Anda di halaman 1dari 32

RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2008 2028

Dalam Undang-undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, disebutkan bahwa pemerintah daerah mempunyai kewenangan yang lebih besar dalam pelaksanaan pembangunan dan pengelolaan sumber daya yang tersedia di wilayahnya dengan tetap memelihara dan menjaga keseimbangan ekosistem dan kelestarian lingkungan sesuai dengan peraturan yang berlaku, termasuk mengenai penataan ruang. Wewenang pemerintah daerah dalam penataan ruang adalah menyelenggarakan penataan ruang daerah yang mencakup unsur perencanaan, pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang. Sedangkan wewenang Pemerintah Pusat adalah dalam hal pengaturan penataan ruang dan berperan memfasilitasi serta melakukan bentuk pengawasan dan pengendalian tata ruang dalam skala nasional. Sebagai upaya dalam menterpadukan program pembangunan dan pengelolaan sumberdaya alam sehingga tercipta suatu pembangunan yang berkelanjutan, pemerintah daerah mempunyai kewajiban untuk menyusun suatu rencana tata ruang yang dapat menjadi acuan dalam pembangunan wilayah. Produk rencana tata ruang tersebut harus dapat menjadi pedoman dalam pelaksanaan pembangunan daerah dan telah menjadi hasil kesepakatan semua stakeholders di daerah. Dalam UU Penataan Ruang yang baru, UU no. 26 tahun 2007 disebutkan bahwa semua peraturan daerah kabupaten tentang rencana tata ruang wilayah kabupaten disusun untuk jangka waktu 20 tahun dan ditinjau kembali satu kali dalam 5 tahun. Pada tahun 2006 telah disusun Revisi/ Evaluasi RTRW Kabupaten Lumajang tahun 2007-2017, namun karena penyesaian dengan Undang-undang Tata ruang Nomor 26 Tahun 2007 dimana dalam setiap produk tata ruang wilayah jangka waktunya adalah 20 tahun maka dilakukan penyesuaian dengan undang-undang tersebut dan disusun kembali RTRW Kabupaten Lumajang tahun 2008 2028.

PENETAPAN KAWASAN PERKOTAAN DAN PERDESAAN Penetapan kawasan perkotaan dan kawasan perdesaan di Kabupaten Lumajang mengacu berdasarkan Undang-undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang. Berdasarkan undang-undang tersebut dijelaskan sebagai berikut : Kawasan perdesaan adalah wilayah yang mempunyai kegiata utama pertanian, termasuk pengelolaan sumber daya alam dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perdesaan, pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial dan kegiatan ekonomi. Kawasan perkotaan adalah wilayah yang mempunyai kegiatan utama bukan pertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perkotaan, pemusatan dan distribusi pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial dan kegiatan ekonomi. Wilayah SSWP Yosowilangun yang terdiri dari lima wilayah pelayanan, dengan pertimbangan perkembangan fasilitas pelayanan dan kependudukan, kemudahan jarak pencapaian lokasi dan untuk lebih memudahkan sinergi pengembangan wilayah selatan Kabupaten Lumajang, akan dipecah ke dalam dua wilayah SSWP baru, yaitu SSWP Jatiroto dengan wilayah pelayanan Kecamatan Tekung, Rowokangkung dan SSWP Yosowilangun, dengan pusat SSWP pada Kecamatan Yosowilangun yang memiliki nilai indeks perkembangan fasilitas pelayanan dan kependudukan lebih tinggi untuk mempercepat kegiatan pembangunan. Wilayah Tempeh yang sebelumnya merupakan wilayah pelayanan dari SSWP Lumajang, dengan pertimbangan kemudahan jarak pencapaian lokasi dan untuk lebih memudahkan sinergi pengembangan wilayah selatan Kabupaten Lumajang, maka Wilayah Tempeh akan dikembangkan sebagai bagian dari wilayah pelayanan SSWP Pasirian. Untuk wilayah SSWP Pasirian dengan nilai indeks tertinggi di Kabupaten Lumajang setelah Kecamatan Lumajang sebagai pusat Kabupaten Lumajang merupakan arahan pembangunan pusat perkotaan untuk mengantisipasi perkembangan pusat kota yang telah ada saat ini pada wilayah SSWP Lumajang dengan pusat pelayanan pada Kecamatan Lumajang dan Kecamatan Sukodono. Sedangkan untuk wilayah kecamatan yang lain dengan indeks kependudukan dan fasilitas yang lebih rendah digolongkan ke dalam sistem kawasan perdesaan. SISTEM PERDESAAN DAN PERKOTAAN A. Sistem Perdesaan Sistem pusat permukiman pedesaan membentuk pusat pelayanan desa secara berhirarki sebagai berikut: 1. Pusat pelayanan antar desa. 2. Pusat pelayanan setiap desa.

3. Pusat pelayanan pada setiap dusun atau kelompok permukiman. Pengembangan pusat permukiman perdesaan dilakukan melalui pusat pertumbuhan di perdesaan dalam bentuk Desa Pusat Pertumbuhan (DPP), pembentukan pusat desa dan pembentukan pusat permukiman perdusunan. Kawasan perdesaan sebagai kawasan permukiman diarahkan memiliki dan dilengkapi dengan pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi. Selanjutnya untuk mendorong pengembangan perdesaan dilakukan pembentukan kawasan agropolitan melalui keterkaitan kawasan perkotaan perdesaan.

Kt r n a : eea g n P s tS W ua S P K t K c mt n oa e a aa D s P s tP ru b h n e a u a et mu a P s tDs ua e a

1 : Pusat SSWP 2 : Kota Kecamatan 3 : Desa Pusat Pertumbuhan 4 : Pusat Pelayanan Desa

Rencana Struktur Ruang Perdesaan

B.

Sistem Perkotaan

Status Kabupaten Lumajang sesuai dengan yang tercamntum pada RTRW Propinsi Jawa Timur memiliki orde kota III, oleh karena itu pengembangan orde kawasan perkotaan Kabupaten Lumajang diarahkan pada orde III sampai dengan orde V. Orde kota-perkotaan di Kabupaten Lumajang ditetapkan sebagai berikut : 1. Orde IIIB : Kawasan Perkotaan Lumajang 2. Orde IV A : Kawasan Perkotaan Pasirian, Tempeh, Randuagung, Yosowilangun, Candipuro, Klakah 3. Orde IV B : Kawasan Perkotaan Kedungjajang, Sukodono, Senduro 4. Orde V A : Kawasan Perkotaan Ranuyoso, Padang, Kunir, Pronojiwo. 5. Orde V B : Kawasan Perkotaan Sumbersuko, Tekung, Rowokangkung, Pasrujambe, Gucialit, Tempursari.

