Anda di halaman 1dari 14

Sejarah Pendidikan di Lengkong Wetan

Sarasehan Sehari: Waktunya yang Muda Bicara

SMP PLUS BERKUALITAS LENGKONG MANDIRI


Jln. Raya Parigi, Lengkong Wetan, Serpong, TangSel Provinsi Banten.

8 Februari 2012

KATA PENGANTAR
Bangsa Indonesia adalah bangsa yang memiliki keanekaragaman budaya dan catatan sejarah yang panjang dalam meraih kemerdekaannya. Hari ini, terlihat bahwa kemerdekaan tersebut tidaklah seutuhnya dapat dinikmati. Ada mata rantai yang hilang yang harus ditemukan, agar bangsa ini dapat menjadi satu rangkaian kalung masyarakat global dunia. Salah satu mata rantai tersebut adalah PENDIDIKAN yang memadai, yang mudah diakses oleh segenap lapisan rakyat Indonesia di seluruh penjuru negri. Karena hal tersebut, Yayasan Bangun Bina Anak Indonesia (YBBAI) melalui deklarasi atas Kampung Pendidikan Mandiri (KPM) di Lengkong Wetan pada bulan Mei 2002 telah berkarya selama 10 tahun ini dengan menyediakan sarana dan prasarana pendidikan di lokalisasi tersebut. KPM adalah pusat dari pendidikan terpadu yang dikhususkan bagi pengembangan masyarakat di Lengkong Wetan dengan memprioritaskan sekolah-sekolah binaannya bagi putra-putri desa ini. Maksud dan tujuan dari YBBAI yang luhur, yaitu mencerdaskan warga desa agar dapat turut berperan serta dalam mewujudkan Indonesia yang makmur dalam segala bidang adalah sesuai dengan tujuan dari para pejuang dimasa lalu pada saat merebut kemerdekaan bangsa ini dari penjajahan. Keyakinan para pejuang bahwa negara Indonesia akan makmur diatas Pemerintahan sendiri menjadi titik tolak menggebunya semangat para pejuang tanah air, tidak terkecuali pejuang dari tanah Lengkong yang telah mengguratkan catatan sejarah. Rakyat Lengkong kini, berhak mendapatkan nilai kemerdekaan hakiki. Makmur di tanah kelahiran leluhur, menjalankan tatanan kehidupan berdasarkan nilai-nilai budaya Betawi dan mampu bergerak mengiringi kemajuan zaman adalah kemerdekaan hakiki yang dapat diraih melalui pendidikan. Pendidikan adalah sarana untuk meraih

kemerdekaan hakiki dimasa sekarang ini, juga adalah hak asasi bagi setiap warga negara. Dengan demikian kelangkaan sarana dan prasaran pendidikan di desa Lengkong dan sekitarnya adalah inti permasalahan yang masih harus

ditanggulangi secara intensif. Untuk itu atas nama seluruh warga desa Lengkong Wetan, beserta YBBAI sebagai pelopor penggerak pendidikan berkualitas di desa ini, maka sarasehan sehari ini diselenggarakan. Moment yang bersejarah ini, akan menjadi acuan selanjutnya bagi putra-putri desa ini, agar siap meraih tingkat wawasan dan pandangan yang lebih luas terhadap standard kemakmuran masyarakat pedesaan melalui pendidikan.

Penyusun

Daftar Isi
Kata Pengantar........................ Daftar Isi............................ Bab I. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang........................... 1.2. Maksud & Tujuan........................... 1.3. Identifikasi Masalah .......................................................... Bab II Pembahasan......................... BAB III. Penutup 3.1. Kesimpulan...................... 3.2. Saran....................... i ii

