ini tepat memformulasi hipotesanya.. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan controlled trial, dengan design penelitian experimental dan control group. Sampel

Sample penelitian adalah 30 ekor tikus yang telah diaklimatisasi selama 2 minggu untuk membiasakan tikus pada linkungan dan perlakuan yang baru. Instrumen dan Prosedur Pengumpulan Data

Pada penelitian ini mengunakan : 1. Bahan uji Herba seledri yang diperoleh dari pasar induk kramat jati dan telah dideterminasi oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Biologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Bogor. 2. Hewan percobaan Tikur putih galur wistar, berumur 4 bulan dengan berat badan 150-200 gram yang diperoleh dari Departemen Kesehatan. 3. Bahan kimia Reagen Kit Kolesterol dari Boehringer Mannheimm Gmb H Diagnostica: Reagen Kit Lipid Total dari Merck; makanan diit tinggi kolesterol; makanan diit standar; sukrosa; kuning telur; alcohol 70 % dan eter.Prosedur Pengumpula Data. Prosedur penelitian ini, adalah:

1. Penyiapan hewan coba

Tikus diaklimatisasi selama 2 minggu untuk membiasakan tikus pada linkungan dan perlakuan yang baru. 2. Penyiapan bahan uji Herba seledri dicuci bersih, ditimbang seberat yang diperlukan sesuang dengan besarnya dosis, kemudian diirs. Irisan herba seledri ditimbang dan di blender dengan 50 ml, lalu diperas menggunakan kain flannel. Pada filtrate tersebut ditambahkan kembali air suling menjadi 100 ml. 3. Pelaksanaan percobaan Pada percobaan ini digunakan 30 (tiga puluh) ekor tikus yang telah diaklimatisasi, dibagi secara acak menjadi lima kelompok. Kelompok pertama merupakan control norma yang diberi diit standar. Dan kelompok lain diberi dengan dosis yang berbeda. Bahan uji diberikan secara peroral (dengan sonde lambung) selama 6 minggu. Setelah 6 minggu perlakuan darahnya diambil melalui jantung, lalu diukur kadar kolesterol total dan lemak totalnya. 4. Motede Percobaan Pada hari ke-43, tikus dibedah kemudian darah diambil dari jantung untuk ditentukan kadar kolesterol total dan lemak totalnya. Analisa Data

Data yang diperoleh dari percobaan, diolah dengan menggunakan metoda statistic analisis varian dan dilanjutkan dengan uji beda nyata terkecil (BNT) untuk menelidiki perbedaan antara rata-rata perlakuan. Sebelumnya dilakukan uji kenormalan menurut Lilliefors dan uji homogenitas varians menurut Leven. Hasil

Sari air seledri merupakan makanan yang dapat menurunkan kadar kolesterol dalam darah. Kadar kolesterol dan lemak total (mg/dl) tikus putih setelah mengalami perlakuan. Kelompok I II III IV V Keterangan: Kelompok I Kelompok II Kelompok III Kelompok IV : Kontrol normal : Kontrol perlakuan : Dosis 0,14 g/200 g bb/ hari : Dosis 0,72 g/200 g bb/ hari Kadar Kolesterol Total (mg/dl) 24,61 8,87 41,52 7,42 40,719,26 38,995,74 37,154,24 Kadar Lemak Total (mg/dl) 123,1615,10 208,1719,23 200,0014,87 195,1012,87 193,4617,55

Kelompok V

: Dosis 3,6 g/200 g bb/ hari

Etika Penelitian

Penelitian ini menggunakan sampel penelitian hewan tikus putih, dan tidak melanggar kode etik penelitian.

2. Kemungkinan Aplikasi Penelitian dengan judul pemanfaatan herba seledri (apium graveolens l.) untuk menurunkan kolesterol dan lipid dalam darah tikus putih yang diberi diit tinggi kolesterol dan lemak sangat relevan dengan praktek keperawatan. Karena sebagai seorang perawat perlu secara berkelanjutan unruk mengembangkan dan meningkatkan body of knowledge untuk paraktek keperawatan. Terapi non farmakologi yang diimplementasikan perawat dan dimonitor akan meningkatkan hubungan baik antara perawat dan klien serta alternatif lain dalam pengobatan penyakit yang diderita. Perawat memiliki tanggung jawab untuk mempromosikan kenyamanan dan kesejahteraan dan untuk mengenali rasa sakit sebagai prioritas dalam perawatan. Penelitian ini akan dapat diaplikasi ke dalam praktek keperawatan jika sudah ada penelitian lanjutan terkait efek dari herbal seledri dengan penambahan dosis ditambah dengan pelarut yang berbeda. Jika sudah ditemukan tidak ada efek yang tidak baik dalam penerapan obat non farmakologi seledri, baru dapat diaplikasikan untuk asuhan keperawatan.

Anda mungkin juga menyukai