Hirarki kawasan perkotaan di Kabupaten Lumajang berdasarkan tipe kota diklasifikasikan sebagai berikut : 1. Kecamatan Lumajang, dengan jumlah penduduk tahun 2008 sebesar 81.084 jiwa termasuk dalam kategori kawasan perkotaan kecil 2. Kecamatan Pasirian, dengan jumlah penduduk tahun 2008 sebesar 86.872 jiwa termasuk juga ke dalam kategori kawasan perkotaan kecil SISTEM DAN FUNGSI PERWILAYAHAN Penentuan struktur kegiatan tata ruang/hirarki kota-kota di Kabupaten Lumajang didasarkan pada jalur upaya pemantapan-pemantapan fungsi kota dalam kerangka strategi dan kebijaksanaan pengembangan peta struktur tata ruang wilayah Kabupaten Lumajang.
Hierarki Wilayah Orde IIIB Orde IVA Kecamatan Lumajang Pasirian Tempeh Randuagung Yosowilangun Candipuro Klakah Kedungjajang Sukodono Senduro Ranuyoso Padang Kunir Pronojiwo Sumbersuko Tekung Rowokangkung Pasrujambe Gucialit Tempursari Fungsi dan Peranan Hirarki Kegiatan Sebagai pusat utama sistem pelayanan berskala regional skala Kabupaten Lumajang / K1 (perdagangan dan jasa, perkantoran, pendidikan, kesehatan) Sebagai sub pusat utama sistem pelayanan berskala lokal (perdagangan dan jasa, pendidikan, kesehatan), memiliki daerah pelayanan beberapa wilayah kecamatan di sekitarnya / K2

Orde IVB Orde VA

Orde VB

Sebagai sub sub pusat sistem pelayanan berskala lokal (perdagangan dan jasa, pendidikan), memiliki daerah pelayanan beberapa wilayah kecamatan di sekitarnya / K2 Memiliki sistem pelayanan berskala lokal yang meliputi beberapa sarana pendukung kegiatan masyarakat setempat (perdagangan dan jasa, pendidikan dasar dan menengah, serta kesehatan) Memiliki daerah pelayanan hanya satu kecamatan itu sendiri / K3 Memiliki sistem pelayanan berskala lokal yang meliputi beberapa sarana pendukung kegiatan masyarakat setempat (perdagangan dan jasa, pendidikan dasar dan menengah, serta kesehatan) Memiliki daerah pelayanan hanya satu kecamatan itu sendiri / K3

Rencana sistem pusat pelayanan di Kabupaten Lumajang yaitu : A. SSWP Klakah dengan pusat pengembangan di Kecamatan Klakah dan wilayah pelayanan meliputi wilayah Kecamatan Klakah, Ranuyoso, Randuagung dan Kedungjajang. Sektor unggulan yang akan dikembangkan adalah industri, perdagangan, pertanian, kehutanan, perkebunan dan pariwisata ; B. SSWP Lumajang dengan pusat pengembangan di Kecamatan dan wilayah pelayanan meliputi wilayah Kecamatan Lumajang, Sukodono, Sumbersuko dan Padang. Sektor

unggulan yang akan dikembangkan adalah pertanian tanaman pangan, perdagangan, industri, permukiman, perhubungan dan pariwisata ; C. SSWP Yosowilangun dengan pusat pengembangan di Kecamatan Yosowilangun dan wilayah pelayanan meliputi wilayah Kecamatan Kunir dan Yosowilangun. Sektor unggulan yang akan dikembangkan adalah perdagangan, pertanian tanaman pangan, perikanan, pertambangan, perkebunan dan pariwisata ; D. SSWP Jatiroto dengan pusat pengembangan di Kecamatan Jatiroto dan wilayah pelayanan meliputi wilayah Kecamatan Jatiroto, Tekung dan Rowokangkung. Sektor unggulan yang akan dikembangkan adalah pertanian tanaman pangan dan pedagangan. E. SSWP Senduro dengan pusat pengembangan di Kecamatan Senduro dan wilayah pelayanan meliputi wilayah Kecamatan Senduro, Pasrujambe dan Gucialit. Sektor unggulan yang akan dikembangkan adalah pariwisata, pertanian, perkebunan, kehutanan, peternakan dan industri agribisnis kawasan agropolitan dan industri kayu olahan; F. SSWP Pasirian dengan pusat pengembangan di Kecamatan Pasirian dan wilayah pelayanan meliputi wilayah Kecamatan Pasirian, Tempeh dan Candipuro. Sektor unggulan yang akan dikembangkan adalah pertanian tanaman pangan, kehutanan, perkebunan, pariwisata, industri kecil (gula kelapa dan perak), pertambangan dan perikanan ; G. SSWP Pronojiwo dengan pusat pengembangan di kecamatan Pronojiwo dan wilayah pelayanan meliputi wilayah Kecamatan Pronojiwo dan Tempursari. Sektor unggulan yang akan dikembangkan adalah pertanian tanaman pangan, kehutanan, perkebunan, pariwisata dan perikanan. SISTEM PRASARANA WILAYAH Sistem jaringan prasarana wilayah kabupaten dikembangkan untuk mengintegrasikan wilayah kabupaten selain untuk melayani kegiatan skala kabupaten yang meliputi sistem jaringan transportasi, sistem jaringan energi dan kelistrikan, sistem jaringan telekomunikasi, dan sistem jaringan sumber daya air, termasuk seluruh daerah hulu bendungan atau waduk dari daerah aliran sungai. Sistem Jaringan Jalan Upaya pengembangan jalan-jalan sirip, Kecamatan Tempursari-Kecamatan Pronojiwo, jalan sirip Kecamatan Yosowilangun - Kecamatan Rowokangkung, dan jalan sirip Kecamatan Candipuro - Kecamatan Pasirian Rencana penyesuaian pemanfaatan jalan berdasarkan klasifikasi fungsi jalan, berupa penyesuaian jalan kolektor primer yang menghubungkan Kecamatan Klakah-

Kecamatan Randuagung, Kecamatan Lumajang-Kecamatan Tekung - Kecamatan Rowokangkung, Kecamatan Lumajang - Kecamatan Tempeh - Kecamatan Candipuro Kecamatan Pronojiwo, Kecamatan Lumajang - Kecamatan Tempeh - Kecamatan Pasirian. Peningkatan kualitas jalan dan pendukung prasarana jalan yang meliputi kegiatan peningkatan daya dukung perkerasan, pengaspalan perkerasan jalan, ataupun pelapisan ulang perkerasan jalan. Pengembangan jalur lingkar timur Kabupaten Lumajang yang melalui jalur Jogotrunan Kedungjajang dan Sukodono Kedungjajang. Pengembangan jalan bypass timur Kabupaten Lumajang yang melewati Kecamatan Lumajang (Kelurahan Jogotrunan - Kepuharjo), Kecamatan Sukodono (Desa Boreng Sumberjo Selok godang - Bondoyudo) dan Kecamatan Kedungjajang (Desa Wonorejo). Pengembangan jalan Bypass barat Kabupaten Lumajang, yang melewati Kecamatan Sukodono (Desa Kutorenon) dan Kecamatan Kedungjajang (Desa Pandansari) Rencana pengembangan jalan baru yaitu dengan rute Senduro Gucialit Klakah. Rencana Pengembangan Jalan arteri primer Probolinggo Lumajang Rencana pengembangan jalur lintas selatan sebagai bagian dari jalan propinsi yaitu Pronojiwo Jarid Bagu Wot Galih serta jalan sirip lintas selatan Pronojiwo Tempursari Bagu Tempeh Pandanwangi.