1 2 3 3

7 7

BAB I Pendahuluan
1.1. Latar Belakang
Mulanya Lengkong Wetan adalah sebuah desa yang makmur, kawasannya dialiri oleh kali angke yang tanahnya subur, dan penduduknya memiliki tanah yg luas. Selain itu desa Lengkong Wetan dikenal juga sebagai kawasan bersejarah dan desa lengkong sendiri merupakan sebuah desa perjuangan. Namun seiring dengan pembangunan kawasan BSD dan Serpong maka Desa Lengkong Wetan semakin terjepit dan terpinggirkan. Namun demikian desa ini justru masih membawahi 5 RW dari kota Internasional BSD. Masalah yang menghantui desa ini tidak hanya masalah kesehatan tetapi juga masalah pendidikan. Sejak tahun 2001 paling tidak ada 7 permasalahan yang berkaitan dengan SDM khususnya masyarakat di kelurahan Lengkong Wetan, antara lain : 1. Rendahnya pengetahuan dan keterampilan masyarakat 2. Minat dan kemampuan untuk menyekolahkan anak masih kurang 3. Ketidakmampuan untuk membiayai pendidikan anak, karena biaya yang cukup tinggi. 4. Rendahnya animo masyarakat terhadap pendidikan, pengetahuan dan keterampilan. 5. Sarana pendidikan yang tersedia, tidak berpihak kepada warga desa. 6. Sarana pendidikan yg memadai, selalu tidak terjangkau oleh warga desa. 7. Minimnya sarana pendidikan formal dan nonformal bagi warga desa. 1.1.1 Sejarah Desa Lengkong Wetan
Lengkong adalah sebuah desa yang terletak di Kecamatan Serpong, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten. Baik Lengkong maupun Serpong ,telah menggoreskan catatan sejarah perjuangan sejak zaman VOC ( Verenigde Oost Indische Compagnie ) hingga masa Perang

Kemerdekaan. Paling tidak terdapat tiga tonggak sejarah perjuangan yang pernah terjadi di Lengkong dan Serpong. 1. Pertempuran Lengkong Tahun 1682 antara pasukan Sultan Ageng Tirtayasa dari Banten melawan pasukan VOC ( Kompeni Belanda ) 2. Peristiwa Penyadaran di Lengkong Tahun 1936 oleh para Tokoh Pergerakan Nasional seperti Haji dari Partai Serikat Islam Indonesia ( PSSI ) Agus Salim,H.O.Said Cokroaminooto,Moh

.Rum,Moh.Natsir,A.M.Sangaji,Sabirin dan lain-lain. 3. Peristiwa Heroik Lengkong 25 Januari 1946 Dalam melaksanakan tugas kemanusiaan di Lengkong untuk melucuti tentara Jepang dan

memulangkannya.

Sebanyak 34 Taruna Militer Akademi Tangerang

dibawa pimpinan Direkturnya Mayor Daan Mogot, Letnan Soebianto Djojohadikusumo dan Letnan Soetopo gugur.

Setiap daerah pasti ada sejarah yang dibanggakan dan dikenang oleh masyarakat didalamnya. Sejarah juga bisa melahirkan nama-nama besar yang banyak dikenal masyarakat lokal dan masyarakat secara global. Betapa pentingnya sejarah dalam perkembangan suatu bangsa dan betapa pentingnya sejarah dalam meraih kemerdekaan Indonesia. Selama 3,5 abad dijajah dan selama itu pula perjuangan meraih kemerdekaan itu tiada henti-hentinya. Sekarang kita bertanya, siapakah orang-orang yang ada didalam sejarah ini?, upaya-upaya apa saja yang telah dilakukan untuk meraih kemerdekaan?, catatan sejarah apa saja yang telah mereka buat?. Banyak peperangan banyak pula tokoh-tokoh yang namanya bermunculan, contohnya saja Ir. Soekarno dan Hatta, beliau ini mendapat gelar Pejuang Kemerdekaan. Dari sini akan muncul pertanyaan, apakah hanya 2 nama ini saja yang berjuang dalam meraih kemerdekaan negara ini?. Untuk kemerdekaan negara saja tokoh yang paling dikenal hanya Ir. Soekarno dan Hatta, jadi yang membantu mereka selama menghalau musuh tidak tercatatkah sebagai tokoh sejarah?.