Angkutan Umum Angkutan umum harus dapat melayani jalur-jalur utama dan juga dapat mencapai berbagai lokasi utama terutama lokasi-lokasi yang terdapat di jalan arteri. Jalur angkutan umum harus dapat melayani kebutuhan penduduk dari lokasi-lokasi permukiman ke tempat kerja, tempat perbelanjaan, sekolah, rekreasi dan lain-lain. Adanya angkutan umum yang melayani antar kecamatan di Kabupaten Lumajang atau antar pusat pelayanan yang ada di Kabupaten Lumajang serta pengaturan jadwal pemberangkatan angkutan umum. Perlu direncanakan pula adanya keterpaduan rute angkutan umum antar moda perjalanan yaitu adanya keterpaduan rute angkutan umum yang mampu mempermudah penumpang yang akan berpindah moda perjalanan. Perlu disediakan halte pemberhentian sehingga pola angkutan umum dapat lebih teratur. Pangkalan kendaraan umum di setiap kota kecamatan, fungsi pangkalan umum ini seperti halte bus tetapi untuk jenis kendaraan umum yang lebih kecil. Halte bus yang bertujuan untuk menampung bus dengan rute yang melalui Kabupaten Lumajang. Adapun lokasi halte bus yang direncanakan adalah sepanjang jalan arteri dan kolektor pada kecamatan yang dilalui. Transportasi Kereta Api Pada sepanjang jalan kereta api perlu penertiban garis sempadan untuk keamanan perjalanan kereta api dan masyarakat yang bertempat tinggal di sekitar rel kereta api. Keberadaan stasiun kereta api di kabupaten Lumajang dipertahankan kondisinya. Jaringan rel kereta api membelah wilayah utara bagian timur, melalui kecamatan Klakah, Randuagung dan Jatiroto. Konservasi rel mati pada ruas-ruas yang potensial, yang meliputi jalur Klakah Lumajang Pasirian; dan jalur Lumajang Yosowilangun. Prasarana Telematika Pelayanan jaringan telepon diutamakan pada kawasan-kawasan komersial, industri dan fasilitas pelayanan umum serta kawasan permukiman. Sedangkan untuk telepon umum akan direncanakan pada lokasi-lokasi yang strategis seperti di pusat perdagangan, perkantoran, pendidikan maupun di pusat pelayanan kesehatan dan pusat kegiatan masyarakat lainnya. Sedangkan pada kawasan-kawasan yang lokasinya cukup strategis maka diarahkan pengembangan wartel (untuk telepon intelokal, internasional dan telegram). Pengembangan jaringan telepon dengan teknologi wireless phone. Kawasan yang tidak terjangkau oleh jaringan telepon dikembangkan untuk jaringan

telepon selular. Pengembangan STO di setiap SSWP di Kabupaten Lumajang. Rencana penggunaan Menara BTS Bersama yang sesuai dengan standar baku.

Sistem Prasarana Sumber Daya Air Pembuatan jaringan baru khususnya di kawasan permukiman, rehabilitasi jaringan air bersih yang telah ada serta peningkatan produksi dan pengendalian tingkat kebocoran. Untuk wilayah yang tidak dapat dijangkau oleh pelayanan air bersih PDAM dilakukan dengan meningkatkan pelayanan dan menambah jaringan air bersih melalui jaringan air bersih berbasis masyarakat. Upaya konservasi sumber air untuk mempertahankan ketersediaan sumber air dilakukan melalui. Sistem Jaringan Prasarana Energi Rencana pengembangan jaringan listrik di wilayah pedesaan di lereng Gunung Semeru dan kawasan selatan Kabupaten Lumajang. Gardu induk tetap menggunakan gardu induk yang ada yaitu gardu induk Klakah, Lumajang dan Tempeh. Kawasan di sekitar gardu induk diberi pagar sehingga tidak digunakan untuk perumahan maupun pembangunan bangunan lainnya dan juga tanda bahaya. Untuk jaringan udara tegangan tinggi yang melintas di bagian timur dan barat Kabupaten Lumajang, guna menjaga keselamatan dan keamanan maka dalam radius 25 meter sekitar SUTT ini merupakan kawasan bebas bangunan. Namun pada kondisi tertentu bila sekitar jalur SUTT ini akan digunakan sebagai kawasan terbangun maka diarahkan agar kanan dan kiri jalur SUTT digunakan untuk jalan sejajar sehingga tidak langsung berhubungan dengan kawasan terbangun. Perencanaan dan pelaksanaan prasarana listrik memperhatikan ketentuan-ketentuan yang berlaku. Arahan pengembangan energi baru dan terbarukan sebagai energi alternatif meliputi : Energi mikrohidro di wilayah Kecamatan Pronojiwo, Kecamatan Candipuro, Kecamatan Gucialit, Kecamatan Senduro, Kecamatan Pasrujambe, Kecamatan Tempursari dan Kecamatan Pasirian. Energi surya di wilayah perdesaan dan terpencil.

Sistem Prasarana Lingkungan Peningkatan kualitas pelayanan petugas kebersihan di kawasan perkotaan, dan penambahan sarana tempat sampah komunal Mengalokasikan tempat pembuangan akhir dengan batas tertentu dari permukiman dan memenuhi ketentuan daya dukung lingkungan. Pengembangan konsep 4R (reuse, reduce, recycle dan replace) untuk mengurangi volume sampah pada masing-masing TPS. Setiap rumah diwajibkan mempunyai septic tank, sedangkan untuk kawasan permukiman yang padat mempergunakan sistem septic tank komunal. Penanganan air limbah untuk kawasan ekonomi, sistim yang dipakai adalah gabungan antara sistem indiviual dan cara kolektif. Instalasi pengolahan air limbah yang harus ada pada kawasan industri, terdiri dari pengolahan secara kimia dan biologis (disarankan memakai proses lumpur aktif). PENGEMBANGAN FASILITAS UMUM KAWASAN PERKOTAAN Yang termasuk di dalam hierarkhi sarana dan prasarana yaitu sarana dan prasarana yang menjadi fasilitas penunjang permukiman seperti fasilitas kesehatan, fasilitas peribadatan, fasilitas pendidikan, dan perniagaan berdasarkan tingkatan pelayanan (skala pelayanan). Fasilitas Pendidikan Rencana yang akan dilakukan untuk sarana pendidikan ini dengan melakukan penambahan TK di Kecamatan Pronojiwo, Sumbersuko dan Ranuyoso. Perbaikan pada fisik bangunan Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menengah Umum khususnya sekolah-sekolah yang berada di daerah perdesaan di setiap kecamatan agar kegiatan belajar dan mengajarnya berjalan dengan baik. Fasilitas Peribadatan Berdasarkan hasil perhitungan, sarana peribadatan untuk umat agama Islam sudah tercukupi. Untuk kebutuhan sarana peribadatan lainnya jumlahnya disesuaikan dengan kebutuhan pemeluk agama tersebut, dimana jumlah pemeluk agama terus bertambah hingga akhir tahun rencana. Fasilitas Kesehatan Penambahan fasilitas pondok bersalin, apotek, dan sarana penunjang kesehatan seperti dokter, bidan, perawat yang didistribusikan secara merata di setiap kecamatan. Fasilitas Perekonomian Kegiatan perdagangan dan jasa masih akan dipusatkan di SSWP Lumajang, khususnya

Kecamatan Lumajang dan Sukodono sesuai dengan kondisi saat ini dengan skala pelayanan kota dan wilayah. Pusat perdagangan dan jasa baru dikembangkan di sub pusat-sub pusat baru sesuai dengan rencana struktur tata ruang yang telah disusun. Fasilitas Perumahan Persiapan rencana distribusi penduduk dan pengembangan perumahan dengan cara peningkatan sarana dan prasarana di SSWP Senduro, SSWP Klakah dan kawasan selatan Kabupaten Lumajang . Untuk menurunkan tingkat kepadatan SSWP Lumajang, danbeberapa kecamatan yang padat, untuk 20 tahun mendatang kepadatan penduduk diarahkan pada SSWP Senduro dan Klakah serta beberapa bagian di SSWP Jatiroto. Pemerataan perkembangan infrastruktur penduduk dan infrastruktur penunjang permukiman yang terencana. Pemantauan perkembangan pembangunan perumahan tiap tahun. Penyusunan data informasi perumahan yang akurat melalui suatu sistem informasi.

PENATAAN POLA RUANG Penataan pola ruang Kabupaten Lumajang ini meliputi rencana pelestarian kawasan lindung, dan pengembangan kawasan budidaya. 1. Rencana Pelestarian Kawasan Lindung Kawasan lindung di Kabupaten Lumajang meliputi kawasan suaka alam, kawasan pelestarian alam, kawasan perlindungan bawahan, kawasan perlindungan setempat, dan kawasan bencana alam. Kawasan Suaka Alam (Cagar Alam) Kawasan Cagar Alam yang perlu dilestarikan di Kabupaten Lumajang berada di wilayah Kecamatan Pasrujambe dan Senduro, yang meliputi wilayah Desa Pasrujambe, Jambekumbu, Burno, Kandangtepus, Argosari, Gucialit, dan Desa Ranupane. Kawasan Pelestarian Alam Kawasan pelestarian alam di Kabupaten Lumajang pada umumnya berada pada wilayah selatan, barat dan utara yang berupa kawasan hutan lindung dan kawasan danau maupun pada wilayah yang mempunyai lahan kritis. Rencana pola ruang kawasan pelestarian alam antara lain meliputi kawasan taman nasional, taman hutan raya, taman wisata alam, dan kawasan cagar budaya. Untuk wilayah Taman Nasional yang ada di Kabupaten Lumajang adalah Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, yang mempunyai luas 23.539,45 Ha, yang dibagi berdasarkan zonasi, yaitu zona inti 11.605,84 Ha, zona rimba 11.299,26 Ha, zona pemanfaatan intensif 150,00 Ha, dan zona pemanfaatan tradisional 484,35 Ha. Kawasan Perlindungan Bawahan Kawasan lindung mutlak berupa hutan dengan fungsi utamanya menjaga kehidupan sekitarnya sebagai pengatur tata air, pencegah banjir dan erosi serta memelihara kesuburan tanah, yang pemanfaatannya mutlak hanya untuk kelestarian fungsi yang dimaksud, meliputi Kecamatan Pronojiwo, Candipuro, Pasrujambe dan Senduro. Kawasan lindung terbatas berupa hutan dengan fungsi utamanya menjaga kehidupan sekitarnya sebagai pengatur tata air, pengalih banjir dan erosi serta memelihara kesuburan tanah, yang pemanfaatannya masih dimungkinkan untuk usaha budidaya secara terbatas, sejauh masih tetap terjamin terpeliharanya fungsi lindung yang ada, meliputi kecamatan Pronojiwo (Sidomulyo), Pasrujambe (Desa Pasrujambe, Jambekumbu), Gucialit (Desa Gucialit), Klakah (Desa Alun-alun, Sumberpetung, Papringan, Salak), Kedungjajang (Desa Sawaran Lor), Pasirian, Ranuyoso, Senduro (Desa Ranupane dan Argosari) dan Tempursari (Desa Tempursari, Tempurejo, Jugosari, Bades, Gonoruso, Sumberurip).

Kawasan Perlindungan Setempat Kawasan perlindungan setempat terdiri kawasan sempadan sungai, sempadan pantai, sempadan danau dan kawasan di sekitar mata air. Kawasan lindung setempat di Kabupaten Lumajang meliputi wilayah kecamatan Gucialit, Klakah (Desa Tegalrandu dan Klakah), Ranuyos (Desa Ranuyoso dan Ranu Bedali),Pasrujambe, Candipuro, Tempeh, Pasirian dan Senduro. Kawasan sempadan sungai di Kabupaten Lumajang terdapat di sepanjang sungai yang mengalir di wilayah Kabupaten Lumajang. Kebijaksanaan pemanfaatan ruang diutamakan bagi perlindungan kawasan sempadan sungai meliputi: a. Pencegahan dilakukan kegiatan budidaya di sepanjang sungai yang dapat mengganggu atau merusak kualitas air, kondisi fisik dan dasar sungai serta alirannya. b. Pengendalian kegiatan yang telah ada di sekitar sungai. c. Pengamanan daerah aliran sungai. Kawasan Sempadan Pantai di wilayah Kabupaten Lumajang terletak di sepanjang garis pantai, yang terdapat di wilayah Kabupaten Lumajang di wilayah selatan, memanjang dari bagian timur ke barat. Pengendalian kawasan sepanjang pantai tersebut dengan kriteria garis sempadan pantai seluas 3500 meter dari pasang tertinggi. Kebijaksanaan kawasan sepanjang pantai ini terutama adalah perlindungan terhadap sempadan pantai dengan budidaya, pengendalian khususnya tambak, dan pengembalian fungsi lindung pantai yang mengalami kerusakan. Kawasan Sempadan Danau terutama ditujukan bagi perlindungan kawasan danau meliputi pencegahan dilakukannya kegiatan budidaya di sekitar danau yang dapat mengganggu fungsi danau, pengendalian kegiatan yang telah ada di sekitar danau, dan pengamanan daerah hulu. Kawasan sekitar mata air terutama ditujukan bagi perlindungan kawasan sekitar mata air meliputi: a. Pencegahan dilakukannya kegiatan budidaya di sekitar mata air yang dapat mengganggu fungsi mata air dan penyediaan air baku b. Pengendalian kegiatan yang telah ada di sekitar mata air Kawasan Bencana Alam Kawasan Rawan Letusan Gunung Api, ditetapkan dengan kriteria kawasan yang berada di sekitar gunung yang pernah meletus dan masih menunjukkan gejala aktifitas vulkanis, sering terlanda lava, awan panas dan jatuhan proklastis serta lahar yaitu Kecamatan Pronojiwo (Desa Sidomulyo), Tempursari, Senduro (Desa Ranupane, Argosari), Yosowilangun, Pasrujambe (Desa Pasrujambe).