Sejarah nasional indonesia, mungkin ini cerita umum dan sudah menjadi kurikulum pelajaran disekolah-sekolah di Indonesia. Sejarah masing-masing daerah atau disebut dengan sejarah lokal ini sulit sekali ditemui diberbagai media, kebanyakan sejarah lokal ini hanya disimpan dan dikenang oleh penduduk yang masih hidup dan menceritakan kepada anak cucunya yang kesannya adalah cerita turun temurun. Apakah sejarah hanya sebatas cerita saja??. Sampai hari ini, setiap tgl 25 Januari tiap tahunnya di desa ini memperingati hari Bakti Taruna untuk mengenang jasa pahlawan yang telah memperjuangkan kemerdekaan di Desa Lengkong Wetan. Peringatan ini diadakan bukan untuk mengkulturkan individu atau peristiwa tersebut, namun hanya bertujuan untuk melestarikan peristiwa sejarah di tanah air. Peristiwa sejarah di Lengkong tidak bisa dipisahkan dari sejarah opersi POPDA (Panitija Oeroesan Pemulangan Djepang dan APWI/allietd prisoners of war and internees), ketulusan dan semangat juang para syuhada diharapkan dapat menjadi suri tauladan bagi generasi penerus dalam mengisi dan menjaga kemerdekaan ini.

1.2. Maksud dan Tujuan


Maksud Maksud disusunnya makalah ini adalah untuk mengenang kembali sejarah dan tokoh- tokoh sejarah yang ada di Desa lengkong. Melestarikannya sebagai sebagai kisah nyata yang dapat diteruskan dari generasi ke generasi. Dengan demikian, catatan sejarah ini tidak akan hilang begitu saja, melainkan ikut hidup dan tumbuh dalam jiwa penduduk desa ini. Tujuan Melestarikan sejarah Lengkong Wetan, agar dikenal dan dapat menjadi bagian dari catatan sejarah setempat dan nasional. Yang

pertama adalah yang terpenting, mengingat di desa Lengkong masih banyak keturunan langsung dari para pejuang yang terkait.

1.3. Identifikasi Masalah


Identifikasi dampak-dampak yang muncul dari kurangnya pengetahuan sejarah terhadap kehidupan warga desa Lengkong Sejauh mana sejarah pendidikan yang mempengaruhi kehidupan warga desa Lengkong Wetan

BAB II Pembahasan
2.1. Profil Desa Lenkong
Desa Lenkong Wetan merupakan desa dengan karakteristik pedesaan yang khas dengan ciri menonjolnya adalah sifat komunalisme, originalitas, itegritas, produksi didalam dan untuk keluarga sendiri, tidak ada pendatang profesional dan produksi 2.1.1 Keadaan wialayah kelurahan Kelurahan : Lengkong Wetan Kecamatan Kota Provinsi Kelurahan Kecamatan Kota Provinsi Luas Wilayah Batas Wilayah : Sebelah Utara : Kelurahan lengkong Karya Sebelah Selatan : Kelurahan Lengkong Gudang Timur Sebelah Barat : lenkong Kyai Sebelah Timur : Lengkong Wetan Kelurahan Lengkong wetan terdiri dari 11 RW dan 26 RT : RW 1 : Kampung ciater 1 RW 2 : Kampung buaran RW 3 : Kampung ciater 2 RW 4 : Kampung perigi 1 RW 5 : Kampung perigi 2 RW 6 : Kampung poncol : Serpong : Tanggerang Selatan : Banten : Lengkong Wetan : Serpong : Tanggerang Selatan : Banten : 250, 50 Ha