Kawasan Rawan Gempa Bumi; Daerah yang yang diidentifikasikan sebagai pusat gempa dan yang pernah mengalami kegempaan dengan itensitas lebih dari 4 skala richter, berada pada daerah sesar atau patahan yaitu di kawasan sekitar patahan. Yaitu di sekitar sungai Bondoyudho, di kawasan selatan Kabupaten Lumajang di Kecamatan Tempursari (Desa Tempurrejo, Bulurejo, Tegalrejo, Purorejo, Pundunsari, Kaliuring, Tamanayu), Pasirian (Desa Bago, Bades, Selokawarawar, Selokanyar), Tempeh, Kunir, Yosowilangun (Desa Wotgalih, Pandanwangi, Jatimulya, Pandan arum ) dan Rowokangkung.

Kawasan Rawan tsunami; kawasan yang terletak di kawasan selatan Kabupaten Lumajang, yang langsung berbatasan langsung dengan pantai selatan yang berpotensi untuk mengalami gempa dengan skala besar >>VI MMI. Yaitu Kecamatan Tempursari di desa Bulurejo dan desa Tegalrejo, Kecamatan Pasirian di Desa Bagu, Mutier, dan Pasirian, Kecamatan Tempeh, Kecamatan Kunir, dan Kecamatan Yosowilangun di desa Wotgalih dan Tunjungrejo.

Kawasan Rawan Gerakan Tanah; kawasan yang rawan gerakan tanah adalah daerah yang memiiki kemiringan >50% dengan kandungan air tanah sedang-tinggi dan sifat tanah lunak atau gembur. Yaitu di sekitar Sungai Besuk Semut dan Sungai Besuk Tunggal di Kecamatan Pronojiwo, Tempursari, Candipuro, Pasirian, Pasrujambe dan Senduro.

Kawasan Rawan Banjir; kawasan rawan banjir di Kabupaten Lumajang dibagi menjadi:

Banjir pengaruh Gunung Semeru, yaitu kawasan disekitar aliran Sungai Glidik dan
Rejali, serta Sungai Mujur akibat aliran lava yang mengakibatkan pendangkalan sungai, meliputi Kecamatan Pronojiwo (Desa Supiturang), Kecamatan Candipuro (Desa Jugosari), Kecamatan Tempursari, Kecamatan Pasirian. Kawasan rawan banjir pengaruh topografi disebabkan curah hujan yang tinggi dan tidak adanya penahan air yaitu di Kecamatan Pasrujambe (Desa Kertosari), Kecamatan Padang (Desa Mbarat dan Kedawung), Kecamatan Ranuyoso (Desa Ranubedali dan Desa alun-alun), Kecamatan Senduri dan Kecamatan Klakah.

Kawasan rawan banjir akibat luapan atau genangan yang disebabkan meningkatnya
debit sungai dan ketidakmampuan sungai menampung air. Terdapat di Kecamatan Rowokangkung di Desa Rowokangkung dan Sidorejo (akibat luapan sungai Bondoyudho), Kecamatan Yosowilangun di Desa Tunjung rejo, Wotgalih, Kalipepe dan Desa Yosowilangun, Kecamatan Tempursari di Desa Kaliuling, Tempursari, dan Desa Bulurejo. Kebijakan penanganan terhadap kawasan rawan bencana tersebut meliputi : Pengendalian kegiatan disekitar kawasan rawan bencana.

Rehabilitasi dan konservasi tanah pada kawasan yang rawan bencana longsor / tanah tererosi sangat tinggi.

Penetapan zona bahaya dan zona aman terhadap letusan gunung berapi, Kawasan
rawan bencana ini telah diidenfikasi oleh beberapa studi dan dalam proyek gunung semeru yang meliputi areal seluas 26,520 ha dengan perincian sebagai berikut : - Daerah terlarang yaitu daerah yang terletak di sekitar gunung berapi yang berdekatan dengan sumber letupan ditetapkan pada sebagian wilayah Kecamatan Senduro, Pronojiwo, Dan Candipuro. Rencana pengembangannya adalah daerah perlindungan mutlak yang tidak bisa dibudiidayakan. - Daerah bahaya 1 merupakan daerah yang dianggap paling bebrahaya berdasarkan pengalaman letusan dimasa lampau ditetapkan pada sebagian wilayah Kecamatan Senduro, Pronojiwo, Pasirian, Tempeh, Kunir, Yosowilangun, Rowokangkung, Tekung, Jatiroto, Lumajang, Sukodono, Randuagung, Kedungjajang, Gucialit, Klakah Dan Ranuyoso. - Daerah bahaya 2 ditetapkan pada wilayah Kecamatan Pronojiwo, Tempursari, Candipuro, Pasirian, Tempeh, Senduro, Tekung, Lumajang Dan Sukodono. Memberikan pelatihan dan sosialisasi kepada masyarakat untuk mngetahui tandatanda alam terjadinya letusan sebagai earlier warning system. Penetapan zona rawan tsunami dan revitalisasi ekosistem pesisir Pengangkatan sedimen untuk mempertahankan volume sungai dan pengerukan dilakukan dengan tetap memperhatikan kemiringan sungai untuk sungai-sungai yang dilaluli oleh lahar dingin Gunung Semeru Mengadakan penanaman tanaman keras pada daerah rawan longsor untuk menguatkan tanah. Pembuatan plengsengan pada daerah yang curam untuk menahan jatuhnya aliran air agar tidak terlalu cepat Usulan program untuk mengatasi masalah adalah peningkatan perkerasan tanggul (sabuk) menjadi plengsengan, normalisasi atau pengeraukan dasar sungai dan perbaikan bangunan-bangunan air penunjang sistem drainase. Memaksimalkan penggunaan klep atau pintu air dalam fungsi pengaturan debit pengaliran sungai. 2. Rencana Pengembangan Kawasan Budidaya Kawasan Hutan Produksi Hutan produksi di Kabupaten Lumajang dibedakan menjadi hutan produksi mahoni, hutan produksi jati, hutan produksi pinus dan hutan produksi damar. Untuk hutan

produksi mahoni terdapat di Kecamatan Ranuyoso, Kecamatan Klakah dan kecamatan Randuagung dengan luas 101.431,6 Ha. Hutan produksi jati terdapat di Kecamatan Candipuro, Kecamatan Pasirian dan Kecamatan Yosowilangun dengan luas 259.664,9 Ha. Hutan produksi pinus terdapat di Kecamatan Pronojiwo dan Kecamatan Tempursari dengan luas 227.206,7 Ha. Hutan produksi Damar Kecamatan Gucialit dan Kecamatan Senduro dengan luas 223.149,5 Ha. Adapun arahan pengembangannya yaitu dengan mengembangkan potensi hutan produksi yang ada di masing-masing daerah. Kawasan Pertanian Kawasan pertanian di Kabupaten Lumajang meliputi : A. Pertanian Tanaman Pangan Meliputi tanaman padi, jagung, kedelai, ubi kayu, dan ubi jalar. Pengaturan alokasi pemanfaatan ruang untuk kegiatan pertanian sesuai dengan kesesuaian lahan dengan tetap memperhatikan kelestarian fungsi lingkungan hidup. Penerapan metoda konservasi tanah dan sumberdaya air sesuai dengan kondisi kawasan. Pengaturan zonasi komoditas pertanian untuk menjaga keseimbangan antara permintaan dan penawaran. Mempertahankan kawasan pertanian beririgasi teknis. Pencegahan koversi lahan pertanian produktif untuk peruntukan lain. Memperbaiki dan mengembangkan prasarana dan sarana infrastruktur ke lokasi pertanaman (budidaya) serta untuk pengolahan dan pemasaran. Pengembangan sawah irigasi teknis atau pencetakan sawah baru dilakukan dengan memprioritaskan perubahan dari sawah tadah hujan menjadi sawah irigasi. Perubahan kawasan pertanian menjadi non pertanian harus diikuti oleh pengembangan kawasan pertanian baru dengan tetap memperhatikan luas kawasan yang dipertahankan sebagai kawasan pertanian. Pemanfaatan kawasan pertanian diarahkan untuk meningkatkan produksi dan produktifitas tanaman pangan dengan mengembangkan kawasan cooperative farming dan holtikultura dan kawasan good agriculture practices. Perlindungan terhadap hak-hak petani dari para tengkulak ataupun pihak lain yang sering mempermainkan harga hasil pertanian. Mensosialisasikan strategi-strategi bertanam yang lebih efektif Mampu memprediksi kebutuhan global terhadap komoditi pertanian serta mensosialisasikannya kepada para petani. Mendorong tumbuh dan berkembangnya organisasi/ asossiasi petani. Mendorong tumbuh dan berkembangnya organisasi kerjasama antar pelaku usaha.

B. Pertanian Tanaman Hortikultura Meliputi tanaman bawang merah, bawang putih, kentang, bawang daun, wortel, kubis, sawi, kacang panjang, melon dan semangka. C. Pertanian Tanaman Buah-buahan Meliputi tanaman alpukat, belimbing, durian, mangga, nangka, rambutan, pisang, salak dan sawo. D. Perkebunan Meliputi tanaman kelapa, kopi, cengkeh, pinang, tebu, tembakau, kakao, teh, dan karet. Meningkatkan sinkronisasi dan koordinasi dengan wilayah lain yang mengembangkan komoditas perkebunan yang sama dalam menyusun strategi pengembangan perkebunan secara bersama, termasuk di dalamnya dalam kerjasama penelitian guna pengembangan produk perkebunan. Menjalankan mekanisme insentif dan disinsentif bagi para pelaku usaha perkebunan. Mengembangkan konsep Corporate Community Relationship, agar pengusaha perkebunan atau masyarakat di sekitar perkebunan dapat berperan di dalam pengelolaan perkebunan, serta pengusaha perkebunan besar dengan segala kelebihan yang dimilikinya dapat berperan membantu meningkatkan produktivitas dan mutu hasil perkebunan rakyat, baik melalui kegiatan peremajaan, rehabilitasi maupun deversifikasi usaha perkebunan. E. Peternakan Meliputi peternakan unggas, sapi potong, sapi perah, kerbau, kambing, dan kambing PE. Pengembangan kawasan peternakan diarahkan pada pengembangan komoditas ternak dan unggas unggulan yang secara embrional telah ada (mempertahankan ternak plasma nutfah) atau pun spesies baru yang memiliki keunggulan komparatif dan kompetitif. Mengembangkan kawasan peternakan dengan mempertimbangkan keterkaitan pusat distribusi pakan ternak dan kondisi bentang alam (pengembangan padang penggembalaan). Kawasan budidaya ternak yang berpotensi untuk dapat menularkan penyakit dari hewan ke manusia atau sebaliknya, diarahkan terpisah secara tegas dari permukiman padat penduduk, dan harus sesuai dengan ketentuan teknis kawasan usaha peternakan serta kesehatan lingkungan (khususnya usaha unggas, walet, dsb). Peningkatan nilai ekonomi usaha peternakan dengan mengembangkan teknologi budidaya ternak, dan pengembangan usaha pengolahan hasil ternak.

F.

Perikanan Meliputi perikanan air tawar dan perikanan laut. Mempertahankan perikanan air tawar yang telah ada (embrional) Meningkatkan perikanan air tawar dengan penyediaan bibit unggul Menjaga kelestarian air dan kontinyuitas suplay air. Pengendalian melalui mempertahankan kualitas air dan mempertahankan habitat alami ikan Peningkatan produksi dengan memperbaiki sarana dan prasarana perikanan.

Kawasan Pertambangan Pengembangan kawasan pertambangan diarahkan pada kawasan tambang Andesit di wilayah Kecamatan Candipuro, Senduro, dan Pasirian. Bahan tambang berupa pasir dan batu di wilayah Kecamatan Tempursari, Pasirian, Tempeh dan Candipuro. Pasir besi di Kecamatan Pasirian. Untuk batu kapur atau gamping terdapat di wilayah Kecamatan Tempursari sedangkan untuk bahan batu apung terletak di wilayah Kecamatan Yosowilangun, Kunir, dan Tempeh. Kawasan Peruntukan Industri Zona Kawasan lokasi industri kecil di Kabupaten Lumajang yang didasarkan pada orientasi bahan baku dan tenaga kerja meliputi industri olahan pisang di Desa senduro (Kecamatan Senduro) dan Desa Wonorejo (Kecamatan Kedungjajang), kerajinan perak di Desa Pulo, Gesang (Kecamatan Tempeh), Desa Tumpeng (Kecamatan Candipuro), gula kelapa di Desa Bagu (Kecamatan Pasirian) dan Desa Jugosari (Kecamatan Candipuro), pande besi di Desa Tegal Bangsri dan Desa Maninjo (Kecamatan Ranuyoso), batik di Desa Kunir (Kecamatan Kunir), anyaman bambu di Desa Pasrujambe (Kecamatan Pasrujambe), dan konveksi di Desa Kalipenggung (kecamatan Randuagung). Sedangkan untuk kawasan industri, berdasarkan kondisi lahan dan potensi ekonominya maka pengembangan diarahkan pada Kecamatan Senduro, Tempeh, Ranuyoso, Kedungjajang, Kunir dan Candipuro. Kawasan Pariwisata Potensi obyek wisata yang perlu dikembangkan di Kabupaten Lumajang yaitu : 1. Wisata Pantai Pantai Bambang merupakan tempat rekreasi pantai yang terletak di Desa Bago Kecamatan Pasirian terletak 22 Km dan arah kota Lumajang ke arah selatan.

Pantai Watu Pecak, merupakan tempat rekreasi pantai yang terletak di Desa Selok Awar-Awar Kecamatan Pasirian yang terletak 18 Km dari arah kota Lumajang ke arah selatan. Pantai Dampar merupakan wisata pantai yang terletak 25 Km dari kota Lumajang tepatnya di Desa Gondoruso Kecamatan Pasirian. Pantai Melemen yang terletak di Desa Wotgalih Kecamatan Yosowilangun terletak 28 Km dari Kota Lumajang ke arah timur. Pantai Golong terletak 64 Km dari arah Kota Lumajang ke arah Timur terletak di Desa Bulurejo Kecamatan Tempursari. 2. Wisata Pegunungan Piket Nol berupa tempat rekreasi pemandangan alam yang terletak di Desa Supiturang Kecamatan Pronojiwo. Besuksat tempat wisata berupa pemandangan alam yang terletak di Desa Kertosari Kecamatan Senduro. Tempat ini merupakan tempat pengambilan air suci bagi umat Hindu terutama dari Bali. 3. Wisata Telaga Ranu Klakah, merupakan tempat rekreasi berupa danau yang terletak di Desa Tegalrandu wilayah Kecamatan Klakah dengan fasilitas hotel, restoran, lapangan tenis, tempat bermain anak-anak.