2.1.2. Sejarah Pendidikan di Lengkong Pendidikan di desa lengkong diawali dengan kegiatan pengajian, yang mana gurunya berasal dari aceh bernama Tengku Amin. Kemudian berlangsung juga gerakan pemberantasan buta huruf. Gurunya dari Kalimantan, medan dan ambon. Setelah indonesia merdeka Pak Sakim Bin Utan Esan (kakek saya) mulai merintis berdirinya sebuah sekolah dasar di desa saya ini, di kampung perigi. Namun kegiatan sekolah ini kemudian terganggu karna timbulnya peristiwa RMS dan DI-TII. Sekolah ditutup secara paksa, kakek saya Sakim Bin Utan Esan ditangkap secara paksa dan pada saat itu bapak saya (Sadar Dadih) yang masih remaja tidak bisa berbuat apa-apa. Perjuangan kakek dan bapak saya yang belum tercapai untuk menjadikan masyarakat desa lengkong yang berpendidikan saat ini akan saya lanjutkan, Mungkin saya tidak berjuang dengan bambu runcing, tapi saya akan berjuang dengan pena dan ilmu yang saya miliki. Keinginan bapak saya untuk memajukan pendidikan di desa ini masih sangat menggebu-gebu sampai saat ini, semua ini terbukti dari usaha beliau untuk menyekolahkan saya sampai menjadi sarjana. Beliau berpesan Jadilah Wanita Bukan Perempuan. Sakim Bin Utan Esan adalah seorang pejuang pendidikan yang tidak dikenal karena beliau tidak merasakan dunia pendidikan tidak seperti rekan seperjuangannya H. Agus Salim yang terkenal karena berpendidikan. Haji Agus Salim adalah tokoh pejuang yang senang

menulis dan berkarya lewat buku-buku yang disusunnya. kalau ingin menjadi seorang pahlawan yang dikenal bukan hanya pendidikan dan gelar tapi lakukanlah dengan seperti buku. Awal tahun 1980-an, bersama dengan masyarakat dan aparat desa berdirilah SDN negeri pertama dikampung saya (1984) , yang dinamai SD Inpres Lengkong Wetan dan sampai sekarang masih ada. Pada saat itu bapak saya menjabat sebagai wakil ketua LKMD dikelurahan dan beliau berkata,: Saya siap Lahan!!. Pada tahun 1987, bapak saya kembali ke Pemda Tanggerang mengusulkan agar di desa menulis dan membuat karya nyata

Lengkong ini dibangun perpustakaan yang disusul dengan disediakan bagi kebutuhan ini.

bangunan

SMP. Saat itu beliau menyatakan bahwa, lahan pribadinya akan

2.2.

Masuknya

YBBAI

di

desa

Lengkong

(awal

pendidikan

berkualitas) Pada tanggal 3 agustus 2001 YBBAI memberikan bantuan buku-buku pegangan pada 500 siswa SDN -02/03 desa lengkong wetan, kecamatan serpong. Pada tahun 2002 YBAI mendirikan sebuah Gedung Perpustakan knock Down System Model YBAI. Perpustakaan ini dinamai perpustakaan anak Medco YBAI , lengkap dengan meubeler serta sejumlah alat peraga. Perpustakaan ini terletak di komplek SDN lengkong wetan -02&03 lengkong wetan. Bukan hanya gedung perpustaan beserta koleksi bukunya yang disiapkan oleh YBAI tetapi ada satu orang pustakawati dan satu perangkat komputer. Tahun 2003 banyak permintaan masyarakat kepada YBBAI yang menginginkan desanya dibangun SMP yang berkualitas, berkenaan dengan permintaan masyarakat akhirnya dibangunlah SMP+ Berkualitas Lengkong Mandiri tahun 2004 yang diawali dengan 5 orang guru dan 15 siswa. Dari predikat berkualitas, plus, mandiri sekarang ini hanya baru melekat pada nama sekolah baru sebatas itu saja, dimana letak plus nya??? Untuk dapat mewujud kan letak plus nya dimata masyarakat dibutuhkan guru yang berkualitas, siswa yang memiliki kedisiplinan dan integrits yang tinggi, serta peran orang tua murid yang mendukung pembelajaran anaknya. Tapi untuk mencapai itu semua memerlukan proses yang luar biasa dan membutuhkan waktu yang tidak singkat. Saat ini SMP Plus BLM sudah memulainya dengan adanya guru-guru yang berkualitas dengan sistem pembelajaran moving class dengan mengunakan kurikulum KTRSP yang menekankan terhadap pendidikan karakter, selain pelajaran formal diadakan pula ekskul sekolah seperti : Jurnalistik & entrepreneur yang diajarkan oleh tenaga profesiaonal

Tahun 2008 atas permintaan masyarakat berdirilah sekolah taman kanak-kanak hingga tahun 2010 dibangun SMK Plus Berkualitas Lengkong Mandiri

BAB IssszzzsxcsII Penutup


3.1. Kesimpulan
Pendidikan adalah syarat utama dalam memajukan taraf daya nalar dan fikir warga Lengkong Wetan. Pilot Project berupa deklarasi pendirian Kampung Pendidikan mandiri di desa ini adalah masih berupa langkah awal. Banyak tahapan lain yang membutuhkan kerja keras agar warga desa dapat terbebas dari belenggu ketidakmapanan untuk menjalankan kehidupan bersosial, berekonomi yang dilandasi dengan pendidikan mapan yang diperoleh. Membuka diri terhadap kemajuan zaman tidak dapat dihindarkan, asalkan warga desa memiliki kekuatan pada sumber daya dirinya sebagai insan-insan yang terdidik, cerdas dan berpengetahuan luas. Dari sini, warga dapat menjadi tuan di tanah leluhurnya sendiri. Fortifikasi dalam kultur dan budaya serta tatanan kehidupan yang berlandaskan norma-norma kedaerahan dapat terus dipertahankan. Karena kultur dan budaya kita yang beraneka ragam adalah kekayaan bangsa, menarik untuk dilestarikan dan diperkenalkan kepada dunia luar. Sementara landasan bersikap dan berperilaku bangsa yang dituangkan dalam ke lima asas Pancasila akan menjadi penentu arah bagi warga lokal manapun untuk bergerak kesatu tujuan yang ingin dicapai bersama, yaitu kemakmuran yang merata disegala bidang bagi negri ini.

3.2. Saran dan dukungan


Lengkong adalah pernah menjadi tanah perjuangan. Perjuangan dimasa penjajahan yang mengikutsertakan leluhur warga bersama dengan beberapa pahlawan nasional yang telah dikenal dalam merebut dan mempertahankan kemerdekaan bangsa ini. Adalah tujuan dari penyusunan makalah ini, agar dengan rasa kebanggaan akan sejarah yang pernah ada tersebut, warga desa Lengkong dapat mempertahankan kepemilikan hak atas lahan-lahan yang dimilikinya sekarang. Karena gaung sejarah akan lebih terdengar jika disuarakan dari lokasi sejarahnya sendiri. Penjiwaan terhadap sejarah perjuangan tersebut juga akan lebih hidup dan bermakna jika di maknai langsung oleh anak cucu dan keturunan selanjutnya dari para pejuang. Demikian bagi

terwujudnya cita-cita bersama untuk memajukan warga desa Lengkong Wetan agar melestarikan budaya dan mempertahankan sejarahnya. Sudah selayaknya kini, warga lengkong melanjutkan perjuangan untuk membangun kualitas SDM warga. Mengingat bahwa sejak masa penjajahan dulu, terdapat tokoh pejuang dari desa ini yaitu Sakim bin Utan Esan yang telah menyadari pentingnya pendidikan. Keberpihakan beliau atas pendidikan warga lalu dilanjutkan dengan salah seorang putranya yaitu Sadar Dadih yang masih sehat sejahtera hingga sekarang.

*************************************

Anda mungkin juga menyukai