Ranu Pakis, merupakan tempat rekreasi danau yang terletak di Desa Ranupakis
Kecamatan Klakah, lokasi ini terletak tidak terlalu jauh dari Ranu Klakah. Ranu Bedali, merupakan tempat rekreasi danau yang terletak di Desa Ranubedali Kecamatan Ranuyoso. Ranu Kumbolo dan Ranu Pane, terletak di Dukuh Ranu Pane Desa Argosari Kecamatan Senduro. 4. Tempat Permandian Permandian Selokambang di Desa Purwosono Kecamatan Lumajang Kolam Renang di Pusat kota Lumajang Pemandian Tirtowono di Desa Jarit Kecamatan Candipuro 5. Wisata Goa Goa Tetes di Desa sidomulyo Kecamatan Pronojiwo Goa Complong di Desa Gondoruso Kecamatan Pasirian Goa Bima di Desa Bades Kecamatan Pasirian. 6. Air Terjun Air terjun Kertowono di Desa Kertowono Kecamatan Gucialit Air terjun Antrukan di desa Senduro Kecamatan Senduro

Air terjun Manggis di Desa Kandangan Kecamatan Senduro Kawasan Permukiman Ditekankan pada daerah tertentu yang menjadi arahan persebaran penduduk hingga tahun 2028. Adanya usaha kontrol/ pengendalian terhadap peningkatan jumlah rumah non permanen ataupun tidak layak huni oleh pemukim liar ataupun bagi penduduk kota yang tergolong tunawisma khususnya untuk pusat kota yang daerahnya sudah cukup padat. Arahan persebaran pemukiman akan dibuat tersebar merata sebagai usaha untuk mencegah terjadinya pemusatan penduduk, dengan memperhatikan pula faktor aksesibilitas, faktor kesesuaian lahan (jenis dan topografi tanah), dan ketersediaan fasilitas yang memadai. Kawasan Perdagangan dan Jasa Pusat perdagangan baru diarahkan untuk dikembangkan pada wilayah selatan Kabupaten Lumajang, untuk meminimalisasi ketimpangan perkembangan wilayah utara dan selatan Kabupaten Lumajang. Dengan adanya arahan pengembangan kawasan selatan dengan pusat pertumbuhan wilayah pada SSWP Pasirian (Kecamatan Pasirian), maka araha perdagangan dan jasa skala kota diarahkan untuk dikembangkan pada pusat kegiatan wilayah, yaitu pada Kecamatan Pasirian Pertokoan, dimana pengembangannya diperlukan pada kawasan baru yang telah dan akan dikembangkan. Pertokoan ini sebaiknya berdekatan dengan fasilitas umum lainnya sehingga secara keseluruhan berfungsi sebagai pusat lingkungan Perlunya pengaturan lahan parkir pada kawasan perdagangan dan jasa, khususnya bagi perdagangan jasa yang berada di sepanjang jalan poros utama kota (pada pusat kota). Perlu adanya penegasan peraturan untuk pengembangan perdagangan dan jasa di Kabupaten Lumajang terutama pada jenis perdagangan yang banyak menimbulkan bangkitan dan tarikan yang besar harus disertai dengan sistem parkir yang memadai terutama parkir off street (dalam bangunan) supaya sirkulasi lalu lintas yang ada tidak terganggu. Kawasan Ruang Terbuka Hijau Perkotaan Perlunya pengembangan Ruang Terbuka Hijau sebagai paru-paru kota Untuk kawasan konservasi yang ada di bantaran sungai di Kabupaten Lumajang difungsikan juga sebagai RTH yang berfungsi untuk menjaga lingkungannya terutama erosi, dan juga difungsikan sebagai taman kota dan daerah peresapan air. Untuk kawasan-kawasan yang merupakan daerah aliran air (tangkapan air) terutama pada musim hujan diupayakan sebagai RTH yang berfungsi sebagai daerah peresapan air, misalnya pada daerah sungai yang berasal dari aktivitas Gunung Semeru.

Untuk lapangan olah raga yang ada sekarang sebisa mungkin dihindari untuk peralihan fungsi sebagai kawasan terbangun, dan hanya difungsikan sebagai RTH baik untuk tempat olah raga, taman kota, maupun sebagai peresapan air, misalnya pada Stadion Semeru.

Mempertahankan fungsi ganda dari guna lahan makam sebagai fasilitas umum dan juga RTH. Perlu dibuat taman-taman kota baik yang sifatnya aktif maupun pasif dan zona penyangga dari daerah kawasan permukiman. Untuk Ruang Terbuka Hujau (RTH) ada sekarang keberadaanya tetap dipertahankan dan dihindari peralihan fungsi maupun pemanfaatan selain RTH.

Kawasan Andalan Kawasan andalan yang ada di Kabupaten Lumajang direncanakan adalah kawasan Agropolitan Seroja sebagai kawasan andalan yang memiliki potensi sumberdaya alam dan potensi ekonomi lokal. Pengembangan kawasan andalan Agropolitan Seroja meliputi dua kecamatan yaitu Kecamatan Senduro, dan Pasrujambe. Rencana Penggunaan Lahan Kabupaten Lumajang Tabel Penggunaan Lahan Kabupaten Lumajang
Kode A. A.1 A.1.1 A.1.2 A.2 A.2.1 A.2.2 A.2.3 A.4 A.4.1 A.4.2 B B.1 B.2 B.2.1 B.2.2 B.3 B.3.1 B.3.2 B.4 B.4.1 B.4.2 B.5 B.6 B.7 Rencana Penggunaan Lahan Jenis Guna Lahan Kawasan Hutan Lindung Kawasan Suaka Alam Cagar Alam Suaka Margasatwa Kawasan Pelestarian Alam Taman Nasional Taman Hutan Raya Taman Wisata Alam Kawasan Perlindungan Bawahan Hutan Lindung Kawasan Resapan Air Kawasan Budidaya Kawasan Hutan Produksi Kawasan Pertanian Sawah Irigasi Pertanian Lahan Kering/Kebun Campur/Tegalan Kawasan Perikanan Perikanan Tangkap Pertambakan Kawasan Perkebunan Perkebunan Tanaman Sermusim Perkebunan Tanaman Tahunan Kawasan Peternakan Kawasan Pariwisata Kawasan Permukiman RTRW Jawa Timur 2005 - 2020 Kabupaten Lumajang Eksisting 2007 Rencana 2008 - 2028

19.899,50 22.900,00 30.641,93 13.325,98 27.987,82 13.926,66 34.123,25 15.300,00

25.510,22 4.099,90 26.425.58 691,90 39.298.25 51.227,65 50,00 5.050,80 14.474,75

23.340,35* 22.965,2 4.417,57 7.136,45 41.213 58.627 50 5.382 15.275

Kode B.8 B.8.1 -

Rencana Penggunaan Lahan Jenis Guna Lahan Kawasan Perindustrian Kawasan Industri Rawa / Danau / Waduk Lain-Lain Total Luas Kabupaten

RTRW Jawa Timur 2005 - 2020 774,85 210,00 179.079,99

Kabupaten Lumajang Eksisting 2007 Rencana 2008 - 2028 79,42 270,25 11.911,28 179.090,00 79,42 270 324 179.090,00

RENCANA PENETAPAN KAWASAN STRATEGIS Kawasan strategis kabupaten/kota adalah wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting dalam lingkup kabupaten/kota terhadap ekonomi, sosial, budaya, dan/atau lingkungan. Perencanaan kawasan strategis Kabupaten Lumajang diarahkan untuk pengembangan untuk kawasan strategis sosial dan perekonomian, budaya, serta pengembangan hidup. Kawasan Strategis Pengembangan Kawasan Ekonomi (KWT) Kawasan strategis pengembangan kawasan ekonomi di Kabupaten Lumajang diarahkan pada Kawasan Wonorejo Terpadu. Kawasan Wonorejo Terpadu terletak di Desa Wonorejo Kecamatan Kedungjajang. Dengan adanya KWT, sektor ekonomi mulai berkembang pesat, yang dapat dilihat dari semakin berkembangnya kawasan pemukiman, perdagangan, industri dan fasilitas sosial lainnya. Lokasi yang strategis, mudah dikenali, memiliki tingkat aksesibilitas tinggi, dan memiliki sarana prasarana penunjang yang memadai, menjadikan Kawasan Wonorejo Terpadu memiliki prospek yang bagus untuk dikembangkan. Kawasan Strategis Pengembangan Kawasan Perekonomian Jalur Lintas Selatan Pengembangan potensi pertanian dan perkebunan di seluruh Kecamatan yang terlewati Jalan Lintas Selatan. Pertambangan galian B di Kecamatan Yosowilangun, pertambangan galian C di Kecamatan Tempursari, Candipuro, Pasirian, dan Tempeh. Perikanan tangkap di pesisir Kecamatan Tempursari, Pasirian, Tempeh, Kunir dan Yosowilangun. Perikanan budidaya air payau di daerah pesisir Kecamatan Yosowilangun. Pariwisata pantai yang didukung aksesibiltas jaringan jalan ke obyek-obyek wisata di Kecamatan Tempursari, Pasirian dan Yosowilangun. Kawasan Strategis Pengembangan Kawasan Agropolitan Seroja Pengembangan agribisnis komoditas unggulan pisang, kopi, sayur-sayuran, sapi perah, kayu albasia. Peningkatan peran serta swasta (investor) dan masyarakat dalam pengembangan agribisni di Kawasan Agropolitan Seroja. Perbaikan dan peningkatan kondisi jalan-jalan yang rusak. Pembangunan terminal dan sub terminal. Pembangunan sistem jaringan listrik secara bertahap. kawasan strategis kepentingan

pengembangan kawasan strategis untuk kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan

Perencanaan penataan dan pengembangan fasilitas agroawisata, objek wisata yang dapat dikembangkan di Kawasan Agropolitan Seroja meliputi wana wisata, rest area, homestay, gardu pandang, pemancingan dan restoran apung.

Pembangunan lembaga penelitian pengembangan teknologi pertanian untuk


memenuhi kebutuhan teknologi tepat guna dalam proses pengolahan lahan dan penanganan hama. Kawasan Strategis Sosio Kultural Lokasi Pura Mandara Giri Semeru Agung ditetapkan sebagai kawasan strategis sosio-kultural karena memiliki nilai budaya yang tinggi dan perlu dilestarikan sebagai salah satu potensi utama dalam mendukung pengembangan pariwisata di Kabupaten Lumajang. Pembangunan di sekitar lokasi pura diperlukan adanya pembatasan pembangunan yang didasarkan pada peraturan mengenai pengelolaan kawasan budaya terutama pada 3 tahapan (1). Eksplorasi atau penelitian, (2). Preservasi, konservasi, dan restorasi, (3). Pemanfaatan kawasan yang merupakan satu kesatuan yang tidak bisa lepas. Kawasan Strategis Penyelamatan Lingkungan Hidup Diarahkan pada Kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru yang meliputi wilayah Desa Sidomulyo, Pronojiwo, Sumberurip, dan Supiturang Kecamatan Pronojiwo; Desa Pasrujambe dan Jambekumbu Kecamatan Pasrujambe; Desa Ranupane, Argosari, Burno, Kandangtepus dan Wonocempokoayu Kecamatan Senduro; Desa Pakel, Gucialit, dan Kertowono Kecamatan Gucialit. Pengembangan kawasan wisata alam dan wisata penelitian karena memiliki keragaman dan kerapatan vegetasi yang tinggi. Peningkatan pengamanan dan konservasi hasil hutan untuk menghindari kerusakan hutan yang dapat bekerjasama dengan masyarakat sekitar kawasan. Peningkatan koordinasi antar instansi yang memiliki kepentingan dengan kawasan untuk menghindari konflik kepentingan dan menjaga kelestarian hutan taman nasional.

PARTISIPASI DAN KERJASAMA Hak Masyarakat Mengetahui rencana tata ruang. Menikmati pertambahan nilai ruang sebagai akibat penataan ruang. Memperoleh penggantian yang layak atas kerugian yang timbul akibat pelaksanaan kegiatan pembangunan yang sesuai dengan rencana tata ruang. Mengajukan keberatan kepada pejabat berwenang terhadap pembangunan yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang di wilayahnya. Mengajukan tuntutan pembatalan izin dan penghentian pembangunan yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang kepada pejabat berwenang.

Mengajukan gugatan ganti kerugian kepada pemerintah dan/atau pemegang izin


apabila kegiatan pembangunan yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang menimbulkan kerugian. Kewajiban Masyarakat Memelihara kualitas ruang, memelihara ketentuan penggunaan dan ketentuan teknis yang berlaku pada bangunan/ lahan yang dikuasainya. Menaati ruang. Memanfaatkan ruang sesuai dengan izin pemanfaatan ruang dari pejabat yang berwenang. Mematuhi ketentuan yang ditetapkan dalam persyaratan izin pemanfaatan ruang. Memberikan akses terhadap kawasan yang oleh ketentuan peraturan perundangundangan dinyatakan sebagai milik umum. Peran Serta Masyarakat Pemberian masukan dalam penentuan arah pengembangan wilayah yang akan dicapai. Pengidentifikasian berbagai potensi dan masalah pembangunan, termasuk bantuan untuk memperjelas hak atas ruang di wilayah dan termasuk pula perencanaan tata ruang kawasan. Pemberian Kabupaten. Pemberian informasi, saran, pertimbangan atau pendapat dalam penyusunan strategi pelaksana pemanfaatan ruang wilayah Kabupaten. masukan dalam merumuskan perencanaan tata ruang wilayah rencana tata ruang yang telah ditetapkan, berlaku tertib dalam keikutseraannya dalam penyusunan, pemanfaatan, dan pengendalian penataan

Pengajuan tanggapan terhadap rancangan RTRW Kabupaten.

Anda mungkin juga menyukai